1. Definisi
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau kedua ginjal.
Penyebab
Disebabkan oleh Escherichia coli (paling sering), selain itu disebabkan juga antara
lain Enterobacter, Klebsiella, Pseudomonas dan Proteus
Gambaran Klinis
- Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di
punggung bagian bawah, mual dan muntah.
- Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,
yaitu sering berkemih dan nyeri ketika berkemih.
- Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut
berkontraksi kuat.
- Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang
disebabkan oleh kejang ureter.
- Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya
batu ginjal.
- Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit
untuk dikenali.
- Pada infeksi menahun (pielonefritis kronik), nyerinya bersifat samar dan
demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali.
- Pielonefritis kronik hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan utama,
seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau arus balik air
kemih dari kandung kemih ke dalam ureter (pada anak kecil).
- Pielonefritis kronik pada akhirnya bisa merusak ginjal sehingga ginjal tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas.
- Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis
adalah:
§ pemeriksaan urin dengan mikroskop
§ pembiakan bakteri dalam contoh urin untuk menentukan adanya
bakteri.
- USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan
struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya.
Penatalaksanaan
Pengobatan:
- Segera setelah diagnosis ditegakkan, diberikan antibiotik. Terapi kausal dimulai
dengan kotrimoksazol 2 tablet 2 x sehari atau ampisilin 500 mg 4 x sehari
selama 5 hari.
- 4 – 6 minggu setelah pemberian antibiotik, dilakukan pemeriksaan urin ulang
untuk memastikan bahwa infeksi telah berhasil diatasi.
- Pada penyumbatan, kelainan struktural atau batu, mungkin perlu dilakukan
pembedahan dengan merujuk ke rumah sakit.
A. Definisi
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra (Brunner & Suddarth, 2002).
Sistitis adalah infeksi kandung kemih (Lyndon Saputra, 2009).
2. Sistitis (cystitis) adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri. Sistitis
merupakan inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra (Nursalam &
Fransisca, 2009)
B. Etiologi
Penyebab dari sistitis antara lain: (Lyndon Saputra, 2009).
• Pada wanita, kebanyakan infeksi kandung kemih diakibatkan oleh infeksi ascenden yang berasal
dari uretra dan seringkali berkaitan dengan aktivitas seksual
• Pada pria, dapat diakibatkan infeksi ascenden dari uretra atau prostat tetapi agaknya lebih sering
bersifat sekunder terhadap kelainan anatomik dari traktus urinarius.
• Mungkin berkaitan dengan kelainan kongenital traktus genitourinarius, seperti “bladder neck
obstruction”, stasis urine, refluks ureter, dan “neurogenic bladder”.
• Lebih sering terjadi pada penderita diabetes
• Dapat meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi atau diafragma yang tidak terpasang
dengan tepat.
• Kateterisasi urine mungkin menyebabkan infeksi
C. Patofisiologi
Sistitis merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya berupa sistitis akut
karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan periuretral, rektum (kontaminasi) feses, efek
mekanik coitus, serta infeksi kambuhan organisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap
mukosa uretra, vagina, dan genital eksterna memungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan.
Infeksi terjadi mendadak akibat flora (E. coli) pada tubuh pasien.
Pada laki-laki abnormal, sumbatan menyebabkan striktur uretra dan hiperplasi prostatik (penyebab yang
palin sering terjadi). Infeksi saluran kemih atas penyebab penyakit infeksi kandung kemih kambuhan
(Nursalam & Fransisca, 2009).
D. Manifestasi klinis
Pasien sistitis mengalami urgency, sering berkemih, rasa panas dan nyeri pada saat berkemih, nokturia, dan
nyeri atau spasme pada area kandung kemih, dan suprapubis. Piuria (adanya sel darah putih dalam urin),
bakteri, dan sel darah merah (hematuria) ditemukan pada pemeriksaan urine. Kit kultur memberikan
informasi kualitatif yang umum mengenai jumlah koloni bakteri dan mengidentifikasi apakah organisme
gram negatif atau positif (Brunner & Suddarth, 2002).
• Gejala dan Tanda: (Lyndon Saputra, 2002)
ü Disuria (nyeri saat berkemih), polakisuria (kencing sedikit-sedikit dan sering/anyang-anyangen), nokturia
(kencing pada malam hari), rasa tidak enak di daerah suprapubis, nyeri tekan pada palpasi di daerah
suprapubis.
ü Gejala sistemik berupa pireksia, kadang-kadang menggigil; sering lebih nyata pada anak-anak, kadang-
kadang tanpa gejala atau tanda-tanda infeksi lokal dari traktus urinarius.
ü Urin keruh dan mungkin berbau tidak enak dengan leukosit, eritrosit, dan organisme.
