SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 53
Journal Reading  Divisi Penyakit Infeksi Evaluation of the LightCycler® SeptiFast test in the  rapid etiologic diagnostic of  infectious endocarditis J.P. Casalta. F. Gouriet. V. Roux. F. Thuny. G. Habib. D. Raoult Eur J Clin Microbiol Infect Dis (2009) 28:569-573 Ime. F. A/ JusakNugraha Senin, 25Oktober 2010 1
PENDAHULUAN KULTUR DARAH Gold standard  Deteksi bakteremia  dan fungemia    Keterbatasa: - Positif palsu ,[object Object],2
                                                                                                                 PENDAHULUANINFEKSI ENDOKARDITIS (IE) 3 3 Bakteremia                                Diagnosis: kultur darah Kultur darah gagal mengisolasi  2,5 – 31 % kasus 3
 Penggunaan antibiotika sebelumnya, kuman   patogen intraselular, kuman fastidious yang tidak   terdeteksi dengan kultur standar            kultur  negatif PENDAHULUAN Perlu metode diagnostik laboratorium alternatif,  termasuk pemeriksaan patologi sampel katup  jantung, Immunochemistry, serologi, molekuler 4
 PENDAHULUAN Teknik molekular komersial  baru untuk mendeteksi  bakteremia SeptiFast  (Roche Diagnostik) Deteksi, identifikasi bakteri,  jamur yg sering sebabkan  infeksi  dalam aliran  darah selama 6 jam 5
6
7
8
 Tujuan penelitian  Membandingkan hasil uji real-time PCR dengan kultur darah standar untuk mendeteksi  bakteri dan jamur dalam darah pasien dgn IE 9
BAHAN DAN METODE PERIODE  POPULASI TEMPAT 1 oktober 2005 - 30 oktober 2006 63 pasien dengan  diagnosis IE  dites sesuai prosedur  (informed consent) Penelitiandilakukan DiRS Universitas  Marseilles 10
BAHAN DAN METODE    Protokol terdiri dari 3 unit spesimen :    Unit pertama:  - 2 botol kultur darah (aerob, anaerob) (Bactec,  BD)  - 1 tabung (serum) untuk mendeteksi faktor rheumatoid    (RF Rapitex, Dade Behring), penentuan antibodi spesifik   Coxiellaburnetii, Bartonellaspp, Brucella spp.,  Chlamydia spp., Mycoplasmapneumoniae, Legionellapneumophila,Aspergillusspp.,  - 1 tabung (darah EDTA) untuk pemeriksaan  	       real- time PCR (SeptiFast test) 11
                                                                                                                 BAHAN DAN METODE - Unit kedua dan ketiga: masing-masing tdd 2 botol kultur     darah digunakan berturut turut pada jam ke 2 dan ke 4     setelah tabung pertama    Spesimen: 1.5 mL darah EDTA (real-time PCR)  Dilisiskan dengan SeptiFast Lys.     DNA diekstraksi dengan SeptiFast Prep  	Digunakan hybridization probe  12 Internal Control (IC) dilakukan pd masing-masing 	sampel.
                                                                                                                 BAHAN DAN METODE InternalTranscribedSpacer (ITS): target spesifik untukmendeteksipatogenbakteridanjamur.    Kontrol positif: Reagen kontrol. Kontrol negatif disediakan oleh produsen dalam     setiap seri ekstraksi. Fluoresensidiukur pada panjang gelombang  610, 640, 670, dan 705 nm.  13
                                                                                                                 BAHAN DAN METODE                                                                                                                  BAHAN DAN METODE     Identifikasi spesies dan pelaporan digunakan  SeptiFast Identification Software (SIS).. Perhitunganstatistikdenganmenggunakan softwareEpi Info Proporsidibandingkandenganmenggunakan  Yates’ corrected  Chi-square testatau Fisher’s exact test  14
HASIL 15
hasil........ 52  (IE jantung kiri) 63 pasien 11 (pace maker) 39 (IE jantung) Kultur darah 41 2 (pacemaker) 16
17
hasil........ 19 Positif  pada saat masuk Kultur darah 41 22 Negatif  saat  masuk RS Positif sebelum Masuk RS 18
hasil........ hasil........ SeptiFast  41 11 Positif   pada saat masuk 8 Positif,  pada pasien dengan kultur darah positif saat masuk 3 Positif,  pada pasien dengan kultur darah positif sebelum masuk (11/41 dibanding 19/41, P=0.1) 19
20
                                                                                     hasil........ Diantara19 pasiendengan kultur darahnyapositif, ujiSeptiFast mempunyaisensitivitas yang rendah,hanya 8 yang terdeksi (42,1%) (Tabel 3) Di antara 22pasiendgnkulturdarahnegatifsaat masuk rumahsakit, ujiSeptiFastmendeteksi3 bakteri (S. gallolyticus, S. aureus, danEnterococcusfaecalis).  21
