SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 68
Harun Achmad
DEFINITION
MOSBY DENTAL DICTIONARY, 2008

     GROWTH IS DEFINED AS AN
     INCREASE IN SIZE

     DEVELOPMENT IS DEFINED AS A
     PROGRESSION TOWARD MATURITY.
     THUS THE TERMS ARE USED
     TOGETHER TO DESCRIBE THE
     COMPLEX PHYSICAL, MENTAL, AND
     EMOTIONAL PROCESSES ASSOCIATED
     WITH THE “GROWING UP” OF
     CHILDREN.
MOYERS, 1988
     GROWTH MAY BE DEFINED AS THE
     NORMAL CHANGES IN AMOUNT OF
     LIVING SUBSTANCE.

     GROWTH IS THE QUANTITATIVE
     ASPECT OF BIOLOGIC DEVELOPMENT
     AND IS MEASURED IN UNITS OF
     INCREASE PER UNIT OF TIME, FOR
     INSTANCE, INCHES PER YEAR OR
     GRAMS PER DAY. SUCH AS BONES
     AND TEETH.

     GROWTH MAY RESULT IN INCREASES
     OR DECREASES IN SIZE, CHANGE IN
     FORM OR PROPORTION,
     COMPLEXITY, TEXTURE, AND SO
DEVELOPMENT REFERS TO ALL THE
NATURALLY OCCURING
UNINDIRECTIONAL CHANGES IN THE
LIFE OF AN INDIVIDUAL FROM ITS
EXISTENCE AS A SINGLE CELL TO ITS
ELABORATION AS A MULTIFUNCTIONAL
UNIT TERMINATING IN DEATH.

IT ENCOMPASSEES THE NORMAL
SEQUENTIAL EVENTS BETWEEN
FERTILIZATION AND DEATH.

THE TERM “MULTIFUNCTIONAL UNIT”
EMPHASIZES THE ELABORATION OF
MULTIPLE FUNCTIONS RATHER THAN
MULTIPLE CELLULARITY.
GROWTH AND
DEVELOPMENT PERIOD


1. PRENATAL / INTRA UTERIN
    A) EMBRIO PERIOD
    B) FETUS PERIOD
       - EARLY FETUS PERIOD
       - LATE FETUS PERIOD



MOERSINTOWARTI,
     2002
2. POSTNATAL
 A) NEONATAL PERIOD (0-28 DAYS)
 B) INFANCY PERIOD
     - EARLY INFANCY PERIOD (1-12 MONTHS)
     - LATE INFANCY PERIOD (1-2 YEARS)

 3. PRESCHOOL (2-6 YEARS)
4. SCHOOL AGE / PREPUBERTY
   (F: 6-10 YEARS, M: 8-12 YEARS)
5. ADOLESCENCE
  (F: 10-18 YEARS, M: 12-20 YEARS)
POSTNATAL GROWTH
PERIODS
  INFANCY  FIRST
POSTNATAL YEARS OF
       LIFE

                  CHILDHOOD:
          1.EARLY PHASE  1-6 YEARS
             2.MIDDLE PHASE  6-10
                    YEARS
          3.LATE PHASE  10-15 OR 16
                    YEARS


                            ADOLESENCE:
                         MALE  14 – 20 YEARS
BISHARA, 2001
                        FEMALE  13 – 20 YEARS
VARIATION OF
SYSTEMIC GROWTH
   SCAMMON’S BASIC
    GROWTH CURVE

 1.THE LYMPHOID CURVE
   2.THE NEURAL CURVE
  3.THE GENERAL CURVE
  4.THE GENITAL CURVE
Tumbuh kembang
    kraniofasial post natal

• Tulang kepala
       Neuro kranium

       Viscero kranium

 Dasar tempat otak       Basis kranii
 Atap otak    calvaria kranii
 Pada bayi, tulang Calvaria dipisahkan oleh
 jaringan ikat fibrosa    Sutura
                           Fontonella
Frontal bone
Anterior fontanel Parietal bone
Posterior fontanel Posterior fontanel
Mastoid fontanel
Temporal bone
Sphenoid fontanel
Mandible
Sphenoid bone
Zygomatic bone
Maxilla
Occipital bone
Tulang Kranium

 Pertumbuhan Cranium merupakan indikator
           pertumbuhan otak


Pada Antropometri pengukuran lingkar kepala
 dipakai sebagai petunjuk pertumbuhan otak


 Tumbuh kembang otak sangat menentukan
         kecerdasan seseorang


Otak berkembang meningkatkan aktifitas fisik
              dan mental
Jumlah tulang kranial pada bayi dan dewasa
                  tidak sama


Beberapa tulang pada waktu dewasa merupakan
  satu tulang, sedangkan pada bayi terdiri dari
 beberapa tulang yang terlepas satu sama lain


      Beberapa istilah yang perlu diketahui
       menyangkut pertumbuhan tulang
-Periosteal         - Resorpsi
-Endosteal          - Kanseleus
-Syncondrosis       - Sutura
-Aposisi            - Fontonella
Basis Cranii dibentuk oleh Kartilago
Pertumbuhan berlangsung sepanjang
     - Sphenoethmoidale
     - Sphenooccipitale
     - Inter occipitale
     - Occipitale


Pertumbuhan enchondral sampai usia 25
tahun


Kranium bertambah panjang dan mendorong
mandibula ke depan
Tulang Wajah

Pertumbuhan wajah ditentukan : - Ras
                                 - Jenis kelamin
                                 - Genetik
                                 - Usia
Pertumbuhan berlangsung sepanjang sutura yang
menghubungkan tulang wajah dan kranii
    - Sutura frontonasalis
    - Sutura frontomaksillaris
    - Sutura zygomaticotemporalis
    - Sutura palatinus
Maksila
-Maksila merupakan bagian dari tulang kranium


                 S.Sphenooccipitalis
                 S.Sphenoethmoidalis
                 S.Frontomaxillaris
Maksila
                 S.Zygomaticomaxillaris
                 S.Zygomaticotemporalis
                 S.Palatina

Pertumbuhan maksila bergerak : - ke depan
                               - ke bawah
Pertumbuhan enchondral dari basis cranii septum
nasalis
Maksilla proper
Maksila
               Pre maksilla


Pertumbuhan maksilla ke arah lebar /
tranversal ditentukan oleh sutura-sutura
- Pertumbuhan S. Palatina mediana
- Pertumbuhan S. Zygomaticolakrimalis
- Sutura pada tulang - tulang hidung
- Processuss pterigoideus
PERTUMBUHAN MAKSILA


              Aposisi tulang pada dinding
              posterior tuberositas maksila

Remodelling                &                  Panjang lempeng
  maksila                                     maksila di posterior
               Resorpsi pada permukaan
               dalam tuberositas maksila




