SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
TEORI-TEORI KONSELING
Yogi Ardiani
PG-PAUD
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2012
Teori-teori Konseling
Konseling Psikoanalisis
Konseling Berpusat pada
Person
Konseling Emotif Behavior
Konseling Behavioral
Konseling Realitas
Yogi Ardiani 2012
I. KONSELING PSIKOANALISIS
• Peletak dasar teori psikioanalisis adalah
Sigmund Sholmo Freud
• dasar teori ini : “ Kekuatan terbesar manusia
berada pada alam bawah sadar atau alam
ketidaksadarannya.”
• Alam bawah sadar diprediksi menyimpan
energi yang sangat kuat dalam mempengaruhi
perilaku manusia.
Yogi Ardiani 2012
Banyak teori kepribadian yang dikembangkan
oleh Freud diantaranya:
a. Teori Topografi
b. Teori Struktural
c. Teori Genetik
d. Teori Dinamika
Yogi Ardiani 2012
a. Teori Topografi
merupakan bagian dari psikoanalisis yang
menjelaskan tentang diri manusia yang terdiri dari
alam sadar, prasadar dan alam bawah sadar.
alam sadar  bagian dari kepribadian manusia yang
dapat menyadari dan merasakan sesuatu dalam
dirinya
alam prasadar bagian dari diri manusia yang
menyimpan ide , gagasan dan perasaan. Fungsinya
adalah mengantarkan ide, gagasan, dan perasaan
menujualam sadar ketika seseorang berusaha
mengingatnya dan menyadarinya.
alam bawah sadar  berfungsi menyimpan ide,
gagasan dan perasaan yang sudah tidak bisa
disadarinya lagi dan akan mengendap sehingga
secara tanpa sadar hampir semua perilaku manusia
dipengaruhi oleh alam bawah sadarnya.
Yogi Ardiani 2012
b. Teori Struktural
adalah susunan kepribadian manusia yang terdiri dari
ied, ego dan superego
ied subsistem kepribadian yang asli yang dimiliki
oleh individu sejak lahir, bersifat primitif asli bawaan
yang cenderung pada hereditas keturunan. Prinsip
kerjanya yaitu mencari kesenangan dan selalu
berupaya menghindari sakit atau ketidaknyamanan.
Ego diperoleh dari belajar dan interaksi lingkungan.
Terbentuk dari oranng tua, lingkungan dan budaya.
Superego dikembangkan dari tatanan sosial dan
nilai-nilai luhur sebuah kebudayaan. Benar-benar
murni dari bentukan lingkungan, sosial dan budaya
yang menyelimutinya.
Yogi Ardiani 2012
Lanjutan . . .
Tingkah laku manusia selalu berkaitan dengan
subsistem struktur kepribadian tersebut (ied,
ego dan superego) dan semuanya bersinergi.
Jadi, fenomena atau gejala yang tampak
dalam perilaku manusia hanya penampakan
saja, sementara kondisi internal seseorang
tidak dapat diketahui secara pasti.
Yogi Ardiani 2012
c. Teori Genetik
adalah teori yang menjelaskan tentang asal-
usul dan perkembangan psikis. Dalam teori ini
perkembangan berjalan dalam beberapa fase.
Oral Anal Falik Laten Genital
Yogi Ardiani 2012
1. Fase Oral
 terjadi sejak lahir hingga tahun pertama
 anak berkembang dengan mengandalkan erotik
melalui indra perasa, yakni mulut sehingga anak
perlu mendapatkan asupan ASI dan kasih sayang
yang cukup
2. Fase Anal
 mulai dari akhir tahun pertama hingga akhir
tahun ke-3
 perkembangan kepribadian anak berpusat pada
anusnya
 Perlu membiasakan anak untuk buang air di
toilet (menanamkan nilai moral dan disiplin)
Yogi Ardiani 2012
3. Fase Falik
Usia 4-5 tahun
memiliki pusat kenikmatan pada alat
kemaluannya
Mengenal alat kemaluannya sendiri, sehingga
seringkali sudah tidak mau dimandikan oleh
orang tuanya.
Mulai mengenal standar moral melalui perasaan
malu
Sudah bisa membedakan teman laki-laki dan
perempuan
Freud menganjurkan agar anak selalu
mendapatkan dari kedua orang tuanya
Yogi Ardiani 2012
4. Fase Genital
Berlangsung selama masa pubertas atau usia
jelang remaja (5-7 tahun)
Mulai tertarik pada lawan jenis , bermain
kelompok, bersosialisasi.
Kegagalan dalam fase ini akan berakibat pada
gangguan sosialnya seperti suka menyendiri,
melamun, cenderung egois
Yogi Ardiani 2012
d. Teori Dinamika
Adalah perkembangan perilaku yang didasari
oleh insting untuk mempertahankan hidup.
Dikendalikan oleh beberapa faktor: moral, kode
etik, aturan sosial
Setiap manusia mempunyai keinginan dan
kebutuhan serta ingin mewujudkannya (bila
tidak terwujud menimbulkan kecemasan).
Kecemasan realitas ketakutan menghadapi
realitas disekitarnya
Kecemasan neurotik khawatir karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
Kecemasan moral timbul dari rasa bersalah
dan sanksi moral atau nilai-nilai universal dalam
hati nurani
Yogi Ardiani 2012
BAGAIMANA MELAWAN KECEMASAN?
Menurut Freud:
Distorsi : melakukan penyanggahan terhadap
kenyataan hidup, contoh anak tidak mau
mengakui kegagalan walaupun tidak naik kelas
Proyeksi: menyalahkan orang lain atas kesalahan
sendiri. Contoh anak menyalahkan teman karena
mainannya rusak, padahal mainan itu dirusaknya
Regresi: melampiaskan kekecewaan pada hal lain
diluar permasalahan. Contoh, anak yang kurang
mendapat perhatian dari orang tuanya,
melampiaskan kekecewaan dengan membolos
sekolah, merokok dll yang cenderung negatif
Yogi Ardiani 2012
Cara . . . (I)
 Rasionalisasi : mencari alasan atau dalih, sehingga
orang lain dapat membenarkan kesalahan yang
dilakukannya. Contoh, ketika anak bermain secara
kelompok dan sengaja mendorong temannya hingga
jatuh, dia beralasan karena berdesak-desakkan.
 Sublimasi : mengganti dorongan-dorongan yang tidak
bisa diterima menjadi dorongan-dorongan yang bisa
diterima secara sosial. Contoh, anak yang mencuri
mainan teman, kemudian meminjami mainan
curiannya kepada teman tersebut atau dalam dunia
remaja perasaan jatuh cinta dialihkan menjadi rasa
persahabatan saja
 Salah sasaran: menggantikan perasaan bermusuhan
dari sumber aslinya kepada orang lain yang tidak ada
kaitannya. Contoh, anak yang di marahi orang tuanya di
rumah kemudian marah-marah di sekolah
Yogi Ardiani 2012
Cara . . . (II)
Identifikasi : dengan menambahkan rasa harga
diri. Contoh, menyamakan diri dengan orang lain
yang mempunyai nama atau jabatan
Kompensasi : menutupi kelemahan atau
liburandengan menunjukkan kelebihan di bidang
lain secara berlebihan. Contoh, anak yang tidak
mampu bersaing secara akademik kemudian
menunjukkan kekuatan ototnya dengan
mengajak berkelahi atau membuat geng dalam
kelasnya.
Yogi Ardiani 2012
A. Hakikat manusia
1. Perilaku pada masa dewasa berakar pada
pengalaman masa kanak-kanak
2. Sebagian perilaku terintegrasi melalui psoses
mental yang tidak disadari atau bersumber dari
alam prasadar dan bawah sadar
3. Secara alamiah, setiap manusia memiliki
kecenderungan yang dibawa sejak lahir , yakni
fitrah untukmempertahankan diri melalui
dorongan libido dan agresivitasnya
4. Secara umum, semua orang pasti menolak
kegagalan sekaligus mencari keberhasilan
5. Kegagalan dalam pemenuhan terhadap kebutuhan
seksual mengarah pada perilaku neurosis
Yogi Ardiani 2012
Hakikat. . .
6. Pembentukan sympton tidak lain adalah defensif
7. Pengalaman tertentu hanya dapat dipahami dengan
pengalaman secara keseluruhan.
8. Pengalaman di masa anak-anak berpengaruh besar
terhadap perilaku di masa dewasa dan akan diulang-
ulang dalam transfersi selama proses terapi.
Yogi Ardiani 2012
B. Perilaku Bermasalah
Freud memandang perilaku bermasalah pada manusia
terdiri dari dua macam:
a) Dinamika yang tidak efektif antara ied, ego dan
superego
ditandai oleh ketidak berdayaan ego dalam
mengendalikan keiginan dan moral karena ego selalu
mengikuti keinginan dengan mengabaikan moral atau
memperhatikan moral tanpa memperhatikan keinginan.
b) Diperoleh melalui proses belajar sejak kecil
pengalaman manusia pada masa kecil mempengaruhi
perilaku di mas dewasa. Contoh, anak yang dididik
dengan keras dan kasar, maka anak akan menjadi
sangat kasar, keras, kaku dan otoriter.
Yogi Ardiani 2012
C. Tujuan Konseling Psikoanalisis
Dalam perspektif psikoanalasis , tujuannya adalah
agar klien atau pasien mengetahui ego dan
mengetahuinya secara kuat.
Pada konseling Freud, akan menempatkan ego
pada posisi yang benar ( sebagai pihak yang
mempunyai kekuatan untuk memilih hal yang
benar secara rasional, sekaligus menjadi
mediator antara ied dan superego ( Cottone,
1992)
Sehingga tujuan konseling psikoanalisis lebih
bersifat reedukatif terhadap ego.
Yogi Ardiani 2012
D. Tahapan Konseling & Teknik Spesifik
Psikoanalisis
Menurut Arlow, konseling dengan model spesifik
psikoanalisis dilakukan dengan 4 tahap, yaitu:
pembukaan, pengembangan transfersi, bekerja melalui
transfersi dan pemecahan transfersi (Latipun, 2006)
a. Pembukaan
 adalah awalan wawancara antara klien dan konselor
sampai keduanya menemukan masalah yang
dihadapi
 Klien akan banyak mengeksplorasi konflik-konflik
psikis yang dirasakan, konselor merekan dan
mempelajari konflik dalam alam bawah sadar klien.
 Pada akhirnya klien menyimpulkan posisinya dan
konselor menetapkan tahap berikutnya.
Yogi Ardiani 2012
Tahapan . . .
b. Pengembangan Transfersi
 adalah inti konseling psikoanalisis
 pada tahap ini, klien telah dibuat konselor mampu menunjukkan
permasalahan yang disebabkan oleh pengalaman masa lalunya.
c. Bekerja melalui Transfersi
 Konselor akan terus mendalami permasalah yang dihadapi dan
mengkaji alternatif-alternatif pemecahannya
 Tahap ini lebih klien
d. Pemecahan Transfersterfokus pada berlangsungnya transfersi dan
dinamika kepribadian i
 Puncak Konseling Psikoanalisis
 Tujuan konseling akan ditemukan ( pemecahan perilaku neuritik
klien yang ditunjukkan pada konselor)
 Perlahan konselor mulai menjalin hubungan yang hangat untuk
membangkitkan rasa percaya diri klien sekaligus mengurangi
ketergantungan terhadap konselor
