SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
LAPORAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

    Pada Sub Kepaniteraan Perdata
       Pengadilan Negeri Bogor




                Oleh:

    ANNISSA APRILIA FITRIANI
              010108179




      Bagian H.T.N., H.A.N., H.I.
 dan Hukum Acara Administrasi Negara
   Konsentrasi Hukum Pemerintahan


        Di bawah bimbingan :
       Agus Satory, S.H., M.H.



     FAKULTAS HUKUM
    UNIVERSITAS PAKUAN
          BOGOR
           2011
LEMBAR PENGESAHAN


   LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
                                   Tentang
           Sub Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Bogor




                                Menyetujui :

Panitera Muda Perdata                               Dosen Pembimbing
Pengadilan Negeri Bogor




   (Noverini, S.H.)                               (Agus Satory, S.H., M.H.)
    NIP. 220000969




                                Mengetahui :

                           Dekan Fakultas Hukum
                             Universitas Pakuan




                          (Dr. Sri Utari, S.H., M.H.)
BAB I

                                 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pemilihan Tempat Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

            Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat) tidak berdasar

    kekuasaan belaka (Machstaat). Ini mengandung arti bahwa negara termasuk di

    dalamnya     pemerintah   dan    lembaga-lembaga     negara   yang    lain   dalam

    melaksanakan tindakan-tindakannya harus dilandasi oleh hukum, atau harus

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Prinsip dari sistem ini merupakan

    pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

    diwujudkan dalam peraturan-peraturan hukum tertulis dan hukum yang tidak

    tertulis.1

            Bila dihubungkan dengan kenyataan sekarang ini banyak pendapat yang

    menyatakan bahwa pembangunan bathiniah, khususnya di bidang hukum

    keadaannya semakin memprihatinkan dan semakin terpuruk. Pelanggaran hukum

    dan pelecehan hukum terjadi dimana-mana, kewibawaan hukum dan kepatuhan

    kepada hukum makin jauh dari kenyataan, apalagi bila dihubungkan dengan

    keadaan yang akan kita hadapi bersama yaitu dalam proses globalisasi yang akan

    menyebabkan masuknya pranata-pranata hukum baru, khususnya Hukum

       1
         Departemen Kehakiman R.I., Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1970, (Jakarta: Ditjenkumdang, 1984), hal. 17.
Ekonomi / Business Law ke Indonesia, hal mana tidak dapat dielakkan karena

merupakan suatu kebutuhan.

          Kesemua fakta-fakta tersebut menunjukkan semakin pentingnya peranan

hukum khususnya peranan badan peradilan pada masa sekarang dan masa yang

akan datang yang merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh pihak-

pihak yang bergelut dibidang hukum, apakah dapat mengimbangi atau akan

tertinggal dari perkembangan dunia dewasa ini khususnya dibidang hukum.

Konsekuensi dari tantangan tantangan itu semua adalah salah satunya diperlukan

persiapan-persiapan dan kesiapan dari sumber daya manusia dibidang hukum itu

sendiri     yaitu   diperlukan   kegiatan-kegiatan   untuk   meningkatkan    dan

memantapkan kedudukan dari badan-badan peradilan di Indonesia pada masa

kini dan masa yang akan datang.

          Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk

mengetahui      secara   langsung   dan   menganalisis   masalah-masalah    yang

berhubungan dengan seluk beluk dan praktik-praktik badan peradilan, khususnya

peradilan umum, untuk dijadikan latar belakang Kuliah Kerja Lapangan bagi

penulis sesuai dengan bidang ilmu yang sedang digeluti oleh penulis.

          Pengadilan Negeri Bogor adalah salah satu lembaga peradilan sebagai

pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan

guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila yang berwenang

memeriksa memutus dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya
sesuai dengan kewenangannya. Dalam rangka penegakan hukum dan keadilan

yang memberikan pengayoman kepada para justitiabelen Pengadilan Negeri

merupakan tumpuan pertama dalam menyelesaikan setiap sengketa hukum, baik

sengketa hukum antara sesama warganegara atau badan hukum ataupun antara

warganegara dengan penguasa, maka sesuai dengan sistem negara hukum yang

kita anut seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 maka apabila ditempuh proses penegakan hukum melalui

peradilan, hal ini menyangkut dan ikut berperannya profesi penegak hukum dan

pelaksanaan dari peraturan-peraturan hukum yang berlaku.2

         Dari hal-hal tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui

secara langsung dan menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan

seluk beluk dan praktik-praktik badan peradilan, khususnya peradilan umum,

yang dalam hal ini penulis memilih tempat di Pengadilan Negeri Bogor sebagai

salah satu lingkungan peradilan yang termaksud dalam Pasal 18 Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, serta dalam hal-hal yang

erat kaitannya dengan bidang disiplin ilmu yang diselenggarakan di Fakultas

Hukum Universitas Pakuan Bogor yang menuntut peningkatan profesionalisme

mahasiswa untuk mengetahui dan mengenal langsung praktek-praktek yang yang

ada dalam sistem lembaga hukum, khususnya dalam hal ini lembaga peradilan

umum yang ada di Pengadilan Negeri Bogor.



  2
      H.R.Purwoto S. Gandasubrata, Renungan Hukum, (Jakarta: Ikahi, 1998), hal .65.
B. Dasar Hukum

            Hukum itu hidup, dinamis, bergerak serasi dengan perubahan-perubahan

    yang terjadi dalam masyarakat, hal ini sejalan dengan istilah dalam hukum “ibi

    ius ubi societas” maka di dalam lapangan hukum antara hukum yang sedang

    berlaku dengan masa yang lampau erat sekali hubungannya.3 Bahwa eratnya

    hubungan hukum yang lampau dengan hukum yang berlaku sekarang tampak

    dengan adanya aturan ketentuan peralihan pada hampir setiap perubahan

    peraturan atau atau pada isi konsideran daripada peraturan baru tersebut.

            Hal di atas berlaku pula pada dasar hukum badan peradilan yang terdapat

    di Indonesia, yaitu terlihat dalam Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketentuan yang berhubungan

    dengan peradilan di Indonesia sejak proklamasi terdapat dalam Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Tentang Kekuasaan

    Kehakiman yang terdiri dari dua pasal, yaitu Pasal 24 dan Pasal 25. Selanjutnya

    tidak boleh dilupakan Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, Pasal II yang berbunyi segala badan negara dan peraturan

    yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut

    undang-undang dasar ini.


        3
        Sudikno Mertokusumo, “Sejarah Peradilan dan Perundang-undangannya di Indonesia Sejak
1942 dan Apakah Kemanpaatannya Bagi Kita Bangsa Indonesia,” (Disertasi Doktor Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1971), hal. 6.
Tentang susunan, kekuasaan serta acara pada badan peradilan di zaman

Republik Indonesia secara garis besar sama dengan susunan, kekuasaan, serta

acara dari pada badan-badan pengadilan di zaman pendudukan Jepang, yaitu

seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1942 dan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1945.4 Berbagai undang-undang yang

mengatur tentang kedudukan, peranan, tugas, dan wewenang aparatur hukum

dewasa ini telah ditetapkan sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan

Umum, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. dan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.

          Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menyatakan

bahwa “Mahkamah Agung adalah Pengadilan tertinggi dari semua Lingkungan




  4
      Ibid., hal. 4.
Peradilan”5. Dalam Pasal 18 dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

   Kekuasaan Kehakiman disebut bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh

   Pengadilan dalam Lingkungan:

   a) Peradilan Umum;

   b) Peradilan Agama;

   c) Peradilan Militer;

   d) Peradilan Tata Usaha Negara

   e) Mahkamah Konstitusi;6

            Dasar Hukum Pengadilan Negeri sebagai salah satu Peradilan Umum

   Tingkat Pertama diatur dalam Undang-Undang sebagai berikut:

   1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

          Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

   2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

   3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

          Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

   4. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I Nomor KMA/009/SK/II/2004

          Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan

          Pengadilan Negeri.



      5
        Indonesia (1), Undang-Undang tentang Mahkamah Agung, UU Nomor 3 Tahun 2009, LN
No.3 Tahun 2009, TLN No. 4958, ps. 2.
      6
        Indonesia (2), Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman, UU Nomor 48 Tahun 2009,
 LN No.19 tahun 2009, TLN No. 2958, ps.18.
Dalam undang-undang dan peraturan-peraturan tersebut diatur mengenai

    eksistensi Pengadilan Negeri serta susunan, kekuasaan serta tata kerja

    administrasi pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.