              Lempeng kortikal bergerak ke arah
              belakang dan untuk memperbesar
              ruangan rongga udara
Remodelling Lengkung Atas
   Rahang atas diperluas ke posterior dengan cara aposisi tulang pada
permukaan luar kortikal tuberositas maksila dan resorpsi pada
lempeng dalam. H ini menyebabkan fossa pterygopalatina dan
                   al
pteryomaxillary fissure (P M untuk bergerak ke posterior (PT
                           T )                                 M
diilustrasikan sebagai teardrop terbalik,seperti pada sefalogram).
Kiri: Fossa Pterygopalatina terletak antara lempeng pterygoid dan tuberositas
maksila (Enlow, 1982).
Primary dan secondary displacement maxilla
Referensi bidang vertical   = garis PTM
Referensi bidang horizontal = bidang oklusal fungsional
Kiri   : Pertumbuhan panjang maksila dan pergeseran ke anterior secara
        simultan (primary displacement). Keduanya berubah mengambil tempat
        dengan jumlah yang sama.
Kanan : Secondary displacement maksila dihasilkan dari pembesaran middle cranial
        fossa.
Primary displacement kompleks nasomaxillary
  Struktur tulang tumbuh ke atas dan ke belakang {<=) karena proses
 deposisi dan resorpsi. Secara simultan seluruh kompleks nasomaxillary
 berpindah Ke depan. «=>) oki diperlukan ruangan untuk aposisi tulang
yang dihasilkan sekitar permukaan artikularis. Primary displacement sllu
  mengambil tempat berlawanan arah dgn vektor pertumbuhan tulang.
 Kanan : secara diagramatik memperlihatkan peristiwa selama primary
   displacement Tulang diremodeling dan berpindah pada arah yang
             berlawanan secara simultan (Enlow, 1982)
Secondary displacement kompleks nasomaxillary
    Proses ini tidak berhubungan dengan pertumbuhan tulang itu
  sendiri. Tipe displacement ini dimulai dengan pembesaran tulang
        dari Jaringan lunak sekitarnya. Hal ini berefek dalam
  meneruskan/mentransfer dari tulang ke tulang dan berkembang
  pada daerah yang relatif jauh. Secondary displacement kompleks
 nasomaxillary disebabkan oleh pertumbuhan middle cranial fossa
      dan lobus temporalis dan arahnya ke depan dan ke bawah
     (=>)kanan : secara diagramatik memperlihatkan secondary
displacement tulang berpindah tanpa mengalami remodeling (Enlow
Mandibula

Pada waktu bayi dilahirkan, mandibula sangat
  kecil dan terdiri dari 2 bagian yang sama,
    dihubungkan dengan jaringan fibrosa


 Mandibula tumbuh dan berkembang melalui
    kartilago, periosteal dan endosteal




 Pada 6 bulan pertama setelah lahir, kartilago
 berubah menjadi tulang dengan cara aposisi
permukaan, dan tumbuh kearah atas, belakang
       dan luar sesuai eksistensi tulang
PERTUMBUHAN MANDIBULA

         Kondilus terjadi atas kartilagohialin
         yang ditutupi oleh jaringan pengikat
         fibrosa yang tebal dan padat




 Pertumbuhan mandibula keanterior sangat cepat,
 sehingga pada waktu bayi dilahirkan, posisi dagu
    lebih ke posterior daripada maksila, dengan
 bertambahnya umur maka hubungannya menjadi
                      harmonis

Lebar mandibula mengikuti kondilaris mandibula dan
       berhubungan dengan tulang kranial
Perpindahan Mandibular
Pertumbuhan kartilago mandibula merupakan
     penyebab perpindahan mandibula.
Kanan: Berdasarkan teori pertumbuhan yang lain, perpindahan
     mandibula merupakan proses yang utama dan hasil dari pembesaran
     jaringan lunak. Pertumbuhan kondilus merupakan proses yang kedua
     dan bersifat adaptasi, dan membangun hubungan perpindahan
     mandibula pada TMJ (Enlow, 1982).
Remodeling mandibular
Mandibula berelongasi ke posterior
   berkaitan dengan resorpsi dan
   remodeling batas anterior ramus.
Kiri : Korpus mandibula memanjang dalam
   jumlah yang sama dengan pembesaran
   lengkung maksila dimana strukturnya sama
   (E  nlow, 1982).
Perpindahan primer mandibula
Kanan:Elongasi korpus mandibula dan perpindahan mandibula ke
        anterior berlangsung secara simultan.
Kiri:   Proses ini distimulasi oleh pertumbuhan posterior kondilus dan
        batas posterior ramus. Ramus kembali ke lebar sebenamya oleh deposisi
        tulang dengan aktivitas yang sama antara deposisi di posterior dan
        resorpsi di anterior
Pertumbuhan bagian tengah basis kranial juga menuntun
 perpindahan sekunder mandibula, yang menyerupai maksila




          Perpindahan Sekunder Mandibula
Kiri : Mandibula berpindah ke depan dan ke bawah akibat
   pembesaran basis kranial tengah. Seperti pertumbuhan
   fossa kranial tengah yang lebih ke anterior kondilus.
   Perpindahan ke depan mandibula tidak seperti maksila. Jadi
   fase ini berakhir meskipun kedua struktur berelongasi dalam
   jumlah yang sama       dengan hubungan maksilomandibula
   kelas II.
Pertumbuhan Horisontal Ramus
   Ramus, yang merupakan struktur pertumbuhan spesifik
yang sama dengan fossa kranial tengah. digeser ke
posterior sampai dimensi horisontalnya berhubungan
dengan fossa kranial tengah. Perumbuhan simultan
kondilus yang secara diagonal mengarah ke atas dan ke
belakang, menyebabkan pergeseran mandibula ke depan
pada saat yang sama.

Kanan : Kompensasi untuk ketidaksesuaian dalam
arah sagital antara rahang atas dan rahang
bawah dan perpindahan bidang oklusal ke bawah.
Sebagai perluasan fossa kranial tengah sebagian
besar mengarah ke depan, sebagai contoh pembesaran
terlokalisir di anterior kondilus dan ramus, perpindahan
sekunder tidak membawa mandibula sejauh perpindahan
maksila kedepan.
       Ketidakseimbangan ini diakibatkan pertumbuhan
horisontal ramus, yang menuntun hubungan anatomi yang
normal antara lengkung maksila dan mandibula.
       Jadi. pertumbuhan ramus sama dengan
pertumbuhan fossa kranial tengah.
Interaksi secara
   HUNTER – ENLOW                    langsung

Komponen masing-masing
 bagian tengkorak kepala
 berkembang dalam arah               Tujuan :
      yang berbeda          mengkompensasi variasi
                             aktivitas pertumbuhan



       Gangguan            Growth Equivalent bekerja
                           dalam arah yang berbeda
  Kelainan Craniofacial
Basis cranii bagian              Elongasi anterior basis cranii (x)
anterior (a), spheno-occipital   dihubungkan dengan pembesaran
complex (b), nasomaxillary       nasomaxillary complex yang
complex (c) dan mandibulla (d)   sesuai. Perkembangan selanjutnya
merupakan komponen yang          dalam arah posterior (g) dan
bersifat individual dari         perpindahan tempat ke anterior (f)
tengkorak kepala.                pada saat yang sama.
Pertumbuhan sinkondrosis spheno-
occipital (m,k) membentuk growth
equivalent untuk nasopharynx (p) dan
ramus mandibula (d). Ramus tumbuh
dalam arah posterior (g) dan seluruh
mandibula bergeser ke depan (z).
Proses ini mengkompensasi
hubungan sagital lengkung
mandibula terhadap porusi
nasomaxillary complex.


Pemanjangan vertical dari clivus
dan ramus (b dan d) membentuk
growth equivalent untuk
perkembangan vertical
nasomaxillary complex (c).
Hipotesis tentang pertumbuhan

                    Osteogenesis dari chondrocranium dan
                    desmocranium murni dikendalikan oleh genetik,
  Sicher, 1952
                    dan sutura merupakan struktur jaringan yang
                    dominan

                    Faktor primer yang mengontrol pertumbuhan
 Scott, 1967        kraniofasial : kartilago dan periosteal

                      Melokalisasi fungsi kontrol untuk osteogenesis
Moss & Salentijn,
                      craniofacial pada jaringan lunak sekitarnya lebih
      1969
                      baik dari pada jaringan keras
Mekanisme kontrol yang mengatur pertumbuhan
                        tulang fasial

            Kumpulan parameter yang paling penting



 Genetic              Cranial Synchondroses          Primary
Influence                                            Growth

                       Facial Cartilage tissue


                              Sutures
  Local                                              Secondary
Influence                                             Growth
                            Periosteum
Intrinsic Genetic Factors
Kondrogenesis

                Local Epigenetic Factors


EndoChondral    General Epigenetic Factors
  Osifikasi
                 Local Environtmental
                        Factors

