SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
MAKALAH

            Sistem Kardiovaskuler

“ Masalah Etik dan Hukum Keperawatan terhadap
               Sebuah Kasus “




                   Pembimbing :

              Luthfiah Nur A, S.Kep Ns

                   Disusun Oleh :

                1. Anas Wahyu Suseno
                2. Deny Yulanda Anggraeni
                3. Eko Hartanto
                4. Herlinda Eka Listiyanti
                5. Nurdin
                6. Nurul Indrawati
                7. Reny Khoirun Nisa
                8. Zummatul Atiqoh

                  S1 Keperawatan


       STIKES Dian Husada Mojokerto

         Tahun Akademik 2011 – 2012
Kata Pengantar




       Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
karunianya sehingga makalah yang berjudul “Masalah Etik dan Hukum Keperawatan
terhadap Sebuah Kasus” ini dapat diselesaikan.

       Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah sistem
kardiovaskuler pada khususnya dan untuk memberikan pengetahuan kepada calon perawat
tentang etik keperawatan dan hukum keperawatan.

   Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

   1. Ibu Luthfiah Nur Aini, S.Kep Ns selaku kaprodi S1 Keperawatan dan Dosen mata
       kuliah Sistem Kardiovaskuler yang telah memberikan kasus yang memicu kami untuk
       mencari informasi lebih banyak demi terselesaikannya pembuatan makalah ini.
   2. Teman – teman SGD Kelompok 5, yang telah bekerja sama dalam pembuatan
       makalah ini.

   Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, karena kesempurnaan
itu hanyalah milik-Nya semata.

   Kami harap para pembaca berkenan kiranya menyampaikan kritik, usul, dan saran kepada
kami sehingga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca kelak.




                                                            Mojokerto, 8 januari 2012




                                                                               Penyusun
BAB I

                                        PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

       Perawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
   kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga
   profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
   mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
   Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya
   serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat langsung.

       Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek
   keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan masyarakat
   dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan
   memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek
   keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.

       Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan
   berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul
   beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja, kondisi demikian
   inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktek keperawatan. Oleh
   karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar profesi dan aturan lainnya yang didasari
   oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat.
   Dengan adanya standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat
   melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan

       Tujuan penulisan makalah ini, secara umum adalah mahasiswa dapat memahami hak
   pasien dalam proses keperawatan dilihat dari dimensi etik dan dimensi hukum. Dan
   secara khusus mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian, kriteria dan unsur-unsur
   terjadinya hal tersebut.

1.3 Manfaat

           Dengan adanya penyusunan makalah ini kita mampu memahami tata cara beretika
   dalam pemecahan suatu kasus.
BAB II

                               TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kode Etik Keperawatan
    A. Definisi Etik

                 Etik adalah terminology dengan berbagai makna. Etik berhubungan
       dengan bagaimana sesorang harus bertindak dan bagaimana mereka melakukan
       hubungn dengan orang lain. Etik tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih
       kepada perhatian dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang dan
       yang seharusnya dilakukan. Etik dititik beratkan pada pertanyaan atas apa yang baik
       dan yang buruk, karakter, motif atau tindakan yang benar dan yang salah. jika
       didefinisikan secara umum, terminology moral dan etik adalah sama, meskipun
       terdapat sedikit perbedaan makna.
    B. Etik Dalam Keperawatan

                Untuk menjadi seorang profisional dewasa yang mampu secara aktif
       berpartisipasi dalam dimensi etik praktik mereka, seorang perawat harus terus
       mengembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari
       dukungan dari sumber professional, dan mengembangkan pengetahuan serta
       kemampuan mereka dalam bidang etik. Posisi atau identitas moral perawat yamg
       disebut “etik perawatan”. Etik perawatan dihubungkan dengan hubungan antar
       masyarakat dan dengan karakter perawat terhadap orang lain.
        1. Dasar Untuk Pertimbangan Etis.
              “melakukan etik” meliputi berpartisipasi dalam proses pemikiran kritis
           mengenai apa yang benar dan salah, baik dan buruk atau seringkali berfikir
           mengenai situasi dimana seseorang memiliki lebih dari satu tindakan yang
           “benar”. Tindakan itu merupakan sebuah proses yang terjadi dalam berbagai
           interaksi klien-perawat.
        2. Prinsip Etis.
                Ketika mengambil keputusan etis, perawat seringkali mengandalkan
           pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua konsekwensi dan prinsip
           dan kewajiban moral yang unifersal. Hal yang paling fundamental dari prinsip
           ini adalah penghargaan atas sesama.
a.   Prinsip – prinsip Legal dalam Praktik Keperawatan

