1. BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia terdapat 129 gunung berapi aktif salah satunya terdapat di
Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Garut yakni Gunung Papandayan. Sebelah
utara Gunung Papandayan terdapat padang savanna (eurih) yang cukup luas yang
dikenal dengan sebutan Tegal Panjang. Hal ini memotivasi kami sebagai generasi
muda yang sekaligus sebagai anggota organisasi pecinta alam SMA Negeri 1
Baleendah Arupadhatu untuk melakukan perjalanan ekspedisi tegal panjang –
papandayan.
1.1 Nama Kegiatan
EKSPEDISI TEGAL PANJANG – PAPANDAYAN
1.2 Waktu dan Tempat
Hari : Jum’at s/d Minggu
Tanggal : 3 – 5 Juli 2009
Tempat : Tegal Panjang – Papandayan
1.3 Tujuan
1. Merealisasikan Program kerja Organisasi Pecinta Alam SMA Negeri
Baleendah Arupadhatu periode 2008 -2009
2. Pemenuhan salah satu syarat penempuhan nomor anggota Organisasi
Pecinta Alam SMA Negeri 1 Baleendah Arupadhatu
3. Merealisasikan rancangan operesi ekspedisi tegal panjang papandayan 3-5
juli 2009.
1.4 Bentuk Kegiatan
Penjelajahan Gunung Hutan
1.5 Data
Peta Topografi AMS, Judul Peta Pangalengan, Sheet 4521 III, Series T725,
Skala 1: 50.000, Tahun 1962
1
2. 1.6 Informasi
Sebelum melakukan perjalanan informasi didapat dari Sabena Bungsu
dalam bentuk informasi lisan (cerita), mengenai Tegal Panjang (jalur tegal
panjang) Gunung Jaya dan Gunung Kondang. Setelah melakukan perjalanan,
informasi dicari dari sumber lain yakni internet dan buku-buku.
1.7 Struktur Tim
Pembimbing : Endang Iswara
Ketua : Risha Gustiani Hamzah
Bendahara : Asifa Fitriani
Komandan Operasi : Dean Arif Lukman
Perbekalan : Nani Rukmini
Dokumentasi : Ryan Sofian
Peralatan dan Perlengkapan : Firdaus Erichson Riang
1.8 Biodata Tim
1. Nama : Asifa Fitriani
Alamat : Komp.Barujati No.22 Rt.01 Rw.16
Kec.Ciparay Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 27 Maret 1993
Golongan darah :A
Angkatan : Muara Senja
2. Nama : Risha Gustiani Hamzah
Alamat : Jalan Laswi Jelekong No.31 Rt.01 Rw.02
Kec.Baleendah Kab.Bandung
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Agustus 1993
Golongan darah :O
Angkatan : Muara Senja
2
3. 3. Nama : Nani Rukmini
Alamat : Kerenceng Rt.03 Rw.11 Ds.Bojong Malaka
Kec.Baleendah Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 26 Oktober 1992
Golongan darah :A
Angkatan : Muara Senja
4. Nama : Firdaus Erichson Riang
Alamat : Kp.Paminggir No.34 Rt.02 Rw.11
Ds.Manggungharja Kec.Ciparay
Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 16 Mei 1990
Golongan darah :B
Angkatan : Lima Belas
5. Nama : Ryan Sofian
Alamat : Jl.Stasiun Gg.Kakatua I No.12 Rt.01 Rw.04
Ds.Banjaran Kec.Banjaran Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 25 Februari 1990
Golongan darah :A
Angkatan : Lima Belas
6. Nama : Dean Arif Lukman
Alamat : Kp.Citureupjati Rt.03 Rw.10 Ds.Neglasari
Kec.Banjaran Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 19 Juli 1986
Golongan darah :A
Angkatan : Mega Belantara
7. Nama : Endang Iswara
Alamat : Jl.Batukarut No.45 Ds.Banjaran Wetan
Kec.Banjaran Kab.Bandung
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 15 Desember 1983
Golongan darah :O
Angkatan : Kabut Haruman
3
4. 1.9 Rancangan Operasi Perjalanan
Hari,
Waktu Kegiatan Lokasi
Tanggal
07.00 Berkumpul Rumah Ryan
( Banjaran )
07.00 - 0730 Persiapan Pemberangkatan Rumah Ryan
07.30 - 08.30 Perjalanan Menuju Pangalengan Terminal
Banjaran
Jum’at, 3 Juli 2009
08.30 – 10.30 Perjalanan Pangalengan - Cibutarua Terminal
Pangalengan
10.30 – 12.00 Perjalanan menuju Tegal Panjang Cibutarua / Kp.
Papandayan
12.00 – 13.00 ISOMA Kebun Sayuran
13.00 – 17.00 Melanjutkan Perjalanan Menuju
Hutan Rimba
Tegal Panjang
17.00 – 18.00 Mendirikan Camp Tegal Panjang
18.00 – 20.00 ISOMA Tegal Panjang
20.00 – 21.00 Evaluasi Kegiatan Tegal Panjang
21.00 – 05.00 Istirahat Tegal Panjang
05.00 – 05.30 Bangun Tidur (Shalat Subuh) Tegal Panjang
05.30 – 08.00 Masak dan Membereskan Camp Tegal Panjang
Sabtu, 4 Juli 2009
08.00 – 09.00 Sarapan dan Packing Tegal Panjang
09.00 – 12.00 Perjalanan Manuju Pondok Saladah Hutan Rimba
12.00 – 13.00 ISOMA Hutan Rimba
13.00 – 16.00 Melanjutkan Perjalanan Hutan Rimba
16.00 – 18.00 Mendirikan Camp Pondok Saladah
18.00 – 20.00 ISOMA Pondok Saladah
20.00 – 21.00 Evaliasi Pondok Saladah
21.00 – 05.00 Istirahat Pondok Saladah
4
5. 05.00 – 05.30 Bangun Tidur (Shalat Subuh) Pondok Saladah
05.30 – 08.00 Masak dan Membereskan Camp Pondok Saladah
08.00 – 08.30 Sarapan Pondok Saladah
08.30 – 09.00 Packing Pondok Saladah
09.00 – 12.00 Perjalanan Menuju Parkiran Wana
Minggu, 5 Juli 2009
Pondok Saladah
Wista Papandayan
12.00 – 13.00 ISOMA Parkiran
Papandayan
13.00 – 13.30 Parkiran Papandayan - Cisurupan Parkiran
Papandayan
13.30 – 17.30 Cisurupan - M.Toha Cisurupan
17.30 – 18.30 M.Toha - Banjaran M. Toha
18.30 – 19.30 ISOMA Rumah Ryan
19.30 – 20.00 Evaluasi Perjalanan Rumah Ryan
20.00 Pulang Kerumah Masing-Masing -
1.10Rancangan Menu Makan
Jum’at, Pagi Makanan Jadi Bawaan Dari Rumah
Siang Mie + Telor
3 Juli
Malam Nasi + Jamur + Pindang Tongkol
2009
Sabtu, Pagi Nasi Goreng + Tempe + Dendeng
Siang Mie + Telor +
4 Juli
Malam Nasi + Asin + Tempe + Sarden
2009
Minggu, Pagi Nasi + Dendeng + Bakso + Soun + Wortel
Siang Mie + Telor
5 Juli
2009
1.11 Perkiraan Penggunaan Air
Penggunaan Air Untuk Memasak
5
6. Jumlah Memasak Penggunan Air / 1 Jumlah Penggunaan Air
Selama 3 Hari X Kali Memasak = Untuk Memasak
6 kali 1200 ml 7.200 ml
Penggunaan Air Untuk Minum
Jumlah Penggunaan Jumlah Jumlah Penggunaan Air
Anggota X Air / 1 Hari X Hari = Untuk Minum
7 Orang 1200 ml 3 Hari 25.200 ml
Jumlah penggunaan air untuk makan dan minum
= 32.400 ml
selama 3 hari
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK EKSPEDISI
2.1 Tegal Panjang
6
7. Tegal Panjang adalah suatu area padang rumput yang dikelilingi oleh
hutan campuran. Sekilas Imperata cylindrica atau alang-alang mendominasi
hamparannya (kerimbunan rata-ratanya mencapai hampir 70 %).
