SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
SISTEM REPRODUKSI DAN KELAINANNYA.
      Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon
pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.
1. Organ Reproduksi
          Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ
   reproduksi luar.
     1) Organ reproduksi dalam
         Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran
         reproduksi (saluran kelamin).
     2) Ovarium
     3) saluran reproduksi
         Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan
         vagina.
     4) Oviduk
         Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan
         dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk
         berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum
         terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum
         yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum
         akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari
         ovarium menuju uterus.
     5) Uterus
         Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan
         oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian
         bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia
         berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.
     6) Vagina
         Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam
         pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding
         yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian
         tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat
         berserat.
7) Organ reproduksi luar
     Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah
     paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons
     pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang
     banyak menandung jaringan lemak.
2. Oogenesis
  Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam
  ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur.
  Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom.
  Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit
  primer.
3. Hormon pada Wanita
  Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan
  reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran
  hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.
   1) Siklus menstruasi
      Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus
      yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak
      dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum
      yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan
      dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium.
   2) Fase menstruasi
      Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga
      korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
      progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
      lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).
   3) Fase pra-ovulasi
      Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus
      mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis
      untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel
      primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer.
4) Fase ovulasi
       Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi
       perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-
       ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan
       terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis
   5) Fase pasca-ovulasi
       Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit
       sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah
       menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen
       (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
       hormon lainnya, yaitu progesteron.
4. Fertilisasi
   Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum
   dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder
   memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder,
   pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang
   melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian,
   sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona
   pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata,
   berupa         glikoprotein    yang       membungkus           oosit     sekunder.
   Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
   sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga
   terjadi aktivitas yang saling mendukung.
5. Gestasi (Kehamilan)
   Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam
   perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil
   pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan
   bentuk        seperti   buah     arbei     yang      disebut     tahap    morula.
   Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut
   blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol).
   Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
1) Sel-sel bagian luar blastosit
      Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan
      membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk
      tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait.
   2) akus vitelinus
      Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang
      pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam
      pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel
      darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio.
   3) Korion
      Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio.
      Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili
      korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan
      pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus.
   4) Amnion
      Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam
      satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan
      oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio
      agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan
      suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
   5) Sel-sel bagian dalam blastosit
      Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio
      (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri
      dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan
      ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah
      (mesoderm).

6. Persalinan
  Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara
  perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala
  hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus
  sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-
  faktor mekanis.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat
persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.

Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk
kontraksi uterus.

Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk
meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin
berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang
panggul sehingga mempermudah persalinan.

.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu.
Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu.
Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak)
serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus
kelenjar) yang belum berkembang.




Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi
manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun
penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun
pria.

1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi,
kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.
a. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder.
Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17
tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder
adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang
telah mengalami siklus menstruasi.

b. Kanker genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang
disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser.
Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan
epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium
gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.

c. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar
rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim.
Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat
menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan.
Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.

d. Infeksi vagina

Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita
usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan
kelamin.

e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena
infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit
untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan
pembuahan sulit terjadi.

f. Kemandulan/infertilitas

Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan
cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani
tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini

memiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di
bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau
kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah
sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan
sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau
mandul.

g. Kanker Cerviks (Mulut Rahim)

Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang
menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia
ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan
menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah
senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan
kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah.

h. Kanker Payudara

Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah
menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.

i. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah
menopouse (berumur 50 tahun ke atas).

j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)

Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses
mola dan infeksi.

k. Kanker Prostat

Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker
ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak
terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas.

l. Condiloma Accuminata

Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma.
Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya
dapat menimbulkan kanker mulut rahim.

2. Gangguan pada sistem Reproduksi Pria

Gangguan     pada    sistem    reproduksi    pria   dapat   berupa   hipogonadisme,
kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis.

a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya

tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.

b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat
dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.

c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum, atau virus herpes.

d.    Prostatitis,   merupakan    peradangan      prostat.     Penyebabnya       adalah
bakteri Escherichia coli ataupun bukan bakteri.

e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.

f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

f. Impotensi

Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukan ereksi(tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional
seseorang.

g. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.

h. Gonorhoe (kencing nanah)

Penyakit     gonorhoe    adalah   penyakit   kelamin         yang   disebabkan     oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks
bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang
air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
i. Sifilis (Raja singa)

Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini
menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada
kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh
saraf, dan kulit.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaMujahidin Waru
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Hana Yoshimasa
 
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi Sistem Reproduksi Manusia - Biologi
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi alainbagus
 
Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Nandya Guvita
 
Fisiologis menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Fisiologis menstruasi dan konsepsi  AKPER PEMKAB MUNA Fisiologis menstruasi dan konsepsi  AKPER PEMKAB MUNA
Fisiologis menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Padang State University
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusiaTiara Nutnum
 
Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Wulan Suryani
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Reedha Williams
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgNur Azizah
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9tasyaaulia
 
ppt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiappt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiaeuis_evha
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiayuanitak
 
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixSistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixAfied Grey
 

La actualidad más candente (18)

Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v Sistem reproduksi manusia :v
Sistem reproduksi manusia :v
 
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi Sistem Reproduksi Manusia - Biologi
Sistem Reproduksi Manusia - Biologi
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1Sistem reproduksi manusia 1
Sistem reproduksi manusia 1
 
Fisiologis menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Fisiologis menstruasi dan konsepsi  AKPER PEMKAB MUNA Fisiologis menstruasi dan konsepsi  AKPER PEMKAB MUNA
Fisiologis menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15Biologi reproduksi smansa15
Biologi reproduksi smansa15
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
 
Hormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiranHormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiran
 
ppt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusiappt Sistem reproduksi manusia
ppt Sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ixSistem reproduksi-manusi-kls ix
Sistem reproduksi-manusi-kls ix
 

Destacado

Makalah reproduksi manusia
Makalah reproduksi  manusiaMakalah reproduksi  manusia
Makalah reproduksi manusiaHarlan Hariz
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Thufailah Mujahidah
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksiMukti Ali
 
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiPenyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiHendro Hartono
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Ni Made Murti
 
Makalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiaMakalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiamethaonyon
 

Destacado (8)

Makalah reproduksi manusia
Makalah reproduksi  manusiaMakalah reproduksi  manusia
Makalah reproduksi manusia
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannya
 
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem ReproduksiPenyakit Pada Sistem Reproduksi
Penyakit Pada Sistem Reproduksi
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Makalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusiaMakalah sistem reproduksi manusia
Makalah sistem reproduksi manusia
 

Similar a GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4

PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxisabellarahmawati
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxRuniAwan
 
Female reproduction system
Female reproduction systemFemale reproduction system
Female reproduction systemNurul Wulandari
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxalhikmah13
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxBaiqadeliadwisavitri
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxBaiqadeliadwisavitri
 
Organ reproduksi wanita dan oogenesis
Organ reproduksi wanita dan oogenesisOrgan reproduksi wanita dan oogenesis
Organ reproduksi wanita dan oogenesisCosmos Edwart
 
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxBab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxDekaMuliya1
 
Biologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbBiologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbMJM Networks
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaSistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaRina Trifani
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya MJM Networks
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaAstarothArtos
 

Similar a GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4 (20)

PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
 
Female reproduction system
Female reproduction systemFemale reproduction system
Female reproduction system
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptx
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
 
Organ reproduksi wanita dan oogenesis
Organ reproduksi wanita dan oogenesisOrgan reproduksi wanita dan oogenesis
Organ reproduksi wanita dan oogenesis
 
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptxBab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
Bab 9 Sistem Reproduksi Manusia.pptx
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
Biologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbBiologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kb
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaSistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
Anfisman
AnfismanAnfisman
Anfisman
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 

Más de MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

Más de MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4

  • 1. SISTEM REPRODUKSI DAN KELAINANNYA. Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi. 1. Organ Reproduksi Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. 1) Organ reproduksi dalam Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin). 2) Ovarium 3) saluran reproduksi Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina. 4) Oviduk Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus. 5) Uterus Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. 6) Vagina Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.
  • 2. 7) Organ reproduksi luar Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. 2. Oogenesis Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. 3. Hormon pada Wanita Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi. 1) Siklus menstruasi Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. 2) Fase menstruasi Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). 3) Fase pra-ovulasi Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer.
  • 3. 4) Fase ovulasi Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra- ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis 5) Fase pasca-ovulasi Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. 4. Fertilisasi Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. 5. Gestasi (Kehamilan) Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.
  • 4. 1) Sel-sel bagian luar blastosit Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. 2) akus vitelinus Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. 3) Korion Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. 4) Amnion Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar. 5) Sel-sel bagian dalam blastosit Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). 6. Persalinan Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor- faktor mekanis.
  • 5. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus. Oksitosin Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus. Prostaglandin Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus. Relaksin Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan. .Laktasi Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang. Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria. 1. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.
  • 6. a. Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi. b. Kanker genitalia Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan. c. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser. d. Infeksi vagina Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin. e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
  • 7. Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi. f. Kemandulan/infertilitas Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul. g. Kanker Cerviks (Mulut Rahim) Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah. h. Kanker Payudara Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini. i. Kanker Ovarium
  • 8. Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas). j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa) Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi. k. Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. l. Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim. 2. Gangguan pada sistem Reproduksi Pria Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis. a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon. b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat
  • 9. dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron. c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes. d. Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli ataupun bukan bakteri. e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia. f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. f. Impotensi Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukan ereksi(tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang. g. Sifilis Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis. h. Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
  • 10. i. Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.