SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Descargar para leer sin conexión
Kuliah ke-6
                                         Konsep dan Teori
                            Sistem Perencanaan Pendidikan
                                           (Bagian Kedua)


                        Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd.
                        (Lektor K
                        (L kt Kepala, Ad i i t
                                     l Administrasi Pendidikan FIP-UPI)
                                                     i P didik FIP UPI)


                         Materi Perkuliahan Perencanaan Pendidikan
         “Program S2 Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh NAD”
                            (Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011)

29/09/2010                          Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                          1
Model Perencanaan Pendidikan
1.   Top‐Down Planning, dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada 
     perencana di tingkat menengah dan ke tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini 
     perencanaan bersifat makro, atau nasional; 
2.   Diagonal‐Horizontal Planning, dilaksanakan pada waktu penyusunan 
     perencanaan lintas sektoral. Biasanya dilakukan oleh top‐level Manager, yang 
     membicarakan kebijakan‐kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan 
     dasar; 
3.   Rolling‐Plan, dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka 
     panjang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan 
     tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan 
     digelindingkan kepada tahun berikutnya. Atau apabila terjadi sasaran pada 
     suatu perencanaan lima tahun tidak tercapai maka digulirkan pada sasaran lima 
     tahun berikutnya; 
       h b k
4.   Master Plan, Strategic Planning, dan Operational Planning, dilihat berdasarkan 
     skala prioritas dalam pengembangan kelembagaan.


29/09/2010                     Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                     2
•   Namun demikian, dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal 
    Namun demikian dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal
    dengan model Marter Plan dan model Strategic Planning. Kedua model 
    tersebut, sebetulnya tidak memiliki perbedaan yang berarti, karena sama‐sama
    berdimensi j k panjang. Hanya saja, perencanaan stratejik relatif l bih
    b di       i jangka    j    H        j                    jik l if lebih
    berkembang dalam tatanan substansi yang lebih spesifik. Sedangkan dalam
    konsep master plan lebih umum dan lebih komprehensif. 
•   Di samping itu, ada juga model yang bersifat konvensional, dikenal dengan
    Planning  Programming and Budgeting Systems (PPBS). PPBS adalah suatu 
    proses komprehensif  untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan 
    proses komprehensif untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan
    yang lebih efektif. Dengan demikian, antara konsep master plan dengan stratgic
    planning, dan model planning, programming and budgetting systems secara 
    konseptual dan teknikal pada gradasi tertentu tidak ada perbedaan yang 
    fundamental, kecuali tampak pada aspek kontekstual.



29/09/2010                    Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                         3
Model Master Plan untuk Pendidikan

• Master plan untuk pendidikan memiliki dimensi waktu yang 
  bersifat jangka panjang perencanaan strategi sebagai contohnya
           jangka panjang,  perencanaan strategi sebagai contohnya, 
  dengan adanya sistem pendidikan dari mulai taman kanak‐kanak 
  sampai dengan tingkat yang lebih tinggi akan menghasilkan 
  sekolah dan prestasi pelajar yang lebih tinggi di setiap sekolah, 
  perguruan tuinggi, universitas, dan mempersipakan pelajar untuk 
                       j    j                p
  memasuki dunia kerja. Tujuan utama dari perencanaan adalah 
  untuk memfokuskan kepada kesuksesan pelajar dan memandu 
  kebijakan pendidikan serta keputusan pengaggaran samapai 
  dengan 20 tahun ke depan.
  dengan 20 tahun ke depan




29/09/2010               Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                4
• Master plan merupakan respon langsung terhadap permintaan 
  masyarakat untuk pendidikan. Dalam jangka panjang, 
  perencananan yang menyeluruh sangat dibutuhkan untuk 
                              l h         dib hk           k
  menjawab tantangan yang dihadapi. Proses master plan ditetapkan
  oleh dewan legislatif (sebagai representasi dari masyarakat) yang 
  memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Namun prosesnya
  dirumusakan oleh dewan eksekutif dengan para stakeholders 
  pendidikan yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci
              yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci 
  (key subject area) untuk direkomendasikan menjadi pertimbangan 
  dewan. 




29/09/2010               Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010            5
• Prosedur perumusan master plan dikenal dalam bentuk 
  perencanaan administratif dan perencanaan grass‐roots. Proses 
  perencanaan pendidikan di I d
                    didik di Indonesia, baik pada l l
                                      i b ik d level nasional, 
                                                           i     l
  regional dan lokal, masih tergolong pendekatan administratif, 
  karena itu kesempatan pengembangan perencanaan yang bersifat 
  grass‐roots approach sangat terbuka. Pendekatan perencanaan ini 
  memiliki keuntungan yaitu dapat memberi hak kepada para 
  pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk 
  pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk
  mengembangkan sistem perencanaan yang dinilai paling cocok 
  dengan daerah atau lembaganya. Bila model yang dikembangkan 
  dinilai baik, maka melalui proses bottom‐up bisa disebarkan 
  di il i b ik    k     l l i       b tt      bi di b k
  sebagai model yang pantas untuk diterapkan.