Tegal Panjang terletak di Pangalengan Kabupaten Garut dengan dikelilingi
gunung-gunung, diantaranya disebelah utara terdapat Gunung Kondang, di
sebelah timur Gunung Jaya, disebelah selatan tardapat Gunung Puntang dan
Gunung Papandayan.
2.2 Papandayan
2.2.1 Keterangan Umum
Nama Gunung Api : Gunung Papandayan
Nama Kawah : Kawah Mas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk
Kawah sekitar G.Papandayan : Tegal Alun-alun dan Tegal Brungbung.
Lokasi
a. Administrasi : Kabupaten Garut, Jawa Barat
b. Posisi Geografi : 7019’00" LS dan 107044'00"BT
Ketinggian : a. 2665 mdpl
b. 1950 m di atas dataran kota Garut.
Kota Terdekat : Garut
Tipe Gunung api : Strato tipe A
Pos Pengamatan : Terletak pada ketinggian 1050 mdpl di
kampung Pusparendeng, Desa Pakuwon,
Kec.Cisurupan.
2.2.2 Cara Pencapaian
Kawah Mas G. Papandayan dapat dicapai dari Bandung dengan
kendaraan bermotor melalui 2 jalan alternatif. Jalan alternatif pertama, melalui
kota Garut (lama perjalanan sekitar 2 jam), lalu menuju Kecamatan Cisurupan
(lama perjalanan sekitar 20 menit) dan dari sini dilanjutkan hingga Kawah
Mas (lama perjalanan sekitar 25 menit). Jalan alternatif kedua, melalui
7
8. Pangalengan, melewati daerah perkebunan Garut Selatan (Perkebunan Sedep
dan Malabar) hingga perkebunan Cileuleuy (lama perjalanan sekitar 3 jam),
dari sini dilanjutkan menuju Kawah Mas (lama perjalanan sekitar 30 menit).
2.2.3 Demografi
Konsentrasi pemukiman penduduk berada di sektor Timur Laut,
Tenggara dan Timur- Tenggara yakni di Kecamatan Bayongbong, Cikajang
dan Cisurupan. Sedangkan pemukiman penduduk di sektor utara, baratlaut,
barat, baratdaya dan selatan jumlahnya relatif sedikit.
Dengan luas wilayah 3 065,19 Km², setiap Km² di Kabupaten Garut
rata-rata dihuni oleh 753 jiwa dengan sebaran yang tidak merata pada setiap
kecamatannya dan terakumulisasi di daerah perkotaan, khususnya di
kecamatan Tarogong Kidul dengan tingkat kepadatan penduduk setiap Km²
nya mencapai 4.846 jiwa sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di
Kecamatan
Berdasarkan data Depatremen Agama Kabupaten Garut pada tahun
2008, Penduduk beragama Islam sekitar 2.220.156, Katholik 1.455, Protestan
1.788, Hindu 193 dan Budha 1.289.
2.2.4 Inventarisasi Sumber Daya Gunung Api
a. Batuan Beku
( Gambar 1. Batuan Beku )
8
9. Cadangan batuan beku cukup berlimpah, berupa lava berkomposisi
andesit dan andesitbasaltik, dimanfaatkan menjadi batu belah dan batu
lempengan untuk keperluan bahan bangunan dan batu hias serta
pengerasan jalan dan pembuatan jembatan.
b. Belerang (Sulfur)
( Gambar 2. Belerang / Sulfur )
Cadangan belerang (sulfur) cukup berlimpah, terutama di Kawah Mas
(puncak G.Papandayan), dipergunakan untuk pembuatan pupuk. Akses
jalan menuju Kawah Mas sudah beraspal dengan kondisi relatif baik,
kecuali antara tempat parkir dan Kawah Mas.
c. Kaolin
(Gambar 3. Kaolin)
Cadangan kaolin relatif sedikit, terutama terdapat di sekitar G. Walirang,
Kawah Mas dan di sebaran endapan guguran puing (debris avalanche
deposit). Biasanya dipergunakan untuk pembuatan porselin dan obat-
obatan.
e. Wisata Gunungapi
Terdapat di sekitar puncak G. Papandayan, yakni di Kawah Mas. Untuk
objek camping yang cukup representatif, adalah di sekitar Tegal Alun-
alun dan Tegal Brungbung. Panorama alam yang cukup memukau,
terdapat di sektor barat, baratlaut dan utara, terutama karena hamparan
perkebunan tehnya. Bagi penggemar hiking, dapat melakukannya
9
10. melalui sektor timurlaut, yakni melalu kampung Panday, melewati Pos
Pengamatan G, Papandayan (berposisi di kampung Pusparendeng),
kampung Pangauban (dengan kemiringan lereng relatif kecil, yakni
berkisar antara 5o dan 10o). Dari sini menuju puncak G.Papandayan
sektor timurlaut melewati punggungan berkemiringan lereng antara 30o
dan 45o. Lama perjalanan berkisar 5-6 jam
2.2.5 SEJARAH LETUSAN
A. Data aktivitas
Kegiatan gunungapi Papandayan yang tercatat dalam sejarah,
yakni sejak tahun 1772 hingga tahun 1927, perinciannya adalah sebagai
berikut1) : 1772 11-12 Agustus, terjadi letusan besar dari kawah pusat,
awan panas yang dilontarkan memakan korban jiwa lebih kurang 2951
orang dan menghancurkan 40 buah perkampungan. 1882 28 Mei,
terdengar suara gemuruh terus menerus dari arah utara kampung
Campaka Warna, diduga berasal dari G. Papandayan 1923 11 Maret,
terjadi letusan lumpur beserta lontaran batu-batu dilontarkan hingga
jarak 150 m. Terdapat 7 buah lubang letusan dalam Kawah Baru dan
letusan ini didahului oleh gempa bumi yang terasa di Cisurupan. 1924 25
Januari, Kawah Mas suhunya naik dari 364o menjadi 500o, kemudian
terjadi letusan lumpur di Kawah Mas dan Kawah Baru. 16 Desember,
terdengar suara gemuruh dan ledakan dari Kawah Baru, hutan di sekitar
kawah menjadi gundul karena tertimpah bahan lontaran (batu dan
lumpur). Bahan lontaran tersebut dilontarkan ke arah timur, dan
lumpurnya hampir mencapai kampung Cisurupan. 1925 21 Pebruari,
terjadi letusan lumpur pada Kawah Nangklak, disusul dengan semburan
lumpur disertai dengan emisi gas kuat. 1926 Terjadi letusan preatik
(mengandung lumpur dan sulfur) di Kawah Mas.
