SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 39
BAB I

                               PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

     Pembelajaran Matematika umumnya didominasi oleh pengenalan rumus-

rumus serta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada perhatian yang cukup

terhadap pemahaman siswa. Disamping itu proses belajar mengajar hampir selalu

berlangsung dengan metode “chalk and talk” guru menjadi pusat dari seluruh

kegiatan di kelas (Somerset, 1997 dalam Sodikin, 2004:1).

     Pembelajaran matematika sering diinterpretasikan sebagai aktivitas utama

yang dilakukan guru, yaitu guru mengenalkan materi, mungkin mengajukan satu

atau dua pertanyaan, dan meminta siswa yang pasif untuk aktif dengan memulai

melengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri dengan pengorganisasian

yang baik dan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan sekenario yang serupa.

     Kondisi di atas tampak lebih parah pada pembelajaran geometri. Sebagian

siswa tidak mengetahui mengapa dan untuk apa mereka belajar konsep-konsep

geometri, karena semua yang dipelajari terasa jauh dari kehidupan mereka sehari-

hari. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambar oleh

guru di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampir tidak

pernah mendapat kesempatan untuk memanipulasi objek-objek tersebut.

Akibatnya banyak siswa yang berpendapat bahwa konsep-konsep geometri sangat

sukar dipelajari (Soedjadi, 1991 dalam Sodikin 2004:2).




                                       1
Pada umumnya, sekelompok siswa beranggapan bahwa mata pelajaran

matematika sulit difahami. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Pertama, siswa kurang memiliki pengetahuan prasyarat serta kurang mengetahui

manfaat pelajaran matematika yang ia pelajari. Kedua, daya abstraksi siswa

kurang dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak.

     Dalam mengajarkan matematika, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah

memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk

mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang dapat

membantu siswa dalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru

menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan.

     Dari pengalaman peneliti dalam memberikan pembelajaran matematika

kepada siswa selama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi

tiga, khususnya tentang irisan bidang dengan bangun ruang. Meskipun peneliti

sudah berupaya membimbing siswa dalam memahami konsep irisan bidang

dengan bangun ruang dengan cara menunjukkan sketsa gambar, namun hasil

belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu masih banyak siswa

yang nilainya kurang dari standar ketuntasan belajar minimal.

     Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa setiap

konsep matematika dapat difahami dengan mudah apabila kendala utama yang

menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes

berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasasarkan

intuisi dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep

matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek kongkrit.

Dengan demikian, dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda-benda




                                        2
kongkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika, yang selanjutnya

disebut sebagai alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Alat bantu

pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan

panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba,

mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari.

     Untuk mengatasi masalah di atas, perlu diadakan penelitian tindakan kelas

tentang penggunaan media visual atau alat peraga dalam pembelajaran materi

irisan suatu bidang dengan bangun ruang. Dengan serangkaian tindakan, mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi irisan suatu bidang

dengan bangun ruang.



B. Rumusan Masalah

     Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat

dirumuskan bagai berikut:

Bagaimana penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman konsep

irisan bidang dengan bangun ruang?



C. Tujuan Penelitian

     Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang irisan bidang dengan bangun ruang

dengan menggunakan media visual.




                                       3
D. Manfaat Hasil Penelitian

     Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun

sekolah.

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami

   konsep irisan bidang dengan bangun ruang dan meningkatkan motivasi

   belajar.

2. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme guru

   yang akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah

3. Bagi guru lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk

   menambah wawasan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran

   yang sesuai dengan materi pelajaran.

4. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas hasil

   belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat

   meningkatkan kualitas pendidikan dan out put sekolah.



E. Batasan Istilah

     Untuk mendapatkan kesamaan arti terhadap istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, diperlukan pendefinisian istilah sebagai berikut:

1. Yang dimaksud media visual dalam penelitian ini adalah media presentasi

   berbasis power point hasil Workshop Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

   Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal

   Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah

   Menengah Atas, Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 6 Agustus

   2006 sampai dengan 12 Agustus 2006 di Cisarua Bogor.




                                          4
2. Yang dimaksud irisan bidang dengan bangun ruang dalam penelitian ini

   adalah materi melukis irisan bidang dengan bangun ruang.




                                      5
BAB II

                                KAJIAN PUSTAKA



A. Karakteristik Matematika

     Menurut Soedjadi (1994:1), meskipun terdapat berbagai pendapat tentang

matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun tetap dapat

ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain: (a) memiliki objek kajian

abstrak, (b) bertumpu pada kesepakatan, (c) berpola pikir deduktif, (d) memiliki

symbol yang kosong dari arti, (e) memperhatikan semesta pembicaraan, (f)

konsisten dalam sistemnya.

     Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar yang berupa fakta,

konsep, operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek-

objek lain, misalnya: pola-pola, struktur-struktur dalam matematika yang ada

dewasa ini. Pola pikir yang digunakan dalam matematika adalah pola pikir

deduktif, bahkan suatu struktur yang lengkap adalah deduktif aksiomatik.

     Matematika sekolah adalah bagian dari matematika yang dipilih, antara lain

dengan pertimbangan atau berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian,

pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif

siswa, mengkongkritkan objek matematika yang abstrak sehingga mudah

difahami siswa. Selain itu sajian matematika sekolah tidak harus menggunakan

pola pikir deduktif semata, tetapi dapat juga digunakan pola pikir induktif, artinya

pembelajarannya dapat menggunakan pendekatan induktif. Ini tidak berarti bahwa




                                          6
kemampuan berfikir deduktif dan memahami objek abstrak boleh ditiadakan

begitu saja.



B. Pembelajaran Matematika

        Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik (Mulyasa, 2002:100). Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah

laku.

        Pembelajaran matematika menurut Russeffendi (1993:109) adalah suatu

kegiatan belajar mengajar yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan

dengan memanipulasi simbol-simbol dalam matematika sehingga menyebabkan

perubahan tingkah laku.

        Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa pembelajaran matematika adalah

suatu pembelajaran yang bertujuan:

(a) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

   melalui     kegiatan   penyelidikan,   eksplorasi,   eksperimen,   menunjukkan

   kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi

(b) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

   penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin

   tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba

(c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah




                                          7
(d) Mengembangkan        kemampuan         menyampaikan      informasi      atau

   mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik,

   peta, diagram dalam menjelaskan gagasan



C. Media dan Alat Peraga Pembelajaran

     Karena matematika yang bersifat abstrak, maka sedapat mungkin dalam

pembelajarannya dibuat kongkrit., sehingga mudah difahami siswa. Tim action

research Matematika Kabupaten Sumenep (dalam Gentengkali, 2000:137)

mengatakan bahwa salah satu ahli pendidikan, Bruner, berpendapat: untuk

mendapatkan daya tangkap dan daya serap bagi anak berumur 7 sampai dengan 17

tahun yang meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan, masih memerlukan mata

dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati dan tangan berfungsi untuk meraba.

     Selanjutnya Tim action research Matematika Kabupaten Sumenep (dalam

Gentengkali, 2000:137) mengatakan bahwa Worker Educational and Techniques

ILO (1990) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan mengingat

seseorang rata-rata adalah: hanya dengan mendengar 20%, hanya dengan melihat

30%, dengan melihat dan mendengar 50%, dengan melihat, mendengar dan

diskusi 70%, dengan melihat, mendengar, diskusi dan menggunakan 90%

     Untuk itu media atau alat peraga diharapkan dapat mempermudah siswa

dalam memahami konsep dan prinsip matematika yang abstrak akan lebih mudah

dimengerti jika disajikan dalam bentuk atau situasi yang kongkrit (melalui dunia

nyata)

     Menurut Nasution (1995:98), pola berfikir abstrak adalah berfikir dengan

menggunakan simbol-simbol dan gagasan-gagasan tanpa dikaitkan dengan benda-




                                       8
benda fisik. Dalam membawa anak dari pola berfikir kongkrit ke pola berfikir

abstrak perlu dibantu oleh alat bantu pembelajaran.

     Hamalik (1980, 23) menyatakan bahwa media adalah alat, metode dan

teknik yang dapat digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

     Proyek BP3G Jawa Timur (Metodologi Pengajaran 1982/1983) menyatakan

bahwa alat peraga adalah media yang dapat membantu guru dalam usahanya

menjelaskan suatu pengertian. Media merupakan semua bentuk alat peraga yang

dapat digunakan untuk menyampaikan penjelasan atau informasi.

     Robert M. Gagne dalam bukunya The Condition of Teaching (Depdikbud,

1996/1997:7) menggunakan istilah media pembelajaran untuk menunjukkan

berbagai komponen lingkungan belajar yang dapat merangsang siswa sehingga

terjadi proses belajar. Termasuk dalam pengertian ini guru, objek, berbagai

macam alat mulai dari buku sampai televisi.

     Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga

adalah suatu alat yang diperagakan, baik berupa alat atau benda sesungguhnya

maupun berupa benda tiruannya guna memberikan gambaran yang lebih jelas

kepada anak didik tentang sesuatu yang dipelajarinya. Media pembelajaran dapat

berwujud perangkat keras maupun perangkat lunak.




                                        9
BAB III

                            METODE PENELITIAN



A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

      Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif karena penelitian ini sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif

(Sudjana, 2004:197), yaitu: (a) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber

data langsung, (b) bersifat deskriptif analitik, (c) tekanan penelitian ada pada

proses bukan pada hasil, (d) bersifat induktif, (e) mengutamakan makna.