 Knseling dapat diakhiri agar tidak terjadi perlawanan dari klien, jika
tidak dapat diakhiri, maka konselor dapat melakukan transfersi
sehingga klien dapat mencapai otonomi diri secara penuh.
Yogi Ardiani 2012
Teknik Spesifik Psikoanalisis :
a. Asosiasi bebas, adalah teknik yang memberikan
kebebasan kepada klien untuk mengungkapkan
semua perasaan dan pikirannya yang pernah
terlintas dalam diri klien. Mempermudah
konselor dalam memahami dinamika psikologis
klien.
b. Interpretasi mimpi, adalah teknik terapi di mana
klien secara bebas mengemukakan semua
mimpinya selama mengalami permasalahan dan
konselor menafsirkannya. Konselor meyakini
bahwa mimpi adalah ekspresi seluruh
kebutuhan, dorongan dan keinginan yang tidak
disadari
Yogi Ardiani 2012
Teknik . . .
c. Analisis transfersi, transfersi sendiri adalah
bentuk pengalihan semua pengalaman kepada
konselor saat proses konseling berlangsung.
Sedangkan analisis transfersi merupakan
pencarian konselor terhadap pengalaman masa
lalu klien yang menyebabkan timbulnya masalah
d. Analisis resistensi, resistensi adalah tindakan dan
sikap untuk menolak berlangsungnya terapi. Hal
itu merupakan bentuk mempertahankan diri dari
klien, sedangkan untuk konselor merupakan
umpan dalam mengetahui alasan kliennya
melakukan demikian
Yogi Ardiani 2012
II. KONSELING BERPUSAT PADA
PERSON
• Pertama kali dikembangkan oleh Carl Person Rogers
(penganut paham humanistik)
• Pada tahun 1940, Roger menyebut teorinya ini dengan
nondirective counseling atau directive counseling
• Pada mulanya teori ini hanya sebagai reaksi atas
dominasi konselor terhadap klien, sehingga tahun 1951
teori diubah namanya menjadi client centered
counseling
• Tahun 1957, Roger mengembangkan teori konselingnya
dan mengubahnya kagi dengan nama person centered
atau konseling yang berpusat pada person
Yogi Ardiani 2012
A. Teori Kepribadian
Rogers berpendapat, ada tiga unsur utama dalam
hubungannya dengan kepribadian, yaitu self, medan
fenomenal dan organisme
1. Self persepsi dan nilai-nilai individu tentang hal-
hal yang berhubungan dengan diri sendiri
2. Medan fenomenal keseluruhan pengalaman
seseorang yang diterima, baik disadari maupun
tidak
3. Organismekeseluruhan totalitas individu yang
meliputi pemikiran, perilaku dan kondisi fisik
Sehingga kepribadian merupakan hasil dari sinergi atau
interaksi yang berlangsung secara terus menerus
antara self, medan fenomenal, dan organisme
Yogi Ardiani 2012
Konsep mengenai dinamika kepribadian ( sinergi
self, medan fenomenal dan organisme)
1. Aktualisasi diri, setiap organisme manusia
adalah unik dan mempunyai kemampuan untuk
mengarahkan, mengatur, mengendalikan diri,
dan melejitkan potensinya yang sifatnya terarah,
konstruktif dan inheren sejak dilahirkan. Contoh
kencendurungan anak yang mampu menolak
hal-hal buruk yang tidak disukainya dan
menerima hal-hal baik yang disukainya.
2. Penghargaan positif, telah disebutkan bahwa
salah satu unsur kepribadian adalah self, self
akan berkembang dengan baik bila lingkungan
sosial dapat memberikan penghargaan yang
positif sehingga seseorang juga dapat menerima
dirinya sebagai individu yang positif pula.
Yogi Ardiani 2012
Konsep . . .
3. Totalitas personal, hal ini terjadi pada orang yang
mencapai penyesuaian psikologis, yaitu orang yang
terpenuhi kebutuhan dasar berupa penghargaan
positif tanpa syarat (kongruensi) yang memadukan
self dengan pengalaman positif. Totalitas ini akan
terlihat pada sikapnya seperti terbuka terhadap
pengalaman, percaya diri, bebas berekspresi atas
perasaannya sendiri.
Yogi Ardiani 2012
B. Hakikat Manusia
1. Manusia mempunyai sifat alamiah untuk beraktualisasi
diri sesuai dengan arahan organismenya
2. Sebagian besar perilaku manusia dipengaruhi oleh
persepsinya tentang medan fenomenal yang bersifat
subyektif
3. Semua individu pada dasarnya adalah terhormat,
bermartabat, serta memiliki nilai-nilai positif yang
dijunjung tinggi sebagai barometer kebaikan bagi dirinya
4. Secara ilmiah, manusia adalah baik, dapat dipercaya,
konstruktif dan tidak mungkin merusak dirinya
Rogers tampak sekali menolak konsep manusia Freud yang
cenderung tanpa sadar, irrasionaldan destruktif. Namun
keduanya mempunyai cara pandang tersendiri dan
didukung oleh data-data ilmiah yang sama-sama kuat
Yogi Ardiani 2012
C. Perilaku Bermasalah
Perilaku yang bermasalah adalah perilaku yang tidak
kongruen (serasi) antara self dengan
pengalamannyaserta tidak mendapat penghargaan
positif, sehingga menjadi cemas, kemudian melakukan
pertahanan diri dengan tensi yang sangat tinggi
Yogi Ardiani 2012
D. Tujuan Konseling Berpusat pada Person
Tujuan konseling berpusat pada person adalah tercapainya
pribadi yang seimbang karena dapat memfungsikan seluruh
potensinya untuk beraktualisasi secara total (disebut
dengan fully function person)
Menurut Sahakian (1976) konsep fully function person
sebagai berikut
1. Klien akan terbuka terhadap pengalamannya dan keluar
dari rangka defensif. Klien akan memandang seluruh
pengalamannya tersebut akan dierima saeacara sadar
sebagi kenyataan yang tak bisa dihindari.
2. Struktur self klien akan berkongruensi dengan
pengalamannya. Struktur self akan berubah seiring
dengan pengalaman baru.
Yogi Ardiani 2012
Tujuan . . .
3.Pengalaman klien akan dijadikan sebagai pengalaman
baru secara psikologis
4.Klien akan berperilaku kreatif dalam beradaptasi
terhadap pengalaman barunya
5.Suatu ketika klien akan menemukan organisme
terbaiknya yang mengarah pada perilaku yang
memuaskan
6.Pada akhirnya, klien dapat hidup secara sosial dengan
harmonis, karena selalu dpat menghargai orang lain
secra positif
Yogi Ardiani 2012
E. Prosedur dan Tahapan
Mencakup dua hal :
1. Membangun hubungan terapiutik, menciptakan
kondisi fasilitatif, dan hubungan yang substantif
(seperti empati, jujur, ikhlas dan pengahargaan
positif tanpa syarat)
2. Penyesuaian dengan kebutuhan klien
Dengan dua tahap tersebut dapat membuat klien
bereksplorasi diri dengan lebih terbuka, kemudian
klien akan menunjukkan perubahan perilaku yang
lebih positif, seperti menghilangkan sikap kaku dan
lebih membuka diri terhadap pengalamannya serta
belajar beraktualisasi diri.
Yogi Ardiani 2012
III. KONSELING EMOTIF BEHAVIOR
• Teori ini dikembangkan oleh Albert Ellis sejak
1955
• Dilatarbelakangi oleh kondisi anak-anak yang
tidak mampu mencapai perkembangan
maksimum karena dibelenggu pada
pemahaman yang kurang tepat terutama pada
pengalaman yang pernah dialaminya
Yogi Ardiani 2012
A. Teori Kepribadian REBT
Sebelum mengetahui teori kepribadian, terdapat tiga
unsur yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu:
Antecedent event (A) : perisstiwa terdahulu yang
berupa data, fakta, sikap, perilaku
Belief (B) : keyakinan, pandangan, ideologi dan
verbalisme seseorang terhadap peristiwa tertentu
Emotional consequnce (C) : konsekuensi emosional
yang diakibatkan oleh reaksi orang yang
bersangkutan terhadap peristiwa tertentu dalam
bentuk perasaan sengan antau sebaliknya.
Yogi Ardiani 2012
Teori. . . (I)
Ellis juga berpendapat bahwa reaksi
emosionalseseorang dapat dilihat dari sistem
kepercayaannya, yaitu sistem yang rasional dan
irrasional. Bila memiliki kepercayaan rasional, ia tidak
akan kesulitan dalam melakukan reaksi emosional.
Kepercayaan irrasional akan menimbulkan hambatan
reaksi emosional, seperti cemas atau khawatir.
Manusia memperoleh sitem kepercayaan tersebut
dari orang tua,lingkungan dan masyarakat.
Yogi Ardiani 2012
Teori. . . (II)
Kepercayaan juga dipengaruhi oleh masa kecil
seseorang, karena:
1. Anak-anak belum bisa berpikir dengan jelas
(sekarang, yang akan datang, kenyataan dan
imajinasi
2. Anak terpengaruh pada perencanaan dan
pemikiran orang lain,
3. Orang tua, lingkungan atau masyarakat
mempunyai kecendurungan berpikir irasional
Yogi Ardiani 2012
B. Hakikat Manusia dalam REBT
1. Pada dasarnya setiap orang (hususnya anak-anak)
mempunyai kecenderungan unt uk berpikir rasional dan
irrasional
2. Hampir semua reaksi emosional seseorang disebabkan
oleh perpaduan antara evaluasi, interpretasidan filosofi
yang disadari ataupun tidak
3. Cara berpikir irrasional dapat menghambat
perkembangan psikologis atau emosional
4. Anak-anak mulaimengenal cara berpikir irrasional dari
orang tuanya atau kultur tempat di mana ia tinggal
5. Cara berpikir irrasional tercermin dari verbalisasi yang
digunakan
6. Setiap individu pasti melakukan perlawanan terhadap
perasaan dan pikiran yang negatif dan berusaha
menggantinya dengan hal yang positif serta
menggunakan verbalisasi yang tepat
Yogi Ardiani 2012
C. Perilaku Bermasalah
Perilaku bermasalah bersumber pada pemikiran irrasional
yang indikatornya:
1. Tuntutan kepada orang lain atau lingkungan sekitar
untuk memberikan penghargaan positif pada dirinya.
Seharusnya, dia memberikan yang positif terhadap orang
lain.
2. Anggapan bahwa seseorang yang melakukan tindakan
buruk atau jahat merupakan orang yang buruk atau
jahat. Sebenarnya hal itu bisa saja dilakukan karena ada
unsur ketidaktahuan, lalai, kegagalan diri dan perbuatan
asosial
3. Pikiran bahwa kegagalan itu mengerikan
4. Pandangan bahwa kegagalan dan kesengsaraan yang
terjadi disebabkan oleh faktor eksternal
Yogi Ardiani 2012
Perilaku. . .(I)
5.Pikiran yang selalu dihantui oleh pengalaman
buruk yang mengerikan
6.Pikiran yang menganggap bahwa menghindar dari
masalah atu tanggung jawab lebih mudah dari
pada menghadapinya
7.Pikiran yang beranggapan bahwa kita