     1.   Menghormati hak pasien

     2.   Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani

     3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
          berlaku

     4. Memberikan informasi

     5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

     6. Melakukan catatan perawatan dengan baik

b. Kode Etik Keperawatan
         Otonomi(Autonomy)
                    Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
          mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
          dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,
          memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
          dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
          terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa
          dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
          dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
          profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
          klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
         Beneficience ( Berbuat Baik )

                    Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
          Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
          penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
          diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
          terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

         Justice ( Keadilan )
                    Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil
          terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
    perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
    dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
    kesehatan.
   Non Maleficiance ( Tidak Merugikan )

            Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
    psikologis pada klien. Non maleficienci memberikan standar minimum
    dimana praktsi selalu memegangnya. Dalam situasi klinis, sering sulit
    untuk menggambarkan garis antara bahaya yang tidak berarti dan
    melakukan yang baik. Dalam menentukan hal baik dalam situasi
    perawatan kesehatan kita harus memperhitungkan resiko dan maslahat
    dalam setiap kasus.

   Moral right

            Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12
    jam memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan
    hubungan baik dan mengetahui keunikan klien sebagai manusia
    holistik sehingga berposisi sebagai pendamping klien (curtin, 1986).
    Pada dasarnya, peran perawat sebagai pendamping klien adalah
    memberi informasi dan memberi bantuan kepada klien atas keputusan
    apa pun yang di buat kilen, memberi informasi berarti menyediakan
    informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien

   Nilai dan norma masyarakat

            Pandangan masyarakat terhadap institusi kesehatan sangat
    memprihatinkan,karena mereka tidak mampu dibidang ekonomi,selain
    itu terbatasnya juga jamkesmas yang belum masuk ke seluruh pelosok
    desa.

   Kejujuran ( Fidelity )
            Kewajiban        untuk   mengungkapkan   kebenaran.   Prinsip
    mengatakan yang sebenarnya ( kejujuran ) mengarahkan praktisi untuk
    menghindari melakukan kebohongan pada klien atau menipu mereka.
    Kejujuran tidak hanya berimplikasi bahwa perawat harus berkata jujur,
namun juga membutuhkan adanya sikap positif dalam memberikan
    imformasi yang berhubungan dengan situasi klien.
           Kadang hal ini dapat menimbulkan masalah bagi perawat dan
    menekankan pentingnya penghargaan atau pendekatan kelompok bagi
    perawat kesehatan. Dalam prinsip kejujuran, pengajaran dan
    perlindungan klien dalam situasi ini harus dilakukan dengan
    menggunakan pendekatan kelompok. Hal- hal yang diidentifikasi oleh
    perawat harus diajukan dalam diskusi oleh klien dan tim perawatan
    kesehatan.
   Kerahasiaan( Veracity )

           Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin
    kemandirian klien. Perawat menghindari pembicaraan mengenai
    kondisi klien dengan siapapun yang tidak secara langsung terlibat
    dalam perawatan klien. Konflik kewajiban mungkin akan muncul
    ketika seoarnag klien memilih untuk merahasiakan informasi tertentu
    yang dapat membahayakan klien atau orang lain. Prinsip kejujuran
    mengarahkan perawat dalam mendorong klien untuk berbagi informasi
    mengenai penyakit mereka. Prinsip kerahasiaan membantu perawat
    memahami implikasi serius dari pemberian informasi rahasia dan
    keinginan klien yang kompeten.

   Kesetiaan

           Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang
    janji yang dibuatnya, rasa percaya yang snagat penting dalam
    hubungan perawat-klien akan terbentuk. Ketika klien dan keluarga
    tidak dapat bergantung pada perawat untuk menjalankan perjanjian
    tersebut, mereka berada pada resiko.

   Avoid Killing

           Prinsip   avoiding    killing   menekankan   perawat   untuk
    menghargai kehidupan manusia (pasien), tidak membunuh atau
    mengakhiri kehidupan. Thomhson ( 2000 : 113) menjelasakan tentang
    masalah avoiding killing sama dengan Euthanasia yang kata lainya
tindak menentukan hidup atau mati yaitu istilah yang digunakan pada
                   dua kondisi yaitu hidup dengan baik atau meninggal

                              Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang
                   perawat harus mempertahankan kehidupan pasien dengan berbagai
                   cara. Tetapi menurut Chiun dan Jacobs (1997 : 40) perawat harus
                   menerapkan etika atau prinsip moral terhadap pasien pada kondisi
                   tertentu misalnya pada pasien koma yang lama yaitu prinsip avoiding
                   killing.