      Selanjutnya Sudjana (2004:200) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari

lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik

makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan

enumerasi dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu

peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan

sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu dan situasi

tertentu.

      Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan

mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa

selama pembelajaran berlangsung.

      Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2005:12) yang mengatakan bahwa

penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan




                                        10
praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan

dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-

tindakan tersebut.



B. Kehadiran Peneliti

     Karena pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,

maka kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Menurut Moleong (dalam

Sri Harmini, 2004:22), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsir data dan

akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.

     Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru, disamping berperan sebagai

pengumpul dan penganalisis data di lapangan, peneliti juga berperan secara

langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai

dengan penilaian. Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh seorang guru

teman sejawat sebagai observer.



C. Lokasi dan Waktu Penelitian

     Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sidoarjo. Alasan pemilihan

lokasi penelitian di sekolah ini dikarenakan peneliti sebagai guru di sekolah

tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu bulan September,

Oktober dan Nopember 2006.




                                        11
D. Sumber Data

     Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo

Tahun Pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 34 orang siswa. Alasan pemilihan

kelas ini dikarenakan peneliti sebagai guru di kelas tersebut dan observer sebagai

wali kelasnya.



E. Prosedur Pengumpulan Data

     Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes kepada

sumber data, melakukan observasi dan mencatat kejadian-kejadian di lapangan,

dan memberikan angket kepada sumber data.



F. Teknik Analisis Data

     Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik analisis data

yang digunakan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis

kuantitatif digunakan terhadap hasil tes, sedangkan analisis kualitatif digunakan

terhadap data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas

siswa atau hal-hal lain yang tampak selama berlangsungnya penelitian.



G. Rancangan Penelitian

     Berdasarkan analisis terhadap masalah yang dijumpai, maka pemecahan

permasalahan akan diselesaikan dengan rancangan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan, yaitu siklus-1 dan

siklus-2. Masing-masing siklus meliputi kegiatan penyusunan perencanaan

tindakan, pelaksanakan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006:16)




                                       12
Siklus I

1.Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

           a. Kajian kurikulum, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan

              pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan

           b. Pembuatan media gambar pada kertas yang berupa gambar-gambar

              irisan bidang dengan bangun ruang

           c. Penyusunan instrumen penelitian

           d. Penyusunan alat evaluasi

2.Pelaksanaan, yang meliputi kegiatan:

           a. Memberikan tes awal kepada siswa

           b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi irisan bidang dengan

              bangun ruang dengan menggunakan media gambar sebanyak tiga

              kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

           c. Memberikan tes akhir siklus-1 kepada siswa

3.Pengamatan, yang meliputi kegiatan:

           a. Mengamati      aktivitas   siswa   selama   pelaksanaan   kegiatan

              pembelajaran

           b. Mencatat kejadian-kejadian yang tampak pada siswa selama

              pelaksanaan kegiatan pembelajaran

           c. Mengumpulkan data hasil pengamatan selama pelaksanaan

              kegiatan pembelajaran

4.Refleksi, yang meliputi kegiatan:

           a. Menganalisis data hasil pelaksanaan tindakan




                                         13
b. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada

               siklus I

            c. Merencanakan tindakan pada siklus II



Siklus II

1. Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

            a. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari

               satu pertemuan

            b. Pembuatan media pembelajaran berbentuk media presentasi

               program power point tentang irisan bidang dengan bangun ruang

            c. Penyusunan instrumen penelitian

            d. Penyusunan alat evaluasi

2. Pelaksanaan, yang meliputi kegiatan:

            a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi irisan bidang dengan

               bangun ruang dengan menggunakan media visual sebanyak satu

               kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

            b. Memberikan tes akhir siklus-2 kepada siswa

3. Pengamatan, yang meliputi kegiatan:

            a. Mengamati      aktivitas   siswa   selama   pelaksanaan   kegiatan

               pembelajaran

            b. Mencatat kejadian-kejadian yang tampak pada siswa selama

               pelaksanaan kegiatan pembelajaran

            c. Mengumpulkan data hasil pengamatan selama pelaksanaan

               kegiatan pembelajaran




                                          14
d. Mengumpulkan data angket tentang tanggapan siswa terhadap

              penggunaan media visual dalam kegiatan pembelajaran materi

              irisan bidang dengan bangun ruang

4. Refleksi, yang meliputi kegiatan:

          a. Menganalisis data hasil pelaksanaan tindakan

          b. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada

              siklus II




                                       15
BAB IV

                  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

         Pada bab ini akan disajikan tentang paparan data dan temuan yang

diperoleh selama penelitian dan pembahasannya, mulai dari kegiatan pra tindakan

sampai pemberian tindakan selesai.



A. Paparan Data Pra Tindakan

     Kegiatan awal penelitian ini dimulai dengan pertemuan peneliti dengan

kepala    SMA    Negeri   1   Sidoarjo    sepulang   dari   mengikuti   workshop

“Pengembangan Kemampuan Profesional Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas”

di Malang, yang diselenggarakan oleh Lembaga penelitian Universitas Negeri

Malang pada hari Sabtu 23 September 2006. Peneliti menyampaikan hasil

workshop yaitu penyusunan proposal penelitian tindakan kelas, dan kelanjutannya

akan dilakukan penelitian tindakan kelas di SMA Negeri 1 Sidoarjo dalam kurun

waktu tiga bulan, yaitu September sampai dengan Nopember 2006.

     Selanjutnya peneliti menemui seorang teman sejawat yang mengajar mata

pelajaran matematika di SMA negeri 1 Sidoarjo pada hari Selasa 26 September

2006 untuk menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, yaitu mohon bantuannya

sebagai observer pada penelitian tindakan kelas tentang penggunaan media visual

untuk meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang pada

siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo, yang akan dilaksanakan dalam kurun

waktu tiga bulan, yaitu September sampai dengan Nopember 2006.




                                         16
B. Paparan Data Selama Tindakan

I. Siklus-1

a. Persiapan Tindakan

     Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti menemui seorang

teman observer untuk mendiskusikan tentang instrumen pedoman pengamatan

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tugas-tugas yang

akan dilakukan observer selama penelitian.



b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1 (Sabtu 7 Oktober 2006)

1. Sebagai awal pembelajarn, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

   menekankan kepada siswa pentingnya materi yang akan dipelajari sebagai

   dasar untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya.

2. Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi bangun ruang yang

   telah dipelajari di SMP, yaitu tentang luas permukaan dan volum bangun

   ruang. Untuk materi bangun ruang yang dipelajari di SMA meliputi

   menggambar irisan bidang dengan bangun ruang.

3. Guru membahas materi tentang posisi antara dua garis, posisi antara garis dan

   bidang, dan posisi antara dua bidang, dengan terlebih dahulu menyampaikan

   beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan teman

   sebangkunya:

       i. Jika diberikan dua buah garis, kemungkinan apa saja posisi antara

              kedua garis itu?




                                       17
ii. Jika diberikan sebuah garis dan sebuah bidang, kemungkinan apa saja

          posisi antara garis dan bidang itu?

      iii. Jika diberikan dua buah bidang, kemungkinan apa saja posisi antara

          kedua bidang itu?

4. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal tentang

   posisi antara dua garis, posisi antara garis dan bidang, dan posisi antara dua

   bidang. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan

   teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan

   soal-soal tugas, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang

   dilakukan siswa.

5. Guru melanjutkan membahas materi tentang menggambar bangun ruang yang

   berupa kubus dan limas dengan terlebih dahulu menyebutkan pengertian-

   pengertian bidang frontal, bidang ortogonal, perbandingan ortogonal, dan

   sudut surut.

6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar bangun ruang yang

   berupa kubus dan limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat

   mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama

   siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling

   kelas mengamati apa yang dilakukan siswa.

7. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

   merangkum apa yang telah dipelajari, kemudian mengakhiri pembelajaran

   dengan memberi tugas untuk diselesaikan di rumah.




                                       18
Pertemuan 2 (Selasa 7 Nopember 2006)

1. Guru menanyakan kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas di rumah,

   kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Guru membahas materi tentang irisan antara dua bidang, dengan terlebih

   dahulu mengingatkan siswa tentang materi posisi antara dua bidang. Dengan

   menggunakan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang, guru

   menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa:

      i. Bagaimana posisi antara dua bidang ini?

      ii. Bagaimana posisi antara dua bidang sehingga dua bidang itu saling

          beririsan?

3. Guru menunjukkan        gambar sebuah kubus kepada siswa kemudian

   menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang posisi antara sisi-

   sisi kubus, posisi antara bidang diagonal dan sisi-sisi kubus, dan posisi antara

   dua bidang diagonal, serta menyebutkan irisannya.

4. Guru melanjutkan membahas materi tentang menggambar irisan suatu bidang

   dengan bangun ruang, dengan terlebih dahulu menyampaikan aksioma

   ”Melalui tiga buah titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang”. Dari

   aksioma itu guru menyebutkan syarat sebuah bidang dapat digambar, yaitu:

      i. Ada tiga titik yang tidak segaris

      ii. Ada sebuah garis dan sebuah titik yang terletak di luar garis itu

      iii. Ada sebuah garis yang saling berpotongan

      iv. Ada sebuah garis yang saling sejajar

5. Guru memberikan contoh menggambar irisan bidang dengan limas dan

   menyebutkan langkah-langkahnya dengan sketsa gambar.




