SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
TUGAS MAKALAH
FARMAKOTERAPI KELENJAR TIROID
DISUSUN OLEH
NAMA : JABARUDDIN
NIM : 11 01 045
DITUJUKAN SEBAGAI TUGAS PORTO FOLIO
DALAM RANGKA MATAKULIAH
FARMAKOTERAPI II
SEMESTER AKHIR 2013/2014
PROGRAM STUDI S1 FARMSI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2013
1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Kengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Kelenjar Tiroid
B. Fisiologi Kelenjar Tiroid
C. Hormon Tiroid
D. Gangguan kelenjar Tiroid
E. Jenis-jenis Obat dan Pemilihan Obat
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm,
yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan
faring antara branchial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul
divertikulum, yang kemudian membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami
decencus dan akhirnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk
sebagai duktus tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. Pada
umumnya duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada beberapa
keadaan masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini, yaitu antara
letak kelenjar yang seharusnya dengan basis lidah. Dengan demikian sebagai
kegagalan desensus atau menutupnya duktus akan ada kemungkinan terbentuk
kelenjar tiroid yang abnormal , persistensi duktus tiroglosus, tiroid lingual, tiroid
servikal, sedangkan desensus yang terlalu jauh akan memberikan tiroid substernal.
Branchial pouch keempat pun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid dan
merupakan asal sel-sel parafolikuler atau sel C yang memproduksi kalsitonin.
Kelenjar tiroid memfasilitasi pertumbuhan dan marturasi normal dengan
cara mempertahankan tingkat metabolism dalam jaringan sehingga tetap optimal
untuk menjalankan fungsi normalnya. Kelejartiroid memproduksi hormone tiroid,
yang akan disimpan sebagai residu asam amaino dari tiroglobulin. Tiroglobulin
memrupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar
tiroid.
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan
empat mekanisme : yaitu sumbu hipotalamus -hipofisis-tiroid klasik, di mana
hormon pelepas -tirotropin hipotala mus (TRH) merangsang sintesis dan
pelepasan dari hormon perangsa ng-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang
kemudian pada gilirannya meran gsang sekresi hormon dan pertu mbuhan oleh
kelenjar tiroid; kemudian deio dininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi
efek dari T4 dan T3; autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid
sendir i dalam hubung annya dengan suplai iodinnya; dan stimulasi atau inhibisi
dari fungsi tiroid oleh autoantibodireseptor TSH .
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjarendokrin terbesar pada
tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di
bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh
membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap
hormon lainnya. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berukuran besar yang
terletak di dalam leher, menempel pada trakea di bawah laring.
Kelenjar Tiroid terdiri dari 2 lobus, sebelah kanan dan kiri.Keduanya
dihubungkan oleh suatu struktur yaitu ismus.Setiap lobus berbentuk seperti
buah pir.Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan
pretacheal fascia.Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari
trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah
depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding Taring.Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon
tiroksin.Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang
dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat.Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang me-
ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.Sekret ini
mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun
melalui saluran limfe.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
2. Mengatur penggunaan oksidasi.
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental
1
B. Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid memfasilitasi pertumbuhan dan marturasi normal
dengan cara mempertahankan tingkat metabolism dalam jaringan sehingga
tetap optimal untuk menjalankan fungsi normalnya. Dua hormon tiroid yang
utama adalah triidothyronine (T3; bentuk yang paling aktif) dan tyroxine (T4).
Kelenjar tiroid (Glandula thyreoidea) yang pada orang dewasa beratnya kurang
lebih 30 g, dengan dua lobus tepid an lobus tengah yang sempit menangkup
pada saluran pernapasan (trakea) dekat sebelah bawah tulang rawan tiroid.
Umumnya lobus tepi kanan terbentuk lebih baik dari pada lobus tepi
kiri.Disamping itu, dalam kira-kira 15% kasus, didepan tulang rawan tiroid
ditemukan suatu lobus ketiga disebut lobus piaramid.
Kelenjar tiroid terbagi dalam daerah lobus besar yang berbeda oleh
septum jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah.Jaringan kelenjar
terdiri atas folikel, yang dindingnya dibentuk oleh epitel satu lapis yang tertutup.
Dibagian dalam terdapat massa yang homogeny, koloid, yang mengandung
hormone kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi
metabolism :
1. L-tiroksin (levotiroksin = T4) dan
2. Triiodtironin (liotironin = T3).
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan
kecepatan metabolisme tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan
metabolisme tubuh melalui 2 cara :
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein.
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih
cepat. Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium
yaitu elemen yang terdapat di dalam makanan dan air.Iodium diserap oleh usus
halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga setengahnya
ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air
kemih.Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium
ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar
tiroid dan mengandung asam amino tirosin.Kompleks yang mengandung iodium
1
ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk
dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid,
hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif,
yaitu triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung
(tiga untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang
dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih
bermakna.Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu
protein plasma.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid
Ada 7 tahap pembentukan dan sekresi hormon tiroid, yaitu:
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada
bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan
dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif.Pompa iodida ini
bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan
konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam
serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif
iodida ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida
tersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu
enzim peroksidase.Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan
bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah
ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi
tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga
makin tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium
yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat
akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
1
3. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan
diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling
bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan
tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini
disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang
terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel
tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
4. Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut
kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya
mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin.
Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan
residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih
menghemat pemakaian iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang
pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas
pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan
enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi
MIT dan DIT.
7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran
basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di
sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre
Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang
berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada
ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total
menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu
jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang
1
mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung
mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein
pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita
pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan
berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
C. Hormon Tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan
sebagai residu asam amino tiroglobulin. Tiroglobulin merupakan glikoprotein
yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid.
Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormon
tiroid terdiri dari beberapa tahap :
a. Ambilan (uptake) ion yodida (I-) oleh kelenjar.
Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida. Pada
keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 µg/dL), tetapi
kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat. Hingga yodida dalam
kelenjar mencapai 2050 kali, bahkan bila kelenjar teransang mencapai 100
kali dari kadar plasma. Mekanisme transport yodida ke kelanjar dihambat
beberapa ion, misalnya tiosianat dan perkolat. System transport yodida ini
dipicu oleh hormon tirotropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating
hormone, TSH), yang diatur oleh mekanisme autoregulasi. Karenanya bila
simpanan yodium dikelenjar rendah ambilan yodida akan dipicu dan
sebaliknya pemberian yodida akan menekan mekanisme diatas.
b. Oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil pada tiroglobulin
Oksidasi yodida jadi bentuk aktifnya diperantarai tiroid peroksidase, enzim
yang mengandung heme, dan menggunakan H2O2 sebagai oksidan.Enzim ini
berada dimembran sel dan terkosentrasi dipermukaan paling atas dari
kelenjar.Reaksi ini menghasilkan residu monoyodotirosil (MT) dan
diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin, tepat sebelum penympanan
ekstraselularnya di lumen folikel kelenjar.Reaksi tersebut dirangsang TSH.
c. Penggabungan residu yoditirosin, a.I. menghasilkan yodotironin
Pembentukan tiroksin dan triyodotironin dari yodotirosin.Tahap berikutnya,
pembentukan triyodotironin dari residu monoyodotirosil dan
1
diyodotirosil.Reaksi oksidasi ini juga dikatalisis oleh enzim tiroid
peroksidase. Kecepatan pembentukan tiroksin dipengaruhi kadar TSH dan
tersedianya yodida. Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara
jumlah tiroksin dan triyodotironin yang terbentuk dalam kelenjar dan
tersedianya jumlah yodida atau kedua yodotirosin.
d. Resorbsi koloid tiroglobulin dari lumen kedalam sel
e. Proteolysis tiroglobulin dan pengeluaran dan sekresi tirosin (T4) dan
tiroyoditironin (T3) ke aliran darah
f. Recycling yodium diantara sel-sel tiroid melalui deyodinasi dari mono- dan
diyodotirosin dan penggunaan kembali ion yodida (I-)
Karena T3dan T4disintesis dan disimpan sebagai bagian tiroglobulin, maka
untuk sekresinya diperlukan proses proteolysis. Proses ini dimulai dari
endositosis koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan
reseptor tiroglobulin, yakni megalin. Tiroglobulin harus dipecah dahulu
menjadi beberapa asam amino, agar hormone tiroid dapat dilepaskan proses
ini dibantu oleh TSH. Pada saat tiroglobulin terhidrolisis, monoyodotirosin
dan diyodotirosin juga dilepaskan tetapi berada dalam kelenjar. Sedangkan
yodium yang dilepaskan sebagai yodida akan bergabung lagi denga protein.
Molekul tiroglobulin dibentuk oleh 300 residu karbohidrat dan 5500 residu
asam amino dan hanya 2-5 diantaranya adalah T4, dengan demikian untuk
melepaskan hormone tiroid, molekul tiroglobulin harus dipecah menjadi
gugus-gugus asam amino. Mekanisme ini dipicu oleh hormone tirotropin.
g. Konversi T4 menjadi T3 dijaringan perifer dan dalam kelenjar tiroid.
Pada keadaan normal produksi tirosin (T4) sehari antara 70-90 µg,
sedangkan triyodotironin (T3) 15-30 µg. meski T3 diproduksi kelenjar tiroid,
sekitar 80% T3 disirkulasi adalah hasil metabolism T4 yang terjadi memalui
sekuensial monodeyodinasi dijaringan perifer. Sebagian besar konversi T4
manjadi T3 diluar kelanjar, yakni terjadi dihati,. Karenanya bila tiroksin
diberikan pada pasien hipetiroid dengan dosis yang dapat menormalkan
tiroksin plasma, kadar T3 plasma juga akan mencapai normal.
1
Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1. TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di
hipotalamus.TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2. TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel
tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan
trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya
adalah produksi hormon meningkat.
3. Umpan balik sekresi hormone
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis.T3 selain
berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan
mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar
hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang
menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika
kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa
mengeluarkan lebih banyak TSH.
D. Gangguan kelenjar Tiroid
Gangguan fungsi tiroid
1. Hipofungsi Tiroid,
Hipotirodisme, bila hebat disebut miksedema, merupakan penyakit
gangguan tiroid yang paling umum. Hamper diseluruh dunia, hal ini
disebabkan karena defisiensi yodium; pada daerah non-endemik dimana
yodium cukup tersedia, umumnya disebabkan karena tiroiditis autoimumn
yang kronik (tiroiditis hashimoto). Penyakit ini ditandai oleh tingginya
antibody terhadap peroksidase tiroid disirkulasi, dan mungkin juga dengan
kadar tiroglobulin yang tinggi meski ini lebih jarang terjadi. Dapat juga
1
terjadi hambatan antibody terhadap reseptor TSH, terjadi eksaserbasi
hipotiroidisme.
Kegagalan tiroid untuk memproduksi hormone tiroid yang cukup
merupakan penyebab yang paling umum hipertiroidisme dan ini disebut
sebagai hipertiroidisme primer. Hipotiroidisme sentral (Central
hypothyroidism) yang lebih jarang terjadi, disebabkan karena efek stimulasi
dari TSH yang kurang, akibat gangguan pada adenohipofisis (hipotirodisme
sekunder) atau akibat gangguan hipotalamus (hipotirodisme tersier).
Hipotirodisme non-goiter umumnya berhubungan dengan
degenerasi dan atrofi kelenjar atau terjadi setelah operasi tiroid atau
destruksi akibat yodium radioaktif.Karena jenis hipotirodisme ini dapat
terjadi sesudah penggunaan obat antitiroid pada pasien pada penyakit
Grave, ada pendapat bahwa keadaan ini dapat merupakan fase akhir (end
state) dari penyakit Grave (burnt-out Grave’s disease).
Hipotirodisme dengan goiter terjadi pada tiroditis Hashimoto, atau
bila ada gangguan sintesis hormon tiroid yang hebat. Bila penyakit ini