                              Pasien dan keluarga mempunyai hak-hak menentukan hidup
                   atau mati. Sehingga perawat dalam mengambil keputusan masalah etik
                   ini harus melihat prinsip moral yang lain yaitu beneficience,
                   nonmaleficience dan otonomy yaitu melakukan yang terbaik, tidak
                   membahayakan dan menghargai pilihan pasien serta keluarga untuk
                   hidup atau mati. Mati disini bukan berarti membunuh pasien tetapi
                   menghentikan perawatan dan pengobatan dengan melihat kondisi
                   pasien dengan pertimbangan beberapa prinsip moral diatas.

                              Mengenai hak hidup islam menjelaskan “Dan janganlah kamu
                   membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan
                   dengan suatu alasan yang benar”

2.2 Hukum Keperawatan
   A. Aspek dalam keperawatan

           Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum,
      sedangkan etika adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah non hukum,
      yaitu kaidah-kaidah tingkah laku (etika) (Supriadi, 2001).

      Hukum adalah ” A binding custom or practice of acommunity: a rule of conduct or
      action, prescribed or fomally recognized as binding or enforced by a controlling
      authority “ (Webster’s, 2003).

           Banyak sekali definisi-definisi yang berkaitan dengan hukum, tetapi yang
      penting adalah hukum itu sifatnya rasionalogic, sedangkan tentang hukum dalam
keperawatan adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum
keperawatan yang rasionalogic dan dapat dipertanggung jawabkan.

   Fungsi hukum dalam keperawatan, sebagai berikut:

    a. Memberi kerangka kerja untuk menetapkan kegiatan praktek perawatan apa
       yang legal dalam merawat pasien.
    b. Membedakan tanggung jawab perawat dari profesi kesehatan lain
    c. Membantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan
       keperawatan
    d. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat
       perawat akuntabilitas dibawah hukum yang berlaku
   Dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan.

       Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima
    praktek keperawatan yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut:

     a. Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian
         kesembilan pasal 32 (penyembuhan penyakit dan pemulihan)

     b. Undang – undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
     c. Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang Rumah
         Sakit
     d. Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat
         ederan Direktur Jendral Pelayanan Medik
         No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang penerapan standard praktek
         keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah Sakit.

     e. Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat dan
         direvisi dengan SK Kepmenkes
         No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat.

     f. Pasal 23 Undang-undang Nomor 23 Tahun1992 tentang Kesehatan telah
         menetapkan bahwa: “Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan
         hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

     g. Pemerintah     mengundangkan      Undang-undang     tentang   Perlindungan
         Konsumen Nomor 8 Tahun 1999. Satu diantara ketentuannya adalah
bahwa: Pasien sebagaikonsumen pelayanan jasa kesehatan, berhak atas
   keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, informasi yang benar, jelas, dan
   jujur serta menuntut ganti rugi apabila dokter atau tenaga kesehatan
   lainnya selama melakukan pelayanan kesehatan ternyata melakukan
   kesalahan atau kelalaian yang merugikan pasien.

h. Dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1996,
   yang dimaksud dengan perlindungan hukum adalah bentuk-bentuk
   perlindungan yang antara lain berupa: rasa aman dalam melaksanakan
   tugas profesinya, perlindungan terhadap keadaan membahayakan yang
   dapat mengancam keselamatan fisik atau jiwa, baik karena alam maupun
   perbuatan manusia.” Perlindungan hukum akan senantiasa diberikan
   kepada pelaku profesi apa pun sepanjang pelaku profesi tersebut bekerja
   dengan mengikuti prosedur baku sebagaimana tuntutan bidang ilmunya,
   sesuai dengan etika serta moral yang hidup dan berlaku dalam masyarakat.

i. ketentuan Pasal 1365 BW (Burgerlijk Wetboek), atau Kitab Undang-
   undang Hukum Perdata. Apabila tenaga kesehatan dalam melaksanakan
   tugasnya melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian pada pasien,
   maka tenaga kesehatan tersebut dapat digugat oleh pasien atau
   keluarganya yang merasa dirugikan itu berdasarkan ketentuan Pasal 1365
   BW, yang bunyinya sebagai berikut: “Tiap perbuatan melanggar hukum,
   yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang
   karena salahnya menerbitkan kerugian yang disebabkan kelalaian atau
   kurang hati-hati.”

j. Tanggung jawab dari segi hukum administratif, tenaga kesehatan dapat
   dikenai sanksi berupa pencabutan surat izin praktik apabila melakukan
   tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya.
   Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga
   kesehatan:

        1. Melalaikan kewajiban;
        2. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat
            oleh   seorang   tenaga   kesehatan,     baikmengingat   sumpah
            jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan;
3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga
                  kesehatan;
              4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-
                  undang.

     Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan
memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan
tugas sehari-hari tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik
sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu dalam menjalankan prakteknya
secara hukum perawat harus memperhatikan baik aspek moral atau etik
keperawatan dan juga aspek hukum yang berlaku di Indonesia. Fry (1990)
menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni
tanggung jawab dan tanggung gugat. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan
perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat
dibenarkan atau absah (Priharjo, 1995).
BAB III

                                       PEMBAHASAN KASUS

3.1   Kasus

              Di sebuah Rumah Sakit ada pasangan yang memiliki bayi dengan gangguan
      jantung. Bayi mengalami TF, suami pasien meminta kepada tenaga kesehatan (
      dokter/perawat ) di Rumah Sakit tersebut untuk tidak memberitahukan keadaan
      bayinya    pada      istrinya.    Dokter   dan   perawat   merasa   memiliki   kewajiban
      memberitahukan keadaan bayi pada ibu demi perkembangan bayi. Bagaimana
      menyelesaikan dilema etis yang dialami oleh perawat tersebut sesuai tahap
      pengambilan keputusan etik dan hukum

3.2   Identifikasi Kasus
      A. Analisa Kasus
             Identifikasi dan Pengembangan data dasar
                         Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengan
              kasus dilema etis yang dialami perawat. Tindakan yang akan dilakukan adalah
              bahwa perawat harus tetap memberitahukan kepada ibu pasien tentang apa
              yang terjadi pada anaknya karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban
              seorang perawat. Dengan kata lain sebelum memberitahukan kepada ibu
              pasien, perawat harus memberikan konseling/pengertian terlebih dahulu
              kepada ayah pasien bahwa hal tersebut harus dilakukan demi kebaikan bayi itu
              sendiri.
             Identifikasi Munculnya Konflik
                         Ibu pasien belum mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi pada
              anaknya. Dikarenakan sang ayah tidak memberitahukan pada istri dan juga
              tidak membolehkan perawat atau dokter memberitahukan keadaan yang
              sebenarnya kepada ibu pasien. Dan hal terebut dam menghambat
              perkemabangan dari si bayi tersebut.
             Menentukan Tindakan Alternatif yang Direncanakan
                         Adapun tindakan alternatif yang dilakukan oleh perawat adalah
              memberikan konseling kepada ayah pasien bahwa dengan memberitahukan
              informasi tentang kesehatan anaknya kepada istrinya dapat membantu dalam
penyembuhan atau perkembangan si bayi itu sendiri,dan itu juga demi
    kebaikan sang bayi.
   Menentukan Siapa Penganbil Keputusan
           Pada kasus ini yang akan dilakukan pihak yang berwenang dalam
    pengambilan sebuah keputusan adalah sang ayah pasien untuk tetap
    memberitahukan keadaan bayinya kepada istrinya, dengan bantuan perawat
    yang memberitahukan bahwa hal tersebut demi kebaikan sang bayi yang
    mengalami gangguan jantung, karena hal tersebut demi perkembangan
    bayinya sen diri.
   Menjelaskan Kewajiban Perawat
           Kewajiban perawat yang harus dilakukan adalah meyakinkan pada
    klien atas tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan yang sudah
    dipikirkan secara matang oleh klien, demi kesembuhan bayinya.
   Mengambil Keputusan yang Tepat
           Pengambilan keputusan pada kasus ini memiliki keuntungan kepada
    klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
    tepat dan menguntungkan untuk klien. Karena jika sang ibu mengetahui
    keadaan bayinya yang sebenarnya dapat memberikan kebaikan pada bayinya
    demi perkembangan si bayi. Namun sebelum keputusan tersebut diambil perlu
    diupayakan alternatif tibdakab yaitu merawat klien sesuai kewenangn dan
    kewajiban perawat.
BAB IV
                                            PENUTUP


4.1 Kesimpulan
      Perawat merupakan seorang profesional dewasa yang mampu secara aktif
   berpartisipasi dalam dimensi etik praktik mereka, seorang perawat harus terus
   mengembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari
   dukungan dari sumber professional, dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan
   mereka dalam bidang etik. Posisi atau identitas moral perawat yamg disebut “etik
   perawatan”. Etik perawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan
   karakter perawat terhadap orang lain. Perawat juga diharuskan dapat mengambil
   keputusan etik yang baik pada saat mengalami dilema dalam berbagai kasus yang
   ditemui.


4.2 Saran
      Setelah memperoleh kesimpulan tentang Masalah Etik dan Hukum Keperawatan
   terhadap Sebuah Kasus maka penyusun dapat mengemukakan saran sebagai berikut :

      1. Bagi Pembaca

            Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di
            kehidupan dan membaca serta dapat memahami.

