1. RANCANGAN PENGEMBANGAN DESAIN
PERPUSTAKAAN DIGITAL
Bay: Ardi Yus Aryadi
Nim: 1220010034
Makalah Perpustakaan Digital dan Portal Informasi
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
A. Pendahuluan
Perpustakaan tidak dapat dipahami sebatas sebagai sebuah gedung atau
akomodasi fisik tempat menyimpan buku semata. Akan tetapi, secara
sederhana dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus”, dan kumpulan koleksi sesuai
dengan jenis perpustakaannya (Qalyubi dkk, 2007:3).
Sebagai sebuah unit kerja yang bergerak dalam pengolahan informasi
dari berbagi macam jenis koleksi, perpustakaan selalu berhubugan erat
dengan teknologi informasi dalam pengolahan koleksi, hal ini dikarenakan
peran perpustakaan sebagai pelestarian dan penyebaran informasi ilmu
pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu, dan para pengembang
karya-karya ilmiah.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi
sebuah keharusan karena berkaitan dengan saran penyimpanan, kemudahan
akses, kecepatan akses, keakuratan informasi dalam memberikan layanan
kepada pemustaka. Selain itu penerapan teknologi informasi di perpustakaan
juga dapat di fungsikan dalam sistem manajemen perpustakaan yang
mencakup bidang pekerjaan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi
bahan pustaka, pengelahan anggota, statistik dan sebagainya. Hal ini dapat di
wujudkan dengan penerapan teknologi informasi perpustakaan berupa
pengembangan perpustakaan digital. Selain itu kehadiran perpustakaan digital
semakin memudahkan pencarian informasi dengan tidak terbatas oleh ruang
dan waktu.
2. Mengingat pentingnya pengembangan perpustakaan digital sebagai
sarana penyimpanan koleksi digital dalam jumlah yang relatif banyak,
ketersediaan informasi dalam jangka panjang serta dapat menghemat
media/ruang penyimpanan guna meningkatkan pelayanan perpustakaan
terhadap akses bahan pustaka (institutional repository). Berkaitan dengan
masalah di atas maka institusi kami merasa perlu untuk mendesain sebuah
sistem perpustakaan digital, untuk meningkatkan akses layanan terhadap
istitutional repositoy dalam format digital.
B. Rancagan Perpustakaan Digital
Sebelum kita melakukan rancangan perpustakaan digital menurut
Tedd dan Large (2005:191) mengatakan pembangunan perpustakaan digital
terlebih dahulu harus dilakukan analisis terhadap kebutuhan pengguna.
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang
meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta
para anggota perpustakaan (pemustaka)
Konsultasi
dengan
pengguna
bertujuan
untuk
menentukan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Selain konsultasi pada penguna, staf
perpustakaan juga harus dilibatkan karena, berkaitan dengan pelaksanaan
sistem, yang menempatkan staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi
serta bertujuan agar bisa memberikan sumbansi dalam perencanaan sistem
perpustakaan digital. Setelah tahap konsultasi dilakukan selanjutnya kita akan
menentukan perencanaan pembagunan perpustakaan digital yang meliputi:
a. Memilih Perangkat
Untuk membut sebuah perputakaan yang berbasis digital
diperlukan
beberapa
peralatan
yang
mendukung
perpustakaan diantara eralatan yang dibutuhkan ialah:
1. Server web dan aplikasi perpustakaan digital.
2. Server database.
terselenggaranya
3. 3. FTP Server. Untuk
mengirimkan permintaan layanan melalui
“jalur” HTTP (Hypertext Transfer Protocol), permintaan layanan
dari pemakai juga bisa dilakukan melalui “jalur” FTP (file Transfer
Protocol). Jika HTTP mengirimkan berkas Hypertext yaitu
halaman web untuk ditampilkan di layar pengguna, maka FTP
dirancang khusus untuk melakukan kirim/terima berkas melalui
jaringan komputer.
