2. Suatu elektron dikatakan stabil bila mempunyai delapan elektron pada
kulit teluar nya.
Unsur-unsur pada golongan gas mulia merupakan unsur-unsur yang
paling stabil karena semuanya mempunyai delapan elektron pada kulit
terluarnya. Sehingga unsur-unsur pada golongan VIII A ini sangat
sukar sekali membentuk senyawa.
Adapun konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia adalah sebagai
berikut :
2He
: 1s2
10Ne
: 1s2 2s2 2p6
18Ar
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36Kr
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4p6
54Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
3.
4. (IKATAN IONIS/ IKATAN IONIK/
IKATAN ELEKTROVALEN)
Ikatan yang terjadi karena adanya serah terima
elektron
Senyawanya → Senyawa ion/ senyawa ionik/ senyawa
ionis/ senyawa elektrovalen
Kadang-kadang disebut juga senyawa polar
INGAT!!!
Senyawa ionik pasti polar…
Senyawa polar belum tentu ionik…..
5. Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan
yang terjadi karena adanya gaya tarikmenarik elektrostatik antara ion positif dan
ion negatif.
6. Ion positif terbentuk ketika suatu atom
melepaskan elektron.
Atom-atom yang cenderung mudah
melepaskan elektron valensi terletak pada
golongan IA (kecuali H), golongan IIA, dan
golongan IIIA. Masing-masing melepaskan 1
dan 2, dan 3 elektronnya.
8. Ion negatif terbentuk ketika suatu atom
menerima elektron. Atom-atom yang
mudah menerima elektron terletak pada
golongan VA, VIA dan VIIA. Karena
mempunyai afinitas elektron yang besar.
Untuk memperoleh kestabilan, sesuai
dengan aturan oktet, unsur dengan valensi
5, 6 dan 7 akan dengan mudah menerima
elektron.
10. Titik lebur dan titik didih tinggi
Dalam keadaan lebur dan dalam keadaan
larutan dapat menghantar listrik
Keras dan mudah patah
Mudah larut dalam pelarut polar , misal nya
air
Tidak larut dalam pelarut non-polar ,
misalnya alkohol
11. Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan
homo polar. Ikatan kovalen adalah ikatan yang
terjadi karena penggunaan bersama elektron
oleh dua atom yang berikatan.
Ikatan kovalen biasanya terjadi antara atom
nonlogam dengan atom nonlogam. Penggunaan
bersama
pasangan
elektron
biasanya
menggunakan notasi titik elektron atau dikenal
dengan struktur lewis.
12. 1. Ikatan kovalen polar
Yaitu ikatan yang terjadi jika pasangan elektron yang
dipakai bersama tarik-menariknya lebih kuat kesalah
satu atom atau dengan kata lain berat muatan positif
dengan negatif tidak berimpit. Sedangkan molekul
senyawa yang terbentuk disebut molekul polar.
Contoh :
HCl
13. 2. Ikatan kovalen non polar
Ikatan kovalen non polar terjadi jika pasangan elektron
yang dipakai berssama tertarik sama kuat oleh kedua
atom yang diberikan atau dengan kata lain, titik berat
muatan positif dan negatif berimpit. Hal ini terjadi jika
ikatan antara atom yang sejenis atau pada ikatan
molekul yang terbentuk simetris.
Contoh : O2, N2, H2 , CH4 dan lain-lain
15. Berdasarkan asal elektron yang digunakan untuk
berikatan, dikenal adanya ikatan kovalen dan
ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen terjadi
apabila elektron yang digunakan untuk
berikatan masing-masing berasal dari dua atom
yang berikatan sedangkan ikatan kovalen
koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila
elektron ikatan hanya berasal dari salah satu
atom yang berikatan.
16. Sifat-sifat senyawa kovalen
Titik lebur dan titik didih rendah
Pada umumnya lunak
Sebagai senyawa murni tidak dapat menghantarkan
arus listrik
Larutan dalam pelarut non polar
17. 1.
Ikatan antara ion positif logam dengan awan elektron
dalam logam.
2.
Elektron valensi logam tidak erat terikat
(energi ionisasi rendah).
3.
Logam alkali hanya mempunyai satu elektron valensi,
sedangkan logam transisi dapat menggunakan lebih banyak
elektron dalam pembentukan ikatan logam.
4. Dalam logam orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu
menjadi suatu sistem terdelokalisasi yang merupakan dasar
keseluruhannya kisi logam, elektron-elektron valensi bebas
bergerak
18. Sifat-Sifat Logam
1.
