2. DEFINITION
MOSBY DENTAL DICTIONARY, 2008
GROWTH IS DEFINED AS AN
INCREASE IN SIZE
DEVELOPMENT IS DEFINED AS A
PROGRESSION TOWARD MATURITY.
THUS THE TERMS ARE USED
TOGETHER TO DESCRIBE THE
COMPLEX PHYSICAL, MENTAL, AND
EMOTIONAL PROCESSES ASSOCIATED
WITH THE “GROWING UP” OF
CHILDREN.
3. MOYERS, 1988
GROWTH MAY BE DEFINED AS THE
NORMAL CHANGES IN AMOUNT OF
LIVING SUBSTANCE.
GROWTH IS THE QUANTITATIVE
ASPECT OF BIOLOGIC DEVELOPMENT
AND IS MEASURED IN UNITS OF
INCREASE PER UNIT OF TIME, FOR
INSTANCE, INCHES PER YEAR OR
GRAMS PER DAY. SUCH AS BONES
AND TEETH.
GROWTH MAY RESULT IN INCREASES
OR DECREASES IN SIZE, CHANGE IN
FORM OR PROPORTION,
COMPLEXITY, TEXTURE, AND SO
4. DEVELOPMENT REFERS TO ALL THE
NATURALLY OCCURING
UNINDIRECTIONAL CHANGES IN THE
LIFE OF AN INDIVIDUAL FROM ITS
EXISTENCE AS A SINGLE CELL TO ITS
ELABORATION AS A MULTIFUNCTIONAL
UNIT TERMINATING IN DEATH.
IT ENCOMPASSEES THE NORMAL
SEQUENTIAL EVENTS BETWEEN
FERTILIZATION AND DEATH.
THE TERM “MULTIFUNCTIONAL UNIT”
EMPHASIZES THE ELABORATION OF
MULTIPLE FUNCTIONS RATHER THAN
MULTIPLE CELLULARITY.
5. GROWTH AND
DEVELOPMENT PERIOD
1. PRENATAL / INTRA UTERIN
A) EMBRIO PERIOD
B) FETUS PERIOD
- EARLY FETUS PERIOD
- LATE FETUS PERIOD
MOERSINTOWARTI,
2002
6. 2. POSTNATAL
A) NEONATAL PERIOD (0-28 DAYS)
B) INFANCY PERIOD
- EARLY INFANCY PERIOD (1-12 MONTHS)
- LATE INFANCY PERIOD (1-2 YEARS)
3. PRESCHOOL (2-6 YEARS)
4. SCHOOL AGE / PREPUBERTY
(F: 6-10 YEARS, M: 8-12 YEARS)
5. ADOLESCENCE
(F: 10-18 YEARS, M: 12-20 YEARS)
7. POSTNATAL GROWTH
PERIODS
INFANCY FIRST
POSTNATAL YEARS OF
LIFE
CHILDHOOD:
1.EARLY PHASE 1-6 YEARS
2.MIDDLE PHASE 6-10
YEARS
3.LATE PHASE 10-15 OR 16
YEARS
ADOLESENCE:
MALE 14 – 20 YEARS
BISHARA, 2001
FEMALE 13 – 20 YEARS
10. Tumbuh kembang
kraniofasial post natal
• Tulang kepala
Neuro kranium
Viscero kranium
Dasar tempat otak Basis kranii
Atap otak calvaria kranii
Pada bayi, tulang Calvaria dipisahkan oleh
jaringan ikat fibrosa Sutura
Fontonella
11. Frontal bone
Anterior fontanel Parietal bone
Posterior fontanel Posterior fontanel
Mastoid fontanel
Temporal bone
Sphenoid fontanel
Mandible
Sphenoid bone
Zygomatic bone
Maxilla
Occipital bone
12.
