SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 40
CARA PEMBERIAN OBAT
Anggota Kelompok:
• Aprillia Indah F.
• Ariani Intan P.
• Eka Oktaverah M.
• Ismi Puji A.
• Lilis Sriyani N.
• Yunita Dian P.
• Yunita Laila A.
1. ORAL
• Merupakan cara pemberian obat melalui
mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek
terapi dari jenis obat.
• Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara
oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul
atau puyer.
Cont.peroral
Cara pemberian obat :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat
pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
• Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau
kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang
dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.
Cont. cara pemberian obat peroral...
• Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan
tablet dalam bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
• Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum
pemberian obat yang membutuhkan
pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian,
dan evaluasi respon terhadap obat dengan
mencatat hasil pemberian obat.
6. Cuci tangan.
Keuntungan Per Oral
• Mudah
• Murah
• Aman
• nyaman bagi pasien
• Untuk membantu absorbsi, maka pemberian
obat per oral dapat disertai dengan
pemberian air putih.
Kekurangan Per Oral
• aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak
dapat dipakai pada keadaan gawat (30 sampai
dengan 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek
puncaknya dicapai setelah 1 sampai 1,5 jam.)
• Rasa dan bau obat yang tidak enak sering
menganggu pasien
• Cara per oral tidak dapat dipakai pada pasien
yang mengalami mual- mual, muntah, semi
koma, pasien yang akan menjalani pengisapan
cairan lambung serta pada pasien yang
mempunyai gangguan menelan.
2. SUBLINGUAL
• Obat diberikan pada pasien secara sublingual
yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah
lidah.
• Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun
seorang bidan harus mampu melakukannya.
• Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah
nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang
mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah.
• Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang
mengalami nyeri dada akibat angina pectoris.
(Rodman dan Smith, 1979).
Cont.sublingual...
• Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat
karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif
oleh adanya proses kimiawi dengan cairan
lambung.
• Untuk mencegah obat tidak di telan, maka
pasien diberitahu untuk membiarkan obat
tetap di bawah lidah sampai obat menjadi
hancur dan terserap.
Keuntungan Sublingual :
1. Obat cepat, tidak diperlukan kemampuan
menelan
2. Kerusakan obat di saluran cerna dan
metabolisme di dinding usus dan hati dapat
dihindari( tidak lewat vena aorta)
Kekurangan Sublingual :
1. Absorbsi tidak adekuat
2. Kepatuhan pasien kurang
3. Membutuhkan kontrol agar pasien tidak
menelan
3. PER REKTAL
• Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan
sistemik.
• Tindakan pengobatan ini disebut pemberian
obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan
lunak pada daerah feses dan merangsang
buang air besar.
Cara pemberian obat per rektal :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian
masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus,
sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal
kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada
bayi atau anak.
Cont. Cara pemberian obat per rektal :
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan
daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke
dalam bengkok.
10.Cuci tangan.
11.Catat obat, jumlah dosis, dan cara
pemberian.
Kelebihan per rektal :
• Dapat dipakai jika pasien tidak bisa per-oral
• Dapat mencegah “first –pass –metabolism
• Pilihan terbaik pada anak-anak
Kekurangan per rektal
• Absorbsi tidak adekuat
• Banyak pasien tidak nyaman / risih per-rektal
4. Per Vagina
• Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui vagina, yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks.
• Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
suppositoria yang digunakan untuk mengobati
infeksi lokal.
Cont. Pervagina
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas.
7. Korentang dalam tempatnya.
Prosedur Kerja Pervagina:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain
kasa.
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas
sublimat.
6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal
recumbert.
Prosedur Kerja Pervagina:
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka
pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan
masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal
posterior sampai 7,5-10 cm.
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium
dan labia dengan tisu.
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10
menit agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
Kelebihan pervaginam
• Obat cepat bereaksi
• Efek yang ditimbulkan bersifat lokal
Kekurangan pervaginam
• Dapat membangkitkan rasa malu
• Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap
wanita lansia
• Setiap rabas yang keluar memungkinkan