29/09/2010              Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010           6
Model Perencanaan Stratejik
•   Istilah “stratejik” dalam konteks ilmu manajemen memiliki cakupan yang 
    luas. Dalam menjabarkan pengertian manajemen dan perencanaan strategis 
    para ahli memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda, akan tetapi tetap 
    memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif, sehingga tidak ada 
    memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif sehingga tidak ada
    suatu pengertian manajemen atau perencanaan strategis yang dianggap 
    baku, tergantung dari filosofi, konteks, manfaat dan tujuan manajemen 
    strategis tersebut dirumuskan. 
•   Persoalan strategi tidak lepas dari masalah prioritas, sebab istilah strategi 
    berkaitan dengan stratum atau strata, yaitu lapisan yang disusun 
    berdasarkan kekuatan atau kepentingan yang pada akhirnya mengarah pada 
    urutan atau prioritas. Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana 
    urutan atau prioritas Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana
    mengembangkan strategi yang terpadu dengan perubahan yang tengah 
    dihadapi, meski‐pun menyangkut manajemen strategi, namun mengingat 
    kondisi organ‐isasi sangat bervariasi tentu sulit dibuat suatu strategi yang 
    baku. Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan  
    baku Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan
    organisasi  bertolak dari wawasan strategik suatu perubahan. Dalam hal ini 
    layak kiranya jika strategi yang dikembangkan mengacu kepada suatu teori 
    perubahan. 


29/09/2010                    Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                     7
• Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung
  Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung 
  sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan 
  mampu membentuk organisasi yang kuat pula serta 
       p                  g         y g       p
  mempu menyesuaikan dan bertahan dengan kondisi 
  lingkungan yang ada. Koteen (dalam Salusu, 1996:105), 
  mengemukakan empat tipe strategi yaitu: corporate 
  Strategy (strategi organisasi), program strategy (strategi 
  program), resource support strategy (strategi pendukung 
  program) resource support strategy (strategi pendukung
  sumber daya), dan institu‐tional strategy (strategi 
  kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah 
  kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah
  mengembangkan kemampuan organisasi untuk 
  melaksanakan inisiatif‐inisiatif strategi.

29/09/2010            Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010        8
•   Dalam praktiknya, manajemen strategis merupakan suatu proses yang 
    membantu organisasi untuk mengidentifikasikan apa yang ingin dicapai 
    oleh mereka. Jauch & Glueck (Montanary, Morgan & Barcker, 1990:14‐
    15) mengemukakan pula bahwa proses manajemen strategis ialah cara 
       )     g           p           p            j            g
    dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan 
    mengambil keputusan.
•   Dengan demikian, istilah strategis dalam
    Dengan demikian istilah strategis dalam konteks manajemen dapat
                                                                  dapat 
    didefinisikan sebagai sesuatu yang kontinyu, iteraktif dan merupakan 
    proses yang lintas fungsi serta bertujuan untuk menjaga fungsi organisasi 
    agar sesuai dengan lingkungannya. Keuntungannya, tidak saja dalam 
    agar sesuai dengan lingkungannya Keuntungannya tidak saja dalam
    bentuk finasial tetapi juga dalam bentuk menguatnya komitmen dan
    partisipasi anggota dalam pencapaian tujuan serta menekan dampak 
    buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing. Ward (1996:4)  
    buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing Ward (1996:4)
    menyebutnya sebagai “full  process  of  strategic  management  includes 
    the implementation of selected strategies.”


29/09/2010                   Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                 9
Model Planning, Programing and Budgetting Systems

• Esensi sistem dalam model ini  menyang‐kut suatu proses yang 
  komprehensif untuk menciptakan suatu sistem 
      p                       p
  pembuatan  keputusan  secara  lebih efektif berupa  perencanaan 
  jangka panjang untuk  menentukan  tujuan‐tujuan, 
  mengembangkan program‐program untuk mencapainya, 
  mengembangkan program‐program untuk mencapainya
  memperhitungkan costs & benefits, dan mempergunakan suatu 
  proses budgetary dengan merefleksi aktivitas‐aktivitas program 
  untuk jangka  waktu  yang lama. Dengan pendekatan ini dapat 
       k     k      k        l                 d k        d
  tercapai suatu sistem pembuatan keputusan yang lebih 
  komprehensif dan  efektif. Perlu ditekankan, bahwa  PPBS 
      p
  merupakan suatu proses yang tak ada titik awal dan titik akhir yang 
  pasti. 