E. Penatalaksanaan
3. 1. Uncomplicated sistitis: wanita diterapi antimikroba dosis tunggal atau jangka pendek (1-3 hari
sesuai hasil kultur). Obat pilihan yang sensitif terhadap E. Coli: nitrofurantoin, trimetropim-
sulfametosaksol, atau ampisilin. Laki-laki diterapi selama 7-10 hari dengan antibiotik. Lakukan
kultur untuk meningkatkan efektivitas terapi. Awasi efek samping: mual, diare, kemerahan dan
kandidiasis vagina.
2. Antikolinergik (propanthelin bromide) untuk mencegah hiperiritabilitas kandung kemih dan
fenazopiridin hidroklorid sebagai antiseptik pada saluran kemih.
F. Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan urine “midstream”, pemeriksaan sedimen urine untuk leukosit
• Pewarnaan gram dan biakan dari “unspun midsteram” urin yang ditampung dalam wadah yang
bersih.
• Pungsi suprapubik untuk biakan urine mungkin perlu pada anak-anak dan penderita lain yang
tidak dapat diusahakan untuk memperoleh spesimen yang bersih.
G. Prognosis
ü Sangat baik
ü Dapat kambuh kembali
ü Infeksi pertama pada pria rekuren dan sering pada wanita memerlukan pemeriksaan urologi khusus.
H. Komplikasi
1. Pyelonefritis
2. Infeksi darah melalui penyebaran hematogen (sepsis)
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat.
PENYEBAB
Biasanya penyebab prostatitis tidak diketahui, tetapi kadang merupakan penyebaran infeksi bakteri dari
saluran kemih.
Prostatitis juga bisa terjadi akibat infeksi jamur, virus dan protozoa.
GEJALA
Infeksi prostat menyebabkan nyeri di selangkangan, daerah antara penis dan anus serta punggung bagian
bawah.
Infeksi juga menyebabkan demam dan menggigil.
Penderita menjadi sering berkemih dan mengalami desakan untuk berkemih, air kemihnya mengandung
darah.
Infeksi bakteri bisa menyebar ke skrotum (kantung zakar) menyebabkan rasa nyeri yang hebat,
pembengkakan, kemerahan dan jika disentuh terasa sangat nyeri.
Karena nyeri, penderita juga mengalami impotensi.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksan colok dubur, prostat teraba membengkak dan nyeri jika disentuh.
4. Kadang dilakukan pemeriksaan terhadap air kemih atau cairan prostat.
PENGOBATAN
Jika penyebabnya bukan infeksi, untuk meringankan gejalanya bisa dilakukan:
# Berendam di air hangat dalam posisi duduk
# Pemijatan prostat secara periodik
# Ejakulasi sesering mungkin.
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997)
II. Etiologi secara umum
Penyebab : kuman gonore atau kuman lain, kadang – kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri.
(Anonym 1997)
Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoed. Akan tetapi saat
ini uretritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, E.Coli atau Mycoplasma. (Emanuel Rubin,
1982)
III. Klasifikasi
A. Uretritis Akut
a. Penyebab
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita
kaum pria.
b. Tanda dan Gejala
• Mukosa merah udematus
• Terdapat cairan eksudat yang purulent
• Ada ulserasi pada uretra
• Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit
• Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning sickness
• Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus
• Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita.
c. Diagnosa Diferential
• Uretritis GO
• Amicrobic pyuhria
• Uretritis karena trichomonas
• Prostatitis non spesifik
d. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan Pengobatan
5. • Pemberian antibiotika
• Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil
f. Komplikasi
• Mungkin prostatitis
• Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine fistula
B. Uretritis Kronis
a. Penyebab
• Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
• Prostatitis kronis
• Striktura uretra
b. Tanda dan Gejala
• Mukosa terlihat granuler dan merah
• Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast bertambah
• Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama
• Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.
c. Prognosa
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter, ginjal.
d. Tindakan Pengobatan
• Chemoterapi dan antibiotika
• Cari penyebabnya
• Berikanlah banyak minum
e. Komplikasi
Radang dapat menjalar ke prostate.
C. Uretritis Gonokokus
a. Penyebab
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
b. Tanda dan Gejala
Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini adalah bagian dari uretritis akut
c. Prognosa
Infeksi dapat menyebar ke proksimal uretra.
6. d. Komplikasi
• Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing
• Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan terjadi infeksi submukosa
yang meluas ke korpus spongiosum
• Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan menyebabkan terjadinya fibrosis
yang dalam beberapa tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.
7. .Definisi Infeksi Saluran Kemih
• Prose peradangan yang terjadi pada saluran kemih.
• Istilah umum yang menunjukkan keberadaan m.o(mikroorganisme) dalam urin.Bakteriuria
bermakna menunjukkan pertumbuhan m.o murni > 10^5(efu/ml) pada biakan urin.
2.Etiologi Infeksi Saluran Kemih
• Escherichia coli yang paling sering.
• Proteus Spp (33% Infeksi saluran kemih laki-laki 5 tahun),klebsiella spp dan stafilokoccus dengan
koagulasi negatif.
