SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 31
AI SITI NURHASANAH
SRI HARDIATI PURNAMASARI L.
Intelegensi ( kecerdasan ) dalam bahasa Inggris
disebut inttelligence dan dalam bahasa Arab
disebut al- dzaka, menurut arti bahasa adalah
pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan
sesuatu. Dalam arti kemampuan ( al- qudrah )
dalam memahami sesuatu secara cepat dan
sempurna.
 Crow dan Crow : inteligensi berarti kapasitas
umum dari seorang individu yg dapat dilihat pd
kesanggupan pikirannya dlm mengatasi tuntutan
kebutuhan- kebutuhan baru, keadaan rohaniah
secara umum yg dapat disesuaikan dg problemproblem dan kondisi- kondisi yg baru di dalam
kehidupan.

 Pada

mulanya, kecerdasan hanya berkaitan
dg kemampuan struktur akal ( intellect ) dlm
menangkap suatu gejala, sehingga
kecerdasan hanya bersentuhan dg aspekaspek kognitif ( al- majal al- ma’rifi ).
Namun pada perkembangan berikutnya,
disadari bahwa kehidupan manusia bukan
semata- mata memenuhi struktur kalby yg
perlu mendapat tempat tersendiri u/
menumbuhkan aspek- aspek afektif ( alinfi’ali ), seperti kehidupan emosional,
moral, spiritual dan agama.
Kecerdasan Intelektual ( IQ )

a.




Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yg
berhubungan dg proses kognitif seperti berpikir,
daya menghubungkan dan menilai atau
mempertimbangkan sesuatu. Atau kecerdasan yg
berhubungan dg strategi pemecahan masalah dg
menggunakan logika.
Kecerdasan intelektual ini dari segi kuantitas
tidak bisa dikembangkan karena merupakan
pembawaan sejak lahir, namun kualitasnya dpt
dikembangkan.
 Menurut

Kohnstam kualitas kecerdasan
intelektual dpt dikembangkan dg beberapa
syarat :
1)

2)

Pengembangan tsb hanya sampai batas
kemampuan, dan tidak dpt melebihinya.
Setiap orang mempunyai batas kemampuan yg
berbeda.
Pengembangan tsb tergantung kepada cara
berpikir yg metodis.
 Tinggi

rendahnya kecerdasan intelektual sso
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1)

2)

3)

4)

Pembawaan, yaitu kesanggupan yg dibawa
semenjak lahir dan setiap orang tdk ada yg
sama.
Kematangan, yaitu saat munculnya daya
intelek yg siap u/ dikembangkan mencapai
puncaknya ( masa peka ).
Lingkungan, yaitu faktor luar yg
mempengaruhi intelegensi pd masa
perkembangannya.
Minat, yaitu motor penggerak dlm
perkembangan intelegensi.
NO

IQ

Tafsiran

1

140 keatas

Genius

2

120 – 139

Very superior

3

110 – 119

Superior

4

90 – 109

Average

5

80 – 89

Dull average

6

70 – 79

Borderline

7

50 – 69

Debil/ morou

8

30 – 49

Ambicile

9

Dibawah 30

Idiot
b. Kecerdasan Emosional ( EQ )




Kecerdasan emosional mrp sebuah istilah baru yg
pertama kali ditemukan oleh Salovey, psikolog
dari Universitas Yale, dan Mayer dari Universitas
New Hampeshire pada tahun 1990. namun istilah
tsb menjadi populer ditengah- tengah
masyarakat setelah Goleman menulis buku yg
berjudul Emotional Intelegence.
Salovey dan Mayer menggunakan istilah
kecerdasan emosi u/ menggambarkan sejumlah
kemampuan mengenali emosi diri sendiri,
mengelola dan mengekspresikan emosi diri
sendiri dg tepat, memotivasi diri sendiri,
mengenali orang lain dan membina hubungan dg
orang lain.
Otak kiri ( left hemishphere )

Otak kanan ( right hemisphere )

Matematika, sejarah, bahasa

Persepsi, intuisi, imajinasi

Konvergen ( runtut ), sistematis

Divergen

Analitis

Perasaan

Perbandingan

Terpadu, holistic

Hubungan

Perasaan

Linier

Non linier

Logis

Mistic, spiritual

Scientific

Kreatif

Fragment

Rasa, seni

EQ : hasil kerja dari otak kanan
IQ : hasil kerja dari otak kiri






Ari Ginanjar Agustian mengemukakan bahwa
banyak orang yg memiliki kecerdasan otak saja,
atau banyak memiliki gelar yg tinggi belum tentu
sukses berkiprah di dunia pekerjaan.
Mahmud al- Zaky mengemukakan bahwa
kecerdasan emosional pd dasarnya mempunyai
hub. Yang erat dg kecerdasan uluhiyah (
ketuhanan ). Jika sso tingkat pemahaman dan
pengamalan nilai- nilai ketuhanan yg tinggi dlm
hidupnya maka ia telah memiliki kecerdasan
emosional yg tinggi pula.
Abdul Rahman al- Aisu mengatakan bahwa
terdapat hubungan yg erat antara kecerdasan
emosional dg kecerdasan ketuhanan.
 Menurut
a)
b)
c)

d)
e)
f)