membutuhkan orang lain sehingga selalu
bergantung dengan orang lain
8.Pikiran yang menganggap bahwa manusia adalah
baik, kompeten, dan intelligent
9.Pikiran yang menganggap bahwa pengalaman
masa lalu sangat berpengaruh terhadap perilaku
masa depan, sehingga menjadi terbelenggu
olehnya
Yogi Ardiani 2012
Perilaku. . .(II)
10.Pikiran yang beranggapan bahwa hidup harus
mempunyai visi misi yang jelas dan pengendalian
diri yang sempurna atas segala hal
11.Pikiran yang menghendaki bahwa kenikmatan
hidup hidup atau keberhasilan bisa diraih tanpa
kerja keras.
12.Pikiran yang berangggapan manusia tidak kuasa
atas pengendalian terhadap perasaan karena
pengaruh eksternal
Yogi Ardiani 2012
D. Tujuan Konseling REBT
Tujuannya adalah menimbulkan efek (E) yang
diharapkan muncul setelah konselor melakukan
intervensi atau disputing (D). Eefek yang dimaksud
adalah bentuk rasionalitas berpikir.
Yogi Ardiani 2012
E. Tahap-tahap Konseling REBT
Ada tiga tahapan
1. Konselor harus berhasil menunjukkan bahwa
pemikiran klien irrasional.
2. Konselor meyakinkan klien bahwa pola pikir
dapat diubah, sehingga klie dapat bersiap-siap
untuk menerima pemikiran yang rasional
3. Konselor harus membuat kilennya
mendebat(disputing) gangguan yang tidak tepat
dan tidak rasional yang telah dipertahankan
selama ini. Selanjutnya konselor dapat
membantunya dengan reindoktrinasi dalam
bersikap dan bertindak rasional
Yogi Ardiani 2012
IV. KONSELING BEHAVIORAL
• Konseling behavioral tidak dapat dilepaskan dari
teori belajar Ivan Pavlov (classical conditioning)
dan teori belajar Skinner (operant conditioning).
• Teori ini mempelajari pola perubahan perilaku
• Wolp, seorang psikolog, menyatakan bahwa
terapi behavior dapat menangani masalah
perilaku, mulai dari kegagalan individu untuk
belajar merespon secara adaptif hinngga
mengatasi gejala neurotik
• Sangat banyak tokoh-tokoh yang
mengembangkan teori behavior, seperti Wolp.
Lazarus, Bandura, Krumboltz, dan
Thoresen(Latipun,2006)
Yogi Ardiani 2012
A. Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah perilaku manusia itu
sendiri, sebab perilaku merupakan pancaran dari
sifat asli manusia yang bersangkutan dan dibentuk
oleh interaksi antara dirinya dengan lingkungan.
Dalam konseling behavior terdapat teori yang
digunakan untuk memahami mekanisme
pembentukan perilaku, yaitu teori belajar klasik,
teori belajar operan, teori belajar tiruan
Yogi Ardiani 2012
Teori . . .
1. Teori belajar klasik (classical conditioning), yang
dicetuskan oleh Ivan Pavlov, bahwa belajar dapat
terjadi karena asosiasi bebas anatara perilaku dengan
lingkungannya. Pavlov memandang bahwa lingkungan
merupakan stimulus bagi terbentuknya perilaku
sesorang. Teori ini dapat menjelaskan gangguan pada
perilaku manusia seperti kecemasan dan phobia.
2. Teori belajar operan, dicetuskan oleh Skinner.
Menurutnya, perilaku manusia terbentuk oleh
konsekuensi yang menyertainya (reward/
penghargaan)
3. Teori belajar tiruan, dicetuskan oleh Bandura.
Menurutnya, perilaku dapat terbentuk melalui
observasi model secara langsung ataupun tidak
langsung.
Yogi Ardiani 2012
B. Perilaku Bermasalah
Perilaku bermasalah adalah perilaku yang tidak
pernah mendapatkan pengahargaan positif atau
perilaku yang tertolak oleh lingkungan sekitarnya
atau bisa juga perilaku negatif hasil penyesuaian
yang salah
Yogi Ardiani 2012
C. Tujuan Konseling Behavior
Tujuan konseling behavior adalah mengantarkan
kliennya untuk mencapai kondisikehidupan tanpa
mengalami konflik atau kesulitan dan hambatan
perilaku yang menyebabkan ketidakpuasan jangka
panjang
Yogi Ardiani 2012
D. Prosedur dan Tahapan
Menurut Krumboltz ada 4 tahap:
1. Belajar operan
 Klien diberi pemahaman tentang perlunya reward sebagai stimulasi
 Reward diwujudkan dalam bentuk dorongan dan penerimaan sebagi
tnada persetujuan dan pembenaran atas perubahan tingkah laku
klien
2. Belajar meniru
 Konselor menunjukkan perilaku positif untuk ditiru dan dibiasakan
dalam perilaku sehari-hari
3. Belajar kognitif
 Konselor memberi kebebasan pada klien untuk merespon stimulasi
dari lingkungan sosial untuk dipelihara mejadi kebiasaan
4. Belajar emosi
 Konselor akan menunjukkan respon-respon negatif secar emosional
dan kemudian menggantinya dengan respon positif yang dapat
diterima secara emosional
Yogi Ardiani 2012
Prosedur . . .
Konseling behavior menganggap bahwa perilaku
klien ketika konseling berlangsung merupakan hasil
kondisi dari konselor
Yogi Ardiani 2012
V. KONSELING REALITAS
Dicetuskan oleh William Glasser
Dia mendirikan Institute for Reality Therapy yang
dipusatkan untuk mengatasi kegagalan anak-anak
dalam belajar atau sekolah
Konseling realitas memandang perilaku klien dari
sudut pandang realitas secara subjektif, berbeda
dengan behavior yang memandang dari sudut
stimulus-respon dan konseling berpusat pada
person yang memandang dari sudut
fenomenologis
Yogi Ardiani 2012
A. Teori Kepribadian
• Konseling realitas menganggap bahwa setiap manusia
mempunyai dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan
fisiologis (makan, pakaian, tempat tinggal) dan kebutuhan
psikologis(mencintai-dicintai serta kebutuhan
penghargaan). Dua kebutuhan tersebut disebut kebutuhan
identitas.
• Identitas merupakan cara seseorang dalam melihat dirinya
sendiri seperti cara dia melihat orang lain di pergaulan
lingkungan sosialnya.
• Identitas diri seseorang terbentuk sejak usia 5 tahun
• Anak secara tidak sengaja akan mempelajari cara orang tua
mencintai dan menghargainya
• Anak yang terpenuhi kebutuhan dasarnya (cinta dan
penghargaan) akan menjadi pribadi yang bertanggung
jawab
Yogi Ardiani 2012
B. Hakikat Manusia
• Segala perilaku manusia selalu didorong oleh
motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
dan psikologis
• Jika klien gagak memenuhi kebutuhan dasarnya,
ia akan mempersepsikan iddentitasnya sebagi
orang yang gagal dan sebaliknya
• Klien dipandang sebagi sosok yang mampu
mengubah identitas dirinya (dari gagal ke
berhasil)
• Besar kecilnya keberhasilan klien dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya menentukan
besar kecilnya pandangan terhadap dirinya
sendiri
Yogi Ardiani 2012
C. Perilaku Bermasalah
• Konseling realitas tidak menilai perilaku tertentu
sebagai perilaku bermasalah atau tidak, yang
menjadi objek konseling adalah perilaku yang
tepat atau tidak tepat semata.
• Perilaku tepat dan tidak tepat ditentukan oleh
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar.
• Sehingga perilaku bermasalah dalam pandangan
konseling realitas adalah perilaku kekurangan
terhadap kebutuhan dasar
• Indikator perilaku yang kurang tepat yaitu:
keterasingan, penolakan diri, irasionalitas, kaku,
subjektif, lemah, kurang bertanggung jawab, dan
sering menolak kenyataan
Yogi Ardiani 2012
D. Tujuan Konseling Realitas
• Tujuan utamanya adalah membuat kliennya
mempunyai identitas keberhasilan secar
penuh
• Indikator tercapainya tujuan ditandai oleh
munculnya beberapa sikap seperti rasa
bertangggung jawab, percaya diri,
bersosialisasi, berpikir rasional, fleksibel dan
sikap positif lainnya
Yogi Ardiani 2012
Kriteria konselor dalam konseling realitas
1. Mengutamakan segenap kemampuan kliennya
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secra
bertanggung jawab
2. Mampu menahan diri atas berbagai permintaan
klien
3. Mampu bersikap empatik dan sensitif terhadap
klien
4. Mampu menjalankan proses konseling dengan
baik, terutama saat interview
Yogi Ardiani 2012
E. Prosedur dan Tahapan
1. Fokus pada klien. Dilakukan untuk mengenal diri klien secar
mendalam
2. Fokus pada perilaku.
3. Fokus pada saat ini. Yang perlu dilakukan adalah mengamati
perilaku irasional yang terakhir kali dilakukan dan mengajarkan
teknik-teknikagar klien dapat menemukan kebutuhan dasarnya
ataupun perilaku terbaiknya.
4. Mempertimbangkan nilai. Konselor perlu menilai perilakku
termasuk tindakan-tindakan yang dilakukan klien, penilaian ini
sangat membantu perubahan perilaku klien.
5. Melakukan perencanaan. Konseling harus mampu melahirkan
rencana yang realistis sehingga perilaku klien menjadi baik dan
memiliki identitas diri sebagia orang yang berhasil. Konselor
membantu melakukan perencanaan untuk merealisasikan
perubahan perilaku
Yogi Ardiani 2012
Prosedur . . .
6.Komitmen. Tugas konselor adalah memotivasi
klien agar berkomitmen terhadap perencanaan
yang dibuat.
7.Menolak alasan. Jika rencana yang dibbuat gagal,
maka ntugas konselor adalh membuat
perencanaan baru sebagi respon dari kegagalan
klien dan tidak memerlukan alasan atau
penyebab dari kegagalan tersebut tetapi yang
terpenting menemukan solusi untuk tindakan
selanjutnya
8.Tidak ada sanksi. Dalam konseling tidak ada sanksi
atau hukuman tetapi yang paling penting upaya
perbaikan perilaku yang lebih baik
Yogi Ardiani 2012
Kesimpulan
1. psikoanalisis berhubungan dengan alam bawah sadar
2. Berpusat pada person interaksi antara kemampuan
memahami diri sendiri, keadaan fisik dan non fisik serta
pengalaman
3. Emotif behavior masalahnya bersumber dari pemikiran
rasional dan irrasional
4. behavioral adanya kegagalan penyesuaian diri atau
kurangnya pembiasaan
5. realitasobjektif, realistis, kebutuhan identitas (cinta dan
penghargaan)
Ketika anak menghadapi masalah , konselor harus
menganalisis penyebab sehingga dapat menentukan
perlakuan sesuai penyebabnya berdasarkan teori2 tsb.
Yogi Ardiani 2012
TERIMA KASIH
MATUR NUWUN
Yogi Ardiani 2012
by: Yogi Ardiani

