SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 31
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Sejak dahulu tanah sangat berkaitan erat hubungannya dengan masyarakat 
khususnya di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan bagian dari 
kehidupan manusia yang mendasar. Dalam berbagai aspek kehidupan manusia selalu 
membutuhkan tanah sebagai tempat atau ruang untuk melaksanakan berbagai 
aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. 
Dewasa ini, kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia terus berkembang 
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah usaha, dan meningkatnya 
kebutuhan lain atas tanah maka tanah semakin dibutuhkan manusia. Padahal 
persediaan tanah semakin hari semakin terbatas sehinnga berpengaruh pada masalah 
pertanahan. Sebab semakin padat penduduk semakin pula meningkatnya harga tanah. 
Hal tersebut mengakibatkan hak atas tanah sangat penting dalam kehidupan 
masyarakat. 
Demikian pula tanah berpotensi timbulnya konflik atau sengketa yang rawan 
serta memiliki potensi krisis sosial didalam masyarakat. Tanah dalam kehidupan 
masyarakat dewasa ini menimbulkan masalah–masalah yang sampai sekarang belum 
dapat memuaskan untuk semua pihak. Konflik sosial antar bebagai pihak sering 
terjadi, terutama antara masyarakat dengan pemerintah dalam hubungan dengan 
rencana penggunaan tanah untuk pembangunan. juga sering terjadi antara masyarakat 
dengan swasta dan anggota masyarakat dengan anggota masyarakat masyarakat 
lainnya. Sering kita mendengar adanya banyak sengketa perdata dimedia massa atau 
media lainya tentang sengketa kepemilikan tanah berupa sertifikat tanah berlawanan 
surat tanda kepemilikan lainya (contohnya girik) atau seperti sertifikat ganda dan 
banyak masalah lainya yang berhubungan dengan status kepemilikan.
Hal ini menuntut pemilik tanah dan badan hukum untuk memperoleh 
kepastian hukum dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah tersebut maka 
pemerintah mengeluarkan Undang-undang Pokok Agraria no.5 Tahun 1960. Begitu 
pentingnya tanah bagi kelangsungan hidup masyarakat maka dibutuhkan sejumlah 
perangkat hukum tertulis yang lengkap dan jelas,yang dilakukan dengan konsisten 
dan sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-ketentuan dan untuk dilakukan 
terselengaranya pendaftaran tanah. 
Semua ini bertujuan untuk menghindari terjadinya persengketaan baik 
menyangkut kepemilikan maupun perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh 
pemiliknya. Pendaftaran yang dimaksud untuk memenuhi Asas publisitief dan asaz 
sepesilitief menurut peraturan pemerintah nomor 10 Tahun 1961, sebagaimana telah 
diubah dengan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997. 
Maka untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak milik maka melalui 
pendaftaran tanah yang dilakukan masyarakat atau badan hukum di Kantor 
Pertanahan, pemilik tanah atau pemegang hak milik atas tanah dapat memperoleh 
tanda bukti berupa sertifikat tanah yang beralaku sebagai alat pembuktian yang kuat 
atau dengan kata lain pemilik tanah mempunyai alat bukti kuat dan jelas akan dijamin 
kepastian hukumnya. Jaminan kepastian hukum ini tercantum dalam ketentuan pasal 
19 ayat (1) Undang-undang pokok Agraria. 
Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian yang dilakukan oleh 
pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi 
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar 
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian setifikat 
sebagai tanda bukti atas haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak 
tertentu yang membebaninnya. 
Perolehan tanah pada dasarnya merupakan hasil dari suatu proses peralihan 
hak sebagaimana sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUPA yang menjadi landasan 
hukum tanah di Indonesia. 
2
Di Indonesia perolehan hak atas tanah terjadi disebabkan oleh dua hal, yaitu 
beralih dan dialihkan. “Beralih” berarti suatu peralihan hak yang disebabkan 
seseorang telah meningal dunia mak denga sendirinya hak itu beralih ke orang yang 
berhak untuk mewarisi. Sedangkan “dialihkan” berarti suatu peralihan yang dengan 
sengaja dilakukan agar hak tersebut lepas dari pemegang atau pemilik sebelumya dan 
menjadi hak orang lain. 
Peralihan hak tersebut terjadi karena dua hal yang berkaitan dengan hukum 
yaitu peristiwa hukum dan perbuatan hukum. Kedua cara perlihan itu harus tunduk 
pada ketentuan hukum yang berkaitan. Selanjutnya perolehan hak tersebut dapat 
didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat untuk mendapatkan sertifikat melalui 
proses tertentu. Dengan demikian, hak atas tanah tersebut secara sah ada pihak yang 
memperoleh hak tersebut sekaligus dapat dipertahankan. 
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka adapun judul makalah ini 
3 
adalah Pendaftaran Tanah 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang 
akan dibahas dalam makalah ini adalah 
1. Apa pengertian dari Pendaftaran Tanah? 
2. Apakah dasar hokum pendaftaran tanah? 
3. Apa tujuan pendaftaran Tanah? 
4. Apa Obyek pendaftaran Tanah? 
5. Bagaimanakah asas-asas pendaftaran tanah? 
6. Bagaimanakah system pendaftaran tanah? 
7. Bagaimana kegiatan dan pelaksanaan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali? 
8. Apakah peranan kepala desa dan PPAT dalam pendaftaran tanah?
4 
1.3 Tujuan penulisan 
Dari rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penulisan dalam makalah 
ini adalah 
1. memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan terutama masyarakat 
yang belum mengetahui tentang prosedur pendaftaran tanah dan perolehan 
hak milik atas tanah, 
2. Untuk mengetahui efektifitas pendaftaran tanah dan perolehan hak milik atas 
tanah, 
3. Melengkapi tugas hokum agraria 
1.4 metode penulisan 
Untuk memperoleh data yang relevan, maka kami menggunakan metode 
kepustakaan yaitu : membaca dan mempelajari buku, literatur yang berhubungan 
dengan penyusunan makalah ini. Serta membaca sumber-sumber di internet yang 
berkaitan tugas akhir ini.
5 
BAB II 
PEMBAHASAN MASALAH 
1. Pengertian Pendaftaran Tanah 
Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan, yang diilakukan oleh 
Negara atau Pemerintah secara terus dan teratur, berupa pengumpulan data yang ada 
diwilayah-wilayah tertentu, pengumpulan data tertentu, mengenai tanah-tanah 
tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpangan dan 
penyajian bagi kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian 
hukum di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan 
pemeliharaannya. 
Didalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok 
Agraria(UUPA), pengertian pendafataran tanah diatur dalam pasal 19 ayat (2) yaitu 
rangkaian kegiatan yang meliputi : 
a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah. 
b. Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan tersebut. 
c. Pembuktian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagian 
pembuktian yang kuat. 
Kegiatan pendaftaran tanah berupa pengukuran, pemetaan dan pembukuan 
tanah akan menghasilkan pula peta-peta pendaftaran tanah dan surat-surat ukur yang 
berisi keterangan tentang tata letak, luas dan batas-batas tanah yang bersangkutan. 
Sedangkan pendaftaran tanah berupa pendaftaran atas tanah dan peralihan hak 
akan diperoleh keterangan mengeai status dari tanah yang didaftarkan serta beban-beban 
apa yang ada diatasnya. 
Pengertian pendaftaran Tanah menurut pasal 1 peraturan pemerintah Nomor 
24 Tahun 1997 adalah : 
“Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh 
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambung dan teratur, meliputi 
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik
dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan 
satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi 
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun 
serta hak-hak tertentu yang membebaninya”. 
Kata suatu rangkaian kegiatan menunjuk pada berbagai kegiatan dalm proses 
terselengranya pendafteran tanah yang berkaitan antara satu dengan yang yang lain 
yang berujung pada tersedianya data. 
Kata terus menerus menunjuk pada pelaksanaan kegitan, yang tidak akan ada 
akhirnya. Maksutnya data yang sudah terkumpul harus dipelihara agar disesuaikan 
dengan perubahan - perubahan yang terjadi di kemudian hari. 
Sedang kata teratur dimaksut menunjuk pada semua kegiatan harus 
6 
berdasarkan atau berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang sesuai. 
Pendaftaran Tanah merupakan suatu hal yang harus dilakukan berkaitan 
dengan jual beli tanah dan bangunan. Ketentuan ini juga berlaku peristiwa dan 
perbuatan hukum lainya yang berakibat terjadinya peralihan hak atas tanah dan 
banguna kepada pihak lain. Contohya waris,hibah, tukar – menukar dan hibah wasiat. 
Pendaftaran tanah yang dimaksut untuk memenuhi asas publiatif da asas 
speliatif yang tentu diklaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, mutakhir dan 
terbuka. 
2. Dasar Hukum pendaftaran tanah 
a. UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA 
Dalam UU ini, pendaftaran tanah diatur dalam pasal 19, pasal ini menyatakan 
bahwa untuk menjamin kepastian hokum, oleh pemerintah diadakan pendaftaran 
tanah diseluruh wilayah RI menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan 
peraturan pemerintah. 
b. Selanjutnya, dalam pasal 23 UUPA 
di tentukan hak milik, demikian juga setiap peralihan, hapusnya dan 
pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan yang
dimaksud dalam pasal 19 UUPA pendaftaran tersebut merupakan alat pembuktian 
yang kuat menegenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan 
hak tersebut. Pada pasal 32 juga mengatur pendaftaran hak guna usaha, dan pasal 38 
UUPA juga mengatur pendaftaran hak guna bangunan. 
7 
c. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 
Peraturan ini merupakan peraturan pelaksana dari pasal 19 UUPA tentang 
endaftaran tanah dan sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 10 tahun 1961. 
Dalam PP No. 24 tahun 1997 diatur hal-hal sebagai berikut : 
a) Asas dan tujuan pendaftaran tanah 
b) Penyelenggara dan pelaksana pendaftaran tanah 
c) Obyek pendaftaran tanah 
d) Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah 
e) Pelaksana pendaftaran tanah untuk pertama kali 
f) Pengumpulan dan pengolahan data fisik 
g) Pembuktian hak dan pembukuannya 
h) Penerbitan sertifikat 
i) Penyajian data fisik dan data yuridis 
j) Penyimpanan daftar fisik dan dokumen 
k) Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak 
l) Penerbitan sertifikat pengganti 
m) Biaya pendafatarn tanah 
n) Sanksi hokum 
d. Selanjutnya dalam pelaksanaanya dijabarkan kembali pada Menteri 
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997, 
Tanggal 1 Oktober 1997, tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan 
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
3. Tujuan Pendaftaran tanah 
Tujuan pendaftaran tanah adalah : 
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada 
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak 
lain yang terdaftar. yaitu dengan diberikan sertifikat tanah agar dengan 
mudah membuktikan diri sebagai pemegang hak tersebut. 
b. Untuk menyediakan informasi kepada Badan Pertanahan mengenai data 
fisik dan data yuridis dari bidang tanah dan satuan rumah susun yang 
sudah terdaftar diinformasikan atau publikasikan kepada umum 
(asas publisitief) 
c. Untuk Terselenggaranya Tertib Administrasi Pertanahan à yaitu setiap 
bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan, 
dan hapusnya hak atas tanah wajib mendaftar. 
Selain tujuan diatas, menurut Maria S.W.Sumardjono bahwa manfaat 
8 
daripendaftaran tanah dapat dipetik oleh 3 pihak yaitu ; 
a. Pemegang hak atas tanah itu sendiri, sebagai pembuktian atas haknya. 
b. Pihak yang berkepentingan, misalnya calon pembeli tanah, atau kreditur 
untuk memperoleh keterangan atas tanah yang menjadi objek perbuatan 
hukumnya 
c. Bagi Pemerintah yaitu dalam rangka mendukung kebijaksanaan 
pertanahannya. 
4. Obyek pendaftaran tanah 
Obyek – obyek pendafatran tanah meliputi : 
a. Bidang–bidang yang dipunyai dengan Hak Milik, hak Guna Usaha, Hak 
Guna Bangunan, Hak Pakai; 
b. Hak Pengelolaan; 
c. Tanah Wakaf; 
d. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun;
9 
e. Hak Tanggungan. 
f. Tanah Negara. 
5. Asas pendaftaran tanah 
Asas pendaftaran tanah dapat dilihat dalam pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997 
meliputi ; 
a) Sederhana, yaitu asas dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok dan 
tatacaranya mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, 
terutama hak atas tanah. 
b) Aman, yaitu suatu asas yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa 
pendaftaran tanah diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga dapat 
memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu 
sendiri. 
c) Terjangkau, asas yg dimaksudkan bahwa keterjangkauan bagi pihak-pihak 
yg memerlukan, dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah. 
d) Mutakhir, adanya kelengkapan data yg memadai dalam pelaksanaannya 
dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya, sehingga data 
pendaftaran tanah harus dipelihara. Data disimpan dalam bentuk buku 
tanah di kantor pertanahan dan harus selalu diperbaharui jika ada 
perubahan. 
e) Terbuka, masyarakat dapat memperoleh keterangan tentang data yang 
benar setiap saat. 
6. System Pendaftaran Tanah 
Ada 2 macam sistem pendaftaran tanah yaitu ; 
a. Sistem pendaftaran akta atau registration of deeds. 
b. Sistem pendaftaran hak atau registration of titles, titles dalam 
arti hak yang lebih dikenal dengan sistem Torrens.
Sistem pendaftaran yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak 
atauregistration of title , hal ini tampak dengan adanya buku tanah sebagai dokumen 
yang memuat data yuridis dan data fisik yang terhimpun dan disajikan serta 
diterbitkannya sertipikat sebagai surat tanda bukti hak yang di daftar. 
Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan rumah 
susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah, yang memuat data juridis 
dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan dan sepanjang ada surat ukurnya 
dicatat pula pada surat ukur tersebut. Pembukuan dalam buku tanah serta 
pencatatannya pada surat ukur secara hukum telah didaftar menurut PP 24 Tahun 
1997. Sertipikat diterbitkan sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan 
data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah untuk kepentingan pemegang hak 
Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah 
Menurut Boedi Harsono, menyatakan bahwa sistem publikasi dalam 
10 
pendaftaran tanah digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu ; 
1. Sistem Positif. 
Sistem ini menunjukkan bahwa sertipikat tanah yang diberikan adalah berlaku 
sebagai tanda bukti hak yang bersifat mutlak (absolute) serta sertipikat merupakan 
bentuk satu-satunya tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki oleh seseorang. Sistem 
publikasi positif selalu menggunakan sistem pendaftaran hak, maka meski ada 
register atau buku tanah sebagai bentuk penyimpanan dan penyajian data yuridis dan 
sertifikasi sebagai surat tanda bukti hak. Pencatatan dan pendaftaran nama seseorang 
dalam register sebagai pemegang haklah yang menjadi pemegang hak 
atas tanah yang bersangkutan, bukan perbuatan hukum pemindahan hak yang 
dilakukan (title by registration, the register is everything). Apa yang tercantum dalam 
buku pendaftaran tanah dan surat tanda bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat 
pembuktian yang mutlak. Negara menjamin kebenaran data yang disajikan. Perolehan 
tanah dengan etikad baik melalui cara sebagaimana diatur dalam undang-undang, 
memberikan kepada pihak yang memperolehnya suatu hak yang “indefeasible” yang
tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, juga oleh pihak yang sebenarnya berhak 
sekalipun. 
11 
2. Sistem Negatif 
Dalam sistem publikasi negatif, bukan pendaftaran tetapi sahnya perbuatan hukum 
yang dilakukan yang menentukan berpindahnya hak kepada pembeli. Pendaftaran 
tidak membuat orang yang memperoleh tanah dari pihak yang tidak berhak, menjadi 
pemegang haknya yang baru. Sistem publikasi negatif, menunjukkan ciri bahwa apa 
yg tercantum didalam sertipikat tanah adalah dianggap benar sampai dapat dibuktikan 
