Model transportasi digunakan untuk mengalokasikan barang dari sumber ke tujuan secara optimal dengan mempertimbangkan biaya transportasi. Terdapat beberapa metode seperti stepping stone, MODI, dan VAM yang masing-masing memiliki langkah untuk menentukan alokasi terbaik. Contoh soal membantu memahami penerapan model transportasi untuk mengalokasikan produk dari pabrik ke gerai penjualan.
1. MODEL TRANSPORTASI
Merupakan model untuk membantu alokasi input/barang dari tempat asal ke lokasi
tujuan. Metode alokasi biasanya digunakan apa barang akan dipindahkan/diangkut dari
berbagai tempat asal/pabrik ke berbagai lokasi tujuan.
Ada 3 metode yang biasa digunakan :
1. Metode Stepping Stone
Langkah :
1. Susun table alokasi dengan pedoman NWC ( North West Corner rule)
2. Hitung biaya total (Total Cost = TC)
3. Hitung indeks perbaikan (IP) sel kosong secara trial and error
4. Pilih sel dengan IP negatif terbesar. Isi sel sebanyak jumlah terkecil dari dua
sel terdekat
5. Atur alokasi kembali, ulangi lagi sampai tidak ada indeks perbaikan sel kosong
yang negatif, maka alokasi sudah optimal.
2. Metode MODI (Modified Distribution)
Merupakan pengembangan dari metode stepping stone, yaitu pencarian indeks
perbaikan sel kosong dengan menggunakan rumus.
Notasi yang digunakan pada MODI :
Bi = nilai baris ke - i
Kj = nilai kolom ke – j
Cij = biaya angkut dari tempat i ke j
Langkah :
1. Susun table alokasi dengan pedoman NWC ( North West Corner rule)
2. Hitung biaya total (Total Cost = TC)
3. Identifikasi sel isi dengan rumus : Cij = Bi + Kj
4. Hitung nilai baris dan kolom dengan menganggap nilai baris ke 1 atau B1 = 0
5. Hitung indeks perbaikan sel kosong dengan dengan rumus : IP = Cij - Bi – Kj
Pilih sel dengan IP negatif terbesar.
2. 6. Perbaiki alokasi. Ulangi langkah 3 dst. sampai alokasi optimal yaitu tidak ada IP
sel kosong yang negatif.
3. Metode VAM (Vogel’s Approximation)
Merupakan metode yang paling cepat digunakan. Tetapi hasilnya tidak seoptimal
seperti pada metode stepping stone dan MODI.
Langkah :
1. Susun table biaya angkat, kebutuhan (permintaan) dan kapasitas (penawaran).
2. Hitung selisih dua biaya terkecil dari setiap baris dan kolom. Pilih selisih yang
paling besar, selanjutnya pilih sel pada baris atau kolom yang terpilih biaya
angkut yang terkecil.
3. Isi sel sebanyak mungkin yang dapat dilakukan. Hilangkan baris atau kolom yang
sudah terisi.
4. Lakukan terus sampai seluruh kebutuhan terpenuhi dan seluruh kapasitas terpakai.
Contoh :
1. Suatu perusahaan garmen mempunyai dua pabrik di kota Bogor dan Tangerang,
dengan kapasitas masing-masing adalah 13 (ribu) potong dan 12 (ribu) potong setiap
bulan. Perusahaan tersebut menjual barang di tiga toko yang berbeda tempat yaitu ITC
Cempaka Mas, PGC Cililitan dan Pusat Grosir Tanah Abang. Adapun kebutuhan di
tiga gerai setiap bulan diperkirakan masing-masing sebesar 5 (ribu) , 10 (ribu) dan 10
(ribu) potong. Biaya angkut dari pabrik di Bogor ke tiga gerai masing-masing sebesar
Rp 10 (ribu), Rp 15 (ribu) dan Rp 11 (ribu). Sedangkan biaya angkut dari pabrik di
Tangerang ke tiga gerai masing-masing adalah Rp 8 (ribu), Rp 12 (ribu) dan Rp 14
(ribu). Berdasarkan informasi di atas tentukan bagaimana alokasi barang-barang dari
pabrik di Bogor dan Tangerang ke ITC Cempaka Mas, PGC Cililitan dan Pusat Grosir
Tanah Abang agar optimal!
Jawab :
a. Susun tabel alokasi dengan pedoman NWC
Tabel 1
3. Dari Ke ITC Cempaka PGC Cililitan PG Tanah Abang Kapasitas
(1) (2) (3) (Supply)
Bogor (A)
Tangerang
(B)
2. Suatu perusahaan mempunyai 3 pabrik di lokasi kota W ; H dan P. Perusahaan
menghadapi masalah alokasi alokasi hasil produksi dari pabrik tersebut ke gudang-
gudang penjualan di kota A; B dan C. Kapasitas pabrik, kebutuhan gudang dan biaya
pengangkuatan dari setiap pabrik le tiga lokasi gudang adalah sebagai berikut :
Tabel kapasitas pabrik :
Pabrik Kapasitas Produksi Tiap Bulan
W 90 ton
H 60 ton
P 50 ton
Jumlah 200 ton
Tabel kebutuhan gudang :
Gudang Kapasitas Produksi Tiap Bulan
W 50 ton
H 110 ton
P 40 ton
Jumlah 200 ton
Tabel biaya transportasi :
Dari Ke Biaya tiap ton
Gudang A Gudang B Gudang C
Pabrik W 20 5 8
Pabrik H 15 20 10
Pabrik P 25 10 19
4. Berdasarkan informasi tersebut, tentukanlah bagaimana alokasi produksi perusahaan
tersebut agar optimal!
3. PT Makmur, penyalur beras memiliki 3 lokasi penggilingan beras yaitu di Karawang,
Tangerang dan Cianjur dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 100 ton,
300 ton dan 100 ton. Daerah tujuan pemasaran adalah di Kota Bogor, Bekasi dan
Jakarta dengan kebutuhan di setiap kota tersebut adalah 150 ton, 125 ton dan 225
ton . Biaya ngakut dari tiga sentra produksi ke lokasi pemasaran adalah sebagai
berikut (Ribu Rp per ton):
- Dari Karawang ke kota Bogor, Bekasi dan Jakarta adalah 20, 30 dan
10
- Dari Tangerang ke kota Bogor, Bekasi dan Jakarta adalah 30, 40 dan
25
- Dari Cianjur ke kota Bogor, Bekasi dan Jakarta adalah 35, 15 dan 20
Tentukan alokasi dari setiap sumber ke setiap penjualan agar terjadi alokasi yang
optimal.