SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
BAB I
                                   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
          Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah
   endapan zat kapur hasil metabolisme dari ribuan hewan karang. Terumbu karang
   bertumbuh dan berkembang sangat lambat. Sebagian besar karang hanya hidup di iklim
   tropis. Hewan-hewan yang karang ini bersimbiosis dengan alga Zooxanthellae. Daerah
   Asia-Mediterania, yaitu laut di dalam dan di sekitar kepulauan Indonesia dari bagian
   utara Australia sampai bagian selatan cina memilki daerah terumbu karang yang luas,
   yaitu sekitar 182.000 km2 yang merupakn 30% dari total daerah terumbu karang di dunia.
   Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu
   karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memilki areal terumbu karang seluas
   60.000 km2 lebih.
          Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara
   Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak dapat
   dihitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia beraneka ragam dan memegang peranan
   yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan
   stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. Oleh karena itu harus dilindungi dan
   dikembangkan secara terus menerus baik untuk kepentingan generasi sekarang ataupun
   generasi selanjutnya.
          Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya
   baik secara fisik ataupun juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan
   tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di
   wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang parah. Bagaimanapun juga,
   tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan
   manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan
   manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang. Secara
   ekologis, terumbu karang mempunyai keterkaitan dengan daratan dan lautan serta
   ekosistem lain, seperti hutan mangrove dan lamun. Hal ini disebabkan karena terumbu
   karang berada dekat dengan ekosistem tersebut serta daratan dan lautan. Berbagai
   dampak kegiatan pembangunan yang dilakukan di lahan atas atau di sekitar padang


                                                                                             1
lamun atau hutan mangrove akan menimbulkan dampak pula pada ekosistem terumbu
    karang. Demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas, seperti: kegiatan
    pengeboran minyak lepas pantai, pembuangan limbah dan perhubungan laut
           Oleh karena itu perlu kiranya untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana
    pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin
    parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap
    terumbu karang di Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
    terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan
    semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.


1.2 Identifikasi Masalah
   1) Bagaimanakah kondisi terumbu karang di Indonesia?
   2) Apakah penyebab kerusakan pada terumbu karang di Indonesia dan bahayanya
      terhadap lingkungan hidup?
   3) Apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang dari
      kerusakan?


1.3 Maksud dan Tujuan
   1) Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.
   2) Dapat Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang.
   3) Dapat mengetahui penyebab kerusakan terumbu karang yang selama ini terjadi dan
      dampaknya bagi lingkungan.
   4) Dapat mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu
      karang.




                                                                                       2
BAB II
                                 KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Terumbu Karang
           Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah
    endapan zat kapur hasil metabolisme dari ribuan hewan karang. Hewan karang ini
    bentuknya renik dan melakukan kegiatan pemangsaan terhadap berbagai mikro
    organisme lainnya yang melayang pada malam hari. Terumbu karang adalah karang yang
    terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang
    bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu
    karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut
    dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan
    memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di
    daerah tropis dengan temperatur sekitar 21o-30oC. Terumbu karang merupakan sumber
    makanan dan juga melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.
           Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan
    laut utama. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi
    satu membentuk terumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon.
    Hewan ini hidup dengan memakan berbagai mikroorganisme yang hidup melayang di
    kolom perairan laut.
       Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk
    sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu jutaan tahun.
    Tergantung dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh
    beberapa milimeter saja per tahun. Di perairan Indonesia saja saat ini paling tidak mulai
    terbentuk sejak 450 juta tahun silam. Terumbu Karang menjadi rumah bagi ribuan
    spesies makhluk hidup.
2.2 Jenis-Jenis Terumbu Karang

           1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

           Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai
    dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan
    pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses

                                                                                            3
perkembangannya, terumbu karang ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan
    adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada
    pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh di:
    Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
           2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
           Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52
   km ke arah laut lepas dan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.
   Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai
   puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar
   atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh di: Batuan
   Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai
   (Sulawesi Tengah).

           3. Terumbu karang cincin (atolls)

           Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau
   vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Terumbu
   karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan
   kedalaman rata-rata 45 meter. Contohnya di: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua
   (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

           4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

           Gosong terumbu (patch reefs), disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
   Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu
   geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang
   secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contohnya: Kepulauan
   Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

2.3 Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang


           Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° -
    30°C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi
    pertumbuhannya akan sangat lambat. Karena hal itulah terumbu karang banyak
    ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang


                                                                                          4
dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian
    selatan Jepang.

       Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari
    yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-fotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk
    terumbu pada kedalaman 18 - 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman
    lebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, karena itu, di sekitar
    mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang
    membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.




2.4 Fungsi dari Terumbu Karang
   1. Pelindung ekosistem pantai.
       Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah
       terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.
   2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen.
       Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi hutan
       di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut.
   3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup.
       Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk mencari
       makan, berkembang biak, dan berlindung. Bagi manusia, berarti terumbu karang mempunyai
       potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan ataupun mata pencaharian
       mereka.
   4. Sumber obat-obatan.
       Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa
       menjadi obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai penelitian
       mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai
       penyakit.
   5. Objek wisata.
       Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving,
       karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat
       merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Hal ini
       dapat memberikan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.
   6. Daerah Penelitian



                                                                                                5
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan
      yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat
      yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia
      sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahuinya.


