SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 25
KEWAJIBAN IBADAH HAJI
Kajian Surat al-Hajj /22: 26-37
Oleh: Asnidar
A. Teks Ayat






    
   












  








    











   













  
  










1




   
   












































    
   





























   
   
   



















  
    




2








   








































   





















  

























  
   
  










  

3
B. Tarjamah al-Ayat
 QS. al-Hajj: 26-37
26. “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di
tempat

Baitullah

(dengan

mengatakan):

"Janganlah

kamu

memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini
bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan
orang-orang yang ruku' dan sujud”.
27. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.
28. “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”.
29.

"Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada

pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar
mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).
30. “Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apaapa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di
sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan
dusta”.
31.

“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu

dengan Dia. barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka

4
adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
32.

“Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan

syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”.
33.

“Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa

manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib
(serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq
(Baitullah)”.
34.

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan

(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak
yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan
yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah)”.
35. “(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa
mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang
yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada
mereka.
36. “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari
syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka
sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan
berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka
makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa
yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur”.
37.

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat

mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
5
mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu
supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.

C. Makna Ijmali
Ibadah haji dikumandangkan oleh Nabi Ibrahim a.s sekitar 3.600 tahun yang
lalu. Sejak saat itu umat manusia, umat manusia mulai mengerjakan haji ke Mekah
dengan ritual yang diwariskan Nabi Ibrahim a.s dan Ismail a.s. Haji merupakan salah
satu dari rukun Islam yang lima. Sebagai rukun Islam, haji hukumnya wajib
berdasarkan al-Qur‟an, Sunnah dan ijma‟ ulama.1
Tujuan diwajibkannya haji adalah memenuhi panggilan Allah untuk
memperingati serangkaian kegiatan yang pernah pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim
sebagai penggagas syari‟at Islam.2
Kewajiban haji baru terletak atas pundak setiap muslim sesuai dengan yang
diperintahkan Allah bila telah memenuhi Syarat-Syarat yang telah ditentukan.
Kesanggupan yang menjadi syarat wajib haji itu dirinci oleh ulama berdasarkan
pemahamannya terhadap hadits-hadits Nabi yang empat yaitu:
a. Mampu dari segi dana bagi biaya perjalanan untuk pergi, pulang dan
untuk biaya keluarga yang ditinggalkannya.
b. Mampu dari segi adanya alat transportasi ke sana, baik yang dimilikinya
sendiri atau milik orang lain dengan jalan menyewanya.
c. Mampu dari segi fisik, yaitu tahan dalam mengikuti perjalanan jauh dan
selama masa melaksanakan ibadah haji.
d. Mampu dari segi keamanan di tempat tujuan dan selama dalam
perjalanan.3

1

Said Agil Husin al-Munawar, Fikih Haji; Menuntun Jama’ah Mencapai Haji Mabrur,
(Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 7.
2
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), h. 60.
3
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 61-62.

6
D. Pengertian Istilah
Haji secara lughawi (etimologis) berasal dari bahasa Arab al-hajj; berarti
tujuan, maksud, dan menyengaja untuk perbuatan yang besar dan agung. Selain itu,
al-hajj berarti mengunjungi atau mendatangi. Makna ini sejalan dengan aktivitas
ibadah haji, di mana umat Islam dari berbagai negara mengunjungi dan mendatangi
Baitullah (Ka‟bah) pada musim haji karena tempat ini di anggap mulia dan agung.
Makna haji secara istilahi (terminologis) adalah perjalanan mengunjungi Baitullah
untuk meleksanakan serangkaian ibadah pada waktu dan tempat yang telah
ditentukan. Sayyid Sabiq, ahli fikih kontemporer Mesir (lahir 1915 M),
mendefenisikan haji, yakni; “Dengan sengaja pergi ke Mekah untuk melaksanakan
tawaf, sa‟i, wukuf di Arafah, dan rangkaian manasik haji lainnya, dalam rangka
memenuhi panggilan (kewajiban dari) Allah dan mengharapkan keridhaan dari
Allah.”4
Makna yang dilakukan “di tempat tertentu” seperti dalam pengertian itu ialah
sekitar Ka‟bah, Arafah, Muzdalifah dan mina. Sedangkan makna “pada waktu
tertentu”, yakni mulai tanggal 9 sampai 13 Zulhijjah setiap tahun. Sementara makna
melakukan serangkaian “ibadah tertentu” adalah yang termasuk dalam kategori rukun
haji, wajib haji seperti Wukuf, Mabit, Melontar Jumrah, Thawaf, Sa‟I dan Tahallul.
E. Asbab al-Nuzul
 QS. al-Hajj: 27
Ibnu Jarir telah mempertengahkan sebuah hadits melalui Mujahid yang
telah menceritakan bahwa mereka (yakni orang-orang yang dating untuk
mengerjakan ibadah haji) sebelumnya dating hanya dengan berjalan kaki
dan tidak memakai kendaraan. Maka Allah menurunkan ayat ini, yang

4

Said Agil Husin al-Munawar, Fikih Haji; Menuntun jama’ah Mencapai Haji Mabrur, h. 1-2.

7
memberikan kemurahan kepada mereka, sehingga mereka boleh
membawa bekal, menaiki kendaraan, dan berniaga dalam bulan haji.5

 QS. al-Hajj: 37
Ibnu Hatim telah mempertengahkan sebuah hadits, melalui Ibnu Juraij
yang telah menceritakan bahwa dahulu orang-orang Jahiliah melumurkan
dan menempelkan daging serta darah hewan kurban mereka pada Ka‟bah.
Hal ini berlangsung sampai masa islam; kemudian para sahabat Nabi
SAW berkata: “Kami lebih berhak melumurkannya dari pada mereka”.
Lalu Allah menurunkan ayat ini.

F. Tafsir al-Ayat
 QS. al-Hajj: 26







 
Ingatkanlah, hai Rasul, kepada orang-orang yang musyrik yang menghalanghalangi manusia dari jalan Allah dan dari memasuki Masjidil Haram, waktu yang
ketika itu Kami menjadikan rumah ini sebagai tempat kembali seluruh manusia dalam
beribadah.6 Allah berfirman:

Dimaksudkan dengan mengingat waktu ialah berbagai peristiwa besar yang
terjadi pada waktu itu, agar mereka ingat lalu meninggalkan kesesatan menuju jalan

5

Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun Nuzul Ayat, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2003), h. 189.
6
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi, 1974),
Juz. XVI, h. 183.