C. Tugas dan Fungsi Pengadilan Negeri Bogor

            Pengadilan Negeri Bogor sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan

    Kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum

    dan keadilan berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa

    dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan

    tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-

    undangan.7

            Selain menjalankan tugas pokoknya peradilan, Pengadilan Negeri Bogor

    diserahi tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan undang-undang, antara lain

    memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum, kepada

    lembaga kenegaraan baik tingkat pusat maupun tingkat daerah, apabila diminta.

    Pengadilan Negeri Bogor bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan

    menyelesaikan satiap perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan

    kewenangan mengadili pada tingkat pertama. Dalam melaksanakan tugas

    tersebut kemungkinan dapat terjadi adanya titik singgung dalam kewenangan

    mengadili antar badan peradilan, sehingga menimbulkan sengketa kewenangan


        7
           Mahkamah Agung R.I., Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku I,
(Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia, 1993), hal. 1.
yang dapat berupa sengketa kewenangan relatif atau kewenangan absolut, yang

penyelesaiannya dilakukan oleh badan peradilan tingkat banding (dalam hal

kewenangan realatif) dan oleh Mahkamah Agung (dalam hal kewenangan

absolut).8

           Mengingat luas lingkup tugas dan beban pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh pengadilan, maka dalam hal penyelenggaraan administrasi

pengadilan, oleh undang-undang dibedakan menurut jenisnya ke dalam

administrasi kepaniteraan dan administrasi sekretariat, hal mana dimaksudkan

selain menyangkut aspek ketertiban dalam penyelenggaraan administrasi juga

akan mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan peradilan. Pengadilan Negeri

Bogor sebagai pengadilan tingkat pertama yang didukung oleh unit kepaniteraan

dan kesekretariatan guna menunjang kelancaran tugas. Sesuai dengan bidangnya

pelaksanaan tugas pokok badan peradilan umum dalam hal menerima,

memeriksa, mengadili perkara perdata dan perkara pidana.

           Dari macamnya tugas pokok tersebut, terlihat bahwa tugas pokok bidang

peradilan selain menyangkut tugas pokok dibidang peradilan, menyangkut pula

tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kepaniteraan, yakni hal-hal yang

berkaitan dengan pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku

daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang bukti

dan surat lainnya yang harus disimpan di kepaniteraan.



   8
       Ibid.
Untuk selanjutnya tugas pokok Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor

diatur dalam:

1.   Pasal      9     Keputusan   Ketua    Mahkamah     Agung    R.I   Nomor

     KMA/009/SK/II/2004 menyebutkan mengenai tugas dari masing-masing

     Kepaniteraan pada Pengadilan Kelas I (satu) B yaitu:

     a.    Urusan Kepaniteraan Perdata mempunyai tugas melakukan administrasi

           perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas

           perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan

           masalah perkara Perdata.

     b.    Urusan Kepaniteraan Pidana mempunyai tugas melakukan administrasi

           perkara, mempersiapkan persidangan, menyimpan berkas yang masih

           berjalan dan urusan lain yang   berhubungan dengan masalah perkara

           Pidana dan barang bukti.

     c.    Urusan Kepaniteraan Hukum mempunyai tugas mengumpulkan,

           mengolah, dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun

           laporan perkara, menyimpan arsip perkara, Penasihat Hukum dan Badan

           Hukum, Administrasi Kewarganegaraan, Balai Harta Peninggalan dan

           Administrasi yang berhubungan dengan Catatan Sipil dan tugas lain

           yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

           berlaku.
2.   Pasal 10 Keputusan Mahkamah Agung R.I Nomor KMA/009/SK/II/2004

        mengatur mengenai kelompok Tenaga Fungsional Kepaniteraan Kelas I B

        yaitu :

        a.    Kelompok Tenaga Fungsional Kepaniteraan Kelas I (satu) B terdiri dari

              Panitera Pengganti dan Jurusita yang dalan melaksanakan tugasnya

              dikoordinasikan oleh Panitera.

        b.    Jumlah Tenaga Fungsional Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas I

              (satu) B ditentukan berdasarkan kebutuhan beban kerja. Jenjang jabatan

              fungsional Kepaniteraan diatur sesuai dengan peraturan perundang-

              undangan yang berlaku.



D. Kedudukan dan Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Bogor

             Berdasarkan ketentuan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 bagian kedua dari

   Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

   Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, disebutkan mengenai

   pelaksana Kekuasaan Kehakiman, dan kedudukan Pengadilan Negeri.

   Pasal 2 berbunyi:

             “Peradilan   Umum      adalah     salah   satu   Pelaksana   Kekuasaan

             Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan.“
Pasal 3 yang berbunyi :

       (1) “Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum
           dilaksanakan oleh:
           a. Pengadilan Negeri;
           b. Pengadilan Tinggi;
       (2) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum
           berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara
           Tertinggi.”

Bagian Ketiga Pasal 4 yang mengatur mengenai kedudukan dari Pengadilan

Negeri:

1. Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau di ibukota kabupaten, dan

    daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten.

2. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota provinsi, dan daerah hukumnya

    meliputi wilayah provinsi.

       Dengan    demikian   tempat   kedudukan   Pengadilan   Negeri   Bogor

berkedudukan di wilayah kota dalam hal ini Kota Bogor, yang daerah hukumnya

meliputi 40 (empat puluh) Kecamatan yang ada di Kota Bogor, yang sekarang

berdasarkan   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1998

tanggal 12 Januari 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri Cibinong maka

wilayah hukum Pengadilan Negeri tersebut menjadi terbagi dua, dimana wilayah

hukum Pengadilan Negeri Bogor hanya meliputi 6 (enam) kecamatan yang ada di

Kota Bogor selebihnya menjadi kewenangan wilayah hukum Pengadilan Negeri

Cibinong.
Secara umum susunan organisasi Pengadilan Negeri Bogor berinduk

    kepada satu atap lembaga hukum, yaitu Mahkamah Agung yang merupakan

    induk organisatoris. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

    Kekuasaan Kehakiman, dikenal adanya peradilan tingkat pertama, tingkat

    banding di empat lingkungan peradilan yang kesemuanya berpuncak ke

    Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Tingkat Kasasi. Pengadilan Negeri Bogor

    seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang

    Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan

    Umum merupakan badan peradilan tingkat pertama yang bertugas menerima,

    memeriksa dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya.9

    Pengadilan Negeri Bogor adalah merupakan Pengadilan Negeri Tingkat Pertama

    dengan penggolongan kelas I (satu) B. Penggolongan dalam kelas I (satu) B ini

    adalah dilihat dari kriteria-kriteria yang telah ditentukan menurut peraturan yang

    berlaku.

            Struktur organisasi Pengadilan Negeri Bogor menurut kedudukan dan

    penggolongannya terdiri dari:

     1. Ketua;

     2. Wakil Ketua;

     3. Hakim;

     4. Panitera/Sekretaris;


       9
         Indonesia (3), Undang-Undang tentang Peradilan Umum, UU Nomor 49 Tahun 2009, LN
No. 158 Tahun 2009, TLN No. 5077, ps.6.
5. Panitera Pengganti;

6. Jurusita Pengganti;

7. Wakil Ketua Sekretaris;

8. Panitera Muda Perdata;

9. Panitera Muda Pidana;

10. Panitera Muda Hukum;

11. Bagian Urusan Keuangan;

12. Bagian Urusan Personalia;

13. Bagian Urusan Umum.
STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI BOGOR
KETERANGAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

                        PENGADILAN NEGERI BOGOR




Ketua                           : Budi Santoso, S.H.

Wakil Ketua                     : Gusrizal, S.H., M.Hum.

Hakim                           : 1. Andi Astara, S.H.

                                 2. Tirolan Nainggolan, S.H.

                                 3. Hj. Sri Asmarani, S.H., C.N.

                                 4. Agus Widodo, S.H., M.Hum.

                                 5. Djoni Witanto, S.H.

Panitera/Sekretaris             : Fahrul Siregar, S.H.

Wakil Panitera                  : Watty Wiarti, S.H.

Wakil Sekretaris                : Gusti Hartin

Panitera Muda Perdata           : Noverini, S.H.