4. Printer Server, komputer ini bertugas untuk menerima permintaanpermintaan pencetakan, mengatur antriannya dan memprosesnya.
5. Proxy server, Server ini juga bisa digunakan untuk pengaturan
keamanan penggunaan internet untuk membatasi akses ke situssitus yang tidak diperkenankan misalnya situs berbau pornografi
maupun pornoaksi.
Adapun komponen-komponen yang akan digunakan yaitu:
1. Web server yang akan digunakan dalam perancagan perpustakaan
digital meliputi:
a. Perangkat Keras
Untuk web server dibutukan spesifikasi hardware yang
digunakan akan digunakan yaitu XEON 3.0 GHz EM64T, L2
Cache 2MB, 1GB DDR2 ECC SDRAM, Single Channel U320
SCSI, 73GB HDD 10K SCSI Hot-SWAPPABLE, 48x CDROM, VGAATI Radion 7000 16MB Gbe NIC, Tower 530W
non-redundant
4. b. Perangkat Lunak
Sistem operasi
: Linux Kernel 2.4x
Web server
: Apache 1.3.31
Scripting server
: PHP 5; aktifkan modus MYSQL,
Modus Curl, Modus Dbase, Modul php_soap.
2. Database
Server
yang
akan
digunakan
dalam
perancagan
perpustakaan digital meliputi:
a. Perangkat Keras
Untuk database server dibutukan spesifikasi hardware
yang digunakan akan digunakan yaitu XEON 3.0 GHz EM64T,
L2 Cache 2MB, 1,5GB DDR2 ECC SDRAM, Single Channel
U320 SCSI, 2x73GB HDD 10K SCSI Hot-SWAPPABLE, 48x
CD-ROM, VGAATI Radion 7000 16MB Gbe NIC, Tower
530W non-redundant.
b. Perangkat Lunak
Sistem Oprasi
: Linux Kernal 2.4.x
Database
: MySQl v5.1
3. Backup Server
a. Perangkat Keras
Untuk beckup server dibutukan spesifikasi hardware
yang digunakan akan digunakan yaitu XEON 3.0 GHz EM64T,
L2 Cache 2MB, 1,5GB DDR2 ECC SDRAM, Single Channel
U320 SCSI, 2x73GB HDD 10K SCSI Hot-SWAPPABLE, 48x
5. CD-ROM, VGAATI Radion 7000 16MB Gbe NIC, Tower
530W non-redundant.
b. Perangkat Lunak
Sistem operasi
: Linux Kernel 2.4x
Web server
: Apache 1.3.31
Scripting server
: PHP 5; aktifkan modus MYSQL,
Modus Curl, Modus Dbase, Non Aktif modul php_soap.
Database
:MySQL v5.1
4. Komputer untuk operator dibutuhkan perangkat tambahan untuk
proses digitalisasi dokumen yang meliputi: Scanner,
Audio
converter to digital, Video converter to digital. Adapun spesifik
sistem pada komputer operasional dan komputer penelusuran bahan
pustaka yaitu:
Prosessor
: Intel Pentium IV/Up
Sistem harddisk
: 40 GB
Memori
: 256 MB
Sistem Operasi
: Windos Xp
Program
: Interbase client for windows
Jaringan komputer lokal
5. Hub LAN gunakan untuk menghubungkan server dengan komputer
operator dan klien sehingga bisa dilakukan pendistribusian data
serta daya yang lain.