• Pseudomoas Spp
3.Faktor Predisposisi
• Utiasis
• Obstruksi saluran kemih
• Penyakit ginjal polikistik
• Nekrosis papilar
• Diabetes Mellitus pasca transportasi ginjal
• Katerisasi
• Nefropati analogestik
• Penyakit sickle-cell
• Kehamilan dan peserta kb tablet progesteron
4 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
4.1 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih Bawah
Tergantung dari jenis kelamin
1. Wanita: Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakterinuria bermakna dan
Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan m.o(steril),sering disebut
sistitis bakterialis.
2. Pria: Prenstasi klinis Infeksi saluran kemih bawah mungkin sistitis,prostatitis,epidimis dan
uretritis.
4.2 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih Atas
• Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
• Pielonefritis Kritis (PNK) mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan(infeksi sejak
masa kecil).Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik
sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang
spesifik.
5 Patofisiologis dan Patogenesi Infeksi Saluran Kemih
5.1 Patogenesis Infeksi Saluran Kemih
5.1.1 Peranan Patogenesitas Bakteri
Patogenesitas E.Coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dari Lipopolisakarin(LPS).Hanya
IG serotipe O/E.Coli yang berhasil diisolasi rutin dari pasien Infeksi Saluran Kemih Klinis, diduga strain
E.Coli ini mempunyai patogenisitas khusus.Bakteri patogen dari urin(urinary pathogens) dapat
menyebabkan presentasi klinis Infeksi Saluran Kemih tergantung juga dari faktor lainnya seperti
perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor dan variase fase faktor virulensi.
8. 5.1.2 Peranan faktor tuan rumah(host)
• Faktor predisposisi pencetus infeksi saluran kemih ,yaitu : faktor bakteri dan status saluran kemih
pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih.Kolonisasi
bakteri sering mengalami kambuh(eksasebasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi
saluran kemih.Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat
menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi.
• Status Imunologis dari pasien yang mengungkapkan bahwa golongan darah dan status sekretor
mempunyai peran untuk kepekaan infeksi saluran kemih.
Rangkaian kejadian khas
• Perbanyakan bakteri di dalam kandung kemih (sistitis).
• Refluks vesikoureter melalui orifisium vesikoureter yang inkompeter disebabkan oleh defek
kongenital pada ureter pars intravesikuler dan dapat diperberat dengan terjadinya sistitis yang
memudahkan penyebaran retrogad bakteri ke pelvis ginjal serta papila ginjal.
• Refluks intraginjal terjadi melalui papila yang terbuka ke dalam jaringan ginjal.
5.2 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih
Hampir semua pasien dengan infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra
ke dalam kandung kemih.Pada beberapa invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal.Proses ini
dipermudah refluks vesikoureter.Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut Septikemi
atau endokarditis akibat strafikoccus aureus.Kelainan ginjal yang terkait dengan endokorditis (stafilokoccus
aureus) dikenal nephitis lohlein.
Bakteri masuk melalui 3 jalan : rute asenden , rute hematogen, rute limfogen.Bakteri masuk melalui urethra
dan bakteri terus naik sampai ke bagian saluran kemih lebih atas seperti ureter dan ginjal.Pada wanita hal
ini karena uretra yang pendek dan mempunyai muara yang terbuka.Infeksi secara desenden jarang sekali
terjadi baik melalui hematogen atau limfogen dan kalau ada biasanya karen infeksi dair bakteri khusus
seperti bakteri Tb.
5.3 Manifestasi Klinis Infeksi Saluran Kemih
Gejala dan tanda infeksi saluran kemih bawah (sistitis) klasik:
• disuria
• frekuensi atau sering berkemih
• urgensi,kadang-kadang ada inkontinensia ringan
• nokturia(sering kencing di malam hari)
• Nyeri supra simpisis
• Nyeri pada pinggul bawah
• Peranan terasa turun/turun berok
• Hematuria pada akhir berkemih(urin berwarna merah)
Gejala dan tanda infeksi saluran kemih atas:
• Demam
• Menggigil
• Malise umum
• Anoreksia
• Mual
• Muntah-muntah
• Nyeri dan rasa sakit pada pinggul atau sudut kosrovetebra
9. 5.4 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
Tergantung dari tipe
Infeksi Saluran Kemih sederhana : non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit
ringan(self limited disease) tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
Infeksi Saluran kemih Complicated
• Basil uria asimpotamatik : Infeksi saluran kemih selama kehamilan adalah emphysematous cystitis
sedangkan infeksi saluran kemih pada diabetes melitus pada saat diabetes mellitus disebut dengan
kanadida dan infeksi gram negatif
• Pielonefritis emfisemarosa disebabkan oleh mikroorganisme -> E.Coli,Candida Spp dan
klostridum.Tidak ditemukan pada Diabetes Melitus.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2242304-infeksi-saluran-
kemih/#ixzz2HaF4w5fe