SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
STRUKTUR ILMU<br />Ilmu dalam pengertianya  adalah suatu system pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis (Ginzburg) atau system penjelasan mengenai saling hubungan di antara peristiwa-peristiwa yang terjadi (Nagel). Dengan demikian, ilmu sebagai sekumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari komponen-komponenyang saling berkaitan atau dikoordinasikan agar dapat menjadi dasar teoritis atau memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud. Saling berkaitan diantara segenap komponen itu merupakan struktur dari pengetahuan ilmiah.<br />Setiap cabang ilmu khusus mempunyai obyek sebenarnya (Proper Object) yang dapat dibedakan menjadi : <br />,[object Object]
Adalah fenomena di dunia ini yang ditelaah oleh ilmu
Obyek formal
Adalah pusat perhatian dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena tersebut.
Suatu fenomenon sebagaimana ditentukan oleh pusat perhatian ilmuwan menjadi obyek sebenarnya dari suatu cabang ilmu. Bebagai keterangan mengenai obyek sebenarnya itu dituangkan dalam bebagai pernyataan-pernyataan. Kumpulan pernyataan yang memeuatpengetahuan ilmiah dapat mempunyai empat bentuk :
Deskripsi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (16)

Filsafat, ilmu, lingkup
Filsafat, ilmu, lingkupFilsafat, ilmu, lingkup
Filsafat, ilmu, lingkup
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Bab 6 husni
Bab 6 husniBab 6 husni
Bab 6 husni
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Epistemologi ppt (1)
Epistemologi ppt (1)Epistemologi ppt (1)
Epistemologi ppt (1)
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Ilmu Pengetahuan dan Akal Sehat
Ilmu Pengetahuan dan Akal SehatIlmu Pengetahuan dan Akal Sehat
Ilmu Pengetahuan dan Akal Sehat
 
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu PengetahuanTugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Lapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatanLapangan penyelidikan kefilsafatan
Lapangan penyelidikan kefilsafatan
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
 
Ilmu pengetahuan dan pendekatan ilmiah, kesimpulan
Ilmu pengetahuan dan pendekatan ilmiah, kesimpulanIlmu pengetahuan dan pendekatan ilmiah, kesimpulan
Ilmu pengetahuan dan pendekatan ilmiah, kesimpulan
 
Pola Pikir Dalam Metodologi Ilmiah
Pola Pikir Dalam Metodologi IlmiahPola Pikir Dalam Metodologi Ilmiah
Pola Pikir Dalam Metodologi Ilmiah
 

Similar a Struktur ilmu

ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmJoyoBoyo3
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuNovaniAzis
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriCindar Tyas
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaARIYASAFIKAR1
 
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okFilsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okKira R. Yamato
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Penjelasan dan hukum ilmiah
Penjelasan dan hukum ilmiahPenjelasan dan hukum ilmiah
Penjelasan dan hukum ilmiahilyasa izhad
 

Similar a Struktur ilmu (20)

Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalmilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
ilmu filsafat dalam mengolh berbagai kalm
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Filsafat 8
Filsafat 8Filsafat 8
Filsafat 8
 
Filsafat 8
Filsafat 8Filsafat 8
Filsafat 8
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Filsafat ppt
Filsafat pptFilsafat ppt
Filsafat ppt
 
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okFilsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat IlmuMATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Penjelasan dan hukum ilmiah
Penjelasan dan hukum ilmiahPenjelasan dan hukum ilmiah
Penjelasan dan hukum ilmiah
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 

