Teks tersebut membahas tentang pengertian manusia, kebudayaan, dan peradaban. Manusia didefinisikan sebagai makhluk berakal yang terdiri dari unsur-unsur roh, jiwa, pikiran, dan tubuh. Kebudayaan adalah pola hidup manusia yang kompleks dan luas, sedangkan peradaban merupakan kebudayaan yang telah maju dalam teknologi dan memberikan kemudahan hidup.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia, masyarakat, dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam artinya yang utuh. Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam
suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur
mereka, untuk menuju tujuan yang sama.
Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berpikir,
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah
kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.
Pada masa sekarang istilah kebudayaan dan peradaban tidak mempunyai perbedaan atau
batasan yang jelas. Pengertian yang umum dipakai yaitu bahwa peradaban adalah bagian dari
kebudayaan yang bertujuan untuk memudahkan dan mensejahterakan hidup, misalnya :
Ilmu teknik yang melahirkan alat-alat atau mesin-mesin untuk mempraktiskan,
memberi kemudahan kepada manusia.
Pulpen pengganti bulu sebagai pena yang memberi kemudahan.
Hubungan antara keduanya ternyata menentukan pengertian perbedaan, yaitu ternyata
manifestasi cara berpikir dan merasa untuk mempraktiskan dan memberikan kemudahan
dalam kehidupan.
Dalam pembicaraan sehari-hari, amatlah mudah kita mengucapkan “kebudayaan” dan
“peradaban”. Tetapi kalau ditanyakan pada kita, apakah itu kebudayaan, dan apakah itu
peradaban, barulah disadari bahwa menyusun definisinya tidak semudah memakai kata nya.
1
2. 1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah perbedaan antara kebudayaan dan peradaban?
2. Apakah hubungan antara manusia dan peradaban?
1.3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa perbedaan antara kebudayaan dan peradaban?
2. Untuk mengetahui apa hubungan antara manusia dan peradaban ?
1.4. Metode Penulisan
1. Book Reseacrh
2. Internet Research
2
3. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Adapun pengertian manusia menurut para ahli :
ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku
datar dan lebar.
KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa dan karsa.
3
4. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan
ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk yang lain.
PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta
turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan.
2.2. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa.
Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli
berbagai ilmu sosial lain.
4
5. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
a. E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
b. Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan
pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota
suatu masyarakat tertentu.
c. Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan
hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional,
irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk
perilaku manusia
d. Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
2.3. Pengertian Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang dalam pengertian ini mengandung pengertian
tata krama, perilaku atau sopan santun. Adapun istilah “peradaban” dalam bahasa Inggris
disebut civilization Dengan demikian peradaban adalah segenap prilaku sopan santun dan tata
krama yang diwujudkan oleh umat Muslim dari waktu ke waktu baik dalam realitas politik,
ekonomi dan sosial lainnya.
Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi
yang sudah lebih tinggi. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban adalah
kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni
budaya, maupun iptek).
5
6. Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban sering diidentikkan dengan kata kebudayaan.
Akan tetapi dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan pengertian antara civilization untuk
peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam bahasa Arab dibedakan
antara tsaqafah (kebudayaan), hadharah (kemajuan) dan tamaddun (peradaban). Ketika din
(agama) Allah yang bernama Islam telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat,
maka tempat itu diberi nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah ini lalu dibentuk akar
kata baru madana, yang berarti membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan
memartabatkan. Dari akar kata madana lahir kata benda tamaddun. Dalam bahasa Melayu
istilah tamaddun dimaksudkan untuk menyebutkan keduanya yaitu kebudayaan dan
peradaban.
Peradaban
(civilization)
dapat
diartikan
sebagai
hubungannya
dengan
kewarganegaraan karena diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti
seorang warga Negara yang berkemajuan. Dalam hal ini dapat diartikan dengan dua cara (1)
proses menjadi berkeadaban, (2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau
maju. Berdasarkan pengertian tersebut maka indikasi suatu peradaban adalah adanya gejalagejala lahir seperti masyarakat yang telah memiliki berbagai perangkat kehidupan.
Peradaban adalah identik dengan gagasan tentang kemajuan sosial, baik dalam bentuk
kemenangan akal dan rasionalitas terhadap dogma maupun doktrin agama, memudarnya
norma - norma lokal tradisional dan perkembangan pesat ilmu pengetahuan alam dan
teknologi. Segala hal, berupa perbuatan dan pemikiran manusia tak bisa dilepaskan dari
peradaban. Jadi, konsep peradaban bersifat mencakup semua. Oleh karena itu, menjadi
beradab adalah menjadi santun dan berakhlak baik dan peduli pada orang lain, bersih dan
sopan dan higienis dalam kebiasaan pribadi dan sebagainya. Sebuah peradaban tinggi
seharusnya bisa menjaga keagungan manusianya, memberikan kepuasan terhadap fisik,
estetika psikis, dan kreativitas manusianya. Oleh sebab itu, ia meniscayakan adanya
fleksibilitas yang saling menunjang antara manusia dan peradabannya.
