SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 60
Descargar para leer sin conexión
Jalan Sufi Menuju Sang Kholik

IMAM AL GHOZALI
Collected and Printed by Agus Saefudin / December, 05, 2013
Posted on 13 Oktober 2009 by bukusufigratis

JUDUL ASLI:KIMIAU ASSA’ADAH
PENGARANG: IMAM ALGHAZALI
PENTERJEMAH:MUHAMMAD HILMAN ANSHARY
JUDUL BARU:

Guide Book for Ma’rifat
RAHASIA POTENSI DIRI UNTUK MENEMBUS
DIMENSI Ma’RIFAT KETUHANAN
“Dari pengtahuan buku inilah rahasia keTuhanan yang ada dalam diri kita akan mulai
tersingkap”:
Prof.Ahmad Hidayat, Direktur Pascasarjana UIN Bandung
Daftar isi :
TANDA-TANDA PENGETAHUAN TENTANG DIRI 10
PASAL MENGENAI PENGETAHUAN DIRI PRIBADI 15
PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH 22
PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH 25
PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI 30
PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH 33
PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN BALA TENTARANYA 35
PASAL MENGENAI AMARAH&SYAHWAT PEMBANTU JIWA 38
PASAL MENGENAI TIGA FORMASI KEBAHAGIAN 43
PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA &BAGUSNYA 45
PASAL MENGENAI EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA 48
PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT 52
PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG 54
PASAL MENGENAI KEAJAIBAN HATI & DUA PINTU HATI 57
PASAL MENGENAI CERMIN HATI 59
PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT 61
PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI 62
PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA KETUHANAN 69
PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH 73
PASAL MENGENAI ALAM DAN SARIPATI MANUSIA 76
PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT
ANGGOTA TUBUH 78
PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI MENGETAHUI SIFAT-SIFAT
KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA 81
PASAL PENUTUP 82
PEMBUKAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja puji kepada Allah Swt yang telah mengangkat jiwa orang-orang yang suci dengan mujahadah[1],
yang telah membahagiakan hati para wali dengan musyahadah[2], yang telah menghiasi lisan orang-orang
mukmin dengan zikir, yang telah mengagungkan bisikan hati orang-orang Arif (berpengetahuan pada Allah)
dengan berfikir, yang telah menjaga khalayak hamba dari kerusakan, yang telah menahan segala kesulitan dari
para ahli zuhud, yang telah menghindarkan orang-orang yang bertaqwa dari bayang-bayang syahwat, yang telah
mensucikan ruh orang-orang yakin dari gelapnya keraguan, yang telah menerima semua amal perbuatan para
manusia terpilih melalui do’a-do’a dan yang telah menguatkan tali kaum merdeka dengan ikatan yang kokoh.
Aku memuji-Nya dengan pujian mereka yang telah melihat tanda-tanda kekuasaan dan kekuatan-Nya, yang
telah menyaksikan ke-Mahatunggalan dan wahdaniyah-Nya, yang telah mengetuk pintu-pintu rahasia-Nya dan
kemuliaan-Nya, yang telah memetik buah dari sujud dan ketaatan-Nya. Aku mensyukuri-Nya dengan syukur
mereka yang telah terbakar dan hanyut dalam aliran sungai kemuliaan dan pemuliaan-Nya.
Aku mengimani-Nya dengan iman mereka yang telah mengakui kitab-kitab-Nya, perintah-Nya, para nabi-Nya,
para wali-Nya, janji-janji-Nya, ancaman-Nya, pahala dan azab-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang

1
Maha Tunggal dan tak memiliki sekutu. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang
diutus untuk menghancurkan mata rantai kefasikan dan kerusakan moral, diutus untuk memporakprandakan
golongan pembangkang, diutus untuk memaksa orang-orang musyrik dan peragu, diutus untuk menolong para
pengikut kebenaran dan kebaikan. Maka semoga keselamatan senantiasa Allah anugerahkan kepadanya dan
para sahabatnya.

TANDA-TANDA PENGETAHUAN TENTANG DIRI
Ketahuilah ! bahwa pengetahuan tentang kimia kebahagiaan[3] yang bersifat dhohir tidak ada dalam
perbendaharaan ilmu kaum awam kebanyakan, akan tetapi tersimpan dalam gudang ilmu para raja, demikian
juga dengan kebahagiaan. Ia hanya ada dalam gudang rahmat Allah Swt. Di langit sana tersimpan esensi
(jawhar) para malaikat, dan di bumi tersimpan di hati para wali yang Arifbillah. Dan setiap orang yang mencari ini
tanpa bersandar hadrat kenabian[4], maka ia telah salah jalan dan semua daya upayanya tak lebih seperti uang
dinar palsu. Ia kira dirinya kaya raya, tapi sebenarnya miskin di hari kiamat sebagaimana ditegaskan Allah Swt:
“Maka Kami singkapkan daripadamu tutup yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat
tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22).
Dari sekian rahmat Allah pada hamba-Nya, Dia telah mengutus seratus dua puluh empat ribu nabi untuk
mengajarkan seluruh manusia tentang naskah kimia ini, mengajarkan mereka bagaimana menjadikan hati
sebagai tempaan mujahadah[5], mengajarkan bagaimana membersihkan hati dari budi pekerti yang buruk dan
mengajarkan bagaimana mengendalikanya untuk menyusuri lorong-lorong kesucian, seperti dijelaskan Allah Swt:
“Dialah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayatayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah.” (Q.S. al-Jum’ah [62]: 2).
Yaitu mensucikan mereka dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat kebinatangan serta menjadikan sifat-sifat
malaikat sebagai baju dan hiasan mereka.
Adapun maksud dari Kimia ini adalah bahwa semua yang berhubungan dengan sifat-sifat negatif maka wajib
menanggalkannya, dan semua yang berhubungan dengan sifat-sifat kesempurnaa maka wajib mengenakannya.
Satu-satunya rahasia keberhasilan KIMIA KEBAHAGIAAN ini adalah kembali mundur dari keduniawian seperti
ditegaskan oleh Allah Swt:
“Dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S. al-Muzammil [73]: 8).
Dan keutamaan ini sangat banyak dan luas.

PASAL MENGENAI PENGETAHUAN DIRI PRIBADI
Ketahuilah ! bahwa kunci mengetahui Allah (ma’rifah Allah) adalah mengetahui diri sendiri. Seperti firman-Nya:
“Kami akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami atas segenap ufuk dan pada diri
mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an adalah benar.” (Q.S. Fussilat [41]: 52).
Demikian pula sabda Nabi Saw:
“Siapa saja yang tahu akan dirinya, maka ia telah mengetahui Tuhannya.”
Tidak ada sesuatupun paling dekat denganmu kecuali dirimu sendiri. Maka jika kamu tidak mengetahui dirimu,
bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui Tuhanmu?
Jika kamu katakan bahwa aku telah mengetahui diriku, yang kamu tahu sebenarnya adalah diri bagian jasmani
(anggota badan) yang terdiri dari tangan, kaki, kepala dan lainnya. Kamu tidak mengetahui apa yang tersimpan
dalam batinmu, yang bila sedang marah, ia mendorongmu untuk bertengkar. Jika sedang bernafsu, ia
mengajakmu kawin. Jika sedang lapar, ia memintamu makan, jika sedang haus, ia menuntutmu minum, dan
hewan sangat mirip denganmu dalam hal ini. Maka itu, yang wajib Anda lakukan adalah mengenalkan hakikat
pada dirimu hingga Anda tahu apa sebenarnya dirimu, dari mana kamu datang hingga sampai di tempat ini,
untuk tujuan apa kamu diciptakan, dengan apa kamu bisa meraih kebahagiaan dan dengan apa kamu
mendapatkan kepuasan.
Dalam jiwamu terkumpul berbagai macam sifat, diantaranya sifat-sifat binatang jinak, binatang buas, pun
demikian sifat-sifat malaikat. Maka ruh adalah hakikat jauharmu yang paling esensial, lainnya adalah unsur asing
dan kosong telanjang. Maka yang wajib kamu lakukan adalah mengetahui hal ini. Bahwa bagi sifat-sifat itu ada
ransom makananya dan kebahagianya.
Kebahagiaan binatang jinak terletak pada makan, minum, tidur dan kawin, maka jika kamu merasa bagian dari
mereka, kenyangkan perutmu dan puaskan kelaminmu. Kebahagiaan akan dirasakan binatang buas ketika
mampu menyerang dan melumpuhkan mangsa, kebahagiaan setan terletak pada makar, kejahatan dan tipuan,
maka jika kalian merasa bagian dari mereka, berbuatlah seperti yang mereka perbuat.

2
Kebahagiaan para malaikat, ketika mereka hadir mengalami indahnya hadrat kesakralan Tuhan, bagi mereka tak
ada jalan sedikitpun untuk amarah dan syahwat. Jika Anda merasa bagian dari jauhar hakikat malaikat,
berjuanglah mengenal asalmu sampai Anda tahu jalan menuju Hadrat Ilahiah(hadirnya kesakralan Tuhan),
sampai Anda bisa menyaksikan Jalal-Nya(keagungan) dan Jamal-Nya(keindahan), sampai Anda mampu
menjernihkan dirimu dari belenggu amarah dan syahwat, sampai Anda tahu untuk apa sifat-sifat ini menjadi
bagian darimu. Allah Swt tidak menciptakan semua sifat itu agar mereka menawanmu, tapi Ia menciptakannya
agar mereka menjadi tawananmu, agar bisa mendorongmu berjalan, yaitu kedua kakimu dan agar salah satunya
bisa Anda jadikan tunggangan sedangkan lainnya sebagai senjata hingga Anda mencapai kebahagiaan. Jika
Anda telah sampai pada tujuanmu, maka tekanlah ia di bawah kedua kakimu dan kembalilah ke tempat
kebahagiaanmu. Tempat itu adalah rumah bagi para khawas (orang-orang khusus) yang menyaksikan Hadirat
Ilahi (al-Hadrah al-Ilahiyyah), sedang rumah-rumah para awam adalah tingkatan-tingkatan dalam syurga. Anda
sangat memerlukan dan mengerti makna-makna ini untuk bisa mengetahui sedikit saja tentang dirimu.
Dan barangsiapa yang tidak memahami pada makna-makna ini, maka ia hanya mendapat bagian kepingankepingannya saja, karena hakikat yang sebenarnyaterhijab (tertutup) baginya.
Ed:1

PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH
Jika Anda berkemauan mengetahui dirimu, maka ketahuilah ! bahwa Anda sebenarnya terdiri dari dua hal:
Pertama, hati, dan
Kedua yang disebut jiwa atau ruh. Jiwa atau ruh adalah hati yang biasa Anda sebut sebagai mata hati.
Hakikatmu adalah yang batin, karena jasad yang tampak pertama sebenarnya merupakan yang terakhir, dan
jiwa yang Anda sangka sebagai terakhir sebenarnya yang pertama, atau disebut hati.
Hati bukanlah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, karena itu hanya berlaku bagi binatang dan
jasad mati. Segala sesuatu yang Anda lihat dengan mata dhohir adalah alam ini atau yang disebut alam
syhadah. Sedangkan hakikat hati bukanlah bagian alam ini, tapi alam ghaib, dan hati dialam ini adalah hal asing.
Potongan daging itu hanyalah wadahnya, semua anggota tubuh jasmanii adalah bala tentaranya, sedang ia
adalah rajanya. Ma’rifah Allah (mengetahui Allah) dan musyahadah (menyaksikan) keindahan hadir-Nya adalah
sifat-sifat hati, beban baginya dan perintah untuknya. Dari situ ia mendapatkan pahala dan siksa, kebahagiaan
dan kepuasan mengikutinya, demikian ruh hewani pun senantiasa mengintainya dan selalu membuntutinya.
Mengetahui hakikat hati dan memahami sifat-sifat hati adalah kunci Ma’rifatullah (mengetahui Allah Swt). Maka
Anda harus berjuang keras untuk mengetahuinya, karena ia adalah jauhar aziz (esensi mulia) bagian dari Jauhar
Malaikat (esensi para malaikat) yang bahan dasarnya berasal dari Hadirat Ilahi, dari tempat itu ia datang dan ke
tempat yang sama ia kembali.
Ed2

PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH
Adapun pertanyaanmu apa hakikat hati, syari’ah tidak menjelaskannya secara panjang lebar kecuali dalam satu
ayat:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku.” (Q.S. al-Isra [17]:
85).
Karena ruh merupakan bagian dari kekuasaan ilahiah, yaitu dari ‘alam al-amr (kuasa perintah Tuhan) Allah Swt
berfirman:
“Ingatlah, yang menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (Q.S. al-A’raf [7]: 54).
Dengan demikian, pada satu sisi manusia merupakan bagian dari ‘alam al-khalq (alam ciptaan) dan pada sisi lain
bagian dari ‘alam al-amr. Segala sesuatu yang bisa dikenai ukuran panjang lebar, kadar dan mekanisme adalah
termasuk ‘alam al-khalq[6], namun hati tak memiliki ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu. Oleh karena itu, ia
tak menerima pembagian. Jika bisa dibagi, maka ia termasuk ‘alam al-khalq. Contohnya, dari sisi sifat bodoh,
maka ia pun menjadi bodoh dan dari sisi sifat pintar, ia pun menjadi pintar. Namun segala sesuatu yang terdiri
dari sifat bodoh dan pintar pada saat yang sama adalah mustahil. Dengan kata lain, ia bagian dari ‘alam al-amr,
karena dalam ‘alam al-amr tidak berlaku ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu.
Sebagian dari mereka mengira bahwa ruh bersifat qadim (awal), maka mereka telah salah. Sebagian lain
berpendapat ruh adalah ‘ard (sifat), maka mereka pun salah, karena sifat tak pernah berdiri sendiri, tapi
mengikuti yang lain.

3
Maka, ruh adalah asal anak Adam, dan hati adalah tempat tumbuhnya mereka. Jadi, bagaimana mungkin dia
adalah sifat! Sebagian golongan mengatakan ruh adalah badan jamani, mereka juga salah, karena badan
jasmani menerima pembagian.
Dan ruh yang sejak tadi kita sebut hati adalah media untuk mengetahui Allah. Oleh karena itu, ia bukan
merupakan badan, juga bukan sifat, melainkan unsur esensi malaikat.
Mengetahui tentang ruh sangatlah sulit[7], karena agama tak memberi jalan sedikit pun. Dan agama tak
memerlukan untuk mengetahuinya, sebab agama esensinya adalah kesungguhan (mujahadah), sedang ma’rifah
(mengetahui) adalah tanda hidayah, sebagaimana firman-Nya:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 69).
Dan barangsiapa yang tidak bersungguh-sungguh, ia tidak boleh membahasnya atau mencari hakikat ruh. Dasar
utama dari mujahadah adalah mengetahui tentara hati, karena manusia jika tidak mengetahui seluk beluk
kemiliteran, ia tidak dibenarkan untuk berjihad.
Ed3

PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI
Ketahuilah ! bahwa jiwa adalah kendaraan hati, hati memiliki bala tentara, seperti dijelaskan Allah Swt:
“Dan tak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (Q.S. al-Mudatstsir [74]: 31).
Hati diciptakan untuk pekerjaan alam akhirat, agar mendapatkan kebahagiaannya. Kebahagiaan hati adalah
dengan mengetahui Tuhannya. Mengetahui Tuhannya bisa didapatkan melalui ciptaan Allah swt dari berbagai
‘alam-Nya. Keajaiban alam tak mungkin terlihat kecuali melalui panca indera, dan panca indera berasal dari hati
yang mengambil jiwa sebagai sarananya. Kemudian dilanjutkan dengan mengetahui tehnis kerjanya dan
jaringannya. Jiwa tak berfungsi kecuali dengan makan, minum, suhu panas dan kelembapan tertentu. Ia lemah
saat dihampiri bahaya dari dalam, yaitu lapar dan haus, demikian juga saat melawan bahaya luar, seperti air dan
api. Ia menghadapi banyak musuh.
Ed4

PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH
Anda juga perlu mengetahui adanya dua macam bala tentara, yaitu bala tentara bagian luar(dhohir) yang terdiri
dari syahwat dan amarah, berikut tempat-tempatnya pada kedua tangan,kedua kaki, kedua mata, kedua telinga
dan semua anggota badan. Sedangkan tentara bagian dalam terletak dalam otak kepala, yaitu daya khayal, daya
pikir, daya hafal, ingatan dan bingung. Setiap kekuatan ini memiliki fungsi khusus, jika salah satunya lemah,
maka kondisi manusia pun akan lemah dalam dua alam (dunia-akhirat). Satu bagian yang mencakup dua hal ini
adalah hati dan ia adalah pemimpinnya. Jika hati menyuruh lidah menyebutkan sesuatu, maka ia akan
menyebutkannya. Jika memerintahkan tangan untuk menyerang, maka ia akan menyerang. Jika menyuruh kaki
untuk melangkah, maka ia pun akan melangkah. Demikian pula panca indera, hingga bisa menjaga diri agar
tetap bisa menyimpan pahala untuk di akhirat, berfungsi secara baik, menyeselesaikan kontrak kerja dan
menghimpun butiran-butiran kebahagiaan. Dan mereka semua tunduk dan patuh kepada perintah hati
sebagaimana para malaikat yang tunduk dan patuh pada perintah Tuhannya dan tidak berani menentang
perintahnya.
Ed5

PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN BALA TENTARANYA
Ketahuilah !, seperti dikatakan dalam pepatah terkenal; jiwa diibaratkan sebuah kota, kedua tangan, kaki dan
seluruh anggota tubuh sebagai lahannya, kekuatan syahwat sebagai walikotanya, amarah sebagai kendaraanya,
hati sebagai rajanya dan akal sebagai perdana menterinya. Raja bertugas mengatur segenap aparatur agar
kondisi kerajaan tetap stabil, karena sang walikota atau syahwat adalah pembohong, acuh tak acuh dan
ambisius. Demikian pula kendaraan yaitu amarah teramat jahat, pembunuh dan perusak. Jika sejenak saja sang
raja meninggalkan mereka dalam keadaan aslinya, mereka akan menguasai kota dan merusaknya. Maka sang
raja wajib berkonsultasi pada sang menteri dan menjadikan sang wali dan bagian transportasi dibawah
pengawasan sang menteri. Jika ia melakukan hal itu, maka kondisi kerajaan akan tetap stabil, dan kota akan
makmur. Demikian juga hati juga bermusyawarah pada akal untuk menjadikan syahwat dan amarah di bawah
kekuasaannya sampai kondisi jiwa menjadi stabil dan bisa mengantarkan pada sebab-sebab kebahagiaan, yaitu
mengetahui Hadirat Ilahi ( Ma’rifat alhadrat al-ilahiyah).

4
Seandainya akal dalam kondisi di bawah kekuasaan amarah dan syahwat, maka jiwanya akan rusak dan hatinya
tidak akan bahagia di akhirat kelak.
Ed 6

PASAL MENGENAI AMARAH & SYAHWAT PEMBANTU JIWA
Ketahuilah ! bahwa syahwat dan amarah pembantu jiwa. Keduanya senantiasa menarik-nariknya, terus
mempertahankan urusan makan, minum dan kawin sebagai media indera. Kemudian jiwa mempekerjakan indera
sebagai jaringan akal dan mata-matanya, yang dengannya ia mampu menyaksikan kehadiran Allah Swt.
Kemudian indera juga mempekerjakan akal, yaitu hati sebagai lentera dan lampu yang melalui cahayanya ia bisa
melihat Hadrat Ilahiah . Dengan demikian, kenikmatan perut dan kemaluannya menjadi terhinakan. Kemudian
akal juga memfungsikan hati, sebab hati diciptakan untuk memandang keindahan Hadrat Ilahiah. Barang siapa
yang berdaya upaya dalam fungsi ini, maka ia adalah hamba yang sebenarnya, yang terlahir dari al-hadrah alilahiyah, sebagaimana firman-Nya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. az-Zariyat [61]:
56).
Artinya, bahwa Kami telah menciptakan hati, memberinya kerajaan dan memberinya pasukan tentara. Kami juga
telah menjadikan jiwa sebagai kendaraannya hingga ia bisa berjalan dari alam ke-Tanah-an ke alam atas yaitu
‘Illiyin.
Maka jika berkeinginan melaksanakan hak anugerah kenikmatan ini, duduklah dalam kerajaannya, jadikan
Hadrat al-Ilahiah sebagai kiblat dan tujuannya, jadikan akhirat sebagai tanah air dan akhir keputusannya, jadikan
jiwa sebagai kendaraannya, dunia sebagai rumahnya, kedua tangan dan kaki sebagai pembantunya, akal
sebagai menterinya, syahwat sebagai karyawannya, amarah sebagai angkutannya dan indera sebagai matamatanya.
Masing-masing bagian itu adalah cerminan dari setiap alam yang menghimpun semua keadaan mengenai
keadaan alam-alam lainnya. Daya khayal di bagian permukaan otak seperti seorang komandan yang bertugas
menghimpun semua informasi para mata-mata. Daya hafal pada bagian tengah otak bagaikan pemilik peta yang
bertugas menghimpun penggalan-penggalan dari tangan sang komandan yang kemudian disampaikan kepada
akal. Jika informasi-informasi ini sampai pada sang menteri, maka ia akan melihat keadaan kota yang
sebenarnya.
Jika Anda melihat salah satu dari mereka melanggar, seperti syahwat dan amarah, maka Anda harus berusaha
keras( bermujahadah) menaklukanya. Tidaklah mujahadah ini untuk membunuh syahwat dan amarah, sebab
kerajaan tak akan bertahan tanpa keduanya. Jika Anda melakukannya, maka Anda adalah orang yang
berbahagia, yang telah melaksanakan urusan yang hak untuk dilakukan yaitu anugerah nikmat, wajib bagimu
menghadiahkan sesuatu pada saatnya, jika tidak, maka Anda tidak akan bahagia, dikenai siksa dan diwajibkan
bertaubat. ed

PASAL MENGENAI TIGA FORMASI KEBAHAGIAN
Kebahagiaan sempurna dibangun di atas tiga hal, kekuatan amarah, kekuatan syahwat dan kekuatan ilmu[8].
Tiga hal ini harus diseimbangkan agar kekuatan syahwat tidak muncul menguasai yang justru akan merusak
anda. Demikian juga kekuatan amarah agar tidak menguasai dan membodohi, yang akan merusak dan
mengahncurkan anda. Jika kedua kekuatan tersebut seimbang dengan adanya kekuatan keadilan dan
keseimbangan, maka keduanya akan menuju pada jalan hidayah. Jika amarah semakin menguat, maka akan
mudah pada terjadinya penyerangan dan pembunuhan, sebaliknya jika amarah melemah, maka kewaspadaan,
ketentraman dalam agama dan dunia akan hilang. Namun jika diseimbangkan, yang akan muncul adalah
kesabaran, keberanian dan kebijaksanaan.
Syahwat-pun demikian, jika semakin mendominasi, maka akan muncul adalah kejelekan dan kejahatan,
sebaliknya jika syahwat melemah , maka akan menyebabkan kelemahan dan ketidakgairahan. Namun jika
terkendali seimbang, yang ada adalah kesucian (‘iffah), kepuasan (qana’ah) dan sifat-sifat sejenis lainnya.
ed

PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA & BAGUSNYA
Ketahuilah ! bahwa hati dan bala tentaranya memiliki keadaan dan sifat-sifat yang sebagian disebut dengan budi
pekerti buruk dan sebagian lain disebut budi pekerti terpuji. Budi pekerti terpuji akan mengantarkan pada
kebahagiaan, dan akhlak buruk mengantarkan pada kehancuran dan siksa.
Semua ini terdiri dari empat jenis budi pekerti( akhlak). Yaitu: akhlak setan, akhlak binatang jinak, akhlak
binatang buas dan akhlak malaikat. Perilaku jelek, yaitu makan, minum, tidur dan kawin adalah akhlak binatang

5
jinak. Tingkah laku amarah pemukulan, pembunuhan dan pertikaian adalah akhlak binatang buas. Prilaku-prilaku
jiwa seperti makar, penipuan, kecurangan dan hal lain sejenis adalah akhlak setan. Terakhir, kegiatan berfikir
yang menghasilkan rahmat, ilmu dan kebaikan adalah akhlak malaikat.
Ed

PASAL MENGENAI EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA
Ketahuilah ! bahwa dalam kulit anak adam(manusia) terdapat empat hal, anjing, babi, setan dan malaikat. Anjing
tercela dari segi sifatnya dan bukan dari bentuknya. Begitupun setan dan malaikat, hal-hal tercela dan
keterpujianya[9] hanya pada sifat-sifatnya dan bukan pada bentuk atau prilakunya. Babi pun demikian, tercela
dalam sifat-sifatnya bukan pada bentuk dan tingkah lakunya.
Karenanya manusia diperintahkan untuk menyingkap gelapnya kebodohan dengan cahaya akal, agar terhindar
dari segala macam fitnah. Seperti ditegaskan Rasul Saw:
“Tak seorangpun (dari manusia) kecuali memiliki setan, aku juga memiliki setan. Sungguh Allah telah menjagaku
dari setanku hingga aku bisa menguasainya.”[10]
Demikian syahwat dan amarah seharusnya berada dibawah kendali akal, keduanya hanya boleh berbuat
bergerak melakukan sesuatu dengan kendali akal. Maka jika seseorang berbuat demikian, ia benarlah baginya
disebut berakhlak terpuji yaitu; sifat malaikat dan merupakan benih kebahagiaan. Jika melakukan kebalikannya,
maka ia disebut berakhlak tercela yaitu sifat-sifat setan dan merupakan benih dari siksa.Dalam tidur ia akan
melihat dirinya seakan berdiri terpasung menjadi budak anjing dan babi. Orang ini seperti lelaki muslim yang
membawa beberapa muslim lainnya dan menahan mereka di penjara orang-orang kafir.
Bagaimana keadanmu jika nanti pada hari kiamat sang raja, yaitu akal, menahanmu dibawah kekuasaan
syahwat dan amarah, yaitu anjing dan babi?
Ed

PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT
Ketahuilah ! bahwa manusia saat ini dalam bentuk anak Adam, esok saat makna-makna itu tersingkap, mereka
pun keluar dalam bentuk menyesuaikan dengan makna masing-masing. Mereka yang dominan amarahnya,
maka akan berdiri dalam bentuk anjing. Mereka yang dominan nafsunya, maka akan berdiri dalam bentuk babi,
sebab bagaimanapun bentuk selalu mengikuti makna-makna. Seorang yang tertidur akan melihat semua yang
ada dalam jiwanya. Demikian pula karena isi jiwa manusia teridentifikasi dalam empat hal di atas, maka ia harus
mengintai setiap gerak-geriknya, diamnya dan mengenali diri termasuk bagian mana dari yang empat. Sifat-sifat
itu ada dalam hati dan terus bertahan hingga hari kiamat, dan jika masih tersisa secuil kebaikan, maka itu adalah
benih kebahagiaan. Sebaliknya jika yang tersisa adalah secuil kejelekan, maka ia pun merupakan benih dari
siksa. Manusia tak akan pernah berhenti bergerak dan diam, hatinya bagaikan kaca, akhlak tercela bagaikan
asap dan kegelapan, jika menyentuhnya, maka seketika ia menggelapkan jalan menuju kebahagiaan. Akhlak
terpuji bagaikan cahaya dan pancarannya, jika sampai pada hati, maka ia akan membersihkannya dari gelapnya
kemaksiatan. Seperti sabda Rasul Saw:
“Ikutkanlah pada perbuatan jelek itu perbuatan baik yang akan menghapusnya.”[11]
Dan hati bisa jadi terang dan gelap, semua tak akan lolos kecuali mereka yang mendatangi Allah dengan hati
yang pasrah.

PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG
Ketahuilah ! bahwa nafsu dan amarah yang ada bersama binatang juga terdapat pada anak Adam. Akan tetapi
manusia diberi tambahan lain[12]sebagai bekal untuk memperoleh kemuliaan dan kesempurnaan. Dengan hal
tersebut, ia bisa mengetahui Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Dan dengan hal tersebut manusia bisa
menyelamatkan dirinya dari kekuasaan nafsu dan amarah serta meraih sifat-sifat malaikat. Dengan demikian,
manusia diberi sifat-sifat binatang jinak dan buas, yang semuanya ditundukka Allah untuk manusia. Hal ini
sebagaimana yang difirmankan Allah:
“Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi semuanya.” (Q.S. al-Jasiyah [45]:
13).

PASAL MENGENAI KEAJAIBAN HATI & DUA PINTU HATI
Ketahuilah ! bahwa hati memiliki dua pintu ilmu, satu untuk mimpi-mimpi dan lainnya untuk ilmu sadar, yaitu pintu
untuk ilmu realita (zahir). Saat manusia tertidur, pintu-pintu indera tertutup, dibukakanlah pintu bathin dan
disingkapkan realitas alam ghaib dari alam malakut dan Lauh Mahfudz seperti cahaya yang terang benderang.