13. Tulang Kranium
Pertumbuhan Cranium merupakan indikator
pertumbuhan otak
Pada Antropometri pengukuran lingkar kepala
dipakai sebagai petunjuk pertumbuhan otak
Tumbuh kembang otak sangat menentukan
kecerdasan seseorang
Otak berkembang meningkatkan aktifitas fisik
dan mental
14. Jumlah tulang kranial pada bayi dan dewasa
tidak sama
Beberapa tulang pada waktu dewasa merupakan
satu tulang, sedangkan pada bayi terdiri dari
beberapa tulang yang terlepas satu sama lain
Beberapa istilah yang perlu diketahui
menyangkut pertumbuhan tulang
-Periosteal - Resorpsi
-Endosteal - Kanseleus
-Syncondrosis - Sutura
-Aposisi - Fontonella
15. Basis Cranii dibentuk oleh Kartilago
Pertumbuhan berlangsung sepanjang
- Sphenoethmoidale
- Sphenooccipitale
- Inter occipitale
- Occipitale
Pertumbuhan enchondral sampai usia 25
tahun
Kranium bertambah panjang dan mendorong
mandibula ke depan
16. Tulang Wajah
Pertumbuhan wajah ditentukan : - Ras
- Jenis kelamin
- Genetik
- Usia
Pertumbuhan berlangsung sepanjang sutura yang
menghubungkan tulang wajah dan kranii
- Sutura frontonasalis
- Sutura frontomaksillaris
- Sutura zygomaticotemporalis
- Sutura palatinus
17.
18. Maksila
-Maksila merupakan bagian dari tulang kranium
S.Sphenooccipitalis
S.Sphenoethmoidalis
S.Frontomaxillaris
Maksila
S.Zygomaticomaxillaris
S.Zygomaticotemporalis
S.Palatina
Pertumbuhan maksila bergerak : - ke depan
- ke bawah
Pertumbuhan enchondral dari basis cranii septum
nasalis
19. Maksilla proper
Maksila
Pre maksilla
Pertumbuhan maksilla ke arah lebar /
tranversal ditentukan oleh sutura-sutura
- Pertumbuhan S. Palatina mediana
- Pertumbuhan S. Zygomaticolakrimalis
- Sutura pada tulang - tulang hidung
- Processuss pterigoideus
20.
21. PERTUMBUHAN MAKSILA
Aposisi tulang pada dinding
posterior tuberositas maksila
Remodelling & Panjang lempeng
maksila maksila di posterior
Resorpsi pada permukaan
dalam tuberositas maksila
Lempeng kortikal bergerak ke arah
belakang dan untuk memperbesar
ruangan rongga udara
22. Remodelling Lengkung Atas
Rahang atas diperluas ke posterior dengan cara aposisi tulang pada
permukaan luar kortikal tuberositas maksila dan resorpsi pada
lempeng dalam. H ini menyebabkan fossa pterygopalatina dan
al
pteryomaxillary fissure (P M untuk bergerak ke posterior (PT
T ) M
diilustrasikan sebagai teardrop terbalik,seperti pada sefalogram).
Kiri: Fossa Pterygopalatina terletak antara lempeng pterygoid dan tuberositas
maksila (Enlow, 1982).
23. Primary dan secondary displacement maxilla
Referensi bidang vertical = garis PTM
Referensi bidang horizontal = bidang oklusal fungsional
Kiri : Pertumbuhan panjang maksila dan pergeseran ke anterior secara
simultan (primary displacement). Keduanya berubah mengambil tempat
dengan jumlah yang sama.
Kanan : Secondary displacement maksila dihasilkan dari pembesaran middle cranial
fossa.
24. Primary displacement kompleks nasomaxillary
Struktur tulang tumbuh ke atas dan ke belakang {<=) karena proses
deposisi dan resorpsi. Secara simultan seluruh kompleks nasomaxillary
berpindah Ke depan. «=>) oki diperlukan ruangan untuk aposisi tulang
yang dihasilkan sekitar permukaan artikularis. Primary displacement sllu
mengambil tempat berlawanan arah dgn vektor pertumbuhan tulang.
