Dokumen tersebut membahas konsep dan model-model perencanaan pendidikan seperti master plan, perencanaan strategis, dan planning programming and budgetting systems. Model master plan memberikan panduan kebijakan pendidikan hingga 20 tahun ke depan, sedangkan perencanaan strategis berfokus pada prioritas dan keselarasan strategi untuk menyesuaikan perubahan lingkungan. Planning programming and budgetting systems menekankan proses komprehensif untuk membuat keputusan yang lebih efektif melalui per
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
1. Kuliah ke-6
Konsep dan Teori
Sistem Perencanaan Pendidikan
(Bagian Kedua)
Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd.
(Lektor K
(L kt Kepala, Ad i i t
l Administrasi Pendidikan FIP-UPI)
i P didik FIP UPI)
Materi Perkuliahan Perencanaan Pendidikan
“Program S2 Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh NAD”
(Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011)
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 1
2. Model Perencanaan Pendidikan
1. Top‐Down Planning, dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada
perencana di tingkat menengah dan ke tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini
perencanaan bersifat makro, atau nasional;
2. Diagonal‐Horizontal Planning, dilaksanakan pada waktu penyusunan
perencanaan lintas sektoral. Biasanya dilakukan oleh top‐level Manager, yang
membicarakan kebijakan‐kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan
dasar;
3. Rolling‐Plan, dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka
panjang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan
tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan
digelindingkan kepada tahun berikutnya. Atau apabila terjadi sasaran pada
suatu perencanaan lima tahun tidak tercapai maka digulirkan pada sasaran lima
tahun berikutnya;
h b k
4. Master Plan, Strategic Planning, dan Operational Planning, dilihat berdasarkan
skala prioritas dalam pengembangan kelembagaan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 2
3. • Namun demikian, dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal
Namun demikian dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal
dengan model Marter Plan dan model Strategic Planning. Kedua model
tersebut, sebetulnya tidak memiliki perbedaan yang berarti, karena sama‐sama
berdimensi j k panjang. Hanya saja, perencanaan stratejik relatif l bih
b di i jangka j H j jik l if lebih
berkembang dalam tatanan substansi yang lebih spesifik. Sedangkan dalam
konsep master plan lebih umum dan lebih komprehensif.
• Di samping itu, ada juga model yang bersifat konvensional, dikenal dengan
Planning Programming and Budgeting Systems (PPBS). PPBS adalah suatu
proses komprehensif untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan
proses komprehensif untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan
yang lebih efektif. Dengan demikian, antara konsep master plan dengan stratgic
planning, dan model planning, programming and budgetting systems secara
konseptual dan teknikal pada gradasi tertentu tidak ada perbedaan yang
fundamental, kecuali tampak pada aspek kontekstual.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 3
4. Model Master Plan untuk Pendidikan
• Master plan untuk pendidikan memiliki dimensi waktu yang
bersifat jangka panjang perencanaan strategi sebagai contohnya
jangka panjang, perencanaan strategi sebagai contohnya,
dengan adanya sistem pendidikan dari mulai taman kanak‐kanak
sampai dengan tingkat yang lebih tinggi akan menghasilkan
sekolah dan prestasi pelajar yang lebih tinggi di setiap sekolah,
perguruan tuinggi, universitas, dan mempersipakan pelajar untuk
j j p
memasuki dunia kerja. Tujuan utama dari perencanaan adalah
untuk memfokuskan kepada kesuksesan pelajar dan memandu
kebijakan pendidikan serta keputusan pengaggaran samapai
dengan 20 tahun ke depan.
dengan 20 tahun ke depan
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 4
5. • Master plan merupakan respon langsung terhadap permintaan
masyarakat untuk pendidikan. Dalam jangka panjang,
perencananan yang menyeluruh sangat dibutuhkan untuk
l h dib hk k
menjawab tantangan yang dihadapi. Proses master plan ditetapkan
oleh dewan legislatif (sebagai representasi dari masyarakat) yang
memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Namun prosesnya
dirumusakan oleh dewan eksekutif dengan para stakeholders
pendidikan yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci
yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci
(key subject area) untuk direkomendasikan menjadi pertimbangan
dewan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 5
6. • Prosedur perumusan master plan dikenal dalam bentuk
perencanaan administratif dan perencanaan grass‐roots. Proses
perencanaan pendidikan di I d
didik di Indonesia, baik pada l l
i b ik d level nasional,
i l
regional dan lokal, masih tergolong pendekatan administratif,
karena itu kesempatan pengembangan perencanaan yang bersifat
grass‐roots approach sangat terbuka. Pendekatan perencanaan ini
memiliki keuntungan yaitu dapat memberi hak kepada para
pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk
pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk
mengembangkan sistem perencanaan yang dinilai paling cocok
dengan daerah atau lembaganya. Bila model yang dikembangkan
dinilai baik, maka melalui proses bottom‐up bisa disebarkan
di il i b ik k l l i b tt bi di b k
sebagai model yang pantas untuk diterapkan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 6
7. Model Perencanaan Stratejik
• Istilah “stratejik” dalam konteks ilmu manajemen memiliki cakupan yang
luas. Dalam menjabarkan pengertian manajemen dan perencanaan strategis
para ahli memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda, akan tetapi tetap
memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif, sehingga tidak ada
memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif sehingga tidak ada
suatu pengertian manajemen atau perencanaan strategis yang dianggap
baku, tergantung dari filosofi, konteks, manfaat dan tujuan manajemen
strategis tersebut dirumuskan.