Struktur ilmu

  • 1.
  • 2. Adalah fenomena di dunia ini yang ditelaah oleh ilmu
  • 4. Adalah pusat perhatian dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena tersebut.
  • 5. Suatu fenomenon sebagaimana ditentukan oleh pusat perhatian ilmuwan menjadi obyek sebenarnya dari suatu cabang ilmu. Bebagai keterangan mengenai obyek sebenarnya itu dituangkan dalam bebagai pernyataan-pernyataan. Kumpulan pernyataan yang memeuatpengetahuan ilmiah dapat mempunyai empat bentuk :
  • 7. Yakni merupakan kumpulan pernyataan bercorak deskriptif dengan memberikan penjelasan mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainya dari fenomenon yang bersangkutan.
  • 9. Merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk-petunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang sedang berlangsung atau sebaiknya dilakaukan dalam hubunganya dengan obyek sederhana itu.
  • 11. Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, cirri, kecenderungan, atau proses lainya dari fenomenon yang ditelaah.
  • 13. Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan dengan penjelasan atau alas an yyang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa lampau yang jauh, baik secara alamiah atau terdapat campurtangan manusia.
  • 14. Pada cabang-cabang ilmu yang telah lebih modern, selain empat bentuk pernyataan yang telah diterangkan diatas terdapat proposisi-proposisi yang dapat dibedakan menjadi :
  • 16. Adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati. Sering kali terutama dalam rumpun ilmu sosial juga diartikan sebagai sebuah proposisi yang dapat secukupnya diterapkan pada serankaian peristiwa untuk menjadi peristiwauntuk menjadi sebuah pedomandalam melakukan tindakan-tindakan.
  • 18. Adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan hubungan tertib yang dapat diperiksa kebenaranya diantara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena yang sejenis
  • 20. Adalah sekumpulan proposisi yang berkaitan secara logis untuk member penjelasan mengenai sejumlah fenomena.( suatu pernyataan obyektif dan tegas berupa dugaan atau rekaan yang menyatu padukan kumpulan kumpulan data terpisah pisah menjadi suatu kerangka pedoman yang konsisten dan berpautan yang menetapkan hubungan antara satuan satuan data empiris dan yang memungkinkan peramalan logis dari hubungan hubungan yang di tegaskan menuju fenomena yang sampai sekarang belum di selidiki )<br />Selanjutnya lachman menyatakan bahwa teori mempunyai peranan atau kegunaan yang berikut :<br />Membantu mensistemkan dan menyusun data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data itu yang semula kacau balau. Jadi, teori berfungsi sebagai kerangka pedoman, bagan sistematisasi atau system acuan<br />Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehinggga terdapat suatu orientasi<br />Menunjukan atau menyarankan arah arah untuk penyelidikan lebih lanjut.<br />Jadi kaidah ilmiah merupakan pernyataan yang bersifat prediktif dan teori ilmiah juga beberapa proposisi yang meramalkan fenomena kadang-kadang timbul kekaburan dalam perbedaan antara kedua hal itu. Scientific law merupakan pernyataan yang isi maknanya suatu keterangan mengenai keajengan ( regularity ) atau hubungan tertib (orderly relation ship) diantara fenomena yang telah diperiksa kebenarannya.<br />Jadi, teori ilmiah berisi proposisi proposisi logis yang berusaha menjelaskan fenomena tertentu . Arnold brecth dengan berpegang pada fungsi menjelaskan ( ex;plaining function ) dari teori Arnold brecht menegaskan perbedaannya dengan kaidah sebagai berikut.” <br />“ Thus, theory is always used to designate attempts to ‘ explain’ phenomena , especially when that is done in general and abstract terms(se appendix B)<br />In explaining phenomena a theory may refer to some general ‘law’, in the sense of ‘regularity’, or to several such laws. These laws may has been disovered earlier, the theory merely referring to them as known; or the theory may consist of the suggestion that some previously hidden general law explain the respective evernt. In the latter case, the suggested law may need further corroboration, of course. New theories often combinereferences to long established laws with the suggestion of some additional law.<br />Therefore, a ‘theory’ is never a ‘law’ ; it refers to laes and may suggest the existence of additional laws, but is not it self a law. It may try to ‘explain’ a law, of course; but if that is the intention the theoy must refer to some more general law.