Ari Ginanjar :

Konsistensi ( istiqamah )
Kerendahan hati ( tawadhu’ )
Berusaha dan berserah diri ( tawakkal )
Ketulusan ( ikhlas ), dan totalitas ( kaffah )
Keseimbangan ( tawazun )
Integritas dan penyempurnaan ( ihsan )
 Menurut
a)

b)
c)
d)

Jalaluddin Rahmat :

Musyarathah, berjanji pd diri sendiri u/
membiasakan perbuatan baik dan membuang
perbuatan buruk.
Muraqabah, memonitor reaksi dan perilaku
sehari- hari.
Muhasabah, melakukan perhitungan baik dan
buruk yg pernah dilakukan
Mu’atabah dan mu’aqabah, mengecam
keburukan yg dikerjakan dan menghukum diri
sendiri ( sbg hakim sekaligus terdakwa )
 Goleman

menyatakan bahwa kecerdasan
emosional pada dasarnya memiliki 5 ( lima )
aspek kemampuan, yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)

Kemampuan mengenali emosi diri
Kemampuan menguasai emosi diri
Kemampuan memotivasi diri
Kemampuan mengenali emosi orang lain
Kemampuan mengembangkan hubungan dg
orang lain
c. Kecerdasan Moral






Kecerdasan moral ialah kemampuan untuk
merenungkan mana yg benar dan mana yg salah,
dengan menggunakan sumber emosional dan
intelektual pikiran manusia.
Indikator kecerdasan moral adalah bagaimana sso
memiliki pengetahuan ttg moral yg benar dan yg
buruk, kemudian ia mampu menginternalisasi
moral yg benar ke dalam kehidupan nyata dan
menghindarkan diri dari moral yg buruk.
Menurut Abdul Mujib kecerdasan moral tdk bisa
dicapai dg menghafal atau mengingat kaedah
atau aturan yg dipelajari di dalam kelas
melainkan membutuhkan interaksi dg lingkungan
luar.
d. Kecerdasan Spiritual ( SQ )




Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yg
mengajak manusia u/ cerdas memilih salah satu
agama, ia mrp sebuah konsep yg berhubungan
bagaimana sso mempunyai kecerdasan dlm
mengelola makna- makna, nilai- nilai dan
kualitas kehidupan spiritualnya.
Kehidupan spiritual ini meliputi : hasrat untuk
hidup bermakna, motivasi mencari makna hidup,
dan mendambakan hidup bermakna.






Danah Zohar dan Ian Marshall : kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan u/ menghadapi
persoalan makna atau valua, yaitu kecerdasan u/
menempatkan perilaku dan hidup kita dlm
konteks makna yg lebih luas & kaya, kecerdasan
u/ menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sso
lebih bermakna dibandingkan dg yg lain.
SQ ( Spiritual Quotient ) adalah landasan
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara
efektif.
SQ mrp suatu kecerdasan yg memberi kita
makna, yg melakukan kontekstualisasi, dan
bersifat transformatif.
e. Kecerdasan Qalbiah
Kecerdasan Qalbiyah adalah sejumlah kemampuan diri
secara cepat & sempurna, u/ mengenal kalbu dan
aktivitasnya, mengelola dan mengekspresikan jenisjenis kalbu secara benar, memotivasi kalbu u/
membina hub. Moralitas dg orang lain dan hub.
Ubudiyah dg Tuhan.
 Menurut Toro Tasmara, Qalbu adalah hati nurani yg
menerima limpahan cahaya kebenaran Ilahiyah yaitu
ruh. Dengan kalbu inilah Allah memanusiakan manusia
& memuliakannya dari makhluk yg lain.
 Qalbu mrp suatu tempat di dalam wahana jiwa dan
mrp titik sentral atau awal yg menggerakkan segala
perbuatan manusia yg memiliki kecenderungan baik
kepada kebenaran maupun pada keburukan.