Kanan : secara diagramatik memperlihatkan peristiwa selama primary
displacement Tulang diremodeling dan berpindah pada arah yang
berlawanan secara simultan (Enlow, 1982)
25. Secondary displacement kompleks nasomaxillary
Proses ini tidak berhubungan dengan pertumbuhan tulang itu
sendiri. Tipe displacement ini dimulai dengan pembesaran tulang
dari Jaringan lunak sekitarnya. Hal ini berefek dalam
meneruskan/mentransfer dari tulang ke tulang dan berkembang
pada daerah yang relatif jauh. Secondary displacement kompleks
nasomaxillary disebabkan oleh pertumbuhan middle cranial fossa
dan lobus temporalis dan arahnya ke depan dan ke bawah
(=>)kanan : secara diagramatik memperlihatkan secondary
displacement tulang berpindah tanpa mengalami remodeling (Enlow
26. Mandibula
Pada waktu bayi dilahirkan, mandibula sangat
kecil dan terdiri dari 2 bagian yang sama,
dihubungkan dengan jaringan fibrosa
Mandibula tumbuh dan berkembang melalui
kartilago, periosteal dan endosteal
Pada 6 bulan pertama setelah lahir, kartilago
berubah menjadi tulang dengan cara aposisi
permukaan, dan tumbuh kearah atas, belakang
dan luar sesuai eksistensi tulang
27. PERTUMBUHAN MANDIBULA
Kondilus terjadi atas kartilagohialin
yang ditutupi oleh jaringan pengikat
fibrosa yang tebal dan padat
Pertumbuhan mandibula keanterior sangat cepat,
sehingga pada waktu bayi dilahirkan, posisi dagu
lebih ke posterior daripada maksila, dengan
bertambahnya umur maka hubungannya menjadi
harmonis
Lebar mandibula mengikuti kondilaris mandibula dan
berhubungan dengan tulang kranial
28. Perpindahan Mandibular
Pertumbuhan kartilago mandibula merupakan
penyebab perpindahan mandibula.
Kanan: Berdasarkan teori pertumbuhan yang lain, perpindahan
mandibula merupakan proses yang utama dan hasil dari pembesaran
jaringan lunak. Pertumbuhan kondilus merupakan proses yang kedua
dan bersifat adaptasi, dan membangun hubungan perpindahan
mandibula pada TMJ (Enlow, 1982).
29. Remodeling mandibular
Mandibula berelongasi ke posterior
berkaitan dengan resorpsi dan
remodeling batas anterior ramus.
Kiri : Korpus mandibula memanjang dalam
jumlah yang sama dengan pembesaran
lengkung maksila dimana strukturnya sama
(E nlow, 1982).
30. Perpindahan primer mandibula
Kanan:Elongasi korpus mandibula dan perpindahan mandibula ke
anterior berlangsung secara simultan.
Kiri: Proses ini distimulasi oleh pertumbuhan posterior kondilus dan
batas posterior ramus. Ramus kembali ke lebar sebenamya oleh deposisi
tulang dengan aktivitas yang sama antara deposisi di posterior dan
resorpsi di anterior
31. Pertumbuhan bagian tengah basis kranial juga menuntun
perpindahan sekunder mandibula, yang menyerupai maksila
Perpindahan Sekunder Mandibula
Kiri : Mandibula berpindah ke depan dan ke bawah akibat
pembesaran basis kranial tengah. Seperti pertumbuhan
fossa kranial tengah yang lebih ke anterior kondilus.
Perpindahan ke depan mandibula tidak seperti maksila. Jadi
fase ini berakhir meskipun kedua struktur berelongasi dalam
jumlah yang sama dengan hubungan maksilomandibula
kelas II.
32. Pertumbuhan Horisontal Ramus
Ramus, yang merupakan struktur pertumbuhan spesifik
yang sama dengan fossa kranial tengah. digeser ke
posterior sampai dimensi horisontalnya berhubungan
dengan fossa kranial tengah. Perumbuhan simultan
kondilus yang secara diagonal mengarah ke atas dan ke
belakang, menyebabkan pergeseran mandibula ke depan
pada saat yang sama.
Kanan : Kompensasi untuk ketidaksesuaian dalam
arah sagital antara rahang atas dan rahang
bawah dan perpindahan bidang oklusal ke bawah.