suatu keadaan yang sebaliknya (tidak benar) dimuka pengadilan. Surat tanda bukti 
hak berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, yang berarti pula bahwa keterangan-keterangan 
yang tercantum di dalamnya mempunyai kekuatan hukum danharus 
diterima (oleh hakim) sebagai keterangan yang benar, sepanjang tidak ada alat 
pembuktian lain yang membuktikan sebaliknya. 
Sistem publikasi menurut UUPA No. 5 Tahun 1960 adalah sistem publikasi 
negatif bertendensi positif. Artinya sistem negatif yang mengandung unsur positif 
karena akan menghasilkan surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat 
pembuktian yang kuat, seprti yang dinyatakan dalam pasal 19 ayat 2 huruf c, pasal 23 
ayat 2, pasal 32 ayat2 dan pasal 38 ayat 2 UUPA. Sistem Publikasi yang dianut 
adalah bukan sistem negatif murni, karena pejabat pendaftaran tanah dalam rangka 
pengumpulan data bersikap passif dan pada umumnya menggunakan sistem 
pendaftaran akta yang memuat data itulah yang didaftar. Dalam akta tersebut oleh 
pejabat pendaftaran dibubuhkan catatan bahwa telah dilakukan pendaftarannya. 
Akta itulah yang merupakan tanda bukti hak. 
Bahwa pendaftaran tanah yang diselenggarakan atas perintah Pasal 19 UUPA, 
menghasilkan alat pembuktian yang kuat (bukan mutlak = positif), menurut para 
pejabat pendaftaran tanah dalam mengumpulkan data fisik dan data yuridis, sejauh 
mungkin berusaha memperoleh data yang benar. Data pada pendaftaran tanah 
meliputi: Data fisik, kegiatan pengumpulan data fisik meliputi penetapan batas, 
pengukuran dan pemetaan tanah yang bersangkutan (diatur dalam pasal 17,18,19 dan
20 PP 24/1997). Pengumpulan data yuridis diatur dalam pasal 23,24 dan 25 PP 
24/1997. Dibedakan antara hak baru dan hak lama. 
7. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pertama Kali 
Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali berupa: 
a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik; 
b. Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan haknya; 
c. Penerbitan serifikat; 
d. Penyajian data yuridis, dan penyimpanan daftar umum dan dokumen. 
Pendaftaran Tanah pertaama kali dilaksaankan melalui pendaftaran 
12 
secarasistematik dan pendafatran secara sporadik. 
A. Pengumpulan dan pengolahan data fisik 
Untuk pengumpulan dan pengolahan data fisik pertama-tama yang dilakukan 
adalah kegiatan pengukuran dan pemetaan lokasi. Kegiatan ini meliputi : 
a. Pembuatan peta dasar pendaftaran 
Kegaitan pendaftaran secara sistematik disutau wilayah yang ditunjuk dimulai 
dengan pembuatan peta dasar pendaftaran, dalam pelaksanaan pendaftaran secara 
sistematik, pendaftaran juga digunakan untuk memetakan bidang-bidang yang 
sebelumnya sudah didaftarkan. 
Penyiapan peta dasar diperlukan untuk setiap tanah yang didaftarkan dijamin 
letak secara pasti, Karena dapat direkotruksi di lapangan setiap saat. Untuk maksud 
tersebut diperlukan adanya teknik-teknik dasar Nasional. Titik yang dasar teknik 
adalah titik tetap yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu 
pengukurandan perhitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi sebagai titik 
kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekontruksi batas. 
Di wilayah-wilayah lain untuk keperluan pendaftaran tanah 
secaraSporadik diusahakan juga tersedianya peta dasar pendaftaran yang 
dimaksudkan. Dengan adanya peta dasar pendaftaran tersebut bidang tanah yang
dapat diketahui letaknya dalam kaitannya dengan bidang-bidang tanah yang lain 
dalam suatu wilyah, sehinngga dapat dihindarkan terjadinya penerbitan serifikat 
ganda atas suatu bidang tanah. Hal-hal yang menyangkut dengan peta peta dasar 
pendaftaran tanah tersebut diatur dalam pasal 15 dan 16 PP 24 Tahun 1997 dan 
mendapat peraturan lebih lanjut danrinci dalam pasal 12 s./d 18 Peraturan Menteri 
3/1997 
13 
b. Penetapan batas-batas bidang tanah 
Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bidang-bidang tanah yang akan 
dipetakan diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas-batasnya dan menurut keprluanya 
ditempatkan tanda-tandabatas disetiap bidang tanah yang bersangkutan. di dalam 
penetapan batas tersebut diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para 
pihak yang berkepentingan, untuk memeperoleh bentuk yang tertata dengan baik bagi 
bidang-bidang yang semula kurang mendapat bentuk dari bidang tanah tersebut.( 
pasal 17 PP 24 /1997). 
Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang 
belum terdaftar atau sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur atau gambar 
situasinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan berdasarkan 
penunjukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak yang bersangkutan dan 
sedapat mungkin mendapat persutujuan dari pemilik hak atas tanah yang berbatasan. 
Penetapan batas bidang tanah yang akan diberikan dengan hak baru oleh Negara 
(Badan Pertanahan Nasional) dilakukan sesuai dengan ketentuan tersebut diatas atau 
penunjukan instansi yang berwenang.( pasal 18 PP 24/1997) 
Dalam pasal 19 diadakan ketentuan jika dalam penetapan batas bidang-bidang 
tanah tersebut tidak diperoleh kesepakatan antara pemegang hak yang bersangkutan 
dan pemegang hak yang berbatasan atau pemegang hak atas tidak hadir, biarpun 
sudah diadakan pemangilan. 
Merupakan kewajiban bagi pememgang hak atas tanah untuk menempatkakkn 
tanah yang dipunyainya dan selanjutnya memeliharanya.
Mengenai penetapan dan pemasangan tanda-tanda batas bidang diatur didalam 
pasal 17 s/d 19 PP 24 tahun 1997 dan mendapat pengaturan yang lebih rinci daam 
pasal 19 s/d Peraturan Menteri 3/1997. 
c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembutan peta 
14 
pendaftaran 
Pada bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batas diukur dan 
selanjutnya dipetakan dalam peta dasar pendaftaran. Untuk bidang tanah yang luas 
pemetaannya dilakukan dengan cara membuata peta tersendiri, dengan mengunakan 
data yang diambil peta dasar pendaftaran dan hasil ukur batas tanah yang akan 
dipetakan. 
Jika dalam wilayah pendaftaran tanah secara sporadik belum ada peta dasar 
pendaftaran tanah dapat digunakan peta lain, sepanjang peta tersebut memenuhi 
persyaratan teknis untuk pembuatan pendafataran misalnya peta dari instansi 
pekerjaan umum atau intansi pajak. Dalam keadaan terpaksa karena tidak adanya peta 
dasar pemetaan bidang tanah yang bersangkutan dan bidang-bidang tanah tananh 
sekeliling yang berbatasan, sehingga letak relatif tanah itu dapat ditentukan (pasal 
20). 
Pengukuran tersebut diupayakan untuk sementara dilakukan berdasarkan 
batas-batas tanah yang bersangkutan. Mengenai dilakukannya pengukuran sementara 
itu dan belum diperoleh sautau kesepakatan mengenai penetapan batas tersebut, maka 
dibutkan sutau berita acara. Dalam gambar ukur sebagai hasil pengukuran yang 
dilakukan, dibubuhkan catatan atau tanda yang menyatakan bahwa batas-batas 
tersebur merupakan bata-bats sementara, dengan demikian kegitan pengukuran dan 
pemetaan tidak dapat ditangguhkan. 
d. Pembuatan daftar tanah 
Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibukukan nomor 
pendaftaranya pada peta pendaftaran, dibukukan dalam daftar tanah. Bentuk, isi cara
pengisian, penyimpanan dan pemeliharaanya diatur didalam Peraturan Menteri 146 
s/d 155 (pasal 21). Daftar tanah dimaksudkan sebagai suymber informasi yang 
lengakap mengenai nomor bidang, lokasi dan penunjukan kenomor surat bidang 
tanah yang ada diwilayah pendaftaran, baik hasil pendaftaran untuk pertama kali 
maupun pemeliharaan dikemudian hari. 
15 
e. Pembuatan surat ukur 
Untuk keperluan pendaftaran haknya, bidang tanah yang sudah di ukur serta 
dipetakan dalam peta pendaftaran, dibutakan surat ukur. Surat ukur memuat data fisik 
yang diambil dari peta dengan skala yang biasa berbeda. 
Untuk wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara sporadik yang belum 
tersedia peta pendaftaran, surat ukur dibuat dari hasil pengukuran sebagai hasil dari 
sebagai mana yang telah diataur didalam pasal 20. Surat ukur ini adalah yang dalam 
Peraturan Menteri Agraria nomor 6 tahun 1965 disebut gambar situai. Bentuk, sisa, 
cara pengisian, penyimpanan dan pemeiliharaan surat ukur diatur didalam Peraturan 
Menteri 3/1197 pasal 156 s/d 161. 
B. Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan haknya 
Dalam kegiatan pengumpuln data yurudis diadakan pebedaan antara 
pembuktian hak-hak baru dan hak-hak lama. Hak—hak baru ialah hak-hak baru yang 
baru diberikan atau diciptakan sejak dimulai hberlakunya PP 24/1997 sedang hak-hak 
atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak yang ada pada waktu mulai berlakunya 
UUPA dan hak-hak yang belum terdaftar menurut PP 10/ 1961. 
1. Hak – hak baru 
Dalam pasal 23 ditentukan, bahwa untuk keperluan pendaftaran Hak atas 
tanah baru data yuridisnya dapat dibuktikan dengan : 
 Penetapan pemberian hak dari pejabat yang memberikan hak yang 
bersangkutan, menurut ketentuan yang berlaku, apabila pemberian hak 
tersebut berasal dari Tanah Negara atau tanahh Pengelolaan, yang dapat 
berikan secara individual, kolektif ataupun secara umum;
 asli akta PPAT yang memeuat pemberian hak yang bersangkutan; apabila 
16 
mengenai hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas tanah Hak Milik; 
 Hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak 
penggelolaan oleh pejabat yang berwenang. 
 Tanah wakaf dibuktikan dengan penetapan akta ikrar wakaf. Ditinjau dari 
obyek pembukuan tanah wakaf merupakan pendaftaran tanah untuk 
pertama kali, meskipun bidang tanah yang bersangkutan sebelumya sudah 
didaftarkan sebagai tanah Hak Milik; 
 Hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan. 
Pembukuannya merupakan pendaftatran unutk pertama kali, biarpun hak 
atas tanah yang bersangkutan sebelumnya sudah didaftar sebagai tanah 
Hak Milik; 
 Pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak 
tanggungan. 
2. Hak – hak lama 
Hak- hak lama yaitu tanah yang bersal dari konfersi hak-hak yang ada pada 
waltu dimulainya berlakunya UUPA dan hak-hak yang belum didaftar menurut 
PP10/1961. 
Pembukuan hak dilakukan melalui penegasan konversi hak lama menjadi hak 
baru yang terdaftar. Selanjutnya dijelaskan, bahwa mengenai alat-alat bukti tertulis 
yang dimaksudkan dalam pasal 24 (1) dapat berupa : 
 Grosse akta hak eigendom, yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak 
eigendom yang bersangkutan dikoversi menjadi hak milik; 
 Groose akta hak eigendom yang telah diterbitkan berdasarkan 
Ordonantie tersebut sejak berlakunya UUPA sampai tanggal 
pendaftaran tanah dilaksanakan menurut PP No.10 Tahun 1996 
 Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan 
Swapraja yang bersangkutan;
 Surat hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan Menteri 
17 
Agraria No. 9 Tahun 1959; 
 Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat berwewenang baik 
sebelumnya atau berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban 
untuk mendaftarakan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua 
kewajiban yang disebut didalamnya; 
 Akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan, yang dibubuhi 
kesaksian kepala adat/ kepala desa/ Kelurahan yang dibuat sebelum 
berlakunya PP ini. Ini merupakan perubahan Pasal 19 PP No.10 Tahun 
1961, yang menentukan harus ada bukti atakta PPAT sejak PP tersebut 
mulai dilaksanakan disuatu daerah atau; 
 Akta pemindahan hak tanah yang dibuat Oleh PPAT, yang tanahnya 
belum dibukukan (seharusnya ditambahkan: atau tanah yang sudah 
dibukukan, tetapi belum diikuti pendaftaran Pemindahan hak nya di 
Kantor Pertanahan); atau 
 Akta ikrar wakaf atau lelang yang dibuat sebelum atau sejak dimulai 
dilaksanakan PP 28 Tahun 1977; 
 Risalah lelang yang dibuat oleh pejabat lelang yang berwenang yang 
tanah sudah dibukukan, tetapi belum diikuti pendaftaran pemindahan 
haknya itu kepada Kantor pertanahan; 
 Surat penunjukan atau pembelian (seharusnya pemberian kaveling 
tanah pengganti tananh yang diambil oleh pemerintah atau Pemerintah 
Daerah); 
 Petuk pajak bumi/Landrete,girik, keritir, dan verponding Indondesia 
sebelum berlakunya PP No 10 Tahun 1961(seharusnya sebelum 
berakunya UUPA tidak lagi dipunggut pajak bumi, oleh karena tidak 
ada lagi Tanah-tanah hak milik adat); 
 Surat keterangan riwayat tanah yang dibuat oleh kantor pelayanan 
pajak dan bumi dan Bangunan;
 Lain-lain bentuk alat pembuktian yang dimaksut dengan nama apapun 
juga sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal II, Pasal IV da Pasal 
VII Ketentuan–ketentuan Konversi UUPA. 
Dalam hal bukti tertulis tersebut tidak lengkap atau tidak ada lagi, pembuktian 
kepemilikan itu dapat dilakukan dengan keteranga saksi dan atau pernyataan yang 
bersangkutan, yang dapat diperjaya kebenarannya menurut Panitia Adjukasi (panitia 
A) atau Kepala kantor Pertanhan. Kesaksian saksi atau peryataan yang bersangkutan 
berfungsi untuk menguatkan bukti tertulis yang tidk lengkap sekaligus sebagai 
pengganti bukti tertulis yang tidak ada lagi 
Hal- hal yang mengenai saksi dan penilaian kebenaran keterangan para saksi 
18 
dan anggota kepemilikan itu ada tiga kemungkinan alat pembuktiannya yaitu : 
 Bukti tertulis lengkap ( tidak memerlukan tambahan alat bukti lain); 
 Bukti tertulisnya sebagian tidak ada (diperkuat keterangan saksi dan 
atau yang bersangkutan); 
 Bukti tertulis semunya tidak ada lagi(diganti keterangan saksi atau 
peryataan yang berasangkutan). 
Pembukuan hak 
Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian 
kepemilikan yang tertulis, ketrangan saksi ataupun pernyataan bersangkutan yang 
dapat dipercaya kebenarannya mengenai kepemilikan tananh yang bersangkutan 
diatur didalm pasal 24 ayat (2). Maka dalm hal demikian pembukuan haknya dapt 
dilakukan tidak didasarkan pada bukti pemilikan, melainkan bukti penguasaan fisik 
tanahnya oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya selama 20 tahun 
atau lebih secara berturut – turut. 
Syarat-syarat pembukuan hak yang harus dipenuhi untuk pembukuan hak 
yang bersangkutan sebagaimana dalam penjelsan pasal 2 yaitu;
a. Bahwa penguasaan dan pengguanaan tanah yangbersangkutan 
dilakukan dilakukan dengan itikad baik, secara nyata dan terbuka 
selama waktu yang disebut diatas; 
b. Bahwa kenyataan dan pengausaan tersebut tidak diganggu gugat dan 
oleh karena itu diakui dan dibenarkan oleh oleh masyrakat hukum adat 
atau desa atau kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya. 
c. Bahwa hal-hal tersebut, yaitu pengusaan dan penggunaan tanah yang 
bersangkutan serta tidak ada gangguan, diperkuat oleh kesaksian 
orang-orang yang terpejaya. 
d. Bahwa telah diberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan 
keberatan melalui pengumuman sebagaimana yang dimaksud pasal 26 
e. Bahwa akhirnya kesimpulan mengenai status tanah dan pemegang hak 
yang dituangkan dalam keputusan yang besangkutan oleh Panitia 
Ajudikasi/kepala kantor Pertanahan. 
Menilai kebenaran alat-alat bukti 
Untuk menilai kebenaran alat-alat bukti sebagaimana yang dimaksud dalam 
pasal 24, dilakukan pengumpulan dan penelitian data yuridis mengenai bidang tanah 
yang bersangkutan oleh panitia Adjudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan. Hasil 
penelitian tersebut dituangkan dalam suatu daftar isian yang ditapkan oleh Menteri. 
Dalam pendaftaran tanah secara sporadik penelitian data yuridis yang 
dimaksud dalam pasal 42 ayat 2 dilakukan oleh kantor Pertanahan menurut ketetuan 
pasal 82 ayat 4 peraturan Menteri No.3 Tahun 1997, dibantu oleh oleh panitia “A”, 
yang dimaksud dalam keputusan Kepal Badan Pertanahan Nasional No.12 Tahun 
1992. 
Pengumuman data fisik dan yuridis( pasal 15 s/d pasal 28) 
Daftar isian yang dal pasal 63 Peraturan menteri No.3 Tahun 1997 disebut 
daftar data yuridis dan data fisik bidang tanah tersebut diatas yang memuat peta 
bidang atau bidang tanah yang bersangkutan sebagai hasil dari pengukuran yang 
19
dimaksudkan dalam pasal 20 ayat 1yang memuat tentang data fisik, diumunkan selam 
30 (tiga puluh) hari dalam pendaftarn tanah secara sistematik dan 60 hari secara dalm 
pendaftaran tanah secara sporadik. 
a. Tujuan pendaftaran adalah memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang 
20 
bekepentinagan untuk mengajukan keberatan. 
b. Jangka waktu pengumuman dalm pendaftarn tanh secarsistematik 
ditetapkan selama 30 hari. Pengumuman dalam pendaftaran tanah secara 