29/09/2010               Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010             10
• Pengembangan Struktur Program. Pengembangan  PPBS diawali 
  dengan proses perumusan  secara  jelas apa  misi  utama 
  organisasi. Dalam terminologi sistem,  hal  ini lebih difokuskan 
  organisasi. Dalam terminologi sistem, hal ini lebih difokuskan
  pada sistem outputs dari pada inputs atau  pros‐es‐proses 
  transformasi. Jadi setiap struktur organisasi sebaiknya berorientasi 
  kepada misi yang diembannya. Rumusan misi yang  lebih luas ini 
  kepada misi ang diembann a R m san misi ang lebih l as ini
  perlu dijabarkan menjadi  tujuan‐tujuan  program yang lebih 
  spesifik. Struktur program ini mencakup komponen, dimensi dan 
  variabel‐variabel program.




29/09/2010                Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010             11
• Komponen program i l h  ialah pengelompokan bidang garapan program 
                                     l    k bid
  yang melayani misi dan tujuan organisasi. Dimensi  program adalah 
  sub‐sub bidang yang dibentuk  dalam  tiap komponen program 
                  gy g                       p       p    p g
  untuk menangani target‐target yang lebih spesifik ke arah 
  tercapainya tujuan yang lebih luas. Variabel program biasanya 
  merupakan sub‐bidang dari pada  subdi‐mensi program, dan 
  merupakan sub‐bidang dari pada subdi‐mensi program dan
  menyangkut produk‐produk yang  spesifik  yang berkontribusi bagi 
  tujuan‐tujuan organisasi. Setiap variabel program merupakan 
  suatu aktivitas terintegrasi yang mencakup personil, perlengkapan 
          ki i         i        i          k           il  l k
  dan fasilitas‐fasilitas. Bila komponen‐komponen dan dimensi‐
  dimensi program merupakan pengelompokan aktivitas‐aktivitas 
  yang lebih luas, maka variabel program  merupakan  aktivitas‐
  aktivitas yang lebih  spesifik dan dapat  diukur. 


29/09/2010               Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010            12
• Analisa Rencana dan Program. Langkah berikutnya ialah analisa 
                             g         g            y
  program. Langkah ini  menyangkut perwujudan  tujuan‐tujuan 
  program secara efektif  dan  efisien. Esensi PPBS ialah  menilai 
  sarana‐sarana alternatif bagi pencapaian tujuan, mengevaluasi 
  costs & benefits d i lt
      t & b fit dari alternatif‐alternatif itu. Dengan sistem ini 
                                tif lt    tif it D        it   i i
  dapat diselenggarakan  evaluasi yang sistematis  terhadap 
  program‐pro‐gram, costs, dan benefits secara antisipatif. 
  Metodologi  yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐
  Metodologi yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐
  benefits. 
• Istilah analisa sistem (system analysis) mengandung konotasi yang 
  sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap  alternatif 
  sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap alternatif
  rangkaian  tindakan dalam mengalokasi, mempergunakan sumber‐
  sumber  untuk  mewujudkan tujuan‐tujuan organisasi yang 
  sekaligus membantu pembuatan keputusan dalam 
  mengidentifikasi rangkaian tindakan di antara alternatif‐alternatif 
  yang mungkin. 


29/09/2010                Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010             13
• Analisa cost benefit merupakan suatu aplikasi spesifik dari
  Analisa  cost‐benefit merupakan  suatu  aplikasi  spesifik  dari 
  analisa  sistem. Istilah‐istilah lain adalah analisa cost‐effec‐tiveness. 
  Analisa cost (pembiayaan) dan benefit (keuntungan) adalah usaha 
  spesifik  untuk  memperhitungkan (membandingkan) serangkaian 
  spesifik untuk memperhitungkan (membandingkan) serangkaian
  alternatif tindakan dalam kaitan dengan cost‐nya  dan 
  effectiveness‐nya  dalam pencapaian suatu tujuan  spesifik. Tipe 
  analisa ini lebih sesuai untuk variabel‐variabel program,  dimana 
  suatu aktivitas organisasi dapat ditentukan dan  dapat  diukur. 
  Analisa cost‐benafit mencakup pengkajian yang sistematik dan 
  perhitungan yang seksama mengenai serangkaian alternatif 
  tindakan yang  dapat diambil guna mencapai tujuan‐tujuan spesifik 
  tindakan yang dapat diambil guna mencapai tujuan tujuan spesifik
  untuk suatu  jangka waktu mendatang. Pengkajian terhadap 
  alternatif‐alternatif ini meliputi penilaian terhadap sumber biaya 
  ekonomis dan keuntungan keuntungan yang  diperoleh, 
  ekonomis dan keuntungan‐keuntungan yang diperoleh,
  sehubungan dengan tiap alternatif kemungkinan. 