Panitera Muda Pidana            : Martua Manik, S.H.

Panitera Muda Hukum             : Hj. Sumiati R. S., S.H.

Bagian Urusan Keuangan          : Komarudin

Bagian Urusan Personalia        : Cecep Supriadi

Bagian Urusan Umum              : Agung Trimardiyanto, S.H.
BAB II

                                       ANALISIS



A. Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Sub Kepaniteraan Perdata Ditinjau

    dari Segi Hukum Positif

            Tugas dan fungsi dari Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri

      Bogor yaitu :

      1.   Melakukan administrasi perkara;

      2.   Mempersiapkan persidangan;

      3.   Menyimpan berkas-berkas perkara yang masih berjalan;

      4.   Urusan lain yang ada hubungannya dengan masalah perkara perdata dan

           barang bukti lainnya.

            Kepaniteraan Pengadilan Negeri adalah merupakan unsur pembantu

      pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua

      Pengadilan Negeri dan Kepaniteraan Pengadilan Negeri ini dipimpin oleh

      seorang Panitera yang dibantu oleh seorang Wakil Panitera.10

            Tugas dan fungsi peradilan umum, salah satu pelaksanaannya adalah di

      Pengadilan Negeri Bogor yang meliputi :

      1.   Bidang Administrasi Perkara.

      2.   Bidang Teknis Peradilan.


      10
         Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, Nomor KMA/009/SK/II/2004.
3.   Bidang Ekstra Yustisial.



     1. Tugas Kepaniteraan Perdata

        Kepaniteraan Perdata mempunyai tugas melakukan administrasi

        perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas

        perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan

        masalah perkara perdata yaitu :

        a. Menerima gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi,

            peninjauan kembali, eksekusi dan permohonan somasi;

        b. Permohonan perlawanan yang merupakan verzet terhadap putusan

            verstek dan tidak didaftar sebagai perkara baru;

        c. Permohonan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) didaftarkan

            sebagai perkara baru dalam gugatan;

        d. Menetapkan rencana biaya perkara yang dituangkan dalam Surat

            Keterangan Untuk Membayar (SKUM);

        e. Menetapkan      biaya   panjar    perkara   yang    ditaksir   dengan

            mempertimbangkan jarak dan kondisi tempat tinggal para pihak;

        f. Mendaftar perkara yang masuk dalam buku register induk perkara

            perdata sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut;

        g. Atas permintaan para pihak yang berperkara menyiapkan dan

            menyerahkan salinan putusan pengadilan;
h. Menerima memori banding, kontra memori banding, memori kasasi,

               kontra memori kasasi, jawaban atau alasan peninjauan kembali,

               penerimaan akta notaris dan pendaftaran bukan berbadan hukum.



       2. Fungsi Kepaniteraan Perdata

           Fungsi dari Kepaniteraan Perdata di Pengadilan Negeri Bogor yaitu:

           a. Penyusunan       kegiatan     pelayanan      administrasi   perkara   serta

               pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi yang berkaitan dengan

               persidangan;

           b. Pengurusan daftar perkara, administrasi perkara, administrasi

               keuangan perkara dan administrasi pelaksanaan putusan perkara

               perdata;

           c. Penyusunan statistik perkara, dokumentasi perkara, laporan perkara

               dan yurisprudensi;

           d. Lain-lain      berdasarkan     peraturan     perundang-undangan       yang

               berlaku.11




       3. Hal-hal yang Merupakan Wewenang Kepaniteraan Perdata
11
     Mahkamah Agung, bagian kesatu, bidang Kepaniteraan.
a. Perkara Gugatan

                 Berdasarkan Pasal 118 HIR gugatan harus diajukan dengan surat

                 permintaan yang ditandatangani oleh penggugat atau wakilnya.

                 Surat permintaan di dalam praktik disebut surat gugatan atau surat

                 gugat, karena gugatan harus diajukan dengan surat maka bagi

                 mereka yang buta huruf dimungkinkan untuk mengajukan

                 gugatannya secara lisan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang

                 berwenang untuk mengadili gugatan tersebut dan mohon agar

                 dibuatkannya surat gugat berdasarkan ketentuan Pasal 120 HIR.

                 Menurut Pasal 8 Rv, gugatan terdiri atas identitas para pihak, posita

                 (fundamentum petendi) yaitu dalil adanya hubungan hukum yang

                 merupakan dasar serta alasan tuntutan (middelen van den eis),

                 petitum berisi hal yang dimohonkan untuk diputuskan oleh hakim

                 atau pengadilan. Hal-hal yang termasuk perkara gugatan antara lain:

                 1) Onrechmatige daad, yaitu perbuatan melawan hukum atau

                      melanggar hukum yang diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata

                      dan pasal tersebut merumuskan bahwa setiap perbuatan yang

                      menimbulkan kerugian pada orang lain mewajibkan orang lain

                      yang karena salahnya itu untuk mengganti kerugian yang

                      timbul tersebut;12


     12
         R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk
Wetboek], (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), ps. 1365.
2) Wanprestasi atau ingkar janji, yaitu berhubungan erat dengan

                      adanya perkataan antar para pihak dan apabila salah satu pihak

                      ingkar janji, maka itu menjadi alasan pihak lainnya untuk

                      mengajukan gugatan;

                  3) Gugat cerai, yaitu keinginan untuk memutuskan hubungan

                      perkawinan dan ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 1

                      Tahun 1974 tentang Perkawinan dan PP Nomor 9 Tahun 1975

                      mengenai Aturan Pelaksanaan.13

              b. Perkara Penetapan

                  Dianggap sama dengan gugatan yaitu permohonan mengenai

                  penetapan dan di dalam permohonan penetapan tidak dikenal

                  tergugat sebagai lawan berperkara, melainkan hanya menetapkan

                  keabsahan dari keadaan tertentu seperti :

                 1) Permohonan penetapan ahli waris;

                 2) Permohonan penetapan menyatakan pailit;

                 3) Permohonan izin berpoligami;

                 4) Permohonan kewarganegaraan Indonesia.




      13
        Indonesia (4), Undang-Undang tentang Perkawinan, UU Nomor 1 Tahun 1974, LN No. 1
Tahun 1974, TLN No. 3019, ps. 40.
B.       Analisis Tentang Hubungan Tugas/Wewenang Kepaniteraan Perdata

         Pengadilan Negeri Kota Bogor dengan Masyarakat

                Dalam suatu negara hukum berlaku 3 asas pokok yang merupakan ciri-

         ciri utama setiap negara hukum yakni: 1. Asas legalitas, 2. Asas pengakuan

         adanya hak dan kewajiban asasi manusia, dan 3. Adanya asas peradilan yang

         bebas. Bila salah satu asas ini tidak terpenuhi, maka negara itu belum dapat

         diklasifikasikan sebagai negara hukum. Persyaratan tersebut telah tercantum

         dalam konstitusi kita, sehingga kita merupakan negara hukum dengan ciri khas

         Indonesia.14

                Di Indonesia, hukum berfungsi sebagai pengayom bagi negara dan

         segenap warga negara maka salah satu fungsi dari pengadilan pada pokoknya

         adalah untuk memberikan pengayoman dan jaminan perlindungan hukum

         kepada setiap warga negara. Dalam hubungannya dengan masyarakat tugas dari

         pengadilan in casu Pengadilan Negeri Bogor sebagai salah satu badan peradilan

         adalah merupakan tumpuan pertama bagi warga masyarakat pencari keadilan.

                Tugas pokok Pengadilan Negeri Bogor pada umumnya berdasarkan Pasal

         50 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

         Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986, yaitu:




14
     H. R. Purwoto Gandasubrata, Op. Cit., hal. 32.
“Pengadilan    Negeri    bertugas    dan    berwenang   memeriksa,

     memutuskan dan meyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata

     di tingkat pertama.”


     Kembali pada masalah tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Bogor

dalam memberikan pelayanan kepada para justitiabelen tersebut disesuaikan

dengan wilayah hukumnya yaitu berdasarkan Bagian Ketiga Pasal 4 yang

mengatur mengenai kedudukan dari pengadilan negeri :


     “Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau di Ibukota

     Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kotamadya

     atau Kabupaten.”