6. Koneksi ke Internet digunakan untuk melakukan aktifitas yang
terhubung dengan jaringan internet, seperti upload data, sharing
dengan digital library lain serta layanan bagi pengunjung online.
b. Perencanaan Basis Data
Menurut Supriyanto (2008:69) basis data dapat diartikan sebagai
bahan baku informasi, yang dapat didefinisikan sebagi kelompok simbol-
6. simbol yang mewakili, fakta tindakan, benda dan sebagainya. Dalam
perancangan perpustakaan digital ini institusi kami mengunakan basis data
Database Management System (DBMS) karena Database Management
System (DBMS) memiliki beberapa kelebihan seperti: Data disusun mulai
dari bits, bytes, fielda, record dan database. Pengunaan basis data dalam
sistem
informasi
Database
Management
System
(DBMS)
yang
memungkinkan untuk menyimpan data, pemeliharaan data, pengelolaan
akses, keamanan, dan pengintegerasian. Selain itu DBMS menyediakan
fasilitas untuk mengedit, menambah, menghapus, menampilkan mencari,
memilih, mengurutkan dan mencetak data. Berikut rancagan basis data
yang akan dibangun di perpustakaan meliputi:
1. Tabel administrator, tabel ini digunakan untuk penyimpan data user
serta hanya terdapat satu administrator yang mengelola kegiatan
repository dan user ini disebut sebagai super admin.
2. Tabel mahasiswa, adalah tabel untuk menyimpan daftar anggota
yang sudah di daftar oleh administrator.
3. Tabel dosen, adalah tabel untuk menyimpan data-data dosen yang
telah didaftar oleh administrtor.
4. Tabel jurnal, adalah tabel untuk menyimpan koleksi-koleksi jurnal.
5. Tabel tugas akhir, adalah tabel untuk menyimpan koleksi tugas,
akhir mahasiswa.
6. Tabel karya tulis, adalah tabel yang digunakan untuk menyipan
karya tulis mahasiswa, dosen dan karya tulis yang dihasilkan oleh
lembaga.
7. Tabel pegunjung, tabel punjung digunakan untuk menyimpan data
pegunjung dan komentar.
8. Tabel Download, tabel ini merupakan tabel yang digunakan untuk
menyimpan data yang berupa jurnal, tugas akhir, karya ilmiah
mahasiswa. Untuk bisa di downlaod oleh onggota yang sudah
terdaftar sebagai anggota.
7. 9. Tabel unggah secara mandiri, tabel ini berfungsi sebagai tempat
penyipanan koleksi-koleksi yang di unggah langsung oleh pemustaka
dan dosen. Setelah data diunggah secara mandiri tugas pustakawan
untuk menseleksi koleksi-koleksi yang masuk.
10. Tabel komentar, adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan
data komentar.
11. Tabel antar muka, tabel ini difungsikan sebagai forum sosialisasi
antara pengguna dengan pustakawan (admin).
c. Software Perpustakaan Digital
Pemilihan software dalam pengembagan perpustakaan digital harus
dilakukan sebuah pertimbangan yang matang karena berkaitan dengan
sistem yang akan dibangun. Menurut Tedd dan Large (2005:195) adapun
proses yang harus dilakukan dalam pemilihan software aplikasi untuk
perpustakaan digital, adapun panduan seleksi yaitu:
1. Apakah software tersebut mampu memenuhi kebutuhan yang
diinginkan?
2.
Berapa banyak kebutuhan yang diinginkan dapat dipenuhi oleh
produk tersebut?
3. Standar-standar yang digunakan dalam produk tersebut tepat?
4. Apakah user interface yang disediakan sesuai dan mudah
digunakan serta terdapat dalam beberapa bahasa yang diperlukan?
Jika tidak, apakah produk tersebut dapat dikembangan berdasarkan
bahasa yang dibutuhkan?
5. Apakah fitur yang tersedia dapat digunakan untuk searching dan
browsing informasi yang terdapat dalam perpustakaan digital?
6. Bagaimana pengalaman institusi lain yang telah menggunakan
produk tersebut?
7. Bagaimana
reputasi
dari
organisasi
menghasilkan produk tersebut?
8. Bagaimana reputasi dari supplier lokal?
atau
lembaga
yang
8. 9. Apakah support seperti training, bantuan online, dan sejenisnya
tersedia, dan dalam bahasa apa?
10. Implikasi dalam hal aspek hukum dari penggunaan produk
tersebut?