8
yang lurus, dan agar tampak jelas oleh merekanbetapa besar kesalahan dan dosa yang
telah mereka lakukan dengan menghalang-halangi manusia dari rumah yang telah
dibangun oleh Bapak mereka dan dijadikan oleh Allah sebagai Kiblat manusia dalam
mengerjakan shalat serta tempat tawaf ketika menunaikan ibadah haji.
















 

Allah berfirman kepada Ibrahim: Janganlah kamu menyekutukan Aku dengan
sesuatu pun di antara makhluk-Ku dalam ibadah, dan sucikanlah rumah-Ku dari
patung dan kotoran bagi kepentingan orang yang bertawaf dan mengerjakan shalat di
sana.
Dari ayat ini diketahui bahwa berkunjung untuk melaksanakan ibadah haji
merupakan ibadah yang telah di kenal jauh sebelum masa Nabi Muhammad SAW
yakni sejak masa Nabi Ibrahim a.s. Pada masa jahiliah, kaum musyrikin Mekah pun
melaksanakannya, tetapi dalam bentuk yang telah menyimpang dari tuntunan Nabi
Ibrahim a.s. Mereka pun melakukan thawaf, tetapi sebagian mereka melakukannya
tanpa busana, dengan alasan bahwa seseorang harus benar-benar suci ketika
berkeliling di i Baitullah, padahal pakaian sedikit atau banyak telah dinodai najis,
atau dipakai berdosa.7
 QS.al-Hajj: 27








7




M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Vol. 9, h. 41.

9
    
  
Dan Allah berfirman kepada Ibrahim: serulah manusia untuk menunaikan
ibadah haji dan berziarah ke rumah yang kamu diperintahkan untuk membangunnya
ini, niscaya mereka datang kepadamu dengan berjalan kaki maupun berkendaraan
unta dari segala jalan yang jauh.
 QS.al-Hajj: 28











    








 
Niscaya, mereka datang kepadamu untuk menyaksikan berbagai manfaat
mereka di dunia, seperti perdagangan yang laku, dan berbagai manfaat di akhirat
dengan mengerjakan pekerjaan yang diridhoi oleh Tuhan dan memuji-Nya atas
segala nikmat yang dilimpahkan kepada mereka, serta rezeki berupa hadiah unta
gemuk yang dihadiahkan kepada mereka pada tiga hari kurban, yaitu hari raya dan
dua hari sesudahnya.







 
Sembelihlah binatang-binatang kurban kalian dengan menyebut nama Allah,
lalu makanlah sebagian daripadanya dan berilah makan orang-orang fakir yang
mendapat mendapat kesengsaraan dan kesusahan.
 QS.al-Hajj: 29











10





Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang melekat pada
mereka: mencukur rambut, memotong kuku, merapikan kumis dan janggut,
melaksanakan nazar untuk mengerjakan amal baik, dan melaksanakan thawaf wada‟
di rumah Tua, karena ia adalah rumah tertua yang diperuntukkan bagi kepentingan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan manusia.
 QS.al-Hajj: 30

   











Maksudnya, siapa yang menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang
Allah haramkan, sedangkan dirinya menganggap besar urusannya, jika melakukan
perbuata tersebut, (artinya ia tidak menganggap sepele), maka baginya kebaikan yang
banyak atas sikap dan tindakannya itu, baginya pahala yang melimpah. Sebagaimana
ketaatan-ketaatan itu akan di balas dengan kebaikan yang banyak dan pahala yang
melimpah, maka demikian pula meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan menjauhi
hal-hal yang di larang.8
Menurut tafsir al-Mishbah, dalam konteks ibadah haji al-hurumaat adalah
mencakup Masjidil al-Haram, Ka‟bah, wilayah haram seluruhnya serta bulan-bulan
haram. Bahkan termasuk pula binatang ternak yang dikurbankan serta amalan haji
lainnya, seperti mencukur, mandi dan sebagainya, karena itu semua adalah tuntunan
dan petunjuk Allah, Tuhan yang harus di agungkan, sehingga tuntunan-Nya harus di
agungkan pula.

8

Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,
2006), h. 157.

11
   
  
Dihalalkan bagi kalian, wahai manusia, memakan binatang-binatang ternak
setelah kalian di sembelih. Dia tidak mengharamkan bahirah, sa’ibah, wasilah dan
tidak pula hami, kecuali binatang yang keharamannya telah dibacakan kepada kalian
di dalam kitab Allah. Seperti firman Allah:







  








 
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah”. (al-Maidah: 3)

  



 

Kata min di sini untuk menjelaskan jenis. Kmaksudnya jauhilah najis, yaitu
berhala-berhala. Allah mendampingkan penyekutuan terhadap Allah dengan
perkataan dusta. Ini sebagaimana firman-Nya:





























   
   
12










 
“Katakanlah (Muhammad), Rabb-ku hanya mengharamkan segala perbuatan
keji yang terlihat dan tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zhalim tanpa alas an
yang benar, dan (mengharamkan) kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu,
sedangkan Dia tidak menurunkan alas an untuk itu, dan (mengharamkan) kamu
membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (al-A‟raaf: 33).
Termasuk juga kesaksian palsu.
Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Abu

Bakrah r.a,

bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Maukah kamu aku beritahukan mengenai dosa yang paling besar?”
Kami berkata, “Tentu ya Rasulullah. Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah
dan durhaka kepada orangtua. –saat itu beliau bersandar lalu duduk dan
bersabda:- “Hati-hati (kalian dari) perkataan dusta dan persaksian dusta.”
Beliau terus mengulang-ulang perkataan itu hingga kami mengatakan; andai
saja beliau diam.
 QS.al-Hajj: 31

   

Maksudnya dengan beribadah ikhlas kepada-Nya, berpaling dari kebathilan
dan hanya tertuju pada kebenaran dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun.
Seperti firman-Nya:

13













“Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”.(az-Zumar: 3)





















   
Barangsiapa menyekutukan Allah dengan selain-Nya, berarti ia telah
membinasakan dirinya sendiri sebinasa-binasanya. Perumpamaannya seperti keadaan
orang yang jatuh dari langit lalu di sambar burung, kemudian burung itu memotongmotong anggota tubuhnya; atau seperti orang yang diterbangkan oleh angin lalu di
jatuhkan di tempat yang jauh dan tidak bias kembali daripadanya.
Menurut Thahir Ibn „Asyur ayat di atas memberikan dua perumpamaan
tentang orang kafir. Pertama yang bimbang dan ragu. Mereka itulah yang
diperumpamakan dengan seseorang yang jatuh dari langit lalu di sambar burung.
Sedang yang kedua adalah kafir yang sudah bersikeras dan mantap kekufurannya.
Inilah yang diilustrasikan dengan diluncurkan angin jatuh ke tempat yang jauh. Yang
pertama mengisyaratkan bahwa ia tidak mungkin memperoleh keselamatan, sedang
yang kedua boleh jadi masih dapat memperoleh keselamatan dengan bertaubat,
walaupun hal tersebut sulit dipercaya.9

9

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 51.