     Mengenai yurisdiksi Pengadilan Negeri Bogor dewasa ini yang tadinya

daerah hukumnya meliputi 40 (empat puluh) kecamatan yang ada di Kotamadya

Bogor, sekarang berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 1998 tanggal 12 Januari 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri

Cibinong, maka wilayah hukum Pengadilan Negeri tersebut menjadi terbagi

dua, yakni wilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor hanya meliputi 6 (enam)

kecamatan yang ada di Kota Bogor selebihnya menjadi kewenangan wilayah

hukum Pengadilan Negeri Cibinong.
Tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Bogor berdasarkan fungsinya yang

      proporsional adalah:

      1.     Urusan Kepaniteraan Perdata

      2.     Urusan Kepaniteraan Pidana

      3.     Urusan Kepaniteraan Hukum

              Fungsi lain pengadilan yang berhubungan dengan kemasyarakatan adalah

      pemberian bantuan hukum kepada warga masyarakat yang tidak mampu dalam

      hal perkara Pidana dan Perdata diatur lebih lanjut dalam Pasal 35 Bab VII

      Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang

      mengatur Bantuan Hukum dan Instruksi Menteri Kehakiman R.I. Nomor M.03-

      UM.06.02 Tahun 1999 tentang Perubahan Kedua Atas Instruksi Menteri

      Kehakiman R.I. No.M.24-UM.06.03 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan

      Program Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat yang Kurang Mampu

      Melalui Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara yang

      menyatakan “Program bantuan hukum diberikan dalam rangka meringankan

      beban hidup bagi golongan masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka

      juga dapat menikmati kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan

      hukum.”15




        15
          Departemen Kehakiman R.I., Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat yang Kurang
Mampu, (Jakarta: Direktorat Jenderal Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara, 1997), hal.
9.
BAB III

                        KESIMPULAN DAN SARAN




A. Kesimpulan

  1. Pengadilan Negeri Bogor merupakan salah satu badan pelaksana peradilan di

      Indonesia seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun

      2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986

      tentang Peradilan Umum merupakan badan peradilan tingkat pertama yang

      bertugas menerima memeriksan dan menyelesaikan perkara-perkara yang

      diajukan kepadanya.

  2. Tugas Pokok Pengadilan Negeri Bogor adalah memberikan pengayoman dan

      memberikan perlindungan hukum kepada seluruh warga masyarakat pencari

      keadilan demi tercapainya cita-cita negara yang berlandaskan hukum di

      Indonesia.

  3. Dalam melaksanakan tugas dan peranannya Pengadilan Negeri Bogor menurut

      susunannya terdiri dari: Urusan Kepaniteraan Perdata, Urusan Kepaniteraan

      Pidana, Urusan Kepaniteraan Hukum dan Kelompok Tenaga Fungsional

      Kepaniteraan yang kesemua bagian-bagian tersebut mempunyai tugas masing-

      masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Tugas pokok Pengadilan Negeri Bogor yang berkaitan dengan penyelesaian

     perkara salah satunya dilaksanakan oleh Sub Kepaniteraan Perdata yang

     tugasnya antara lain: melakukan administrasi perkara, mempersiapkan

     persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan

     urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata.




B. Saran

  1. Demi tercapainya tujuan peradilan dalam penegakan hukum meskipun masih

     ada kekurangan dalam pelaksanaan pengabdian dan pelayanan hukum kepada

     masyarakat namun hendaknya diharapkan anggota masyarakat memberikan

     kesempatan, kepercayaan dan dorongan kepada para pengabdi dan penegak

     hukum agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sewajarnya.

  2. Para pengabdi/penegak hukum harus dapat membuktikan akan kemampuan

     dan keterampilan profesionalismenya dan dapat berkarya sebagaimana

     mestinya.

  3. Peningkatan disiplin dalam pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan perlu

     lebih ditingkatkan guna terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan

     yang cepat sederhana dan biaya murah.
DAFTAR PUSTAKA



A. Peraturan Perundang-undangan


   Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
              Amandemen Keempat.


   ________. Undang-Undang tentang Perkawinan. UU Nomor 1 Tahun 1974. LN
             No. 1 Tahun 1974. TLN No. 3019.


   ________. Undang-Undang tentang Mahkamah Agung. UU Nomor 3 Tahun
             2009. LN No. 3 Tahun 2009. TLN No. 4958.


   ________. Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman. UU Nomor 48
             Tahun 2009. LN No. 19 Tahun 2009. TLN No. 2958.


   ________. Undang-Undang tentang Peradilan Umum. UU Nomor 49 Tahun
             2009. LN No. 158 Tahun 2009. TLN No. 5077.




B. Buku


   Departemen Kehakiman R.I. Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang
             Nomor 14 Tahun 1970. Jakarta: Ditjenkumdang, 1984.


   Departemen Kehakiman R.I. Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat
             yang Kurang Mampu. Jakarta: Direktorat Jenderal Peradilan Umum
             dan Peradilan Tata-Usaha Negara, 1997.


   Gandasubrata, Purwoto S. Renungan Hukum. Jakarta: Ikahi, 1998.
Mahkamah Agung R.I. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
           Pengadilan Buku I. Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia,
           1993.

   Subekti, R. dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
             Jakarta: Pradnya Paramita, 2004.


C. Lain-lain


   Mertokusumo, Sudikno. “Sejarah Peradilan dan Perundang-undangannya di
            Indonesia     Sejak 1942 dan Apakah Kemanpaatannya Bagi Kita
            Bangsa Indonesia.” Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada,
            Jogjakarta, 1971.

   Mahkamah Agung R.I. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. tentang
           Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan
           Pengadilan Negeri. Nomor KMA/009/SK/II/2004.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAKUAN
             DAFTAR HADIR KULIAH KERJA LAPANGAN

NAMA                      : ANNISSA APRILIA FITRIANI
NOMOR POKOK               : 010108179
KONSENTRASI               : HUKUM PEMERINTAHAN
INSTANSI/LEMBAGA          : PENGADILAN NEGERI BOGOR
ALAMAT INSTANSI           : JL. PENGADILAN NO. 10 – BOGOR


                              PUKUL
NO HARI/TANGGAL                                  MATERI KKL                 PARAF
                          Datang Pergi
                                          Perkenalan dengan Staf PN Bogor
 1   Rabu, 6 April 2011    8:00   16:00   Penjelasan umum tentang
                                          PN Bogor
                                          Dasar hukum keberadaan
 2 Kamis, 7 April 2011     8:00   16:00   PN Bogor
                                          Menyusun arsip gugatan
                                          Tugas & wewenang PN Bogor
 3 Kamis, 14 April 2011    8:00   16:00
                                          Menyusun arsip gugatan
                                          Susunan organisasi PN Bogor &
 4 Jumat, 15 April 2011    8:00   16:00   Kepaniteraan Perdata
                                          Menyusun arsip gugatan
                                          Pelaksanaan tugas & fungsi
                                          Sub Kepaniteraan Perdata
 5 Kamis, 26 Mei 2011      8:00   16:00
                                          PN Bogor
                                          Menyusun arsip eksekusi
Peranan PN Bogor terhadap
 6   Jumat, 27 Mei 2011   8:00   16:00   masyarakat
                                         Menyusun arsip eksekusi
                                         Mempelajari wilayah hukum
 7    Rabu, 8 Juni 2011   8:00   16:00   PN Bogor
                                         Menyusun arsip eksekusi
                                         UU yang berkaitan dengan
 8   Kamis, 9 Juni 2011   8:00   16:00   PN Bogor
                                         Menyusun arsip eksekusi



Mengetahui,                                        Bogor, Juli 2011
Instansi/lembaga,                                  Peserta KKL,



Noverini, S.H.                                     Annissa Aprilia Fitriani
NIP.220000969
STRUKTUR ORGANISASI
    KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI BOGOR




                              PANITERA
                                MUDA
                              PERDATA




                     STAF /
                    BAGIAN
                     KASIR


                    MEJA KEDUA     MEJA KETIGA

STAF BAGIAN   STAF BAGIAN                  STAF      STAF
  PERKARA       PERKARA                   BAGIAN    BAGIAN
PERMOHONAN     GUGATAN                   BANDING   KASASI / PK




                                STAF

More Related Content

What's hot

Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Natasha Rastie Aulia
 
peradilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluperadilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluIr. Soekarno
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanYanels Garsione
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumRahma L
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniDinye
 
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannya
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannyaUndang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannya
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannyaDollyFriendky
 
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Yanels Garsione
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirbaim hukum
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaI Gede Auditta
 

What's hot (19)

Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Uu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 PjlsUu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 Pjls
 
peradilan khusus pemilu
peradilan khusus pemiluperadilan khusus pemilu
peradilan khusus pemilu
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Uu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 PjlsUu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 Pjls
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 
Prosedur beracara di ptun
Prosedur beracara di ptunProsedur beracara di ptun
Prosedur beracara di ptun
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukum
 
Pkn bab 5 kelompok 1
Pkn bab 5 kelompok 1Pkn bab 5 kelompok 1
Pkn bab 5 kelompok 1
 
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini AndiniPERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
PERADILAN TATA USAHA NEGARA by Dini Andini
 
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannya
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannyaUndang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannya
Undang undang komisi pemberantasan korupsi dan perubahannya
 
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
Analisis penyelesaian sengketa dalam peradilan tata usaha negara berdasar kan...
 
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amirKasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
Kasus ham mata kuliah hukum dan ham oleh dr amir
 
Penegakkan Hukum
Penegakkan HukumPenegakkan Hukum
Penegakkan Hukum
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede AudittaPenegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
Penegakan Hukum dan Penemuan Hukum by I Gede Auditta
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Sotk baru kementerian agama di jawa barat
Sotk  baru kementerian agama di jawa baratSotk  baru kementerian agama di jawa barat
Sotk baru kementerian agama di jawa barat
 
Module 1 ppt mmi 543 introduction to marketing
Module 1 ppt mmi 543 introduction to marketingModule 1 ppt mmi 543 introduction to marketing
Module 1 ppt mmi 543 introduction to marketing
 
Aviones antiguos
Aviones antiguosAviones antiguos
Aviones antiguos
 
Rpt 2012 Modul Bertema
Rpt 2012 Modul BertemaRpt 2012 Modul Bertema
Rpt 2012 Modul Bertema
 
Rpt 2012 Permainan Luar
Rpt 2012 Permainan LuarRpt 2012 Permainan Luar
Rpt 2012 Permainan Luar
 
Aneka pilihan 2i
Aneka pilihan 2iAneka pilihan 2i
Aneka pilihan 2i
 
Undergraduate thesis brief
Undergraduate thesis briefUndergraduate thesis brief
Undergraduate thesis brief
 
Capoeira: Part of My Life
Capoeira: Part of My LifeCapoeira: Part of My Life
Capoeira: Part of My Life
 
Mother
MotherMother
Mother
 
Manja 3
Manja  3Manja  3
Manja 3
 
Rpt 2012 Matematik
Rpt 2012 MatematikRpt 2012 Matematik
Rpt 2012 Matematik
 
传播1 徐姣 36 自我介绍
传播1 徐姣 36 自我介绍传播1 徐姣 36 自我介绍
传播1 徐姣 36 自我介绍
 
Ambush
AmbushAmbush
Ambush
 
Rpt 2010 bahasa inggeris
Rpt 2010 bahasa inggerisRpt 2010 bahasa inggeris
Rpt 2010 bahasa inggeris
 
Death Note
Death NoteDeath Note
Death Note
 
Gözde
GözdeGözde
Gözde
 
2005 Cia World Of Flavours Conference
2005 Cia World Of Flavours Conference2005 Cia World Of Flavours Conference
2005 Cia World Of Flavours Conference
 
RPT2012 BAHASA INGGERIS
RPT2012 BAHASA INGGERISRPT2012 BAHASA INGGERIS
RPT2012 BAHASA INGGERIS
 
Abjad & Suku Kata
Abjad & Suku Kata Abjad & Suku Kata
Abjad & Suku Kata
 
Latihan berpandu
Latihan berpanduLatihan berpandu
Latihan berpandu
 

Similar to KKL DI PN BOGOR

2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).pptRizky113654
 
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docx
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docxmakalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docx
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docxbagussanjaya24
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumaziz paloh
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLatuulll
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLatuulll
 
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfAzrasyawal09
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...AZA Zulfi
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMuhammadAdityaSaputr
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
PHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptxPHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptxKhiyaroh1
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaSei Enim
 
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxADITHYA ERLANGGA
 

Similar to KKL DI PN BOGOR (20)

2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt
 
30 syahla aqila
30 syahla aqila30 syahla aqila
30 syahla aqila
 
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docx
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docxmakalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docx
makalah-filsafat-hukum.pdf_convert.docx
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Metode Penelitian Normatif: R...
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Metode Penelitian Normatif: R...Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Metode Penelitian Normatif: R...
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Metode Penelitian Normatif: R...
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdfKelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
Kelompok 2_HAP_V.756 Cs.pdf
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docxMAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
MAKALAH KLP 1_Hukum_Perdata&Bisnis_5c (1).docx
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
PHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptxPHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptx
 
PHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptxPHI-FH_2.pptx
PHI-FH_2.pptx
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
 
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI kelompok 5 mahasiswa fakultas hukum universitas jambi.pptx
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

