SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 35
OLEH
AHMAD SOLIHIN, SH
DIVISI PENANGANAN PELANGGARAN
PANWASLU PROVINSI SUMATERA UTARA
DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKER PANWAS KEC.
SE-KAB DAIRI
22 JANUARI 2013
 Penanganan pelanggaran adalah

serangkaian proses dari mulai penerimaan
laporan/temuan, pengumpulan buktibukti, mengklarifikasi, sampai penerusan
hasil kajian atas laporan/temuan kepada
instansi yang berwenang.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
Laporan pelanggaran adalah laporan
yang disampaikan secara lisan dan/atau
tulisan oleh seorang/lebih anggota
masyarakat, pemantau Pemilu, maupun
pasangan calon dan/atau tim kampanye
kepada Pengawas Pemilu tentang
dugaan terjadinya pelanggaran
Pemilukada.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”


Masyarakat;



Pemantau Pemilu; dan



Pasangan calon dan/atau tim
kampanye.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Pada saat penyerahan laporan, si Pelapor
akan diberikan sebuah tanda terima, Formulir
Model A-2 KWK dari Peraturan Bawaslu No. 2
Tahun 2012. Pengawas Pemilu WAJIB
memberikan bukti tanda penerimaan laporan
pelanggaran tersebut.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
Laporan ini akan diserahkan secara tertulis atau
lisan berisikan:
1. Nama dan alamat pelapor;
2. Waktu dan tempat kejadian perkara;
3. Nama dan alamat pelanggar;
4. Nama dan alamat saksi-saksi; dan
5. Uraian kejadian.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Pengawas Pemilukada mengkaji setiap
laporan yang diterima dan memutuskan
untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti paling lama 7 (tujuh)
hari setelah laporan diterima.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”


Dalam hal Pengawas Pemilukada memerlukan
keterangan tambahan dari pelapor untuk
melengkapi laporan, keputusan dilakukan
paling lama 14 (empat belas) hari setelah
laporan diterima.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Pengawas Pemilu dapat mengundang pihak
pelapor dan terlapor maupun pihak terkait
lainnya untuk memberikan klarifikasi atas
laporan yang diterima.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Keputusan Panwaslu atas
penanganan laporan
pelanggaran wajib diputuskan
dalam rapat pleno Panwaslu.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”
DEFINISI
 Upaya meminta keterangan
dari pelapor, terlapor, saksi
dan/atau ahli mengenai
suatu permasalahan

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
TUJUAN
 Menguji kebenaran, atau melengkapi atau
mendapatkan informasi atau data yang
diperlukan dari seseorang melalui proses
tanya jawab

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
UNDANGAN

 Disampaikan

secara layak mis :
waktu 3 hari kerja, scr
langsung/faks
 MEMPERSIAPKAN DATA
/INFO AWAL

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
o

o
o

o
o

Meminta keterangan di bawah sumpah untuk
meminimalisasi data/info palsu
Hindari perdebatan yang tidak perlu
Konfirmasi terhadap data/informasi yg
dianggap penting
Dokumentasi (notulen, record, foto)
Dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
a.
b.
c.

d.

BA Klarifikasi dibuat rangkap
BA Klarifikasi dibubuhi materai
Pihak terklarifikasi & klarifikator

memparaf setiap halaman dan
menandatangani BA Klarifikasi
Menyerahkan salinan BA Klarifikasi kepada
pihak terklarifikasi

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”
Format undangan klarifikasi, format
sumpah, Berita Acara mengacu
kepada PERATURAN BAWASLU
NO. 2 / 2012
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”
Inventarisasi bukti-bukti
 Dokumen/tulisan,
gambar, lain-lain
 Inventarisasi saksi/ahli
o

“Dari Bawaslu Selamatkan
Pemilu Indonesia”