33. Sebagai perluasan fossa kranial tengah sebagian
besar mengarah ke depan, sebagai contoh pembesaran
terlokalisir di anterior kondilus dan ramus, perpindahan
sekunder tidak membawa mandibula sejauh perpindahan
maksila kedepan.
Ketidakseimbangan ini diakibatkan pertumbuhan
horisontal ramus, yang menuntun hubungan anatomi yang
normal antara lengkung maksila dan mandibula.
Jadi. pertumbuhan ramus sama dengan
pertumbuhan fossa kranial tengah.
34. Interaksi secara
HUNTER – ENLOW langsung
Komponen masing-masing
bagian tengkorak kepala
berkembang dalam arah Tujuan :
yang berbeda mengkompensasi variasi
aktivitas pertumbuhan
Gangguan Growth Equivalent bekerja
dalam arah yang berbeda
Kelainan Craniofacial
35. Basis cranii bagian Elongasi anterior basis cranii (x)
anterior (a), spheno-occipital dihubungkan dengan pembesaran
complex (b), nasomaxillary nasomaxillary complex yang
complex (c) dan mandibulla (d) sesuai. Perkembangan selanjutnya
merupakan komponen yang dalam arah posterior (g) dan
bersifat individual dari perpindahan tempat ke anterior (f)
tengkorak kepala. pada saat yang sama.
36. Pertumbuhan sinkondrosis spheno-
occipital (m,k) membentuk growth
equivalent untuk nasopharynx (p) dan
ramus mandibula (d). Ramus tumbuh
dalam arah posterior (g) dan seluruh
mandibula bergeser ke depan (z).
Proses ini mengkompensasi
hubungan sagital lengkung
mandibula terhadap porusi
nasomaxillary complex.
Pemanjangan vertical dari clivus
dan ramus (b dan d) membentuk
growth equivalent untuk
perkembangan vertical
nasomaxillary complex (c).
37. Hipotesis tentang pertumbuhan
Osteogenesis dari chondrocranium dan
desmocranium murni dikendalikan oleh genetik,
Sicher, 1952
dan sutura merupakan struktur jaringan yang
dominan
Faktor primer yang mengontrol pertumbuhan
Scott, 1967 kraniofasial : kartilago dan periosteal
Melokalisasi fungsi kontrol untuk osteogenesis
Moss & Salentijn,
craniofacial pada jaringan lunak sekitarnya lebih
1969
baik dari pada jaringan keras
38. Mekanisme kontrol yang mengatur pertumbuhan
tulang fasial
Kumpulan parameter yang paling penting
Genetic Cranial Synchondroses Primary
Influence Growth
Facial Cartilage tissue
Sutures
Local Secondary
Influence Growth
Periosteum
39. Intrinsic Genetic Factors
Kondrogenesis
Local Epigenetic Factors
EndoChondral General Epigenetic Factors
Osifikasi
Local Environtmental
Factors
Intramembran
Osifikasi General Environmental
Factors
40. Osifikasi Intramembran
Osifikasi langsung
karena sel asal tulang
bersatu dan
membentuk jaringan
tulang setempat tanpa
didahului pembentukan
model tulang rawan
Osifikasi Endokondral
Osifikasi tidak langsung karena terjadi dalam suatu
model tulang rawan yang telah dibentuk sebelumnya
41. Osteogenesis → dipengaruhi Fungsional Lokal
Hubungan timbal balik
↓
Moss, 1982 Functional Cranial Analysis
↓
Etiologi dan Penilaian Maloklusi
Tiap komponen kranial
terdiri dari :
Matriks Periosteal
MATRIKS FUNGSIONAL
Matriks Kapsular
UNIT SKELETAL Mikroskeletal
Makroskeletal
42. Matriks kapsular
1 = matriks kapsular neurokranial
2 = matriks kapsular orofasial
Gambar diagram matriks kapsular neurocranial dan orofasial.
Matiks kapsular neurocranial ditunjukkan oleh massa neural yang
dibentuk oleh otak, leptomeninges, dan cairan serebrospinal.
