SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
CHAPTER 3
V O C AT I O N S
By :
Muhammad Agung Prabowo (7156130754)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
PENDAHULUAN
Ada beberapa hal yang dibahas dalam bab 3
pendahuluan pendidikan kejuruan. Antara lain adalah :
1. Pengertian pendidikan kejuruan menurut para ahli
vocations
2. Hakikat pendidikan kejuruan
3. Fungsi pendidikan kejuruan
4. Tujuan pendidikan kejuruan
5. Landasan pendidikan kejuruan
6. The valuating of vocation
7. Imperative of Brute Fact’s
2
Pendidikan
kejuruan?

3
PENGERTIAN PENDIDIKAN KEJURUAN
1. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan
jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 pasal 1 ayat 3.
2. Byram dan Wenrich (1956) mengatakan bahwa “vocational education is
teaching people how to work effectively)
3. Rupert Evans(1978): Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistem
yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang
pekerjaan lainnya.
4. Smith-Hughes (1917) mendefinisikan “vocational education was training
less than college grade to fit for useful employment” (Thompson, 1973:107).
5. UUNo.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21:
Pendidikan Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.
APA PENGERTIAN
PENDIDIKAN
KEJURUAN
MENURUT ANDA?
K-DOLBE
1.
2.
3.
4.

KNOW
DO
LIVE TOGETHER
BE
HAKIKAT PENDIDIKAN KEJURUAN
•

...does not imply a one-way subordination of the person to the practice. Vocation describes work
that is fulfilling and meaningful to the individual, such that it helps to provide a sense of self, of
personal identity. (Hansen,1994, p. 263)
Terjemahan :
…Tidak berarti seseorang melalukan satu arah subordinasi untuk latihan tersebut.
Pendidikan Kejuruan yaitu pekerjaan yang penuh makna bagi individu, serta membantu
untuk memberikan rasa percaya diri, dan memiliki identitas pribadi yang kuat.
(Hansen, tahun 1994, hal 263)

•

The dominant vocation of all human beings at all times is living-intellectual and moral
growth. (Dewey, 1916 p.310)
…Pendidikan kejuruan tergantung dari tingkat intelektual dan moral seseorang.
(Dewey, thn 1916 hal.310)
FUNGSI PENDIDIKAN KEJURUAN
1. Menyiapkan individu menjadi
manusia seutuhnya yang mampu
meningkatkan kualitas hidup,
mengembangkan dirinya, dan
memiliki keahlian dan keberanian
membuka peluang meningkatkan
penghasilan.
2. Menyiapkan individu menjadi
tenaga kerja produktif.
3. Menyiapkan individu untuk hidup
bermasyarkat.
4. Menyiapkan individu menguasai
IPTEK
Selalu ada kesempatan sekecil apapun peluangnya
TUJUAN PENDIDIKAN KEJURUAN
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,
mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada
didunia usaha dana dunia industri, sebagai tenaga kerja tingkat
menengah sesuai dengan kompetensi bidang keahliannya.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan
gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan
mengembangkan sikap professional dalam bidangnya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai
dengan program keahiannya yang dipilih.
PRINSIP PENDIDIKAN
KEJURUAN
• Kesadaran akan karir
• Pendidikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari
masyarakat (public system)
• Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas
kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia industri
• Inovasi ditekankan pada kurikulum pendidikan kejuruan
• Seseorang disiapkan untuk dapat memasuki duni kerja
melalui pendidikan kejuruan
• Pengawasan dan meningkatkan pengalaman pekerjaan
/okupasi dapat diberikan melalui pendidikan kejuruan
TIGA TEORI PENDIDIKAN
KEJURUAN
(Prosser dan Allen, 1925)

1. Pendidikan Kejuruan yang efektif hanya dapat
diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan
cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang
diterapkan di tempat kerja
2. Pendidikan kejuruan akan efektif jika individu
dilatih secara langsung dan spesifik
3. Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif
kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan
dan pembelajaran yang diberikan berupa
pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan
Dimensi Kejuruan (Vokasi)

Individu

Sosial

Hansen (tahun 1994, hal 266) mengusulkan bahwa vokasi
menggambarkan suatu pekerjaan yang sosial dan nilai yang
memiliki makna tentang hubungan pribadi. Dengan demikian,
Hansen menekankan hubungan antara pribadi dan faktor
sosial.
Kegiatan Individu