29/09/2010                  Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                14
• Seringkali timbul masalah dalam memaksimalkan keuntungan‐
  keuntun‐gan dengan  pengeluaran tertentu  atau  sebaliknya 
  meminimalkan pembiayaan pembiayaan  bagi  suatu keuntungan 
  meminimalkan pembiayaan‐pembiayaan bagi suatu keuntungan
  program  tertentu. Konsep analisa cost‐benefits ini dalam praktek 
  tidak mudah, sebab bukan  hanya  memperhitungkan keuntungan 
  ekonomis (economic
  ekonomis (economic benefits) melainkan j ga ke nt ngan sosial
                                 melainkan juga keuntungan sosial 
  (social benefits) termasuk faktor‐faktor manusianya. 




29/09/2010               Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010            15
Tugas‐tugas!

Lengkapi pengetahuan anda dengan menggunakan referensi dari litelatur pokok:
   g p p g                       g       gg                              p
• Banghard, Frank W., & Albert Trull Jr., (1973), Education Planning, New York: The 
   Macmillan Co.
• Bappenas (2006) Sistem Perencanaan Nasional (SPPN) Berdasarkan UU
   Bappenas. (2006). Sistem                          (SPPN) Berdasarkan UU 
   25/2004: Bahan Sosialisasi Umum. Jakarta: Bappenas. 
• Davis, (1980. Planning Education For Development, Volume I  (Issues and 
   Problems in The Planning  Of Education In Developing Countries), dan Volume II 
   Problems in The Planning Of Education In Developing Countries) dan Volume II
   (Model And Methods For Systemic Palnning For Education) Cambridge: Harvard 
   University
• Gaffar M Fakry (1989) Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi Jakarta:
   Gaffar, M. Fakry. (1989). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: 
   P2LPTK.
• Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. (2005). Perencanaan 
   Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
   Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

29/09/2010                    Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010                     16

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Asep Iryanto
 
Educational planning - strategic planning approach
Educational planning  - strategic planning approachEducational planning  - strategic planning approach
Educational planning - strategic planning approach
Asep Sufyan Tsauri
 

La actualidad más candente (16)

Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
Adminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikanAdminitrasi pendidikan
Adminitrasi pendidikan
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
administrasi pendidikan
administrasi pendidikanadministrasi pendidikan
administrasi pendidikan
 
Inisiasi 1
Inisiasi 1Inisiasi 1
Inisiasi 1
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Tutorial 1
Tutorial 1Tutorial 1
Tutorial 1
 
Educational planning - strategic planning approach
Educational planning  - strategic planning approachEducational planning  - strategic planning approach
Educational planning - strategic planning approach
 
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 3: Ragam Perencanaan Pendidikan
 
Inisiasi 4
Inisiasi 4Inisiasi 4
Inisiasi 4
 
PERENCANAAN
PERENCANAANPERENCANAAN
PERENCANAAN
 
Inisiasi 8
Inisiasi 8Inisiasi 8
Inisiasi 8
 
Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3
 
Ap
ApAp
Ap
 
silabus RPP
silabus RPPsilabus RPP
silabus RPP
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 

Destacado

Proses perencanaan pendidikan
Proses perencanaan pendidikanProses perencanaan pendidikan
Proses perencanaan pendidikan
ocwunj_fip
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikan
Muaz Rozak
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Asep Iryanto
 
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolahKonsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
Dahlia Aditya
 
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Asep Iryanto
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
Lhya Baha
 
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
Asep Iryanto
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Jerry Makawimbang
 
Power Point Administrasi Keuangan Sekolah
Power Point Administrasi Keuangan SekolahPower Point Administrasi Keuangan Sekolah
Power Point Administrasi Keuangan Sekolah
alikaaa1
 

Destacado (20)

Proses perencanaan pendidikan
Proses perencanaan pendidikanProses perencanaan pendidikan
Proses perencanaan pendidikan
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Kuliah ke 7
Kuliah ke 7Kuliah ke 7
Kuliah ke 7
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikan
 
Penyusunan Rtl De Cisolok
Penyusunan Rtl De  CisolokPenyusunan Rtl De  Cisolok
Penyusunan Rtl De Cisolok
 
Kuliah ke 8
Kuliah ke 8Kuliah ke 8
Kuliah ke 8
 
Kuliah ke 2
Kuliah ke 2Kuliah ke 2
Kuliah ke 2
 
Renstra lab
Renstra labRenstra lab
Renstra lab
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Kuliah ke 1 (
Kuliah ke 1 (Kuliah ke 1 (
Kuliah ke 1 (
 
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolahKonsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
Konsep dasar pengelolaan keuangan sekolah
 
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
Kuliah ke 3 (perencanaan pendidikan dalam konteks desentralisasi pendidikan)
 
Inisiasi 7: Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan Prinsip, dan Prosedur Pengelola...
Inisiasi 7: Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan Prinsip, dan Prosedur Pengelola...Inisiasi 7: Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan Prinsip, dan Prosedur Pengelola...
Inisiasi 7: Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan Prinsip, dan Prosedur Pengelola...
 