Intramembran
   Osifikasi     General Environmental
                        Factors
Osifikasi Intramembran

                              Osifikasi langsung
                              karena sel asal tulang
                              bersatu dan
                              membentuk jaringan
                              tulang setempat tanpa
                              didahului pembentukan
                              model tulang rawan

              Osifikasi Endokondral
Osifikasi tidak langsung karena terjadi dalam suatu
model tulang rawan yang telah dibentuk sebelumnya
Osteogenesis → dipengaruhi Fungsional Lokal

                          Hubungan timbal balik
                                     ↓
 Moss, 1982             Functional Cranial Analysis
                                     ↓
                    Etiologi dan Penilaian Maloklusi
Tiap komponen kranial
terdiri dari :
                                Matriks Periosteal
MATRIKS FUNGSIONAL
                                Matriks Kapsular
UNIT SKELETAL                   Mikroskeletal
                                Makroskeletal
Matriks kapsular
1 = matriks kapsular neurokranial
2 = matriks kapsular orofasial
Gambar diagram matriks kapsular neurocranial dan orofasial.
Matiks kapsular neurocranial ditunjukkan oleh massa neural yang
dibentuk oleh otak, leptomeninges, dan cairan serebrospinal.
Matiks kapsular orofasial dibentuk oleh oral, nasal dan functioning
space pharyng.(Moss dan Salentijn, 1969)
Unit skeletal mandibula
Mandibula merupakan contoh dari
unit macroskeletal dan terdiri dari
condylar, coronoid, angularis,
alveolar dan unit microskeletal basal.
Otot temporalis merupakan matriks
periosteal dari unit coronoid
sedangkan otot masseter dan otot
ptreygoid medialis merupakan
matriks periosteal dari prosesus
angularis. Gigi geligi mempengaruhi
unit alveolar dan pembuluh darah
sedangkan saraf dari canalis
mandibular berpengaruh pada unit
basalis. (Moss, 1982)
Matriks Kapsular →
  Menggunakan pengaruh langsung pada unit
 Makroskeletal dan komponen kranial fungsional
             Matriks Periosteal →
Mengubah bentuk dan ukuran dari hubungan unit
               Mikroskeletal
Moss, 1973
Transformasi : Perubahan Ukuran dan bentuk
              selama pertumbuhan
Translasi    : Perubahan dalam posisi ruang
Pergeseran Kortikal
                 Prinsip
              pertumbuhan

              pergeseran


Resorpsi                         Aposisi


              Ketebalan tulang
               akan konstan
Pergeseran Kortikal
    Pembentukan tulang
lamellar di atas permukaan
endosteal dan resorpsi
permukaan periosteal,
menyebabkan seluruh korteks
mengalami pergeseran. Jika
kedua permukaan bergeser
pada tingkat yang sama,
ukuran tulang akan
dipertahankan.

    Pewarnaan yang asimetris
di sekilar sel tulang, nampak
pada gambar yang
menunjukkan arah dari
pergeseran (ditandai pada
interval 1 minggu
menggunakan 7 warna yang
berbeda, fluoresense dengan
menarik UV)
deposisi


                                  resorpsi



                                  Periodontal
                                  space



                                  Akar gigi


           Pergeseran soket alveolar selama pertumbuhan
       Resorpsi tulang alveolar pada permukaan yang berhadapan dengan
pergeseran dan aposisi pada permukaan alveolar. Dengan ini, gigi
mempertahankan posisinya dalam tulang alveolar selama proses pergerakan
tulang pada pertumbuhan K  arena itu, penting bahwa lokasi proses resorpsi
dan aposisi alveolar adalah sama dan terjadi dalam arah yang berlawanan
dengan proses periosteal dan endosteal.
Pewarnaan yang pekat pada dentin (lapis demi lapis yang ditandai oleh
pewarnaan yang berbeda) disebabkan oleh proses pertumbuhan selanjutnya
Perpindahan
 Deposisi       Dalam posisi
  tulang           relatif      relokasi



                   Aposisi
 Kemampuan
    Dalam
menyesuaikan
Diri Terhadap
                               Remodelling
     beban                       tulang
   fisiologis
                  Resorpsi
Remodeling adalah proses pembentukan dan penambahan ukuran
            sebagai konsekwensi relokasi progresif
Remodelling merupakan aktifitas pertumbuhan differensial yang
diperlukan untuk pembentukan tulang, yang melibatkan deposisi
Dan resorpsi secara simultan pada semua permukaan dalam dan
                      Luar seluruh tulang

                 Perubahan regional

                 Dimensi

                 Proporsi

                 Penyesuaian regional terhadap fungsi
                 Perkembangan tulang dan variasi pertumbuhan
                 Jaringan lunak
mpat macam remodeling pada jaringan tulang

Remodeling biokimia yang melibatkan deposisi dan
pembuangan ion-ion secara terus menerus untuk mem
pertahankan homeostasis mineral
Remodeling pertumbuhan, penambahan yang konstan
pada tulang selama masa anak-anak
Remodeling Haversion, proses rekonstruksi kortikal
ketika tulang vaskuler primer diganti
Regenerasi dan rekonstruksi tulang selama dan setelah
keadaan patologis atau trauma.


                    •Anaka-anak           •Pertumbuhan tulang
                    •Remaja               •Vaskularisasi
Relokasi dan remodeling
  Akibat aposisi tulang (+) dan resorpsi (-). Sebagai hasil dari proses pertumbuhan
tahap demi tahap, daerah hitam mengalami translokasi dari batas posterior menjadi
                   batas anterior ramus, tanpa merubah posisinya.
  K Superposisi untuk menunjukkan proses pertumbuhan ramus. B
   iri:                                                                agian-bagian
 kepala kondilar berubah menjadi leher kondilus selama proses relokasi. P    otongan
   melalui a) dan b) menunjukkan perubahan-perubahan remodeling lokal yang
diperlukan untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran struktur-struktur terhadap posisi
Relokasi dan remodeling mandibula selama
                pertumbuhan
Proses remodeling ramus terjadi di posterior. Body mandibula
  bertambah panjang akibat remodeling ramus, yang secara
     simultan bergerak ke arah belakang (E nlow. 1968).
Perpindahan primer dan
 pertumbuhan tulang
 Dua mekanisme pertumbahan
  dasar yang saling berkaitan.
      Dimulai pada posisi :
(1) seluruh mandibula bergerak
     ke bawah dan ke depan
  (2) menjauhi articular joints,
  akibat pertumbuhan jaringan
       lunak di sekitarnya.
      Gerakan translator ini
  menstimulasi pelebaran dan
           remodeling
   (3) kondilus dan rami yang
  sejajar dengan perpindahan.
   Proses pertumbuhan tulang
    diarahkan ke atas dan ke
  belakang dalam jumlah yang
   sama dcngan perpindahan
mandibula. Perubahan akibat
    kombinasi proses-proses
 tersebut terlihat pada (4) (Ten
          Cate. 1980).
Pada A, Model berada dari posisi P ke P’. Hal ini dapat terjadi
melalui dua proses dasar : pertumbuhan langsung kortikal (drift) (B)
atau displacement (C). Kedua proses ini menghasilkan pergerakkan
berulang yang berbeda langsung secara terus menerus.
Tulang tulang wajah dan tengkorak banyak
                    Yang mempunyai konfigurasi ‘’V’’ atau regio
                             Regio yang berbentu ‘’V’’




                      Berguna dalam memahami deposisi dan
                    resorpsi pada remodeling yang rumit selama
                         Pertumbuhan, dalam arah panjang