Matiks kapsular orofasial dibentuk oleh oral, nasal dan functioning
space pharyng.(Moss dan Salentijn, 1969)
43. Unit skeletal mandibula
Mandibula merupakan contoh dari
unit macroskeletal dan terdiri dari
condylar, coronoid, angularis,
alveolar dan unit microskeletal basal.
Otot temporalis merupakan matriks
periosteal dari unit coronoid
sedangkan otot masseter dan otot
ptreygoid medialis merupakan
matriks periosteal dari prosesus
angularis. Gigi geligi mempengaruhi
unit alveolar dan pembuluh darah
sedangkan saraf dari canalis
mandibular berpengaruh pada unit
basalis. (Moss, 1982)
44. Matriks Kapsular →
Menggunakan pengaruh langsung pada unit
Makroskeletal dan komponen kranial fungsional
Matriks Periosteal →
Mengubah bentuk dan ukuran dari hubungan unit
Mikroskeletal
Moss, 1973
Transformasi : Perubahan Ukuran dan bentuk
selama pertumbuhan
Translasi : Perubahan dalam posisi ruang
46. Pergeseran Kortikal
Pembentukan tulang
lamellar di atas permukaan
endosteal dan resorpsi
permukaan periosteal,
menyebabkan seluruh korteks
mengalami pergeseran. Jika
kedua permukaan bergeser
pada tingkat yang sama,
ukuran tulang akan
dipertahankan.
Pewarnaan yang asimetris
di sekilar sel tulang, nampak
pada gambar yang
menunjukkan arah dari
pergeseran (ditandai pada
interval 1 minggu
menggunakan 7 warna yang
berbeda, fluoresense dengan
menarik UV)
47. deposisi
resorpsi
Periodontal
space
Akar gigi
Pergeseran soket alveolar selama pertumbuhan
Resorpsi tulang alveolar pada permukaan yang berhadapan dengan
pergeseran dan aposisi pada permukaan alveolar. Dengan ini, gigi
mempertahankan posisinya dalam tulang alveolar selama proses pergerakan
tulang pada pertumbuhan K arena itu, penting bahwa lokasi proses resorpsi
dan aposisi alveolar adalah sama dan terjadi dalam arah yang berlawanan
dengan proses periosteal dan endosteal.
Pewarnaan yang pekat pada dentin (lapis demi lapis yang ditandai oleh
pewarnaan yang berbeda) disebabkan oleh proses pertumbuhan selanjutnya
48. Perpindahan
Deposisi Dalam posisi
tulang relatif relokasi
Aposisi
Kemampuan
Dalam
menyesuaikan
Diri Terhadap
Remodelling
beban tulang
fisiologis
Resorpsi
49. Remodeling adalah proses pembentukan dan penambahan ukuran
sebagai konsekwensi relokasi progresif
Remodelling merupakan aktifitas pertumbuhan differensial yang
diperlukan untuk pembentukan tulang, yang melibatkan deposisi
Dan resorpsi secara simultan pada semua permukaan dalam dan
Luar seluruh tulang
Perubahan regional
Dimensi
Proporsi
Penyesuaian regional terhadap fungsi
Perkembangan tulang dan variasi pertumbuhan
Jaringan lunak
50. mpat macam remodeling pada jaringan tulang
Remodeling biokimia yang melibatkan deposisi dan
pembuangan ion-ion secara terus menerus untuk mem
pertahankan homeostasis mineral
Remodeling pertumbuhan, penambahan yang konstan
pada tulang selama masa anak-anak
Remodeling Haversion, proses rekonstruksi kortikal
ketika tulang vaskuler primer diganti
Regenerasi dan rekonstruksi tulang selama dan setelah
keadaan patologis atau trauma.
•Anaka-anak •Pertumbuhan tulang
•Remaja •Vaskularisasi
51. Relokasi dan remodeling
Akibat aposisi tulang (+) dan resorpsi (-). Sebagai hasil dari proses pertumbuhan
tahap demi tahap, daerah hitam mengalami translokasi dari batas posterior menjadi
batas anterior ramus, tanpa merubah posisinya.