BatasanBatasan
Individu
dalam
Vokasi

Hak Asasi

Gender

Bakat

Ketertarikan /
Kemauan
LANDASAN KEJURUAN

Hukum

Filosofis

Psikologi

Sosiologi

Kultural

IPTEK
Landasan Hukum
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 15: Menyatakan bahwa jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
• Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Landasan Filosofis
• Eksitensialisme: pendidikan kejuruan harus
mengembangkan eksistensi manusia, bukan
merampasnya.
• Esensialisme : pendidikan kejuruan harus
mengkaitkan dirinya dengan system-sistem
yang lain (ekonomi, ketenagakerjaan, politik,
social dan moral).
• Pragmatism, yaitu pandangan yang melihat
bahwa pendidik dan siswa unsur penting dalam
proses pembelajaran.
Landasan Psikologi
• Pendidikan kejuruan melandaskan diri pada
keyakinan bahwa manusia itu memiliki
perbedaan
dalam
dimensi-dimensi
fisik,intelektual, emosional, dan spiritualnya.
Oleh karena itu, perlu digunakan cara-cara
penyampaian yang berbeda-beda pulas
Landasan Sosiologi
• Pemahaman atas interaksi sosial akan
membantu perencanaan kurikulum yang sesuai
dengan keputusan tentang bagaimana sekolah
akan
berhubungan
dengan
masyarakat
(Beane:2005).
Landasan Kultural
• Pendidikan selalu terkait dengan manusia,
sedang setiap manusia selalu menjadi anggota
masyarakat dan pendukung kebudayaan
tertentu.
Kebudayaan
dan
pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan
dengan jalan mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara formal maupun
informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan
pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan
oleh kebudyaaan di tempat proses pendidikan
berlangsung.
Landasan Ilmu
dan Teknologi

Pengetahuan

• Pendidikan dan Ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat erat kaitannya, seiring dengan
kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan
mengalami kemajuan yang sangat pesat, begitu
juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan
menyebabkan tersedianya informasi empiris
yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada
kemajuan teknologi pendidikan.
The Valuing of Vocations
• “Every person shall be occupied in something which makes
the lives of others betterworth living, and which accordingly
makes the ties which binds persons together moreperceptible
– which breaks down the barriers of distance between them. It
denotes a stateof affairs in which the interests of each in his
work is uncoerced and intelligent: based onits congeniality to
his own aptitudes. (cited as seen Dewey, 1916, p. 316)”
Terjemahannya:
• “Setiap orang harus disibukkan dalam sesuatu yang membuat
kehidupan orang lain lebih baik dan layak dalam
kehidupannya. Dan membuat ikatan lebih erat secara
bersama-sama – sehingga lebih mudah memecah suatu
masalah atau hambatan antar mereka. Hal ini merupakan
keadaan di mana kepentingan masing-masing pribadi dalam
bekerja tidak terjadi paksaan dan cerdas dalam bekerja.
(dikutip dari Dewey, 1916, hal.316)”
The Valuing of Vocations
• Palmer (2000) berpendapat bahwa kejuruan
sebagai kejuruan yang menunjukkan pertumbuhan
ke arah otentik kebutuhan diri yang ingin dicapai
lebih dari melalui kerja saja, meskipun pekerjaan
merupakan komponen utama dari pertimbangan.
• Winch (2004a) mengklaim bahwa meskipun ada
perdebatan tentang jumlah waktu kita bekerja,
bagaimanapun, kami ingin pekerjaan yang harus
berharga, bukan hanya dalam imbalan kita saja,
tetapi juga di kepuasan intrinsik yang datang dari
melakukan sesuatu yang kita lihat sebagai sesuatu
(pekerjaan) yang berharga.
The Valuing of Vocations
• Bauman (1998), memberikan gagasan untuk
menemukan diri yang otentik atau nilai sebenarnya
dengan cara yang mencerminkan penyimpangan
dan egaliter dunia dari pandangan yang
sebelumnya adalah etos kerja telah digantikan oleh
estetika kerja.
• “. . . a vocation may be many things. . .. but what most
emphatically it is not –not in thisrendering of it at any rate– is a
proposition for a life project or a whole life strategy. (1998, p.
36)”
Terjemahannya:
• “... Sebuah kejuruan mungkin sangat banyak variasinya...
tetapi apa yang dipilih merupakan pilihannya selamanya-tidak
mengambil kejuruan yang bukan bidangnya - ada proposisi
untuk proyek hidup atau strategi seumur hidup. (1998, hal.
36)”
The Valuing of Vocations
• Pernyataan sentiment baik yang baru dan tradisi lama
dipegang dari posisi-posisi istimewa elit sosial dari Aristoteles.
• Kritik ini menekankan perlunya konsepsi kejuruan yang
dimediasi oleh bentuk-bentuk sosial dan keharusan, namun
pada akhirnya diartikulasikan oleh dan mengistimewakan
perspektif pribadi.
• Kebanyakan orang ingin terlibat dalam pekerjaan yang dapat
membuat penilaian tentang nilainya, daripada membuat
penilaian dari sudut pandang poin orang lain.
• Akibatnya, tidak semua bentuk pekerjaan berbayar
menyatakan bahwa individu yang melakukannya dapat
diklasifikasikan sebagai kejuruan mereka: hanya komponenkomponen yang memiliki arti besar bagi mereka.
• Martin (2001) menunjukkan bahwa kejuruan adalah karya kita
memilih untuk melakukan yang berbeda dari pekerjaan yang
harus kita lakukan (hal. 257).
The Valuing of Vocations
•