bersifat ringan, gejala tidak nyata, sementara progresivitas penyakit dapat
berjalan terus akibatnya gejala yang timbul berlebihan.
2. Hiperfungsi.
Tirotoksikosis adalah keadaan yang disebabkan oleh meninggkatnya
hormone tiroid bebas dalam darah.Sindroma ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal.Hipotirodisme adalah keadaan dimana produksi dan sekrsi
hormone tiroid meningkat akibat hiperfungsi kelenjar tiroid.Pada keadaan
ini uptake yodium oleh kelanjar meningkat, ini dibuktikan denga tes uptake
yodium radioaktif RAIU (radioactive iodine uptake) selama 24 jam.
Sebaliknya pada radang atau rentruksi kelenjar tiroid, RAIU 24 jam rendah.
Yang disebut sebagai sublinical hyperthyroidism adalah apabila adanya
beberapa gejala hipotirodisme dengan kadar TSH plasma yang rendah
dengan kadar T3 dan T4 yang normal.
Pada destruksi kelenjar tiroid dsn tirotoksitosis akibat penggunaan
hormone tiroid eksogen akan didapat kadar RAIU yang rendah.
Tirotoksitosis dengan RAIU rendah akibat tiroiditis sub akut disertai rasa
1
sakit dan tiroiditis tanpa rasa sakit (silent) terjadi sekitar 5% sampai 20%
dari seluruh kasus.
E. Jenis-jenis Obat dan Pemilihan Obat
Thyroid hormone replacement therapy.Tiroksin (Na-levotiroksin;
L-T4) merupakan obat pilihan utama untuk replacement therapy pada
hipotirodisme atau kretinisme, karena potensinya konsisten dan lama
kerjanya panjang.Absorbsinya di usus halus berfariasi dan tidak lengkap.
Beberapa obat dapat menghambat absorbs levotiroksin, a.l.sukralfat, resin
kolestiramin, Fe, kalsium, Al(OH)3. Eskresi bilier dapat meningkat bila
diberikan bersama obat yang menginduksi sitokrom (CYP)), seperti fenitoin,
karbamazepin, dan rifampin.Pada keadaan ini perlu dipikirkan penembahan
dosis levotiroksin oral.Triyodotironin (Na-liotironin) dapat digunaka bila
diperlukan obat dengan mula kerja lebih cepat, missal pada koma
miksedema (meski jarang) atau untuk persiapan yodium radioaktif pada
kangker tiroid.
Dosis levotiroksin untuk replacement therapy 112 µg sebagai dosis
tunggal, untuk liotironin 50-75 µg dibagi dalam beberapa kali pemberian.
Karena massa paruh tiroksin panjang (7 hari), keadaan kadar mantap
tercapai setelah sekitar 5 minggu, karenanya reevaluasi terapi dengan
mengukur kadar TSH plasma sebaliknya dilakukan pada minggu –minggu ke
6-8 pengobatan. Tujuan terapi ini untuk mencapai kisaran kadar TSH
normal (0,5-5,0 µlU/mL), bila terapi berlebihan akan terjadi supresi TSH
sampai subnormal, dan dapat menyebabkan asteoporosis dan disfungsi
jantung. Pada pasien muda yang kurang patuh minum obat, levotiroksin
diberikan 1 kali seminggu, dosis harus yang cukup aman dan efektif. Pasien
usia lanjut diberikan dosis 25-50 µg sehari untuk mencegah eksaserbasi
penyakit jantung yang tidak terdiagnosi.
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormone tiroid yaitu :
1. Antitiroid, yang menghambat sintesis hormone secara langsung.
2. Penghambat ion, yang memblok mekanisme transport yodida.
3. Yodium dengan kosentrasi tinggi, yang dapat mengurangi sintesis dan
pengeluaran hormone dan kelenjarnya
1
4. Yodium radioaktif, yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi.
Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormone di kelenjar,
tetapi digunakan sebagai terpai ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi gejala
tirotoksitosis, misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat Ca++ .
Antitiroid golongan tionamida,misalnya propiltiourasil, menghambat
proses inkorporasi yodium pada residu tirosil dan tiroglobulin, dan juga
menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk membentuk
yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga
oksidasi ion iodide dan gugus yodotirosil terganggu. Tiourasil distribusi
keseluruh jaringan tubuh dan diekskresi melalui urin dan air susu ibu, tetapi
tidak melalui tinja.
Propiltiourasil pada dosis 100 mg mempunyai masa kerja 6-8 jam,
sedangkan metimazol pada dosis 30-40 mg bekerja selama kira-kira 24 jam.
Dengan dosis di atas, keadaan eutiroid biasanya tercapai dalam waktu 12
minggu.Setelah ini tercapai dosis perlu dikurangi, tetapi sebaiknya jangan
dihentikan. Efek samping propiltiourasil dan metimazol jarang sekali
menimbulkan efek samping dan bila timbul biasanya mempunyai gambaran
yang sama, frekuensinya kir-kira 3 % untuk propiltiourasil dan 7 % untuk
metimazol.
Antitiroid digunakan untuk terapi hipetirodisme, untuk mengatasi
gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan
operasi.Juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan yodium radioaktif
untuk mempercepat pembalikan klinis sementara menunggu efek terapi
yodium radioaktif.
Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan
hipertiroidisme sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid.Meskipun
yodida diperlukan dalam jumlah kecil untuk biosntesis hormone tiroid,
dalam jumlah yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan
hipotiroidisme pada orang sehat.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjarendokrin terbesar pada tubuh
manusia.Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar
energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon
lainnya. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berukuran besar yang terletak
di dalam leher, menempel pada trakea di bawah laring.
2. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi metabolism
:L-tiroksin (levotiroksin = T4) dan Triiodtironin (liotironin = T3).
3. Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormon
tiroid terdiri dari beberapa tahap :
a. Ambilan (uptake) ion yodida (I-) oleh kelenjar.
b. Oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil pada tiroglobulin
c. Penggabungan residu yoditirosin, a.I. menghasilkan yodotironin
d. Resorbsi koloid tiroglobulin dari lumen kedalam sel
e. Proteolysis tiroglobulin dan pengeluaran dan sekresi tirosin (T4) dan
tiroyoditironin (T3) ke aliran darah
f. Recycling yodium diantara sel-sel tiroid melalui deyodinasi dari mono-
dan diyodotirosin dan penggunaan kembali ion yodida (I-)
g. Konversi T4 menjadi T3 dijaringan perifer dan dalam kelenjar tiroid.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan pemilihan obat-obat untuk pengobatang dalam
gangguan kelenjar tiroid.
1
DAFTAR PUSTAKA
1. Mycek, Marry J., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widia Medika,
Jakarta; 329-331
2. Wall JR. Autoimmune thyroid disease. Endocrinol Metab Clin North Am
1987;229:1
3. Sulistia Gan Gunawan. FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 5. Departemen
Farmakologi dan terapeutik. Fakultas Kedoktera – Universitas Indonesia.
Jakarta. 2007. 433 – 443.
4. Magner JA : Thyroid stimulatin g hormone: biosynthesis, cell biology and
bioactivity. Endocr Rev 1990; 11:354
5. Glinoer D. Regulation of mater nal thyroid during pregnancy. J Clin
Endocrinol Metab 1990;71: 276
6. Mutschler, Ernst. 2010. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi
Kelima. Penerbit ITB; Bandung.327, 328, 329, 335.
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Farmakoterapi
Kelenjar Tiroid” dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat dan Salam selalu
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dimana Nabi yang mengantar
umatnya dari zaman Kebodohan menuju pada zaman kecerdasan yang beretika.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis
untuk berbuat selangkah lebih maju menuju perubahan yang positif, Amin.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas tegur sapa pembaca
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya segenap akademika
STIFA Makassar dan aktivitas keseharian kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-
Nya.
Makassar , 08 April 2014
1

