Berikut ini adalah beberapa penyebab utama gagal ginjal kronik:1. Diabetes melitus - Diabetes merupakan penyebab nomor satu gagal ginjal kronik di dunia. Hiperglikemia berkepanjangan dapat merusak ginjal secara progresif.2. Hipertensi - Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga menurunkan fungsi filtrasi ginjal. 3. Glomerulonefritis
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan progresif sehingga menyebabkan kegagalan tubuh dalam mengeluarkan sampah metabolisme. Penyebabnya antara lain infeksi, penyakit autoimun, vaskuler, dan metabolik seperti diabetes. Pada gagal ginjal kronik terjadi kerusakan nefron sehingga menyebabkan retensi produk sisa metabolisme yang menimbulkan berbagai gejala seperti hipertensi, edema
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Similar a Berikut ini adalah beberapa penyebab utama gagal ginjal kronik:1. Diabetes melitus - Diabetes merupakan penyebab nomor satu gagal ginjal kronik di dunia. Hiperglikemia berkepanjangan dapat merusak ginjal secara progresif.2. Hipertensi - Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga menurunkan fungsi filtrasi ginjal. 3. Glomerulonefritis
Similar a Berikut ini adalah beberapa penyebab utama gagal ginjal kronik:1. Diabetes melitus - Diabetes merupakan penyebab nomor satu gagal ginjal kronik di dunia. Hiperglikemia berkepanjangan dapat merusak ginjal secara progresif.2. Hipertensi - Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga menurunkan fungsi filtrasi ginjal. 3. Glomerulonefritis (20)
Berikut ini adalah beberapa penyebab utama gagal ginjal kronik:1. Diabetes melitus - Diabetes merupakan penyebab nomor satu gagal ginjal kronik di dunia. Hiperglikemia berkepanjangan dapat merusak ginjal secara progresif.2. Hipertensi - Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga menurunkan fungsi filtrasi ginjal. 3. Glomerulonefritis
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
GAGAL GINJAL KRONIK
DI RUANG ANYELIR RSUD BAYU ASIH PURWAKARTA
SEMINAR KASUS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Praktik Belajar Klinik
Di Susun Oleh :
Alvian Pristy Windiramadhan
Dicky Anwar
Eem Maryani
Imroatul Azizah
Indria Rahayu
Wanila
YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2013
2. KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirohim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas
limpahan Rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhamad SAW.
Maksud dan tujuan dari penyusunan seminar kasus ini adalah untuk
memenuhi tugas Praktik Belajar Klinik ( PBK ) pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ( STIKes ) Indramayu. Makalah ini di beri judul : “Asuhan
Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pekemihan : Gagal Ginjal
Kronik di RSUD Bayu Asih Purwakarta”
Penulis juga merasakan tidak sedikit kesulitan-kesulitan yang dihadapi,
namun berkat bantuan dan dukungan serta partisipasi dari berbagai pihak baik
berupa bimbingan, sumbangan pemikiran, materi, dan tenaga serta dorongan
semangat yang tidak ternilai harganya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
seminar kasus ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri untuk
menerima saran serta kritikan yang sifatnya membangun maupun masukanmasukan lain yang amat berarti untuk perbaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H. Turmin, BSc. Selaku Ketua Yayasan Indra Husada.
2. Lily Yulaikha, S.Si.T. Selaku Ketua STIKes Indramayu
3. M.Saefulloh,M.Kep. Selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan.
4. Dede Husna, S.Kep., Ns. Selaku Wali Kelas Ilmu Keperawatan Semester
VI.
5. Ns. Aries Sulaiman, S.Kep. Selaku CI Ruangan Anyelir
6. Orang tua dan keluarga tersyang, yang telah banyak memberikan inspirasi
dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
seminar kasus PBK di RSUD Bayu Asih Purwakarta.
ii
3. 7. Teman-teman yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, yang
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT berkenan untuk membalas kebaikan tersebut dengan
pahala yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah jua kita memohon keridhoan,
hanya kepada Allah kita berserah diri, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa. Amin.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Indramayu, Juli 2013
Penulis
iii
4. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 2
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik .................................................... 2
B. Etiologi ............................................................................................. 2
C. Patofisiologi....................................................................................... 3
D. Manifestasi Klinis ............................................................................. 4
E. Komplikasi ........................................................................................ 4
F. Penatalaksanaan Medis ................................................................... 5
G. Pengkajian ........................................................................................ 5
H. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................. 6
I. Phatway ............................................................................................. 7
J. Analisa Data...................................................................................... 8
K. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas ................................... 11
L. Intervensi Keperawatan .................................................................. 12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GAGAL
GINJAL KRONIK DI RUANG ANYELIR RSUD BAYU ASIH
PURWAKARTA ..................................................................................................... 21
I. Biodata ............................................................................................... 21
II. Riwayat Kesehatan Klien................................................................. 21
III. Riwayat Kesehatan Keluarga .......................................................... 22
IV. Struktur Keluarga ............................................................................ 22
V. Data Biologis ..................................................................................... 22
VI. Data Psikologis .................................................................................. 23
VII. Data Spiritual .................................................................................... 24
VIII. Pemeriksaan Fisik ............................................................................ 24
IX. Data Penunjang ................................................................................ 26
X. Pengobatan ........................................................................................ 26
XI. Analisa Data ...................................................................................... 27
XII. Daftar Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritasnya ................. 30
XIII. Intervensi Keperawatan ................................................................... 31
XIV. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan ............. 39
XV. Catatan Perkembangan ................................................................... 41
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 49
iv
6. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk
membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang
kemudian dikeluarkan dari tubuh. Tetapi pada kondisi tertentu karena
adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan berubah. Gagal ginjal
kronik biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya diketahui
setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat
disembuhkan. Gagal ginjal kronik dapat terjadi pada semua umur dan
semua tingkat sosial ekonomi. Pada penderita gagal ginjal kronik,
kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
Melihat kondisi seperti tersebut di atas, maka perawat harus dapat
mendeteksi secara dini tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik.
Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensip pada
klien dengan gagal ginjal kronik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik
2. Bagaimana etiologi, dan tanda gejala dari gagal ginjal kronik
3. Bagaimana patofisiologi dari gagal ginjal kronik
4. Bagaimana komplikasi serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik
5. Bagaimana asuhan keperawatan dari gagal ginjal kronik
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal
ginjal kronik.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik
b. Mampu membuat analisa data pada pasien gagal ginjal kronik
c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik.
d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien gagal
ginjal kronik.
