SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
BAB II

                                 PRARANCANGAN PABRIK

A. Teori
           Detergent merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
   pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
   detergent mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
   terpengaruh oleh kesadahan air. Detergent merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Rantai
   hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin rantai hidrokarbon yang lurus atau
   rantai hidrokarbon yang bercabang.

           Bahan utama detergent ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam
   sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergent merupakan molekul
   berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul. Detergent pertama
   disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol berantai
   panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak. Alkohol berantai panjang ini
   direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan
   dengan basa.

           Natrium lauril sulfat adalah detergent yang baik. Karena garamnya berasal dari asam
   kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam
   larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergent
   yang umum digunakan adalah alkil benzenesulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui tiga
   tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis
   Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan basa
   melengkapi proses ini.

           Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat
   tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergent ini mengakibatkan masalah
   polusi berat pada tahun 1950-an, yaitu berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan
   danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang.
   Detergent jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak
   berakumulasi di lingkungan kita.

           Deterjen tersusun oleh beberapa bagian yaitu :

   •   Bahan Aktif (Active Ingredient)
               Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam
       proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl sulfonate
(SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini diantaranya Luthensol, Emal, dan
     Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20,
     Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP-30. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil
     dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.

•    Bahan pengisi (filler)
            Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian
    bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini
    dalam campuran bahan baku deterjen semat-mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada
    umumnya, sebagai bahan pengisi deterjen digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering
    digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan
    pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.

•    Bahan penunjang (builder)
            Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering disebut soda abu yang
    berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan daya bersih.
    Keberadaan bahan ini dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan efek
    samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan
    penunjang lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang
    positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman. Dalam kenyataannya, ada beberapa konsumen
    yang menyiramkan air bekas cucian produk deterjen tertentu ke tanaman dan hasilnya lebih
    subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis
    pupuk tertentu.

•    Bahan tambahan (aditif)
            Bahan aditif sebenarnya tidak harus ada dalam proses pembuatan deterjen bubuk.
    Namun demikian, beberapa produsen justru selalu mencari hal-hal baru akan bahan ini karena
    justru bahan ini dapat memberi kekhususan dan nilai lebih pada produk deterjen tersebut.
    Dengan demikian, keberadaan bahan aditif dapat mengangkat nilai jual produk deterjen
    bubuk tersebut.

            Salah satu contoh dari bahan aditif adalah carboxyl methyl cellulose (CMC). Bahan
    ini berbentuk serbuk putih dan berfungsi untuk mencegah kembalinya kotoran ke pakaian
    sehingga disebut “antiredeposisi”. Selain CMC, masih banyak macam dari bahan aditif ini,
    tetapi pada umumnya merupakan rahasia dari tiap-tiap perusahaan. Ini sebenarnya merupakan
    tantangan bagi pelaku wirausaha untuk selalu mencari bahan aditif ini sehingga produk
    deterjen bubuk mempunyai nilai lebih dan berdaya saing tinggi.
•    Bahan pewangi atau parfum
            Parfum termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan parfum memegang peranan
    besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk deterjen bubuk. Artinya, walaupun secara
    kualitas deterjen bubuk yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan
    berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna
    kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g)
    dapat dikonversikan ke mililiter (ml). Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml.

            Pada dasarnya, jenis parfum untuk deterjen dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
    parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal
    umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen
    deterjen bubuk menggunakan jenis parfum yang eksklusif. Artinya, aroma dari parfum
    tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum
    eksklusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa
    nama parfum yang digunakan dalam pembuatan deterjen bubuk diantaranya bouquet, deep
    water, alpine, dan spring flower.

•    Antifoam
            Cairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan deterjen bubuk untuk mesin
    cuci. Bahan tersebut berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase keberadaan
    senyawa ini dalam formula sangat sedikit, yaitu berkisar antara 0,04-0,06%.

                 Berdasarkan muatan surfaktannya, deterjen diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :

a. Deterjen anionik
            Deterjen anionik merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan
    dinetralkan dengan alkali. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan
    negatif apabila dilarutkan dalam air. Biasanya digunakan untuk pencuci kain.
    Kelompok utama dari detergen anionik adalah :
    •   Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat
    •   Alkil aril sulfonat
    •   Olefin sulfat dan sulfonat
b. Deterjen kationik
            Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik. Detergen ini akan berubah
    menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air, biasanya digunakan pada
    pelembut (softener). Selama proses pembuatannya tidak ada netralisasi tetapi bahan-bahan
yang mengganggu dihilangkan dengan asam kuat untuk netralisasi. Agen aktif permukaan
        kationik mengandung kation rantai panjang yang memiliki sifat aktif pada permukaannya.
        Kelompok utama dari detergen kationik adalah :

        •     Amina asetat (RNH3)OOCCH3 (R=8 sampai 12 atom C)

        •     Alkil trimetil amonium klorida (RN(CH3))3+ (R=8 sampai 18 atom karbon)

        •     Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18 atom karbon)

        •     Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Cl
   c. Deterjen Nonionik
                  Deterjen nonionik adalah senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara,
        kedua asam dan basanya merupakan molekul yang sama. Deterjen ini tidak akan berubah
        menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air, tetapi dapat bekerja di dalam air
        sadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Kelompok utama deterjen
        anionik ini adalah :

        •     Etilen oksida atau propilen oksida.
        •     Polimer polioksistilen
        •     Alkil amida.