More Related Content

What's hot

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
power poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekpower poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekfaiqoh nurlaeli
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalelsanugrahita
 
Modul 2 asesmen teknik tes
Modul 2 asesmen teknik tesModul 2 asesmen teknik tes
Modul 2 asesmen teknik tesBINTI ISROFIN
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsAdhi Kurniawan
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungAsma Khairani
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAHusna Sholihah
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&millerPretty A
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling1115500020BBK
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individualNaeya Hasbi
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moralfara dillah
 

What's hot (20)

Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
power poin teori relasi objek
power poin teori relasi objekpower poin teori relasi objek
power poin teori relasi objek
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 
Neo psikoanalisa
Neo psikoanalisaNeo psikoanalisa
Neo psikoanalisa
 
Sejarah cbt
Sejarah cbtSejarah cbt
Sejarah cbt
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
 
Perkembangan Emosi
Perkembangan EmosiPerkembangan Emosi
Perkembangan Emosi
 
Modul 2 asesmen teknik tes
Modul 2 asesmen teknik tesModul 2 asesmen teknik tes
Modul 2 asesmen teknik tes
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five Factors
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl Jung
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
 
Ppt dasar konseling islami
Ppt dasar konseling islamiPpt dasar konseling islami
Ppt dasar konseling islami
 
Teori teori konseling
Teori teori konselingTeori teori konseling
Teori teori konseling
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Teori behavioris dalam Bimbingan dan Kaunseling
Teori behavioris dalam Bimbingan dan KaunselingTeori behavioris dalam Bimbingan dan Kaunseling
Teori behavioris dalam Bimbingan dan Kaunseling
 
5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
 
Teori pemusatan klien
Teori pemusatan klienTeori pemusatan klien
Teori pemusatan klien
 
Teori Kaunseling
Teori KaunselingTeori Kaunseling
Teori Kaunseling
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 
konseling realitas
konseling realitaskonseling realitas
konseling realitas
 
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Nat akeelah
Nat akeelahNat akeelah
Nat akeelah
 
Jdp Kursus Konseling 2
Jdp Kursus  Konseling 2Jdp Kursus  Konseling 2
Jdp Kursus Konseling 2
 
