1. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
PERCOBAAN V
Judul Percobaan
: PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM
RANGKAP DARI TEMBAGA
Tujuan Percobaan
: 1. Membuat Dan Mengenal Sifat Garam Rangkap Tembaga
(II) Amonium Sulfat Heksahidrat
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
2. Membuat dan memeriksa sifat garam kompleks
tetramintembaga II sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O.
Hari / Tanggal
: Selasa / 1 Mei 2007.
Tempat
: Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin.
I. DASAR TEORI
Beberapa data fisika logam tembaga dapat dilihat pada table dibawah ini :
Sifat fisik
Nomor atom
Konfigurasi elektron
Energi ionisasi pertama/KJmol-1
Energi ionisasi kedua/KJmol-1
Kerapatan/gcm-3
Titik leleh
Titik didih/K
Jari-jari atom/nm
Jari-jari ion/nm
Energi hidrasi Cu+(g)/KJmol-1
-2244
Energi hidrasi Cu2+(g)/KJmol-1
-481
Potensial elektroda/V
- Cu2+ + 2e
Cu
- Cu+ + e
Cu
- Cu2+ + e
Cu+
Praktikum Kimia Anorganik
Logam Cu
29
10
(Ar)3d 4s1
745
1956
8,92
1356
2868
0,177
0,096
+0,34
+0,52
+0,15
1
2. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Dibeberapa tempat dapat dijumpai logam tembaga dalam keadaan bebas,
namun 80% tembaga diperoleh dari bijinya. Seperti CuFeS2 (pirit tembaga) dan
Cu2S (copper glanco). Oleh karena itu pada umunya bijih tembaha hanya
mengandung beberapa persen tembaga.
Sifat kimia sangat berkaitan dengan energi ionisasi yang besar, kalor
atomisasi besar dan energihidrasi yang relative rendah yang mengakibatkan harga
potensial elektroda positif dan pada umumnya kereaktifa rendah.
Reaksi-reaksi pentig dari tembaga dapat dilihat pada bagan berikut :
udara
Cu
CuCO3.Cu(OH)3
Warna hijau
asam kuat encer
Cu
tidak terjadi reaksi
panaskan
Cu
CuCl2
warna coklat
Dalam Cl2 kering
HNO3 pekat
Cu
panaskan
Cu(NO3)2.3H2O
CuO
hitam
Penguapan
panaskan diudara
Cu
CuO
hitam
0
800 C
HCl pekat
Cu
CuCl2.2H2O (s)
kristal hijau
Penguapan
asam encer
Cu
H2SO4 encer
2+
Cu (aq)
Peguapan
OHCu
CuSO4.5H2O
biru
NH3(aq)
2+
Cu(NH3)42+
Cu(OH)2
panaskan
Cu(OH)2
CuO
I-(aq)
Praktikum Kimia Anorganik
2
3. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Cu2+(aq)
CuI (s) + ½ I2
reduksi kompleks tartat
Cu2+(aq)
Cu2O(s)
Dengan glukosa dalam basa
panaskan dalam udara
CuO
CuO(s) + O2
1000°C
HCl
NH3
Cu2O(s)
Cu(NH3)22+(aq)
CuCl(s)
HCl berlebih
CuCl (s)
CuCl2(aq)
Tembaga termasuk dalam unsur transisi, dibandingkan dengan logamlogam unsur utama, logam-logam transisi (termasuk Cu) mengandung lebih
banyak elektron tak berpasangan yang bebas bergerak pada kristalnya. Hal ini
berarti bahwa ikatan logam pada unsur transisi lebih kuat dari pada unsur utama.
Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat lebih keras, kerapatan yang
besar, dan titik leleh yang tinggi.
Pada unsur-unsur transisi, tingkat – tingkat energi elektron hampir
bersamaan sehingga elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi
dengan mengabsorpsi sinar tampak. Hal ini mengakibatkan sebagian besar iponion logam transisi memperlihatkan warna-warna yang menarik.