Demikian pula, Hansen (1994, hlm263-264) menyatakan bahwa:
“. . . being a teacher, a minister, a doctor, or a parent would not be vocational
if the individual kept the practice at arm’s length, divorced from his or her
sense of identity, treating it in effect as one among many indistinguishable
occupations. In such a case, the person would be merely an occupant of a
role. This is not to say the person would conceive the activityas meaningless.
He or she might regard it as strictly a job, as a necessity one has to accept,
perhaps in order to secure the time or resources to do something else. Thus,
in addition tobeing of social value, an activity must yield a sense of personal
fulfilment in its own right in order to be a vocation.”

Terjemahannya:
• “...menjadi guru, pendeta, dokter, atau orang tua atau tidak menjadi kejuruan
apapun jika individu terus bekerja dengan (menggunakan) lengan panjang,
berlindung dari identitas dirinya, memulihkan dari efek sebagai salah satu di
antara banyak pekerjaan yang dibedakan. Dalam kasus seperti itu, orang
tersebut akan hanya menjadi penghuni peran. Ini bukan untuk mengatakan
orang tersebut akan memahami aktivitas sebagai sesuatu yang berarti. Dia
mungkin menganggapnya sebagai pekerjaan yang ketat, sebagai salah satu
kebutuhan yang harus diterima, mungkin dalam rangka untuk menggunakan
waktu atau sumber daya untuk melakukan sesuatu yang lain. Dengan
demikian, selain menjadi nilai sosial, kegiatan harus menghasilkan rasa
pemenuhan pribadi dalam dirinya sendiri agar menjadi kejuruan.”
The Valuing of Vocations
• Dalam satu penelitian, seorang mahasiswi fisioterapi bekerja
paruh waktu di sebuah gimnasium sebagai resepsionis dan
pelatih, untuk membantu dukungan studi universitasnya
(Billett dkk., 2005).
• Kemudian dia bekerja paruh waktu untuk menjadi resepsionis
di sebuah pusat fisioterapi, untuk tujuan terkait. Pekerjaan
paruh waktu ini selaras dengan dan menjadi bagian dari
lintasan kejuruannya.
• Namun, dalam studi yang sama, wanita itu bekerja paruh
waktu di sebuah restoran untuk mendukung studi
universitasnya.
• Pemilik restoran mendorong dia untuk mengambil peran
pengawasan dan pelatihan dengan pelayan paruh waktu
lainnya di restoran. Namun, dia menolak, karena ini bukan
bagaimana dia ingin menghabiskan waktu dan energi.
Berbeda dengan pemilik restoran yang sedang berlatih
kejuruannya melalui pekerjaan mereka, bagi dia, pekerjaan
hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan kejuruannya.
The Valuing of Vocations
• Somerville (2006 ) melaporkan bahwa banyak pekerja
perawatan manula terlibat dalam bentuk pekerjaan itu
karena dinilai lebih mudah (tersedia secara lokal dan
cocok dengan komitmen lain).
• Namun, seiring waktu, ia menemukan bahwa banyak
dari para pekerja itu melakukan pekerjaan mereka
untuk mengidentifikasi dirinya sebagai pekerja
perawatan manula.
• Jadi, keterlibatan awal mereka didasarkan pada
pemenuhan keharusan pribadi satu jenis (misalnya
uang produktif). Namun, melalui keterlibatan dalam
kegiatan ini dan dengan usia pasien, pekerjaan
mereka menjadi penting dalam cara-cara yang
melampaui pekerjaan yang hanya dibayar yaitu
menjadi kejuruan mereka.
The Valuing of Vocations
Menurut Dewey (1916)