Keputusan Panwaslu atas penanganan
laporan pelanggaran disampaikan

kepada pelapor dan diumumkan di
Sekretariat Panwaslu.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Pelapor akan diberitahukan tentang
KEPUTUSAN melalui “PEMBERITAHUAN
TENTANG STATUS LAPORAN” Lampiran
Formulir A-10KWK Peraturan Bawaslu No.
2 Tahun 20012. Walaupun tidak diharuskan,
demi keadilan, akan sangat dianjurkan
bahwa pihak-pihak yang kepada siapa
keberatan tersebut diajukan (pihak terlapor)
juga diberi tahu.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


Pelanggaran PIDANA =
Pelanggaran pidana Pemilu Kada
adalah pelanggaran terhadap
ketentuan pidana Pemilu Kada
yang diatur dalam UndangUndang ini yang
penyelesaiannya dilaksanakan
melalui pengadilan dalam
lingkungan peradilan umum.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”
ADMINISTRASI = Pelanggaran administrasi
Pemilu adalah pelanggaran terhadap
ketentuan Undang-Undang ini yang bukan
merupakan ketentuan pidana Pemilu dan
terhadap ketentuan lain yang diatur dalam
Peraturan KPU.
“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”


KODE ETIK = yaitu satu kesatuan landasan
norma moral,etis, dan filosofis yang menjadi
pedoman bagi perilaku penyelenggara
pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang,
patut atau tidak patut dilakukan dalam
semua tindakan dan ucapan.

“Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu
Indonesia”
UNSUR DELIK TINDAK PIDANA PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH
(Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008)
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana
1
Memberikan
keterangan yang
tidak benar

2
3
Mengenai diri sendiri Tentang suatu hal
Diri orang lain
yang diperlukan
untuk pengisian
daftar pemilih

Sanksi

Kualifikasi
Delik

Ps.115 ayat
(1)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Penjara:
Laporan
Min: 3 bln
Max: 12 bln
Denda
Min: 3 jt
Max: 12 jt

Ps.115 ayat
(2)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Menyebabkan
orang lain
kehilangan

Hak pilihnya

Penjara:
Aduan
Min: 12 bln
Max: 24 bln
Denda
Min: 12 jt
Max: 24 jt

Ps.115 ayat
(3)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Memalsukan yang
menurut UU ini
diperlukan utk
menjalankan suatu
perbuatan

Untuk digunakan
Seolah-olah sah
sendiri
atau tidak
Digunakan orang lain dipalsukan

Penjara:
Laporan
Min: 36 bln
Max: 72 bln
Denda:
Min: 36 jt
Max:72 jt
Pasal

Subyek

Kesengaja
an

Peristiwa Pidana
1

Sanksi

2
Tidak sah atau
dipalsukan
Menggunakannya
Menyuruh orang
lain
menggunakannya

3
Sebagai sah

Untuk terdaftar
sebagai pemilih
dalam Pemilu
Kada menurut
UU ini

Ps. 115
ayat (4)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Sengaja
dan
mengetah
ui

Suatu
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (3)

Ps.115
ayat (5)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Saat pendaftaran
pemilih

Menghalanghalangi seseorang

Ps.115
ayat (6)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Dengan
kekerasan
Dengan
ancaman
kekuasaa
n yang
ada
padanya
sengaja

Memberikan
keterangan tidak
benar
Menggunakan
palsu

Seolah-olah sebagai Tentang suatu
yang sah
hal yang
diperlukan bagi
persyaratan
untuk menjadi
pasangan calon
kepala
daerah/wakil
kepala daerah

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Laporan
Min: 36
bln
Max:72
bln
Denda:
Min: 36 jt
Max: 72 jt
Penjara:
Laporan
Min: 12
bln
Max: 36
bln
Denda:
Min: 12 jt
Max: 36 jt
Penjara:
Laporan
Min: 36
bln
Max: 72
bln
Denda
Min: 36 jt
Max: 72 jt
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana
1
Memberikan
keterangan
tidak benar
Menggunakan
identitas palsu

2
Untuk mendukung
bakal pasangan
calon
perseorangan
kepala daerah dan
wakil kepala
daerah
sebagaimana
dimaksud pasal 59

Sanksi

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 12
bln
Max: 36
bln
Denda
Min:
12 jt
Max: 36 jt