K Superposisi untuk menunjukkan proses pertumbuhan ramus. B
iri: agian-bagian
kepala kondilar berubah menjadi leher kondilus selama proses relokasi. P otongan
melalui a) dan b) menunjukkan perubahan-perubahan remodeling lokal yang
diperlukan untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran struktur-struktur terhadap posisi
52. Relokasi dan remodeling mandibula selama
pertumbuhan
Proses remodeling ramus terjadi di posterior. Body mandibula
bertambah panjang akibat remodeling ramus, yang secara
simultan bergerak ke arah belakang (E nlow. 1968).
53. Perpindahan primer dan
pertumbuhan tulang
Dua mekanisme pertumbahan
dasar yang saling berkaitan.
Dimulai pada posisi :
(1) seluruh mandibula bergerak
ke bawah dan ke depan
(2) menjauhi articular joints,
akibat pertumbuhan jaringan
lunak di sekitarnya.
Gerakan translator ini
menstimulasi pelebaran dan
remodeling
(3) kondilus dan rami yang
sejajar dengan perpindahan.
Proses pertumbuhan tulang
diarahkan ke atas dan ke
belakang dalam jumlah yang
sama dcngan perpindahan
mandibula. Perubahan akibat
kombinasi proses-proses
tersebut terlihat pada (4) (Ten
Cate. 1980).
54. Pada A, Model berada dari posisi P ke P’. Hal ini dapat terjadi
melalui dua proses dasar : pertumbuhan langsung kortikal (drift) (B)
atau displacement (C). Kedua proses ini menghasilkan pergerakkan
berulang yang berbeda langsung secara terus menerus.
55. Tulang tulang wajah dan tengkorak banyak
Yang mempunyai konfigurasi ‘’V’’ atau regio
Regio yang berbentu ‘’V’’
Berguna dalam memahami deposisi dan
resorpsi pada remodeling yang rumit selama
Pertumbuhan, dalam arah panjang
1. Penambahan lebar ukuran keseluruhan
daerah yang berbentuk ‘’V’’
Hasil proses pertumbuhan2. Gerakan seluruh struktur ‘’V’’ ke arah
:
ujungnya yang melebar
3. Relokasi kontinyu
56. Prinsip ‘’V’’ Ekspansi vertical
Kiri: Menurut konsep pertumbuhan ini, tulang dideposisikan pada permukaan dalam
dari tulang yang berbentuk "V", dan diresorpsi pada permukaan luar. Maka, "V"
bergerak dari ujungnya yang sempit (arah panah) dan melebar dalam ukuran
keseluruhan.
Kanan: Potongan longitudinal melalui prosesus koronoid kanan dan kiri. Prosesus
tersebut membesar selama pertumbuhan sesuai dengan prinsip "V". Tulang dideposisi
pada permukaan lingual dan diresorpsi dari permukaan bukal. Struktur bertambah
panjang, ujung-ujung prosesus koronoid menjadi lebih divergen, dan tulang basalnya
menjadi konvergen (Enlow, 1963)
57. Prinsip “V” Ekspansi horisontal
M andibula diperlihatkan dari atas, termasuk potongan horisontal melalui
dasar dari prosesus coronoid. Tulang terdeposisi pada permukaan lingual dari
struktur mandibula sampai pd permukaan ramus. maka, prosesus koronoid
begerak dan tulang terdeposisi pd permukaan bagian dalam kearah
belakang, dan bagian posterior dari mandibula mengalami pelebaran
(E nlow, 1982).
K B M
iri: tk andibular, anak umur 5 tahun dan dewasa dipandang dari atas.