      2. Bagi Institusi Pendidikan

            Diharapkan penyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan
            pembuatan makalah selanjutnya

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan KotaPelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kotaieffaa
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanMrirfan
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidMasben27
 
Penerapan Nilai Moral
Penerapan Nilai MoralPenerapan Nilai Moral
Penerapan Nilai Moralevhi susanti
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikMahzar Wahyudi
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxRizalMg21
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasitirolyn
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanFand1 Ant4
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologisdhina wida
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIYaa Muthmainnah
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 

La actualidad más candente (20)

Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan KotaPelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika Keperawatan
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Penerapan Nilai Moral
Penerapan Nilai MoralPenerapan Nilai Moral
Penerapan Nilai Moral
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptx
 
Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasiKebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
 
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSIASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 

Destacado

Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanAmee Hidayat
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipFitria Anwarawati
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3Height Corporation
 
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4Maulana Rocky
 
Model konseptual dalam keperawatan baru
Model konseptual dalam keperawatan baruModel konseptual dalam keperawatan baru
Model konseptual dalam keperawatan baruIndra Hizkia
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanUwes Chaeruman
 
Kode Etik Konselor
Kode Etik KonselorKode Etik Konselor
Kode Etik KonselorArda Disini
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaMuhammad Kennedy Ginting
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanUwes Chaeruman
 
Model dan konsep teori keperawatan 1
Model dan konsep teori keperawatan 1Model dan konsep teori keperawatan 1
Model dan konsep teori keperawatan 1Nursestikes
 
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian KeperawatanProses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian KeperawatanAnnisa Setia Candra
 

Destacado (20)

141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
Seminar BHP (Bioetic Humaniora Program) Semester 3
 
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4
Tugas makalah 4 ka34 pemograman generasi ke 4
 
Model konseptual dalam keperawatan baru
Model konseptual dalam keperawatan baruModel konseptual dalam keperawatan baru
Model konseptual dalam keperawatan baru
 
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 1 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Model Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori KeperawatanModel Konsep & Teori Keperawatan
Model Konsep & Teori Keperawatan
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Kode Etik Konselor
Kode Etik KonselorKode Etik Konselor
Kode Etik Konselor
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
 
Kasus moral & etika kesehatan
Kasus moral & etika kesehatanKasus moral & etika kesehatan
Kasus moral & etika kesehatan
 
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrinMacam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
Macam hormon yang dihasilkan sistem endokrin
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Model dan konsep teori keperawatan 1
Model dan konsep teori keperawatan 1Model dan konsep teori keperawatan 1
Model dan konsep teori keperawatan 1
 
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian KeperawatanProses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
Proses Keperawatan: Tahap Pengkajian Keperawatan
 

Similar a 96666973 makalah-bu-aini-kasus-2 (20)

Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
 
Fidelity dkk
Fidelity dkkFidelity dkk
Fidelity dkk
 
Dilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatanDilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatan
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
 
Makalah juli
Makalah juliMakalah juli
Makalah juli
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Dilema etik
Dilema etikDilema etik
Dilema etik
 
Dilema hukum
Dilema hukum Dilema hukum
Dilema hukum
 
Aspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatifAspek legal perioperatif
Aspek legal perioperatif
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
Tugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docxTugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docx
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 
Makalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatanMakalah prinsip etika keperawatan
Makalah prinsip etika keperawatan
 