Sebagai konduktor listrik.
Karena pengaruh beda potensial
terjadi arus
elektron
logam dapat menghantarkan arus
listrik.
2.
Sebagai konduktor panas.
Karena gerakan elektron yang cepat -Sifat kalor
mengalir
melalui
kisi
logam
dapat
menghantarkan panas.
3. Dapat ditempa.
Lapisan kisi logam dapat digeser tanpa merusak
ikatan logam
logam dapat ditempa dan dapat
direnggangkan menjadi kawat.
19. 1. Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen yang
elektropositif dengan atom lain yang ukurannya
relatif kecil dengan keelektronegatifan yang relatif
besar (F, O, dan N).
2. Ikatan hidrogen juga dapat terjadi jika pasangan
elektron bebas yang tak berikatan dimungkinkan
untuk disumbangkan pada atom hidrogen yang
bermuatan positif.
20. Ada dua macam ikatan hidrogen, yaitu:
1. Intermolekuler. Bila atom hidrogen terjadi antar dua molekul.
Misalnya air, amonia, hidrogen fluorida, asam asetat dan
lainnya.
H
F
H
1.
F
Intramolekuler. Bila ikatan hidrogen terbentuk didalam molekul
itu sendiri. Misalnya: asam salisilat, salisilaldehid, o-nitrofenol,
dan o-aminofenol.
OH
C
O
H
O
22. 1.
Titik didih
Ikatan hidrogen cenderung menaikkan titik didih cairan
serta panas sesuai dengan bertambahnya tarik menarik
intermolekuler dan rotasi molekuler. Dengan demikian
adanya ikatan hidrogen juga memperbesar entropi
penguapan.
2.
Kelarutan
Adanya ikatan hidrogen menyebabkan air dapat menjadi
pelarut yang cukup baik untuk senyawa anorganik.
Senyawa anorganik dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air. Sementara itu kebanyakan senyawa organik
tidak larut dalam air karena ikatan hidrogen antar
molekul air lebih kuat dari pada ikatan antara molekul air
dengan senyawa organik tersebut.
23. Kekentalan
Cairan yang mempunyai ikatan hidrogen terdiri
atas lapisan-lapisan. Ikatan intermolekul yang
ada dalam cairan yang berada dalam lapisan
yang berbeda. Hal ini berakibat menaikkan
pula kekentalan cairan.
4. Struktur kristal
Hasil yang maksimal dari terbentuknya ikatan
hidrogen berupa struktur rantai (HCN-linier,
methanol, asam formiat dan HF – zig – zag).
Asam oksalat dan KH2O4 dapat membentuk
jaringan tiga dimensi berupa lempengan.
3.
24. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi
oleh perbedaan elektronegativitas. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih
suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
Senyawa yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air kelarutannya menjadi
lebih besar.
25. Semua senyawa biner harus memakai –ida
Jika senyawa biner tersusun dari logam dan bukan logam,
maka aturan –ida disandang oleh unsur bukan logam.
Contoh : MgO
->
Magnesium Oksida
AlCl3
->
Aluminium Klorida
Jika suatu logam mempunyai lebih dari satu macam valesi,
maka ada dua macam penamaan :
1) Valensi suatu logam mempunyai angka romawi dibelakang
nama logam tersebut.
Contoh :
FeO ->
AgCl ->
Besi (II) oksida
Perak (I) klorida
26. 2) Logam dengan valensi rendah, memakai nama latin
yang berakhiran –o dan logam dengan valensi tinggi
memakai nama yang berakhiran –i .
Contoh :
FeO :
ferro oksida
Fe2O3 :
ferri oksida
Jika senyawa biner tersusun dari unsur-unsur bukan
logam, maka terdapat dua cara penamaan :
1) Memekai valensi dengan angka romawi.
Contoh :
Cl2O3 klor (III) Oksida
Cl2O5 Klor (V) Oksida
27. 2) Jumlah masing-masing atom dalam senyawa ditandai
dengan awalan bahasa Yunani.
Mono = 1
heksa = 6
Di
=2
hepta = 7
Tri
=3
okta = 8
Terta = 4
nona = 9
Penta = 5
deka = 10
Contoh :
Cl2O = dikloro monoksida
Cl2O3 = dikloro trioksida
Cl2O7 = dikloro heptaoksida
Sedangkan nama senyawa yang sudah umum tidak usah
menggunakan aturan IUPAC.
Contoh :
H2O = Air
NH3 = Amoniak