Laporan

3

Ps.115
ayat (7)
UU No :
12/2008

Setiap orang

sengaja

Ps. 115
ayat (8)
UU No :
12/2008

Anggota PPS
Anggota PPK
Anggota KPU
Kab/Kota
Anggota KPU
Provinsi

Sengaja

Memalsukan
daftar
dukungan

Calon
perseorangan
sebagaimana
diatur dalam UU
ini

Penjara:
Min: 36
bln
Max: 72
bln
Denda:
Min 36 jt
Max: 72 jt

Laporan

Ps.115
ayat (9)
UU No :
12 /2008

Anggota PPS
Anggota PPK
Anggota KPU
Kab/Kota
Anggota KPU
Provinsi

sengaja

Tidak
melakukan
verifikasi dan
rekapitulasi

Calon
pereseorangan

Penjara:
Min 36
bln
Max: 72
bln
Denda:
Min: 36 jt
Max: 72 jt

Laporan
Pasal

Subyek

Kesengaja
an

Ps.116
ayat (1)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Ps.116
ayat (2)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Ps.116
ayat (3)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Peristiwa Pidana

Sanksi
3
Untuk masingmasing
pasangan calon
sebagaimana
dimaksud pada
ps.75 ayat (2)

Kualifikasi
Delik

1
Kampanye di
luar jadwal

2
Waktu yang telah
ditetapkan oleh
KPUD

sengaja

Melanggar
ketentuan
larangan
pelaksanaaan
kampanye

Sebagaimana
dimaksud pada
ps.78 huruf a, huruf
b, huruf c, huruf d,
huruf e, dan huruf f

Penjara:
Min: 3 bln
Max: 18
bln
Denda:
Min: 600
rb
Max: 6 jt

sengaja

Melanggar
ketentuan
larangan
pelaksanaaan
kampanye

Sebagaimana
dimaksud ps.78
huruf g, huruf h,
huruf i, dan huruf j
Ps.79 ayat (1), ayat
(3), dan ayat (4)

Penjara:
Laporan
Min: 1 bln
Max: 6 bln
Denda:
Min: 100
rb
Max:
1 jt

Penjara:
Laporan
Min: 15 hr
Max: 3 bln
Denda:
Min: 100
rb
Max: 1 jt

Laporan
Pasal

Subyek

Kesengaj
aan

Peristiwa Pidana

Ps.116
ayat (4)
UU No :
32/2004

Setiap pejabat
negara
Pejabat
structural dan
fungsional
dalam jabatan
negeri
Kepala desa

sengaja

Ps.116
ayat (5)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Mengacaukan
Menghalangi
mengganggu

Ps.116
ayat (6)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Memberi
Menerim
a

Dana kampanye
melebihi batas

1
Melanggar
ketentuan
sebagaimana
dimaksud dalam
ps.83

Sanksi

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 1
bln
Max: 6
bln
Denda:
Min: 600
rb
Max: 6 jt

Laporan

Jalannya kampanye

Penjara:
Min: 1
bln
Max: 6
bln
Denda:
Min: 600
rb
Max: 6 jt

Laporan

Yang ditentukan
sebagaimana
dimaksud dalam
ps.83 ayat (3)

Penjara:
Min:
4 bln
Max: 24
bln
Denda:
Min: 200
jt
Max: 1
Milyar

2

3
Pasal

Ps.116
ayat (7)
UU No :
32/2004

Subyek

Setiap orang

Kesengaja
an
sengaja

Peristiwa Pidana
1
Menerima
Memberi

2
Dana kampanye

Dan/atau tidak
memenuhi
kewajiban
sebagaimana
dimaksud dalam
ps.85 ayat (2)

Ps.116
ayat (8)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Memberikan
keterangan tidak
benar

Dalam laporan
dana kampanye
sebagaimana
diwajibkan dalam
UU ini

Sanksi
3
Dari atau kepada
pihak-pihak
yang dilarang
sebagaimana
dimaksud pada
ps.85 ayat (1)

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 4 bln
Max: 24
bln
Denda:
Min: 200
jt
Max: 1
Milyar