                                       19
6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan

   limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan

   teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan

   tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa

   yang dilakukan siswa.

7. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

   merangkum apa yang telah dipelajari pada pertemuan , kemudian mengakhiri

   pembelajaran dengan memberi tugas untuk diselesaikan di rumah



Pertemuan 3 (Rabu 8 Nopember 2006)

1. Guru menanyakan kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas di rumah,

   kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini.

2. Guru mengingatkan       kembali kepada siswa tentang       langkah-langkah

   menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, kemudian memberikan

   contoh soal menggambar irisan bidang dengan kubus, dengan terlebih dahulu

   siswa diberi tugas untuk mencobanya. Selama siswa mencoba menyelesaikan

   contoh soal tersebut, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa

   yang dilakukan siswa.

3. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan

   kubus. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan

   teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan

   tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa

   yang dilakukan siswa.




                                     20
4. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

   bertanya tentang materi yang belum dimengerti pada pertemuan, kemudian

   mengakhiri pembelajaran dengan memberi tes akhir siklus-1.



c. Pengamatan

Pertemuan 1

1. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan ”Jika diberikan dua buah garis,

   kemungkinan apa saja posisi kedua garis tersebut?”. Hampir semua siswa

   menjawab kedua garis saling berpotongan atau sejajar. Tidak ada siswa yang

   menjawab kedua garis saling bersilangan.

2. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan ”Jika diberikan sebuah garis dan

   sebuah bidang, kemungkinan apa saja posisi antara garis dan bidang itu?”.

   Hampir semua siswa menjawab garis menusuk bidang atau garis menempel

   bidang. Tidak ada siswa yang menjawab garis sejajar bidang.

3. Pada waktu guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah

   bidang dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak sejajar, kemudian

   menanyakan kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua bidang?, apakah

   kedua   bidang     saling   berpotongan?”,   semua   siswa menjawab    tidak

   berpotongan.

4. Pada waktu menggambar bangun ruang, beberapa siswa kurang memahami

   perbedaan antara skala dan perbandingan ortogonal.

5. Pada waktu menggambar bangun ruang, banyak siswa yang mengalami

   kesulitan pada waktu menggambar kubus yang bidang frontalnya adalah

   bidang diagonal.




                                        21
Pertemuan 2

1. Tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitan pekerjaan rumah.

2. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan aksioma ”Melalui tiga buah titik

   yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang”, semua siswa beranggapan bahwa

   bidang yang dimaksud adalah segitiga.

3. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, masih ada

   beberapa siswa yang kurang bisa melihat gambar antara dua garis yang saling

   berpotongan dan dua garis yang saling bersilangan.

4. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, siswa agak

   kesulitan jika titik-titik yang dilalui bidang tidak ada dua titik yang terletak

   pada satu sisi bangun ruang tersebut.



Pertemuan 3

1. Tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitan pekerjaan rumah.

2. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, banyak siswa

   yang beranggapan bahwa sumbu afinitas selalu terletak di atas, sehingga siswa

   kesulitan jika mendapat tugas menggambar irisan bidang dengan bangun

   ruang yang posisi sumbu afinitasnya terletak di atas.

3. Masih ada beberapa siswa yang kurang tepat meletakkan posisi titik yang

   dilalui bidang yang terletak pada rusuk bangun ruang yang diketahui

   perbandingan pembagian rusuknya. Salah meletakkan titik yang dilalui

   bidang, akan salah juga irisannya.

4. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-1 dengan tertib.




                                        22
d. Refleksi

1. Pada waktu membahas posisi antara dua garis, semua siswa berfikirnya masih

   pada bidang datar, sehingga tidak terfikirkan posisi antara dua garis yang

   saling bersilangan. Ada dua siswa sebangku yang menjawab dua garis saling

   bersilangan, tetapi mereka menjawabnya dengan memperagakan dua garis

   yang bersilangan dengan dua buah pensil yang bersilangan. Begitu juga pada

   waktu membahas posisi antara garis dan bidang, tidak ada siswa yang

   menjawab garis sejajar bidang.

2. Banyak siswa yang tidak dapat membedakan antara bidang dan sisi bangun

   ruang. Hal ini tampak tidak adanya siswa yang menjawab saling berpotongan

   ketika guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang

   dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak sejajar, seraya bertanya

   kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua bidang?, apakah kedua bidang

   saling berpotongan?”

3. Beberapa siswa menyamakan perbandingan ortogonal dengan skala, hal ini

   karena keduanya merupakan bentuk perbandingan.

4. Banyak siswa yang beranggapan bahwa bidang frontal selalu merupakan salah

   satu dari sisi bangun ruang, sehingga mereka kesulitan menggambar bangun

   ruang yang bidang frontalnya bukan sisi bangun ruang itu.



Pertemuan 2

1. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

   kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, hampir




                                      23
semua siswa tidak pernah menyampaikan kesulitannya. Hal ini dikarenakan

   semua pekerjaan rumah sudah mereka selesaikan bersama-sama sepulang

   sekolah, mereka belajar kepada temannya yang sudah selesai mengerjakan.

2. Pengertian siswa tentang aksioma ”Melalui tiga buah titik yang tidak segaris

   ada tepat sebuah bidang” sebatas pada bidang sisi segitiga, sehingga perlu

   ditekankan lagi pengertian bidang.

3. Daya abstraksi ruang (dimensi tiga) siswa masih kurang, sehingga siswa

   kurang bisa melihat gambar antara dua garis yang saling berpotongan dan dua

   garis yang saling bersilangan. Hal ini perlu media yang memperjelas antara

   dua garis yang saling berpotongan dan dua garis yang saling bersilangan.



Pertemuan 3

1. Dari contoh soal dan soal tugas menggambar irisan suatu bidang dengan

   limas,   semua   sumbu     afinitasnya      terletak   di alas,   berakibat   siswa

   berkesimpulan bahwa sumbu afinitas selalu terletak di bawah atau di alas. Hal

   ini perlu contoh menggambar irisan bidang dengan bangun ruang yang sumbu

   afinitasnya tidak terletak di bawah.

2. Konsep titik membagi dua ruas garis perlu diingatkan lagi, sehinggga siswa

   dapat menentukan dengan tepat letak sebuah titik pada sebuah rusuk bangun

   ruang yang diketahui perbandingannya.

3. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-1 dengan tertib.



II. Siklus-2 (Selasa 14 Nopember 2006)

a. Pelaksanaan Tindakan




                                          24
1. Guru menanyakan kepada siswa tentang langkah-langkah menggambar irisan

   bidang dengan bangun ruang, kemudian guru menayangkan contoh soal

   menggambar irisan bidang dengan kubus langkah demi langkah, dengan

   terlebih dahulu siswa diberi tugas untuk mencobanya. Selama siswa mencoba

   menyelesaikan contoh soal tersebut, peneliti dan observer berkeliling kelas

   mengamati apa yang dilakukan siswa.

2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan

   kubus dan irisan bidang dengan limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan

   dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru.

   Selama siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer

   berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa.

3. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

   bertanya tentang materi yang belum dimengerti pada pertemuan, kemudian

   mengakhiri pembelajaran dengan memberi tes akhir siklus-2.



b. Pengamatan

1. Siswa tampak memperhatikan tayangan media yang ditunjukkan guru dan

   mencocokkan dengan pekerjaannya. Beberapa siswa pindah ke tempat duduk

   depan mendekat ke layar.

2. Beberapa siswa sempat tertawa ketika jawaban seorang siswa yang ditunjuk

   guru tidak sama dengan jawaban yang ditayangkan guru.

3. Setelah guru mengakhiri tayangan medianya, beberapa siswa minta

   ditayangkan kembali karena selama tayangan media lupa untuk mencatat.




                                     25
c. Refleksi

1. Siswa tampak senang memperhatikan tayangan yang disampaikan guru.

   Karena asyiknya memperhatikan tayangan media, beberapa siswa lupa

   mencatat, sehingga minta ditayangkan kembali untuk mencatat dan

   mencocokkan pekerjaannya.

2. Ada beberapa langkah menggambar irisan bidang dengan bangun ruang pada

   tayangan media yang tidak sama dengan urutan langkah pada pekerjaan siswa

   tetapi keduanya sama benarnya.

3. Bagi siswa yang daya abstraksi ruang atau dimensi tiganya lemah dapat

   digunakan alat peraga bangun ruang yang terbuat dari karton atau triplek dan

   garis-garis diperagakan dengan kawat.

4. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-2 dengan tertib.



C. Pembahasan

     Berdasarkan temuan data selama pelaksanaan tindakan dapat diambil

pembahasan sebagai berikut:

1. Pada awal pembelajaran, taraf berfikir siswa masih terbatas pada bidang datar

   atau dimensi dua. Hal ini tampak hanya ada dua siswa yang menunjukkan

   posisi antara dua garis yang saling bersilangan ketika menjawab pertanyaan

   guru “Jika diberikan dua buah garis, kemungkinan apa saja posisi antara kedua

   garis itu?”, sedangkan yang lain hanya menjawab posisi antara dua garis

   adalah saling berpotongan dan sejajar. Sehingga untuk menunjukkan posisi

   antara dua garis, guru dapat memperagakan seperti dua siswa tadi atau

   menggunakan dua buah kawat.




