SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi
              Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan
                       Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu
                           Oleh: Victor P.H. Nikijuluw




Pendahuluan
         Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km (terpanjang kedua setelah Kanada), Indonesia, sebagian besar
wilayahnya merupakan wilayah pesisir (Coastal Zone). Namun sayang, adanya wilayah
pesisir tersebut terdapat banyak masyarakat miskin yang sebagian besar bekerja sebagai
nelayan. Masyarakat pesisir sendiri bukan hanya nelayan, melainkan juga pembudidaya
ikan, pengolah ikan, bahkan pedagang ikan. Namun secara empiris di kalangan
masyarakat pesisir itu sendiri, pelaku ekonomi di subsistem produksi primer-nelayan dan
pembudidaya ikan seringkali menemui sejumlah masalah, misalnya ketidak adilan harga,
keterbatasan teknologi dan modal, terbatasnya SDM, terbatasnya akses sumberdaya,
dan lemahnya organisasi.
         Di dalam makalah Populasi dan Sosial ekonomi Masyarakat Pesisir serta
Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir Secara Terpadu ini disoroti mengenai populasi dan sosial ekonomi masyarakat
pesisir, serta strategi pemberdayaanya. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai
kelompok orang yang mendiami di suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan
perekonomiannya bergantung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir.
Kemiskinan masyarakat pesisir dilatarbelakangi oleh beberapa macam persoalan yang
saling berhubungan satu sama lain. Kemiskinan masyarakat pesisir dikategorikan
menjadi kemiskinan struktural, kemiskinan super struktural, dan kemiskinan kultural.
         Beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa nelayan tetap mau untuk tinggal
dalam lingkaran kemiskinan karena kehendaknya untuk menjalani hidup (Panayotou,
1982). Mereka memperoleh kepuasan tersendiri dari hasil menangkap ikan tersebut.
Perekonomian para nelayan sangat tergantung dari hasil tangkapan laut. Masih banyak
ditemui para nelayan yang menggunakan alat-alat tradisional untuk menangkap ikan.
Mereka     cenderung    menggunakan     teknologi   primitif   mengingat   keterbatasan
pengetahuan dari para nelayan. Pokok permasalahan utama dari kemiskinan nelayan itu
sendiri terletak pada tidak terpenuhinya kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, infrastruktur dan kondisi alam yang tidak menentu. Selain itu, melemahnya

                                         1
etos kerja dari para nelayan, lemahnya tingkat pendidikan, kurangnya aksesibilitas
terhadap informasi dan teknologi yang masuk, kurangnya biaya untuk modal semakin
menambah masyarakat pesisir menjadi melemah. Di saat yang bersamaan, kebijakan
dari pemerintah tidak memihak pada masyarakat pesisir, akibatnya kemiskinan yang
terjadi di dalam masyarakat pesisir tidak dapat dihindari.


Critical Review
        Diantara kategori pekerjaan yang terkait dengan kemiskinan, nelayan kerap kali
disebut-disebut sebagai masyarakat termiskin dari kelompok masyarakat lainnya (the
poorest of the poor). Berdasarkan data World Bank mengenai kemiskinan, disebutkan
bahwa    sebanyak 108,78 juta orang atau 49% dari total penduduk Indonesia dalam
kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2008 disebutkan pula bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai
34,96 juta jiwa dan 63,47% diantaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan
pesisir dan pedesaan.
        Dapat diketahui dari ringkasan di atas bahwa kehidupan nelayan di Indonesia
masih belum dapat dikatakan makmur. Nelayan dan komunitas masyarakat pesisir, pada
umumnya adalah bagian dari kelompok masyarakat miskin yang berada pada level
paling bawah dan kerapkali menjadi korban pertama yang paling menderita akibat
ketidakberdayaan    dan    kerentanannya.       Beberapa   kajian   yang   telah   dilakukan
menemukan bahwa para nelayan bukan saja sehari-hari harus berhadapan dengan
ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi lebih
dari itu mereka juga sering harus berhadapan dengan berbagai tekanan dan bentuk
eksploitasi yang muncul bersamaan dengan berkembangnya proses modernisasi. Ironi
sekali ketika kita mengetahui sebagian besar wilayah Indonesia yang berupa perairan
dimana memiliki kekayaan sumber daya alam dan nelayan sebagai salah satu mata
pencaharian vital yang seharusnya dapat memanfaatkan hasil laut untuk kesejahteraan
hidupnya dan masyarakat lain justru keadaannya terpuruk.
        Kemiskinan yang terjadi pada nelayan merupakan salah satu sumber ancaman
potensial bagi kelestarian sumberdaya pesisir dan lautan. Berbagai macam sebab, salah
satunya yakni desakan ekonomi dan tuntutan hidup memuntut masyarakat untuk
meperoleh pendapatan melalui usaha ekstraksi sumber daya perairan dan kelautan
dengan menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan akibatnya.
        Sudah menjadi suatu keharusan bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir
menjadi salah satu agenda penting di wilayah pesisir, mengingat masyarakat yang