berbau busuk
5. INHALASI
• Merupakan pemberian obat ke dalam saluran
napas dengan cara inhalasi.
• Terapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai
suatu pengobatan yang ditujukan untuk
mengembalikan perubahan-perubahan
patofisiologi pertukaran gas sistem
kardiopulmoner ke arah yang normal, seperti
dengan menggunakan respirator atau alat
penghasil aerosol.
Kelebihan inhalasi
• absorpsi terjadi secara cepat karena
permukaan absorpsinya luas
• terapi inhalasi dapat menghantarkan obat
langsung ke paru-paru untuk segera bekerja
• efek samping dapat dikurangi
• jumlah obat yang perlu diberikan adalah lebih
sedikit dibanding cara pemberian lainnya.
Kekurangan inhalasi
• diperlukan alat dan
metoda khusus yang
agak sulit dikerjakan
• sukar mengatur dosis
• obatnya sering
mengiritasi epitel
paru
6. EMPLASTRUM
• Meruakan hasil proses penyabunan dari asam
lemak dgn logam berat
• Emplastrum sebagai obat luar
• Konsistensi mudah melekat pada kulit,
biasanya dilapisi dengan kain
• Contoh : Collemplastrum (emplastrum yang
dioleskan pada kain disebut collemplastrum =
plester)
Cont. emplastrum
Macam colemplatrum :
1. Collemplastrum ad clavos : mengandung
acidum salisylicum sebagai keratolitik (
2. Collemplastrum zinci oxydi : mengandung
zinci oksidum sebagai antiseptik (leucoplast)
3. Collemplastrum yang mengandung methylis
salicylat atau oleoresin de capsicum sebagai
mialgia (mengurangi nyeri otot)
Kegunaan emplastrum :
1. Memberikan proteksi dari benturan
mekanis pada kulit
2. Mengakibatkan obat berkontak erat dengan
kulit yang diobati, tidak gampang meleleh
sehingga efek lokal lebih intensif
7. Urethral
• Urethral Suppositoria (bacilla,
bougies) digunakan lewat urethra, bentuk
batang panjang antara 7 cm - 14 cm.
• Merupakan salah satu jenis dari suppositoria
• Contoh : Trans Urethral Resection Of The
Prostate (TURP) pada hiperplasia prostat
8. IMPLAN
• Implant merupakan satu unit sistim
penghantaran obat yang dibuat untuk
menghantarkan obat dengan kecepatan
tertentu, dengan periode waktu yang
diperpanjang, seperti pada injeksi, okular,
maupun subkutan.
Implant dapat berbentuk antara lain :
§ Polymer : biodegradabel atau non-
biodegradabel dengan berbagai bentuk
(batang, silinder, cincin, film dll ), ukuran dan
mekanisme pelepasan obat.
§ Mini-pumps : dimana diberikan energi oleh
mekanisme osmosa atau mekanik.
Keuntungan implant :
1. Kenyamanan (Convenience), terapi dengan implant,
pasien mendapat pengobatan diluar rumah sakit
dengan pengawasan yang minimal.
2. Kepatuhan (Compliance), beberapa sistim implant
obat diisi lagi secara periodik, tapi faktor pasien
sangat kecil pada pengobatan ini.
3. Baik untuk pelepasan obat terkontrol.
4. Memaksimalkan penghantaran obat
5. Fleksibilitas , sistim ini mempunyai banyak
fleksibilitas, dalam hal pemilihan bahan, metode
pembuatan, kadar obat, dan kecepatan pelepasan
obat.
Kerugian implan :
1. Invasif , diperlukan prosedur bedah minor atau mayor
untuk memulai terapi.
2. Pemberhentian obat, implant polimer non-biodegradabel
dan pompa osmotik harus dikeluarkan/diangkat pada
akhir pengobatan.
3. Bahaya rusaknya alat, dapat menyebabkan kegagalan
terapi
4. Terbatasnya obat-obatan poten, ukuran implant yang kecil
dalam rangka kenyamanan pasien, menyebabkan hanya
obat-obat poten seperti hormon yang cocok untuk dibuat
implant.
5. Biokompatibel, reaksi tubuh terhadap benda asing yang
masuk dan kemanan implant.
9. Buccal
• dilakukan dengan menempatkan obat padat di
membran mukosa pipi sampai obat larut.
• Klien harus diajarkan untuk menempatkan
dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan
kiri supaya mukosa tidak iritasi, diperingatkan
untuk tidak mengunyah atau menelan obat
atau minum air bersama obat.
Kelebihan buccal :
• onset cepat,
• mencegah “first-pass effect”
• tidak diperlukan kemampuan menelan
Kekurangan buccal
• absorbsi tidak adekuat,
• kepatuhan pasien kurang (compliance),
• mencegah pasien menelan
10. Intravena
• Tidak mengalami tahap absorpsi.
• Obat langsung dimasukkan ke pembuluh
darah sehingga kadar obat di dalam darah
diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat
disesuaikan langsung dengan respons
penderita.
Kelebihan IV :
• cepat mencapai konsentrasi,
• dosis tepat,
• mudah menitrasi dosis
Kekurangan IV :
• obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik
kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi.
• Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi
alergi akan lebih terjadi.
• Pemberian intravena (iv) harus dilakukan
perlahan-lahan sambil mengawasi respons
penderita.
• konsentrasi awal tinggi toksik, invasive resiko
infeksi,
• memerlukan keahlian.
Pertanyaan :
• Alifa
1. First pass effect dan First pass metabolism adalah?
jawab : First pass effect = First pass metabolism ,
adalah keadaan dimana beberapa obat yang dapat
diambil oleh hati secara efisien dan dimetabolisme
secara cepat.
2. Perbedaan efek obat pervaginam dan rektal?
jawab : Perektal tidak bisa digunakan secara
pervaginam, tapi pervaginam bisa juga untuk perektal.
Misoprostol bisa dipakai perektal dan pervaginam.
Perektal untuk maag, Pervaginam untuk merangsang
kontraksi.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamurfikri asyura
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 

La actualidad más candente (20)

Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 

Destacado

pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanindah puspa pratiwi
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalTrie Marcory
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatW Theresia
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatSTIKES GRAHA MEDIKA
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Nurul Wulandari
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Shelfi Steiv
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatvQhy
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatRetno Wulan
 
Kimia obat sintetik mitaxantrone
Kimia obat sintetik mitaxantroneKimia obat sintetik mitaxantrone
Kimia obat sintetik mitaxantronenoviana anjar
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasDilla Novita
 
52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasarWong Polos
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat4nakmans4
 

Destacado (20)

pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 
Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Leaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obatLeaflet cara pemberian obat
Leaflet cara pemberian obat
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 
Cara menghitung dosis
Cara menghitung dosisCara menghitung dosis
Cara menghitung dosis
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian Obat
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Kimia obat sintetik mitaxantrone
Kimia obat sintetik mitaxantroneKimia obat sintetik mitaxantrone
Kimia obat sintetik mitaxantrone
 
pengertian-obat-bebas
pengertian-obat-bebaspengertian-obat-bebas
pengertian-obat-bebas
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
 
52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar
 
perhitungan dosis obat
perhitungan dosis obatperhitungan dosis obat
perhitungan dosis obat
 

Similar a Farmakologi cara pemberian obat

Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1dimas_aria
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasiaulia rahmah
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 

Similar a Farmakologi cara pemberian obat (20)

Prosedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.pptProsedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.ppt
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1Idk vi bu ifana pengobatan1
Idk vi bu ifana pengobatan1
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Oralpemberian obat melalui
Oralpemberian obat melaluiOralpemberian obat melalui
Oralpemberian obat melalui
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 

Más de Aprillia Indah Fajarwati

Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamil
Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamilLeaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamil
Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamilAprillia Indah Fajarwati
 
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatPencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatAprillia Indah Fajarwati
 
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluargaAsuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluargaAprillia Indah Fajarwati
 
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotika
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotikaJenis jenis narkotika menurut undang undang narkotika
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotikaAprillia Indah Fajarwati
 

Más de Aprillia Indah Fajarwati (20)

Leaflet teknik menyusui yang benar
Leaflet teknik menyusui yang benarLeaflet teknik menyusui yang benar
Leaflet teknik menyusui yang benar
 
Leaflet gizi ibu menyusui
Leaflet gizi ibu menyusuiLeaflet gizi ibu menyusui
Leaflet gizi ibu menyusui
 
Leaflet senam hamil
Leaflet senam hamilLeaflet senam hamil
Leaflet senam hamil
 
Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamil
Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamilLeaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamil
Leaflet vitamin dan mineral untuk ibu hamil
 
Cara efektif dalam belajar
Cara efektif dalam belajarCara efektif dalam belajar
Cara efektif dalam belajar
 
Kenalan yuk, dengan kampus putih! ^^
Kenalan yuk, dengan kampus putih! ^^Kenalan yuk, dengan kampus putih! ^^
Kenalan yuk, dengan kampus putih! ^^
 
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANANMUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
 
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakatPencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
 
paradigma sehat
 paradigma sehat paradigma sehat
paradigma sehat
 
Tumbuh kembang janin trimester 1
Tumbuh kembang janin trimester 1Tumbuh kembang janin trimester 1
Tumbuh kembang janin trimester 1
 
Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntikKontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluargaAsuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga
Asuhan kebidanan pada balita dalam konteks keluarga
 
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotika
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotikaJenis jenis narkotika menurut undang undang narkotika
Jenis jenis narkotika menurut undang undang narkotika
 
Farmakologi kasus Pre eklamsi berat
Farmakologi kasus Pre eklamsi beratFarmakologi kasus Pre eklamsi berat
Farmakologi kasus Pre eklamsi berat
 
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana mencegah dbd
 
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resepNacl, ngt, ameprozol, kasus resep
Nacl, ngt, ameprozol, kasus resep
 
penggunaan huruf kapital
penggunaan huruf kapitalpenggunaan huruf kapital
penggunaan huruf kapital
 
kemampuan dalam kewirausahaan
 kemampuan dalam kewirausahaan kemampuan dalam kewirausahaan
kemampuan dalam kewirausahaan
 
Mutu_Standar Pelayanan Antenatal
Mutu_Standar Pelayanan AntenatalMutu_Standar Pelayanan Antenatal
Mutu_Standar Pelayanan Antenatal
 

Último

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfKamboja16
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 

Último (20)

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdfMateri Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan(1).pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 

Farmakologi cara pemberian obat

  • 2. Anggota Kelompok: • Aprillia Indah F. • Ariani Intan P. • Eka Oktaverah M. • Ismi Puji A. • Lilis Sriyani N. • Yunita Dian P. • Yunita Laila A.
  • 3. 1. ORAL • Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. • Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer.
  • 4. Cont.peroral Cara pemberian obat : 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat. 4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara: • Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
  • 5. Cont. cara pemberian obat peroral... • Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman. • Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian. 5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat. 6. Cuci tangan.
  • 6. Keuntungan Per Oral • Mudah • Murah • Aman • nyaman bagi pasien • Untuk membantu absorbsi, maka pemberian obat per oral dapat disertai dengan pemberian air putih.
  • 7. Kekurangan Per Oral • aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat (30 sampai dengan 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai 1,5 jam.) • Rasa dan bau obat yang tidak enak sering menganggu pasien • Cara per oral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual- mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.
  • 8. 2. SUBLINGUAL • Obat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. • Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun seorang bidan harus mampu melakukannya. • Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. • Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. (Rodman dan Smith, 1979).
  • 9. Cont.sublingual... • Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. • Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap.
  • 10. Keuntungan Sublingual : 1. Obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan 2. Kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari( tidak lewat vena aorta)
  • 11. Kekurangan Sublingual : 1. Absorbsi tidak adekuat 2. Kepatuhan pasien kurang 3. Membutuhkan kontrol agar pasien tidak menelan
  • 12. 3. PER REKTAL • Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. • Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
  • 13. Cara pemberian obat per rektal : 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. 5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin. 6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
  • 14. Cont. Cara pemberian obat per rektal : 7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu. 8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit. 9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok. 10.Cuci tangan. 11.Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
  • 15. Kelebihan per rektal : • Dapat dipakai jika pasien tidak bisa per-oral • Dapat mencegah “first –pass –metabolism • Pilihan terbaik pada anak-anak
  • 16. Kekurangan per rektal • Absorbsi tidak adekuat • Banyak pasien tidak nyaman / risih per-rektal
  • 17. 4. Per Vagina • Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. • Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
  • 18. Cont. Pervagina Alat dan Bahan: 1. Obat dalam tempatnya. 2. Sarung tangan. 3. Kain kasa. 4. Kertas tisu. 5. Kapas sublimat dalam tempatnya. 6. Pengalas. 7. Korentang dalam tempatnya.
  • 19. Prosedur Kerja Pervagina: 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. 5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat. 6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
  • 20. Prosedur Kerja Pervagina: 7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat. 8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm. 9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu. 10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi. 11. Cuci tangan. 12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
  • 21. Kelebihan pervaginam • Obat cepat bereaksi • Efek yang ditimbulkan bersifat lokal
  • 22. Kekurangan pervaginam • Dapat membangkitkan rasa malu • Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia • Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk
  • 23. 5. INHALASI • Merupakan pemberian obat ke dalam saluran napas dengan cara inhalasi. • Terapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan patofisiologi pertukaran gas sistem kardiopulmoner ke arah yang normal, seperti dengan menggunakan respirator atau alat penghasil aerosol.
  • 24. Kelebihan inhalasi • absorpsi terjadi secara cepat karena permukaan absorpsinya luas • terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera bekerja • efek samping dapat dikurangi • jumlah obat yang perlu diberikan adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya.
  • 25. Kekurangan inhalasi • diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan • sukar mengatur dosis • obatnya sering mengiritasi epitel paru
  • 26. 6. EMPLASTRUM • Meruakan hasil proses penyabunan dari asam lemak dgn logam berat • Emplastrum sebagai obat luar • Konsistensi mudah melekat pada kulit, biasanya dilapisi dengan kain • Contoh : Collemplastrum (emplastrum yang dioleskan pada kain disebut collemplastrum = plester)
  • 27. Cont. emplastrum Macam colemplatrum : 1. Collemplastrum ad clavos : mengandung acidum salisylicum sebagai keratolitik ( 2. Collemplastrum zinci oxydi : mengandung zinci oksidum sebagai antiseptik (leucoplast) 3. Collemplastrum yang mengandung methylis salicylat atau oleoresin de capsicum sebagai mialgia (mengurangi nyeri otot)
  • 28. Kegunaan emplastrum : 1. Memberikan proteksi dari benturan mekanis pada kulit 2. Mengakibatkan obat berkontak erat dengan kulit yang diobati, tidak gampang meleleh sehingga efek lokal lebih intensif
  • 29. 7. Urethral • Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang panjang antara 7 cm - 14 cm. • Merupakan salah satu jenis dari suppositoria • Contoh : Trans Urethral Resection Of The Prostate (TURP) pada hiperplasia prostat
  • 30. 8. IMPLAN • Implant merupakan satu unit sistim penghantaran obat yang dibuat untuk menghantarkan obat dengan kecepatan tertentu, dengan periode waktu yang diperpanjang, seperti pada injeksi, okular, maupun subkutan.
  • 31. Implant dapat berbentuk antara lain : § Polymer : biodegradabel atau non- biodegradabel dengan berbagai bentuk (batang, silinder, cincin, film dll ), ukuran dan mekanisme pelepasan obat. § Mini-pumps : dimana diberikan energi oleh mekanisme osmosa atau mekanik.
  • 32. Keuntungan implant : 1. Kenyamanan (Convenience), terapi dengan implant, pasien mendapat pengobatan diluar rumah sakit dengan pengawasan yang minimal. 2. Kepatuhan (Compliance), beberapa sistim implant obat diisi lagi secara periodik, tapi faktor pasien sangat kecil pada pengobatan ini. 3. Baik untuk pelepasan obat terkontrol. 4. Memaksimalkan penghantaran obat 5. Fleksibilitas , sistim ini mempunyai banyak fleksibilitas, dalam hal pemilihan bahan, metode pembuatan, kadar obat, dan kecepatan pelepasan obat.
  • 33. Kerugian implan : 1. Invasif , diperlukan prosedur bedah minor atau mayor untuk memulai terapi. 2. Pemberhentian obat, implant polimer non-biodegradabel dan pompa osmotik harus dikeluarkan/diangkat pada akhir pengobatan. 3. Bahaya rusaknya alat, dapat menyebabkan kegagalan terapi 4. Terbatasnya obat-obatan poten, ukuran implant yang kecil dalam rangka kenyamanan pasien, menyebabkan hanya obat-obat poten seperti hormon yang cocok untuk dibuat implant. 5. Biokompatibel, reaksi tubuh terhadap benda asing yang masuk dan kemanan implant.
  • 34. 9. Buccal • dilakukan dengan menempatkan obat padat di membran mukosa pipi sampai obat larut. • Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi, diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.
  • 35. Kelebihan buccal : • onset cepat, • mencegah “first-pass effect” • tidak diperlukan kemampuan menelan
  • 36. Kekurangan buccal • absorbsi tidak adekuat, • kepatuhan pasien kurang (compliance), • mencegah pasien menelan
  • 37. 10. Intravena • Tidak mengalami tahap absorpsi. • Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.
  • 38. Kelebihan IV : • cepat mencapai konsentrasi, • dosis tepat, • mudah menitrasi dosis
  • 39. Kekurangan IV : • obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi. • Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. • Pemberian intravena (iv) harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons penderita. • konsentrasi awal tinggi toksik, invasive resiko infeksi, • memerlukan keahlian.
  • 40. Pertanyaan : • Alifa 1. First pass effect dan First pass metabolism adalah? jawab : First pass effect = First pass metabolism , adalah keadaan dimana beberapa obat yang dapat diambil oleh hati secara efisien dan dimetabolisme secara cepat. 2. Perbedaan efek obat pervaginam dan rektal? jawab : Perektal tidak bisa digunakan secara pervaginam, tapi pervaginam bisa juga untuk perektal. Misoprostol bisa dipakai perektal dan pervaginam. Perektal untuk maag, Pervaginam untuk merangsang kontraksi.