2. NAMA
: Josafat Anhar
KELAS
: X IPA 1
A. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan akal budi manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
B. Definisi Kebudayaan Menurut Tokoh Terkenal
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah CulturalDeterminism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
3. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
C. 7 Unsur Kebudayaan Universal (menurut Koentjaraningrat)
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan
universal tersebut adalah :
1. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran
yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4. 4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak
terbatas dan selalu ingin lebih.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang –
barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa
Inggris.
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah
kesenian yang dapat memuaskan.
D. Wujud dan Komponen Kebudayaan
-WUJUD
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ideide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan bukubuku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
5. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
paling konkrit di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas)
dan karya (artefak) manusia.
-KOMPONEN
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan
yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat,
perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan non material
Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan
dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu
atau tarian tradisional.
6. Lembaga sosial
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam
kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial
yang terbantuk dalam suatu negara akan menjadi dasar dan konsep yang
berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh di Indonesia pada kota dan
desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi
bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal
tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system
kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi
system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan
mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan
kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana
berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat,
drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat.
Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri.
Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan
kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa
wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangun bangunan jenis apa
saja harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai simbol yang
arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang
mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan negara memiliki perbedaan yang sangat komplek.
Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang
sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik dan komplek, yang hanya dapat
dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut.
7. E. Contoh-Contoh Kebudayaan
1)Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan
menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam
literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah
ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan
beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik
pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan
juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah
dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya
adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip)
dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda),
termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik
tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam
upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing
8. 2) Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa
ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair
dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian
ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di
Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6
Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda
UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah).
Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil
seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat
setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain
dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinyu, pemainnya
terdiri dari pria dan wanita yang masih muda-muda dengan memakai
pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan,
dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua grup).
Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam
mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
9. 3) Tari Topeng
Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah
ada di dunia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang
menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno
dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh
leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku,
topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.
Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan
tahun lalu menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa.
Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk pementasan sendratari yang
menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.
Macam macam Tari Topeng:
1) Topeng Dayak
2) Topeng Bali
3) Topeng Cirebon
4) Topeng Malang
5) Topeng Reog
6) Topeng Ireng
10. 4) Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara
tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau
Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan
cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary
of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun
1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang
terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya,
menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu
bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar
sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia
dari UNESCO sejak November 2010.
Jenis jenis Angklung:
1) Angklung Kanekes
2) Angklung Dogdog Lojor
3) Angklung Gubrag
4) Angklung Badeng, dll
11. 5) Tari Kecak
Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun
1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan
oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat
kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal
dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada
pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh
para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada
masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak
seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu,
ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana
seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak
digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada
kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
12. F. Pengertian Seni
Seni adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi
dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang
diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
G. Cabang-Cabang Seni
1) Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni
yang membentuk karya seni
dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Kesan ini
diciptakan dengan mengolah
konsep titik, garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan
dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni
dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik
beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni
rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu
misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan
bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya
memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki
panjang lebar serta ruang.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine
art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art
menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk
kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan
visual arts.
13. 2) Seni Musik/Vokal
Musik adalah suara yang
disusun demikian rupa
sehingga mengandung
irama, lagu, dan
keharmonisan terutama
suara yang dihasilkan dari
alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyibunyian.
Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta,
memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah
fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat
musik.
3) Seni Tari
Tari adalah gerak tubuh
secara berirama yang
dilakukan di tempat dan
waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan,
mengungkapkan perasaan,
maksud, dan pikiran.
Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat
maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan
sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari
digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa
adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita
dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.
14. 4) Seni Sastra
Sastra merupakan kata serapan dari
bahasa Sanskerta śāstra, yang
berarti "teks yang mengandung
instruksi" atau "pedoman", dari kata
dasar śās- yang berarti "instruksi"
atau "ajaran". Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra dalam arti khusus yang kita
gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan
perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat
diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan
gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
5) Seni Teater
Teater adalah istilah lain dari
drama, tetapi dalam
pengertian yang lebih luas,
teater adalah proses
pemilihan teks atau naskah,
penafsiran, penggarapan,
penyajian atau pementasan
dan proses pemahaman atau
penikmatan dari publik atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke
teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan
dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam
arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan
pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan
yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang,
ketoprak, ludruk dan lain-lain.