Untuk tembaga warna – warna ionnya adalah :
•
Cu+
tidak berwarna
•
Cu2+
biru
Tembaga dapat membentuk ion kompleks. Senyawa kompleks
adalah senyawa yang tersusun dari atom yang terikat secara ikatan kovalen
koordinasi. Atom pusat merupakan akseptor elektron dan Ligannya sebagai donor
elektron. Bilangan koordinasi m,enunjukkan banyaknya ligan yang mengelilingi
atom pusat.
Praktikum Kimia Anorganik
3
4. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Senyawa tembaga adalah diamagnetik, dan kestabilan relatif bergantung
sangat kuat kepada sifat anion dan ligan lain yang ada, dan cukup beragam dengan
pelarut atau sifat atom tetangganya dalam kristal.
Dalam larutan akua hanya konsentrasi kesetimbangan yang rendah dari
Cu+ (<10-2 M) dapat terjadi. Satu-satunya senyawaan kupro yang stabil terhadap
air adalah sangat tidak larut seperti CuCl dan CuCN. Ketidakstabilan terhadap air
ini berkaitan sebagian dengan besarnya energi kisi dan solvasi dan tetapan
pembentukan yang tinggi terhadap kompleks ion Cu2+ sedemikian, sehingga
turunan ionik Cu+ adalah tidak stabil.
Adapun stereokimia senyawa tembaga yang lebih penting adalah sebagai
berikut :
• Cu+
tetrahedral seperti dalam CuI (s) atau Cu(CN)43-.
• Cu2+
segiempat dalam CuO (s), Cupy42+, atau CuCl42- octahedral
terdistorsi dalam dua ikatan trans yang lebih panjang. Sebagai
contoh : Cu(H2O)62+ dan CuCl2(s).
Praktikum Kimia Anorganik
4
5. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
- Neraca
- Corong Buchner
- Cawan penguapan
- Gelas kimia 100ml
- Batang pengaduk
- Kaca arlogi
- Pipet tetes
- Gelas ukur 100 ml
- Gelas ukur 10 ml
- Kertas saring
- Lumpang dan alu
- termolyne
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
- CuSO4.5H2O
- Etanol
- NH3(aq) 15 M
- (NH4)2SO4
- Aquadest
II. CARA KERJA
A. Membuat Garam Rangkap Tembaga (II) Amonium Sulfat heksahidrat
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Praktikum Kimia Anorganik
5
6. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
•
Menimbang 19,96 gram CuSO4.5H2O dan 10,56 gram (NH4)2SO4
•
Melarutkan 19,96 gram CuSO4.5H2O dan mencampur 10,56 gram
(NH4)2SO4, dalam 60 ml aquadest.
•
Mengaduk dan memanaskan hingga semua garam melarut.
•
Menguapkan di atas Termolyne hingga volumenya tinggal 40 ml.
•
Membiarkan larutan menjadi dingin pada suhu kamar, sampai terbentuk
kristal. Kristal besar dapat terjadi jika laruatan dibiarkan semalam.
•
Mendinginkan campuran ini dalam wadah berisi air dingin (air es).
•
Mendekantasi larutan dan mengambil kristal yang terbentuk.
•
Menimbang kristal yang terbentuk dan menghitung persentase hasil.
B. Membuat Garam Kompleks Tetraamin Tembaga (II) Sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O
•
Mengambil 22,5 mL amonia pekat NH3(aq) 15 M dan 15 mL aquadest.
•
Memasukkan 22,5 mL amonia pekat NH3(aq) 15 M dan 15 mL aquadest
ke dalam cawan penguapan.
•
Menimbang 15 gram CuSO4.5H2O dan menggerusnya dengan lumpang
sampai halus, kemudian memasukkan ke dalam larutan amonia sampai
semua tembaga (II )sulfat monohidrat melarut.
•
Menambahkan dengan hati-hati 22,5 mL etanol dan menutup cawan
dengan kaca arloji.
•
Membiarkan (menyimpan)selama semalam.
•
Mengaduk campuran dan membiarkan kristal mengendap
•
Mendekantasi dengan corong Buchner..
•
Menyaring kristal dan membilas cawan dengan campuran 2,5 mL NH 3(aq)
15 M dan 2,5 mL etanol..
•
Mencuci kristal dengan 5 mL etanol
•
Mengeringkan kristal pada suhu kamar.