Sebenarnya peradaban sudah ada dari zaman dahulu kala yang disebut dengan
peradaban dunia; kuno atau klasik pra-Islam. Di antara peradaban-peradaban itu adalah:
6
7. 1. Peradaban Irak, di antara peradaban yang terpenting adalah Sumeria, Akkadia,
Ayalamiyah, Babilonia, Asyuriah, dan Kaldaniah
2. Peradaban Syam, di antara peradaban yang terpenting adalah Amuriyah, Vinikia,
Kan‟an,. Aramiyah, Anbath, Tadmur, Ghassan, dan Munazarah
3. Peradaban Mesir, peradaban yang terpenting adalah peradabaan Fir‟aun dan
peradaban Heksus
4. Peradaban Yaman, di antaranya Ma‟in, Saba‟, Himyar, dan Qatban.
5. Peradaban Persia
6. Peradaban Yunani dan Romawi
Peradaban Fir‟aun dan Sumeria adalah dua peradaban paling awal yang ada dalam
sejarah manusia. Dari beberapa pengertian “kebudayaan” dan “peradaban” tersebut di atas
tampak sekali terdapat perbedaan di antara keduanya. Di sini pemikiran yang lebih jelas
tentang perbedaan “kebudayaan” dan “peradaban” dapat dijumpai dalam filosof mazhab
Jerman, seperti Edward Spranger yang mengartikan “kebudayaan” sebagai segala bentuk atau
ekspresi dari kehidupan batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan
teknologi dan pola material kehidupannya.
Adapun “peradaban” ialah khazanah pengetahuan terapan yang dimaksudkan untuk
mengangkat dan meninggikan manusia agar tidak menyerah terhadap kondisi-kondisi di
sekitarnya. Di sini „peradaban‟ meliputi semua pengalaman praktis yang diwarisi dari satu
generasi ke generasi lain. Peradaban tampak dalam bidang fisika, kimia, kedokteran,
astronomi, ekonomi, politik praktis, fiqih mu‟amalah, dan semua yang berkaitan dengan
penggunaan ilmu terapan dan teknologi.
Peradaban Islam sesungguhnya adalah suatu peradaban yang mempunyai kerangka
pedoman berdasarkan Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Kedua intisari
sumber ajaran Islam, al - Qur¶an dan al - Hadits adalah seiring dengan perkembangan zaman
dan perluasan wilayah penyebaran Islam telah melahirkan sistem gagasan yang tumbuh
melalui jalur ± jalur pemikiran ke - Islaman. Secara tradisional, jalur pemikiran yang
mendorong gerak peradaban umat Islam, ialah dibidang hukum (fiqh), teologi (tauhid) dan
mistisisme (tasawuf).
7
8. Peradaban adalah manifestasi keyakinan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Dengan demikian, peradaban Islam adalah manifestasi keyakinan Islam (tawhid) dalam setiap
aspek kehidupan Islam. Peradaban Islam adalah membangun setiap aspek dan strategi
kehidupan yang merupakan manifestasi dari pada keyakinan atau iman.
Peradaban (hadharah) adalah sekumpulan konsep (mafahim) tentang kehidupan.
Peradaban bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah (diniyah ilahiyyah) atau peradaban buatan
manusia. Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah aqidah (dasar ideologi), seperti
peradaban Islam yang lahir dari Aqidah Islamiyah. Sedangkan peradaban buatan manusia
bisa lahir dari sebuah aqidah, seperti peradaban kapitalisme Barat, yang merupakan
sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari aqidah sekularisme (pemisahan
agama dari kehidupan). Peradaban buatan manusia bisa pula tidak lahir dari sebuah aqidah,
semisal peradaban Shinto, Yunani, Babilonia, dan Mesir Kuno.Peradaban-peradaban tersebut
sekedar merupakan sekumpulan konsep yang disepakati oleh satu atau beberapa bangsa. Jadi
peradaban ini adalah sebuah peradaban yang bersifat kebangsaan atau buatan manusia.
8
9. BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Perbedaan kebudayaan dan Peradaban
Kebudayaan dan peradaban adalah dua kata yang sampai sekarang masih menjadi
perdebatan di kalangan ahli. Pendapat pertama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam
penggunaan istilah “kebudayaan” dan “peradaban”. Sementara itu pendapat kedua
menyatakan bahwa ada perbedaan terminologis antara “kebudayaan” dan “peradaban”.
Tulisan ini secara ringkas mencoba untuk memberikan sedikit bahan untuk menjelaskan
pandangan yang kedua tentang “kebudayaan” dan “peradaban” sebagai istilah yang memiliki
perbedaan secara terminologis.
Ada beberapa ahli yang memberikan titik tekan berbeda untuk menjelaskan konsep
tentang kebudayaan dan peradaban. Ahli-ahli tersebut antara lain Albion Small, Alfred
Weber, dan Spengler. Bagi Albion Small peradaban adalah kemampuan manusia dalam
mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Sementara itu, kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam
melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Small, peradaban berhubungan dengan
suatu perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia, sedangkan
kebudayaan mengacu pada sesuatu yang bersifat material, faktual, relevan, dan konkret.
