SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 35
Oleh Isriani Hardini, M.A.
 Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir turun atau naik.
 Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua
kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya.
Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia
sedang membaca.
 Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa
kata, frasa, atau klausa.
 Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih
morfem. Contoh: makan, tidur
 Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju
biru
 Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S
(Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek),
PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau
tidak. Contoh: ia menebang pohon
S P O
 Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat
tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata
kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti
preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.
 Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat
dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
 Peran semantik yang lazim terdapat
dalam suatu kalimat adalah pengalam
atau penanggap (experiencer), pelaku
(agent), pokok, ciri, sasaran, hasil,
peruntung atau pemaslahat
(beneficiary), ukuran (measure), alat
(instrument), tempat (place), sumber
(source), jangkauan (range), penyerta,
waktu, dan asal.
Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat
terdiri atas sebagai berikut.
1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri
atas satuan yang berupa klausa.
Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S,
P, disertai O, Pel, dan K atau tidak.
Misalnya:
Lembaga itu menerbitkan majalah sastra.
S P O
2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang
tidak terdiri atas klausa. Misalnya:
Astaga!
Selamat malam!
 Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
A. KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh
subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap
lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek,
dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak
mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti,
yaitu keterangan.
Contoh:
Andi sedang belajar di kelas.
S P K
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
S P Pel
 Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar
kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi
lima bagian.
1. Kalimat Berpredikat Nomina
Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat
yang predikatnya terdiri atas nomina
(termasuk pronominal) atau frasa nominal.
Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif.
Contoh:
- Laki-laki itu pencurinya.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
2. Kalimat Berpredikat Verba
Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa
verbal.
Contoh:
a. Mira menulis surat kepada kakaknya.
S P O K
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)
 Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4.
a. Kalimat Intransitif
Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau
pelengkap.
Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.
  S P Ket.cara
b. Kalimat Ekatransitif
Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu
S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan.
Misalnya:
Polisi sedang mengejar tersangka.
S P O
c. Kalimat Dwitransitif
Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel.
Kalimat ini memiliki makna benefaktif,
bersangkutan dengan verba yang dilakukan
untuk orang lain. Contoh:
Ibu membelikan adik sepeda baru.
S P O1 Pel
d. Kalimat Semitransitif
Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel.
Contoh:
Dina kehilangan tas.
S P Pel
3. Kalimat Berpredikat Adjektiva
Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva)
atau frasa adjektival.
Contoh:
Adiknya sakit.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva)
Rumah Sari sangat besar.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia
Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa
bilangan.
Contoh :
Uangnya banyak.
S P
Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata
bilangan)
Panjang mobil itu dua meter.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)
 
5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Kalimat berpredikat frasa preposisional
adalah kalimat yang predikatnya berupa
frasa preposisional, yaitu frasa keterangan.
Contoh :
- Ibu sedang ke apotek.
S P
 Pola kalimatnya:
Subj ek (Nomina)+Predikat (Frasa
Preposisional/ Frasa Ket erangan)
 
B. KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola
kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat
dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis
kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan
kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat.
Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat.
Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu,
dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan.
Contoh:
Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai.
Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di
perguruan tinggi.
Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk
apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya,
salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih
tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat,
sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung
antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar,
supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan
sehingga.
Contoh:
1. a. Hari ini tidak hujan.
b. Ia akan datang ke pesta itu.
Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
Anak kalimat induk kalimat
 
2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang.
anak kalimat induk kalimat
 
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan
antara kalimat majemuk setara dengan kalimat
majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk
campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti
kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah
sebagai berikut. 
Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu
selesai memasak.
 Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai
 Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang
 Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak
 
