Mengutamakan Profesionalitas dan Komitmen Muhammadiyah
1. MAKSUD DAN TUJUAN
MUHAMMADIYAH
1. Sejarah Perumusan
Mengalami perubahan 7 kali :
(1). saat didirikan :
a. a. Menyebarkan ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW pada
penduduk bumi putera di Residensi Yogyakarta
b. b. Memajukan hal agama Islam pada lid-lidnya (anggota-
anggotanya)
(2). konggres ke-19 di Bukittinggi tahun 1930
a. a. Memajukan hal agama Islam pada lid-lidnya (anggota-
anggotanya).
b.Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan
agama Islam kepada sekutu-sekutunya
2. (3). pada zaman penjajahan Jepang :
Sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersama seluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon
dan memang diperintahkan Tuhan Allah, maka perkumpulan ini :
a. Hendak menyiarkan agama Islam serta melatih hidup selaras
dengan tuntunannya
b. Hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum
c. Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi
pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya
Pada rumusan ini gerak Muhammadiyah menyatakan diri
memasuki bidang kemasyarakatan dan pendidikan
3. (4). Muktamar ke 31 tahun 1950 :
“Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.”
(5). Muktamar ke 34 tahun 1959 :
Kata “dapat mewujudkan” diganti “terwujud”.
Kata “ter” bersifat pasif, artinya kalau Islam secara aktif
dilaksanakan, maka dengan sendirinya masyarakat Islam dapat
diwujudkan.
(6) Karena ada UU No. 8 tahun 1985, memaksa Muhammadiyah
“lewat jalur helm”, rumusan diganti “Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
utama adil makmur yang diridlai Allah SWT”
4. (7). Karena UU No. 8 tahun 1985 dicabut, maka Muhammadiyah
kembali pada rumusan semula “
“Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
Meski “rumusan” tujuan beberapa kali berubah,
tetapi substansinya tetap sama.
5. AMAL USAHA
MUHAMMADIYAH
1.Bidang Agama :
- Membersihkan aqidah dari segala macam syirk, khurafat,
tahayul dan bid’ah.
- Membentuk Majelis Tarjih, lembaga Muhammadiyah yang
membahas hukum-hukum Islam
- Mengusulkan kepada pemerintah agar ada Departemen
Agama
- Mengupayakan perbaikan layanan jama’ah haji
- Disusun beberapa rumusan ideologi Muhammadiyah
6. 1.Bidang Pendidikan :
Merintis sekolah dengan sistem klasikal (waktu itu ciri sekolah islam
adalah sistem pondok), KHA Dahlan menggabungkan sistem sekolah
umum dengan sistem pondok.
- Mendirikan sekolah-sekolah umum yang diberikan pelajaran agama
- Mendirikan madrasah dan pondok yang diberika pengetahuan umum
2. Bidang Kemasyarakatan
- Mendirikan rumah sakit yang dikelola secara modern
- Mendirikan panti asuhan
- Usaha penerbitan
- Penyuluhan keluarga
7. 3. Bidang Politik
Muhammadiyah bukan organisasi politik (parpol), tetapi
Muhammadiyah senantiasa peka terhadap perkembangan dunia
politik, terutama yang menyangkut nasib rakyat dan perkembangan
ummat
• Mengusulkan bebas pajak bagi hewan korban kpd pem. Belanda
• Pada tahun 1938 mendirikan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
• Memupuk solidaritas cinta tanah air, mendirikan gerakan kepanduan
Hizbul Wathan
• Menentang upacara “sei kerei” (penghormatan kepada kaisar Jepang)
pada zaman Jepang
• Mempelopori berdirinya Masyumi (1945), Parmusi (1967), dan
memberikan kesempatan kepada Amien Rais untuk mendirikan PAN
(1998)
• Pada tahun 1965, penumpasan G 30 S/PKI
• Menggerakkan masyarakat untuk ikut pada Gerakan Reformasi
(1998)
8. DISKUSI
Karena persaingan antar lembaga
kesehatan semakin ketat, PKU
Muhammadiyah harus lebih
mengedepankan profesionalitasnya
dibanding meningkatkan komitmen
dan indentitas kemuhammadiyahan
para pengelolanya.
DENGAN KATA LAIN, SAUDARA
CENDERUNG MEMILIH AUM LEBIH
MENGEDEPANKAN
PROFESIONALITASNYA ATAUKAH
KOMITMEN MUHAMMADIYAHNYA?