hasil.......... 22
DISKUSI 23
24
Diskusi........... Teknik-teknikbarumolekulermunculuntukmendeteksibakteridalamdarah .  Amplifikasi gen 16S ribosomal DNAdigunakanuntukmendeteksibakteri 25
                                                                       Diskusi....... Wilayah yang ditargetkandenganujiSeptiFastterletakantaraurutan 16S dan 23S rDNAbakteridanantaraurutan18S dan 5.8S rDNAjamur (ITS).  Tahun 2002, Rothman et al.uji pada 51 penderita demam, penggunanarkobasuntikan. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa, dibandingkandengan kulturdarah, PCR yang menggunakan universal 16S rRNA primers mempunyaisensitivitasdanspesifisitas secara berturut-turut 86,7% dan 86,9%. 26
                                                                       Diskusi....... Sensitivitas yang lebihtinggidiperoleh jika dibandingkandengan gen-gen single-copy, karenabeberaparibosomal operons paling sering ditemukan dalamgenomesbakteridanjamur.  Spesifisitas yang lebihtinggidiperoleh jika  dibandingkandenganrRNA,karena ITS lebihspecies-specific.  27
Diskusi SensitivitasanalitikdariSeptiFastdiuji  dengan menggunakanbakteriyang   diencerkan 100, 30, dan 3 CFU / ml dalamdarah EDTA.  Sensitivitas minimal dari 30 CFU / mLdiperolehpadasemuaspesieskecualiStaphylococcus epidermidis, Staphylococcushaemolyticus Streptococcus agalactiae, Streptococcus pyogenes, dan Candida glabrata (100 CFU / mL). 28
Diskusi SensitivitasujiSeptiFastkurang baikjika dibandingkandengankulturdarah. UjiSeptiFastdirancanguntukmendeteksidanmengidentifikasi 25 spesiesbakteridanjamurpenyebab bakteremia 29
Diskusi UjiSeptiFast tidak dapat mendeteksibakterifastidious groupHACEK (Haemophilusspp, Actinobacillusactinomycetemcomitans, Capnocytophaga spp., Cardiobacteriumhominis, Eikenellacorrodens, Kingellakingae) yang dianggapsebagaiagenetiologi prevalensi IE. 30
Diskusi Bakteremiaterkaitdengan IE biasanya kontinu, jumlahnya sedikit,cutoffSeptiFast dibuat agak tinggi terutama untuk streptokokusdan staphylococcus koagulase-negatifuntukmenghindarifalse positif karena kontaminasiflora normal kulitnilai cutoff inimungkintelahmenghambatdeteksinya 31
Diskusi Interpretasihasil PCR komplekskarenaDNA yang dideteksi bukan dari patogenhidup,risiko terkontaminasi, adanya DNAbackgrounddalamdarah. UjiSeptiFastbaikuntukS. aureus, Streptococcus, danenterococci, burukuntuk Staphylococcus koagulase-negatif (0/15 dibanding 3/15 pada infeksipace makers, P= 0.2) danorganismeatipikallainnya (0/6 dibandingkan 4/6, P=0.03).  32
Diskusi Tiga Staphylococci koagulase-negatifdantigaenterobacteriaditemukandengan kultur danbukan denganujiSeptiFast. IE yang sebelumnyadiobatidenganantibiotik, dengan kulturdarahnyanegatifpadasaat masuk RS, uji SeptiFast memberikanetiologidalam tiga kasus.  33
    Diskusi Streptococci danenterococcicepathilangdaridarahpasien IE yang diobati        kulur darah negatif  		  hanya dapat diidentifikasidgn analisismolekular dari penggantian katup jantung ,[object Object],34
   simpulan Kultur darahadalahkuncidiagnostik IE, tetapimemilikibeberapaketerbatasan:hasilnegatifakibatpengobatanantibiotik. Dalampenelitianini, uji SeptiFast mendeteksi bateri pada 3 pasien IE yang telah diobatidenganantibiotik,dengankultur darahnegatifpadasaat masukRS. UjiSeptiFast PCR adalahteknikkomersialbaruuntukmendeteksibakteremia yang dapatbergunadalam IE yang telah diobatidenganantibiotiksebelummasuk. 35
Thank You ! Thank You ! 36
Prinsip dasar PCR: pelipatgandaan segmen DNA target (template) dalam tabung reaksi dengan bantuan enzim DNA Polimerase Pelipatgandaan DNA in vitro dilakukan dengan menambahkan primer – sepotong DNA pendek yang berpasangan dengan DNA target pada kedua ujung target dan kemudian memperpanjang rantai seukuran dengan DNA target, secara berulang, dengan bantuan DNA polimerase.     37
Metode PCR adalah paten teknologi yang dapat membuat tiruan berlipat ganda dari sekuen nukleotida spesifik dari organisme target Metode PCR menyediakan suatu mekanisme untuk mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang sangat kecil dengan spesifisitas yang tinggi. Teknologi PCR ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun 1985 38