Allah menjadikan kalbu manusia sbg titik sentral
kesadaran manusia. Allah akan menghukum orang yg
mengingkari-Nya dg kesadaran hati menerima bisikan
syetan dan memaafkan jika kesalahan itu tdk
disengaja disuarakan suara hati. Hal ini dinyatakan
dlm firman Allah SWT :
Panggilah mereka ( anak- anak angkat itu ) dengan (
memakai ) nama bapak- bapak mereka. Itulah yang
lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak
mengetahui bapak- bapak mereka maka ( panggilah
mereka sebagai ) saudara- saudaramu seagama dan
maula- maulamu dan tidak ada dosa atasmu terhadap
apa yang kamu khilaf padanya, tetapi ( yang ada
dosanya ) apa yang disengaja oleh hatimu dan adalah
Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. ( Q.S AlAhzab: 5 )
Kalbu juga mempunyai potensi qalbiyah yg mampu
melihat apa yg tidak dapat dilihat oleh mata kepala,
sebab didalamnya terdapat ‘ayn al- bashirah ( mata
batin ).
 Sayyid Mujtaba Musawi Hari menamakan kalbu
dengan “ hati nurani “. Qalbu ( hati nurani ) selain
memiliki fungsi indrawi juga memiliki nilai moral dan
etika yg hanif. Nilai- nilai mrp hal yg inheren dengan
yg tercerahkan.
Firman Allah SWT :
Kemudian Ia menyempurnakannya dan meniupkan ke
dalam tubuhnya ruh ( ciptaan )- Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, ( tetapi ) kamu sedikit sekali yg bersyukur. ( Q.S
as- Sajadah: 9 )





Kecerdasan kalbu menurut Abdul Mujib tumbuh melalui
aktualisasi potensi- potensinya, sehingga menimbulkan
perilaku qalbiah ( al- ahwal al- qalbiyah ) yg pada
puncaknya memiliki beberapa kecerdasan pula.
Kecerdasan kalbu yg dikembangkan tdk terbatas pada
kecerdasan intelektual, emosi, moral, dan kecerdasan
spiritual namun terdapat kecerdasan yg lebih esensial
yaitu kecerdasan beragama atau bertuhan.

Kecerdasan beragama yg memberi makna ibadah
pd setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkahlangkah dan pemikiran yg bersifat fitrah menuju
manusia seutuhnya ( hanif ) dan memiliki pola
pemikiran tauhid ( integralistik ) serta berprinsip
hanya karena Allah.
1.

2.

3.

Kecerdasan intelektual ( intuitif ), yaitu kecerdasan
kalbu yg berkaitan dengan penerimaan &
pembenaran pengetahuan yg bersifat intuitifilahiah seperti wahyu ( u/ para rasul dan nabi ) dan
ilham atau firasat ( u/ manusia biasa yg shaleh ).
Kecerdasan emosional, yaitu kecerdasan kalbu yg
berkaitan dg pengendalian nafsu- nafsu impulsif
dan agresif. Kecerdasan ini mengarahkan sso u/
bertindak secara hati- hati, waspada, tenang, sabar
dan tabah ketika mendapat musibah, serta
berterima kasih ketika mendapat kenikmatan.
Kecerdasan moral, yaitu kecerdasan kalbu yg
berkaitan dg hubungan kpd sesama manusia dan
alam semesta.
3.

4.

Kecerdasan spiritual, adalah kecerdasan
kalbu yg berhubungan dengan kualitas batin
sso. Kecerdasan ini mengarahkan orang u/
berbuat lebih manusiawi, sehingga dpt
menjangkau nilai- nilai luhur yg mungkin
belum tersentuh oleh akal pikiran manusia.
Kecerdasan beragama, adalah kecerdasan
kalbu yg berkaitan dg kualitas beragama
dan bertuhan. Kecerdasan ini mengarahkan
sso u/ berperilaku secara benar, yg
puncaknya menghasilkan ketaqwaan secara
mendalam, dg dilandasi oleh enam
kompetensi keimanan, lima kompetensi
keislaman dan multi kompetensi keihsanan.
 Kecerdasan

beragama lebih tinggi hirarkinya
daripada kecerdasan kalbu yg lain. Sso yg
memiliki kecerdasan beragama seharusnya
telah melampaui kecerdasan spiritual, moral,
emosional,dan kecerdasan intelektual (
intuitif ), karena keempat kecerdasan yg
terakhir mrp bagian dari kecerdasan
beragama. Keberartian kecerdasan spiritual
dan kecerdasan moral menopang pada
kecerdasan beragama, sebab keduanya mrp
dimensi esoteris dari agama.
 Sikap

keagamaan mrp suatu keadaan yg ada
dalam diri sso yg mendorong sisi orang u/
bertingkah laku yg berkaitan dg agama.
 Sikap keagamaan terbentuk karena adanya
konsistensi antara kepercayaan terhadap
agama sbg komponen kognitif perasaan
terhadap agama sbg komponen afektif dan
perilaku terhadap agama sebagai komponen
kognatif. Ketiga komponen tsb berintegrasi
secara kompleks.
 Mc.

Nair & Brown ( 1983 ) dalam
penelitiannya menemukan bahwa dukungan
orang tua berhubungan scr signifikan dengan
sikap siswa.
 Zakiah Daradjat ( 1988 ) mengatakan bahwa
sikap keagamaan mrp perolehan dan bukan
bawaan. Ia terbentuk melalui pengalaman
langsung yg terjadi dalam hubungannya dg
unsur – unsur lingkungan materi dan sosial,
misal: kondisi rumah, teman, orang tua, dsb.
 Menurut

Sri Partini pembentukan &
perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor
:
1)

2)

Faktor internal, berupa kemampuan
menyeleksi dan mengelola atau menganalisis
pengaruh yg datang dari luar, termasuk disini
minat dan perhatian.
Faktor eksternal, berupa faktor dari luar diri
individu yaitu pengaruh lingkungan yg
diterima.
 Dengan

demikian, meskipun sikap keagamaan
bukan mrp bawaan akan tetapi dlm
pembentukan dan perubahannya ditentukan
oleh faktor internal dan faktor eksternal
individu.
 Pembentukan sikap keagamaan ini sangat
erat kaitannya dg perkembangan agama.
Sikap fanatis, toleran, pesimis, optimis,
tradisional, modern, fatalisme, dan sikap
free will dlm beragama banyak menimbulkan
dampak positif maupun negatif dlm
meningkatkan kehidupan individu dan
masyarakat dlm beragama.
Dalam Kamus bahasa Indonesia disebutkan
bahwa tingkah laku sama artinya dg perangai,
kelakuan atau perbuatan.
 Menurut J.P. Chaplin ( dalam Dictionary of
Psychology ) tingkah laku mrp sembarang respon
yg mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban
atau balasan yg dilakukan oleh organisme.
 Menurut Budiarjo tingkah laku mrp tanggapan
atau rangkaian tanggapan yg dibuat oleh
sejumlah makhluk hidup. Dalam hal ini, tingkah
laku itu walaupun harus mengikutsertakan
tanggapan pd suatu organisme, termasuk yg ada
di otak, bahasa, pemikiran, impian- impian,
harapan- harapan, dsb, tetapi ia juga
menyangkut mental sampai pd aktivitas fisik.

Tingkah laku keagamaan adalah segala aktivitas
manusia dlm kehidupan didasarkan atas nilainilai agama yg diyakininya. Tingkah laku
keagamaan tsb mrp perwujudan dari rasa dan
jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran &
pengalaman beragama pd masing- masing
individu.
 Tingkah laku keagamaan pd umumnya didorong
oleh adanya suatu sikap keagamaan yg mrp
keadaan yg ada pd diri sso. Dengan sikap itulah
akhirnya lahir tingkah laku keagamaan sesuai dg
kadar ketaatan sso terhadap agama yg
diyakininya.

Menurut Abdul Azis Ahyadi, penyebab tingkah
laku keagamaan manusia itu mrp campuran
antara berbagai faktor, baik faktor lingkungan,
biologi, psikologi rohaniah, unsur fungsional,
fitrah atau karunia Tuhan.
 Menurut Nico Syukur Dister terdapat empat hal
yg menyebabkan sso memunculkan tingkah laku
keagamaan, yaitu :


1)
2)
3)
4)

Untuk mengatasi frustasi
Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib
masyarakat
Untuk memuaskan intelek yg ingin tahu
Untuk mengatasi ketakutan
 Ramayulis.

2009. Psikologi Agama. Radar
Jaya Offset : Jakarta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaPeranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaVivi Vey
 
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan PersonalBab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan PersonalFeldi Modole
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesIsmail Mamat
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarNunung Susiliana
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanPerbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanmuhammadakbarrozaqi
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiMaya Sy
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi pptMelz Mutz
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)Zara Neur
 
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINAKasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINADr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Uwes Chaeruman
 
Kecerdasan sepiritual
Kecerdasan sepiritualKecerdasan sepiritual
Kecerdasan sepiritualLukfilAnam
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanNarendra
 

La actualidad más candente (20)

IESQ
IESQIESQ
IESQ
 
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaPeranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
 
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan PersonalBab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal
Bab ii (kajian teor ii) Kecerdasan Personal
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence Competencies
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Iq eq sq selaras
Iq eq sq selarasIq eq sq selaras
Iq eq sq selaras
 
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanPerbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
 
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINAKasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
Kasim cs. Afi Parnawi. STAI IBNU SINA
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1
 
Kecerdasan sepiritual
Kecerdasan sepiritualKecerdasan sepiritual
Kecerdasan sepiritual
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 