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gagal
ginjal kronik.
f. Mampu membuat evaluasi pada pasien gagal ginjal kronik
1
7. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah
gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB, Vol 2 hal 1448).
Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana
terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan serta elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal
1448)
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan
fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
B. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis
sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(Price & Wilson, 1994)
Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan
klinis dapat dibagi dalam 2 kelompok :
1. Penyakit parenkim ginjal
a. Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal
polikistik, Tbc ginjal
b. Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis
ginjal, Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, DM
2. Penyakit ginjal obstruktif : Pembesaran prostat, batu saluran kemih,
refluks ureter. Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat
dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk,
2
8. obstruksi saluran kemih, destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan
hipertensi yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung pada
ginjal
C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume
filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal
untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang
harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat
diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron
yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa.
Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah
hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. (
Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Klasifikasi gagal ginjal kronik dibagi menjadi 5 stadium :
1. Stadium 1, bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan
dikeluarkan lewat ginjal secara berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal
hipertrofi dan hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami poliuria. Perubahan
ini diyakini dapat menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari
penebalan difus matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai
penebalan membran basalin kapiler.
2. Stadium 2, insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75 % jaringan telah
rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum
meningkat.
3. Stadium 3, glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa
kerusakan. Tanda khas stadium ini adalah mikroalbuminuria yang
menetap, dan terjadi hipertensi.
3
9. 4. Stadium 4, ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati
dan hipertensi hampir selalu ditemui.
5. Stadium 5, adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN
dan kreatinin plasma disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Kardiovaskuler : Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner,
perikarditis pitting edema (kaki, tangan, sacrum), edema periorbital
friction rub pericardial, pembesaran vena leher
2. Integumen : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik,
pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner : Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, pernafasan
kussmaul
4. Gastrointestinal : Nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan
mulut, anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, perdarahan
saluran cerna
5. Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat
kesadaran, disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas
pada telapak kaki, perubahan perilaku
6. Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang,kelemahan pada
tungkai Fraktur tulang, Foot drop
7. Reproduktif : Amenore, Atrofi testekuler
E. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia
2. Tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan
kalium di dalam darah dapat menimbulkan kematian mendadak, jika
tidak ditangani dengan serius.
3. Perikarditis,efusi perikardial
Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
4. Hipertensi
5. Anemia
6. Penyakit tulang
Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D
abnormal
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Dialisis
a. Peritoneal Dialisis
b. Hemodialisa
4
10. 2. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen zat besi, agen pengikat posfat,
suplemen kalsium, furosemid
3. Transplantasi Ginjal
G. PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Berat badan
d. Riwayat Penyakit Keluarga
e. Riwayat Penyakit Sistemik Lain
2. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas / istirahat
Tanda : keletihan, kelemahan, malaise
Gejala : kelemahan otot, kehilangan tonus otot
b. Sirkulasi
Tanda : nadi lemah, hipertensi : ortostatik (hipovolemia), nadi
kuat (hipervolemia), edema jaringan umum.
Gejala : hipotensi / hipertensi, eklamsi / hipertensi akibat
kehamilan, distritmia jantung
c. Eliminasi
Tanda : perubahan pola berkemih biasanya peningkatan
frekuensi seperti poliuria ( kegagalan dini ) atau oliguria,
disuria, dan retensi urin
Gejala : abdomen kembung, diare, konstipasi, riwayat batu
saluran kemih / kalkuli
d. Makanan / cairan
Tanda : peningkatan Bb (edema ), penurunan BB ( dehidrasi ),
mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, penggunaan diuretic
Gejala : perubahan turgor kulit
e. Neurosensori
Tanda : sakit kepala, pengelihatan kabur
Gejala : gangguan status mental, contoh penururnan lapang
pandang, ketidakmampuan, berkonsentrasi, hilangnya memori,
kacau,
penurunan
tingkat
kesadaran
(azotemia),
ketidakseimbangan elektrolit (asam/basa)
f. Nyeri / kenyamanan
Tanda : perilaku hati-hati / distraksi
Gejala : nyeri tubuh, sakit kepala
g. Pernafasan
5
11. h.
i.
j.
k.
Tanda : nafas pendek
Gejala : takipnea, dipsnea, peningkatan frekuensi, kedalaman
(pernafasan kusmaul), nafas ammonia, batuk produktif dengan
sputum kental merah muda ( edema paru )
Keamanan
Tanda : demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area kulit ekimosis,
pruritis kering
Gejala : adanya reaksi transfuse
Seksualitas
Gejala : penurunan libido, amenorea, infertilisasi
Interaksi social
Gejala : kesulitan menentukan kondisi contoh : tidak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
Penyuluhan dan pembelajaran
Riwayat DM dalam keluarga, nefritis herediter
Riwayat terpajan toksik : obat, racun lingkungan
Riwayat penggunaan antibiotic nefrotoksik berulang
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiology
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal ( adanya
batu atau adanya suatu obstruksi ). Dehidrasi karena proses diagnostic
akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu penderita diharapkan
tidak puasa.
c. Intra Vena Pielografi (IVP)
Untuk menilai system pelviokalisisdan ureter.
d. USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih dan prostat.
e. EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)
f. Pemeriksaan laboratorium
1. Laboratorium darah : BUN, kreatinin, elektrolit ( Na, K, Ca,
Phospat ), hematologi ( Hb, trombosit, ht, lekosit ), protein,
antibody ( kehilangan protein dan immunoglobulin )
2. Pemeriksaan urin : warna, Ph, kekeruhan, volume, glukosa, protein,
sedimen, SDM, keton, SDP.
6
12. I. PHATWAY
Kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi nefron
Kematian nefron meningkat
Suplai darah ginjal menurun
GFR menurun
Gagal Ginjal Kronik
Kegagalan mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
Penumpukan toksik uremik didalam darah
Volume cairan meningkat,
Hipernatremia, hiperkalemia,
PH , hiperpospatemia,
Hipertensi sitemik
Eritropoetin
hipokalsemia
Beban kerja jantung meningkat Masa sel darah
merah pendek
Kelebihan volume
Pola nafas tidak
cairan
Hb menurun
efektif
Sindrom uremik
gangguan keseimbangan
asam basa
Produksi asam
Asam lambung
O² dalam darah
Mual, muntah
Intoleransi
aktivitas
Anoreksia
Ureum pada jaringan kulit
Pruritis
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Gangguan
Integritas kulit
7
13. J. ANALISA DATA
Tanggal,
Jam
03 Juli 2013
Pukul : 16.30
Data senjang
( DS dan DO)
DS :
- Klien mengatakan wajah,
tangan dan kakinya
bengkak.