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Model Kompartemen Farmakokinetika.ppt
Model Kompartemen Farmakokinetika.pptModel Kompartemen Farmakokinetika.ppt
Model Kompartemen Farmakokinetika.ppt
 
Zat racun
Zat racunZat racun
Zat racun
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaanSistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
Sistem pencernaan dan obat obat sistem pencernaan
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Saponin
SaponinSaponin
Saponin
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 

Viewers also liked (6)

Pathophysiology of the thyroid, parathyroid and sexual glands
Pathophysiology of the thyroid, parathyroid and sexual glandsPathophysiology of the thyroid, parathyroid and sexual glands
Pathophysiology of the thyroid, parathyroid and sexual glands
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 

Similar to Tugas makalah farmakoterapi 2

hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdfhormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
anangkuniawan
 
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroid
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroidBiologi kelas XI bab kelenjar tiroid
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroid
Prihalisa Ningendah
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
Kampus-Sakinah
 

Similar to Tugas makalah farmakoterapi 2 (20)

Struma
StrumaStruma
Struma
 
Fisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioidFisiologi tiroid dan paratioid
Fisiologi tiroid dan paratioid
 
Goiter
GoiterGoiter
Goiter
 
Hormon alman arif g2 l1 19 006
Hormon alman arif g2 l1 19 006Hormon alman arif g2 l1 19 006
Hormon alman arif g2 l1 19 006
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdfhormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
hormontiroid-150324110108-conversion-gate01.pdf
 
struma
strumastruma
struma
 
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
PPT FARMAKOLOGI HORMON TIROID DAN ANTI TIROID AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RA...
 