2.5 Manfaat dari Terumbu Karang
          Terumbu karang memiliki manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara
   ekologi ataupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang
   dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung:
         a. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya
            ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan
            lainnya yang terkandung di dalamnya.
         b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang
            sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
   Dalam konteks ekonomi, terumbu karang menyediakan sejumlah manfaat yang dapat
   dikelompokkan menjadi 2 golongan:
   • Manfaat berkelanjutan
   ¬ Perikanan lepas pantai
   ¬ Perikanan terumbu
   ¬ Perlindungan pantai dan pulau kecil
   ¬ Wisata bahari
   ¬ Marinkultur
   ¬ Bioteknologi
   ¬ Perdagangan biota ornamental
   ¬ Wilayah perlindungan
   ¬ Penambangan pasir karang
   ¬ Kerajinan souvenir
   ¬ Penelitian dan pendidikan
   • Manfaat yang tidak berkelanjutan
   ¬ Aktivitas ekstraktif
   ¬ Perikanan dengan metode destruktif
   ¬ Pengumpulan organisme terumbu

                                                                                         6
¬ Perdagangn biota ornamental
   ¬ Pembangunan pesisir




                                        BAB III
                                   PEMBAHASAN


3.1 Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang
          Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai
   lebih dari 95.000 km, serta lebih dari 17.000 pulau. Terumbu karang yang luas
   melindungi kepulauan Indonesia. Diperkirakan luas terumbu karang di Indonesia sekitar
   60.000 km2.    Belum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil yang belum
   dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam. Terdapat 30% dari terumbu karang di
   dunia berada di perairan Indonesia. Terumbu karang di Indonesia yang sangat beragam
   dan bernilai, mengalami ancaman yang sangat besar. Ketergantungan yang tinggi
   terhadap sumberdaya laut telah menyebabkan eksploitasi besar-besaran dan kerusakan
   terumbu karang, terutama yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk.
          Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia
   telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Penangkapan ikan secara ilegal telah meluas ke
   banyak pulau di Indonesia, bahkan di daerah yang dilindungi. Hal ini bukan hanya
   mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar tapi juga kerusakan lingkungan
   yang sangat parah. Keberadaan pengelolaan dan institusi khusus untuk melindungi
   terumbu karang Indonesia sangatlah sedikit. Hingga tahun 1999, tidak ada institusi
   pemerintah yang memfokuskan diri pada pengelolaan sumber daya pesisir. Pemerintah
   Indonesia tidak dapat memenuhi target pengelolaan yang direncanakan, karena tidak
   adanya koordinasi serta kondisi politik yang bergejolak.
          .Terumbu karang di Indonesia ditemui sangat berlimpah di wilayah kepulauan
   bagian timur (meliputi Bali, Flores, Banda dan Sulawesi). Namun juga terdapat di

                                                                                        7
perairan Sumatera dan Jawa. Indonesia menopang tipe terumbu karang yang bervariasi
   (terumbu karang tepi, penghalang dan atol). Namun tipe terumbu karang yang dominan
   di Indonesia ialah terumbu karang tepi. Terumbu karang tepi ini dapat dijumpai
   sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah
   pulau-pulau kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Tipe Patch Reefs (terumbu
   karang yang mengumpul) paling baik terbentuk di wilayah Kepulauan Seribu, sedangkan
   terumbu karang penghalang paling baik terbentuk di sepanjang tepi Paparan Sunda,
   bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah). Terdapat
   pula beberapa atol, contohnya Taka Bone Rate di Laut Flores merupakan atol terbesar
   ketiga di dunia.
          Eksploitasi berlebihan pada sumber daya hayati saat ini menjadi isu kritis, dan
   menjadi masalah besar dalam manajemen keanekaragaman hayati khususnya
   keanekaragaman biota laut. Apalagi kerusakan terumbu karang (coral reef) yang banyak
   menyita perhatian, karena perannya yang sentral dalam ekosistem laut.


3.2 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
               Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan
   terumbu karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu ini,
   melalui adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut
   menyebabkan terumbu karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyak
   ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia
   (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-exploitation)
   terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak (seperti potassium cyanide, bom
   ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan
   pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak
   langsung.
               Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu
   karang adalah :
   a. Kependudukan dan Kemiskinan
   b. Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam

   c. Kelembagaan dan Penegakan Hukum

   d. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosistem


                                                                                       8
e. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem


1. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan di Wilayah Pesisir
       Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan
terumbu karang akibat sedimentasi dan pencemaran perairan laut. Pengerukan,
reklamasi, penambangan pasir, pembuangan limbah padat dan cair, dan konstruksi
bangunan, semuanya dapat mengurangi pertumbuhan karang, bahkan menyebabkan
pemutihan karang dalam kasus-kasus yang berat. Ancaman terhadap terumbu karang
akibat pembangunan wilayah pesisir dianalisis berdasarkan jarak ke pusat pemukiman
penduduk, luas area pusat pemukiman, tingkat pertumbuhan penduduk, dan jarak ke
pangkalan udara, pertambangan, fasilitas pariwisata, dan pusat fasilitas selam.


2. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran
       A. Pencemaran Laut
       Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari
pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas
kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal. Sumber kedua terbesar yang
menyebabkan kematian terumbu, pada tahun-tahun terakhir adalah ledakan populasi
bintang laut Acanthaster planci.


       B. Sedimentasi dan Pencemaran Darat
       Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan, dan praktek pertanian yang buruk,
menyebabkan peningkatan sedimentasi dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan
air. Sedimen dalam kolom air dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau
bahkan menyebabkan kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari aliran
sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun.


3. Eksploitasi
       Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak perubahan pada
ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal ini disebabkan ikan turut
berperan di dalam mencapai keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu
karang. Penangkapan besar-besaran akan menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh
terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia.