                                       26
2. Banyak siswa yang belum faham antara pengertian suatu bidang dengan

   bidang sisi, sehingga ketika guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil

   dari dua buah bidang dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak

   sejajar, kemudian bertanya kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua

   bidang?, apakah kedua bidang saling berpotongan?” tidak ada siswa yang

   menjawab saling berpotongan. Hal ini dapat dijelaskan pada siswa bahwa sisi

   bangun ruang merupakan bagian dari sebuah bidang

3. Persepsi siswa bahwa bidang frontal adalah salah satu sisi bangun ruang, dapat

   dihilangkan dengan cara menunjukkan gambar bangun ruang yang dapat

   diputar dengan beberapa posisi dengan media visual berbasis power point

   dengan menggunakan animasi.

4. Untuk memperjelas perbedaan antara skala dan perbandingan ortogonal yang

   menjadi karancuan beberapa siswa, dapat dismpaikan kepada siswa bahwa

   skala diperlakukan untuk ukuran bidang fontal, sedangkan perbandingan

   ortogonal untuk bidang ortogonal.

5. Pada awalnya siswa sulit menentukan posisi antara garis diperoleh dari

   menghubungkan dua titik dan garis yang diperoleh dari perpanjangan rusuk

   bangun ruang, apakah kedua garis itu saling berpotongan ataukah saling

   bersilangan. Hal ini dapat diperjelas dengan media visual berbasis power point

   dengan menggunakan animasi.

6. Untuk menghindari kesan siswa bahwa sumbu afinitas selalu terletak di bawah

   alau bidang alas, perlu diberikan contoh soal menggambar irisan bidang

   dengan bangun ruang yang sumbu afinitasnya tidak terletak di bawah atau

   dengan cara memutar gambar irisan bidang dengan bangun ruang yang sumbu




                                       27
afinitasnya terletak di bawah diputar dengan media visual berbasis power

point dengan menggunakan animasi.




                                 28
BAB V

                          KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

      Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

Bagaimana penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman konsep

irisan bidang dengan bangun ruang?

1. langkah-langkah pembelajaran materi irisan bidang dengan bangun ruang

    dapat dilakukan sebagai berikut:

        i. Guru menyampaikan materi dasar yang melandasi materi irisan bidang

            dengan bangun ruang, yaitu posisi antara dua garis, posisi antara garis

            dan bidang, posisi antara dua bidang, dan menggambar bangun ruang

        ii. Guru menunjukkan langkah-langkah menggambar irisan bidang

            dengan bangun ruang dengan sketsa gambar.

        iii. Guru menayangkan media visual berbasis power point tentang

            menggambar irisan bidang dengan bangun ruang langkah demi

            langkah.

2. Dari hasil tes akhir, penguasaan siswa terhadap materi irisan bidang dengan

    bangun ruang setelah siklus-2 > 80% dengan rata-rata hasil tes akhir 88,1.

3. Dari hasil angket yang diberikan siswa, 68% siswa mengatakan bahwa

    penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahamannya dalam

    pembelajaran irisan bidang dengan bangun ruang.




                                        29
B. Saran

1. Penggunaan media visual berbasis power point tidak hanya untuk materi

   dimensi tiga, khususnya irisan bidang dengan bangun ruang, tetapi guru dapat

   membuat dan menggunakannya untuk materi yang lain.

2. Bagi siswa yang daya abstraksinya lemah, penggunaan media visual kurang

   dapat membantu siswa, sehingga perlu dibuatkan alat peraga yang dapat

   membantu siswa dalam menangkap konsep yang sedang dipelajari.




                                      30
DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.


Depdikbud. 1996/1997. Media dalam Proses Pembelajaran I. Jakarta,
           Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah.


Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 SMA. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
            Matematika. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
            Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.


.................. 2004. Kurikulum 2004 SMA. Pedoman Khusus Penyusunan
                   Materi Pembelajaran. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan
                   Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.


.................. 2000. Jurnal Gentengkali Volume 3 Nomor 7. Surabaya, Kantor
                    Depdiknas Wilayah Propinsi Jawa Timur.


Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung, Alumni.


Harmini, Sri dkk. 2004. Model bermain Sebagai Upaya Meningkatkan
            Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan dan
            Pengurangan Bilangan Cacah di Kelas III SD Negeri Tlogomas
            Kota Malang. Laporan Penelitian. Malang. Universitas Negeri
            Malang


Nasution, S. 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara.


Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik,
            dan Implementasi. Bandung, Rosdakarya.


Radyastuti, W. dkk. 2000. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Malang,
            Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian
            Penerapan Teknologi.




                                    31
Russeffendi. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
            Kompetensinya dalam Pengajaran matematika. Bandung,
            Tarsito.


Sodikin. 2004. Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Geometri
            di Kelas IV SD. Tesis, PPs Unesa, Surabaya.


Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta, Dirjen
             Dikti, Depdikbud.


Somerset, A. 1997. Strengthening Quality in Indonesia’s junior Secondary
            School on Overvies Issues Initiatives. MOEC, Jakarta.


Sudjana, N. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung, Sinar Baru
            Algensindo.


Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Remaja
            Rosdakarya




                                  32
LAPORAN
     PENELITIAN TINDAKAN KELAS




   PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IRISAN
BIDANG DENGAN BANGUN RUANG PADA SISWA
     KELAS X-5 SMA NEGERI 1 SIDOARJO


                           Oleh :
                   Drs. Dzulkifli Effendy
                      NIP. 131787125


                      Kemitraan antara :
         Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
                           dengan
    Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan




             SMA NEGERI 1 SIDOARJO
   DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
                      Nopember, 2006


                             33
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN


1. Judul Penelitian                  Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan
                                     Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan
                                     Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-5 SMA
                                     Negeri 1 Sidoarjo
2. Identitas Peneliti
  a. Nama Lengkap                    Drs. Dzulkifli Effendy
  b. Jenis Kelamin                   Laki-laki
  c. Pangkat, Golongan, NIP          Pembina, IV/a, 131787125
  d. Asal sekolah                    SMA Negeri 1 Sidoarjo
  e. Alamat Kantor                   Jl. Jenggolo No. 1 Tlp. (031)8946606 Sidoarjo
  f. Alamat Rumah                    Kalanganyar RT IV/RW I/No.2 Sedati Sidoarjo
                                     Tlp. (031)8910749 Sidoarjo
3. Lokasi Penelitian                 SMA Negeri 1 Sidoarjo
4. Sumber Dana                       Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
3. Lama Penelitian                   3 bulan / dari bulan September sampai bulan
                                     Nopember
4. Biaya yang diperlukan             Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)

Mengetahui                                       Malang, 18 Nopember 2006
Kepala Sekolah,                                  Peneliti,


Drs. Ponadi Abdullah, M. Pd.                     Drs. Dzulkifli Effendy
NIP. 131102010                                   NIP. 131787125


                        Mengetahui
                        Ketua Lembaga Penelitian UM,


                        Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd.
                        NIP. 131652225


                                     ABSTRAK




                                          34
Dzulkifli Effendy, 2006. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan
                         Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun
                         Ruang pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1
                         Sidoarjo

Kata kunci: Irisan, Bidang, Bangun Ruang

        Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasakan sulit oleh
banyak siswa. Hal ini dikarenakan objek matematika yang abstrak, sehingga siswa
sulit memahaminya. Dengan demikian pembelajaran matematika perlu diusahakan
sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkongkritkan objek matematika
yang abstrak sehingga muda difahami siswa.
        Dari pengalaman peneliti dalam mengajar selama ini, banyak siswa yang
sulit memahami materi dimensi tiga khususnya irisan suatu bidang dengan bangun
ruang. Untuk itu perlu diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep irisan suatu bidang dengan bangun ruang,
dengan objek penelitian siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo Tahun Pelajaran
2006/2007.
        Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan
tindakan dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama adalah pelaksanaan
pembelajaran materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang dengan media
sketsa gambar, dan siklus kedua pelaksanaan pembelajaran materi irisan suatu
bidang dengan bangun ruang dengan media visual atau media presentasi berbasis
power point.
        Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, pemberian
angket, dan tes kepada objek penelitian. Data yang diperoleh dari observasi dan
angket dianalisis dengan cara analisis kualitatif, sedangkan data yang diperoleh
dari tes dianalisis dengan cara anlisis kuantitatif.
        Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi
irisan suatu bidang dengan bangun ruang > 80% dengan rata-rata hasil tes akhir
88,6 dan 68% siswa mengatakan bahwa penggunaan media visual dapat
meningkatkan pemahamannya dalam pembelajaran irisan bidang dengan bangun
ruang.




                             KATA PENGANTAR




                                      35
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala, karena limpahan rahmat dan hidayahNya semata, semua kegiatan
penelitian, dari perencanaan sampai penulisan laporan dapat kami selesaikan
sesuai waktunya.
       Penelitian yang berjudul ” Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-5
SMA Negeri 1 Sidoarjo” dapat terlaksana berkat dukungan dana dari Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Malang serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ibrahim bafadal, M. Pd. selaku ketua Lembaga Penelitian
   Universitas Negeri Malang
2. Ibu Dra. Umi Dayati, M. Pd. dan Ibu Dra. Harti Kartini, M. Pd. selaku
   pembimbing dan pendamping selama penelitian
3. Bapak Drs. Ponadi Abdullah, M. Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo
4. Ibu Atun, S. Pd. selaku observer selama kegiatan penelitian
       Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan penelitian
ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.




