SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
BAB I

                                PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Indonesia merupakan Negara agraris, yang mana terdiri dari daratan dan

perairan yang luas. Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau yang dipisahkan

oleh lautan. Indonesia dari dulu terkenal merupakan daerah yang subur (daratan).

Banyak sekali daerah daratan daripada negara kita ini yang dimanfaatkan sebagai

daerah pertanian dan juga perkebunan, hal ini karena daratan indonesia terkenal

subur sehingga baik untuk dikembangkannya sektor tersebut. Namun semakin hari

keadaan negeri kita semakin banyak mengalami perubahan. Seiring dengan

perkembangan teknologi industri, banyak lahan-lahan pertanian dan perkebuanan

yang subur dibangun diatasnya pabrik-pabrik industri dan juga perkotaan.

Perkembangan zaman juga diikuti dengan semakin banyaknya jumlah penduduk

yang mendiami negeri kita tercinta ini. Akibatnya, lahan pertanian dan perkebunan

pun semakin sempait, yang mana dikarenakan adanya pembukaan lahan untuk

memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan kita. Selain itu juga banyaknya

lahan-lahan yang mulai tercemar dengan limbah dan tingginya kandungan bahan-

bahan kimia yang ada di dalam tanah kita. Banyak sekali lahan-lahan perkebunan

yang dulunya masih hijau bisa dikatakan vegetasi yang ada masih cukup sekarang

menjadi daerah yang kering dan gundul. Ini semua tidak lepas dari tindakan manusia

itu sendiri yang kurang bertanggung jawab. Pada dasarnya semua yang kita lakukan

akan kembali kepada kita semua kelak. Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sudah

pasti menjadi penyebab mengapa banyak sekali terjadi bencana alam seperti halnya



                                                                                   2
lonsor, banjir, dll. Penebangan hutan yang tidak mengikuti prosedur tebang pilih

menjadi hal yang paling mendasar yang menyebabkan daerah hutan kita yang

seharusnya lebat dengan pepohonan menjadi kering kerontang. Dari hal tersebut,

banyak sekali yang merasakan danpaknya baik secara langsung maupun tidak.

Banyak hewan-hewan yang turun ke daerah pemukiman penduduk, hal ini karena

mereka tidak lagi memiliki tempat tinggal yang cocok untuk diri mereka. Mereka

juga kekurangan makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian

kita. Jika kita sadar, manusia sering dirugikan karena akibat ulahnya sendiri. Tidah

hanya hewan yang dirugikan, namun di sini yang paling dirugikan adalah alam

semesta ini. Sehingga jangan heran jika banyak sekali benca banjir, longsor, dll yang

terjadi di daerah sekitar kita ini.

        Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat

langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia

melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat

manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli

pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan

norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi

alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan

dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas

sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti

pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya

mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.

Kiranya tidak salah jika manusia dipandang sebagai kunci pokok dalam kelestarian



                                                                                    3
maupun kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Bahkan jika terjadi kerusakan

dalam lingkungan hidup tersebut, YB Mangunwijaya memandangnya sebagai oposisi

atau konflik antara manusia dan alam. Cara pandang dan sikap manusia terhadap

lingkungan   hidupnya    menyangkut     mentalitas   manusia   itu   sendiri   yang

mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam kaitannya dengan waktu,

tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi. Dengan demikian masalah

lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup

yang dapat mengatur dan mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya

dengan alam. Isu-isu kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan etika yang

rumit. Karena meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki

nilai dan berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan.

Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan, perhatian kita pada isu lingkungan ini

juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana keterkaitan dan relasi kita dengan

generasi yang akan datang. Kita juga diajak berpikir kedepan. Kita akan menyadari

bahwa relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak bisa timbal balik.

Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus memberi bobot

pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam membahas isu

lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus, memandang generasi

yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sekarang. Apapun yang

kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut

memunculkan beberapa pandangan tentang etika lingkungan dalam pendekatannya

terhadap alam dan lingkungan.