6
Untuk menyingkapnya dibutuhkan semacam tafsir mimpi. Sedang ilmu yang dihasilkan dari realita (zahir) dikira
oleh manusia akan memunculkan kesadaran diri, dan bahwa keadaan sadar lebih utama, meskipun sebenarnya
ia tidak bisa melihat sesuatupun dari alam ghaib. Bagaimana pun sesuatu yang terlihat antara keadaan sadar
dan tidur tetap lebih utama sebagai pengetahuan daripada apa yang terlihat melalui indera.

PASAL MENGENAI CERMIN HATI
Disamping itu, Andapun mesti tahu bahwa hati seperti cermin, Lauh Mahfudz pun demikian. Karena di dalamnya
terdapat gambaran dari semua realitas (mawjudat). Jika Anda hadapkan cermin satu dengan lainnya, maka
masing-masing gambar pada setiap cermin akan saling menghiasi yang lainnya. Demikian pula semua gambar
(suwar) pada Lauh Mahfudz akan tampak dalam hati jika ia telah suci dari nafsu dunia. Jika masih disibukkan
dengannya, maka alam malakut akan tetap tertutup. Jika pada saat tidur manusia tak terhubungkan dengan
obyek indera, maka ia akan menyaksikan esensi (jawhar) alam malakut dan akan terlihat sebagian gambar yang
ada pada Lauh Mahfudz. Jika manusia menutup pintu indera hanya sekedarnya, maka ia hanya memasuki dunia
khayal. Karena itu, ia melihat sesuatu yang masih tertutupi pada bagian luarnya dan bukanlah hakikat murni
yang tersingkapkan. Jika hati telah mati bersama si pemiliknya, maka pada saat itu tidak ada yang namanya
khayal, dan tidak juga indera. Oleh karena itu, pada saat tersebut hati mampu melihat dengan tanpa keraguan
ataupun khayalan. Dan ketika itu, diucapkan padanya:
“Maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22).

PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT
Ketahuilah! bahwa tak seorangpun dari anak Adam kecuali hatinya telah dimasuki sentuhansentuhan suci melalui jalan ilham, dan hal itu tidak masuk melalui indera, akan tetapi masuk
dalam hati tanpa tahu dari mana asalnya, sebab hati termasuk alam malakut, dan indera
tercipta untuk alam ini, yaitu alam al-mulk (alam kuasa). Karenanya ia menjadi penghalang
jiwa dari menyaksikan alam malakut manakala tidak tersucikan dari aktifitas indera.

PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI
Jangan Anda kira kelembutan ini hanya terbuka pada saat tidur dan mati saja, tapi ia pun terbuka saat sadar bagi
mereka yang ikhlas berjihad, ikhlas melakukan riyadah (latihan) dan menyelamatkan diri dari kekuasaan nafsu,
amarah, akhlak tercela dan perbuatan buruk. Jika ia duduk di tempat sepi dan mengosongkan dirinya dari dari
aktifitas indera, kemudian membuka mata hati dan pendengarannya, menjalankan fungsi hatinya sebagai bagian
dari alam malakut, terus menerus menyebut kalimat Allah, Allah, Allah, dengan hatinya dan dengan tidak dengan
lidahnya sampai ia tak mendapatkan informasi dari dirinya dan alam sekitarnya sedikitpun, dan yang ia lihat
hanyalah Allah[13], maka kekuatan itu akan terbuka, apa yang ia lihat disaat tidur, ia bisa lakukan pada saat
sadar, yang tampak adalah ruh para malaikat dan para nabi, gambar-gambar bagus yang indah dan mulia, saat
itu tersingkaplah kerajaan langit dan bumi. Ia bisa lihat semua yang tak bisa dijelaskan dan tak bisa
digambarkan, sebagaimana sabda Rasul Saw:
“Dibentangkan padaku bumi, seketika kulihat ujung barat dan timur.”[14]
Allah Swt menjelaskan:
“Dan demikianlah Kami perlihatkan pada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami (yang terdapat) di langit dan
bumi.” (Q.S. al-An’am [6]: 75).
Karena semua ilmu para nabi melalui jalan ini dan bukan melalui jalan indera, seperti ditegaskan Allah Swt:
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S. al-Muzammil [73]: 8).
Artinya terputus dari segala sesuatu, penyucian diri dari segalanya dan terus memohon kesempurnaan padaNya, ini adalah jalan (tariq) kaum sufi zaman ini. Sedang cara pengajaran, adalah jalan (tariq) para ulama.
Semua ini dirangkum dari jalan kenabian. Begitu juga ilmu para auliya’, sebab ilmu itu tertanam dalam hati
mereka tanpa melalui perantara, yaitu dari Hadirat Ilahi sebagaimana firman-Nya:
“Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya di antara ilmu-ilmu dari
sisi Kami.” (Q.S. al-Kahfi [18]: 65).
Jalan ini tidak akan dipahami tanpa melalui latihan, dan jika tak dihasilkan dengan rasa, maka ia pun tak bisa
dihasilkan melalui pengajaran[15]. Yang seharusnya dilakukan adalah mempercayainya hingga kita bisa
mendapatkan kebahagiaan mereka, dan ini adalah sebagian keajaiban hati. Siapa yang tak melihat, ia tidak akan
mempercayainya, seperti firman-Nya:
“Yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal
belum datang kepada mereka penjelasannya.” (Q.S. Yunus [10]: 39), dan firman-Nya:
“Dan ketika mereka tidak mendapat petunjuk dengannya (Alqur’an) maka mereka berkata:
“Ini adalah dusta yang lama.” (Q.S. al-Ahqaf [46]: 11).

7
PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA KETUHANAN
Jangan Anda mengira semua ini khusus untuk para nabi dan para wali saja, sebab esensi anak Adam dari asal
penciptaannya memang untuk tujuan ini, seperti unsur besi agar dibuat cermin yang bisa digunakan untuk
melihat gambaran alam, kecuali yang berkarat dan membutuhkan penyepuhan, atau besi kering yang
membutuhkan pengecatan sebab sewaktu-waktu bisa patah. Demikian juga hati, jika nafsu dan kemaksiatan
mendominasinya, maka ia tidak akan mencapai derajat ini. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasul Saw:
“Semua yang terlahir berada dalam fitrah (esensi) Islam.”,[16]
Allah berfirman:
“Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab, “Betul (Anda Tuhan kami).” (Q.S. al-A’raf [7]: 172).
Begitupun anak Adam, fitrahnya adalah mempercayai akan ketuhanan Allah, seperti dalam firman-Nya:
“Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Q.S. ar-Rum [30]: 30).
Para nabi dan para wali adalah anak Adam, Allah berfirman:
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu.” (Q.S. Fussilat [41]: 6).
Setiap yang menanam pasti memetik, siapa saja yang berjalan, pasti sampai, siapa yang memohon, pasti akan
mendapatkan. Permohonan tidak akan berhasil tanpa mujahadah – permintaan orang yang telah renta dan arif
telah melalui jalan ini – jika dua hal ini berlaku pada seseorang, maka Allah telah berkehendak
menganugerahinya kebahagiaan dengan hukum azali hingga ia mencapai derajat ini.

PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA
TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH
Ketahuilah ! bahwa segala sesuatu memiliki rasa bahagia, nikmat dan kepuasan. Rasa nikmat akan diperoleh
apabila ia melakukan semua yang diperintahkan oleh tabiatnya. Tabiat segala sesuatu adalah semua yang
tercipta untuknya. Kenikmatan mata pada gambar-gambar indah, kenikmatan telinga pada bunyi-bunyi yang
merdu, dan demikian semua anggota badan. Kenikmatan hati hanya dirasakan ketika mengetahui Allah (ma’rifah
Allah), sebab ia diciptakan untuk melakukan hal itu. Semua yang tidak diketahui manusia, tatkala ia
mengetahuinya maka ia akan berbahagia, seperti permainan catur, ketika mengetahuinya ia pun senang, jika ia
dijauhkan dari permainan itu, maka ia takkan meninggalkannya dan tak akan sabar untuk kembali
memainkannya. Begitu juga mereka yang telah sampai pada ma’rifah Allah[17], pun merasa senang dan tak
sabar untuk menyaksikan-Nya, sebab kenikmatan hati adalah makrifat, setiap kali makrifat bertambah besar,
maka nikmatpun bertambah besar pula.
Karenanya, ketika manusia mengetahui sang menteri, maka ia akan senang, lebih-lebih jika tahu sang raja,
maka kebahagiaannya tentu lebih besar lagi.
Tak ada satu keberadaan pun di alam ini yang lebih mulia dari Allah Swt, sebab kemuliaan yang dimiliki, semua
oleh sebab-Nya dan dari-Nya, semua keajaiban alam adalah karya-Nya, tak ada pengetahuan (ma’rifah)

PASAL MENGENAI ALAM DAN SARIPATI MANUSIA
Ketahuilah ! bahwa jika anak Adam disarikan dari alam, padanya terdapat segala gambaran alam yang masih
bisa kita temukan akarnya, sebab tulang-belulang ini seperti pegunungan, dagingnya seperti debu, bulu-bulunya
bagaikan tumbuhan, kepalanya bagaikan langit, inderanya seperti bintang, penjelasan mengenai hal ini
sangatlah panjang. Demikian bagian dalamnya pun menyimpan gambaran alam, sebab fungsi pencernaan yang
ada dalam lambung mirip dengan seorang ahli masak. Kekuatan yang ada pada limpa sama dengan pembuat
roti, kekuatan pada usus bagaikan tukang cukur, kekuatan yang memutihkan susu dan memerahkan darah
bagaikan tukang sepuh, penjelasan mengenai hal ini cukup panjang, yang penting adalah hendaknya kamu
mengetahui berapa banyak alam yang tersimpan bersamamu, yang terus sibuk melayanimu, sedang Anda
malah mengabaikannya, dan mereka takpernah beristirahat, Anda bahkan tak mengenalnya dan tak bersyukur
pada-Nya yang telah menganugerahkan semua itu untukmu.

PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD
BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT ANGGOTA TUBUH

8
Ilmu ini sangatlah agung, kebanyakan manusia mengabaikannya, demikian juga ilmu kedokteran. Setiap mereka
yang ingin melihat dirinya dan keajaiban karya Allah Swt dalam dirinya, membutuhkan minimal tiga sifat dari sfatsifat ketuhanan.
Pertama, hendaknya mengethui bahwa yang menciptakan seseorang juga mampu membawanya pada
kesempurnaan dan bukan pada sebaliknya, Ia adalah Allah Swt. Tak satu pun perbuatan di dunia yang lebih
ajaib dari penciptaan manusia yang berasal dari air hina dan pembentukan fisik dengan bentuk yang sangat
menakjubkan, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur.” (Q.S. al-Insan [76]: 2).
Maka untuk mengembalikannya setelah mati adalah lebih mudah lagi, sebab pengulangan selamanya lebih
mudah daripada permulaan.
Kedua, pengetahuan tentang ilmu Allah Swt bahwa ia mencakup segala sesuatu. Sebab keajaiban dan
keanehan ini tak mungkin ada kecuali dengan kesempurnaan ilmu.
Ketiga, hendaknya Anda tahu bahwa keramahan-Nya, rahmat-Nya dan perlindungan-Nya mengenai segala
sesuatu, tak terbatas di saat Anda melihat tumbuhan, hewan dan kandungan bumi, semua berada dalam
keluasan kuasa-Nya, bentuk yang baik dan warna yang indah.

PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI
MENGETAHUI SIFAT-SIFAT KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA
Yaitu pengetahuan tentang keajaiban karya-karya Ilahi, pengetahuan tentang keagungan dan kekuasaan Allah
Swt, yang merupakan ringkasan (sari) dari pengetahuan hati. Ilmu ini begitu mulia, sebab berbicara tentang
karya Ilahi, sebab jiwa bak kuda, akal sebagai penumpangnya dan keduanya terhimpun dalam kalimat
penunggang kuda (joki). Siapa yang tak mengenal dirinya dan mengaku mengenal lainnya, maka ia seperti
seorang lelaki bangkrut yang tak memiliki makanan sedikitpun untuk dirinya dan mengaku menafkahi orangorang miskin di kotanya.

PASAL PENUTUP
Jika Anda mengetahui kemuliaan, kehormatan, kesempurnaan, keindahan dan keagungan setelah Anda
menyadari bahwa esensi hati adalah esensi yang paling mulia, yang semua itu telah dianugerahkan kepadamu
dan kelak akan ditarik kembali, dan Anda justru tidak memintanya, malah mengabaikannya dan
menghilangkannya, maka Anda akan sangat menyesal pada hari kiamat. Berjuanglah untuk mendapatkannya,
tinggalkanlah segala kesibukan duniawi! Dan segala kemuliaan yang tidak tampak di dunia, maka di akhirat kelak
akan menjadi kebahagiaan, keabadian tanpa kefanaan, kekuasaan tanpa kelemahan, pengetahuan tanpa
kebodohan, keindahan sekaligus keagungan.
Sedang hari ini, tak seorang pun yang lebih lemah darinya, sebab ia termiskin dan kekurangan, akan tetapi
kemuliaan akan ia alami esok jika ia tancapkan pengetahuan tentang kebahagiaan ini dalam inti hatinya, hingga
ia bisa menyelamatkan dirinya dari perumpamaan binatang dan bisa mencapai derajat malaikat.
Jika ia kembali pada nafsu dunia, maka ia lebih memilih menjadi binatang pada hari kiamat, karena sebenarnya
ia kembali ke asalnya yaitu tanah. Dan ia pun akan abadi dalam siksa.
Kami berlindung kepada Allah Swt dari semua itu, kami meminta pertolongan-Nya, sebab Ia sebaik-baik
Pemelihara dan Penolong, dan rasa syukur ini untuk Alah Swt, Tuhan semesta alam. Semoga keselamatan
senantiasa dianugerahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga berikut para sahabatnya.
The End

[1] Perjuangan membersihkan hati dengan beragam ibadat.
[2] Penyaksian pada cahaya keTuhanan.
[3]Menghilangkan kotoran hati an mensucikannya diisi dengan keutamaan. Menurut Imam Jurjani ada juga kimia
awam;menggantikan kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat dan kimia orang khusus;memurnikan hati dari
alam beralih ke Pencipta alam
[4] Sebab Nabi saw lah yang menerima wahyu dan menerangi jalan.
[5] Hati ditempa dengan Mujahadah ibadah agar suci, seperti besi berkarat ditempa dalam bara api agar murni.

9
[6] Imam Qohtoby berkata ruh tidak masuk dalam katagori objek KUN, artinya bahwa ruh adalah kehidupan itu
sendiri .Hidup dan kehidupan adalah sifat Yang maha hidup. Ruh yang berada dalam jasad bukanlah makhluk
sebagaimana jasad. ( Lihat; aTaaruf limadzhab ahli tasawwuf; alKalabadzi, hal 68, Darul kutub ilmiah, bairut)
[7] Berkata Imam Junaidy alBagdadi Ruh adalah sesuatu yang dibiasi oleh ilmu Allah dan tak seorangpun yang
memahaminya dari makhlukNya. Dan tak diperkenankan mengibaratkannya dengan apapun.
[8] Orang kuno yang pertama mendefinisikan tugas Jiwa adalah Plato bahwa jiwa memiliki tiga
kekuatan;kekuatan syahwat, kekuatan amarah, kekuatan Akal. Dimanasyahwat dan amarah adalah pembantu
bagi kekuatan akal. Plato mengibaratkan Manusia dengan kekuatan dan perangkatnya adalah sebuah kota yang
mesti ditata, dimana penduduknya dibagi dalam tiga kasta: kasta buruh para pekerja, kasta peperangan dan
kasta hakim, dimana kasta buruh sebanding dengan kekuatan syahwat, dan kasta peperangan sebanding
dengan kekuatan amarah dan kasta hakim sebanding dengan kekuatan akal. Demikian juga berpendapat
Cendikiawan Alfarabi dalam kitabnya” Aro’ ahlil madinah alfadilah”
[9] Ketercelaan syetan dan keterpujian malaikat, sebab syetan hanya memilki sifat tercela saja sedang malaikat
hanya memilki sifat keterpujian.
[10] Riwayat muslim, kitab sifat kaum munafiq hadis no 70, Imam Ahmad; Musnad;juz 6 hal 115. dari Aisyah.
[11] Riwayat: aTurmudzi;albar,asilah;bab 55, Adda romy; arroqoiq,bab 73, Imam Ahmad;Musnad; juz 5 hal 153,
Hadis dari Mu’az bin jabal.
[12] Kekuatan akal
[13] Imam Jurjani berkata dalam Ta’rifat hal 163: lenyapnya hati dari mengetahui hal ihwal makhluk bahkan dari
keadaan dirinya, ia liputi oleh Sulthon hakikat, ia hadir dalam AlHaq, gaib dari dirinya dan dari makhluk.
Sebanding dengan ini adalahl kisah dalam al-Qur’an tentang Nabi yusuf, dimana para perempuan ketika
menyaksikan ketampanan Nabi Yusuf merekapun memotong tangan sendiri, bagaimana keadaan jika seseorang
melihat keindahan Dzat sang pemilik keindahan?.
Fana menurut ahli tasauf adalah tenggelam dalam keagungan dan penyaksian alHaq.
[14] Riwayat: Muslim;Fitan;no 19, Abu Dawud; Fitan, bab 1,Atturmudzi;Fitan;bab 14, Ibnu Majah;Fitan;bab9,
Imam Ahmad;Musnad; Juz 5,hal 278. Hadis dari Syadad bib Aus dari Nabi Saw.
[15] Ini sebagaimana terjadi pada zaman alGhazali dimana para Murid penggemar tasauf dibebani beragam
aturan oleh para Syeh Tasauf yang akan menunjukan jalan istiqomah. Adapun Tehnik tasauf alGhazali Ia
mengambil langsung dari petunjuk kenabian tanpa perantara para Syeh tasauf, dan jenis tasauf ini
doperuntukkan bagi penggemar berat seperti algazali sendiri.
[16] Riwayat: Ahmad,Malik, Abu Dawud,atTurmudzi, adDaromy.
[17] Sepakat para ahli Tasauf bahwa ma’rifat tidak akan sempurna dengan akal. Dalil mereka; bagi Allah adalah
Allah semata. Menurut mereka jalan akal adalah jalan orang yang berakal adalam kebutuhanya pada dalil,
kerena akal adalah baru dan yang baru hanya kan menunjukan pada yang baru juga. Seorang pria bertanya
pada Imam Annury: apa dalilnya Allah? Ia Jawab: Allah, Maka dimana fungsi akal? Ia jawab:Akal lemah, yang
lemah hanya akan menunjukan pada yang lemah juga.
Berkata Ibnu atTo’: akal adalah alat ibadah bukan bukan untuk memulyakan keTuhanan.

10
SUFI ISLAM:ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA
ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA
JUDUL ASLI
PENGARANG

: (AL-ADAB FI AD-DIN)
: IMAM ALGHAZALI

PENTERJEMAH : MUHAMMAD HILMAN ANSHARY

Bismillahirrahmanirrahim
MUKADDIMAH
Segala puji bagi Allah yang menciptakan kita, lalu menyempurnakannya;
mendidik kita, lalu membaguskannya; dan memuliakan kita dengan mengutus
Muhammad, Rasul utusan-Nya. Dengan memohon taufik-Nya, kami tuturkan
bahwa:
Akhlak yang paling sempurna dan paling tinggi, amal yang paling bagus dan
paling baik, adalah adab dalam beragamayang diikuti oleh orang-orang yang
beriman dari tindak kerja Tuhan Semesta Alam dan dari akhlak para Nabi dan
Rasul Allah.
Allah telah mendidik kita dengan aneka penjelasan yang tertulis di dalam
Alquran. Dia mendidik kita melalui tuntunan Nabi-Nya, Muhammad Saw, yakni
as-Sunnah, dengan kewajiban-kewajiban yang dipikulkan kepada kita. Karena
itu, milik-Nya segala kenikmatan.
Demikian pula melalui para sahabat, para tabi’in, dan generasi sesudah mereka,
yakni orang-orang beradab dari kalangan orang-orang beriman yang mengharuskan kita untuk mengikuti
mereka.
Adab dalam beragama sangat penting kedudukannya dan jumlahnya pun banyak. Oleh karena itu, di sini kami
hanya akan memaparkan sebahagiannya saja agar pembahasannya tidak bertele-tele, sehingga sulit untuk
dipahami.
ADAB MUKMIN DI HADAPAN ALLAH
Seorang mukmin semestinya selalu menundukkan pandangan matanya dan memusatkan segenap perhatiannya
hanya kepada Allah. Membiasakan diam dan menenangkan anggota-anggota badan. Bersegera melaksanakan
perintah, menjauhi larangan, tidak suka membantah dan berakhlak baik. Membiasakan berzikir dan mensucikan
pikiran. Mengendalikan anggota-anggota badan dan menenangkan hati. Mengagungkan kebesaran Tuhan,
menjauhi sifat marah, dan menyembunyikan cinta. Memelihara keikhlasan. Tidak riya dan pamer. Mendakwah
kebenaran. Tidak berpedoman kepada makhluk dan mengikhlaskan amal. Berkata benar, menyucikan
pandangan dan mengupayakan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub) secara terus-menerus. Tidak banyak
memerintah, menyembunyikan keutamaan dan bersemangat memperbaiki diri. Marah ketika melanggar yang
haram, mengekalkan haybah (keseganan akan kewibawaan Allah), menumbuhkan rasa malu, dan merasa takut
(kepada Allah). Menjadikan sikap tenang sebagai keyakinan bathin dan tawakal sebagai kesadaran terhadap
baiknya suatu ikhtiar.
Menyempurnakan wudhu tatkala merasa berat dan menunggu (kembali) shalat berikutnya setelah mengerjakan
suatu shalat. Kalbu bergetar karena takut akan meninggalkan fardhu. Membiasakan bertaubat karena takut
bergelimang dosa, dan memelihara keyakinan terhadap yang ghaib. Kalbu merasa takut saat berzikir dan
cahayanya bertambah ketika menerima petuah. Mengembangkan sikap tawakkal ketika miskin dan ketika
mampu mengeluarkan sedekah tanpa sikap kikir.
ADAB KAUM TERPELAJAR
Adab seorang terpelajar antara lain adalah selayaknya terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya.
Memelihara ketenangan. Meninggalkan sifat takabur dan tidak memancingnya. Mengasihi para pencari ilmu dan
tidak merespon orang-orang yang sombong. Menyelesaikan masalah orang-orang awam dan tidak merasa
gengsi untuk mengatakan, “Saya tidak tahu.” Memberikan perhatian yang serius atas sebuah pertaanyaan. Tidak
berpura-pura. Dan memperhatikan serta menerima sebuah argumentasi kebenaran, walaupun berasal dari
lawan.

11
ADAB SEORANG MURID DI HADAPAN GURU
Seorang murid – di hadapan gurunya – selayaknya memulai setiap pertemuan dengan mengucapkan salam,
tidak banyak bicara di hadapannya, ikut berdiri ketika ia berdiri dan tidak mengatakan, “Fulan mengatakan
sesuatu yang berbeda dengan apa yang kamu katakan.” Tidak bertanya kepada teman ketika duduk di
hadapannya. Tidak tertawa ketika guru sedang berbicara. Tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan
dengan pendapatnya. Tidak memegang bajunya ketika dia berdiri. Tidak meminta penjelasan tentang suatu
masalah di tengah perjalanan hingga sampai ke rumahnya. Dan tidak banyak bertanya ketka dia terlihat merasa
jenuh.
ADAB GURU PENGAJAR ALQURAN (MUQRI)
Adab guru seorang pengajar Alquran antara lain adalah senantiasa duduk seperti duduknya seorang yang
ketakutan, menyimak perintah, berusaha untuk paham, dan senantiasa mengharap kasih-Nya. Memperhatikan
ayat-ayat mutasyabihah, memperhatikan tanda waqf, mengetahui tanda-tanda permulaan bacaan, menjelaskan
ihwal hamzah, mengajarkan bilangan, dan membaguskan pengucapan huruf. Menerangkan manfaat dan pahala
menamatkan bacaan Alquran.
Ia juga harus menyayangi kaum pemula yang mempelajari Alquran. Bertanya-tanya apabila ada murid yang tidak
hadir. Meninggalkan perdebatan. Memulai dengan mengajarkan bacaan yang dibaca ketika shalat, atau – jika
perlu – mengimami orang lain.
ADAB PEMBACA ALQURAN
Seorang pembaca Alquran seyogianya membiasakan duduk di hadapan Alquran seperti duduknya orang yang
tawadhu’. Memusatkan perhatian. Menundukkan kepala, dan memohon izin sebelum membaca. Memohon
perlindungan kepada Allah dan membaca basmalah serta berdo’a ketika selesai membaca Alquran.
ADAB PENGAJAR ANAK-ANAK
Adab pengajar anak-anak diantaranya adalah memulai dengan perbaikan diri, karena mata dan telinga mereka
tertuju ke arahnya. Apa-apa yangbaik menurut dirinya, akan menjadi baik pula bagi mereka, dan apa-apa yang
jelek menurutnya, akan menjadi jelek pula di mata mereka. Membiasakan diam saat terduduk. Dan tidak melirik
marah dengan pandangannya. Seyogianya, sebagian besar pengajarannya dilakukan dengan upaya ‘menakutnakuti’ tidak memukul dan apalagi menyiksa.
Tidak banyak bercakap-cakap dengan mereka, karena mereka akan menjadi berani. Tidak membiarkan mereka
bercengkrama, karena mereka akan menjadi kurang ajar. Tidak mengajak siapapun bersenda gurau di hadapan
mereka. Menolak pemberian mereka dengan wira’i. Mencegah mereka dari sikap mengadu domba atau
menghasut dan menghindarkan diri mereka dari mencari-cari aib orang lain. Mengajari mereka bahwa
menggunjing itu jelek. Mengajak mereka untuk takut pada tindakan berdusta dan provokasi. Tidak menanyakan
suatu ihwal yang menimpa mereka, sehingga membebaninya. Tidak banyak menuntut pada keluarga mereka,
sehingga mereka mendiktenya. Mengajarkan pada mereka tentang bersuci dan shalat. Dan memberitahukan
pada mereka tentang najis-najis yang harus dihilangkan.
ADAB PERIWAYAT HADITS
Adab periwayat hadits adalah harus bertujuan benar, menghindari dusta, menyampaikan hadits yang masyhur,
meriwayatkan hadits dari orang-orang siqah dan meninggalkan hadits munkar. Tidak menyampaikan apa yang
terjadi dikalangan ulama salaf. Mengenal zaman. Menjaga diri dari kesalahan, kekeliruan, kesalahan baca, dan
penyimpangan.
Meninggalkan senda gurau, menghindari hasutan dan mensyukuri nikmat Allah karena dia telah berada di dalam
derajat Rasulullah sebagai penyampai hadits. Memelihara sikap tawadhu’ dan menjadikan sebagian besar dari
omongannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik berupa hal yang wajib, sunnah dan adab mereka di dalam
menjelaskan kitab Allah Azza wa Jalla.
Tidak membawa ilmunya kepada para menteri (pejabat pemerintah) dan tidak mendatangi pintu para penguasa,
sebab hal tersebut akan merendahkan kredibilitas para ulama dan menurunkan kualitas ilmu mereka tatkala
bermaksud mengajarkannya kepada para penguasa dan orang-orang kaya. Tidak meriwayatkan hal-hal yang
tidak diketahui asal-usulnya dan tidak membacakan apa-apa yang tidak ada di dalam kitabnya. Tidak berkata
ketika ada orang yang menbacakan sesuatu kepadanya. Berhati-hati agar tidak mencampurkan satu hadits ke
dalam hadits lain.