                        1. Penambahan lebar ukuran keseluruhan
                            daerah yang berbentuk ‘’V’’
Hasil proses pertumbuhan2. Gerakan seluruh struktur ‘’V’’ ke arah
                         :
                            ujungnya yang melebar
                        3. Relokasi kontinyu
Prinsip ‘’V’’ Ekspansi vertical
 Kiri: Menurut konsep pertumbuhan ini, tulang dideposisikan pada permukaan dalam
   dari tulang yang berbentuk "V", dan diresorpsi pada permukaan luar. Maka, "V"
    bergerak dari ujungnya yang sempit (arah panah) dan melebar dalam ukuran
                                    keseluruhan.
   Kanan: Potongan longitudinal melalui prosesus koronoid kanan dan kiri. Prosesus
tersebut membesar selama pertumbuhan sesuai dengan prinsip "V". Tulang dideposisi
  pada permukaan lingual dan diresorpsi dari permukaan bukal. Struktur bertambah
panjang, ujung-ujung prosesus koronoid menjadi lebih divergen, dan tulang basalnya
                          menjadi konvergen (Enlow, 1963)
Prinsip “V” Ekspansi horisontal
  M andibula diperlihatkan dari atas, termasuk potongan horisontal melalui
dasar dari prosesus coronoid. Tulang terdeposisi pada permukaan lingual dari
 struktur mandibula sampai pd permukaan ramus. maka, prosesus koronoid
     begerak dan tulang terdeposisi pd permukaan bagian dalam kearah
     belakang, dan bagian posterior dari mandibula mengalami pelebaran
                              (E  nlow, 1982).
 K B M
   iri: tk andibular, anak umur 5 tahun dan dewasa dipandang dari atas.
‘’Sisi-sisi tulang yang menghadap arah pertumbuhan
          Mengalami deposisi dan sisi yang berlawanan akan
                           Mengalami resorpsi’’


               Proses ini berlangsung pada permukaan tulang
              Kontralateral sehingga lempeng kortikal mengikuti
                            Jalannya pertumbuhan


Arah pertumbuhan tidak sama untuk semua daerah tulang karena tiap regio
  dari suatu struktur mempunyai pola pertumbuhan spesifik sendiri. Arah
 pertumbuhan yang terbalik dapat menyebabkan terjadinya proses deposisi
dan resorpsi tulang secara langsung berdekatan satu sama lain pada korteks
                                yang sama
Prinsip permukaan
+ = Deposisi tulang
- = Resorpsi tulang
Daerah ‘’ X ‘’ pada permukaan luar tulang dan ‘’B’’ pada
permukaan dalam berada dalam pertumbuhan (→) dan
mengalami deposisi. Daerah ″A″dan ″Y″ mengalami resorpsi
dalam arah yang berlawanan (Enlow, 1982)
Arah pertumbuhan daerah individual
mandibula
                  Warna merah = Deposisi tulang
                  Warna biru  = Resorpsi tulang
Kanan : Panah-panah yang menuju tulang menunjukkan permukaan
tulang periosteal yang tidak searah terhadap arah pertumbuhan dan
  oleh karena itu bersifat resorpsif. Panah yang keluar dari tulang
     menunjukkan permukaan periosteal yang menghadap arah
                pertumbuhan dan bersifat deposisif.
Pertumbuhan tulang langsung dengan proses deposisi
  Dan resopsi pada permukaan tulang, yang menyebabkan
  Lempeng kortikal bergeser

  Perubahan tempat dari keseluruhan tulang karena
  Pertumbuhan tulangnya sendiri atau ekspansi
  Struktur-struktur sebelahnya




Semua pertumbuhan tulang adalah gabungan dari dua
      proses dasar, yaitu Deposisi dan reposisi.
Pertumbuhan tersebut diatur oleh daerah pertumbuhan
 (Growth Field) Yang terdiri dari jaringan lunak yang
               tertanam dalam tulang.
Dua jenis pergerakan pertumbuhan yang dapat dilihat
Selama pembesaran tulang kraniofasial :

 • Cortical drift atau pergerakan pertumbuhan
   pergerakan pertumbuhan kearah deposit-drift
 • Displacement atau Perpindahan tempat
   pergerakan dari keseluruhan tulang sebagai satu unit
Pertumbuhan tulang dikontrol oleh apa yang disebut
  tempat-tempat pertumbuhan. Tempat-tempat ini
  tersebar dengan pola karakteristik seperti mosaik
melalui permukaan, baik aktivitas aposisi atau resorpsi




  Tempat-tempat pertumbuhan berfungsi sebagai pacemaking
function dimana dikontrol oleh jaringan lunak yang berdekatan.
Tiap pertambahan panjang tulang dimulai dengan perpindahan
 tempat-tempat pertumbuhan di dalam membran jaringan ikat
 masing-masing (misalnya periosteum dan endosteum, sutura-
      sutura, ligamen periodontal dll.) Jaringan lunak yang
  mengelilingi menentukan perubahan bagian-bagian tulang di
                           bawahnya.
•Semua permukaan, dalam dan luar dari setiap
tulang ditutupi oleh pola yang tidak teratur dari
   daerah pertumbuhan (Growth fields) yang
 terdiri dari bermacam-macam jaringan lunak
      membran osteogenik atau kartilago

•Tulang tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi
 tulang tumbuh oleh lingkungan jaringan lunak
           pada daerah pertumbuhan

  •Hal yang menentukan pertumbuhan tulang
  terletak pada tulang yang terdapat jaringan
lunak, otot,, mukosa, pembuluh darah, syaraf,
      jaringan ikat, otak dan lain-lain.
Beberapa daerah pertumbuhan mempunyai
aturan tertentu pada pertumbuhan tulang
khusus yaitu sisi pertumbuhan, Hal ini termasuk

•Kondilus mandibula
•Tuberositas maksilaris
•Sinkondrosisi dari dasar otak
•Sutura dan prosesus alveolaris
Susunan tempat-tempat pertumbuhan
Tempat-tempat yang berwarna merah = aposisi tulang
Tempat-tempal yang berwarna biru  = resorpsi tulang
Pusat-pusat pertumbuhan
     Istilah ini sering digunakan untuk menerangkan tempat-tempat
 pertumbuhan yang sangat aktif dimana cukup signifikan untuk proses
    pertumbuhan seperti sutura-sutura cranium dan wajah, kondilus
  mandibularis, tuberositas maksilaris. dan synchondrosisi basis cranii.
Meskipun pertumbuhan tulang tidak hanya terjadi pada daerah-daerah ini
 saja Semua tempat-tempat pertumbuhan baik pada permukaan dalam
   maupun permukaan luar tulang juga berperan aktif dlm proses ini
Bahan ngajar tumbang new harun 3

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungAlex Bleskadit
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141maulidenil gebi
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalMellaniCindera
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATdevita nuryco
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 

La actualidad más candente (20)

Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantungPertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
Pertimbangan dental pada pasien dengan penyakit jantung
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINATIMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
IMBIBISI SINERESIS PADA BAHAN CETAK HIDROKOLOID ALGINAT
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 

Destacado

Pre natal and post natal growth of mandible and tmj
Pre natal and post natal growth of mandible and tmjPre natal and post natal growth of mandible and tmj
Pre natal and post natal growth of mandible and tmjIndian dental academy
 
Growth and development of mandible /certified fixed orthodontic courses by ...
Growth and development of mandible   /certified fixed orthodontic courses by ...Growth and development of mandible   /certified fixed orthodontic courses by ...
Growth and development of mandible /certified fixed orthodontic courses by ...Indian dental academy
 
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...Indian dental academy
 
Theories of growth and development
Theories of growth and developmentTheories of growth and development
Theories of growth and developmentVertika Gupta
 
Embriología, osificaciòn
Embriología, osificaciònEmbriología, osificaciòn
Embriología, osificaciònMisha Ellie
 

Destacado (7)

Logbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdgLogbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdg
 
Pre natal and post natal growth of mandible and tmj
Pre natal and post natal growth of mandible and tmjPre natal and post natal growth of mandible and tmj
Pre natal and post natal growth of mandible and tmj
 
Growth and development of mandible /certified fixed orthodontic courses by ...
Growth and development of mandible   /certified fixed orthodontic courses by ...Growth and development of mandible   /certified fixed orthodontic courses by ...
Growth and development of mandible /certified fixed orthodontic courses by ...
 