Menurut Supriyanto (2008:108) strategi dalam pemilihan software,
tentu banyak kriteria yang harus diperhatikan, berikut beberapa kriteria
dalam memilih software yaitu:
1. Kegunaan, fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan
kebutuhan dan menghasilkan informasin tepat waktu (realtime)
dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
2. Ekonomi,
biaya
yang
dikeluarkan
sebanding
untuk
mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapat.
3. Kendala, dapat menangani operasi kerja dengan frekuensi besar
dan terus-menerus.
4. Sederhana, menu-menu yang disediakan dapat dapat dipelajari
dengan mudah dan interaktif dengan pengguna.
5. Dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem-sistem informasi dan
institusi serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Setelah melakukan pengamatan secara terperinci tentang pemilihan
software serta mempertimbangkan beberapa pendapat di atas maka
institusi kami memilih mengunakan aplikasi Eprint dalam pengembangan
perpustakaan digital.
Karena dengan mengunakan aplikasi Eprint
dirasakan, staf pengelola sudah memahami seluk beluk Eprint. Selain itu
fitur-fitur yang disediakan dapat dipelajari relatif mudah dan interaktif
dengan pengguna. Selain itu fitur-fitur yang tersedia dapat digunakan
untuk
searching
dan
browsing
informasi
yang
terdapat
dalam
perpustakaan digital
d. Instalasi Software
Instalasi sistem perpustakaan digital dapat menjadi proses yang
panjang dan dibutuhkan waktu yang relatif lama, karena berkaitan dengan
sistem yang telah di instalisi dapat diterima atau tidak oleh pengguna.
9. Selain itu perpustakaan juga harus memastikan apakah ada update
software terbaru. Oleh karena itu, pengelola perpustakaan digital perlu
tahu kapan dan apakah ada update software terbaru sehingga dapat
diaplikasikan pada perpustakaan digital telah dikelola.
e. Menjalankan Sistem (Backup) dan Evalusasi Sistem
Tahap terakhir yaitu menjalankan sistem yang sudah dirancang,
setelah sistem berjalan kita harus melakukan backup terhadap data yang
tersimpan pada server, database, website, dan software secara berkala, ini
bertujuan utuk mengamankan data dari bahaya hilang, rusak dan lain
sebagainya dari kerusakan sistem. setelah itu dilakukan proses evaluasi
menurut Tedd dan Large (2005:201) tahap evaluasi penting dilakukan
untuk menjaga stabilitas berjalannya perpustakaan digital. Beberapa teknik
evaluasi dapat dilakukan, evaluasi berdasarkan pendapat pengguna
ataupun melihat transaksi pemustaka. Atau bisa juga mengunakan evaluasi
sistem dengan model TAM (Technology Acceptance Model).
C. Persoalan dalam Pengembangan Perpustakaan Digital
Pembangunan perpustakaan digital tidak hanya berhenti pada
penyediaan koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya. Pustakawan
sebagai pengelola perpustakaan digital juga perlu memperhatikan isu-isu
terkait dengan koleksi digital yang dimiliki. Adapun isu-isu yang
menghadang dalam pengembangan atau membangun perpustakaan digital
yaitu:
a. Hak Cipta (Copy right)
Dalam Pasal 1 ayat 1 UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 bahwa
menerangkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan koleksi digital yang berhubungan dengan hak cipta
harus ada prosedur dan kaidah etis dalam pengolalaan koleksi digital
maupun penggadaan koleksi digital. Dalam mengelola sumber-sumber
10. koleksi digital, khusunya karya hasil penelitian dan jurnal, hendaknya
perpustakaan lebih memperhatikan empat prinsip tentang kaidah atau
aturan digitalisasi seperti halnya yang dikatakan oleh Edmon Markarim
dan Brian Amy Prastyo dalam Pendit (2007:166) yaitu:
1. Privasi: Menyangkut kerahasiaan berarti masalah keamanan
database koleksi digital. Pihak perpustakaan juga memberikan
batasan-batasan terhadap koleksi local content yang akan diakses,
misalnya pengguna tidak dapat men-download file-nya. Tujuannya
agar tidak terjadi penjiplakan atau pembajakan ciptaan digital
secara besar besaran.