- Klien mengatakan merasa
lemah
Penyebab / Etiologi
Kondisi yang menyebabkan fungsi nefron
Kerusakan pada nefron meningkat
Suplai darah keginjal menurun
GFR menurun
DO :
-
-
Klien mengatakan
mengalami penurunan
jumla urin
Terdapat edema pada
wajah, ekstremitas atas
dan bawah.
GGK
Kegagalan mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Penumpukan toksik uremik di aliran darah
Volume cairan meningkat
Kelebihan volume cairan
8
Masalah Keperawatan
Kelebihan Volume Cairan
14. DS :
-
DO :
-
Penurunan fungsi ginjal
Klien mengatakan
nafasnya sesak
Pola Nafas Tidak Efektif
Penurunan fungsi reabsorbsi filtrasi
Peningkatan kadas Hb dalam darah
Pasien terpasang
Oksigen
Respirasi 24 X / menit
Asidosis metabolism
Peningkatan frekuensi nafas
DS :
-
Pola nafas tidak efektif
Penurunan GGK
Klien mengatakan kaki
kanan dan kirinya
bengkak, sehingga sulit
untuk berjalan
Kegagalan mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Sindrom uremik
DO :
-
Aktivitas klien dilakukan
ditempat tidur
Eritroprotein turun
Masa hidup sel darah merah memendek
Hb menurun
9
Intoleransi aktivitas
15. Oksigen dalam darah turun
DS :
-
Intoleransi aktivitas
Sekresi protein terganggu
Klien mengatakan tidak
nafsu makan
Klien mengatakan
perutnya mual dan ingin
muntah
Resiko Gangguan Nutrisi
Sindrom uremia
Gangguan keseimbangan asam basa
Produksi asam naik
DO :
-
Porsi makan tidak habis
Asam lambung naik
Nausea, Vomitus
Resiko gangguan nutrisi
DS :
-
Sekresi protein terganggu
Klien mengatakan kulit
tangannya kering dan
keriput sehabis di
Hemodialisa
Sindrom uremia
Sekresi protein terganggu
10
Gangguan Integritas Kulit
16. DO :
-
Kulit klien kering dan
keriput
Sindrom uremia
Perpostamia
Pruritis
Gangguan integritas kulit
K. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
Tanggal di
No
Diagnosa Keperawatan
temukan
1.
Pola nafas tidak efektif b.d peningkatan kadar
3 Juli 2013
Hidrogen dalam darah
2
Kelebihan volume cairan tubuh b.d penurunan
3 Juli 2013
fungsi ginjal
3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
3 Juli 2013
pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa
mulut.
4
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
3 Juli 2013
11
TTD dan Nama
Tanggal di
pecahkan
5 Juli 2013
5 Juli 2013
5 Juli 2013
5 Juli 2013
TTD dan Nama
17. 5
gangguan status metabolic, sirkulasi,sensasi,
penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas,
akumulasi ureum dalam kulit.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan,
anemia, retensi produk sampah dan prosedur
3 Juli 2013
5 Juli 2013
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan Keperawatan
Tanggal
Jam
No.
DX
3 Juli 2013
1.
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
3
X
24
Jam,
diharapkan pola nafas
dapat efektif . Dengan
kriteria hasil :
- Frekuensi
nafas normal
- Nadi dan suhu
tubuh normal
- Dengan
keseimbangan
Rencana Tindakan
1. Atur posisi klien semi
fowler.
2. Observasi fungsi pernafasan, catat frekuensi
pernafasan, dyspepsia/
perubahan TTV.
3. Nafas
dalam
dan
perlahan saat duduk
12
Rasional
1) Meningkatkan ekspansi
paru dan ventilasi pada
sisi yang tidak sakit.
2) Distress pernafasan dan
perubahan pada TTV
dapat
terjadi sebagai
akibat stress fisiologi dan
nyeri / dapat menunjukan
syock
sehubungan
dengan hipoksia.
3) Memungkinkan ekspansi
paru lebih luas
TTD dan
Nama
18. paru optimal.
setegak mungkin
4. Berikan Oksigen sesuai
kebutuhan
4) Memberikan
pada klien
therapy
5. Jelaskan pada klien
tentang factor pencetus
adanya sesak
3 Juli 2013
2.
5) Pengetahuan apa yang
diharapkan
dapat
mengembangkan
kepatuhan klien terhadap
rencana terapeutik.
6. Kolaborasi
dengan
dokter untuk pemberian
therapy obat.
Setelah
dilakukan 1) Kaji status cairan:
tindakan keperawatan
a. Timbang berat badan
3
X
24
Jam,
harian
diharapkan klien dapat
b. Keseimbangan masukan
mempertahan-kan
dan pengeluaran
berat tubuh ideal tanpa
c. Turgor kulit dan adanya
kelebihan
cairan
edema
d. Distensi vena leher
Kriteria Hasil :
e. Tekanan darah, denyut dan
irama nadi
6) Mengevaluasi perbaikan
kondisi
klien
atas
perkembangan parunya
1) Pengkajian merupakan
dasar dan data dasar
berkelanjutan
untuk
memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi
13
19. 2) Batasi masukan cairan
2) Pembatasan cairan akan
menentukan berat tubuh
ideal, keluaran urine, dan
respon terhadap terapi
3) Identifikasi sumber potensial
cairan :
a.
- Medikasi dan cairan yang
digunakan untuk pengobatan :
oral dan intravena
b.
- Makanan
3) Sumber kelebihan cairan
yang tidak diketahui
dapat diidentifikasi
4) Jelaskan pada pasien dan
keluarga rasional pembatasan
4) Pemahaman
meningkatkan kerjasama
pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan
5) Bantu pasien dalam
menghadapi ketidak
nyamanan dalam pembatasan
cairan
5) Kenyamanan
pasien
meningkatkan
kepatuhan
14
20. terhadap
pembatasan diet.
6) Tingkatkan dan dorong
hygiene oral dengan sering
7) -Kolaborasi :
Berikan diuretic,
contoh : furosemide,
spironolakton, hidronolakton
8) Adenokortikosteroid,
golongan prednisone
9)Lakukan dialisis
15
6) Higiene oral mengurangi
kekeringan
membrane
mukosa mulut
7) Diuretic bertujuan untuk
menurunkan
volume
plasma dan menurunkan
retensi cairan di jaringan
sehingga
menurunkan
resikoterjadinya edema
paru
8) Adenokortikosteroid,
golongan predison
digunakan untuk
menurunkan proteinuri
9) Dialysis akan
menurunkan volume
cairan yang berlebih.