                                                                                   9
Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan
   praktek yang umum dilakukan, yang memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu
   karang. Penangkapan ikan dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah
   terumbu karang, yang kemudian akan membunuh atau melumpuhkan ikan-ikan. Karang
   yang terpapar sianida berulang kali akan mengalami pemutihan bahkan kematian.
   Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan dapat
   menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh ikan yang ada di sekelilingnya.




  4. Perubahan Iklim Global
          Walaupun terumbu karang terlihat luas dan merupakan sistem yang sangat stabil,
   pada atol selama jutaan tahun, sebenarnya mereka mengalami perusakan dalam skala
   besar oleh berbagai kekuatan. Sumber terbesar dari terumbu karang adalah perusakan
   mekanik oleh badai tropik yang hebat. Topan atau angin puyuh yang kuat ketika melalui
   suatu daerah terumbu sering merusak daerah yang luas di terumbu. Bila terumbu karang
   banyak yang terletak di zona yang sering dilalui oleh topan atau angin puyuh, maka
   seluruh atau sebagian dari terumbu akan dirusak atau mengalami kerusakan berat yang
   besar. Akibat badai ini biasanya disertai kerusakan koloni-koloni sampai ke akar-akarnya
   dan terangkat dari terumbu, jadi memungkinkan untuk ditempati oleh pendatang baru
          Isu mengenai global warming yang banyak dibicarakan, berdampak besar pada
   terumbu karang. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang
   (bleaching) yang lebih parah dan lebih sering. Peristiwa alam seperti El Nino sehingga
   terjadi peningkatan suhu air laut rata-rata dan Tsunami juga menyebabkan kerusakan
   yang serius terhadap kelangsungan hidup terumbu karang.


3.3 Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang
   Dampak ekologi:
          akan mengganggu jaring-jaring makanan di laut, terumbu karang yang
   kebanyakan merupakan hewan kelas anthozoa berbentuk polip. biasanya melakukan
   simbiosis mutualisme dengan hewan-hewan kecil di laut, termasuk ikan, kepiting, belut,
   moluska dan lain-lain. ketika habitatnya terganggu hewan-hewan tersebut tidak bisa
   melindungi dirinya dari predator, akibatnya terjadi pengurangan drastis hewan kecil
   penghuni termubu karang tersebut. oleh karena itu ketika hewan-hewan kecil jumlahnya

                                                                                        10
sedikit, akan berpengaruh juga terhadap populasi predatornya. seperti ikan besar dan
   lainya.
             selain itu terdapat spesies-spesies tertentu yang hidup di terumbu karang akan
   mati, hal ini dapat berpengaruh pada pada kekayaan biodiversitas. apa lagi spesies
   tersebut terancam kepunahan.
   Dampak Bidang ekonomi:
             secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ekonomi masayarakat pantai.
   terumbu karang yang rusak mengakibatkan berkurangnya populasi ikan, sehingga
   tangkapan nelayan pun berkurang.
             Dampak Pariwisata: eksotisme terumbu karang merupakan daya tarik wisata
   sendiri sehingga pemerintah membuat tman laut sebagai objek pariwisata menjanjikan.
   nah ketika terumbu karang rusak otomatis potensi tersbut akan hilang.
             Ancaman terhadap kelangsungan hidup terumbu karang, mengakibatkan
   kerusakan lingkungan yang besar. Terumbu karang yang dimana merupakan sentral dari
   ekosistem laut sangat mempengaruhi kehidupan di laut. Komposisi oksigen di laut
   menjadi berkurang. Banyak biota laut, baik hewan ataupun tumbuhan akan ikut musnah
   jika terumbu karang menjadi rusak. Selain itu, di daerah-daerah pesisir pantai akan
   mudah terjadi abrasi, mengakibatkan perubahan lingkungan yang drastis dan membuat
   tidak adanya perlindungan terhadap daerah pantai. Banyak pencemaran yang terjadi
   bukan hanya merusak laut tapi juga mengancam kesehatan manusia. Ikan yang ditangkap
   dengan menggunakan racun kemudian di konsumsi sangat membahayakan manusia.


3.4 Upaya untuk Menyelamatkan Terumbu Karang
             Terumbu karang dikenal sebagai salah satu ekosistem yang paling beragam,
   kompleks dan produktif di muka bumi ini. Setidaknya 794 spesies karang di dunia telah
   berhasil dideskripsikan oleh para ahli, dan 77% dari karang yang telah diidentifikasi
   tersebut berlokasi di Asia Tenggara. Terumbu karang memberikan layanan ekosistem
   yang sangat penting dan memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada
   masyarakat pesisir. Belum lagi keuntungan atau manfaat yang tidak bisa dinilai dengan
   uang, diantaranya sebagai tempat daur ulang nutrien, penyediaan makanan, daerah
   perlindungan dan pemijahan ikan dan sebagai organisme laut lainnya
             wilayah indonesia terkenal mempunyai keanekaragaman hayati laut yang sangat
   tinggi, sehingga banyak para wisatawan dari manca negara yang datang ke Indonesia
   untuk mempelajari aspek ini. Namun disayangkan aktivitas manusia dalam