Di dalam bidang diagnostik klinik, hanya dibutuhkan jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya berlipat ganda sehingga ada atau tidak adanya virus dan bakteri spesifik serta mutasi materi genetik dapat dideteksi 39
TAHAPAN PROSES PCR PRE-PCR :  	-   preparasi reagensia 	-   preparasi spesimen: isolasi/purifikasi DNA/RNA PCR : proses amplifikasi: 	-   denaturasi (pemisahan rantai DNA) 	-   annealing (penempelan primer) 	-   extension (pemanjangan oleh enzim) POST-PCR: 	-   deteksi/ analisa hasil PCR 40
PRE-PCRPreparasi spesimen:Isolasi/ ekstraksi/ purifikasi asam nukleat Isolasi/ ekstraksi/ purifikasi asam nukleat dilakukan karena DNA/ RNA merupakan bahan dasar berbagai teknik molekuler biologi Ekstraksi DNA/RNA dai organisme eukariotik manusia, hewan, tumbuhan) dilakukan melalui proses: 	-   penghancuran dinding sel 	-   penghilangan komponen seluler seperti protein,          	lipid dan karbohidrat dari sampel 	-   pengendapan DNA/RNA 	-   pemanenan 41
PROSES PCR: Aplifikasi Denaturasi oleh panas Penempelan pasangan primer berlabel biotin di kedua ujung sekuen target Taq DNA Polymerase mengkatalisa pemanjangan Primer sebagai Komplemen Nukleotida Akhir siklus PCR ke-1        hasil 2 tiruan dari sekuen target  Target amplifikasi: siklus PCR diulang 42
PROSES REVERSE TRANSKRIPTASE-PCR (RT-PCR) Master Mix  + Target RNA Primer berlabel biotin menempel pada sekuen target RNA rTth DNA Polymerase mengkatalisa pemanjangan Primer dengan nukleotida komplemennya Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA) terhadap sekuen target 43
PCR step 1 – denaturasi oleh panas PCR step 2 – penempelan primer pada cDNA PCR step 3 – rTth DNA Polymerase mengkalisa pemanjangan primer Akhir siklus ke- 1 PCR: hasil tiruan untai ganda DNA (amplikon) dari sekuen target 44
Deteksi/ analisa hasil PCR Elektroforesis gel agarosa (horizontal) Elektroforesis gel poliakrilamid (vertikal) Enzym labelling oligonucleotide Biotin-labelled oligonucleotide Digoxigenin-labelled oligonucleotide Selanjutnya RFLP, Sequencing dll. 45
Real-Time PCR Real-time PCR berarti amplifikasi dan analisa terjadi bersamaan Dikenal sebagai ‘Rapid Cycle PCR’ dengan siklus temperaturantara 20-60 detik Produk PCR dpt dianalisa selama proses amplifikasi  Menggunakan pewarna DNA dan Probe fluoresensi Data dikoleksi dari tabung yang sama di dalam instrumen yang sama Tidak ada transfer sampel, penambahan reagensia atau gel separasi   46
Real-Time PCR Format deteksi: 	-  SYBR Green I 	-   Hybridization Probe (HybProbe Probes) 	-   Hydrolisis probes/ Taqman Probes 	-   SimpleProbe Probes Dapat melakukan real time quantitative PCR Real time PCR adalah metode yang powerful. Sederhana, dan cepat 47
Reaksi PCR berlangsung sangat cepat dengan bantuan alat DNA Thermal Cycler dan ditemukannya enzim tahan panas Taq DNA Polimerase oleh Dr. Gelfand tahun 1988. Proses reaksi PCR perlu kelengkapan komponen-komponen dasar, yaitu enzim DNA target, primer, monomer DNA (dNTPs), dan bufer reaksi. Segmen spesifik DNA hasil amplifikasi dapat dilihat langsung melalui reaksi gabungan PCR-Elisa yang menghasilkan spektrum warna tertentu. Pendeteksian Elisa sekarang banyak dikembangkan. 48
FLUORESCENCE SPECTROSCOPY Senyawa fluorescent menyerap cahaya pd panjang gelombang tertentu (absorbance spectrum) Cahaya yang diserap diemisikan (fluorescence spectrum) Sumber cahaya putih melalui filter untuk memilih warna spesifik yang mengoptimasi absorpsi fluorescent (excitation filter) Warna spesifik pada spektrum fluorescen dibaca dengan detektor  49
Format deteksi Real-time PCR dengan pewarnaan Fluoresensi Format SYBR Green I ,[object Object]
selama tahapan PCR yg berbeda, intensitas dari sinyal fluorsensi akan berbeda, tergantung dari jumlah dsDNA yg adaFormat hybridization probe/hybprobe ,[object Object]
2 probe oligonukleotidasekuenspesifikdilabeldenganpewarna yang berbeda (donor & aseptor) danditambahkankedalam ‘master mix’
DalamanalisaHybProbeadanyaprodukamplifikasispesifikdapatdibacasecarakuantitatifberdasarkanpeningkatanfluoresensi50