15. H. Tokoh-Tokoh Seni Nusantara
1) Affandi Koesoema (Seni Lukis)
Affandi Koesoema (Cirebon, Jawa Barat, 1907 - 23
Mei 1990) adalah seorang pelukis yang dikenal
sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia, mungkin
pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia
internasional, berkat gaya ekspresionisnya dan
romantisme yang khas.
2) Tati Saleh (Seni Tari)
Raden Siti Hatijah (lebih dikenal dengan nama Tati
Saleh; lahir di Jakarta, 24 Juli 1944 – meninggal di
Bandung, 9 Februari 2006 pada umur 61 tahun)
adalah seorang penari jaipongan asal Indonesia. Tati
Saleh mempelajari seni tari dari R. Enoch
Atmadibrata, Ono Lesmana, serta tokoh tari Sunda,
R. Cece Somantri.Di Konservatori Karawitan
(Kokar), ia dan beberapa rekannya menggubah
beberapa Seni Ibing Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega
Sutra. Pada tahun 1960-an, ia juga, bersama Indrawati Lukman, Irawati
Durban, Tien Sapartinah dan Bulantrisna Jelantik, dikenal sebagai penari
istana.
3) W.S. Rendra (Seni Sastra & Teater)
Rendra (Willibrordus Surendra Broto Rendra); lahir
di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 –
meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009
pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang
kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia
mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada
tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir
karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan
Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan
Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif
16. menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
4) Ismail Marzuki (Seni Musik/Vokal)
Ismail Marzuki adalah sastrawan dan
budayawan terkemuka Indonesia, sekaligus
komposer besar Indonesia. Untuk
menghormati jasa dan karyanya pemerintah
mendirikan pusat kebudayaan dan sastra di
Salemba Jakarta Pusat yang diberi nama
Taman Ismail Marzuki. Pada tahun 2004 dia
dinobatkan menjadi salah seorang tokoh
pahlawan nasional Indonesia berdasarkan SK
Presiden berdasarkan SK No 089/TK/tahun 2004. Ismail Marzuki adalah
putra Betawi asli dengan panggilan akrab Maing. Ia menjadi maestro
musik dan berpredikat sebagai komponis pejuang legendaris. Lagu-lagu
ciptaannya terkenal dan mampu menggugah semangat juang dan jiwa
nasionalisme Indonesia.
5) Arifin C. Noer (Seni Teater)
Lahir di Cirebon, 10 Maret 1941,
Arifin memulai kiprahnya di bidang
seni sejak ia tengah duduk di bangku
SMP. Saat itu, ia rutin mengirimkan
karangannya yang berupa cerpen dan
puisi pada majalah mingguan.Selain
itu, ia juga aktif mengirimkan naskah
sandiwara dan puisi pada RRI
Cirebon. Tak hanya sebagai penulis
naskah drama, ia pun turut
melakonkan tokoh yang ada pada
tulisannya di bawah bimbingan Mus
Mualim. Bersama Mus, Arifin tak hanya belajar melakon tapi juga
belajar menyanyi yang kemudian segera mengantarkannya ke dalam
panggung menyanyi dan menyabet juara lomba tingkat daerah. Semenjak
duduk di bangku kuliah, Arifin mulai menggiatkan kegiatannya untuk
terjun penuh dalam bidang seni peran. Ia bergabung dengan teater
17. Muslim dan telah menelurkan karya pertamanya yang berjudul Mega,
mega : sandiwara tiga bagian pada tahun 1966. Selanjutnya, seolah
mengalir, karya-karyanya semakin banyak dipublikasikan setelah ia
mendirikan Teater Ketjil di Jakarta. Bahkan banyak karyanya yang telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Internasional. Karyanya
dianggap menarik dan ia dianggap sebagai pengembang seni teater
eksperimental yang menjadikan rupa-rupa teater Indonesia sebagai
sumber kreativitas.