sporadik wakrunya lebih lama, yaitu 30 hari. 
c. Tempat pengumuman dilakukan di Kantor Panitia Adjudikasi, Kantor 
Pertanahan, Kantor Kepala Desa atau Kelurahan yang bersangkutan serta 
di tempat lain yang dianggap perlu. 
d. Keberatan yang diajukan. Jika dalm jangka waktu penggumaman tersebut 
ada pihak yang mengajukan keberatnan mengenai data fisik dan atau data 
yuridis yang diumukan maka Ketua Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor 
Pertanahan mengusahakan agar secepatnya keberatan yang diajukan 
diselesaikan secara musyawarah untuk terciptanya mufakat. Jika usaha 
tersebut membuakan hasil maka dibuatlah berita acara penyelesain. Jika 
penyelesaian tersebut mengakibatkan perubahan pada apa yang telah 
diumukan, makaperubahan tersebut diadakan pada peta bidang–bidang 
dan atau daftar isian yang bersangkutan. Sedangkan jika usaha 
penyelesaian tesebut tidak dapat dilakukan atau tidak membuahkan hasil 
maka Ketua Panitia Ajidikasi atau Kepala Kantor Pertanahan 
memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang mengajukan keberatan, 
agar mengajukan ke Pengadilan mengenai data fisik dan atau data yuridis 
yang disengketakan. 
e. Pengesahan data fisik dan data yuridis. Setelah jangka waktu pengguman 
berakhir dat fisik dan dat yuridis yang diumumkan oleh Panitia Ajudikasi 
atau Kepala Kantor Pertanahan disahkan dengan berita acar pengesahn
dat fisik dan data yuridis sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 64 
Peraturan menteri No.3 Tahun 1997. 
21 
C. Pembukuan hak. 
1. Tata cara pembukuan hak 
Mengenai tata cara pembukuan hak diatur didalam pasal 29. Dalam 
pendaftaran tanah secara sistematik pembukuan hak diatur lebih lanjut didalam pasal 
67 dan 68 Peraturan Menteri No.3 Tahun 1997. Dalam pendaftaran secara sporadik 
daitur didalam pasal 89 dan 90. Bentuk, isi, dan cara pengisian buku tanah diatur 
dalam pasal 162 s/d 170 Peraturan Menteri tersebut. 
Pembukuan hak dalam buku tanah serta pencatatan pada surat ukur 
merupakan bukti, bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan 
bidang tanahnya diuraikan dalm surat ukur secara hukum telah didaftar menurut PP 
ini (ayat 2). 
2. Pelaksanaan pembukuan 
Pelaksanaan pembukuan diatur dal pasal 30. Atas dasar alat bukti dan berita 
acara pengesahan tersebut diatas hak bidang tanah : 
 Data fisik dan data yuridis yang sudah lengkap dan tidak adayang 
disengketakan, dilakukan pembukuanya dalam buku tanah menurut 
ketentuan pasal 29 ayat (1); 
 Yang data fisik dan data yuridisnya belum lengkap dan tidak ada yang 
disengketakan, maka dilakukan pembukuanya dalam buku tanah 
dengan catatan mengenai hal–hal yang belum lengkap. Mengenai 
ketidak lengkapan data terebut bisa berupa data fisik misalnya surat 
ukurnya masih didasarkan pada batas sementara sebagaimana yang 
dimaksud dalam pasal 19 ayat 3. Bisa juga mengenai data yuridis, 
misalnya belum lengakapnya tanda tangan para ahli waris
 Yang data fisik dan data yuridisnya disengketakan, tetapi tidak 
diajukan gugatan kepengadilan, dilakukan dilakukan pembukuan tanah 
. dengan catatan mengenai adanya sengketa tanah tersebut. Kepada 
pihak yang berkeberatan diberitahukan oleh Panitia Ajudikasi atau 
Kepala Kantor Pertanahan secara tertu;is untuk mengajukan gugatan 
kepengadilan mengenai data yang disengketakan dalam jangka waktu 
60 (enam puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan 
90 (sembilan puluh) hari untuk pendaftaran tanah secara sporadik. 
Dihitung sejak disampaikan pemberitahuan tersebut. Catatan tadi akan 
dihapus apabila telah diperoleh penyelesaianya secara damai antar 
pihak-pihak yang bersengketa atau diperolehnya putusan pengadilan 
mengenai sengketa tersebut yang telah mempunyai kekuatan hukum 
tetap. 
 Yang data fisik dan data yuridisnya disengketakan dan diajukan 
gugatan ke Pengadilan, tetapi tidak ada perintah dari pengadilan untiuk 
staus quo dan tidak ada putusan penyitaan Pengadilan, dilakukan 
pembukuannya dalam buku tanah dengan catatan adanya sengketa 
tersebut dan hal-hal yang disengketakan. 
 Yang data fisik dan data yuridis disengketakan dan diajukan 
kepengadilan, serta adanya status perintah untuk quo atau putusan 
penyitaan dari Pengadilan. Dilakukan pembukuannya dalam buku 
tanah dengan mengosongkan nama pemegang haknya dan hal-hal lain 
yang disengketakan seta mencatat didalamnya bahwa adanya sita atau 
perintah status quo tersebut. 
22 
D. Penerbitan sertifikat (pasal 31 dan pasal 32) 
a. Sertifikat sebagai alat bukti yang kuat 
Sertifikat sebagai tanda bukti hak diterbitkan untuk kepentingan pemegang 
hak, sesuai dengan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku tanah. 
memperoleh sertifikat adalah pemegang hal atas tanah yang dijamin oleh undang–
undang. Penerbitan sertifikat dimaksudkan agar pemegang hak dapat dengan mudah 
membuktikan haknya oleh karena itu sertifikat alat pembuktian yang kuat 
sebagamiana yang dimaksudkan dalam pasal 19 UUPA. 
Sertifikat terdiri atas buku tanah yang memuat buku tanah yang bersangkutan 
yang di jilid menjadi satu dalam satu sampul dokumen. Sertifikat hak atas tanah, hak 
pengolalaan dan wakaf menurut PP 24 Tahun 1997 bisa berupa satu lembar dokumen 
yang memuat data fisik dan data yuridis. Dalam pendaftaran secara sistematik tedapat 
ketentuan mengenai sertifikat dalam pasal 69 s/d 71 Peraturan Menteri No. 3 Tahun 
1997, sedangkan pendaftaran secara sporadik dalam pasal 91 s/d 93. 
Dalam pasal 178 peraturan Menteri No.3 Tahuhn 1997 terdapat ketentuan cara 
pembutan buku-buku tanah,dengan ketentuan bahwa catatan yang bersifat sementara 
yang sudah dihapus tida dicantumkan. 
b. Penyerahan Sertifikat 
Sertifikat hanya boleh diserahkan kepada pihak yang namanya terrcantum 
didalam buku tanah yang bersangkutan sebagia pemegang hak atau pihak lain yang 
dikuasakan olehnya. Dalam hal pemegang hak sudah meninggal dunia, serifikatnya 
diterimahkan oleh ahli waris atau salah seorang ahli waris dengan persetujuan ahli 
waris yang lainnya. 
Mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Rumah Susun kepunyaan 
bersama beberapa orang atau Badan Hukum diterbitkan satu sertifikat yang 
ditrimahkan kepada satu pemegang hak bersama atas penunjukan tertulis para 
pemegang hak bersama lainya dan Mengenai hak atas tanah atau hak milik atas 
rumah susun kepunyaan bersama dapat diterbitkan sertifikat sejumlah pemegang hak 
bersama untuk diberikan kepada tiap pemegang hak bersama yang bersangkutan, 
yang nema beserta besarnya bagian masing-masing dari hak bersama tersebut. 
Dengan adanya ketentuan ini maka masing –masing akan mudah akan mudah dapat 
melakukan perbuatan mengenai haknya itu. tanpa perlu mengadakan perubahan pada 
surat tanda bukti hak para pemegang hak bersama yang bersangkutan. 
23
c. Penerbitan sertifikat 
Penerbitan sertifkat yang dimaksudkan agar pemegang hak dapat dengan 
mudah membuktiakan haknya. Oleh karena itu serifikat merupakat alat pembuktian 
paling kuat. Sehubungan dengan itu ketidakpastian mengenai hak atas tanah yang 
bersangkutan yang ternyata masih adanya catatan dalam pembukuannya, pada 
prinsipnuya sertifikat tidak dapat terbitkan 
Namun apabila catatan itu hanya mengenai data fisik yang belum lengkap, 
tetapi tidak disengketakan sertifikatnya dapat diterbitkan. Data fisik yang tidak 
lengkap itu adalah apabila data bidang tanah yang bersangkutan merupakan hasil 
pemetaan sementara, sebgaimana yang disebutkan dalam pasal 19 ayat (3). 
d. Penerbitan sertifikat pengganti 
Untuk penerbitan sertifikat pengganti tidak dilakukan pengukuran atau 
24 
pemeriksaan tanah dan nomor tidak diubah . 
1. Atas permohonan pemegang hak diterbitkan setifikat baru, sebagai 
pengganti sertifikat yang rusak, atau yang masih yang masih 
menggunakan blangko sertifikat yang tidak digunakan lagi. Sertifikat 
pengganti juga dapat diterbitkan sebagi pengganti sertifikat yang tidak 
diserahkan kepada pembeli leleang dalm suatu lelang eksekus 
2. Permohonan hanya dapat diajukan oleh pihak yang namanya tercantum 
sebagai pemegang hak daam buku tanah yang bersangkutan atau pihak 
lain yang merupakan penerima hak berdasarkan akta PPAT. 
3. Pengganti sertifikat sertifikat yang rusak atau pembaharuan blangkonya 
dapat segera dilaksanakan denga penyerahan sertifikat yang diganti . 
4. Penggantian sertifikat dicatat pada buku tanah yang bersangkutan. Oleh 
Kepala Kantor Pertanahan diadakan pengumuman mengenai telah 
diterbitkanya sertifikat pengganti tersebut dan tidak berlakunya lagi 
sertifikat yang lama dalam satu surat kabar setempat atas biaya pemohon.
5. Sertifikat pengganti diserahkan kepada pihak yang memohon pengantian 
25 
atau pihak lain yang diberi kuasa olehnya untuk menerimanya. 
E. Pengajian data yuridis fisik dan yuridis. 
Penyajian data fisik dan data yuridis dimaksutkan untuk memberi kesempatan 
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dengan mudah memeperoleh 
keterangan yang diperlukan. kepala kantor pertanahan menyelenggarakan 
pendaftaran tanah berupa daftar umum yang terdiri dari peta pendaftaran tanah, daftar 
tanah, surat ukur, buku tanah, dam daftar nama. sebagaimana yang telah ditentukan 
dalam pasal 33. 
Data fisik dan yuridis yang tercantum dalm daftar naman hanya dapat 
diberikan kepada Intansi Pemerintah, yang memerlukan untuk pelaksannaan 
tugasnya. Dengan mengajukan permintaan yang menyebutkan keperluanya. Misalnya 
dari Pengadilan, Kejaksaan dan Kepolisian. Permintaan dipenuhi setelah disetujui 
oleh Kepala kantor Pertanahan (pasal 191). 
Informasi tentang data daftar-daftar tanah yang lain terbuka untuk umum dan 
dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dengan secara visual dan 
tertulis dalam bentuk Surat Pendaftaran tanah (SKPT), yang bentuknya ditetapkan 
dalam pasal 97 Peraturan Menteri No.3 Tahun 1997. Informasikan diberikan atas 
permohonan tertulis oleh pihak yang berkepentingan . ketentuan ini tidak berlaku 
pada PPAT yang menurut pasal 97 Peraturan Menteri No. Tahun 1997 berkewajiban 
untuk mencocokan isi sertifikat yang digunakan dalam pembuatan akta dengan 
daftar-daftar yang da di kantor pertanahan. 
Mengenai penyajian data fisik dan data yuridis lebih rinci terdapat dalam 
Pasal 187 s/d 192 Peraturan Menteri 3/1997.
26 
F. Penyimpanan daftar umum dan dokumen. 
Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah digunakan 
sebagai alat pendaftaran, diberi tanda pengenal dan disimpan di Kantor pertanahan 
atau ditempat lain yang ditetapkan oleh Menteri. Hal ini dilakukan untuk mencegah 
hilangnya dokumen asli tersebut. 
Hanya atas perintah pengadilan yang sedang mengadili suatu perkara, 
dokumen asli boleh dibawa oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang 
ditunjuknya ke sidang pengadilan tersebut untuk diperlihatkan di kepada majelis 
hakim dan para pihak yang bersangkutan. Setelah itu dokumen asli tersebut dibawa 
dan disimpan ditempat semula. Selain itu, dalam hal yang sebutkan diatas dengan izin 
tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuknya dapat memeberikan petikan, 
salinan, atau rekaman dokumen yang bersangkutan kepada instansi lain yang 
memerlukan dalm pelaksanaan tugasnya. 
Seiring kemajuan teknologi, Secara bertahap data-data pendaftaran tanah 
disimpan dan disajikan menggunkan peralatan elektronik dan mikrofilm, untuk 
menghemat tempat dan mempercepat akses pada data-data yang diperlukan. Rekaman 
dokemen yang dihasilkan oleh alat elektronik atau mikrofilm tersebut juga 
mempunyai kekuatan pembuktian setelah ditandatangani dan dibubuhi cap Dinas oleh 
Kepala Kantor pertanahan. 
8. Peranan kepala desa Dan PPAT dalam proses pendaftaran tanah 
Kepala Desa mempunyai tugas-tugas strategis dalam membantu pelaksanaan 
penylenggaraan pendaftaran Tanah yaitu ; 
a. Sebagai anggota panitia ajudikasi yaitu pembantu pelaksana pendaftaran 
tanah. 
b. Berwenang untuk membuat surat keterangan yang menguatkan sebagai 
bukti hak.
c. Untuk daerah kecamatan di luar kota tempat kedudukankantor pertanahan, 
surat keterangan Kepala Kantor Pertanahan dapat diganti oleh surat 
pernyataan Kepala Desa. 
d. Didalam pendaftaran tanah, karena pewarisan, Kepala Desa berhak 
membuat surat keterangan yang membenarkan surat bukti hak sebagai ahli 
waris. 
e. Untuk desa terpencil, Menteri Negara Pertanahan (BPN) dapat menunjuk 
27 
Kepala Desa sebagai PPAT Sementara. 
PPAT sebagai Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta 
tanah tertentu sebagai diatur dalam peraturan perundang-undangan yang 
bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan pembebanan hak atas tanah, dan hak milik 
atas satuan rumah susun, dan akta pemberian kuasa untuk membebankan hak 
tanggungan. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, sejak ditandatanganinya aktai atau 
sejak dilakukannya perbuatan hukum terhadap tanah, PPAT wajib menyampaikan 
akta dan dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk 
didaftar.
28 
BAB III 
PENUTUP 
1. Kesimpulan 
a. Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan, yang diilakukan 
oleh Negara atau Pemerintah secara terus dan teratur, berupa 
pengumpulan data yang ada diwilayah-wilayah tertentu, pengumpulan 
data tertentu, mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah 
tertentu, pengolahan, penyimpangan dan penyajian bagi kepentingan 
rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang 
pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaannya. 
b. Dasar Hukum pendaftaran tanah yaitu UU No. 5 Tahun 1960 tentang 
UUPA Selanjutnya, dalam pasal 23 UUPA, Peraturan Pemerintah No. 24 
Tahun 1997, Selanjutnya dalam pelaksanaanya dijabarkan kembali 
pada Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 
1997, Tanggal 1 Oktober 1997, tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan 
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. 
c. tujuan pendaftaran tanah adalah memberikan kepastian hokum kepada 
pemegak hak atas tana, melaksanakan tertib administrasi dalam bidang 
pertahanan, dan juga membantu badan pertanahan. 
d. Obyek – obyek pendafatran tanah meliputi :Bidang–bidang yang dipunyai 
dengan Hak Milik, hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, 
Hak Pengelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun, 
Hak Tanggungan,Tanah Negara. 
e. Asas pendaftaran tanah dapat dilihat dalam pasal 12 PP No. 24 Tahun 
1997 meliputi ,Sederhana, Aman, Mutakhir, Terbuka, Terjangkau 
f. Ada 2 macam sistem pendaftaran tanah yaitu ; Sistem pendaftaran akta 
atau registration of deeds dan Sistem pendaftaran hak atau registration of 
titles, titles dalam arti hak yang lebih dikenal dengan sistem Torrens. 
g. Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali berupa:
 Pengumpulan dan pengolahan data fisik; 
 Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan 
29 
haknya; 
 Penerbitan serifikat; 
 Penyajian data yuridis, dan penyimpanan daftar umum dan 
dokumen. 
h. Kepala Desa mempunyai tugas-tugas strategis dalam membantu 
pelaksanaan penylenggaraan pendaftaran Tanah yaitu ; 
 Sebagai anggota panitia ajudikasi yaitu pembantu pelaksana 
pendaftaran tanah. 
 Berwenang untuk membuat surat keterangan yang menguatkan 
sebagai bukti hak. 
 Untuk daerah kecamatan di luar kota tempat kedudukankantor 
pertanahan, surat keterangan Kepala Kantor Pertanahan dapat 
diganti oleh surat pernyataan Kepala Desa. 
 Didalam pendaftaran tanah, karena pewarisan, Kepala Desa 
berhak membuat surat keterangan yang membenarkan surat bukti 
hak sebagai ahli waris. 
 Untuk desa terpencil, Menteri Negara Pertanahan (BPN) dapat 
menunjuk Kepala Desa sebagai PPAT Sementara.
30 
2. Saran 
a. disarankan kepada pemegang hak atas tanah agar melaksanakan 
Pendaftaran tanah demi mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum. 
Dengan diterbitkanya setifikat maka dengan mudah pemegang hak dapat 
membuktikan haknya. 
b. Bagi pemerintah yang bertanggung jawab atas pertanahan, perlu 
penyederhanaan dan kemudahan agar proses pendaftaran tanah cepat 
selesai agar masyarakat dengan mudah mendaftarakan haknya
31 
DAFTAR PUSTAKA 
H.Ali Ahmad Chomzah, SH, Hukum Agraria (pertanahan Indonesia), Prestasi 
Pustaka, 2003. Jakarta 
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 
(UUPA) 
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 
http://pena.aminuddinsalle.com/?p=359 
peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjitojonatanwardian
 
Membangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanMembangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanAni Rani
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanahqudsye
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANvit28
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahAkram Naufal
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997guesta10a2a
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuLeks&Co
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Leks&Co
 

La actualidad más candente (20)

Sengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adatSengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adat
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 
Membangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahanMembangun sistem informasi pertanahan
Membangun sistem informasi pertanahan
 
Pendaftaran Tanah
Pendaftaran TanahPendaftaran Tanah
Pendaftaran Tanah
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1997
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Sistem torrens
Sistem torrensSistem torrens
Sistem torrens
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 

Destacado

Factors Affecting Cosumer Behaivour
Factors Affecting Cosumer BehaivourFactors Affecting Cosumer Behaivour
Factors Affecting Cosumer Behaivour莉 韩
 
Pb ii struktur sosial dan struktur politik
Pb ii struktur sosial dan struktur politikPb ii struktur sosial dan struktur politik
Pb ii struktur sosial dan struktur politikahmad akhyar
 
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!Sleek Marketing University
 
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeri
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeriCep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeri
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeriGülşah Silo
 
The mother we share - lyrics planning
The mother we share - lyrics planningThe mother we share - lyrics planning
The mother we share - lyrics planningSurajramm98
 
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTER
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTERUJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTER
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTERAhmad Fauzi
 
Acquedotto Del Fiora Social Media Strategy
Acquedotto Del Fiora Social Media StrategyAcquedotto Del Fiora Social Media Strategy
Acquedotto Del Fiora Social Media StrategyFlavia Zunino
 
Guide to Talenox Employee Apps
Guide to Talenox Employee AppsGuide to Talenox Employee Apps
Guide to Talenox Employee AppsTalenox
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia ahmad akhyar
 
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣvassiliki123
 
про атестацію педпрацівників
про атестацію педпрацівниківпро атестацію педпрацівників
про атестацію педпрацівниківsviridovane
 
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinh
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinhBai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinh
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinhViet_Anh_0709
 
Univ power point
Univ power pointUniv power point
Univ power pointaweber10
 

Destacado (19)

Factors Affecting Cosumer Behaivour
Factors Affecting Cosumer BehaivourFactors Affecting Cosumer Behaivour
Factors Affecting Cosumer Behaivour
 
Pb ii struktur sosial dan struktur politik
Pb ii struktur sosial dan struktur politikPb ii struktur sosial dan struktur politik
Pb ii struktur sosial dan struktur politik
 
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!
Promote Your Brand the Right Way, and Avoid Grammatical Pitfalls!
 