                                                   Sidoarjo, November 2006


                                                           Peneliti




                                 DAFTAR ISI




                                       36
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv

BAB I     PENDAHULUAN
  A.      Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
  B.      Rumusan Masalah ........................................................................... 3
  C.      Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
  D.      Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 4
  E.      Batasan Istilah ................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
  A. Karakteristik Matematika ................................................................ 5
  B. Pembelajaran Matematika ............................................................... 7
  C. Media dan Alat Peraga Pembelajaran ............................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN
  A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 10
  B. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 11
  C. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 11
  D. Sumber Data ................................................................................... 12
  E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 12
  F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 12
  G. Rancangan Penelitian ...................................................................... 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  A. Paparan Data Pra Penelitian ............................................................ 16
  B. Paparan Data Selama Penelitian ...................................................... 17
     1. Siklus-1 ........................................................................................ 17
     2. Siklus-2 ........................................................................................ 25
  C. Pembahasan ..................................................................................... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
  A. Kesimpulan ..................................................................................... 29
  B. Saran ............................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 33




                                          DAFTAR LAMPIRAN




                                                         37
Lampiran-1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

      Lampiran-2: Lembar Pengamatan aktivitas Siswa

      Lampiran-3: Lembar Angket Siswa

      Lampiran-4: Daftar Nilai Tes Siswa

      Lampiran-5: Lembar Soal Tes akhir

      Lampiran-6: Contoh Pekerjaan Siswa




Pendamping 1,                                Peneliti,



                                   38
Dra. Umi Dayati, M. Pd.           Drs. Dzulkifli Effendy
NIP.                              NIP. 131787125


                                  Mengetahui
Pendamping 2,                            Ketua Lembaga Penelitian
UM,




Dra. Harti Kartini, M. Pd.        Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd.
NIP. 130937197                    NIP. 131652225




                             39

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Tugas tap
Tugas tapTugas tap
Tugas tap
 
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematikaLaporan pkp pada mata pelajaran matematika
Laporan pkp pada mata pelajaran matematika
 
ppt matematika kelompok 3 (1).pptx
ppt matematika kelompok 3 (1).pptxppt matematika kelompok 3 (1).pptx
ppt matematika kelompok 3 (1).pptx
 
Modul 2 perspektif
Modul 2 perspektifModul 2 perspektif
Modul 2 perspektif
 
Kasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarnaKasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarna
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
PEMBELAJARAN PKN DI SD MODUL 10.pptx
PEMBELAJARAN PKN DI SD MODUL 10.pptxPEMBELAJARAN PKN DI SD MODUL 10.pptx
PEMBELAJARAN PKN DI SD MODUL 10.pptx
 
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDPeta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netra
 
Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
 
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsdModul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
 
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
RPP tema 3 subtema 1 kelas 5
 
Peta konsep modul 1
Peta konsep modul 1Peta konsep modul 1
Peta konsep modul 1
 
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku[5] rpp sd kelas 1 semester 2   pengalamanku
[5] rpp sd kelas 1 semester 2 pengalamanku
 
lensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekunglensa cembung dan cekung
lensa cembung dan cekung
 

Destacado (6)

contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
RPP MATEMATIKA KELAS 3
RPP MATEMATIKA KELAS 3RPP MATEMATIKA KELAS 3
RPP MATEMATIKA KELAS 3
 
RPP Matematika kls 3 SD Pengukuran
RPP Matematika kls 3 SD PengukuranRPP Matematika kls 3 SD Pengukuran
RPP Matematika kls 3 SD Pengukuran
 
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTSContoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
Contoh Soal UAS Ganjil Bahasa Madura Kelas 7 SMP/MTS
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
 
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuranRPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
 

Similar a Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD

Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
unhystarskelyn
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
FKIP UHO
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
Lauri Bintang
 

Similar a Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD (20)

Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Agissssss
AgissssssAgissssss
Agissssss
 
Latihan ptk anjur, sman4 merlung
Latihan ptk anjur, sman4 merlungLatihan ptk anjur, sman4 merlung
Latihan ptk anjur, sman4 merlung
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
Tugas kti
Tugas ktiTugas kti
Tugas kti
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
Pembelajaran Osborn
Pembelajaran OsbornPembelajaran Osborn
Pembelajaran Osborn
 
