1. PELAYANAN USIA LANJUT YANG BERKAITAN
DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI
MASYARAKAT
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surakarta
Dosen pengampu: Henik I, S.ST.,M.Keb.
2. KELOMPOK 6:
Titis Haryani P.S (P 27224012161)
Ulfah Hanum (P 27224012162)
Veriana W.U (P 27224012163)
Yunita Dian P (P 27224012164)
Yunita Laila A (P 27224012165)
REGULER / SEMESTER 4
3. DEFINISI USIA LANJUT
1. Smith dan Smith (1999)
Menggolongkan usia lanjut menjadi tiga
yaitu :
o young old (65-74 tahun)
o middle old (75-84 tahun)
o dan old old (lebih dari 85 tahun)
4. Cont. Definisi usia lanjut
2. Setyonegoro (1984)
o Menggologkan bahwa yang disebut usia
lanjut (geriatric age) adalah orang yang
berusia lebih dari 65 tahun.
o Selanjutnya terbahagi ke dalam usia 70-75
tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan
lebih dari 80 tahun (very old)
5. Cont. Definisi usia lanjut
3. Menurut Bab I Pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang No. 13 Tahun
1998 tantang Kesejahteraan Usia
Lanjut , lansia adalah seseorang
yang sudah mencapai usia 60
tahun ke atas.
6. Permasalahan Kesehatan Lansia
Permasalahan yang sering timbul pada usia lanjut.
Salah satunya adalah depresi yang merupakan perasaan
terasing (ter-isolasi atau kesepian) adalah perasaan
tersisihkan, terpencil dari orang lain, karena merasa
berbeda dengan orang lain. Yang dapat disebabkan
karena:
1. Tersisih dari kelompoknya,
2. Tidak diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya,
3. Terisolasi dari lingkungan,
4.Tidak ada seseorang tempat berbagi rasa dan
pengalaman,
5. Seseorang harus sendiri tanpa ada pilihan.
7. Hal-hal tersebut menimbulkan:
1. perasaan tidak berdayaan
2. kurang percaya diri
3. Ketergantungan
4. keterlantaran terutama bagi lansia miskin
5. perasaan tersiksa
6. perasaan kehilangan
7. mati rasa
8. Upaya menyikapi krisis penuaan pada
lansia
a. Mengetahui tentang pola makan yang salah
dan akibatnya
b. Mengetahui tentang pola makan yang benar
bagi lansia
c. Mengkonsumsi vitamin dan zat penting
lainnya
d. Mempertahankan aktivitas fisik
e. Meningkatkan ketahanan mental spiritual
lansia
9. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa:
• Banyak golongan lansia tetap menjalankan
aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut,
dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status
kesehatan dan ketiadaan pasangan.
• Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami
istri lansia yang sehat berkaitan dengan
pengalaman seksual kedua pasangan tersebut
sebelumnya.
• Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang
wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita
lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit
untuk menemukan pasangan hidup.
10. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
(Community Based Geriatric Service)
o Puskesmas dan dokter praktik swasta merupakan
tulang punggung layanan di tingkat ini.
o Puskesmas berperan dalam membentuk
kelompok atau klub lansia.
o Di dalam dan melalui klub lansia ini pelayanan
kesehatan dapat lebih mudah dilaksanakan baik
promotif, preventif, kuratif atau rehabilitatif.
o Pelayanan kesehatan di kelompok lansia meliputi
pemeriksaan fisik, mental dan emosional.
(Notoatmodjo, S, 2007)
11. 1. Upaya Promotif yaitu:
Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan tentang:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandungi
gizi seimbang.
c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara
teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
lansia agar tetap merasa sehat dan segar.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Membina ketrampilan agar dapat
mengembangkan kegemaran sesuai dengan
kemampuan.
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
12. 2. Upaya Preventif , yaitu:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit lansia.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara
teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
lansia agar tetap merasa sehat dan segar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat
bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar
dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna.
d. Penyuluhan untuk mencegah terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia
lanjut.
13. • Upaya Kuratif yaitu:
• Upaya pengobatan bagi lansia. Upaya kuratif
dapat berupa kegiatan sebagai berikut:
• a. Pelayanan kesehatan dasar.
• b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui
sistem rujukan.
• Universitas Sumatera Utara 24
14. 4. Upaya Rehabilitasi yaitu:
a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan bebagai alat bantu misalnya
kaca mata, alat bantu dengar dan lain-lain agar lansia
tetap dapat membirakan karya dan tetap merasa
berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
b. Mengembalikan keprcayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita.
c. Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan
kebutuhan pribadi, aktifkan di dalam maupun diluar
rumah.
d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang
diderita.
e. Perawatan fisioterapi. (Surbakti E, 1995)
15. Jenis Pelayanan Kesehatan
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari
meliputinkegiatan dasar dalam kehidupan seperti
mandi, makan minum berjalan dan lain-lain.