Similar a AI Kecerdasan Menurut Islam

Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragama
Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragamaIntelegensi, sikap dan tingkah laku beragama
Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragamaAi Nurhasanah
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
 
Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalRokaizal Rozali
 
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanZulfikri Tea
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxRivaNadia
 
Bab 3 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 3 Manajemen Pengembangan DiriBab 3 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 3 Manajemen Pengembangan Dirilisachmad
 
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptx
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptxKecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptx
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptxUchyuchykhadijah1
 
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjj
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjjPsikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjj
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjjMarlinaKarim
 
Caesar Yudho (potensi diri).pptx
Caesar Yudho (potensi diri).pptxCaesar Yudho (potensi diri).pptx
Caesar Yudho (potensi diri).pptxLABKECE
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Vivi Vey
 
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otak
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otakKelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otak
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otakMitha Ye Es
 
Kecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualKecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualSUKSES Pertama
 

Similar a AI Kecerdasan Menurut Islam (20)

Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragama
Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragamaIntelegensi, sikap dan tingkah laku beragama
Intelegensi, sikap dan tingkah laku beragama
 
Minda separa sedar
Minda  separa  sedarMinda  separa  sedar
Minda separa sedar
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
 
Spiritual quotient
Spiritual quotientSpiritual quotient
Spiritual quotient
 
Resma fw4
Resma fw4Resma fw4
Resma fw4
 
Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi final
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
 
Bab 3 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 3 Manajemen Pengembangan DiriBab 3 Manajemen Pengembangan Diri
Bab 3 Manajemen Pengembangan Diri
 
Definisi akal
Definisi  akalDefinisi  akal
Definisi akal
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
JURNAL SUARA HATI.docx
JURNAL SUARA HATI.docxJURNAL SUARA HATI.docx
JURNAL SUARA HATI.docx
 
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptx
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptxKecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptx
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Gabung.pptx
 
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjj
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjjPsikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjj
Psikologi-Islami-JIWA-MANUSIA.ppt jjjjjjjjjjj
 
Fw 4 yogi bahtiar
Fw 4 yogi bahtiarFw 4 yogi bahtiar
Fw 4 yogi bahtiar
 
Caesar Yudho (potensi diri).pptx
Caesar Yudho (potensi diri).pptxCaesar Yudho (potensi diri).pptx
Caesar Yudho (potensi diri).pptx
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otak
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otakKelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otak
Kelompok 2kecerdasan ganda dan optimalisasi fungsi otak
 
Kecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualKecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritual
 