PTK
PTKPTK
PTK
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
 
Bab 1, 2, 3
Bab 1, 2, 3Bab 1, 2, 3
Bab 1, 2, 3
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Matematika umumnya didominasi oleh pengenalan rumus- rumus serta konsep-konsep secara verbal, tanpa ada perhatian yang cukup terhadap pemahaman siswa. Disamping itu proses belajar mengajar hampir selalu berlangsung dengan metode “chalk and talk” guru menjadi pusat dari seluruh kegiatan di kelas (Somerset, 1997 dalam Sodikin, 2004:1). Pembelajaran matematika sering diinterpretasikan sebagai aktivitas utama yang dilakukan guru, yaitu guru mengenalkan materi, mungkin mengajukan satu atau dua pertanyaan, dan meminta siswa yang pasif untuk aktif dengan memulai melengkapi latihan dari buku teks, pelajaran diakhiri dengan pengorganisasian yang baik dan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan sekenario yang serupa. Kondisi di atas tampak lebih parah pada pembelajaran geometri. Sebagian siswa tidak mengetahui mengapa dan untuk apa mereka belajar konsep-konsep geometri, karena semua yang dipelajari terasa jauh dari kehidupan mereka sehari- hari. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambar oleh guru di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika, dan hampir tidak pernah mendapat kesempatan untuk memanipulasi objek-objek tersebut. Akibatnya banyak siswa yang berpendapat bahwa konsep-konsep geometri sangat sukar dipelajari (Soedjadi, 1991 dalam Sodikin 2004:2). 1
  • 2. Pada umumnya, sekelompok siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sulit difahami. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Pertama, siswa kurang memiliki pengetahuan prasyarat serta kurang mengetahui manfaat pelajaran matematika yang ia pelajari. Kedua, daya abstraksi siswa kurang dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak. Dalam mengajarkan matematika, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan. Dari pengalaman peneliti dalam memberikan pembelajaran matematika kepada siswa selama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi tiga, khususnya tentang irisan bidang dengan bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupaya membimbing siswa dalam memahami konsep irisan bidang dengan bangun ruang dengan cara menunjukkan sketsa gambar, namun hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu masih banyak siswa yang nilainya kurang dari standar ketuntasan belajar minimal. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa setiap konsep matematika dapat difahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasasarkan intuisi dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek kongkrit. Dengan demikian, dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda-benda 2
  • 3. kongkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika, yang selanjutnya disebut sebagai alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari. Untuk mengatasi masalah di atas, perlu diadakan penelitian tindakan kelas tentang penggunaan media visual atau alat peraga dalam pembelajaran materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang. Dengan serangkaian tindakan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan bagai berikut: Bagaimana penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang irisan bidang dengan bangun ruang dengan menggunakan media visual. 3
  • 4. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. 1. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep irisan bidang dengan bangun ruang dan meningkatkan motivasi belajar. 2. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wahana peningkatan profesionalisme guru yang akan berdampak pada kualitas pendidikan di sekolah 3. Bagi guru lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk menambah wawasan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. 4. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran matematika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan out put sekolah. E. Batasan Istilah Untuk mendapatkan kesamaan arti terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diperlukan pendefinisian istilah sebagai berikut: 1. Yang dimaksud media visual dalam penelitian ini adalah media presentasi berbasis power point hasil Workshop Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Departemen Pendidikan Nasional pada tanggal 6 Agustus 2006 sampai dengan 12 Agustus 2006 di Cisarua Bogor. 4
  • 5. 2. Yang dimaksud irisan bidang dengan bangun ruang dalam penelitian ini adalah materi melukis irisan bidang dengan bangun ruang. 5
  • 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteristik Matematika Menurut Soedjadi (1994:1), meskipun terdapat berbagai pendapat tentang matematika yang tampak berlainan antara satu sama lain, namun tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama, antara lain: (a) memiliki objek kajian abstrak, (b) bertumpu pada kesepakatan, (c) berpola pikir deduktif, (d) memiliki symbol yang kosong dari arti, (e) memperhatikan semesta pembicaraan, (f) konsisten dalam sistemnya. Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar yang berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek- objek lain, misalnya: pola-pola, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini. Pola pikir yang digunakan dalam matematika adalah pola pikir deduktif, bahkan suatu struktur yang lengkap adalah deduktif aksiomatik. Matematika sekolah adalah bagian dari matematika yang dipilih, antara lain dengan pertimbangan atau berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian, pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkongkritkan objek matematika yang abstrak sehingga mudah difahami siswa. Selain itu sajian matematika sekolah tidak harus menggunakan pola pikir deduktif semata, tetapi dapat juga digunakan pola pikir induktif, artinya pembelajarannya dapat menggunakan pendekatan induktif. Ini tidak berarti bahwa 6
  • 7. kemampuan berfikir deduktif dan memahami objek abstrak boleh ditiadakan begitu saja. B. Pembelajaran Matematika Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2002:100). Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Pembelajaran matematika menurut Russeffendi (1993:109) adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dengan memanipulasi simbol-simbol dalam matematika sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu pembelajaran yang bertujuan: (a) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi (b) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba (c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah 7
  • 8. (d) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan C. Media dan Alat Peraga Pembelajaran Karena matematika yang bersifat abstrak, maka sedapat mungkin dalam pembelajarannya dibuat kongkrit., sehingga mudah difahami siswa. Tim action research Matematika Kabupaten Sumenep (dalam Gentengkali, 2000:137) mengatakan bahwa salah satu ahli pendidikan, Bruner, berpendapat: untuk mendapatkan daya tangkap dan daya serap bagi anak berumur 7 sampai dengan 17 tahun yang meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan, masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati dan tangan berfungsi untuk meraba. Selanjutnya Tim action research Matematika Kabupaten Sumenep (dalam Gentengkali, 2000:137) mengatakan bahwa Worker Educational and Techniques ILO (1990) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan mengingat seseorang rata-rata adalah: hanya dengan mendengar 20%, hanya dengan melihat 30%, dengan melihat dan mendengar 50%, dengan melihat, mendengar dan diskusi 70%, dengan melihat, mendengar, diskusi dan menggunakan 90% Untuk itu media atau alat peraga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep dan prinsip matematika yang abstrak akan lebih mudah dimengerti jika disajikan dalam bentuk atau situasi yang kongkrit (melalui dunia nyata) Menurut Nasution (1995:98), pola berfikir abstrak adalah berfikir dengan menggunakan simbol-simbol dan gagasan-gagasan tanpa dikaitkan dengan benda- 8
  • 9. benda fisik. Dalam membawa anak dari pola berfikir kongkrit ke pola berfikir abstrak perlu dibantu oleh alat bantu pembelajaran. Hamalik (1980, 23) menyatakan bahwa media adalah alat, metode dan teknik yang dapat digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Proyek BP3G Jawa Timur (Metodologi Pengajaran 1982/1983) menyatakan bahwa alat peraga adalah media yang dapat membantu guru dalam usahanya menjelaskan suatu pengertian. Media merupakan semua bentuk alat peraga yang dapat digunakan untuk menyampaikan penjelasan atau informasi. Robert M. Gagne dalam bukunya The Condition of Teaching (Depdikbud, 1996/1997:7) menggunakan istilah media pembelajaran untuk menunjukkan berbagai komponen lingkungan belajar yang dapat merangsang siswa sehingga terjadi proses belajar. Termasuk dalam pengertian ini guru, objek, berbagai macam alat mulai dari buku sampai televisi. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah suatu alat yang diperagakan, baik berupa alat atau benda sesungguhnya maupun berupa benda tiruannya guna memberikan gambaran yang lebih jelas kepada anak didik tentang sesuatu yang dipelajarinya. Media pembelajaran dapat berwujud perangkat keras maupun perangkat lunak. 9
  • 10. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena penelitian ini sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif (Sudjana, 2004:197), yaitu: (a) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, (b) bersifat deskriptif analitik, (c) tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, (d) bersifat induktif, (e) mengutamakan makna. Selanjutnya Sudjana (2004:200) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa menggunakan enumerasi dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu dan situasi tertentu. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2005:12) yang mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan 10
  • 11. praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut. B. Kehadiran Peneliti Karena pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Menurut Moleong (dalam Sri Harmini, 2004:22), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsir data dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru, disamping berperan sebagai pengumpul dan penganalisis data di lapangan, peneliti juga berperan secara langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penilaian. Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh seorang guru teman sejawat sebagai observer. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi penelitian di sekolah ini dikarenakan peneliti sebagai guru di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu bulan September, Oktober dan Nopember 2006. 11
  • 12. D. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 34 orang siswa. Alasan pemilihan kelas ini dikarenakan peneliti sebagai guru di kelas tersebut dan observer sebagai wali kelasnya. E. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes kepada sumber data, melakukan observasi dan mencatat kejadian-kejadian di lapangan, dan memberikan angket kepada sumber data. F. Teknik Analisis Data Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes, sedangkan analisis kualitatif digunakan terhadap data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa atau hal-hal lain yang tampak selama berlangsungnya penelitian. G. Rancangan Penelitian Berdasarkan analisis terhadap masalah yang dijumpai, maka pemecahan permasalahan akan diselesaikan dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan, yaitu siklus-1 dan siklus-2. Masing-masing siklus meliputi kegiatan penyusunan perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006:16) 12
  • 13. Siklus I 1.Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Kajian kurikulum, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan b. Pembuatan media gambar pada kertas yang berupa gambar-gambar irisan bidang dengan bangun ruang c. Penyusunan instrumen penelitian d. Penyusunan alat evaluasi 2.Pelaksanaan, yang meliputi kegiatan: a. Memberikan tes awal kepada siswa b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi irisan bidang dengan bangun ruang dengan menggunakan media gambar sebanyak tiga kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran c. Memberikan tes akhir siklus-1 kepada siswa 3.Pengamatan, yang meliputi kegiatan: a. Mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran b. Mencatat kejadian-kejadian yang tampak pada siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran c. Mengumpulkan data hasil pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran 4.Refleksi, yang meliputi kegiatan: a. Menganalisis data hasil pelaksanaan tindakan 13