Pengertian konselor
Pengertian konselorPengertian konselor
Pengertian konselor
 
Ppt bk
Ppt bkPpt bk
Ppt bk
 
Proses kaunseling tingkah laku
Proses kaunseling tingkah lakuProses kaunseling tingkah laku
Proses kaunseling tingkah laku
 
psikologi konseling
psikologi konseling psikologi konseling
psikologi konseling
 
SMSB Profile
SMSB ProfileSMSB Profile
SMSB Profile
 
Erti hidup vol 2
Erti hidup vol  2Erti hidup vol  2
Erti hidup vol 2
 
Kejayaan
KejayaanKejayaan
Kejayaan
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
 
Motivasi ujian negara dengan nlp
Motivasi ujian negara  dengan nlpMotivasi ujian negara  dengan nlp
Motivasi ujian negara dengan nlp
 

Similar to TEORI KONSELING

Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisafaisunufir
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaRinatun4e
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisLanggeng Prayogo
 
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Rozaidi Yusof
 
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complex
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus ComplexRiset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complex
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complexdiyan tri wijaya
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianpanamjayait
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...SK SUNGAI KAJANG
 
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaPeringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaNor Azmi Sabri
 
PS422_11_075721.ppt
PS422_11_075721.pptPS422_11_075721.ppt
PS422_11_075721.pptSugan Wae
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Rahmat Saputra
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosialibnujabe
 
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial   pendekatan beberapa teoriPsikologi sosial   pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial pendekatan beberapa teoriFransiska Hapsari
 

Similar to TEORI KONSELING (20)

Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Helah bela diri
Helah bela diriHelah bela diri
Helah bela diri
 
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
 
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complex
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus ComplexRiset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complex
Riset Analisis Perubahan Tingkah Laku Oedipus Complex
 
Kuliah 3.ppt
Kuliah 3.pptKuliah 3.ppt
Kuliah 3.ppt
 
Asas kurikulum
Asas kurikulumAsas kurikulum
Asas kurikulum
 
Psikogi islam
Psikogi islamPsikogi islam
Psikogi islam
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
 
psikoanalisis
psikoanalisispsikoanalisis
psikoanalisis
 
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannyaPeringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
Peringkat perkembangan kanak-kanak dant teori-teori perkembangannya
 
PS422_11_075721.ppt
PS422_11_075721.pptPS422_11_075721.ppt
PS422_11_075721.ppt
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2
 
BIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELINGBIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELING
 
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar SosialTeori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Sosial
 
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial   pendekatan beberapa teoriPsikologi sosial   pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
 

More from Boyolali

perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)Boyolali
 
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniperkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniBoyolali
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptBoyolali
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyaBoyolali
 
alergi susu
alergi susualergi susu
alergi susuBoyolali
 
pembentukan perilaku
pembentukan perilakupembentukan perilaku
pembentukan perilakuBoyolali
 
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawabahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawaBoyolali
 
Jawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhJawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhBoyolali
 
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangBoyolali
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisBoyolali
 
Bimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiriBimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiriBoyolali
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historispenelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historisBoyolali
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Boyolali
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
NeurosainsBoyolali
 

More from Boyolali (15)

perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
 
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniperkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannya
 
alergi susu
alergi susualergi susu
alergi susu
 
pembentukan perilaku
pembentukan perilakupembentukan perilaku
pembentukan perilaku
 
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawabahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
 
Jawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhJawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkh
 
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
Bimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiriBimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiri
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historispenelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
Neurosains
 