2. Properti: Mengenai kewajiban serah karya cetak dan rekam yang
sudah diserahkan ke perpustakaan adalah milik sepenuhnya
perpustakaan, karena sudah ada kesepakatan atau lisensi di atas
surat pernyataan terlebih dahulu.
3. Akurasi atau Keaslian: Hal ini diatur dalam Pasal 25 ayat 1 UU
Hak Cipta No.19 Tahun 2002 bahwa: “informasi elektronik
tentang informasi manajemen hak pencipta tidak boleh ditiadakan
atau diubah”. Berdasarkan pasal tersebut, maka perpustakaan
dalam mendigitalkan koleksi tetap mencantumkan identitas
penulis aslinya, dan tugas perpustakaan hanya mempublikasikan
informasi.
4. Hak Akses: semua koleksi local content dapat diakses secara
bebas dan dapat dibaca secara keseluruhan (full text). Akan tetapi,
pengguna tidak dapat men-download file digital tersebut karena
berkaitan dengan aspek keaslian dari identitas si penulis karya
digital.
Untuk mengatisipasi perpustakaan tersadung masalah hak cipta
berkaitan dengan pengembangan koleksi digital, maka perpustakaan atau
institusi pengelola informasi perlu membuat sebuah aturan lembaga untuk
mengatur, bagaimana koleksi itu didapat dan cara penyajiannya dalam
repository. Adapun aturan yang bisa diterapkan diperpustakaan meliputi:
11. 1. Peraturan Deposit
Peraturan deposit yaitu peraturan yang bisa diterapkan
perpustakaan, sebagai dasar hukum pengembangan koleksi digital.
2. Trade-Secrecy
Trade-secrecy adalah pembatasan akses informasi pada
sebuah
organisasi
penandatanganan
yang
biasanya
persetujuan
dilakukan
sebelumnya.
Dengan
dengan
cara
menyediakan formulir perjanjian antara lembaga dan penulis.
Penulis harus menyetujui hasil karyanya dipublikasikan secara
digital oleh perpustakaan sesuai dengan aturan dan perjanjian yang
berlaku. Mengedit hasil karya dengan menambahkan informasi
pencipta karya tersebut, dan membatasi hak akses misalnya tidak
bisa di-copy tapi hanya bisa dibaca.
3. Copy Left
Copy left yaitu suatu kebijakan yang bisa digunakan oleh
perpustakaan agar tidak terkena masalah hukum yang berkaitan
dengan pengadaan koleksi digital.
4. Doktrin Fair Use
Doktrin Fair Use yaitu pengecualian tentang ketentuan
hukum mengenai hak cipta memungkinkan penggunaan suatu
ciptaan tanpa seizin dari pemegang haknya sepanjang tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari sipencipta
b. Peservasi Sumber-Sumber Digital
Menurut Pendit (2009:166) Untuk menjamin keberadaan koleksi
digital agar dapat diakses setiap saat, tidak jarang pengelola perpustakaan
digital perlu menyediakan beberapa format yang berbeda, format pdf,
words, jpg. dan lain sebagainya. Selain itu dalam pengolahan
perpustakaan digital perlu melakukan migrasi perpindahan koleksi digital
secara berkala agar koleksi digital tersebut bisa terjaga ketersediannya
dalam jangka waktu yang lama.
12. c. Sumber Daya Manusia (SDM)
Setelah
mengaplikasikan
perpustakaan
digital,
pimpinan
perpustakaan juga perlu memastikan bahwa para pustakawan yang bekerja
di dalamnya memiliki kecakapan dalam hal teknologi informasi. Salah
satu cara dalam meningkatkan kecakapan pustakawan yaitu:
1. Melakukan dasar pelatihan IT.
2. Pemahaman
bagaimana
ICT
dapat
membantu
pekerjaan
pustakawan
3. Keamanan dan kesehatan dalam penggunaan ICT.
4. Mengetahui
bagaimana
cara
menemukan
sesuatu
untuk
pemustaka
dalam
kepentingan pemustaka.