Reconocimiento
ReconocimientoReconocimiento
Reconocimiento
 
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeri
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeriCep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeri
Cep Telefonlarımızda ki Gizli Tehlike SAR değeri
 
The mother we share - lyrics planning
The mother we share - lyrics planningThe mother we share - lyrics planning
The mother we share - lyrics planning
 
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTER
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTERUJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTER
UJIAN FINAL PRAKTEK KOMPUTER
 
Acquedotto Del Fiora Social Media Strategy
Acquedotto Del Fiora Social Media StrategyAcquedotto Del Fiora Social Media Strategy
Acquedotto Del Fiora Social Media Strategy
 
proje analizi
proje analiziproje analizi
proje analizi
 
Social Media Jumpstart Bootcamp
Social Media Jumpstart BootcampSocial Media Jumpstart Bootcamp
Social Media Jumpstart Bootcamp
 
Guide to Talenox Employee Apps
Guide to Talenox Employee AppsGuide to Talenox Employee Apps
Guide to Talenox Employee Apps
 
Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia Iad1 alam pikiran manusia
Iad1 alam pikiran manusia
 
Financial plan
Financial planFinancial plan
Financial plan
 
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ
3.2 ΟΙΚΟΝΟΜΙΚΕΣ ΜΟΝΑΔΕΣ ΚΑΙ Ο ΡΟΛΟΣ ΤΟΥΣ
 
ERP kime lazım ?
ERP kime lazım ?ERP kime lazım ?
ERP kime lazım ?
 
Gig26
Gig26Gig26
Gig26
 
про атестацію педпрацівників
про атестацію педпрацівниківпро атестацію педпрацівників
про атестацію педпрацівників
 
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinh
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinhBai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinh
Bai trinh dien thuc day tinh to mo hoc sinh
 
Univ power point
Univ power pointUniv power point
Univ power point
 

Similar a Bab i

Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...224100501
 
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfIndra Sofian
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...224100501
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfIndra Sofian
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfMuhammadArifin39316
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...224100501
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...224100501
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaAyu Ana Inayah
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiSumardi Arahbani
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menMiftah Arifin
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxSMPranata
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahYopi Pebri
 

Similar a Bab i (20)

Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita SariContoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
Contoh Kegiatan Good Governence Fenti Anita Sari
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (9...
 
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (5...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (3...
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (7...
 
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdfDiskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
Diskusi 3 Hukum Agraria Pendaftaran Tanah.pdf
 
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdfPP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
PP No. 24 Th 1997tentang pendaftaran tanah.pdf
 
Bpn
BpnBpn
Bpn
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (4...
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
Makalah Pendaftaran Tanah_PPT FH UII_Dosen Pengampu Ricco Survival Yubaidi (1...
 
Pp 24 1997
Pp 24 1997Pp 24 1997
Pp 24 1997
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesia
 
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumiJual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
Jual beli tanah hak milik yang bertanda bukti petuk pajak bumi
 
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-menProses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
Proses pelaksanaan-pendaftaran-tanah-men
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Tanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanahTanah dan hukum tanah
Tanah dan hukum tanah
 

Más de ahmad akhyar

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aahmad akhyar
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosahmad akhyar
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimahmad akhyar
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraahmad akhyar
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2ahmad akhyar
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01ahmad akhyar
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraahmad akhyar
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2ahmad akhyar
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasahmad akhyar
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2ahmad akhyar
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan ahmad akhyar
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 ahmad akhyar
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia ahmad akhyar
 

Más de ahmad akhyar (20)

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn a
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bos
 
Akhyar pulsa
Akhyar pulsa Akhyar pulsa
Akhyar pulsa
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritim
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Laut lepas 02
Laut lepas 02Laut lepas 02
Laut lepas 02
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Laut lepas 01
Laut lepas 01Laut lepas 01
Laut lepas 01
 
Laut lepas 04
Laut lepas 04Laut lepas 04
Laut lepas 04
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepas
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia
 