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
Tutorial 6: Inisiasi 6: Pengertian, Pendekatan, dan Model dalam Pembiayaan Pe...
 
Perencanaan operasional
Perencanaan operasionalPerencanaan operasional
Perencanaan operasional
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
 
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan PendidikanTutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
Tutorial 5: Pendekatan dalam Perencanaan Pendidikan
 
Power Point Administrasi Keuangan Sekolah
Power Point Administrasi Keuangan SekolahPower Point Administrasi Keuangan Sekolah
Power Point Administrasi Keuangan Sekolah
 

Similar a Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)

M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS JambiM.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Handout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem paiHandout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem pai
Sunja Dewi
 

Similar a Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan) (20)

Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
Ms,hafzi ali, armida, dodi harianto, pascasarjana, uin sts jambi 2018
 
Ppt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikanPpt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikan
 
Buku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni Hermana
Buku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni HermanaBuku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni Hermana
Buku Proker Strategis Carek ITS 2015-2019 by Joni Hermana
 
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS JambiM.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali, Manajemen Strategi. UIS STS Jambi
 
Afi Parnawi, makalah
 Afi Parnawi, makalah Afi Parnawi, makalah
Afi Parnawi, makalah
 
Kelompok 2 - Perencanaan Pendidikan.pptx
Kelompok 2 - Perencanaan Pendidikan.pptxKelompok 2 - Perencanaan Pendidikan.pptx
Kelompok 2 - Perencanaan Pendidikan.pptx
 
Handout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem paiHandout perenc.sistem pai
Handout perenc.sistem pai
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
Inisiasi 5
 
Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesia
 
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatanPerencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
 
Tutorial 5 UT
Tutorial 5 UTTutorial 5 UT
Tutorial 5 UT
 
Kuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptKuliah 1.ppt
Kuliah 1.ppt
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
 
Nurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik spNurul khaiva kebijakan publik sp
Nurul khaiva kebijakan publik sp
 
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. UIN STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. UIN STS JambiM.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. UIN STS Jambi
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. UIN STS Jambi
 
Makalah peran fungsi perencanaan
Makalah peran fungsi perencanaanMakalah peran fungsi perencanaan
Makalah peran fungsi perencanaan
 
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
Inisiasi 5
 
Presenrasi Kelompok 10 Strategic Leadership.pptx
Presenrasi Kelompok 10 Strategic Leadership.pptxPresenrasi Kelompok 10 Strategic Leadership.pptx
Presenrasi Kelompok 10 Strategic Leadership.pptx
 
Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasir
Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasirLandasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasir
Landasan filosofis dan karakteristik kurikulum 1975 yasir
 

Más de Asep Iryanto (8)

Borang akreditasi sarjana (s1)
Borang akreditasi sarjana (s1)Borang akreditasi sarjana (s1)
Borang akreditasi sarjana (s1)
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
 
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
Kuliah ke 4 (problema dan tantangan pembangunan dalam pendidikan)
 
Penyusunan Rtl De Cisolok
Penyusunan Rtl De  CisolokPenyusunan Rtl De  Cisolok
Penyusunan Rtl De Cisolok
 
Rtl Balongan
Rtl BalonganRtl Balongan
Rtl Balongan
 
Permainan Power Point Jeopardy Pak Sudarno Bpk
Permainan Power Point Jeopardy Pak Sudarno BpkPermainan Power Point Jeopardy Pak Sudarno Bpk
Permainan Power Point Jeopardy Pak Sudarno Bpk
 
Permainan Power Point Jeopardy Contoh Asep Iryanto
Permainan Power Point Jeopardy Contoh Asep IryantoPermainan Power Point Jeopardy Contoh Asep Iryanto
Permainan Power Point Jeopardy Contoh Asep Iryanto
 
Rubrik Penetapan Tujuan Sd Bpk Penabur Sudarno
Rubrik Penetapan Tujuan Sd Bpk Penabur SudarnoRubrik Penetapan Tujuan Sd Bpk Penabur Sudarno
Rubrik Penetapan Tujuan Sd Bpk Penabur Sudarno
 

Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)