12
ADAB PENCARI HADITS
Senantiasa menulis hadits-hadits masyhur dan tidak menulis hadits-hadits garib, tidak juga menulis hadits-hadits
munkar. Menukil hadits dari orang-orang yang siqah. Tidak melebihkan hadits masyhur dari hadits lain.
Pencariannya tidak mengurangi kehormatan dirinya dan tidak melalaikan shalatnya. Menghindari pergunjingan,
diam untuk mendengar, melazimkan diam di hadapan perawi hadits dan menaruh perhatian terhadap upaya
perbaikan tulisannya. Tidak mengatakan, “Saya telah mendengar”, padahal belum pernah mendengar. Tidak
menyebarkan hadits untuk mencari kemasyhuran, lalu menukil hadits dari orang-orang yang tidak siqah dan ahli
makrifat, tetapi harus mengambil hadits dari ahli agama. Tidak menukil hadits dari orang yang tidak mengenal
hadits yang bersumber dari orang-orang salih.
ADAB PENULIS
Seorang penulis selayaknya selalu berupaya memperindah tulisannya dan membaguskan goresan tangannya.
Merajuk pada ilmu i’rab untuk menjelaskan kalimat, mengetahui perhitungan dan memiliki pendapat yang benar.
Memakai pakaian yang bagus dan menggunakan wewangian. Mengetahui sejarah orang-orang terdahulu di
antara para ahli saraf. Mengambil secara berangsur-angsur dari sumber-sumbernya dan mengetahui urusan
yang utama. Bertoleransi dan berpeengalaman dalam hal-hal kebaikan. Menghindari kezaliman dan menjauhi
segala yang haram. Menjaga harga diri, membaguskan pergaulan dan menjaga diri dari kehinaan. Menjauhi
perkataan keji di dalam majlis, menghindari senda gurau dan percakapan, serta bujukan kepada para pelayan.
ADAB DA’I PEMBERI NASIHAT
Adab pemberi nasihat diantaranya adalah senantiasa menghindari sikap takabur dan selalu memelihara rasa
malu kepada Tuhannya. Senantiasa menampakkan pengharapan kepada sang Pencipta dan berkeinginan
memberi manfaat kepada para pendengarnya. Mengoreksi diri untuk mengetahui aibnya. Memandang
pendengar dengan pandangan kebenaran, berbaik sangka kepada mereka dengan bathin agama (batin addiyanah), dan tidak berharap pada mereka untuk memberi perlindungan. Metode pengajarannya lembut.
Menyayangi para pemula. Meyakini bahwa dirinya dapat melaksanakan ucapannya, agar orang lain dapat
mengambil manfaat dari yang dia katakan.
ADAB PENDENGAR
Seorang pendengar semestinya senantiasa menampakkan kekhusyukan dan memelihara ketundukan.
Menjernihkan hati dan berbaik sangka. Meyakini ucapannya dan membiasakan berdiam. Tidak banyak
bertingkah dan senantiasa memusatkan perhatian. Serta menghindari menuduh (yang tidak-tidak).
ADAB AHLI IBADAH
Ahli ibadah seyogianya mengetahui saat-saat beribadah, memahami wiridnya, membaguskan ucapannya dan
berusaha meneteskan air mata. Memelihara kekhusukan dan melazimkan ketundukan. Menundukkan
pandangan, menggetarkan hatinya, senantiasa memikirkan agamanya, memperhatikan waktu dan membiasakan
diri untuk berpuasa. Bangun di malam hari, bersikap wira’i, dan mengurangi makan-minum. Selalu menunggu
kedatangan ajal, menjauhi teman-temannya, meninggalkan syahwat, memelihara shalat – mengetahui
keutamaan dan ihwal yang menyebabkan ketidaksempurnaannya. Tidak merasa butuh pada ilmu orang lain,
selain pengetahuan dirinya dan hakikat keberadaannya.
ADAB KETIKA MENYENDIRI
Menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama, mengetahui tentang permasalahan shalat, puasa, zakat dan
haji. Meyakini bahwa kesendiriannya dapat menolak kejahatan dirinya. Menghadiri setiap pertemuan dan shalat
berjamaah. Mengurus jenazah dan menjenguk orang sakit dengan tidak larut dalam perbincangan mereka. Tidak
bertanya tentang cerita apa pun dari mereka yang akan mengotori kesucian kalbunya. Tidak tamak terhadap
pemberian mereka, sehingga tidak merasa butuh atas bantuan tetangganya. Dengan demikian, maka waktunya
terbagi tiga, yaitu: untuk shalat dan mengaji, sehingga beruntung; untuk membaca buku-buku, sehingga
terpelajar; dan untuk tidur sehingga selamat. Membiasakan berzikir dan memperbanyak syukur, sehinga
sempurna urusannya. Jika memiliki keluarga, berbicaralah dengan mereka. Bersungguh-sungguhlah dalam
kesendiriannya, sehingga dapat mengukur kualitas pengasingannya.
ADAB SUFI
Seoang ahli sufi selayaknya tidak banyak memberi perintah, meninggalkan syath (artificial) di dalam
ungkapannya, berpegang pada ilmu syariat, membiasakan bekerja keras, bersungguh-sungguh dan tidak terlalu

13
akrab dengan manusia. Meninggalkan popularitas dalam hal berpakaian dan menampakkan keindahan, bersikap
tawakkal, memilih kefakiran, membiasakan berzikir dan menyembunyikan rasa cinta. Sellu berupaya
memperbagus kualitas pergaulan. Menjaga diri dari perilaku homoseksual dan lesbian, dan senantiasa
mempelajari Alquran.
ADAB ORANG MULIA
Senantiasa memelihara kemuliaan, tidak memperalat aspek keturunan, tidak mengandalkan dengan usaha, dan
takut kepada Tuhannya. Menyayangi orang yang berada di bawahnya. Dan tidak berusaha menyamai orang
yang setara dengannya.
Mengetahui keutamaan ahli ilmu walaupun dia setingkat atau lebih tinggi daripada mereka didalam masalah
keilmuan. Mengikuti orang-orang yang memahami agama dari kalangan ahli fiqh dan Alquran. Menempa akhlak.
Menjaga ucapannya ketika sedang marah dan berkhutbah. Memuliakan kawan duduk. Menyambungkan
persaudaraan. Melindungi kerabat. Membantu tetangga. Dan menghias teman-temannya dengan keutamaan
dirinya.
ADAB TIDUR
Senantiasa bersuci sebelum tidur. Tidur pada sisi badan sebelah kanan. Berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla
hingga tertidur. Berdo’a dan memuji Allah ketika bangun dari tidur.
ADAB SHALAT TAHAJJUD
Mengurangi makan dan minum. Menghiasi waktu siang dengan menjauhi pergunjingan, berdusta dan ucapanucapan yang tidak berfaedah. Meninggalkan pandangan terhadap hal-hal yang haram. Bangun dari tidur dengan
penuh rasa takut. Memperbaiki wudhu, memandang ke kerajaan langit, berdo’a dan menghadirkan hati di dalam
shalat agar bisa memahami bacaannya.
ADAB MEMASUKI KAKUS
Hendaklah seseorang itu membaca basmalah dan memohon perlindungan kepada Allah (isti’azah) sebelum ia
memasuki kakus. Membuka pakaian dengan lembut setelah berjongkok. Mengusapkan tangan pada tanah
setelah beristinja dengan air. Menutup aurat sebelum keluar dari kakus. Membaca hamdalah dan bersyukur
setelah keluar dari kakus.
ADAB MEMASUKI KAMAR MANDI
Menutup aurat dan berusaha tidak memandang auratnya. Mencari kesendirian, tidak berkata apa-apa, tidak
memalingkan muka ke kanan ataupun ke kiri, tidak mengucapkan salam dan duduk dengan santai.
Mencuci kemaluan (bila sedang junub) sebelum memasuki kamar mandi dan mencuci kedua kaki dengan air
dingin apabila keluar, karena hal itu dapat menghilangkan sakit kepala.
ADAB BERWUDHU
Bersiwak dan membiasakan berzikir sambil membasuh anggota wudhu. Merasakan ketakziman kepada Yang
Dituju dan bertobat kepada-Nya dari segala dosa. Diam setelah bersuci hingga memasuki waktu shalat. Bersuci
dilakukan setelah mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu kemaluan, serta setelah memotong kuku. Mencuci selasela jari, membersihkan lubang hidung serta membersihkan pakaian dan badan.
ADAB MEMASUKI MASJID
Berjalan mulai dengan kaki kanan, menghilangkan kotoran dari sandal, menyebut nama Allah ‘Azza wa Jalla dan
memberi salam kepada orang-orang yang telah hadir terlebih dahulu. Apabila masjid kosong, berilah salam
kepada diri sendiri. Memohon kepada Allah agar dibukakan pintu-pintu rahmat-Nya.
Duduk menghadap kiblat, melekatkan fungsi muraqabah (control Allah atas diri sendiri), mengurangi berbicara
dan menghindari bicara keras. Tidak mengeraskan suara di dalam masjid dan tidak menghunus pedang. Apabila
membawa pedang, peganglah tangkainya. Tidak melakukan pekerjaan, mencari benda yang hilang, melakukan
jual beli, dan melakukan persetubuhan
Apabila keluar dari masjid, dahulukan kaki kiri dan memohon kepada Allah akan keutamaan karunia-Nya.

14
ADAB BER’ITIKAF
Senantiasa berzikir, memusatkan perhatian, menghindari bicara, selalu diam di tempat dan tidak berpindahpindah. Menahan nafsu dari apa yang diinginkan, menolak kesenangan nafsu dan memaksanya untuk taat
kepada Allah ‘Azza wa jalla.
ADAB MENGUMANDANGKAN AZAN
Seorang muazin hendaklah betul-betul mengenal waktu shalat, baik pada waktu musim panas maupun musim
dingin. Menundukkan pandangan mata ketika menaiki menara azan. Berpaling ke kanan dan ke kiri di dalam
azan ketika mengucapkan “hayya ‘ala as-salah dan hayya ‘ala al-falah” dan memperbagus bacaan azannya serta
mempercepat bacaan iqomat.
ADAB IMAM
Seorang imam seyogianya mengetahui rukun-rukun shalat dan sunnah-sunnahnya. Memahami hal-hal yang
dapat membatalkan dan merusak shalatnya. Tidak menjadi imam bagi suatu kaum yang tidak menyukai dirinya.
Menjadikan barisan di belakangnya adalah para ahli ilmu. Meminta mereka untuk meluruskan barisan
danmenasihati mereka dengan lemah lembut. Tidak membaca surat-surat yang panjang, sehingga mereka jemu;
tidak memanjangkan tasbih, sehingga mereka bosan; dan tidak pula meringankannya, sehinga hilang
kesempurnaan shalatnya. Sebaliknya mengatur shalat sesuai dengan kemampuan orang yang paling lemah di
antara mereka.
Menyempurnakan ruku’ dan sujud, sehingga mereka merasa nyaman (tuma’ninah), diam sejenak sebelum dan
sesudah membaca surat al-fatihah, dan juga ketika selesai membaca surat-surat setelahnya. Menunggui orang
yang merasa sulit di dalam ruku, selama tidak melampaui batas yan wajar. Menanti tetangga yan belum dating
selama tidak takut akan mengakhirkan waktunya. Berhenti sejenak diantara dua salam. Ketika selesai shalat,
mengharap karunia Allah dengan penuh asa takut. Memperbanyak rasa syukur kepada Allah dan memelihara
zikir kepada-Nya dalam segala kondisi.
ADAB SHALAT
Seorang muslim yang hendak melakukan shalat, selayaknya bersikap rendah hati, memelihara kekhusyukan dan
menampakkan kehinaan. Menghadirkan kalbu, menghilangkan rasa was-was dan menghindari keraguan, baik
lahir maupun batin.
Menenangkan anggota badan, menundukkan kepala dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri.
Menghayati bacaan dan mengucapkan takbir dengan penuh ketakziman. Melakukan ruku’ dengan penuh
ketundukkan, bersujud dengan penuh kekhusukan, bertasbih dengan penuh pengagungan, mengucapkan
syahadat dengan penuh kesaksian, dan memberi salam denan penuh kasih sayang. Mengakhiri shalat dengan
penuh rasa takut dan berusaha mencari keridhaan-Nya.
ADAB MEMBACA ALQURAN
Hendaklah membiasakan diri dengan sikap tenang dan rasa malu. Menjauhi perbuatan sia-sia dan perkataan
keji. Memelihara sikap tawadhu dan membiasakan untuk menangis.
ADAB BERDO’A
Seyogianya menghadirkan kekhusyukan di dalam kalbu, memusatkan perhatian, menampakkan kehinaan,
berbaik sangka, merendahkan diri, dan menampakkan sikap butuh. Memohon kepada Allah seperti permohonan
orang yang sedang tenggelam kepada orang yang dapa menyelamatkannya. Mengetahui hina kedudukan dirinya
dan besarnya keagungan Allah sebagai tempat memohon. Membentangkan kedua telapak tangan ketika
memohon. Meyakini bahwa do’anya akan dikabulkan dan takut terhadap hal-hal yang mendatangkan kegagalan.
Senantiasa menanti kelapangan dan menjauhi permusuhan. Memperbagus maksud dan pengharapan.
Mengusapkan telapak tangan ke wajah setelah selesai berdo’a.
ADAB SHALAT JUM’AT
Hendaklah mempersiapkan diri sebelum tiba waktu shalat Jum’at. Segera bersuci sebelum masuk waktunya.
Mandi dan mengenakan pakaian bersih. Tidak melangkahi tengkuk orang lain. Menghindari perbincangan dan
memperbanyak zikir. Mengambil tempat duduk dekat imam dan mendengarkan apa yang disampaikan khatib.
Setelah selesai menunaikan shalat, kembali menyebar (di muka bumi) ntuk mencari ilmu dan berjalan dengan
tenang.
Tidak menjalinkan jemari. Memendekkan langkah, membiasakan bersikap tunduk, dan memperbanyak syukur

15
kepada Zat Yang maha Pemberi rizki. Memasuki masjid dengan khusyu’ dan memberi salam. Berusaha untuk
tidak melakukan shalat setelah khatib duduk di atas mimbar. Menjawab salam yang diberikan oleh khatib.
Menghindarkan diri dari berbicara, membulatkan tekad untuk menerima pelajaran, dan tidak berpaling ketika
khatib menghadap dan berkhutbah kepadanya. Tidak melakukan shalat sebelum khatib turun dari mimbar dan
sebelum muazin selesai mengumandangkan iqomat.
ADAB SEORANG KHATIB
Para khatib hendaklah mendatangi masjid dengan tenang dan penuh wibawa. Memulai khutbah dengan memberi
salam dan duduk dengan rasa takut disertai ketakziman kepada Allah. Menghindarkan diri dari percakapan
sambil menunggu waktu tiba. Melangkah menuju mimbar dengan tenang, seakan-akan ia ingin menunjukkan
perkataannya kepada Zat Yang Maha Perkasa. Menaiki mimbar dengan penuh rasa khusyu’. Berpegangan pada
pegangan tangga mimbardan naik ke atas sambil berzikir. Memandang kepada hadirin dengan memusatkan
perhatian dan mengucapkan salam kepada mereka sebagai pertanda agar mereka memperhatikan khutbahnya.
Duduk mendengarkan azan dengan penuh rasa takut kepada Zat Yang maha Kuasa.
Mulai berkhutbah dengan sikap tawadhu’ dan tidak memberi isyarat dengan jari. Meyakini bahwa ucapannya
bermanfaat. Mengisyaratkan pada hadirin untuk berdo’a. kemudian turun dari mimbar dengan diiringi iqomat
yang dilantunkan oleh muazin. Tidak bertakbirotul ihram sebelum para jamaah terdiam. Memulai shalat dan
memperbagus bacaannya.
ADAB DI HARI RAYA
Menghidupkan malam hari raya (dengan takbir, tahlil dan tahmid – pent) dan mandi di pagi harinya.
Membersihkan badan dan memakai wewangian. Terus-menerus melantunkan takbir, memperbanyak zikir,
melazimkan kekhusyukan, serta bertasbih dan bertahmid di sela-sela takbir. Diam untuk mendengarkan khutbah
‘id setelah shalat hari raya ditunaikan. Makan sedikit sebelum keluar dari rumah jika hari raya itu adalah hari raya
Idul Fitri. Pergi ke tempat shalat melalui suatu jalan dan pulang ke rumah melalui jalan yang lain. Kembali
dengan rasa belas kasih karena takut kepada Zat Yang maha Ghaib.
ADAB DI SAAT GERHANA
Memelihara rasa takut dan menampakkan kecemasan. Segera bertobat dan tidak merasa jemu (untuk bertobat).
Bergegas menegakkan shalat. Berdiri lama untuk melaksanakan shalat. Dan senantiasa memelihara
kewaspadaan.
ADAB SHALAT ISTISQA
Hendaklah berpuasa sebelum melaksanakan shalat istisqo (shalat untuk meminta hujan). Diawali dengan
bertobat dan menghindari sikap-sikap zalim. Mencurahkan segenap perhatian dan tidak membanggakan diri.
Mandi sebelum keluar rumah. Membiasakan dii untuk diam dan memperhatikan segala hal yang dilarang.
Mengakui segala dosa yang mendatangkan siksa dan bertekad tidak akan mengulanginya. Diam untuk
mendengarkan khutbah, bertasbih di sela-sela takbir, memperbanyak istighfar dan membalikkan jubah sambil
berdo’a.
ADAB ORANG SAKIT
Senantiasa mengingat mati dan bersiap-siap menghadapinya dengan bertobat. Membiasakan diri memuji dan
mengagungkan Allah. Bersikap rendah hati sambil terus berdo’a. menampakkan kelemahan dan pengharapan.
Memohon kesembuhan dan meminta bantuan dari Zat Yang Pemberi kesembuhan. Menampakkan rasa syukur
ketika ada kekuatan dan tidak mengeluh. Memuliakan orang yang menemani dan tidak melakukan jabat tangan.
ADAB BELA SUNGKAWA
Bersikap rendah hati, menampakkan kesedihan dan tidak banyak berbicara. Tidak tersenyum, karena hal itu
dapat menyebabkan kedengkian.
ADAB MENGANTAR JENAZAH
Memelihara kekhusyukan, menundukkan pandangan dan menghindari pembicaraan. Memperhatikan si mayit
seraya mengambil pelajaran. Memikirkan simulasi jawaban-jawaban atas pertanyaan dari malaikat Munkar dan
Nakir. Bertekad untuk bersegera memenuhi tuntutan-tuntutan kewajiban. Cemas akan menyesali segala apa
yang telah berlalu ketika datang kematian.

16
ADAB BERSEDEKAH
Hendaklah memberi sedekah sebelum diminta. Menyembunyikan sedekah, baik ketika memberi maupun setelah
memberi. Bersikap ramah kepada peminta, tidak tergesa-gesa menolak permintaannya, dan berkata pelan jika
dia meminta dengan suara yang perlahan.
Menghindari sikap bakhil dengan memberi apa yang diminta atau menolaknya dengan ramah. Jika Iblis –
semoga Allah melaknatnya – membisikkan bahwa peminta itu tidak berhak menerima sedekah, maka ingatlah
jangan sekali-kali menahan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab dia berhak atas harta tersebut.
ADAB PEMINTA-MINTA
Menampakkan kefakiran yang sebenarnya. Menyampaikan permintaan dengan perkataan lemah lembut.
Menerima pemberian – walaupun sedikit – seraya bersyukur dan berdo’a untuk kebaikan. Jika ditolak, pulanglah
dengan sopan dan penuh kerelaan. Tidak mengulang-ulang permintaan dan tidak bersikap memaksa.
ADAB ORANG KAYA
Memelihara sikap rendah hati, menjauhi sikap sombong dan senantiasa bersyukur. Menggunakan hartanya
untuk berbuat kebajikan. Bersikap ramah kepada orang miskin dan senantiasa menerima kedatangannya.
Menjawab salam kepada setiap orang yang mengucapkannya dan tidak menyembunyikan kekayaan. Bertutur
kata lembut, bersikap ramah, dan membantu orang lain demi kebaikan.
ADAB ORANG MISKIN
Orang miskin seyogianya memelihara sikap qonaah, menyembunyikan kemiskinan, tidak menampakkan
kehinaan dan tidak merendahkan diri. Menjauhi sifat rakus, menjaga harga diri dan menampakkan kecukupan
kepada orang-orang dermawan dari kalangan ahli agama. Menghormati orang-orang kaya tanpa mengharap
kebaikan mereka. Menampakkan kecukupan kepada mereka tanpa mengharap pemberian dari mereka. Tidak
bersikap sombong dan tidak menghinakan diri. Menjaga kalbu ketika memandang mereka dan berpegang teguh
pada agama ketika menyaksikan kehidupan mereka.
ADAB PEMBERI HADIAH
Memandang dengan sikap yang utama kepada orang yang diberi hadiah. Menampakkan kebahagiaan atas
penerimaannya. Berterima kasih ketika menyaksikan hadiahnya diterima. Membawa sendiri hadiah tersebut
kepadanya, meskipun banyak.
ADAB PENERIMA HADIAH
Menunjukkan kegembiraan atas pemberian hadiah, walaupun sedikit. Mendo’akan pemberi hadiah apabila dia
telah pergi dan menampakkan wajah yang berseri ketika dia hadir. Membalas pemberiannya apabila mampu dan
memujinya jika memungkinkan. Tidak merendahkan diri di hadapannya, menjaga diri dari kecacatan iman
karenanya, dan menjauhi ketamakan bersamanya.
ADAB Berbuat Kebajikan
Senantiasa mengawali tindak kebajikan sebelum diminta. Bersegera untuk mengerjakannya ketika berjanji.
Banyak melakukan kebajikan. Menyembunyikan tindak kebajikannya dari sikap pamer. Tidak banyak memberi
setelah diterima kebajikannya. Berupaya untuk terus senantiasa melaksanakannya. Dan waspada dari tindak
penghentiannya.
ADAB BERPUASA
Mencari makanan yang halal dan baik. Tidak bertengkar dan meningalkan pergunjingan. Menghindari perbuatan
bohong, tidak menyakiti orang lain, dan menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan tercela.
ADAB DI DALAM PERJALANAN IBADAH HAJI
Membelanjakan harta secara baik. Berbuat baik kepada orang yang membawa perbekalannya. Membantu
teman. Menemani orang yang kendaraannya rusak. Mendermakan sebagian dari bekalnya. Berakhlak terpuji,
bertutur kata baik, dan bersenda gurau tanpa disertai maksiat serta senantiasa mencari kelurusan.
Menampakkan kegembiraan ketika memandang kawan bicara. Mendengarkan pembicaraannya, tidak menihilkan
kecemasannya, dan berusaha melupakan kesalahannya. Berterima kasih atas bantuannya serta senantiasa
memuliakan dan membantunya.

17
ADAB BERIHRAM
Hendaklah mandi, kemudian mengenakan pakaian bersih, dan memakai wewangian. Mengurus orang-orang
yang lapar, membaca talbiyah dengan penuh ketakziman, dan mengeraskan suaranya sebagai bentuk
kegembiraan karena bisa memenuhi seruan-Nya. Bertawaf untuk mengagungkan tempat suci, bersa’i untuk
mencari keridhaan, dan berwukuf sebagai persaksian terhadap hari kiamat.
Memandang masy’ar (tempat menunaikan ibadah haji) dengan pandangan kasih sayang, memaknai cukur
rambut sebagai symbol kebebasan, dan menganggap penyembelihan kurban sebagai symbol penebusan dosa.
Memandang pelemparan batu (jumrah) sebagai wujud ketaatan. Menganggap tawaf ziyadah sebagai
pemandangan kehidupan yang tidak terbatas, dan penolakan atas hakikat kesedihan. Dan ketika saatnya
pulang, dipenuhi keinginan untuk kembali lagi.
ADAB MEMASUKI KOTA MAKKAH
Memasuki tanah haram dengan pengagungan dan memandang kota Makkah dengan kesedihan. Memandang
Masjid al-Haram dengan keutamaan dan memandang Baitullah dengan takbir dan tahlil. Membiasakan tawaf dan
tetap mengerjakan umrah. Memasuki Baitullah dengan mengagungkan kesuciannya dan membiasakan diri untuk
bertobat setelah memasukinya.
ADAB MEMASUKI KOTA MADINAH
Hendaklah memasuki kota Madinah dengan penuh wibawa dan sikap tenang. Memperhatikan syariat yang
berkaitan dengannnya dan memandangnya dengan pandangan yang mulia. Mendatangi Masjid Nabi Saw dan
mimbarnya, seakan-akan menyaksikan shalat dan khutbah beliau. Berziarah ke kubur Nabi Saw, seakan-akan
memandang pribadinya yang mulia. Berbicara kepada beliau dengan suara lembut, seakan-akan melihat dengan
mata kepala sendiri laiknya kepada teman duduknya. Memulai ziarah dengan ucapan salam kepada beliau.
Selanjutnya, mengucapkan salam kepada dua orang yang terbaring di sampingnya (Abu Bakr as-Siddiq dan
‘Umar Ibn al-Khattab). Serta mempersaksikan kecintaan keduanya atas beliau. Mempersaksikan perjalanan
beliau diantara mereka. Dan respon beliau kepada mereka. Menyaksikan ketakziman mereka kepada beliau dan
sambutan mereka kepada beliau. Dan jika hendak meningalkan kuburan beliau, janganlah dengan
membelakanginya.
ADAB PEDAGANG
Seorang pedagang selayaknya tidak duduk di jalanan tempat lewatnya kaum muslimin, sehingga akan
mempersempit gerak mereka. Ia harus mempekerjakan anak dewasa yang tidak berlaku zalim dalam menakar
dan tidak mengurangi timbangan; menyuruh dia agar menyempurnakan takaran an tidak tergesa-gesa dalam
menimbang. Ketepatan timbangan dirhamnya seperti dua sayap burung yang terbang dan keseimbangannya
seperti timbangan, panjang benangnya, tepat arah jarumnya, jelas ayunannya, dan seimbang bandulannya.
Pada setiap harinya, sebelum memulai aktivitas jual beli, ia harus memeriksa timbangannya dan membersihkan
sisanya. Memerintahkan pekerjanya untuk tepat dalam menakar minyak. Apabila yang dating orang yang mulia,
muliakanlah. Apabila yang dating adalah tetangga, utamakanlah. Apabila yang dating orang yang lemah,
kasihanilah. Dan apabila yang datang selain mereka, berbuat adillah. Juallah barang-barang dagangan dengan
harga yang sepatutnya; jika murah harganya, niscaya banyak pelanggannya. Namun jika mahal, niscaya sedikit
pelanggannya.
Pada saat menunggui barang dagangan, hendaklah berupaya terus untuk mengkaji Alquran. Menundukkan
pandangan dari hal-hal yang diharamkan dan dari pemuda yang berparas cantik. Tidak membeli barang
dagangan dengan harga murah dari seorang bodoh yang pemboros. Tidak menghardik kaum peminta-minta.
Dan tidak melarang pembeli untuk menawar.
Jika ia adalah orang yang mampu mengurusi persoalannya sendiri, maka tentu ia lebih mampu untuk mengurusi
masalah yang mesti dilaksanakan pekerjanya. Ia harus membeli timbangan, ukuran, dan takaran dari orangorang yang sudah dikenal terpercaya. Ketika menjual barang dagangan, ia tidak boleh memujinya dan ketika
membelinya, tidak boleh mencelanya. Ketika menawarkan barang, ia harus menawarkan yang sebenarnya.
Menghindari berkata buruk ketika meminta pengurangan harga barang, dan tidak berkata bohong ketika sedang
bertransaksi. Meminimalisir interaksi dengan para warga pasar, dan tidak banyak bersenda gurau. Serta
menjaga diri agar tidak banyak mengundang permusuhan.
ADAB PENUKAR UANG
Seorang penukar uang seyogianya mempunyai itikad yang baik dan mampu menunaikan amanat. Berhati-hati
terhadap uang riba dan bersegera membayar kredit. Tidak memberikan uang yang jelek. Menyempurnakan

18
timbangan dan tidak berniat menipu. Senantiasa memeriksa neracanya karena takut berkurang akurasi
takarannya.
ADAB TUKANG EMAS
Hendaklah bekerja dengan ketulusan dan bersungguh-sungguh di dalam kedermawanan. Tidak memperlambat
pekerjaan, menepati janji, dan tidak melampaui batas di dalam menetapkan nilai upah.
ADAB MAKAN
Hendaklah senantiasa membasuh tangan sebelum dan sesudah makan. Mulai dengan membaca basmalah.
Makan dimulai dari orang yang berada di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu orang berikutnya. Mengecilkan
suap dan memperhalus kunyahan. Tidak memandang wajah teman yang sedang makan. Tidak makan sambil
bersandar. Tidak makan ketika merasa kenyang. Hendaklah memberi alas an yang tepat ketika kenyang,
sehingga membuat malu tamu atau orang yang memerlukan makanan lebih banyak. Memulai pengambilan
makanan dari sisi piring dan tidak mulai dari tengahnya. Menjilat jemari ketika selesai makan dan membaca
hamdalah. Tidak berbicara masalah kematian agar tidak menggelisahkan para hadirin.
ADAB MINUM
Hendaklah melihat ke dalam gelas sebelum meminumnya. Membaca basmalah sebelumnya dan mengucapkan
hamdalah sesudahnya. Menyesap air dan tidak menegaknya. Bernafas ketika minum sebanyak tiga kali, diikuti
dengan membaca hamdalah lalu membaca basmalah ketika hendak meminumnya lagi.
Tidak minum sambil berdiri. Menawari minum kepada yang lain, jika ada orang lain bersamanya.
ADAB LAKI-LAKI KETIKA HENDAK MENIKAH
Seorang laki-laki yang hendak menikah selayaknya terlebih dahulu mencari wanita yang baik agamanya, lalu
yang cantik, dan yang kaya – jika menginginkannya. Tidak membuat perjanjian atas pa yang diberikan., dan tidak
menyembunyikannya. Tidak melamar wanita yang sudah dilamar oleh oang lain. Tidak menyelenggarakan
resepsi pernikahan yang disertai hal-hal yang dapat menjauhkan diri dari Tuhannya, dan menghinakan dirinya.
Tidak duduk berduaan (dengan istrinya) ketika ada orang lain yang melihatnya. Dan tidak menciumnya di
tengah-tengah keluarganya.
Hendaklah terlebih dahulu mencari informasi tentang keberadaan wanita yang akan dinikahinya. Tidak mengutus
orang yang suka berdusta dan tukang fitnah, melainkan mengutus orang terpercaya. Tanyaka tentang
agamanya, ketekunan shalatnya, perhatian kepada ibadah puasa, rasa malu dan kebersihannya, bagus-jelek
tutur katanya, kebiasaan tinggal di rumahnya, dan kebaikan kepada kedua orang tuanya.
Berlaku sopan pada saat memandangnya sebelum akad dan menyampaikan perkataan yang baik sesudah akad.
Menyelidiki perangai dan agama orang tuanya, serta ihwal agama dan perilaku ibunya.
ADAB PEREMPUAN KETIKA ADA LAKI-LAKI MELAMARNYA
Seorang wanita yang hendak dilamar, seyogiany meminta kepada orang kepercayaan keluarganya untuk
menanyakan tentang mazhab si pelamar, agama, keyakinan, kehati-hatian, dan kejujurannya dalam menepati
janji. Menanyakan kepada kerabat laki-laki tersebut dan kepada orang yang mendatangi rumahnya tentang
ketekunannya dalam melaksanakan shalat, shalat berjamaahnya, dan ketulusannya di dalam perilaku dan
perbuatannya.
Kecintaannya kepada seorang laki-laki harus karena factor agamanya dan bukan karenahartanya; atau harus
karena tingkah lakunya dan bukan karena popularitasnya. Berniat untuk menikahinya atas dasar qana’ah dan
menaati perintah-perintah suaminya. Itulah yang akan mengokohkan persahabatan dan meneguhkan kecintaan.
ADAB BERSETUBUH
Pasangan suami istri, ketika hendak bersetubuh, seyogianya memakai wewangian. Bertutur kata lembut,
menampakkan kecintaan, mencium pasangan dengan kemesraan, dan memeluknya dengan penuh rasa cinta.
Memulai persetubuhan dengan membaca basmalah. Tidak melihat kemaluan, karena hal itu akan mewariskan
kebutaan. Menutup bagian bawah pinggang dan tidak menghadap kiblat.
ADAB SUAMI ISTRI
Pasangan suami istri sudah seharusnya memperbagus pergaulan dan bertutur kata lembut. Saling
menampakkan kecintaan dan menumbuhkan kesenangan dalam berduaan. Saling memaafkan kekeliruan dan
tidak mengungkit-ungkit kesalahan masing-masing.