96666973 makalah-bu-aini-kasus-2

  • 1. MAKALAH Sistem Kardiovaskuler “ Masalah Etik dan Hukum Keperawatan terhadap Sebuah Kasus “ Pembimbing : Luthfiah Nur A, S.Kep Ns Disusun Oleh : 1. Anas Wahyu Suseno 2. Deny Yulanda Anggraeni 3. Eko Hartanto 4. Herlinda Eka Listiyanti 5. Nurdin 6. Nurul Indrawati 7. Reny Khoirun Nisa 8. Zummatul Atiqoh S1 Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Tahun Akademik 2011 – 2012
  • 2. Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunianya sehingga makalah yang berjudul “Masalah Etik dan Hukum Keperawatan terhadap Sebuah Kasus” ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah sistem kardiovaskuler pada khususnya dan untuk memberikan pengetahuan kepada calon perawat tentang etik keperawatan dan hukum keperawatan. Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Luthfiah Nur Aini, S.Kep Ns selaku kaprodi S1 Keperawatan dan Dosen mata kuliah Sistem Kardiovaskuler yang telah memberikan kasus yang memicu kami untuk mencari informasi lebih banyak demi terselesaikannya pembuatan makalah ini. 2. Teman – teman SGD Kelompok 5, yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, karena kesempurnaan itu hanyalah milik-Nya semata. Kami harap para pembaca berkenan kiranya menyampaikan kritik, usul, dan saran kepada kami sehingga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca kelak. Mojokerto, 8 januari 2012 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat langsung. Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja, kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktek keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar profesi dan aturan lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini, secara umum adalah mahasiswa dapat memahami hak pasien dalam proses keperawatan dilihat dari dimensi etik dan dimensi hukum. Dan secara khusus mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian, kriteria dan unsur-unsur terjadinya hal tersebut. 1.3 Manfaat Dengan adanya penyusunan makalah ini kita mampu memahami tata cara beretika dalam pemecahan suatu kasus.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kode Etik Keperawatan A. Definisi Etik Etik adalah terminology dengan berbagai makna. Etik berhubungan dengan bagaimana sesorang harus bertindak dan bagaimana mereka melakukan hubungn dengan orang lain. Etik tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih kepada perhatian dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang dan yang seharusnya dilakukan. Etik dititik beratkan pada pertanyaan atas apa yang baik dan yang buruk, karakter, motif atau tindakan yang benar dan yang salah. jika didefinisikan secara umum, terminology moral dan etik adalah sama, meskipun terdapat sedikit perbedaan makna. B. Etik Dalam Keperawatan Untuk menjadi seorang profisional dewasa yang mampu secara aktif berpartisipasi dalam dimensi etik praktik mereka, seorang perawat harus terus mengembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari dukungan dari sumber professional, dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan mereka dalam bidang etik. Posisi atau identitas moral perawat yamg disebut “etik perawatan”. Etik perawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter perawat terhadap orang lain. 1. Dasar Untuk Pertimbangan Etis. “melakukan etik” meliputi berpartisipasi dalam proses pemikiran kritis mengenai apa yang benar dan salah, baik dan buruk atau seringkali berfikir mengenai situasi dimana seseorang memiliki lebih dari satu tindakan yang “benar”. Tindakan itu merupakan sebuah proses yang terjadi dalam berbagai interaksi klien-perawat. 2. Prinsip Etis. Ketika mengambil keputusan etis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua konsekwensi dan prinsip dan kewajiban moral yang unifersal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas sesama.
  • 5. a. Prinsip – prinsip Legal dalam Praktik Keperawatan 1. Menghormati hak pasien 2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani 3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Memberikan informasi 5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan 6. Melakukan catatan perawatan dengan baik b. Kode Etik Keperawatan  Otonomi(Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.  Beneficience ( Berbuat Baik ) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.  Justice ( Keadilan ) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
  • 6. kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.  Non Maleficiance ( Tidak Merugikan ) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Non maleficienci memberikan standar minimum dimana praktsi selalu memegangnya. Dalam situasi klinis, sering sulit untuk menggambarkan garis antara bahaya yang tidak berarti dan melakukan yang baik. Dalam menentukan hal baik dalam situasi perawatan kesehatan kita harus memperhitungkan resiko dan maslahat dalam setiap kasus.  Moral right Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan baik dan mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistik sehingga berposisi sebagai pendamping klien (curtin, 1986). Pada dasarnya, peran perawat sebagai pendamping klien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada klien atas keputusan apa pun yang di buat kilen, memberi informasi berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien  Nilai dan norma masyarakat Pandangan masyarakat terhadap institusi kesehatan sangat memprihatinkan,karena mereka tidak mampu dibidang ekonomi,selain itu terbatasnya juga jamkesmas yang belum masuk ke seluruh pelosok desa.  Kejujuran ( Fidelity ) Kewajiban untuk mengungkapkan kebenaran. Prinsip mengatakan yang sebenarnya ( kejujuran ) mengarahkan praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan pada klien atau menipu mereka. Kejujuran tidak hanya berimplikasi bahwa perawat harus berkata jujur,