21. 3 Juli 2013
3.
Setelah dilakukan
1) Kaji status nutrisi :
1)Menyediakan data dasar
tindakan keperawatana.
Perubahan berat badan
untuk memantau perubahan dan
3 X 24 jam,
b.
Pengukuran antopometrik
mengevaluasi intervensi
diharapkan
c.
Nilai laboratorium (elektrolit
Mempertahankan
seru, BUN, kreatinin,
masukan nutrisi yang protein,transferin, dan kadar
adekuat
besi)
Kriteria Hasil :
Mempertahankan / 2)Kaji pola diet nutrisi pasien : 2)Pola diet dahulu dan sekarang
meningkatkan berat a.
Riwayat diet
dapat dipertimbangkan dalam
badan seperti yang b.
Makanan kesukaan
menyusun menu
diindikasikan oleh c.
Hitung kalori
situasi individu, bebas
edema.
3)Kaji faktor yang berperan
3)Menyediakan informasi
dalam merubah masukan nutrisi mengenai faktor lain yang dapat
:
diubah atau dihilangkan untuk
a. - Anoreksia, mual, atau
meningkatkan masukan diet
muntah
b. - Diet yang tidak
menyenangkan bagi
pasien
c.
- Depresi
16
22. d.
- Kurang memahami
pembatasan diet
e.
- Stomatitis
4)Menyediakan makanan
kesukaan pasien dalam batasbatas diet
4)Mendorong peningkatan
masukan diet
5) Tingkatkan masukan
5)Protein lengkap diberikan
protein yang
untuk mencapai keseimbangan
mengandung nilai
nitrogen yang diperlukan untuk
biologis tinggi seperti :
pertumbuhan dan penyembuhan
telur, produk susu, dan
daging
6) Anjurkan camilan tinggi
kalori, rendah protein,
rendah natrium, diantara
waktu makan
7) Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan
selama waktu makan
17
6)Mengurangi makanan dan
protein yang dibatasi dan
menyediakan kalori untuk
energy, membagi protein untuk
pertumbuhan dan pertumbuhan
jaringan
7) Faktor yang tidak
menyenangkan yang berperan
menimbulkan anoreksia
23. dihilangkan.
8) Timbang berat badan
harian
9) Kaji bukti adanya masukan
protein yang tidak adekuat
a.
- Pembentukan edema
b.
- Penyembuhan yang
lambat
c.
- Penurunan kadar
albumin serum
3 Juli 2013
4.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3 X 24 jam,
diharapkan : Tidak
terjadi kerusakan
integritas kulit
Kriteria Hasil : Kulit
tidak kering,
hiperpigmentasi
berkurang, memar
8)Untuk memantau status cairan
dan nutris
9)Masukan protein yang tidak
adekuat dapat menyebabkan
penurunan albumin dan protein
lain, pembentukan edema, dan
perlambatan penyembuhan
1)Kaji terhadap kekeringan kulit, 1) Perubahan mungkin
pruritis, ekskoriasi, dan infeksi
disebabkan oleh penurunan
aktivitas kelenjar keringat
atau pengumpulan kalsium
dan posfat pada lapisan
kutaneus.
2) Kaji terhadap adanya petekie 2) Perdarahan yang abnormal
dan purpura
sering dihubungkan dengan
penurunan jumlah dan fungsi
platelet akibat uremia
18
24. pada kulit berkurang
3) Monitor lipatan kulit dan area 3) Area-area ini sangat mudah
yang edema
terjadinya injuri
3 Juli 2013
5.
4) Gunting kuku dan pertahankan 4) Penurunan curah jantung
kuku terpotong pendek dan
mengakibatkan gangguan perfusi
bersih
ginjal, retensi natrium / air, dan
penurunan urine output.
Kolaborasi :
5) Berikan pengobatan
5) Mengurangi stimulus gatal
antipruritis sesuai pesanan.
pada kulit
1) Kaji faktor yang
1) Menyediakan informasi
menimbulkan keletihan :
tentang indikasi tingkat
- Anemia
keletihan
– Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
- Retensi produk sampah
- Depresi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3 X 24 jam,
a.
diharapkan :
b.
Berpartisipasi dalam
aktivitas yang dapat c.
ditoleransi
d.
Kriteria Hasil :
Meningkatkan rasa
2) Tingkatkan kemandirian
sejahtera, dan dapat
dalam aktivitas perawatan
berpartisipasi dalam
diri yang dapat ditoleransi,
aktivitas perawatan
bantu jika keletihan terjadi
19
2) Meningkatkan aktivitas
ringan/sedang dan
memperbaiki harga diri
25. mandiri yang dipilih
3) Anjurkan aktivitas
alternative sambil istirahat
3) Mendorong latihan dan
aktivitas dalam batas-batas
yang dapat ditoleransi dan
istirahat yang adekuat
4) Anjurkan untuk beristirahat
setelah dialisis
4) Istirahat yang adekuat
dianjurkan setelah dialysis
yang bagi banyak pasien
sangat melelahkan.
20
26. BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GGK di Ruang Anyelir
RSUD BAYU ASIH PURWAKARTA
I.
BIODATA
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama klien
: Tn. R
Umur
: 53 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku bangsa
: Sunda
Status perkawinan : Kawin
Alamat
: Munjul jaya
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Ny. D
Umur
: 43 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Munjul jaya
II.
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Alasan meminta bantuan
Klien mengatakan wajah, perut, tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri
mengalami bengkak. Klien juga mengatakan tidak bisa berjalan dan sesak nafas.
2. Riawayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sesak nafas
b. Keluhan waktu di data
Klien sesak nafas seperti di ikat pada bagian dada nya, RR klien 30x/menit
klien mengatakan pada begian dada bagian atas sesak dan rasanya susah
untuk bernafas, klien mengeluh sesak nafas sejak 5 hari yang lalu.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan sejak 3 tahun yang lalu klien sudah menderita penyakit
diabetes militus.
21
27. III.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan keluarganya ada yang menderita penyakit diabetes militus yaitu
ibu klien.
IV.
STRUKTUR KELUARGA
a. Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= garis hubungan keluarga
= perempuan
= orang yang sudah mening
= klien laki-laki
V.