58. ‘’Sisi-sisi tulang yang menghadap arah pertumbuhan
Mengalami deposisi dan sisi yang berlawanan akan
Mengalami resorpsi’’
Proses ini berlangsung pada permukaan tulang
Kontralateral sehingga lempeng kortikal mengikuti
Jalannya pertumbuhan
Arah pertumbuhan tidak sama untuk semua daerah tulang karena tiap regio
dari suatu struktur mempunyai pola pertumbuhan spesifik sendiri. Arah
pertumbuhan yang terbalik dapat menyebabkan terjadinya proses deposisi
dan resorpsi tulang secara langsung berdekatan satu sama lain pada korteks
yang sama
59. Prinsip permukaan
+ = Deposisi tulang
- = Resorpsi tulang
Daerah ‘’ X ‘’ pada permukaan luar tulang dan ‘’B’’ pada
permukaan dalam berada dalam pertumbuhan (→) dan
mengalami deposisi. Daerah ″A″dan ″Y″ mengalami resorpsi
dalam arah yang berlawanan (Enlow, 1982)
60. Arah pertumbuhan daerah individual
mandibula
Warna merah = Deposisi tulang
Warna biru = Resorpsi tulang
Kanan : Panah-panah yang menuju tulang menunjukkan permukaan
tulang periosteal yang tidak searah terhadap arah pertumbuhan dan
oleh karena itu bersifat resorpsif. Panah yang keluar dari tulang
menunjukkan permukaan periosteal yang menghadap arah
pertumbuhan dan bersifat deposisif.
61. Pertumbuhan tulang langsung dengan proses deposisi
Dan resopsi pada permukaan tulang, yang menyebabkan
Lempeng kortikal bergeser
Perubahan tempat dari keseluruhan tulang karena
Pertumbuhan tulangnya sendiri atau ekspansi
Struktur-struktur sebelahnya
Semua pertumbuhan tulang adalah gabungan dari dua
proses dasar, yaitu Deposisi dan reposisi.
Pertumbuhan tersebut diatur oleh daerah pertumbuhan
(Growth Field) Yang terdiri dari jaringan lunak yang
tertanam dalam tulang.
62. Dua jenis pergerakan pertumbuhan yang dapat dilihat
Selama pembesaran tulang kraniofasial :
• Cortical drift atau pergerakan pertumbuhan
pergerakan pertumbuhan kearah deposit-drift
• Displacement atau Perpindahan tempat
pergerakan dari keseluruhan tulang sebagai satu unit
63. Pertumbuhan tulang dikontrol oleh apa yang disebut
tempat-tempat pertumbuhan. Tempat-tempat ini
tersebar dengan pola karakteristik seperti mosaik
melalui permukaan, baik aktivitas aposisi atau resorpsi
Tempat-tempat pertumbuhan berfungsi sebagai pacemaking
function dimana dikontrol oleh jaringan lunak yang berdekatan.
Tiap pertambahan panjang tulang dimulai dengan perpindahan
tempat-tempat pertumbuhan di dalam membran jaringan ikat
masing-masing (misalnya periosteum dan endosteum, sutura-
sutura, ligamen periodontal dll.) Jaringan lunak yang
mengelilingi menentukan perubahan bagian-bagian tulang di
bawahnya.
64. •Semua permukaan, dalam dan luar dari setiap
tulang ditutupi oleh pola yang tidak teratur dari
daerah pertumbuhan (Growth fields) yang
terdiri dari bermacam-macam jaringan lunak
membran osteogenik atau kartilago
•Tulang tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi
tulang tumbuh oleh lingkungan jaringan lunak
pada daerah pertumbuhan
•Hal yang menentukan pertumbuhan tulang
terletak pada tulang yang terdapat jaringan
lunak, otot,, mukosa, pembuluh darah, syaraf,
jaringan ikat, otak dan lain-lain.
65. Beberapa daerah pertumbuhan mempunyai
aturan tertentu pada pertumbuhan tulang
khusus yaitu sisi pertumbuhan, Hal ini termasuk
•Kondilus mandibula
•Tuberositas maksilaris
•Sinkondrosisi dari dasar otak
•Sutura dan prosesus alveolaris
67. Pusat-pusat pertumbuhan
Istilah ini sering digunakan untuk menerangkan tempat-tempat
pertumbuhan yang sangat aktif dimana cukup signifikan untuk proses
pertumbuhan seperti sutura-sutura cranium dan wajah, kondilus
mandibularis, tuberositas maksilaris. dan synchondrosisi basis cranii.
Meskipun pertumbuhan tulang tidak hanya terjadi pada daerah-daerah ini
saja Semua tempat-tempat pertumbuhan baik pada permukaan dalam
maupun permukaan luar tulang juga berperan aktif dlm proses ini