TUJUAN
SOSIAL

TUJUAN
PRIBADI

Di sini kita melihat saling ketergantungan yang kuat antara
tujuan sosial dan tujuan pribadi. Keterlibatan ini
memberikan pengertian bahwa didalam bekerja bukan saja
mencari penghasilan tetapi juga perlu adanya hubungan
sosial antar pekerja agar suasana kerja lebih nyaman dan
harmonis.
Imperative of Brute Fact’s
• Fakta brute (Searle, 1995): fakta-fakta alam.
• Dua dimensi kasar kejuruan individu:
(i) ada kegiatan yang muncul dari dunia fisik dan
(ii) ada fakta Brute/kasar yang membentuk ruang lingkup
panggilan individu (yaitu apa yang mereka bisa terlibat
dalam dan cita-cita)
Pertama, banyak dari kegiatan di mana manusia terlibat
masalah yang didapatkan dalam alam.
Seperti: Kebutuhan untuk membangun dan memelihara,
kebutuhan panas dan dingin, perawatan untuk muda dan
tua, memberikan ketentuan kesehatan bagi mereka yang
sehat dan persediaan makanan yang aman secara
imperatif yang ditemukan di alam, dan diwujudkan dalam
kegiatan yang berusaha untuk mengatasi kebutuhan
hewan, dan bagaimana mereka berubah.
Imperative of Brute Fact’s
Kedua,
individu juga dibentuk oleh kematangan, yang dapat
membentuk suatu perkembangan emosionalnya dan
juga perkembangan tingkah laku. Pilihan kejuruan
dibatasi oleh fakta Brute berupa penuaan yaitu usia.
Misalnya: pada suatu tingkat usia, petugas
pemadam kebakaran dan personil militer tidak
memiliki kekuatan fisik yang diperlukan untuk terlibat
dalam beberapa aspek garis depan dari pekerjaan
mereka. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa
'pemadam kebakaran' mampu melanjutkan kejuruan
yang mereka sukai, tetapi melalui peran pelatihan,
pendidikan dan pengawasan, tidak dalam tugas
garis depan (Billett et al., 2005).
Imperative of Brute Fact’s
Kejuruan muncul dan diubah melalui
sebuah trialitas (tiga unsur dalam
satu kesatuan) terdiri dari:

KELEMBAGAAN

FAKTA BRUTE/
KASAR

PRIBADI
Imperative of Brute Fact’s
Trialitas terdiri dari tiga set fakta: kontribusi dari fakta
brute/kasar, sosial dan pribadi.
Bersama-sama, mereka menyediakan dasar untuk
mengelaborasi pandangan tentang kejuruan,
bagaimana mereka dihasilkan, masuk
kedalamnya dan berubah melalui negosiasi yang
terdiri dari kehidupan sosial, fakta brute/kasar dan
faktor pribadi.
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Islamuddin Syam
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganfriska silalahi
 
PPT Teks berita
PPT Teks beritaPPT Teks berita
PPT Teks beritaViraVira22
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingSiti Farida
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan ModulGuru Online
 
makalah Lingkungan
makalah Lingkunganmakalah Lingkungan
makalah LingkunganEndang Manik
 
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialMichael J. Scofield
 
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013KEMENDAGRI BEM UNESA 2013
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013Laksmana Hendra
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalmisbahulkausar
 
Contoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyContoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyNank Hamid
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 doneMabriantama Wisastrio
 
Contoh penilaian diri (asesmen diri)
Contoh penilaian diri (asesmen diri)Contoh penilaian diri (asesmen diri)
Contoh penilaian diri (asesmen diri)trysnokoe
 

La actualidad más candente (20)

Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkunganLaporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
Laporan tugas mata kuliah sumberdaya alamiah dan lingkungan
 