                                                                                        11
memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada di kawasan pesisir dan laut, sering
tanpa mengindahkan konsep pelestarian alam, sehingga yang terjadi potensi tersebut
terus menurun. Daerah suaka alam, yang dilindungi tak luput pula dari jamahan mereka,
sehingga “biological reserve”, juga ikut rusak.
       Konservasi semberdaya hayati laut merupakan salah satu implementasi
pengelolaan ekosistem sumberdaya laut dari keruskan akibat aktivitas manusia. Kawasan
konservasi laut mempunyai peranan penting dalam program konservasi sumberdaya alam
hayati wilayah laut. Walaupun kawasan ini cenderung labih baru ditetapkan
dibandingkan dengan kawasan konservasi di daerah daratan, namun dibutuhkan keahlian
tertentu untuk mengidentifikasi, mendirikan dan mengelolanya.            Pemanfaatan
sumberdaya alam di lingkungan konservasi laut biasanya diatur melalui zona-zona, yang
telah di teteapkan kegiatan-kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya
pelarangan kegiatan seperti penambangan minyak dan gas bumi, penangkapan ikan dan
biota laut lain dengan alat yang merusak lingkungan, serta perusakan lingkungannya
untuk menjamin perlindungan yang lebih baik.
       Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya tetap
melestarikan terumbu karang sebagai kekayaan nasional antara lain:
1. Mengupayakan peraturan perundang-undangan bagi perlindungan terumbu karang,
  sehingga tidak terjadi kekosongan hukum dalam rangka penegakkan hukum bagi
  pelestarian dan perlindungan terumbu karang.
2. Mengupayakan usaha-usaha peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat bagi
  pelestarian terumbu karang.
3. Mengupayakan pelatihan, penelitian, dan pendidikan bagi upaya-upaya konservasi
  terumbu karang.
4. Mengupayakan pengelolaan kawasan konservasi ekosistem terumbu karang agar
  dapat diupayakan pemanfaatannya secara optimal, dan berdaya guna bagi masyarakat.
A. Perlunya Kesadaran Manusia
       Dalam upaya untuk menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah
perlunya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang itu
sendiri. Oleh karena itu diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan
mengenai terumbu karang. Fungsi, manfaatnya, kondisi dari terumbu karang saat ini, dan
apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus berlanjut. Dengan adanya
pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki sehingga manusia
bisa peduli dan melindungi terumbu karang.
                                                                                   12
Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi
kerusakan terumbu karang :
•   Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang
    adalah ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit
    saja dapat memicu pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar
    dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang. Jadi apapun yang dapat kita
    lakukan untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu
    karang.
•   Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang kemudian
    akan bermuara ke laut. Hewan laut besar sering terkait pada sampah-sampah sehingga
    mengganggu gerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan diperkirakan
    kadang dimakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan
    mengganggu pencernaanya.

•   Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi ilmu, pendapat, dan
    berdiskusi. Membangun trend hidup ramah lingkungan.

•   Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan
    lingkungan.

•   Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya melakukan penyelaman di
    perairan yang tidak ber-terumbu karang.


B. Peranan pemerintah
              Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat penting.
Pemerintah sebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat menetapkan
kebijakan dan peraturan-peraturan untuk menyelamatkan terumbu karang. Membuat
rencana perbaikan lingkungan yang sudah rusak dan mencegah kerusakan terumbu
karang. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau organisasi-
organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Misalnya melakukan
kampanye lingkungan hidup bekerjasama dengan media-media atau organisasi seperti
National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia, LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu Karang
Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan hidup terumbu karang. Baik



                                                                                     13
mengawasi eksploitasi karena ulah manusia, pertumbuhan terumbu karang yang sedang
direstorasi, dan pengawasan daerah terumbu karang yang terancam di Indonesia.
          Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah
terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan
utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang
terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem. Mencakup restorasi fisik dan
restorasi biologi. Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan terumbu dengan fokus
pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk mengembalikan biota
berikut proses ekologis ke keadaan semula.
          Pemerintah     harus     benar-benar   merealisasikan   upaya-upaya   untuk
menyelamatkan terumbu karang. Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan
lingkungan yang terjadi dan berusaha dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang
yang juga merupakan aset negara.


C. Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global
          Perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak pada
perubahan lingkungan secara global. Antara satu negara dengan negara lain memiliki
tanggung jawab yang sama terhadap kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi
yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Begitu
pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak kesepakatan-kesepakatan
yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan.
Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean Conference (WOC) (Gambar1.6) atau
disebut juga Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi
ini disepakati oleh 61 negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit
(Gambar1.7 ) yang merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam
deklarasi ini disepakati komitmen bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut dari
ancaman global warming dan komitmen program penyelamatan lingkungan laut secara
berkelanjutan di tiap negara.
          Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya penyelamatan
lingkungan. Apalagi dilakukan secara global yang menjaring banyak pihak sehingga
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik lagi.




                                                                                   14
BAB IV
                                       PENUTUP


4.1 Kesimpulan
          Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
   sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang bisa dikatakan
   sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat
   dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman
   hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan
   temperatur sekitar 21o-30oC. Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-
   hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut
   laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-
   cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di
   sekitar ekosistem terumbu karang.
          Walaupun terumbu karang terlihat luas dan merupakan sistem yang sangat stabil,
   pada atol selama jutaan tahun, sebenarnya mereka mengalami perusakan dalam skala
   besar oleh berbagai kekuatan. Mungkin sumber terbesar dari terumbu karang adalah
   perusakan mekanik oleh badai tropik yang hebat. Selain kerusakan yang disebabkan
   oleh kegiatan antropogenik, juga ada yang disebabkan oleh pengaruh alam lainnya,
   misalnya akibat dari perubahan cuaca global El Nino. Sumber kedua terbesar yang