  • 1. Kuliah ke-6 Konsep dan Teori Sistem Perencanaan Pendidikan (Bagian Kedua) Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (Lektor K (L kt Kepala, Ad i i t l Administrasi Pendidikan FIP-UPI) i P didik FIP UPI) Materi Perkuliahan Perencanaan Pendidikan “Program S2 Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh NAD” (Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011) 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 1
  • 2. Model Perencanaan Pendidikan 1. Top‐Down Planning, dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada  perencana di tingkat menengah dan ke tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini  perencanaan bersifat makro, atau nasional;  2. Diagonal‐Horizontal Planning, dilaksanakan pada waktu penyusunan  perencanaan lintas sektoral. Biasanya dilakukan oleh top‐level Manager, yang  membicarakan kebijakan‐kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan  dasar;  3. Rolling‐Plan, dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka  panjang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembabakan menjadi perencanaan  tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan  digelindingkan kepada tahun berikutnya. Atau apabila terjadi sasaran pada  suatu perencanaan lima tahun tidak tercapai maka digulirkan pada sasaran lima  tahun berikutnya;  h b k 4. Master Plan, Strategic Planning, dan Operational Planning, dilihat berdasarkan  skala prioritas dalam pengembangan kelembagaan. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 2
  • 3. Namun demikian, dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal  Namun demikian dalam prakteknya di lingkungan pemerintahan lebih dikenal dengan model Marter Plan dan model Strategic Planning. Kedua model  tersebut, sebetulnya tidak memiliki perbedaan yang berarti, karena sama‐sama berdimensi j k panjang. Hanya saja, perencanaan stratejik relatif l bih b di i jangka j H j jik l if lebih berkembang dalam tatanan substansi yang lebih spesifik. Sedangkan dalam konsep master plan lebih umum dan lebih komprehensif.  • Di samping itu, ada juga model yang bersifat konvensional, dikenal dengan Planning  Programming and Budgeting Systems (PPBS). PPBS adalah suatu  proses komprehensif  untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan  proses komprehensif untuk menciptakan suatu sistem pembuatan keputusan yang lebih efektif. Dengan demikian, antara konsep master plan dengan stratgic planning, dan model planning, programming and budgetting systems secara  konseptual dan teknikal pada gradasi tertentu tidak ada perbedaan yang  fundamental, kecuali tampak pada aspek kontekstual. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 3
  • 4. Model Master Plan untuk Pendidikan • Master plan untuk pendidikan memiliki dimensi waktu yang  bersifat jangka panjang perencanaan strategi sebagai contohnya jangka panjang,  perencanaan strategi sebagai contohnya,  dengan adanya sistem pendidikan dari mulai taman kanak‐kanak  sampai dengan tingkat yang lebih tinggi akan menghasilkan  sekolah dan prestasi pelajar yang lebih tinggi di setiap sekolah,  perguruan tuinggi, universitas, dan mempersipakan pelajar untuk  j j p memasuki dunia kerja. Tujuan utama dari perencanaan adalah  untuk memfokuskan kepada kesuksesan pelajar dan memandu  kebijakan pendidikan serta keputusan pengaggaran samapai  dengan 20 tahun ke depan. dengan 20 tahun ke depan 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 4
  • 5. • Master plan merupakan respon langsung terhadap permintaan  masyarakat untuk pendidikan. Dalam jangka panjang,  perencananan yang menyeluruh sangat dibutuhkan untuk  l h dib hk k menjawab tantangan yang dihadapi. Proses master plan ditetapkan oleh dewan legislatif (sebagai representasi dari masyarakat) yang  memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Namun prosesnya dirumusakan oleh dewan eksekutif dengan para stakeholders  pendidikan yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci yang berkumpul untuk merumuskan kebijakan kunci  (key subject area) untuk direkomendasikan menjadi pertimbangan  dewan.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 5
  • 6. • Prosedur perumusan master plan dikenal dalam bentuk  perencanaan administratif dan perencanaan grass‐roots. Proses  perencanaan pendidikan di I d didik di Indonesia, baik pada l l i b ik d level nasional,  i l regional dan lokal, masih tergolong pendekatan administratif,  karena itu kesempatan pengembangan perencanaan yang bersifat  grass‐roots approach sangat terbuka. Pendekatan perencanaan ini  memiliki keuntungan yaitu dapat memberi hak kepada para  pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk  pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk mengembangkan sistem perencanaan yang dinilai paling cocok  dengan daerah atau lembaganya. Bila model yang dikembangkan  dinilai baik, maka melalui proses bottom‐up bisa disebarkan  di il i b ik k l l i b tt bi di b k sebagai model yang pantas untuk diterapkan. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 6