B. Proses Produksi dan Diagram Alir
   1. Proses Produksi
               Bahan dasarnya adalah dodekil benzena. Reaksi dilakukan dalam reaktor bersisi kaca
   yang dipasang dengan mixer efisien. Dodekil benzena dimasukkan ke dalam reaktor kaca
   dicampur dengan asam 22% oleum, pada suhu antara 32-46°C. Kemudian dicampurkan pada
   suhu 46°C selama kurang lebih 2 jam sampai reaksi selesai. Tahapan berikutnya netralisasi
   dengan NaOH yang memberikan 60% alkil aril sulfonat dan 40% diluet (natrium sulfat). Adapun
   pembuatan deterjen dengan berbagai jenis deterjen dilakukan sebagai berikut :

   a.       Detergen Anionik
   •     Pembentukan Alkil aril sulfonat
                   Alkil aril sulfonat terbentuk dari sulfonasi alkil benzena, alkil benzena mengandung
         inti dengan satu atau lebih rangkaian alifatik (alkil). Inti alkil benzena bisa benzena, toluene,
         xylena, atau fenol. Alkil benzena yang biasa digunakan adalah jenis DDB (deodecil
         benzena). Pembuatan deodecil benzena (C6H6C12H25) dilakukan dengan alkilasi benzena
         dengan alkena (C12H24) dibantu dengan katalis asam. Alkilasi benzena kemudian dilakukan
         reaksi Fiedel-Craft. Detergen alkil benzena yang dihasilkan melalui proses Fiedel-Craft
memliki sifat degradasi biologis yang buruk karena terdapat 300 isomer dari propilen
    tetramer.

•   Olefin sulfat dan sulfonat
    Diproses dengan tiga cara, yaitu :
           Proses Oxo Olefin direksikan dengan karbon monoksida dan hidrogen pada
    suhu 160°C sampai 175°C dengan tekanan 100-250 atm, menghasilkan aldehida.
    Aldehida kemudian dihidrogenasi dengan bantuan nikel sebagai katalis sehingga
    menghasilkan suatu senyawa alkohol. Aldehida berkurang pada saat terbentuknya
    alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses oxo sebagian besar memiliki berat
    molekul kecil dibandingkan berat molekul alkohol alami. Oxo-alkohol yang
    memiliki berat molekul tinggi mengalami sulfonasi. Alkohol ini banyak digunakan
    untuk kosmetik dan produk cairan rumah tangga (tidak digunakan untuk bahan dasar
    pembuatan detergen).
           Proses Alfol ( Proses Ziegar) Pada proses ini aluminium trietil dihilangkan
    dengan logam aluminium dan hidrogen untuk menghasilkan dietilaluminium hidrida.
    Hidrida dihilangkan dengan etena untuk menghasilkan 3 mol aluminium trietil. Dua
    pertiganya didaur ulang, sementara sisa trietil direaksikan dengan etena untuk
    menghasilkan campuran berat molekul tinggi pada aluminium alkil. Kemudian alkil
    aluminium dioksidasi dan dihidrolisis dengan air untuk menghasilkan alkohol dan
    aluminium hidroksida.
           Proses WI. Welsh Pada proses ini alfa olefin direaksikan dengan hidrogen
    bromida dengan bantuan peroksida atau cahaya ultraviolet. Alkil bromida diubah
    menjadi ester melalui logam halida yang katalisasi dengan asam organik. Ester kemudian
    dihidrolisis menghasilkan alkohol.




2. Detergen kationik
           Amina asetat (RNH3)OOCCH3 Dihasilkan dengan menetralisasi amina lemak
     dengan asam asetat dan dapat larut dalam air. Alkil trimetil ammonium klorida
(RN(CH3))3+Cl- Dihasilkan dari alkilasi lengkap amina lemak atau tetriari amina
   dengan alkil halida lemak. Reaksi :
   •   R-NH2 + CH3Cl  RN (CH2)2Cl + HCl
   •   R2NH + 2 CH2Cl  R2N(CH2)2Cl + HCl


3. Detergen nonionik
   Pembuatan detergen nonionik adalah :
   •   Etilen oksida
       Proses pembuatannya dengan mereaksikan senyawa yang mengandung
   kelompok hidrofobik dengan etilen oksida atau propilen oksida, dilakukan pada
   suhu 150-220°C. Hasil yang diperoleh dinetralkan dengan 30% asam sulfur dan
   asam asetat glasial.
   •   Amina oksida
       Proses pembuatannya dengan mengoksidasi amina tetriari.