                                                                                  4
1.2 Pokok Permasalahan

1     Apa dampak Illegal Logging?

2     Bagaimana kaitannya antara Illegal Logging dengan etika lingkungan?



1.3    Tujuan dan Manfaat

       Sehubungan dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka

ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:

1.    Mengetahui dampak Illegal Logging di Kalimantan.

2.    Mengetahui kaitan antara Illegal Logging dengan etika lingkungan.




a. Illegal Logging

        Penebangan liar atau disebut juga dengan illegal logging. Sedangkan

pengertian Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan

tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang

luas di dunia. Dalam definisi lain disebutkan bahwa hutan adalah bentuk kehidupan

yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis

maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun daerah beriklim dingin, di

dataran rendah maupun pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.

Fungsi Hutan

1. Sebagai penampung karbondioksida;

dalam proses fotosintesis tumbuhan mengambil Karbondioksida (Co2) dari atmosfer

dikombinasi dengan air dan dibantu dengan energi cahaya memproduksi materi

organik.



                                                                                5
2. Habitat Hewan;

Hewan-hewan penghuni hutan seperti orang utan, harimau, singa, ular, babi hutan,

gajah, dan lainnya merupakan penghuni asli hutan. Habitat mereka di hutan sehingga

ketika hutan menjadi gundul hewan-hewan tersebut akan keluar dari hutan dan

mendatangi pemukiman penduduk desa, serta memangsa hewan dan penduduk. Hal

ini disebabkan karena rantai makan mereka terputus dan menyebabkan hewan-hewan

buas tersebut mencari makan di luar hutan.

3. Modulator arus hidrologika

Hutan sebagai penyeimbang arus hidrologika, sebagai tempat penyerapan air,

penahan air sehingga menghindari erosi tanah.

4. Pelestari tanah

Tanah-tanah yang dibiarkan gundul maka akan kehilangan fungsinya sebagai tanah.

Tanah akan kurang berfungsi, sehingga tanah akan menjadi tanah yang tandus.

serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.

Penebangan Liar (Illegal Logging)

Pembalakan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu

yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Pembalakan liar

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau pribadi-pribadi yang membutuhkan.

Pohon-pohon ditebang dengan seenaknya untuk keperluan pribadi dan tanpa ijin,

membuka hutan dan menguras habis isinya, dan tanpa menanam kembali hutan untuk

kelestarian selanjutnya.




                                                                                6
BAB II

                                  PEMBAHASAN



2.1 Illegal Logging

        Pada dasarnya hubungan yang terjalin antara manusia dan alam dapat dibagi

menjadi hubungan manusia dengan alam yang merusak atau merugikan dan yang

menguntungkan atau dengan kata lain ada yang negatif dan positif. Ilegal logging

atau pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu contoh hubungan yang

merusak lingkungan atau alam.

        Penebangan Hutan secara ilegal (illegal logging) adalah persoalan klasik bagi

masyarakat Indonesia. Setiap hari, kegiatan tersebut marak dilakukan di sejumlah

kawasan hutan dengan diketahui petugas instansi berwenang, aparat dan masyarakat

setempat. Meskipun berkali-kali diberitakan bahwa penertiban terus diupayakan,

namun      penebangan      dan    perusakan     hutan    semakin      merajalela.

Di kabupaten Ketapang misalnya, sasaran penebangan liar adalah Taman Nasional

Gunung Palung ( TNGP ). Sudah sekitar 5 tahun penjarahan itu berlangsung. Sekitar

80 % dari 90.000 ha luas TNGP sudah dirambah para penebang dan mengalami

rusak berat. Para penebang yang dibayar untuk memotong pohon itu diperkirakan

jumlahnya sebanyak 2000 orang dengan menggunakan motor pemotong chainsaw .



                                                                                    7
Selain itu di hutan Kapuas Hulu, penebangan hutan liar juga tak kalah mengerikan.

Sasaran penebangan adalah pohon-pohon dengan jenis Kayu Ramin, Meranti,

Klansau, Mabang, Bedaru, dan jenis Kayu Tengkawang yang termasuk jenis kayu

dilindungi. Kayu-kayu gelondongan yang telah ditebang langsung diolah menjadi

balok dalam berbagai ukuran antara lain: 24 cm x 24 cm, 12 cm x 12 cm dengan

panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini ke

wilayah Malaysia sekitar 50 –60 truk.

        Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan Penebangan hutan secara ilegal ini

juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan

di sekelilingnya. Secara umum, dampak penebangan hutan menyebabkan:

1.   Kerugian bidang Ekonomi

     Berdasarkan pada perkiraan Prof. Dr. Herujono Hadisuprapto, MSc, Dekan

     Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, setiap hari kayu ilegal berbentuk

     balok yang diselundupkan dari Kal-Bar ke Serawak mencapai 10.000 m kubik.