                                            2
tinggal di daerah tersebut adalah para nelayan. Pemberdayaan ini lebih difokuskan
kepada pencerdasan para nelayan itu sendiri agar mereka paham dan mengerti
bagaimana memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan, serta bagaimana cara
mengentaskan kemiskinan mereka agar mata pencaharian nelayan dapat dipandang
sebagai mata pencaharian unggulan sehingga mereka, para nelayan tersebut tidak
terjebak lagi dalam ingkaran setan kemiskinan (vicious circle). Beberapa pemecahan
yang mungkin dapat dilakukan setelah mengkaji pembahasan di atas diantaranya:

1. Memberdayakan para nelayan agar tidak bergantung pada hasil melaut saja,
   melainkan juga pada mata pencaharian lain, misalnya dengan pembudidayaan
   perikanan maupun non perikanan. Tujuan dari ‘mengalihkan’ mata pencaharian lain
   ini adalah agar mereka memiliki pendapatan yang relative lebih stabil dan tidak
   hanya bergantung pada musim saja.
2. Mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di sektor
   kelautan dan perikanan yang digalakkan oleh pemerintah. Dengan adanya program
   ini diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan nelayan di Indonesia. Program
   ini dijalankan melalui pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat yang
   berbasis pada sumber daya lokal, baik masyarakat maupun sumber daya alamnya,
   sehingga para nelayan dapat mengembangkan usaha sesuai dengan kemampuan
   dan kebutuhannya sendiri.
3. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat nelayan. Nelayan yang buta huruf
   minimal dapat membaca atau lulus dalam paket A atau B. Anak nelayan diharapkan
   mampu menyelesaikan pendidikan tingkat menengah. Sehingga ke depannya nanti
   akses perkembangan teknologi kebaharian dan peningkatan ekonomi lebih mudah
   dilakukan.
4. Mendukung Program Mitra Bahari (PMB) yang merupakan program kemitraan antara
   Departemen Kelautan dan Perikanan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah,
   lembaga swadaya masyarakat, swasta, kelompok masyarakat dan stakeholder
   lainnya, dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga dan SDM di daerah dan
   mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan. Program ini diwujudkan
   melalui pelaksanaan empat komponen utama kegiatan yaitu pendampingan dan
   penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, riset terapan dan analisis untuk rekomendasi
   kebijakan. Adapun tujuan penyelenggaraan PMB adalah menguatkan kapasitas
   sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pengelolaan wilayah dan sumber
   daya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, mempercepat dan mengoptimasi


                                       3
pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, mendukung implementasi
      pengelolaan sumber daya kelautan, pesisir dan laut, meningkatkan kesejahteraan
      rakyat,   dan   menyelenggarakan           program       penyuluhan    dan   pendampingan,
      penyebarluasan/sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian terapan serta
      analisis kebijakan.
   5. Adanya bantuan modal dari pemerintah untuk dapat membantu nelayan, khususnya
      dalam hal perbaikan infrastruktur yang digunakan untuk melaut para nelayan. Selain
      itu, pemerintah juga seharusnya membuat suatu lembaga yang dapat menaungi
      perekonomian nelayan, dimana lembaga ini dapat membantu permodalan mereka
      yang sifatnya tidak mengikat, mengingat para nelayan memiliki tingkat fleksibilitas
      tinggi (misalnya waktu untuk membayar hutang, dll).
          Berbagai macam upaya untuk menanggulangi masalah kemiskinan ini sudah
   banyak dilakukan, namun pemerintah belum memiliki konsep yang jelas, sehingga
   penanganan    masih      bersifat   parsial   dan   tidak    terpadu.    Yang   terpenting   dari
   pemberdayaan masyarakat nelayan ini terletak pada peran serta dari pemerintah.
   Seperti yang kita ketahui, selama ini kebijakan dari pemerintah masih cenderung
   mengarah pada satu sisi saja, yaitu wilayah kota dan ‘darat’, sektor perikanan dan
   kelautan belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan strategis nasional. Padahal
   apabila sektor perikanan dan kelautan serta komponen yang ada di dalamnya, dalam hal
   ini nelayan, memperoleh dukungan dari pemerintah, bukan tidak mungkin perekonomian
   Indonesia akan menjadi semakin baik mengingat Indonesia merupakan negara maritim
   dengan armadanya yang kuat.