DATA BIOLOGIS
Kebutuhan
NO
Saat sehat
dasar
1
Nutrisi
a. Makan
Frekuensi: 3x sehari
Jenis
: nasi, lauk, sayur
Porsi
: 1 piring
b. Minuman
Jumlah
: ± 1 liter/hari
22
Saat sakit
Frekuensi : 3x sehari
Jenis
: bubur, lauk, sayur
Porsi
: ± 5 sendok
Jumlah
: ± 44o ml/hari
28. Jenis
susu
2
Eliminasi
a. BAB
b. BAK
3
Istirahat tidur
4
Personal hygiene
a. Mandi
5
VI.
b. Gosok
gigi
c. Keramas
Pola aktifitas
: air putih, kopi,
Jenis
: air putih
Keluhan
: kurang nafsu
makan, klien merasa haus terus
Frekuensi :1x sehari
Bau
: khas
Warna
: Kuning
Konsistensi : lembek
Frekuensi : 2 hari sekali
Bau
: khas
Warna
: kuning
Konsistensi : lembek
Warna
Bau
Jumlah
Warna
: kuning pekat
Bau
: khas
Jumlah
: ± 50 ml/hari
Keluhan
: urin yang keluar
sedikit dan jarang
Jumlah jam tidur : ± 4 jam/hari
kebiasaan sebelum tidur berdo’a
kepada allah swt.
Keluhan : pasien mengatakan
susah tidur selama di rawat
: kuning jernih
: khas
:
Jumlah jam tidur : ± 8
jam/hari kebiasaan sebelum
tidur berdo’a kepada allah
swt.
Frekuensi : 2x sehari, air
yang di gunakan air bersih
Tempat : di kamar mandi,
Frekuensi : 2x sehari hanya di
lap oleh keluarganya
Air yang di gunakan : air bersih
Tempat : di atas tempat tidur di
bantu keluarganya
Frekuensi : 2x sehari
Frekuensi : 1x sehari
Frekuensi : 2x sehari
Aktivitas klien sebelum sakit
sebagai wiraswasta : sebagai
supir
Frekuensi : tidak pernah
Jumlah jam : selama sakit semua
aktifitas pasien hanya di lakukan
di tempat tidur
DATA PSIKOLOGIS
a. Status emosi
Pasien terlihat tenang dan dapat menerima keadaannya ketika dia sakit
b. Konsep diri
23
29. 1. Harga diri
: pasien menerima dirinya sendiri sebagai seorang suami
dan ayah yang baik untuk anak dan istrinya
2. Ideal diri
: pasien menilai dirinya sebagai pribadi yang baik dan
menyenangkan untuk leluarganya
3. Identitas diri
: keluarga pasien menilai dirinya sebagai suami dan ayah
yang baik dan bertanggung jawab
4. Gambaran diri
: keluarga pasien mengatakan pasien merupakan sosok
pribadi yang baik, bertanggung jawab, serta penuh humor
c. Gaya komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari pasien menggunakan bahasa sunda dengan anak dan
istrinya
d. Pola interaksi
Pasien mengatakan saat sehat sering berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat
e. Pola interaksi dalam mangatasi masalah
Pasien mangatakan dalam mengatasi masalah berserah diri kepada allah swt dan
mencari solusi dengan berdiskusi dengan keluarganya.
VII.
DATA SPRITUAL
Setiap hari pasien selalu shalat, berdo’a kepada allah swt di atas tempat tidur selama
sakit dan di rawat
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
1. Kesadaran
: cm dengan GCS 15
2. Penampilan
: tampak rapih dan bersih
3. Status gizi
a. Sebelum Hemodialisa : BB = 63 kg
TB = 155 cm
b. Sesudah Hemodialisa : BB = 61,5 kg
TB = 155 cm
4. Tanda-tanda vital
T = 160/140 mmHg
P= 72 X/menit
R= 20X/menit
S= 36,6 ° C
B. Kepala
Inspeksi
: rambut putih, tidak ada lesi, tidak ada ketombe
Palapasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
C. Mata
24
30. Inspeksi
D. Telinga
Inspeksi
Palpasi
E. Hidung
Inspeksi
Palapasi
F. Mulut
Inspeksi
G. Gigi dan gusi
Inspeksi
H. Leher
Inspeksi
Palapasi
I. Paru-paru
Inspeksi
Palapasi
Auskultasi
J. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
K. Abdomen
Inspeksi
Palapasi
L. Kulit
Inspeksi
: konjungtiva tidak anemis, skelera ikterik, bentuk pupil isokor,
gerakan bola mata normal, reaksi cahaya ada, adanya edema
periorbital
: bentuk simetris, tidak adanya serumen, dan alat bantu
pendengaran tidak ada lesi
: tidak ditemukan adanya benjolan dan nyeri tekan
: bentuk hidung simetris, penciuman normal, tidak ada sumbatan
: tidak ditemukan adanya nyeri tekan
: bentuk simetris mukosa lembab, bibir berwarna kehitaman tidak
ada sariawan
: jumlah gigi lengkap, warna gigi kekuningan, tidak ada gigi
palsu, tidak ada ceries, terdapat karang gigi, pada gigi geraham
kiri dan kanan bawah, tidak ada nyeri gusi/gigi kebersihannya
cukup bersih
: tidaka ada lesi, tidaka ada pembengkakan
: reaksi menelan ada
: bentuk dada simetris
: tidak di temukan adanya nyeri tekan, paru-paru dapat berkembang
dengan baik
: tidak ada ronchi
: tidak ada pembesaran jantung
: tidak teraba oedem, tidak ada masa
: tidak terdengar suara jantung tambahan
: bentuk perut buncit, tidak redapat lesi, spidernefi tidak terdapat
luka operasi
: tidak ada nyeri tekan
: warna kulit kuning, kecoklatan, tekstur keriput kelembapan
kering
: tekstur keriput, kelembapan kering
Palpasi
M. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
25
31. Inspeksi : tidak ada kelainan kongenital, bengkak
Palpasi
: turgor kulit buruk
b. Ekstremitas bawah
Inspeksi : terdapat udem kaki kanan dan kiri
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
IX.
DATA PENUNJANG
Laboratorium
Faal ginjal
Ureum
: 214 mg/dl
Kreatinin
: 2,21 mg/dl
WBC
: 11,4 m/ml
RBC
: 2,84 m/ml
X.