4. Detergen amfoterik
   Proses pembuatannya yaitu amina lemak dasar (lauril amina) direksikan dengan
   metil akrilat untuk menghasilkan ester N-lemak-u -amino propionik. Kemudian
   disaponifikasi dengan NaOH membentuk garam natrium.
   Reaksi : lauril amina + metil akrilat → natrium lauril sarkosinat
2. Diagram alir




                  Gambar diagram alir pembuatan detergen.
BAB III

                                     PENGENDALIAN MUTU




        Serbuk deterjen pencuci sintetik merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang
berfungsi sebagai bahan pencuci/pembersih pakaian yang digunakan oleh semua lapisan masyarakat.
Air limbah pencucian pakaian mempengaruhi kualitas air limbah domestik/rumah tangga dan
menyebabkan penambahan beban cemaran ke lingkungan. Tingginya kadar limbah tersebut dalam
badan air dapat terakumulasi, bahkan menjadi toksik dan berbahaya bagi lingkungan.

        Konsumen, instansi pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya mendorong produk
serbuk deterjen pencuci sintetik bermutu dan ramah lingkungan. Maka dari itu, produsen harus
mempehatikan mutu dan kualitas serta kondisi produk deterjen tersebut sebelum didistribusikan
kepada masyarakat.

        Produsen dan produk serbuk deterjen sintetik harus memenuhi prasyarat sertifikasi ekolabel.
Kriteria ekolabel memuat persyaratan yang menyangkut parameter teknis produk dan parameter lain
yang terkait dengan aspek lingkungan, yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan pada kinerja
produk dan dampak lingkungan penting sepanjang daur hidupnya.

A. Sistem Manajemen Lingkungan
      Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang menjamin konsistensi
pemenuhan persyaratan kriteria dan ambang batas sertifikasi ekolabel, pengendalian dampak
lingkungan serta pemenuhan penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penjaminan sistem manajemen lingkungan :

 No Aspek Lingkungan           Persyaratan

 1.    Bahan yang dilarang        Bahan karsinogenik, genotoksik, mutagenik,
                                   teratogenik dan toksik terhadap manusia dan
                                   lingkungan serta yang termasuk dalam klasifikasi
                                   Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dilarang
                                   dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
                                   tentang Bahan Berbahaya dan beracun
                                  Bahan yang terdaftar sebagai mutagen atau
                                   karsinogen pada manusia dan hewan menurut
“International Agency for Research on Cancer”
                                 (IARC) kelas 1
                                Moskusxylene, moskusambrete, moskene,
                                 moskusketone dan pewangi yang dilarang oleh
                                 IFRA (International Fragrance Registration
                                 Agency).
                                Asam Etilen Diamin Tetraasetat (EDTA), Alkil
                                 fenol etoksilat (APEO) dan Asam Nitriloasetat
                                 (NTA)EDTA (Etilen Diamin Tetraasetat)
                             Nilai pH larutan deterjen < 10,5 diukur dalam larutan
2.   pH                      sesuai dosis pencucian yang direkomendasikan oleh
                             produsen

                             Total kandungan fosfat dalam deterjen (diukur sebagai
3.   Fosfat                  STTP) < 18 gr per 100 gr produk deterjen (18 % berat
                             produk)

                             Kandungan bahan surfaktan sesuai dengan yang
4.   Kandungan surfaktan
                             tercantum dalam SNI 06-4594-1998

                             Tiap surfaktan harus dapat segera terbiodegradasi secara
     Daya Biodegradasi       aerobik . Tingkat daya biodegradasi adalah > 90%
5.
     surfaktan               dicapai dalam 28 hari, dengan 70% dicapai pada 10 hari
                             pertama pengujian

                             Enzim yang digunakan tidak boleh mengandung
     Enzim
6.                           mikroorganisme



                             Terhadap masing-masing produk deterjen (formulasi)
                             harus dilakukan pengujian :
7.   Toksisitas Lingkungan
                             a) Toksisitas akut terhadap biota perairan

                             b) Koefisien partisi oktanol-air (log Pow / Kow) < 3
B. Mutu Produk
    Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang menjamin konsistensi pemenuhan
standar mutu produk. Produk harus memenuhi Standar Mutu Produk SNI No. 06-4594-1998 versi
terbaru, kecuali pada parameter yang ditetapkan lain pada standar kriteria ini, dan produsen harus
menerapkan Sistem Manajemen Mutu, guna memberikan jaminan bahwa pengawasan terhadap mutu
produk dilaksanakan secara konsisten oleh produsen.