Recently uploaded

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 

Recently uploaded (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 

TEORI KONSELING

  • 2. Teori-teori Konseling Konseling Psikoanalisis Konseling Berpusat pada Person Konseling Emotif Behavior Konseling Behavioral Konseling Realitas Yogi Ardiani 2012
  • 3. I. KONSELING PSIKOANALISIS • Peletak dasar teori psikioanalisis adalah Sigmund Sholmo Freud • dasar teori ini : “ Kekuatan terbesar manusia berada pada alam bawah sadar atau alam ketidaksadarannya.” • Alam bawah sadar diprediksi menyimpan energi yang sangat kuat dalam mempengaruhi perilaku manusia. Yogi Ardiani 2012
  • 4. Banyak teori kepribadian yang dikembangkan oleh Freud diantaranya: a. Teori Topografi b. Teori Struktural c. Teori Genetik d. Teori Dinamika Yogi Ardiani 2012
  • 5. a. Teori Topografi merupakan bagian dari psikoanalisis yang menjelaskan tentang diri manusia yang terdiri dari alam sadar, prasadar dan alam bawah sadar. alam sadar  bagian dari kepribadian manusia yang dapat menyadari dan merasakan sesuatu dalam dirinya alam prasadar bagian dari diri manusia yang menyimpan ide , gagasan dan perasaan. Fungsinya adalah mengantarkan ide, gagasan, dan perasaan menujualam sadar ketika seseorang berusaha mengingatnya dan menyadarinya. alam bawah sadar  berfungsi menyimpan ide, gagasan dan perasaan yang sudah tidak bisa disadarinya lagi dan akan mengendap sehingga secara tanpa sadar hampir semua perilaku manusia dipengaruhi oleh alam bawah sadarnya. Yogi Ardiani 2012
  • 6. b. Teori Struktural adalah susunan kepribadian manusia yang terdiri dari ied, ego dan superego ied subsistem kepribadian yang asli yang dimiliki oleh individu sejak lahir, bersifat primitif asli bawaan yang cenderung pada hereditas keturunan. Prinsip kerjanya yaitu mencari kesenangan dan selalu berupaya menghindari sakit atau ketidaknyamanan. Ego diperoleh dari belajar dan interaksi lingkungan. Terbentuk dari oranng tua, lingkungan dan budaya. Superego dikembangkan dari tatanan sosial dan nilai-nilai luhur sebuah kebudayaan. Benar-benar murni dari bentukan lingkungan, sosial dan budaya yang menyelimutinya. Yogi Ardiani 2012
  • 7. Lanjutan . . . Tingkah laku manusia selalu berkaitan dengan subsistem struktur kepribadian tersebut (ied, ego dan superego) dan semuanya bersinergi. Jadi, fenomena atau gejala yang tampak dalam perilaku manusia hanya penampakan saja, sementara kondisi internal seseorang tidak dapat diketahui secara pasti. Yogi Ardiani 2012
  • 8. c. Teori Genetik adalah teori yang menjelaskan tentang asal- usul dan perkembangan psikis. Dalam teori ini perkembangan berjalan dalam beberapa fase. Oral Anal Falik Laten Genital Yogi Ardiani 2012
  • 9. 1. Fase Oral  terjadi sejak lahir hingga tahun pertama  anak berkembang dengan mengandalkan erotik melalui indra perasa, yakni mulut sehingga anak perlu mendapatkan asupan ASI dan kasih sayang yang cukup 2. Fase Anal  mulai dari akhir tahun pertama hingga akhir tahun ke-3  perkembangan kepribadian anak berpusat pada anusnya  Perlu membiasakan anak untuk buang air di toilet (menanamkan nilai moral dan disiplin) Yogi Ardiani 2012
  • 10. 3. Fase Falik Usia 4-5 tahun memiliki pusat kenikmatan pada alat kemaluannya Mengenal alat kemaluannya sendiri, sehingga seringkali sudah tidak mau dimandikan oleh orang tuanya. Mulai mengenal standar moral melalui perasaan malu Sudah bisa membedakan teman laki-laki dan perempuan Freud menganjurkan agar anak selalu mendapatkan dari kedua orang tuanya Yogi Ardiani 2012
  • 11. 4. Fase Genital Berlangsung selama masa pubertas atau usia jelang remaja (5-7 tahun) Mulai tertarik pada lawan jenis , bermain kelompok, bersosialisasi. Kegagalan dalam fase ini akan berakibat pada gangguan sosialnya seperti suka menyendiri, melamun, cenderung egois Yogi Ardiani 2012
  • 12. d. Teori Dinamika Adalah perkembangan perilaku yang didasari oleh insting untuk mempertahankan hidup. Dikendalikan oleh beberapa faktor: moral, kode etik, aturan sosial Setiap manusia mempunyai keinginan dan kebutuhan serta ingin mewujudkannya (bila tidak terwujud menimbulkan kecemasan). Kecemasan realitas ketakutan menghadapi realitas disekitarnya Kecemasan neurotik khawatir karena tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar Kecemasan moral timbul dari rasa bersalah dan sanksi moral atau nilai-nilai universal dalam hati nurani Yogi Ardiani 2012
  • 13. BAGAIMANA MELAWAN KECEMASAN? Menurut Freud: Distorsi : melakukan penyanggahan terhadap kenyataan hidup, contoh anak tidak mau mengakui kegagalan walaupun tidak naik kelas Proyeksi: menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri. Contoh anak menyalahkan teman karena mainannya rusak, padahal mainan itu dirusaknya Regresi: melampiaskan kekecewaan pada hal lain diluar permasalahan. Contoh, anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, melampiaskan kekecewaan dengan membolos sekolah, merokok dll yang cenderung negatif Yogi Ardiani 2012
  • 14. Cara . . . (I)  Rasionalisasi : mencari alasan atau dalih, sehingga orang lain dapat membenarkan kesalahan yang dilakukannya. Contoh, ketika anak bermain secara kelompok dan sengaja mendorong temannya hingga jatuh, dia beralasan karena berdesak-desakkan.  Sublimasi : mengganti dorongan-dorongan yang tidak bisa diterima menjadi dorongan-dorongan yang bisa diterima secara sosial. Contoh, anak yang mencuri mainan teman, kemudian meminjami mainan curiannya kepada teman tersebut atau dalam dunia remaja perasaan jatuh cinta dialihkan menjadi rasa persahabatan saja  Salah sasaran: menggantikan perasaan bermusuhan dari sumber aslinya kepada orang lain yang tidak ada kaitannya. Contoh, anak yang di marahi orang tuanya di rumah kemudian marah-marah di sekolah Yogi Ardiani 2012
  • 15. Cara . . . (II) Identifikasi : dengan menambahkan rasa harga diri. Contoh, menyamakan diri dengan orang lain yang mempunyai nama atau jabatan Kompensasi : menutupi kelemahan atau liburandengan menunjukkan kelebihan di bidang lain secara berlebihan. Contoh, anak yang tidak mampu bersaing secara akademik kemudian menunjukkan kekuatan ototnya dengan mengajak berkelahi atau membuat geng dalam kelasnya. Yogi Ardiani 2012
  • 16. A. Hakikat manusia 1. Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak 2. Sebagian perilaku terintegrasi melalui psoses mental yang tidak disadari atau bersumber dari alam prasadar dan bawah sadar 3. Secara alamiah, setiap manusia memiliki kecenderungan yang dibawa sejak lahir , yakni fitrah untukmempertahankan diri melalui dorongan libido dan agresivitasnya 4. Secara umum, semua orang pasti menolak kegagalan sekaligus mencari keberhasilan 5. Kegagalan dalam pemenuhan terhadap kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis Yogi Ardiani 2012
  • 17. Hakikat. . . 6. Pembentukan sympton tidak lain adalah defensif 7. Pengalaman tertentu hanya dapat dipahami dengan pengalaman secara keseluruhan. 8. Pengalaman di masa anak-anak berpengaruh besar terhadap perilaku di masa dewasa dan akan diulang- ulang dalam transfersi selama proses terapi. Yogi Ardiani 2012
  • 18. B. Perilaku Bermasalah Freud memandang perilaku bermasalah pada manusia terdiri dari dua macam: a) Dinamika yang tidak efektif antara ied, ego dan superego ditandai oleh ketidak berdayaan ego dalam mengendalikan keiginan dan moral karena ego selalu mengikuti keinginan dengan mengabaikan moral atau memperhatikan moral tanpa memperhatikan keinginan. b) Diperoleh melalui proses belajar sejak kecil pengalaman manusia pada masa kecil mempengaruhi perilaku di mas dewasa. Contoh, anak yang dididik dengan keras dan kasar, maka anak akan menjadi sangat kasar, keras, kaku dan otoriter. Yogi Ardiani 2012
  • 19. C. Tujuan Konseling Psikoanalisis Dalam perspektif psikoanalasis , tujuannya adalah agar klien atau pasien mengetahui ego dan mengetahuinya secara kuat. Pada konseling Freud, akan menempatkan ego pada posisi yang benar ( sebagai pihak yang mempunyai kekuatan untuk memilih hal yang benar secara rasional, sekaligus menjadi mediator antara ied dan superego ( Cottone, 1992) Sehingga tujuan konseling psikoanalisis lebih bersifat reedukatif terhadap ego. Yogi Ardiani 2012
  • 20. D. Tahapan Konseling & Teknik Spesifik Psikoanalisis Menurut Arlow, konseling dengan model spesifik psikoanalisis dilakukan dengan 4 tahap, yaitu: pembukaan, pengembangan transfersi, bekerja melalui transfersi dan pemecahan transfersi (Latipun, 2006) a. Pembukaan  adalah awalan wawancara antara klien dan konselor sampai keduanya menemukan masalah yang dihadapi  Klien akan banyak mengeksplorasi konflik-konflik psikis yang dirasakan, konselor merekan dan mempelajari konflik dalam alam bawah sadar klien.  Pada akhirnya klien menyimpulkan posisinya dan konselor menetapkan tahap berikutnya. Yogi Ardiani 2012
  • 21. Tahapan . . . b. Pengembangan Transfersi  adalah inti konseling psikoanalisis  pada tahap ini, klien telah dibuat konselor mampu menunjukkan permasalahan yang disebabkan oleh pengalaman masa lalunya. c. Bekerja melalui Transfersi  Konselor akan terus mendalami permasalah yang dihadapi dan mengkaji alternatif-alternatif pemecahannya  Tahap ini lebih klien d. Pemecahan Transfersterfokus pada berlangsungnya transfersi dan dinamika kepribadian i  Puncak Konseling Psikoanalisis  Tujuan konseling akan ditemukan ( pemecahan perilaku neuritik klien yang ditunjukkan pada konselor)  Perlahan konselor mulai menjalin hubungan yang hangat untuk membangkitkan rasa percaya diri klien sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap konselor  Knseling dapat diakhiri agar tidak terjadi perlawanan dari klien, jika tidak dapat diakhiri, maka konselor dapat melakukan transfersi sehingga klien dapat mencapai otonomi diri secara penuh. Yogi Ardiani 2012