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4
andreei
 
Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012
Rasy Alzi
 
Tpibaru3
Tpibaru3Tpibaru3
Tpibaru3
andreei
 
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
andreei
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
yosef sugi
 
Imunbaru
ImunbaruImunbaru
Imunbaru
andreei
 
Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
andreei
 
Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropis
Kindal
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
andreei
 

La actualidad más candente (19)

Tpibaru4
Tpibaru4Tpibaru4
Tpibaru4
 
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikPemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
 
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERNANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN
 
Hepatitis e, ime
Hepatitis e, imeHepatitis e, ime
Hepatitis e, ime
 
Ti10
Ti10Ti10
Ti10
 
Ti18
Ti18Ti18
Ti18
 
Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012
 
Tpibaru3
Tpibaru3Tpibaru3
Tpibaru3
 
Rkk11
Rkk11Rkk11
Rkk11
 
517 1875-1-sp
517 1875-1-sp517 1875-1-sp
517 1875-1-sp
 
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
Tutor mikrobiologi [compatibility mode]
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
 
Imunbaru
ImunbaruImunbaru
Imunbaru
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 
Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropis
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Sps orchid siap!!!
Sps orchid siap!!!Sps orchid siap!!!
Sps orchid siap!!!
 

Similar a Jin3

Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdfAlur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
yessiMalinda
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
andreei
 
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologiPemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Fina Fe
 

Similar a Jin3 (20)

pOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.pptpOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
pOTENSI-dEPARTEMEN-1.ppt
 
Makalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoidMakalah imunologi deteksi typhoid
Makalah imunologi deteksi typhoid
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 
04. TUGAS PPT_IMLTD II_TRANSLATE JURNAL_KELOMPOK 4.pptx
04. TUGAS PPT_IMLTD II_TRANSLATE JURNAL_KELOMPOK 4.pptx04. TUGAS PPT_IMLTD II_TRANSLATE JURNAL_KELOMPOK 4.pptx
04. TUGAS PPT_IMLTD II_TRANSLATE JURNAL_KELOMPOK 4.pptx
 
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptxEMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
 
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxMOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
 
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdfAlur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Pleno 20 Cmodul5
Pleno 20 Cmodul5Pleno 20 Cmodul5
Pleno 20 Cmodul5
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
 
power_point_Journal_reading.pptx
power_point_Journal_reading.pptxpower_point_Journal_reading.pptx
power_point_Journal_reading.pptx
 
Antibodi 2015.pptx
Antibodi 2015.pptxAntibodi 2015.pptx
Antibodi 2015.pptx
 
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxPENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
 
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologiPemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
INFEKSI MENULAR LEWAT TRANFUSI DARAH (1).pptx
INFEKSI MENULAR LEWAT TRANFUSI DARAH (1).pptxINFEKSI MENULAR LEWAT TRANFUSI DARAH (1).pptx
INFEKSI MENULAR LEWAT TRANFUSI DARAH (1).pptx
 
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.pptTUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
TUGAS BIOLOGI MEDIK PAK YUNAN.ppt
 

Más de andreei

Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
andreei
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
andreei
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
andreei
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
andreei
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
andreei
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
andreei
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
andreei
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
andreei
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
andreei
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
andreei
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
andreei
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
andreei
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutul
andreei
 

Más de andreei (20)

Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 
10
1010
10
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutul
 