Laporan

Penjara:
Min: 2 bln
Max: 12
bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt

Laporan
Pasal

Ps.116
ayat (7)
UU No :
32/2004

Ps.116
ayat (8)
UU No :
32/2004

Subyek

Setiap orang

Setiap orang

Kesengajaan

sengaja

sengaja

Peristiwa Pidana

1
Menerima
Memberi

2
Dana kampanye

Dan/atau
tidak
memenuhi
kewajiban
sebagaimana
dimaksud
dalam ps.85
ayat (2)
Memberikan Dalam laporan
keterangan
dana kampanye
tidak benar
sebagaimana
diwajibkan dalam
UU ini

Sanksi

3
Dari atau
kepada pihakpihak yang
dilarang
sebagaimana
dimaksud pada
ps.85 ayat (1)

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 4
bln
Max: 24
bln
Denda:
Min: 200
jt
Max: 1
Milyar

Laporan

Penjara:
Laporan
Min: 2
bln
Max: 12
bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana

Sanksi

Penjara: Min: 2
bln
Max: 12 bln
Denda: Min: 1
jt
Max: 10 jt

1
Menggunakan
kekerasan
ancaman
kekerasan
menghalanghalangi

2
seseorang yang
akan melakukan
haknya untuk
memilih

Laporan atau
aduan

Penjara:
Min: 2 bln
Max: 12 bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10jt

Laporan

Penjara: Min:
15 hr
Max; 60 hr
Denda: 100 rb
Max: 1 jt

Laporan

3

Supaya:
Tidak
menggunakan
hak pilihnya
Memilih
pasangan calon
tertentu
Menggunakan
hak pilihnya
dengan cara
tertentu
sehingga
suaranya
menjadi tidak
sah
Untuk
menggunakan
hak pilih

Kualifikasi
Delik

Ps.117
ayat (1)
UU No :
32/2004

Setiap
orang

sengaja

Ps.117
ayat (2)
UU No :
32/2004

Setiap
orang

sengaja

Memberi
menjanjikan

Uang atau materi
lainnya

Ps.117
ayat (3)
UU No :
32/2004

Setiap
orang

sengaja

Pada waktu
pemunguntan
suara

Mengaku dirinya
sebagai orang lain
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana
1
Pada waktu
pemungutan
suara

Ps.117
ayat (4)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Ps.117
ayat (5)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Seorang
majikan
atasan

Tidak
memberikan
kesempatan

Kepada seorang
pekerja

Penjara:
Laporan
Min: 1
bln
Max: 4
bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt
Penjara:
Min: 6
bln
Max: 3
thn
Denda:
Min: 1 jt
Max:
10 jt

Untuk
memberikan
suaranya

Kualifikasi
Delik

3

Menggagalkan
pemungutan
suara

Ps.117
ayat (6)
UU No :
32/2004

2
Memberikan
suaranya lebih
dari satu kali di
satu TPS atau
lebih TPS

Sanksi

Kecuali
dengan
alasan
bahwa
pekerjaan
tersebut
tidak bisa
ditinggalka
n

Laporan

Penjara:
Laporan
Min: 2
bln
Max: 12
bln
Denda:
Min: 1jt
Max: 10 jt
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana

1
Pawa waktu
pemungutan suara

Sanksi

2
Mendamping
i seorang
pemilih

3
Selain yang
diatur
sebagaimana
dimaksud ps.89
ayat (1)

Memberitahuka
n pilihan si
pemilih kepada
orang lain

Ps.117
ayat (7)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Ps.117
ayat (8)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Bertugas
Sebagaimana
membantu pemilih dimaksud
dalam ps.89
ayat (2)

Ps. 118
ayat (1)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Melakukan
perbuatan:
Menyebabkan
suara seorang
pemilih menjadi
tidak berharga
Menyebabkan
pasangan calon
tertentu mendapat
tambahan suara
Perolehan
suaranya
berkurang

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 2 bln
Max: 12
bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt

Laporan

Penjara:
Min: 2 bln
Max: 12
bln
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt
Penjara:
Laporan
Min: 2 bln
Max: 1 thn
Denda:
Min: 1 jt
Max: 10 jt
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Ps.118
ayat (2)
UU No :
32/2004