  • 22. Teknik Spesifik Psikoanalisis : a. Asosiasi bebas, adalah teknik yang memberikan kebebasan kepada klien untuk mengungkapkan semua perasaan dan pikirannya yang pernah terlintas dalam diri klien. Mempermudah konselor dalam memahami dinamika psikologis klien. b. Interpretasi mimpi, adalah teknik terapi di mana klien secara bebas mengemukakan semua mimpinya selama mengalami permasalahan dan konselor menafsirkannya. Konselor meyakini bahwa mimpi adalah ekspresi seluruh kebutuhan, dorongan dan keinginan yang tidak disadari Yogi Ardiani 2012
  • 23. Teknik . . . c. Analisis transfersi, transfersi sendiri adalah bentuk pengalihan semua pengalaman kepada konselor saat proses konseling berlangsung. Sedangkan analisis transfersi merupakan pencarian konselor terhadap pengalaman masa lalu klien yang menyebabkan timbulnya masalah d. Analisis resistensi, resistensi adalah tindakan dan sikap untuk menolak berlangsungnya terapi. Hal itu merupakan bentuk mempertahankan diri dari klien, sedangkan untuk konselor merupakan umpan dalam mengetahui alasan kliennya melakukan demikian Yogi Ardiani 2012
  • 24. II. KONSELING BERPUSAT PADA PERSON • Pertama kali dikembangkan oleh Carl Person Rogers (penganut paham humanistik) • Pada tahun 1940, Roger menyebut teorinya ini dengan nondirective counseling atau directive counseling • Pada mulanya teori ini hanya sebagai reaksi atas dominasi konselor terhadap klien, sehingga tahun 1951 teori diubah namanya menjadi client centered counseling • Tahun 1957, Roger mengembangkan teori konselingnya dan mengubahnya kagi dengan nama person centered atau konseling yang berpusat pada person Yogi Ardiani 2012
  • 25. A. Teori Kepribadian Rogers berpendapat, ada tiga unsur utama dalam hubungannya dengan kepribadian, yaitu self, medan fenomenal dan organisme 1. Self persepsi dan nilai-nilai individu tentang hal- hal yang berhubungan dengan diri sendiri 2. Medan fenomenal keseluruhan pengalaman seseorang yang diterima, baik disadari maupun tidak 3. Organismekeseluruhan totalitas individu yang meliputi pemikiran, perilaku dan kondisi fisik Sehingga kepribadian merupakan hasil dari sinergi atau interaksi yang berlangsung secara terus menerus antara self, medan fenomenal, dan organisme Yogi Ardiani 2012
  • 26. Konsep mengenai dinamika kepribadian ( sinergi self, medan fenomenal dan organisme) 1. Aktualisasi diri, setiap organisme manusia adalah unik dan mempunyai kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, mengendalikan diri, dan melejitkan potensinya yang sifatnya terarah, konstruktif dan inheren sejak dilahirkan. Contoh kencendurungan anak yang mampu menolak hal-hal buruk yang tidak disukainya dan menerima hal-hal baik yang disukainya. 2. Penghargaan positif, telah disebutkan bahwa salah satu unsur kepribadian adalah self, self akan berkembang dengan baik bila lingkungan sosial dapat memberikan penghargaan yang positif sehingga seseorang juga dapat menerima dirinya sebagai individu yang positif pula. Yogi Ardiani 2012
  • 27. Konsep . . . 3. Totalitas personal, hal ini terjadi pada orang yang mencapai penyesuaian psikologis, yaitu orang yang terpenuhi kebutuhan dasar berupa penghargaan positif tanpa syarat (kongruensi) yang memadukan self dengan pengalaman positif. Totalitas ini akan terlihat pada sikapnya seperti terbuka terhadap pengalaman, percaya diri, bebas berekspresi atas perasaannya sendiri. Yogi Ardiani 2012
  • 28. B. Hakikat Manusia 1. Manusia mempunyai sifat alamiah untuk beraktualisasi diri sesuai dengan arahan organismenya 2. Sebagian besar perilaku manusia dipengaruhi oleh persepsinya tentang medan fenomenal yang bersifat subyektif 3. Semua individu pada dasarnya adalah terhormat, bermartabat, serta memiliki nilai-nilai positif yang dijunjung tinggi sebagai barometer kebaikan bagi dirinya 4. Secara ilmiah, manusia adalah baik, dapat dipercaya, konstruktif dan tidak mungkin merusak dirinya Rogers tampak sekali menolak konsep manusia Freud yang cenderung tanpa sadar, irrasionaldan destruktif. Namun keduanya mempunyai cara pandang tersendiri dan didukung oleh data-data ilmiah yang sama-sama kuat Yogi Ardiani 2012
  • 29. C. Perilaku Bermasalah Perilaku yang bermasalah adalah perilaku yang tidak kongruen (serasi) antara self dengan pengalamannyaserta tidak mendapat penghargaan positif, sehingga menjadi cemas, kemudian melakukan pertahanan diri dengan tensi yang sangat tinggi Yogi Ardiani 2012
  • 30. D. Tujuan Konseling Berpusat pada Person Tujuan konseling berpusat pada person adalah tercapainya pribadi yang seimbang karena dapat memfungsikan seluruh potensinya untuk beraktualisasi secara total (disebut dengan fully function person) Menurut Sahakian (1976) konsep fully function person sebagai berikut 1. Klien akan terbuka terhadap pengalamannya dan keluar dari rangka defensif. Klien akan memandang seluruh pengalamannya tersebut akan dierima saeacara sadar sebagi kenyataan yang tak bisa dihindari. 2. Struktur self klien akan berkongruensi dengan pengalamannya. Struktur self akan berubah seiring dengan pengalaman baru. Yogi Ardiani 2012
  • 31. Tujuan . . . 3.Pengalaman klien akan dijadikan sebagai pengalaman baru secara psikologis 4.Klien akan berperilaku kreatif dalam beradaptasi terhadap pengalaman barunya 5.Suatu ketika klien akan menemukan organisme terbaiknya yang mengarah pada perilaku yang memuaskan 6.Pada akhirnya, klien dapat hidup secara sosial dengan harmonis, karena selalu dpat menghargai orang lain secra positif Yogi Ardiani 2012
  • 32. E. Prosedur dan Tahapan Mencakup dua hal : 1. Membangun hubungan terapiutik, menciptakan kondisi fasilitatif, dan hubungan yang substantif (seperti empati, jujur, ikhlas dan pengahargaan positif tanpa syarat) 2. Penyesuaian dengan kebutuhan klien Dengan dua tahap tersebut dapat membuat klien bereksplorasi diri dengan lebih terbuka, kemudian klien akan menunjukkan perubahan perilaku yang lebih positif, seperti menghilangkan sikap kaku dan lebih membuka diri terhadap pengalamannya serta belajar beraktualisasi diri. Yogi Ardiani 2012
  • 33. III. KONSELING EMOTIF BEHAVIOR • Teori ini dikembangkan oleh Albert Ellis sejak 1955 • Dilatarbelakangi oleh kondisi anak-anak yang tidak mampu mencapai perkembangan maksimum karena dibelenggu pada pemahaman yang kurang tepat terutama pada pengalaman yang pernah dialaminya Yogi Ardiani 2012
  • 34. A. Teori Kepribadian REBT Sebelum mengetahui teori kepribadian, terdapat tiga unsur yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu: Antecedent event (A) : perisstiwa terdahulu yang berupa data, fakta, sikap, perilaku Belief (B) : keyakinan, pandangan, ideologi dan verbalisme seseorang terhadap peristiwa tertentu Emotional consequnce (C) : konsekuensi emosional yang diakibatkan oleh reaksi orang yang bersangkutan terhadap peristiwa tertentu dalam bentuk perasaan sengan antau sebaliknya. Yogi Ardiani 2012
  • 35. Teori. . . (I) Ellis juga berpendapat bahwa reaksi emosionalseseorang dapat dilihat dari sistem kepercayaannya, yaitu sistem yang rasional dan irrasional. Bila memiliki kepercayaan rasional, ia tidak akan kesulitan dalam melakukan reaksi emosional. Kepercayaan irrasional akan menimbulkan hambatan reaksi emosional, seperti cemas atau khawatir. Manusia memperoleh sitem kepercayaan tersebut dari orang tua,lingkungan dan masyarakat. Yogi Ardiani 2012
  • 36. Teori. . . (II) Kepercayaan juga dipengaruhi oleh masa kecil seseorang, karena: 1. Anak-anak belum bisa berpikir dengan jelas (sekarang, yang akan datang, kenyataan dan imajinasi 2. Anak terpengaruh pada perencanaan dan pemikiran orang lain, 3. Orang tua, lingkungan atau masyarakat mempunyai kecendurungan berpikir irasional Yogi Ardiani 2012
  • 37. B. Hakikat Manusia dalam REBT 1. Pada dasarnya setiap orang (hususnya anak-anak) mempunyai kecenderungan unt uk berpikir rasional dan irrasional 2. Hampir semua reaksi emosional seseorang disebabkan oleh perpaduan antara evaluasi, interpretasidan filosofi yang disadari ataupun tidak 3. Cara berpikir irrasional dapat menghambat perkembangan psikologis atau emosional 4. Anak-anak mulaimengenal cara berpikir irrasional dari orang tuanya atau kultur tempat di mana ia tinggal 5. Cara berpikir irrasional tercermin dari verbalisasi yang digunakan 6. Setiap individu pasti melakukan perlawanan terhadap perasaan dan pikiran yang negatif dan berusaha menggantinya dengan hal yang positif serta menggunakan verbalisasi yang tepat Yogi Ardiani 2012
  • 38. C. Perilaku Bermasalah Perilaku bermasalah bersumber pada pemikiran irrasional yang indikatornya: 1. Tuntutan kepada orang lain atau lingkungan sekitar untuk memberikan penghargaan positif pada dirinya. Seharusnya, dia memberikan yang positif terhadap orang lain. 2. Anggapan bahwa seseorang yang melakukan tindakan buruk atau jahat merupakan orang yang buruk atau jahat. Sebenarnya hal itu bisa saja dilakukan karena ada unsur ketidaktahuan, lalai, kegagalan diri dan perbuatan asosial 3. Pikiran bahwa kegagalan itu mengerikan 4. Pandangan bahwa kegagalan dan kesengsaraan yang terjadi disebabkan oleh faktor eksternal Yogi Ardiani 2012