PENGOBATAN
Terapi yang di gunakan
Asam folat
3x1
Kandisartan
1x1
Ketosteril
3x2
Vastigo
3x1
Cefriaxone
2x1
Ranitidin
2x1
Lasik
3x2
26
32. XI.
ANALISA DATA
Tanggal,
Data senjang
Jam
( DS dan DO)
03 Juli 2013
DS :
Pukul : 16.30
- Klien mengatakan wajah,
tangan dan kakinya
bengkak.
- Klien mengatakan merasa
lemah
Penyebab / Etiologi
Kondisi yang menyebabkan fungsi nefron
Masalah Keperawatan
Kelebihan Volume Cairan
Kerusakan pada nefron meningkat
Suplai darah keginjal menurun
GFR menurun
DO :
-
-
Klien mengatakan
mengalami penurunan
jumla urin
Terdapat edema pada
wajah, ekstremitas atas
dan bawah.
GGK
Kegagalan mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Penumpukan toksik uremik di aliran darah
Volume cairan meningkat
Kelebihan volume cairan
DS :
Penurunan fungsi ginjal
27
Pola Nafas Tidak Efektif
33. -
DO :
-
Klien mengatakan
nafasnya sesak
Penurunan fungsi reabsorbsi filtrasi
Peningkatan kadas Hb dalam darah
Pasien terpasang
Oksigen
Respirasi 24 X / menit
Asidosis metabolism
Peningkatan frekuensi nafas
DS :
-
Pola nafas tidak efektif
Penurunan GGK
Klien mengatakan kaki
kanan dan kirinya
bengkak, sehingga sulit
untuk berjalan
Kegagalan mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Sindrom uremik
DO :
-
Aktivitas klien dilakukan
ditempat tidur
Eritroprotein turun
Masa hidup sel darah merah memendek
Hb menurun
28
Intoleransi aktivitas
34. Oksigen dalam darah turun
DS :
-
Intoleransi aktivitas
Sekresi protein terganggu
Klien mengatakan tidak
nafsu makan
Klien mengatakan
perutnya mual dan ingin
muntah
Resiko Gangguan Nutrisi
Sindrom uremia
Gangguan keseimbangan asam basa
Produksi asam naik
DO :
-
Porsi makan tidak habis
Asam lambung naik
Nausea, Vomitus
Resiko gangguan nutrisi
DS :
-
Sekresi protein terganggu
Klien mengatakan kulit
tangannya kering dan
keriput sehabis di
Hemodialisa
Sindrom uremia
Sekresi protein terganggu
DO :
29
Gangguan Integritas Kulit
35. -
Kulit klien kering dan
keriput
Sindrom uremia
Perpostamia
Pruritis
Gangguan integritas kulit
XII.
No
1.
2
3
4
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITASNYA
Tanggal di
TTD dan Nama
Diagnosa Keperawatan
temukan
Pola nafas tidak efektif b.d peningkatan kadar
3 Juli 2013
Hidrogen dalam darah
Kelebihan volume cairan tubuh b.d penurunan
3 Juli 2013
fungsi ginjal
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
3 Juli 2013
pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa
mulut.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status metabolic, sirkulasi,sensasi,
3 Juli 2013
penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas,
30
Tanggal di
pecahkan
5 Juli 2013
5 Juli 2013
5 Juli 2013
5 Juli 2013
TTD dan Nama
36. 5
akumulasi ureum dalam kulit.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan,
anemia, retensi produk sampah dan prosedur
3 Juli 2013
5 Juli 2013
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan Keperawatan
Tanggal
Jam
No.
DX
3 Juli 2013
1.
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
3
X
24
Jam,
diharapkan pola nafas
dapat efektif . Dengan
kriteria hasil :
- Frekuensi
nafas normal
- Nadi dan suhu
tubuh normal
- Dengan
keseimbangan
paru optimal.
Rencana Tindakan
1) Atur posisi klien semi
fowler.
2) Observasi fungsi pernafasan, catat frekuensi
pernafasan, dyspepsia/
perubahan TTV.
3) Nafas
dalam
dan
perlahan saat duduk
setegak mungkin
4) Berikan Oksigen sesuai
31
TTD dan
Nama
Rasional
1) Meningkatkan ekspansi
paru dan ventilasi pada
sisi yang tidak sakit.
2) Distress pernafasan dan
perubahan pada TTV
dapat
terjadi sebagai
akibat stress fisiologi dan
nyeri / dapat menunjukan
syock
sehubungan
dengan hipoksia.
3) Memungkinkan ekspansi
paru lebih luas
4) Memberikan
therapy
37. kebutuhan
pada klien
5) Jelaskan pada klien
tentang factor pencetus
adanya sesak
3 Juli 2013
2.
5) Pengetahuan apa yang
diharapkan
dapat
mengembangkan
kepatuhan klien terhadap
rencana terapeutik.
6) Kolaborasi
dengan
dokter untuk pemberian
therapy obat.
Setelah
dilakukan 1) Kaji status cairan:
tindakan keperawatan
a. Timbang berat badan
3
X
24
Jam,
harian
diharapkan klien dapat
b. Keseimbangan masukan
mempertahan-kan
dan pengeluaran
berat tubuh ideal tanpa
c. Turgor kulit dan adanya
kelebihan
cairan
edema
d. Distensi vena leher
Kriteria Hasil :
e. Tekanan darah, denyut dan
irama nadi
6) Mengevaluasi perbaikan
kondisi
klien
atas
perkembangan parunya
1) Pengkajian merupakan
dasar dan data dasar
berkelanjutan
untuk
memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi
2) Batasi masukan cairan
32
2) Pembatasan cairan akan
38. menentukan berat tubuh
ideal, keluaran urine, dan
respon terhadap terapi
3) Identifikasi sumber potensial
cairan :
a.
- Medikasi dan cairan yang
digunakan untuk pengobatan :
oral dan intravena
b.
- Makanan
3) Sumber kelebihan cairan
yang tidak diketahui
dapat diidentifikasi
4) Jelaskan pada pasien dan
keluarga rasional pembatasan
4) Pemahaman
meningkatkan kerjasama
pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan
5) Bantu pasien dalam
menghadapi ketidak
nyamanan dalam pembatasan
cairan
5) Kenyamanan
pasien
meningkatkan
kepatuhan
terhadap
pembatasan diet.
33
39. 6) Tingkatkan dan dorong
hygiene oral dengan sering
7) -Kolaborasi :
Berikan diuretic,
contoh : furosemide,
spironolakton, hidronolakton
8) Adenokortikosteroid,
golongan prednisone
9)Lakukan dialisis
3 Juli 2013
3.
