SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
Aljabar Dasar
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Semester II
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Indrya Mulyaningsih,M.Pd
Vivi Fitri Falentina
(14121520527)
Kelas/ Semester : Matematika C/ II
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2013
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132
Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penemu aljabar adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-
Khwarizmi. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti
"pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika
yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar
juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam
sebuah bidang.
Bentuk aljabar sangat penting dalam matematika, ketika
menyelesaikan suatu masalah tidak jarang terlebih dahulu menyatakannya
dalam bentuk aljabar untuk mempermudah dan menyederhanakan suatu
masalah tersebut.
Dalam aljabar terdapat bermacam-macam jenis aljabar yang dapat
dipelajari diantaranya:
1) aljabar dasar yang mencatat sifat-sifat operasi bilangan riil,
menggunakan simbol sebagai "pengganti" untuk menandakan
konstanta dan variabel, dan mempelajari aturan tentang ungkapan dan
persamaan matematis yang melibatkan simbol-simbol tersebut.
2) Aljabar abstrak, yang secara aksiomatis mendefinisikan dan
menyelidiki struktur aljabar seperti kelompok matematika, cincin
matematika dan matematika bidang.
3) Aljabar linear, yang mempelajari sifat-sifat khusus ruang vektor
(termasuk matriks).
4) Aljabar universal, yang mempelajari sifat-sifat yang dimiliki semua
struktur aljabar.
5) Aljabar komputer, yang mengumpulkan manipulasi simbolis benda-
benda matematis.
Dalam makalah ini yang berjudul ”Aljabar Dasar” ini, akan
dibahas materi Aljabar Dasar yang biasa dipelajari ketika pengenalan
dengan materi aljabar.
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian aljabar.
2) Sistem bilangan dalam aljabar.
3) Unsur-unsur aljabar.
4) Operasi dalam bentuk aljabar.
5) Penerapan aljabar.
6) Pertidaksamaan.
C. Tujuan
1) Mengetahui aljabar dan operasinya.
2) Mengetahui Penerapan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menyelesaikan tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia.
D. Manfaat
1) Mengetahui aljabar dan operasinya.
2) Mengetahui Penerapan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
3) Terselesaikannya UAS mata kuliah Bahasa Indonesia.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Aljabar
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti
"pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika
yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika.
Aljabar adalah persamaan yang terdiri dari variabel (peubah) dan
konstanta yang dihubungkan dengan tanda operasi hitung serta tidak
mengunkan tanda sama dengan.1
Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dapat
mempermudah masalah-maslah yang sulit dengan menggunakan huruf.
Huruf-huruf tersebut mewakilli bilangan yang belum diketahui dalam
hitungan.2
Bentuk aljabar adalah bentuk penulisan yang merupakan
kombinasi antara koefisien dan variabel.3
B. Sistem Bilangan dalam Aljabar
1 Joko Unarto, Buku Pintar SMP (Jakarta: Wahyu Media, 2007) hal. 69.
2 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Matematika VII (Sukoharjo: Azet
Media Pratama, 2010) hal. 28.
3 Aspar, Buku Kerja Matematika 1 (Bogor: Quadra, 2009) hal. 50.
Dalam matematika mempelajari bilangan dan operasi-operasi
terhadap bilangan-bilangan. Himpunan simbol tanpa akhir 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, …, yang digunakan dalam perhitungan atau disebut bilangan asli.
Ketika menambahkan dua dari bilangan-bilangan tersebut,
misalnya 5 dan 7, dimulai dengan 5 (atau dengan 7) dan menghitung ke
kanan tujuh (atau lima) bilangan hingga angka 12. Jumlah bilangan asli
adalah bilangan asli, yang berarti jumlah dua anggota himpunan diatas
adalah salah satu anggota dari himpunan tersebut.4
1) Bilangan Bulat
Pengurangan dapat dilakukan dengan memperluas himpunan
bilangan. Menambah (+) di depan setiap bilangan asli (dalam
praktiknya, lebih mudah jika tanda ini tidak dituliskan) untuk
membentuk bilangan bulat positif, menambah tanda (–) di depan
setiap bilangan asli (tanda ini harus selalu ditulis) untuk membentuk
bilangan bulat negatif, dan membuat sebuah simbol baru 0 (dibaca
nol), seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1-1.5
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 1-1
Pada himpunan bilangan bulat
… , -8, -7, -6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3, +4, +5, +6, +7, +8, …
4 Frank Ayres, dkk, Matematika Universitas, terj Chisman Silaban (Jakarta: schaum’s Easy
Outlines, 2006) hal.1.
5 Ibid., hal.2.
Operasi-operasi penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan.
Aturan 1: Untuk menjumlahkan dua bilangan yang memiliki tanda
yang sama, tambahkan nilai-nilai numeriknya dan beri
awalan dengan tanda yang sama tersebut.
Aturan 2: Untuk menjumlahkan dua bilangan yang memiliki tanda
yang berbeda, kurangkan nilai yang lebih kecil dari nilai
yang lebih besar, dan beri awalan dengan tanda yang
dimliki oleh bilangan yang mempunyai nilai numerik yang
lebih besar.
Aturan 3: Untuk mengurangkan suatu bilangan, ubahlah tandanya lalu
tambahkan.
Aturan 4: Untuk mengalikan atau membagi dua bilangan (jangan
pernah membagi dengan 0), kalikan atau bagilah nilai-nilai
numeriknya, dengan memberikan awalan tanda (+) jika
kedua bilangan memiliki tanda yang sama atau tanda (–)
jika keduanya memiliki tanda yang berbeda.
2) Bilangan Rasional
Himpunan bilangan rasional terdiri dari semua bilangan
berbentuk m/n, dimana m dan n ≠ 0 adalah bilangan bulat. Jadi,
bilangan rasional meliputi bilangan-bilangan bulat dan pecahan biasa,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-2.6
6 Ibid., hal. 3.
-2/3 ½ 5/3
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
4
aturan 5: Nilai suatu bilangan rasional tidak berubah baik pembilang
ataupun penyebutnya, kedua-duanya dikalikan atau dibagi
dengan bilangan yang sama dan bukan nol.
Aturan 6: Jumlah (selisih) dari dua bilangan rasional yang memiliki
penyebut yang sama adalah sebuah bilangan rasional yang
penyebunya adalah penyeut yang sama tersebut dan
pembilangnya adalah jumlah (selisih) dari pembilang kedua
bilangan tersebut.
Aturan 7: Hasil kali dari dua atau lebih bilangan rasional adalah
sebuah bilangan rasional yang pembilangnya adalah hasil
kali dari pembilang-pembilangnya dan penyebuntnya adalah
hasil kali penyebut-penyebutnya.
Aturan 8: Hasil bagi dari dua bilangan rasional dapat dihitung
menggunakan atran 5 dengan penyebut persekutuan terkecil
dari kedua bilangan rasional tersebut sebagai pengalinya.
3) Desimal