 B. Kalimat Menurut Fungsi
 Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan
menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan,
kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat
emfatik.
1. Kalimat Berita
Kalimat berita (deklaratif/pernyataan)
adalah kalimat yang isinya memberitakan
sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir
kalimat berita ditandai dengan nada
menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa
tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai
dengan tanda titik.
 Bentuk kalimat berita bermacam-macam,
bisa berupa kalimat aktif atau pasif,
langsung atau tidak langsung, tunggal atau
majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita
dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya
merupakan pemberitahuan.
 Dalam penggunaannya, kalimat berita
memiliki beragam tujuan antara lain
menyatakan pemberitahuan, laporan,
pengharapan, permohonan, perkenalan,
undangan, dan sebagainya.
a. Pemberitahuan
Contoh:
- Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti.
b. Laporan
Contoh:
- Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
baiknya.
c. Pengharapan
Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan
nanti.
d. Permohonan
Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di
perusahaan.
e. Perkenalan
Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini.
- Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi. 
f. Undangan
Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara
pernikahan putri kami.
2. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah
kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau
seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi
untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
memiliki pola intonasi yang berbeda dengan
kalimat berita. Perbedaannya terletak pada
nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita
bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi
kalimat tanya bernada akhir naik.
 Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk
dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan
menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di
mana, ke mana, dari mana, mana, berapa,
bagaimana, dan mengapa.
a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu,
atau kegiatan
b. Siapa : untuk menanyakan orang
c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan
arah, letak, atau tempat
d. Berapa : untuk menanyakan jumlah
e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau
proses
f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau
sebab
g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
Contoh kalimat tanya:
1. Apa yang kamu bawa?
2. Siapa penemu telepon?
3. Di mana kamu membeli baju itu?
4. Ke mana kamu akan pergi?
5. Mengapa kamu datang terlambat?
6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang?
7. Kapan ayah pergi ke Amerika?
8. Bilamana karyawan itu akan
menyelesaikan pekerjaannya?
9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
3.Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat
yang maknanya memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai
jika penutur ingin menyuruh atau melarang
orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam
bentuk tulis, kalimat perintah seringkali
dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa
pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya
naik pada akhir kalimat.
 Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau
disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi
empat golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi
suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak
membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata
verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan
pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya
yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak.
Contoh:
Duduk!
Datanglah engkau ke rumahku!
Berangkatlah sekarang juga!
 Untuk memperhalus suruhan, di samping
menambah partikel –lah, kata tolong
dapat dipakai di depan kata kerja yang
benefaktif, yaitu kata kerja yang
menyatakan tindakan yang dimaksudkan
bukan untuk kepentingan pelakunya.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Tolong ambilkan buku itu!
Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
2.Kalimat Persilakan
Selain ditandai oleh pola intonasi suruh,
kalimat persilakan ditandai juga oleh
penambahan kata silakan yang diletakkan
di awal kalimat. S kalimat boleh
dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Silakan Bapak duduk di sini!
Silakan datang ke rumahku!
Silakan beristirahat!
3.Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan
situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa
tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya
dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan
juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan
kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita.
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat
ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata
mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah
dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah
dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Mari kita berangkat sekarang!
Ayo kita bermain sepeda!
  
4.Kalimat Larangan
Kalimat larangan ditandai oleh adanya
kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah
dapat ditambahkan pada kata tersebut
untuk memperhalus larangan. S kalimat
boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Jangan kamu berangkat sendiri!
Jangan suka menjahili orang!
  
4.Kalimat Seru
Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat
yang mengungkapkan perasaan kagum.
Kalimat seru juga digunakan jika penutur
ingin mengungkapkan perasaan yang kuat
atau hal yang mendadak. Kata seru yang
digunakan antara lain adalah wah, aduh,
alangkah, dan aduhai.
Contoh:
Alangkah indahnya pemandangan ini!
Wah, rumahmu bagus sekali!
Aduhai merdu sekali suaramu!
Aduh, sakit sekali perutku!
  
5. Kalimat Emfatik
Kalimat yang memberikan penegasan khusus
kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan:
- menambahkan partikel –lah pada S;
-menambahkan konjungsi yang ada di
belakang S.
Dengan penegasan pada S, ada pergeseran
makna dan fungsi sintaktik. Contoh:
(1) Dia mengambil majalah itu.
S P O
(2) Dialah yang mengambil majalah itu.
P S
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut.
 Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan.
Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok.
Contoh:
Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
membantu keselamatan umum.
 Kalimat efektif harus memenuhi syarat
kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk
kata atau frase imbuhan yang memiliki
kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya.
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun
harus menggunakan –di pula.
Contoh:
Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
 Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan
hemat.
Contoh:
 Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan
pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur
sekolah.
Contoh di atas tidak efektif, semestinya,
 Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat
libur sekolah.
atau,
 Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati
penumpang di saat libur sekolah.
Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima
oleh akal sehat.
Contoh:
*Kambing sedang main hujan.
-Kalimat tersebut tidak logis karena kambing
takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main
hujan.
Pada kalimat efektif, kata penghubung dan,
sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh
diletakkan di awal kalimat.
Contoh:
Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
 Jika keterangan diletakkan di posisi awal,
sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca
koma (,).
Contoh:
Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (19)

Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Frasa Bahasa Indonesia
Frasa Bahasa IndonesiaFrasa Bahasa Indonesia
Frasa Bahasa Indonesia
 
Fungsi Kalimat
Fungsi KalimatFungsi Kalimat
Fungsi Kalimat
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 
Tugas presentasi bahasa indonesia tentang kata dalam bahasa Indonesia
Tugas presentasi bahasa indonesia tentang kata dalam bahasa IndonesiaTugas presentasi bahasa indonesia tentang kata dalam bahasa Indonesia
Tugas presentasi bahasa indonesia tentang kata dalam bahasa Indonesia
 
Dr ton sintaksis
Dr ton sintaksisDr ton sintaksis
Dr ton sintaksis
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kal majemuk-sekarang
Kal majemuk-sekarangKal majemuk-sekarang
Kal majemuk-sekarang
 
Frasa ajektif
Frasa ajektifFrasa ajektif
Frasa ajektif
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 

Destacado

Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahMila Urmila
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.sma
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.smaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.sma
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.smaAyi Heriwiyadi
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimatbusitisahara
 

Destacado (6)

Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalah
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.sma
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.smaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.sma
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia.sma
 
Frasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan KalimatFrasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan Kalimat
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
 
Nota wacana
Nota wacanaNota wacana
Nota wacana
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 

Similar a Jenis Kalimat (20)

Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
 
SINTAKSIS
SINTAKSISSINTAKSIS
SINTAKSIS
 
Sintaksis 5
Sintaksis 5Sintaksis 5
Sintaksis 5
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
340590097-power-point-tata-kalimat-pptx.pptx
 
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docxPraktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
Praktis Pantuan Materi Bahasa Indonesia.docx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan KalimatPembentukan dan Perluasan Kalimat
Pembentukan dan Perluasan Kalimat
 
Wungker
WungkerWungker
Wungker
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat EfektifMKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
MKU Bahasa Indonesia Kalimat dan Kalimat Efektif
 