Último

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu tanah sangat berkaitan erat hubungannya dengan masyarakat khususnya di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang mendasar. Dalam berbagai aspek kehidupan manusia selalu membutuhkan tanah sebagai tempat atau ruang untuk melaksanakan berbagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini, kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia terus berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah usaha, dan meningkatnya kebutuhan lain atas tanah maka tanah semakin dibutuhkan manusia. Padahal persediaan tanah semakin hari semakin terbatas sehinnga berpengaruh pada masalah pertanahan. Sebab semakin padat penduduk semakin pula meningkatnya harga tanah. Hal tersebut mengakibatkan hak atas tanah sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula tanah berpotensi timbulnya konflik atau sengketa yang rawan serta memiliki potensi krisis sosial didalam masyarakat. Tanah dalam kehidupan masyarakat dewasa ini menimbulkan masalah–masalah yang sampai sekarang belum dapat memuaskan untuk semua pihak. Konflik sosial antar bebagai pihak sering terjadi, terutama antara masyarakat dengan pemerintah dalam hubungan dengan rencana penggunaan tanah untuk pembangunan. juga sering terjadi antara masyarakat dengan swasta dan anggota masyarakat dengan anggota masyarakat masyarakat lainnya. Sering kita mendengar adanya banyak sengketa perdata dimedia massa atau media lainya tentang sengketa kepemilikan tanah berupa sertifikat tanah berlawanan surat tanda kepemilikan lainya (contohnya girik) atau seperti sertifikat ganda dan banyak masalah lainya yang berhubungan dengan status kepemilikan.
  • 2. Hal ini menuntut pemilik tanah dan badan hukum untuk memperoleh kepastian hukum dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah tersebut maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Pokok Agraria no.5 Tahun 1960. Begitu pentingnya tanah bagi kelangsungan hidup masyarakat maka dibutuhkan sejumlah perangkat hukum tertulis yang lengkap dan jelas,yang dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-ketentuan dan untuk dilakukan terselengaranya pendaftaran tanah. Semua ini bertujuan untuk menghindari terjadinya persengketaan baik menyangkut kepemilikan maupun perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh pemiliknya. Pendaftaran yang dimaksud untuk memenuhi Asas publisitief dan asaz sepesilitief menurut peraturan pemerintah nomor 10 Tahun 1961, sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997. Maka untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak milik maka melalui pendaftaran tanah yang dilakukan masyarakat atau badan hukum di Kantor Pertanahan, pemilik tanah atau pemegang hak milik atas tanah dapat memperoleh tanda bukti berupa sertifikat tanah yang beralaku sebagai alat pembuktian yang kuat atau dengan kata lain pemilik tanah mempunyai alat bukti kuat dan jelas akan dijamin kepastian hukumnya. Jaminan kepastian hukum ini tercantum dalam ketentuan pasal 19 ayat (1) Undang-undang pokok Agraria. Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian setifikat sebagai tanda bukti atas haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninnya. Perolehan tanah pada dasarnya merupakan hasil dari suatu proses peralihan hak sebagaimana sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUPA yang menjadi landasan hukum tanah di Indonesia. 2
  • 3. Di Indonesia perolehan hak atas tanah terjadi disebabkan oleh dua hal, yaitu beralih dan dialihkan. “Beralih” berarti suatu peralihan hak yang disebabkan seseorang telah meningal dunia mak denga sendirinya hak itu beralih ke orang yang berhak untuk mewarisi. Sedangkan “dialihkan” berarti suatu peralihan yang dengan sengaja dilakukan agar hak tersebut lepas dari pemegang atau pemilik sebelumya dan menjadi hak orang lain. Peralihan hak tersebut terjadi karena dua hal yang berkaitan dengan hukum yaitu peristiwa hukum dan perbuatan hukum. Kedua cara perlihan itu harus tunduk pada ketentuan hukum yang berkaitan. Selanjutnya perolehan hak tersebut dapat didaftarkan ke Kantor Pertanahan setempat untuk mendapatkan sertifikat melalui proses tertentu. Dengan demikian, hak atas tanah tersebut secara sah ada pihak yang memperoleh hak tersebut sekaligus dapat dipertahankan. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka adapun judul makalah ini 3 adalah Pendaftaran Tanah 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah 1. Apa pengertian dari Pendaftaran Tanah? 2. Apakah dasar hokum pendaftaran tanah? 3. Apa tujuan pendaftaran Tanah? 4. Apa Obyek pendaftaran Tanah? 5. Bagaimanakah asas-asas pendaftaran tanah? 6. Bagaimanakah system pendaftaran tanah? 7. Bagaimana kegiatan dan pelaksanaan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali? 8. Apakah peranan kepala desa dan PPAT dalam pendaftaran tanah?
  • 4. 4 1.3 Tujuan penulisan Dari rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah 1. memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan terutama masyarakat yang belum mengetahui tentang prosedur pendaftaran tanah dan perolehan hak milik atas tanah, 2. Untuk mengetahui efektifitas pendaftaran tanah dan perolehan hak milik atas tanah, 3. Melengkapi tugas hokum agraria 1.4 metode penulisan Untuk memperoleh data yang relevan, maka kami menggunakan metode kepustakaan yaitu : membaca dan mempelajari buku, literatur yang berhubungan dengan penyusunan makalah ini. Serta membaca sumber-sumber di internet yang berkaitan tugas akhir ini.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN MASALAH 1. Pengertian Pendaftaran Tanah Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan, yang diilakukan oleh Negara atau Pemerintah secara terus dan teratur, berupa pengumpulan data yang ada diwilayah-wilayah tertentu, pengumpulan data tertentu, mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpangan dan penyajian bagi kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaannya. Didalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria(UUPA), pengertian pendafataran tanah diatur dalam pasal 19 ayat (2) yaitu rangkaian kegiatan yang meliputi : a. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah. b. Pendaftaran hak atas tanah dan peralihan tersebut. c. Pembuktian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagian pembuktian yang kuat. Kegiatan pendaftaran tanah berupa pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah akan menghasilkan pula peta-peta pendaftaran tanah dan surat-surat ukur yang berisi keterangan tentang tata letak, luas dan batas-batas tanah yang bersangkutan. Sedangkan pendaftaran tanah berupa pendaftaran atas tanah dan peralihan hak akan diperoleh keterangan mengeai status dari tanah yang didaftarkan serta beban-beban apa yang ada diatasnya. Pengertian pendaftaran Tanah menurut pasal 1 peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 adalah : “Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambung dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik
  • 6. dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya”. Kata suatu rangkaian kegiatan menunjuk pada berbagai kegiatan dalm proses terselengranya pendafteran tanah yang berkaitan antara satu dengan yang yang lain yang berujung pada tersedianya data. Kata terus menerus menunjuk pada pelaksanaan kegitan, yang tidak akan ada akhirnya. Maksutnya data yang sudah terkumpul harus dipelihara agar disesuaikan dengan perubahan - perubahan yang terjadi di kemudian hari. Sedang kata teratur dimaksut menunjuk pada semua kegiatan harus 6 berdasarkan atau berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang sesuai. Pendaftaran Tanah merupakan suatu hal yang harus dilakukan berkaitan dengan jual beli tanah dan bangunan. Ketentuan ini juga berlaku peristiwa dan perbuatan hukum lainya yang berakibat terjadinya peralihan hak atas tanah dan banguna kepada pihak lain. Contohya waris,hibah, tukar – menukar dan hibah wasiat. Pendaftaran tanah yang dimaksut untuk memenuhi asas publiatif da asas speliatif yang tentu diklaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, mutakhir dan terbuka. 2. Dasar Hukum pendaftaran tanah a. UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA Dalam UU ini, pendaftaran tanah diatur dalam pasal 19, pasal ini menyatakan bahwa untuk menjamin kepastian hokum, oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah RI menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. b. Selanjutnya, dalam pasal 23 UUPA di tentukan hak milik, demikian juga setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan yang
  • 7. dimaksud dalam pasal 19 UUPA pendaftaran tersebut merupakan alat pembuktian yang kuat menegenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan hak tersebut. Pada pasal 32 juga mengatur pendaftaran hak guna usaha, dan pasal 38 UUPA juga mengatur pendaftaran hak guna bangunan. 7 c. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Peraturan ini merupakan peraturan pelaksana dari pasal 19 UUPA tentang endaftaran tanah dan sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 10 tahun 1961. Dalam PP No. 24 tahun 1997 diatur hal-hal sebagai berikut : a) Asas dan tujuan pendaftaran tanah b) Penyelenggara dan pelaksana pendaftaran tanah c) Obyek pendaftaran tanah d) Satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah e) Pelaksana pendaftaran tanah untuk pertama kali f) Pengumpulan dan pengolahan data fisik g) Pembuktian hak dan pembukuannya h) Penerbitan sertifikat i) Penyajian data fisik dan data yuridis j) Penyimpanan daftar fisik dan dokumen k) Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak l) Penerbitan sertifikat pengganti m) Biaya pendafatarn tanah n) Sanksi hokum d. Selanjutnya dalam pelaksanaanya dijabarkan kembali pada Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997, Tanggal 1 Oktober 1997, tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
  • 8. 3. Tujuan Pendaftaran tanah Tujuan pendaftaran tanah adalah : a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar. yaitu dengan diberikan sertifikat tanah agar dengan mudah membuktikan diri sebagai pemegang hak tersebut. b. Untuk menyediakan informasi kepada Badan Pertanahan mengenai data fisik dan data yuridis dari bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar diinformasikan atau publikasikan kepada umum (asas publisitief) c. Untuk Terselenggaranya Tertib Administrasi Pertanahan à yaitu setiap bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan, dan hapusnya hak atas tanah wajib mendaftar. Selain tujuan diatas, menurut Maria S.W.Sumardjono bahwa manfaat 8 daripendaftaran tanah dapat dipetik oleh 3 pihak yaitu ; a. Pemegang hak atas tanah itu sendiri, sebagai pembuktian atas haknya. b. Pihak yang berkepentingan, misalnya calon pembeli tanah, atau kreditur untuk memperoleh keterangan atas tanah yang menjadi objek perbuatan hukumnya c. Bagi Pemerintah yaitu dalam rangka mendukung kebijaksanaan pertanahannya. 4. Obyek pendaftaran tanah Obyek – obyek pendafatran tanah meliputi : a. Bidang–bidang yang dipunyai dengan Hak Milik, hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai; b. Hak Pengelolaan; c. Tanah Wakaf; d. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun;
  • 9. 9 e. Hak Tanggungan. f. Tanah Negara. 5. Asas pendaftaran tanah Asas pendaftaran tanah dapat dilihat dalam pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997 meliputi ; a) Sederhana, yaitu asas dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok dan tatacaranya mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama hak atas tanah. b) Aman, yaitu suatu asas yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. c) Terjangkau, asas yg dimaksudkan bahwa keterjangkauan bagi pihak-pihak yg memerlukan, dengan memperhatikan golongan ekonomi lemah. d) Mutakhir, adanya kelengkapan data yg memadai dalam pelaksanaannya dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya, sehingga data pendaftaran tanah harus dipelihara. Data disimpan dalam bentuk buku tanah di kantor pertanahan dan harus selalu diperbaharui jika ada perubahan. e) Terbuka, masyarakat dapat memperoleh keterangan tentang data yang benar setiap saat. 6. System Pendaftaran Tanah Ada 2 macam sistem pendaftaran tanah yaitu ; a. Sistem pendaftaran akta atau registration of deeds. b. Sistem pendaftaran hak atau registration of titles, titles dalam arti hak yang lebih dikenal dengan sistem Torrens.
  • 10. Sistem pendaftaran yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak atauregistration of title , hal ini tampak dengan adanya buku tanah sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang terhimpun dan disajikan serta diterbitkannya sertipikat sebagai surat tanda bukti hak yang di daftar. Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan rumah susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah, yang memuat data juridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan dan sepanjang ada surat ukurnya dicatat pula pada surat ukur tersebut. Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur secara hukum telah didaftar menurut PP 24 Tahun 1997. Sertipikat diterbitkan sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah untuk kepentingan pemegang hak Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah Menurut Boedi Harsono, menyatakan bahwa sistem publikasi dalam 10 pendaftaran tanah digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu ; 1. Sistem Positif. Sistem ini menunjukkan bahwa sertipikat tanah yang diberikan adalah berlaku sebagai tanda bukti hak yang bersifat mutlak (absolute) serta sertipikat merupakan bentuk satu-satunya tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki oleh seseorang. Sistem publikasi positif selalu menggunakan sistem pendaftaran hak, maka meski ada register atau buku tanah sebagai bentuk penyimpanan dan penyajian data yuridis dan sertifikasi sebagai surat tanda bukti hak. Pencatatan dan pendaftaran nama seseorang dalam register sebagai pemegang haklah yang menjadi pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, bukan perbuatan hukum pemindahan hak yang dilakukan (title by registration, the register is everything). Apa yang tercantum dalam buku pendaftaran tanah dan surat tanda bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat pembuktian yang mutlak. Negara menjamin kebenaran data yang disajikan. Perolehan tanah dengan etikad baik melalui cara sebagaimana diatur dalam undang-undang, memberikan kepada pihak yang memperolehnya suatu hak yang “indefeasible” yang
  • 11. tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, juga oleh pihak yang sebenarnya berhak sekalipun. 11 2. Sistem Negatif Dalam sistem publikasi negatif, bukan pendaftaran tetapi sahnya perbuatan hukum yang dilakukan yang menentukan berpindahnya hak kepada pembeli. Pendaftaran tidak membuat orang yang memperoleh tanah dari pihak yang tidak berhak, menjadi pemegang haknya yang baru. Sistem publikasi negatif, menunjukkan ciri bahwa apa yg tercantum didalam sertipikat tanah adalah dianggap benar sampai dapat dibuktikan suatu keadaan yang sebaliknya (tidak benar) dimuka pengadilan. Surat tanda bukti hak berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, yang berarti pula bahwa keterangan-keterangan yang tercantum di dalamnya mempunyai kekuatan hukum danharus diterima (oleh hakim) sebagai keterangan yang benar, sepanjang tidak ada alat pembuktian lain yang membuktikan sebaliknya. Sistem publikasi menurut UUPA No. 5 Tahun 1960 adalah sistem publikasi negatif bertendensi positif. Artinya sistem negatif yang mengandung unsur positif karena akan menghasilkan surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, seprti yang dinyatakan dalam pasal 19 ayat 2 huruf c, pasal 23 ayat 2, pasal 32 ayat2 dan pasal 38 ayat 2 UUPA. Sistem Publikasi yang dianut adalah bukan sistem negatif murni, karena pejabat pendaftaran tanah dalam rangka pengumpulan data bersikap passif dan pada umumnya menggunakan sistem pendaftaran akta yang memuat data itulah yang didaftar. Dalam akta tersebut oleh pejabat pendaftaran dibubuhkan catatan bahwa telah dilakukan pendaftarannya. Akta itulah yang merupakan tanda bukti hak. Bahwa pendaftaran tanah yang diselenggarakan atas perintah Pasal 19 UUPA, menghasilkan alat pembuktian yang kuat (bukan mutlak = positif), menurut para pejabat pendaftaran tanah dalam mengumpulkan data fisik dan data yuridis, sejauh mungkin berusaha memperoleh data yang benar. Data pada pendaftaran tanah meliputi: Data fisik, kegiatan pengumpulan data fisik meliputi penetapan batas, pengukuran dan pemetaan tanah yang bersangkutan (diatur dalam pasal 17,18,19 dan