PPT Teks berita
PPT Teks beritaPPT Teks berita
PPT Teks berita
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas Pedaging
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan Modul
 
makalah Lingkungan
makalah Lingkunganmakalah Lingkungan
makalah Lingkungan
 
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
 
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013KEMENDAGRI BEM UNESA 2013
KEMENDAGRI BEM UNESA 2013
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
 
Xenobiotik
XenobiotikXenobiotik
Xenobiotik
 
Contoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyContoh proposal metode survey
Contoh proposal metode survey
 
Pendidikan konservasi kelompok 3
Pendidikan konservasi kelompok 3Pendidikan konservasi kelompok 3
Pendidikan konservasi kelompok 3
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
 
Contoh penilaian diri (asesmen diri)
Contoh penilaian diri (asesmen diri)Contoh penilaian diri (asesmen diri)
Contoh penilaian diri (asesmen diri)
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 

Destacado

Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...
Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...
Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...mohhasanbisri
 
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirPendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
 
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...e pai
 
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...Mohamad Adriyanto
 
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...Yudi Prasetya
 
Philosophy of Higher Education
Philosophy of Higher EducationPhilosophy of Higher Education
Philosophy of Higher EducationGeorge Roberts
 

Destacado (6)

Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...
Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...
Pendekatan psikologi guru dalam pembelajaran elektronika di smk bina karya ma...
 
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirPendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan Karir
 
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...
 
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...
The german ‘philosophy’ of linking academic and work-based learning in higher...
 
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...
Filsafat ilmu “perkembangan teknologi informasi komunikasi ditinjau dari pers...
 
Philosophy of Higher Education
Philosophy of Higher EducationPhilosophy of Higher Education
Philosophy of Higher Education
 

Similar a Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Universitas Negeri Malang
 
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777hasrinafebriani06
 
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1120534400674 alfani fajar maulana tugas 1
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1abdur rohim
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanAga Pratama
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran pai
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran paiSkil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran pai
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran paijupriadi1972
 
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di copy
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di   copySkil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di   copy
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di copyjupriadi72
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirbudi1
 
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfFatimah988108
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Yamanto Isa
 
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuMakalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuWiwiet Imania
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 

Similar a Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet (20)

Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
 
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777
MAKALAH KELOMPOK 1 (2).docx1245555577777
 
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1120534400674 alfani fajar maulana tugas 1
120534400674 alfani fajar maulana tugas 1
 
Makalah profesi keguruan 4
Makalah profesi keguruan 4Makalah profesi keguruan 4
Makalah profesi keguruan 4
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikan
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
teori dan konsep pendidikan
 teori dan konsep pendidikan teori dan konsep pendidikan
teori dan konsep pendidikan
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran pai
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran paiSkil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran pai
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran pai
 
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di copy
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di   copySkil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di   copy
Skil yang dibutuhkan peserta didik dalam pembelajaran di copy
 
Hakikat pendidikan
Hakikat pendidikanHakikat pendidikan
Hakikat pendidikan
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karir
 
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuMakalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 

Último

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Último (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