     Kayu-kayu ini terbebas dari iuran resmi seperti dana reboisasi, provisi sumber

     daya hutan, dan pajak ekspor. Diprediksi kerugian negara mencapai Rp. 5,35

     milyar per hari, atau sekitar Rp 160,5 milyar perbulan. Maka sebenarnya sangat

     ironis jika kerugian ini dihubungkan dengan usaha mati-matian dari pemerintah

     Indonesia untuk mencari pinjaman dana dari IMF. Ketika pemerintah mengemis

     pada IMF dana senilai 400 juta $ AS, sebenarnya pemerintah kehilangan

     pendapatan atas pajak senilai 4 Milyar $ AS setiap tahunnya akibat penebangan

     hutan liar sejak 1998.

2.   Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan

     Penebangan hutan secara ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat

     merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara


                                                                                     8
umum, dampak penebangan hutan menyebabkan: pertama, masalah pemanasan

global; kedua, masalah degradasi tanah; dan ketiga, mempercepat kepunahan

keanekaragaman hayati di dalamnya.




•       Masalah pemanasan global

    Para ahli memperkirakan bahwa dampak dari pemanasan global akan sangat

    meningkat bila kelestarian dan keutuhan hutan tidak dipelihara. Ada beberapa

    akibat yang akan muncul akibat pemanasan global ini, antara lain terjadinya

    perubahan iklim. Hal ini akan mempercepat penguapan air sehingga

    berpengaruh pada curah hujan dan distribusinya. Akibat selanjutnya adalah

    terjadinya banjir dan erosi di daerah-daerah tertentu. Seperti kasus yang

    terjadi di Pontianak ( Kalimantan Barat ) dan Nias ( Sumatra Utara ) yang

    menelan korban materi dan nyawa yang sangat besar. Musim kering yang

    berkepanjangan juga akan melanda daerah-daerah yang areal hutannya

    digunduli, bahkan dibakar. Sebagai contoh adalah kebakaran hutan

    Kalimantan Barat. Resiko yang timbul kemudian adalah banyaknya lahan

    yang dibiarkan kosong.

•       Masalah degradasi tanah

    Penebangan hutan secara tak terkendali pasti juga menyebabkan degradasi

    tanah dan berkurangnya kesuburan tanah. Data dari Biro Pusat Statistik

    menyebutkan bahwa lahan produktif yang telah diolah di Indonesia sebanyak

    17.665.000 hektar. Sebesar 70 % dari lahan itu adalah lahan kering. Sisanya

    adalah lahan basah. Akibat penebangan liar yang terjadi banyak lahan kering



                                                                               9
yang tidak digarap. Akibatnya erosi menjadi mudah terjadi dan tanah

        berkurang kesuburannya.

    •       Masalah kepunahan keranekaragaman hayati

        Masalah ini cukup mendapat perhatian penting saat ini. Berdasar penelitian

        para ahli, dikatakan bahwa jumlah spesies binatang atau spesies burung

        semakin berkurang, khususnya di Kalimantan Barat. Akibat penebangan

        hutan yang dilakukan terus menerus, banyak hewan yang menyingkir dan

        mencari habitat yang baru. Misalnya, harimau Kalimantan semakin terjepit

        karena tempat tinggalnya semakin sempit dan terus di babat. Bukan tidak

        mungkin bahwa tahun-tahun mendatang spesies harimau akan punah. Para

        ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2015 dengan penggundulan hutan

        tropis di Kalimantan akan menyebabkan punahnya 4-8% spesies dan 17,35 %

        pada tahun 2040.



2.2 Kaitan antara Illegal Logging dengan Etika Lingkungan

        Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah merupakan hal

yang baru. Jika dikaitkan dengan praktik bisnis, maka bisnis yang etis adalah bisnis

yang dapat memberi manfaat maksimal pada lingkungan, bukan sebaliknya,

menggerogoti keserasian lingkungan.

        Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata kelestarian lingkungan,

dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan. Krisis lingkungan

yang terjadi akhir-akhir ini, berakar dari kesalahan perilaku manusia yang berasal

dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Masalah lingkungan semakin

terasa jauh terpinggirkan, bahkan sering hanya merupakan embel-embel atau



                                                                                 10
tempelan belaka dalam program pembangunan, kesadaran masyarakat terhadap

masalah lingkungan menurun. Padahal, berbagai bencana akibat pengelolaan

lingkungan yang tidak benar telah berulang kali terjadi, dan merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari masyarakat.

       Menciptakan kesadaran masyarakat yang berwawasan lingkungan merupakan

fondasi untuk menjaga agar lingkungan terhindar dari berbagai macam pengrusakan

dan pencemaran. Karena pada dasarnya kerusakan lingkungan dikarenakan oleh

tangan-tangan manusia itu sendiri.

       Etika lingkungan, dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan

pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan

yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan

lingkungan   sebagai   kesatuan      pendukung   kelangsungan   perikehidupan   dan

kesejahteraan umat manusia serta mahluk hidup lainnya.

       Etika lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif dan

bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan menciptakan

malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak etika lingkungan hidup adalah

pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan manusia dengan tempat

tinggalnya serta dengan semua mahluk non manusia. Dengan etika lingkungan hidup,

manusia dipaksa untuk me-review segala aktivitasnya yang berhubungan dengan

lingkungan hidup, mana yang benar, mana yang salah.

       Kepedulian lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian kepada

kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi tradisional. Pandangan ini

menganggap alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia,




                                                                                 11
bukan karena bernilai pada dirinya sendiri. Kepedulian lingkungan yang dalam,

mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang.

       Dalam hal ini kita tentu tidak tinggal diam saja, sebagai penonton dalam hal

kerusakan yang terjadi di bumi ini maka dari itu untuk menanggulangi terjadinya

pemanasan global yang mana banyak dampak yang terjadi jika kita hanya tinggal

diam, sebagai orang yang bijak khususnya mahasiswa kita harus kritis tentang

masalah yang terjadi ini maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi tentang

lingkungan dengan di kenalkan kepada publik tentang etika lingkungan. Maka dari

itu kita harus mengetahui pengertian illegal logging, dampak yang dihasilkan, dan

solusi apa yang harus dilakukan.




                                                                                12
BAB III

                                   PENUTUP



3.1 Kesimpulan

       Pada dasarnya hubungan yang kurang baik antara manusia dengan alam

terjadi karena ada faktor keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun,

karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas maka terjadi eksploitasi-

eksploitasi yang berlebihan yang nantinya berdampak pada kerusakan alam. Adapun

dampak dari pada kegiatan manusia yang merusak lingkungan utamanya hutan

banyak sekali, seperti banjir, longsor, adanya hewan-hewan liar yang menyerang

pemukiman yaitu areal pertanian karena sudah tidak ada lagi makanan yang tersisa di

hutan akibat pembalakan liar, dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ manusia

nantinya   juga   akan    merasa    dirugikan    oleh   perbuatannya    sendiri.

Sesuatu yang dilakukan oleh manusia akan kembali kepada manusia itu sendiri.

       Etika lingkungan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi

individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam

menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai

kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia

serta mahluk hidup lainnya.



                                                                                   13
DAFTAR PUSTAKA



Azhari Samlawi, Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta:
        DIKTI, 1997.
Bertens, K. Etika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Keraf, A. Sonny. Etika Lingkungan, Jakarta: Kompas, 2002.
Haba, John. “Illegal Logging, Penyebab dan Dampaknya”. Jakarta: PMB-LIPI.
        2005.
Soerjani, Mohamad, Pembangunan dan Lingkungan, Jakarta: Institut Pendidikan dan
        Pengembangan Lingkungan (IPPL), 1996.
http://blawgerpoet.blogdetik.com/2011/02/14/pembalakan-liar-hutan-indonesia/
http://kpshk.org/index.php/berita/read/2011/02/11/1404/pencegahan-dan-
pemberantasan-pembalakan-liar.kpshk
http://impasb.wordpress.com/2008/02/27/penyebab-dan-dampak-rusaknya-hutan-
kita/




                                                                               14

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Joy Irman
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumJoy Irman
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairAprillia P
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
Tugas kewirausahaan foto copy canon
Tugas kewirausahaan foto copy canonTugas kewirausahaan foto copy canon
Tugas kewirausahaan foto copy canonDewwii Casono
 
Makalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnisMakalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnisMarselina Safitri
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klimswirawan
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
 
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabaya
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabayaInstalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabaya
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabayaIndriany ,
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalinfosanitasi
 
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupmateri 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 

La actualidad más candente (20)

Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
 
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minumPermasalahan dan tantangan pengembangan air minum
Permasalahan dan tantangan pengembangan air minum
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah Cair
 
Tips Hemat Air
Tips Hemat AirTips Hemat Air
Tips Hemat Air
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...
 