Setiap orang

sengaja

Ps.18 ayat
(3)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Ps.118
ayat (4)
UU No :
32/2004

Setiap orang

Peristiwa Pidana

1
Merusak
Menghilangkan

2
Hasil
pemungutan
suara yang sudah
disegel

kelalaian

Menyebabkan
Rusak
Hilangnya

Hasil
pemungutan
suara yang sudah
disegel

sengaja

Mengubah:
Hasil
penghitungan
suara
Berita Acara
Sertifikat hasil
penghitungan
suara

Sanksi

Kualifikasi
Delik

Penjara:
Min: 4
bln
Max: 2
thn
Min: 2 jt
Max: 200
jt
Penjara:
Min: 15
hr
Max: 2
bln
Denda:
Min: 100
rb
Max: 1 jt
Penjara:
Min: 6
bln
Max: 3
thn
Denda:
Min: 100
jt
Max: 1
Milyar

Laporan

3

Laporan
Pasal

Subyek

Kesengajaan

Peristiwa Pidana

1
Ps.119
UU No :
32/2004

Penyelenggara
Pemilu
Pasangan calon

sengaja

Melakukan
tindak pidana
ps.115, ps.116,
ps.117, dan
ps.118

2

Sanksi

Kualifikasi
Delik

Penajara:
ditambah
1/3 (satu
pertiga)

Laporan

3




TERIMA KASIH

DARI BAWASLU MARI KITA
SELAMATKAN PEMILU
INDONESIA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenAhsanul Minan
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxKPUTTS
 
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan SuaraPengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan SuaraAhsanul Minan
 
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
 
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptxmuhammadfarikharison
 
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranBilly Adam Fisher
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluAhsanul Minan
 
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptx
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptxTahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptx
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptxMudloafAde3
 
Sekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluSekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluAhsanul Minan
 
Problematika verifikasi parpol
Problematika verifikasi parpolProblematika verifikasi parpol
Problematika verifikasi parpolAhsanul Minan
 
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasPeta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasAhsanul Minan
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedAhsanul Minan
 
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxBawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxJubair13
 
Potensi kerawanan pemilu
Potensi kerawanan pemiluPotensi kerawanan pemilu
Potensi kerawanan pemiluAhsanul Minan
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Ahsanul Minan
 
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsPengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsFebriko Anwar
 
Urgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatifUrgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatifAhsanul Minan
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptAsepSucipto3
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
 

La actualidad más candente (20)

Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presidenStrategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
Strategi pengawasan pemilu presiden dan wakil presiden
 
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptxPEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
PEMUTAKHIRAN DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH PEMILU 2024.pptx
 
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan SuaraPengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara
 
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019
 
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
 
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaranPresentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
Presentasi kajian penindakan dugaan pelanggaran
 
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemiluRefleksi sistem penegakan hukum pemilu
Refleksi sistem penegakan hukum pemilu
 
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptx
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptxTahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptx
Tahapa Pemilu 2024 dan Kesiapan Bawaslu Demak.pptx
 
Sekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemiluSekolah kader pengawas pemilu
Sekolah kader pengawas pemilu
 
fasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptxfasilitasi dan pembinaan.pptx
fasilitasi dan pembinaan.pptx
 
Problematika verifikasi parpol
Problematika verifikasi parpolProblematika verifikasi parpol
Problematika verifikasi parpol
 
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawasPeta masalah pemilu kada dan peran pengawas
Peta masalah pemilu kada dan peran pengawas
 
Potensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updatedPotensi kerawanan pemilu-updated
Potensi kerawanan pemilu-updated
 
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptxBawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
Bawaslu Dompu-Pengawasan Pemilu 2024 (1).pptx
 
Potensi kerawanan pemilu
Potensi kerawanan pemiluPotensi kerawanan pemilu
Potensi kerawanan pemilu
 
Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024Tantangan pemilu serentak 2024
Tantangan pemilu serentak 2024
 