Dalam menuliskan bilangan menggunakan sistem proposional
yaitu suatu angka berdasarkan posisinya dalam urutan.7
Contoh:
7 Ibid., hal.4.
a) 423, nilai proposional dari 4 adalah 4 (100) sedangkan dalam
234, nilai proposional dari 4 adalah 4 (1).
b) 42,35 berarti, 4 (10) + 2 (1) + 3 (10
1
) + 5 (100
1
)
Karena nilai proposional melibatkan bilangan 10, sistem
notasi ini disebut sistem desimal.
4) Presentase
Symbol %, dibaca persen berarti per seratus. Jadi 5% sama
dengan 100
5
atau 0,05. Bilangan apapun ketika dinyatakan dalam notasi
desimal dapat ditulis sebagai suatu persen dengan cara mengalikan
bilangan tersebut dengan 100 kemudian memberi simbol %.
Sebaliknya. Presentase dapat dinyatakan dalam bentuk desimal dengan
menghilangkan simbol % dan membaginya dengan 100.8
5) Bilagan Irasional
Keberadaan bilangan lain selain bilangan rasional dapat
disimpulkan berdasarkan salah satu dari pertimbangan, banyangkan
suatu desimal tidak berulang dalam waktu yang tidak terbatas dengan
cara memasukkan secara berturut-turut angaka yang dipilih secara
random.9
8 Ibid.
9 Ibid., hal. 5.
6) Bilangan Real
Himpunan bilangan real terdiri dari bilanga rasional dan
irasional. Bilangan-bilangan real dapat diurutkan dengan
membandingkan representasi desimalnya.10
7) Bilangan Kompleks
Dalam himpunan bilangan real, tidak ada bilangan yang
kuadratnya adalah -1. Jika terdapat bilangan seperti itu, misalnya 1−
maka menurut definisinya adalah ( 1− ) = -1.
C. Unsur-Unsur Aljabar
1) Variabel, Koefisien dan Konstanta
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilainya dengan jelas. Sedangkan koefisien adalah fakor
konstanta yang mendahului peubah berpangkat suatu bentuk bentuk
aljabar. Dan konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang tidak
memuat variabel.2
Misalnya diketahui bentuk suatu aljabar adalah, xy –
7x + 2y +3, maka unsur-unsurnya adalah:
a) variabel: xy, x, dan y.
b) koefisien dari variabel (xy = 1), (x = -7), dan (y = 2).
c) konstanta: 3
2) Suku
10 Ibid.
2 Aspar, Op. Cit, hal. 28.
Suku adalah tiap bentuk aljabar yang dituliskan sebagai jumlah
dari beberapa bentuk aljabar lainnya. Jenis suku aljabar berdasarkan
banyaknya jumlah suku dalam suatu bentuk aljabar dibagi menjadi dua
jenis suku yaitu suku tunggal dan suku banyak. Suku tunggal adalah
bentukan yang terdiri dari suatu bilangan, hasil bagi atau hasil kali.
Dan suku banyak adalah bentukan yang terdiri dari beberapa suku
tunggal.11
Sedangkan bedasarkan jenis variabelnya suatu aljabar aljabar
dibagi menjadi dua yaitu suku sejenis dan tidak sejenis.
Dikutip dari Joko Unarto dalam Buku Pintar SMP (2007:
70) “Suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan
pangkat yang sama dan bersifat dapat dijumlahkan atau
dikurangkan. Sedangkan suku tidak sejenis adalah suku yang
variabelnya berbeda bersifat tidak dapat dijumlah atau
dikurangkan.”
Contoh:
a) Diketahui bentuk aljabar:
(1) 5a
(2) 3x + 2y
(3) 5y + 3y + 6
Dari bentuk aljabar pada contoh diketahui “a” adalah aljabar
bersuku tunggal, “b” bersuku dua(suku banyak) dan “c”
bersuku tiga (suku banyak).
b) Diketahui 2x + 3y + 10x,
11 S. Teguh Arifin, dkk, Rumus – Rumus Matematika Lengkap (Surabaya: Apolo, 1987) hal. 65.
maka : 2x + 10x disebut suku sejenis dan 3y disebut suku tidak
sejenis.
D. Operasi dalam Bentuk Aljabar
1) Ketentuan operasi bentuk aljabar adalah:2
1) a + b = b + a
Contoh: 3 +7 = 7 +3
+4 = 4 + 8
2) + (+a) = +a
Contoh: +3 + (+7)= +3 +7 = 10
Ingat: + (+7) = +7
3) +(-a)= -a
Contoh : (+5) + (-7) = +5 -7= -2
Ingat: + (-7) = -7
4) – (+a)= -a
Contoh : +4 - (+3) = 4 -3 = 1
Ingat: -(+3) = -3
5) –(-a) = +a
Contoh: (+12) –(-5) = 12 + 5 = 17
Ingat: - (-5) = +5
2) Penjumlahan dan Pengurangan
2 Ibid., hal. 63.
Bentuk-bentuk aljabar adalah dapat dilakukan penjumlahan
atau pengurangan dengan menggunakan sifat komutatif, distributif dan
memperhatikan koefisien dari suku-suku sejenis.12
Contoh:
a) Tentukan hasil penjumlahan 4x + 3x43
– 2xy + x dengan y + x2
y –
5x4
.
Jawab:
= (4x4
+ 3x3
– 2xy + x) + (y + x2
y – 5x4
)
= 4x4
+ 5x4
+ 3x3
+ x2
y + 2xy + x
= x4
+ 3x3
+ x2
y + 2xy + x
b) Kurangkanlah 4x + 5 dari 2y + 3
Jawab:
(2y + 3) – (4x + 5) = 2y – 4x + (3 – 5)
= 2y – 4x – 2
3) Perkalian Suku Aljabar
Bentuk perkalian suku aljabar secara umum ditulis:13
a) Suku tunggal dengan suku tunggal: k (ax) = kax
b) Perkalian satu bilangan dengan suku dua :
k (ax + b) = (k . ax) + (kb)
= kax + kb
Contoh:
12 Panco Sudjatmiko, Pelajaran Matematika (Solo: Tiga Serangkai, 2003), hal. 151.
13 Ibid., hal. 153.
sederhanakan 2 (2x + 1) = 4x + 2
c) Perkalian suku dua dengan suku dua:
(ax + b) (px + q) = ax (px + q) + b (px + q)
= ap x + aqx + bpx + bq
= apx2 2
+ (aq + bp) x + bq
Contoh:
Tentukan (3x -1) (-2x + 5)
Jawab:
(1) Cara 1: (3x -1) (-2x + 5) = 3x (-2x + 5) – 1 (-2x + 5)
= - 6x2
+ 15x + 2x – 5
= - 6x2
+ 17x – 5
(2) Cara 2 :
x -2x 5
3x -6x2
15x
1 2x -5
Hasil yang di dapat cara pertaman dan kedua adalah sama.
4) Pembagian
Ketentuan pembagian:
c
b
a
=
, maka b x c = a.
a)
+=
−
−
=
+
+
,
b)
−=
−
+
=
+
−
,
c) Pembagian bilangan berpangkat: pa
: pb
= p(a-b)
,
contoh:
43
: 42
= 43-2
= 4
=
3
6
7
64
2
5
25
x
y
x
yx
=
−
−
.
d) Pembagian suku banyak dan suku tunggal: p
bp
p
ap
p
bpap
+=
+
.
Contoh:
33
7
3
7
5252
xy
x
xy
xy
xy
xxy
+=
+
3
4
5
1
2
y
y
+=
5) Perpangkatan
Ketentuan dalam memangkatkan adalah:
a) Suatu bilangan positif jika dipangkatkan hasilnya selalu positif.14
Contoh:
(5)2
= (5) x (5)
= 25
(+b)3
= (+b) x (+b) x (+b)
= +b3
Keterangan:
(1) 5 dan b disebut bilangan pokok.
14 Ibid., hal. 67.
(2) 2 dan 3 disebut bilangan pangkat atau eksponen.
b) Suatu bilangan negatif jika dipangkatkan dengan pangkat genap
hasinya selalu positif.15
Contoh:
(-5)2
= (-5) x (-5)
= 25
c) Hanya bilangan negatif jika dipangkatkan dengan pangkat ganjil
hasilnya selalu negatif.
Contoh:
(-4)3
= (-4) x (-4) x (-4)
= -64
d) Bilangan nol jika dipangkatkan hasilnya selalu nol.
Contoh :
(0)2
= 0
e) Suatu bilangan yang berlawanan jika dipangkatkan sama dan
genap, maka hasilnya selalu positif dan sama.
Di tuliskan: (-a)2n
= (+a)2n
Contoh:
(-2)4
= (-2) x (-2) x (-2) x (-2)
= (+2)4
= +16
(+2)4
= (+2) x (+2) x (+2) x (+2)
= + 16
15 Ibid.
f) Suatu bilangan yang berlawanan jika dipangkatkan sama dan
ganjil, maka hasilnya selalu berlawanan.
Dituliskan: (-a)2n-1
Contoh:
(-a)5
= (-a) x (-a) x (-a) x (-a) x (-a)
= -a5
(+a)5
= (+a) x (+a) x (+a) x (+a) x (+a)
= +a5
Suatu bilangan berpangakat yang memiliki variabel yang sama
memiliki ketentuan sebagai berikut:
(1) Pengalian: pa
pb
= p(a+b)
contoh: 22
23
= 2(2+3)
= 25
(2) Penguadratan: (pa
)b
= pab
contoh: (32
)2
= 32.2
= 34
Pemaktoran
Memfaktorkan adalah menyatakan bentuk penjumlahan menjadi
bentuk perkalian.
a) Bentuk ax + ay
suatu bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai bentuk
perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan memiliki