C. Kemasan
    1. Bahan Kemasan
          Syarat utama bahan kemasan yang digunakan untuk produk serbuk deterjen ialah kemasan
   harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Bila mungkin, kemasan produk juga dapat
   digunakan kembali. Beberapa contoh bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang :
   Polyethylene Terephthalate (PET) ; High Density Polyethylene (HDPE); Low Density
   Polyethylene, (LDPE) ; Polypropylene (PP); Polystyrene (PS) ; dll.

   Persyaratan bahan kemasan dalam kriteria ekolabel :

   a. Kemasan plastik
   ∗   Harus memiliki simbol plastik daur-ulang pada kemasan dan kode jenis resinnya.
   ∗   Kemasan atau label tidak boleh mengandung PVC atau bahan organik terklorinasi
   ∗   Harus terbuat dari plastik yang dapat didaur ulang
   b. Kemasan karton
       Kemasan karton harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang
   2. Kandungan logam berat
       Total kandungan logam berat (Pb, Cd, Hg dan Cr6+) dalam kemasan (termasuk printing) < 100
   ppm.
3. Informasi untuk konsumen
    Untuk perlindungan serta edukasi kepada konsumen, serta dalam rangka peningkatan
kesadaran akan peduli kesehatan dan lingkungan, persyaratan berikut mengenai informasi untuk
konsumen harus dipenuhi :

∗   Produk mencantumkan secara rinci komposisi bahan aktif deterjen.
∗   Produk harus disertai dengan instruksi pemakaian untuk lebih memaksimalkan
    fungsinya dan meminimalisasi limbah.
∗   Mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon produsen dan atau pemohon atau
    layanan konsumen untuk informasi yang lebih detail.
∗   Produk sebaiknya mencantumkan peringatan untuk perlindungan kesehatan dan
    lingkungan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatRidwan Ajipradana
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiDian Mustikasari
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM risyanti ALENTA
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiRihlatul adni
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilikelfisusanti
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatRidwan Ajipradana
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 

La actualidad más candente (20)

Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel SulfatPenetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
Penetapan Kadar Ni dalam Nikel Sulfat
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam TransisiReaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilik
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 

Destacado

Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file upload
Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file uploadImporting bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file upload
Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file uploadStuart Shulman
 
Laporan Kerja Praktek - Pupuk Kaltim
Laporan Kerja Praktek - Pupuk KaltimLaporan Kerja Praktek - Pupuk Kaltim
Laporan Kerja Praktek - Pupuk KaltimMochamad Rifqi Alian
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Khoirun Nif'an
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunGeby Otivriyanti
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAToriza steva andra
 
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabun
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabunPPT Kewirausahaan karya dari bahan sabun
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabunNizar Bagoes
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidNita Kurniasih
 
Nick McGowan-Lowe
Nick McGowan-LoweNick McGowan-Lowe
Nick McGowan-Loweyuklan
 
Finished! evaluation1
Finished! evaluation1 Finished! evaluation1
Finished! evaluation1 KendalMiles
 
Lone Amtrup
Lone Amtrup Lone Amtrup
Lone Amtrup yuklan
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
TuberkulosisPharmacy
 
Narciso.it
Narciso.itNarciso.it
Narciso.itciorci
 

Destacado (20)

Question 6
Question 6Question 6
Question 6
 
Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file upload
Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file uploadImporting bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file upload
Importing bulk outlook email into DiscoverText - the .pst file upload
 
NASA Engineering Handbook
NASA Engineering Handbook NASA Engineering Handbook
NASA Engineering Handbook
 
Laporan Kerja Praktek - Pupuk Kaltim
Laporan Kerja Praktek - Pupuk KaltimLaporan Kerja Praktek - Pupuk Kaltim
Laporan Kerja Praktek - Pupuk Kaltim
 
Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.Laporan prakerin pt berlina tbk.
Laporan prakerin pt berlina tbk.
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabun
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Presentasi semen
Presentasi semenPresentasi semen
Presentasi semen
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabun
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabunPPT Kewirausahaan karya dari bahan sabun
PPT Kewirausahaan karya dari bahan sabun
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum Koloid
 
PPT KERAJINAN BAHAN KERAS
PPT KERAJINAN BAHAN KERAS PPT KERAJINAN BAHAN KERAS
PPT KERAJINAN BAHAN KERAS
 
Nick McGowan-Lowe
Nick McGowan-LoweNick McGowan-Lowe
Nick McGowan-Lowe
 
Finished! evaluation1
Finished! evaluation1 Finished! evaluation1
Finished! evaluation1
 
Lone Amtrup
Lone Amtrup Lone Amtrup
Lone Amtrup
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
Tuberkulosis
 