5. Menggunakan
ICT
untuk
mensupport
mengembangkan kegiatan mereka.
6. Menggunakan ICT untuk mensupport pemustaka untuk melakukan
pembelajaran yang efektif.
7. Menjamin adanya manajemen ICT yang efektif di perpustakaan.
8. Bagaimana
cara
penggunaan
ICT
untuk
memperbaiki
profesionalitas dan untuk mengurangi beban birokrasi dan
administrasi.
Selain itu untuk meningkatkan kecakapan pustakawan dalam
bidang IT (Tedd dan Large, 2005:197), menyebutkan yaitu:
1. Navigator Net yaitu keterampilan mencari lebih jauh terhadap
website serta menvalidasi pengguna layanan.
2. Teknologi Informasi yaitu keterampilan desain web, pemasangan
dan memperbarui informasi, menyiapkan dan mengelola database;
3. Konsultan informasi yaitu analisis dan diagnosis kebutuhan
pengguna,
akan
kesadaran
sumber
informasi,
membangun
kemitraan dengan penyedia informasi lain, dan desain informasi;
4. Manager informasi yaitu perencanaan strategis, isu digitalisasi, hak
cipta, hak kekayaan intelektual;
13. 5. Pendidik yaitu mendesain dan mengembangkan program pelatihan
dan materi untuk staf lain dan pengguna.
d. Plagiarisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:639) menyebutkan
plagiarisme atau penjiplakan merupakan suatu kegiatan mencuri karangan
orang lain; mengutip karangan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya
atau mengaku sebagai karangannya sendiri. Salah satu hal yang bisa
dilakukan oleh perpustakaan berkaitan dengan masalah plagiarisme yaitu
melakukan sosialisasi kepada para petugas perpustakaan serta pengguna
perpustakaan bagaimana cara mengutip yang baik dan benar. Selain itu
pihak perpustakaan juga bisa membatasi hak akses, yang hanya
memfokuskan pada data hanya dapat di baca dan di simpan tetapi tidak
bisa di copy dan paste.
14. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembangunan
perpustakaan digital di perlukan sebuah evaluasi terhadap kebutuhan pengguna
perpustakaan selain itu juga terdapat beberapa komponen dalam perancangan
perpustakaan digital yang meliputi pemilihan perangkat keras, perangkat lunak,
perencanaan basis data yang akan dikembangkan, pemilihan software yang akan
digunakan. Selain komponen tersebut perpustakaan yang akan membangun
perpustakaan digital juga harus paham terhadap isu-isu yang berkaitan dengan
pengembangan koleksi digital yang berkaitan dengan hak cipta, preservasi, sumber
daya manusia dan masalah plagiatisme.
15. DAFTAR PUSTAKA
Tedd, Lucy A. dan Large, Andrew. 2005. Digital Library: Principles and
Practice in a Global Environment. Munchen: K.G. Saur.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Pendit, Putu Laxman. 2007. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan
Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV. Sagung Seto.
____________________. 2009. Perpustakaan Digital: Kesinambungan dan
Dinamika. Jakarta: Cita Karya Karsa.
Presiden Republik Indonesia. 2002. “Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang
Hak
Cipta”
http://www.dgip.go.id/ebhtml/hki/filecontent.php?fid=5011/
dalam
diakses
pada 13-06-2013 pukul 08:52 WIB.
Qalyubi, Syihabuddin dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu perpustakaan dan
Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Supriyanto, Wahyu dan Muhsin, Ahad. 2008. Teknologi Informasi
Perpustakaan : Strategi Perencanaan Perpustakaan Digital. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik
Indonesia No 43 tahun 2007: Tentang Perpustakaan.