                                                                                           15
menyebabkan kematian terumbu, pada tahun-tahun terakhir adalah ledakan populasi
bintang laut Acanthaster planci.
       Dalam menyelamatkan kelangsungan hidup terumbu karang yang paling utama
adalah perlunya kesadaran dari manusia sendiri selaku pihak yang telah banyak
melakukan kerusakan pada terumbu karang. Dengan cara tidak membuang sampah dan
mengotori lingkungan. Mengurangi pemanasan global dengan prinsip reduce, reuse,
recycle. Melakukan kampanye lingkungan hidup serta turut aktif dalam kegiatan
penyelamatan lingkungan hidup.
       Pemerintah membuat kebijakan dan peraturan yang tegas megenai kegiatan
perusakan lingkungan. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga dan organisasi untuk
mengawasi naik-turunnya perubahan lingkungan, memberi pendidikan lingkungan hidup,
dan melakukan kampanye-kampanye agar masyarakat peduli akan lingkungan.
Kampanye-kampanye yang banyak dilakukan hendaknya tidak hanya di jadikan wacana,
tapi dijalankan dengan sungguh-sungguh. Upaya penyelamatan lingkungan perlu
dilakukan secara global karena lingkungan satu negara dengan negara lain saling
berkaitan.




                                                                               16
Daftar Pustaka


http://adzriair.blogspot.com/2011/12/terumbu-karang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang
Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia.
    Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Supriharyono, 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan.
    Jakarta.




                                                                           17

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangtuti handayani
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveerikakurnia
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangAzewan Ndk
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangroveWiina Parmana
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full PaperWindra Hardi
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiGuruh Adhi
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailAmril Taufik Gobel
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
Terumbu karang (coral reef)
Terumbu karang (coral reef)Terumbu karang (coral reef)
Terumbu karang (coral reef)Dizza Ayu Putri
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangroveazizahdiasy
 

La actualidad más candente (20)

Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full Paper
 
Ekosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docxEkosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docx
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Lamun
Lamun Lamun
Lamun
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Ipa hutan mangrove
Ipa hutan mangroveIpa hutan mangrove
Ipa hutan mangrove
 
Pantai
PantaiPantai
Pantai
 
Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri
 
Terumbu karang (coral reef)
Terumbu karang (coral reef)Terumbu karang (coral reef)
Terumbu karang (coral reef)
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
 

Similar a MAteri SIG

Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritimanBunda Rara
 
Tentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautTentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautmineshaft12
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiamasmukriyadi
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxRenadaArifaDhuantie
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxSuBagio6
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Register Undip
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2aswar hamzah
 
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariLap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariNurma Putri Tanadoang
 
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBPertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBBudiatman Dani
 
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan  Lingkungan HidupPendidikan  Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan HidupRimada25
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)salminruslan
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Pointiswant mas
 

Similar a MAteri SIG (20)

Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
 
Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritiman
 
Tentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautTentang sumber daya laut
Tentang sumber daya laut
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
 
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariLap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
 
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTBPertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
Pertemuan Kedua | Budidaya Tiram Mutiara| Potensi Biota Laut Indonesia dan NTB
 
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan  Lingkungan HidupPendidikan  Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan Hidup
 
5. sumber daya laut
5. sumber daya laut5. sumber daya laut
5. sumber daya laut
 
Paper Ekologi Laut Tropis
Paper Ekologi Laut TropisPaper Ekologi Laut Tropis
Paper Ekologi Laut Tropis
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 