  • 7. Model Perencanaan Stratejik • Istilah “stratejik” dalam konteks ilmu manajemen memiliki cakupan yang  luas. Dalam menjabarkan pengertian manajemen dan perencanaan strategis  para ahli memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda, akan tetapi tetap  memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif, sehingga tidak ada  memiliki landasan berpikir yang cukup argumentatif sehingga tidak ada suatu pengertian manajemen atau perencanaan strategis yang dianggap  baku, tergantung dari filosofi, konteks, manfaat dan tujuan manajemen  strategis tersebut dirumuskan.  • Persoalan strategi tidak lepas dari masalah prioritas, sebab istilah strategi  berkaitan dengan stratum atau strata, yaitu lapisan yang disusun  berdasarkan kekuatan atau kepentingan yang pada akhirnya mengarah pada  urutan atau prioritas. Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana  urutan atau prioritas Persoalan yang lebih teknis lagi ialah bagaimana mengembangkan strategi yang terpadu dengan perubahan yang tengah  dihadapi, meski‐pun menyangkut manajemen strategi, namun mengingat  kondisi organ‐isasi sangat bervariasi tentu sulit dibuat suatu strategi yang  baku. Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan   baku Konsep dasar yang perlu dipahami benar dalam mengembangkan organisasi  bertolak dari wawasan strategik suatu perubahan. Dalam hal ini  layak kiranya jika strategi yang dikembangkan mengacu kepada suatu teori  perubahan.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 7
  • 8. • Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung Tiap‐tiap strategi suatu organisasi saling mendukung  sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan  mampu membentuk organisasi yang kuat pula serta  p g y g p mempu menyesuaikan dan bertahan dengan kondisi  lingkungan yang ada. Koteen (dalam Salusu, 1996:105),  mengemukakan empat tipe strategi yaitu: corporate  Strategy (strategi organisasi), program strategy (strategi  program), resource support strategy (strategi pendukung  program) resource support strategy (strategi pendukung sumber daya), dan institu‐tional strategy (strategi  kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah  kelembagaan). Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk  melaksanakan inisiatif‐inisiatif strategi. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 8
  • 9. Dalam praktiknya, manajemen strategis merupakan suatu proses yang  membantu organisasi untuk mengidentifikasikan apa yang ingin dicapai  oleh mereka. Jauch & Glueck (Montanary, Morgan & Barcker, 1990:14‐ 15) mengemukakan pula bahwa proses manajemen strategis ialah cara  ) g p p j g dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan  mengambil keputusan. • Dengan demikian, istilah strategis dalam Dengan demikian istilah strategis dalam konteks manajemen dapat dapat  didefinisikan sebagai sesuatu yang kontinyu, iteraktif dan merupakan  proses yang lintas fungsi serta bertujuan untuk menjaga fungsi organisasi  agar sesuai dengan lingkungannya. Keuntungannya, tidak saja dalam  agar sesuai dengan lingkungannya Keuntungannya tidak saja dalam bentuk finasial tetapi juga dalam bentuk menguatnya komitmen dan partisipasi anggota dalam pencapaian tujuan serta menekan dampak  buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing. Ward (1996:4)   buruk yang terjadi dengan adanya pengaruh pesaing Ward (1996:4) menyebutnya sebagai “full  process  of  strategic  management  includes  the implementation of selected strategies.” 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 9
  • 10. Model Planning, Programing and Budgetting Systems • Esensi sistem dalam model ini  menyang‐kut suatu proses yang  komprehensif untuk menciptakan suatu sistem  p p pembuatan  keputusan  secara  lebih efektif berupa  perencanaan  jangka panjang untuk  menentukan  tujuan‐tujuan,  mengembangkan program‐program untuk mencapainya,  mengembangkan program‐program untuk mencapainya memperhitungkan costs & benefits, dan mempergunakan suatu  proses budgetary dengan merefleksi aktivitas‐aktivitas program  untuk jangka  waktu  yang lama. Dengan pendekatan ini dapat  k k k l d k d tercapai suatu sistem pembuatan keputusan yang lebih  komprehensif dan  efektif. Perlu ditekankan, bahwa  PPBS  p merupakan suatu proses yang tak ada titik awal dan titik akhir yang  pasti.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 10
  • 11. • Pengembangan Struktur Program. Pengembangan  PPBS diawali  dengan proses perumusan  secara  jelas apa  misi  utama  organisasi. Dalam terminologi sistem,  hal  ini lebih difokuskan  organisasi. Dalam terminologi sistem, hal ini lebih difokuskan pada sistem outputs dari pada inputs atau  pros‐es‐proses  transformasi. Jadi setiap struktur organisasi sebaiknya berorientasi  kepada misi yang diembannya. Rumusan misi yang  lebih luas ini  kepada misi ang diembann a R m san misi ang lebih l as ini perlu dijabarkan menjadi  tujuan‐tujuan  program yang lebih  spesifik. Struktur program ini mencakup komponen, dimensi dan  variabel‐variabel program. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 11