19
Suami hendaklah memelihara harga diri istri dan tidak berdebat dengannya. Memberinya uang belanja tanpa
kekikiran dan senantiasa memuliakan keluarganya. Membiasakan berjanji tentang hal-hal yang baik dan
memperbesar rasa cemburunya terhadap sang istri.
ADAB ISTRI KEPADA SUAMI
Seorang istri harus senantiasa memelihara sikap malu terhadap suami, menghindari perdebatan dengannya, dan
memelihara ketaatan kepadanya. Diam saat suami berbicara, menjaga diri ketika dia tiada, dan tidak
mengkhianatinya dalam menggunakan harta kekayaannya.
Senantiasa memakai wewangian, membersihkan mulut, dan mengenakan pakaian bersih. Menampakkan sifat
qana’ah, mencurahkan segenap kasih sayang, dan sebabtiasa berhias untuknya. Memuliakan keluarga dan
kerabatnya. Memandang keberadaanya dengan keutamaan dan menerima perlakuannya dengan rasa syukur.
Menampakkan rasa cinta ketika dekat dengannya dan memperlihatkan kegembiraan ketika memandangnya.
ADAB SUAMI KEPADA ISTRI
Senantiasa memelihara shalat Jum’at dan shalat berjamaah. Memakai pakaian bersih dan selalu menyikat gigi.
Tidak memakai pakaian yang mewah, dan tidak juga yang gembel. Tidak memanjangkan pakaian atas dasar
kesombongan, dan tidak memotongnya pendek karena ingin dianggap orang miskin. Tidak memandang kepada
selain muhrimnya. Tidak meludah ketika sedang bercakap-cakap. Tidak banyak duduk di pintu rumah bersama
tetangganya. Tidak banyak berbicara kepada teman-temannya tentang istrinya dan apa yang ada dalam
rumahnya.
ADAB ISTRI KEPADA DIRINYA
Senantiasa membiasakan diri tinggal di dalam rumah. Duduk di dalam rumah dan tidak banyak keluar rumah.
Senantiasa memperhatikan perkataan tetangganya dan tidak bergaul dengan mereka, kecuali sebatas
keperluannya saja. Menyenangkan suaminya ketika dipandang. Menjaga diri ketika suami tidak ada di sisinya.
Tidak keluar dari rumah; kalaupun keluar dengan cara sembunyi-sembunyi, mencari tempat-tempat yang sepi
dan yang dapat menjaga keperluannya, bahkan berpura-pura tidak tahu kepada orang yang mengenalnya.
Keinginannya adalah memperbaiki diri, mengatur rumah tangga, dan selalu bersiap menyambut ibadah shalat
dan puasa. Memperhatikan aib dirinya dan memikirkan agamanya. Memelihara diamnya dan menundukkan
pandangannya. Mewaspadai Tuhannya dan selalu menyebut-Nya. Mentaati suaminya dan selalu mendorongnya
untuk mencari harta halal dan tidak menuntut pemberian yang banyak.
Senantiasa menampakkan rasa malu dan menghindari perkataanyang keji. Bersikap sabar dan banyak
bersyukur. Memuliakan dirinya. Memperhatikan keadaan dan kemampuan dirinya. Dan jika salah satu kawan
suaminya minta izin untuk masuk, sedangkan I rumah tidak ada suami, maka ia jangan meminta banyak
penjelasan dan jangan terlalu banyak bicara. Demi untuk menjaga rasa cemburu antara dirinya dan suaminya.
ADAB MENGETUK PINTU
Berjalan di samping dinding dan tidak menghadap ke pintu. Bertasbih dan bertahmid sebelum mengetuk pintu,
lalu mengucapkan salam. Tidak memperhatikan orang yang berada di dalam rumah. Setelah memberi salam,
harus meminta izin. Jika diizinkan masuklah, tetapi jika tidak diizinkan, kembalilah dan jangan berusaha
menunggu. Apabila ditanya oleh tuan rumah, jangan mengatakan, “Saya,” melainkan katakanlah, “si Fulan.”
ADAB DUDUK DI TEPI JALAN
Senantiasa menundukkan pandangan. Membantu orang yang teraniaya dan menolng orang yang meminta
pertolongan. Membantu orang lemah dan membimbing orang tersesat. Senantiasa menjawab salam. Memberi
kepada para peminta-minta dan tidak memalingkan muka dari mereka.
Senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan penuh persahabatan dan
keramahan. Jika ada orang yang mengerjakan kemungkaran, cegahlah dengan ancaman dan tindakan keras.
Tidak mendengarkan tukang fitnah (as-sa’i) kecuali ada bukti. Tidak memata-matai dan tidak berprasangka
terhadap orang lain, kecuali hal-hal yang baik.
ADAB PERGAULAN
Apabila memasuki suatu majlis atau jamaah, hendaklah Anda mengucapkan salam dan duduk di tempat yang
telah tersedia serta tidak melangkahi orang lain. Mengkhususkan salam kepada orang ang paling terdekat.
Apabila diuji saat berkumpul dengan orang banyak, janganlah ikut ambil bagian dalam percakapan mereka
danjangan mendengarkan kebohongan-kebohongan mereka. Tidak menghiraukan perkataan buruk mereka.

20
Menghindari pertemuan dengan mereka, kecuali ketika ada keperluan.
Tidak meremehka seseorang, sehingga dia akan menjadi binasa; sebab bisa jadi ia tidak tahu kalau orang
tersebut lebih baik dan lebih taat kepada Allah darpada dirinya. Tidak memandang mereka dengan ketakziman
dalam urusan-urusan keduniaan. Sebab dunia itu kecil di sisi Allah dan segala isinya pun tidak bernilai. Tidak
menganggap besar harta duniawi pada dirinya, yang akan mendoorongnya untuk mengagungkan pencinta
dunia. Sebab dengan begitu, ia menjadi rendah dalam pandangan Allah.
Tidak mengorbankan agam untuk memperoleh hal-hal yang bersifat duniawi, yang justru akan menjadikannya
kerdil di hadapan mereka. Tidak memusuhi mereka, upaya tidak memunculkan sikap permusuhan. Merasa tidak
mampu untuk bersabar dalam permusuhan, kecuali karena Allah ‘Azza wa Jalla. Memusuhi perbuatan jelek
mereka, namun pandangi mereka dengan pandangan kasih sayang. Janganberharap agar mereka mencintai,
memuliakan, menampakkan wajah berseri dan memuji dirinya sendiri. Sebab jika ia menuntut semua itu, hanya
akan mendapatkan sedikit.
Jika mereka menaruh kepercayaan dan menyerahkan kewenangan kepadanya, tentu dia tidak akan selamat.
Jangan berharap agar mereka mau bersikap baik – di belakangnya – laiknya sikap baik yang ditampakkan di
hadapannya. Jangan berusaha mendapatkan semua itu. Jangan bersikap rakus terhadap apa-apa yang ada di
tangan mereka, sehingga ia akan kehilangan agamanya. Jangan bersikap sombong kepada mereka. Apabila
meminta bantuan kepada salah satu dari mereka, lalu dipenuhi, maka dia adalah saudaranya yang memberi
kemanfaatan. Dan jika tidak dipenuhi, jangan mencelanya. Sebab hal itu akan menjadi dalih untuk memusuhi
dirinya. Tidak menasehati siapapun dari mereka, kecuali setelah melihat adanya respon baik dari mereka. Sebab
jika tidak, mereka justru akan memusuhinya dan tidak akan mau mendengar apapun darinya.
Apabila melihat kebaikan, kemuliaan dan hal terpuji lainnya pada diri mereka, kembalikanlah hal tersebut kepada
Allah ‘Azza wa Jalla. Hendaklah memuji-Nya dan memohon kepada-Nya agar hal tersebut membuat mereka
tumpul.
Apabila melihat kejahatan, perkataan jelek, pergunjingan atau segala hal yang dibenci pada diri mereka,
serahkanlah hal itu kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya dari kejahatan mereka dan memohon pertolonganNya untuk menghadapi mereka. Janganlah mencela mereka, sebab tidak ada hak baginya untuk mencela. Selain
itu, celaannya juga akan membuat mereka memusuhinya, dan tidak akan mengobati kemarahannya. Akan tetapi,
ia harus bertaubat kepada Allah dari dosa yang mereka lakukan. Dan meminta ampunan-Nya. Dan hendaklah
dirinya menjadi seorang pendengar setia di antara mereka dan menjadi seorang tuli tentang kbathilan mereka.
ADAB ANAK KEPADA ORANG TUA
Hendaklah senantiasa mendengarkan segenap ucapan mereka, menghormati mereka, melaksanakan perintah
mereka dan memenuhi panggilan mereka. Merendahkan diri di hadapan mereka dengan penuh kasih sayang.
Tidak membuat mereka jemu dengan permintaan yang terus-menerus. Berbuat baik kepada mereka dan
melaksanakan perintah mereka, semata-mata karena kebaikan mereka. Tidak memandangi mereka dengan
sikap marah dan tidak mendurhakai perintah mereka.
ADAB ORANG TUA KEPADA ANAK
Orang tua selayaknya senantiasa menampakkan kebaikan kepada anak-anaknya. Tidak membebani mereka
untuk berbuat baik di luar batas kemampuan mereka. Tidak memaksa mereka ketika merasa jemu. Tidak
mencegah mereka untuk taat kepada Allah dan tidak menelantarkan pendidikan mereka.
ADAB BERTEMAN
Senantiasa menampakkan kegembiraan kepada mereka ketika bertemu. Memulai pertemuan dengan
mengucapkan salam. Bersikap ramah, senantiasa memberi kelapangan ketika duduk, dan mengiringinya ketika
berdiri. Diam ketika dia berbicara dan membenci perdebatan. Memperbagus ucapan ketika bertutur. Tidak
memberikan jawaban sebelum dia selesai berbicara. Memanggilnya dengan nama yang paling disukainya.
ADAB TETANGGA
Hendaklah memulai perjumpaan dengan mengucapkan salam. Tidak memperpanjang percakapan dengan
tetangga dan tidak banyak bertanya kepadanya. Menjenguknya ketika sakit dan turut berduka cita ketika dia
tertimpa musibah. Menegurnya dengan ramah ketika dia melakukan kekeliruan. Menundukkan pandangan mata
dari orang-orang semhrimnya. Menolongnya ketika meminta pertolongan. Tidak memandangi pelayan
perempuannya.

21
ADAB MAJIKAN KEPADA PEMBANTU
Hendaklah tidak membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan di luar batas kemampuannya. Bersikap ramah
kepadanya ketika dia merasa jemu. Tidak memukulnya. Tidak mencelanya, sehingga menjadinya bersikap
lancing. Memafkan kekeliruannya dan menerima permintaan maafnya. Jika mempunyai makanan yang baik,
ajaklah dia makan bersama atau berilah dia makan dari makanan itu.
ADAB PEMBANTU KEPADA MAJIKANNYA
Senantiasa menuruti perintahnya. Menasehatinya ketika mereka bergunjing. Melayani sepenuhnya. Menjaga
nama baiknya di hadapan muhrimnya dan bersikap lembut kepada anaknya. Tidak berkhianat di dalam
menggunakan hartanya.
ADAB PEMIMPIN KEPADA RAKYATNYA
Hendaklah selalu bersikap ramah, tidak bertindak keras, dan berfikir dahulu sebelum memberi perintah. Tidak
bersikap sombong kepada orang-orang tertentu demi mencegah permusuhan dari mereka. Berusaha untuk
memperleh simpati dari seluruh rakyat disertai rasa takut kepada mereka. Memperhatikan berbagai sarana
pelayanan public. Menjaga kewaspadaan diri dalam bergaul dengan para ahli ilmu dan memberikan keleluasan
kesempatan kepada mereka, juga kepada sahabat dan kerabat mereka. Bersikap ramah dalam menjatuhkan
hukuman dan senantiasa memberikan perlindungan.
ADAB RAKYAT KEPADA PENGUASA
Hendaklah tidak berusaha mendatanginya. Tidak meminta bantuannya, kecuali untuk sesuatu yang menjadi
tanggung jawabnya. Memelihara sikap takut kepadanya, walaupun dia bersikap ramah. Tidak berlaku lancing
kepadanya, walaupun dia bersikap lembut. Tidak banyak meminta, walaupun dia selalu memenuhi
permintaannya. Berdo’a demi kebaikan dirinya ketika melihatnya. Tidak berbicara dengannya dan tidak berusaha
mencarinya ketika dia tidak hadir.
ADAB HAKIM
Selalu membiasakan untuk berdiam diri. Menunjukkan kewibawaan dan bersikap tenang. Menjaga diri dari
berbuat kejahatan dan melampaui batas. Berlaku baik kepada para janda dan berhati-hati kepada anak yatim.
Tidak tergesa-gesa saat memberi keputusan dan berlaku baik kepada lawan. Tidak memihak kepada salah
seorang dari dua orang yang bermusuhan. Memberi nasihat kepada pelaku penyimpangan. Senantiasa
berlindung kepada Allah dalam menetapkan keputusan yang benar.
ADAB SAKSI
Senantiasa memelihara amanat dan meningalkan pengkhianatan. Bersikap teguh dalam memberi kesaksian,
menjaga diri dari sifat lupa, dan menghindari perdebatan dengan penguasa.
ADAB BERJIHAD
Meluruskan niat, bersikap cemburu kepada Allah, dan mencurahkan segenap kemampuan. Mengorbankan darah
dan nyawa serta menolak keinginan untuk kembali. Bertekad untuk meninggikan kalimat Allah dan meninggalkan
kecurangan dalam pembagian harta rampasan perang (al-gulul). Melunasi hutangnya sebelum pergi ke medan
perang. Senantiasa berzikir kepada Allah saat berperang dan dalam segala keadaan.
ADAB TAWANAN
Seorang tawanan seyogianya tidak mengharap kelapangan dari selain Allah. Tidak menghinakan dirinya dengan
bermaksiat kepada Allah. Tidak berputus asa dari rahmat Allah. Mencurahkan segenap harapan di hadapan
Allah. Menyadari bahwa dia berada dalam lindungan Allah. Tidak bersenang-senang atas harta musuh yang
tidak diperkenankan Allah. Tidak memohon pertolongan kepada selain Allah.
KUMPULAN ADAB-ADAB LAINNYA
Sebagian diantara kaum ahli hikmah telah menasihatkan:
Termasuk adab dalam beragama adalah menjumpai sahabat atau musuh Anda dengan wajah keridhaan, tanpa
menghinakan dan tidak merasa takut kepada mereka. Menjadi orang berwibawa tanpa harus bersikap sombong.
Mengambil jalan tengah dalam semua urusanmu. Tidak memandang dirimu dengan penuh rasa takjub. Tidak
banyak memalingkan muka. Tidak bergantung pada kekuatan jamaah.

22
Apabila kamu duduk, berusaha bersikap tegak. Berhati-hati untuk tidak menjalinkan jari-jemari, memainkan
cincin, mencungkil sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, memasukkan tangan ke lubang hidung, dan mengusir
lalat dari wajahmu. Tidak banyak menggeliat dan menguap. Menjadikan majlismu sebagai pemberi ketenangan
dan menjadikan setiap perkataanmu sebagai penyejuk kalbu. Mendengarkan kata-kata mutiara dari orang yang
mengajak Anda berbicara tanpa menampakkan ketakjuban ataupun kerendah-dirian. Berpalinglah dari lelucon
dan dongeng. Tidak bercerita kepada orang lain ihwal rasa takjubmu terhadap anak-istrimu. Tidak berperilaku
sepertiperempuan. Tidak menjadi orang yang tidak memiliki rasa malu seperti halnya seorang budak.
Senantiasa mengambil jalan tengah dalam segala urusan Anda. Tidak banyak memakai celak dan tidak
berlebihan dalam menggunakan krim. Tidak membuat orang merasa jemu dalam bercerita. Tidak memberi
informasi tentang kekayaanmu kepada keluarga dan anakmu – apalagi kepada orang lain. Sebab, jika mereka
memandangnya sedikit, kamu akan dipandang rendah oleh mereka. Tetapi jika mereka memandangnya banyak,
kamu tidak akan memperoleh keridhaan dari mereka. Cintailah mereka tanpa harus mengunakan ancaman dan
bersikap lembutlah kepada mereka tanpa harus menunjukkan kelemahan. Jika kamu bermusuhan, janganlah
berusaha untuk merusak kehormatan musuhmu. Berpkirlah terlebih dahulu sebelum kamu mengemukakan alas
an. Tidak sering menunjuk dengan tangan. Tidak berlutut. Mulailah berbicara, tatkala amarahmu telah mereda.
Jika kamu diuji dengan kedekatan kepada penguasa, berhati-hatilah dan jangan merasa aman. Sebab bisa saja
ia berbalik memusuhi anda. Pergaulilah ia dengan baik laiknya kamu mempergauli anak kecil. Ajaklah dia
berbicara tentang hal-hal yang dikehendaki. Berhati-hatilah untuk tidak mendatanginya tatkala dia sedang
berkumpul dengan keluarga, anak-anaknya dan kerabatnya – walaupun mereka hanya menjadi pendengar.
Waspadalah terhadap orang yang berpura-pura bersahabat denganmu, karena dia pada dasarnya termasuk
mushmu. Jangan jadikan hartamu lebih berharga daripada harga dirimu. Senantiasa waspada untuk tidak
banyak meludah di tengah orang banyak, sebab barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia akan dianggap
sebagai perempuan. Tidak menampakkan sesuatu hal yang akan menyakiti sahabatmu. Sebab, jika dia
melihatnya, dia akan membalasnya dengan sikap permusuhan. Jangan bergurau dengan orang pandai, karena
dia akan merasa dengki kepadamu. Jangan bergurau dengan orang dungu, karena dia akan lancing kepadamu.
Senda gurau sesungguhnya dapat menghilangkan sikap takzim, menjatuhkan kedudukan, menghilangkan harga
diri, menyebabkan kesedihan, menghilangkan manisnya cinta, melahirkan aib bagi ahli fiqh, menyebabkan
kelancangan orang dungu, mematikan hati, menyebabkan jauh dari Tuhan, melahirkan celaan, melemahkan
tekad yang kuat, membuat batin menjadi gelap, mematikan pikiran, memperbanyak dosa dan menampakkan aib.
PENUTUP
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua bersama orang-orang yang diberi petunjuk-Nya, merawat kita
semua bersama orang-orang yang dipelihara-Nya, menjadi pelindung kita semua bersama orang-orang yang
dilindungi-Nya, memberkati apa yang dikaruniakan-Nya dan menjauhkan kita dari kejahatan yang telah
ditetapkan-Nya. Sebab, tidak ada yang menolak apa-apa yang telah ditetapkan-Nya, tidak ada yang kuasa untuk
mengangungkan orang-orang yang dimusuhi-Nya dan tidak ada yang kuasa menghinakan orang-orang yang
dilindungi-Nya.
Maha Suci dan Maha Tinggi Tuhan kita. Kepada-Nya kita memohon ampunan dan bertobat. Kepada-Nya kita
memohon agar senantiasa mencurahkan segenap salawat yang paling utama kepada hamba-Nya yang terpilih,
keluarga dan para sahabatnya.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam
kedamaian kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, yang tidak mengenal baca-tulis. Amiin.
The End

23
MENGHINDARI KESESATAN HIDUP BERAGAMA
BAB I

Menghindari Kesesatan Hidup Beragama,Meraih kebahagiaan sejati
[ A L - M U N Q IDT M I N A D - DHOLA L ]
JUDUL ASLI:A L – M U N Q IDT M I N A D – DHOLA L
PENGARANG:IMAM ALGHAZALI
PENTERJEMAH:MUHAMMAD HILMAN ANSHARY

Bismillahirrahmanirrahim

PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah yang dengan memuji-Nya akan terbuka segala pemahaman tentang tulisan
dan perkataan. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad al-Mustafa , pemilik Nubuwwah, dan pemilik Risalah
(kerasulan), beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya yang telah memperoleh petunjuk dengan terhindar
dari kesesatan.
Saudaraku seiman dan seagama! Dahulu engkau pernah memintaku untuk menguraikan kepadamu tentang
puncak dan rahasia-rahasia disiplin ilmu, belenggu mazhab-mazhab dan lubang gelapnya. Menceritakan
pengalaman yang pernah aku alami tentang kebenaran yang haq di tengah malang melintangya sekte agama
dan perbedaan pendapat. Juga cara-cara yang aku gunakan untuk bisa keluar dari jurang taklid dan mampu
melewati bukit terjal pentafsiran. Pertama bagaimana aku bisa memberdayakan ilmu kalam (teologi), kedua
mampu menyiasati doktrin-doktrin Ahl at–Ta‘lim (penganut doktrin mahdisme dari aliran Syi‘ah Bathiniyyah) yang
membatasi proses penemuan kebenaran dengan hanya bertumpu kepada seorang Imam (yang Ma‘sum), ketiga,
mampu menepiskan cara-cara berfilsafat, dan keempat justru aku memilih jalan tasawwuf. Energi apa yang bisa
dihasilkan dari penelitian panjang yang kulakukan yang berkaitan dengan peranan makhluk dalam mencari
intisari kebenaran?, strategiku dalam menyebarkan ilmu di Baghdad dengan jumlah murid yang banyak, serta
motifasi apa yang mendorongku untuk kembali ke Naysabur setelah lama meninggalkannya?. Maka, pada
kesempatan ini, aku berinisiatif untuk menjawab pertanyaan mengingat ketulusan keinginan yang begitu
membara.
Aku memohon pertolongan dari Allah dan berserah kepada-Nya, memohon kekuatan dan bersimpuh di hadapanNya seraya meminta perlindungan-Nya.
Ketahuilah saudara-saudaraku seiman dan seagama!, semoga Allah berkenan membimbingmu sebaik-baiknya.
Keragaman agama dan kepercayaan (millah) di antara makhluk, dan adanya perbedaan pendapat dikalangan
para ulama yang melahirkan banyaknya sekte dan cara yang beragama. Hal ini seumpama sebuah samudra
lautan dalam yang menenggelamkan banyak orang, dan hanya sedikit saja yang mampu selamat dari gulungan
ombaknya. Sehingga setiap kelompok dan sekte mengklaim diri sebagai ‘yang selamat’. Allah berfirman:
“Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (Q.S. ar-Rum [30]: 32).
Inilah kebenaran perkataan Rasulullah yang telah dijanjikan kepada kita. Dalam hal ini, beliau bersabda:
“Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dan yang selamat hanya satu”.
Sejak memasuki usia remaja hingga umurku lebih dari 50 tahun, aku masih tetap bersemangat untuk menjelajahi
kedalaman samudera yang sangat dalam ini, menyelami dasarnya dengan penuh keberanian seperti seorang
penyelam yang tidak sedikit pun merasa takut. Kumasuki setiap sisi gelapnya, kuterjang setiap kesulitannya, dan
kubolak-balik setiap masalahannya. Kukaji semua doktrin dari masing-masing golongan dan kusingkap rahasiarahasia mazhab mereka demi membedakan antara yang hak dan yang bathil, yang sunnah dan yang bid‘ah Aku
tidak meninggalkan seorang penganut batiniyyah sebelum mengungkap terlebih dahulu pemahaman
kebatinannya. Tidak pula kutinggalkan seorang Zahiri sebelum mengetahui kedalaman ke-Zahiri-annya. Begitu
juga aku tidak akan meninggalkan seorang filsuf sebelum aku menyelami kedalaman filsafatnya, seorang ahli
kalam sebelum menyingkap teori kalam dan pola perdebatannya, seorang sufi sebelum aku menelusuri rahasia
kesufiannya, seorang ahli ibadah sebelum mengetahui hasil dari ibadahnya, serta tidak akan kutinggalkan
seorang Zindiq yang melalaikan agama kecuali aku telah membongkar dan mengetahui latar belakangnya dalam
berlaku Zindiq.
Semangat yang menggelora untuk menyelam sampai dasar hakikat segala sesuatu merupakan kebiasaanku
sejak kecil. Sebagai sebuah sifat dasar dan sikap naluriah yang telah dianugerahkan Allah ke dalam tabi‘atku.
Bukan pilihan atau pun alasan buatku, sehingga terungkap segala belenggu taklid dalam diriku dan pecah pula

24
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge
Guide to Self-Knowledge

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidupDr. Maman SW
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanWiyanto Suud
 
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAMAhmad Harmoko
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohDr. Maman SW
 
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusiaDr. Maman SW
 
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013Dr. Maman SW
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Tolak Ahmad Anwar
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohDr. Maman SW
 
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp ogDr. Maman SW
 
(18) atas nama syari'at
(18) atas nama syari'at(18) atas nama syari'at
(18) atas nama syari'atDr. Maman SW
 
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013Dr. Maman SW
 

La actualidad más candente (20)

Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
 
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
6. membangun akidah kokoh kepribadian ISLAM
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecoh
 
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia
(4) amanah allah bagi setiap ruh manusia
 
(5)dzikrullah
(5)dzikrullah(5)dzikrullah
(5)dzikrullah
 
Syahadat
SyahadatSyahadat
Syahadat
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013(21) seruling kearifan  25 Agustus 2013
(21) seruling kearifan 25 Agustus 2013
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
 
(15) evolusi
(15) evolusi(15) evolusi
(15) evolusi
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecoh
 
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
(8) mencari dan mengenal allah dr. maman sp og
 
Esensi Hidup Manusia di Dunia
Esensi Hidup Manusia di DuniaEsensi Hidup Manusia di Dunia
Esensi Hidup Manusia di Dunia
 
Islamisasi
IslamisasiIslamisasi
Islamisasi
 
(18) atas nama syari'at
(18) atas nama syari'at(18) atas nama syari'at
(18) atas nama syari'at
 
Forever Life Management
Forever Life ManagementForever Life Management
Forever Life Management
 
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di DuniaPelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
 
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
 

Destacado

Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawufLia Lia
 
Mengenal atribut intelektual Allah
Mengenal atribut intelektual AllahMengenal atribut intelektual Allah
Mengenal atribut intelektual Allahslametwiyono
 
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...Nurkhamimi Zainuddin
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufAbu Rijal
 
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet content
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet contentIISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet content
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet contentTeacherSue
 
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)Sultan ul Faqr Publications
 
IISKD 2013 Yearbook
IISKD 2013 Yearbook IISKD 2013 Yearbook
IISKD 2013 Yearbook TeacherSue
 
Checklist para Confidente
Checklist para ConfidenteChecklist para Confidente
Checklist para Confidentemykeura
 
Periksa profil Facebook saya
Periksa profil Facebook sayaPeriksa profil Facebook saya
Periksa profil Facebook sayafacebook_emails
 
Presentacion bloger
Presentacion blogerPresentacion bloger
Presentacion blogerJohana343
 

Destacado (20)

Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
Agama tauhid
Agama tauhidAgama tauhid
Agama tauhid
 
Mengenal atribut intelektual Allah
Mengenal atribut intelektual AllahMengenal atribut intelektual Allah
Mengenal atribut intelektual Allah
 
Tentang ma'rifatullah 2
Tentang ma'rifatullah 2Tentang ma'rifatullah 2
Tentang ma'rifatullah 2
 
Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 
Tauhid
TauhidTauhid
Tauhid
 
Dasar – dasar Tasawuf
Dasar – dasar TasawufDasar – dasar Tasawuf
Dasar – dasar Tasawuf
 
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...
Integration of naqli (revealed) knowledge and aqli (rational) knowledge in po...
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawuf
 
Cd covers
Cd coversCd covers
Cd covers
 
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet content
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet contentIISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet content
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet content
 
Biz backup
Biz backupBiz backup
Biz backup
 
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
 
Ruya Tabirleri
Ruya TabirleriRuya Tabirleri
Ruya Tabirleri
 
IISKD 2013 Yearbook
IISKD 2013 Yearbook IISKD 2013 Yearbook
IISKD 2013 Yearbook
 
TPS 08 Kemaraya
TPS 08 KemarayaTPS 08 Kemaraya
TPS 08 Kemaraya
 
Checklist para Confidente
Checklist para ConfidenteChecklist para Confidente
Checklist para Confidente
 
Periksa profil Facebook saya
Periksa profil Facebook sayaPeriksa profil Facebook saya
Periksa profil Facebook saya
 
Presentacion bloger
Presentacion blogerPresentacion bloger
Presentacion bloger
 

Similar a Guide to Self-Knowledge

Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaAllah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaregi oka
 
Iblis dan alamnya siri 1
Iblis dan alamnya siri 1Iblis dan alamnya siri 1
Iblis dan alamnya siri 1Arya Salaka
 
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaanMye Gucci
 
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamAddini Nurilma
 
Memahami 140 wasiat syekh
Memahami 140 wasiat syekhMemahami 140 wasiat syekh
Memahami 140 wasiat syekhnovi4r
 
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]Edi Awaludin
 
Seruling kebijaksanaan
Seruling kebijaksanaanSeruling kebijaksanaan
Seruling kebijaksanaanDr. Maman SW
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifanDr. Maman SW
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifanDr. Maman SW
 
Imamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanImamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanAbrar Farisi
 
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012Seruling kebijaksanaan 4nov 2012
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012Dr. Maman SW
 
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
(21) seruling kearifan 19 juli 2013
(21) seruling kearifan 19 juli 2013(21) seruling kearifan 19 juli 2013
(21) seruling kearifan 19 juli 2013Dr. Maman SW
 
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailani
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailaniSir al asrar - syeikh abdul qadir al jailani
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailaniRachardy Andriyanto
 
Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4alifizzul
 

Similar a Guide to Self-Knowledge (20)

Kimia Kebahagiaan
Kimia KebahagiaanKimia Kebahagiaan
Kimia Kebahagiaan
 
Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaAllah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
 
Iblis dan alamnya siri 1
Iblis dan alamnya siri 1Iblis dan alamnya siri 1
Iblis dan alamnya siri 1
 
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
[Imam al ghazali] kimia kebahagiaan
 
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian, perspektif psikologi kenabian by: Yulianti DA and team
 
Memahami 140 wasiat syekh
Memahami 140 wasiat syekhMemahami 140 wasiat syekh
Memahami 140 wasiat syekh
 
Doa penyejuk ji wa
Doa penyejuk ji waDoa penyejuk ji wa
Doa penyejuk ji wa
 
Doa Penyejuk Jiwa
Doa Penyejuk JiwaDoa Penyejuk Jiwa
Doa Penyejuk Jiwa
 
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]
Tutorial ruqyah syariyyah [50 tehnik self healing]
 
Seruling kebijaksanaan
Seruling kebijaksanaanSeruling kebijaksanaan
Seruling kebijaksanaan
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan
 
(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan(21) seruling kearifan
(21) seruling kearifan
 
Imamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaanImamal ghazali kimia kebahagiaan
Imamal ghazali kimia kebahagiaan
 
(20) jalan sufi
(20) jalan sufi(20) jalan sufi
(20) jalan sufi
 
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012Seruling kebijaksanaan 4nov 2012
Seruling kebijaksanaan 4nov 2012
 
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesiaKeikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
Keikhlasan dalam paparan al qur`an. indonesian. bahasa indonesia
 
(21) seruling kearifan 19 juli 2013
(21) seruling kearifan 19 juli 2013(21) seruling kearifan 19 juli 2013
(21) seruling kearifan 19 juli 2013
 
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailani
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailaniSir al asrar - syeikh abdul qadir al jailani
Sir al asrar - syeikh abdul qadir al jailani
 
(20) jalan sufi
(20) jalan sufi(20) jalan sufi
(20) jalan sufi
 
Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4Makalah materi 1 kelompok 4
Makalah materi 1 kelompok 4
 

Más de agus saefudin

01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfet01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfetagus saefudin
 
Il agus sistem radio
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radioagus saefudin
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audioagus saefudin
 
04 instalasi mikropon
04 instalasi mikropon04 instalasi mikropon
04 instalasi mikroponagus saefudin
 
Il agus sistem audio
Il agus sistem audioIl agus sistem audio
Il agus sistem audioagus saefudin
 
Kk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoagus saefudin
 
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuKonsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuagus saefudin
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanagus saefudin
 
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIAROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIAagus saefudin
 

Más de agus saefudin (12)

01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfet01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfet
 
Il agus sistem radio
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radio
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audio
 
04 instalasi mikropon
04 instalasi mikropon04 instalasi mikropon
04 instalasi mikropon
 
Il agus sistem audio
Il agus sistem audioIl agus sistem audio
Il agus sistem audio
 
Kk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal video
 
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuKonsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
 
Kelompok ii pbl
Kelompok ii pblKelompok ii pbl
Kelompok ii pbl
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikan
 
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIAROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
soal to tav paket a
soal to tav paket asoal to tav paket a
soal to tav paket a
 