MAteri SIG

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah endapan zat kapur hasil metabolisme dari ribuan hewan karang. Terumbu karang bertumbuh dan berkembang sangat lambat. Sebagian besar karang hanya hidup di iklim tropis. Hewan-hewan yang karang ini bersimbiosis dengan alga Zooxanthellae. Daerah Asia-Mediterania, yaitu laut di dalam dan di sekitar kepulauan Indonesia dari bagian utara Australia sampai bagian selatan cina memilki daerah terumbu karang yang luas, yaitu sekitar 182.000 km2 yang merupakn 30% dari total daerah terumbu karang di dunia. Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memilki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak dapat dihitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia beraneka ragam dan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. Oleh karena itu harus dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk kepentingan generasi sekarang ataupun generasi selanjutnya. Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara fisik ataupun juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang. Secara ekologis, terumbu karang mempunyai keterkaitan dengan daratan dan lautan serta ekosistem lain, seperti hutan mangrove dan lamun. Hal ini disebabkan karena terumbu karang berada dekat dengan ekosistem tersebut serta daratan dan lautan. Berbagai dampak kegiatan pembangunan yang dilakukan di lahan atas atau di sekitar padang 1
  • 2. lamun atau hutan mangrove akan menimbulkan dampak pula pada ekosistem terumbu karang. Demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas, seperti: kegiatan pengeboran minyak lepas pantai, pembuangan limbah dan perhubungan laut Oleh karena itu perlu kiranya untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah 1) Bagaimanakah kondisi terumbu karang di Indonesia? 2) Apakah penyebab kerusakan pada terumbu karang di Indonesia dan bahayanya terhadap lingkungan hidup? 3) Apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang dari kerusakan? 1.3 Maksud dan Tujuan 1) Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia. 2) Dapat Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang. 3) Dapat mengetahui penyebab kerusakan terumbu karang yang selama ini terjadi dan dampaknya bagi lingkungan. 4) Dapat mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang. 2
  • 3. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Terumbu Karang Terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang. Terumbu adalah endapan zat kapur hasil metabolisme dari ribuan hewan karang. Hewan karang ini bentuknya renik dan melakukan kegiatan pemangsaan terhadap berbagai mikro organisme lainnya yang melayang pada malam hari. Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21o-30oC. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan juga melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut. Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai mikroorganisme yang hidup melayang di kolom perairan laut. Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu jutaan tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa milimeter saja per tahun. Di perairan Indonesia saja saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam. Terumbu Karang menjadi rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup. 2.2 Jenis-Jenis Terumbu Karang 1. Terumbu karang tepi (fringing reefs) Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses 3
  • 4. perkembangannya, terumbu karang ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh di: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali). 2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs) Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh di: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah). 3. Terumbu karang cincin (atolls) Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contohnya di: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua) 4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs) Gosong terumbu (patch reefs), disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contohnya: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh) 2.3 Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° - 30°C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat. Karena hal itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang 4
  • 5. dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-fotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 - 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman lebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup. 2.4 Fungsi dari Terumbu Karang 1. Pelindung ekosistem pantai. Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya. 2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen. Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut. 3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup. Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk mencari makan, berkembang biak, dan berlindung. Bagi manusia, berarti terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan ataupun mata pencaharian mereka. 4. Sumber obat-obatan. Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit. 5. Objek wisata. Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving, karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Hal ini dapat memberikan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. 6. Daerah Penelitian 5
  • 6. Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahuinya. 2.5 Manfaat dari Terumbu Karang Terumbu karang memiliki manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi ataupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung: a. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya. Dalam konteks ekonomi, terumbu karang menyediakan sejumlah manfaat yang dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan: • Manfaat berkelanjutan ¬ Perikanan lepas pantai ¬ Perikanan terumbu ¬ Perlindungan pantai dan pulau kecil ¬ Wisata bahari ¬ Marinkultur ¬ Bioteknologi ¬ Perdagangan biota ornamental ¬ Wilayah perlindungan ¬ Penambangan pasir karang ¬ Kerajinan souvenir ¬ Penelitian dan pendidikan • Manfaat yang tidak berkelanjutan ¬ Aktivitas ekstraktif ¬ Perikanan dengan metode destruktif ¬ Pengumpulan organisme terumbu 6
  • 7. ¬ Perdagangn biota ornamental ¬ Pembangunan pesisir BAB III PEMBAHASAN 3.1 Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai lebih dari 95.000 km, serta lebih dari 17.000 pulau. Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan Indonesia. Diperkirakan luas terumbu karang di Indonesia sekitar 60.000 km2. Belum mencakup terumbu karang di wilayah terpencil yang belum dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam. Terdapat 30% dari terumbu karang di dunia berada di perairan Indonesia. Terumbu karang di Indonesia yang sangat beragam dan bernilai, mengalami ancaman yang sangat besar. Ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya laut telah menyebabkan eksploitasi besar-besaran dan kerusakan terumbu karang, terutama yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Penangkapan ikan secara ilegal telah meluas ke banyak pulau di Indonesia, bahkan di daerah yang dilindungi. Hal ini bukan hanya mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar tapi juga kerusakan lingkungan yang sangat parah. Keberadaan pengelolaan dan institusi khusus untuk melindungi terumbu karang Indonesia sangatlah sedikit. Hingga tahun 1999, tidak ada institusi pemerintah yang memfokuskan diri pada pengelolaan sumber daya pesisir. Pemerintah Indonesia tidak dapat memenuhi target pengelolaan yang direncanakan, karena tidak adanya koordinasi serta kondisi politik yang bergejolak. .Terumbu karang di Indonesia ditemui sangat berlimpah di wilayah kepulauan bagian timur (meliputi Bali, Flores, Banda dan Sulawesi). Namun juga terdapat di 7
