Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antarsel )
1. BIOLOGI SEL ( STRUKTUR SEL, FUNGSI ORGANEL SEL DAN KOMUNIKASI
ANTARSEL )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagian
ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemiaraan, dan
pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan
nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu – ilmu terapan yang lain, pengembangan
ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar yang memadai, antara
lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi perikanan yang berkaitan dengan fungsi
dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika organisasi dan fungsi sel diketahui.
Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara
kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor –
faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Tiap – tiap jenis
kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia
yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, mempunyai sifat – sifat fungsional tersendiri.
Salah satu ilmu yang dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai sel.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus beradaptasi
untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun lamela insang di satu
pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula sebagai tempat pertukaran
ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen dari insang ke jaringan, sel hati
berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan – bahan yang sudah rusak sehingga dapat
dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain – lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya selama
tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai dalam
lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya mempunyai
lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium, klorida dan bikarbonat
dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino,
juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi.
Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan
komunikasi antarsel.
1.2 Tujuan
1.
Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2.
Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3.
Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
2. BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun
dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa)
atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas
terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
2.2 Sejarah Penemuan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert
Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata
sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/r
2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang
hidup.
2.3.1 Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan
yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk
tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan
dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada
masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
2.3.2 Fase pada siklus sel
1.
Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2.
Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3.
Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam
atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat
bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi
dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
3. b. bFase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali
ke S.
Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Diferensiasi sel
adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi
tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu
berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan
menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah
mengalami regenerasi dan diferensiasi.
2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah
gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik
penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera
lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang
diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel
2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang
berbeda
3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada
badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus
masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena
masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel Bakteri
Sel bakteri
4. lebih besar
daripada sel
hewan.
Mempunyai
bentuk yang
tetap.
Mempunyai
dinding sel
(cell wall) dari
selulosa.
Mempunyai
plastida.
Mempunyai
vakuola
(vacuole) atau
rongga sel yang
besar.
Menyimpan
tenaga dalam
bentuk butiran
(granul) pati.
Tidak
Mempunyai
sentrosom
(centrosome).
Tidak memiliki
lisosom
(lysosome).
Nukleus lebih
kecil daripada
vakuola.
lebih kecil
daripada sel
tumbuhan
Tidak
mempunyai
bentuk yang
tetap.
Tidak
mempunyai
dinding sel
(cell wall).
Tidak
mempunyai
plastida.
Tidak
mempunyai
vakuola
(vacuole)],
walaupun
terkadang sel
beberapa
hewan
uniseluler
memiliki
vakuola (tapi
tidak sebesar
yang dimiliki
tumbuhan).
Yang biasa
dimiliki hewan
adalah vesikel
atau (vesicle).
Menyimpan
tenaga dalam
bentuk butiran
(granul)
glikogen.
Mempunyai
sentrosom
(centrosome).
Memiliki
lisosom
(lysosome).
Nukleus lebih
besar daripada
vesikel.
sangat kecil
Mempunyai
bentuk yang
tetap.
Mempunyai
dinding sel
(cell wal)l dari
lipoprotein.
Tidak
mempunyai
plastida.
Tidak
mempunyai
vakuola.
Tidak
Mempunyai
sentrosom
(centrosome).
Tidak memiliki
nukleus dalam
arti sebenarnya.
BAB 3.
PEMBAHASAN
3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh
Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat
utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga
5. mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir
semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel
yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya
kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari
sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel.
Substansi yang menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima
zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %. Bayank zat –
zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam bentuk partikel – partikel
kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan tersuspensi berdifusi atau mengalir
keberbagai bagian sel.
2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat dan
jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit terlarut dalam air
merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting untuk kerja beberapa
mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K- berperanan pada membran sel
memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf dan serabut otot. Elektrolit intrasel
menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi yang dikatalisis secara enzimatik untuk
metabolisme sel.
3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam keadaan
normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis, protein structural
dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel, misalnya terdapat dalam
membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel seperti relitikum endoplasma dan
mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah fibrosa, yaitu masing-masing molekul
protein berpolimerasi membentuk benang-benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini
selanjutnya memberikan daya regangan pada struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu terdiri atas
molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk globular. Berbeda
dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel. Enzim-enzim berhubungan
langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya
pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya dan menggabungkannya dengan
oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim menghasilkan
energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam
inti dan sitoplasma yaitu nucleoprotein.
4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling banyak terdapat
dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu juga terdapat fosfolipid
dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid tertinggi
terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi organel-organel
intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat lipid yang tidak larut atau
hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane kedap terhadap banyak zat yang larut.
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi fungsinya
memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak dapat menyimpan
karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa total. Tetapi, karbohidrat
dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel sehingga ia dengan mudah
6. tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel hampir seluruhnya
terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang tidak larut.
3.2 Bagian-bagian Sel
3.2.1 Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel
dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen
atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini
mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat (ARN ) dari
salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma tempat sintesis protein.
Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN
pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino
kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam amino yang
dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti sel,
antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan
organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat sintesis
protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni satu sel
membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang sama dengan sel
induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembeelahan
mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini
menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
3.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan yang jernih
dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama mengandung
protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan asam
lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi menjadi
setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma yang terdapat
antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel
besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom,
granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel
penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan
kompleks golgi.
1.
Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein dalam sel.
ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti sebelum dikeluarkan ke
sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian luar retikulum
endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.
2.
Mitokondria
Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan untuk
melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda, tergantung pada jumlah
energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan bentuknyapun berbeda-beda, ada yang
berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk filament.
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan membrane
dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat enim-enzim
oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim terlarut yang
penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini bekerja bersama-sama dengan
enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk karbondioksida dan air. Energy yang dilepas
7. digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan adenosine trifosfat (ATP).
ATP kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan berdifusi keseluruh sel untuk
melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan fungsi sel.
Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria mungkin dapat
membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana dibutuhkan dalam sel untuk
menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria juga mengandung asam
dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti
3.
Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan
membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing,
seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan senyawa
organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air
dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul
air dengan bagian lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam
amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai
berikut :
R” – R’ + H2O
R” OH + R’H
Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian
melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang bertugas
menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam
vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat,
dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma.
Badan residual yang tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam
sitoplasma. Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.
Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan vesicular.
Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu medium cair yang
berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum endoplasma dihubungkan
dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan dengan ruang dalam kompleks golgi.
Dalam beberapa hal reticulum endoplasma langsung berhubungan dengan bagian luar sel melalui
celah yang sempit. Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system
vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah
bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut
ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.
Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena mempunyai
membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular dan biasanya terdiri
atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks golgi diduga merupakan
gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya
disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis karbohidrat dan menggabungkannya dengan protein
membentuk gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang terpenting adalah mukoplosakarida
karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang
rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam pembentukan lisosom.
3.2.3 Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri atas lipid
dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria,
lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan
protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada
permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane.
Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan
permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam
8. sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane
menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat
melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar
yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi
lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang
mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.
Transpor Melalui Membran Sel
1. Difusi
Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane akibat perbedaan
konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari wilayah yang konsentrasinya
tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi dengan bantuan
pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam amino, vitamin
dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma).
Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada media sebelum
transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport aktif. Misalnya, pada tranpor
molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion Na+ mengikatkan
afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh pengmban ketika
sudah berada pada permukaan membrane bagian dalam. Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan
dari dalam sel melalui proses traspor aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari rongga usus
melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung Na+, difusi alanin ke
dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak melebihi konsentrasi
alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+ dilingkungan luar cukup tinggi,
maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di luar sel.
2. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke media yang
konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat dianggap sebagai suatu
kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi dari zat pelarut dibatasi oleh
membrane permiabel.
3. Transpor Aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang bertentangan dengan
prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk melakukan aktivitasnya, transpor
aktif dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan konsentrai ion jauh dari keadaan
keseimbanagannya.
Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan secara aktif
antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat dikenal dengan baik
adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan konsentrasi dan melawan
perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung menyebabkan ion Na+ masuk ke
dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui epitel usus, epitel tubulus ginjal, epitel kelenjarkelenjar eksokrin, dan banyak membrane lainnya.
4. Endosiosis dan Eksosiosis
9. U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses endosiosis dicirikan
dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian diikuti dengan pembentukan
semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat bahan yang akan diangkut
/ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel menuju bagian dalam
sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan lisosom yang mengandung ezim
hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel. Sebaliknya eksosiosisa adalah proses
mengeluarkan substansi seluler yang terdapa dalam vesikel melalui fusi membrane plasma dan
membran vesikel.
Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut berupa partikel
padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis bilamana bahan yang diambil
oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung partikel berukuran kecil atau tidak.
Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan makrofage. Pada proses
fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan sitoplasma yang mengarah/mendekati
partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan alat gerak sel dan bergantung pada kalsium (ion
Ca++). Sedangkan pinosiosis terjadi hanya bila ada respon terhadap jenis zat tertentu yang
bersentuhan dengan menbran sel, yang paling sering adalah terhadap protein, karena pinosiosis
adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati membran sel.
3.3 Struktur Sel
3.4 Fungsi Organel Sel
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami struktur sel hewan
perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi dengan selaput
yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan
tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli berguna untuk
memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu berhubungan dengan membran
plasma sel tetangganya dengan desmosom atau dengan menggunakan bentuk-bentuk hubungan
lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom,
mitokondria, badan golgi vakoula dan sebagainya.
Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan sebagai
berikut :
1.
Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma), hidup, dan
sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam berupa molekul
protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a.
Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c.
Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
2.
Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti dengan
membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka terbentuklah lumen yang
menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus dengan bagian luar sel.
10. Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom sehingga
tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan ribosom.
Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak halus. Selsel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel dari luar inti
sel.
3.
Badan Golgi
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian dalam
kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane badan golgi
terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar seperti kelenjar
ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa sekret
dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c.
membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
4.
Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk kantong kecil
yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu
mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom berfungsi sebagai tempat pembuatan
enzim-enzim pencernaan.
5.
Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan terbentuk
Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria adalah tempat
respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP).
6. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma
secara bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesa
protein.
7.
Flagel dan Silia
Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel dan silia.
Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak disebelah luar.
Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari tubulin dan protein
dinein dan ATP.
8.
Sentrosom
11. Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat membrane
inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom terbentuk dari 9 set tabung
masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang berfungsi menggerakan kromosom pada
saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan organel sel yang dapat dilihat ketika sel
mengadakan pembelahan.
9.
Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti, tetapi ada
juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel :
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti terdiri
dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi
tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang sebelah luar berhubungan dengan
membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada
nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat. Pada
nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat terjadi
pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung material genetic
yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA ribosom.
10.
a.
Badan mikro:
Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan oksidase
b.
Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim dari
daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
11.
Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a.
Sebagai sitoskleton dalam sel
b.
Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c.
12.
Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a.
Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing pada
anaphase
b.
Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel
3.5 Komunikasi Antar Sel
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk
mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan maupun
organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem
endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas
organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar
biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
12. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa visceral
yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur lambat. Sistemsaraf
menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti salinitas, suhu,periode panjang
hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin dengan sistem endokrinuntuk
mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan, reproduksis dan lain-lain. Ada tiga
kelompok komunikasi ekstraseluller, yaitu :
1)
endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ endokrin
dengan sasaran organ target tertentu.
2)
isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi parakrin disebut
neurotransmitter atau neurohormon.
3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor.
Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:
1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transpor ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.
A. Sistem Saraf
Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja secara terpisah,tetapi
saling melengkapi.
a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak maupun
sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima input dan
menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal maujpun eksternal,
2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls
saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi otak
Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf tengkorak,
melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang belakang beberapa saraf
bercabang dan bercabang membentuk batang-batang sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing
saraf membawa impuls isyarat elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang.
b). Sistem saraf otonom
Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom mengontrol
fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan pembuluh darah, 2)
mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-kelenjar.
c) Bentuk umum sistem kerja saraf
13. Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang
menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut
fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang membawa isyarat
dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron motorik membawa petunjuk
dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak, jantung, usus dan organ tubuh yang lain, 3)
interneuron yang menggerakkan isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak, sumsum tumlang
belakang dan lain-lain.
d). Mekanisme kerja saraf
1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut sinaps,
dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang penting untuk fungsi
perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria.
2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada ujung
serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik, apabila satu
impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah sebentar untuk
membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan masuknya ion natrium
bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan potensial elektrik yang kecil
membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang terkumpul pada ujung saraf sudah cukup
banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi
sebagai pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan sibuk dapat
menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan bahan bakar (oksigen dan
glukosa) yang lebih banyak
3) Neurotransmitter
Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu
neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau
bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline. Pada
ikan
hanya
sedikit
kasus-kasus
gabungan
seperti
itu.
Transmitter
perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,serotonim,
L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah asam gamma
aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.
B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada umumnya.
Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan organ target tertentu
dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena itu hormon bisa juga
disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak dan kompleks, tetapi
biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya dibagi menjadi dua kelenjar
yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari proses ini
disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.
C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.
Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat dan
normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ target.hormon tidak akan
bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi apabila hormon tersebut tiba pada
sel/organ target maka reseptornya akan mengikat hormon tersebut.pada ikan, hormon dihasilkan
dari kelenjar endokrin antara lain :
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela tursika),terdiri atas
dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-hormon yang terdapat pada
kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan hormon yang berhubungan dengan reproduksi
dan
perawatan
anak
serta
osmoregulasi.
Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua hormon ini
fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga merangsang sintesis
melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang berfungsi sebagai produksi telur
14. dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk membentuk
dan melepasakan hormon-hormon tiroid.
2) Tiroid
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya adalah sel
tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan
mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang dihasilkan adalah
hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi
dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.
3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan
endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar terhadap
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi merangsang
pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung.
4) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang
disekresi oleh kelenjar pituitari.
5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain jaringan internal
,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar ini dikontrol oleh pituitari
melalui ACTH.
6) Kelenjar Uultimobranchial
Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan sinus
venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang terdapat pada kelenjar
ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dan membuat ikan mampu
menyusaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-ubah.
7) Urofisis
Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord.fungsi
hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi walaupun secara umum
berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.ada
empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari urofis yakni urotensis I belum diketahui efeknya,
II berperan dalam kontraksi otot licin, urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan Na
atau ginjal, dan urotensi IV diduga adalah arginine vasotocin tetapi hanyanteridentifikasi pada
rainbow trout jepang.
BAB 4. PENUTUP
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.
Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk
mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan maupun
15. organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem
endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas
organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar
biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/.
Desember 2009]
[18
Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya yang
diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”BIOLOGI SEL” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan, tetapi
berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis dapat menyelesaikannya dengan
baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah
membantu penulis dalam penulisan makalah ini dengan baik, diantaranya :
1.
Ibu Ida, selaku dosen biologi perikanan
2.
Orang tua, yang telah memberikan semangat dan doa
3. Teman-teman, yang telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis hingga dapat
meyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu untuk
memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-kritik dan saran-saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.