Jin3

  • 1. Journal Reading Divisi Penyakit Infeksi Evaluation of the LightCycler® SeptiFast test in the rapid etiologic diagnostic of infectious endocarditis J.P. Casalta. F. Gouriet. V. Roux. F. Thuny. G. Habib. D. Raoult Eur J Clin Microbiol Infect Dis (2009) 28:569-573 Ime. F. A/ JusakNugraha Senin, 25Oktober 2010 1
  • 2.
  • 3. PENDAHULUANINFEKSI ENDOKARDITIS (IE) 3 3 Bakteremia Diagnosis: kultur darah Kultur darah gagal mengisolasi 2,5 – 31 % kasus 3
  • 4. Penggunaan antibiotika sebelumnya, kuman patogen intraselular, kuman fastidious yang tidak terdeteksi dengan kultur standar kultur negatif PENDAHULUAN Perlu metode diagnostik laboratorium alternatif, termasuk pemeriksaan patologi sampel katup jantung, Immunochemistry, serologi, molekuler 4
  • 5. PENDAHULUAN Teknik molekular komersial baru untuk mendeteksi bakteremia SeptiFast (Roche Diagnostik) Deteksi, identifikasi bakteri, jamur yg sering sebabkan infeksi dalam aliran darah selama 6 jam 5
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. Tujuan penelitian Membandingkan hasil uji real-time PCR dengan kultur darah standar untuk mendeteksi bakteri dan jamur dalam darah pasien dgn IE 9
  • 10. BAHAN DAN METODE PERIODE POPULASI TEMPAT 1 oktober 2005 - 30 oktober 2006 63 pasien dengan diagnosis IE dites sesuai prosedur (informed consent) Penelitiandilakukan DiRS Universitas Marseilles 10
  • 11. BAHAN DAN METODE Protokol terdiri dari 3 unit spesimen : Unit pertama: - 2 botol kultur darah (aerob, anaerob) (Bactec, BD) - 1 tabung (serum) untuk mendeteksi faktor rheumatoid (RF Rapitex, Dade Behring), penentuan antibodi spesifik Coxiellaburnetii, Bartonellaspp, Brucella spp., Chlamydia spp., Mycoplasmapneumoniae, Legionellapneumophila,Aspergillusspp., - 1 tabung (darah EDTA) untuk pemeriksaan real- time PCR (SeptiFast test) 11
  • 12. BAHAN DAN METODE - Unit kedua dan ketiga: masing-masing tdd 2 botol kultur darah digunakan berturut turut pada jam ke 2 dan ke 4 setelah tabung pertama Spesimen: 1.5 mL darah EDTA (real-time PCR) Dilisiskan dengan SeptiFast Lys. DNA diekstraksi dengan SeptiFast Prep Digunakan hybridization probe 12 Internal Control (IC) dilakukan pd masing-masing sampel.
  • 13. BAHAN DAN METODE InternalTranscribedSpacer (ITS): target spesifik untukmendeteksipatogenbakteridanjamur. Kontrol positif: Reagen kontrol. Kontrol negatif disediakan oleh produsen dalam setiap seri ekstraksi. Fluoresensidiukur pada panjang gelombang 610, 640, 670, dan 705 nm. 13
  • 14. BAHAN DAN METODE BAHAN DAN METODE Identifikasi spesies dan pelaporan digunakan SeptiFast Identification Software (SIS).. Perhitunganstatistikdenganmenggunakan softwareEpi Info Proporsidibandingkandenganmenggunakan Yates’ corrected Chi-square testatau Fisher’s exact test 14
  • 16. hasil........ 52 (IE jantung kiri) 63 pasien 11 (pace maker) 39 (IE jantung) Kultur darah 41 2 (pacemaker) 16
  • 17. 17