  • 8. perairan Sumatera dan Jawa. Indonesia menopang tipe terumbu karang yang bervariasi (terumbu karang tepi, penghalang dan atol). Namun tipe terumbu karang yang dominan di Indonesia ialah terumbu karang tepi. Terumbu karang tepi ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah pulau-pulau kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Tipe Patch Reefs (terumbu karang yang mengumpul) paling baik terbentuk di wilayah Kepulauan Seribu, sedangkan terumbu karang penghalang paling baik terbentuk di sepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah). Terdapat pula beberapa atol, contohnya Taka Bone Rate di Laut Flores merupakan atol terbesar ketiga di dunia. Eksploitasi berlebihan pada sumber daya hayati saat ini menjadi isu kritis, dan menjadi masalah besar dalam manajemen keanekaragaman hayati khususnya keanekaragaman biota laut. Apalagi kerusakan terumbu karang (coral reef) yang banyak menyita perhatian, karena perannya yang sentral dalam ekosistem laut. 3.2 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu ini, melalui adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak (seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung. Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu karang adalah : a. Kependudukan dan Kemiskinan b. Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam c. Kelembagaan dan Penegakan Hukum d. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosistem 8
  • 9. e. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem 1. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan di Wilayah Pesisir Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan terumbu karang akibat sedimentasi dan pencemaran perairan laut. Pengerukan, reklamasi, penambangan pasir, pembuangan limbah padat dan cair, dan konstruksi bangunan, semuanya dapat mengurangi pertumbuhan karang, bahkan menyebabkan pemutihan karang dalam kasus-kasus yang berat. Ancaman terhadap terumbu karang akibat pembangunan wilayah pesisir dianalisis berdasarkan jarak ke pusat pemukiman penduduk, luas area pusat pemukiman, tingkat pertumbuhan penduduk, dan jarak ke pangkalan udara, pertambangan, fasilitas pariwisata, dan pusat fasilitas selam. 2. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran A. Pencemaran Laut Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal. Sumber kedua terbesar yang menyebabkan kematian terumbu, pada tahun-tahun terakhir adalah ledakan populasi bintang laut Acanthaster planci. B. Sedimentasi dan Pencemaran Darat Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan, dan praktek pertanian yang buruk, menyebabkan peningkatan sedimentasi dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan air. Sedimen dalam kolom air dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan menyebabkan kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari aliran sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun. 3. Eksploitasi Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak perubahan pada ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal ini disebabkan ikan turut berperan di dalam mencapai keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan besar-besaran akan menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia. 9
  • 10. Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan praktek yang umum dilakukan, yang memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu karang. Penangkapan ikan dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah terumbu karang, yang kemudian akan membunuh atau melumpuhkan ikan-ikan. Karang yang terpapar sianida berulang kali akan mengalami pemutihan bahkan kematian. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh ikan yang ada di sekelilingnya. 4. Perubahan Iklim Global Walaupun terumbu karang terlihat luas dan merupakan sistem yang sangat stabil, pada atol selama jutaan tahun, sebenarnya mereka mengalami perusakan dalam skala besar oleh berbagai kekuatan. Sumber terbesar dari terumbu karang adalah perusakan mekanik oleh badai tropik yang hebat. Topan atau angin puyuh yang kuat ketika melalui suatu daerah terumbu sering merusak daerah yang luas di terumbu. Bila terumbu karang banyak yang terletak di zona yang sering dilalui oleh topan atau angin puyuh, maka seluruh atau sebagian dari terumbu akan dirusak atau mengalami kerusakan berat yang besar. Akibat badai ini biasanya disertai kerusakan koloni-koloni sampai ke akar-akarnya dan terangkat dari terumbu, jadi memungkinkan untuk ditempati oleh pendatang baru Isu mengenai global warming yang banyak dibicarakan, berdampak besar pada terumbu karang. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang (bleaching) yang lebih parah dan lebih sering. Peristiwa alam seperti El Nino sehingga terjadi peningkatan suhu air laut rata-rata dan Tsunami juga menyebabkan kerusakan yang serius terhadap kelangsungan hidup terumbu karang. 3.3 Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang Dampak ekologi: akan mengganggu jaring-jaring makanan di laut, terumbu karang yang kebanyakan merupakan hewan kelas anthozoa berbentuk polip. biasanya melakukan simbiosis mutualisme dengan hewan-hewan kecil di laut, termasuk ikan, kepiting, belut, moluska dan lain-lain. ketika habitatnya terganggu hewan-hewan tersebut tidak bisa melindungi dirinya dari predator, akibatnya terjadi pengurangan drastis hewan kecil penghuni termubu karang tersebut. oleh karena itu ketika hewan-hewan kecil jumlahnya 10
  • 11. sedikit, akan berpengaruh juga terhadap populasi predatornya. seperti ikan besar dan lainya. selain itu terdapat spesies-spesies tertentu yang hidup di terumbu karang akan mati, hal ini dapat berpengaruh pada pada kekayaan biodiversitas. apa lagi spesies tersebut terancam kepunahan. Dampak Bidang ekonomi: secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ekonomi masayarakat pantai. terumbu karang yang rusak mengakibatkan berkurangnya populasi ikan, sehingga tangkapan nelayan pun berkurang. Dampak Pariwisata: eksotisme terumbu karang merupakan daya tarik wisata sendiri sehingga pemerintah membuat tman laut sebagai objek pariwisata menjanjikan. nah ketika terumbu karang rusak otomatis potensi tersbut akan hilang. Ancaman terhadap kelangsungan hidup terumbu karang, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang besar. Terumbu karang yang dimana merupakan sentral dari ekosistem laut sangat mempengaruhi kehidupan di laut. Komposisi oksigen di laut menjadi berkurang. Banyak biota laut, baik hewan ataupun tumbuhan akan ikut musnah jika terumbu karang menjadi rusak. Selain itu, di daerah-daerah pesisir pantai akan mudah terjadi abrasi, mengakibatkan perubahan lingkungan yang drastis dan membuat tidak adanya perlindungan terhadap daerah pantai. Banyak pencemaran yang terjadi bukan hanya merusak laut tapi juga mengancam kesehatan manusia. Ikan yang ditangkap dengan menggunakan racun kemudian di konsumsi sangat membahayakan manusia. 3.4 Upaya untuk Menyelamatkan Terumbu Karang Terumbu karang dikenal sebagai salah satu ekosistem yang paling beragam, kompleks dan produktif di muka bumi ini. Setidaknya 794 spesies karang di dunia telah berhasil dideskripsikan oleh para ahli, dan 77% dari karang yang telah diidentifikasi tersebut berlokasi di Asia Tenggara. Terumbu karang memberikan layanan ekosistem yang sangat penting dan memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada masyarakat pesisir. Belum lagi keuntungan atau manfaat yang tidak bisa dinilai dengan uang, diantaranya sebagai tempat daur ulang nutrien, penyediaan makanan, daerah perlindungan dan pemijahan ikan dan sebagai organisme laut lainnya wilayah indonesia terkenal mempunyai keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi, sehingga banyak para wisatawan dari manca negara yang datang ke Indonesia untuk mempelajari aspek ini. Namun disayangkan aktivitas manusia dalam 11