•
Menimbang kristal kering.
Praktikum Kimia Anorganik
6
7. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
III. HASIL PENGAMATAN
A. Pembuatan CuSO4 (NH4)2SO4 . 6H2O
No Perlakuan
1. Melarutkan
Hasil Pengamatan
gram • Larutan berwarna biru keruh
19,96
CuSO4.5H2O + 10,56 gram
(NH4)2SO4,
dalam
60
ml
aquadest.
2.
Mengaduk
• Sebagian garam melarut
3.
Memanaskan larutan.
• Semua garam melarut dalam air dan
warna larutan menjadi biru dan bening
4.
Menguapkan
• Larutan mendidih
• Air menguap
• Larutan semakin pekat
5.
Mendiamkan selama 1 malam
• Larutan bersisa 40 ml
6.
Mendinginkan dengan es
• Terbentuk endapan kristal putih
7.
Menimbang kertas saring
8.
Mengeringkan kristal dengan • Endapan kristal semakin banyak
corong Buchner
kebiruan.
• Massa kertas saring = 0,4844 g
• Kristal berwarna biru muda dan agak
9.
Mengeringkan kristal
10
Menimbang kristal kering
.
Praktikum Kimia Anorganik
basah
• Kristal kering
• Massa kristal = 26,0287 gram.
7
8. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
B. Pembuatan Cu (NH3)4SO4 . H2O
No Perlakuan
Hasil pengamatan
1. 22,5 mL NH3 pekat 15 M + 15 Larutan bening
mL air
2.
Menambahkan 15,024 gram Larutan berwarna biru pekat
CuSO4.5H2O
3.
Mengaduk
CuSO4.5H2O larut
4.
Menambahkan 22,5 mL etanol
Larutan berwarna biru pekat (tua)
5.
Mendiamkan selama 2 malam
Terbentuk endapan di bagian bawahnya
6.
Mengaduk
Larutan menjadi kental
7.
Menimbang kertas saring
Massa kertas saring = 0,45 gram
8.
Mendekantasi larutan dengan Endapan terpisah dari larutannya, masih
corong Buchner
9.
ada endapan tertinggal dalam gelas kimia
Mencuci gelas kimia dengan Semua endapan tersaring
campuran NH3 + etanol
Endapan mulai kering
10
Mencuci endapan dengan 5 Endapan bebas dari larutannya
.
mL etanol
Mengeringkan
Endapan kering
11
Menimbang endapan kristal Massa kristal + kertas saring = 10,5870
.
kering.
gram
12
.
IV. ANALISIS DATA
Praktikum Kimia Anorganik
8
9. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
A. Pembuatan Garam Rangkap Tembaga (II) Amonium Sulfat
Heksahidrat CuSO4 (NH4)2SO4 . 6H2O
Pada pembuatan garam rangkap ini dilakukan dengan cara melarutkan
tembaga (II) sulfat CuSO4.5H2O bersama amonium sulfat (NH4)2SO4 ke dalam
aquadest. Larutan / campuran ini dipanaskan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
menaikkan energi kinetik partikel-partikel ke dalam larutan elektro-elektron yang
ada dalam larutan tersebut saling bertumbukan. Dengan adanya tumbukan antara
partikel / elektron itu maka akan mempercepat pelarutan dari CuSO 4.5H2O dan
(NH4)2SO4.
Setelah kedua senyawa tersebut melarut diperoleh larutan yang
berwarna biru bening. Timbulnya warna biru disebabkan karena ion-ion logam
dalam air membentuk kompleks dengan molekul-molekul pelarut yang bertindak
sebagai ligan. Adanya pembentukan kompleks dalam air yang menyebabkan
larutan menjadi berwarna biru.Kompleks yang terbentuk dalam hal ini adalah
Cu(H2O)42+ dengan orbital hybrid yang dihasilkan yaitu dsp 2. Satu elektron dari
orbital 3d berpindah ke 4p, artinya ligan H2O mampu mendesak elektron yang
tidak berpasangan dari 3d ke 4p. Pendesakan elektron-elektron yang tidak
berpasangan tergantung pada kuat lemah medan dari ligan dan kation logam. Hal
ini dapat diketahui dari sifat magnet dan bentuk molekulnya.