Último

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 

Último (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 

Guide to Self-Knowledge

  • 1. Jalan Sufi Menuju Sang Kholik IMAM AL GHOZALI Collected and Printed by Agus Saefudin / December, 05, 2013
  • 2. Posted on 13 Oktober 2009 by bukusufigratis JUDUL ASLI:KIMIAU ASSA’ADAH PENGARANG: IMAM ALGHAZALI PENTERJEMAH:MUHAMMAD HILMAN ANSHARY JUDUL BARU: Guide Book for Ma’rifat RAHASIA POTENSI DIRI UNTUK MENEMBUS DIMENSI Ma’RIFAT KETUHANAN “Dari pengtahuan buku inilah rahasia keTuhanan yang ada dalam diri kita akan mulai tersingkap”: Prof.Ahmad Hidayat, Direktur Pascasarjana UIN Bandung Daftar isi : TANDA-TANDA PENGETAHUAN TENTANG DIRI 10 PASAL MENGENAI PENGETAHUAN DIRI PRIBADI 15 PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH 22 PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH 25 PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI 30 PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH 33 PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN BALA TENTARANYA 35 PASAL MENGENAI AMARAH&SYAHWAT PEMBANTU JIWA 38 PASAL MENGENAI TIGA FORMASI KEBAHAGIAN 43 PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA &BAGUSNYA 45 PASAL MENGENAI EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA 48 PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT 52 PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG 54 PASAL MENGENAI KEAJAIBAN HATI & DUA PINTU HATI 57 PASAL MENGENAI CERMIN HATI 59 PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT 61 PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI 62 PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA KETUHANAN 69 PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH 73 PASAL MENGENAI ALAM DAN SARIPATI MANUSIA 76 PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT ANGGOTA TUBUH 78 PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI MENGETAHUI SIFAT-SIFAT KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA 81 PASAL PENUTUP 82 PEMBUKAAN Bismillahirrahmanirrahim Segala puja puji kepada Allah Swt yang telah mengangkat jiwa orang-orang yang suci dengan mujahadah[1], yang telah membahagiakan hati para wali dengan musyahadah[2], yang telah menghiasi lisan orang-orang mukmin dengan zikir, yang telah mengagungkan bisikan hati orang-orang Arif (berpengetahuan pada Allah) dengan berfikir, yang telah menjaga khalayak hamba dari kerusakan, yang telah menahan segala kesulitan dari para ahli zuhud, yang telah menghindarkan orang-orang yang bertaqwa dari bayang-bayang syahwat, yang telah mensucikan ruh orang-orang yakin dari gelapnya keraguan, yang telah menerima semua amal perbuatan para manusia terpilih melalui do’a-do’a dan yang telah menguatkan tali kaum merdeka dengan ikatan yang kokoh. Aku memuji-Nya dengan pujian mereka yang telah melihat tanda-tanda kekuasaan dan kekuatan-Nya, yang telah menyaksikan ke-Mahatunggalan dan wahdaniyah-Nya, yang telah mengetuk pintu-pintu rahasia-Nya dan kemuliaan-Nya, yang telah memetik buah dari sujud dan ketaatan-Nya. Aku mensyukuri-Nya dengan syukur mereka yang telah terbakar dan hanyut dalam aliran sungai kemuliaan dan pemuliaan-Nya. Aku mengimani-Nya dengan iman mereka yang telah mengakui kitab-kitab-Nya, perintah-Nya, para nabi-Nya, para wali-Nya, janji-janji-Nya, ancaman-Nya, pahala dan azab-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang 1
  • 3. Maha Tunggal dan tak memiliki sekutu. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang diutus untuk menghancurkan mata rantai kefasikan dan kerusakan moral, diutus untuk memporakprandakan golongan pembangkang, diutus untuk memaksa orang-orang musyrik dan peragu, diutus untuk menolong para pengikut kebenaran dan kebaikan. Maka semoga keselamatan senantiasa Allah anugerahkan kepadanya dan para sahabatnya. TANDA-TANDA PENGETAHUAN TENTANG DIRI Ketahuilah ! bahwa pengetahuan tentang kimia kebahagiaan[3] yang bersifat dhohir tidak ada dalam perbendaharaan ilmu kaum awam kebanyakan, akan tetapi tersimpan dalam gudang ilmu para raja, demikian juga dengan kebahagiaan. Ia hanya ada dalam gudang rahmat Allah Swt. Di langit sana tersimpan esensi (jawhar) para malaikat, dan di bumi tersimpan di hati para wali yang Arifbillah. Dan setiap orang yang mencari ini tanpa bersandar hadrat kenabian[4], maka ia telah salah jalan dan semua daya upayanya tak lebih seperti uang dinar palsu. Ia kira dirinya kaya raya, tapi sebenarnya miskin di hari kiamat sebagaimana ditegaskan Allah Swt: “Maka Kami singkapkan daripadamu tutup yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22). Dari sekian rahmat Allah pada hamba-Nya, Dia telah mengutus seratus dua puluh empat ribu nabi untuk mengajarkan seluruh manusia tentang naskah kimia ini, mengajarkan mereka bagaimana menjadikan hati sebagai tempaan mujahadah[5], mengajarkan bagaimana membersihkan hati dari budi pekerti yang buruk dan mengajarkan bagaimana mengendalikanya untuk menyusuri lorong-lorong kesucian, seperti dijelaskan Allah Swt: “Dialah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayatayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah.” (Q.S. al-Jum’ah [62]: 2). Yaitu mensucikan mereka dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat kebinatangan serta menjadikan sifat-sifat malaikat sebagai baju dan hiasan mereka. Adapun maksud dari Kimia ini adalah bahwa semua yang berhubungan dengan sifat-sifat negatif maka wajib menanggalkannya, dan semua yang berhubungan dengan sifat-sifat kesempurnaa maka wajib mengenakannya. Satu-satunya rahasia keberhasilan KIMIA KEBAHAGIAAN ini adalah kembali mundur dari keduniawian seperti ditegaskan oleh Allah Swt: “Dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S. al-Muzammil [73]: 8). Dan keutamaan ini sangat banyak dan luas. PASAL MENGENAI PENGETAHUAN DIRI PRIBADI Ketahuilah ! bahwa kunci mengetahui Allah (ma’rifah Allah) adalah mengetahui diri sendiri. Seperti firman-Nya: “Kami akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami atas segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an adalah benar.” (Q.S. Fussilat [41]: 52). Demikian pula sabda Nabi Saw: “Siapa saja yang tahu akan dirinya, maka ia telah mengetahui Tuhannya.” Tidak ada sesuatupun paling dekat denganmu kecuali dirimu sendiri. Maka jika kamu tidak mengetahui dirimu, bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui Tuhanmu? Jika kamu katakan bahwa aku telah mengetahui diriku, yang kamu tahu sebenarnya adalah diri bagian jasmani (anggota badan) yang terdiri dari tangan, kaki, kepala dan lainnya. Kamu tidak mengetahui apa yang tersimpan dalam batinmu, yang bila sedang marah, ia mendorongmu untuk bertengkar. Jika sedang bernafsu, ia mengajakmu kawin. Jika sedang lapar, ia memintamu makan, jika sedang haus, ia menuntutmu minum, dan hewan sangat mirip denganmu dalam hal ini. Maka itu, yang wajib Anda lakukan adalah mengenalkan hakikat pada dirimu hingga Anda tahu apa sebenarnya dirimu, dari mana kamu datang hingga sampai di tempat ini, untuk tujuan apa kamu diciptakan, dengan apa kamu bisa meraih kebahagiaan dan dengan apa kamu mendapatkan kepuasan. Dalam jiwamu terkumpul berbagai macam sifat, diantaranya sifat-sifat binatang jinak, binatang buas, pun demikian sifat-sifat malaikat. Maka ruh adalah hakikat jauharmu yang paling esensial, lainnya adalah unsur asing dan kosong telanjang. Maka yang wajib kamu lakukan adalah mengetahui hal ini. Bahwa bagi sifat-sifat itu ada ransom makananya dan kebahagianya. Kebahagiaan binatang jinak terletak pada makan, minum, tidur dan kawin, maka jika kamu merasa bagian dari mereka, kenyangkan perutmu dan puaskan kelaminmu. Kebahagiaan akan dirasakan binatang buas ketika mampu menyerang dan melumpuhkan mangsa, kebahagiaan setan terletak pada makar, kejahatan dan tipuan, maka jika kalian merasa bagian dari mereka, berbuatlah seperti yang mereka perbuat. 2
  • 4. Kebahagiaan para malaikat, ketika mereka hadir mengalami indahnya hadrat kesakralan Tuhan, bagi mereka tak ada jalan sedikitpun untuk amarah dan syahwat. Jika Anda merasa bagian dari jauhar hakikat malaikat, berjuanglah mengenal asalmu sampai Anda tahu jalan menuju Hadrat Ilahiah(hadirnya kesakralan Tuhan), sampai Anda bisa menyaksikan Jalal-Nya(keagungan) dan Jamal-Nya(keindahan), sampai Anda mampu menjernihkan dirimu dari belenggu amarah dan syahwat, sampai Anda tahu untuk apa sifat-sifat ini menjadi bagian darimu. Allah Swt tidak menciptakan semua sifat itu agar mereka menawanmu, tapi Ia menciptakannya agar mereka menjadi tawananmu, agar bisa mendorongmu berjalan, yaitu kedua kakimu dan agar salah satunya bisa Anda jadikan tunggangan sedangkan lainnya sebagai senjata hingga Anda mencapai kebahagiaan. Jika Anda telah sampai pada tujuanmu, maka tekanlah ia di bawah kedua kakimu dan kembalilah ke tempat kebahagiaanmu. Tempat itu adalah rumah bagi para khawas (orang-orang khusus) yang menyaksikan Hadirat Ilahi (al-Hadrah al-Ilahiyyah), sedang rumah-rumah para awam adalah tingkatan-tingkatan dalam syurga. Anda sangat memerlukan dan mengerti makna-makna ini untuk bisa mengetahui sedikit saja tentang dirimu. Dan barangsiapa yang tidak memahami pada makna-makna ini, maka ia hanya mendapat bagian kepingankepingannya saja, karena hakikat yang sebenarnyaterhijab (tertutup) baginya. Ed:1 PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH Jika Anda berkemauan mengetahui dirimu, maka ketahuilah ! bahwa Anda sebenarnya terdiri dari dua hal: Pertama, hati, dan Kedua yang disebut jiwa atau ruh. Jiwa atau ruh adalah hati yang biasa Anda sebut sebagai mata hati. Hakikatmu adalah yang batin, karena jasad yang tampak pertama sebenarnya merupakan yang terakhir, dan jiwa yang Anda sangka sebagai terakhir sebenarnya yang pertama, atau disebut hati. Hati bukanlah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, karena itu hanya berlaku bagi binatang dan jasad mati. Segala sesuatu yang Anda lihat dengan mata dhohir adalah alam ini atau yang disebut alam syhadah. Sedangkan hakikat hati bukanlah bagian alam ini, tapi alam ghaib, dan hati dialam ini adalah hal asing. Potongan daging itu hanyalah wadahnya, semua anggota tubuh jasmanii adalah bala tentaranya, sedang ia adalah rajanya. Ma’rifah Allah (mengetahui Allah) dan musyahadah (menyaksikan) keindahan hadir-Nya adalah sifat-sifat hati, beban baginya dan perintah untuknya. Dari situ ia mendapatkan pahala dan siksa, kebahagiaan dan kepuasan mengikutinya, demikian ruh hewani pun senantiasa mengintainya dan selalu membuntutinya. Mengetahui hakikat hati dan memahami sifat-sifat hati adalah kunci Ma’rifatullah (mengetahui Allah Swt). Maka Anda harus berjuang keras untuk mengetahuinya, karena ia adalah jauhar aziz (esensi mulia) bagian dari Jauhar Malaikat (esensi para malaikat) yang bahan dasarnya berasal dari Hadirat Ilahi, dari tempat itu ia datang dan ke tempat yang sama ia kembali. Ed2 PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH Adapun pertanyaanmu apa hakikat hati, syari’ah tidak menjelaskannya secara panjang lebar kecuali dalam satu ayat: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku.” (Q.S. al-Isra [17]: 85). Karena ruh merupakan bagian dari kekuasaan ilahiah, yaitu dari ‘alam al-amr (kuasa perintah Tuhan) Allah Swt berfirman: “Ingatlah, yang menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (Q.S. al-A’raf [7]: 54). Dengan demikian, pada satu sisi manusia merupakan bagian dari ‘alam al-khalq (alam ciptaan) dan pada sisi lain bagian dari ‘alam al-amr. Segala sesuatu yang bisa dikenai ukuran panjang lebar, kadar dan mekanisme adalah termasuk ‘alam al-khalq[6], namun hati tak memiliki ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu. Oleh karena itu, ia tak menerima pembagian. Jika bisa dibagi, maka ia termasuk ‘alam al-khalq. Contohnya, dari sisi sifat bodoh, maka ia pun menjadi bodoh dan dari sisi sifat pintar, ia pun menjadi pintar. Namun segala sesuatu yang terdiri dari sifat bodoh dan pintar pada saat yang sama adalah mustahil. Dengan kata lain, ia bagian dari ‘alam al-amr, karena dalam ‘alam al-amr tidak berlaku ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu. Sebagian dari mereka mengira bahwa ruh bersifat qadim (awal), maka mereka telah salah. Sebagian lain berpendapat ruh adalah ‘ard (sifat), maka mereka pun salah, karena sifat tak pernah berdiri sendiri, tapi mengikuti yang lain. 3
  • 5. Maka, ruh adalah asal anak Adam, dan hati adalah tempat tumbuhnya mereka. Jadi, bagaimana mungkin dia adalah sifat! Sebagian golongan mengatakan ruh adalah badan jamani, mereka juga salah, karena badan jasmani menerima pembagian. Dan ruh yang sejak tadi kita sebut hati adalah media untuk mengetahui Allah. Oleh karena itu, ia bukan merupakan badan, juga bukan sifat, melainkan unsur esensi malaikat. Mengetahui tentang ruh sangatlah sulit[7], karena agama tak memberi jalan sedikit pun. Dan agama tak memerlukan untuk mengetahuinya, sebab agama esensinya adalah kesungguhan (mujahadah), sedang ma’rifah (mengetahui) adalah tanda hidayah, sebagaimana firman-Nya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 69). Dan barangsiapa yang tidak bersungguh-sungguh, ia tidak boleh membahasnya atau mencari hakikat ruh. Dasar utama dari mujahadah adalah mengetahui tentara hati, karena manusia jika tidak mengetahui seluk beluk kemiliteran, ia tidak dibenarkan untuk berjihad. Ed3 PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI Ketahuilah ! bahwa jiwa adalah kendaraan hati, hati memiliki bala tentara, seperti dijelaskan Allah Swt: “Dan tak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (Q.S. al-Mudatstsir [74]: 31). Hati diciptakan untuk pekerjaan alam akhirat, agar mendapatkan kebahagiaannya. Kebahagiaan hati adalah dengan mengetahui Tuhannya. Mengetahui Tuhannya bisa didapatkan melalui ciptaan Allah swt dari berbagai ‘alam-Nya. Keajaiban alam tak mungkin terlihat kecuali melalui panca indera, dan panca indera berasal dari hati yang mengambil jiwa sebagai sarananya. Kemudian dilanjutkan dengan mengetahui tehnis kerjanya dan jaringannya. Jiwa tak berfungsi kecuali dengan makan, minum, suhu panas dan kelembapan tertentu. Ia lemah saat dihampiri bahaya dari dalam, yaitu lapar dan haus, demikian juga saat melawan bahaya luar, seperti air dan api. Ia menghadapi banyak musuh. Ed4 PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH Anda juga perlu mengetahui adanya dua macam bala tentara, yaitu bala tentara bagian luar(dhohir) yang terdiri dari syahwat dan amarah, berikut tempat-tempatnya pada kedua tangan,kedua kaki, kedua mata, kedua telinga dan semua anggota badan. Sedangkan tentara bagian dalam terletak dalam otak kepala, yaitu daya khayal, daya pikir, daya hafal, ingatan dan bingung. Setiap kekuatan ini memiliki fungsi khusus, jika salah satunya lemah, maka kondisi manusia pun akan lemah dalam dua alam (dunia-akhirat). Satu bagian yang mencakup dua hal ini adalah hati dan ia adalah pemimpinnya. Jika hati menyuruh lidah menyebutkan sesuatu, maka ia akan menyebutkannya. Jika memerintahkan tangan untuk menyerang, maka ia akan menyerang. Jika menyuruh kaki untuk melangkah, maka ia pun akan melangkah. Demikian pula panca indera, hingga bisa menjaga diri agar tetap bisa menyimpan pahala untuk di akhirat, berfungsi secara baik, menyeselesaikan kontrak kerja dan menghimpun butiran-butiran kebahagiaan. Dan mereka semua tunduk dan patuh kepada perintah hati sebagaimana para malaikat yang tunduk dan patuh pada perintah Tuhannya dan tidak berani menentang perintahnya. Ed5 PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN BALA TENTARANYA Ketahuilah !, seperti dikatakan dalam pepatah terkenal; jiwa diibaratkan sebuah kota, kedua tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh sebagai lahannya, kekuatan syahwat sebagai walikotanya, amarah sebagai kendaraanya, hati sebagai rajanya dan akal sebagai perdana menterinya. Raja bertugas mengatur segenap aparatur agar kondisi kerajaan tetap stabil, karena sang walikota atau syahwat adalah pembohong, acuh tak acuh dan ambisius. Demikian pula kendaraan yaitu amarah teramat jahat, pembunuh dan perusak. Jika sejenak saja sang raja meninggalkan mereka dalam keadaan aslinya, mereka akan menguasai kota dan merusaknya. Maka sang raja wajib berkonsultasi pada sang menteri dan menjadikan sang wali dan bagian transportasi dibawah pengawasan sang menteri. Jika ia melakukan hal itu, maka kondisi kerajaan akan tetap stabil, dan kota akan makmur. Demikian juga hati juga bermusyawarah pada akal untuk menjadikan syahwat dan amarah di bawah kekuasaannya sampai kondisi jiwa menjadi stabil dan bisa mengantarkan pada sebab-sebab kebahagiaan, yaitu mengetahui Hadirat Ilahi ( Ma’rifat alhadrat al-ilahiyah). 4
  • 6. Seandainya akal dalam kondisi di bawah kekuasaan amarah dan syahwat, maka jiwanya akan rusak dan hatinya tidak akan bahagia di akhirat kelak. Ed 6 PASAL MENGENAI AMARAH & SYAHWAT PEMBANTU JIWA Ketahuilah ! bahwa syahwat dan amarah pembantu jiwa. Keduanya senantiasa menarik-nariknya, terus mempertahankan urusan makan, minum dan kawin sebagai media indera. Kemudian jiwa mempekerjakan indera sebagai jaringan akal dan mata-matanya, yang dengannya ia mampu menyaksikan kehadiran Allah Swt. Kemudian indera juga mempekerjakan akal, yaitu hati sebagai lentera dan lampu yang melalui cahayanya ia bisa melihat Hadrat Ilahiah . Dengan demikian, kenikmatan perut dan kemaluannya menjadi terhinakan. Kemudian akal juga memfungsikan hati, sebab hati diciptakan untuk memandang keindahan Hadrat Ilahiah. Barang siapa yang berdaya upaya dalam fungsi ini, maka ia adalah hamba yang sebenarnya, yang terlahir dari al-hadrah alilahiyah, sebagaimana firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. az-Zariyat [61]: 56). Artinya, bahwa Kami telah menciptakan hati, memberinya kerajaan dan memberinya pasukan tentara. Kami juga telah menjadikan jiwa sebagai kendaraannya hingga ia bisa berjalan dari alam ke-Tanah-an ke alam atas yaitu ‘Illiyin. Maka jika berkeinginan melaksanakan hak anugerah kenikmatan ini, duduklah dalam kerajaannya, jadikan Hadrat al-Ilahiah sebagai kiblat dan tujuannya, jadikan akhirat sebagai tanah air dan akhir keputusannya, jadikan jiwa sebagai kendaraannya, dunia sebagai rumahnya, kedua tangan dan kaki sebagai pembantunya, akal sebagai menterinya, syahwat sebagai karyawannya, amarah sebagai angkutannya dan indera sebagai matamatanya. Masing-masing bagian itu adalah cerminan dari setiap alam yang menghimpun semua keadaan mengenai keadaan alam-alam lainnya. Daya khayal di bagian permukaan otak seperti seorang komandan yang bertugas menghimpun semua informasi para mata-mata. Daya hafal pada bagian tengah otak bagaikan pemilik peta yang bertugas menghimpun penggalan-penggalan dari tangan sang komandan yang kemudian disampaikan kepada akal. Jika informasi-informasi ini sampai pada sang menteri, maka ia akan melihat keadaan kota yang sebenarnya. Jika Anda melihat salah satu dari mereka melanggar, seperti syahwat dan amarah, maka Anda harus berusaha keras( bermujahadah) menaklukanya. Tidaklah mujahadah ini untuk membunuh syahwat dan amarah, sebab kerajaan tak akan bertahan tanpa keduanya. Jika Anda melakukannya, maka Anda adalah orang yang berbahagia, yang telah melaksanakan urusan yang hak untuk dilakukan yaitu anugerah nikmat, wajib bagimu menghadiahkan sesuatu pada saatnya, jika tidak, maka Anda tidak akan bahagia, dikenai siksa dan diwajibkan bertaubat. ed PASAL MENGENAI TIGA FORMASI KEBAHAGIAN Kebahagiaan sempurna dibangun di atas tiga hal, kekuatan amarah, kekuatan syahwat dan kekuatan ilmu[8]. Tiga hal ini harus diseimbangkan agar kekuatan syahwat tidak muncul menguasai yang justru akan merusak anda. Demikian juga kekuatan amarah agar tidak menguasai dan membodohi, yang akan merusak dan mengahncurkan anda. Jika kedua kekuatan tersebut seimbang dengan adanya kekuatan keadilan dan keseimbangan, maka keduanya akan menuju pada jalan hidayah. Jika amarah semakin menguat, maka akan mudah pada terjadinya penyerangan dan pembunuhan, sebaliknya jika amarah melemah, maka kewaspadaan, ketentraman dalam agama dan dunia akan hilang. Namun jika diseimbangkan, yang akan muncul adalah kesabaran, keberanian dan kebijaksanaan. Syahwat-pun demikian, jika semakin mendominasi, maka akan muncul adalah kejelekan dan kejahatan, sebaliknya jika syahwat melemah , maka akan menyebabkan kelemahan dan ketidakgairahan. Namun jika terkendali seimbang, yang ada adalah kesucian (‘iffah), kepuasan (qana’ah) dan sifat-sifat sejenis lainnya. ed PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA & BAGUSNYA Ketahuilah ! bahwa hati dan bala tentaranya memiliki keadaan dan sifat-sifat yang sebagian disebut dengan budi pekerti buruk dan sebagian lain disebut budi pekerti terpuji. Budi pekerti terpuji akan mengantarkan pada kebahagiaan, dan akhlak buruk mengantarkan pada kehancuran dan siksa. Semua ini terdiri dari empat jenis budi pekerti( akhlak). Yaitu: akhlak setan, akhlak binatang jinak, akhlak binatang buas dan akhlak malaikat. Perilaku jelek, yaitu makan, minum, tidur dan kawin adalah akhlak binatang 5
  • 7. jinak. Tingkah laku amarah pemukulan, pembunuhan dan pertikaian adalah akhlak binatang buas. Prilaku-prilaku jiwa seperti makar, penipuan, kecurangan dan hal lain sejenis adalah akhlak setan. Terakhir, kegiatan berfikir yang menghasilkan rahmat, ilmu dan kebaikan adalah akhlak malaikat. Ed PASAL MENGENAI EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA Ketahuilah ! bahwa dalam kulit anak adam(manusia) terdapat empat hal, anjing, babi, setan dan malaikat. Anjing tercela dari segi sifatnya dan bukan dari bentuknya. Begitupun setan dan malaikat, hal-hal tercela dan keterpujianya[9] hanya pada sifat-sifatnya dan bukan pada bentuk atau prilakunya. Babi pun demikian, tercela dalam sifat-sifatnya bukan pada bentuk dan tingkah lakunya. Karenanya manusia diperintahkan untuk menyingkap gelapnya kebodohan dengan cahaya akal, agar terhindar dari segala macam fitnah. Seperti ditegaskan Rasul Saw: “Tak seorangpun (dari manusia) kecuali memiliki setan, aku juga memiliki setan. Sungguh Allah telah menjagaku dari setanku hingga aku bisa menguasainya.”[10] Demikian syahwat dan amarah seharusnya berada dibawah kendali akal, keduanya hanya boleh berbuat bergerak melakukan sesuatu dengan kendali akal. Maka jika seseorang berbuat demikian, ia benarlah baginya disebut berakhlak terpuji yaitu; sifat malaikat dan merupakan benih kebahagiaan. Jika melakukan kebalikannya, maka ia disebut berakhlak tercela yaitu sifat-sifat setan dan merupakan benih dari siksa.Dalam tidur ia akan melihat dirinya seakan berdiri terpasung menjadi budak anjing dan babi. Orang ini seperti lelaki muslim yang membawa beberapa muslim lainnya dan menahan mereka di penjara orang-orang kafir. Bagaimana keadanmu jika nanti pada hari kiamat sang raja, yaitu akal, menahanmu dibawah kekuasaan syahwat dan amarah, yaitu anjing dan babi? Ed PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT Ketahuilah ! bahwa manusia saat ini dalam bentuk anak Adam, esok saat makna-makna itu tersingkap, mereka pun keluar dalam bentuk menyesuaikan dengan makna masing-masing. Mereka yang dominan amarahnya, maka akan berdiri dalam bentuk anjing. Mereka yang dominan nafsunya, maka akan berdiri dalam bentuk babi, sebab bagaimanapun bentuk selalu mengikuti makna-makna. Seorang yang tertidur akan melihat semua yang ada dalam jiwanya. Demikian pula karena isi jiwa manusia teridentifikasi dalam empat hal di atas, maka ia harus mengintai setiap gerak-geriknya, diamnya dan mengenali diri termasuk bagian mana dari yang empat. Sifat-sifat itu ada dalam hati dan terus bertahan hingga hari kiamat, dan jika masih tersisa secuil kebaikan, maka itu adalah benih kebahagiaan. Sebaliknya jika yang tersisa adalah secuil kejelekan, maka ia pun merupakan benih dari siksa. Manusia tak akan pernah berhenti bergerak dan diam, hatinya bagaikan kaca, akhlak tercela bagaikan asap dan kegelapan, jika menyentuhnya, maka seketika ia menggelapkan jalan menuju kebahagiaan. Akhlak terpuji bagaikan cahaya dan pancarannya, jika sampai pada hati, maka ia akan membersihkannya dari gelapnya kemaksiatan. Seperti sabda Rasul Saw: “Ikutkanlah pada perbuatan jelek itu perbuatan baik yang akan menghapusnya.”[11] Dan hati bisa jadi terang dan gelap, semua tak akan lolos kecuali mereka yang mendatangi Allah dengan hati yang pasrah. PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG Ketahuilah ! bahwa nafsu dan amarah yang ada bersama binatang juga terdapat pada anak Adam. Akan tetapi manusia diberi tambahan lain[12]sebagai bekal untuk memperoleh kemuliaan dan kesempurnaan. Dengan hal tersebut, ia bisa mengetahui Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Dan dengan hal tersebut manusia bisa menyelamatkan dirinya dari kekuasaan nafsu dan amarah serta meraih sifat-sifat malaikat. Dengan demikian, manusia diberi sifat-sifat binatang jinak dan buas, yang semuanya ditundukka Allah untuk manusia. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah: “Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi semuanya.” (Q.S. al-Jasiyah [45]: 13). PASAL MENGENAI KEAJAIBAN HATI & DUA PINTU HATI Ketahuilah ! bahwa hati memiliki dua pintu ilmu, satu untuk mimpi-mimpi dan lainnya untuk ilmu sadar, yaitu pintu untuk ilmu realita (zahir). Saat manusia tertidur, pintu-pintu indera tertutup, dibukakanlah pintu bathin dan disingkapkan realitas alam ghaib dari alam malakut dan Lauh Mahfudz seperti cahaya yang terang benderang. 6
  • 8. Untuk menyingkapnya dibutuhkan semacam tafsir mimpi. Sedang ilmu yang dihasilkan dari realita (zahir) dikira oleh manusia akan memunculkan kesadaran diri, dan bahwa keadaan sadar lebih utama, meskipun sebenarnya ia tidak bisa melihat sesuatupun dari alam ghaib. Bagaimana pun sesuatu yang terlihat antara keadaan sadar dan tidur tetap lebih utama sebagai pengetahuan daripada apa yang terlihat melalui indera. PASAL MENGENAI CERMIN HATI Disamping itu, Andapun mesti tahu bahwa hati seperti cermin, Lauh Mahfudz pun demikian. Karena di dalamnya terdapat gambaran dari semua realitas (mawjudat). Jika Anda hadapkan cermin satu dengan lainnya, maka masing-masing gambar pada setiap cermin akan saling menghiasi yang lainnya. Demikian pula semua gambar (suwar) pada Lauh Mahfudz akan tampak dalam hati jika ia telah suci dari nafsu dunia. Jika masih disibukkan dengannya, maka alam malakut akan tetap tertutup. Jika pada saat tidur manusia tak terhubungkan dengan obyek indera, maka ia akan menyaksikan esensi (jawhar) alam malakut dan akan terlihat sebagian gambar yang ada pada Lauh Mahfudz. Jika manusia menutup pintu indera hanya sekedarnya, maka ia hanya memasuki dunia khayal. Karena itu, ia melihat sesuatu yang masih tertutupi pada bagian luarnya dan bukanlah hakikat murni yang tersingkapkan. Jika hati telah mati bersama si pemiliknya, maka pada saat itu tidak ada yang namanya khayal, dan tidak juga indera. Oleh karena itu, pada saat tersebut hati mampu melihat dengan tanpa keraguan ataupun khayalan. Dan ketika itu, diucapkan padanya: “Maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22). PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT Ketahuilah! bahwa tak seorangpun dari anak Adam kecuali hatinya telah dimasuki sentuhansentuhan suci melalui jalan ilham, dan hal itu tidak masuk melalui indera, akan tetapi masuk dalam hati tanpa tahu dari mana asalnya, sebab hati termasuk alam malakut, dan indera tercipta untuk alam ini, yaitu alam al-mulk (alam kuasa). Karenanya ia menjadi penghalang jiwa dari menyaksikan alam malakut manakala tidak tersucikan dari aktifitas indera. PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI Jangan Anda kira kelembutan ini hanya terbuka pada saat tidur dan mati saja, tapi ia pun terbuka saat sadar bagi mereka yang ikhlas berjihad, ikhlas melakukan riyadah (latihan) dan menyelamatkan diri dari kekuasaan nafsu, amarah, akhlak tercela dan perbuatan buruk. Jika ia duduk di tempat sepi dan mengosongkan dirinya dari dari aktifitas indera, kemudian membuka mata hati dan pendengarannya, menjalankan fungsi hatinya sebagai bagian dari alam malakut, terus menerus menyebut kalimat Allah, Allah, Allah, dengan hatinya dan dengan tidak dengan lidahnya sampai ia tak mendapatkan informasi dari dirinya dan alam sekitarnya sedikitpun, dan yang ia lihat hanyalah Allah[13], maka kekuatan itu akan terbuka, apa yang ia lihat disaat tidur, ia bisa lakukan pada saat sadar, yang tampak adalah ruh para malaikat dan para nabi, gambar-gambar bagus yang indah dan mulia, saat itu tersingkaplah kerajaan langit dan bumi. Ia bisa lihat semua yang tak bisa dijelaskan dan tak bisa digambarkan, sebagaimana sabda Rasul Saw: “Dibentangkan padaku bumi, seketika kulihat ujung barat dan timur.”[14] Allah Swt menjelaskan: “Dan demikianlah Kami perlihatkan pada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami (yang terdapat) di langit dan bumi.” (Q.S. al-An’am [6]: 75). Karena semua ilmu para nabi melalui jalan ini dan bukan melalui jalan indera, seperti ditegaskan Allah Swt: “Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S. al-Muzammil [73]: 8). Artinya terputus dari segala sesuatu, penyucian diri dari segalanya dan terus memohon kesempurnaan padaNya, ini adalah jalan (tariq) kaum sufi zaman ini. Sedang cara pengajaran, adalah jalan (tariq) para ulama. Semua ini dirangkum dari jalan kenabian. Begitu juga ilmu para auliya’, sebab ilmu itu tertanam dalam hati mereka tanpa melalui perantara, yaitu dari Hadirat Ilahi sebagaimana firman-Nya: “Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya di antara ilmu-ilmu dari sisi Kami.” (Q.S. al-Kahfi [18]: 65). Jalan ini tidak akan dipahami tanpa melalui latihan, dan jika tak dihasilkan dengan rasa, maka ia pun tak bisa dihasilkan melalui pengajaran[15]. Yang seharusnya dilakukan adalah mempercayainya hingga kita bisa mendapatkan kebahagiaan mereka, dan ini adalah sebagian keajaiban hati. Siapa yang tak melihat, ia tidak akan mempercayainya, seperti firman-Nya: “Yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.” (Q.S. Yunus [10]: 39), dan firman-Nya: “Dan ketika mereka tidak mendapat petunjuk dengannya (Alqur’an) maka mereka berkata: “Ini adalah dusta yang lama.” (Q.S. al-Ahqaf [46]: 11). 7
  • 9. PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA KETUHANAN Jangan Anda mengira semua ini khusus untuk para nabi dan para wali saja, sebab esensi anak Adam dari asal penciptaannya memang untuk tujuan ini, seperti unsur besi agar dibuat cermin yang bisa digunakan untuk melihat gambaran alam, kecuali yang berkarat dan membutuhkan penyepuhan, atau besi kering yang membutuhkan pengecatan sebab sewaktu-waktu bisa patah. Demikian juga hati, jika nafsu dan kemaksiatan mendominasinya, maka ia tidak akan mencapai derajat ini. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasul Saw: “Semua yang terlahir berada dalam fitrah (esensi) Islam.”,[16] Allah berfirman: “Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Anda Tuhan kami).” (Q.S. al-A’raf [7]: 172). Begitupun anak Adam, fitrahnya adalah mempercayai akan ketuhanan Allah, seperti dalam firman-Nya: “Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Q.S. ar-Rum [30]: 30). Para nabi dan para wali adalah anak Adam, Allah berfirman: “Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu.” (Q.S. Fussilat [41]: 6). Setiap yang menanam pasti memetik, siapa saja yang berjalan, pasti sampai, siapa yang memohon, pasti akan mendapatkan. Permohonan tidak akan berhasil tanpa mujahadah – permintaan orang yang telah renta dan arif telah melalui jalan ini – jika dua hal ini berlaku pada seseorang, maka Allah telah berkehendak menganugerahinya kebahagiaan dengan hukum azali hingga ia mencapai derajat ini. PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH Ketahuilah ! bahwa segala sesuatu memiliki rasa bahagia, nikmat dan kepuasan. Rasa nikmat akan diperoleh apabila ia melakukan semua yang diperintahkan oleh tabiatnya. Tabiat segala sesuatu adalah semua yang tercipta untuknya. Kenikmatan mata pada gambar-gambar indah, kenikmatan telinga pada bunyi-bunyi yang merdu, dan demikian semua anggota badan. Kenikmatan hati hanya dirasakan ketika mengetahui Allah (ma’rifah Allah), sebab ia diciptakan untuk melakukan hal itu. Semua yang tidak diketahui manusia, tatkala ia mengetahuinya maka ia akan berbahagia, seperti permainan catur, ketika mengetahuinya ia pun senang, jika ia dijauhkan dari permainan itu, maka ia takkan meninggalkannya dan tak akan sabar untuk kembali memainkannya. Begitu juga mereka yang telah sampai pada ma’rifah Allah[17], pun merasa senang dan tak sabar untuk menyaksikan-Nya, sebab kenikmatan hati adalah makrifat, setiap kali makrifat bertambah besar, maka nikmatpun bertambah besar pula. Karenanya, ketika manusia mengetahui sang menteri, maka ia akan senang, lebih-lebih jika tahu sang raja, maka kebahagiaannya tentu lebih besar lagi. Tak ada satu keberadaan pun di alam ini yang lebih mulia dari Allah Swt, sebab kemuliaan yang dimiliki, semua oleh sebab-Nya dan dari-Nya, semua keajaiban alam adalah karya-Nya, tak ada pengetahuan (ma’rifah) PASAL MENGENAI ALAM DAN SARIPATI MANUSIA Ketahuilah ! bahwa jika anak Adam disarikan dari alam, padanya terdapat segala gambaran alam yang masih bisa kita temukan akarnya, sebab tulang-belulang ini seperti pegunungan, dagingnya seperti debu, bulu-bulunya bagaikan tumbuhan, kepalanya bagaikan langit, inderanya seperti bintang, penjelasan mengenai hal ini sangatlah panjang. Demikian bagian dalamnya pun menyimpan gambaran alam, sebab fungsi pencernaan yang ada dalam lambung mirip dengan seorang ahli masak. Kekuatan yang ada pada limpa sama dengan pembuat roti, kekuatan pada usus bagaikan tukang cukur, kekuatan yang memutihkan susu dan memerahkan darah bagaikan tukang sepuh, penjelasan mengenai hal ini cukup panjang, yang penting adalah hendaknya kamu mengetahui berapa banyak alam yang tersimpan bersamamu, yang terus sibuk melayanimu, sedang Anda malah mengabaikannya, dan mereka takpernah beristirahat, Anda bahkan tak mengenalnya dan tak bersyukur pada-Nya yang telah menganugerahkan semua itu untukmu. PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT ANGGOTA TUBUH 8