Modul konservasi tanah
Modul konservasi tanahModul konservasi tanah
Modul konservasi tanah
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Tugas kewirausahaan foto copy canon
Tugas kewirausahaan foto copy canonTugas kewirausahaan foto copy canon
Tugas kewirausahaan foto copy canon
 
Makalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnisMakalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnis
 
Kegiatan pro klim
Kegiatan pro klimKegiatan pro klim
Kegiatan pro klim
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
 
Air bersih
Air bersihAir bersih
Air bersih
 
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabaya
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabayaInstalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabaya
Instalasi pengelolaan lumpur tinja iplt di kota surabaya
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidupmateri 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
materi 5: partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
 
Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 

Similar a Makalah+etika+illegal+logging

Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingAba Abdillah
 
Makalah Aplikasi Komputer
Makalah Aplikasi KomputerMakalah Aplikasi Komputer
Makalah Aplikasi KomputerFahmy Metala
 
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaKerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaAlveraadk
 
Penebangan hutan
Penebangan hutanPenebangan hutan
Penebangan hutanshasa_natha
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaSevent Saja
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Yadhi Muqsith
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanhenengsuseno
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Eun Sippirilly
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Net Break
 
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarIhsan Sulistyawan
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
 
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIAMENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIAAchmad Ramdhany Irdiansyah
 
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSInteraksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSEva Rosita
 

Similar a Makalah+etika+illegal+logging (20)

Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal logging
 
Makalah Aplikasi Komputer
Makalah Aplikasi KomputerMakalah Aplikasi Komputer
Makalah Aplikasi Komputer
 
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaKerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
 
Penebangan hutan
Penebangan hutanPenebangan hutan
Penebangan hutan
 
Modul 3 kb 2
Modul 3 kb 2Modul 3 kb 2
Modul 3 kb 2
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutan
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2
 
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
 
Liiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
LiiistiiiiiiiiiiiiiiiiiiLiiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
Liiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
 
Liiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
LiiistiiiiiiiiiiiiiiiiiiLiiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
Liiistiiiiiiiiiiiiiiiiii
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIAMENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
MENUNTASKAN MASALAH KERUSAKAN HUTAN DI INDONESIA
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSInteraksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
 