2010 Results Presentation
2010 Results Presentation2010 Results Presentation
2010 Results Presentation
 
How to treat_herpes
How to treat_herpesHow to treat_herpes
How to treat_herpes
 
Narciso.it
Narciso.itNarciso.it
Narciso.it
 

Similar a UNTUK BAB II PRARANCANGAN PABRIK

Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzeneanadiroh
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Adifa Putri Ramandani
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...aditya rakhmawan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Ba bahan pembersih 1718 vix
Ba  bahan pembersih 1718 vixBa  bahan pembersih 1718 vix
Ba bahan pembersih 1718 vixpurwotrenggono2
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamIrmi Mimiqi
 
Surfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxSurfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxMUHAMMADRAFDI6
 
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxssuser6905d2
 
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxPPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxrizki50702
 

Similar a UNTUK BAB II PRARANCANGAN PABRIK (20)

Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzene
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Pembuatan sabun
Pembuatan sabunPembuatan sabun
Pembuatan sabun
 
Ba bahan pembersih 1718 vix
Ba  bahan pembersih 1718 vixBa  bahan pembersih 1718 vix
Ba bahan pembersih 1718 vix
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
koloid
koloidkoloid
koloid
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Surfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxSurfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptx
 
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
 
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxPPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 

Más de Arsyi Nurani

Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]Arsyi Nurani
 
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]Arsyi Nurani
 
Soal Kimia Kelas XI Semester 1
Soal Kimia Kelas XI Semester 1Soal Kimia Kelas XI Semester 1
Soal Kimia Kelas XI Semester 1Arsyi Nurani
 
Worksheet sem.2 part 1
Worksheet sem.2   part 1Worksheet sem.2   part 1
Worksheet sem.2 part 1Arsyi Nurani
 
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.BantulSoal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.BantulArsyi Nurani
 
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.BantulSoal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.BantulArsyi Nurani
 
Soal ulangan volta, faraday, korosi
Soal ulangan volta, faraday, korosiSoal ulangan volta, faraday, korosi
Soal ulangan volta, faraday, korosiArsyi Nurani
 
Soal latihan ujian akhir semester ganjil
Soal latihan ujian akhir semester ganjilSoal latihan ujian akhir semester ganjil
Soal latihan ujian akhir semester ganjilArsyi Nurani
 
Soal koligatif larutan
Soal koligatif larutanSoal koligatif larutan
Soal koligatif larutanArsyi Nurani
 
Soal stoikiometri kimia
Soal stoikiometri kimiaSoal stoikiometri kimia
Soal stoikiometri kimiaArsyi Nurani
 
Lkpd hukum dalton + gay lussac
Lkpd hukum dalton + gay lussacLkpd hukum dalton + gay lussac
Lkpd hukum dalton + gay lussacArsyi Nurani
 
Jenis jenis entalpi
Jenis jenis entalpiJenis jenis entalpi
Jenis jenis entalpiArsyi Nurani
 

Más de Arsyi Nurani (20)

Snmptn 2009
Snmptn 2009Snmptn 2009
Snmptn 2009
 
KIMIA XI sem 2
KIMIA XI sem 2KIMIA XI sem 2
KIMIA XI sem 2
 
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 3]
 
SOAL SNMPTN
SOAL SNMPTNSOAL SNMPTN
SOAL SNMPTN
 
SOAL SNMPTN
SOAL SNMPTNSOAL SNMPTN
SOAL SNMPTN
 
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]
Soal latihan kelas xi semester 2 [part 2]
 
Soal Kimia Kelas XI Semester 1
Soal Kimia Kelas XI Semester 1Soal Kimia Kelas XI Semester 1
Soal Kimia Kelas XI Semester 1
 
Worksheet sem.2 part 1
Worksheet sem.2   part 1Worksheet sem.2   part 1
Worksheet sem.2 part 1
 
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.BantulSoal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B2 Kab.Bantul
 
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.BantulSoal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.Bantul
Soal Uji Coba UN 2012 Paket B3 Kab.Bantul
 
Soal ulangan volta, faraday, korosi
Soal ulangan volta, faraday, korosiSoal ulangan volta, faraday, korosi
Soal ulangan volta, faraday, korosi
 
Soal latihan ujian akhir semester ganjil
Soal latihan ujian akhir semester ganjilSoal latihan ujian akhir semester ganjil
Soal latihan ujian akhir semester ganjil
 
Soal koligatif larutan
Soal koligatif larutanSoal koligatif larutan
Soal koligatif larutan
 
Soal stoikiometri kimia
Soal stoikiometri kimiaSoal stoikiometri kimia
Soal stoikiometri kimia
 
Preparasi Kitin
Preparasi KitinPreparasi Kitin
Preparasi Kitin
 
Paracetamol
ParacetamolParacetamol
Paracetamol
 
Pedoman PKM 2011
Pedoman PKM 2011Pedoman PKM 2011
Pedoman PKM 2011
 
Lkpd hukum dalton + gay lussac
Lkpd hukum dalton + gay lussacLkpd hukum dalton + gay lussac
Lkpd hukum dalton + gay lussac
 