• Persoalan strategi tidak lepas dari masalah prioritas, sebab istilah strategi
berkaitan dengan stratum atau strata, yaitu lapisan yang disusun
berdasarkan kekuatan atau kepentingan yang pada akhirnya mengarah pada
urutan atau prioritas. Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana
urutan atau prioritas Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana
mengembangkan strategi yang terpadu dengan perubahan yang tengah
dihadapi, meski‐pun menyangkut manajemen strategi, namun mengingat
kondisi organ‐isasi sangat bervariasi tentu sulit dibuat suatu strategi yang
baku. Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan
baku Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan
organisasi bertolak dari wawasan strategik suatu perubahan. Dalam hal ini
layak kiranya jika strategi yang dikembangkan mengacu kepada suatu teori
perubahan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 7
8. • Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung
Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung
sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan
mampu membentuk organisasi yang kuat pula serta
p g y g p
mempu menyesuaikan dan bertahan dengan kondisi
lingkungan yang ada. Koteen (dalam Salusu, 1996:105),
mengemukakan empat tipe strategi yaitu: corporate
Strategy (strategi organisasi), program strategy (strategi
program), resource support strategy (strategi pendukung
program) resource support strategy (strategi pendukung
sumber daya), dan institu‐tional strategy (strategi
kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah
kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah
mengembangkan kemampuan organisasi untuk
melaksanakan inisiatif‐inisiatif strategi.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 8
9. • Dalam praktiknya, manajemen strategis merupakan suatu proses yang
membantu organisasi untuk mengidentifikasikan apa yang ingin dicapai
oleh mereka. Jauch & Glueck (Montanary, Morgan & Barcker, 1990:14‐
15) mengemukakan pula bahwa proses manajemen strategis ialah cara
) g p p j g
dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan
mengambil keputusan.
• Dengan demikian, istilah strategis dalam
Dengan demikian istilah strategis dalam konteks manajemen dapat
dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang kontinyu, iteraktif dan merupakan
proses yang lintas fungsi serta bertujuan untuk menjaga fungsi organisasi
agar sesuai dengan lingkungannya. Keuntungannya, tidak saja dalam
agar sesuai dengan lingkungannya Keuntungannya tidak saja dalam
bentuk finasial tetapi juga dalam bentuk menguatnya komitmen dan
partisipasi anggota dalam pencapaian tujuan serta menekan dampak
buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing. Ward (1996:4)
buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing Ward (1996:4)
menyebutnya sebagai “full process of strategic management includes
the implementation of selected strategies.”
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 9
10. Model Planning, Programing and Budgetting Systems
• Esensi sistem dalam model ini menyang‐kut suatu proses yang
komprehensif untuk menciptakan suatu sistem
p p
pembuatan keputusan secara lebih efektif berupa perencanaan
jangka panjang untuk menentukan tujuan‐tujuan,
mengembangkan program‐program untuk mencapainya,
mengembangkan program‐program untuk mencapainya
memperhitungkan costs & benefits, dan mempergunakan suatu
proses budgetary dengan merefleksi aktivitas‐aktivitas program
untuk jangka waktu yang lama. Dengan pendekatan ini dapat
k k k l d k d
tercapai suatu sistem pembuatan keputusan yang lebih
komprehensif dan efektif. Perlu ditekankan, bahwa PPBS
p
merupakan suatu proses yang tak ada titik awal dan titik akhir yang
pasti.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 10
11. • Pengembangan Struktur Program. Pengembangan PPBS diawali
dengan proses perumusan secara jelas apa misi utama
organisasi. Dalam terminologi sistem, hal ini lebih difokuskan
organisasi. Dalam terminologi sistem, hal ini lebih difokuskan
pada sistem outputs dari pada inputs atau pros‐es‐proses
transformasi. Jadi setiap struktur organisasi sebaiknya berorientasi
kepada misi yang diembannya. Rumusan misi yang lebih luas ini
kepada misi ang diembann a R m san misi ang lebih l as ini
perlu dijabarkan menjadi tujuan‐tujuan program yang lebih
spesifik. Struktur program ini mencakup komponen, dimensi dan
variabel‐variabel program.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 11
12. • Komponen program i l h ialah pengelompokan bidang garapan program
l k bid
yang melayani misi dan tujuan organisasi. Dimensi program adalah
sub‐sub bidang yang dibentuk dalam tiap komponen program
gy g p p p g
untuk menangani target‐target yang lebih spesifik ke arah
tercapainya tujuan yang lebih luas. Variabel program biasanya
merupakan sub‐bidang dari pada subdi‐mensi program, dan
merupakan sub‐bidang dari pada subdi‐mensi program dan
menyangkut produk‐produk yang spesifik yang berkontribusi bagi
tujuan‐tujuan organisasi. Setiap variabel program merupakan
suatu aktivitas terintegrasi yang mencakup personil, perlengkapan
ki i i i k il l k
dan fasilitas‐fasilitas. Bila komponen‐komponen dan dimensi‐
dimensi program merupakan pengelompokan aktivitas‐aktivitas
yang lebih luas, maka variabel program merupakan aktivitas‐
aktivitas yang lebih spesifik dan dapat diukur.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 12
13. • Analisa Rencana dan Program. Langkah berikutnya ialah analisa
g g y
program. Langkah ini menyangkut perwujudan tujuan‐tujuan
program secara efektif dan efisien. Esensi PPBS ialah menilai
sarana‐sarana alternatif bagi pencapaian tujuan, mengevaluasi
costs & benefits d i lt
t & b fit dari alternatif‐alternatif itu. Dengan sistem ini
tif lt tif it D it i i
dapat diselenggarakan evaluasi yang sistematis terhadap
program‐pro‐gram, costs, dan benefits secara antisipatif.
Metodologi yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐
Metodologi yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐
benefits.
• Istilah analisa sistem (system analysis) mengandung konotasi yang
sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap alternatif
sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap alternatif
rangkaian tindakan dalam mengalokasi, mempergunakan sumber‐
sumber untuk mewujudkan tujuan‐tujuan organisasi yang
sekaligus membantu pembuatan keputusan dalam
mengidentifikasi rangkaian tindakan di antara alternatif‐alternatif
yang mungkin.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 13
14. • Analisa cost benefit merupakan suatu aplikasi spesifik dari
Analisa cost‐benefit merupakan suatu aplikasi spesifik dari
analisa sistem. Istilah‐istilah lain adalah analisa cost‐effec‐tiveness.
Analisa cost (pembiayaan) dan benefit (keuntungan) adalah usaha
spesifik untuk memperhitungkan (membandingkan) serangkaian
spesifik untuk memperhitungkan (membandingkan) serangkaian
alternatif tindakan dalam kaitan dengan cost‐nya dan
effectiveness‐nya dalam pencapaian suatu tujuan spesifik. Tipe
analisa ini lebih sesuai untuk variabel‐variabel program, dimana
suatu aktivitas organisasi dapat ditentukan dan dapat diukur.
Analisa cost‐benafit mencakup pengkajian yang sistematik dan
perhitungan yang seksama mengenai serangkaian alternatif
tindakan yang dapat diambil guna mencapai tujuan‐tujuan spesifik
tindakan yang dapat diambil guna mencapai tujuan tujuan spesifik
untuk suatu jangka waktu mendatang. Pengkajian terhadap
alternatif‐alternatif ini meliputi penilaian terhadap sumber biaya
ekonomis dan keuntungan keuntungan yang diperoleh,
ekonomis dan keuntungan‐keuntungan yang diperoleh,
sehubungan dengan tiap alternatif kemungkinan.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 14
15. • Seringkali timbul masalah dalam memaksimalkan keuntungan‐
keuntun‐gan dengan pengeluaran tertentu atau sebaliknya
meminimalkan pembiayaan pembiayaan bagi suatu keuntungan
meminimalkan pembiayaan‐pembiayaan bagi suatu keuntungan
program tertentu. Konsep analisa cost‐benefits ini dalam praktek
tidak mudah, sebab bukan hanya memperhitungkan keuntungan
ekonomis (economic
ekonomis (economic benefits) melainkan j ga ke nt ngan sosial
melainkan juga keuntungan sosial
(social benefits) termasuk faktor‐faktor manusianya.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 15
16. Tugas‐tugas!
Lengkapi pengetahuan anda dengan menggunakan referensi dari litelatur pokok:
g p p g g gg p
• Banghard, Frank W., & Albert Trull Jr., (1973), Education Planning, New York: The
Macmillan Co.
• Bappenas (2006) Sistem Perencanaan Nasional (SPPN) Berdasarkan UU
Bappenas. (2006). Sistem (SPPN) Berdasarkan UU
25/2004: Bahan Sosialisasi Umum. Jakarta: Bappenas.
• Davis, (1980. Planning Education For Development, Volume I (Issues and
Problems in The Planning Of Education In Developing Countries), dan Volume II
Problems in The Planning Of Education In Developing Countries) dan Volume II
(Model And Methods For Systemic Palnning For Education) Cambridge: Harvard
University
• Gaffar M Fakry (1989) Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi Jakarta:
Gaffar, M. Fakry. (1989). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta:
P2LPTK.
• Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. (2005). Perencanaan
Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 16