  • 1. CHAPTER 3 V O C AT I O N S By : Muhammad Agung Prabowo (7156130754) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013
  • 2. PENDAHULUAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam bab 3 pendahuluan pendidikan kejuruan. Antara lain adalah : 1. Pengertian pendidikan kejuruan menurut para ahli vocations 2. Hakikat pendidikan kejuruan 3. Fungsi pendidikan kejuruan 4. Tujuan pendidikan kejuruan 5. Landasan pendidikan kejuruan 6. The valuating of vocation 7. Imperative of Brute Fact’s 2
  • 4. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEJURUAN 1. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 pasal 1 ayat 3. 2. Byram dan Wenrich (1956) mengatakan bahwa “vocational education is teaching people how to work effectively) 3. Rupert Evans(1978): Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistem yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. 4. Smith-Hughes (1917) mendefinisikan “vocational education was training less than college grade to fit for useful employment” (Thompson, 1973:107). 5. UUNo.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21: Pendidikan Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
  • 7. HAKIKAT PENDIDIKAN KEJURUAN • ...does not imply a one-way subordination of the person to the practice. Vocation describes work that is fulfilling and meaningful to the individual, such that it helps to provide a sense of self, of personal identity. (Hansen,1994, p. 263) Terjemahan : …Tidak berarti seseorang melalukan satu arah subordinasi untuk latihan tersebut. Pendidikan Kejuruan yaitu pekerjaan yang penuh makna bagi individu, serta membantu untuk memberikan rasa percaya diri, dan memiliki identitas pribadi yang kuat. (Hansen, tahun 1994, hal 263) • The dominant vocation of all human beings at all times is living-intellectual and moral growth. (Dewey, 1916 p.310) …Pendidikan kejuruan tergantung dari tingkat intelektual dan moral seseorang. (Dewey, thn 1916 hal.310)
  • 8. FUNGSI PENDIDIKAN KEJURUAN 1. Menyiapkan individu menjadi manusia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan. 2. Menyiapkan individu menjadi tenaga kerja produktif. 3. Menyiapkan individu untuk hidup bermasyarkat. 4. Menyiapkan individu menguasai IPTEK Selalu ada kesempatan sekecil apapun peluangnya
  • 9. TUJUAN PENDIDIKAN KEJURUAN 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dana dunia industri, sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi bidang keahliannya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidangnya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahiannya yang dipilih.
  • 10. PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN • Kesadaran akan karir • Pendidikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari masyarakat (public system) • Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia industri • Inovasi ditekankan pada kurikulum pendidikan kejuruan • Seseorang disiapkan untuk dapat memasuki duni kerja melalui pendidikan kejuruan • Pengawasan dan meningkatkan pengalaman pekerjaan /okupasi dapat diberikan melalui pendidikan kejuruan
  • 11. TIGA TEORI PENDIDIKAN KEJURUAN (Prosser dan Allen, 1925) 1. Pendidikan Kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja 2. Pendidikan kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara langsung dan spesifik 3. Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan
  • 12. Dimensi Kejuruan (Vokasi) Individu Sosial Hansen (tahun 1994, hal 266) mengusulkan bahwa vokasi menggambarkan suatu pekerjaan yang sosial dan nilai yang memiliki makna tentang hubungan pribadi. Dengan demikian, Hansen menekankan hubungan antara pribadi dan faktor sosial.
  • 15. Landasan Hukum • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15: Menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. • Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
  • 16. Landasan Filosofis • Eksitensialisme: pendidikan kejuruan harus mengembangkan eksistensi manusia, bukan merampasnya. • Esensialisme : pendidikan kejuruan harus mengkaitkan dirinya dengan system-sistem yang lain (ekonomi, ketenagakerjaan, politik, social dan moral). • Pragmatism, yaitu pandangan yang melihat bahwa pendidik dan siswa unsur penting dalam proses pembelajaran.
  • 17. Landasan Psikologi • Pendidikan kejuruan melandaskan diri pada keyakinan bahwa manusia itu memiliki perbedaan dalam dimensi-dimensi fisik,intelektual, emosional, dan spiritualnya. Oleh karena itu, perlu digunakan cara-cara penyampaian yang berbeda-beda pulas