Pada tahun 1927 Di Kawah Mas terjadi letusan preatik yang terdiri
dari lumpur bercampur belerang. Di kawah Baru, terjadi letusan lumpur
belerang. 1928 16-18 Februari, terjadi kenaikan temperatur di Kawah
Mas. 1942 15-16 Agustus, Di Kawah Mas terbentuk kawah baru. 1993
10
11. 15 Juli, Di Kawah Baru terjadi peristiwa letusan Lumpur 1993 -
sekarang Kegiatan G. Papandayan terbatas pada kepulan asap fumarola
dan solfatara serta bualan Lumpur dan air panas di sekitar Kawah Mas
dan Kawah Baru (kawah termuda G.Papandayan).
B. Karakter Letusan
Karakter letusan G. Papandayan, adalah berupa erupsi eksplosif
preatomagmatik berskala menengah (dimanifestasikan oleh sejumlah
endapan aliran dan jatuhan piroklastik). Secara berangsur, kekuatan
erupsi G. Papandayan melemah dan cenderung menghasilkan erupsi
epusif magmatik (dimanifestasikan oleh sejumlah lelehan lava
berkomposisi andesit /andesit basaltik).
C. Periode Letusan
Periode letusan G. Papandayan berkisar antara 1 dan 151 tahun,
dengan rincian berikut: setelah meletus pada tahun 1772, letusan
berikutnya adalah tahun 1923. Setelah letusan 1923, ritme letusan
semakin sering, yakni pada tahun 1924, 1925, dan terakhir pada tahun
1926. Setelah tahun 1923, tidak terjadi lagi letusan dari Kawah Mas
(kawah pusat termuda G.Papandayan)2).
D. Tipe Letusan
Tipe letusan G. Papandayan adalah letusan eksplosif (pada awal
pembentukkan, dimanifestasikan dengan sejumlah endapan aliran dan
jatuhan piroklastik) dan letusan epusif (dimanifestasikan dengan
sejumlah leleran lava berkomposisi andesit andesit basaltik).
BAB III
PEMBAHASAN PERJALANAN
3.1 Tabel Operasi
H Taw Tak Medan Jarak Waktu
11
12. H1 Kebun Tegal Bervariasi: 3,5 km 13.00 – 16.25
wortel Panjang Landai, (3 jam 25
(0798093- (08007292- menanjak dan menit)
9194206) 91953088) menurun
H2 Tegal Parkir Bervariasi: 7 km 09.00 – 20.00
panjang Papandaya Landai, (11 jam)
(08007292 n menanjak dan
-91953088 (080215-91 menurun
) 9120)
H3 Parkir Pondok Bervariasi: 2,75 km 08.00 – 10.10
Papandaya saladah Landai, *(ket: pergi (2 jam 10
n (080070-91 menanjak dan – pulang menit)
(080215-9 8955) menurun total 5,5 *(ket: pergi –
19120) km) pulang total 4
jam 10 menit)
Ket: Taw: Titik Awal Tak: Titik Akhir
3.2 Hari pertama, 3 Juli 2009
Tim berkumpul di kediaman rumah Ryan yang betempat di Banjaran pada
pukul 07.00 wib, kemudian briefing sampai dengan pukul 07.45 wib dan
selanjutnya mulai bergerak ke titik awal operasi tegal panjang – papandayan yaitu
Kampung Papandayan. Cara pencapaian menuju kampung papandayan yaitu naik
angkutan kota jurusan Banjaran – Pangalengan dengan waktu tempuh sekitar 60
menit yang biayanya Rp. 6.000,- / orang, alternative lain angkutan yang dapat di
gunakan adalah mikro/ Elef atau bus jurusan Bandung – Pangalengan, tim tiba di
pangalengan pada pukul 08.40 wib. Selanjutnya dari terminal Pangalengan naik
12
( Gambar 4. Angkutan Pangalengan-Cibutarua )
13. mikro/ Elef jurusan pangalengan – cibutarua dengan waktu tempuh sekitar 120
menit yang biayanya Rp. 10.000,- / orang, alternatif lain yaitu angkutan desa jenis
colt jurusan pangalengan – papandayan yang biayanya Rp. 10.000,- / orang
namun angkutan ini sering kali penuh oleh penduduk setempat karena
keterbatasan kapasitas penumpang yang cukup sedikit, angkutan-angkutan ini
hanya beroperasi 1 kali dalam sehari dan jadwal berangkatnya dari terminal
pangalengan pada pukul 09.00 wib, kondisi jalan yang di lewati pada awalnya
cukup baik namun setelah melewati kampung sedep kondisi jalan rusak parah,
tim tiba di kampung cibutarua pada pukul 10.41 wib.
( Gambar 5. Kampung Papandayan )
Kemudian tim bergerak menuju kampung papandayan dengan melewati
jalan alternative yang biasa dilalui oleh penduduk setempat dengan waktu tempuh
sekitar 15 menit, dan tim tiba di kampung papandayan pada pukul 11.00 wib.
( Gambar 6. Medan Perkebunan Teh )
13
14. Tim melakukan orientasi medan di kampung papandayan dan selanjutnya
mengeplot titik awal pendakian di koordinat 0796423 – 9193557, vegetasi di
sekitar kawasan ini berupa perkebunan teh dan cuaca waktu itu berawan. Tim
bergerak menuju koordinat 0798155 – 9194152, medan yang di lewati berfariatif
landai, menanjak dan menurun dengan kontur berbukit-bukit, vegetasi mulai
berubah dari perkebunan teh menjadi kebun sayuran yang saat itu sedang di
tanami sayuran wortel, pohon-pohon tinggi mulai terlihat satu persatu disepanjang
kebun sayuran, cuaca masih berawan seperti pertanda akan turunnya hujan.