14
Allah juga telah membuat perumpamaan lain bagi orang-orang yang
menyekutukan-Nya dalam surat al-An‟am:

    
    

























  





















  
Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan
kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah
Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan
di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawankawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah
ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya)
petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta Alam”. (alAn’am: 71)

 QS.al-Hajj: 32

15
   









Patuhilah dan peliharalah yang demikian itu, dan janganlah kalian
mengabaikan untuk memperhatikannya dan berjalan di atas jalannya. Barang siapa
mengagungkan unta yang dihadiahkan ke tanah haram, seperti memilihnya yang
gemuk dan mahal harganya, serta tidak tawar-menawar dalam membelinya, maka
sesungguhnya dia telah bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, karena
pengagungan terhadapnya termasuk bab takwa, bahkan bab yang paling agung.
Diriwayatkan bahwa Nabi SAW menghadiahkan seratus ekor unta gemuk,
termasuk didalamnya adalah unta jantan Abu Jahal yang telinganya terdapat antinganting dari emas; dan Umar menghadiahkan unta betina yang pernah di minta dengan
harga 300 dinar, bahkan Rasulullah meminta agar unta itu dijual lalu bayarannya
digunakan untuk membeli binatang ternak, tetapi Umar menolak seraya berkata:
“Aku akan menghadiahkan ke tanah haram”; sedangkan Ibnu Umar meriwayatkan
menggiring unta gemuk yang diagungkan dengan pakaian Mesir yang mahal, lalu dia
menyedekahkan daging dan pakaian kebesaran itu.

 QS.al-Hajj: 33









 
Maksudnya pada hewan-hewan kurban itu terdapat manfaat-manfaat dari
susunya, wol, bulu halus, rambut dan dapat dikendarai. Miqsam mengatakan

16
mengenai firman-Nya ini, dia mengatakan selama belum dinamakan budn
(unta/hewan yang digemukkan untuk dikurbankan). 10

   

Kemudian tempat dihalalkan mengurbankannya ialah di Baitul-Atiq, yakni
Tanah haram secara keseluruhan, karena keseluruhan Tanah Haram termasuk dalam
pengertian Baitul-Haram.
Qatadah berpendapat seperti ini, diriwayatkan bahwa Tubba‟ bermaksud
menghancurkannya, lalu dia terkena penyakit lumpuh yang menisyaratkan bahwa dia
harus menghentikan maksudnya itu, dan dikatakan kepadanya bahwa Tuhan telah
menghalanginya, maka dia meninggalkan Baitullah dan menutupinya dengan kain.
Dialah orang yang pertama menutupinya dengan kain. Diriwayatkan pula, bahwa
Abrahah bermaksud menghancurkannya pula, tetapi dia di serang penyakit seperti
yang telah menimpa Tubba‟.
 QS.al-Hajj: 34








Kami telah menjadikan para pemeluk agama terdahulu sebelum kalian,
binatang kurban yang mereka sembelih dan darah yang mereka curahkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah seperti ini tidak khusus bagi suatu kaum tanpa
kaum yang lain.

10

Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, h. 162.

17














 
Kami syari‟atkan yang demikian itu kepada mereka, agar mereka menyebut
Allah ketika menyembelihnya, dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah Dia
limpahkan kepada mereka, karena itulah maksud terpenting.
Diriwayatkan di dalam as-Sahihain dari Anas, bahwa dia berkata:

“Rasulullah SAW di beri dua kibasy belang (putih bercampur hitam)
yang bertanduk, kemudian beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, lalu
meletakkan kakinya ke rusuk kedua kibasy itu”.







 
Sesungguhya, sembahan kalian adalah satu, sekalipun ibadah berbeda-beda
dengan zaman, tempat dan penghapusan, sebagiannya dengan sebagian yang lain.
Sebab, maksud dari ibadah-ibadah itu tidak lain adalah penyembahan terhadap Allah
semata; Dia tidak mempunyai sekutu, sebagaimana firman-Nya:

    
















 

18
“Dan Kami tidak mengutus sorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwasanya tidak Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku
oleh kalian”. (al-Anbiyaa‟: 25).
Oleh sebab itu, beramallah dengan ikhas kepada-Nya, tunduklah kepada
hokum-Nya, dan patuhlah kepada-Nya dalam mengerjakan seluruh perbuatan yang
Dia wajibkan kepada kalian.

 
Berilah kabar gembira, hai rasul, orang-orang yang menundukkan diri kepada
Allah dengan melakukan ketaatan, orang-orang yang patuh dengan melakukan
„ubudiyah, dan orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan melakukan taubat,
bagi mereka telah disediakan pahala yang banyak dan pemberian yang agung.
 QS.al-Hajj: 35
Selanjutnya, Allah menyebutkan beberapa tanda orang-orang yang tunduk,
patuh kepada-Nya:









 
1.
Mereka adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah, maka
mereka di cekam ketakutan terhadap keagungan dan siksa-Nya.







2.

19
Orang-orang yang sabar atas musibah dan cobaan yang menimpa mereka
dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.






3.

Orang-orang yang menunaikan hak Allah dalam mengerjakan kewajiban
shalat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan bagi mereka.