Jenis jenis entalpi
Jenis jenis entalpiJenis jenis entalpi
Jenis jenis entalpi
 
Asam basa
Asam   basaAsam   basa
Asam basa
 

Último

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Último (20)

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

UNTUK BAB II PRARANCANGAN PABRIK

  • 1. BAB II PRARANCANGAN PABRIK A. Teori Detergent merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergent mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergent merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Rantai hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin rantai hidrokarbon yang lurus atau rantai hidrokarbon yang bercabang. Bahan utama detergent ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergent merupakan molekul berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul. Detergent pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak. Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa. Natrium lauril sulfat adalah detergent yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergent yang umum digunakan adalah alkil benzenesulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan basa melengkapi proses ini. Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergent ini mengakibatkan masalah polusi berat pada tahun 1950-an, yaitu berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang. Detergent jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak berakumulasi di lingkungan kita. Deterjen tersusun oleh beberapa bagian yaitu : • Bahan Aktif (Active Ingredient) Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl sulfonate
  • 2. (SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini diantaranya Luthensol, Emal, dan Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20, Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP-30. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak. • Bahan pengisi (filler) Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku deterjen semat-mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi deterjen digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air. • Bahan penunjang (builder) Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering disebut soda abu yang berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan efek samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman. Dalam kenyataannya, ada beberapa konsumen yang menyiramkan air bekas cucian produk deterjen tertentu ke tanaman dan hasilnya lebih subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis pupuk tertentu. • Bahan tambahan (aditif) Bahan aditif sebenarnya tidak harus ada dalam proses pembuatan deterjen bubuk. Namun demikian, beberapa produsen justru selalu mencari hal-hal baru akan bahan ini karena justru bahan ini dapat memberi kekhususan dan nilai lebih pada produk deterjen tersebut. Dengan demikian, keberadaan bahan aditif dapat mengangkat nilai jual produk deterjen bubuk tersebut. Salah satu contoh dari bahan aditif adalah carboxyl methyl cellulose (CMC). Bahan ini berbentuk serbuk putih dan berfungsi untuk mencegah kembalinya kotoran ke pakaian sehingga disebut “antiredeposisi”. Selain CMC, masih banyak macam dari bahan aditif ini, tetapi pada umumnya merupakan rahasia dari tiap-tiap perusahaan. Ini sebenarnya merupakan tantangan bagi pelaku wirausaha untuk selalu mencari bahan aditif ini sehingga produk deterjen bubuk mempunyai nilai lebih dan berdaya saing tinggi.
  • 3. Bahan pewangi atau parfum Parfum termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk deterjen bubuk. Artinya, walaupun secara kualitas deterjen bubuk yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter (ml). Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk deterjen dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen deterjen bubuk menggunakan jenis parfum yang eksklusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum eksklusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan deterjen bubuk diantaranya bouquet, deep water, alpine, dan spring flower. • Antifoam Cairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan deterjen bubuk untuk mesin cuci. Bahan tersebut berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase keberadaan senyawa ini dalam formula sangat sedikit, yaitu berkisar antara 0,04-0,06%. Berdasarkan muatan surfaktannya, deterjen diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Deterjen anionik Deterjen anionik merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan dinetralkan dengan alkali. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan negatif apabila dilarutkan dalam air. Biasanya digunakan untuk pencuci kain. Kelompok utama dari detergen anionik adalah : • Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat • Alkil aril sulfonat • Olefin sulfat dan sulfonat b. Deterjen kationik Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air, biasanya digunakan pada pelembut (softener). Selama proses pembuatannya tidak ada netralisasi tetapi bahan-bahan