  • 14. b. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I c. Merencanakan tindakan pada siklus II Siklus II 1. Perencanaan, yang meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari satu pertemuan b. Pembuatan media pembelajaran berbentuk media presentasi program power point tentang irisan bidang dengan bangun ruang c. Penyusunan instrumen penelitian d. Penyusunan alat evaluasi 2. Pelaksanaan, yang meliputi kegiatan: a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran materi irisan bidang dengan bangun ruang dengan menggunakan media visual sebanyak satu kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran b. Memberikan tes akhir siklus-2 kepada siswa 3. Pengamatan, yang meliputi kegiatan: a. Mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran b. Mencatat kejadian-kejadian yang tampak pada siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran c. Mengumpulkan data hasil pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran 14
  • 15. d. Mengumpulkan data angket tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan media visual dalam kegiatan pembelajaran materi irisan bidang dengan bangun ruang 4. Refleksi, yang meliputi kegiatan: a. Menganalisis data hasil pelaksanaan tindakan b. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus II 15
  • 16. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan tentang paparan data dan temuan yang diperoleh selama penelitian dan pembahasannya, mulai dari kegiatan pra tindakan sampai pemberian tindakan selesai. A. Paparan Data Pra Tindakan Kegiatan awal penelitian ini dimulai dengan pertemuan peneliti dengan kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo sepulang dari mengikuti workshop “Pengembangan Kemampuan Profesional Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas” di Malang, yang diselenggarakan oleh Lembaga penelitian Universitas Negeri Malang pada hari Sabtu 23 September 2006. Peneliti menyampaikan hasil workshop yaitu penyusunan proposal penelitian tindakan kelas, dan kelanjutannya akan dilakukan penelitian tindakan kelas di SMA Negeri 1 Sidoarjo dalam kurun waktu tiga bulan, yaitu September sampai dengan Nopember 2006. Selanjutnya peneliti menemui seorang teman sejawat yang mengajar mata pelajaran matematika di SMA negeri 1 Sidoarjo pada hari Selasa 26 September 2006 untuk menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, yaitu mohon bantuannya sebagai observer pada penelitian tindakan kelas tentang penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo, yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tiga bulan, yaitu September sampai dengan Nopember 2006. 16
  • 17. B. Paparan Data Selama Tindakan I. Siklus-1 a. Persiapan Tindakan Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti menemui seorang teman observer untuk mendiskusikan tentang instrumen pedoman pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tugas-tugas yang akan dilakukan observer selama penelitian. b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1 (Sabtu 7 Oktober 2006) 1. Sebagai awal pembelajarn, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menekankan kepada siswa pentingnya materi yang akan dipelajari sebagai dasar untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. 2. Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi bangun ruang yang telah dipelajari di SMP, yaitu tentang luas permukaan dan volum bangun ruang. Untuk materi bangun ruang yang dipelajari di SMA meliputi menggambar irisan bidang dengan bangun ruang. 3. Guru membahas materi tentang posisi antara dua garis, posisi antara garis dan bidang, dan posisi antara dua bidang, dengan terlebih dahulu menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dengan teman sebangkunya: i. Jika diberikan dua buah garis, kemungkinan apa saja posisi antara kedua garis itu? 17
  • 18. ii. Jika diberikan sebuah garis dan sebuah bidang, kemungkinan apa saja posisi antara garis dan bidang itu? iii. Jika diberikan dua buah bidang, kemungkinan apa saja posisi antara kedua bidang itu? 4. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal tentang posisi antara dua garis, posisi antara garis dan bidang, dan posisi antara dua bidang. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan soal-soal tugas, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 5. Guru melanjutkan membahas materi tentang menggambar bangun ruang yang berupa kubus dan limas dengan terlebih dahulu menyebutkan pengertian- pengertian bidang frontal, bidang ortogonal, perbandingan ortogonal, dan sudut surut. 6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar bangun ruang yang berupa kubus dan limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 7. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merangkum apa yang telah dipelajari, kemudian mengakhiri pembelajaran dengan memberi tugas untuk diselesaikan di rumah. 18
  • 19. Pertemuan 2 (Selasa 7 Nopember 2006) 1. Guru menanyakan kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas di rumah, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru membahas materi tentang irisan antara dua bidang, dengan terlebih dahulu mengingatkan siswa tentang materi posisi antara dua bidang. Dengan menggunakan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang, guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa: i. Bagaimana posisi antara dua bidang ini? ii. Bagaimana posisi antara dua bidang sehingga dua bidang itu saling beririsan? 3. Guru menunjukkan gambar sebuah kubus kepada siswa kemudian menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang posisi antara sisi- sisi kubus, posisi antara bidang diagonal dan sisi-sisi kubus, dan posisi antara dua bidang diagonal, serta menyebutkan irisannya. 4. Guru melanjutkan membahas materi tentang menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang, dengan terlebih dahulu menyampaikan aksioma ”Melalui tiga buah titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang”. Dari aksioma itu guru menyebutkan syarat sebuah bidang dapat digambar, yaitu: i. Ada tiga titik yang tidak segaris ii. Ada sebuah garis dan sebuah titik yang terletak di luar garis itu iii. Ada sebuah garis yang saling berpotongan iv. Ada sebuah garis yang saling sejajar 5. Guru memberikan contoh menggambar irisan bidang dengan limas dan menyebutkan langkah-langkahnya dengan sketsa gambar. 19
  • 20. 6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 7. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merangkum apa yang telah dipelajari pada pertemuan , kemudian mengakhiri pembelajaran dengan memberi tugas untuk diselesaikan di rumah Pertemuan 3 (Rabu 8 Nopember 2006) 1. Guru menanyakan kesulitan siswa dalam menyelesaikan tugas di rumah, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini. 2. Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang langkah-langkah menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, kemudian memberikan contoh soal menggambar irisan bidang dengan kubus, dengan terlebih dahulu siswa diberi tugas untuk mencobanya. Selama siswa mencoba menyelesaikan contoh soal tersebut, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 3. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan kubus. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 20
  • 21. 4. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti pada pertemuan, kemudian mengakhiri pembelajaran dengan memberi tes akhir siklus-1. c. Pengamatan Pertemuan 1 1. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan ”Jika diberikan dua buah garis, kemungkinan apa saja posisi kedua garis tersebut?”. Hampir semua siswa menjawab kedua garis saling berpotongan atau sejajar. Tidak ada siswa yang menjawab kedua garis saling bersilangan. 2. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan ”Jika diberikan sebuah garis dan sebuah bidang, kemungkinan apa saja posisi antara garis dan bidang itu?”. Hampir semua siswa menjawab garis menusuk bidang atau garis menempel bidang. Tidak ada siswa yang menjawab garis sejajar bidang. 3. Pada waktu guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak sejajar, kemudian menanyakan kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua bidang?, apakah kedua bidang saling berpotongan?”, semua siswa menjawab tidak berpotongan. 4. Pada waktu menggambar bangun ruang, beberapa siswa kurang memahami perbedaan antara skala dan perbandingan ortogonal. 5. Pada waktu menggambar bangun ruang, banyak siswa yang mengalami kesulitan pada waktu menggambar kubus yang bidang frontalnya adalah bidang diagonal. 21
  • 22. Pertemuan 2 1. Tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitan pekerjaan rumah. 2. Pada waktu guru menyampaikan pertanyaan aksioma ”Melalui tiga buah titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang”, semua siswa beranggapan bahwa bidang yang dimaksud adalah segitiga. 3. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, masih ada beberapa siswa yang kurang bisa melihat gambar antara dua garis yang saling berpotongan dan dua garis yang saling bersilangan. 4. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, siswa agak kesulitan jika titik-titik yang dilalui bidang tidak ada dua titik yang terletak pada satu sisi bangun ruang tersebut. Pertemuan 3 1. Tidak ada siswa yang bertanya tentang kesulitan pekerjaan rumah. 2. Pada waktu menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, banyak siswa yang beranggapan bahwa sumbu afinitas selalu terletak di atas, sehingga siswa kesulitan jika mendapat tugas menggambar irisan bidang dengan bangun ruang yang posisi sumbu afinitasnya terletak di atas. 3. Masih ada beberapa siswa yang kurang tepat meletakkan posisi titik yang dilalui bidang yang terletak pada rusuk bangun ruang yang diketahui perbandingan pembagian rusuknya. Salah meletakkan titik yang dilalui bidang, akan salah juga irisannya. 4. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-1 dengan tertib. 22
  • 23. d. Refleksi 1. Pada waktu membahas posisi antara dua garis, semua siswa berfikirnya masih pada bidang datar, sehingga tidak terfikirkan posisi antara dua garis yang saling bersilangan. Ada dua siswa sebangku yang menjawab dua garis saling bersilangan, tetapi mereka menjawabnya dengan memperagakan dua garis yang bersilangan dengan dua buah pensil yang bersilangan. Begitu juga pada waktu membahas posisi antara garis dan bidang, tidak ada siswa yang menjawab garis sejajar bidang. 2. Banyak siswa yang tidak dapat membedakan antara bidang dan sisi bangun ruang. Hal ini tampak tidak adanya siswa yang menjawab saling berpotongan ketika guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak sejajar, seraya bertanya kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua bidang?, apakah kedua bidang saling berpotongan?” 3. Beberapa siswa menyamakan perbandingan ortogonal dengan skala, hal ini karena keduanya merupakan bentuk perbandingan. 4. Banyak siswa yang beranggapan bahwa bidang frontal selalu merupakan salah satu dari sisi bangun ruang, sehingga mereka kesulitan menggambar bangun ruang yang bidang frontalnya bukan sisi bangun ruang itu. Pertemuan 2 1. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, hampir 23
  • 24. semua siswa tidak pernah menyampaikan kesulitannya. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan rumah sudah mereka selesaikan bersama-sama sepulang sekolah, mereka belajar kepada temannya yang sudah selesai mengerjakan. 2. Pengertian siswa tentang aksioma ”Melalui tiga buah titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang” sebatas pada bidang sisi segitiga, sehingga perlu ditekankan lagi pengertian bidang. 3. Daya abstraksi ruang (dimensi tiga) siswa masih kurang, sehingga siswa kurang bisa melihat gambar antara dua garis yang saling berpotongan dan dua garis yang saling bersilangan. Hal ini perlu media yang memperjelas antara dua garis yang saling berpotongan dan dua garis yang saling bersilangan. Pertemuan 3 1. Dari contoh soal dan soal tugas menggambar irisan suatu bidang dengan limas, semua sumbu afinitasnya terletak di alas, berakibat siswa berkesimpulan bahwa sumbu afinitas selalu terletak di bawah atau di alas. Hal ini perlu contoh menggambar irisan bidang dengan bangun ruang yang sumbu afinitasnya tidak terletak di bawah. 2. Konsep titik membagi dua ruas garis perlu diingatkan lagi, sehinggga siswa dapat menentukan dengan tepat letak sebuah titik pada sebuah rusuk bangun ruang yang diketahui perbandingannya. 3. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-1 dengan tertib. II. Siklus-2 (Selasa 14 Nopember 2006) a. Pelaksanaan Tindakan 24
  • 25. 1. Guru menanyakan kepada siswa tentang langkah-langkah menggambar irisan bidang dengan bangun ruang, kemudian guru menayangkan contoh soal menggambar irisan bidang dengan kubus langkah demi langkah, dengan terlebih dahulu siswa diberi tugas untuk mencobanya. Selama siswa mencoba menyelesaikan contoh soal tersebut, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 2. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggambar irisan bidang dengan kubus dan irisan bidang dengan limas. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dapat mendiskusikan dengan teman sebangkunya atau bertanya kepada guru. Selama siswa menyelesaikan tugas menggambar, peneliti dan observer berkeliling kelas mengamati apa yang dilakukan siswa. 3. Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti pada pertemuan, kemudian mengakhiri pembelajaran dengan memberi tes akhir siklus-2. b. Pengamatan 1. Siswa tampak memperhatikan tayangan media yang ditunjukkan guru dan mencocokkan dengan pekerjaannya. Beberapa siswa pindah ke tempat duduk depan mendekat ke layar. 2. Beberapa siswa sempat tertawa ketika jawaban seorang siswa yang ditunjuk guru tidak sama dengan jawaban yang ditayangkan guru. 3. Setelah guru mengakhiri tayangan medianya, beberapa siswa minta ditayangkan kembali karena selama tayangan media lupa untuk mencatat. 25