  • 39. Perilaku. . .(I) 5.Pikiran yang selalu dihantui oleh pengalaman buruk yang mengerikan 6.Pikiran yang menganggap bahwa menghindar dari masalah atu tanggung jawab lebih mudah dari pada menghadapinya 7.Pikiran yang beranggapan bahwa kita membutuhkan orang lain sehingga selalu bergantung dengan orang lain 8.Pikiran yang menganggap bahwa manusia adalah baik, kompeten, dan intelligent 9.Pikiran yang menganggap bahwa pengalaman masa lalu sangat berpengaruh terhadap perilaku masa depan, sehingga menjadi terbelenggu olehnya Yogi Ardiani 2012
  • 40. Perilaku. . .(II) 10.Pikiran yang beranggapan bahwa hidup harus mempunyai visi misi yang jelas dan pengendalian diri yang sempurna atas segala hal 11.Pikiran yang menghendaki bahwa kenikmatan hidup hidup atau keberhasilan bisa diraih tanpa kerja keras. 12.Pikiran yang berangggapan manusia tidak kuasa atas pengendalian terhadap perasaan karena pengaruh eksternal Yogi Ardiani 2012
  • 41. D. Tujuan Konseling REBT Tujuannya adalah menimbulkan efek (E) yang diharapkan muncul setelah konselor melakukan intervensi atau disputing (D). Eefek yang dimaksud adalah bentuk rasionalitas berpikir. Yogi Ardiani 2012
  • 42. E. Tahap-tahap Konseling REBT Ada tiga tahapan 1. Konselor harus berhasil menunjukkan bahwa pemikiran klien irrasional. 2. Konselor meyakinkan klien bahwa pola pikir dapat diubah, sehingga klie dapat bersiap-siap untuk menerima pemikiran yang rasional 3. Konselor harus membuat kilennya mendebat(disputing) gangguan yang tidak tepat dan tidak rasional yang telah dipertahankan selama ini. Selanjutnya konselor dapat membantunya dengan reindoktrinasi dalam bersikap dan bertindak rasional Yogi Ardiani 2012
  • 43. IV. KONSELING BEHAVIORAL • Konseling behavioral tidak dapat dilepaskan dari teori belajar Ivan Pavlov (classical conditioning) dan teori belajar Skinner (operant conditioning). • Teori ini mempelajari pola perubahan perilaku • Wolp, seorang psikolog, menyatakan bahwa terapi behavior dapat menangani masalah perilaku, mulai dari kegagalan individu untuk belajar merespon secara adaptif hinngga mengatasi gejala neurotik • Sangat banyak tokoh-tokoh yang mengembangkan teori behavior, seperti Wolp. Lazarus, Bandura, Krumboltz, dan Thoresen(Latipun,2006) Yogi Ardiani 2012
  • 44. A. Teori Kepribadian Kepribadian manusia adalah perilaku manusia itu sendiri, sebab perilaku merupakan pancaran dari sifat asli manusia yang bersangkutan dan dibentuk oleh interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Dalam konseling behavior terdapat teori yang digunakan untuk memahami mekanisme pembentukan perilaku, yaitu teori belajar klasik, teori belajar operan, teori belajar tiruan Yogi Ardiani 2012
  • 45. Teori . . . 1. Teori belajar klasik (classical conditioning), yang dicetuskan oleh Ivan Pavlov, bahwa belajar dapat terjadi karena asosiasi bebas anatara perilaku dengan lingkungannya. Pavlov memandang bahwa lingkungan merupakan stimulus bagi terbentuknya perilaku sesorang. Teori ini dapat menjelaskan gangguan pada perilaku manusia seperti kecemasan dan phobia. 2. Teori belajar operan, dicetuskan oleh Skinner. Menurutnya, perilaku manusia terbentuk oleh konsekuensi yang menyertainya (reward/ penghargaan) 3. Teori belajar tiruan, dicetuskan oleh Bandura. Menurutnya, perilaku dapat terbentuk melalui observasi model secara langsung ataupun tidak langsung. Yogi Ardiani 2012
  • 46. B. Perilaku Bermasalah Perilaku bermasalah adalah perilaku yang tidak pernah mendapatkan pengahargaan positif atau perilaku yang tertolak oleh lingkungan sekitarnya atau bisa juga perilaku negatif hasil penyesuaian yang salah Yogi Ardiani 2012
  • 47. C. Tujuan Konseling Behavior Tujuan konseling behavior adalah mengantarkan kliennya untuk mencapai kondisikehidupan tanpa mengalami konflik atau kesulitan dan hambatan perilaku yang menyebabkan ketidakpuasan jangka panjang Yogi Ardiani 2012
  • 48. D. Prosedur dan Tahapan Menurut Krumboltz ada 4 tahap: 1. Belajar operan  Klien diberi pemahaman tentang perlunya reward sebagai stimulasi  Reward diwujudkan dalam bentuk dorongan dan penerimaan sebagi tnada persetujuan dan pembenaran atas perubahan tingkah laku klien 2. Belajar meniru  Konselor menunjukkan perilaku positif untuk ditiru dan dibiasakan dalam perilaku sehari-hari 3. Belajar kognitif  Konselor memberi kebebasan pada klien untuk merespon stimulasi dari lingkungan sosial untuk dipelihara mejadi kebiasaan 4. Belajar emosi  Konselor akan menunjukkan respon-respon negatif secar emosional dan kemudian menggantinya dengan respon positif yang dapat diterima secara emosional Yogi Ardiani 2012
  • 49. Prosedur . . . Konseling behavior menganggap bahwa perilaku klien ketika konseling berlangsung merupakan hasil kondisi dari konselor Yogi Ardiani 2012
  • 50. V. KONSELING REALITAS Dicetuskan oleh William Glasser Dia mendirikan Institute for Reality Therapy yang dipusatkan untuk mengatasi kegagalan anak-anak dalam belajar atau sekolah Konseling realitas memandang perilaku klien dari sudut pandang realitas secara subjektif, berbeda dengan behavior yang memandang dari sudut stimulus-respon dan konseling berpusat pada person yang memandang dari sudut fenomenologis Yogi Ardiani 2012
  • 51. A. Teori Kepribadian • Konseling realitas menganggap bahwa setiap manusia mempunyai dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, pakaian, tempat tinggal) dan kebutuhan psikologis(mencintai-dicintai serta kebutuhan penghargaan). Dua kebutuhan tersebut disebut kebutuhan identitas. • Identitas merupakan cara seseorang dalam melihat dirinya sendiri seperti cara dia melihat orang lain di pergaulan lingkungan sosialnya. • Identitas diri seseorang terbentuk sejak usia 5 tahun • Anak secara tidak sengaja akan mempelajari cara orang tua mencintai dan menghargainya • Anak yang terpenuhi kebutuhan dasarnya (cinta dan penghargaan) akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab Yogi Ardiani 2012
  • 52. B. Hakikat Manusia • Segala perilaku manusia selalu didorong oleh motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis • Jika klien gagak memenuhi kebutuhan dasarnya, ia akan mempersepsikan iddentitasnya sebagi orang yang gagal dan sebaliknya • Klien dipandang sebagi sosok yang mampu mengubah identitas dirinya (dari gagal ke berhasil) • Besar kecilnya keberhasilan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya menentukan besar kecilnya pandangan terhadap dirinya sendiri Yogi Ardiani 2012
  • 53. C. Perilaku Bermasalah • Konseling realitas tidak menilai perilaku tertentu sebagai perilaku bermasalah atau tidak, yang menjadi objek konseling adalah perilaku yang tepat atau tidak tepat semata. • Perilaku tepat dan tidak tepat ditentukan oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar. • Sehingga perilaku bermasalah dalam pandangan konseling realitas adalah perilaku kekurangan terhadap kebutuhan dasar • Indikator perilaku yang kurang tepat yaitu: keterasingan, penolakan diri, irasionalitas, kaku, subjektif, lemah, kurang bertanggung jawab, dan sering menolak kenyataan Yogi Ardiani 2012
  • 54. D. Tujuan Konseling Realitas • Tujuan utamanya adalah membuat kliennya mempunyai identitas keberhasilan secar penuh • Indikator tercapainya tujuan ditandai oleh munculnya beberapa sikap seperti rasa bertangggung jawab, percaya diri, bersosialisasi, berpikir rasional, fleksibel dan sikap positif lainnya Yogi Ardiani 2012
  • 55. Kriteria konselor dalam konseling realitas 1. Mengutamakan segenap kemampuan kliennya agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secra bertanggung jawab 2. Mampu menahan diri atas berbagai permintaan klien 3. Mampu bersikap empatik dan sensitif terhadap klien 4. Mampu menjalankan proses konseling dengan baik, terutama saat interview Yogi Ardiani 2012
  • 56. E. Prosedur dan Tahapan 1. Fokus pada klien. Dilakukan untuk mengenal diri klien secar mendalam 2. Fokus pada perilaku. 3. Fokus pada saat ini. Yang perlu dilakukan adalah mengamati perilaku irasional yang terakhir kali dilakukan dan mengajarkan teknik-teknikagar klien dapat menemukan kebutuhan dasarnya ataupun perilaku terbaiknya. 4. Mempertimbangkan nilai. Konselor perlu menilai perilakku termasuk tindakan-tindakan yang dilakukan klien, penilaian ini sangat membantu perubahan perilaku klien. 5. Melakukan perencanaan. Konseling harus mampu melahirkan rencana yang realistis sehingga perilaku klien menjadi baik dan memiliki identitas diri sebagia orang yang berhasil. Konselor membantu melakukan perencanaan untuk merealisasikan perubahan perilaku Yogi Ardiani 2012
  • 57. Prosedur . . . 6.Komitmen. Tugas konselor adalah memotivasi klien agar berkomitmen terhadap perencanaan yang dibuat. 7.Menolak alasan. Jika rencana yang dibbuat gagal, maka ntugas konselor adalh membuat perencanaan baru sebagi respon dari kegagalan klien dan tidak memerlukan alasan atau penyebab dari kegagalan tersebut tetapi yang terpenting menemukan solusi untuk tindakan selanjutnya 8.Tidak ada sanksi. Dalam konseling tidak ada sanksi atau hukuman tetapi yang paling penting upaya perbaikan perilaku yang lebih baik Yogi Ardiani 2012
  • 58. Kesimpulan 1. psikoanalisis berhubungan dengan alam bawah sadar 2. Berpusat pada person interaksi antara kemampuan memahami diri sendiri, keadaan fisik dan non fisik serta pengalaman 3. Emotif behavior masalahnya bersumber dari pemikiran rasional dan irrasional 4. behavioral adanya kegagalan penyesuaian diri atau kurangnya pembiasaan 5. realitasobjektif, realistis, kebutuhan identitas (cinta dan penghargaan) Ketika anak menghadapi masalah , konselor harus menganalisis penyebab sehingga dapat menentukan perlakuan sesuai penyebabnya berdasarkan teori2 tsb. Yogi Ardiani 2012
  • 59. TERIMA KASIH MATUR NUWUN Yogi Ardiani 2012 by: Yogi Ardiani