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...
Mandible growth pre natal & post natal / /certified fixed orthodontic courses...
 
Theories of growth and development
Theories of growth and developmentTheories of growth and development
Theories of growth and development
 
Embriología, osificaciòn
Embriología, osificaciònEmbriología, osificaciòn
Embriología, osificaciòn
 
Tumbuh kembang janin trimester 1
Tumbuh kembang janin trimester 1Tumbuh kembang janin trimester 1
Tumbuh kembang janin trimester 1
 

Similar a Bahan ngajar tumbang new harun 3

Embriologi gastrointestinal
Embriologi gastrointestinalEmbriologi gastrointestinal
Embriologi gastrointestinalAnna Lestari
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiJuliasti Pasorong
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaTitik Kadarsih
 
Embryologi sal cerna, rev
Embryologi sal cerna, revEmbryologi sal cerna, rev
Embryologi sal cerna, revirsyad3736
 
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan pjj_kemenkes
 
jejas persalinan
jejas persalinanjejas persalinan
jejas persalinanAi Aan Ani
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka pjj_kemenkes
 
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada pjj_kemenkes
 
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptx
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptxPPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptx
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptxshelladepari
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBudi Setyawansby
 
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisProses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisFirah Alam
 

Similar a Bahan ngajar tumbang new harun 3 (20)

Skeleton
SkeletonSkeleton
Skeleton
 
Embriologi gastrointestinal
Embriologi gastrointestinalEmbriologi gastrointestinal
Embriologi gastrointestinal
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
 
Anatomi umum
Anatomi umumAnatomi umum
Anatomi umum
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Fitria hari
Fitria hariFitria hari
Fitria hari
 
Embryologi sal cerna, rev
Embryologi sal cerna, revEmbryologi sal cerna, rev
Embryologi sal cerna, rev
 
Skeleton
SkeletonSkeleton
Skeleton
 
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
jejas persalinan
jejas persalinanjejas persalinan
jejas persalinan
 
SISTEM GERAK-1.ppt
SISTEM GERAK-1.pptSISTEM GERAK-1.ppt
SISTEM GERAK-1.ppt
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
 
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada
Sistem Kerangka Tengkorak dan Rangka Dada
 
M1-TOPIK 1 PKUK1104.pptx
M1-TOPIK 1 PKUK1104.pptxM1-TOPIK 1 PKUK1104.pptx
M1-TOPIK 1 PKUK1104.pptx
 
PPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptxPPT tenggorok.pptx
PPT tenggorok.pptx
 
Konsep Kehamilan
Konsep KehamilanKonsep Kehamilan
Konsep Kehamilan
 
Faktor 3 p
Faktor 3 pFaktor 3 p
Faktor 3 p
 
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptx
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptxPPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptx
PPT_Minggu 7_Isty Fakhrunnisa_Bedah Orthopedi_DDH -.pptx
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusia
 
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisProses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
 

Último

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Último (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Bahan ngajar tumbang new harun 3