  • 26. c. Refleksi 1. Siswa tampak senang memperhatikan tayangan yang disampaikan guru. Karena asyiknya memperhatikan tayangan media, beberapa siswa lupa mencatat, sehingga minta ditayangkan kembali untuk mencatat dan mencocokkan pekerjaannya. 2. Ada beberapa langkah menggambar irisan bidang dengan bangun ruang pada tayangan media yang tidak sama dengan urutan langkah pada pekerjaan siswa tetapi keduanya sama benarnya. 3. Bagi siswa yang daya abstraksi ruang atau dimensi tiganya lemah dapat digunakan alat peraga bangun ruang yang terbuat dari karton atau triplek dan garis-garis diperagakan dengan kawat. 4. Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus-2 dengan tertib. C. Pembahasan Berdasarkan temuan data selama pelaksanaan tindakan dapat diambil pembahasan sebagai berikut: 1. Pada awal pembelajaran, taraf berfikir siswa masih terbatas pada bidang datar atau dimensi dua. Hal ini tampak hanya ada dua siswa yang menunjukkan posisi antara dua garis yang saling bersilangan ketika menjawab pertanyaan guru “Jika diberikan dua buah garis, kemungkinan apa saja posisi antara kedua garis itu?”, sedangkan yang lain hanya menjawab posisi antara dua garis adalah saling berpotongan dan sejajar. Sehingga untuk menunjukkan posisi antara dua garis, guru dapat memperagakan seperti dua siswa tadi atau menggunakan dua buah kawat. 26
  • 27. 2. Banyak siswa yang belum faham antara pengertian suatu bidang dengan bidang sisi, sehingga ketika guru menunjukkan dua buah buku sebagai wakil dari dua buah bidang dengan posisi kedua buku saling berjauhan dan tidak sejajar, kemudian bertanya kepada siswa ”Bagaimana posisi antara kedua bidang?, apakah kedua bidang saling berpotongan?” tidak ada siswa yang menjawab saling berpotongan. Hal ini dapat dijelaskan pada siswa bahwa sisi bangun ruang merupakan bagian dari sebuah bidang 3. Persepsi siswa bahwa bidang frontal adalah salah satu sisi bangun ruang, dapat dihilangkan dengan cara menunjukkan gambar bangun ruang yang dapat diputar dengan beberapa posisi dengan media visual berbasis power point dengan menggunakan animasi. 4. Untuk memperjelas perbedaan antara skala dan perbandingan ortogonal yang menjadi karancuan beberapa siswa, dapat dismpaikan kepada siswa bahwa skala diperlakukan untuk ukuran bidang fontal, sedangkan perbandingan ortogonal untuk bidang ortogonal. 5. Pada awalnya siswa sulit menentukan posisi antara garis diperoleh dari menghubungkan dua titik dan garis yang diperoleh dari perpanjangan rusuk bangun ruang, apakah kedua garis itu saling berpotongan ataukah saling bersilangan. Hal ini dapat diperjelas dengan media visual berbasis power point dengan menggunakan animasi. 6. Untuk menghindari kesan siswa bahwa sumbu afinitas selalu terletak di bawah alau bidang alas, perlu diberikan contoh soal menggambar irisan bidang dengan bangun ruang yang sumbu afinitasnya tidak terletak di bawah atau dengan cara memutar gambar irisan bidang dengan bangun ruang yang sumbu 27
  • 28. afinitasnya terletak di bawah diputar dengan media visual berbasis power point dengan menggunakan animasi. 28
  • 29. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bagaimana penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman konsep irisan bidang dengan bangun ruang? 1. langkah-langkah pembelajaran materi irisan bidang dengan bangun ruang dapat dilakukan sebagai berikut: i. Guru menyampaikan materi dasar yang melandasi materi irisan bidang dengan bangun ruang, yaitu posisi antara dua garis, posisi antara garis dan bidang, posisi antara dua bidang, dan menggambar bangun ruang ii. Guru menunjukkan langkah-langkah menggambar irisan bidang dengan bangun ruang dengan sketsa gambar. iii. Guru menayangkan media visual berbasis power point tentang menggambar irisan bidang dengan bangun ruang langkah demi langkah. 2. Dari hasil tes akhir, penguasaan siswa terhadap materi irisan bidang dengan bangun ruang setelah siklus-2 > 80% dengan rata-rata hasil tes akhir 88,1. 3. Dari hasil angket yang diberikan siswa, 68% siswa mengatakan bahwa penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahamannya dalam pembelajaran irisan bidang dengan bangun ruang. 29
  • 30. B. Saran 1. Penggunaan media visual berbasis power point tidak hanya untuk materi dimensi tiga, khususnya irisan bidang dengan bangun ruang, tetapi guru dapat membuat dan menggunakannya untuk materi yang lain. 2. Bagi siswa yang daya abstraksinya lemah, penggunaan media visual kurang dapat membantu siswa, sehingga perlu dibuatkan alat peraga yang dapat membantu siswa dalam menangkap konsep yang sedang dipelajari. 30
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara. Depdikbud. 1996/1997. Media dalam Proses Pembelajaran I. Jakarta, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah. Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 SMA. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. .................. 2004. Kurikulum 2004 SMA. Pedoman Khusus Penyusunan Materi Pembelajaran. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. .................. 2000. Jurnal Gentengkali Volume 3 Nomor 7. Surabaya, Kantor Depdiknas Wilayah Propinsi Jawa Timur. Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung, Alumni. Harmini, Sri dkk. 2004. Model bermain Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah di Kelas III SD Negeri Tlogomas Kota Malang. Laporan Penelitian. Malang. Universitas Negeri Malang Nasution, S. 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung, Rosdakarya. Radyastuti, W. dkk. 2000. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Malang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi. 31
  • 32. Russeffendi. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran matematika. Bandung, Tarsito. Sodikin. 2004. Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Geometri di Kelas IV SD. Tesis, PPs Unesa, Surabaya. Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta, Dirjen Dikti, Depdikbud. Somerset, A. 1997. Strengthening Quality in Indonesia’s junior Secondary School on Overvies Issues Initiatives. MOEC, Jakarta. Sudjana, N. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung, Sinar Baru Algensindo. Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Remaja Rosdakarya 32
  • 33. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IRISAN BIDANG DENGAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 SIDOARJO Oleh : Drs. Dzulkifli Effendy NIP. 131787125 Kemitraan antara : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan SMA NEGERI 1 SIDOARJO DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO Nopember, 2006 33
  • 34. LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN 1. Judul Penelitian Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo 2. Identitas Peneliti a. Nama Lengkap Drs. Dzulkifli Effendy b. Jenis Kelamin Laki-laki c. Pangkat, Golongan, NIP Pembina, IV/a, 131787125 d. Asal sekolah SMA Negeri 1 Sidoarjo e. Alamat Kantor Jl. Jenggolo No. 1 Tlp. (031)8946606 Sidoarjo f. Alamat Rumah Kalanganyar RT IV/RW I/No.2 Sedati Sidoarjo Tlp. (031)8910749 Sidoarjo 3. Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Sidoarjo 4. Sumber Dana Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang 3. Lama Penelitian 3 bulan / dari bulan September sampai bulan Nopember 4. Biaya yang diperlukan Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) Mengetahui Malang, 18 Nopember 2006 Kepala Sekolah, Peneliti, Drs. Ponadi Abdullah, M. Pd. Drs. Dzulkifli Effendy NIP. 131102010 NIP. 131787125 Mengetahui Ketua Lembaga Penelitian UM, Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd. NIP. 131652225 ABSTRAK 34
  • 35. Dzulkifli Effendy, 2006. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo Kata kunci: Irisan, Bidang, Bangun Ruang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasakan sulit oleh banyak siswa. Hal ini dikarenakan objek matematika yang abstrak, sehingga siswa sulit memahaminya. Dengan demikian pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkongkritkan objek matematika yang abstrak sehingga muda difahami siswa. Dari pengalaman peneliti dalam mengajar selama ini, banyak siswa yang sulit memahami materi dimensi tiga khususnya irisan suatu bidang dengan bangun ruang. Untuk itu perlu diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep irisan suatu bidang dengan bangun ruang, dengan objek penelitian siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006/2007. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama adalah pelaksanaan pembelajaran materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang dengan media sketsa gambar, dan siklus kedua pelaksanaan pembelajaran materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang dengan media visual atau media presentasi berbasis power point. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, pemberian angket, dan tes kepada objek penelitian. Data yang diperoleh dari observasi dan angket dianalisis dengan cara analisis kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dari tes dianalisis dengan cara anlisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi irisan suatu bidang dengan bangun ruang > 80% dengan rata-rata hasil tes akhir 88,6 dan 68% siswa mengatakan bahwa penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahamannya dalam pembelajaran irisan bidang dengan bangun ruang. KATA PENGANTAR 35
  • 36. Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena limpahan rahmat dan hidayahNya semata, semua kegiatan penelitian, dari perencanaan sampai penulisan laporan dapat kami selesaikan sesuai waktunya. Penelitian yang berjudul ” Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Irisan Bidang dengan Bangun Ruang pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Sidoarjo” dapat terlaksana berkat dukungan dana dari Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Ibrahim bafadal, M. Pd. selaku ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang 2. Ibu Dra. Umi Dayati, M. Pd. dan Ibu Dra. Harti Kartini, M. Pd. selaku pembimbing dan pendamping selama penelitian 3. Bapak Drs. Ponadi Abdullah, M. Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Sidoarjo 4. Ibu Atun, S. Pd. selaku observer selama kegiatan penelitian Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan penelitian ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat. Sidoarjo, November 2006 Peneliti DAFTAR ISI 36
  • 37. ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3 D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 4 E. Batasan Istilah ................................................................................. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteristik Matematika ................................................................ 5 B. Pembelajaran Matematika ............................................................... 7 C. Media dan Alat Peraga Pembelajaran ............................................. 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 10 B. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 11 C. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 11 D. Sumber Data ................................................................................... 12 E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 12 F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 12 G. Rancangan Penelitian ...................................................................... 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Pra Penelitian ............................................................ 16 B. Paparan Data Selama Penelitian ...................................................... 17 1. Siklus-1 ........................................................................................ 17 2. Siklus-2 ........................................................................................ 25 C. Pembahasan ..................................................................................... 26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 29 B. Saran ............................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 33 DAFTAR LAMPIRAN 37
  • 38. Lampiran-1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran-2: Lembar Pengamatan aktivitas Siswa Lampiran-3: Lembar Angket Siswa Lampiran-4: Daftar Nilai Tes Siswa Lampiran-5: Lembar Soal Tes akhir Lampiran-6: Contoh Pekerjaan Siswa Pendamping 1, Peneliti, 38
  • 39. Dra. Umi Dayati, M. Pd. Drs. Dzulkifli Effendy NIP. NIP. 131787125 Mengetahui Pendamping 2, Ketua Lembaga Penelitian UM, Dra. Harti Kartini, M. Pd. Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd. NIP. 130937197 NIP. 131652225 39