  • 18. hasil........ 19 Positif pada saat masuk Kultur darah 41 22 Negatif saat masuk RS Positif sebelum Masuk RS 18
  • 19. hasil........ hasil........ SeptiFast 41 11 Positif pada saat masuk 8 Positif, pada pasien dengan kultur darah positif saat masuk 3 Positif, pada pasien dengan kultur darah positif sebelum masuk (11/41 dibanding 19/41, P=0.1) 19
  • 20. 20
  • 21. hasil........ Diantara19 pasiendengan kultur darahnyapositif, ujiSeptiFast mempunyaisensitivitas yang rendah,hanya 8 yang terdeksi (42,1%) (Tabel 3) Di antara 22pasiendgnkulturdarahnegatifsaat masuk rumahsakit, ujiSeptiFastmendeteksi3 bakteri (S. gallolyticus, S. aureus, danEnterococcusfaecalis). 21
  • 24. 24
  • 25. Diskusi........... Teknik-teknikbarumolekulermunculuntukmendeteksibakteridalamdarah . Amplifikasi gen 16S ribosomal DNAdigunakanuntukmendeteksibakteri 25
  • 26. Diskusi....... Wilayah yang ditargetkandenganujiSeptiFastterletakantaraurutan 16S dan 23S rDNAbakteridanantaraurutan18S dan 5.8S rDNAjamur (ITS). Tahun 2002, Rothman et al.uji pada 51 penderita demam, penggunanarkobasuntikan. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa, dibandingkandengan kulturdarah, PCR yang menggunakan universal 16S rRNA primers mempunyaisensitivitasdanspesifisitas secara berturut-turut 86,7% dan 86,9%. 26
  • 27. Diskusi....... Sensitivitas yang lebihtinggidiperoleh jika dibandingkandengan gen-gen single-copy, karenabeberaparibosomal operons paling sering ditemukan dalamgenomesbakteridanjamur. Spesifisitas yang lebihtinggidiperoleh jika dibandingkandenganrRNA,karena ITS lebihspecies-specific. 27
  • 28. Diskusi SensitivitasanalitikdariSeptiFastdiuji dengan menggunakanbakteriyang diencerkan 100, 30, dan 3 CFU / ml dalamdarah EDTA. Sensitivitas minimal dari 30 CFU / mLdiperolehpadasemuaspesieskecualiStaphylococcus epidermidis, Staphylococcushaemolyticus Streptococcus agalactiae, Streptococcus pyogenes, dan Candida glabrata (100 CFU / mL). 28
  • 29. Diskusi SensitivitasujiSeptiFastkurang baikjika dibandingkandengankulturdarah. UjiSeptiFastdirancanguntukmendeteksidanmengidentifikasi 25 spesiesbakteridanjamurpenyebab bakteremia 29
  • 30. Diskusi UjiSeptiFast tidak dapat mendeteksibakterifastidious groupHACEK (Haemophilusspp, Actinobacillusactinomycetemcomitans, Capnocytophaga spp., Cardiobacteriumhominis, Eikenellacorrodens, Kingellakingae) yang dianggapsebagaiagenetiologi prevalensi IE. 30
  • 31. Diskusi Bakteremiaterkaitdengan IE biasanya kontinu, jumlahnya sedikit,cutoffSeptiFast dibuat agak tinggi terutama untuk streptokokusdan staphylococcus koagulase-negatifuntukmenghindarifalse positif karena kontaminasiflora normal kulitnilai cutoff inimungkintelahmenghambatdeteksinya 31
  • 32. Diskusi Interpretasihasil PCR komplekskarenaDNA yang dideteksi bukan dari patogenhidup,risiko terkontaminasi, adanya DNAbackgrounddalamdarah. UjiSeptiFastbaikuntukS. aureus, Streptococcus, danenterococci, burukuntuk Staphylococcus koagulase-negatif (0/15 dibanding 3/15 pada infeksipace makers, P= 0.2) danorganismeatipikallainnya (0/6 dibandingkan 4/6, P=0.03). 32