  • 12. memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada di kawasan pesisir dan laut, sering tanpa mengindahkan konsep pelestarian alam, sehingga yang terjadi potensi tersebut terus menurun. Daerah suaka alam, yang dilindungi tak luput pula dari jamahan mereka, sehingga “biological reserve”, juga ikut rusak. Konservasi semberdaya hayati laut merupakan salah satu implementasi pengelolaan ekosistem sumberdaya laut dari keruskan akibat aktivitas manusia. Kawasan konservasi laut mempunyai peranan penting dalam program konservasi sumberdaya alam hayati wilayah laut. Walaupun kawasan ini cenderung labih baru ditetapkan dibandingkan dengan kawasan konservasi di daerah daratan, namun dibutuhkan keahlian tertentu untuk mengidentifikasi, mendirikan dan mengelolanya. Pemanfaatan sumberdaya alam di lingkungan konservasi laut biasanya diatur melalui zona-zona, yang telah di teteapkan kegiatan-kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya pelarangan kegiatan seperti penambangan minyak dan gas bumi, penangkapan ikan dan biota laut lain dengan alat yang merusak lingkungan, serta perusakan lingkungannya untuk menjamin perlindungan yang lebih baik. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya tetap melestarikan terumbu karang sebagai kekayaan nasional antara lain: 1. Mengupayakan peraturan perundang-undangan bagi perlindungan terumbu karang, sehingga tidak terjadi kekosongan hukum dalam rangka penegakkan hukum bagi pelestarian dan perlindungan terumbu karang. 2. Mengupayakan usaha-usaha peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat bagi pelestarian terumbu karang. 3. Mengupayakan pelatihan, penelitian, dan pendidikan bagi upaya-upaya konservasi terumbu karang. 4. Mengupayakan pengelolaan kawasan konservasi ekosistem terumbu karang agar dapat diupayakan pemanfaatannya secara optimal, dan berdaya guna bagi masyarakat. A. Perlunya Kesadaran Manusia Dalam upaya untuk menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu karang. Fungsi, manfaatnya, kondisi dari terumbu karang saat ini, dan apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus berlanjut. Dengan adanya pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki sehingga manusia bisa peduli dan melindungi terumbu karang. 12
  • 13. Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi kerusakan terumbu karang : • Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat memicu pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang. Jadi apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang. • Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang kemudian akan bermuara ke laut. Hewan laut besar sering terkait pada sampah-sampah sehingga mengganggu gerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan diperkirakan kadang dimakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan mengganggu pencernaanya. • Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi ilmu, pendapat, dan berdiskusi. Membangun trend hidup ramah lingkungan. • Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan. • Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya melakukan penyelaman di perairan yang tidak ber-terumbu karang. B. Peranan pemerintah Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat penting. Pemerintah sebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan dan peraturan-peraturan untuk menyelamatkan terumbu karang. Membuat rencana perbaikan lingkungan yang sudah rusak dan mencegah kerusakan terumbu karang. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau organisasi- organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Misalnya melakukan kampanye lingkungan hidup bekerjasama dengan media-media atau organisasi seperti National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan hidup terumbu karang. Baik 13
  • 14. mengawasi eksploitasi karena ulah manusia, pertumbuhan terumbu karang yang sedang direstorasi, dan pengawasan daerah terumbu karang yang terancam di Indonesia. Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem. Mencakup restorasi fisik dan restorasi biologi. Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk mengembalikan biota berikut proses ekologis ke keadaan semula. Pemerintah harus benar-benar merealisasikan upaya-upaya untuk menyelamatkan terumbu karang. Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi dan berusaha dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang yang juga merupakan aset negara. C. Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global Perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak pada perubahan lingkungan secara global. Antara satu negara dengan negara lain memiliki tanggung jawab yang sama terhadap kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Begitu pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan. Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean Conference (WOC) (Gambar1.6) atau disebut juga Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi ini disepakati oleh 61 negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit (Gambar1.7 ) yang merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini disepakati komitmen bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut dari ancaman global warming dan komitmen program penyelamatan lingkungan laut secara berkelanjutan di tiap negara. Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya penyelamatan lingkungan. Apalagi dilakukan secara global yang menjaring banyak pihak sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik lagi. 14
  • 15. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21o-30oC. Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan- hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi- cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Walaupun terumbu karang terlihat luas dan merupakan sistem yang sangat stabil, pada atol selama jutaan tahun, sebenarnya mereka mengalami perusakan dalam skala besar oleh berbagai kekuatan. Mungkin sumber terbesar dari terumbu karang adalah perusakan mekanik oleh badai tropik yang hebat. Selain kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan antropogenik, juga ada yang disebabkan oleh pengaruh alam lainnya, misalnya akibat dari perubahan cuaca global El Nino. Sumber kedua terbesar yang 15
  • 16. menyebabkan kematian terumbu, pada tahun-tahun terakhir adalah ledakan populasi bintang laut Acanthaster planci. Dalam menyelamatkan kelangsungan hidup terumbu karang yang paling utama adalah perlunya kesadaran dari manusia sendiri selaku pihak yang telah banyak melakukan kerusakan pada terumbu karang. Dengan cara tidak membuang sampah dan mengotori lingkungan. Mengurangi pemanasan global dengan prinsip reduce, reuse, recycle. Melakukan kampanye lingkungan hidup serta turut aktif dalam kegiatan penyelamatan lingkungan hidup. Pemerintah membuat kebijakan dan peraturan yang tegas megenai kegiatan perusakan lingkungan. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga dan organisasi untuk mengawasi naik-turunnya perubahan lingkungan, memberi pendidikan lingkungan hidup, dan melakukan kampanye-kampanye agar masyarakat peduli akan lingkungan. Kampanye-kampanye yang banyak dilakukan hendaknya tidak hanya di jadikan wacana, tapi dijalankan dengan sungguh-sungguh. Upaya penyelamatan lingkungan perlu dilakukan secara global karena lingkungan satu negara dengan negara lain saling berkaitan. 16
  • 17. Daftar Pustaka http://adzriair.blogspot.com/2011/12/terumbu-karang.html http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia. Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta. Supriharyono, 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan. Jakarta. 17