7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 

Último (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 

Jenis Kalimat

  • 2.  Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.  Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya. Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia sedang membaca.
  • 3.  Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, atau klausa.  Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih morfem. Contoh: makan, tidur  Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju biru  Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S (Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek), PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau tidak. Contoh: ia menebang pohon S P O
  • 4.  Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.  Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.  Peran semantik yang lazim terdapat dalam suatu kalimat adalah pengalam atau penanggap (experiencer), pelaku (agent), pokok, ciri, sasaran, hasil, peruntung atau pemaslahat (beneficiary), ukuran (measure), alat (instrument), tempat (place), sumber (source), jangkauan (range), penyerta, waktu, dan asal.
  • 5. Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat terdiri atas sebagai berikut. 1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri atas satuan yang berupa klausa. Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S, P, disertai O, Pel, dan K atau tidak. Misalnya: Lembaga itu menerbitkan majalah sastra. S P O 2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang tidak terdiri atas klausa. Misalnya: Astaga! Selamat malam!
  • 6.  Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. A. KALIMAT TUNGGAL Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti, yaitu keterangan. Contoh: Andi sedang belajar di kelas. S P K Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. S P Pel
  • 7.  Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi lima bagian. 1. Kalimat Berpredikat Nomina Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronominal) atau frasa nominal. Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif. Contoh: - Laki-laki itu pencurinya. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
  • 8. 2. Kalimat Berpredikat Verba Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa verbal. Contoh: a. Mira menulis surat kepada kakaknya. S P O K Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)  Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4. a. Kalimat Intransitif Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap. Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.   S P Ket.cara
  • 9. b. Kalimat Ekatransitif Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan. Misalnya: Polisi sedang mengejar tersangka. S P O c. Kalimat Dwitransitif Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel. Kalimat ini memiliki makna benefaktif, bersangkutan dengan verba yang dilakukan untuk orang lain. Contoh: Ibu membelikan adik sepeda baru. S P O1 Pel
  • 10. d. Kalimat Semitransitif Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel. Contoh: Dina kehilangan tas. S P Pel
  • 11. 3. Kalimat Berpredikat Adjektiva Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva) atau frasa adjektival. Contoh: Adiknya sakit. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva) Rumah Sari sangat besar. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
  • 12. 4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa bilangan. Contoh : Uangnya banyak. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata bilangan) Panjang mobil itu dua meter. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)  
  • 13. 5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional Kalimat berpredikat frasa preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional, yaitu frasa keterangan. Contoh : - Ibu sedang ke apotek. S P  Pola kalimatnya: Subj ek (Nomina)+Predikat (Frasa Preposisional/ Frasa Ket erangan)  
  • 14. B. KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan. Contoh: Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai. Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan tinggi. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
  • 15. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan sehingga. Contoh: 1. a. Hari ini tidak hujan. b. Ia akan datang ke pesta itu. Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu. Anak kalimat induk kalimat   2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang. anak kalimat induk kalimat  
  • 16. 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut.  Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.  Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai  Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang  Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak  
  • 17.  B. Kalimat Menurut Fungsi  Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat emfatik. 1. Kalimat Berita Kalimat berita (deklaratif/pernyataan) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda titik.
  • 18.  Bentuk kalimat berita bermacam-macam, bisa berupa kalimat aktif atau pasif, langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitahuan.  Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tujuan antara lain menyatakan pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
  • 19. a. Pemberitahuan Contoh: - Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti. b. Laporan Contoh: - Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik- baiknya. c. Pengharapan Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan nanti. d. Permohonan Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di perusahaan. e. Perkenalan Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini. - Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi.  f. Undangan Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan putri kami.
  • 20. 2. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat berita. Perbedaannya terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik.
  • 21.  Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di mana, ke mana, dari mana, mana, berapa, bagaimana, dan mengapa. a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu, atau kegiatan b. Siapa : untuk menanyakan orang c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan arah, letak, atau tempat d. Berapa : untuk menanyakan jumlah e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau proses f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau sebab g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
  • 22. Contoh kalimat tanya: 1. Apa yang kamu bawa? 2. Siapa penemu telepon? 3. Di mana kamu membeli baju itu? 4. Ke mana kamu akan pergi? 5. Mengapa kamu datang terlambat? 6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang? 7. Kapan ayah pergi ke Amerika? 8. Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya? 9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
  • 23. 3.Kalimat Perintah Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya naik pada akhir kalimat.
  • 24.  Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak. Contoh: Duduk! Datanglah engkau ke rumahku! Berangkatlah sekarang juga!
  • 25.  Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel –lah, kata tolong dapat dipakai di depan kata kerja yang benefaktif, yaitu kata kerja yang menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya. Contohnya adalah sebagai berikut. Tolong ambilkan buku itu! Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
  • 26. 2.Kalimat Persilakan Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilakan ditandai juga oleh penambahan kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S kalimat boleh dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Silakan Bapak duduk di sini! Silakan datang ke rumahku! Silakan beristirahat!
  • 27. 3.Kalimat Ajakan Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Mari kita berangkat sekarang! Ayo kita bermain sepeda!   
  • 28. 4.Kalimat Larangan Kalimat larangan ditandai oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Jangan kamu berangkat sendiri! Jangan suka menjahili orang!   
  • 29. 4.Kalimat Seru Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru juga digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau hal yang mendadak. Kata seru yang digunakan antara lain adalah wah, aduh, alangkah, dan aduhai. Contoh: Alangkah indahnya pemandangan ini! Wah, rumahmu bagus sekali! Aduhai merdu sekali suaramu! Aduh, sakit sekali perutku!   
  • 30. 5. Kalimat Emfatik Kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan: - menambahkan partikel –lah pada S; -menambahkan konjungsi yang ada di belakang S. Dengan penegasan pada S, ada pergeseran makna dan fungsi sintaktik. Contoh: (1) Dia mengambil majalah itu. S P O (2) Dialah yang mengambil majalah itu. P S
  • 31.  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut.  Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan. Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok. Contoh: Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang membantu keselamatan umum.
  • 32.  Kalimat efektif harus memenuhi syarat kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan –di pula. Contoh: Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
  • 33.  Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan hemat. Contoh:  Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. Contoh di atas tidak efektif, semestinya,  Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. atau,  Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah.
  • 34. Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: *Kambing sedang main hujan. -Kalimat tersebut tidak logis karena kambing takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main hujan. Pada kalimat efektif, kata penghubung dan, sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh diletakkan di awal kalimat. Contoh: Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
  • 35.  Jika keterangan diletakkan di posisi awal, sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca koma (,). Contoh: Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.