Makalah+etika+illegal+logging

  • 1.
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara agraris, yang mana terdiri dari daratan dan perairan yang luas. Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Indonesia dari dulu terkenal merupakan daerah yang subur (daratan). Banyak sekali daerah daratan daripada negara kita ini yang dimanfaatkan sebagai daerah pertanian dan juga perkebunan, hal ini karena daratan indonesia terkenal subur sehingga baik untuk dikembangkannya sektor tersebut. Namun semakin hari keadaan negeri kita semakin banyak mengalami perubahan. Seiring dengan perkembangan teknologi industri, banyak lahan-lahan pertanian dan perkebuanan yang subur dibangun diatasnya pabrik-pabrik industri dan juga perkotaan. Perkembangan zaman juga diikuti dengan semakin banyaknya jumlah penduduk yang mendiami negeri kita tercinta ini. Akibatnya, lahan pertanian dan perkebunan pun semakin sempait, yang mana dikarenakan adanya pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan kita. Selain itu juga banyaknya lahan-lahan yang mulai tercemar dengan limbah dan tingginya kandungan bahan- bahan kimia yang ada di dalam tanah kita. Banyak sekali lahan-lahan perkebunan yang dulunya masih hijau bisa dikatakan vegetasi yang ada masih cukup sekarang menjadi daerah yang kering dan gundul. Ini semua tidak lepas dari tindakan manusia itu sendiri yang kurang bertanggung jawab. Pada dasarnya semua yang kita lakukan akan kembali kepada kita semua kelak. Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sudah pasti menjadi penyebab mengapa banyak sekali terjadi bencana alam seperti halnya 2
  • 3. lonsor, banjir, dll. Penebangan hutan yang tidak mengikuti prosedur tebang pilih menjadi hal yang paling mendasar yang menyebabkan daerah hutan kita yang seharusnya lebat dengan pepohonan menjadi kering kerontang. Dari hal tersebut, banyak sekali yang merasakan danpaknya baik secara langsung maupun tidak. Banyak hewan-hewan yang turun ke daerah pemukiman penduduk, hal ini karena mereka tidak lagi memiliki tempat tinggal yang cocok untuk diri mereka. Mereka juga kekurangan makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian kita. Jika kita sadar, manusia sering dirugikan karena akibat ulahnya sendiri. Tidah hanya hewan yang dirugikan, namun di sini yang paling dirugikan adalah alam semesta ini. Sehingga jangan heran jika banyak sekali benca banjir, longsor, dll yang terjadi di daerah sekitar kita ini. Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. Kiranya tidak salah jika manusia dipandang sebagai kunci pokok dalam kelestarian 3
  • 4. maupun kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Bahkan jika terjadi kerusakan dalam lingkungan hidup tersebut, YB Mangunwijaya memandangnya sebagai oposisi atau konflik antara manusia dan alam. Cara pandang dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya menyangkut mentalitas manusia itu sendiri yang mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam kaitannya dengan waktu, tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi. Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam. Isu-isu kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan. Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan, perhatian kita pada isu lingkungan ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana keterkaitan dan relasi kita dengan generasi yang akan datang. Kita juga diajak berpikir kedepan. Kita akan menyadari bahwa relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak bisa timbal balik. Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus memberi bobot pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam membahas isu lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus, memandang generasi yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sekarang. Apapun yang kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut memunculkan beberapa pandangan tentang etika lingkungan dalam pendekatannya terhadap alam dan lingkungan. 4
  • 5. 1.2 Pokok Permasalahan 1 Apa dampak Illegal Logging? 2 Bagaimana kaitannya antara Illegal Logging dengan etika lingkungan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Sehubungan dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni: 1. Mengetahui dampak Illegal Logging di Kalimantan. 2. Mengetahui kaitan antara Illegal Logging dengan etika lingkungan. a. Illegal Logging Penebangan liar atau disebut juga dengan illegal logging. Sedangkan pengertian Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia. Dalam definisi lain disebutkan bahwa hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Fungsi Hutan 1. Sebagai penampung karbondioksida; dalam proses fotosintesis tumbuhan mengambil Karbondioksida (Co2) dari atmosfer dikombinasi dengan air dan dibantu dengan energi cahaya memproduksi materi organik. 5