  • 12. 20 PP 24/1997). Pengumpulan data yuridis diatur dalam pasal 23,24 dan 25 PP 24/1997. Dibedakan antara hak baru dan hak lama. 7. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pertama Kali Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali berupa: a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik; b. Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan haknya; c. Penerbitan serifikat; d. Penyajian data yuridis, dan penyimpanan daftar umum dan dokumen. Pendaftaran Tanah pertaama kali dilaksaankan melalui pendaftaran 12 secarasistematik dan pendafatran secara sporadik. A. Pengumpulan dan pengolahan data fisik Untuk pengumpulan dan pengolahan data fisik pertama-tama yang dilakukan adalah kegiatan pengukuran dan pemetaan lokasi. Kegiatan ini meliputi : a. Pembuatan peta dasar pendaftaran Kegaitan pendaftaran secara sistematik disutau wilayah yang ditunjuk dimulai dengan pembuatan peta dasar pendaftaran, dalam pelaksanaan pendaftaran secara sistematik, pendaftaran juga digunakan untuk memetakan bidang-bidang yang sebelumnya sudah didaftarkan. Penyiapan peta dasar diperlukan untuk setiap tanah yang didaftarkan dijamin letak secara pasti, Karena dapat direkotruksi di lapangan setiap saat. Untuk maksud tersebut diperlukan adanya teknik-teknik dasar Nasional. Titik yang dasar teknik adalah titik tetap yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu pengukurandan perhitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekontruksi batas. Di wilayah-wilayah lain untuk keperluan pendaftaran tanah secaraSporadik diusahakan juga tersedianya peta dasar pendaftaran yang dimaksudkan. Dengan adanya peta dasar pendaftaran tersebut bidang tanah yang
  • 13. dapat diketahui letaknya dalam kaitannya dengan bidang-bidang tanah yang lain dalam suatu wilyah, sehinngga dapat dihindarkan terjadinya penerbitan serifikat ganda atas suatu bidang tanah. Hal-hal yang menyangkut dengan peta peta dasar pendaftaran tanah tersebut diatur dalam pasal 15 dan 16 PP 24 Tahun 1997 dan mendapat peraturan lebih lanjut danrinci dalam pasal 12 s./d 18 Peraturan Menteri 3/1997 13 b. Penetapan batas-batas bidang tanah Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bidang-bidang tanah yang akan dipetakan diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas-batasnya dan menurut keprluanya ditempatkan tanda-tandabatas disetiap bidang tanah yang bersangkutan. di dalam penetapan batas tersebut diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan, untuk memeperoleh bentuk yang tertata dengan baik bagi bidang-bidang yang semula kurang mendapat bentuk dari bidang tanah tersebut.( pasal 17 PP 24 /1997). Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau sudah terdaftar tetapi belum ada surat ukur atau gambar situasinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dilakukan berdasarkan penunjukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak yang bersangkutan dan sedapat mungkin mendapat persutujuan dari pemilik hak atas tanah yang berbatasan. Penetapan batas bidang tanah yang akan diberikan dengan hak baru oleh Negara (Badan Pertanahan Nasional) dilakukan sesuai dengan ketentuan tersebut diatas atau penunjukan instansi yang berwenang.( pasal 18 PP 24/1997) Dalam pasal 19 diadakan ketentuan jika dalam penetapan batas bidang-bidang tanah tersebut tidak diperoleh kesepakatan antara pemegang hak yang bersangkutan dan pemegang hak yang berbatasan atau pemegang hak atas tidak hadir, biarpun sudah diadakan pemangilan. Merupakan kewajiban bagi pememgang hak atas tanah untuk menempatkakkn tanah yang dipunyainya dan selanjutnya memeliharanya.
  • 14. Mengenai penetapan dan pemasangan tanda-tanda batas bidang diatur didalam pasal 17 s/d 19 PP 24 tahun 1997 dan mendapat pengaturan yang lebih rinci daam pasal 19 s/d Peraturan Menteri 3/1997. c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembutan peta 14 pendaftaran Pada bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batas diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar pendaftaran. Untuk bidang tanah yang luas pemetaannya dilakukan dengan cara membuata peta tersendiri, dengan mengunakan data yang diambil peta dasar pendaftaran dan hasil ukur batas tanah yang akan dipetakan. Jika dalam wilayah pendaftaran tanah secara sporadik belum ada peta dasar pendaftaran tanah dapat digunakan peta lain, sepanjang peta tersebut memenuhi persyaratan teknis untuk pembuatan pendafataran misalnya peta dari instansi pekerjaan umum atau intansi pajak. Dalam keadaan terpaksa karena tidak adanya peta dasar pemetaan bidang tanah yang bersangkutan dan bidang-bidang tanah tananh sekeliling yang berbatasan, sehingga letak relatif tanah itu dapat ditentukan (pasal 20). Pengukuran tersebut diupayakan untuk sementara dilakukan berdasarkan batas-batas tanah yang bersangkutan. Mengenai dilakukannya pengukuran sementara itu dan belum diperoleh sautau kesepakatan mengenai penetapan batas tersebut, maka dibutkan sutau berita acara. Dalam gambar ukur sebagai hasil pengukuran yang dilakukan, dibubuhkan catatan atau tanda yang menyatakan bahwa batas-batas tersebur merupakan bata-bats sementara, dengan demikian kegitan pengukuran dan pemetaan tidak dapat ditangguhkan. d. Pembuatan daftar tanah Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibukukan nomor pendaftaranya pada peta pendaftaran, dibukukan dalam daftar tanah. Bentuk, isi cara
  • 15. pengisian, penyimpanan dan pemeliharaanya diatur didalam Peraturan Menteri 146 s/d 155 (pasal 21). Daftar tanah dimaksudkan sebagai suymber informasi yang lengakap mengenai nomor bidang, lokasi dan penunjukan kenomor surat bidang tanah yang ada diwilayah pendaftaran, baik hasil pendaftaran untuk pertama kali maupun pemeliharaan dikemudian hari. 15 e. Pembuatan surat ukur Untuk keperluan pendaftaran haknya, bidang tanah yang sudah di ukur serta dipetakan dalam peta pendaftaran, dibutakan surat ukur. Surat ukur memuat data fisik yang diambil dari peta dengan skala yang biasa berbeda. Untuk wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara sporadik yang belum tersedia peta pendaftaran, surat ukur dibuat dari hasil pengukuran sebagai hasil dari sebagai mana yang telah diataur didalam pasal 20. Surat ukur ini adalah yang dalam Peraturan Menteri Agraria nomor 6 tahun 1965 disebut gambar situai. Bentuk, sisa, cara pengisian, penyimpanan dan pemeiliharaan surat ukur diatur didalam Peraturan Menteri 3/1197 pasal 156 s/d 161. B. Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan haknya Dalam kegiatan pengumpuln data yurudis diadakan pebedaan antara pembuktian hak-hak baru dan hak-hak lama. Hak—hak baru ialah hak-hak baru yang baru diberikan atau diciptakan sejak dimulai hberlakunya PP 24/1997 sedang hak-hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak yang ada pada waktu mulai berlakunya UUPA dan hak-hak yang belum terdaftar menurut PP 10/ 1961. 1. Hak – hak baru Dalam pasal 23 ditentukan, bahwa untuk keperluan pendaftaran Hak atas tanah baru data yuridisnya dapat dibuktikan dengan :  Penetapan pemberian hak dari pejabat yang memberikan hak yang bersangkutan, menurut ketentuan yang berlaku, apabila pemberian hak tersebut berasal dari Tanah Negara atau tanahh Pengelolaan, yang dapat berikan secara individual, kolektif ataupun secara umum;
  • 16.  asli akta PPAT yang memeuat pemberian hak yang bersangkutan; apabila 16 mengenai hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas tanah Hak Milik;  Hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak penggelolaan oleh pejabat yang berwenang.  Tanah wakaf dibuktikan dengan penetapan akta ikrar wakaf. Ditinjau dari obyek pembukuan tanah wakaf merupakan pendaftaran tanah untuk pertama kali, meskipun bidang tanah yang bersangkutan sebelumya sudah didaftarkan sebagai tanah Hak Milik;  Hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan. Pembukuannya merupakan pendaftatran unutk pertama kali, biarpun hak atas tanah yang bersangkutan sebelumnya sudah didaftar sebagai tanah Hak Milik;  Pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan. 2. Hak – hak lama Hak- hak lama yaitu tanah yang bersal dari konfersi hak-hak yang ada pada waltu dimulainya berlakunya UUPA dan hak-hak yang belum didaftar menurut PP10/1961. Pembukuan hak dilakukan melalui penegasan konversi hak lama menjadi hak baru yang terdaftar. Selanjutnya dijelaskan, bahwa mengenai alat-alat bukti tertulis yang dimaksudkan dalam pasal 24 (1) dapat berupa :  Grosse akta hak eigendom, yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikoversi menjadi hak milik;  Groose akta hak eigendom yang telah diterbitkan berdasarkan Ordonantie tersebut sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut PP No.10 Tahun 1996  Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan Swapraja yang bersangkutan;
  • 17.  Surat hak milik yang diterbitkan berdasarkan peraturan Menteri 17 Agraria No. 9 Tahun 1959;  Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat berwewenang baik sebelumnya atau berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarakan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya;  Akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan, yang dibubuhi kesaksian kepala adat/ kepala desa/ Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya PP ini. Ini merupakan perubahan Pasal 19 PP No.10 Tahun 1961, yang menentukan harus ada bukti atakta PPAT sejak PP tersebut mulai dilaksanakan disuatu daerah atau;  Akta pemindahan hak tanah yang dibuat Oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan (seharusnya ditambahkan: atau tanah yang sudah dibukukan, tetapi belum diikuti pendaftaran Pemindahan hak nya di Kantor Pertanahan); atau  Akta ikrar wakaf atau lelang yang dibuat sebelum atau sejak dimulai dilaksanakan PP 28 Tahun 1977;  Risalah lelang yang dibuat oleh pejabat lelang yang berwenang yang tanah sudah dibukukan, tetapi belum diikuti pendaftaran pemindahan haknya itu kepada Kantor pertanahan;  Surat penunjukan atau pembelian (seharusnya pemberian kaveling tanah pengganti tananh yang diambil oleh pemerintah atau Pemerintah Daerah);  Petuk pajak bumi/Landrete,girik, keritir, dan verponding Indondesia sebelum berlakunya PP No 10 Tahun 1961(seharusnya sebelum berakunya UUPA tidak lagi dipunggut pajak bumi, oleh karena tidak ada lagi Tanah-tanah hak milik adat);  Surat keterangan riwayat tanah yang dibuat oleh kantor pelayanan pajak dan bumi dan Bangunan;
  • 18.  Lain-lain bentuk alat pembuktian yang dimaksut dengan nama apapun juga sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal II, Pasal IV da Pasal VII Ketentuan–ketentuan Konversi UUPA. Dalam hal bukti tertulis tersebut tidak lengkap atau tidak ada lagi, pembuktian kepemilikan itu dapat dilakukan dengan keteranga saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan, yang dapat diperjaya kebenarannya menurut Panitia Adjukasi (panitia A) atau Kepala kantor Pertanhan. Kesaksian saksi atau peryataan yang bersangkutan berfungsi untuk menguatkan bukti tertulis yang tidk lengkap sekaligus sebagai pengganti bukti tertulis yang tidak ada lagi Hal- hal yang mengenai saksi dan penilaian kebenaran keterangan para saksi 18 dan anggota kepemilikan itu ada tiga kemungkinan alat pembuktiannya yaitu :  Bukti tertulis lengkap ( tidak memerlukan tambahan alat bukti lain);  Bukti tertulisnya sebagian tidak ada (diperkuat keterangan saksi dan atau yang bersangkutan);  Bukti tertulis semunya tidak ada lagi(diganti keterangan saksi atau peryataan yang berasangkutan). Pembukuan hak Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian kepemilikan yang tertulis, ketrangan saksi ataupun pernyataan bersangkutan yang dapat dipercaya kebenarannya mengenai kepemilikan tananh yang bersangkutan diatur didalm pasal 24 ayat (2). Maka dalm hal demikian pembukuan haknya dapt dilakukan tidak didasarkan pada bukti pemilikan, melainkan bukti penguasaan fisik tanahnya oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-pendahulunya selama 20 tahun atau lebih secara berturut – turut. Syarat-syarat pembukuan hak yang harus dipenuhi untuk pembukuan hak yang bersangkutan sebagaimana dalam penjelsan pasal 2 yaitu;
  • 19. a. Bahwa penguasaan dan pengguanaan tanah yangbersangkutan dilakukan dilakukan dengan itikad baik, secara nyata dan terbuka selama waktu yang disebut diatas; b. Bahwa kenyataan dan pengausaan tersebut tidak diganggu gugat dan oleh karena itu diakui dan dibenarkan oleh oleh masyrakat hukum adat atau desa atau kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya. c. Bahwa hal-hal tersebut, yaitu pengusaan dan penggunaan tanah yang bersangkutan serta tidak ada gangguan, diperkuat oleh kesaksian orang-orang yang terpejaya. d. Bahwa telah diberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan keberatan melalui pengumuman sebagaimana yang dimaksud pasal 26 e. Bahwa akhirnya kesimpulan mengenai status tanah dan pemegang hak yang dituangkan dalam keputusan yang besangkutan oleh Panitia Ajudikasi/kepala kantor Pertanahan. Menilai kebenaran alat-alat bukti Untuk menilai kebenaran alat-alat bukti sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 24, dilakukan pengumpulan dan penelitian data yuridis mengenai bidang tanah yang bersangkutan oleh panitia Adjudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam suatu daftar isian yang ditapkan oleh Menteri. Dalam pendaftaran tanah secara sporadik penelitian data yuridis yang dimaksud dalam pasal 42 ayat 2 dilakukan oleh kantor Pertanahan menurut ketetuan pasal 82 ayat 4 peraturan Menteri No.3 Tahun 1997, dibantu oleh oleh panitia “A”, yang dimaksud dalam keputusan Kepal Badan Pertanahan Nasional No.12 Tahun 1992. Pengumuman data fisik dan yuridis( pasal 15 s/d pasal 28) Daftar isian yang dal pasal 63 Peraturan menteri No.3 Tahun 1997 disebut daftar data yuridis dan data fisik bidang tanah tersebut diatas yang memuat peta bidang atau bidang tanah yang bersangkutan sebagai hasil dari pengukuran yang 19