   Relevansi Kasus di Indonesia
          Kehidupan nelayan di Indonesia sendiri dapat dikatakan masih belum makmur.
   Berdasarkan data BPS Tahun 2002 yang diolah SEMERU 2003 disebutkan bahwa sebesar
   32,14% dari 16,4 juta jiwa masyarakat pesisir di Indonesia yang masih hidup di 8.090
   desa ternyata berada dibawah garis kemiskinan. Adanya tsunami yang terjadi di Aceh
   tahun 2004, kenaikan BBM menyebabkan jumlah masyarakat miskin di kawasan pesisir
   menjadi   meningkat.      Beberapa     contoh     kasus     yang   menggambarkan     kehidupan
   masyarakat nelayan Indonesia diantaranya:
1. Penelitian dan pengembangan model pemberdayaan terhadap nelayan di Jawa Tengah.
   Keterbatasan sarana dan teknologi yang memadai untuk menangkap ikan mebuat
   sebagian besar nelayan di Jawa Tengah kesulitan dalam melakukan pekerjaan, padahal
   perairan di Jawa Tengah tergolong memilik potensi produksi ikan laut yang cukup besar.

                                                 4
Karena ketidakmampuan secara segi financial inilah para nelayan di Jawa Tengah
   tersebut diwadahi dalam suatu lembaga yaitu Koperasi Unit Desa Mina dan Pangkalan
   Pendaratan Ikan. KUD Mina merupakan lembaga ekonomi yang mewadahi kegiatan para
   nelayan di Jawa Tengah. KUD Mina ini juga berfungsi sebagai asuransi bagi para
   nelayan. Pada saat musim paceklik tiba, nelayan memperoleh bantuan beras sebanyak 5
   kg dan apabila mendapat musibah di laut mendapatakan dana asuransi kecelakaan.
   Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan tempat pendaratan armada
   perikanan yang dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan sebagai transaksi antara
   penjual ikan dengan para nelayan. Selain itu, pemprov Jawa Tengah sendiri juga
   menyediakan fasilitas pendukung seperti pelabuhan perikanan.
2. Pemberdayaan masyarakat nelayan di Demak Utara yang masih minim. Dalam hal ini,
   kinerja pemerintah dan Dewan belum maksimal, karena yang diberdayakan baru
   sebagian desa pesisir, baik dari bidang ekonomi, pendidikan, maupun infrastruktur.
   Ketidakmerataan pemberdayaan inilah yang menyebabkan nelayan di Demak Utara
   masih minim dalam mengeskplor sumber daya yang dimilikinya.
3. Potret keluarga nelayan di Riau yang tidak jauh berbeda dengan nelayan pada umumnya
   di Indonesia, yakni nelayan kecil bermodalkan tenaga dan peralatan tangkap ikan
   sederhana, berpendidikan rendah, minim pengetahuan informasi pasar, dan terjebak
   dalam lingkaran kemiskinan.
4. Penelitian yang terjadi pada keluarga nelayan miskin di sepanjang wilayah Pantai Prigi
   Kabupaten Trenggalek, dimana di dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa nelayan
   miskin merupakan bagian dari komunitas masyarakat pesisir yang secara sosial-ekonomi
   rentan, tidak memiliki tabungan, kurang atau tidak berpendidikan. Jumlah anak yang
   cenderung banyak menyebabkan beban yang ditanggung menjadi berat karena tidak
   sebanding dengan sumber penghasilan yang diperoleh. Pasca kenaikan harga BBM,
   tekanan kemiskinan yang dialami keluarga nelayan miskin cenderung makin bertambah
   karena kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang bertolak belakang dengan
   kecenderungan menurunnya penghasilan yang diperoleh oleh keluarga nelayan miskin.
   Adanya keterbatasan teknologi dan aset produksi yang dimiliki nelayan miskin di
   kawasan Pantai Prigi, musim paceklik dan semakin berkurangnya sumber daya laut di
   wilayah sekitar pantai merupakan kondisi yang kerap kali menyebabkan kehidupan
   sehari-hari nelayan miskin makin terpuruk. Usaha dari hasil melaut tidak lagi dapat
   diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.




                                           5
Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi masyarakat nelayan
Indonesia perlu mendapat perhatian khusus. Pada umumnya permasalahan yang
dihadapi para nelayan ini relative sama. Untuk itu diperlukan dukungan penuh dari
pemerintah, instansi lain, dan masyarakat lain yang peduli dengan hal ini, sehingga
dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan mereka.


Lesson Learned
       Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik benang merah bahwa kemiskinan
yang terjadi pada masyarakat pesisir, dalam hal ini nelayan, selain akibat struktur
pembangunan kita yang tidak membela kepentingan nelayan juga disebabkan oleh
tingginya biaya operasional yang harus dibayar. Biaya operasional ini meliputi bahan
bakar dan konsumsi untuk kehidupan nelayan selama melaut. Selain itu, penerimaan
yang rendah dari hasil penjualan ikan, kurangnya prasarana, kualitas sumberdaya
manusia yang rendah, juga mendukung munculnya kemiskinan nelayan ini.
           Pada dasarnya, diperlukan suatu keterpaduan yang jelas dari stakeholder
dengan tujuan untuk menghilangkan ego sektor dari masing-masing pemangku
kepentingan. Keterpaduan tersebut diantaranya: (1) Keterpaduan sektor dalam
tanggung jawab dan kebijakan. Pengambilan keputusan dalam penanganan masalah
kemiskinan ini harus diambil melalui proses koordinadi di internal pemerintah. Yang
menjadi poin utama disini adalah kemiskinan nelayan tidak akan mampu ditangani
secara kelembagaan oleh sektor kelautan dan perikanan. (2) Keterpaduan keahlian dan
pengetahuan. Untuk merumuskan kebijakan, strategi, dan program harus didukung
dengan disiplin dengan disiplin ilmu pengetahuan dan keahlian.
           Penerapan program pemberdayaan masyarakat nelayan yang dilakukan dapat
bersifat    regional bahkan local. Hal ini disesuaikan dengan masing-masing daerah
nelayan memilki permasalahan yang berbeda. Upaya-upaya pemberdayaan tersebut
diantaranya:
a. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan dengan
   mengurangi ketergantungan pada tengkulak, bakul ikan, dan warung-warung yang
   menjual bahan      bakar   bensin/solar disekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau
   yang ada di sekitar tempat tinggal nelayan den an cara mendirikan koperasi
   simpan pinjam, dimana ketua dan anggotanya yang terdiri para nelayan itu sendiri.
b. Fokus utama pengelolaan sumberdaya local terutama pada waktu pasca panen, pada
   waktu musim ikan yang nilai harga jualnya tinggi langsung dijual, yang nilai
   harga jualnya rendah perlu diolah lagi menjadi ikan asin, trasi, pindang, dan tepung


                                          6
ikan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kemampuan nelayan dalam pengolahan
   ikan.
c. Budaya kelembagaan ditandai oleh adanya organisasi-organisasi seperti Himpunan
   Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) sebagai wakil dari nelayan dimana peranannya
   lebih ditingkatkan lagi, serta diberikan hak untuk mengambil keputusan sendiri
   sesuai dengan kebutuhan nelayan dalam forum rapat, dan meningkatkan koordinasi
   dengan     organisasi yang lain seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Tempat
   Pelelangan Ikan (TPI).

       Dengan demikian untuk menangani masalah kemiskinan nelayan ini hal yang
pertama kali dilakukan adalah mengadakan data jumlah masyarakat nelayan baik
tradisional maupun tidak, baik miskin maupun yang tidak miskin, yang kemudian
pemerintah dan stakeholders dapat mendorong dan melibatkan nelayan miskin dalam
proses modernisasi perikanan, menata pembagian margin keuntungan yang lebih
berpihak kepada nelayan miskin, melakukan diversifikasi produk dengan cara memberi
nilai tambah pada komoditi ikan yang sifatnya rentan waktu, dan mengembangkan
usaha bagi nelayan miskin agar mereka dapat memiliki sumber-sumber penghasilan
alternatif yang lebih banyak.




                                      7
DAFTAR PUSTAKA


Balitbang Provinsi Jawa Tengah. 2010. Penelitian dan Pengembangan Model Pemberdayaan
     Terhadap Keluatga Nelayan.


Marbun, Leonardo.         2011. Kemiskinan Nelayan dan Perubahan Iklim. Diunduh dari
     http://pppmn.wordpress.com/ pada tanggal 23 Oktober 2011 pukul 21.45 WIB


Najmu,   Laila.   2009.     Kemiskinan   Struktural   Masyarakat     Nelayan.   Diunduh   dari
     http://mhs.blog.ui.ac.id/najmu.laila pada tanggal 20 Oktober 2011 Pukul 19.00 WIB


Nikijuluw, Victor P.H. 2010. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi
     Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan                 Sumberdaya Pesisir Secara
     Terpadu.




                                              8

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sdajopiwildani
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganYuni Yolanda
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdFrans Dione
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailAmril Taufik Gobel
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANMOH AFIFI A. JAMI'
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiamasmukriyadi
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganBadiuzzaman
 

La actualidad más candente (20)

Ekologi laut tropis
Ekologi laut tropisEkologi laut tropis
Ekologi laut tropis
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
 
Ekonomi Kemaritiman
Ekonomi KemaritimanEkonomi Kemaritiman
Ekonomi Kemaritiman
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 

Destacado

Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinOperator Warnet Vast Raha
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...MOH AFIFI A. JAMI'
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitasAplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitaschaya pebiyana
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinSeptian Muna Barakati
 
Budaya masyarakat nelayan-kusnadi
Budaya masyarakat nelayan-kusnadiBudaya masyarakat nelayan-kusnadi
Budaya masyarakat nelayan-kusnadiDzulfikar Rizka
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Ruslin Ully
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaanxadhy20
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaInarotul Faiza
 
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)Sosiologi (pengertian hubungan sosial)
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)Fajriatul Syafitri
 
konflik masyarakat pesisir
konflik masyarakat pesisirkonflik masyarakat pesisir
konflik masyarakat pesisirheri suri
 
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaPeluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaYusuf Irkham
 
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIKearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIArik Budiarsana
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatmilalvy
 

Destacado (20)

Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitasAplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskinMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir miskin
 
Budaya masyarakat nelayan-kusnadi
Budaya masyarakat nelayan-kusnadiBudaya masyarakat nelayan-kusnadi
Budaya masyarakat nelayan-kusnadi
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
 
Materi pemberdayaan
Materi pemberdayaanMateri pemberdayaan
Materi pemberdayaan
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat Indonesia
 
PPT APLIKASI TP
PPT APLIKASI TPPPT APLIKASI TP
PPT APLIKASI TP
 
AKULTURASI BUDAYA NADRAN
AKULTURASI BUDAYA NADRANAKULTURASI BUDAYA NADRAN
AKULTURASI BUDAYA NADRAN
 
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)Sosiologi (pengertian hubungan sosial)
Sosiologi (pengertian hubungan sosial)
 
konflik masyarakat pesisir
konflik masyarakat pesisirkonflik masyarakat pesisir
konflik masyarakat pesisir
 
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaPeluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
 
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXIKearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
Kearifan Lokal Dalam Semangat Kebangkitan Nasional Abad XXI
 
Bab ii telaah pustaka
Bab ii telaah pustakaBab ii telaah pustaka
Bab ii telaah pustaka
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakat
 

Similar a Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya

jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir Universitas Brawijaya
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirshelibilqis
 
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdfssuserea700d
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananPT. SASA
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirrIyan lare Sae
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirSeptian Muna Barakati
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaSidi Rana Menggala
 
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTransformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTri Widodo W. UTOMO
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Himaka Unsyiah
 
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananPengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananSiti Sahati
 
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSkripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSutny_Wulan_Sary_Puasa
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanpra_yoga2305
 
press_release.pdf
press_release.pdfpress_release.pdf
press_release.pdfDeny Hosea
 
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfRJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfSulaimanSHMH
 

Similar a Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya (20)

jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
 
Inayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsirInayah makalah sosbudsir
Inayah makalah sosbudsir
 
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
259-Article Text-503-1-10-20151008.pdf
 
Pembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalamPembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalam
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisir
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesiaKemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
Kemiskinan pada masyarakat nelayan di indonesia
 
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTransformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
Pendayagunaan dan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dala...
 
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya PerikananPengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Manajemen Sumberdaya Perikanan
 
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikananSkripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
Skripsi optimalisasi peran dinas kelautan dan perikanan
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
 
1 5-1-pb
1 5-1-pb1 5-1-pb
1 5-1-pb
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
press_release.pdf
press_release.pdfpress_release.pdf
press_release.pdf
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdfRJ1-20151120-095003-4146.pdf
RJ1-20151120-095003-4146.pdf
 

Más de Ainun Dita Febriyanti

Más de Ainun Dita Febriyanti (6)

Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek SurabayaAnalisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan MasyarakatPengembangan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
 
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik LaweyanPemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
 
Kota Venesia
Kota VenesiaKota Venesia
Kota Venesia
 

Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya

  • 1. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu Oleh: Victor P.H. Nikijuluw Pendahuluan Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang kedua setelah Kanada), Indonesia, sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pesisir (Coastal Zone). Namun sayang, adanya wilayah pesisir tersebut terdapat banyak masyarakat miskin yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Masyarakat pesisir sendiri bukan hanya nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan, pengolah ikan, bahkan pedagang ikan. Namun secara empiris di kalangan masyarakat pesisir itu sendiri, pelaku ekonomi di subsistem produksi primer-nelayan dan pembudidaya ikan seringkali menemui sejumlah masalah, misalnya ketidak adilan harga, keterbatasan teknologi dan modal, terbatasnya SDM, terbatasnya akses sumberdaya, dan lemahnya organisasi. Di dalam makalah Populasi dan Sosial ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu ini disoroti mengenai populasi dan sosial ekonomi masyarakat pesisir, serta strategi pemberdayaanya. Masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang mendiami di suatu wilayah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir. Kemiskinan masyarakat pesisir dilatarbelakangi oleh beberapa macam persoalan yang saling berhubungan satu sama lain. Kemiskinan masyarakat pesisir dikategorikan menjadi kemiskinan struktural, kemiskinan super struktural, dan kemiskinan kultural. Beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa nelayan tetap mau untuk tinggal dalam lingkaran kemiskinan karena kehendaknya untuk menjalani hidup (Panayotou, 1982). Mereka memperoleh kepuasan tersendiri dari hasil menangkap ikan tersebut. Perekonomian para nelayan sangat tergantung dari hasil tangkapan laut. Masih banyak ditemui para nelayan yang menggunakan alat-alat tradisional untuk menangkap ikan. Mereka cenderung menggunakan teknologi primitif mengingat keterbatasan pengetahuan dari para nelayan. Pokok permasalahan utama dari kemiskinan nelayan itu sendiri terletak pada tidak terpenuhinya kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, infrastruktur dan kondisi alam yang tidak menentu. Selain itu, melemahnya 1
  • 2. etos kerja dari para nelayan, lemahnya tingkat pendidikan, kurangnya aksesibilitas terhadap informasi dan teknologi yang masuk, kurangnya biaya untuk modal semakin menambah masyarakat pesisir menjadi melemah. Di saat yang bersamaan, kebijakan dari pemerintah tidak memihak pada masyarakat pesisir, akibatnya kemiskinan yang terjadi di dalam masyarakat pesisir tidak dapat dihindari. Critical Review Diantara kategori pekerjaan yang terkait dengan kemiskinan, nelayan kerap kali disebut-disebut sebagai masyarakat termiskin dari kelompok masyarakat lainnya (the poorest of the poor). Berdasarkan data World Bank mengenai kemiskinan, disebutkan bahwa sebanyak 108,78 juta orang atau 49% dari total penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Selain itu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 disebutkan pula bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47% diantaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan. Dapat diketahui dari ringkasan di atas bahwa kehidupan nelayan di Indonesia masih belum dapat dikatakan makmur. Nelayan dan komunitas masyarakat pesisir, pada umumnya adalah bagian dari kelompok masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah dan kerapkali menjadi korban pertama yang paling menderita akibat ketidakberdayaan dan kerentanannya. Beberapa kajian yang telah dilakukan menemukan bahwa para nelayan bukan saja sehari-hari harus berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi lebih dari itu mereka juga sering harus berhadapan dengan berbagai tekanan dan bentuk eksploitasi yang muncul bersamaan dengan berkembangnya proses modernisasi. Ironi sekali ketika kita mengetahui sebagian besar wilayah Indonesia yang berupa perairan dimana memiliki kekayaan sumber daya alam dan nelayan sebagai salah satu mata pencaharian vital yang seharusnya dapat memanfaatkan hasil laut untuk kesejahteraan hidupnya dan masyarakat lain justru keadaannya terpuruk. Kemiskinan yang terjadi pada nelayan merupakan salah satu sumber ancaman potensial bagi kelestarian sumberdaya pesisir dan lautan. Berbagai macam sebab, salah satunya yakni desakan ekonomi dan tuntutan hidup memuntut masyarakat untuk meperoleh pendapatan melalui usaha ekstraksi sumber daya perairan dan kelautan dengan menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan akibatnya. Sudah menjadi suatu keharusan bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir menjadi salah satu agenda penting di wilayah pesisir, mengingat masyarakat yang 2
  • 3. tinggal di daerah tersebut adalah para nelayan. Pemberdayaan ini lebih difokuskan kepada pencerdasan para nelayan itu sendiri agar mereka paham dan mengerti bagaimana memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan, serta bagaimana cara mengentaskan kemiskinan mereka agar mata pencaharian nelayan dapat dipandang sebagai mata pencaharian unggulan sehingga mereka, para nelayan tersebut tidak terjebak lagi dalam ingkaran setan kemiskinan (vicious circle). Beberapa pemecahan yang mungkin dapat dilakukan setelah mengkaji pembahasan di atas diantaranya: 1. Memberdayakan para nelayan agar tidak bergantung pada hasil melaut saja, melainkan juga pada mata pencaharian lain, misalnya dengan pembudidayaan perikanan maupun non perikanan. Tujuan dari ‘mengalihkan’ mata pencaharian lain ini adalah agar mereka memiliki pendapatan yang relative lebih stabil dan tidak hanya bergantung pada musim saja. 2. Mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di sektor kelautan dan perikanan yang digalakkan oleh pemerintah. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan nelayan di Indonesia. Program ini dijalankan melalui pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat yang berbasis pada sumber daya lokal, baik masyarakat maupun sumber daya alamnya, sehingga para nelayan dapat mengembangkan usaha sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya sendiri. 3. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat nelayan. Nelayan yang buta huruf minimal dapat membaca atau lulus dalam paket A atau B. Anak nelayan diharapkan mampu menyelesaikan pendidikan tingkat menengah. Sehingga ke depannya nanti akses perkembangan teknologi kebaharian dan peningkatan ekonomi lebih mudah dilakukan. 4. Mendukung Program Mitra Bahari (PMB) yang merupakan program kemitraan antara Departemen Kelautan dan Perikanan dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, swasta, kelompok masyarakat dan stakeholder lainnya, dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga dan SDM di daerah dan mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan. Program ini diwujudkan melalui pelaksanaan empat komponen utama kegiatan yaitu pendampingan dan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, riset terapan dan analisis untuk rekomendasi kebijakan. Adapun tujuan penyelenggaraan PMB adalah menguatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pengelolaan wilayah dan sumber daya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, mempercepat dan mengoptimasi 3
  • 4. pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, mendukung implementasi pengelolaan sumber daya kelautan, pesisir dan laut, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menyelenggarakan program penyuluhan dan pendampingan, penyebarluasan/sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian terapan serta analisis kebijakan. 5. Adanya bantuan modal dari pemerintah untuk dapat membantu nelayan, khususnya dalam hal perbaikan infrastruktur yang digunakan untuk melaut para nelayan. Selain itu, pemerintah juga seharusnya membuat suatu lembaga yang dapat menaungi perekonomian nelayan, dimana lembaga ini dapat membantu permodalan mereka yang sifatnya tidak mengikat, mengingat para nelayan memiliki tingkat fleksibilitas tinggi (misalnya waktu untuk membayar hutang, dll). Berbagai macam upaya untuk menanggulangi masalah kemiskinan ini sudah banyak dilakukan, namun pemerintah belum memiliki konsep yang jelas, sehingga penanganan masih bersifat parsial dan tidak terpadu. Yang terpenting dari pemberdayaan masyarakat nelayan ini terletak pada peran serta dari pemerintah. Seperti yang kita ketahui, selama ini kebijakan dari pemerintah masih cenderung mengarah pada satu sisi saja, yaitu wilayah kota dan ‘darat’, sektor perikanan dan kelautan belum menjadi prioritas utama dalam kebijakan strategis nasional. Padahal apabila sektor perikanan dan kelautan serta komponen yang ada di dalamnya, dalam hal ini nelayan, memperoleh dukungan dari pemerintah, bukan tidak mungkin perekonomian Indonesia akan menjadi semakin baik mengingat Indonesia merupakan negara maritim dengan armadanya yang kuat. Relevansi Kasus di Indonesia Kehidupan nelayan di Indonesia sendiri dapat dikatakan masih belum makmur. Berdasarkan data BPS Tahun 2002 yang diolah SEMERU 2003 disebutkan bahwa sebesar 32,14% dari 16,4 juta jiwa masyarakat pesisir di Indonesia yang masih hidup di 8.090 desa ternyata berada dibawah garis kemiskinan. Adanya tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004, kenaikan BBM menyebabkan jumlah masyarakat miskin di kawasan pesisir menjadi meningkat. Beberapa contoh kasus yang menggambarkan kehidupan masyarakat nelayan Indonesia diantaranya: 1. Penelitian dan pengembangan model pemberdayaan terhadap nelayan di Jawa Tengah. Keterbatasan sarana dan teknologi yang memadai untuk menangkap ikan mebuat sebagian besar nelayan di Jawa Tengah kesulitan dalam melakukan pekerjaan, padahal perairan di Jawa Tengah tergolong memilik potensi produksi ikan laut yang cukup besar. 4
  • 5. Karena ketidakmampuan secara segi financial inilah para nelayan di Jawa Tengah tersebut diwadahi dalam suatu lembaga yaitu Koperasi Unit Desa Mina dan Pangkalan Pendaratan Ikan. KUD Mina merupakan lembaga ekonomi yang mewadahi kegiatan para nelayan di Jawa Tengah. KUD Mina ini juga berfungsi sebagai asuransi bagi para nelayan. Pada saat musim paceklik tiba, nelayan memperoleh bantuan beras sebanyak 5 kg dan apabila mendapat musibah di laut mendapatakan dana asuransi kecelakaan. Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan tempat pendaratan armada perikanan yang dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan sebagai transaksi antara penjual ikan dengan para nelayan. Selain itu, pemprov Jawa Tengah sendiri juga menyediakan fasilitas pendukung seperti pelabuhan perikanan. 2. Pemberdayaan masyarakat nelayan di Demak Utara yang masih minim. Dalam hal ini, kinerja pemerintah dan Dewan belum maksimal, karena yang diberdayakan baru sebagian desa pesisir, baik dari bidang ekonomi, pendidikan, maupun infrastruktur. Ketidakmerataan pemberdayaan inilah yang menyebabkan nelayan di Demak Utara masih minim dalam mengeskplor sumber daya yang dimilikinya. 