  • 6. 2. Habitat Hewan; Hewan-hewan penghuni hutan seperti orang utan, harimau, singa, ular, babi hutan, gajah, dan lainnya merupakan penghuni asli hutan. Habitat mereka di hutan sehingga ketika hutan menjadi gundul hewan-hewan tersebut akan keluar dari hutan dan mendatangi pemukiman penduduk desa, serta memangsa hewan dan penduduk. Hal ini disebabkan karena rantai makan mereka terputus dan menyebabkan hewan-hewan buas tersebut mencari makan di luar hutan. 3. Modulator arus hidrologika Hutan sebagai penyeimbang arus hidrologika, sebagai tempat penyerapan air, penahan air sehingga menghindari erosi tanah. 4. Pelestari tanah Tanah-tanah yang dibiarkan gundul maka akan kehilangan fungsinya sebagai tanah. Tanah akan kurang berfungsi, sehingga tanah akan menjadi tanah yang tandus. serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Penebangan Liar (Illegal Logging) Pembalakan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Pembalakan liar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau pribadi-pribadi yang membutuhkan. Pohon-pohon ditebang dengan seenaknya untuk keperluan pribadi dan tanpa ijin, membuka hutan dan menguras habis isinya, dan tanpa menanam kembali hutan untuk kelestarian selanjutnya. 6
  • 7. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Illegal Logging Pada dasarnya hubungan yang terjalin antara manusia dan alam dapat dibagi menjadi hubungan manusia dengan alam yang merusak atau merugikan dan yang menguntungkan atau dengan kata lain ada yang negatif dan positif. Ilegal logging atau pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu contoh hubungan yang merusak lingkungan atau alam. Penebangan Hutan secara ilegal (illegal logging) adalah persoalan klasik bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari, kegiatan tersebut marak dilakukan di sejumlah kawasan hutan dengan diketahui petugas instansi berwenang, aparat dan masyarakat setempat. Meskipun berkali-kali diberitakan bahwa penertiban terus diupayakan, namun penebangan dan perusakan hutan semakin merajalela. Di kabupaten Ketapang misalnya, sasaran penebangan liar adalah Taman Nasional Gunung Palung ( TNGP ). Sudah sekitar 5 tahun penjarahan itu berlangsung. Sekitar 80 % dari 90.000 ha luas TNGP sudah dirambah para penebang dan mengalami rusak berat. Para penebang yang dibayar untuk memotong pohon itu diperkirakan jumlahnya sebanyak 2000 orang dengan menggunakan motor pemotong chainsaw . 7
  • 8. Selain itu di hutan Kapuas Hulu, penebangan hutan liar juga tak kalah mengerikan. Sasaran penebangan adalah pohon-pohon dengan jenis Kayu Ramin, Meranti, Klansau, Mabang, Bedaru, dan jenis Kayu Tengkawang yang termasuk jenis kayu dilindungi. Kayu-kayu gelondongan yang telah ditebang langsung diolah menjadi balok dalam berbagai ukuran antara lain: 24 cm x 24 cm, 12 cm x 12 cm dengan panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini ke wilayah Malaysia sekitar 50 –60 truk. Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan Penebangan hutan secara ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara umum, dampak penebangan hutan menyebabkan: 1. Kerugian bidang Ekonomi Berdasarkan pada perkiraan Prof. Dr. Herujono Hadisuprapto, MSc, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, setiap hari kayu ilegal berbentuk balok yang diselundupkan dari Kal-Bar ke Serawak mencapai 10.000 m kubik. Kayu-kayu ini terbebas dari iuran resmi seperti dana reboisasi, provisi sumber daya hutan, dan pajak ekspor. Diprediksi kerugian negara mencapai Rp. 5,35 milyar per hari, atau sekitar Rp 160,5 milyar perbulan. Maka sebenarnya sangat ironis jika kerugian ini dihubungkan dengan usaha mati-matian dari pemerintah Indonesia untuk mencari pinjaman dana dari IMF. Ketika pemerintah mengemis pada IMF dana senilai 400 juta $ AS, sebenarnya pemerintah kehilangan pendapatan atas pajak senilai 4 Milyar $ AS setiap tahunnya akibat penebangan hutan liar sejak 1998. 2. Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan Penebangan hutan secara ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara 8
  • 9. umum, dampak penebangan hutan menyebabkan: pertama, masalah pemanasan global; kedua, masalah degradasi tanah; dan ketiga, mempercepat kepunahan keanekaragaman hayati di dalamnya. • Masalah pemanasan global Para ahli memperkirakan bahwa dampak dari pemanasan global akan sangat meningkat bila kelestarian dan keutuhan hutan tidak dipelihara. Ada beberapa akibat yang akan muncul akibat pemanasan global ini, antara lain terjadinya perubahan iklim. Hal ini akan mempercepat penguapan air sehingga berpengaruh pada curah hujan dan distribusinya. Akibat selanjutnya adalah terjadinya banjir dan erosi di daerah-daerah tertentu. Seperti kasus yang terjadi di Pontianak ( Kalimantan Barat ) dan Nias ( Sumatra Utara ) yang menelan korban materi dan nyawa yang sangat besar. Musim kering yang berkepanjangan juga akan melanda daerah-daerah yang areal hutannya digunduli, bahkan dibakar. Sebagai contoh adalah kebakaran hutan Kalimantan Barat. Resiko yang timbul kemudian adalah banyaknya lahan yang dibiarkan kosong. • Masalah degradasi tanah Penebangan hutan secara tak terkendali pasti juga menyebabkan degradasi tanah dan berkurangnya kesuburan tanah. Data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa lahan produktif yang telah diolah di Indonesia sebanyak 17.665.000 hektar. Sebesar 70 % dari lahan itu adalah lahan kering. Sisanya adalah lahan basah. Akibat penebangan liar yang terjadi banyak lahan kering 9