2. Pemeriksaan status mental.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat
dalam grafik indeks massa tubuh. Kunjungan rumah
dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh individu atau
kelompok lansia
16. Cont. Jenis pelayanan kesehatan
4. Pengukuran tekanan darah.
5. Pemeriksaan laboratorium sederhana
(hemoglobin) pemeriksaan gula dalam air
seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein
dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit
ginjal.
6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila
diperlukan.
7. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di
luar kelompok
17. AREA KOMPETENSI BIDAN INDONESIA
• Area Kompetensi 1 : Etik legal dan keselamatan
pasien
• Area kompetensi 2 : Komunikasi efektif
• Area kompetensi 3 : Pengembangan diri dan
profesionalisme
• Area kompetensi 4 : Landasan ilmiah praktek
kebidanan
• Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam
praktik kebidanan
• Area kompetensi 6 : Promosi kesehatan dan
konseling
• Area kompetensi 7 : Manajemen, kepemimpinan
dan kewirausahaan
18. Komponen Area kompetensi 6: Promosi dan
konseling
Untuk pelayanan pada lansia termasuk
komponen area kompetensi 6
Kompetensi Inti :
Melakukan promosi kesehatan dan konseling
mengenai kesehatan masyarakat pada
umumnya, dan kesehatan perempuan sesuai
dengan tahap perkembangan siklus
reproduksinya.
19. Komponen Kompetensi :
1. Promosi kesehatan reproduksi pada individu,
keluarga dan masyarakat
• Mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat, bekerja sama dengan tokoh
masyarakat dan profesi terkait
• Mengidentifikasi peran individu, keluarga, dan
masyarakat dalam pencegahan penyakit
• Melakukan kerja sama dalam tim untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
• Memberdayakan potensi keluarga dan
masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya
20. 2. Konseling kesehatan reproduksi pada
individu dan keluarga
• Membantu perempuan untuk mengenal
dan menjaga kondisi kesehatan
reproduksinya
• Membantu perempuan dalam membuat
keputusan sesuai dengan kondisi kesehatan
reproduksinya.
22. 1) Perhatian pada problem menopause
Upaya pencegahan terhadap keluhan atau masalah
menopause yag dapat dilakukan ditingkat
pelayanan dasar antara lai :
a) Pemeriksaan alat kelamin
b) Pap smear, IVA test, schiller test
c) Perabaan payudara atau sadari
d) Penggunaan makanan yang mengandung unsur
fitoestrogen
e) Penggunaan bahan makanan sumber kalsium
f) Menghindari makanan yang mengandung lemak,
kopi, alkohol
23. 2) Perhatian terhadap penyakit utama dgeneratif
termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis. Berkurangnya hormon estrogen pada
wanita menopause mungki menyebabkan berbagai
keluhan sebagai berikut:
a) Jantung koroner
b) Osteoporosis
c) Gangguan mata
d) Kepikunan
e) Kesulitan berkonsentrasi
f) Susah tidur
g) Dan gelisah
24. 3) Deteksi dini kanker rahim
Dianjurkan pada para wanita untuk melakukan
pemeriksaan Pap smear, IVA test, atau schiller
test secara teratur paling tidak sekali setiap
tahun :
a) Telah berhubungan seks lebih dari satu
tahun
b) Ada atau tidak ada cairan vagina yang
mencurigakan
25. Perilaku dan aspek sosial budaya yang berpengaruh
pada pelayanan kebidanan di komunitas:
• Health believe
Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-
temurun
• Life style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap
kesehatan
• Health seeking behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang
memercayai apabila seseorang sakit tidak perlu
ke pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup
dengan membeli obat di warung atau
mendatangi dukun
26. Sumber :
o Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
o Yulifah dan Yuswanto, Agus. 2012. Asuhan
Kebidanan Komunitas. Jakarta:Salemba
Medika
o repository.usu.ac.id
o www.bkkbn.go.id
28. Peran dan kewenangan bidan untuk
lansia seperti apa?
Mengadakan kelas lansia, misalkan
senam lansia, penkes gizi
Memberikan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi, misal
perubahan fisiologis pada lansia
contohnya lubang vagina menjadi
kering sehingga dalam berhubungan
seksual terjadi penurunan kepuasan
dan terasa nyeri.
29. Perbedaan rehabilitasi
dengan kuratif?
Kuratif: bertujuan untuk
merawat dan mengobati
anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan.
Rehabilitasi: merupakan
upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita