2. Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
1. TAFSIR PADA MASA TABI’IN
2
3. METODE TAFSIR TABI'IN
Tafsir al-Quran dengan al-Quran, sebagaimana metode para
sahabat.
Tafsir al-Quran dengan Sunnah, sebagaimana metode para
sahabat.
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
Tafsir al-Quran dengan perkatan sahabat, Tabi’in adalah murid dari
para sahabat, maka mereka banyak mengambil perkataan dari
sahabat, sebagai contoh Mujahid bin Jabir telah belajar tafsir dari
awal-akhir kepada Ibnu Abbas sebanyak tiga kali.
Pemahaman dan Ijtihad, jika mereka telah melewati 3 tahapan di
atas, mereka berijtihad dalam memahami al-Quran, karena mereka
adalah orang yang telah faham bahasa arab dan belajar kepada
sahabat.
Perkataan Ahlu Kitab: Yahudi dan Nasrani, dengan semakin
banyaknya pemeluk islam, mereka banyak mengambil pendapat Ahlu
Kitab tentang beberapa tafsir al-Quran yang biasa dikenal dengan
Israiliyat, orang yang banyak meriwayatkan israiliyat adalah: Abdullah
bin Salam dan Ka’ab al-Ahbar. 3
4. KEKHUSUSAN TAFSIR MASA TABI'IN
1. Masuknya israiliyat sebagai imbas dari semakin
luasnya kekuasaan islam dan banyaknya pemeluk.
2. Dengan meluasnya kekuasaan islam mereka
menafsirkan sesuai dengan kebutuhan manusia
3. Tafsir masih terjaga melaluii talaqi dan riwayat
sebagaimana pada periode sahabat.
4. Muncul perselisihan dalam tafsir, seperti dengan
banyaknya tafsiran pada satu ayat saja.
5. Muncul tafsir berdasarkan mazhab, seperti tafsir
tentang ayat-ayat hukum, setiap mazhab memiliki
kitab tafsir ayat al-ahkam sesuai dengan mazhabnya
6. Setiap tafsir disandarkan kepada yang mengatakan
sehingga bisa diketahui mana yang shahih dan mana
yang dhaif.
5. MUFASIR PADA MASA TABI'IN
Mujahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah dan lainnya
1. Mujahid bin Jabir
namanya adalah Mujahid bin Jabir al-Makki, tentang
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
Tafsir Mujahid, Sufyan ats-Tsauri mengatakan: “jika
datang tafsir dari Mujahid, maka ia telah cukup
bagimu.”
2. Sa’id bin Jubair
namanya adalah Sa’id bin Jubair bin Hisyam al-Asadi,
beliau adalah orang yang banyak mengambil riwayat
dan qiraah dari Ibnu Abbas.
3. Qatadah
namanya adalah Qatadah bin Da’amah, ia lahir dalam
keadaan buta, ia terkenal sebagai mufasir yang kuat
hafalanya, beliau pernah mengatakan: “tidak ada
perkataan yang masuk ke telingaku, kecuali aku pasti 5
hafal.”
6. HUKUM TAFSIR PADA MASA TABI'IN
Ibnu Uqail mengatakan tidak boleh dengan alasan
mereka tidak mendengar langsung dari nabi, mereka
tidak melihat turunnya ayat dan tentang keadalahan
mereka tidak ada nash yang menetapkan
kebanyakan mufasir mengatakan boleh, dengan
mengambil dalil bahwa IMujahid pernah menanyakan
tafsir pada ibnu Abbas sebanyak 3 kali demikian juga
dengan Qatadah dan as-Sya'bi
yang rajih: Ibnu Taimiyah menjelaskan, jika mereka
telah bersepakat maka tafsir mereka kita ambil dan jika
merekan berselilsih maka dikembalikan pada bahasa al-
Quran, hadits atau perkataan sahabat
7. TAFSIR PADA MASA TADWIN
Tafsir wa Manahijuhu
Pada masa ini terdiri dari empat marhalah
7
8. MARHALAH PERTAMA
dimasukkan dalam bab hadits, contoh: Yazid bin
Harun, Syyu'bah bin Hajaj, Waki' bin Jarah,
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
Abdurrazaq bin Hamam
Kelebihan marhalah ini
sumber mereka adalah sanad
mengumpulkan berdasarkan bab dalam hadits
ada tafsir dari nabi, sahabat dan tabi'in
8
9. MARHALAH KEDUA
Tafsir sudah dalam satu al-Quran penuh dan yang
pertama melakukannya adalah Abdul Malik bin
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
Juraij
Kelebihan Marhalah ini
menulis tafsir ma'tsur saja
tafsirnya sampai pada perawinya
belum ada perhatian terhadap koreksi hadits
berkembangnya riwayat israiliyat
9
10. MARHALAH KETIGA
pada masa ini banyak mufasir yang meringkas
sanad dan menyandarkannya pada yang tidak
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
mangatakannya. dan pada masa ini pula muncul
tafsir bir ra'yi dan meluasnya riwayat israiliyat
10
11. MARHALAH KEEMPAT
pada masa ini mulai masuk riwayat dhaif dalam
tafsir, menafsirkan ayat sesuai dengan mazhab
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu
mereka atau untuk membantah siapa yang
menentangnya
11