Dalam CuSO4 murni dan kering, ion Cu2+ tidak berwarna , tetapi larutan
CuSO4 dalam air akan berwarna biru sebab ion Cu 2+ akan terikat dalam air
(terhidrasi) sebagai Cu(H2O)42+. Pada senyawa CuSO4.5H2O berwarna biru karena
memantulkan cahaya tampak pada panjang gelombang biru. Zat ini menyerap
warna komplementernya yaitu pada panjang gelombang jingga.
Sesudah pemanasan, larutan didiamkan selama satu malam supaya
terbentuk kristal. Kristal yang terbebtuk ini berwarna biru dan kemudian
didinginkan menggunakan air es agar kristal menjadi lebih padat lalu menyaring
dengan corong Buchner. Setelah dilakukan dekantasi yaitu memisahkan kristal
dari larutannya. Terbentuklah kristal kering seberat 31,53 g.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
Praktikum Kimia Anorganik
9
10. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Cu2+ (aq) + H2SO4 (encer)
CuSO4.5H2O (biru)
CuSO4.5H2O(s) + (NH4)2SO4 + H2O(aq)
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O(aq)
Suhu kamar
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O(aq)
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O (s)
Pendinginan
Garam yang terbentuk inilah yang disebut garam rangkap, karena
berasal dari dua garam yang mirip dan berbeda asalnya, biasanya CuSO 4.5H2O
berasal dari basa Cu(OH)2 sedangkan (NH4)2SO4 berasal dari basa NH4OH tetapi
berasal dari asam yang sama yaitu H2SO4.
Garam rangkap yaitu garam yang mengandung dua jenis kation atau dua
jenis anion. Garam rangkap terbentuk dari asam atau basa polivalen, dengan kata
lain suatu garam rangkap yaitu garam yang terbentuk melalui kristalisasi dari
campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam itu.
Dari percobaan ini diperoleh rendemen sekitar 81,3%.
Garam rangkap disebut juga sebagai garam yang kehilangan keadaan
semula (identitasnya) di dalam larutan.
Pada percobaan ini sentawa CuSO 4(NH4)2SO4.6H2O disebut sebagai
garam rangkap jkarena ada 2 garam yang terdapat di dalam senyawa ini, atau 2
buah kation dan 2 buah anion yang terdapat pada senyawa ini, yaitu Cu 2+ dan
NH4+, serta 2 buah anion SO42-. Sedangkan H2O bertindak swebagai pelarut.
Bilangan oksidasi Cu dalam CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah +2. inilah
yang menyebabkan berwarna biru, karena ion Cu2+ berwarna biru
Rendemen yang dihasilakn hanya 81,3 % dari sampel percobaan ini.
B. Pembuatan
Garam
Kompleks
Tetraamin
Tembaga
(II)
Sulfat
Monohidrat CuSO4 (NH3)4SO4 . H2O
Garam kompleks adalah garam yang susunannya kompleks, dimana di
dalam air tyerurai menghasilkan gugus kompleks. Garam kompleks mengandung
kation dan anion kompleks.
Praktikum Kimia Anorganik
10
11. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Pada percobaan pembuatan garam kompleks ini yaitu melarutkan
CuSO4.5H2O ke dalam larutan NH3 pekat dan air yang menghasilkan campuran
yang berwarna biru dan menimbulkan panas. Ini berarti reaksi yang terjadi
berlangsung eksoterm. Setelah tembaga (II) sulfat monohidrat melarut pada
larutan kemudian ditambahkan etanol secara berhati-hati. Etanol disini berfungsi
sebagai katalis yang dapat mempertahankan sifat kebasaan larutan.
Dari penambahan etanol yang bening, maka larutan tetap berwarna biru
tua. Larutan tersebut kemudian ditutup dengan kaca arloji dan didiamkan selama
satu malam. Setelah penyimpanan, larutan boleh diaduk kemudian dibiarkan lagi
sampai terbentuk kristal, lalu mendekantasi. Larutan menjadi pekat dan terbentuk
endapan.