KKL DI PN BOGOR

  • 1. LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) Pada Sub Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Bogor Oleh: ANNISSA APRILIA FITRIANI 010108179 Bagian H.T.N., H.A.N., H.I. dan Hukum Acara Administrasi Negara Konsentrasi Hukum Pemerintahan Di bawah bimbingan : Agus Satory, S.H., M.H. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2011
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) Tentang Sub Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Bogor Menyetujui : Panitera Muda Perdata Dosen Pembimbing Pengadilan Negeri Bogor (Noverini, S.H.) (Agus Satory, S.H., M.H.) NIP. 220000969 Mengetahui : Dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan (Dr. Sri Utari, S.H., M.H.)
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Tempat Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat) tidak berdasar kekuasaan belaka (Machstaat). Ini mengandung arti bahwa negara termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang lain dalam melaksanakan tindakan-tindakannya harus dilandasi oleh hukum, atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Prinsip dari sistem ini merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diwujudkan dalam peraturan-peraturan hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis.1 Bila dihubungkan dengan kenyataan sekarang ini banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembangunan bathiniah, khususnya di bidang hukum keadaannya semakin memprihatinkan dan semakin terpuruk. Pelanggaran hukum dan pelecehan hukum terjadi dimana-mana, kewibawaan hukum dan kepatuhan kepada hukum makin jauh dari kenyataan, apalagi bila dihubungkan dengan keadaan yang akan kita hadapi bersama yaitu dalam proses globalisasi yang akan menyebabkan masuknya pranata-pranata hukum baru, khususnya Hukum 1 Departemen Kehakiman R.I., Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, (Jakarta: Ditjenkumdang, 1984), hal. 17.
  • 4. Ekonomi / Business Law ke Indonesia, hal mana tidak dapat dielakkan karena merupakan suatu kebutuhan. Kesemua fakta-fakta tersebut menunjukkan semakin pentingnya peranan hukum khususnya peranan badan peradilan pada masa sekarang dan masa yang akan datang yang merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh pihak- pihak yang bergelut dibidang hukum, apakah dapat mengimbangi atau akan tertinggal dari perkembangan dunia dewasa ini khususnya dibidang hukum. Konsekuensi dari tantangan tantangan itu semua adalah salah satunya diperlukan persiapan-persiapan dan kesiapan dari sumber daya manusia dibidang hukum itu sendiri yaitu diperlukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan kedudukan dari badan-badan peradilan di Indonesia pada masa kini dan masa yang akan datang. Berangkat dari hal-hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk mengetahui secara langsung dan menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan seluk beluk dan praktik-praktik badan peradilan, khususnya peradilan umum, untuk dijadikan latar belakang Kuliah Kerja Lapangan bagi penulis sesuai dengan bidang ilmu yang sedang digeluti oleh penulis. Pengadilan Negeri Bogor adalah salah satu lembaga peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila yang berwenang memeriksa memutus dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya
  • 5. sesuai dengan kewenangannya. Dalam rangka penegakan hukum dan keadilan yang memberikan pengayoman kepada para justitiabelen Pengadilan Negeri merupakan tumpuan pertama dalam menyelesaikan setiap sengketa hukum, baik sengketa hukum antara sesama warganegara atau badan hukum ataupun antara warganegara dengan penguasa, maka sesuai dengan sistem negara hukum yang kita anut seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka apabila ditempuh proses penegakan hukum melalui peradilan, hal ini menyangkut dan ikut berperannya profesi penegak hukum dan pelaksanaan dari peraturan-peraturan hukum yang berlaku.2 Dari hal-hal tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui secara langsung dan menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan seluk beluk dan praktik-praktik badan peradilan, khususnya peradilan umum, yang dalam hal ini penulis memilih tempat di Pengadilan Negeri Bogor sebagai salah satu lingkungan peradilan yang termaksud dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, serta dalam hal-hal yang erat kaitannya dengan bidang disiplin ilmu yang diselenggarakan di Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor yang menuntut peningkatan profesionalisme mahasiswa untuk mengetahui dan mengenal langsung praktek-praktek yang yang ada dalam sistem lembaga hukum, khususnya dalam hal ini lembaga peradilan umum yang ada di Pengadilan Negeri Bogor. 2 H.R.Purwoto S. Gandasubrata, Renungan Hukum, (Jakarta: Ikahi, 1998), hal .65.
  • 6. B. Dasar Hukum Hukum itu hidup, dinamis, bergerak serasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, hal ini sejalan dengan istilah dalam hukum “ibi ius ubi societas” maka di dalam lapangan hukum antara hukum yang sedang berlaku dengan masa yang lampau erat sekali hubungannya.3 Bahwa eratnya hubungan hukum yang lampau dengan hukum yang berlaku sekarang tampak dengan adanya aturan ketentuan peralihan pada hampir setiap perubahan peraturan atau atau pada isi konsideran daripada peraturan baru tersebut. Hal di atas berlaku pula pada dasar hukum badan peradilan yang terdapat di Indonesia, yaitu terlihat dalam Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketentuan yang berhubungan dengan peradilan di Indonesia sejak proklamasi terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Tentang Kekuasaan Kehakiman yang terdiri dari dua pasal, yaitu Pasal 24 dan Pasal 25. Selanjutnya tidak boleh dilupakan Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal II yang berbunyi segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini. 3 Sudikno Mertokusumo, “Sejarah Peradilan dan Perundang-undangannya di Indonesia Sejak 1942 dan Apakah Kemanpaatannya Bagi Kita Bangsa Indonesia,” (Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1971), hal. 6.
  • 7. Tentang susunan, kekuasaan serta acara pada badan peradilan di zaman Republik Indonesia secara garis besar sama dengan susunan, kekuasaan, serta acara dari pada badan-badan pengadilan di zaman pendudukan Jepang, yaitu seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1942 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1945.4 Berbagai undang-undang yang mengatur tentang kedudukan, peranan, tugas, dan wewenang aparatur hukum dewasa ini telah ditetapkan sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. dan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menyatakan bahwa “Mahkamah Agung adalah Pengadilan tertinggi dari semua Lingkungan 4 Ibid., hal. 4.
  • 8. Peradilan”5. Dalam Pasal 18 dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebut bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh Pengadilan dalam Lingkungan: a) Peradilan Umum; b) Peradilan Agama; c) Peradilan Militer; d) Peradilan Tata Usaha Negara e) Mahkamah Konstitusi;6 Dasar Hukum Pengadilan Negeri sebagai salah satu Peradilan Umum Tingkat Pertama diatur dalam Undang-Undang sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. 2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 3. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. 4. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I Nomor KMA/009/SK/II/2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. 5 Indonesia (1), Undang-Undang tentang Mahkamah Agung, UU Nomor 3 Tahun 2009, LN No.3 Tahun 2009, TLN No. 4958, ps. 2. 6 Indonesia (2), Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman, UU Nomor 48 Tahun 2009, LN No.19 tahun 2009, TLN No. 2958, ps.18.
  • 9. Dalam undang-undang dan peraturan-peraturan tersebut diatur mengenai eksistensi Pengadilan Negeri serta susunan, kekuasaan serta tata kerja administrasi pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. C. Tugas dan Fungsi Pengadilan Negeri Bogor Pengadilan Negeri Bogor sebagai salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang- undangan.7 Selain menjalankan tugas pokoknya peradilan, Pengadilan Negeri Bogor diserahi tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan undang-undang, antara lain memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum, kepada lembaga kenegaraan baik tingkat pusat maupun tingkat daerah, apabila diminta. Pengadilan Negeri Bogor bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan satiap perkara yang diajukan kepadanya sesuai dengan kewenangan mengadili pada tingkat pertama. Dalam melaksanakan tugas tersebut kemungkinan dapat terjadi adanya titik singgung dalam kewenangan mengadili antar badan peradilan, sehingga menimbulkan sengketa kewenangan 7 Mahkamah Agung R.I., Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku I, (Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia, 1993), hal. 1.