factor yang sama.
Ponco Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003:
156) menyebutkan hukum distributif: “ax + ay = a (x + y),
dengan a, x, y adalah bilangan real.” a dan (x + y) merupakan
faktor-faktor dari ax + ay.
Contoh:
Faktor 6x – 2x3
= 2x (3 – x2
)
b) Bentuk x2
+ 2xy + y2
dan x2
– 2xy + y2
Memfaktorkan bentuk x2
+ 2xy + y2
dan x2
– 2xy + y2
:
(1) x2
+ 2xy + y2
= x2
+xy + xy + y2
(mengubah 2xy menjadi xy + xy)
= (x2
+ xy) + (xy + y2
)
= x (x + y) + y (x + y)
= (x + y) (x + y)
(2) x2
– 2xy + y2
= x2
– xy – xy + y2
(mengubah -2xy menjadi –xy -xy)
= (x2
– xy) – (xy – y2
)
= x (x – y) – y (x – y)
= (x – y) (x – y)
Dari uraian tersebut diperoleh pernyataan:16
x + 2xy + y22
= (x + y) (x + y)
16 Panco Sudjatmiko, Op. Cit, hal. 157.
x2
– 2xy + y2
= (x – y) (x – y)
contoh:
factor dari x2
+ 6xy + 9y2
= x2
+ 3xy + 3xy + 9y2
= (x2
+ 3xy) + (3xy + 9y2
)
= x (x + 3y) + 3y (x + 3y)
= (x + 3y) (x + 3y
c) Bentuk x2
– y2
Bentuk x2
– y2
disebut selisih dua kuadrat karena
merupakan pengurangan atau selisih dari suku-suku yang masing-
masing adalah bentuk kuadrat. Selisih dua kuadrat difaktorkan
sebagai berikut.
x2
– y2
= x2
– xy - xy - y2
= (x2
– xy) – (xy – y2
)
= x (x – y) – y (x – y)
= (x – y) (x – y)
Pemfaktoran selisih dua kuadrat dikutip dari Ponco
Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003: 156) adalah, “ x2
–
y2
= (x – y) (x – y) “
Contoh:
Faktor dari x2
– 16 = x2
- 42
= (x – 4) (x + 4)
d) Bentuk ax2
+ bx + c dengan a = 1
Dikutip dari Ponco Sudjatmoko dalam Pelajaran
Matematika (2003: 156) ketentuan untuk memfaktorkan ax2
+ bx +
c dengan a = 1 adalah, “ax2
+ bx + c = (x + p) (x + q), dengan c = x
+ p dan b = x + q”.
Contoh:
Faktorkanlah bentuk-bentuk berikut.
(1) x2
+ 5x + 4
(2) x2
– x – 6
jawab:
(1) x2
+ 5x + 4, dua bilangan dengan hasil kali = 4 dan jumlah =
5 adalah 1 dan 4,
x2
+ 5x + 4 = (x + 1) (x + 4)
(2) x2
– x – 6, dua bilangan dengan hasil kali = -6 dan jumlah =
-1 adalah 2 dan -3,
x2
– x – 6= (x – 3) (x - 4)
e) Bentuk ax2
+ bx + c dengan a ≠ 1
Ketentuan untuk aljabar yang bentuk ax2
+ bx + c dengan a
≠ 1 dikutip dari Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003:
156) adalah, “ ax2
+ abx + ac = ax2
+ a (p + q) x + pq, dengan ac =
pq dan b = p + q.”
Contoh:
Faktorkan bentuk-bentuk berikut:
(1) 3x2
+ 10x – 8,
(2) 4x2
– 9x + 2.
Jawab:
(1) 3x2
+ 10x – 8, b = 10 dan c = -8.
Dua bilangan yang hasil kalinya = 3. (-8) = -24 dan
jumlahnya = 10 adalah -2 dan 12.
Sehingga 3x2
+ 10x – 8 = 3
)123)(23( −− xx
= 3
)4.(3).23( −− xx
3x2
+ 10x – 8 = (3x – 2) (x + 4)
(2) 4x2
– 9x + 2, a = 2, b = 7, dan c = 3
Dua bilangan yang hasil kalinya = 4 . 2 = 8 dan
jumlahnya = -9 adalah -1 dan -8,
Sehingga 4x2
– 9x + 2 = 4
)84)(14( −− xx
= 4
)2.(4).14( −− xx
4x2
– 9x + 2 = (4x – 1) (x – 2)
6) Pecahan dalam Bentuk Aljabar
a) Sifat-Sifat Pacahan Aljabar.17
(1) Harga suatu bilangan tidak berubah jika pembilang dan
penyebut dikalikan dengan suatu bilangan yang sama.
(2) Mengalikan suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah
mengalikan pembilangnya dengan bilangan tersebut.
17 S. Teguh Arifin, Op. Cit, 78-79.
(3) Pembilang dan penyebut memiliki tanda yang berlawanan
maka pecahan tersebut adalah negatif.
(4) Pembilang dan penyebut tandanya sama maka pecahan tersebut
adalah positif.
(5) Memangkatkan suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah
memangkatkan pembilang dan penyebut dengan bilangan itu.
(6) Membagi suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah
mengalikan pecahan tersebut dengan kebalikan bilangan
tersebut.
(7) Hasil kali pecahan dengan pecahan yang lain diperoleh dengan
mengalikan pembilang dan penyebut dua pecahan tersebut.
b) Operasi Hitung Pecahan
(1) Penjumlahan dan Pengurangan
Pada himpunan bilangan pecahan, hasil operas
penjumlahan dan penguragan dapat diperoleh dengan cara
menyamakan penyebutnya terlebih dahulu kemudian
menjumlahan atau mengurangkan pembilangnya.18
Contoh:
Sederhanakanlah bentuk berikut.
(a) 6
1
3
2
+
(b) 4
1
3
1
−
jawab:
18 Panco Sudjatmiko, Op. Cit, hal. 161
(a) 6
1
6
4
6
1
3
2
+=+
6
5
=
(b) 12
3
12
4
4
1
3
1
−=−
12
1
=
Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada
operasi penjumlahan atau pengurangan dalam bentuk aljabar.
Contoh:
Sederhanakanlah!
(a) 32
xx
+
(b) xyx
11
+
Jawab:
(a) 6
2
6
3
32
xxxx
+=+
6
5
6
23 xxx
=
+
=
(b) xyx
y
xyx
111
+=+
= xy
y 1+
(2) Perkalian dan Pembagian
Hasil perkalian dua pecahan dapat diperoleh dengan cara
mengalikan pembilang, dan penyebut dengan penyebut.19
bq
ap
q
p
x
b
a
=
Contoh:
Tentukan hasil perkalian berikut.
(a) x
a
x
y
x
63
2
19 Ibid., hal. 162.
(b) 32
b
x
a
Jawab:
(a) y
a
xy
ax
x
a
x
y
x
96.3
.2
63
2
==
(b) 632
abb
x
a
=
c) Menyederhanakan Pecahan
Pecahan dikatakan sedehana jika pembilang dan penyebut
dari pecahan tersebut tidak memilki factor persekutuan kecuali 1.20
Contoh:
p
yx
p
yx 32
2
64 +
=
+
d) Menyederhanakan Pecahan Bersusun
Suatu pecahan dengan pembilang atau penyebut atau
kedua-duanya memuat pecahan disebut pecahan bersusun. Untuk
menyederhanakan pecahan bersusun dilakukan dengan cara
mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut pecahan yang terdapat
pada pembilang maupun penyebut pecahan yang terdapat pada
penyebut pecahan yang bersusun. Hal itu dilakukan agar
pembilang dan penyebut pada pecahan bersusun tidak lagi memuat
pecahan.21
Contoh:
20 Ibid., hal. 164.
21 Ibid., hal. 165.
)
3
1
1(12
)
4
1
2
1
(12
3
1
1
4
1
2
1
−
+
=
−
+
= 412
36
−
+
= 8
1
1
8
9
=
7) Persamaan dengan Dua Buah Bilangan Yang Tidak Diketahui
Suatu persamaan dimana akar persamaan yang satu tergantung
pada harga persamaan yang lain.22
Cara menyederhanakan dapat dilakukukan dengan metode
penyamaan, subsitusi (mengganti adalah pekerjaan menukar huruf-
huruf dengan angka-angka.23
), serta menjumlah dan mengurangkan.
Contoh:
a) 4x + 3y = 24 (berarti harga x tergantung harga y, begitupun
sebaliknya)
b) tentukan nilai x dan y dari persamaan berikut:
4x – 2y = -20 …………… (i)
x + 2y = 25 …………… (ii)
jawab:
(1) metode penyamaan
Persamaan I: 4x – 2y = -20
4x = 2y – 20
x = 4
202 −y
persamaan II: x + 2y = 25
22 S. Teguh Arifin, dkk, Op.cit, hal. 79.
23 Ibid., hal. 66.
x = -2y + 25
maka: 4
202 −y
= -2y + 25
2y – 20 = 4 (-2y + 25)
2y – 20 = -8y + 100
2y + 8y = 100 + 20
10y = 120
y = 10
120
= 12 …………….. (iii)
masukan persamaan (iii) ke (i)
4x – 2y = -20
4x – 2 (12) = -20
4x = -20 + 24
x = 4
4
= 1
jadi nilai x = 1 dan y = 12
(2) metode subsitusi bentuk aljabar
Persamaan I: 4x – 2y = -20
4x = 2y – 20
x = 4
202 −y
untuk nilai x masukan ke persamaan (ii)
x + 2y = 25
4
202 −y
- 2y = 25
4
8202 yy +−
= 25
2y – 20 + 8y = 25 . 4
2y+8y = 100 + 20
10y = 120
y = 10
120
= 12
untuk nilai y = 12 maskan ke persamaan (i)
x – 2y = - 20
4x – 2 (12) = -20
4x = -20 + 24
x = 4
4
= 1
(3) metode menjumlahkan dengan mengurangkan
4x – 2y = -20
x + 2y = 25 +