 
4.
Dan menafkahkan sebagian rezeki yang baik, yang diberikan Allah kepada
mereka dalam berbagai aspek kebaikan, dan kepada keluarga mereka, kaum-kerabat
mereka, serta manusia pada umumnya. Diantaranya ialah menghadiahkan binatangbinatang hadyu yang mahal harganya.
 QS.al-Hajj: 36

  
  
Allah menyebut-nyebut nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada para hambaNya, bahwa Dia telah menciptakan unta untuk kepentingan mereka dan
menjadikannya termasuk syiar-Nya, sehingga dihadiahkan kepada rumah-Nya,
bahkan Dia menjadikannya sebagai hadiah yang paling utama.
Al-Badanah diartikan dengan unta atau sapi. Al-Badanah yang memadai
untuk dikurbankan ialah yang sudah berumur tujuh tahun, sebagaimana diriwayatkan
oleh Abu Daud dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda:

20
“Unta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang pula”.

  
Bagi kalian pada unta-unta itu terdapat manfaat di dunia, sepertti
menungganginya dan mengambil susunya, serta pahala di akhirat dengan
menyembelih dan menyedekahkan dagingnya.







 
Sebutlah nama Allah ketika kalian menyembelih unta itu yang dalam keadaan
berdiri dan kedua kakinya telah terikat.












 
Apabila ia telah jatuh, nyawanya telah melayang dan tidak bergerak lagi.
Maka makanlah sebagian dari dagingnya dan beri makanlah kepada orang yang ridha
dengan apa yang kalian berikan kepadanya, sedang di tinggal dirumahnya tanpa
meminta-minta, serta orang yang datang dan meminta-minta kepada kalian agar
kalian memberinya sebagian dari dagingnya.







 
Demikianlahi Allah telah menundukkan unta bagi kalian, sekalipun ia
mempunyai tubuh yang besar dan kekuatan yang sempurna, sehingga ia tidak
membangkang kepada manusia, tetapi dating dengan menundukkan diri kepada
manusia. Sehingga kalian kalian dapat mengikat dan menahannya dengan tubuh yang
terikat, lalu kalian menikak lehernya. Yang demikia itu agar kalian mensyukuri

21
nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kalian, dengan berkurban dan ikhlas
dalam beramal.11
 QS.al-Hajj: 37

    






 
Sekali-kali keridhoan Allah tidak akan menerima daging yang disedekahkan
dan tidak pula darah yang dicurahkan dengan penyembelihan itu, tetapi akan
menerima amal saleh yang di angkat kepada-Nya dan dikhlaskan karena
menghendaki keridhaan Allah Ta‟ala semata.















Demikianlah Tuhan telah menundukkan unta itu bagi kalian, agar kalian
bersyukur kepada-Nya yang diberikan kepada kalian, untuk mengibarkan panji-panji
agama-Nya dan melaksanakan ibadah haji-Nya.

 
Berilah kabar gembira, hai rasul. Kepada orang-orang yang taat kepada Allah,
sehingga mereka melaksanakan ketaaatan kepada-Nya di dunia dengan baik, berupa
surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan bagi orang-orang
yang bertakwa.

11

Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 199.

22
G. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai kewajiban ibadah haji maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ibadah haji merupakan salah satu dari pada rukun islam yang wajib dilaksanakan
oleh orang islam yang mampu, baik dari segi matei maupun dari segi fisik.
2. Tujuan

diwajibkannya

haji

adalah

memenuhi

panggilan

Allah

untuk

memperingati serangkaian kegiatan yang pernah pernah dilakukan oleh Nabi
Ibrahim sebagai penggagas syari‟at Islam.
3. Ibadah haji itu wajib segera dikerjakan. Artinya apabila orang tersebut telah
memenuhi syarat-syaratnya, tetapi masih dilalaikannya juga (tidak dikerjakan
pada tahun itu juga), maka ia berdosa karena kelalaiannya.
4. Adapun hikmah melakukan ibadah haji yaitu:
Memperteguh dan memperbaharui keimanan dan penolakan terhadap
segala bentuk kemusyrikan, baik berupa patung, bintang, bulan dan
matahari.
Kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dapat dirasakan
selama ibadah haji dilakukan.
Meningkatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia
Allah SWT kepada hamba-Nya, sehinnga mempertebal rasa pengabdian
kepada-Nya.
Mempertebal rasa sabar dan meningkatkan ketaatan terhadap ajaran-ajaran
agama, karena selama menjalankan ibadah haji, dirasakan betapa berat
perjuangan yang dihadapi untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Haji merupakan kongres tahunan umat islam yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana memupuk kesatuan dan persatuan umat.

23
24
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi. Juz XVI. Mesir: Musthafa al-Babi
al- Halabi, 1974.
Amir Syarifuddin. Garis-Garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003.
Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun Nuzul Ayat. Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2003.
M. Quraish Shihab. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Vol.
9. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Said Agil Husin al-Munawar. Fikih Haji; Menuntun Jama’ah Mencapai Haji
Mabrur. Jakarta: Ciputat Press, 2003.
Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,
2006.

25

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasrani
persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasranipersamaan syi'ah dengan yahudi dan nasrani
persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasraniR&R Darulkautsar
 
3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan HidupErwin Wahyu
 
Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2Erwin Wahyu
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahNur Rohim
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanErwin Wahyu
 
Sifat ibad al rahman
Sifat ibad al rahmanSifat ibad al rahman
Sifat ibad al rahmanTaufik Rahman
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
 
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10taufikur rohman
 
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Ra Hardianto
 
Malaikat ridwan
Malaikat ridwanMalaikat ridwan
Malaikat ridwanathifah_h
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiMohd Nur Addin
 
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)Mush'ab Abdurrahman
 
Hukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaahHukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaahAbu Bakar
 

La actualidad más candente (20)

Bab 6 Haji dan Umrah
Bab  6 Haji dan UmrahBab  6 Haji dan Umrah
Bab 6 Haji dan Umrah
 
persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasrani
persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasranipersamaan syi'ah dengan yahudi dan nasrani
persamaan syi'ah dengan yahudi dan nasrani
 
3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup3 Kunci Keberuntungan Hidup
3 Kunci Keberuntungan Hidup
 
Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina Dakwah
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Sifat ibad al rahman
Sifat ibad al rahmanSifat ibad al rahman
Sifat ibad al rahman
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
 
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10
Bab 8 hikmah haji di dalam kehidupan kelas 10
 
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
 
Kinerja malaikat
Kinerja malaikatKinerja malaikat
Kinerja malaikat
 
Perisai mukmin
Perisai mukminPerisai mukmin
Perisai mukmin
 
Malaikat ridwan
Malaikat ridwanMalaikat ridwan
Malaikat ridwan
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawi
 
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'banAdakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
 