  • 7. namun juga membutuhkan adanya sikap positif dalam memberikan imformasi yang berhubungan dengan situasi klien. Kadang hal ini dapat menimbulkan masalah bagi perawat dan menekankan pentingnya penghargaan atau pendekatan kelompok bagi perawat kesehatan. Dalam prinsip kejujuran, pengajaran dan perlindungan klien dalam situasi ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Hal- hal yang diidentifikasi oleh perawat harus diajukan dalam diskusi oleh klien dan tim perawatan kesehatan.  Kerahasiaan( Veracity ) Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin kemandirian klien. Perawat menghindari pembicaraan mengenai kondisi klien dengan siapapun yang tidak secara langsung terlibat dalam perawatan klien. Konflik kewajiban mungkin akan muncul ketika seoarnag klien memilih untuk merahasiakan informasi tertentu yang dapat membahayakan klien atau orang lain. Prinsip kejujuran mengarahkan perawat dalam mendorong klien untuk berbagi informasi mengenai penyakit mereka. Prinsip kerahasiaan membantu perawat memahami implikasi serius dari pemberian informasi rahasia dan keinginan klien yang kompeten.  Kesetiaan Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang janji yang dibuatnya, rasa percaya yang snagat penting dalam hubungan perawat-klien akan terbentuk. Ketika klien dan keluarga tidak dapat bergantung pada perawat untuk menjalankan perjanjian tersebut, mereka berada pada resiko.  Avoid Killing Prinsip avoiding killing menekankan perawat untuk menghargai kehidupan manusia (pasien), tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan. Thomhson ( 2000 : 113) menjelasakan tentang masalah avoiding killing sama dengan Euthanasia yang kata lainya
  • 8. tindak menentukan hidup atau mati yaitu istilah yang digunakan pada dua kondisi yaitu hidup dengan baik atau meninggal Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang perawat harus mempertahankan kehidupan pasien dengan berbagai cara. Tetapi menurut Chiun dan Jacobs (1997 : 40) perawat harus menerapkan etika atau prinsip moral terhadap pasien pada kondisi tertentu misalnya pada pasien koma yang lama yaitu prinsip avoiding killing. Pasien dan keluarga mempunyai hak-hak menentukan hidup atau mati. Sehingga perawat dalam mengambil keputusan masalah etik ini harus melihat prinsip moral yang lain yaitu beneficience, nonmaleficience dan otonomy yaitu melakukan yang terbaik, tidak membahayakan dan menghargai pilihan pasien serta keluarga untuk hidup atau mati. Mati disini bukan berarti membunuh pasien tetapi menghentikan perawatan dan pengobatan dengan melihat kondisi pasien dengan pertimbangan beberapa prinsip moral diatas. Mengenai hak hidup islam menjelaskan “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan suatu alasan yang benar” 2.2 Hukum Keperawatan A. Aspek dalam keperawatan Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum, sedangkan etika adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah non hukum, yaitu kaidah-kaidah tingkah laku (etika) (Supriadi, 2001). Hukum adalah ” A binding custom or practice of acommunity: a rule of conduct or action, prescribed or fomally recognized as binding or enforced by a controlling authority “ (Webster’s, 2003). Banyak sekali definisi-definisi yang berkaitan dengan hukum, tetapi yang penting adalah hukum itu sifatnya rasionalogic, sedangkan tentang hukum dalam
  • 9. keperawatan adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum keperawatan yang rasionalogic dan dapat dipertanggung jawabkan.  Fungsi hukum dalam keperawatan, sebagai berikut: a. Memberi kerangka kerja untuk menetapkan kegiatan praktek perawatan apa yang legal dalam merawat pasien. b. Membedakan tanggung jawab perawat dari profesi kesehatan lain c. Membantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan keperawatan d. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat perawat akuntabilitas dibawah hukum yang berlaku  Dasar hukum perundang-undangan praktek keperawatan. Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut: a. Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian kesembilan pasal 32 (penyembuhan penyakit dan pemulihan) b. Undang – undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen c. Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang Rumah Sakit d. Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat ederan Direktur Jendral Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang penerapan standard praktek keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah Sakit. e. Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat dan direvisi dengan SK Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat. f. Pasal 23 Undang-undang Nomor 23 Tahun1992 tentang Kesehatan telah menetapkan bahwa: “Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. g. Pemerintah mengundangkan Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999. Satu diantara ketentuannya adalah