  • 4. yang mengganggu dihilangkan dengan asam kuat untuk netralisasi. Agen aktif permukaan kationik mengandung kation rantai panjang yang memiliki sifat aktif pada permukaannya. Kelompok utama dari detergen kationik adalah : • Amina asetat (RNH3)OOCCH3 (R=8 sampai 12 atom C) • Alkil trimetil amonium klorida (RN(CH3))3+ (R=8 sampai 18 atom karbon) • Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18 atom karbon) • Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Cl c. Deterjen Nonionik Deterjen nonionik adalah senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara, kedua asam dan basanya merupakan molekul yang sama. Deterjen ini tidak akan berubah menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air, tetapi dapat bekerja di dalam air sadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Kelompok utama deterjen anionik ini adalah : • Etilen oksida atau propilen oksida. • Polimer polioksistilen • Alkil amida. B. Proses Produksi dan Diagram Alir 1. Proses Produksi Bahan dasarnya adalah dodekil benzena. Reaksi dilakukan dalam reaktor bersisi kaca yang dipasang dengan mixer efisien. Dodekil benzena dimasukkan ke dalam reaktor kaca dicampur dengan asam 22% oleum, pada suhu antara 32-46°C. Kemudian dicampurkan pada suhu 46°C selama kurang lebih 2 jam sampai reaksi selesai. Tahapan berikutnya netralisasi dengan NaOH yang memberikan 60% alkil aril sulfonat dan 40% diluet (natrium sulfat). Adapun pembuatan deterjen dengan berbagai jenis deterjen dilakukan sebagai berikut : a. Detergen Anionik • Pembentukan Alkil aril sulfonat Alkil aril sulfonat terbentuk dari sulfonasi alkil benzena, alkil benzena mengandung inti dengan satu atau lebih rangkaian alifatik (alkil). Inti alkil benzena bisa benzena, toluene, xylena, atau fenol. Alkil benzena yang biasa digunakan adalah jenis DDB (deodecil benzena). Pembuatan deodecil benzena (C6H6C12H25) dilakukan dengan alkilasi benzena dengan alkena (C12H24) dibantu dengan katalis asam. Alkilasi benzena kemudian dilakukan reaksi Fiedel-Craft. Detergen alkil benzena yang dihasilkan melalui proses Fiedel-Craft
  • 5. memliki sifat degradasi biologis yang buruk karena terdapat 300 isomer dari propilen tetramer. • Olefin sulfat dan sulfonat Diproses dengan tiga cara, yaitu : Proses Oxo Olefin direksikan dengan karbon monoksida dan hidrogen pada suhu 160°C sampai 175°C dengan tekanan 100-250 atm, menghasilkan aldehida. Aldehida kemudian dihidrogenasi dengan bantuan nikel sebagai katalis sehingga menghasilkan suatu senyawa alkohol. Aldehida berkurang pada saat terbentuknya alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses oxo sebagian besar memiliki berat molekul kecil dibandingkan berat molekul alkohol alami. Oxo-alkohol yang memiliki berat molekul tinggi mengalami sulfonasi. Alkohol ini banyak digunakan untuk kosmetik dan produk cairan rumah tangga (tidak digunakan untuk bahan dasar pembuatan detergen). Proses Alfol ( Proses Ziegar) Pada proses ini aluminium trietil dihilangkan dengan logam aluminium dan hidrogen untuk menghasilkan dietilaluminium hidrida. Hidrida dihilangkan dengan etena untuk menghasilkan 3 mol aluminium trietil. Dua pertiganya didaur ulang, sementara sisa trietil direaksikan dengan etena untuk menghasilkan campuran berat molekul tinggi pada aluminium alkil. Kemudian alkil aluminium dioksidasi dan dihidrolisis dengan air untuk menghasilkan alkohol dan aluminium hidroksida. Proses WI. Welsh Pada proses ini alfa olefin direaksikan dengan hidrogen bromida dengan bantuan peroksida atau cahaya ultraviolet. Alkil bromida diubah menjadi ester melalui logam halida yang katalisasi dengan asam organik. Ester kemudian dihidrolisis menghasilkan alkohol. 2. Detergen kationik Amina asetat (RNH3)OOCCH3 Dihasilkan dengan menetralisasi amina lemak dengan asam asetat dan dapat larut dalam air. Alkil trimetil ammonium klorida
  • 6. (RN(CH3))3+Cl- Dihasilkan dari alkilasi lengkap amina lemak atau tetriari amina dengan alkil halida lemak. Reaksi : • R-NH2 + CH3Cl  RN (CH2)2Cl + HCl • R2NH + 2 CH2Cl  R2N(CH2)2Cl + HCl 3. Detergen nonionik Pembuatan detergen nonionik adalah : • Etilen oksida Proses pembuatannya dengan mereaksikan senyawa yang mengandung kelompok hidrofobik dengan etilen oksida atau propilen oksida, dilakukan pada suhu 150-220°C. Hasil yang diperoleh dinetralkan dengan 30% asam sulfur dan asam asetat glasial. • Amina oksida Proses pembuatannya dengan mengoksidasi amina tetriari. 4. Detergen amfoterik Proses pembuatannya yaitu amina lemak dasar (lauril amina) direksikan dengan metil akrilat untuk menghasilkan ester N-lemak-u -amino propionik. Kemudian disaponifikasi dengan NaOH membentuk garam natrium. Reaksi : lauril amina + metil akrilat → natrium lauril sarkosinat
  • 7. 2. Diagram alir Gambar diagram alir pembuatan detergen.