5x = 5
x = 5
5
= 1
masukan persamaan (ii)
x + 2y = 25
1 + 2y = 25
2y = 25 – 1
y = 5
5
= 1
8) KPK dan FPB Bentuk Aljabar
a) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
KPK merupakan hasil kali semua faktorprima berbeda
dengan mengambil pangkat tertinggi untuk factor prima yang
sama.24
KPK atau pembagi persekutuan dapat didefinisikan juga
adalah suatu bilangan bulat a disebut pembagi (factor) persekutuan
b dan c, jika a│b (a habis membagi b) dan a│c (a habis membagi
c).25
Contoh:
Tentukan KPK dari 4ab dan 8a22
b.
Jawab:
Factor dari 4ab2
= 22
. a . b2
Factor dari 8a2
b = 23
. a2
. b
Jadi KPK dari 4ab2
dan 8a2
b adalah 23
. a2
. b2.
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
FPB merupakan perkalian factor prima yang sama dengan
mengambil pangkat terendahnya.26
24 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Op. Cit, hal. 30.
25 Eman dan Turmudi, Perkenalan dengan Teori Bilangan (Bandung: Wijayakusumah, 1993)
hal. 135.
26 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Op. Cit, hal.30.
FPB atau kelipatan perseekutuan adalah bilangan-bilangan
bulat a dan b masing-masing tak nol, mempunyai kelipatan
persekutuan c, jika a│c dan b│c.27
Contoh:
Tentukan FPB dari 3xy dan 6xyz.
Jawab:
Faktor dari 3x22
y = 3 . x2
. y
Faktor dari 6xyz = 3 . 2 . x . y . z
Jadi FPB dari 3x2
y dan 6xyz adalah 3xy.
9) Derajat Aljabar
a) Derajat Suku Tunggal
Derajat suku tunggal ditentukan oleh jumlah faktor
hurufnya.28
Contoh: 4 abc disebut suku berderajat 3, 1 faktor angka 4 dan 3
faktor huruf abc.
b) Derajat Suku Banyak
Derajat suku banyak ditentukan oleh derajat suku tertinggi
diantara suku tersebut.29
Contoh: 6a + 6a54
+ 5a2
b – 15
Disebut suku lima berderajat 6 (suku – suku ini
berderajat : 5 ; 5 ; 3 ; 6 ; 0).
27 Eman dan Turmudi, Op. Cit, hal 139.
28 S. Teguh Arifin, dkk, Op. Cit, hal. 70.
29 Ibid., hal. 71.
E. Penerapan Aljabar
Ketentuan untuk hubungan nilai keseluruhan dan nilai per unit adalah:
1) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit.
2) Nilai per unit = nilai keseluruhan : nilai banyak unit.30
Contoh:
a) Harga sebuah buku tulis Rp.2000,00 berapakan harga 3 buku tulis?
b) Ani diberi uang saku untuk satu minggu yaitu Rp 14000,00 berapakah
uang saku Ani untuk sehari?
c) Diatas meja terdapat 3 buah buku tulis dan lima buah pensil, karena
ada angin yang besar pensil yang di meja jatuh 2 pensil, berapakah
jumlah pensil yang ada di atas meja sekarang?
Jawab:
a) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit
= 3 . (Rp 2000,00)
= Rp 6000,00.
Jadi harga untuk tiga buah buku adalah Rp 6000,00.
b) Nilai per unit = nilai keseluhan : banyak unit
= Rp 14000,00 : 7
= Rp 2000,00
Jadi uang saku Ani sehari adalah Rp 2000,00.
c) Dimisalkan buku dengan variabel x dan pensil dengan variabel y,
maka: 3x + 5y – 2y = 3x + 3y.
Jadi sisa pensil yang ada di atas meja adalal 3 buah.
30 Aspar, Op. Cit, hal. 60.
F. Pertidak Samaaan
Pertidak samaan (inequality) adalah pernyataan bahwa sebuah
bilangan (real) lebih besar atau lebih kecildari pada sebuah bilangan yang
lainnya, sebagai contoh : 3 > -2, -10 < -5.31
Dua pertidaksamaan dikatakan mempunyai arah yang sama jika
tandanya menunjuk kearah yang sama. Jadi, 3 > -2 dan -5 > -10
mempunyai arah yang sama; 3 > -2 dan -10 < -5 mempunyai arah yang
berlawanan.
Ketentuan arah pertidaksamaan adalah tidak berubah:
a) Jika bilangan yang sama ditambahkan atau dikurangkan pada kedua
sisi pertidaksamaan.
b) Jika kedua sisi pertidaksamaan dikalikan atau dibagi bilangan
positif yang sama.
Arah pertidaksamaan menjadi berubah jika kedua sisi dikalikan
atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama.
Pertidaksamaan absolut adalah pertidaksamaan yang benar untuk
semua nilai real dari huruf-huruf yang terlibat. Contoh: x + 2 > 5 adalah
pertidaksamaan bersyarat karena pertidaksamaan inibenar untuk x = 4 tapi
salah untuk x = 1.
Ketentuan pertidaksamaan bersyarat dikutip dari Frank Ayres, dkk,
pada Matematika Universitas (2006: hal.8) adalah “dalam suatu huruf,
katakanlah x, terdiri dari semua nilai x yang membuat pertidaksamaan
31 Frank Ayres, dkk, Op. Cit, hal.8.
tersebut benar. Nilai-nilai terletak pada suatu lebih atau interval pada skala
bilangan real.”
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Penemu Aljabar adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-
Khwarizmi. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti
"pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika
yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar
juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam
sebuah bidang.
Sistem bilangan dalam aljabar yaitu menggunakan bilanga real atau
bilangan asli. Unsur-unsur aljabar yaitu variabel, koefisien, konstanta dan
suku.
Operasi dalam bentuk aljabar:
1) a + b = b + a
Contoh: 3 +7 = 7 +3
+4 = 4 + 8
2) + (+a) = +a
Contoh: +3 + (+7)= +3 +7 = 10
Ingat: + (+7) = +7
3) +(-a)= -a
Contoh : (+5) + (-7) = +5 -7= -2
Ingat: + (-7) = -7
4) – (+a)= -a
Contoh : +4 - (+3) = 4 -3 = 1
Ingat: -(+3) = -3
5) –(-a) = +a
Contoh: (+12) –(-5) = 12 + 5 = 17
Ingat: - (-5) = +5
Penerapan aljabar memiliki ketentuan untuk hubungan nilai
keseluruhan dan nilai per unit adalah:
1) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit.
2) Nilai per unit = nilai keseluruhan : nilai banyak unit.
Pertidak samaan (inequality) adalah pernyataan bahwa sebuah
bilangan (real) lebih besar atau lebih kecildari pada sebuah bilangan yang
lainnya. Ketentuan pertidaksamaan bersyarat dikutip dari Frank Ayres,
dkk, pada Matematika Universitas (2006: hal.8) adalah “dalam suatu
huruf, katakanlah x, terdiri dari semua nilai x yang membuat
pertidaksamaan tersebut benar. Nilai-nilai terletak pada suatu lebih atau
interval pada skala bilangan real.”
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna sebagaimana mestinya dan
dapat memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Aljabar. 10 April 2013. Diuntuh 15
April 2013 dan jam 15.06 WIB.
Aspar. 2009. Buku Kerja Matematika 1. Bogor: Quadra.
Ayres, Frank dkk. 2006. Matematika Universitas, terj Chrisman Silaban.
Jakarta: Schaum’s Easy Outlines.
Eman dan Turmudi. 1993. Perkenalan dengan Teori Bilangan. Bandung:
Wijayakusumah.
Kesuma, Puja, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti. 2010. Matematika
VII. Sukoharjo: Azet Media Pratama.
Sudjatmiko, Panco. 2003. Pelajaran Matematika. Solo: Tiga Serangkai.
Teguh, S. Arifin dkk.1987. Rumus – Rumus Matematika Lengkap.
Surabaya: Apolo.
Unarto, Joko. 2007. Buku Pintar SMP. Jakarta: Wahyu Media.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil BelajarTes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Jenny Givany
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal Matematika
Nnoffie Khaa
 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
Aisyah Turidho
 