  • 2. DEFINITION MOSBY DENTAL DICTIONARY, 2008 GROWTH IS DEFINED AS AN INCREASE IN SIZE DEVELOPMENT IS DEFINED AS A PROGRESSION TOWARD MATURITY. THUS THE TERMS ARE USED TOGETHER TO DESCRIBE THE COMPLEX PHYSICAL, MENTAL, AND EMOTIONAL PROCESSES ASSOCIATED WITH THE “GROWING UP” OF CHILDREN.
  • 3. MOYERS, 1988 GROWTH MAY BE DEFINED AS THE NORMAL CHANGES IN AMOUNT OF LIVING SUBSTANCE. GROWTH IS THE QUANTITATIVE ASPECT OF BIOLOGIC DEVELOPMENT AND IS MEASURED IN UNITS OF INCREASE PER UNIT OF TIME, FOR INSTANCE, INCHES PER YEAR OR GRAMS PER DAY. SUCH AS BONES AND TEETH. GROWTH MAY RESULT IN INCREASES OR DECREASES IN SIZE, CHANGE IN FORM OR PROPORTION, COMPLEXITY, TEXTURE, AND SO
  • 4. DEVELOPMENT REFERS TO ALL THE NATURALLY OCCURING UNINDIRECTIONAL CHANGES IN THE LIFE OF AN INDIVIDUAL FROM ITS EXISTENCE AS A SINGLE CELL TO ITS ELABORATION AS A MULTIFUNCTIONAL UNIT TERMINATING IN DEATH. IT ENCOMPASSEES THE NORMAL SEQUENTIAL EVENTS BETWEEN FERTILIZATION AND DEATH. THE TERM “MULTIFUNCTIONAL UNIT” EMPHASIZES THE ELABORATION OF MULTIPLE FUNCTIONS RATHER THAN MULTIPLE CELLULARITY.
  • 5. GROWTH AND DEVELOPMENT PERIOD 1. PRENATAL / INTRA UTERIN A) EMBRIO PERIOD B) FETUS PERIOD - EARLY FETUS PERIOD - LATE FETUS PERIOD MOERSINTOWARTI, 2002
  • 6. 2. POSTNATAL A) NEONATAL PERIOD (0-28 DAYS) B) INFANCY PERIOD - EARLY INFANCY PERIOD (1-12 MONTHS) - LATE INFANCY PERIOD (1-2 YEARS) 3. PRESCHOOL (2-6 YEARS) 4. SCHOOL AGE / PREPUBERTY (F: 6-10 YEARS, M: 8-12 YEARS) 5. ADOLESCENCE (F: 10-18 YEARS, M: 12-20 YEARS)
  • 7. POSTNATAL GROWTH PERIODS INFANCY  FIRST POSTNATAL YEARS OF LIFE CHILDHOOD: 1.EARLY PHASE  1-6 YEARS 2.MIDDLE PHASE  6-10 YEARS 3.LATE PHASE  10-15 OR 16 YEARS ADOLESENCE: MALE  14 – 20 YEARS BISHARA, 2001 FEMALE  13 – 20 YEARS
  • 8.
  • 9. VARIATION OF SYSTEMIC GROWTH SCAMMON’S BASIC GROWTH CURVE 1.THE LYMPHOID CURVE 2.THE NEURAL CURVE 3.THE GENERAL CURVE 4.THE GENITAL CURVE
  • 10. Tumbuh kembang kraniofasial post natal • Tulang kepala Neuro kranium Viscero kranium Dasar tempat otak Basis kranii Atap otak calvaria kranii Pada bayi, tulang Calvaria dipisahkan oleh jaringan ikat fibrosa Sutura Fontonella
  • 11. Frontal bone Anterior fontanel Parietal bone Posterior fontanel Posterior fontanel Mastoid fontanel Temporal bone Sphenoid fontanel Mandible Sphenoid bone Zygomatic bone Maxilla Occipital bone
  • 12.
  • 13. Tulang Kranium Pertumbuhan Cranium merupakan indikator pertumbuhan otak Pada Antropometri pengukuran lingkar kepala dipakai sebagai petunjuk pertumbuhan otak Tumbuh kembang otak sangat menentukan kecerdasan seseorang Otak berkembang meningkatkan aktifitas fisik dan mental
  • 14. Jumlah tulang kranial pada bayi dan dewasa tidak sama Beberapa tulang pada waktu dewasa merupakan satu tulang, sedangkan pada bayi terdiri dari beberapa tulang yang terlepas satu sama lain Beberapa istilah yang perlu diketahui menyangkut pertumbuhan tulang -Periosteal - Resorpsi -Endosteal - Kanseleus -Syncondrosis - Sutura -Aposisi - Fontonella
  • 15. Basis Cranii dibentuk oleh Kartilago Pertumbuhan berlangsung sepanjang - Sphenoethmoidale - Sphenooccipitale - Inter occipitale - Occipitale Pertumbuhan enchondral sampai usia 25 tahun Kranium bertambah panjang dan mendorong mandibula ke depan
  • 16. Tulang Wajah Pertumbuhan wajah ditentukan : - Ras - Jenis kelamin - Genetik - Usia Pertumbuhan berlangsung sepanjang sutura yang menghubungkan tulang wajah dan kranii - Sutura frontonasalis - Sutura frontomaksillaris - Sutura zygomaticotemporalis - Sutura palatinus
  • 17.
  • 18. Maksila -Maksila merupakan bagian dari tulang kranium S.Sphenooccipitalis S.Sphenoethmoidalis S.Frontomaxillaris Maksila S.Zygomaticomaxillaris S.Zygomaticotemporalis S.Palatina Pertumbuhan maksila bergerak : - ke depan - ke bawah Pertumbuhan enchondral dari basis cranii septum nasalis
  • 19. Maksilla proper Maksila Pre maksilla Pertumbuhan maksilla ke arah lebar / tranversal ditentukan oleh sutura-sutura - Pertumbuhan S. Palatina mediana - Pertumbuhan S. Zygomaticolakrimalis - Sutura pada tulang - tulang hidung - Processuss pterigoideus
  • 20.
  • 21. PERTUMBUHAN MAKSILA Aposisi tulang pada dinding posterior tuberositas maksila Remodelling & Panjang lempeng maksila maksila di posterior Resorpsi pada permukaan dalam tuberositas maksila Lempeng kortikal bergerak ke arah belakang dan untuk memperbesar ruangan rongga udara
  • 22. Remodelling Lengkung Atas Rahang atas diperluas ke posterior dengan cara aposisi tulang pada permukaan luar kortikal tuberositas maksila dan resorpsi pada lempeng dalam. H ini menyebabkan fossa pterygopalatina dan al pteryomaxillary fissure (P M untuk bergerak ke posterior (PT T ) M diilustrasikan sebagai teardrop terbalik,seperti pada sefalogram). Kiri: Fossa Pterygopalatina terletak antara lempeng pterygoid dan tuberositas maksila (Enlow, 1982).
  • 23. Primary dan secondary displacement maxilla Referensi bidang vertical = garis PTM Referensi bidang horizontal = bidang oklusal fungsional Kiri : Pertumbuhan panjang maksila dan pergeseran ke anterior secara simultan (primary displacement). Keduanya berubah mengambil tempat dengan jumlah yang sama. Kanan : Secondary displacement maksila dihasilkan dari pembesaran middle cranial fossa.
  • 24. Primary displacement kompleks nasomaxillary Struktur tulang tumbuh ke atas dan ke belakang {<=) karena proses deposisi dan resorpsi. Secara simultan seluruh kompleks nasomaxillary berpindah Ke depan. «=>) oki diperlukan ruangan untuk aposisi tulang yang dihasilkan sekitar permukaan artikularis. Primary displacement sllu mengambil tempat berlawanan arah dgn vektor pertumbuhan tulang. Kanan : secara diagramatik memperlihatkan peristiwa selama primary displacement Tulang diremodeling dan berpindah pada arah yang berlawanan secara simultan (Enlow, 1982)
  • 25. Secondary displacement kompleks nasomaxillary Proses ini tidak berhubungan dengan pertumbuhan tulang itu sendiri. Tipe displacement ini dimulai dengan pembesaran tulang dari Jaringan lunak sekitarnya. Hal ini berefek dalam meneruskan/mentransfer dari tulang ke tulang dan berkembang pada daerah yang relatif jauh. Secondary displacement kompleks nasomaxillary disebabkan oleh pertumbuhan middle cranial fossa dan lobus temporalis dan arahnya ke depan dan ke bawah (=>)kanan : secara diagramatik memperlihatkan secondary displacement tulang berpindah tanpa mengalami remodeling (Enlow
  • 26. Mandibula Pada waktu bayi dilahirkan, mandibula sangat kecil dan terdiri dari 2 bagian yang sama, dihubungkan dengan jaringan fibrosa Mandibula tumbuh dan berkembang melalui kartilago, periosteal dan endosteal Pada 6 bulan pertama setelah lahir, kartilago berubah menjadi tulang dengan cara aposisi permukaan, dan tumbuh kearah atas, belakang dan luar sesuai eksistensi tulang
  • 27. PERTUMBUHAN MANDIBULA Kondilus terjadi atas kartilagohialin yang ditutupi oleh jaringan pengikat fibrosa yang tebal dan padat Pertumbuhan mandibula keanterior sangat cepat, sehingga pada waktu bayi dilahirkan, posisi dagu lebih ke posterior daripada maksila, dengan bertambahnya umur maka hubungannya menjadi harmonis Lebar mandibula mengikuti kondilaris mandibula dan berhubungan dengan tulang kranial
  • 28. Perpindahan Mandibular Pertumbuhan kartilago mandibula merupakan penyebab perpindahan mandibula. Kanan: Berdasarkan teori pertumbuhan yang lain, perpindahan mandibula merupakan proses yang utama dan hasil dari pembesaran jaringan lunak. Pertumbuhan kondilus merupakan proses yang kedua dan bersifat adaptasi, dan membangun hubungan perpindahan mandibula pada TMJ (Enlow, 1982).