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
Taqwa taat pada syariah kaffah (refleksi idul fitri 1437 h)
 
Hiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil AdhaHiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil Adha
 
Hukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaahHukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaah
 
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azabMasuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
 

Similar a Makalah tafsir KEWAJIBAN IBADAH HAJI Kajian Surat al-Hajj /22: 26-37

Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2kholidah3012
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2kholidah3012
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2farisatul321
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2kholidah3012
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrAsep Supriatna
 
PAI_Kelas_9_BAB_9.ppt
PAI_Kelas_9_BAB_9.pptPAI_Kelas_9_BAB_9.ppt
PAI_Kelas_9_BAB_9.pptAgusRahmat39
 
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umroh
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umrohMateri Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umroh
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umrohmasmuroatuddin
 
Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh LBB. Mr. Q
 
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptxHAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptxfachrisfachris
 
Mencontohi haji
Mencontohi hajiMencontohi haji
Mencontohi hajiKPM
 
Terukur dan objectiv alquran dan hadits
Terukur dan objectiv alquran dan haditsTerukur dan objectiv alquran dan hadits
Terukur dan objectiv alquran dan haditsNur Fuanto
 
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah II
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah IISirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah II
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah IIAbuNailah
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatErwin Wahyu
 
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptx
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptxPeristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptx
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptxIkhwanulMusyafa1
 
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahMirza Syah
 

Similar a Makalah tafsir KEWAJIBAN IBADAH HAJI Kajian Surat al-Hajj /22: 26-37 (20)

Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
 
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
Haji dan umrah prtm 3, 4, 5 smstr 2
 
Semester 1
Semester 1Semester 1
Semester 1
 
Hikmah ibadah haji
Hikmah ibadah hajiHikmah ibadah haji
Hikmah ibadah haji
 
Meraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadrMeraih kemuliaan lailatul qadr
Meraih kemuliaan lailatul qadr
 
PAI_Kelas_9_BAB_9.ppt
PAI_Kelas_9_BAB_9.pptPAI_Kelas_9_BAB_9.ppt
PAI_Kelas_9_BAB_9.ppt
 
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umroh
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umrohMateri Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umroh
Materi Pendidikan Agama Islam kusunya kelas 9 pada meteri haji dan umroh
 
2. shalat
2. shalat2. shalat
2. shalat
 
Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh Haji Dan Umroh
Haji Dan Umroh
 
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptxHAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN.pptx
 
Mencontohi haji
Mencontohi hajiMencontohi haji
Mencontohi haji
 
Haji.pptx
Haji.pptxHaji.pptx
Haji.pptx
 
Terukur dan objectiv alquran dan hadits
Terukur dan objectiv alquran dan haditsTerukur dan objectiv alquran dan hadits
Terukur dan objectiv alquran dan hadits
 
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah II
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah IISirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah II
Sirah Nabawiyah 84: Bai'at Aqabah II
 
Bersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan SyariatBersegera melaksanakan Syariat
Bersegera melaksanakan Syariat
 
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptx
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptxPeristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptx
Peristiwa yang Penting di Bulan Rajab.pptx
 
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
 
tabarruk
tabarruktabarruk
tabarruk
 

Último

Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfAnggaaBaraat
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 

Último (20)

Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdfTidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
Tidak ada abstraksi dalam memori sistem operasi .pdf
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 