  • 18. Landasan Sosiologi • Pemahaman atas interaksi sosial akan membantu perencanaan kurikulum yang sesuai dengan keputusan tentang bagaimana sekolah akan berhubungan dengan masyarakat (Beane:2005).
  • 19. Landasan Kultural • Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudyaaan di tempat proses pendidikan berlangsung.
  • 20. Landasan Ilmu dan Teknologi Pengetahuan • Pendidikan dan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya, seiring dengan kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami kemajuan yang sangat pesat, begitu juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan.
  • 21. The Valuing of Vocations • “Every person shall be occupied in something which makes the lives of others betterworth living, and which accordingly makes the ties which binds persons together moreperceptible – which breaks down the barriers of distance between them. It denotes a stateof affairs in which the interests of each in his work is uncoerced and intelligent: based onits congeniality to his own aptitudes. (cited as seen Dewey, 1916, p. 316)” Terjemahannya: • “Setiap orang harus disibukkan dalam sesuatu yang membuat kehidupan orang lain lebih baik dan layak dalam kehidupannya. Dan membuat ikatan lebih erat secara bersama-sama – sehingga lebih mudah memecah suatu masalah atau hambatan antar mereka. Hal ini merupakan keadaan di mana kepentingan masing-masing pribadi dalam bekerja tidak terjadi paksaan dan cerdas dalam bekerja. (dikutip dari Dewey, 1916, hal.316)”
  • 22. The Valuing of Vocations • Palmer (2000) berpendapat bahwa kejuruan sebagai kejuruan yang menunjukkan pertumbuhan ke arah otentik kebutuhan diri yang ingin dicapai lebih dari melalui kerja saja, meskipun pekerjaan merupakan komponen utama dari pertimbangan. • Winch (2004a) mengklaim bahwa meskipun ada perdebatan tentang jumlah waktu kita bekerja, bagaimanapun, kami ingin pekerjaan yang harus berharga, bukan hanya dalam imbalan kita saja, tetapi juga di kepuasan intrinsik yang datang dari melakukan sesuatu yang kita lihat sebagai sesuatu (pekerjaan) yang berharga.
  • 23. The Valuing of Vocations • Bauman (1998), memberikan gagasan untuk menemukan diri yang otentik atau nilai sebenarnya dengan cara yang mencerminkan penyimpangan dan egaliter dunia dari pandangan yang sebelumnya adalah etos kerja telah digantikan oleh estetika kerja. • “. . . a vocation may be many things. . .. but what most emphatically it is not –not in thisrendering of it at any rate– is a proposition for a life project or a whole life strategy. (1998, p. 36)” Terjemahannya: • “... Sebuah kejuruan mungkin sangat banyak variasinya... tetapi apa yang dipilih merupakan pilihannya selamanya-tidak mengambil kejuruan yang bukan bidangnya - ada proposisi untuk proyek hidup atau strategi seumur hidup. (1998, hal. 36)”
  • 24. The Valuing of Vocations • Pernyataan sentiment baik yang baru dan tradisi lama dipegang dari posisi-posisi istimewa elit sosial dari Aristoteles. • Kritik ini menekankan perlunya konsepsi kejuruan yang dimediasi oleh bentuk-bentuk sosial dan keharusan, namun pada akhirnya diartikulasikan oleh dan mengistimewakan perspektif pribadi. • Kebanyakan orang ingin terlibat dalam pekerjaan yang dapat membuat penilaian tentang nilainya, daripada membuat penilaian dari sudut pandang poin orang lain. • Akibatnya, tidak semua bentuk pekerjaan berbayar menyatakan bahwa individu yang melakukannya dapat diklasifikasikan sebagai kejuruan mereka: hanya komponenkomponen yang memiliki arti besar bagi mereka. • Martin (2001) menunjukkan bahwa kejuruan adalah karya kita memilih untuk melakukan yang berbeda dari pekerjaan yang harus kita lakukan (hal. 257).
  • 25. The Valuing of Vocations • Demikian pula, Hansen (1994, hlm263-264) menyatakan bahwa: “. . . being a teacher, a minister, a doctor, or a parent would not be vocational if the individual kept the practice at arm’s length, divorced from his or her sense of identity, treating it in effect as one among many indistinguishable occupations. In such a case, the person would be merely an occupant of a role. This is not to say the person would conceive the activityas meaningless. He or she might regard it as strictly a job, as a necessity one has to accept, perhaps in order to secure the time or resources to do something else. Thus, in addition tobeing of social value, an activity must yield a sense of personal fulfilment in its own right in order to be a vocation.” Terjemahannya: • “...menjadi guru, pendeta, dokter, atau orang tua atau tidak menjadi kejuruan apapun jika individu terus bekerja dengan (menggunakan) lengan panjang, berlindung dari identitas dirinya, memulihkan dari efek sebagai salah satu di antara banyak pekerjaan yang dibedakan. Dalam kasus seperti itu, orang tersebut akan hanya menjadi penghuni peran. Ini bukan untuk mengatakan orang tersebut akan memahami aktivitas sebagai sesuatu yang berarti. Dia mungkin menganggapnya sebagai pekerjaan yang ketat, sebagai salah satu kebutuhan yang harus diterima, mungkin dalam rangka untuk menggunakan waktu atau sumber daya untuk melakukan sesuatu yang lain. Dengan demikian, selain menjadi nilai sosial, kegiatan harus menghasilkan rasa pemenuhan pribadi dalam dirinya sendiri agar menjadi kejuruan.”