  • 33. Diskusi Tiga Staphylococci koagulase-negatifdantigaenterobacteriaditemukandengan kultur danbukan denganujiSeptiFast. IE yang sebelumnyadiobatidenganantibiotik, dengan kulturdarahnyanegatifpadasaat masuk RS, uji SeptiFast memberikanetiologidalam tiga kasus. 33
  • 34.
  • 35. simpulan Kultur darahadalahkuncidiagnostik IE, tetapimemilikibeberapaketerbatasan:hasilnegatifakibatpengobatanantibiotik. Dalampenelitianini, uji SeptiFast mendeteksi bateri pada 3 pasien IE yang telah diobatidenganantibiotik,dengankultur darahnegatifpadasaat masukRS. UjiSeptiFast PCR adalahteknikkomersialbaruuntukmendeteksibakteremia yang dapatbergunadalam IE yang telah diobatidenganantibiotiksebelummasuk. 35
  • 36. Thank You ! Thank You ! 36
  • 37. Prinsip dasar PCR: pelipatgandaan segmen DNA target (template) dalam tabung reaksi dengan bantuan enzim DNA Polimerase Pelipatgandaan DNA in vitro dilakukan dengan menambahkan primer – sepotong DNA pendek yang berpasangan dengan DNA target pada kedua ujung target dan kemudian memperpanjang rantai seukuran dengan DNA target, secara berulang, dengan bantuan DNA polimerase. 37
  • 38. Metode PCR adalah paten teknologi yang dapat membuat tiruan berlipat ganda dari sekuen nukleotida spesifik dari organisme target Metode PCR menyediakan suatu mekanisme untuk mendeteksi target organisme dengan konsentrasi yang sangat kecil dengan spesifisitas yang tinggi. Teknologi PCR ditemukan oleh Kary Mullis pada tahun 1985 38
  • 39. Di dalam bidang diagnostik klinik, hanya dibutuhkan jumlah sampel yang sangat sedikit dan dibuat tiruannya berlipat ganda sehingga ada atau tidak adanya virus dan bakteri spesifik serta mutasi materi genetik dapat dideteksi 39
  • 40. TAHAPAN PROSES PCR PRE-PCR : - preparasi reagensia - preparasi spesimen: isolasi/purifikasi DNA/RNA PCR : proses amplifikasi: - denaturasi (pemisahan rantai DNA) - annealing (penempelan primer) - extension (pemanjangan oleh enzim) POST-PCR: - deteksi/ analisa hasil PCR 40
  • 41. PRE-PCRPreparasi spesimen:Isolasi/ ekstraksi/ purifikasi asam nukleat Isolasi/ ekstraksi/ purifikasi asam nukleat dilakukan karena DNA/ RNA merupakan bahan dasar berbagai teknik molekuler biologi Ekstraksi DNA/RNA dai organisme eukariotik manusia, hewan, tumbuhan) dilakukan melalui proses: - penghancuran dinding sel - penghilangan komponen seluler seperti protein, lipid dan karbohidrat dari sampel - pengendapan DNA/RNA - pemanenan 41
  • 42. PROSES PCR: Aplifikasi Denaturasi oleh panas Penempelan pasangan primer berlabel biotin di kedua ujung sekuen target Taq DNA Polymerase mengkatalisa pemanjangan Primer sebagai Komplemen Nukleotida Akhir siklus PCR ke-1 hasil 2 tiruan dari sekuen target Target amplifikasi: siklus PCR diulang 42