Melakukan penyaringan pada kristal yang terbentuk dan membilas cawan
porselen (tempat larutan) dengan larutan NH3(aq) + etanol. Pembilasan ini
dimaksudkan agar kristal yang terbentuk benar-benar murni atau dengan kata lain
agar kotoran-kotoran yang tidak diinginkan tidak ikut menempel pada kristal
garam. Kristal garam yang terbentuk tadi kemudian dikeringkan pada suhu kamar
dan diperoleh kristal seberat 10,58 gram
Pada pembentukan garam kompleks yang terbentuk itu disebut juga reaksi
asam basa Lewis dengan ligan bertindak sebagai basa yang menyumbangkan
sepasang elektron kepada kation yang merupakan atom pusat.
Cu2+ + NH3
[CuNH3]3+
[CuNH3]2+ + NH3
Cu[NH3]22+
Cu[NH3]22+ + NH3
Cu[NH3]32+
Cu[NH3]32+ + NH3
Cu[NH3]42+
Maka Cu2+ + 4NH3
Cu(NH3)43+ merupakan reaksi keseluruhan.
Dengan adanya air sebagai liga maka reaksinya :
Cu(H2O)42+ + 4NH3
Biru muda
Praktikum Kimia Anorganik
Cu(NH3)42+ + 4H2O
Biru tua
11
12. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Reaksi mudah berjalan ke kanan dengan penambahan amonia kepada
kompleks air. Penambahan asam kuat yang menetralkan amonia menggerakkan
kesetimbangan kembali ke kompleks airnya dengan cepat.
Reaksi pembuatan garam kompleks merupakan reaksi substitusi dalam
larutan air. Reaksi ini terjadi antara larutan garam logam di dalam air dengan
pereaksi koordinasi.
Reaksinya mulai dari reaksi :
Cu2+ + OH-
Cu(OH)2
Cu(OH)2 akan beraksi dengan NH3+ pekat menghasilkan Cu(NH3)42+ menurut
reaksi :
SO42-
NH3 (aq)
Cu(OH)2
Cu(NH3)42+
Cu(NH3)4SO4 H2O
Dengan melakukan perhitungan maka didapatkan rendemen sebesar
68,82% .
Garam kompleks yang diperoleh warnanya lebih tua dibandingkan dengan
garam rangkap karena telah bercampur dengan amonia pekat dan etanol.
Garam kompleks disebut juga sebagai garam yang terdiri dari kation dan
anion dari kompleks yang dikelilingi oleh ligan. Dapat diartikan pula sebagai
garam yang mampu menahan keadaannya (identitasnya) dalam larutan. Ligan
adalah gugus yang mengelilingi atom pusat yang dapat memberikan (donor)
pasangan elektron/ basa lewis.
Perbedaan garam rangkap dan garam kompleks yaitu :
Garam rangkap adalah garam yang terdiri dari dua atau lebih kation dan anion di
dalamnya. Garam rangkap diartikan pula sebagai garam yang kehilangan
keadaannya semula di dalam larutan. Sedangkan garam kompleks yaitu garam
yang terdiri dari kation dan anion dari kompleks yang dikelilingi oleh ligan.
Duartikan juga sebagai garam yang mampu menahan keadaannya dalm larutan.
Praktikum Kimia Anorganik
12
13. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
V. KESIMPULAN
Dari percoban dapat disimpulkan bahwa :
1. Garam rangkap adalah garam yang memiliki dua jenis kation atau dua anion
di dalamnya.
2. Garam kompleks adalah garam yang mengandung kation atau anion kompleks
yang dikelilingi oleh ligan.
3. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O diperoleh dengan mereaksikan CuSO4
.5H2O dan (NH4)2SO4 dalam air.
4. Garam kompleks Cu(NH3)4SO4 H2O diperoleh dengan mereaksikan
CuSO4.5H2O dan NH3 pekat dalam air dan titambahkan etanol.
5. Pada pembuatan garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang dihasilkan
berwarna biru seberat 25,5787 gram atau 81,3 % dari berat sampel.
6. Pada pembuatan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O yang dihasilkan
berwarna biru seperti blau (nila) seberat 10,137 gram atau 68,82% dari berat
sampel.