  • 12. • Komponen program i l h ialah pengelompokan bidang garapan program  l k bid yang melayani misi dan tujuan organisasi. Dimensi  program adalah  sub‐sub bidang yang dibentuk  dalam  tiap komponen program  gy g p p p g untuk menangani target‐target yang lebih spesifik ke arah  tercapainya tujuan yang lebih luas. Variabel program biasanya  merupakan sub‐bidang dari pada  subdi‐mensi program, dan  merupakan sub‐bidang dari pada subdi‐mensi program dan menyangkut produk‐produk yang  spesifik  yang berkontribusi bagi  tujuan‐tujuan organisasi. Setiap variabel program merupakan  suatu aktivitas terintegrasi yang mencakup personil, perlengkapan  ki i i i k il l k dan fasilitas‐fasilitas. Bila komponen‐komponen dan dimensi‐ dimensi program merupakan pengelompokan aktivitas‐aktivitas  yang lebih luas, maka variabel program  merupakan  aktivitas‐ aktivitas yang lebih  spesifik dan dapat  diukur.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 12
  • 13. • Analisa Rencana dan Program. Langkah berikutnya ialah analisa  g g y program. Langkah ini  menyangkut perwujudan  tujuan‐tujuan  program secara efektif  dan  efisien. Esensi PPBS ialah  menilai  sarana‐sarana alternatif bagi pencapaian tujuan, mengevaluasi  costs & benefits d i lt t & b fit dari alternatif‐alternatif itu. Dengan sistem ini  tif lt tif it D it i i dapat diselenggarakan  evaluasi yang sistematis  terhadap  program‐pro‐gram, costs, dan benefits secara antisipatif.  Metodologi  yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐ Metodologi yang digunakan ialah analisa sistem dan analisa cost‐ benefits.  • Istilah analisa sistem (system analysis) mengandung konotasi yang  sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap  alternatif  sangat luas dalam melukiskan proses evaluasi terhadap alternatif rangkaian  tindakan dalam mengalokasi, mempergunakan sumber‐ sumber  untuk  mewujudkan tujuan‐tujuan organisasi yang  sekaligus membantu pembuatan keputusan dalam  mengidentifikasi rangkaian tindakan di antara alternatif‐alternatif  yang mungkin.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 13
  • 14. • Analisa cost benefit merupakan suatu aplikasi spesifik dari Analisa  cost‐benefit merupakan  suatu  aplikasi  spesifik  dari  analisa  sistem. Istilah‐istilah lain adalah analisa cost‐effec‐tiveness.  Analisa cost (pembiayaan) dan benefit (keuntungan) adalah usaha  spesifik  untuk  memperhitungkan (membandingkan) serangkaian  spesifik untuk memperhitungkan (membandingkan) serangkaian alternatif tindakan dalam kaitan dengan cost‐nya  dan  effectiveness‐nya  dalam pencapaian suatu tujuan  spesifik. Tipe  analisa ini lebih sesuai untuk variabel‐variabel program,  dimana  suatu aktivitas organisasi dapat ditentukan dan  dapat  diukur.  Analisa cost‐benafit mencakup pengkajian yang sistematik dan  perhitungan yang seksama mengenai serangkaian alternatif  tindakan yang  dapat diambil guna mencapai tujuan‐tujuan spesifik  tindakan yang dapat diambil guna mencapai tujuan tujuan spesifik untuk suatu  jangka waktu mendatang. Pengkajian terhadap  alternatif‐alternatif ini meliputi penilaian terhadap sumber biaya  ekonomis dan keuntungan keuntungan yang  diperoleh,  ekonomis dan keuntungan‐keuntungan yang diperoleh, sehubungan dengan tiap alternatif kemungkinan.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 14
  • 15. • Seringkali timbul masalah dalam memaksimalkan keuntungan‐ keuntun‐gan dengan  pengeluaran tertentu  atau  sebaliknya  meminimalkan pembiayaan pembiayaan  bagi  suatu keuntungan  meminimalkan pembiayaan‐pembiayaan bagi suatu keuntungan program  tertentu. Konsep analisa cost‐benefits ini dalam praktek  tidak mudah, sebab bukan  hanya  memperhitungkan keuntungan  ekonomis (economic ekonomis (economic benefits) melainkan j ga ke nt ngan sosial melainkan juga keuntungan sosial  (social benefits) termasuk faktor‐faktor manusianya.  29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 15
  • 16. Tugas‐tugas! Lengkapi pengetahuan anda dengan menggunakan referensi dari litelatur pokok: g p p g g gg p • Banghard, Frank W., & Albert Trull Jr., (1973), Education Planning, New York: The  Macmillan Co. • Bappenas (2006) Sistem Perencanaan Nasional (SPPN) Berdasarkan UU Bappenas. (2006). Sistem (SPPN) Berdasarkan UU  25/2004: Bahan Sosialisasi Umum. Jakarta: Bappenas.  • Davis, (1980. Planning Education For Development, Volume I  (Issues and  Problems in The Planning  Of Education In Developing Countries), dan Volume II  Problems in The Planning Of Education In Developing Countries) dan Volume II (Model And Methods For Systemic Palnning For Education) Cambridge: Harvard  University • Gaffar M Fakry (1989) Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi Jakarta: Gaffar, M. Fakry. (1989). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta:  P2LPTK. • Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. (2005). Perencanaan  Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 29/09/2010 Yoyon Bahtiar Irianto/UPI/2010 16