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
ssuserd78601
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola BilanganRencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Amyarimbi
 
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptxPPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
NURFIKA6
 

La actualidad más candente (20)

Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil BelajarTes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Tes dan Non Tes Peserta Didik - Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
 
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
 
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
rpp sifat-sifat logaritma kurikulum 2013 ( RPP eksponen dan logaritma )
 
Rpp Matematika peminatan XII k.13
Rpp Matematika peminatan XII k.13Rpp Matematika peminatan XII k.13
Rpp Matematika peminatan XII k.13
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal Matematika
 
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
lkpd prosedural operasi bentuk aljabar (aisyah turidho)
 
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docxRPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
RPP BERDIFERENSIASI MTK2.docx
 
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
05 Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi-Fase D-PPKn.pdf
 
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola BilanganRencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pola Bilangan
 
RPP OPERASI MATRIKS( penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan sebuah bilang...
RPP OPERASI MATRIKS( penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan sebuah bilang...RPP OPERASI MATRIKS( penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan sebuah bilang...
RPP OPERASI MATRIKS( penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan sebuah bilang...
 
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptxRencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
Rencana evaluasi & Peerteaching PPG Daljab 2022 .pptx
 
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.docRpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
 
Rpp pangkat nol dan pangkat bulat negatif
Rpp pangkat nol dan pangkat bulat negatifRpp pangkat nol dan pangkat bulat negatif
Rpp pangkat nol dan pangkat bulat negatif
 
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptxPPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
PPT MATERI PERKALIAN BENTUK ALJAB KELAS VIIAR.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase DModul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
 
Rpp 2 - koordinat cartesius
Rpp 2 - koordinat cartesiusRpp 2 - koordinat cartesius
Rpp 2 - koordinat cartesius
 
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
8.3.8 modul lingkaran (reno sutriono)
 
Lkpd konsep mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 1 aktivitas 1
Lkpd konsep mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 1 aktivitas 1Lkpd konsep mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 1 aktivitas 1
Lkpd konsep mengenal bentuk aljabar 3.5 pertemuan 1 aktivitas 1
 
Bab iii 4. pembagian bentuk aljabar
Bab iii   4. pembagian bentuk aljabarBab iii   4. pembagian bentuk aljabar
Bab iii 4. pembagian bentuk aljabar
 

Destacado (9)

Cmj fee structure for ccii students sd admission_solution-copy
Cmj fee structure for ccii students sd admission_solution-copyCmj fee structure for ccii students sd admission_solution-copy
Cmj fee structure for ccii students sd admission_solution-copy
 
Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
Meeting #2: Typography
Meeting #2: TypographyMeeting #2: Typography
Meeting #2: Typography
 
Jnu prospectus distance
Jnu prospectus distanceJnu prospectus distance
Jnu prospectus distance
 
Meeting #1: Visual design
Meeting #1: Visual designMeeting #1: Visual design
Meeting #1: Visual design
 
Design & Usability track opening
Design & Usability track openingDesign & Usability track opening
Design & Usability track opening
 
Fees structure mahatma gandhi university sd admission solution
Fees structure mahatma gandhi university sd admission solutionFees structure mahatma gandhi university sd admission solution
Fees structure mahatma gandhi university sd admission solution
 
Typography (Russian)
Typography (Russian)Typography (Russian)
Typography (Russian)
 
Economic Forum: 31 January 2017
Economic Forum: 31 January 2017Economic Forum: 31 January 2017
Economic Forum: 31 January 2017
 

Similar a Aljabar Dasar

Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Trianingrum
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
Sae Pime
 

Similar a Aljabar Dasar (20)

Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Faktorisasi Aljabar (Materi Matematika Kelas 8)
Faktorisasi Aljabar (Materi Matematika Kelas 8)Faktorisasi Aljabar (Materi Matematika Kelas 8)
Faktorisasi Aljabar (Materi Matematika Kelas 8)
 
Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3
 
Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar
Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar
Jurnal pesona dasar strategi mahasiswa menyelesaikan persamaan bentuk aljabar
 
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
 
Operasi aljabar smp
Operasi aljabar smpOperasi aljabar smp
Operasi aljabar smp
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
 
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
Modul Mengenal bentuk Aljabar 7.3.5 (nurwaningsih)
 
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunanKaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
Kaidah matematika-dalam-operasi-himpunan
 
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaBilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
 
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiModul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
 
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
 
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptxMatematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
 
Materi aljabar
Materi aljabarMateri aljabar
Materi aljabar
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4AKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 4A
 
Bentuk aljabar dan unsur unsurnya
Bentuk aljabar dan unsur unsurnyaBentuk aljabar dan unsur unsurnya
Bentuk aljabar dan unsur unsurnya
 