Namun demikian, berbeda dengan pandangan Small, Alfred Weber justru
memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Alfred Weber, peradaban mengacu pada
pengetahuan praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknisyang
digunakan untuk mengendalikanalam. Sedangkan kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai,
prinsip normatif, dan ide yang bersifat unik. Aspek peradaban lebih bersifat kumulatif dan
lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap penilaian dan lebih berkembang daripada
aspek kebudayaan. Peradaban bersifat impersonal dan objektif, sedangkan kebudyaan lebih
bersifat personal, subjektif, dan unik.
9
10. Selain pandangan Small dan Weber yang cenderung bersifat pada pemilihan istilah,
ada pandangan yang lebih khas yang dikemukakan oleh Spengler. Menurut pendapat saya,
pendapat Spengler lebih mudah dicerna dan dipahami. Pendapat ini senada dengan pendapat
Theodorson yang menjelaskan keterkaitan antara peradaban dan kebudayaan. Peradaban
adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi atau kompleks. Spengler menyatakan
bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan ketika telah mencapai taraf tinggi dan kompleks.
Lebih lanjut lagi Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan ketika
tidak lagi memiliki aspek produktif, beku dan mengkristal. Sedangkan kebudayaan mengacu
pada sesuatu yang hidup dan kreatif. Kebudayaan adalah sebagai sesuatu yang “sedang
menjadi” (it becomes), sedangkan peradaban adalah sebagai sesuatu yang “sudah selesai” (it
has been). Contoh dari peradaban adalah bangunan-bangunan monumental seperti
Borobudur, Piramida, Tembok Besar Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu
contoh dari kebudayaan antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal yang
masih memiliki kecenderungan untuk terus berkembang.
Perbedaan kebudayaan dan peradaban
Kebudayaan --> nilai-nilai, hanya teorinya saja
Peradaban
--> aplikasi dari kebudayaan
Terjadinya keberagaman budaya karena manusia itu berbeda-beda.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita cirikan dari perbedaan peradaban dan
kebudayaan :
1. Peradaban (hadharah, civilization) berakar pada ide tentang kota. Kemajuan material
(ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain.
2. Kebudayaan (culture, tsaqafah) berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran
yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat.
3. Kebudayaan dan peradaban merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia.
Sebuah deskripsi mengenai kontras-kontras antara kebudayaan dan peradaban
dijelaskan secara menarik oleh Alija Izebegovic dalam Membangun Jalan Tengah.
Karena peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada
10
11. interelasi antara keduanya. Sebagaimana interelasi antara aspek spiritual, mental dan
material dalam diri manusia.
4. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan
(progress dan development). Tetapi sebuah masyarakat memiliki nilai-nilai,
pemikiran-pemikiran dasar yang tetap, yang menjadi identitas kulturalnya. Nilai-nilai
yang tidak hilang begitu saja ketika sebuah peradaban mundur atau hancur. Yang
terjadi adalah nilai-nilai itu menjadi tidak efektif secara sosial.
5. Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang
dan surut. Sedang kebudayaan lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki
ukuran tersendiri (ukuran benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai
pemikiran.
6. Membangun peradaban tidak bisa dengan sekedar menumpuk-numpuk produk
peradaban lain. Sebuah peradaban diukur dari pencapaiannya.
7. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial (dalam terminologi
Bennabi) atau inovasi sosial (dalam terminologi Drucker) yang menciptakan pranata
(institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produkproduk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
3.2. Hubungan Manusia dengan peradaban
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan
pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang
terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan
santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian
sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi
yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
11
12. Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya
fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari
budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk
beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan
berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui.
Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan
karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal)
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat, serta
potensi kemanusiaan yang tinggi.
Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety
civilis.istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga,
atau masyarakat madani.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer
ibrahim(mantan wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah
masyarakat
madani
sebagaia
istilah
lain
dari
civil
society.
Nurcholish
madjid
mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia
dengan berbagai istilh antara lain :
1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan
society artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini
merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan
dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)
12
13. 3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada
kata madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata
madaniyah yang berati peradaban
4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini
dikarnakan madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita
kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat
beradab.
5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan.
Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa
Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban
memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan
hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan
keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam
bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah
kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari),
keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh
warganya.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
1. Pendidikan
2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
Wujud Peradaban Moral :
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.
13
14. 3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket,
sopan santun.
4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41)
menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and
attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on
the culture evolutionary scale. Reference is made to „civilized peoples‟. More civilized usage
would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less
highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic
technological, and spiritual attainments.
The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap peradaban
pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai
tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat
komunikasi digital.
14
15. BAB IV
KESIMPULAN
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur,
mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban
merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai
kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
telah maju
Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk
berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui.
Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau
masyarakat madani.
Evolusi kebudayaan adalah proses yang berlangsung sesuai dengan perkembangan
budi daya dan akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.
Peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia . peradaban merupakan tahap dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas, yang dicirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni,
teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Wujud peradaban moral:
- Nilai-nilai
- Norma
- Etika
15
16. Berdasarkan pada pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa peradaban
manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada
kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada pada era
peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan
globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, hubungan
antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara
(transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara
lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
16