AI Kecerdasan Menurut Islam

  • 1. AI SITI NURHASANAH SRI HARDIATI PURNAMASARI L.
  • 2. Intelegensi ( kecerdasan ) dalam bahasa Inggris disebut inttelligence dan dalam bahasa Arab disebut al- dzaka, menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti kemampuan ( al- qudrah ) dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.  Crow dan Crow : inteligensi berarti kapasitas umum dari seorang individu yg dapat dilihat pd kesanggupan pikirannya dlm mengatasi tuntutan kebutuhan- kebutuhan baru, keadaan rohaniah secara umum yg dapat disesuaikan dg problemproblem dan kondisi- kondisi yg baru di dalam kehidupan. 
  • 3.  Pada mulanya, kecerdasan hanya berkaitan dg kemampuan struktur akal ( intellect ) dlm menangkap suatu gejala, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dg aspekaspek kognitif ( al- majal al- ma’rifi ). Namun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia bukan semata- mata memenuhi struktur kalby yg perlu mendapat tempat tersendiri u/ menumbuhkan aspek- aspek afektif ( alinfi’ali ), seperti kehidupan emosional, moral, spiritual dan agama.
  • 4. Kecerdasan Intelektual ( IQ ) a.   Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yg berhubungan dg proses kognitif seperti berpikir, daya menghubungkan dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu. Atau kecerdasan yg berhubungan dg strategi pemecahan masalah dg menggunakan logika. Kecerdasan intelektual ini dari segi kuantitas tidak bisa dikembangkan karena merupakan pembawaan sejak lahir, namun kualitasnya dpt dikembangkan.
  • 5.  Menurut Kohnstam kualitas kecerdasan intelektual dpt dikembangkan dg beberapa syarat : 1) 2) Pengembangan tsb hanya sampai batas kemampuan, dan tidak dpt melebihinya. Setiap orang mempunyai batas kemampuan yg berbeda. Pengembangan tsb tergantung kepada cara berpikir yg metodis.
  • 6.  Tinggi rendahnya kecerdasan intelektual sso dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1) 2) 3) 4) Pembawaan, yaitu kesanggupan yg dibawa semenjak lahir dan setiap orang tdk ada yg sama. Kematangan, yaitu saat munculnya daya intelek yg siap u/ dikembangkan mencapai puncaknya ( masa peka ). Lingkungan, yaitu faktor luar yg mempengaruhi intelegensi pd masa perkembangannya. Minat, yaitu motor penggerak dlm perkembangan intelegensi.
  • 7. NO IQ Tafsiran 1 140 keatas Genius 2 120 – 139 Very superior 3 110 – 119 Superior 4 90 – 109 Average 5 80 – 89 Dull average 6 70 – 79 Borderline 7 50 – 69 Debil/ morou 8 30 – 49 Ambicile 9 Dibawah 30 Idiot
  • 8. b. Kecerdasan Emosional ( EQ )   Kecerdasan emosional mrp sebuah istilah baru yg pertama kali ditemukan oleh Salovey, psikolog dari Universitas Yale, dan Mayer dari Universitas New Hampeshire pada tahun 1990. namun istilah tsb menjadi populer ditengah- tengah masyarakat setelah Goleman menulis buku yg berjudul Emotional Intelegence. Salovey dan Mayer menggunakan istilah kecerdasan emosi u/ menggambarkan sejumlah kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikan emosi diri sendiri dg tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain dan membina hubungan dg orang lain.
  • 9. Otak kiri ( left hemishphere ) Otak kanan ( right hemisphere ) Matematika, sejarah, bahasa Persepsi, intuisi, imajinasi Konvergen ( runtut ), sistematis Divergen Analitis Perasaan Perbandingan Terpadu, holistic Hubungan Perasaan Linier Non linier Logis Mistic, spiritual Scientific Kreatif Fragment Rasa, seni EQ : hasil kerja dari otak kanan IQ : hasil kerja dari otak kiri
  • 10.    Ari Ginanjar Agustian mengemukakan bahwa banyak orang yg memiliki kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yg tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Mahmud al- Zaky mengemukakan bahwa kecerdasan emosional pd dasarnya mempunyai hub. Yang erat dg kecerdasan uluhiyah ( ketuhanan ). Jika sso tingkat pemahaman dan pengamalan nilai- nilai ketuhanan yg tinggi dlm hidupnya maka ia telah memiliki kecerdasan emosional yg tinggi pula. Abdul Rahman al- Aisu mengatakan bahwa terdapat hubungan yg erat antara kecerdasan emosional dg kecerdasan ketuhanan.
  • 11.  Menurut a) b) c) d) e) f) Ari Ginanjar : Konsistensi ( istiqamah ) Kerendahan hati ( tawadhu’ ) Berusaha dan berserah diri ( tawakkal ) Ketulusan ( ikhlas ), dan totalitas ( kaffah ) Keseimbangan ( tawazun ) Integritas dan penyempurnaan ( ihsan )
  • 12.  Menurut a) b) c) d) Jalaluddin Rahmat : Musyarathah, berjanji pd diri sendiri u/ membiasakan perbuatan baik dan membuang perbuatan buruk. Muraqabah, memonitor reaksi dan perilaku sehari- hari. Muhasabah, melakukan perhitungan baik dan buruk yg pernah dilakukan Mu’atabah dan mu’aqabah, mengecam keburukan yg dikerjakan dan menghukum diri sendiri ( sbg hakim sekaligus terdakwa )