Al-Jabar Dasar
Al-Jabar DasarAl-Jabar Dasar
Al-Jabar Dasar
 

Aljabar Dasar

  • 1. Aljabar Dasar Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Semester II Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Indrya Mulyaningsih,M.Pd Vivi Fitri Falentina (14121520527) Kelas/ Semester : Matematika C/ II FAKULTAS TARBIYAH IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2013 Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132 Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926
  • 2. Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penemu aljabar adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al- Khwarizmi. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang. Bentuk aljabar sangat penting dalam matematika, ketika menyelesaikan suatu masalah tidak jarang terlebih dahulu menyatakannya dalam bentuk aljabar untuk mempermudah dan menyederhanakan suatu masalah tersebut. Dalam aljabar terdapat bermacam-macam jenis aljabar yang dapat dipelajari diantaranya: 1) aljabar dasar yang mencatat sifat-sifat operasi bilangan riil, menggunakan simbol sebagai "pengganti" untuk menandakan konstanta dan variabel, dan mempelajari aturan tentang ungkapan dan persamaan matematis yang melibatkan simbol-simbol tersebut. 2) Aljabar abstrak, yang secara aksiomatis mendefinisikan dan menyelidiki struktur aljabar seperti kelompok matematika, cincin matematika dan matematika bidang.
  • 3. 3) Aljabar linear, yang mempelajari sifat-sifat khusus ruang vektor (termasuk matriks). 4) Aljabar universal, yang mempelajari sifat-sifat yang dimiliki semua struktur aljabar. 5) Aljabar komputer, yang mengumpulkan manipulasi simbolis benda- benda matematis. Dalam makalah ini yang berjudul ”Aljabar Dasar” ini, akan dibahas materi Aljabar Dasar yang biasa dipelajari ketika pengenalan dengan materi aljabar. B. Rumusan Masalah 1) Pengertian aljabar. 2) Sistem bilangan dalam aljabar. 3) Unsur-unsur aljabar. 4) Operasi dalam bentuk aljabar. 5) Penerapan aljabar. 6) Pertidaksamaan. C. Tujuan 1) Mengetahui aljabar dan operasinya. 2) Mengetahui Penerapan aljabar dalam kehidupan sehari-hari. 3) Menyelesaikan tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia. D. Manfaat 1) Mengetahui aljabar dan operasinya. 2) Mengetahui Penerapan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
  • 4. 3) Terselesaikannya UAS mata kuliah Bahasa Indonesia. Bab II Pembahasan A. Pengertian Aljabar Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar adalah persamaan yang terdiri dari variabel (peubah) dan konstanta yang dihubungkan dengan tanda operasi hitung serta tidak mengunkan tanda sama dengan.1 Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dapat mempermudah masalah-maslah yang sulit dengan menggunakan huruf. Huruf-huruf tersebut mewakilli bilangan yang belum diketahui dalam hitungan.2 Bentuk aljabar adalah bentuk penulisan yang merupakan kombinasi antara koefisien dan variabel.3 B. Sistem Bilangan dalam Aljabar 1 Joko Unarto, Buku Pintar SMP (Jakarta: Wahyu Media, 2007) hal. 69. 2 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Matematika VII (Sukoharjo: Azet Media Pratama, 2010) hal. 28. 3 Aspar, Buku Kerja Matematika 1 (Bogor: Quadra, 2009) hal. 50.
  • 5. Dalam matematika mempelajari bilangan dan operasi-operasi terhadap bilangan-bilangan. Himpunan simbol tanpa akhir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, …, yang digunakan dalam perhitungan atau disebut bilangan asli. Ketika menambahkan dua dari bilangan-bilangan tersebut, misalnya 5 dan 7, dimulai dengan 5 (atau dengan 7) dan menghitung ke kanan tujuh (atau lima) bilangan hingga angka 12. Jumlah bilangan asli adalah bilangan asli, yang berarti jumlah dua anggota himpunan diatas adalah salah satu anggota dari himpunan tersebut.4 1) Bilangan Bulat Pengurangan dapat dilakukan dengan memperluas himpunan bilangan. Menambah (+) di depan setiap bilangan asli (dalam praktiknya, lebih mudah jika tanda ini tidak dituliskan) untuk membentuk bilangan bulat positif, menambah tanda (–) di depan setiap bilangan asli (tanda ini harus selalu ditulis) untuk membentuk bilangan bulat negatif, dan membuat sebuah simbol baru 0 (dibaca nol), seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1-1.5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 Gambar 1-1 Pada himpunan bilangan bulat … , -8, -7, -6, -5, -4, -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3, +4, +5, +6, +7, +8, … 4 Frank Ayres, dkk, Matematika Universitas, terj Chisman Silaban (Jakarta: schaum’s Easy Outlines, 2006) hal.1. 5 Ibid., hal.2.
  • 6. Operasi-operasi penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan. Aturan 1: Untuk menjumlahkan dua bilangan yang memiliki tanda yang sama, tambahkan nilai-nilai numeriknya dan beri awalan dengan tanda yang sama tersebut. Aturan 2: Untuk menjumlahkan dua bilangan yang memiliki tanda yang berbeda, kurangkan nilai yang lebih kecil dari nilai yang lebih besar, dan beri awalan dengan tanda yang dimliki oleh bilangan yang mempunyai nilai numerik yang lebih besar. Aturan 3: Untuk mengurangkan suatu bilangan, ubahlah tandanya lalu tambahkan. Aturan 4: Untuk mengalikan atau membagi dua bilangan (jangan pernah membagi dengan 0), kalikan atau bagilah nilai-nilai numeriknya, dengan memberikan awalan tanda (+) jika kedua bilangan memiliki tanda yang sama atau tanda (–) jika keduanya memiliki tanda yang berbeda. 2) Bilangan Rasional Himpunan bilangan rasional terdiri dari semua bilangan berbentuk m/n, dimana m dan n ≠ 0 adalah bilangan bulat. Jadi, bilangan rasional meliputi bilangan-bilangan bulat dan pecahan biasa, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-2.6 6 Ibid., hal. 3.
  • 7. -2/3 ½ 5/3 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 aturan 5: Nilai suatu bilangan rasional tidak berubah baik pembilang ataupun penyebutnya, kedua-duanya dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama dan bukan nol. Aturan 6: Jumlah (selisih) dari dua bilangan rasional yang memiliki penyebut yang sama adalah sebuah bilangan rasional yang penyebunya adalah penyeut yang sama tersebut dan pembilangnya adalah jumlah (selisih) dari pembilang kedua bilangan tersebut. Aturan 7: Hasil kali dari dua atau lebih bilangan rasional adalah sebuah bilangan rasional yang pembilangnya adalah hasil kali dari pembilang-pembilangnya dan penyebuntnya adalah hasil kali penyebut-penyebutnya. Aturan 8: Hasil bagi dari dua bilangan rasional dapat dihitung menggunakan atran 5 dengan penyebut persekutuan terkecil dari kedua bilangan rasional tersebut sebagai pengalinya. 3) Desimal Dalam menuliskan bilangan menggunakan sistem proposional yaitu suatu angka berdasarkan posisinya dalam urutan.7 Contoh: 7 Ibid., hal.4.
  • 8. a) 423, nilai proposional dari 4 adalah 4 (100) sedangkan dalam 234, nilai proposional dari 4 adalah 4 (1). b) 42,35 berarti, 4 (10) + 2 (1) + 3 (10 1 ) + 5 (100 1 ) Karena nilai proposional melibatkan bilangan 10, sistem notasi ini disebut sistem desimal. 4) Presentase Symbol %, dibaca persen berarti per seratus. Jadi 5% sama dengan 100 5 atau 0,05. Bilangan apapun ketika dinyatakan dalam notasi desimal dapat ditulis sebagai suatu persen dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan 100 kemudian memberi simbol %. Sebaliknya. Presentase dapat dinyatakan dalam bentuk desimal dengan menghilangkan simbol % dan membaginya dengan 100.8 5) Bilagan Irasional Keberadaan bilangan lain selain bilangan rasional dapat disimpulkan berdasarkan salah satu dari pertimbangan, banyangkan suatu desimal tidak berulang dalam waktu yang tidak terbatas dengan cara memasukkan secara berturut-turut angaka yang dipilih secara random.9 8 Ibid. 9 Ibid., hal. 5.
  • 9. 6) Bilangan Real Himpunan bilangan real terdiri dari bilanga rasional dan irasional. Bilangan-bilangan real dapat diurutkan dengan membandingkan representasi desimalnya.10 7) Bilangan Kompleks Dalam himpunan bilangan real, tidak ada bilangan yang kuadratnya adalah -1. Jika terdapat bilangan seperti itu, misalnya 1− maka menurut definisinya adalah ( 1− ) = -1. C. Unsur-Unsur Aljabar 1) Variabel, Koefisien dan Konstanta Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Sedangkan koefisien adalah fakor konstanta yang mendahului peubah berpangkat suatu bentuk bentuk aljabar. Dan konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang tidak memuat variabel.2 Misalnya diketahui bentuk suatu aljabar adalah, xy – 7x + 2y +3, maka unsur-unsurnya adalah: a) variabel: xy, x, dan y. b) koefisien dari variabel (xy = 1), (x = -7), dan (y = 2). c) konstanta: 3 2) Suku 10 Ibid. 2 Aspar, Op. Cit, hal. 28.