  • 10. yang tidak digarap. Akibatnya erosi menjadi mudah terjadi dan tanah berkurang kesuburannya. • Masalah kepunahan keranekaragaman hayati Masalah ini cukup mendapat perhatian penting saat ini. Berdasar penelitian para ahli, dikatakan bahwa jumlah spesies binatang atau spesies burung semakin berkurang, khususnya di Kalimantan Barat. Akibat penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, banyak hewan yang menyingkir dan mencari habitat yang baru. Misalnya, harimau Kalimantan semakin terjepit karena tempat tinggalnya semakin sempit dan terus di babat. Bukan tidak mungkin bahwa tahun-tahun mendatang spesies harimau akan punah. Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2015 dengan penggundulan hutan tropis di Kalimantan akan menyebabkan punahnya 4-8% spesies dan 17,35 % pada tahun 2040. 2.2 Kaitan antara Illegal Logging dengan Etika Lingkungan Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah merupakan hal yang baru. Jika dikaitkan dengan praktik bisnis, maka bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata kelestarian lingkungan, dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan. Krisis lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini, berakar dari kesalahan perilaku manusia yang berasal dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Masalah lingkungan semakin terasa jauh terpinggirkan, bahkan sering hanya merupakan embel-embel atau 10
  • 11. tempelan belaka dalam program pembangunan, kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan menurun. Padahal, berbagai bencana akibat pengelolaan lingkungan yang tidak benar telah berulang kali terjadi, dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Menciptakan kesadaran masyarakat yang berwawasan lingkungan merupakan fondasi untuk menjaga agar lingkungan terhindar dari berbagai macam pengrusakan dan pencemaran. Karena pada dasarnya kerusakan lingkungan dikarenakan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri. Etika lingkungan, dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta mahluk hidup lainnya. Etika lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif dan bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan menciptakan malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak etika lingkungan hidup adalah pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan manusia dengan tempat tinggalnya serta dengan semua mahluk non manusia. Dengan etika lingkungan hidup, manusia dipaksa untuk me-review segala aktivitasnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup, mana yang benar, mana yang salah. Kepedulian lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian kepada kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi tradisional. Pandangan ini menganggap alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia, 11
  • 12. bukan karena bernilai pada dirinya sendiri. Kepedulian lingkungan yang dalam, mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang. Dalam hal ini kita tentu tidak tinggal diam saja, sebagai penonton dalam hal kerusakan yang terjadi di bumi ini maka dari itu untuk menanggulangi terjadinya pemanasan global yang mana banyak dampak yang terjadi jika kita hanya tinggal diam, sebagai orang yang bijak khususnya mahasiswa kita harus kritis tentang masalah yang terjadi ini maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi tentang lingkungan dengan di kenalkan kepada publik tentang etika lingkungan. Maka dari itu kita harus mengetahui pengertian illegal logging, dampak yang dihasilkan, dan solusi apa yang harus dilakukan. 12
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada dasarnya hubungan yang kurang baik antara manusia dengan alam terjadi karena ada faktor keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas maka terjadi eksploitasi- eksploitasi yang berlebihan yang nantinya berdampak pada kerusakan alam. Adapun dampak dari pada kegiatan manusia yang merusak lingkungan utamanya hutan banyak sekali, seperti banjir, longsor, adanya hewan-hewan liar yang menyerang pemukiman yaitu areal pertanian karena sudah tidak ada lagi makanan yang tersisa di hutan akibat pembalakan liar, dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ manusia nantinya juga akan merasa dirugikan oleh perbuatannya sendiri. Sesuatu yang dilakukan oleh manusia akan kembali kepada manusia itu sendiri. Etika lingkungan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia serta mahluk hidup lainnya. 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Azhari Samlawi, Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta: DIKTI, 1997. Bertens, K. Etika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Keraf, A. Sonny. Etika Lingkungan, Jakarta: Kompas, 2002. Haba, John. “Illegal Logging, Penyebab dan Dampaknya”. Jakarta: PMB-LIPI. 2005. Soerjani, Mohamad, Pembangunan dan Lingkungan, Jakarta: Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL), 1996. http://blawgerpoet.blogdetik.com/2011/02/14/pembalakan-liar-hutan-indonesia/ http://kpshk.org/index.php/berita/read/2011/02/11/1404/pencegahan-dan- pemberantasan-pembalakan-liar.kpshk http://impasb.wordpress.com/2008/02/27/penyebab-dan-dampak-rusaknya-hutan- kita/ 14