Setelah dilakukan
1) Kaji status nutrisi :
34
6) Higiene oral mengurangi
kekeringan
membrane
mukosa mulut
7) Diuretic bertujuan untuk
menurunkan
volume
plasma dan menurunkan
retensi cairan di jaringan
sehingga
menurunkan
resikoterjadinya edema
paru
8) Adenokortikosteroid,
golongan predison
digunakan untuk
menurunkan proteinuri
9) Dialysis akan
menurunkan volume
cairan yang berlebih.
1)Menyediakan data dasar
40. tindakan keperawatana.
Perubahan berat badan
untuk memantau perubahan dan
3 X 24 jam,
b.
Pengukuran antopometrik
mengevaluasi intervensi
diharapkan
c.
Nilai laboratorium (elektrolit
Mempertahankan
seru, BUN, kreatinin,
masukan nutrisi yang protein,transferin, dan kadar
adekuat
besi)
Kriteria Hasil :
Mempertahankan / 2)Kaji pola diet nutrisi pasien : 2)Pola diet dahulu dan sekarang
meningkatkan berat a.
Riwayat diet
dapat dipertimbangkan dalam
badan seperti yang b.
Makanan kesukaan
menyusun menu
diindikasikan oleh c.
Hitung kalori
situasi individu, bebas
edema.
3)Kaji faktor yang berperan
3)Menyediakan informasi
dalam merubah masukan nutrisi mengenai faktor lain yang dapat
:
diubah atau dihilangkan untuk
a. - Anoreksia, mual, atau
meningkatkan masukan diet
muntah
b. - Diet yang tidak
menyenangkan bagi
pasien
c.
- Depresi
d.
- Kurang memahami
pembatasan diet
35
41. e.
- Stomatitis
4)Menyediakan makanan
kesukaan pasien dalam batasbatas diet
4)Mendorong peningkatan
masukan diet
5) Tingkatkan masukan
5)Protein lengkap diberikan
protein yang
untuk mencapai keseimbangan
mengandung nilai
nitrogen yang diperlukan untuk
biologis tinggi seperti :
pertumbuhan dan penyembuhan
telur, produk susu, dan
daging
6) Anjurkan camilan tinggi
kalori, rendah protein,
rendah natrium, diantara
waktu makan
7) Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan
selama waktu makan
36
6)Mengurangi makanan dan
protein yang dibatasi dan
menyediakan kalori untuk
energy, membagi protein untuk
pertumbuhan dan pertumbuhan
jaringan
7) Faktor yang tidak
menyenangkan yang berperan
menimbulkan anoreksia
dihilangkan.
42. 8) Timbang berat badan
harian
9) Kaji bukti adanya masukan
protein yang tidak adekuat
a.
- Pembentukan edema
b.
- Penyembuhan yang
lambat
c.
- Penurunan kadar
albumin serum
3 Juli 2013
4.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3 X 24 jam,
diharapkan : Tidak
terjadi kerusakan
integritas kulit
Kriteria Hasil : Kulit
tidak kering,
hiperpigmentasi
berkurang, memar
pada kulit berkurang
8)Untuk memantau status cairan
dan nutris
9)Masukan protein yang tidak
adekuat dapat menyebabkan
penurunan albumin dan protein
lain, pembentukan edema, dan
perlambatan penyembuhan
1)Kaji terhadap kekeringan kulit, 1) Perubahan mungkin
disebabkan oleh penurunan
pruritis, ekskoriasi, dan infeksi
aktivitas kelenjar keringat atau
pengumpulan kalsium dan
posfat pada lapisan kutaneus.
2) Kaji terhadap adanya petekie 2) Perdarahan yang abnormal
dan purpura
sering dihubungkan dengan
penurunan jumlah dan fungsi
platelet akibat uremia
3) Monitor lipatan kulit dan area 3) Area-area ini sangat mudah
37
43. yang edema
3 Juli 2013
5.
terjadinya injuri
4) Gunting kuku dan pertahankan 4) Penurunan curah jantung
kuku terpotong pendek dan
mengakibatkan gangguan perfusi
bersih
ginjal, retensi natrium / air, dan
penurunan urine output.
Kolaborasi :
5) Berikan pengobatan
5) Mengurangi stimulus gatal
antipruritis sesuai pesanan.
pada kulit
1) Kaji faktor yang
1) Menyediakan informasi
menimbulkan keletihan :
tentang indikasi tingkat
- Anemia
keletihan
– Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
- Retensi produk sampah
- Depresi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3 X 24 jam,
a.
diharapkan :
b.
Berpartisipasi dalam
aktivitas yang dapat c.
ditoleransi
d.
Kriteria Hasil :
Meningkatkan rasa
2) Tingkatkan kemandirian
sejahtera, dan dapat
dalam aktivitas perawatan
berpartisipasi dalam
diri yang dapat ditoleransi,
aktivitas perawatan
bantu jika keletihan terjadi
mandiri yang dipilih
38
2) Meningkatkan aktivitas
ringan/sedang dan
memperbaiki harga diri
44. 3) Anjurkan aktivitas
alternative sambil istirahat
4) Anjurkan untuk beristirahat
setelah dialisis
XIV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tanggal
Implementasi
DX
Jam
Keperawatan
1
1. Mengatur
posisi
klien
menjadi semifowler
2. Memberikan Oksigen
2
3) Mendorong latihan dan
aktivitas dalam batas-batas
yang dapat ditoleransi dan
istirahat yang adekuat
4) Istirahat yang adekuat
dianjurkan setelah dialysis
yang bagi banyak pasien
sangat melelahkan.
TTD dan
Nama Jelas
Tanggal
Jam
Evaluasi
S : Klien mengatakan nafasnya masih
terasa sesak
O : Nafas cepat, nafas terengal-engal
A : Masalah belum teratasi
P : Berikan oksigen sesuai dengan
kebutuhan, Observasi TTV
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji pembengkakan
S : Klien mengatakan kakinya masih
terasa bengkak
39
TTD dan
Nama Jelas
45. ekstremitas
3. Mengukur intake cairan
yang masuk ke tubuh
3
1. Mengkaji status nutrisi
klien
2. Memberikan air hangat
sebelum di berikan makan
3. Memberikan makanan pada
klien dalam porsi sedikit
tapi sering dalam keadaan
hangat
4
O : Ekstremitas bagian bawah klien
bengkak
A : Masalah belum teratasi
P : Kaji pembengkakan pada
ekstremitas bawah klien, atur intake
cairan yang masuk, Observasi TTV
S : Klien mengatakan masih mual saat
makan
O : Porsi makan 3 sendok
Klien terlihat malas makan
A : Masalah belum teratasi
P : mengkaji pola makan sebelum
sakit, anjurkan klien untuk makan
dalam porsi sedikit tapi sering dalam
keadaan hangat
S : klien mengatakan akibat kakinya
yang bengkak masih sulit beraktivitas
O
: klien hanya berbaring dan
melakukan aktivitasnya di atas tempat
tidur
A : Masalah belum teratasi
P : tingkatkan kemandirian dalam
aktivitas perawatan diri yang dapat
1. Mengkaji kemampuan klien
dalam beraktifitas
2. Observasi TTV
40
46. ditoleransi : bantu jika keletihan
terjadi, anjurkan istirahat setelah
dialisis.