  • 26. The Valuing of Vocations • Dalam satu penelitian, seorang mahasiswi fisioterapi bekerja paruh waktu di sebuah gimnasium sebagai resepsionis dan pelatih, untuk membantu dukungan studi universitasnya (Billett dkk., 2005). • Kemudian dia bekerja paruh waktu untuk menjadi resepsionis di sebuah pusat fisioterapi, untuk tujuan terkait. Pekerjaan paruh waktu ini selaras dengan dan menjadi bagian dari lintasan kejuruannya. • Namun, dalam studi yang sama, wanita itu bekerja paruh waktu di sebuah restoran untuk mendukung studi universitasnya. • Pemilik restoran mendorong dia untuk mengambil peran pengawasan dan pelatihan dengan pelayan paruh waktu lainnya di restoran. Namun, dia menolak, karena ini bukan bagaimana dia ingin menghabiskan waktu dan energi. Berbeda dengan pemilik restoran yang sedang berlatih kejuruannya melalui pekerjaan mereka, bagi dia, pekerjaan hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan kejuruannya.
  • 27. The Valuing of Vocations • Somerville (2006 ) melaporkan bahwa banyak pekerja perawatan manula terlibat dalam bentuk pekerjaan itu karena dinilai lebih mudah (tersedia secara lokal dan cocok dengan komitmen lain). • Namun, seiring waktu, ia menemukan bahwa banyak dari para pekerja itu melakukan pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi dirinya sebagai pekerja perawatan manula. • Jadi, keterlibatan awal mereka didasarkan pada pemenuhan keharusan pribadi satu jenis (misalnya uang produktif). Namun, melalui keterlibatan dalam kegiatan ini dan dengan usia pasien, pekerjaan mereka menjadi penting dalam cara-cara yang melampaui pekerjaan yang hanya dibayar yaitu menjadi kejuruan mereka.
  • 28. The Valuing of Vocations Menurut Dewey (1916) TUJUAN SOSIAL TUJUAN PRIBADI Di sini kita melihat saling ketergantungan yang kuat antara tujuan sosial dan tujuan pribadi. Keterlibatan ini memberikan pengertian bahwa didalam bekerja bukan saja mencari penghasilan tetapi juga perlu adanya hubungan sosial antar pekerja agar suasana kerja lebih nyaman dan harmonis.
  • 29. Imperative of Brute Fact’s • Fakta brute (Searle, 1995): fakta-fakta alam. • Dua dimensi kasar kejuruan individu: (i) ada kegiatan yang muncul dari dunia fisik dan (ii) ada fakta Brute/kasar yang membentuk ruang lingkup panggilan individu (yaitu apa yang mereka bisa terlibat dalam dan cita-cita) Pertama, banyak dari kegiatan di mana manusia terlibat masalah yang didapatkan dalam alam. Seperti: Kebutuhan untuk membangun dan memelihara, kebutuhan panas dan dingin, perawatan untuk muda dan tua, memberikan ketentuan kesehatan bagi mereka yang sehat dan persediaan makanan yang aman secara imperatif yang ditemukan di alam, dan diwujudkan dalam kegiatan yang berusaha untuk mengatasi kebutuhan hewan, dan bagaimana mereka berubah.
  • 30. Imperative of Brute Fact’s Kedua, individu juga dibentuk oleh kematangan, yang dapat membentuk suatu perkembangan emosionalnya dan juga perkembangan tingkah laku. Pilihan kejuruan dibatasi oleh fakta Brute berupa penuaan yaitu usia. Misalnya: pada suatu tingkat usia, petugas pemadam kebakaran dan personil militer tidak memiliki kekuatan fisik yang diperlukan untuk terlibat dalam beberapa aspek garis depan dari pekerjaan mereka. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa 'pemadam kebakaran' mampu melanjutkan kejuruan yang mereka sukai, tetapi melalui peran pelatihan, pendidikan dan pengawasan, tidak dalam tugas garis depan (Billett et al., 2005).
  • 31. Imperative of Brute Fact’s Kejuruan muncul dan diubah melalui sebuah trialitas (tiga unsur dalam satu kesatuan) terdiri dari: KELEMBAGAAN FAKTA BRUTE/ KASAR PRIBADI
  • 32. Imperative of Brute Fact’s Trialitas terdiri dari tiga set fakta: kontribusi dari fakta brute/kasar, sosial dan pribadi. Bersama-sama, mereka menyediakan dasar untuk mengelaborasi pandangan tentang kejuruan, bagaimana mereka dihasilkan, masuk kedalamnya dan berubah melalui negosiasi yang terdiri dari kehidupan sosial, fakta brute/kasar dan faktor pribadi.