  • 20. dimaksudkan dalam pasal 20 ayat 1yang memuat tentang data fisik, diumunkan selam 30 (tiga puluh) hari dalam pendaftarn tanah secara sistematik dan 60 hari secara dalm pendaftaran tanah secara sporadik. a. Tujuan pendaftaran adalah memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang 20 bekepentinagan untuk mengajukan keberatan. b. Jangka waktu pengumuman dalm pendaftarn tanh secarsistematik ditetapkan selama 30 hari. Pengumuman dalam pendaftaran tanah secara sporadik wakrunya lebih lama, yaitu 30 hari. c. Tempat pengumuman dilakukan di Kantor Panitia Adjudikasi, Kantor Pertanahan, Kantor Kepala Desa atau Kelurahan yang bersangkutan serta di tempat lain yang dianggap perlu. d. Keberatan yang diajukan. Jika dalm jangka waktu penggumaman tersebut ada pihak yang mengajukan keberatnan mengenai data fisik dan atau data yuridis yang diumukan maka Ketua Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan mengusahakan agar secepatnya keberatan yang diajukan diselesaikan secara musyawarah untuk terciptanya mufakat. Jika usaha tersebut membuakan hasil maka dibuatlah berita acara penyelesain. Jika penyelesaian tersebut mengakibatkan perubahan pada apa yang telah diumukan, makaperubahan tersebut diadakan pada peta bidang–bidang dan atau daftar isian yang bersangkutan. Sedangkan jika usaha penyelesaian tesebut tidak dapat dilakukan atau tidak membuahkan hasil maka Ketua Panitia Ajidikasi atau Kepala Kantor Pertanahan memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang mengajukan keberatan, agar mengajukan ke Pengadilan mengenai data fisik dan atau data yuridis yang disengketakan. e. Pengesahan data fisik dan data yuridis. Setelah jangka waktu pengguman berakhir dat fisik dan dat yuridis yang diumumkan oleh Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan disahkan dengan berita acar pengesahn
  • 21. dat fisik dan data yuridis sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 64 Peraturan menteri No.3 Tahun 1997. 21 C. Pembukuan hak. 1. Tata cara pembukuan hak Mengenai tata cara pembukuan hak diatur didalam pasal 29. Dalam pendaftaran tanah secara sistematik pembukuan hak diatur lebih lanjut didalam pasal 67 dan 68 Peraturan Menteri No.3 Tahun 1997. Dalam pendaftaran secara sporadik daitur didalam pasal 89 dan 90. Bentuk, isi, dan cara pengisian buku tanah diatur dalam pasal 162 s/d 170 Peraturan Menteri tersebut. Pembukuan hak dalam buku tanah serta pencatatan pada surat ukur merupakan bukti, bahwa hak yang bersangkutan beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya diuraikan dalm surat ukur secara hukum telah didaftar menurut PP ini (ayat 2). 2. Pelaksanaan pembukuan Pelaksanaan pembukuan diatur dal pasal 30. Atas dasar alat bukti dan berita acara pengesahan tersebut diatas hak bidang tanah :  Data fisik dan data yuridis yang sudah lengkap dan tidak adayang disengketakan, dilakukan pembukuanya dalam buku tanah menurut ketentuan pasal 29 ayat (1);  Yang data fisik dan data yuridisnya belum lengkap dan tidak ada yang disengketakan, maka dilakukan pembukuanya dalam buku tanah dengan catatan mengenai hal–hal yang belum lengkap. Mengenai ketidak lengkapan data terebut bisa berupa data fisik misalnya surat ukurnya masih didasarkan pada batas sementara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19 ayat 3. Bisa juga mengenai data yuridis, misalnya belum lengakapnya tanda tangan para ahli waris
  • 22.  Yang data fisik dan data yuridisnya disengketakan, tetapi tidak diajukan gugatan kepengadilan, dilakukan dilakukan pembukuan tanah . dengan catatan mengenai adanya sengketa tanah tersebut. Kepada pihak yang berkeberatan diberitahukan oleh Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan secara tertu;is untuk mengajukan gugatan kepengadilan mengenai data yang disengketakan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan 90 (sembilan puluh) hari untuk pendaftaran tanah secara sporadik. Dihitung sejak disampaikan pemberitahuan tersebut. Catatan tadi akan dihapus apabila telah diperoleh penyelesaianya secara damai antar pihak-pihak yang bersengketa atau diperolehnya putusan pengadilan mengenai sengketa tersebut yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.  Yang data fisik dan data yuridisnya disengketakan dan diajukan gugatan ke Pengadilan, tetapi tidak ada perintah dari pengadilan untiuk staus quo dan tidak ada putusan penyitaan Pengadilan, dilakukan pembukuannya dalam buku tanah dengan catatan adanya sengketa tersebut dan hal-hal yang disengketakan.  Yang data fisik dan data yuridis disengketakan dan diajukan kepengadilan, serta adanya status perintah untuk quo atau putusan penyitaan dari Pengadilan. Dilakukan pembukuannya dalam buku tanah dengan mengosongkan nama pemegang haknya dan hal-hal lain yang disengketakan seta mencatat didalamnya bahwa adanya sita atau perintah status quo tersebut. 22 D. Penerbitan sertifikat (pasal 31 dan pasal 32) a. Sertifikat sebagai alat bukti yang kuat Sertifikat sebagai tanda bukti hak diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak, sesuai dengan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku tanah. memperoleh sertifikat adalah pemegang hal atas tanah yang dijamin oleh undang–
  • 23. undang. Penerbitan sertifikat dimaksudkan agar pemegang hak dapat dengan mudah membuktikan haknya oleh karena itu sertifikat alat pembuktian yang kuat sebagamiana yang dimaksudkan dalam pasal 19 UUPA. Sertifikat terdiri atas buku tanah yang memuat buku tanah yang bersangkutan yang di jilid menjadi satu dalam satu sampul dokumen. Sertifikat hak atas tanah, hak pengolalaan dan wakaf menurut PP 24 Tahun 1997 bisa berupa satu lembar dokumen yang memuat data fisik dan data yuridis. Dalam pendaftaran secara sistematik tedapat ketentuan mengenai sertifikat dalam pasal 69 s/d 71 Peraturan Menteri No. 3 Tahun 1997, sedangkan pendaftaran secara sporadik dalam pasal 91 s/d 93. Dalam pasal 178 peraturan Menteri No.3 Tahuhn 1997 terdapat ketentuan cara pembutan buku-buku tanah,dengan ketentuan bahwa catatan yang bersifat sementara yang sudah dihapus tida dicantumkan. b. Penyerahan Sertifikat Sertifikat hanya boleh diserahkan kepada pihak yang namanya terrcantum didalam buku tanah yang bersangkutan sebagia pemegang hak atau pihak lain yang dikuasakan olehnya. Dalam hal pemegang hak sudah meninggal dunia, serifikatnya diterimahkan oleh ahli waris atau salah seorang ahli waris dengan persetujuan ahli waris yang lainnya. Mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Rumah Susun kepunyaan bersama beberapa orang atau Badan Hukum diterbitkan satu sertifikat yang ditrimahkan kepada satu pemegang hak bersama atas penunjukan tertulis para pemegang hak bersama lainya dan Mengenai hak atas tanah atau hak milik atas rumah susun kepunyaan bersama dapat diterbitkan sertifikat sejumlah pemegang hak bersama untuk diberikan kepada tiap pemegang hak bersama yang bersangkutan, yang nema beserta besarnya bagian masing-masing dari hak bersama tersebut. Dengan adanya ketentuan ini maka masing –masing akan mudah akan mudah dapat melakukan perbuatan mengenai haknya itu. tanpa perlu mengadakan perubahan pada surat tanda bukti hak para pemegang hak bersama yang bersangkutan. 23
  • 24. c. Penerbitan sertifikat Penerbitan sertifkat yang dimaksudkan agar pemegang hak dapat dengan mudah membuktiakan haknya. Oleh karena itu serifikat merupakat alat pembuktian paling kuat. Sehubungan dengan itu ketidakpastian mengenai hak atas tanah yang bersangkutan yang ternyata masih adanya catatan dalam pembukuannya, pada prinsipnuya sertifikat tidak dapat terbitkan Namun apabila catatan itu hanya mengenai data fisik yang belum lengkap, tetapi tidak disengketakan sertifikatnya dapat diterbitkan. Data fisik yang tidak lengkap itu adalah apabila data bidang tanah yang bersangkutan merupakan hasil pemetaan sementara, sebgaimana yang disebutkan dalam pasal 19 ayat (3). d. Penerbitan sertifikat pengganti Untuk penerbitan sertifikat pengganti tidak dilakukan pengukuran atau 24 pemeriksaan tanah dan nomor tidak diubah . 1. Atas permohonan pemegang hak diterbitkan setifikat baru, sebagai pengganti sertifikat yang rusak, atau yang masih yang masih menggunakan blangko sertifikat yang tidak digunakan lagi. Sertifikat pengganti juga dapat diterbitkan sebagi pengganti sertifikat yang tidak diserahkan kepada pembeli leleang dalm suatu lelang eksekus 2. Permohonan hanya dapat diajukan oleh pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak daam buku tanah yang bersangkutan atau pihak lain yang merupakan penerima hak berdasarkan akta PPAT. 3. Pengganti sertifikat sertifikat yang rusak atau pembaharuan blangkonya dapat segera dilaksanakan denga penyerahan sertifikat yang diganti . 4. Penggantian sertifikat dicatat pada buku tanah yang bersangkutan. Oleh Kepala Kantor Pertanahan diadakan pengumuman mengenai telah diterbitkanya sertifikat pengganti tersebut dan tidak berlakunya lagi sertifikat yang lama dalam satu surat kabar setempat atas biaya pemohon.
  • 25. 5. Sertifikat pengganti diserahkan kepada pihak yang memohon pengantian 25 atau pihak lain yang diberi kuasa olehnya untuk menerimanya. E. Pengajian data yuridis fisik dan yuridis. Penyajian data fisik dan data yuridis dimaksutkan untuk memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dengan mudah memeperoleh keterangan yang diperlukan. kepala kantor pertanahan menyelenggarakan pendaftaran tanah berupa daftar umum yang terdiri dari peta pendaftaran tanah, daftar tanah, surat ukur, buku tanah, dam daftar nama. sebagaimana yang telah ditentukan dalam pasal 33. Data fisik dan yuridis yang tercantum dalm daftar naman hanya dapat diberikan kepada Intansi Pemerintah, yang memerlukan untuk pelaksannaan tugasnya. Dengan mengajukan permintaan yang menyebutkan keperluanya. Misalnya dari Pengadilan, Kejaksaan dan Kepolisian. Permintaan dipenuhi setelah disetujui oleh Kepala kantor Pertanahan (pasal 191). Informasi tentang data daftar-daftar tanah yang lain terbuka untuk umum dan dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dengan secara visual dan tertulis dalam bentuk Surat Pendaftaran tanah (SKPT), yang bentuknya ditetapkan dalam pasal 97 Peraturan Menteri No.3 Tahun 1997. Informasikan diberikan atas permohonan tertulis oleh pihak yang berkepentingan . ketentuan ini tidak berlaku pada PPAT yang menurut pasal 97 Peraturan Menteri No. Tahun 1997 berkewajiban untuk mencocokan isi sertifikat yang digunakan dalam pembuatan akta dengan daftar-daftar yang da di kantor pertanahan. Mengenai penyajian data fisik dan data yuridis lebih rinci terdapat dalam Pasal 187 s/d 192 Peraturan Menteri 3/1997.
  • 26. 26 F. Penyimpanan daftar umum dan dokumen. Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian yang telah digunakan sebagai alat pendaftaran, diberi tanda pengenal dan disimpan di Kantor pertanahan atau ditempat lain yang ditetapkan oleh Menteri. Hal ini dilakukan untuk mencegah hilangnya dokumen asli tersebut. Hanya atas perintah pengadilan yang sedang mengadili suatu perkara, dokumen asli boleh dibawa oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuknya ke sidang pengadilan tersebut untuk diperlihatkan di kepada majelis hakim dan para pihak yang bersangkutan. Setelah itu dokumen asli tersebut dibawa dan disimpan ditempat semula. Selain itu, dalam hal yang sebutkan diatas dengan izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuknya dapat memeberikan petikan, salinan, atau rekaman dokumen yang bersangkutan kepada instansi lain yang memerlukan dalm pelaksanaan tugasnya. Seiring kemajuan teknologi, Secara bertahap data-data pendaftaran tanah disimpan dan disajikan menggunkan peralatan elektronik dan mikrofilm, untuk menghemat tempat dan mempercepat akses pada data-data yang diperlukan. Rekaman dokemen yang dihasilkan oleh alat elektronik atau mikrofilm tersebut juga mempunyai kekuatan pembuktian setelah ditandatangani dan dibubuhi cap Dinas oleh Kepala Kantor pertanahan. 8. Peranan kepala desa Dan PPAT dalam proses pendaftaran tanah Kepala Desa mempunyai tugas-tugas strategis dalam membantu pelaksanaan penylenggaraan pendaftaran Tanah yaitu ; a. Sebagai anggota panitia ajudikasi yaitu pembantu pelaksana pendaftaran tanah. b. Berwenang untuk membuat surat keterangan yang menguatkan sebagai bukti hak.
  • 27. c. Untuk daerah kecamatan di luar kota tempat kedudukankantor pertanahan, surat keterangan Kepala Kantor Pertanahan dapat diganti oleh surat pernyataan Kepala Desa. d. Didalam pendaftaran tanah, karena pewarisan, Kepala Desa berhak membuat surat keterangan yang membenarkan surat bukti hak sebagai ahli waris. e. Untuk desa terpencil, Menteri Negara Pertanahan (BPN) dapat menunjuk 27 Kepala Desa sebagai PPAT Sementara. PPAT sebagai Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu sebagai diatur dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan, yaitu akta pemindahan dan pembebanan hak atas tanah, dan hak milik atas satuan rumah susun, dan akta pemberian kuasa untuk membebankan hak tanggungan. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, sejak ditandatanganinya aktai atau sejak dilakukannya perbuatan hukum terhadap tanah, PPAT wajib menyampaikan akta dan dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar.
  • 28. 28 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan a. Pendaftaran tanah merupakan suatu rangkaian kegiatan, yang diilakukan oleh Negara atau Pemerintah secara terus dan teratur, berupa pengumpulan data yang ada diwilayah-wilayah tertentu, pengumpulan data tertentu, mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpangan dan penyajian bagi kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaannya. b. Dasar Hukum pendaftaran tanah yaitu UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA Selanjutnya, dalam pasal 23 UUPA, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, Selanjutnya dalam pelaksanaanya dijabarkan kembali pada Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997, Tanggal 1 Oktober 1997, tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. c. tujuan pendaftaran tanah adalah memberikan kepastian hokum kepada pemegak hak atas tana, melaksanakan tertib administrasi dalam bidang pertahanan, dan juga membantu badan pertanahan. d. Obyek – obyek pendafatran tanah meliputi :Bidang–bidang yang dipunyai dengan Hak Milik, hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun, Hak Tanggungan,Tanah Negara. e. Asas pendaftaran tanah dapat dilihat dalam pasal 12 PP No. 24 Tahun 1997 meliputi ,Sederhana, Aman, Mutakhir, Terbuka, Terjangkau f. Ada 2 macam sistem pendaftaran tanah yaitu ; Sistem pendaftaran akta atau registration of deeds dan Sistem pendaftaran hak atau registration of titles, titles dalam arti hak yang lebih dikenal dengan sistem Torrens. g. Kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali berupa:
  • 29.  Pengumpulan dan pengolahan data fisik;  Pengumpulan dan pengolahan data yurudis serta pembukuan 29 haknya;  Penerbitan serifikat;  Penyajian data yuridis, dan penyimpanan daftar umum dan dokumen. h. Kepala Desa mempunyai tugas-tugas strategis dalam membantu pelaksanaan penylenggaraan pendaftaran Tanah yaitu ;  Sebagai anggota panitia ajudikasi yaitu pembantu pelaksana pendaftaran tanah.  Berwenang untuk membuat surat keterangan yang menguatkan sebagai bukti hak.  Untuk daerah kecamatan di luar kota tempat kedudukankantor pertanahan, surat keterangan Kepala Kantor Pertanahan dapat diganti oleh surat pernyataan Kepala Desa.  Didalam pendaftaran tanah, karena pewarisan, Kepala Desa berhak membuat surat keterangan yang membenarkan surat bukti hak sebagai ahli waris.  Untuk desa terpencil, Menteri Negara Pertanahan (BPN) dapat menunjuk Kepala Desa sebagai PPAT Sementara.
  • 30. 30 2. Saran a. disarankan kepada pemegang hak atas tanah agar melaksanakan Pendaftaran tanah demi mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum. Dengan diterbitkanya setifikat maka dengan mudah pemegang hak dapat membuktikan haknya. b. Bagi pemerintah yang bertanggung jawab atas pertanahan, perlu penyederhanaan dan kemudahan agar proses pendaftaran tanah cepat selesai agar masyarakat dengan mudah mendaftarakan haknya
  • 31. 31 DAFTAR PUSTAKA H.Ali Ahmad Chomzah, SH, Hukum Agraria (pertanahan Indonesia), Prestasi Pustaka, 2003. Jakarta Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 http://pena.aminuddinsalle.com/?p=359 peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997.