  • 29. Remodeling mandibular Mandibula berelongasi ke posterior berkaitan dengan resorpsi dan remodeling batas anterior ramus. Kiri : Korpus mandibula memanjang dalam jumlah yang sama dengan pembesaran lengkung maksila dimana strukturnya sama (E nlow, 1982).
  • 30. Perpindahan primer mandibula Kanan:Elongasi korpus mandibula dan perpindahan mandibula ke anterior berlangsung secara simultan. Kiri: Proses ini distimulasi oleh pertumbuhan posterior kondilus dan batas posterior ramus. Ramus kembali ke lebar sebenamya oleh deposisi tulang dengan aktivitas yang sama antara deposisi di posterior dan resorpsi di anterior
  • 31. Pertumbuhan bagian tengah basis kranial juga menuntun perpindahan sekunder mandibula, yang menyerupai maksila Perpindahan Sekunder Mandibula Kiri : Mandibula berpindah ke depan dan ke bawah akibat pembesaran basis kranial tengah. Seperti pertumbuhan fossa kranial tengah yang lebih ke anterior kondilus. Perpindahan ke depan mandibula tidak seperti maksila. Jadi fase ini berakhir meskipun kedua struktur berelongasi dalam jumlah yang sama dengan hubungan maksilomandibula kelas II.
  • 32. Pertumbuhan Horisontal Ramus Ramus, yang merupakan struktur pertumbuhan spesifik yang sama dengan fossa kranial tengah. digeser ke posterior sampai dimensi horisontalnya berhubungan dengan fossa kranial tengah. Perumbuhan simultan kondilus yang secara diagonal mengarah ke atas dan ke belakang, menyebabkan pergeseran mandibula ke depan pada saat yang sama. Kanan : Kompensasi untuk ketidaksesuaian dalam arah sagital antara rahang atas dan rahang bawah dan perpindahan bidang oklusal ke bawah.
  • 33. Sebagai perluasan fossa kranial tengah sebagian besar mengarah ke depan, sebagai contoh pembesaran terlokalisir di anterior kondilus dan ramus, perpindahan sekunder tidak membawa mandibula sejauh perpindahan maksila kedepan. Ketidakseimbangan ini diakibatkan pertumbuhan horisontal ramus, yang menuntun hubungan anatomi yang normal antara lengkung maksila dan mandibula. Jadi. pertumbuhan ramus sama dengan pertumbuhan fossa kranial tengah.
  • 34. Interaksi secara HUNTER – ENLOW langsung Komponen masing-masing bagian tengkorak kepala berkembang dalam arah Tujuan : yang berbeda mengkompensasi variasi aktivitas pertumbuhan Gangguan Growth Equivalent bekerja dalam arah yang berbeda Kelainan Craniofacial
  • 35. Basis cranii bagian Elongasi anterior basis cranii (x) anterior (a), spheno-occipital dihubungkan dengan pembesaran complex (b), nasomaxillary nasomaxillary complex yang complex (c) dan mandibulla (d) sesuai. Perkembangan selanjutnya merupakan komponen yang dalam arah posterior (g) dan bersifat individual dari perpindahan tempat ke anterior (f) tengkorak kepala. pada saat yang sama.
  • 36. Pertumbuhan sinkondrosis spheno- occipital (m,k) membentuk growth equivalent untuk nasopharynx (p) dan ramus mandibula (d). Ramus tumbuh dalam arah posterior (g) dan seluruh mandibula bergeser ke depan (z). Proses ini mengkompensasi hubungan sagital lengkung mandibula terhadap porusi nasomaxillary complex. Pemanjangan vertical dari clivus dan ramus (b dan d) membentuk growth equivalent untuk perkembangan vertical nasomaxillary complex (c).
  • 37. Hipotesis tentang pertumbuhan Osteogenesis dari chondrocranium dan desmocranium murni dikendalikan oleh genetik, Sicher, 1952 dan sutura merupakan struktur jaringan yang dominan Faktor primer yang mengontrol pertumbuhan Scott, 1967 kraniofasial : kartilago dan periosteal Melokalisasi fungsi kontrol untuk osteogenesis Moss & Salentijn, craniofacial pada jaringan lunak sekitarnya lebih 1969 baik dari pada jaringan keras
  • 38. Mekanisme kontrol yang mengatur pertumbuhan tulang fasial Kumpulan parameter yang paling penting Genetic Cranial Synchondroses Primary Influence Growth Facial Cartilage tissue Sutures Local Secondary Influence Growth Periosteum
  • 39. Intrinsic Genetic Factors Kondrogenesis Local Epigenetic Factors EndoChondral General Epigenetic Factors Osifikasi Local Environtmental Factors Intramembran Osifikasi General Environmental Factors
  • 40. Osifikasi Intramembran Osifikasi langsung karena sel asal tulang bersatu dan membentuk jaringan tulang setempat tanpa didahului pembentukan model tulang rawan Osifikasi Endokondral Osifikasi tidak langsung karena terjadi dalam suatu model tulang rawan yang telah dibentuk sebelumnya
  • 41. Osteogenesis → dipengaruhi Fungsional Lokal Hubungan timbal balik ↓ Moss, 1982 Functional Cranial Analysis ↓ Etiologi dan Penilaian Maloklusi Tiap komponen kranial terdiri dari : Matriks Periosteal MATRIKS FUNGSIONAL Matriks Kapsular UNIT SKELETAL Mikroskeletal Makroskeletal
  • 42. Matriks kapsular 1 = matriks kapsular neurokranial 2 = matriks kapsular orofasial Gambar diagram matriks kapsular neurocranial dan orofasial. Matiks kapsular neurocranial ditunjukkan oleh massa neural yang dibentuk oleh otak, leptomeninges, dan cairan serebrospinal. Matiks kapsular orofasial dibentuk oleh oral, nasal dan functioning space pharyng.(Moss dan Salentijn, 1969)
  • 43. Unit skeletal mandibula Mandibula merupakan contoh dari unit macroskeletal dan terdiri dari condylar, coronoid, angularis, alveolar dan unit microskeletal basal. Otot temporalis merupakan matriks periosteal dari unit coronoid sedangkan otot masseter dan otot ptreygoid medialis merupakan matriks periosteal dari prosesus angularis. Gigi geligi mempengaruhi unit alveolar dan pembuluh darah sedangkan saraf dari canalis mandibular berpengaruh pada unit basalis. (Moss, 1982)
  • 44. Matriks Kapsular → Menggunakan pengaruh langsung pada unit Makroskeletal dan komponen kranial fungsional Matriks Periosteal → Mengubah bentuk dan ukuran dari hubungan unit Mikroskeletal Moss, 1973 Transformasi : Perubahan Ukuran dan bentuk selama pertumbuhan Translasi : Perubahan dalam posisi ruang
  • 45. Pergeseran Kortikal Prinsip pertumbuhan pergeseran Resorpsi Aposisi Ketebalan tulang akan konstan
  • 46. Pergeseran Kortikal Pembentukan tulang lamellar di atas permukaan endosteal dan resorpsi permukaan periosteal, menyebabkan seluruh korteks mengalami pergeseran. Jika kedua permukaan bergeser pada tingkat yang sama, ukuran tulang akan dipertahankan. Pewarnaan yang asimetris di sekilar sel tulang, nampak pada gambar yang menunjukkan arah dari pergeseran (ditandai pada interval 1 minggu menggunakan 7 warna yang berbeda, fluoresense dengan menarik UV)
  • 47. deposisi resorpsi Periodontal space Akar gigi Pergeseran soket alveolar selama pertumbuhan Resorpsi tulang alveolar pada permukaan yang berhadapan dengan pergeseran dan aposisi pada permukaan alveolar. Dengan ini, gigi mempertahankan posisinya dalam tulang alveolar selama proses pergerakan tulang pada pertumbuhan K arena itu, penting bahwa lokasi proses resorpsi dan aposisi alveolar adalah sama dan terjadi dalam arah yang berlawanan dengan proses periosteal dan endosteal. Pewarnaan yang pekat pada dentin (lapis demi lapis yang ditandai oleh pewarnaan yang berbeda) disebabkan oleh proses pertumbuhan selanjutnya
  • 48. Perpindahan Deposisi Dalam posisi tulang relatif relokasi Aposisi Kemampuan Dalam menyesuaikan Diri Terhadap Remodelling beban tulang fisiologis Resorpsi
  • 49. Remodeling adalah proses pembentukan dan penambahan ukuran sebagai konsekwensi relokasi progresif Remodelling merupakan aktifitas pertumbuhan differensial yang diperlukan untuk pembentukan tulang, yang melibatkan deposisi Dan resorpsi secara simultan pada semua permukaan dalam dan Luar seluruh tulang Perubahan regional Dimensi Proporsi Penyesuaian regional terhadap fungsi Perkembangan tulang dan variasi pertumbuhan Jaringan lunak