Waktu menunjukan pukul 12.10 dan tim telah mencapai titik koordinat 0798155 –
9194152, di sini terdapat pondok para petani kebun sayuran yang merupakan
tempat bermukim terakhir sebelum memasuki hutan. Tim memutuskan untuk
beristirahat dan makan siang, selama mempersiapkan makan siang sebagian
angota tim melakukan sosialisasi kepada petani yang sedang berada di sekitar itu,
kami mendapatkan informasi tentang jalur menuju tegal panjang.
( Gambar 7. Sosialisasi Dengan Petani Kebun )
Sesudah makan siang tepat pada pukul 13.00 wib Tim melanjutkan
perjalanan kembali, tak lama selepas dari perkebunan sayuran tim mulai
memasuki hutan dengan vegetasi pohon pinus dan rerumputan ilalang, medan
yang dilewati cukup menanjak, cuaca masih berawan, sekitar 30 menit mendaki
Tim tiba di punggungan dan kemudian turun kelembahan menyebrangi sungai di
koordinat 0798904 – 9194902 disini kami mengisi kembali perbekalan air, medan
14
( Gambar 8. Batas Kebun Dan Hutan )
15. kembali menanjak namun tidak lama berselang sekitar 15 menit mendaki medan
relatif landai dengan sesekali turun dan menanjak namun tidak terlalu curam.
Medan yang kami lalui adalah lembahan sehingga vegetasi yang dominan
adalah pepohonan besar khas hutan hujan tropis yang ditutupi tumbuhan lumut
pertanda kelembaban yang cukup tinggi, juga terdapat tumbuhan paku (pakis
haji), teretep (bulus) dan anggrek. Akhirnya kami beristirahat di koordinat
0799704 – 9194651 untuk melaksanakan shalat dhuhur jarum jam menunjukan
pukul 14.30 wib,
( Gambar 9. Medan Hutan Menuju Tegal Panjang)
15
( Gambar 10. Medan Jurang )
16. pada pukul 15.00 wib Tim kembali bergerak kembali dengan medan perjalanan
masih bervariatif: menanjak, menurun dan landai, kondisi cuacapun masih
barawan, tidak lama setelah kami mulai bergerak kembali kami sempat memplot
peta kembali di koordinat 0799887 – 9194803 untuk memastikan arah pergerakan
kami. Kembali kami melintasi sungai kecil dan sekitar pukul 16.25 wib Tim tiba
di Tegal Panjang dengan koordinat 0800729 – 9194802, Vegetasi langsung
berubah terhampar luas padang ilalang membuat seluruh anggota Tim terpesona
dan sejenak melepas lelah dengan menikmati suasana tegal panjang, sorepun
menjelang kegiatan pengambilan dokumentasi menjadi salah satu kegiatan favorit
sore itu. Selesai pengambilan dokumentasi sore, Tim mulai disibukan kembali
dengan tugasnya masing-masing untuk mempersiapkan camp.
( Gambar 11. Savana Tegal Panjang )
Pada pukul 19.30 wib kami makan malam dengan menu malam itu yaitu:
nasi, ayam, dan jamur crispy. Selesai makan malam pada pukul 20.00 wib hujan
mulai turun dan kegiatan berlanjut pada evaluasi perjalanan hari pertama,
evaluasi berlangsung dari pukul 20.15 wib, hasil evaluasi hari pertama diambil
kesimpulan:
− Perjalanan cukup lancar,
16
17. − Pembuka jalur barjalan terlalu cepat sehingga anggota tim yang lain
memerlukan tenaga lebih untuk mengikutinya, namun setelah di jelaskan
bahwa tugas pembuka jalur adalah untuk memastikan jalurnya tepat
sehingga tidak merepotkan anggota yang ada di belakanGunungya, dan
anggota yang dibelakang pembuka jalur diberi kebebasan untuk
mengambil inisiatif istirahat sendiri dengan interval waktu tidak cukup
lama, masalah tersebut dapat diatasi,
− Kesehatan anggota Tim: satu anggota yang bernama Nani menderita perut
kembung (mules) namun dapat di atasi dengan meminum obat antangin
sedangkan yang lainnya dalam kondisi sehat,
− Perbekalan masih cukup untuk 3 hari kedepan,
− Untuk perencanaan hari kedua: Tim akan bergerak menuju Papandayan,
dengan bangun paling lambat pukul 06.00 wib dan mulai bergerak pada
pukul 09.00 wib sesuai dengan perencanaan awal.
Evaluasipun selesai pada pukul 21.10 wib dan kegiatan hari itupun ditutup
dengan acara bebas dan beristirahat.
3.2 Hari kedua, 4 Juli 2009
Pada pukul 05.15 wib sebagian anggota Tim mulai bangun, cuaca pagi itu
berkabut namun sekitar pukul 05.50 wib kabut perlahan-lahan pergi dan mentari
pagipun mulai tampak keemasan. Kegiatan pagi itu diisi dengan pengambilan
dokumentasi kembali dilanjutkan persiapan pergerakan hari kedua dan seluruh
anggota Tim sibuk dengan tugasnya masing-masing, pada pukul 08.05 kami
makan pagi dengan menu: nasi, ayam, capcay dan gorengan tempe. Tim mulai
bergerak menuju Papandayan pada pukul 09.00 wib dengan melewati vegetasi
padang savana, dengan medan perjalanan landai, dan cuaca waktu itu cukup
cerah.
17
( Gambar 12. Camp Tegal Panjang )
18. Kemudian Tim memasuki hutan di koordinat 080125 – 919425 dengan
vegetasi pohon besar khas hutan hujan tropis yang juga ditutupi tumbuhan lumut,
anggrek, jawer kotok, dan pohon bambu hutan, medan yang dilewati cukup
menanjak dengan cuaca cukup cerah kami mengikuti jalur yang yang sudah ada
dengan terus berusaha berorientasi medan karena jalur yang kami lalui belum
tentu menuju Papandayan. Tim mulai kesulitan dalam orientasi medan dimana
sinyal GPS sulit untuk didapatkan sehingga kami harus dengan cermat memilih
jalur mana yang akan diambil, kamipun melanjutkan perjalanan kembali vegetasi
sepanjang perjalanan masih tetap di dominasi pohon besar khas hutan hujan tropis
sehingga sangat sulit untuk mendapatkan sinyal GPS, medan yang dilalui
bervariatif menanjak, landai dan menurun kami bergerak kebanyakan dilereng
punggungan dengan sesekali menyebrang punggungan dan lembahan.