  • 10. bahwa: Pasien sebagaikonsumen pelayanan jasa kesehatan, berhak atas keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, informasi yang benar, jelas, dan jujur serta menuntut ganti rugi apabila dokter atau tenaga kesehatan lainnya selama melakukan pelayanan kesehatan ternyata melakukan kesalahan atau kelalaian yang merugikan pasien. h. Dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1996, yang dimaksud dengan perlindungan hukum adalah bentuk-bentuk perlindungan yang antara lain berupa: rasa aman dalam melaksanakan tugas profesinya, perlindungan terhadap keadaan membahayakan yang dapat mengancam keselamatan fisik atau jiwa, baik karena alam maupun perbuatan manusia.” Perlindungan hukum akan senantiasa diberikan kepada pelaku profesi apa pun sepanjang pelaku profesi tersebut bekerja dengan mengikuti prosedur baku sebagaimana tuntutan bidang ilmunya, sesuai dengan etika serta moral yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. i. ketentuan Pasal 1365 BW (Burgerlijk Wetboek), atau Kitab Undang- undang Hukum Perdata. Apabila tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian pada pasien, maka tenaga kesehatan tersebut dapat digugat oleh pasien atau keluarganya yang merasa dirugikan itu berdasarkan ketentuan Pasal 1365 BW, yang bunyinya sebagai berikut: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hati.” j. Tanggung jawab dari segi hukum administratif, tenaga kesehatan dapat dikenai sanksi berupa pencabutan surat izin praktik apabila melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya. Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga kesehatan: 1. Melalaikan kewajiban; 2. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baikmengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan;
  • 11. 3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan; 4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang- undang. Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu dalam menjalankan prakteknya secara hukum perawat harus memperhatikan baik aspek moral atau etik keperawatan dan juga aspek hukum yang berlaku di Indonesia. Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah (Priharjo, 1995).
  • 12. BAB III PEMBAHASAN KASUS 3.1 Kasus Di sebuah Rumah Sakit ada pasangan yang memiliki bayi dengan gangguan jantung. Bayi mengalami TF, suami pasien meminta kepada tenaga kesehatan ( dokter/perawat ) di Rumah Sakit tersebut untuk tidak memberitahukan keadaan bayinya pada istrinya. Dokter dan perawat merasa memiliki kewajiban memberitahukan keadaan bayi pada ibu demi perkembangan bayi. Bagaimana menyelesaikan dilema etis yang dialami oleh perawat tersebut sesuai tahap pengambilan keputusan etik dan hukum 3.2 Identifikasi Kasus A. Analisa Kasus  Identifikasi dan Pengembangan data dasar Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengan kasus dilema etis yang dialami perawat. Tindakan yang akan dilakukan adalah bahwa perawat harus tetap memberitahukan kepada ibu pasien tentang apa yang terjadi pada anaknya karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban seorang perawat. Dengan kata lain sebelum memberitahukan kepada ibu pasien, perawat harus memberikan konseling/pengertian terlebih dahulu kepada ayah pasien bahwa hal tersebut harus dilakukan demi kebaikan bayi itu sendiri.  Identifikasi Munculnya Konflik Ibu pasien belum mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi pada anaknya. Dikarenakan sang ayah tidak memberitahukan pada istri dan juga tidak membolehkan perawat atau dokter memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada ibu pasien. Dan hal terebut dam menghambat perkemabangan dari si bayi tersebut.  Menentukan Tindakan Alternatif yang Direncanakan Adapun tindakan alternatif yang dilakukan oleh perawat adalah memberikan konseling kepada ayah pasien bahwa dengan memberitahukan informasi tentang kesehatan anaknya kepada istrinya dapat membantu dalam
  • 13. penyembuhan atau perkembangan si bayi itu sendiri,dan itu juga demi kebaikan sang bayi.  Menentukan Siapa Penganbil Keputusan Pada kasus ini yang akan dilakukan pihak yang berwenang dalam pengambilan sebuah keputusan adalah sang ayah pasien untuk tetap memberitahukan keadaan bayinya kepada istrinya, dengan bantuan perawat yang memberitahukan bahwa hal tersebut demi kebaikan sang bayi yang mengalami gangguan jantung, karena hal tersebut demi perkembangan bayinya sen diri.  Menjelaskan Kewajiban Perawat Kewajiban perawat yang harus dilakukan adalah meyakinkan pada klien atas tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan yang sudah dipikirkan secara matang oleh klien, demi kesembuhan bayinya.  Mengambil Keputusan yang Tepat Pengambilan keputusan pada kasus ini memiliki keuntungan kepada klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling tepat dan menguntungkan untuk klien. Karena jika sang ibu mengetahui keadaan bayinya yang sebenarnya dapat memberikan kebaikan pada bayinya demi perkembangan si bayi. Namun sebelum keputusan tersebut diambil perlu diupayakan alternatif tibdakab yaitu merawat klien sesuai kewenangn dan kewajiban perawat.
  • 14. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Perawat merupakan seorang profesional dewasa yang mampu secara aktif berpartisipasi dalam dimensi etik praktik mereka, seorang perawat harus terus mengembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari dukungan dari sumber professional, dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan mereka dalam bidang etik. Posisi atau identitas moral perawat yamg disebut “etik perawatan”. Etik perawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter perawat terhadap orang lain. Perawat juga diharuskan dapat mengambil keputusan etik yang baik pada saat mengalami dilema dalam berbagai kasus yang ditemui. 4.2 Saran Setelah memperoleh kesimpulan tentang Masalah Etik dan Hukum Keperawatan terhadap Sebuah Kasus maka penyusun dapat mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi Pembaca Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di kehidupan dan membaca serta dapat memahami. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan pembuatan makalah selanjutnya