  • 13.  Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional pada dasarnya memiliki 5 ( lima ) aspek kemampuan, yaitu : a) b) c) d) e) Kemampuan mengenali emosi diri Kemampuan menguasai emosi diri Kemampuan memotivasi diri Kemampuan mengenali emosi orang lain Kemampuan mengembangkan hubungan dg orang lain
  • 14. c. Kecerdasan Moral    Kecerdasan moral ialah kemampuan untuk merenungkan mana yg benar dan mana yg salah, dengan menggunakan sumber emosional dan intelektual pikiran manusia. Indikator kecerdasan moral adalah bagaimana sso memiliki pengetahuan ttg moral yg benar dan yg buruk, kemudian ia mampu menginternalisasi moral yg benar ke dalam kehidupan nyata dan menghindarkan diri dari moral yg buruk. Menurut Abdul Mujib kecerdasan moral tdk bisa dicapai dg menghafal atau mengingat kaedah atau aturan yg dipelajari di dalam kelas melainkan membutuhkan interaksi dg lingkungan luar.
  • 15. d. Kecerdasan Spiritual ( SQ )   Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yg mengajak manusia u/ cerdas memilih salah satu agama, ia mrp sebuah konsep yg berhubungan bagaimana sso mempunyai kecerdasan dlm mengelola makna- makna, nilai- nilai dan kualitas kehidupan spiritualnya. Kehidupan spiritual ini meliputi : hasrat untuk hidup bermakna, motivasi mencari makna hidup, dan mendambakan hidup bermakna.
  • 16.    Danah Zohar dan Ian Marshall : kecerdasan spiritual adalah kecerdasan u/ menghadapi persoalan makna atau valua, yaitu kecerdasan u/ menempatkan perilaku dan hidup kita dlm konteks makna yg lebih luas & kaya, kecerdasan u/ menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sso lebih bermakna dibandingkan dg yg lain. SQ ( Spiritual Quotient ) adalah landasan diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ mrp suatu kecerdasan yg memberi kita makna, yg melakukan kontekstualisasi, dan bersifat transformatif.
  • 17. e. Kecerdasan Qalbiah Kecerdasan Qalbiyah adalah sejumlah kemampuan diri secara cepat & sempurna, u/ mengenal kalbu dan aktivitasnya, mengelola dan mengekspresikan jenisjenis kalbu secara benar, memotivasi kalbu u/ membina hub. Moralitas dg orang lain dan hub. Ubudiyah dg Tuhan.  Menurut Toro Tasmara, Qalbu adalah hati nurani yg menerima limpahan cahaya kebenaran Ilahiyah yaitu ruh. Dengan kalbu inilah Allah memanusiakan manusia & memuliakannya dari makhluk yg lain.  Qalbu mrp suatu tempat di dalam wahana jiwa dan mrp titik sentral atau awal yg menggerakkan segala perbuatan manusia yg memiliki kecenderungan baik kepada kebenaran maupun pada keburukan. 
  • 18.  Allah menjadikan kalbu manusia sbg titik sentral kesadaran manusia. Allah akan menghukum orang yg mengingkari-Nya dg kesadaran hati menerima bisikan syetan dan memaafkan jika kesalahan itu tdk disengaja disuarakan suara hati. Hal ini dinyatakan dlm firman Allah SWT : Panggilah mereka ( anak- anak angkat itu ) dengan ( memakai ) nama bapak- bapak mereka. Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak- bapak mereka maka ( panggilah mereka sebagai ) saudara- saudaramu seagama dan maula- maulamu dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi ( yang ada dosanya ) apa yang disengaja oleh hatimu dan adalah Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. ( Q.S AlAhzab: 5 )
  • 19. Kalbu juga mempunyai potensi qalbiyah yg mampu melihat apa yg tidak dapat dilihat oleh mata kepala, sebab didalamnya terdapat ‘ayn al- bashirah ( mata batin ).  Sayyid Mujtaba Musawi Hari menamakan kalbu dengan “ hati nurani “. Qalbu ( hati nurani ) selain memiliki fungsi indrawi juga memiliki nilai moral dan etika yg hanif. Nilai- nilai mrp hal yg inheren dengan yg tercerahkan. Firman Allah SWT : Kemudian Ia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya ruh ( ciptaan )- Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, ( tetapi ) kamu sedikit sekali yg bersyukur. ( Q.S as- Sajadah: 9 ) 
  • 20.   Kecerdasan kalbu menurut Abdul Mujib tumbuh melalui aktualisasi potensi- potensinya, sehingga menimbulkan perilaku qalbiah ( al- ahwal al- qalbiyah ) yg pada puncaknya memiliki beberapa kecerdasan pula. Kecerdasan kalbu yg dikembangkan tdk terbatas pada kecerdasan intelektual, emosi, moral, dan kecerdasan spiritual namun terdapat kecerdasan yg lebih esensial yaitu kecerdasan beragama atau bertuhan. Kecerdasan beragama yg memberi makna ibadah pd setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkahlangkah dan pemikiran yg bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya ( hanif ) dan memiliki pola pemikiran tauhid ( integralistik ) serta berprinsip hanya karena Allah.