( Gambar 13. Tegal Panjang )
18
( Gambar 14. Batas Savana Dengan Hutan )
19. Pada pukul 12.25 wib Tim beristirahat makan siang orientasi medan masih
sulit dilakukan, selama mempersiapkan makan siang sebagian angota tim
berusaha untuk melekukan orientasi medan dengan mencari petunjuk alam berupa
puncakan ataupun punggungan dan juga sinyal GPS, akhirnya setelah sekian lama
berusaha kamipun mendapatkan sinyal GPS dan kamipun langsung memplotnya
dipeta dengan koordinat 0802256 - 9193404 Tim mulai bingung dengan posisinya
saat itu karena telah melenceng sangat jauh dari rencana jalur semula. Pada pukul
13.15 wib Tim melanjutkan perjalanan kembali masih mengikuti jalur yang sudah
ada dengan sesekali menemukan tanda tali rapia yang diikatkan di pohon, pada
pukul 14.30 wib terjadi kecelakaan yang menimpa anggota Tim yang bernama
Endang Iswara (john), jari tengah pada tangan kanannya sobek cukup dalam
tersayat golok sewaktu jatuh, sehingga dilakukan pertolongan gawat darurat
dengan membersihkan luka dengan betadine dan menutupnya menggunakan kain
kasa yang direkatkan dengan plester dengan luka tersebut Tim memutuskan untuk
segera mengevakuasi korban ke Rumah Sakit atau PUSKESMAS terdekat namun
posisi Tim kala itu masih belum jelas karena sulitnya melakukan orientasi medan.
Perjalananpun dilanjutkan kembali, cuaca berubah waktu itu, hujan turun namun
tidak lama cuaca cerah kembali, pada pukul 15.40 wib kami dapat sinyal GPS
sehingga bisa melakukan orientasi medan dan hasil yang didapatkan waktu itu
kami telah melenceng sangat jauh dari jalur yang telah direncanakan. Tim pun
segera berembuk dengan berbagai pertimbangan diantaranya harus segera
mengevakuasi korban ke Dokter, RS atau Puskesmas terdekat, waktu yang mulai
19
( Gambar 15. Medan Hutan Menuju Papandayan )
20. sore saat itu, sedangkan jalur yang ada cukup membingungkan dimana jalur
terlihat bercabang. Akhirnya Tim memutuskan untuk mengambil salah satu jalur
yang mengarah ke timur dengan medan turun dengan pertimbangan kami melihat
pipa (selang) yang biasa digunakan petani untuk mengairi kebun, dan waktu yang
cukup pendek dengan fisik yang sudah terkuras. Setelah turun sekitar 15 menit
jalur tersebut berakhir di sungai, hal ini telah kami duga sebelumnya, kemudian
kami memotong kompas menyebrangi sungai merintis jalur sendiri dengan
pertimbangan jalan besar (jalan raya) yang menuju Papandayan ada di sebelah
selatan dan juga mengikuti pipa (selang) petani tadi, kemudian kami mendaki
lereng punggungan yang cukup curam, pada pukul 17.05 wib di balik ilalang dan
pepohonan kami akhirnya sampai di perkebunan sayuran milik penduduk
setempat.
Tim memutuskan mengevakuasi korban ke Puskesmas Cisurupan dengan
diantar ojeg yang ada di perkebunan tersebut, sedangkan anggota yang lainnya
akan melanjutkan perjalanan menuju Papandayan. Sesaat setelah salah satu
anggota tim kami yang mengalami kecelakaan di evakuasi ke puskesmas untuk di
beri tindakan medis selanjutnya, sejenak kami beristirahat dan memakan makanan
ringan untuk menambah tenaga yang sudah terkuras habis. Waktu itu sekitar pkl.
18.00 wib kami melanjutkan perjalanan menuju Papandayan, kali ini jalan yang
kami tempuh adalah jalan besar beraspal. Disini kami tidak menggunakan GPS
dan alat navigasi lainnya
20
( Gambar 16. Sungai Yang Tim Lewati )
21. Karena jalan ini merupakan jalan yang lazim dilewati orang-orang yang
ingin berwisata ke papandayan dengan medan cukup menanjak. Hari mulai gelap,
kami pun terus berjalan dengan sesekali kendaraan bermotor melewati kami, kira-
kira pukul 20.00 kami sampai di area perkemahan Gunung Papandayan dengan
kondisi fisik yang mulai lemah, cuaca pada waktu itu cukup cerah, sejenak kami
beristirahat dan tak lama kami di sambut oleh pengelola daerah wisata
papandayan lalu kami dimintai keterangan mengenai asal, nama organisasi,
jumlah personil dan data lainnya untuk kelengkapan data pengunjung daerah
wisata papandayan . Kebetulan waktu itu tim pengelola wisata papandayan sedang
menghimpun dana untuk kegiatan semacam perbaikan dan penghijauan daerah
sekitar papandayan, kami pun memberikan sumbangan seadanya sebesar Rp.
11.000,-. Segera setelah selesai berurusan dengan para pengurus papandayan,
kami membuat camp di perkemahan sekitar area parkiran Papandayan yang
situasi saat itu mulai terlihat banyak orang dari berbagai kota berdatangan. Tak
lama ketika kami masih membuat camp, datanglah salah satu anggota tim kami
yang sebelumnya sempat terpisah karena harus dievakuasi ke puskesmas, dengan
kondisi tangan luka yang dibalut perban. Lukanya sudah mulai membaik karena
cepat-cepat diobati dan tim pun kembali lengkap. Setelah selesai membuat camp,
kami memasak dengan porsi yang lebih dengan pertimbangan untuk mengganti
tenaga yang terkuras habis seharian, kami makan malam pada pukul 21.00 dengan
menu makan malam waktu itu nasi dengan lauknya, dendeng, asin pindang dan
tempe. Kemudian dilanjutkan evaluasi yang dimulai pukul 22.00 wib.
Kesimpulan evaluasi hari kedua :
− Perjalanan tidak sesuai dengan rencana dimana kami melenceng cukup
jauh dari jalur yang sudah di rencanakan dengan perhitungan waktu awal
(sesuai rencana: 5 jam) menjadi 10 jam, hal ini dikarenakan beberapa
factor diantaranya; sulitnya untuk melakukan orientasi medan selama
perjalanan dikarenakan masih lebatnya pepohonan, pergerakan tim yang
21
22. menyusuri lembahan dan lereng punggungan mempersempit jangkauan
pandangan sewaktu melakukan orientasi medan.
− Kesehatan anggota Tim: anggota yang bernama Endang Iswara (john)
mengalami kecelakaan tersayat golok pada jari tengah tangan kanan dan
telah di beri penanggulangan medis pertolongan gawat darurat oleh tim
dan selanjutnya di evakuasi ke puskesmas terdekat, dan kondisi anggota
lainnya dalam keadaan sehat.