  • 10. yang dapat berupa sengketa kewenangan relatif atau kewenangan absolut, yang penyelesaiannya dilakukan oleh badan peradilan tingkat banding (dalam hal kewenangan realatif) dan oleh Mahkamah Agung (dalam hal kewenangan absolut).8 Mengingat luas lingkup tugas dan beban pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pengadilan, maka dalam hal penyelenggaraan administrasi pengadilan, oleh undang-undang dibedakan menurut jenisnya ke dalam administrasi kepaniteraan dan administrasi sekretariat, hal mana dimaksudkan selain menyangkut aspek ketertiban dalam penyelenggaraan administrasi juga akan mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan peradilan. Pengadilan Negeri Bogor sebagai pengadilan tingkat pertama yang didukung oleh unit kepaniteraan dan kesekretariatan guna menunjang kelancaran tugas. Sesuai dengan bidangnya pelaksanaan tugas pokok badan peradilan umum dalam hal menerima, memeriksa, mengadili perkara perdata dan perkara pidana. Dari macamnya tugas pokok tersebut, terlihat bahwa tugas pokok bidang peradilan selain menyangkut tugas pokok dibidang peradilan, menyangkut pula tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kepaniteraan, yakni hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang bukti dan surat lainnya yang harus disimpan di kepaniteraan. 8 Ibid.
  • 11. Untuk selanjutnya tugas pokok Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bogor diatur dalam: 1. Pasal 9 Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I Nomor KMA/009/SK/II/2004 menyebutkan mengenai tugas dari masing-masing Kepaniteraan pada Pengadilan Kelas I (satu) B yaitu: a. Urusan Kepaniteraan Perdata mempunyai tugas melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara Perdata. b. Urusan Kepaniteraan Pidana mempunyai tugas melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan, menyimpan berkas yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara Pidana dan barang bukti. c. Urusan Kepaniteraan Hukum mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah, dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip perkara, Penasihat Hukum dan Badan Hukum, Administrasi Kewarganegaraan, Balai Harta Peninggalan dan Administrasi yang berhubungan dengan Catatan Sipil dan tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 12. 2. Pasal 10 Keputusan Mahkamah Agung R.I Nomor KMA/009/SK/II/2004 mengatur mengenai kelompok Tenaga Fungsional Kepaniteraan Kelas I B yaitu : a. Kelompok Tenaga Fungsional Kepaniteraan Kelas I (satu) B terdiri dari Panitera Pengganti dan Jurusita yang dalan melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh Panitera. b. Jumlah Tenaga Fungsional Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas I (satu) B ditentukan berdasarkan kebutuhan beban kerja. Jenjang jabatan fungsional Kepaniteraan diatur sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. D. Kedudukan dan Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Bogor Berdasarkan ketentuan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 bagian kedua dari Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, disebutkan mengenai pelaksana Kekuasaan Kehakiman, dan kedudukan Pengadilan Negeri. Pasal 2 berbunyi: “Peradilan Umum adalah salah satu Pelaksana Kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan.“
  • 13. Pasal 3 yang berbunyi : (1) “Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh: a. Pengadilan Negeri; b. Pengadilan Tinggi; (2) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.” Bagian Ketiga Pasal 4 yang mengatur mengenai kedudukan dari Pengadilan Negeri: 1. Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau di ibukota kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten. 2. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi. Dengan demikian tempat kedudukan Pengadilan Negeri Bogor berkedudukan di wilayah kota dalam hal ini Kota Bogor, yang daerah hukumnya meliputi 40 (empat puluh) Kecamatan yang ada di Kota Bogor, yang sekarang berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1998 tanggal 12 Januari 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri Cibinong maka wilayah hukum Pengadilan Negeri tersebut menjadi terbagi dua, dimana wilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor hanya meliputi 6 (enam) kecamatan yang ada di Kota Bogor selebihnya menjadi kewenangan wilayah hukum Pengadilan Negeri Cibinong.
  • 14. Secara umum susunan organisasi Pengadilan Negeri Bogor berinduk kepada satu atap lembaga hukum, yaitu Mahkamah Agung yang merupakan induk organisatoris. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dikenal adanya peradilan tingkat pertama, tingkat banding di empat lingkungan peradilan yang kesemuanya berpuncak ke Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Tingkat Kasasi. Pengadilan Negeri Bogor seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum merupakan badan peradilan tingkat pertama yang bertugas menerima, memeriksa dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya.9 Pengadilan Negeri Bogor adalah merupakan Pengadilan Negeri Tingkat Pertama dengan penggolongan kelas I (satu) B. Penggolongan dalam kelas I (satu) B ini adalah dilihat dari kriteria-kriteria yang telah ditentukan menurut peraturan yang berlaku. Struktur organisasi Pengadilan Negeri Bogor menurut kedudukan dan penggolongannya terdiri dari: 1. Ketua; 2. Wakil Ketua; 3. Hakim; 4. Panitera/Sekretaris; 9 Indonesia (3), Undang-Undang tentang Peradilan Umum, UU Nomor 49 Tahun 2009, LN No. 158 Tahun 2009, TLN No. 5077, ps.6.
  • 15. 5. Panitera Pengganti; 6. Jurusita Pengganti; 7. Wakil Ketua Sekretaris; 8. Panitera Muda Perdata; 9. Panitera Muda Pidana; 10. Panitera Muda Hukum; 11. Bagian Urusan Keuangan; 12. Bagian Urusan Personalia; 13. Bagian Urusan Umum.
  • 17. KETERANGAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI BOGOR Ketua : Budi Santoso, S.H. Wakil Ketua : Gusrizal, S.H., M.Hum. Hakim : 1. Andi Astara, S.H. 2. Tirolan Nainggolan, S.H. 3. Hj. Sri Asmarani, S.H., C.N. 4. Agus Widodo, S.H., M.Hum. 5. Djoni Witanto, S.H. Panitera/Sekretaris : Fahrul Siregar, S.H. Wakil Panitera : Watty Wiarti, S.H. Wakil Sekretaris : Gusti Hartin Panitera Muda Perdata : Noverini, S.H. Panitera Muda Pidana : Martua Manik, S.H. Panitera Muda Hukum : Hj. Sumiati R. S., S.H. Bagian Urusan Keuangan : Komarudin Bagian Urusan Personalia : Cecep Supriadi Bagian Urusan Umum : Agung Trimardiyanto, S.H.
  • 18. BAB II ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Sub Kepaniteraan Perdata Ditinjau dari Segi Hukum Positif Tugas dan fungsi dari Kepaniteraan Perdata pada Pengadilan Negeri Bogor yaitu : 1. Melakukan administrasi perkara; 2. Mempersiapkan persidangan; 3. Menyimpan berkas-berkas perkara yang masih berjalan; 4. Urusan lain yang ada hubungannya dengan masalah perkara perdata dan barang bukti lainnya. Kepaniteraan Pengadilan Negeri adalah merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua Pengadilan Negeri dan Kepaniteraan Pengadilan Negeri ini dipimpin oleh seorang Panitera yang dibantu oleh seorang Wakil Panitera.10 Tugas dan fungsi peradilan umum, salah satu pelaksanaannya adalah di Pengadilan Negeri Bogor yang meliputi : 1. Bidang Administrasi Perkara. 2. Bidang Teknis Peradilan. 10 Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, Nomor KMA/009/SK/II/2004.
  • 19. 3. Bidang Ekstra Yustisial. 1. Tugas Kepaniteraan Perdata Kepaniteraan Perdata mempunyai tugas melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata yaitu : a. Menerima gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, peninjauan kembali, eksekusi dan permohonan somasi; b. Permohonan perlawanan yang merupakan verzet terhadap putusan verstek dan tidak didaftar sebagai perkara baru; c. Permohonan perlawanan pihak ketiga (derden verzet) didaftarkan sebagai perkara baru dalam gugatan; d. Menetapkan rencana biaya perkara yang dituangkan dalam Surat Keterangan Untuk Membayar (SKUM); e. Menetapkan biaya panjar perkara yang ditaksir dengan mempertimbangkan jarak dan kondisi tempat tinggal para pihak; f. Mendaftar perkara yang masuk dalam buku register induk perkara perdata sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut; g. Atas permintaan para pihak yang berperkara menyiapkan dan menyerahkan salinan putusan pengadilan;
  • 20. h. Menerima memori banding, kontra memori banding, memori kasasi, kontra memori kasasi, jawaban atau alasan peninjauan kembali, penerimaan akta notaris dan pendaftaran bukan berbadan hukum. 2. Fungsi Kepaniteraan Perdata Fungsi dari Kepaniteraan Perdata di Pengadilan Negeri Bogor yaitu: a. Penyusunan kegiatan pelayanan administrasi perkara serta pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi yang berkaitan dengan persidangan; b. Pengurusan daftar perkara, administrasi perkara, administrasi keuangan perkara dan administrasi pelaksanaan putusan perkara perdata; c. Penyusunan statistik perkara, dokumentasi perkara, laporan perkara dan yurisprudensi; d. Lain-lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.11 3. Hal-hal yang Merupakan Wewenang Kepaniteraan Perdata 11 Mahkamah Agung, bagian kesatu, bidang Kepaniteraan.
  • 21. a. Perkara Gugatan Berdasarkan Pasal 118 HIR gugatan harus diajukan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh penggugat atau wakilnya. Surat permintaan di dalam praktik disebut surat gugatan atau surat gugat, karena gugatan harus diajukan dengan surat maka bagi mereka yang buta huruf dimungkinkan untuk mengajukan gugatannya secara lisan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang untuk mengadili gugatan tersebut dan mohon agar dibuatkannya surat gugat berdasarkan ketentuan Pasal 120 HIR. Menurut Pasal 8 Rv, gugatan terdiri atas identitas para pihak, posita (fundamentum petendi) yaitu dalil adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan tuntutan (middelen van den eis), petitum berisi hal yang dimohonkan untuk diputuskan oleh hakim atau pengadilan. Hal-hal yang termasuk perkara gugatan antara lain: 1) Onrechmatige daad, yaitu perbuatan melawan hukum atau melanggar hukum yang diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata dan pasal tersebut merumuskan bahwa setiap perbuatan yang menimbulkan kerugian pada orang lain mewajibkan orang lain yang karena salahnya itu untuk mengganti kerugian yang timbul tersebut;12 12 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), ps. 1365.