  • 8. BAB III PENGENDALIAN MUTU Serbuk deterjen pencuci sintetik merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang berfungsi sebagai bahan pencuci/pembersih pakaian yang digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Air limbah pencucian pakaian mempengaruhi kualitas air limbah domestik/rumah tangga dan menyebabkan penambahan beban cemaran ke lingkungan. Tingginya kadar limbah tersebut dalam badan air dapat terakumulasi, bahkan menjadi toksik dan berbahaya bagi lingkungan. Konsumen, instansi pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya mendorong produk serbuk deterjen pencuci sintetik bermutu dan ramah lingkungan. Maka dari itu, produsen harus mempehatikan mutu dan kualitas serta kondisi produk deterjen tersebut sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Produsen dan produk serbuk deterjen sintetik harus memenuhi prasyarat sertifikasi ekolabel. Kriteria ekolabel memuat persyaratan yang menyangkut parameter teknis produk dan parameter lain yang terkait dengan aspek lingkungan, yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan pada kinerja produk dan dampak lingkungan penting sepanjang daur hidupnya. A. Sistem Manajemen Lingkungan Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang menjamin konsistensi pemenuhan persyaratan kriteria dan ambang batas sertifikasi ekolabel, pengendalian dampak lingkungan serta pemenuhan penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penjaminan sistem manajemen lingkungan : No Aspek Lingkungan Persyaratan 1. Bahan yang dilarang  Bahan karsinogenik, genotoksik, mutagenik, teratogenik dan toksik terhadap manusia dan lingkungan serta yang termasuk dalam klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dilarang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya dan beracun  Bahan yang terdaftar sebagai mutagen atau karsinogen pada manusia dan hewan menurut
  • 9. “International Agency for Research on Cancer” (IARC) kelas 1  Moskusxylene, moskusambrete, moskene, moskusketone dan pewangi yang dilarang oleh IFRA (International Fragrance Registration Agency).  Asam Etilen Diamin Tetraasetat (EDTA), Alkil fenol etoksilat (APEO) dan Asam Nitriloasetat (NTA)EDTA (Etilen Diamin Tetraasetat) Nilai pH larutan deterjen < 10,5 diukur dalam larutan 2. pH sesuai dosis pencucian yang direkomendasikan oleh produsen Total kandungan fosfat dalam deterjen (diukur sebagai 3. Fosfat STTP) < 18 gr per 100 gr produk deterjen (18 % berat produk) Kandungan bahan surfaktan sesuai dengan yang 4. Kandungan surfaktan tercantum dalam SNI 06-4594-1998 Tiap surfaktan harus dapat segera terbiodegradasi secara Daya Biodegradasi aerobik . Tingkat daya biodegradasi adalah > 90% 5. surfaktan dicapai dalam 28 hari, dengan 70% dicapai pada 10 hari pertama pengujian Enzim yang digunakan tidak boleh mengandung Enzim 6. mikroorganisme Terhadap masing-masing produk deterjen (formulasi) harus dilakukan pengujian : 7. Toksisitas Lingkungan a) Toksisitas akut terhadap biota perairan b) Koefisien partisi oktanol-air (log Pow / Kow) < 3
  • 10. B. Mutu Produk Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang menjamin konsistensi pemenuhan standar mutu produk. Produk harus memenuhi Standar Mutu Produk SNI No. 06-4594-1998 versi terbaru, kecuali pada parameter yang ditetapkan lain pada standar kriteria ini, dan produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu, guna memberikan jaminan bahwa pengawasan terhadap mutu produk dilaksanakan secara konsisten oleh produsen. C. Kemasan 1. Bahan Kemasan Syarat utama bahan kemasan yang digunakan untuk produk serbuk deterjen ialah kemasan harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Bila mungkin, kemasan produk juga dapat digunakan kembali. Beberapa contoh bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang : Polyethylene Terephthalate (PET) ; High Density Polyethylene (HDPE); Low Density Polyethylene, (LDPE) ; Polypropylene (PP); Polystyrene (PS) ; dll. Persyaratan bahan kemasan dalam kriteria ekolabel : a. Kemasan plastik ∗ Harus memiliki simbol plastik daur-ulang pada kemasan dan kode jenis resinnya. ∗ Kemasan atau label tidak boleh mengandung PVC atau bahan organik terklorinasi ∗ Harus terbuat dari plastik yang dapat didaur ulang b. Kemasan karton Kemasan karton harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang 2. Kandungan logam berat Total kandungan logam berat (Pb, Cd, Hg dan Cr6+) dalam kemasan (termasuk printing) < 100 ppm.
  • 11. 3. Informasi untuk konsumen Untuk perlindungan serta edukasi kepada konsumen, serta dalam rangka peningkatan kesadaran akan peduli kesehatan dan lingkungan, persyaratan berikut mengenai informasi untuk konsumen harus dipenuhi : ∗ Produk mencantumkan secara rinci komposisi bahan aktif deterjen. ∗ Produk harus disertai dengan instruksi pemakaian untuk lebih memaksimalkan fungsinya dan meminimalisasi limbah. ∗ Mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon produsen dan atau pemohon atau layanan konsumen untuk informasi yang lebih detail. ∗ Produk sebaiknya mencantumkan peringatan untuk perlindungan kesehatan dan lingkungan.