  • 21. 1. 2. 3. Kecerdasan intelektual ( intuitif ), yaitu kecerdasan kalbu yg berkaitan dengan penerimaan & pembenaran pengetahuan yg bersifat intuitifilahiah seperti wahyu ( u/ para rasul dan nabi ) dan ilham atau firasat ( u/ manusia biasa yg shaleh ). Kecerdasan emosional, yaitu kecerdasan kalbu yg berkaitan dg pengendalian nafsu- nafsu impulsif dan agresif. Kecerdasan ini mengarahkan sso u/ bertindak secara hati- hati, waspada, tenang, sabar dan tabah ketika mendapat musibah, serta berterima kasih ketika mendapat kenikmatan. Kecerdasan moral, yaitu kecerdasan kalbu yg berkaitan dg hubungan kpd sesama manusia dan alam semesta.
  • 22. 3. 4. Kecerdasan spiritual, adalah kecerdasan kalbu yg berhubungan dengan kualitas batin sso. Kecerdasan ini mengarahkan orang u/ berbuat lebih manusiawi, sehingga dpt menjangkau nilai- nilai luhur yg mungkin belum tersentuh oleh akal pikiran manusia. Kecerdasan beragama, adalah kecerdasan kalbu yg berkaitan dg kualitas beragama dan bertuhan. Kecerdasan ini mengarahkan sso u/ berperilaku secara benar, yg puncaknya menghasilkan ketaqwaan secara mendalam, dg dilandasi oleh enam kompetensi keimanan, lima kompetensi keislaman dan multi kompetensi keihsanan.
  • 23.  Kecerdasan beragama lebih tinggi hirarkinya daripada kecerdasan kalbu yg lain. Sso yg memiliki kecerdasan beragama seharusnya telah melampaui kecerdasan spiritual, moral, emosional,dan kecerdasan intelektual ( intuitif ), karena keempat kecerdasan yg terakhir mrp bagian dari kecerdasan beragama. Keberartian kecerdasan spiritual dan kecerdasan moral menopang pada kecerdasan beragama, sebab keduanya mrp dimensi esoteris dari agama.
  • 24.  Sikap keagamaan mrp suatu keadaan yg ada dalam diri sso yg mendorong sisi orang u/ bertingkah laku yg berkaitan dg agama.  Sikap keagamaan terbentuk karena adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sbg komponen kognitif perasaan terhadap agama sbg komponen afektif dan perilaku terhadap agama sebagai komponen kognatif. Ketiga komponen tsb berintegrasi secara kompleks.
  • 25.  Mc. Nair & Brown ( 1983 ) dalam penelitiannya menemukan bahwa dukungan orang tua berhubungan scr signifikan dengan sikap siswa.  Zakiah Daradjat ( 1988 ) mengatakan bahwa sikap keagamaan mrp perolehan dan bukan bawaan. Ia terbentuk melalui pengalaman langsung yg terjadi dalam hubungannya dg unsur – unsur lingkungan materi dan sosial, misal: kondisi rumah, teman, orang tua, dsb.
  • 26.  Menurut Sri Partini pembentukan & perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor : 1) 2) Faktor internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengelola atau menganalisis pengaruh yg datang dari luar, termasuk disini minat dan perhatian. Faktor eksternal, berupa faktor dari luar diri individu yaitu pengaruh lingkungan yg diterima.
  • 27.  Dengan demikian, meskipun sikap keagamaan bukan mrp bawaan akan tetapi dlm pembentukan dan perubahannya ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal individu.  Pembentukan sikap keagamaan ini sangat erat kaitannya dg perkembangan agama. Sikap fanatis, toleran, pesimis, optimis, tradisional, modern, fatalisme, dan sikap free will dlm beragama banyak menimbulkan dampak positif maupun negatif dlm meningkatkan kehidupan individu dan masyarakat dlm beragama.
  • 28. Dalam Kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa tingkah laku sama artinya dg perangai, kelakuan atau perbuatan.  Menurut J.P. Chaplin ( dalam Dictionary of Psychology ) tingkah laku mrp sembarang respon yg mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yg dilakukan oleh organisme.  Menurut Budiarjo tingkah laku mrp tanggapan atau rangkaian tanggapan yg dibuat oleh sejumlah makhluk hidup. Dalam hal ini, tingkah laku itu walaupun harus mengikutsertakan tanggapan pd suatu organisme, termasuk yg ada di otak, bahasa, pemikiran, impian- impian, harapan- harapan, dsb, tetapi ia juga menyangkut mental sampai pd aktivitas fisik. 
  • 29. Tingkah laku keagamaan adalah segala aktivitas manusia dlm kehidupan didasarkan atas nilainilai agama yg diyakininya. Tingkah laku keagamaan tsb mrp perwujudan dari rasa dan jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran & pengalaman beragama pd masing- masing individu.  Tingkah laku keagamaan pd umumnya didorong oleh adanya suatu sikap keagamaan yg mrp keadaan yg ada pd diri sso. Dengan sikap itulah akhirnya lahir tingkah laku keagamaan sesuai dg kadar ketaatan sso terhadap agama yg diyakininya. 
  • 30. Menurut Abdul Azis Ahyadi, penyebab tingkah laku keagamaan manusia itu mrp campuran antara berbagai faktor, baik faktor lingkungan, biologi, psikologi rohaniah, unsur fungsional, fitrah atau karunia Tuhan.  Menurut Nico Syukur Dister terdapat empat hal yg menyebabkan sso memunculkan tingkah laku keagamaan, yaitu :  1) 2) 3) 4) Untuk mengatasi frustasi Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat Untuk memuaskan intelek yg ingin tahu Untuk mengatasi ketakutan
  • 31.  Ramayulis. 2009. Psikologi Agama. Radar Jaya Offset : Jakarta