  • 50. mpat macam remodeling pada jaringan tulang Remodeling biokimia yang melibatkan deposisi dan pembuangan ion-ion secara terus menerus untuk mem pertahankan homeostasis mineral Remodeling pertumbuhan, penambahan yang konstan pada tulang selama masa anak-anak Remodeling Haversion, proses rekonstruksi kortikal ketika tulang vaskuler primer diganti Regenerasi dan rekonstruksi tulang selama dan setelah keadaan patologis atau trauma. •Anaka-anak •Pertumbuhan tulang •Remaja •Vaskularisasi
  • 51. Relokasi dan remodeling Akibat aposisi tulang (+) dan resorpsi (-). Sebagai hasil dari proses pertumbuhan tahap demi tahap, daerah hitam mengalami translokasi dari batas posterior menjadi batas anterior ramus, tanpa merubah posisinya. K Superposisi untuk menunjukkan proses pertumbuhan ramus. B iri: agian-bagian kepala kondilar berubah menjadi leher kondilus selama proses relokasi. P otongan melalui a) dan b) menunjukkan perubahan-perubahan remodeling lokal yang diperlukan untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran struktur-struktur terhadap posisi
  • 52. Relokasi dan remodeling mandibula selama pertumbuhan Proses remodeling ramus terjadi di posterior. Body mandibula bertambah panjang akibat remodeling ramus, yang secara simultan bergerak ke arah belakang (E nlow. 1968).
  • 53. Perpindahan primer dan pertumbuhan tulang Dua mekanisme pertumbahan dasar yang saling berkaitan. Dimulai pada posisi : (1) seluruh mandibula bergerak ke bawah dan ke depan (2) menjauhi articular joints, akibat pertumbuhan jaringan lunak di sekitarnya. Gerakan translator ini menstimulasi pelebaran dan remodeling (3) kondilus dan rami yang sejajar dengan perpindahan. Proses pertumbuhan tulang diarahkan ke atas dan ke belakang dalam jumlah yang sama dcngan perpindahan mandibula. Perubahan akibat kombinasi proses-proses tersebut terlihat pada (4) (Ten Cate. 1980).
  • 54. Pada A, Model berada dari posisi P ke P’. Hal ini dapat terjadi melalui dua proses dasar : pertumbuhan langsung kortikal (drift) (B) atau displacement (C). Kedua proses ini menghasilkan pergerakkan berulang yang berbeda langsung secara terus menerus.
  • 55. Tulang tulang wajah dan tengkorak banyak Yang mempunyai konfigurasi ‘’V’’ atau regio Regio yang berbentu ‘’V’’ Berguna dalam memahami deposisi dan resorpsi pada remodeling yang rumit selama Pertumbuhan, dalam arah panjang 1. Penambahan lebar ukuran keseluruhan daerah yang berbentuk ‘’V’’ Hasil proses pertumbuhan2. Gerakan seluruh struktur ‘’V’’ ke arah : ujungnya yang melebar 3. Relokasi kontinyu
  • 56. Prinsip ‘’V’’ Ekspansi vertical Kiri: Menurut konsep pertumbuhan ini, tulang dideposisikan pada permukaan dalam dari tulang yang berbentuk "V", dan diresorpsi pada permukaan luar. Maka, "V" bergerak dari ujungnya yang sempit (arah panah) dan melebar dalam ukuran keseluruhan. Kanan: Potongan longitudinal melalui prosesus koronoid kanan dan kiri. Prosesus tersebut membesar selama pertumbuhan sesuai dengan prinsip "V". Tulang dideposisi pada permukaan lingual dan diresorpsi dari permukaan bukal. Struktur bertambah panjang, ujung-ujung prosesus koronoid menjadi lebih divergen, dan tulang basalnya menjadi konvergen (Enlow, 1963)
  • 57. Prinsip “V” Ekspansi horisontal M andibula diperlihatkan dari atas, termasuk potongan horisontal melalui dasar dari prosesus coronoid. Tulang terdeposisi pada permukaan lingual dari struktur mandibula sampai pd permukaan ramus. maka, prosesus koronoid begerak dan tulang terdeposisi pd permukaan bagian dalam kearah belakang, dan bagian posterior dari mandibula mengalami pelebaran (E nlow, 1982). K B M iri: tk andibular, anak umur 5 tahun dan dewasa dipandang dari atas.
  • 58. ‘’Sisi-sisi tulang yang menghadap arah pertumbuhan Mengalami deposisi dan sisi yang berlawanan akan Mengalami resorpsi’’ Proses ini berlangsung pada permukaan tulang Kontralateral sehingga lempeng kortikal mengikuti Jalannya pertumbuhan Arah pertumbuhan tidak sama untuk semua daerah tulang karena tiap regio dari suatu struktur mempunyai pola pertumbuhan spesifik sendiri. Arah pertumbuhan yang terbalik dapat menyebabkan terjadinya proses deposisi dan resorpsi tulang secara langsung berdekatan satu sama lain pada korteks yang sama
  • 59. Prinsip permukaan + = Deposisi tulang - = Resorpsi tulang Daerah ‘’ X ‘’ pada permukaan luar tulang dan ‘’B’’ pada permukaan dalam berada dalam pertumbuhan (→) dan mengalami deposisi. Daerah ″A″dan ″Y″ mengalami resorpsi dalam arah yang berlawanan (Enlow, 1982)
  • 60. Arah pertumbuhan daerah individual mandibula Warna merah = Deposisi tulang Warna biru = Resorpsi tulang Kanan : Panah-panah yang menuju tulang menunjukkan permukaan tulang periosteal yang tidak searah terhadap arah pertumbuhan dan oleh karena itu bersifat resorpsif. Panah yang keluar dari tulang menunjukkan permukaan periosteal yang menghadap arah pertumbuhan dan bersifat deposisif.
  • 61. Pertumbuhan tulang langsung dengan proses deposisi Dan resopsi pada permukaan tulang, yang menyebabkan Lempeng kortikal bergeser Perubahan tempat dari keseluruhan tulang karena Pertumbuhan tulangnya sendiri atau ekspansi Struktur-struktur sebelahnya Semua pertumbuhan tulang adalah gabungan dari dua proses dasar, yaitu Deposisi dan reposisi. Pertumbuhan tersebut diatur oleh daerah pertumbuhan (Growth Field) Yang terdiri dari jaringan lunak yang tertanam dalam tulang.
  • 62. Dua jenis pergerakan pertumbuhan yang dapat dilihat Selama pembesaran tulang kraniofasial : • Cortical drift atau pergerakan pertumbuhan pergerakan pertumbuhan kearah deposit-drift • Displacement atau Perpindahan tempat pergerakan dari keseluruhan tulang sebagai satu unit
  • 63. Pertumbuhan tulang dikontrol oleh apa yang disebut tempat-tempat pertumbuhan. Tempat-tempat ini tersebar dengan pola karakteristik seperti mosaik melalui permukaan, baik aktivitas aposisi atau resorpsi Tempat-tempat pertumbuhan berfungsi sebagai pacemaking function dimana dikontrol oleh jaringan lunak yang berdekatan. Tiap pertambahan panjang tulang dimulai dengan perpindahan tempat-tempat pertumbuhan di dalam membran jaringan ikat masing-masing (misalnya periosteum dan endosteum, sutura- sutura, ligamen periodontal dll.) Jaringan lunak yang mengelilingi menentukan perubahan bagian-bagian tulang di bawahnya.
  • 64. •Semua permukaan, dalam dan luar dari setiap tulang ditutupi oleh pola yang tidak teratur dari daerah pertumbuhan (Growth fields) yang terdiri dari bermacam-macam jaringan lunak membran osteogenik atau kartilago •Tulang tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi tulang tumbuh oleh lingkungan jaringan lunak pada daerah pertumbuhan •Hal yang menentukan pertumbuhan tulang terletak pada tulang yang terdapat jaringan lunak, otot,, mukosa, pembuluh darah, syaraf, jaringan ikat, otak dan lain-lain.
  • 65. Beberapa daerah pertumbuhan mempunyai aturan tertentu pada pertumbuhan tulang khusus yaitu sisi pertumbuhan, Hal ini termasuk •Kondilus mandibula •Tuberositas maksilaris •Sinkondrosisi dari dasar otak •Sutura dan prosesus alveolaris
  • 66. Susunan tempat-tempat pertumbuhan Tempat-tempat yang berwarna merah = aposisi tulang Tempat-tempal yang berwarna biru = resorpsi tulang
  • 67. Pusat-pusat pertumbuhan Istilah ini sering digunakan untuk menerangkan tempat-tempat pertumbuhan yang sangat aktif dimana cukup signifikan untuk proses pertumbuhan seperti sutura-sutura cranium dan wajah, kondilus mandibularis, tuberositas maksilaris. dan synchondrosisi basis cranii. Meskipun pertumbuhan tulang tidak hanya terjadi pada daerah-daerah ini saja Semua tempat-tempat pertumbuhan baik pada permukaan dalam maupun permukaan luar tulang juga berperan aktif dlm proses ini