Kelompok 3 (kelas iii a) hormon tiroid dan anti tiroid
Kelompok 3 (kelas iii a)   hormon tiroid dan anti tiroidKelompok 3 (kelas iii a)   hormon tiroid dan anti tiroid
Kelompok 3 (kelas iii a) hormon tiroid dan anti tiroid
 
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
181683368 hormon-tiroid-dan-paratiroid-slide-ppt
 
Presentation biolo gi ana
Presentation biolo gi anaPresentation biolo gi ana
Presentation biolo gi ana
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroid
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroidBiologi kelas XI bab kelenjar tiroid
Biologi kelas XI bab kelenjar tiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroidKelenjar tiroid
Kelenjar tiroid
 
Askep hipertiroid
Askep hipertiroidAskep hipertiroid
Askep hipertiroid
 
Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
 

More from Alljabar Rahmat

Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektifKlp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Alljabar Rahmat
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Alljabar Rahmat
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik tanin
Alljabar Rahmat
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Alljabar Rahmat
 

More from Alljabar Rahmat (9)

Autakoid......
Autakoid......Autakoid......
Autakoid......
 
Kanal ion sebagai tao
Kanal ion sebagai taoKanal ion sebagai tao
Kanal ion sebagai tao
 
Klp 8 diuretik
Klp 8 diuretikKlp 8 diuretik
Klp 8 diuretik
 
Klp 2 ace inhibitor
Klp 2 ace inhibitorKlp 2 ace inhibitor
Klp 2 ace inhibitor
 
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektifKlp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
 
T a n i n
T a n i nT a n i n
T a n i n
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik tanin
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 