  • 10. Ilmu ini sangatlah agung, kebanyakan manusia mengabaikannya, demikian juga ilmu kedokteran. Setiap mereka yang ingin melihat dirinya dan keajaiban karya Allah Swt dalam dirinya, membutuhkan minimal tiga sifat dari sfatsifat ketuhanan. Pertama, hendaknya mengethui bahwa yang menciptakan seseorang juga mampu membawanya pada kesempurnaan dan bukan pada sebaliknya, Ia adalah Allah Swt. Tak satu pun perbuatan di dunia yang lebih ajaib dari penciptaan manusia yang berasal dari air hina dan pembentukan fisik dengan bentuk yang sangat menakjubkan, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur.” (Q.S. al-Insan [76]: 2). Maka untuk mengembalikannya setelah mati adalah lebih mudah lagi, sebab pengulangan selamanya lebih mudah daripada permulaan. Kedua, pengetahuan tentang ilmu Allah Swt bahwa ia mencakup segala sesuatu. Sebab keajaiban dan keanehan ini tak mungkin ada kecuali dengan kesempurnaan ilmu. Ketiga, hendaknya Anda tahu bahwa keramahan-Nya, rahmat-Nya dan perlindungan-Nya mengenai segala sesuatu, tak terbatas di saat Anda melihat tumbuhan, hewan dan kandungan bumi, semua berada dalam keluasan kuasa-Nya, bentuk yang baik dan warna yang indah. PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI MENGETAHUI SIFAT-SIFAT KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA Yaitu pengetahuan tentang keajaiban karya-karya Ilahi, pengetahuan tentang keagungan dan kekuasaan Allah Swt, yang merupakan ringkasan (sari) dari pengetahuan hati. Ilmu ini begitu mulia, sebab berbicara tentang karya Ilahi, sebab jiwa bak kuda, akal sebagai penumpangnya dan keduanya terhimpun dalam kalimat penunggang kuda (joki). Siapa yang tak mengenal dirinya dan mengaku mengenal lainnya, maka ia seperti seorang lelaki bangkrut yang tak memiliki makanan sedikitpun untuk dirinya dan mengaku menafkahi orangorang miskin di kotanya. PASAL PENUTUP Jika Anda mengetahui kemuliaan, kehormatan, kesempurnaan, keindahan dan keagungan setelah Anda menyadari bahwa esensi hati adalah esensi yang paling mulia, yang semua itu telah dianugerahkan kepadamu dan kelak akan ditarik kembali, dan Anda justru tidak memintanya, malah mengabaikannya dan menghilangkannya, maka Anda akan sangat menyesal pada hari kiamat. Berjuanglah untuk mendapatkannya, tinggalkanlah segala kesibukan duniawi! Dan segala kemuliaan yang tidak tampak di dunia, maka di akhirat kelak akan menjadi kebahagiaan, keabadian tanpa kefanaan, kekuasaan tanpa kelemahan, pengetahuan tanpa kebodohan, keindahan sekaligus keagungan. Sedang hari ini, tak seorang pun yang lebih lemah darinya, sebab ia termiskin dan kekurangan, akan tetapi kemuliaan akan ia alami esok jika ia tancapkan pengetahuan tentang kebahagiaan ini dalam inti hatinya, hingga ia bisa menyelamatkan dirinya dari perumpamaan binatang dan bisa mencapai derajat malaikat. Jika ia kembali pada nafsu dunia, maka ia lebih memilih menjadi binatang pada hari kiamat, karena sebenarnya ia kembali ke asalnya yaitu tanah. Dan ia pun akan abadi dalam siksa. Kami berlindung kepada Allah Swt dari semua itu, kami meminta pertolongan-Nya, sebab Ia sebaik-baik Pemelihara dan Penolong, dan rasa syukur ini untuk Alah Swt, Tuhan semesta alam. Semoga keselamatan senantiasa dianugerahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga berikut para sahabatnya. The End [1] Perjuangan membersihkan hati dengan beragam ibadat. [2] Penyaksian pada cahaya keTuhanan. [3]Menghilangkan kotoran hati an mensucikannya diisi dengan keutamaan. Menurut Imam Jurjani ada juga kimia awam;menggantikan kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat dan kimia orang khusus;memurnikan hati dari alam beralih ke Pencipta alam [4] Sebab Nabi saw lah yang menerima wahyu dan menerangi jalan. [5] Hati ditempa dengan Mujahadah ibadah agar suci, seperti besi berkarat ditempa dalam bara api agar murni. 9
  • 11. [6] Imam Qohtoby berkata ruh tidak masuk dalam katagori objek KUN, artinya bahwa ruh adalah kehidupan itu sendiri .Hidup dan kehidupan adalah sifat Yang maha hidup. Ruh yang berada dalam jasad bukanlah makhluk sebagaimana jasad. ( Lihat; aTaaruf limadzhab ahli tasawwuf; alKalabadzi, hal 68, Darul kutub ilmiah, bairut) [7] Berkata Imam Junaidy alBagdadi Ruh adalah sesuatu yang dibiasi oleh ilmu Allah dan tak seorangpun yang memahaminya dari makhlukNya. Dan tak diperkenankan mengibaratkannya dengan apapun. [8] Orang kuno yang pertama mendefinisikan tugas Jiwa adalah Plato bahwa jiwa memiliki tiga kekuatan;kekuatan syahwat, kekuatan amarah, kekuatan Akal. Dimanasyahwat dan amarah adalah pembantu bagi kekuatan akal. Plato mengibaratkan Manusia dengan kekuatan dan perangkatnya adalah sebuah kota yang mesti ditata, dimana penduduknya dibagi dalam tiga kasta: kasta buruh para pekerja, kasta peperangan dan kasta hakim, dimana kasta buruh sebanding dengan kekuatan syahwat, dan kasta peperangan sebanding dengan kekuatan amarah dan kasta hakim sebanding dengan kekuatan akal. Demikian juga berpendapat Cendikiawan Alfarabi dalam kitabnya” Aro’ ahlil madinah alfadilah” [9] Ketercelaan syetan dan keterpujian malaikat, sebab syetan hanya memilki sifat tercela saja sedang malaikat hanya memilki sifat keterpujian. [10] Riwayat muslim, kitab sifat kaum munafiq hadis no 70, Imam Ahmad; Musnad;juz 6 hal 115. dari Aisyah. [11] Riwayat: aTurmudzi;albar,asilah;bab 55, Adda romy; arroqoiq,bab 73, Imam Ahmad;Musnad; juz 5 hal 153, Hadis dari Mu’az bin jabal. [12] Kekuatan akal [13] Imam Jurjani berkata dalam Ta’rifat hal 163: lenyapnya hati dari mengetahui hal ihwal makhluk bahkan dari keadaan dirinya, ia liputi oleh Sulthon hakikat, ia hadir dalam AlHaq, gaib dari dirinya dan dari makhluk. Sebanding dengan ini adalahl kisah dalam al-Qur’an tentang Nabi yusuf, dimana para perempuan ketika menyaksikan ketampanan Nabi Yusuf merekapun memotong tangan sendiri, bagaimana keadaan jika seseorang melihat keindahan Dzat sang pemilik keindahan?. Fana menurut ahli tasauf adalah tenggelam dalam keagungan dan penyaksian alHaq. [14] Riwayat: Muslim;Fitan;no 19, Abu Dawud; Fitan, bab 1,Atturmudzi;Fitan;bab 14, Ibnu Majah;Fitan;bab9, Imam Ahmad;Musnad; Juz 5,hal 278. Hadis dari Syadad bib Aus dari Nabi Saw. [15] Ini sebagaimana terjadi pada zaman alGhazali dimana para Murid penggemar tasauf dibebani beragam aturan oleh para Syeh Tasauf yang akan menunjukan jalan istiqomah. Adapun Tehnik tasauf alGhazali Ia mengambil langsung dari petunjuk kenabian tanpa perantara para Syeh tasauf, dan jenis tasauf ini doperuntukkan bagi penggemar berat seperti algazali sendiri. [16] Riwayat: Ahmad,Malik, Abu Dawud,atTurmudzi, adDaromy. [17] Sepakat para ahli Tasauf bahwa ma’rifat tidak akan sempurna dengan akal. Dalil mereka; bagi Allah adalah Allah semata. Menurut mereka jalan akal adalah jalan orang yang berakal adalam kebutuhanya pada dalil, kerena akal adalah baru dan yang baru hanya kan menunjukan pada yang baru juga. Seorang pria bertanya pada Imam Annury: apa dalilnya Allah? Ia Jawab: Allah, Maka dimana fungsi akal? Ia jawab:Akal lemah, yang lemah hanya akan menunjukan pada yang lemah juga. Berkata Ibnu atTo’: akal adalah alat ibadah bukan bukan untuk memulyakan keTuhanan. 10
  • 12. SUFI ISLAM:ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA ADAB SOPAN SANTUN BERAGAMA JUDUL ASLI PENGARANG : (AL-ADAB FI AD-DIN) : IMAM ALGHAZALI PENTERJEMAH : MUHAMMAD HILMAN ANSHARY Bismillahirrahmanirrahim MUKADDIMAH Segala puji bagi Allah yang menciptakan kita, lalu menyempurnakannya; mendidik kita, lalu membaguskannya; dan memuliakan kita dengan mengutus Muhammad, Rasul utusan-Nya. Dengan memohon taufik-Nya, kami tuturkan bahwa: Akhlak yang paling sempurna dan paling tinggi, amal yang paling bagus dan paling baik, adalah adab dalam beragamayang diikuti oleh orang-orang yang beriman dari tindak kerja Tuhan Semesta Alam dan dari akhlak para Nabi dan Rasul Allah. Allah telah mendidik kita dengan aneka penjelasan yang tertulis di dalam Alquran. Dia mendidik kita melalui tuntunan Nabi-Nya, Muhammad Saw, yakni as-Sunnah, dengan kewajiban-kewajiban yang dipikulkan kepada kita. Karena itu, milik-Nya segala kenikmatan. Demikian pula melalui para sahabat, para tabi’in, dan generasi sesudah mereka, yakni orang-orang beradab dari kalangan orang-orang beriman yang mengharuskan kita untuk mengikuti mereka. Adab dalam beragama sangat penting kedudukannya dan jumlahnya pun banyak. Oleh karena itu, di sini kami hanya akan memaparkan sebahagiannya saja agar pembahasannya tidak bertele-tele, sehingga sulit untuk dipahami. ADAB MUKMIN DI HADAPAN ALLAH Seorang mukmin semestinya selalu menundukkan pandangan matanya dan memusatkan segenap perhatiannya hanya kepada Allah. Membiasakan diam dan menenangkan anggota-anggota badan. Bersegera melaksanakan perintah, menjauhi larangan, tidak suka membantah dan berakhlak baik. Membiasakan berzikir dan mensucikan pikiran. Mengendalikan anggota-anggota badan dan menenangkan hati. Mengagungkan kebesaran Tuhan, menjauhi sifat marah, dan menyembunyikan cinta. Memelihara keikhlasan. Tidak riya dan pamer. Mendakwah kebenaran. Tidak berpedoman kepada makhluk dan mengikhlaskan amal. Berkata benar, menyucikan pandangan dan mengupayakan pendekatan diri kepada Allah (taqarrub) secara terus-menerus. Tidak banyak memerintah, menyembunyikan keutamaan dan bersemangat memperbaiki diri. Marah ketika melanggar yang haram, mengekalkan haybah (keseganan akan kewibawaan Allah), menumbuhkan rasa malu, dan merasa takut (kepada Allah). Menjadikan sikap tenang sebagai keyakinan bathin dan tawakal sebagai kesadaran terhadap baiknya suatu ikhtiar. Menyempurnakan wudhu tatkala merasa berat dan menunggu (kembali) shalat berikutnya setelah mengerjakan suatu shalat. Kalbu bergetar karena takut akan meninggalkan fardhu. Membiasakan bertaubat karena takut bergelimang dosa, dan memelihara keyakinan terhadap yang ghaib. Kalbu merasa takut saat berzikir dan cahayanya bertambah ketika menerima petuah. Mengembangkan sikap tawakkal ketika miskin dan ketika mampu mengeluarkan sedekah tanpa sikap kikir. ADAB KAUM TERPELAJAR Adab seorang terpelajar antara lain adalah selayaknya terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Memelihara ketenangan. Meninggalkan sifat takabur dan tidak memancingnya. Mengasihi para pencari ilmu dan tidak merespon orang-orang yang sombong. Menyelesaikan masalah orang-orang awam dan tidak merasa gengsi untuk mengatakan, “Saya tidak tahu.” Memberikan perhatian yang serius atas sebuah pertaanyaan. Tidak berpura-pura. Dan memperhatikan serta menerima sebuah argumentasi kebenaran, walaupun berasal dari lawan. 11
  • 13. ADAB SEORANG MURID DI HADAPAN GURU Seorang murid – di hadapan gurunya – selayaknya memulai setiap pertemuan dengan mengucapkan salam, tidak banyak bicara di hadapannya, ikut berdiri ketika ia berdiri dan tidak mengatakan, “Fulan mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang kamu katakan.” Tidak bertanya kepada teman ketika duduk di hadapannya. Tidak tertawa ketika guru sedang berbicara. Tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya. Tidak memegang bajunya ketika dia berdiri. Tidak meminta penjelasan tentang suatu masalah di tengah perjalanan hingga sampai ke rumahnya. Dan tidak banyak bertanya ketka dia terlihat merasa jenuh. ADAB GURU PENGAJAR ALQURAN (MUQRI) Adab guru seorang pengajar Alquran antara lain adalah senantiasa duduk seperti duduknya seorang yang ketakutan, menyimak perintah, berusaha untuk paham, dan senantiasa mengharap kasih-Nya. Memperhatikan ayat-ayat mutasyabihah, memperhatikan tanda waqf, mengetahui tanda-tanda permulaan bacaan, menjelaskan ihwal hamzah, mengajarkan bilangan, dan membaguskan pengucapan huruf. Menerangkan manfaat dan pahala menamatkan bacaan Alquran. Ia juga harus menyayangi kaum pemula yang mempelajari Alquran. Bertanya-tanya apabila ada murid yang tidak hadir. Meninggalkan perdebatan. Memulai dengan mengajarkan bacaan yang dibaca ketika shalat, atau – jika perlu – mengimami orang lain. ADAB PEMBACA ALQURAN Seorang pembaca Alquran seyogianya membiasakan duduk di hadapan Alquran seperti duduknya orang yang tawadhu’. Memusatkan perhatian. Menundukkan kepala, dan memohon izin sebelum membaca. Memohon perlindungan kepada Allah dan membaca basmalah serta berdo’a ketika selesai membaca Alquran. ADAB PENGAJAR ANAK-ANAK Adab pengajar anak-anak diantaranya adalah memulai dengan perbaikan diri, karena mata dan telinga mereka tertuju ke arahnya. Apa-apa yangbaik menurut dirinya, akan menjadi baik pula bagi mereka, dan apa-apa yang jelek menurutnya, akan menjadi jelek pula di mata mereka. Membiasakan diam saat terduduk. Dan tidak melirik marah dengan pandangannya. Seyogianya, sebagian besar pengajarannya dilakukan dengan upaya ‘menakutnakuti’ tidak memukul dan apalagi menyiksa. Tidak banyak bercakap-cakap dengan mereka, karena mereka akan menjadi berani. Tidak membiarkan mereka bercengkrama, karena mereka akan menjadi kurang ajar. Tidak mengajak siapapun bersenda gurau di hadapan mereka. Menolak pemberian mereka dengan wira’i. Mencegah mereka dari sikap mengadu domba atau menghasut dan menghindarkan diri mereka dari mencari-cari aib orang lain. Mengajari mereka bahwa menggunjing itu jelek. Mengajak mereka untuk takut pada tindakan berdusta dan provokasi. Tidak menanyakan suatu ihwal yang menimpa mereka, sehingga membebaninya. Tidak banyak menuntut pada keluarga mereka, sehingga mereka mendiktenya. Mengajarkan pada mereka tentang bersuci dan shalat. Dan memberitahukan pada mereka tentang najis-najis yang harus dihilangkan. ADAB PERIWAYAT HADITS Adab periwayat hadits adalah harus bertujuan benar, menghindari dusta, menyampaikan hadits yang masyhur, meriwayatkan hadits dari orang-orang siqah dan meninggalkan hadits munkar. Tidak menyampaikan apa yang terjadi dikalangan ulama salaf. Mengenal zaman. Menjaga diri dari kesalahan, kekeliruan, kesalahan baca, dan penyimpangan. Meninggalkan senda gurau, menghindari hasutan dan mensyukuri nikmat Allah karena dia telah berada di dalam derajat Rasulullah sebagai penyampai hadits. Memelihara sikap tawadhu’ dan menjadikan sebagian besar dari omongannya bermanfaat bagi kaum muslimin, baik berupa hal yang wajib, sunnah dan adab mereka di dalam menjelaskan kitab Allah Azza wa Jalla. Tidak membawa ilmunya kepada para menteri (pejabat pemerintah) dan tidak mendatangi pintu para penguasa, sebab hal tersebut akan merendahkan kredibilitas para ulama dan menurunkan kualitas ilmu mereka tatkala bermaksud mengajarkannya kepada para penguasa dan orang-orang kaya. Tidak meriwayatkan hal-hal yang tidak diketahui asal-usulnya dan tidak membacakan apa-apa yang tidak ada di dalam kitabnya. Tidak berkata ketika ada orang yang menbacakan sesuatu kepadanya. Berhati-hati agar tidak mencampurkan satu hadits ke dalam hadits lain. 12
  • 14. ADAB PENCARI HADITS Senantiasa menulis hadits-hadits masyhur dan tidak menulis hadits-hadits garib, tidak juga menulis hadits-hadits munkar. Menukil hadits dari orang-orang yang siqah. Tidak melebihkan hadits masyhur dari hadits lain. Pencariannya tidak mengurangi kehormatan dirinya dan tidak melalaikan shalatnya. Menghindari pergunjingan, diam untuk mendengar, melazimkan diam di hadapan perawi hadits dan menaruh perhatian terhadap upaya perbaikan tulisannya. Tidak mengatakan, “Saya telah mendengar”, padahal belum pernah mendengar. Tidak menyebarkan hadits untuk mencari kemasyhuran, lalu menukil hadits dari orang-orang yang tidak siqah dan ahli makrifat, tetapi harus mengambil hadits dari ahli agama. Tidak menukil hadits dari orang yang tidak mengenal hadits yang bersumber dari orang-orang salih. ADAB PENULIS Seorang penulis selayaknya selalu berupaya memperindah tulisannya dan membaguskan goresan tangannya. Merajuk pada ilmu i’rab untuk menjelaskan kalimat, mengetahui perhitungan dan memiliki pendapat yang benar. Memakai pakaian yang bagus dan menggunakan wewangian. Mengetahui sejarah orang-orang terdahulu di antara para ahli saraf. Mengambil secara berangsur-angsur dari sumber-sumbernya dan mengetahui urusan yang utama. Bertoleransi dan berpeengalaman dalam hal-hal kebaikan. Menghindari kezaliman dan menjauhi segala yang haram. Menjaga harga diri, membaguskan pergaulan dan menjaga diri dari kehinaan. Menjauhi perkataan keji di dalam majlis, menghindari senda gurau dan percakapan, serta bujukan kepada para pelayan. ADAB DA’I PEMBERI NASIHAT Adab pemberi nasihat diantaranya adalah senantiasa menghindari sikap takabur dan selalu memelihara rasa malu kepada Tuhannya. Senantiasa menampakkan pengharapan kepada sang Pencipta dan berkeinginan memberi manfaat kepada para pendengarnya. Mengoreksi diri untuk mengetahui aibnya. Memandang pendengar dengan pandangan kebenaran, berbaik sangka kepada mereka dengan bathin agama (batin addiyanah), dan tidak berharap pada mereka untuk memberi perlindungan. Metode pengajarannya lembut. Menyayangi para pemula. Meyakini bahwa dirinya dapat melaksanakan ucapannya, agar orang lain dapat mengambil manfaat dari yang dia katakan. ADAB PENDENGAR Seorang pendengar semestinya senantiasa menampakkan kekhusyukan dan memelihara ketundukan. Menjernihkan hati dan berbaik sangka. Meyakini ucapannya dan membiasakan berdiam. Tidak banyak bertingkah dan senantiasa memusatkan perhatian. Serta menghindari menuduh (yang tidak-tidak). ADAB AHLI IBADAH Ahli ibadah seyogianya mengetahui saat-saat beribadah, memahami wiridnya, membaguskan ucapannya dan berusaha meneteskan air mata. Memelihara kekhusukan dan melazimkan ketundukan. Menundukkan pandangan, menggetarkan hatinya, senantiasa memikirkan agamanya, memperhatikan waktu dan membiasakan diri untuk berpuasa. Bangun di malam hari, bersikap wira’i, dan mengurangi makan-minum. Selalu menunggu kedatangan ajal, menjauhi teman-temannya, meninggalkan syahwat, memelihara shalat – mengetahui keutamaan dan ihwal yang menyebabkan ketidaksempurnaannya. Tidak merasa butuh pada ilmu orang lain, selain pengetahuan dirinya dan hakikat keberadaannya. ADAB KETIKA MENYENDIRI Menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama, mengetahui tentang permasalahan shalat, puasa, zakat dan haji. Meyakini bahwa kesendiriannya dapat menolak kejahatan dirinya. Menghadiri setiap pertemuan dan shalat berjamaah. Mengurus jenazah dan menjenguk orang sakit dengan tidak larut dalam perbincangan mereka. Tidak bertanya tentang cerita apa pun dari mereka yang akan mengotori kesucian kalbunya. Tidak tamak terhadap pemberian mereka, sehingga tidak merasa butuh atas bantuan tetangganya. Dengan demikian, maka waktunya terbagi tiga, yaitu: untuk shalat dan mengaji, sehingga beruntung; untuk membaca buku-buku, sehingga terpelajar; dan untuk tidur sehingga selamat. Membiasakan berzikir dan memperbanyak syukur, sehinga sempurna urusannya. Jika memiliki keluarga, berbicaralah dengan mereka. Bersungguh-sungguhlah dalam kesendiriannya, sehingga dapat mengukur kualitas pengasingannya. ADAB SUFI Seoang ahli sufi selayaknya tidak banyak memberi perintah, meninggalkan syath (artificial) di dalam ungkapannya, berpegang pada ilmu syariat, membiasakan bekerja keras, bersungguh-sungguh dan tidak terlalu 13
  • 15. akrab dengan manusia. Meninggalkan popularitas dalam hal berpakaian dan menampakkan keindahan, bersikap tawakkal, memilih kefakiran, membiasakan berzikir dan menyembunyikan rasa cinta. Sellu berupaya memperbagus kualitas pergaulan. Menjaga diri dari perilaku homoseksual dan lesbian, dan senantiasa mempelajari Alquran. ADAB ORANG MULIA Senantiasa memelihara kemuliaan, tidak memperalat aspek keturunan, tidak mengandalkan dengan usaha, dan takut kepada Tuhannya. Menyayangi orang yang berada di bawahnya. Dan tidak berusaha menyamai orang yang setara dengannya. Mengetahui keutamaan ahli ilmu walaupun dia setingkat atau lebih tinggi daripada mereka didalam masalah keilmuan. Mengikuti orang-orang yang memahami agama dari kalangan ahli fiqh dan Alquran. Menempa akhlak. Menjaga ucapannya ketika sedang marah dan berkhutbah. Memuliakan kawan duduk. Menyambungkan persaudaraan. Melindungi kerabat. Membantu tetangga. Dan menghias teman-temannya dengan keutamaan dirinya. ADAB TIDUR Senantiasa bersuci sebelum tidur. Tidur pada sisi badan sebelah kanan. Berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla hingga tertidur. Berdo’a dan memuji Allah ketika bangun dari tidur. ADAB SHALAT TAHAJJUD Mengurangi makan dan minum. Menghiasi waktu siang dengan menjauhi pergunjingan, berdusta dan ucapanucapan yang tidak berfaedah. Meninggalkan pandangan terhadap hal-hal yang haram. Bangun dari tidur dengan penuh rasa takut. Memperbaiki wudhu, memandang ke kerajaan langit, berdo’a dan menghadirkan hati di dalam shalat agar bisa memahami bacaannya. ADAB MEMASUKI KAKUS Hendaklah seseorang itu membaca basmalah dan memohon perlindungan kepada Allah (isti’azah) sebelum ia memasuki kakus. Membuka pakaian dengan lembut setelah berjongkok. Mengusapkan tangan pada tanah setelah beristinja dengan air. Menutup aurat sebelum keluar dari kakus. Membaca hamdalah dan bersyukur setelah keluar dari kakus. ADAB MEMASUKI KAMAR MANDI Menutup aurat dan berusaha tidak memandang auratnya. Mencari kesendirian, tidak berkata apa-apa, tidak memalingkan muka ke kanan ataupun ke kiri, tidak mengucapkan salam dan duduk dengan santai. Mencuci kemaluan (bila sedang junub) sebelum memasuki kamar mandi dan mencuci kedua kaki dengan air dingin apabila keluar, karena hal itu dapat menghilangkan sakit kepala. ADAB BERWUDHU Bersiwak dan membiasakan berzikir sambil membasuh anggota wudhu. Merasakan ketakziman kepada Yang Dituju dan bertobat kepada-Nya dari segala dosa. Diam setelah bersuci hingga memasuki waktu shalat. Bersuci dilakukan setelah mencukur kumis, bulu ketiak dan bulu kemaluan, serta setelah memotong kuku. Mencuci selasela jari, membersihkan lubang hidung serta membersihkan pakaian dan badan. ADAB MEMASUKI MASJID Berjalan mulai dengan kaki kanan, menghilangkan kotoran dari sandal, menyebut nama Allah ‘Azza wa Jalla dan memberi salam kepada orang-orang yang telah hadir terlebih dahulu. Apabila masjid kosong, berilah salam kepada diri sendiri. Memohon kepada Allah agar dibukakan pintu-pintu rahmat-Nya. Duduk menghadap kiblat, melekatkan fungsi muraqabah (control Allah atas diri sendiri), mengurangi berbicara dan menghindari bicara keras. Tidak mengeraskan suara di dalam masjid dan tidak menghunus pedang. Apabila membawa pedang, peganglah tangkainya. Tidak melakukan pekerjaan, mencari benda yang hilang, melakukan jual beli, dan melakukan persetubuhan Apabila keluar dari masjid, dahulukan kaki kiri dan memohon kepada Allah akan keutamaan karunia-Nya. 14
  • 16. ADAB BER’ITIKAF Senantiasa berzikir, memusatkan perhatian, menghindari bicara, selalu diam di tempat dan tidak berpindahpindah. Menahan nafsu dari apa yang diinginkan, menolak kesenangan nafsu dan memaksanya untuk taat kepada Allah ‘Azza wa jalla. ADAB MENGUMANDANGKAN AZAN Seorang muazin hendaklah betul-betul mengenal waktu shalat, baik pada waktu musim panas maupun musim dingin. Menundukkan pandangan mata ketika menaiki menara azan. Berpaling ke kanan dan ke kiri di dalam azan ketika mengucapkan “hayya ‘ala as-salah dan hayya ‘ala al-falah” dan memperbagus bacaan azannya serta mempercepat bacaan iqomat. ADAB IMAM Seorang imam seyogianya mengetahui rukun-rukun shalat dan sunnah-sunnahnya. Memahami hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak shalatnya. Tidak menjadi imam bagi suatu kaum yang tidak menyukai dirinya. Menjadikan barisan di belakangnya adalah para ahli ilmu. Meminta mereka untuk meluruskan barisan danmenasihati mereka dengan lemah lembut. Tidak membaca surat-surat yang panjang, sehingga mereka jemu; tidak memanjangkan tasbih, sehingga mereka bosan; dan tidak pula meringankannya, sehinga hilang kesempurnaan shalatnya. Sebaliknya mengatur shalat sesuai dengan kemampuan orang yang paling lemah di antara mereka. Menyempurnakan ruku’ dan sujud, sehingga mereka merasa nyaman (tuma’ninah), diam sejenak sebelum dan sesudah membaca surat al-fatihah, dan juga ketika selesai membaca surat-surat setelahnya. Menunggui orang yang merasa sulit di dalam ruku, selama tidak melampaui batas yan wajar. Menanti tetangga yan belum dating selama tidak takut akan mengakhirkan waktunya. Berhenti sejenak diantara dua salam. Ketika selesai shalat, mengharap karunia Allah dengan penuh asa takut. Memperbanyak rasa syukur kepada Allah dan memelihara zikir kepada-Nya dalam segala kondisi. ADAB SHALAT Seorang muslim yang hendak melakukan shalat, selayaknya bersikap rendah hati, memelihara kekhusyukan dan menampakkan kehinaan. Menghadirkan kalbu, menghilangkan rasa was-was dan menghindari keraguan, baik lahir maupun batin. Menenangkan anggota badan, menundukkan kepala dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Menghayati bacaan dan mengucapkan takbir dengan penuh ketakziman. Melakukan ruku’ dengan penuh ketundukkan, bersujud dengan penuh kekhusukan, bertasbih dengan penuh pengagungan, mengucapkan syahadat dengan penuh kesaksian, dan memberi salam denan penuh kasih sayang. Mengakhiri shalat dengan penuh rasa takut dan berusaha mencari keridhaan-Nya. ADAB MEMBACA ALQURAN Hendaklah membiasakan diri dengan sikap tenang dan rasa malu. Menjauhi perbuatan sia-sia dan perkataan keji. Memelihara sikap tawadhu dan membiasakan untuk menangis. ADAB BERDO’A Seyogianya menghadirkan kekhusyukan di dalam kalbu, memusatkan perhatian, menampakkan kehinaan, berbaik sangka, merendahkan diri, dan menampakkan sikap butuh. Memohon kepada Allah seperti permohonan orang yang sedang tenggelam kepada orang yang dapa menyelamatkannya. Mengetahui hina kedudukan dirinya dan besarnya keagungan Allah sebagai tempat memohon. Membentangkan kedua telapak tangan ketika memohon. Meyakini bahwa do’anya akan dikabulkan dan takut terhadap hal-hal yang mendatangkan kegagalan. Senantiasa menanti kelapangan dan menjauhi permusuhan. Memperbagus maksud dan pengharapan. Mengusapkan telapak tangan ke wajah setelah selesai berdo’a. ADAB SHALAT JUM’AT Hendaklah mempersiapkan diri sebelum tiba waktu shalat Jum’at. Segera bersuci sebelum masuk waktunya. Mandi dan mengenakan pakaian bersih. Tidak melangkahi tengkuk orang lain. Menghindari perbincangan dan memperbanyak zikir. Mengambil tempat duduk dekat imam dan mendengarkan apa yang disampaikan khatib. Setelah selesai menunaikan shalat, kembali menyebar (di muka bumi) ntuk mencari ilmu dan berjalan dengan tenang. Tidak menjalinkan jemari. Memendekkan langkah, membiasakan bersikap tunduk, dan memperbanyak syukur 15
  • 17. kepada Zat Yang maha Pemberi rizki. Memasuki masjid dengan khusyu’ dan memberi salam. Berusaha untuk tidak melakukan shalat setelah khatib duduk di atas mimbar. Menjawab salam yang diberikan oleh khatib. Menghindarkan diri dari berbicara, membulatkan tekad untuk menerima pelajaran, dan tidak berpaling ketika khatib menghadap dan berkhutbah kepadanya. Tidak melakukan shalat sebelum khatib turun dari mimbar dan sebelum muazin selesai mengumandangkan iqomat. ADAB SEORANG KHATIB Para khatib hendaklah mendatangi masjid dengan tenang dan penuh wibawa. Memulai khutbah dengan memberi salam dan duduk dengan rasa takut disertai ketakziman kepada Allah. Menghindarkan diri dari percakapan sambil menunggu waktu tiba. Melangkah menuju mimbar dengan tenang, seakan-akan ia ingin menunjukkan perkataannya kepada Zat Yang Maha Perkasa. Menaiki mimbar dengan penuh rasa khusyu’. Berpegangan pada pegangan tangga mimbardan naik ke atas sambil berzikir. Memandang kepada hadirin dengan memusatkan perhatian dan mengucapkan salam kepada mereka sebagai pertanda agar mereka memperhatikan khutbahnya. Duduk mendengarkan azan dengan penuh rasa takut kepada Zat Yang maha Kuasa. Mulai berkhutbah dengan sikap tawadhu’ dan tidak memberi isyarat dengan jari. Meyakini bahwa ucapannya bermanfaat. Mengisyaratkan pada hadirin untuk berdo’a. kemudian turun dari mimbar dengan diiringi iqomat yang dilantunkan oleh muazin. Tidak bertakbirotul ihram sebelum para jamaah terdiam. Memulai shalat dan memperbagus bacaannya. ADAB DI HARI RAYA Menghidupkan malam hari raya (dengan takbir, tahlil dan tahmid – pent) dan mandi di pagi harinya. Membersihkan badan dan memakai wewangian. Terus-menerus melantunkan takbir, memperbanyak zikir, melazimkan kekhusyukan, serta bertasbih dan bertahmid di sela-sela takbir. Diam untuk mendengarkan khutbah ‘id setelah shalat hari raya ditunaikan. Makan sedikit sebelum keluar dari rumah jika hari raya itu adalah hari raya Idul Fitri. Pergi ke tempat shalat melalui suatu jalan dan pulang ke rumah melalui jalan yang lain. Kembali dengan rasa belas kasih karena takut kepada Zat Yang maha Ghaib. ADAB DI SAAT GERHANA Memelihara rasa takut dan menampakkan kecemasan. Segera bertobat dan tidak merasa jemu (untuk bertobat). Bergegas menegakkan shalat. Berdiri lama untuk melaksanakan shalat. Dan senantiasa memelihara kewaspadaan. ADAB SHALAT ISTISQA Hendaklah berpuasa sebelum melaksanakan shalat istisqo (shalat untuk meminta hujan). Diawali dengan bertobat dan menghindari sikap-sikap zalim. Mencurahkan segenap perhatian dan tidak membanggakan diri. Mandi sebelum keluar rumah. Membiasakan dii untuk diam dan memperhatikan segala hal yang dilarang. Mengakui segala dosa yang mendatangkan siksa dan bertekad tidak akan mengulanginya. Diam untuk mendengarkan khutbah, bertasbih di sela-sela takbir, memperbanyak istighfar dan membalikkan jubah sambil berdo’a. ADAB ORANG SAKIT Senantiasa mengingat mati dan bersiap-siap menghadapinya dengan bertobat. Membiasakan diri memuji dan mengagungkan Allah. Bersikap rendah hati sambil terus berdo’a. menampakkan kelemahan dan pengharapan. Memohon kesembuhan dan meminta bantuan dari Zat Yang Pemberi kesembuhan. Menampakkan rasa syukur ketika ada kekuatan dan tidak mengeluh. Memuliakan orang yang menemani dan tidak melakukan jabat tangan. ADAB BELA SUNGKAWA Bersikap rendah hati, menampakkan kesedihan dan tidak banyak berbicara. Tidak tersenyum, karena hal itu dapat menyebabkan kedengkian. ADAB MENGANTAR JENAZAH Memelihara kekhusyukan, menundukkan pandangan dan menghindari pembicaraan. Memperhatikan si mayit seraya mengambil pelajaran. Memikirkan simulasi jawaban-jawaban atas pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Bertekad untuk bersegera memenuhi tuntutan-tuntutan kewajiban. Cemas akan menyesali segala apa yang telah berlalu ketika datang kematian. 16