XV.
CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosa
Tanggal, jam
1. Kelebihan volume cairan
3 juli 2013
17.30
Catatan perkembanggan
S:
-
klien mengatakan kakinya terasa bengkak
Klien mengatakan badannya lemas
-
memberikan TTV hasil :
T : 180/70 mmHg
N : 84 X/ menit
P : 24x/menit
S : 36,6oC
Mengkaji tingkat bengkak
Hasil:
bengkak ekstremitas bawah kanan dan kiri
O:
-
-
41
Mengkaji intake cairan klien
Hasil :
TTD &
Nama
47. klien menghabiskan 440ml air putih dan 500ml
cairan infus RL
- Mengkaji BB klien sesudah dan sebelum
hemodialisa
Hasil :
- BB sebelum hemodialisa 63 kg
- BB sesudah hemodialisa 61,5 kg
A : masalah belum teratasi
P : langjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Kaji tingkat bengkak
- Batasi intake cairan
- Catat intake cairan
I : mengobservasi TTV
Hasil:
T : 180/70 mmHg
R : 84x/menit
P : 24x/menit
S : 36,6 oC
E :
-
42
klien mengatakan wajah,perut,tangan kanan dan
kiri bengkak.
48. -
Klien mengatakan kaki kanan dan kiri masih
bengkak tapi tidak sakit.
O:
2. Nafas tidak efektif
3 juli 2013
18.00
- ekstremitas kanan dan kiri klien masih bengkak.
A : masalah teratasi sebagian
P :
- monitor TTV
- kaji tingkat bengkak
- batasi intake cairan
- catat intake cairan
S : klien mengatakan nafasnya masih sesak
O : klien terlihat lemas
A : masalah belum teratasi
P :
- observasi TTV
- Posisikan klien semi fowler
- Monitor asupan oksigen
I : mengobservasi TTV
Hasil:
TD : 160/110 mmHg
N : 84x/menit
P : 24x/menit
S : 36,6 oC
43
49. Respon: klien mengatakan masih sedikit sesak.
E:
S : klien mengatakan masih sedikit sesak.
O:
- klien tidak terpasang oksigen karena tidak
ingin ketergantungan
- Respirasi klien 24x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P :
- Observasi TTV
- Atur posisi klien semi fowler
- Kolaborasi untuk pemberian oksigen
- Beri penyuluhan tentang kebutuhan oksigenasi.
3. Resiko gangguan nutrisi
4 juli 2013
Jam : 10.00
S:
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Klien mengatakan perutnya mual
O : - Porsi makan tidak habis
A : Masalah belum teratasi
P:
- Observasi TTV
44
50. -
4. Gangguan integritas kulit
4 juli 2013
Bantu / anjurkan klien untuk melakukan oral
hygiene
I : Observasi TTV
Hasil :
TD = 140/110 mmHg
N = 88 X/menit
P = 20 X/menit
S = 35,1oC
Respon :
Klien mengatakan makannya tidak habis karena tidak
nafsu makan.
E:
S = Klien mengatakan tidak nafsu makan dan
perutnya mual
O = Porsi makan tidak habis
A = Masalah belum teratasi
P =
- Observasi TTV
- Catat asupan makanan klien
S:
- Klien mengatakan kulit tangannya kering dan
keriput
45
51. O:
- Kulit tangan klien tampak kering dan keriput
A : Masalah belum teratasi
P :
- Observasi TTV
- Kaji kekeringan kulit dan infeksi
I :
- Mengobservasi TTV
TD : 140/100 mmHg
N : 88 X/menit
P : 20X/menit
S : 35,1oC
- Kaji kekeringan kulit dan infeksi
Hasil : Tidak ada luka dan infeksi
- Respon : Klien tampak tenang
E:
S = Klien mengatakan kulit tangannya kering
dan keriput
O = Kulit tangan klien tampak kering dan
keriput
A = Masalah belum teratasi
P=
46
52. - Observasi TTV
- Kaji kekeringan kulit dan infeksi
5. Intoleransi aktivitas
5 Juli 2013
S :
-
Klien mengatakan sudah dapat berjalan ketoilet
sendiri
O:
-
Klien sudah mampu beraktivitas secara mandiri
/dibantu keluarga.
A : Masalah teratasi
P :
- Observasi TTV
- Kaji aktivitas klien
- Ajarkan ROM aktif
I:
- Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 160/110 mmHg
N : 84X/menit
P : 24X/menit
S : 36,6 oC
- Mengkaji aktivitas klien
Hasil :
- BAK dan mandi dapat dilakukan mandiri
47
53. Respon :
- Klien tampak tenang
E:
S = Klien mengatakan sudah dapat berjalan
sendiri
O = Klien mampu berjalan sendiri
A = Masalah teratasi
P = Hentikan intervensi ( Pasien Pulang tgl : 5juli-2013)
48
54. BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan
ireversibel, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah ).
Slah satu gejala klinis yang sering banyak muncul pada penderita
gagal ginjal kronik adalah pasien mengalami udim ekstremitas bahkan seluruh
tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi berlanjut.
Bila sudah terjadi gagal ginjal kronik diharapkan pasien menjalani
tindakan medis : diet rendah protein dan tinggi karbohidrat, ttransfusi darah,
dialisis ginnjal, bahkan transplantasi ginjal.
B. SARAN
Setelah mempelajari lebih dalam tentang gagal ginjal kronik
diharapkan kita sebagai perawat mampu melakukan asuhan keperawatan yang
mengacu pada aspek bbio, psiko, sosial, dan spiritual.
49
55. DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
EGC
Nanda. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2012.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddart. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC
Long B.C. 1996. Perawatan Medikal Bedah Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan
Muttaqin, Arif. Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
50