7. dua anion yang terdapoat dalam CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah SO42- dan
kationnya adalah Cu2+ dan NH4+. Serta H2O berguna sebagai pelarut.
Praktikum Kimia Anorganik
13
14. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
A. Garam Rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Dari percobaan dapat dihitung rendemennya yaitu sekitar 98,65% dengan
perhitungan sebagai berikut :
massa CuSO4.5H2O = 19,96 gram
massa (NH4)2.SO4
= 10,56 gram
Mr CuSO4.5 H2O
= 249,5 g/mol
Mr (NH4)2.SO4
= 132
g/mol
Maka :
mol CuSO4.5H2O
= g / Mr
= 19,96 g / 249,5 gmol-1
= 0,08 mol
mol (NH4)2.SO4
= g / Mr
= 10,56 g / 132 gmol-1
= 0,08mol
Cu2+ (aq) + H2SO4 (encer)
2NH3 + H2SO4
CuSO4.5H2O
(NH4)2SO4
Dari persamaan reaksi tadi diperoleh :
½ mol CuSO4
Praktikum Kimia Anorganik
½ mol CuSO4.5H2O
14
15. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Reaksi Pembuatan garam rangkap :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O
0,08 mol
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
0,08 mol
0,08 mol
Massa teoritis dari reaksi :
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 349,5 g/mol
Massa CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= mol x Mr
= 0,08 mol x 349,5 gmol-1
= 31,46 g
Massa percobaan
% rendemen
=
x 100 %
massa teoritis
(26,0287 - 0,45) gram
=
x 100 %
31,46 gram
=
25,5787 gram
x100%
31,46 gram
= 81,3 %
Jadi garam rangkap yang dihasilkan sebesar 81,3 % dari sample.
B. perhitungan randemen garam kompleks.
Massa CuSO4.5H2O = 15,024 gram
Mr CuSO4.5H2O
= 249,5 gram/mol
mol CuSO4.5H2O
= massa CuSO4.5H2O
Mr CuSO4.5H2O
15,024 gram
= 249,5 gram / mol
= 0,06 mol
dari reaksi :
CuSO4.5H2O (aq) +
4NH3 (aq)
mol CuSO4.5H2O
Cu(NH3)4SO4 H2O
Praktikum Kimia Anorganik
Cu(NH3)4SO4 H2O (s)
15
16. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
0,06 mol
0,06 mol
Jadi mol Cu(NH3)4SO4 H2O
= 0,06 mol
Sehingga massa Cu(NH3)4SO4 H2O = mol x Mr
= 0,06 mol x 245,5 gmol-1
= 14,73 g
Berat hasil perciobaan
= 10,5870 gram
Sehingga rendemennya dapat dihitung sebagai berikut :
Berat percobaan
= 10,5870 gram – berat kertas saring
= 10,5870 gram – 0,45 gram
= 10,137 gram
Berat percobaan
% rendemen
=
x 100 %
Berat teoritis
10,137 g
=
x 100 %
14,73 g
=
68,818 % = 68,82 %
Praktikum Kimia Anorganik
16
17. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
JAWABAN PERTANYAAN
1. Perbedaan garam rangkap dan garam kompleks :
- Garam rangkap yaitu garam yang terdiri dari dua lebih kation dan anion di
dalamnya. Garam rangkap diartikan juga sebagai garam yang kehilangan
keadaan semula (identitasnya) di dalam larutan
- Garam kompleks yaitu garam yang terdiri dari kation dan anion dari
kompleks yang dikelilingi oleh ligan. Diartikan juga sebagai garam yang
mampu menahan keadaannya (identitasnya) dalam larutan.
2. CuSO4(NH4)2SO4.6H2O disebut garam rangkap karena ada 2 garam di dalam
senyawa ini atau 2 buah kation dan 2 buah anion yang terdapat pada senyawa
itu yaitu Cu2+ dan NH4+, serta 2 buah anion SO42-. H2O bertindak sebagai
pelarut
3. Biloks Cu dalam CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah +2
4. Cu(NH3)4SO4.H2O disebut garam kompleks karena terdiri dari kation dan
anion dan ion kompleks. Cu bertindak sebagai atom pusat, NH3 dan SO4
bertindak sebagai ligan (gugus pengeliling atom pusat) dan H 2O sebagai
pelarut.