− Kondisi perbekalan masih cukup untuk 2 hari kedepan.
− Untuk perencanaan hari ketiga: Tim dibagi menjadi dua regu; regu 1
bergerak menuju pondok saladah Papandayan dan regu 2 stand by di camp
untuk membereskan camp dan juga mempersiapkan makan siang. Bangun
paling lambat pukul 06.00 wib dan mulai bergerak pada pukul 09.00 wib.
Evaluasipun selesai pada pukul 23.10 wib dan kegiatan hari itupun ditutup
dengan acara bebas dan beristirahat.
3.3 Hari ketiga, 5 Juli 2009
Pada pukul 05.15 wib sebagian anggota Tim mulai bangun, cuaca pagi itu
cukup cerah sehingga salah satu anggota tim dapat mendokumentasikan matahari
terbit pagi itu. Kondisi kesehatan salah satu anggota tim yang bernama Asifa
Fitriani mengalami demam lalu segera meminum obat dan sekitar 2 jam kemudian
kembali sehat. Kemudian tim melakukan persiapan pergerakan hari ketiga dan
seluruh anggota tim sibuk dengan tugasnya masing-masing, pada pukul 08.00 wib
dengan sarapan makanan ringan regu 1 mulai bergerak menuju kawah dan pondok
saladah sedangkan regu 2 tinggal di camp untuk menemani anggota yang sakit,
untuk mempersiapkan makan siang dan untuk membongkar camp untuk persiapan
kembali ke Bandung.
22
( Gambar 17. Kawah Papandayan )
23. Medan pertama yang dilewati menuju kawah dan pondok saladah berupa
jalan yang hampir semua berbatu, terlihat di sisi kiri dan kanan tebing-tebing batu
yang menjulang tinggi dan disepanjang sisi jalan ditumbuhi pohon cantigi yang
terhampar luas. Setelah berjalan kira-kira 200 meter, kami melewati kawah
Gunung Papandayan yang bernama Kawah Emas, Kawah ini merupakan objek
wisata utama Gunung Papandayan. Terlihat dari jauh kepulan asap yang cukup
besar muncul dari mulut kawah bahkan sepanjang daerah ini kami selalu
dikagetkan oleh letupan-letupan kecil di sekeliling kami. Di medan ini tak nampak
satupun pepohonan yang tumbuh atau hanya sekedar tumbuhan lumut pun tak ada
yang terlihat oleh kami. Berbeda dengan situasi hari sebelumnya, hari ini
perjalanan kami nampak ramai, disepanjang jalan banyak orang berlalulalang
mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu ke kawah dan pondok saladah.
Setelah melewati kawah kami kembali menemukan vegetasi pohon cantigi namun
pada plot tertentu masih pada kelimpahan yang rendah dengan tinggi pohon
sekitar 0.5 sampai 2 meter.
Medan yang dilewati 18. Pohon Cantigi di Pondok Saladah) sesekali menurun ,
( Gambar bervariasi, kadang menanjak dan
sebagian membentuk lembahan yang masih jarang ditumbuhi pohon cantigi.
Cuaca pada waktu itu sangat panas, sebelum akhirnya tiba di medan yang sangat
menanjak kami menemukan sungai kawah yang membatasi kami dengan suhunya
yang dingin. Sungai ini memiliki kedalaman rata-rata 30 cm dengan lebar sungai
23
24. kira-kira 3 meter dan di sepanjang sisi sungai terhampar batu-batu kawah yang
relatif besar.
( Gambar 19. Lawang Angin)
Setelah menyebrangi sungai, kami menyusuri jalan setapak diantara
pohon-pohon cantigi yang medannya menanjak hingga akhirnya tiba di medan
yang cukup landai berupa jalan yang cukup besar dengan lebar jalan 5 meter.
Disisi kiri kami membentang tebing yang cukup tinggi yang kami duga dibalik
tebing ini pondok saladah. Di depan kami melihat tempat seperti pintu gerbang
yang akan menuju suatu tempat, yakni bernama Lawang Angin.
( Gambar 20. Air di Pondok Saladah)
Di tempat ini terdapat dataran yang cukup luas dengan kelimpahan rumput
yang cukup tinggi. Jika ditelusuri, jalan ini akan mengantarkan kami menuju
Pangalengan sehingga kami merubah jalur ke arah kiri menyusuri jalan setapak
dengan vegetasi pohon cantigi yang mencapai ketinggian kira-kira 6 meter.
Setelah berjalan 20 menit dari Lawang Angin, kami tiba di Pondok Saladah,
waktu itu jam menunjukan pukul 10.10 wib. Kawasan ini masih di dominasi
24
25. pohon cantigi dengan kondisi medan yang relatif datar, beberapa plot masih
berupa padang rumput yang cukup luas. Padang rumput ini biasa dijadikan
tempat berkemah oleh para pengunjung pondok saladah. Diantara padang rumput
ini kami banyak menemukan pohon Edelweis yang membuat tempat ini tampak
indah. Sejenak kami merebahkan diri dan beristirahat sambil menikmati
pemandangan yang ada. Setelah menyantap makanan yang kami bawa, segera
kami mendokumentasikan pemandangan Pondok Saladah dari berbagai eksposure.
Pengambilan foto didukung kondisi cuaca yang waktu itu sedang cerah.
( Gambar 21. Pondok Saladah)
Setelah berada di Pondok Saladah kira-kira 30 menit, kami pulang melalui
rute yang sama seperti rute kami berangkat hingga akhirnya tiba di camp tempat
kami bermalam pada pukul 12.10. Regu yang kebagian tugas tinggal dicamp
sudah menyiapkan makan siang
Dari Papandayan Tim bergerak pulang menuju Banjaran Kab. Bandung
pada pukul 13.00 wib, tim naik angkutan jenis colt bak terbuka jurusan
Papandayan – Cisurupan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit yang biayanya
Rp. 7.000,- / orang, jalan menuju ke cisurupan dari papandayan cukup baik, dan
tim tiba di cisurupan pada pukul 13.30 wib.
( Gambar 22. Parkiran Papandayan )
25
26. Selanjutnya dari cisurupan naik mikro/ Elef jurusan Cikajang – Bandung dengan
waktu tempuh sekitar 270 menit (4,5 jam) yang biayanya Rp. 15.000,- / orang,
angkutan tersebut melewati tol Cileunyi – Moh.Toha dan kemudian Tim turun di
Gerbang Tol. Moh.Toha, Tim tiba di Moh. Toha (Bandung) pada pukul 18.00
wib. Senjutnya dari Moh.Toha naik angkutan kota jurusan Tegalega – Banjaran
dengan waktu tempuh sekitar 60 menit yang biayanya Rp.3.500,- / orang, tim tiba
di Banjaran di kediaman rumah Ryan pada pukul 19.00 wib.