  • 43. PROSES REVERSE TRANSKRIPTASE-PCR (RT-PCR) Master Mix + Target RNA Primer berlabel biotin menempel pada sekuen target RNA rTth DNA Polymerase mengkatalisa pemanjangan Primer dengan nukleotida komplemennya Hasil sintesa dari DNA komplemen (cDNA) terhadap sekuen target 43
  • 44. PCR step 1 – denaturasi oleh panas PCR step 2 – penempelan primer pada cDNA PCR step 3 – rTth DNA Polymerase mengkalisa pemanjangan primer Akhir siklus ke- 1 PCR: hasil tiruan untai ganda DNA (amplikon) dari sekuen target 44
  • 45. Deteksi/ analisa hasil PCR Elektroforesis gel agarosa (horizontal) Elektroforesis gel poliakrilamid (vertikal) Enzym labelling oligonucleotide Biotin-labelled oligonucleotide Digoxigenin-labelled oligonucleotide Selanjutnya RFLP, Sequencing dll. 45
  • 46. Real-Time PCR Real-time PCR berarti amplifikasi dan analisa terjadi bersamaan Dikenal sebagai ‘Rapid Cycle PCR’ dengan siklus temperaturantara 20-60 detik Produk PCR dpt dianalisa selama proses amplifikasi Menggunakan pewarna DNA dan Probe fluoresensi Data dikoleksi dari tabung yang sama di dalam instrumen yang sama Tidak ada transfer sampel, penambahan reagensia atau gel separasi 46
  • 47. Real-Time PCR Format deteksi: - SYBR Green I - Hybridization Probe (HybProbe Probes) - Hydrolisis probes/ Taqman Probes - SimpleProbe Probes Dapat melakukan real time quantitative PCR Real time PCR adalah metode yang powerful. Sederhana, dan cepat 47
  • 48. Reaksi PCR berlangsung sangat cepat dengan bantuan alat DNA Thermal Cycler dan ditemukannya enzim tahan panas Taq DNA Polimerase oleh Dr. Gelfand tahun 1988. Proses reaksi PCR perlu kelengkapan komponen-komponen dasar, yaitu enzim DNA target, primer, monomer DNA (dNTPs), dan bufer reaksi. Segmen spesifik DNA hasil amplifikasi dapat dilihat langsung melalui reaksi gabungan PCR-Elisa yang menghasilkan spektrum warna tertentu. Pendeteksian Elisa sekarang banyak dikembangkan. 48
  • 49. FLUORESCENCE SPECTROSCOPY Senyawa fluorescent menyerap cahaya pd panjang gelombang tertentu (absorbance spectrum) Cahaya yang diserap diemisikan (fluorescence spectrum) Sumber cahaya putih melalui filter untuk memilih warna spesifik yang mengoptimasi absorpsi fluorescent (excitation filter) Warna spesifik pada spektrum fluorescen dibaca dengan detektor 49
  • 50.
  • 51.
  • 52. 2 probe oligonukleotidasekuenspesifikdilabeldenganpewarna yang berbeda (donor & aseptor) danditambahkankedalam ‘master mix’
  • 54.
  • 56. Dapatuntukaplikasideteksimutasi, analisis SNP, genotyping SNP, qPCRdan multiplex tes.51
  • 57.
  • 59. Sebuah probe terdiridari 2 label, fluorecence reporter danfluorecence quencher, yang sangatdekatsatusama lain. Ketika probe masihutuh, quencher menahansinyalfluoresensi reporter
  • 60. Padaproses PCR, aktivitasexonuclease 5’ dari DNA polmemotonghidrolisis probe, danmemisahkan reporter & quencher
  • 63.
  • 65. Perubahansinyalfluoresensitergantungdari status hibridisasidari probe. Semakinstabilhibridisasinya, semakintinggitemperatur melting
  • 66. Untukaplikasi SNP genotyping dandeteksimutasi53