  • 10. Suku adalah tiap bentuk aljabar yang dituliskan sebagai jumlah dari beberapa bentuk aljabar lainnya. Jenis suku aljabar berdasarkan banyaknya jumlah suku dalam suatu bentuk aljabar dibagi menjadi dua jenis suku yaitu suku tunggal dan suku banyak. Suku tunggal adalah bentukan yang terdiri dari suatu bilangan, hasil bagi atau hasil kali. Dan suku banyak adalah bentukan yang terdiri dari beberapa suku tunggal.11 Sedangkan bedasarkan jenis variabelnya suatu aljabar aljabar dibagi menjadi dua yaitu suku sejenis dan tidak sejenis. Dikutip dari Joko Unarto dalam Buku Pintar SMP (2007: 70) “Suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat yang sama dan bersifat dapat dijumlahkan atau dikurangkan. Sedangkan suku tidak sejenis adalah suku yang variabelnya berbeda bersifat tidak dapat dijumlah atau dikurangkan.” Contoh: a) Diketahui bentuk aljabar: (1) 5a (2) 3x + 2y (3) 5y + 3y + 6 Dari bentuk aljabar pada contoh diketahui “a” adalah aljabar bersuku tunggal, “b” bersuku dua(suku banyak) dan “c” bersuku tiga (suku banyak). b) Diketahui 2x + 3y + 10x, 11 S. Teguh Arifin, dkk, Rumus – Rumus Matematika Lengkap (Surabaya: Apolo, 1987) hal. 65.
  • 11. maka : 2x + 10x disebut suku sejenis dan 3y disebut suku tidak sejenis. D. Operasi dalam Bentuk Aljabar 1) Ketentuan operasi bentuk aljabar adalah:2 1) a + b = b + a Contoh: 3 +7 = 7 +3 +4 = 4 + 8 2) + (+a) = +a Contoh: +3 + (+7)= +3 +7 = 10 Ingat: + (+7) = +7 3) +(-a)= -a Contoh : (+5) + (-7) = +5 -7= -2 Ingat: + (-7) = -7 4) – (+a)= -a Contoh : +4 - (+3) = 4 -3 = 1 Ingat: -(+3) = -3 5) –(-a) = +a Contoh: (+12) –(-5) = 12 + 5 = 17 Ingat: - (-5) = +5 2) Penjumlahan dan Pengurangan 2 Ibid., hal. 63.
  • 12. Bentuk-bentuk aljabar adalah dapat dilakukan penjumlahan atau pengurangan dengan menggunakan sifat komutatif, distributif dan memperhatikan koefisien dari suku-suku sejenis.12 Contoh: a) Tentukan hasil penjumlahan 4x + 3x43 – 2xy + x dengan y + x2 y – 5x4 . Jawab: = (4x4 + 3x3 – 2xy + x) + (y + x2 y – 5x4 ) = 4x4 + 5x4 + 3x3 + x2 y + 2xy + x = x4 + 3x3 + x2 y + 2xy + x b) Kurangkanlah 4x + 5 dari 2y + 3 Jawab: (2y + 3) – (4x + 5) = 2y – 4x + (3 – 5) = 2y – 4x – 2 3) Perkalian Suku Aljabar Bentuk perkalian suku aljabar secara umum ditulis:13 a) Suku tunggal dengan suku tunggal: k (ax) = kax b) Perkalian satu bilangan dengan suku dua : k (ax + b) = (k . ax) + (kb) = kax + kb Contoh: 12 Panco Sudjatmiko, Pelajaran Matematika (Solo: Tiga Serangkai, 2003), hal. 151. 13 Ibid., hal. 153.
  • 13. sederhanakan 2 (2x + 1) = 4x + 2 c) Perkalian suku dua dengan suku dua: (ax + b) (px + q) = ax (px + q) + b (px + q) = ap x + aqx + bpx + bq = apx2 2 + (aq + bp) x + bq Contoh: Tentukan (3x -1) (-2x + 5) Jawab: (1) Cara 1: (3x -1) (-2x + 5) = 3x (-2x + 5) – 1 (-2x + 5) = - 6x2 + 15x + 2x – 5 = - 6x2 + 17x – 5 (2) Cara 2 : x -2x 5 3x -6x2 15x 1 2x -5 Hasil yang di dapat cara pertaman dan kedua adalah sama. 4) Pembagian Ketentuan pembagian: c b a = , maka b x c = a. a) += − − = + + , b) −= − + = + − , c) Pembagian bilangan berpangkat: pa : pb = p(a-b) ,
  • 14. contoh: 43 : 42 = 43-2 = 4 = 3 6 7 64 2 5 25 x y x yx = − − . d) Pembagian suku banyak dan suku tunggal: p bp p ap p bpap += + . Contoh: 33 7 3 7 5252 xy x xy xy xy xxy += + 3 4 5 1 2 y y += 5) Perpangkatan Ketentuan dalam memangkatkan adalah: a) Suatu bilangan positif jika dipangkatkan hasilnya selalu positif.14 Contoh: (5)2 = (5) x (5) = 25 (+b)3 = (+b) x (+b) x (+b) = +b3 Keterangan: (1) 5 dan b disebut bilangan pokok. 14 Ibid., hal. 67.
  • 15. (2) 2 dan 3 disebut bilangan pangkat atau eksponen. b) Suatu bilangan negatif jika dipangkatkan dengan pangkat genap hasinya selalu positif.15 Contoh: (-5)2 = (-5) x (-5) = 25 c) Hanya bilangan negatif jika dipangkatkan dengan pangkat ganjil hasilnya selalu negatif. Contoh: (-4)3 = (-4) x (-4) x (-4) = -64 d) Bilangan nol jika dipangkatkan hasilnya selalu nol. Contoh : (0)2 = 0 e) Suatu bilangan yang berlawanan jika dipangkatkan sama dan genap, maka hasilnya selalu positif dan sama. Di tuliskan: (-a)2n = (+a)2n Contoh: (-2)4 = (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = (+2)4 = +16 (+2)4 = (+2) x (+2) x (+2) x (+2) = + 16 15 Ibid.
  • 16. f) Suatu bilangan yang berlawanan jika dipangkatkan sama dan ganjil, maka hasilnya selalu berlawanan. Dituliskan: (-a)2n-1 Contoh: (-a)5 = (-a) x (-a) x (-a) x (-a) x (-a) = -a5 (+a)5 = (+a) x (+a) x (+a) x (+a) x (+a) = +a5 Suatu bilangan berpangakat yang memiliki variabel yang sama memiliki ketentuan sebagai berikut: (1) Pengalian: pa pb = p(a+b) contoh: 22 23 = 2(2+3) = 25 (2) Penguadratan: (pa )b = pab contoh: (32 )2 = 32.2 = 34 Pemaktoran Memfaktorkan adalah menyatakan bentuk penjumlahan menjadi bentuk perkalian. a) Bentuk ax + ay
  • 17. suatu bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan memiliki factor yang sama. Ponco Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003: 156) menyebutkan hukum distributif: “ax + ay = a (x + y), dengan a, x, y adalah bilangan real.” a dan (x + y) merupakan faktor-faktor dari ax + ay. Contoh: Faktor 6x – 2x3 = 2x (3 – x2 ) b) Bentuk x2 + 2xy + y2 dan x2 – 2xy + y2 Memfaktorkan bentuk x2 + 2xy + y2 dan x2 – 2xy + y2 : (1) x2 + 2xy + y2 = x2 +xy + xy + y2 (mengubah 2xy menjadi xy + xy) = (x2 + xy) + (xy + y2 ) = x (x + y) + y (x + y) = (x + y) (x + y) (2) x2 – 2xy + y2 = x2 – xy – xy + y2 (mengubah -2xy menjadi –xy -xy) = (x2 – xy) – (xy – y2 ) = x (x – y) – y (x – y) = (x – y) (x – y) Dari uraian tersebut diperoleh pernyataan:16 x + 2xy + y22 = (x + y) (x + y) 16 Panco Sudjatmiko, Op. Cit, hal. 157.
  • 18. x2 – 2xy + y2 = (x – y) (x – y) contoh: factor dari x2 + 6xy + 9y2 = x2 + 3xy + 3xy + 9y2 = (x2 + 3xy) + (3xy + 9y2 ) = x (x + 3y) + 3y (x + 3y) = (x + 3y) (x + 3y c) Bentuk x2 – y2 Bentuk x2 – y2 disebut selisih dua kuadrat karena merupakan pengurangan atau selisih dari suku-suku yang masing- masing adalah bentuk kuadrat. Selisih dua kuadrat difaktorkan sebagai berikut. x2 – y2 = x2 – xy - xy - y2 = (x2 – xy) – (xy – y2 ) = x (x – y) – y (x – y) = (x – y) (x – y) Pemfaktoran selisih dua kuadrat dikutip dari Ponco Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003: 156) adalah, “ x2 – y2 = (x – y) (x – y) “ Contoh: Faktor dari x2 – 16 = x2 - 42 = (x – 4) (x + 4)
  • 19. d) Bentuk ax2 + bx + c dengan a = 1 Dikutip dari Ponco Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003: 156) ketentuan untuk memfaktorkan ax2 + bx + c dengan a = 1 adalah, “ax2 + bx + c = (x + p) (x + q), dengan c = x + p dan b = x + q”. Contoh: Faktorkanlah bentuk-bentuk berikut. (1) x2 + 5x + 4 (2) x2 – x – 6 jawab: (1) x2 + 5x + 4, dua bilangan dengan hasil kali = 4 dan jumlah = 5 adalah 1 dan 4, x2 + 5x + 4 = (x + 1) (x + 4) (2) x2 – x – 6, dua bilangan dengan hasil kali = -6 dan jumlah = -1 adalah 2 dan -3, x2 – x – 6= (x – 3) (x - 4) e) Bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1 Ketentuan untuk aljabar yang bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1 dikutip dari Sudjatmoko dalam Pelajaran Matematika (2003: 156) adalah, “ ax2 + abx + ac = ax2 + a (p + q) x + pq, dengan ac = pq dan b = p + q.” Contoh: Faktorkan bentuk-bentuk berikut:
  • 20. (1) 3x2 + 10x – 8, (2) 4x2 – 9x + 2. Jawab: (1) 3x2 + 10x – 8, b = 10 dan c = -8. Dua bilangan yang hasil kalinya = 3. (-8) = -24 dan jumlahnya = 10 adalah -2 dan 12. Sehingga 3x2 + 10x – 8 = 3 )123)(23( −− xx = 3 )4.(3).23( −− xx 3x2 + 10x – 8 = (3x – 2) (x + 4) (2) 4x2 – 9x + 2, a = 2, b = 7, dan c = 3 Dua bilangan yang hasil kalinya = 4 . 2 = 8 dan jumlahnya = -9 adalah -1 dan -8, Sehingga 4x2 – 9x + 2 = 4 )84)(14( −− xx = 4 )2.(4).14( −− xx 4x2 – 9x + 2 = (4x – 1) (x – 2) 6) Pecahan dalam Bentuk Aljabar a) Sifat-Sifat Pacahan Aljabar.17 (1) Harga suatu bilangan tidak berubah jika pembilang dan penyebut dikalikan dengan suatu bilangan yang sama. (2) Mengalikan suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah mengalikan pembilangnya dengan bilangan tersebut. 17 S. Teguh Arifin, Op. Cit, 78-79.
  • 21. (3) Pembilang dan penyebut memiliki tanda yang berlawanan maka pecahan tersebut adalah negatif. (4) Pembilang dan penyebut tandanya sama maka pecahan tersebut adalah positif. (5) Memangkatkan suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah memangkatkan pembilang dan penyebut dengan bilangan itu. (6) Membagi suatu pecahan dengan suatu bilangan adalah mengalikan pecahan tersebut dengan kebalikan bilangan tersebut. (7) Hasil kali pecahan dengan pecahan yang lain diperoleh dengan mengalikan pembilang dan penyebut dua pecahan tersebut. b) Operasi Hitung Pecahan (1) Penjumlahan dan Pengurangan Pada himpunan bilangan pecahan, hasil operas penjumlahan dan penguragan dapat diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu kemudian menjumlahan atau mengurangkan pembilangnya.18 Contoh: Sederhanakanlah bentuk berikut. (a) 6 1 3 2 + (b) 4 1 3 1 − jawab: 18 Panco Sudjatmiko, Op. Cit, hal. 161
  • 22. (a) 6 1 6 4 6 1 3 2 +=+ 6 5 = (b) 12 3 12 4 4 1 3 1 −=− 12 1 = Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan atau pengurangan dalam bentuk aljabar. Contoh: Sederhanakanlah! (a) 32 xx + (b) xyx 11 + Jawab: (a) 6 2 6 3 32 xxxx +=+ 6 5 6 23 xxx = + = (b) xyx y xyx 111 +=+ = xy y 1+ (2) Perkalian dan Pembagian Hasil perkalian dua pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan pembilang, dan penyebut dengan penyebut.19 bq ap q p x b a = Contoh: Tentukan hasil perkalian berikut. (a) x a x y x 63 2 19 Ibid., hal. 162.