  • 22. 2) Wanprestasi atau ingkar janji, yaitu berhubungan erat dengan adanya perkataan antar para pihak dan apabila salah satu pihak ingkar janji, maka itu menjadi alasan pihak lainnya untuk mengajukan gugatan; 3) Gugat cerai, yaitu keinginan untuk memutuskan hubungan perkawinan dan ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan PP Nomor 9 Tahun 1975 mengenai Aturan Pelaksanaan.13 b. Perkara Penetapan Dianggap sama dengan gugatan yaitu permohonan mengenai penetapan dan di dalam permohonan penetapan tidak dikenal tergugat sebagai lawan berperkara, melainkan hanya menetapkan keabsahan dari keadaan tertentu seperti : 1) Permohonan penetapan ahli waris; 2) Permohonan penetapan menyatakan pailit; 3) Permohonan izin berpoligami; 4) Permohonan kewarganegaraan Indonesia. 13 Indonesia (4), Undang-Undang tentang Perkawinan, UU Nomor 1 Tahun 1974, LN No. 1 Tahun 1974, TLN No. 3019, ps. 40.
  • 23. B. Analisis Tentang Hubungan Tugas/Wewenang Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Kota Bogor dengan Masyarakat Dalam suatu negara hukum berlaku 3 asas pokok yang merupakan ciri- ciri utama setiap negara hukum yakni: 1. Asas legalitas, 2. Asas pengakuan adanya hak dan kewajiban asasi manusia, dan 3. Adanya asas peradilan yang bebas. Bila salah satu asas ini tidak terpenuhi, maka negara itu belum dapat diklasifikasikan sebagai negara hukum. Persyaratan tersebut telah tercantum dalam konstitusi kita, sehingga kita merupakan negara hukum dengan ciri khas Indonesia.14 Di Indonesia, hukum berfungsi sebagai pengayom bagi negara dan segenap warga negara maka salah satu fungsi dari pengadilan pada pokoknya adalah untuk memberikan pengayoman dan jaminan perlindungan hukum kepada setiap warga negara. Dalam hubungannya dengan masyarakat tugas dari pengadilan in casu Pengadilan Negeri Bogor sebagai salah satu badan peradilan adalah merupakan tumpuan pertama bagi warga masyarakat pencari keadilan. Tugas pokok Pengadilan Negeri Bogor pada umumnya berdasarkan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986, yaitu: 14 H. R. Purwoto Gandasubrata, Op. Cit., hal. 32.
  • 24. “Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan dan meyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.” Kembali pada masalah tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Bogor dalam memberikan pelayanan kepada para justitiabelen tersebut disesuaikan dengan wilayah hukumnya yaitu berdasarkan Bagian Ketiga Pasal 4 yang mengatur mengenai kedudukan dari pengadilan negeri : “Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau di Ibukota Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Kotamadya atau Kabupaten.” Mengenai yurisdiksi Pengadilan Negeri Bogor dewasa ini yang tadinya daerah hukumnya meliputi 40 (empat puluh) kecamatan yang ada di Kotamadya Bogor, sekarang berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1998 tanggal 12 Januari 1998 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri Cibinong, maka wilayah hukum Pengadilan Negeri tersebut menjadi terbagi dua, yakni wilayah hukum Pengadilan Negeri Bogor hanya meliputi 6 (enam) kecamatan yang ada di Kota Bogor selebihnya menjadi kewenangan wilayah hukum Pengadilan Negeri Cibinong.
  • 25. Tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Bogor berdasarkan fungsinya yang proporsional adalah: 1. Urusan Kepaniteraan Perdata 2. Urusan Kepaniteraan Pidana 3. Urusan Kepaniteraan Hukum Fungsi lain pengadilan yang berhubungan dengan kemasyarakatan adalah pemberian bantuan hukum kepada warga masyarakat yang tidak mampu dalam hal perkara Pidana dan Perdata diatur lebih lanjut dalam Pasal 35 Bab VII Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengatur Bantuan Hukum dan Instruksi Menteri Kehakiman R.I. Nomor M.03- UM.06.02 Tahun 1999 tentang Perubahan Kedua Atas Instruksi Menteri Kehakiman R.I. No.M.24-UM.06.03 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat yang Kurang Mampu Melalui Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara yang menyatakan “Program bantuan hukum diberikan dalam rangka meringankan beban hidup bagi golongan masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka juga dapat menikmati kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum.”15 15 Departemen Kehakiman R.I., Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat yang Kurang Mampu, (Jakarta: Direktorat Jenderal Peradilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara, 1997), hal. 9.
  • 26. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pengadilan Negeri Bogor merupakan salah satu badan pelaksana peradilan di Indonesia seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum merupakan badan peradilan tingkat pertama yang bertugas menerima memeriksan dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya. 2. Tugas Pokok Pengadilan Negeri Bogor adalah memberikan pengayoman dan memberikan perlindungan hukum kepada seluruh warga masyarakat pencari keadilan demi tercapainya cita-cita negara yang berlandaskan hukum di Indonesia. 3. Dalam melaksanakan tugas dan peranannya Pengadilan Negeri Bogor menurut susunannya terdiri dari: Urusan Kepaniteraan Perdata, Urusan Kepaniteraan Pidana, Urusan Kepaniteraan Hukum dan Kelompok Tenaga Fungsional Kepaniteraan yang kesemua bagian-bagian tersebut mempunyai tugas masing- masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • 27. 4. Tugas pokok Pengadilan Negeri Bogor yang berkaitan dengan penyelesaian perkara salah satunya dilaksanakan oleh Sub Kepaniteraan Perdata yang tugasnya antara lain: melakukan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata. B. Saran 1. Demi tercapainya tujuan peradilan dalam penegakan hukum meskipun masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pengabdian dan pelayanan hukum kepada masyarakat namun hendaknya diharapkan anggota masyarakat memberikan kesempatan, kepercayaan dan dorongan kepada para pengabdi dan penegak hukum agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sewajarnya. 2. Para pengabdi/penegak hukum harus dapat membuktikan akan kemampuan dan keterampilan profesionalismenya dan dapat berkarya sebagaimana mestinya. 3. Peningkatan disiplin dalam pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan perlu lebih ditingkatkan guna terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang cepat sederhana dan biaya murah.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA A. Peraturan Perundang-undangan Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Amandemen Keempat. ________. Undang-Undang tentang Perkawinan. UU Nomor 1 Tahun 1974. LN No. 1 Tahun 1974. TLN No. 3019. ________. Undang-Undang tentang Mahkamah Agung. UU Nomor 3 Tahun 2009. LN No. 3 Tahun 2009. TLN No. 4958. ________. Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman. UU Nomor 48 Tahun 2009. LN No. 19 Tahun 2009. TLN No. 2958. ________. Undang-Undang tentang Peradilan Umum. UU Nomor 49 Tahun 2009. LN No. 158 Tahun 2009. TLN No. 5077. B. Buku Departemen Kehakiman R.I. Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970. Jakarta: Ditjenkumdang, 1984. Departemen Kehakiman R.I. Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarakat yang Kurang Mampu. Jakarta: Direktorat Jenderal Peradilan Umum dan Peradilan Tata-Usaha Negara, 1997. Gandasubrata, Purwoto S. Renungan Hukum. Jakarta: Ikahi, 1998.
  • 29. Mahkamah Agung R.I. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku I. Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia, 1993. Subekti, R. dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita, 2004. C. Lain-lain Mertokusumo, Sudikno. “Sejarah Peradilan dan Perundang-undangannya di Indonesia Sejak 1942 dan Apakah Kemanpaatannya Bagi Kita Bangsa Indonesia.” Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, 1971. Mahkamah Agung R.I. Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I. tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. Nomor KMA/009/SK/II/2004.
  • 30. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAKUAN DAFTAR HADIR KULIAH KERJA LAPANGAN NAMA : ANNISSA APRILIA FITRIANI NOMOR POKOK : 010108179 KONSENTRASI : HUKUM PEMERINTAHAN INSTANSI/LEMBAGA : PENGADILAN NEGERI BOGOR ALAMAT INSTANSI : JL. PENGADILAN NO. 10 – BOGOR PUKUL NO HARI/TANGGAL MATERI KKL PARAF Datang Pergi Perkenalan dengan Staf PN Bogor 1 Rabu, 6 April 2011 8:00 16:00 Penjelasan umum tentang PN Bogor Dasar hukum keberadaan 2 Kamis, 7 April 2011 8:00 16:00 PN Bogor Menyusun arsip gugatan Tugas & wewenang PN Bogor 3 Kamis, 14 April 2011 8:00 16:00 Menyusun arsip gugatan Susunan organisasi PN Bogor & 4 Jumat, 15 April 2011 8:00 16:00 Kepaniteraan Perdata Menyusun arsip gugatan Pelaksanaan tugas & fungsi Sub Kepaniteraan Perdata 5 Kamis, 26 Mei 2011 8:00 16:00 PN Bogor Menyusun arsip eksekusi
  • 31. Peranan PN Bogor terhadap 6 Jumat, 27 Mei 2011 8:00 16:00 masyarakat Menyusun arsip eksekusi Mempelajari wilayah hukum 7 Rabu, 8 Juni 2011 8:00 16:00 PN Bogor Menyusun arsip eksekusi UU yang berkaitan dengan 8 Kamis, 9 Juni 2011 8:00 16:00 PN Bogor Menyusun arsip eksekusi Mengetahui, Bogor, Juli 2011 Instansi/lembaga, Peserta KKL, Noverini, S.H. Annissa Aprilia Fitriani NIP.220000969
  • 32. STRUKTUR ORGANISASI KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI BOGOR PANITERA MUDA PERDATA STAF / BAGIAN KASIR MEJA KEDUA MEJA KETIGA STAF BAGIAN STAF BAGIAN STAF STAF PERKARA PERKARA BAGIAN BAGIAN PERMOHONAN GUGATAN BANDING KASASI / PK STAF