<br />Conversel, a’law’ is not a ‘theory’; it is, rather, a fact namely the fact that certain constituent facts or factors are always associated or, ina less strict sense of term ‘law’, that they are associated ‘as a rule’ or generally’<br />“ Jadi teori selalu digunakan unutk menunjuk usaha usaha menerangkan fenomena fenomena terutama bila hal itu dilakukan dengan istilah istilah yang umum dan abstrak.<br />Dalam menerangkan fenomena fenomena sebuah teori mungkin mengacu pada suatu kaidah umum dalam arti keteraturan atau beberapa kaidah seperti itu. Kaidah kaidah itu mungkin sudah ditemukan sebelumnya, dan teori itu mengacu pada kaidah kaidah itu sebagai di ketahui atau teori dapat terdiri dari saan bahwa suatu kaidah umum yang sebelumnya tersembunyi menerangkan kejadian yang bersangkutan. Dalam hal terakhir ini, kaidah yang disarankan mungkin perlu penguatan labih lanjut tentu saja. Teori teori baru kerap kali menggabungkan referensi referensi kepada kaidah kaidah yang telah lama mapan dengan saran suatu kaidah baru.<br />Oleh karena itu sebuah teori tidak pernah merupakan sebuah kaidah teori mengacu kepada kaidah-kaidah dan mungkin menyarankan eksitensi kaidah kaidah tambahan tetapi teori sendiri bukanlah kaidah. Teori mungkin mencoba untuk menerangkan sebuah kaidah tentu saja tetapi jika itu aksudnya teori itu harus mengacu kepada suatu kaidah yang lebih umum.<br />Sebaliknya sebuah kaidah bukanlah sebuah teori . kaidah adalah lebih tepat, sebuah fakta yaitu fakta bahwa fakta fakta atau factor factor pembentuk tertentu selalu berkaitan atau dalam arti yang lebih longgar dari istilah ‘ kaidah ‘ bahwa fakta fakta itu berkaitan ‘ sebagai aturannya ‘ atau ‘ pada umumnya’<br />Teori merupakan tujuan dasar atau tujuan akhir dari ilmu ( kerlinger ). Bahkan ada pendapat bahwa hal ideal bagi suatu ilmu yang sungguh-sungguh dewasa ialah pengembangan sebuah teori pada tingkat keumuman yang demikian tinggi hingga semua fakta, proposisi, dan kaidah dari ilmu itu dapat diturunkan dari teori tersebut. Sistematis mengandung pula arti bahwa pengetahuan ilmiah itu harus disusun menjadi semacam system yang memiliki bagian-bagian yang penting dan hubungan-hubungan yang bermakna. <br />Sistematisasi bukanlah satu-satunya ciri pokok bagi pengetahuan ilmiah. Ciri sistematis harus dilengkapi dengan ciriciri pokok selanjutnya, yaitu keumuman (generality), rasionalitas, obyektivitas, kemampuan diperikasa sebenarnya (verifiability), dan kemampuan menjadi milik umum (communality).<br />Ciri generality menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk merangkum fenomena yang senantiasa makin luas dengan penentuan konsep-konsep yang paling umum dalam pembahasan sasarannya. Misalnya kalau ilmu politik akan menjelaskan tentang partai politik, penjelasan yang memuaskan ialah bilamana pembahasan bisa beralih dari suatu partai politik tertentu dalam suatu Negara khusus sampai pada semua partai politik Negara itu, dan terus lebih umum lagi sampai mencapai partai politik seumurannya disemua Negara pada semua masa. <br />Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidah-kaidah logika (barber). Batu penguji pengetahuan ilmiah ialah penalaran yang betul dan perbincangan yang logis tanpa melibatkan factor-faktor nonrasional seperti emosi sesaat dan kesukaan pribadi. Dengan demikian ilmu juga mempunyai objektivitas.<br />Ciri ini djelaskan oleh buzzati-Traverso: The Scientifict Enterprise, Today and Tomorrow, 1977.<br />(Tetapi, jenis realitas yang diungkapkan oleh ilmu mempunyai satu ciri khusus: jenis realitas itu sama dan sama-sama sahih bagi siapapun yang mau manjalani proses memperoleh pengetahuan dalam cara yang khusus itu. Dengan kata lain, ilmu adalah pengetahuan antar pribadi dalam sifat inilah obyektivitas terdiri. Ini juga suatu cirri yang jelas tidak dipunyai oleh cara-cara lai untuk mendekati ‘realitas’ misalnya pengalaman artistic.<br />Ciri verifiabilitas berarti bahwa ilmu pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa kebenarannya, diselidiki kembali, atau di uji ulang oleh setiap anggota lainnya dari masyarakat ilmuwan.<br />Kalau ciri objectivity menekankan ilmu sebagai interpersonal knowledge (pengetahuan yang bersifat antar-perorangan), maka ciri pokok komunitas dalam dibahas dalamliteratur belakangan ini menitik beratkan ilmu sebagai public knowledge (pengetahuan yang bersifat umum). “science is public knowledge”, demikian pernyataan dari John Ziman. Ilmu bukanlah hanya pengetahuan yang telah diterbitkan, melainkan pengetahuan tersebut setelah diuji secara obyektif oleh para ilmuan akan diterima secara umum menjadi kesepakatan secara rasional.<br />