Tugas makalah farmakoterapi 2

  • 1. TUGAS MAKALAH FARMAKOTERAPI KELENJAR TIROID DISUSUN OLEH NAMA : JABARUDDIN NIM : 11 01 045 DITUJUKAN SEBAGAI TUGAS PORTO FOLIO DALAM RANGKA MATAKULIAH FARMAKOTERAPI II SEMESTER AKHIR 2013/2014 PROGRAM STUDI S1 FARMSI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR 2013
  • 2. 1 DAFTAR ISI Halaman Sampul Kata Kengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan BAB II Pembahasan A. Pengertian Kelenjar Tiroid B. Fisiologi Kelenjar Tiroid C. Hormon Tiroid D. Gangguan kelenjar Tiroid E. Jenis-jenis Obat dan Pemilihan Obat BAB III Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN Kelenjar tiroid mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara branchial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami decencus dan akhirnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk sebagai duktus tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. Pada umumnya duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada beberapa keadaan masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini, yaitu antara letak kelenjar yang seharusnya dengan basis lidah. Dengan demikian sebagai kegagalan desensus atau menutupnya duktus akan ada kemungkinan terbentuk kelenjar tiroid yang abnormal , persistensi duktus tiroglosus, tiroid lingual, tiroid servikal, sedangkan desensus yang terlalu jauh akan memberikan tiroid substernal. Branchial pouch keempat pun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid dan merupakan asal sel-sel parafolikuler atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Kelenjar tiroid memfasilitasi pertumbuhan dan marturasi normal dengan cara mempertahankan tingkat metabolism dalam jaringan sehingga tetap optimal untuk menjalankan fungsi normalnya. Kelejartiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amaino dari tiroglobulin. Tiroglobulin memrupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid. Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan empat mekanisme : yaitu sumbu hipotalamus -hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon pelepas -tirotropin hipotala mus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon perangsa ng-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang kemudian pada gilirannya meran gsang sekresi hormon dan pertu mbuhan oleh kelenjar tiroid; kemudian deio dininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid sendir i dalam hubung annya dengan suplai iodinnya; dan stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodireseptor TSH .
  • 4. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjarendokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berukuran besar yang terletak di dalam leher, menempel pada trakea di bawah laring. Kelenjar Tiroid terdiri dari 2 lobus, sebelah kanan dan kiri.Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur yaitu ismus.Setiap lobus berbentuk seperti buah pir.Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretacheal fascia.Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring.Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat.Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang me- ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin.Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari: 1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi. 2. Mengatur penggunaan oksidasi. 3. Mengatur pengeluaran karbondioksida. 4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan. 5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental
  • 5. 1 B. Fisiologi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid memfasilitasi pertumbuhan dan marturasi normal dengan cara mempertahankan tingkat metabolism dalam jaringan sehingga tetap optimal untuk menjalankan fungsi normalnya. Dua hormon tiroid yang utama adalah triidothyronine (T3; bentuk yang paling aktif) dan tyroxine (T4). Kelenjar tiroid (Glandula thyreoidea) yang pada orang dewasa beratnya kurang lebih 30 g, dengan dua lobus tepid an lobus tengah yang sempit menangkup pada saluran pernapasan (trakea) dekat sebelah bawah tulang rawan tiroid. Umumnya lobus tepi kanan terbentuk lebih baik dari pada lobus tepi kiri.Disamping itu, dalam kira-kira 15% kasus, didepan tulang rawan tiroid ditemukan suatu lobus ketiga disebut lobus piaramid. Kelenjar tiroid terbagi dalam daerah lobus besar yang berbeda oleh septum jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah.Jaringan kelenjar terdiri atas folikel, yang dindingnya dibentuk oleh epitel satu lapis yang tertutup. Dibagian dalam terdapat massa yang homogeny, koloid, yang mengandung hormone kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi metabolism : 1. L-tiroksin (levotiroksin = T4) dan 2. Triiodtironin (liotironin = T3). Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara : 1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein. 2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel. Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat. Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan iodium yaitu elemen yang terdapat di dalam makanan dan air.Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih.Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin.Kompleks yang mengandung iodium
  • 6. 1 ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu : 1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh. 2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu triiodotironin (T3). T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna.Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma. Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap pembentukan dan sekresi hormon tiroid, yaitu: 1. Trapping Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif.Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH. 2. Oksidasi Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase.Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
  • 7. 1 3. Coupling Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula. 4. Penimbunan (storage) Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH. 5. Deiodinasi Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium. 6. Proteolisis TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT. 7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing) Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang
  • 8. 1 mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat. C. Hormon Tiroid Kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid, yang akan disimpan sebagai residu asam amino tiroglobulin. Tiroglobulin merupakan glikoprotein yang menempati sebagian besar folikel koloid kelenjar tiroid. Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormon tiroid terdiri dari beberapa tahap : a. Ambilan (uptake) ion yodida (I-) oleh kelenjar. Yodium dari makanan mencapai sirkulasi dalam bentuk yodida. Pada keadaan normal kadarnya dalam darah sangat rendah (0,2-0,4 µg/dL), tetapi kelenjar tiroid mampu menyerap yodida cukup kuat. Hingga yodida dalam kelenjar mencapai 2050 kali, bahkan bila kelenjar teransang mencapai 100 kali dari kadar plasma. Mekanisme transport yodida ke kelanjar dihambat beberapa ion, misalnya tiosianat dan perkolat. System transport yodida ini dipicu oleh hormon tirotropin dari adenohipofisis (thyroid-stimulating hormone, TSH), yang diatur oleh mekanisme autoregulasi. Karenanya bila simpanan yodium dikelenjar rendah ambilan yodida akan dipicu dan sebaliknya pemberian yodida akan menekan mekanisme diatas. b. Oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil pada tiroglobulin Oksidasi yodida jadi bentuk aktifnya diperantarai tiroid peroksidase, enzim yang mengandung heme, dan menggunakan H2O2 sebagai oksidan.Enzim ini berada dimembran sel dan terkosentrasi dipermukaan paling atas dari kelenjar.Reaksi ini menghasilkan residu monoyodotirosil (MT) dan diyodotirosil (DIT) dalam tiroglobulin, tepat sebelum penympanan ekstraselularnya di lumen folikel kelenjar.Reaksi tersebut dirangsang TSH. c. Penggabungan residu yoditirosin, a.I. menghasilkan yodotironin Pembentukan tiroksin dan triyodotironin dari yodotirosin.Tahap berikutnya, pembentukan triyodotironin dari residu monoyodotirosil dan
  • 9. 1 diyodotirosil.Reaksi oksidasi ini juga dikatalisis oleh enzim tiroid peroksidase. Kecepatan pembentukan tiroksin dipengaruhi kadar TSH dan tersedianya yodida. Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara jumlah tiroksin dan triyodotironin yang terbentuk dalam kelenjar dan tersedianya jumlah yodida atau kedua yodotirosin. d. Resorbsi koloid tiroglobulin dari lumen kedalam sel e. Proteolysis tiroglobulin dan pengeluaran dan sekresi tirosin (T4) dan tiroyoditironin (T3) ke aliran darah f. Recycling yodium diantara sel-sel tiroid melalui deyodinasi dari mono- dan diyodotirosin dan penggunaan kembali ion yodida (I-) Karena T3dan T4disintesis dan disimpan sebagai bagian tiroglobulin, maka untuk sekresinya diperlukan proses proteolysis. Proses ini dimulai dari endositosis koloid dari lumen folikel pada permukaan sel, dengan bantuan reseptor tiroglobulin, yakni megalin. Tiroglobulin harus dipecah dahulu menjadi beberapa asam amino, agar hormone tiroid dapat dilepaskan proses ini dibantu oleh TSH. Pada saat tiroglobulin terhidrolisis, monoyodotirosin dan diyodotirosin juga dilepaskan tetapi berada dalam kelenjar. Sedangkan yodium yang dilepaskan sebagai yodida akan bergabung lagi denga protein. Molekul tiroglobulin dibentuk oleh 300 residu karbohidrat dan 5500 residu asam amino dan hanya 2-5 diantaranya adalah T4, dengan demikian untuk melepaskan hormone tiroid, molekul tiroglobulin harus dipecah menjadi gugus-gugus asam amino. Mekanisme ini dipicu oleh hormone tirotropin. g. Konversi T4 menjadi T3 dijaringan perifer dan dalam kelenjar tiroid. Pada keadaan normal produksi tirosin (T4) sehari antara 70-90 µg, sedangkan triyodotironin (T3) 15-30 µg. meski T3 diproduksi kelenjar tiroid, sekitar 80% T3 disirkulasi adalah hasil metabolism T4 yang terjadi memalui sekuensial monodeyodinasi dijaringan perifer. Sebagian besar konversi T4 manjadi T3 diluar kelanjar, yakni terjadi dihati,. Karenanya bila tiroksin diberikan pada pasien hipetiroid dengan dosis yang dapat menormalkan tiroksin plasma, kadar T3 plasma juga akan mencapai normal.
  • 10. 1 Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid : 1. TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone) Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di hipotalamus.TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). 2. TSH ( Thyroid Stimulating Hormone) TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat. 3. Umpan balik sekresi hormone Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis.T3 selain berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH. Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. D. Gangguan kelenjar Tiroid Gangguan fungsi tiroid 1. Hipofungsi Tiroid, Hipotirodisme, bila hebat disebut miksedema, merupakan penyakit gangguan tiroid yang paling umum. Hamper diseluruh dunia, hal ini disebabkan karena defisiensi yodium; pada daerah non-endemik dimana yodium cukup tersedia, umumnya disebabkan karena tiroiditis autoimumn yang kronik (tiroiditis hashimoto). Penyakit ini ditandai oleh tingginya antibody terhadap peroksidase tiroid disirkulasi, dan mungkin juga dengan kadar tiroglobulin yang tinggi meski ini lebih jarang terjadi. Dapat juga
  • 11. 1 terjadi hambatan antibody terhadap reseptor TSH, terjadi eksaserbasi hipotiroidisme. Kegagalan tiroid untuk memproduksi hormone tiroid yang cukup merupakan penyebab yang paling umum hipertiroidisme dan ini disebut sebagai hipertiroidisme primer. Hipotiroidisme sentral (Central hypothyroidism) yang lebih jarang terjadi, disebabkan karena efek stimulasi dari TSH yang kurang, akibat gangguan pada adenohipofisis (hipotirodisme sekunder) atau akibat gangguan hipotalamus (hipotirodisme tersier). Hipotirodisme non-goiter umumnya berhubungan dengan degenerasi dan atrofi kelenjar atau terjadi setelah operasi tiroid atau destruksi akibat yodium radioaktif.Karena jenis hipotirodisme ini dapat terjadi sesudah penggunaan obat antitiroid pada pasien pada penyakit Grave, ada pendapat bahwa keadaan ini dapat merupakan fase akhir (end state) dari penyakit Grave (burnt-out Grave’s disease). Hipotirodisme dengan goiter terjadi pada tiroditis Hashimoto, atau bila ada gangguan sintesis hormon tiroid yang hebat. Bila penyakit ini bersifat ringan, gejala tidak nyata, sementara progresivitas penyakit dapat berjalan terus akibatnya gejala yang timbul berlebihan. 2. Hiperfungsi. Tirotoksikosis adalah keadaan yang disebabkan oleh meninggkatnya hormone tiroid bebas dalam darah.Sindroma ini dapat disebabkan oleh berbagai hal.Hipotirodisme adalah keadaan dimana produksi dan sekrsi hormone tiroid meningkat akibat hiperfungsi kelenjar tiroid.Pada keadaan ini uptake yodium oleh kelanjar meningkat, ini dibuktikan denga tes uptake yodium radioaktif RAIU (radioactive iodine uptake) selama 24 jam. Sebaliknya pada radang atau rentruksi kelenjar tiroid, RAIU 24 jam rendah. Yang disebut sebagai sublinical hyperthyroidism adalah apabila adanya beberapa gejala hipotirodisme dengan kadar TSH plasma yang rendah dengan kadar T3 dan T4 yang normal. Pada destruksi kelenjar tiroid dsn tirotoksitosis akibat penggunaan hormone tiroid eksogen akan didapat kadar RAIU yang rendah. Tirotoksitosis dengan RAIU rendah akibat tiroiditis sub akut disertai rasa