Makalah tafsir KEWAJIBAN IBADAH HAJI Kajian Surat al-Hajj /22: 26-37

  • 1. KEWAJIBAN IBADAH HAJI Kajian Surat al-Hajj /22: 26-37 Oleh: Asnidar A. Teks Ayat                                                            1
  • 2.                                                                                          2 
  • 3.                                                                                3
  • 4. B. Tarjamah al-Ayat  QS. al-Hajj: 26-37 26. “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku' dan sujud”. 27. “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. 28. “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”. 29. "Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). 30. “Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apaapa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”. 31. “Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka 4
  • 5. adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”. 32. “Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. 33. “Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah)”. 34. “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”. 35. “(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka. 36. “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur”. 37. “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat 5
  • 6. mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. C. Makna Ijmali Ibadah haji dikumandangkan oleh Nabi Ibrahim a.s sekitar 3.600 tahun yang lalu. Sejak saat itu umat manusia, umat manusia mulai mengerjakan haji ke Mekah dengan ritual yang diwariskan Nabi Ibrahim a.s dan Ismail a.s. Haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Sebagai rukun Islam, haji hukumnya wajib berdasarkan al-Qur‟an, Sunnah dan ijma‟ ulama.1 Tujuan diwajibkannya haji adalah memenuhi panggilan Allah untuk memperingati serangkaian kegiatan yang pernah pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim sebagai penggagas syari‟at Islam.2 Kewajiban haji baru terletak atas pundak setiap muslim sesuai dengan yang diperintahkan Allah bila telah memenuhi Syarat-Syarat yang telah ditentukan. Kesanggupan yang menjadi syarat wajib haji itu dirinci oleh ulama berdasarkan pemahamannya terhadap hadits-hadits Nabi yang empat yaitu: a. Mampu dari segi dana bagi biaya perjalanan untuk pergi, pulang dan untuk biaya keluarga yang ditinggalkannya. b. Mampu dari segi adanya alat transportasi ke sana, baik yang dimilikinya sendiri atau milik orang lain dengan jalan menyewanya. c. Mampu dari segi fisik, yaitu tahan dalam mengikuti perjalanan jauh dan selama masa melaksanakan ibadah haji. d. Mampu dari segi keamanan di tempat tujuan dan selama dalam perjalanan.3 1 Said Agil Husin al-Munawar, Fikih Haji; Menuntun Jama’ah Mencapai Haji Mabrur, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 7. 2 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), h. 60. 3 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 61-62. 6
  • 7. D. Pengertian Istilah Haji secara lughawi (etimologis) berasal dari bahasa Arab al-hajj; berarti tujuan, maksud, dan menyengaja untuk perbuatan yang besar dan agung. Selain itu, al-hajj berarti mengunjungi atau mendatangi. Makna ini sejalan dengan aktivitas ibadah haji, di mana umat Islam dari berbagai negara mengunjungi dan mendatangi Baitullah (Ka‟bah) pada musim haji karena tempat ini di anggap mulia dan agung. Makna haji secara istilahi (terminologis) adalah perjalanan mengunjungi Baitullah untuk meleksanakan serangkaian ibadah pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Sayyid Sabiq, ahli fikih kontemporer Mesir (lahir 1915 M), mendefenisikan haji, yakni; “Dengan sengaja pergi ke Mekah untuk melaksanakan tawaf, sa‟i, wukuf di Arafah, dan rangkaian manasik haji lainnya, dalam rangka memenuhi panggilan (kewajiban dari) Allah dan mengharapkan keridhaan dari Allah.”4 Makna yang dilakukan “di tempat tertentu” seperti dalam pengertian itu ialah sekitar Ka‟bah, Arafah, Muzdalifah dan mina. Sedangkan makna “pada waktu tertentu”, yakni mulai tanggal 9 sampai 13 Zulhijjah setiap tahun. Sementara makna melakukan serangkaian “ibadah tertentu” adalah yang termasuk dalam kategori rukun haji, wajib haji seperti Wukuf, Mabit, Melontar Jumrah, Thawaf, Sa‟I dan Tahallul. E. Asbab al-Nuzul  QS. al-Hajj: 27 Ibnu Jarir telah mempertengahkan sebuah hadits melalui Mujahid yang telah menceritakan bahwa mereka (yakni orang-orang yang dating untuk mengerjakan ibadah haji) sebelumnya dating hanya dengan berjalan kaki dan tidak memakai kendaraan. Maka Allah menurunkan ayat ini, yang 4 Said Agil Husin al-Munawar, Fikih Haji; Menuntun jama’ah Mencapai Haji Mabrur, h. 1-2. 7
  • 8. memberikan kemurahan kepada mereka, sehingga mereka boleh membawa bekal, menaiki kendaraan, dan berniaga dalam bulan haji.5  QS. al-Hajj: 37 Ibnu Hatim telah mempertengahkan sebuah hadits, melalui Ibnu Juraij yang telah menceritakan bahwa dahulu orang-orang Jahiliah melumurkan dan menempelkan daging serta darah hewan kurban mereka pada Ka‟bah. Hal ini berlangsung sampai masa islam; kemudian para sahabat Nabi SAW berkata: “Kami lebih berhak melumurkannya dari pada mereka”. Lalu Allah menurunkan ayat ini. F. Tafsir al-Ayat  QS. al-Hajj: 26      Ingatkanlah, hai Rasul, kepada orang-orang yang musyrik yang menghalanghalangi manusia dari jalan Allah dan dari memasuki Masjidil Haram, waktu yang ketika itu Kami menjadikan rumah ini sebagai tempat kembali seluruh manusia dalam beribadah.6 Allah berfirman: Dimaksudkan dengan mengingat waktu ialah berbagai peristiwa besar yang terjadi pada waktu itu, agar mereka ingat lalu meninggalkan kesesatan menuju jalan 5 Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun Nuzul Ayat, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), h. 189. 6 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi, 1974), Juz. XVI, h. 183. 8
  • 9. yang lurus, dan agar tampak jelas oleh merekanbetapa besar kesalahan dan dosa yang telah mereka lakukan dengan menghalang-halangi manusia dari rumah yang telah dibangun oleh Bapak mereka dan dijadikan oleh Allah sebagai Kiblat manusia dalam mengerjakan shalat serta tempat tawaf ketika menunaikan ibadah haji.            Allah berfirman kepada Ibrahim: Janganlah kamu menyekutukan Aku dengan sesuatu pun di antara makhluk-Ku dalam ibadah, dan sucikanlah rumah-Ku dari patung dan kotoran bagi kepentingan orang yang bertawaf dan mengerjakan shalat di sana. Dari ayat ini diketahui bahwa berkunjung untuk melaksanakan ibadah haji merupakan ibadah yang telah di kenal jauh sebelum masa Nabi Muhammad SAW yakni sejak masa Nabi Ibrahim a.s. Pada masa jahiliah, kaum musyrikin Mekah pun melaksanakannya, tetapi dalam bentuk yang telah menyimpang dari tuntunan Nabi Ibrahim a.s. Mereka pun melakukan thawaf, tetapi sebagian mereka melakukannya tanpa busana, dengan alasan bahwa seseorang harus benar-benar suci ketika berkeliling di i Baitullah, padahal pakaian sedikit atau banyak telah dinodai najis, atau dipakai berdosa.7  QS.al-Hajj: 27     7   M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 9, h. 41. 9