3. Potret keluarga nelayan di Riau yang tidak jauh berbeda dengan nelayan pada umumnya di Indonesia, yakni nelayan kecil bermodalkan tenaga dan peralatan tangkap ikan sederhana, berpendidikan rendah, minim pengetahuan informasi pasar, dan terjebak dalam lingkaran kemiskinan. 4. Penelitian yang terjadi pada keluarga nelayan miskin di sepanjang wilayah Pantai Prigi Kabupaten Trenggalek, dimana di dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa nelayan miskin merupakan bagian dari komunitas masyarakat pesisir yang secara sosial-ekonomi rentan, tidak memiliki tabungan, kurang atau tidak berpendidikan. Jumlah anak yang cenderung banyak menyebabkan beban yang ditanggung menjadi berat karena tidak sebanding dengan sumber penghasilan yang diperoleh. Pasca kenaikan harga BBM, tekanan kemiskinan yang dialami keluarga nelayan miskin cenderung makin bertambah karena kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang bertolak belakang dengan kecenderungan menurunnya penghasilan yang diperoleh oleh keluarga nelayan miskin. Adanya keterbatasan teknologi dan aset produksi yang dimiliki nelayan miskin di kawasan Pantai Prigi, musim paceklik dan semakin berkurangnya sumber daya laut di wilayah sekitar pantai merupakan kondisi yang kerap kali menyebabkan kehidupan sehari-hari nelayan miskin makin terpuruk. Usaha dari hasil melaut tidak lagi dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 5
  • 6. Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi masyarakat nelayan Indonesia perlu mendapat perhatian khusus. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi para nelayan ini relative sama. Untuk itu diperlukan dukungan penuh dari pemerintah, instansi lain, dan masyarakat lain yang peduli dengan hal ini, sehingga dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan mereka. Lesson Learned Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik benang merah bahwa kemiskinan yang terjadi pada masyarakat pesisir, dalam hal ini nelayan, selain akibat struktur pembangunan kita yang tidak membela kepentingan nelayan juga disebabkan oleh tingginya biaya operasional yang harus dibayar. Biaya operasional ini meliputi bahan bakar dan konsumsi untuk kehidupan nelayan selama melaut. Selain itu, penerimaan yang rendah dari hasil penjualan ikan, kurangnya prasarana, kualitas sumberdaya manusia yang rendah, juga mendukung munculnya kemiskinan nelayan ini. Pada dasarnya, diperlukan suatu keterpaduan yang jelas dari stakeholder dengan tujuan untuk menghilangkan ego sektor dari masing-masing pemangku kepentingan. Keterpaduan tersebut diantaranya: (1) Keterpaduan sektor dalam tanggung jawab dan kebijakan. Pengambilan keputusan dalam penanganan masalah kemiskinan ini harus diambil melalui proses koordinadi di internal pemerintah. Yang menjadi poin utama disini adalah kemiskinan nelayan tidak akan mampu ditangani secara kelembagaan oleh sektor kelautan dan perikanan. (2) Keterpaduan keahlian dan pengetahuan. Untuk merumuskan kebijakan, strategi, dan program harus didukung dengan disiplin dengan disiplin ilmu pengetahuan dan keahlian. Penerapan program pemberdayaan masyarakat nelayan yang dilakukan dapat bersifat regional bahkan local. Hal ini disesuaikan dengan masing-masing daerah nelayan memilki permasalahan yang berbeda. Upaya-upaya pemberdayaan tersebut diantaranya: a. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan dengan mengurangi ketergantungan pada tengkulak, bakul ikan, dan warung-warung yang menjual bahan bakar bensin/solar disekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau yang ada di sekitar tempat tinggal nelayan den an cara mendirikan koperasi simpan pinjam, dimana ketua dan anggotanya yang terdiri para nelayan itu sendiri. b. Fokus utama pengelolaan sumberdaya local terutama pada waktu pasca panen, pada waktu musim ikan yang nilai harga jualnya tinggi langsung dijual, yang nilai harga jualnya rendah perlu diolah lagi menjadi ikan asin, trasi, pindang, dan tepung 6
  • 7. ikan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kemampuan nelayan dalam pengolahan ikan. c. Budaya kelembagaan ditandai oleh adanya organisasi-organisasi seperti Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) sebagai wakil dari nelayan dimana peranannya lebih ditingkatkan lagi, serta diberikan hak untuk mengambil keputusan sendiri sesuai dengan kebutuhan nelayan dalam forum rapat, dan meningkatkan koordinasi dengan organisasi yang lain seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Dengan demikian untuk menangani masalah kemiskinan nelayan ini hal yang pertama kali dilakukan adalah mengadakan data jumlah masyarakat nelayan baik tradisional maupun tidak, baik miskin maupun yang tidak miskin, yang kemudian pemerintah dan stakeholders dapat mendorong dan melibatkan nelayan miskin dalam proses modernisasi perikanan, menata pembagian margin keuntungan yang lebih berpihak kepada nelayan miskin, melakukan diversifikasi produk dengan cara memberi nilai tambah pada komoditi ikan yang sifatnya rentan waktu, dan mengembangkan usaha bagi nelayan miskin agar mereka dapat memiliki sumber-sumber penghasilan alternatif yang lebih banyak. 7
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Balitbang Provinsi Jawa Tengah. 2010. Penelitian dan Pengembangan Model Pemberdayaan Terhadap Keluatga Nelayan. Marbun, Leonardo. 2011. Kemiskinan Nelayan dan Perubahan Iklim. Diunduh dari http://pppmn.wordpress.com/ pada tanggal 23 Oktober 2011 pukul 21.45 WIB Najmu, Laila. 2009. Kemiskinan Struktural Masyarakat Nelayan. Diunduh dari http://mhs.blog.ui.ac.id/najmu.laila pada tanggal 20 Oktober 2011 Pukul 19.00 WIB Nikijuluw, Victor P.H. 2010. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu. 8