  • 12. 1 sakit dan tiroiditis tanpa rasa sakit (silent) terjadi sekitar 5% sampai 20% dari seluruh kasus. E. Jenis-jenis Obat dan Pemilihan Obat Thyroid hormone replacement therapy.Tiroksin (Na-levotiroksin; L-T4) merupakan obat pilihan utama untuk replacement therapy pada hipotirodisme atau kretinisme, karena potensinya konsisten dan lama kerjanya panjang.Absorbsinya di usus halus berfariasi dan tidak lengkap. Beberapa obat dapat menghambat absorbs levotiroksin, a.l.sukralfat, resin kolestiramin, Fe, kalsium, Al(OH)3. Eskresi bilier dapat meningkat bila diberikan bersama obat yang menginduksi sitokrom (CYP)), seperti fenitoin, karbamazepin, dan rifampin.Pada keadaan ini perlu dipikirkan penembahan dosis levotiroksin oral.Triyodotironin (Na-liotironin) dapat digunaka bila diperlukan obat dengan mula kerja lebih cepat, missal pada koma miksedema (meski jarang) atau untuk persiapan yodium radioaktif pada kangker tiroid. Dosis levotiroksin untuk replacement therapy 112 µg sebagai dosis tunggal, untuk liotironin 50-75 µg dibagi dalam beberapa kali pemberian. Karena massa paruh tiroksin panjang (7 hari), keadaan kadar mantap tercapai setelah sekitar 5 minggu, karenanya reevaluasi terapi dengan mengukur kadar TSH plasma sebaliknya dilakukan pada minggu –minggu ke 6-8 pengobatan. Tujuan terapi ini untuk mencapai kisaran kadar TSH normal (0,5-5,0 µlU/mL), bila terapi berlebihan akan terjadi supresi TSH sampai subnormal, dan dapat menyebabkan asteoporosis dan disfungsi jantung. Pada pasien muda yang kurang patuh minum obat, levotiroksin diberikan 1 kali seminggu, dosis harus yang cukup aman dan efektif. Pasien usia lanjut diberikan dosis 25-50 µg sehari untuk mencegah eksaserbasi penyakit jantung yang tidak terdiagnosi. Ada 4 golongan penghambat sintesis hormone tiroid yaitu : 1. Antitiroid, yang menghambat sintesis hormone secara langsung. 2. Penghambat ion, yang memblok mekanisme transport yodida. 3. Yodium dengan kosentrasi tinggi, yang dapat mengurangi sintesis dan pengeluaran hormone dan kelenjarnya
  • 13. 1 4. Yodium radioaktif, yang merusak kelenjar dengan radiasi ionisasi. Juga ada beberapa obat yang tidak berefek pada hormone di kelenjar, tetapi digunakan sebagai terpai ajuvan, bermanfaat untuk mengatasi gejala tirotoksitosis, misalnya antagonis reseptor-β dan penghambat Ca++ . Antitiroid golongan tionamida,misalnya propiltiourasil, menghambat proses inkorporasi yodium pada residu tirosil dan tiroglobulin, dan juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk membentuk yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi ion iodide dan gugus yodotirosil terganggu. Tiourasil distribusi keseluruh jaringan tubuh dan diekskresi melalui urin dan air susu ibu, tetapi tidak melalui tinja. Propiltiourasil pada dosis 100 mg mempunyai masa kerja 6-8 jam, sedangkan metimazol pada dosis 30-40 mg bekerja selama kira-kira 24 jam. Dengan dosis di atas, keadaan eutiroid biasanya tercapai dalam waktu 12 minggu.Setelah ini tercapai dosis perlu dikurangi, tetapi sebaiknya jangan dihentikan. Efek samping propiltiourasil dan metimazol jarang sekali menimbulkan efek samping dan bila timbul biasanya mempunyai gambaran yang sama, frekuensinya kir-kira 3 % untuk propiltiourasil dan 7 % untuk metimazol. Antitiroid digunakan untuk terapi hipetirodisme, untuk mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, dan sebagai persiapan operasi.Juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan yodium radioaktif untuk mempercepat pembalikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif. Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid.Meskipun yodida diperlukan dalam jumlah kecil untuk biosntesis hormone tiroid, dalam jumlah yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipotiroidisme pada orang sehat.
  • 14. 1 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjarendokrin terbesar pada tubuh manusia.Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berukuran besar yang terletak di dalam leher, menempel pada trakea di bawah laring. 2. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi metabolism :L-tiroksin (levotiroksin = T4) dan Triiodtironin (liotironin = T3). 3. Secara garis besar, sintesis, penyimpanan, sekresi, dan konversi hormon tiroid terdiri dari beberapa tahap : a. Ambilan (uptake) ion yodida (I-) oleh kelenjar. b. Oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil pada tiroglobulin c. Penggabungan residu yoditirosin, a.I. menghasilkan yodotironin d. Resorbsi koloid tiroglobulin dari lumen kedalam sel e. Proteolysis tiroglobulin dan pengeluaran dan sekresi tirosin (T4) dan tiroyoditironin (T3) ke aliran darah f. Recycling yodium diantara sel-sel tiroid melalui deyodinasi dari mono- dan diyodotirosin dan penggunaan kembali ion yodida (I-) g. Konversi T4 menjadi T3 dijaringan perifer dan dalam kelenjar tiroid. B. Saran Sebaiknya dilakukan pemilihan obat-obat untuk pengobatang dalam gangguan kelenjar tiroid.
  • 15. 1 DAFTAR PUSTAKA 1. Mycek, Marry J., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widia Medika, Jakarta; 329-331 2. Wall JR. Autoimmune thyroid disease. Endocrinol Metab Clin North Am 1987;229:1 3. Sulistia Gan Gunawan. FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI 5. Departemen Farmakologi dan terapeutik. Fakultas Kedoktera – Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. 433 – 443. 4. Magner JA : Thyroid stimulatin g hormone: biosynthesis, cell biology and bioactivity. Endocr Rev 1990; 11:354 5. Glinoer D. Regulation of mater nal thyroid during pregnancy. J Clin Endocrinol Metab 1990;71: 276 6. Mutschler, Ernst. 2010. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi Kelima. Penerbit ITB; Bandung.327, 328, 329, 335.
  • 16. 1 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Farmakoterapi Kelenjar Tiroid” dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dimana Nabi yang mengantar umatnya dari zaman Kebodohan menuju pada zaman kecerdasan yang beretika. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk berbuat selangkah lebih maju menuju perubahan yang positif, Amin. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas tegur sapa pembaca semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya segenap akademika STIFA Makassar dan aktivitas keseharian kita senantiasa bernilai ibadah di sisi- Nya. Makassar , 08 April 2014
  • 17. 1