  • 10.         Dan Allah berfirman kepada Ibrahim: serulah manusia untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke rumah yang kamu diperintahkan untuk membangunnya ini, niscaya mereka datang kepadamu dengan berjalan kaki maupun berkendaraan unta dari segala jalan yang jauh.  QS.al-Hajj: 28                  Niscaya, mereka datang kepadamu untuk menyaksikan berbagai manfaat mereka di dunia, seperti perdagangan yang laku, dan berbagai manfaat di akhirat dengan mengerjakan pekerjaan yang diridhoi oleh Tuhan dan memuji-Nya atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada mereka, serta rezeki berupa hadiah unta gemuk yang dihadiahkan kepada mereka pada tiga hari kurban, yaitu hari raya dan dua hari sesudahnya.      Sembelihlah binatang-binatang kurban kalian dengan menyebut nama Allah, lalu makanlah sebagian daripadanya dan berilah makan orang-orang fakir yang mendapat mendapat kesengsaraan dan kesusahan.  QS.al-Hajj: 29      10
  • 11.    Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang melekat pada mereka: mencukur rambut, memotong kuku, merapikan kumis dan janggut, melaksanakan nazar untuk mengerjakan amal baik, dan melaksanakan thawaf wada‟ di rumah Tua, karena ia adalah rumah tertua yang diperuntukkan bagi kepentingan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan manusia.  QS.al-Hajj: 30           Maksudnya, siapa yang menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang Allah haramkan, sedangkan dirinya menganggap besar urusannya, jika melakukan perbuata tersebut, (artinya ia tidak menganggap sepele), maka baginya kebaikan yang banyak atas sikap dan tindakannya itu, baginya pahala yang melimpah. Sebagaimana ketaatan-ketaatan itu akan di balas dengan kebaikan yang banyak dan pahala yang melimpah, maka demikian pula meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan menjauhi hal-hal yang di larang.8 Menurut tafsir al-Mishbah, dalam konteks ibadah haji al-hurumaat adalah mencakup Masjidil al-Haram, Ka‟bah, wilayah haram seluruhnya serta bulan-bulan haram. Bahkan termasuk pula binatang ternak yang dikurbankan serta amalan haji lainnya, seperti mencukur, mandi dan sebagainya, karena itu semua adalah tuntunan dan petunjuk Allah, Tuhan yang harus di agungkan, sehingga tuntunan-Nya harus di agungkan pula. 8 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006), h. 157. 11
  • 12.        Dihalalkan bagi kalian, wahai manusia, memakan binatang-binatang ternak setelah kalian di sembelih. Dia tidak mengharamkan bahirah, sa’ibah, wasilah dan tidak pula hami, kecuali binatang yang keharamannya telah dibacakan kepada kalian di dalam kitab Allah. Seperti firman Allah:             “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah”. (al-Maidah: 3)        Kata min di sini untuk menjelaskan jenis. Kmaksudnya jauhilah najis, yaitu berhala-berhala. Allah mendampingkan penyekutuan terhadap Allah dengan perkataan dusta. Ini sebagaimana firman-Nya:                        12
  • 13.        “Katakanlah (Muhammad), Rabb-ku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zhalim tanpa alas an yang benar, dan (mengharamkan) kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alas an untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (al-A‟raaf: 33). Termasuk juga kesaksian palsu. Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Abu Bakrah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Maukah kamu aku beritahukan mengenai dosa yang paling besar?” Kami berkata, “Tentu ya Rasulullah. Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orangtua. –saat itu beliau bersandar lalu duduk dan bersabda:- “Hati-hati (kalian dari) perkataan dusta dan persaksian dusta.” Beliau terus mengulang-ulang perkataan itu hingga kami mengatakan; andai saja beliau diam.  QS.al-Hajj: 31      Maksudnya dengan beribadah ikhlas kepada-Nya, berpaling dari kebathilan dan hanya tertuju pada kebenaran dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun. Seperti firman-Nya: 13
  • 14.        “Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”.(az-Zumar: 3)                 Barangsiapa menyekutukan Allah dengan selain-Nya, berarti ia telah membinasakan dirinya sendiri sebinasa-binasanya. Perumpamaannya seperti keadaan orang yang jatuh dari langit lalu di sambar burung, kemudian burung itu memotongmotong anggota tubuhnya; atau seperti orang yang diterbangkan oleh angin lalu di jatuhkan di tempat yang jauh dan tidak bias kembali daripadanya. Menurut Thahir Ibn „Asyur ayat di atas memberikan dua perumpamaan tentang orang kafir. Pertama yang bimbang dan ragu. Mereka itulah yang diperumpamakan dengan seseorang yang jatuh dari langit lalu di sambar burung. Sedang yang kedua adalah kafir yang sudah bersikeras dan mantap kekufurannya. Inilah yang diilustrasikan dengan diluncurkan angin jatuh ke tempat yang jauh. Yang pertama mengisyaratkan bahwa ia tidak mungkin memperoleh keselamatan, sedang yang kedua boleh jadi masih dapat memperoleh keselamatan dengan bertaubat, walaupun hal tersebut sulit dipercaya.9 9 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 51. 14
  • 15. Allah juga telah membuat perumpamaan lain bagi orang-orang yang menyekutukan-Nya dalam surat al-An‟am:                                           Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawankawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta Alam”. (alAn’am: 71)  QS.al-Hajj: 32 15
  • 16.          Patuhilah dan peliharalah yang demikian itu, dan janganlah kalian mengabaikan untuk memperhatikannya dan berjalan di atas jalannya. Barang siapa mengagungkan unta yang dihadiahkan ke tanah haram, seperti memilihnya yang gemuk dan mahal harganya, serta tidak tawar-menawar dalam membelinya, maka sesungguhnya dia telah bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, karena pengagungan terhadapnya termasuk bab takwa, bahkan bab yang paling agung. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW menghadiahkan seratus ekor unta gemuk, termasuk didalamnya adalah unta jantan Abu Jahal yang telinganya terdapat antinganting dari emas; dan Umar menghadiahkan unta betina yang pernah di minta dengan harga 300 dinar, bahkan Rasulullah meminta agar unta itu dijual lalu bayarannya digunakan untuk membeli binatang ternak, tetapi Umar menolak seraya berkata: “Aku akan menghadiahkan ke tanah haram”; sedangkan Ibnu Umar meriwayatkan menggiring unta gemuk yang diagungkan dengan pakaian Mesir yang mahal, lalu dia menyedekahkan daging dan pakaian kebesaran itu.  QS.al-Hajj: 33       Maksudnya pada hewan-hewan kurban itu terdapat manfaat-manfaat dari susunya, wol, bulu halus, rambut dan dapat dikendarai. Miqsam mengatakan 16
  • 17. mengenai firman-Nya ini, dia mengatakan selama belum dinamakan budn (unta/hewan yang digemukkan untuk dikurbankan). 10      Kemudian tempat dihalalkan mengurbankannya ialah di Baitul-Atiq, yakni Tanah haram secara keseluruhan, karena keseluruhan Tanah Haram termasuk dalam pengertian Baitul-Haram. Qatadah berpendapat seperti ini, diriwayatkan bahwa Tubba‟ bermaksud menghancurkannya, lalu dia terkena penyakit lumpuh yang menisyaratkan bahwa dia harus menghentikan maksudnya itu, dan dikatakan kepadanya bahwa Tuhan telah menghalanginya, maka dia meninggalkan Baitullah dan menutupinya dengan kain. Dialah orang yang pertama menutupinya dengan kain. Diriwayatkan pula, bahwa Abrahah bermaksud menghancurkannya pula, tetapi dia di serang penyakit seperti yang telah menimpa Tubba‟.  QS.al-Hajj: 34     Kami telah menjadikan para pemeluk agama terdahulu sebelum kalian, binatang kurban yang mereka sembelih dan darah yang mereka curahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah seperti ini tidak khusus bagi suatu kaum tanpa kaum yang lain. 10 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, h. 162. 17