( Gambar 23. Angkutan Papandayan-Cisurupan ) ( Gambar 24. Angkutan Cisurupan-Bandung )
Kesimpulan evaluasi hari ketiga :
− Perubahan rencana yang dibuat pada hari kedua telah terlaksana pada hari
ketiga.
− Kesehatan anggota Tim: anggota yang bernama Asifa Fitriani mengalami
demam
− Kondisi perbekalan masih cukup untuk 1 hari kedepan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
26
27. Berdasarkan hasil pembahasan perjalanan yang telah dilakukan mengenai
ekspedisi tegal panjang – papandayan, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan:
1. Salah satu program kerja dewan pengurus organisa pecinta alam arupadatu
SMAN 1 Baleendah yakni pelaksanaan ekspedisi anggota muda telah
terlaksana,dengan bentuk kegiatan ekspedisi penjelajahan gunung hutan.
2. Di harapkan dengan terlaksananya ekspedisi tegal panjang papandayan
dan di susunnya laporan ekspedisi tegal panjang papandayan memenuhi
syarat-syarat penempuhan nomor anggota organisasi pencinta alam
Arupadhatu.
3. Bahwa perjalanan Tegal Panjang – Papandayan secara garis besar berjalan
sesuai dengan perencanaan awal. Untuk operasi tegal panjang –
papandayan, terdapat kendala pada masalah navigasi dimana kami
melenceng dari jalur yang telah direncanakan semula sesuai dengan
rancangan operasi (ROP), dikarenakan kemampuan kami tentang navigasi
dan penguasaan medan perjalanan yang masih kurang, dan juga sinyal
Global Position System (GPS) yang sulit kami dapatkan dikarenakan
kerapatan hutan yang masih tinggi.
4. Terjadi kecelakaan yang cukup serius pada salah satu anggota tim,
diakibatkan kelalaian dalam menggunakan golok tebas. Hal ini terjadi
karena konsentrasi yang mulai kurang akibat stamina yang mulai menurun.
Peralatan dan perlengkapan yang kami gunakan sudah mendukung
perjalanan kami, sehingga untuk peralatan dan perlengkapan kami tidak
ada kendala.
5. Untuk Perbekalan yang kami bawa sudah mendukung stamina kami
selama perjalanan, dan jumlah perbekalan yang kami bawa cukup untuk 4
hari sedangkan perjalanan yang kami lakukan hanya memakan waktu 3
hari.
6. Biaya yang kami habiskan selama perjalanan sebesar Rp.543.400/- dan
dana yang telah kami kumpulkan sebesar Rp.560.000/- sehingga
mengalami surplus sebesar Rp16.600/-
4.2 Saran
27
28. Berdasarkan hasil pembahasan perjalanan yang telah dilakukan mengenai
ekspedisi tegal panjang – papandayan, maka diajukan beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perjalanan selanjutnya, diantaranya:
1. Persiapan fisik, mental dan perencanaan perjalanan yang baik merupakan
suatu hal yang penting dalam mendukung keberhasilan suatu perjalanan.
2. Untuk kelancaran dan keamanan perjalanan kemampuan akan ilmu
Navigasi dan penguasaan medan perjalanan yang akan ditempuh sangat
dibutuhkan.
3. Pengetahuan Pertolongan Gawat Darurat sangat dibutuhkan untuk
mengatasi kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama perjalanan, dan
perlengkapan medis diupayakan sedemikian lengkap sesuai dengan yang
dibutuhkan pada pertolongan gawat darurat.
4. Peralatan dan perlengkapan disarankan selengkap mungkin disesuaikan
dengan kebutuhan perjalanan, yang telah memenuhi prosedur keamanan.
5. Perbekalan yang akan dibawa hendaknya mampu mendukung stamina
selama perjalanan dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak sesuai
dengan rencana jumlah perbekalan yang dibawa disarankan lebih dari
yang dibutuhkan dalam rencana perjalanan.
6. Anggaran Biaya disarankan diperhitungkan dengan sangat cermat sesuai
dengan kebutuhan perjalanan dan dipusatkan pada satu orang.
DAFTAR PUSTAKA
Djaendi. 2008. Ganesa Bahan Galian. Bandung:CV.Armiko
Partowidagdo, Widjajono. 2009. Energi di Indonesia. Bandung:Development
28
30. Alat/ Jenis
Waktu Tempuh Biaya
Transportasi
Banjaran – Angkutan kota
60 menit Rp. 6.000,-
Pangalengan (colt)
Pangalengan –
120 menit Rp. 10.000,- Mikro/ Elef
Cibutarua
Papandayan –
30 menit Rp. 7.000,- Colt bak terbuka
Cisurupan
Cisurupan -
(moh.Toha) 270 menit Rp. 15.000,- Mikro/ Elef
Bandung
Bandung (Moh. Angkutan kota
60 menit Rp. 3.500,-
Toha) – Banjaran (colt)
Jumlah per orang Rp. 41.500,-
Total (7 orang x Rp. 41.500,-) Rp 290.500,-
Lampiran 2
Laporan Keuangan
Tabel Keuangan
Keterangan Debet Kredit
Pemasukan :
30
31. 1. Iuran anggota Rp. 410.000,-
2. Sumbangan Alumni Rp. 150.000,-
Pengeluaran :
1. Transportasi Rp. 290.500,-
2. Perlengkapan Rp. 42.000,-
3. Perbekalan Rp. 164.900,-
4. Akomodasi Rp. 35.000,-
5. Lain – lain Rp. 11.000,-
- Sumbangan perbaikan saluran air
Wana Wisata Gunung Papandayan
Total Rp. 560.000,- Rp. 543.400,-
Saldo Kas Rp. 16.600,-
Lampiran3
Pealatan dan perlengkapan
Tabel Peralatan
Daftar Peralatan JUMLAH
A. Pribadi
- Carriel 1 Buah / Orang
- Mattras 1 Buah / Orang
- Pakaian Ganti Disesuaikan kebutuhan
- Alat Makan (Piring Plastik, Gelas Plastik, 1 Buah / Orang
31
32. Sendok)
- Sleeping bag 1 Buah / Orang
- Jas Hujan / Ponco 1 Buah / Orang
- Alat Tulis 1 Buah / Orang
- Plastik Sampah 1 Buah / Orang
- Senter 1 Buah / Orang
- Alat Jahit 1 Buah / Orang
- Kaos Kaki Ganti 1 Buah / Orang
B. Kelompok
- Tenda Dome 1 Set
- Playsite 1 Buah
- GPS Garmin 12 XL version 2.01 1 Buah
- Kompas Prisma (Bidik) 1 Buah
- Kompas Sunto 1 Buah
- Kompas orientering 1 Buah