  • 18. ADAB BERSEDEKAH Hendaklah memberi sedekah sebelum diminta. Menyembunyikan sedekah, baik ketika memberi maupun setelah memberi. Bersikap ramah kepada peminta, tidak tergesa-gesa menolak permintaannya, dan berkata pelan jika dia meminta dengan suara yang perlahan. Menghindari sikap bakhil dengan memberi apa yang diminta atau menolaknya dengan ramah. Jika Iblis – semoga Allah melaknatnya – membisikkan bahwa peminta itu tidak berhak menerima sedekah, maka ingatlah jangan sekali-kali menahan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab dia berhak atas harta tersebut. ADAB PEMINTA-MINTA Menampakkan kefakiran yang sebenarnya. Menyampaikan permintaan dengan perkataan lemah lembut. Menerima pemberian – walaupun sedikit – seraya bersyukur dan berdo’a untuk kebaikan. Jika ditolak, pulanglah dengan sopan dan penuh kerelaan. Tidak mengulang-ulang permintaan dan tidak bersikap memaksa. ADAB ORANG KAYA Memelihara sikap rendah hati, menjauhi sikap sombong dan senantiasa bersyukur. Menggunakan hartanya untuk berbuat kebajikan. Bersikap ramah kepada orang miskin dan senantiasa menerima kedatangannya. Menjawab salam kepada setiap orang yang mengucapkannya dan tidak menyembunyikan kekayaan. Bertutur kata lembut, bersikap ramah, dan membantu orang lain demi kebaikan. ADAB ORANG MISKIN Orang miskin seyogianya memelihara sikap qonaah, menyembunyikan kemiskinan, tidak menampakkan kehinaan dan tidak merendahkan diri. Menjauhi sifat rakus, menjaga harga diri dan menampakkan kecukupan kepada orang-orang dermawan dari kalangan ahli agama. Menghormati orang-orang kaya tanpa mengharap kebaikan mereka. Menampakkan kecukupan kepada mereka tanpa mengharap pemberian dari mereka. Tidak bersikap sombong dan tidak menghinakan diri. Menjaga kalbu ketika memandang mereka dan berpegang teguh pada agama ketika menyaksikan kehidupan mereka. ADAB PEMBERI HADIAH Memandang dengan sikap yang utama kepada orang yang diberi hadiah. Menampakkan kebahagiaan atas penerimaannya. Berterima kasih ketika menyaksikan hadiahnya diterima. Membawa sendiri hadiah tersebut kepadanya, meskipun banyak. ADAB PENERIMA HADIAH Menunjukkan kegembiraan atas pemberian hadiah, walaupun sedikit. Mendo’akan pemberi hadiah apabila dia telah pergi dan menampakkan wajah yang berseri ketika dia hadir. Membalas pemberiannya apabila mampu dan memujinya jika memungkinkan. Tidak merendahkan diri di hadapannya, menjaga diri dari kecacatan iman karenanya, dan menjauhi ketamakan bersamanya. ADAB Berbuat Kebajikan Senantiasa mengawali tindak kebajikan sebelum diminta. Bersegera untuk mengerjakannya ketika berjanji. Banyak melakukan kebajikan. Menyembunyikan tindak kebajikannya dari sikap pamer. Tidak banyak memberi setelah diterima kebajikannya. Berupaya untuk terus senantiasa melaksanakannya. Dan waspada dari tindak penghentiannya. ADAB BERPUASA Mencari makanan yang halal dan baik. Tidak bertengkar dan meningalkan pergunjingan. Menghindari perbuatan bohong, tidak menyakiti orang lain, dan menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan tercela. ADAB DI DALAM PERJALANAN IBADAH HAJI Membelanjakan harta secara baik. Berbuat baik kepada orang yang membawa perbekalannya. Membantu teman. Menemani orang yang kendaraannya rusak. Mendermakan sebagian dari bekalnya. Berakhlak terpuji, bertutur kata baik, dan bersenda gurau tanpa disertai maksiat serta senantiasa mencari kelurusan. Menampakkan kegembiraan ketika memandang kawan bicara. Mendengarkan pembicaraannya, tidak menihilkan kecemasannya, dan berusaha melupakan kesalahannya. Berterima kasih atas bantuannya serta senantiasa memuliakan dan membantunya. 17
  • 19. ADAB BERIHRAM Hendaklah mandi, kemudian mengenakan pakaian bersih, dan memakai wewangian. Mengurus orang-orang yang lapar, membaca talbiyah dengan penuh ketakziman, dan mengeraskan suaranya sebagai bentuk kegembiraan karena bisa memenuhi seruan-Nya. Bertawaf untuk mengagungkan tempat suci, bersa’i untuk mencari keridhaan, dan berwukuf sebagai persaksian terhadap hari kiamat. Memandang masy’ar (tempat menunaikan ibadah haji) dengan pandangan kasih sayang, memaknai cukur rambut sebagai symbol kebebasan, dan menganggap penyembelihan kurban sebagai symbol penebusan dosa. Memandang pelemparan batu (jumrah) sebagai wujud ketaatan. Menganggap tawaf ziyadah sebagai pemandangan kehidupan yang tidak terbatas, dan penolakan atas hakikat kesedihan. Dan ketika saatnya pulang, dipenuhi keinginan untuk kembali lagi. ADAB MEMASUKI KOTA MAKKAH Memasuki tanah haram dengan pengagungan dan memandang kota Makkah dengan kesedihan. Memandang Masjid al-Haram dengan keutamaan dan memandang Baitullah dengan takbir dan tahlil. Membiasakan tawaf dan tetap mengerjakan umrah. Memasuki Baitullah dengan mengagungkan kesuciannya dan membiasakan diri untuk bertobat setelah memasukinya. ADAB MEMASUKI KOTA MADINAH Hendaklah memasuki kota Madinah dengan penuh wibawa dan sikap tenang. Memperhatikan syariat yang berkaitan dengannnya dan memandangnya dengan pandangan yang mulia. Mendatangi Masjid Nabi Saw dan mimbarnya, seakan-akan menyaksikan shalat dan khutbah beliau. Berziarah ke kubur Nabi Saw, seakan-akan memandang pribadinya yang mulia. Berbicara kepada beliau dengan suara lembut, seakan-akan melihat dengan mata kepala sendiri laiknya kepada teman duduknya. Memulai ziarah dengan ucapan salam kepada beliau. Selanjutnya, mengucapkan salam kepada dua orang yang terbaring di sampingnya (Abu Bakr as-Siddiq dan ‘Umar Ibn al-Khattab). Serta mempersaksikan kecintaan keduanya atas beliau. Mempersaksikan perjalanan beliau diantara mereka. Dan respon beliau kepada mereka. Menyaksikan ketakziman mereka kepada beliau dan sambutan mereka kepada beliau. Dan jika hendak meningalkan kuburan beliau, janganlah dengan membelakanginya. ADAB PEDAGANG Seorang pedagang selayaknya tidak duduk di jalanan tempat lewatnya kaum muslimin, sehingga akan mempersempit gerak mereka. Ia harus mempekerjakan anak dewasa yang tidak berlaku zalim dalam menakar dan tidak mengurangi timbangan; menyuruh dia agar menyempurnakan takaran an tidak tergesa-gesa dalam menimbang. Ketepatan timbangan dirhamnya seperti dua sayap burung yang terbang dan keseimbangannya seperti timbangan, panjang benangnya, tepat arah jarumnya, jelas ayunannya, dan seimbang bandulannya. Pada setiap harinya, sebelum memulai aktivitas jual beli, ia harus memeriksa timbangannya dan membersihkan sisanya. Memerintahkan pekerjanya untuk tepat dalam menakar minyak. Apabila yang dating orang yang mulia, muliakanlah. Apabila yang dating adalah tetangga, utamakanlah. Apabila yang dating orang yang lemah, kasihanilah. Dan apabila yang datang selain mereka, berbuat adillah. Juallah barang-barang dagangan dengan harga yang sepatutnya; jika murah harganya, niscaya banyak pelanggannya. Namun jika mahal, niscaya sedikit pelanggannya. Pada saat menunggui barang dagangan, hendaklah berupaya terus untuk mengkaji Alquran. Menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan dan dari pemuda yang berparas cantik. Tidak membeli barang dagangan dengan harga murah dari seorang bodoh yang pemboros. Tidak menghardik kaum peminta-minta. Dan tidak melarang pembeli untuk menawar. Jika ia adalah orang yang mampu mengurusi persoalannya sendiri, maka tentu ia lebih mampu untuk mengurusi masalah yang mesti dilaksanakan pekerjanya. Ia harus membeli timbangan, ukuran, dan takaran dari orangorang yang sudah dikenal terpercaya. Ketika menjual barang dagangan, ia tidak boleh memujinya dan ketika membelinya, tidak boleh mencelanya. Ketika menawarkan barang, ia harus menawarkan yang sebenarnya. Menghindari berkata buruk ketika meminta pengurangan harga barang, dan tidak berkata bohong ketika sedang bertransaksi. Meminimalisir interaksi dengan para warga pasar, dan tidak banyak bersenda gurau. Serta menjaga diri agar tidak banyak mengundang permusuhan. ADAB PENUKAR UANG Seorang penukar uang seyogianya mempunyai itikad yang baik dan mampu menunaikan amanat. Berhati-hati terhadap uang riba dan bersegera membayar kredit. Tidak memberikan uang yang jelek. Menyempurnakan 18
  • 20. timbangan dan tidak berniat menipu. Senantiasa memeriksa neracanya karena takut berkurang akurasi takarannya. ADAB TUKANG EMAS Hendaklah bekerja dengan ketulusan dan bersungguh-sungguh di dalam kedermawanan. Tidak memperlambat pekerjaan, menepati janji, dan tidak melampaui batas di dalam menetapkan nilai upah. ADAB MAKAN Hendaklah senantiasa membasuh tangan sebelum dan sesudah makan. Mulai dengan membaca basmalah. Makan dimulai dari orang yang berada di sebelah kanan terlebih dahulu, lalu orang berikutnya. Mengecilkan suap dan memperhalus kunyahan. Tidak memandang wajah teman yang sedang makan. Tidak makan sambil bersandar. Tidak makan ketika merasa kenyang. Hendaklah memberi alas an yang tepat ketika kenyang, sehingga membuat malu tamu atau orang yang memerlukan makanan lebih banyak. Memulai pengambilan makanan dari sisi piring dan tidak mulai dari tengahnya. Menjilat jemari ketika selesai makan dan membaca hamdalah. Tidak berbicara masalah kematian agar tidak menggelisahkan para hadirin. ADAB MINUM Hendaklah melihat ke dalam gelas sebelum meminumnya. Membaca basmalah sebelumnya dan mengucapkan hamdalah sesudahnya. Menyesap air dan tidak menegaknya. Bernafas ketika minum sebanyak tiga kali, diikuti dengan membaca hamdalah lalu membaca basmalah ketika hendak meminumnya lagi. Tidak minum sambil berdiri. Menawari minum kepada yang lain, jika ada orang lain bersamanya. ADAB LAKI-LAKI KETIKA HENDAK MENIKAH Seorang laki-laki yang hendak menikah selayaknya terlebih dahulu mencari wanita yang baik agamanya, lalu yang cantik, dan yang kaya – jika menginginkannya. Tidak membuat perjanjian atas pa yang diberikan., dan tidak menyembunyikannya. Tidak melamar wanita yang sudah dilamar oleh oang lain. Tidak menyelenggarakan resepsi pernikahan yang disertai hal-hal yang dapat menjauhkan diri dari Tuhannya, dan menghinakan dirinya. Tidak duduk berduaan (dengan istrinya) ketika ada orang lain yang melihatnya. Dan tidak menciumnya di tengah-tengah keluarganya. Hendaklah terlebih dahulu mencari informasi tentang keberadaan wanita yang akan dinikahinya. Tidak mengutus orang yang suka berdusta dan tukang fitnah, melainkan mengutus orang terpercaya. Tanyaka tentang agamanya, ketekunan shalatnya, perhatian kepada ibadah puasa, rasa malu dan kebersihannya, bagus-jelek tutur katanya, kebiasaan tinggal di rumahnya, dan kebaikan kepada kedua orang tuanya. Berlaku sopan pada saat memandangnya sebelum akad dan menyampaikan perkataan yang baik sesudah akad. Menyelidiki perangai dan agama orang tuanya, serta ihwal agama dan perilaku ibunya. ADAB PEREMPUAN KETIKA ADA LAKI-LAKI MELAMARNYA Seorang wanita yang hendak dilamar, seyogiany meminta kepada orang kepercayaan keluarganya untuk menanyakan tentang mazhab si pelamar, agama, keyakinan, kehati-hatian, dan kejujurannya dalam menepati janji. Menanyakan kepada kerabat laki-laki tersebut dan kepada orang yang mendatangi rumahnya tentang ketekunannya dalam melaksanakan shalat, shalat berjamaahnya, dan ketulusannya di dalam perilaku dan perbuatannya. Kecintaannya kepada seorang laki-laki harus karena factor agamanya dan bukan karenahartanya; atau harus karena tingkah lakunya dan bukan karena popularitasnya. Berniat untuk menikahinya atas dasar qana’ah dan menaati perintah-perintah suaminya. Itulah yang akan mengokohkan persahabatan dan meneguhkan kecintaan. ADAB BERSETUBUH Pasangan suami istri, ketika hendak bersetubuh, seyogianya memakai wewangian. Bertutur kata lembut, menampakkan kecintaan, mencium pasangan dengan kemesraan, dan memeluknya dengan penuh rasa cinta. Memulai persetubuhan dengan membaca basmalah. Tidak melihat kemaluan, karena hal itu akan mewariskan kebutaan. Menutup bagian bawah pinggang dan tidak menghadap kiblat. ADAB SUAMI ISTRI Pasangan suami istri sudah seharusnya memperbagus pergaulan dan bertutur kata lembut. Saling menampakkan kecintaan dan menumbuhkan kesenangan dalam berduaan. Saling memaafkan kekeliruan dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan masing-masing. 19
  • 21. Suami hendaklah memelihara harga diri istri dan tidak berdebat dengannya. Memberinya uang belanja tanpa kekikiran dan senantiasa memuliakan keluarganya. Membiasakan berjanji tentang hal-hal yang baik dan memperbesar rasa cemburunya terhadap sang istri. ADAB ISTRI KEPADA SUAMI Seorang istri harus senantiasa memelihara sikap malu terhadap suami, menghindari perdebatan dengannya, dan memelihara ketaatan kepadanya. Diam saat suami berbicara, menjaga diri ketika dia tiada, dan tidak mengkhianatinya dalam menggunakan harta kekayaannya. Senantiasa memakai wewangian, membersihkan mulut, dan mengenakan pakaian bersih. Menampakkan sifat qana’ah, mencurahkan segenap kasih sayang, dan sebabtiasa berhias untuknya. Memuliakan keluarga dan kerabatnya. Memandang keberadaanya dengan keutamaan dan menerima perlakuannya dengan rasa syukur. Menampakkan rasa cinta ketika dekat dengannya dan memperlihatkan kegembiraan ketika memandangnya. ADAB SUAMI KEPADA ISTRI Senantiasa memelihara shalat Jum’at dan shalat berjamaah. Memakai pakaian bersih dan selalu menyikat gigi. Tidak memakai pakaian yang mewah, dan tidak juga yang gembel. Tidak memanjangkan pakaian atas dasar kesombongan, dan tidak memotongnya pendek karena ingin dianggap orang miskin. Tidak memandang kepada selain muhrimnya. Tidak meludah ketika sedang bercakap-cakap. Tidak banyak duduk di pintu rumah bersama tetangganya. Tidak banyak berbicara kepada teman-temannya tentang istrinya dan apa yang ada dalam rumahnya. ADAB ISTRI KEPADA DIRINYA Senantiasa membiasakan diri tinggal di dalam rumah. Duduk di dalam rumah dan tidak banyak keluar rumah. Senantiasa memperhatikan perkataan tetangganya dan tidak bergaul dengan mereka, kecuali sebatas keperluannya saja. Menyenangkan suaminya ketika dipandang. Menjaga diri ketika suami tidak ada di sisinya. Tidak keluar dari rumah; kalaupun keluar dengan cara sembunyi-sembunyi, mencari tempat-tempat yang sepi dan yang dapat menjaga keperluannya, bahkan berpura-pura tidak tahu kepada orang yang mengenalnya. Keinginannya adalah memperbaiki diri, mengatur rumah tangga, dan selalu bersiap menyambut ibadah shalat dan puasa. Memperhatikan aib dirinya dan memikirkan agamanya. Memelihara diamnya dan menundukkan pandangannya. Mewaspadai Tuhannya dan selalu menyebut-Nya. Mentaati suaminya dan selalu mendorongnya untuk mencari harta halal dan tidak menuntut pemberian yang banyak. Senantiasa menampakkan rasa malu dan menghindari perkataanyang keji. Bersikap sabar dan banyak bersyukur. Memuliakan dirinya. Memperhatikan keadaan dan kemampuan dirinya. Dan jika salah satu kawan suaminya minta izin untuk masuk, sedangkan I rumah tidak ada suami, maka ia jangan meminta banyak penjelasan dan jangan terlalu banyak bicara. Demi untuk menjaga rasa cemburu antara dirinya dan suaminya. ADAB MENGETUK PINTU Berjalan di samping dinding dan tidak menghadap ke pintu. Bertasbih dan bertahmid sebelum mengetuk pintu, lalu mengucapkan salam. Tidak memperhatikan orang yang berada di dalam rumah. Setelah memberi salam, harus meminta izin. Jika diizinkan masuklah, tetapi jika tidak diizinkan, kembalilah dan jangan berusaha menunggu. Apabila ditanya oleh tuan rumah, jangan mengatakan, “Saya,” melainkan katakanlah, “si Fulan.” ADAB DUDUK DI TEPI JALAN Senantiasa menundukkan pandangan. Membantu orang yang teraniaya dan menolng orang yang meminta pertolongan. Membantu orang lemah dan membimbing orang tersesat. Senantiasa menjawab salam. Memberi kepada para peminta-minta dan tidak memalingkan muka dari mereka. Senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan penuh persahabatan dan keramahan. Jika ada orang yang mengerjakan kemungkaran, cegahlah dengan ancaman dan tindakan keras. Tidak mendengarkan tukang fitnah (as-sa’i) kecuali ada bukti. Tidak memata-matai dan tidak berprasangka terhadap orang lain, kecuali hal-hal yang baik. ADAB PERGAULAN Apabila memasuki suatu majlis atau jamaah, hendaklah Anda mengucapkan salam dan duduk di tempat yang telah tersedia serta tidak melangkahi orang lain. Mengkhususkan salam kepada orang ang paling terdekat. Apabila diuji saat berkumpul dengan orang banyak, janganlah ikut ambil bagian dalam percakapan mereka danjangan mendengarkan kebohongan-kebohongan mereka. Tidak menghiraukan perkataan buruk mereka. 20
  • 22. Menghindari pertemuan dengan mereka, kecuali ketika ada keperluan. Tidak meremehka seseorang, sehingga dia akan menjadi binasa; sebab bisa jadi ia tidak tahu kalau orang tersebut lebih baik dan lebih taat kepada Allah darpada dirinya. Tidak memandang mereka dengan ketakziman dalam urusan-urusan keduniaan. Sebab dunia itu kecil di sisi Allah dan segala isinya pun tidak bernilai. Tidak menganggap besar harta duniawi pada dirinya, yang akan mendoorongnya untuk mengagungkan pencinta dunia. Sebab dengan begitu, ia menjadi rendah dalam pandangan Allah. Tidak mengorbankan agam untuk memperoleh hal-hal yang bersifat duniawi, yang justru akan menjadikannya kerdil di hadapan mereka. Tidak memusuhi mereka, upaya tidak memunculkan sikap permusuhan. Merasa tidak mampu untuk bersabar dalam permusuhan, kecuali karena Allah ‘Azza wa Jalla. Memusuhi perbuatan jelek mereka, namun pandangi mereka dengan pandangan kasih sayang. Janganberharap agar mereka mencintai, memuliakan, menampakkan wajah berseri dan memuji dirinya sendiri. Sebab jika ia menuntut semua itu, hanya akan mendapatkan sedikit. Jika mereka menaruh kepercayaan dan menyerahkan kewenangan kepadanya, tentu dia tidak akan selamat. Jangan berharap agar mereka mau bersikap baik – di belakangnya – laiknya sikap baik yang ditampakkan di hadapannya. Jangan berusaha mendapatkan semua itu. Jangan bersikap rakus terhadap apa-apa yang ada di tangan mereka, sehingga ia akan kehilangan agamanya. Jangan bersikap sombong kepada mereka. Apabila meminta bantuan kepada salah satu dari mereka, lalu dipenuhi, maka dia adalah saudaranya yang memberi kemanfaatan. Dan jika tidak dipenuhi, jangan mencelanya. Sebab hal itu akan menjadi dalih untuk memusuhi dirinya. Tidak menasehati siapapun dari mereka, kecuali setelah melihat adanya respon baik dari mereka. Sebab jika tidak, mereka justru akan memusuhinya dan tidak akan mau mendengar apapun darinya. Apabila melihat kebaikan, kemuliaan dan hal terpuji lainnya pada diri mereka, kembalikanlah hal tersebut kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hendaklah memuji-Nya dan memohon kepada-Nya agar hal tersebut membuat mereka tumpul. Apabila melihat kejahatan, perkataan jelek, pergunjingan atau segala hal yang dibenci pada diri mereka, serahkanlah hal itu kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya dari kejahatan mereka dan memohon pertolonganNya untuk menghadapi mereka. Janganlah mencela mereka, sebab tidak ada hak baginya untuk mencela. Selain itu, celaannya juga akan membuat mereka memusuhinya, dan tidak akan mengobati kemarahannya. Akan tetapi, ia harus bertaubat kepada Allah dari dosa yang mereka lakukan. Dan meminta ampunan-Nya. Dan hendaklah dirinya menjadi seorang pendengar setia di antara mereka dan menjadi seorang tuli tentang kbathilan mereka. ADAB ANAK KEPADA ORANG TUA Hendaklah senantiasa mendengarkan segenap ucapan mereka, menghormati mereka, melaksanakan perintah mereka dan memenuhi panggilan mereka. Merendahkan diri di hadapan mereka dengan penuh kasih sayang. Tidak membuat mereka jemu dengan permintaan yang terus-menerus. Berbuat baik kepada mereka dan melaksanakan perintah mereka, semata-mata karena kebaikan mereka. Tidak memandangi mereka dengan sikap marah dan tidak mendurhakai perintah mereka. ADAB ORANG TUA KEPADA ANAK Orang tua selayaknya senantiasa menampakkan kebaikan kepada anak-anaknya. Tidak membebani mereka untuk berbuat baik di luar batas kemampuan mereka. Tidak memaksa mereka ketika merasa jemu. Tidak mencegah mereka untuk taat kepada Allah dan tidak menelantarkan pendidikan mereka. ADAB BERTEMAN Senantiasa menampakkan kegembiraan kepada mereka ketika bertemu. Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam. Bersikap ramah, senantiasa memberi kelapangan ketika duduk, dan mengiringinya ketika berdiri. Diam ketika dia berbicara dan membenci perdebatan. Memperbagus ucapan ketika bertutur. Tidak memberikan jawaban sebelum dia selesai berbicara. Memanggilnya dengan nama yang paling disukainya. ADAB TETANGGA Hendaklah memulai perjumpaan dengan mengucapkan salam. Tidak memperpanjang percakapan dengan tetangga dan tidak banyak bertanya kepadanya. Menjenguknya ketika sakit dan turut berduka cita ketika dia tertimpa musibah. Menegurnya dengan ramah ketika dia melakukan kekeliruan. Menundukkan pandangan mata dari orang-orang semhrimnya. Menolongnya ketika meminta pertolongan. Tidak memandangi pelayan perempuannya. 21
  • 23. ADAB MAJIKAN KEPADA PEMBANTU Hendaklah tidak membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan di luar batas kemampuannya. Bersikap ramah kepadanya ketika dia merasa jemu. Tidak memukulnya. Tidak mencelanya, sehingga menjadinya bersikap lancing. Memafkan kekeliruannya dan menerima permintaan maafnya. Jika mempunyai makanan yang baik, ajaklah dia makan bersama atau berilah dia makan dari makanan itu. ADAB PEMBANTU KEPADA MAJIKANNYA Senantiasa menuruti perintahnya. Menasehatinya ketika mereka bergunjing. Melayani sepenuhnya. Menjaga nama baiknya di hadapan muhrimnya dan bersikap lembut kepada anaknya. Tidak berkhianat di dalam menggunakan hartanya. ADAB PEMIMPIN KEPADA RAKYATNYA Hendaklah selalu bersikap ramah, tidak bertindak keras, dan berfikir dahulu sebelum memberi perintah. Tidak bersikap sombong kepada orang-orang tertentu demi mencegah permusuhan dari mereka. Berusaha untuk memperleh simpati dari seluruh rakyat disertai rasa takut kepada mereka. Memperhatikan berbagai sarana pelayanan public. Menjaga kewaspadaan diri dalam bergaul dengan para ahli ilmu dan memberikan keleluasan kesempatan kepada mereka, juga kepada sahabat dan kerabat mereka. Bersikap ramah dalam menjatuhkan hukuman dan senantiasa memberikan perlindungan. ADAB RAKYAT KEPADA PENGUASA Hendaklah tidak berusaha mendatanginya. Tidak meminta bantuannya, kecuali untuk sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Memelihara sikap takut kepadanya, walaupun dia bersikap ramah. Tidak berlaku lancing kepadanya, walaupun dia bersikap lembut. Tidak banyak meminta, walaupun dia selalu memenuhi permintaannya. Berdo’a demi kebaikan dirinya ketika melihatnya. Tidak berbicara dengannya dan tidak berusaha mencarinya ketika dia tidak hadir. ADAB HAKIM Selalu membiasakan untuk berdiam diri. Menunjukkan kewibawaan dan bersikap tenang. Menjaga diri dari berbuat kejahatan dan melampaui batas. Berlaku baik kepada para janda dan berhati-hati kepada anak yatim. Tidak tergesa-gesa saat memberi keputusan dan berlaku baik kepada lawan. Tidak memihak kepada salah seorang dari dua orang yang bermusuhan. Memberi nasihat kepada pelaku penyimpangan. Senantiasa berlindung kepada Allah dalam menetapkan keputusan yang benar. ADAB SAKSI Senantiasa memelihara amanat dan meningalkan pengkhianatan. Bersikap teguh dalam memberi kesaksian, menjaga diri dari sifat lupa, dan menghindari perdebatan dengan penguasa. ADAB BERJIHAD Meluruskan niat, bersikap cemburu kepada Allah, dan mencurahkan segenap kemampuan. Mengorbankan darah dan nyawa serta menolak keinginan untuk kembali. Bertekad untuk meninggikan kalimat Allah dan meninggalkan kecurangan dalam pembagian harta rampasan perang (al-gulul). Melunasi hutangnya sebelum pergi ke medan perang. Senantiasa berzikir kepada Allah saat berperang dan dalam segala keadaan. ADAB TAWANAN Seorang tawanan seyogianya tidak mengharap kelapangan dari selain Allah. Tidak menghinakan dirinya dengan bermaksiat kepada Allah. Tidak berputus asa dari rahmat Allah. Mencurahkan segenap harapan di hadapan Allah. Menyadari bahwa dia berada dalam lindungan Allah. Tidak bersenang-senang atas harta musuh yang tidak diperkenankan Allah. Tidak memohon pertolongan kepada selain Allah. KUMPULAN ADAB-ADAB LAINNYA Sebagian diantara kaum ahli hikmah telah menasihatkan: Termasuk adab dalam beragama adalah menjumpai sahabat atau musuh Anda dengan wajah keridhaan, tanpa menghinakan dan tidak merasa takut kepada mereka. Menjadi orang berwibawa tanpa harus bersikap sombong. Mengambil jalan tengah dalam semua urusanmu. Tidak memandang dirimu dengan penuh rasa takjub. Tidak banyak memalingkan muka. Tidak bergantung pada kekuatan jamaah. 22
  • 24. Apabila kamu duduk, berusaha bersikap tegak. Berhati-hati untuk tidak menjalinkan jari-jemari, memainkan cincin, mencungkil sisa-sisa makanan di sela-sela gigi, memasukkan tangan ke lubang hidung, dan mengusir lalat dari wajahmu. Tidak banyak menggeliat dan menguap. Menjadikan majlismu sebagai pemberi ketenangan dan menjadikan setiap perkataanmu sebagai penyejuk kalbu. Mendengarkan kata-kata mutiara dari orang yang mengajak Anda berbicara tanpa menampakkan ketakjuban ataupun kerendah-dirian. Berpalinglah dari lelucon dan dongeng. Tidak bercerita kepada orang lain ihwal rasa takjubmu terhadap anak-istrimu. Tidak berperilaku sepertiperempuan. Tidak menjadi orang yang tidak memiliki rasa malu seperti halnya seorang budak. Senantiasa mengambil jalan tengah dalam segala urusan Anda. Tidak banyak memakai celak dan tidak berlebihan dalam menggunakan krim. Tidak membuat orang merasa jemu dalam bercerita. Tidak memberi informasi tentang kekayaanmu kepada keluarga dan anakmu – apalagi kepada orang lain. Sebab, jika mereka memandangnya sedikit, kamu akan dipandang rendah oleh mereka. Tetapi jika mereka memandangnya banyak, kamu tidak akan memperoleh keridhaan dari mereka. Cintailah mereka tanpa harus mengunakan ancaman dan bersikap lembutlah kepada mereka tanpa harus menunjukkan kelemahan. Jika kamu bermusuhan, janganlah berusaha untuk merusak kehormatan musuhmu. Berpkirlah terlebih dahulu sebelum kamu mengemukakan alas an. Tidak sering menunjuk dengan tangan. Tidak berlutut. Mulailah berbicara, tatkala amarahmu telah mereda. Jika kamu diuji dengan kedekatan kepada penguasa, berhati-hatilah dan jangan merasa aman. Sebab bisa saja ia berbalik memusuhi anda. Pergaulilah ia dengan baik laiknya kamu mempergauli anak kecil. Ajaklah dia berbicara tentang hal-hal yang dikehendaki. Berhati-hatilah untuk tidak mendatanginya tatkala dia sedang berkumpul dengan keluarga, anak-anaknya dan kerabatnya – walaupun mereka hanya menjadi pendengar. Waspadalah terhadap orang yang berpura-pura bersahabat denganmu, karena dia pada dasarnya termasuk mushmu. Jangan jadikan hartamu lebih berharga daripada harga dirimu. Senantiasa waspada untuk tidak banyak meludah di tengah orang banyak, sebab barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia akan dianggap sebagai perempuan. Tidak menampakkan sesuatu hal yang akan menyakiti sahabatmu. Sebab, jika dia melihatnya, dia akan membalasnya dengan sikap permusuhan. Jangan bergurau dengan orang pandai, karena dia akan merasa dengki kepadamu. Jangan bergurau dengan orang dungu, karena dia akan lancing kepadamu. Senda gurau sesungguhnya dapat menghilangkan sikap takzim, menjatuhkan kedudukan, menghilangkan harga diri, menyebabkan kesedihan, menghilangkan manisnya cinta, melahirkan aib bagi ahli fiqh, menyebabkan kelancangan orang dungu, mematikan hati, menyebabkan jauh dari Tuhan, melahirkan celaan, melemahkan tekad yang kuat, membuat batin menjadi gelap, mematikan pikiran, memperbanyak dosa dan menampakkan aib. PENUTUP Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua bersama orang-orang yang diberi petunjuk-Nya, merawat kita semua bersama orang-orang yang dipelihara-Nya, menjadi pelindung kita semua bersama orang-orang yang dilindungi-Nya, memberkati apa yang dikaruniakan-Nya dan menjauhkan kita dari kejahatan yang telah ditetapkan-Nya. Sebab, tidak ada yang menolak apa-apa yang telah ditetapkan-Nya, tidak ada yang kuasa untuk mengangungkan orang-orang yang dimusuhi-Nya dan tidak ada yang kuasa menghinakan orang-orang yang dilindungi-Nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Tuhan kita. Kepada-Nya kita memohon ampunan dan bertobat. Kepada-Nya kita memohon agar senantiasa mencurahkan segenap salawat yang paling utama kepada hamba-Nya yang terpilih, keluarga dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dan semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam kedamaian kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, yang tidak mengenal baca-tulis. Amiin. The End 23
  • 25. MENGHINDARI KESESATAN HIDUP BERAGAMA BAB I Menghindari Kesesatan Hidup Beragama,Meraih kebahagiaan sejati [ A L - M U N Q IDT M I N A D - DHOLA L ] JUDUL ASLI:A L – M U N Q IDT M I N A D – DHOLA L PENGARANG:IMAM ALGHAZALI PENTERJEMAH:MUHAMMAD HILMAN ANSHARY Bismillahirrahmanirrahim PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah yang dengan memuji-Nya akan terbuka segala pemahaman tentang tulisan dan perkataan. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad al-Mustafa , pemilik Nubuwwah, dan pemilik Risalah (kerasulan), beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya yang telah memperoleh petunjuk dengan terhindar dari kesesatan. Saudaraku seiman dan seagama! Dahulu engkau pernah memintaku untuk menguraikan kepadamu tentang puncak dan rahasia-rahasia disiplin ilmu, belenggu mazhab-mazhab dan lubang gelapnya. Menceritakan pengalaman yang pernah aku alami tentang kebenaran yang haq di tengah malang melintangya sekte agama dan perbedaan pendapat. Juga cara-cara yang aku gunakan untuk bisa keluar dari jurang taklid dan mampu melewati bukit terjal pentafsiran. Pertama bagaimana aku bisa memberdayakan ilmu kalam (teologi), kedua mampu menyiasati doktrin-doktrin Ahl at–Ta‘lim (penganut doktrin mahdisme dari aliran Syi‘ah Bathiniyyah) yang membatasi proses penemuan kebenaran dengan hanya bertumpu kepada seorang Imam (yang Ma‘sum), ketiga, mampu menepiskan cara-cara berfilsafat, dan keempat justru aku memilih jalan tasawwuf. Energi apa yang bisa dihasilkan dari penelitian panjang yang kulakukan yang berkaitan dengan peranan makhluk dalam mencari intisari kebenaran?, strategiku dalam menyebarkan ilmu di Baghdad dengan jumlah murid yang banyak, serta motifasi apa yang mendorongku untuk kembali ke Naysabur setelah lama meninggalkannya?. Maka, pada kesempatan ini, aku berinisiatif untuk menjawab pertanyaan mengingat ketulusan keinginan yang begitu membara. Aku memohon pertolongan dari Allah dan berserah kepada-Nya, memohon kekuatan dan bersimpuh di hadapanNya seraya meminta perlindungan-Nya. Ketahuilah saudara-saudaraku seiman dan seagama!, semoga Allah berkenan membimbingmu sebaik-baiknya. Keragaman agama dan kepercayaan (millah) di antara makhluk, dan adanya perbedaan pendapat dikalangan para ulama yang melahirkan banyaknya sekte dan cara yang beragama. Hal ini seumpama sebuah samudra lautan dalam yang menenggelamkan banyak orang, dan hanya sedikit saja yang mampu selamat dari gulungan ombaknya. Sehingga setiap kelompok dan sekte mengklaim diri sebagai ‘yang selamat’. Allah berfirman: “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (Q.S. ar-Rum [30]: 32). Inilah kebenaran perkataan Rasulullah yang telah dijanjikan kepada kita. Dalam hal ini, beliau bersabda: “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dan yang selamat hanya satu”. Sejak memasuki usia remaja hingga umurku lebih dari 50 tahun, aku masih tetap bersemangat untuk menjelajahi kedalaman samudera yang sangat dalam ini, menyelami dasarnya dengan penuh keberanian seperti seorang penyelam yang tidak sedikit pun merasa takut. Kumasuki setiap sisi gelapnya, kuterjang setiap kesulitannya, dan kubolak-balik setiap masalahannya. Kukaji semua doktrin dari masing-masing golongan dan kusingkap rahasiarahasia mazhab mereka demi membedakan antara yang hak dan yang bathil, yang sunnah dan yang bid‘ah Aku tidak meninggalkan seorang penganut batiniyyah sebelum mengungkap terlebih dahulu pemahaman kebatinannya. Tidak pula kutinggalkan seorang Zahiri sebelum mengetahui kedalaman ke-Zahiri-annya. Begitu juga aku tidak akan meninggalkan seorang filsuf sebelum aku menyelami kedalaman filsafatnya, seorang ahli kalam sebelum menyingkap teori kalam dan pola perdebatannya, seorang sufi sebelum aku menelusuri rahasia kesufiannya, seorang ahli ibadah sebelum mengetahui hasil dari ibadahnya, serta tidak akan kutinggalkan seorang Zindiq yang melalaikan agama kecuali aku telah membongkar dan mengetahui latar belakangnya dalam berlaku Zindiq. Semangat yang menggelora untuk menyelam sampai dasar hakikat segala sesuatu merupakan kebiasaanku sejak kecil. Sebagai sebuah sifat dasar dan sikap naluriah yang telah dianugerahkan Allah ke dalam tabi‘atku. Bukan pilihan atau pun alasan buatku, sehingga terungkap segala belenggu taklid dalam diriku dan pecah pula 24