  • 18.          Kami syari‟atkan yang demikian itu kepada mereka, agar mereka menyebut Allah ketika menyembelihnya, dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah Dia limpahkan kepada mereka, karena itulah maksud terpenting. Diriwayatkan di dalam as-Sahihain dari Anas, bahwa dia berkata: “Rasulullah SAW di beri dua kibasy belang (putih bercampur hitam) yang bertanduk, kemudian beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, lalu meletakkan kakinya ke rusuk kedua kibasy itu”.      Sesungguhya, sembahan kalian adalah satu, sekalipun ibadah berbeda-beda dengan zaman, tempat dan penghapusan, sebagiannya dengan sebagian yang lain. Sebab, maksud dari ibadah-ibadah itu tidak lain adalah penyembahan terhadap Allah semata; Dia tidak mempunyai sekutu, sebagaimana firman-Nya:                 18
  • 19. “Dan Kami tidak mengutus sorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku oleh kalian”. (al-Anbiyaa‟: 25). Oleh sebab itu, beramallah dengan ikhas kepada-Nya, tunduklah kepada hokum-Nya, dan patuhlah kepada-Nya dalam mengerjakan seluruh perbuatan yang Dia wajibkan kepada kalian.   Berilah kabar gembira, hai rasul, orang-orang yang menundukkan diri kepada Allah dengan melakukan ketaatan, orang-orang yang patuh dengan melakukan „ubudiyah, dan orang-orang yang kembali kepada-Nya dengan melakukan taubat, bagi mereka telah disediakan pahala yang banyak dan pemberian yang agung.  QS.al-Hajj: 35 Selanjutnya, Allah menyebutkan beberapa tanda orang-orang yang tunduk, patuh kepada-Nya:       1. Mereka adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah, maka mereka di cekam ketakutan terhadap keagungan dan siksa-Nya.     2. 19
  • 20. Orang-orang yang sabar atas musibah dan cobaan yang menimpa mereka dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.    3. Orang-orang yang menunaikan hak Allah dalam mengerjakan kewajiban shalat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan bagi mereka.   4. Dan menafkahkan sebagian rezeki yang baik, yang diberikan Allah kepada mereka dalam berbagai aspek kebaikan, dan kepada keluarga mereka, kaum-kerabat mereka, serta manusia pada umumnya. Diantaranya ialah menghadiahkan binatangbinatang hadyu yang mahal harganya.  QS.al-Hajj: 36       Allah menyebut-nyebut nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada para hambaNya, bahwa Dia telah menciptakan unta untuk kepentingan mereka dan menjadikannya termasuk syiar-Nya, sehingga dihadiahkan kepada rumah-Nya, bahkan Dia menjadikannya sebagai hadiah yang paling utama. Al-Badanah diartikan dengan unta atau sapi. Al-Badanah yang memadai untuk dikurbankan ialah yang sudah berumur tujuh tahun, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda: 20
  • 21. “Unta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang pula”.    Bagi kalian pada unta-unta itu terdapat manfaat di dunia, sepertti menungganginya dan mengambil susunya, serta pahala di akhirat dengan menyembelih dan menyedekahkan dagingnya.      Sebutlah nama Allah ketika kalian menyembelih unta itu yang dalam keadaan berdiri dan kedua kakinya telah terikat.         Apabila ia telah jatuh, nyawanya telah melayang dan tidak bergerak lagi. Maka makanlah sebagian dari dagingnya dan beri makanlah kepada orang yang ridha dengan apa yang kalian berikan kepadanya, sedang di tinggal dirumahnya tanpa meminta-minta, serta orang yang datang dan meminta-minta kepada kalian agar kalian memberinya sebagian dari dagingnya.      Demikianlahi Allah telah menundukkan unta bagi kalian, sekalipun ia mempunyai tubuh yang besar dan kekuatan yang sempurna, sehingga ia tidak membangkang kepada manusia, tetapi dating dengan menundukkan diri kepada manusia. Sehingga kalian kalian dapat mengikat dan menahannya dengan tubuh yang terikat, lalu kalian menikak lehernya. Yang demikia itu agar kalian mensyukuri 21
  • 22. nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kalian, dengan berkurban dan ikhlas dalam beramal.11  QS.al-Hajj: 37           Sekali-kali keridhoan Allah tidak akan menerima daging yang disedekahkan dan tidak pula darah yang dicurahkan dengan penyembelihan itu, tetapi akan menerima amal saleh yang di angkat kepada-Nya dan dikhlaskan karena menghendaki keridhaan Allah Ta‟ala semata.         Demikianlah Tuhan telah menundukkan unta itu bagi kalian, agar kalian bersyukur kepada-Nya yang diberikan kepada kalian, untuk mengibarkan panji-panji agama-Nya dan melaksanakan ibadah haji-Nya.   Berilah kabar gembira, hai rasul. Kepada orang-orang yang taat kepada Allah, sehingga mereka melaksanakan ketaaatan kepada-Nya di dunia dengan baik, berupa surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. 11 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, h. 199. 22
  • 23. G. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas mengenai kewajiban ibadah haji maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ibadah haji merupakan salah satu dari pada rukun islam yang wajib dilaksanakan oleh orang islam yang mampu, baik dari segi matei maupun dari segi fisik. 2. Tujuan diwajibkannya haji adalah memenuhi panggilan Allah untuk memperingati serangkaian kegiatan yang pernah pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim sebagai penggagas syari‟at Islam. 3. Ibadah haji itu wajib segera dikerjakan. Artinya apabila orang tersebut telah memenuhi syarat-syaratnya, tetapi masih dilalaikannya juga (tidak dikerjakan pada tahun itu juga), maka ia berdosa karena kelalaiannya. 4. Adapun hikmah melakukan ibadah haji yaitu: Memperteguh dan memperbaharui keimanan dan penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan, baik berupa patung, bintang, bulan dan matahari. Kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dapat dirasakan selama ibadah haji dilakukan. Meningkatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia Allah SWT kepada hamba-Nya, sehinnga mempertebal rasa pengabdian kepada-Nya. Mempertebal rasa sabar dan meningkatkan ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama, karena selama menjalankan ibadah haji, dirasakan betapa berat perjuangan yang dihadapi untuk mendapatkan keridhaan Allah. Haji merupakan kongres tahunan umat islam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana memupuk kesatuan dan persatuan umat. 23
  • 24. 24
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi. Juz XVI. Mesir: Musthafa al-Babi al- Halabi, 1974. Amir Syarifuddin. Garis-Garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003. Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun Nuzul Ayat. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003. M. Quraish Shihab. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Vol. 9. Jakarta: Lentera Hati, 2002. Said Agil Husin al-Munawar. Fikih Haji; Menuntun Jama’ah Mencapai Haji Mabrur. Jakarta: Ciputat Press, 2003. Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2006. 25