5. Ligan adalah gugus yang mengelilingi atom pusat yang dapat memberikan
(donor) pasangan elektron / basa Lewis).
6. Ion atau molekul yang berfungsi sebagai ligan adalah ion atau molekul yang
dapat memberikan pasangan elektron. Contohnya adalah Cl-, SO42-, NO2-,
NH3, H2O dan lain-lain.
7. Bilangan koordinasi adalah banyaknya ligan yang mengelilingi atom pusat
atau jumlah ikatan kovalen koordinasi yang terbentuk dalam ion kompleks.
Praktikum Kimia Anorganik
17
18. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
8. Hibridisasi yang dipakai untuk menjelaskan Cu(NH3)42+
Cu = (Ar) 3d10 4s1
29
Cu2+ = (Ar) 3d9 4s0 4p0
Hibridisasi dsp2 : dengan membentuk molekul bujur sangkar
Biloks Cu dalam Cu(NH3)4SO4.H2O
Cu(NH3)4SO4.H2O
= 0
Cu + (4.0) + (-2) + 0 = 0
Cu = +2
9. Teori yang menjelaskan senyawa kompleks :
a. Teori ikatan valensi (VBT)
- Banyaknya ligan yang mengelilingi, terikat pada atom pusat disebut
bilangan koordinasi.
- Orbital-orbital atom pusat sebelum menerima pasangan elektron dari
ligan akan mengalami hibridisasi.
- Jumlah orbital hybrid yang terbentuk adalah sama dengan jumlah orbital
atom-atom yang terikat dalam hibridisasi.
b. Teori medan kristal (CFT)
- Interaksi antara atom pusat dengan ligan dianggap sebagai interaksi
elektrostatik
- Ligan-ligan diperlukan sebagai atom-atom bermuatan.
- Interaksi antara atom pusat dengan ligan merupakan interaksi
elektrostatik apabila ligan yang ada merupakan ligan yang netral maka
dalam interaksi tersebut ujung (-) dari dipol dalam molekul netral
diarahkan terhadap ion logam.
- Tidak terdapat interaksi antara orbital-orbital ion logam dengan orbitalorbital dari ligan.
10. Bilangan oksidasi Cu dalam Cu(NH3)4SO4. H2O
Praktikum Kimia Anorganik
18
19. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
Cu
(NH3)4 SO4. H2O =
Cu + (4 . 0 ) + (-2) + 0
= 0
Cu
= +2
FLOWCHART
A. Membuat Garam Rangkap Tembaga (II) Amonium Sulfat
heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
19,96 g CuSO4.5H2O + 10,56 g (NH4)2SO4 + 60 mL air
- mengaduk
- memanaskan hingga semua garam
melarut
larutan
- menguapkan hingga volumenya tinggal
40 mL
40 mL larutan
- membiarkan larutan dingin
larutan + endapan kristal
- mengeringkan kristal
kristal kering
* Menimbang kristal dan menghitung % hasilnya
Praktikum Kimia Anorganik
19
20. Pembuatan Garam Kompleks dan Rangkap dari Tembaga
B. Pembuatan
Garam
Kompleks
Tetraamin
Tembaga
(II)
Sulfat
Monohidrat CuSO4 (NH3)4SO4 . H2O
22,5 mL NH3 15 M + 15 mLdalam cawan penguapan
- memasukan air
larutan
- menambahkan 15 g CuSO4.5 H2O yang
sudah digerus halus
- menambahkan dengan hati-hati 22,5 mL
etanol
- menutup cawan dengan kaca arloji
- membiarkan semalam
larutan + endapan
- mengaduk
- mendekantasi
- menyaring dan membilas cawan
- dengan campuran 2,5 mLNH3 (aq) 15
M dan 2,5 mL etanol
filtrat
endapan kristal
- mencuci kristal dengan 5 mL
etanol
- mengeringkan kristal
kristal kering
* Menimbang kristal dan menghitung % hasilnya
Praktikum Kimia Anorganik
20