- Peta Tofografi 1 Buah
- Proyektor 1 Buah
- Nesting 2 Set
- Kompor Trangia 1 Buah
- Kompor spirtus 1 Buah
- Wajan 1 Buah
- Golok 2 Buah
- Pisau 1 Buah
- Susuk 1 Buah
- Termos 2 Buah
- Kompan 4 Buah
Tabel Perlengkapan
Perlengkapan Keterangan
- Spirtus Rp.30.000
- Lilin Rp.9.000
- Peralatan Mandi (Pribadi)
- Tissu (Pribadi)
Tabel Perlengkapan Medis
Perlengkapan Medis Keterangan
Betadine (Pribadi)
Kain Kassa (Pribadi)
Promag (Pribadi)
Diapet (Pribadi)
Paracetamol (Pribadi)
Tolak Angin (Pribadi)
Antangin Rp. 3.000
32
33. Lampiran 4
Perbekalan
Tabel Perbekalan
Daftar Perbekalan Jumlah Harga
1. Beras 8 ltr (Pribadi)
2. Mie Instan 28 buah (Pribadi)
3. Telur ayam 6 butir (Pribadi)
4. Makanan ringan - Rp. 17.000
5. Saus 1 pak Rp. 4.000
6. Asin 2 ons Rp. 3.000
7. Wortel ¼ kilo Rp. 1.500
8. Ayam 1 ekor Rp. 24.000
9. Jamur 2 ons Rp. 6.000
10. Tempe 3 bungkus Rp. 6.000
11. Bakso 2 bungkus kecil Rp. 3.500
12. Dendeng 2 kilo Rp. 24.000
13. Pindang ¼ kilo Rp. 7.000
14. Cornet 2 buah Rp. 21.000
15. Minyak kelapa 1.5 kilo Rp. 12.000
33
34. 16. Soun 2 bungkus Rp. 2.400
17. Tepung Sajiku 1 bungkus Rp. 1.500
18. Garam 1 bungkus Rp. 600
19. Coklat 2 bungkus Rp. 20.000
20. Air mineral 3 botol 600 ml Rp. 6.000
Jumlah Rp. 164.900,-
Lampiran 5
Menu Makan
Tabel Menu Makan
HARI 1
Makan Pagi
Makan Siang Nasi, Mie, Telur,
Makan Malam Nasi, Ayam Bakar, Jamur Crispy
HARI 2
Makan Pagi Nasi, Ayam Bakar, Tempe Crispy, Capcay
Makan Siang Nasi, Mie, Telur
Makan Malam Nasi, Dendeng, Tempe, Asin Pindang
HARI 3
Makan Pagi Makanan ringan
Makan Siang Nasi, Dendeng, Kornet, Bakso, Asin Pindang
Makan Malam Bakso
34
35. Lampiran 6
Akomodasi
1. Rumah kang Ryan Sofian
2. Bakso @ Rp. 5.000 x 7 = Rp. 35.000
35
36. Glosarium
Alternatif : Pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan
Andesit : Batuan Keras
Basaltic : Silika rendah
Belerang : Benda bukan logam yg berwarna kuning muda, jika dibakar
bernyala biru merah, asapnya berbau busuk, banyak dipakai untuk
bahan obat dan industri, terdapat di daerah (di kawah) gunung
berapi, Sulfur
Crispy : Renyah
Dokumentasi : Pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi
dalam bidang pengetahuan; Pemberian atau pengumpulan bukti dan
keterangan (spt gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan
referensi lain)
Dominan : Bersifat sangat menentukan karena kekuasaan; Pengaruh
Eksplosif : Mudah meledak
Emisi : Pancaran
Endapan : Sesuatu yg bercampur dng barang cair yg telah turun ke bawah dan
bertimbun di dasar (spt ampas kopi yg bertimbun di dasar
mangkuk); Bahan lepas yg mengendap dan terhampar di dasar laut,
danau, sungai, atau rawa
Erupsi : Letusan gunung api; Semburan sumber minyak dan uap panas
Evaluasi : Penilaian
Favorit : Yang diharapkan (dijagokan, diunggulkan) untuk menjadi juara
Kesayangan; Kegemaran
Gas : Zat ringan yg sifatnya spt udara (dl suhu biasa tidak menjadi cair)
Jamur : Jenis tumbuhan yang tidak berdaun dan tidak berbuah, berkembang
biak dengan spora, biasanya berbentuk payung, tumbuh di daerah
berair atau lembap atau batang busuk
Kaolin : Tanah liat lunak, halus, dan putih, terjadi dr pelapukan batuan
granit, dijadikan bahan untuk membuat porselen atau untuk bahan
campuran membuat kain tenun, kertas, karet, obat-obatan, dsb
Kompas : Alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk spt
jam yg berjarum besi berani yg menunjuk arah utara dan selatan);
Pedoman arah
Komposisi : Susunan; Tata susun
Lava : Bahan vulkanis dalam keadaan cair yg keluar dari kepundan
gunung berapi; lahar
Letusan : Letusan yang berasal dari dapur magma yang naik ke neck (korok)
Preatik gunung berapi dan keluar melalui rekahan yang terjadi akibat
tekanan yang berasal dari dapur magma.
Lumut : Tumbuhan hijau atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh dan
berkelompok membentuk bantalan (hamparan) menyerupai beledu
pd batu, kayu, tanah, atau tembok yg lembap
Manifestasi : Perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat
36
37. Orientasi : Peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yg tepat
dan benar; Pandangan yg mendasari pikiran, perhatian atau
kecenderungan;
Panorama : Pemandangan alam yg bebas dan luas
Pengamatan : Pengawasan terhadap perbuatan (kegiatan, keadaan) orang lain;
Perbuatan mengamati dengan penuh; Penelitian
Periode : Kurun waktu; Lingkaran waktu (masa):
Plester : Perekat untuk menampal (menutup) luka dansebagainya
Posisi : Letak; Kedudukan (orang, barang)
Preatik : Jenis letusan yang keluar dari rekahan atau celah gunung berapi.
Puing : Kepingan atau sisa peninggalan reruntuhan bangunan
Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat
Relatif : Tidak mutlak,
Representatif : Dapat (cakap, tepat); Mewakili
Silika : Bagian terbesar dari pasir dan batu pasir; Kristal
Sinyal : Tanda isyarat (lampu merah, bunyi, larangan parkir, dsb); Tiang
dansebagainya yang menjadi (atau berisi) tanda isyarat
Strato Tipe A : Tipe gunung berapi yang masih mempunyai bentuk yang sempurna
Surplus : Jumlah yang melebihi hasil biasanya; Berkelebihan
Tropis : Daerah tropik (sekitar khatulistiwa); Beriklim panas
Variatif : Bersifat variasi
Vegetasi : Kehidupan (dunia) tumbuh-tumbuhan atau (dunia) tanam-tanaman
37