  • 23. (b) 32 b x a Jawab: (a) y a xy ax x a x y x 96.3 .2 63 2 == (b) 632 abb x a = c) Menyederhanakan Pecahan Pecahan dikatakan sedehana jika pembilang dan penyebut dari pecahan tersebut tidak memilki factor persekutuan kecuali 1.20 Contoh: p yx p yx 32 2 64 + = + d) Menyederhanakan Pecahan Bersusun Suatu pecahan dengan pembilang atau penyebut atau kedua-duanya memuat pecahan disebut pecahan bersusun. Untuk menyederhanakan pecahan bersusun dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut pecahan yang terdapat pada pembilang maupun penyebut pecahan yang terdapat pada penyebut pecahan yang bersusun. Hal itu dilakukan agar pembilang dan penyebut pada pecahan bersusun tidak lagi memuat pecahan.21 Contoh: 20 Ibid., hal. 164. 21 Ibid., hal. 165.
  • 24. ) 3 1 1(12 ) 4 1 2 1 (12 3 1 1 4 1 2 1 − + = − + = 412 36 − + = 8 1 1 8 9 = 7) Persamaan dengan Dua Buah Bilangan Yang Tidak Diketahui Suatu persamaan dimana akar persamaan yang satu tergantung pada harga persamaan yang lain.22 Cara menyederhanakan dapat dilakukukan dengan metode penyamaan, subsitusi (mengganti adalah pekerjaan menukar huruf- huruf dengan angka-angka.23 ), serta menjumlah dan mengurangkan. Contoh: a) 4x + 3y = 24 (berarti harga x tergantung harga y, begitupun sebaliknya) b) tentukan nilai x dan y dari persamaan berikut: 4x – 2y = -20 …………… (i) x + 2y = 25 …………… (ii) jawab: (1) metode penyamaan Persamaan I: 4x – 2y = -20 4x = 2y – 20 x = 4 202 −y persamaan II: x + 2y = 25 22 S. Teguh Arifin, dkk, Op.cit, hal. 79. 23 Ibid., hal. 66.
  • 25. x = -2y + 25 maka: 4 202 −y = -2y + 25 2y – 20 = 4 (-2y + 25) 2y – 20 = -8y + 100 2y + 8y = 100 + 20 10y = 120 y = 10 120 = 12 …………….. (iii) masukan persamaan (iii) ke (i) 4x – 2y = -20 4x – 2 (12) = -20 4x = -20 + 24 x = 4 4 = 1 jadi nilai x = 1 dan y = 12 (2) metode subsitusi bentuk aljabar Persamaan I: 4x – 2y = -20 4x = 2y – 20 x = 4 202 −y untuk nilai x masukan ke persamaan (ii) x + 2y = 25 4 202 −y - 2y = 25 4 8202 yy +− = 25
  • 26. 2y – 20 + 8y = 25 . 4 2y+8y = 100 + 20 10y = 120 y = 10 120 = 12 untuk nilai y = 12 maskan ke persamaan (i) x – 2y = - 20 4x – 2 (12) = -20 4x = -20 + 24 x = 4 4 = 1 (3) metode menjumlahkan dengan mengurangkan 4x – 2y = -20 x + 2y = 25 + 5x = 5 x = 5 5 = 1 masukan persamaan (ii) x + 2y = 25 1 + 2y = 25 2y = 25 – 1 y = 5 5 = 1 8) KPK dan FPB Bentuk Aljabar a) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
  • 27. KPK merupakan hasil kali semua faktorprima berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi untuk factor prima yang sama.24 KPK atau pembagi persekutuan dapat didefinisikan juga adalah suatu bilangan bulat a disebut pembagi (factor) persekutuan b dan c, jika a│b (a habis membagi b) dan a│c (a habis membagi c).25 Contoh: Tentukan KPK dari 4ab dan 8a22 b. Jawab: Factor dari 4ab2 = 22 . a . b2 Factor dari 8a2 b = 23 . a2 . b Jadi KPK dari 4ab2 dan 8a2 b adalah 23 . a2 . b2. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) FPB merupakan perkalian factor prima yang sama dengan mengambil pangkat terendahnya.26 24 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Op. Cit, hal. 30. 25 Eman dan Turmudi, Perkenalan dengan Teori Bilangan (Bandung: Wijayakusumah, 1993) hal. 135. 26 Puja Kesuma, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti, Op. Cit, hal.30.
  • 28. FPB atau kelipatan perseekutuan adalah bilangan-bilangan bulat a dan b masing-masing tak nol, mempunyai kelipatan persekutuan c, jika a│c dan b│c.27 Contoh: Tentukan FPB dari 3xy dan 6xyz. Jawab: Faktor dari 3x22 y = 3 . x2 . y Faktor dari 6xyz = 3 . 2 . x . y . z Jadi FPB dari 3x2 y dan 6xyz adalah 3xy. 9) Derajat Aljabar a) Derajat Suku Tunggal Derajat suku tunggal ditentukan oleh jumlah faktor hurufnya.28 Contoh: 4 abc disebut suku berderajat 3, 1 faktor angka 4 dan 3 faktor huruf abc. b) Derajat Suku Banyak Derajat suku banyak ditentukan oleh derajat suku tertinggi diantara suku tersebut.29 Contoh: 6a + 6a54 + 5a2 b – 15 Disebut suku lima berderajat 6 (suku – suku ini berderajat : 5 ; 5 ; 3 ; 6 ; 0). 27 Eman dan Turmudi, Op. Cit, hal 139. 28 S. Teguh Arifin, dkk, Op. Cit, hal. 70. 29 Ibid., hal. 71.
  • 29. E. Penerapan Aljabar Ketentuan untuk hubungan nilai keseluruhan dan nilai per unit adalah: 1) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit. 2) Nilai per unit = nilai keseluruhan : nilai banyak unit.30 Contoh: a) Harga sebuah buku tulis Rp.2000,00 berapakan harga 3 buku tulis? b) Ani diberi uang saku untuk satu minggu yaitu Rp 14000,00 berapakah uang saku Ani untuk sehari? c) Diatas meja terdapat 3 buah buku tulis dan lima buah pensil, karena ada angin yang besar pensil yang di meja jatuh 2 pensil, berapakah jumlah pensil yang ada di atas meja sekarang? Jawab: a) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit = 3 . (Rp 2000,00) = Rp 6000,00. Jadi harga untuk tiga buah buku adalah Rp 6000,00. b) Nilai per unit = nilai keseluhan : banyak unit = Rp 14000,00 : 7 = Rp 2000,00 Jadi uang saku Ani sehari adalah Rp 2000,00. c) Dimisalkan buku dengan variabel x dan pensil dengan variabel y, maka: 3x + 5y – 2y = 3x + 3y. Jadi sisa pensil yang ada di atas meja adalal 3 buah. 30 Aspar, Op. Cit, hal. 60.
  • 30. F. Pertidak Samaaan Pertidak samaan (inequality) adalah pernyataan bahwa sebuah bilangan (real) lebih besar atau lebih kecildari pada sebuah bilangan yang lainnya, sebagai contoh : 3 > -2, -10 < -5.31 Dua pertidaksamaan dikatakan mempunyai arah yang sama jika tandanya menunjuk kearah yang sama. Jadi, 3 > -2 dan -5 > -10 mempunyai arah yang sama; 3 > -2 dan -10 < -5 mempunyai arah yang berlawanan. Ketentuan arah pertidaksamaan adalah tidak berubah: a) Jika bilangan yang sama ditambahkan atau dikurangkan pada kedua sisi pertidaksamaan. b) Jika kedua sisi pertidaksamaan dikalikan atau dibagi bilangan positif yang sama. Arah pertidaksamaan menjadi berubah jika kedua sisi dikalikan atau dibagi dengan bilangan negatif yang sama. Pertidaksamaan absolut adalah pertidaksamaan yang benar untuk semua nilai real dari huruf-huruf yang terlibat. Contoh: x + 2 > 5 adalah pertidaksamaan bersyarat karena pertidaksamaan inibenar untuk x = 4 tapi salah untuk x = 1. Ketentuan pertidaksamaan bersyarat dikutip dari Frank Ayres, dkk, pada Matematika Universitas (2006: hal.8) adalah “dalam suatu huruf, katakanlah x, terdiri dari semua nilai x yang membuat pertidaksamaan 31 Frank Ayres, dkk, Op. Cit, hal.8.
  • 31. tersebut benar. Nilai-nilai terletak pada suatu lebih atau interval pada skala bilangan real.” Bab III Penutup A. Kesimpulan Penemu Aljabar adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al- Khwarizmi. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan", "hubungan" atau "penyelesaian" adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang. Sistem bilangan dalam aljabar yaitu menggunakan bilanga real atau bilangan asli. Unsur-unsur aljabar yaitu variabel, koefisien, konstanta dan suku. Operasi dalam bentuk aljabar: 1) a + b = b + a Contoh: 3 +7 = 7 +3 +4 = 4 + 8 2) + (+a) = +a Contoh: +3 + (+7)= +3 +7 = 10 Ingat: + (+7) = +7
  • 32. 3) +(-a)= -a Contoh : (+5) + (-7) = +5 -7= -2 Ingat: + (-7) = -7 4) – (+a)= -a Contoh : +4 - (+3) = 4 -3 = 1 Ingat: -(+3) = -3 5) –(-a) = +a Contoh: (+12) –(-5) = 12 + 5 = 17 Ingat: - (-5) = +5 Penerapan aljabar memiliki ketentuan untuk hubungan nilai keseluruhan dan nilai per unit adalah: 1) Nilai keseluruhan = banyak unit x nilai per unit. 2) Nilai per unit = nilai keseluruhan : nilai banyak unit. Pertidak samaan (inequality) adalah pernyataan bahwa sebuah bilangan (real) lebih besar atau lebih kecildari pada sebuah bilangan yang lainnya. Ketentuan pertidaksamaan bersyarat dikutip dari Frank Ayres, dkk, pada Matematika Universitas (2006: hal.8) adalah “dalam suatu huruf, katakanlah x, terdiri dari semua nilai x yang membuat pertidaksamaan tersebut benar. Nilai-nilai terletak pada suatu lebih atau interval pada skala bilangan real.” B. Saran Semoga makalah ini dapat berguna sebagaimana mestinya dan dapat memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
  • 33. Daftar Pustaka Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Aljabar. 10 April 2013. Diuntuh 15 April 2013 dan jam 15.06 WIB. Aspar. 2009. Buku Kerja Matematika 1. Bogor: Quadra. Ayres, Frank dkk. 2006. Matematika Universitas, terj Chrisman Silaban. Jakarta: Schaum’s Easy Outlines. Eman dan Turmudi. 1993. Perkenalan dengan Teori Bilangan. Bandung: Wijayakusumah. Kesuma, Puja, Supriyanto dan Setyowati Budi Unarti. 2010. Matematika VII. Sukoharjo: Azet Media Pratama. Sudjatmiko, Panco. 2003. Pelajaran Matematika. Solo: Tiga Serangkai. Teguh, S. Arifin dkk.1987. Rumus – Rumus Matematika Lengkap. Surabaya: Apolo. Unarto, Joko. 2007. Buku Pintar SMP. Jakarta: Wahyu Media.