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptpsPengawasan pungut hitung bagi ptps
Pengawasan pungut hitung bagi ptps
 
Urgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatifUrgensi pengawasan partisipatif
Urgensi pengawasan partisipatif
 
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.pptmateri_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
materi_46_Bawaslu_Sistem Pengawasan dan Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019 2.ppt
 
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluStandard pengawasan pungut hitung Pemilu
Standard pengawasan pungut hitung Pemilu
 

Destacado

Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaOtonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaAhmad Solihin
 
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifAhmad Solihin
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihAhmad Solihin
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprAhmad Solihin
 
'Dokumen.tips perawakan pendek
'Dokumen.tips perawakan pendek'Dokumen.tips perawakan pendek
'Dokumen.tips perawakan pendekNazeem Bagez
 
Describing daily routine.
Describing daily routine.Describing daily routine.
Describing daily routine.julianG79
 

Destacado (7)

Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesiaOtonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
Otonomi khusus papua dalam sistem tatanegara indonesia
 
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana pelanggaran pemilihan umum legislatif
 
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilihPer kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
Per kpu no 26 tahun 2013 memicu transmigrasi pemilih
 
Ppt3
Ppt3Ppt3
Ppt3
 
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mprKewenangaan mk terhadap tap mpr
Kewenangaan mk terhadap tap mpr
 
'Dokumen.tips perawakan pendek
'Dokumen.tips perawakan pendek'Dokumen.tips perawakan pendek
'Dokumen.tips perawakan pendek
 
Describing daily routine.
Describing daily routine.Describing daily routine.
Describing daily routine.
 

Similar a Penanganan pelanggaran

PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsiAhmad Toriq
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatBengkuluKitoOnline
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...AndamAnnisa
 
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaPerbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaWandaSeftiawan
 
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdfHumasBawasluKabupate
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxAndreFuadi
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxkorwilcamkemranjen
 
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdf
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdfUU Nomor 13 Tahun 2006.pdf
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdfAlwiMDR
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxMuhammad Fatikhun
 
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranPerbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranMTs DARUSSALAM
 
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxMATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxNANASUPRIATNA71
 
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsiBab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsinatal kristiono
 
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatifAhmad Solihin
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxKajianIlmiahBanjar
 
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdfMEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdfNelsonSimanjuntak1
 

Similar a Penanganan pelanggaran (20)

PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
4153 pp nomor_43_tahun_2018 PP Hadiah bagi pelapor korupsi
 
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakatPpnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
Ppnomor43tahun2018 tentang bentuk dan peran serta masyarakat
 
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DALAM ...
 
Wita ti
Wita tiWita ti
Wita ti
 
Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013Pkpu 25 2013
Pkpu 25 2013
 
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaPerbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
 
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
 
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdf
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdfUU Nomor 13 Tahun 2006.pdf
UU Nomor 13 Tahun 2006.pdf
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
 
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaranPerbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
Perbawaslu no.2 2012_tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran
 
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptxMATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
MATERI_GAKUMDU OK SIIP.pptx
 
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsiBab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi
Bab 9 partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi
 
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatifUnsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif
Unsur delik tindak pidana kejahatan pemilihan umum legislatif
 
Uu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 PjlsUu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 Pjls
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
 
UNSIKA SEMINAR 26NOV22.pptx
UNSIKA SEMINAR 26NOV22.pptxUNSIKA SEMINAR 26NOV22.pptx
UNSIKA SEMINAR 26NOV22.pptx
 
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdfMEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
 

Más de Ahmad Solihin

Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialAhmad Solihin
 
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riOtonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riAhmad Solihin
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Ahmad Solihin
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Ahmad Solihin
 
Tindak pidana pemilu
Tindak pidana pemiluTindak pidana pemilu
Tindak pidana pemiluAhmad Solihin
 
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMPERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMAhmad Solihin
 

Más de Ahmad Solihin (7)

Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan parlementer vs sistem pemerintahan presidensial
 
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan riOtonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
Otonomi daerah dalam sistem ketatanegaraan ri
 
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
Catatan pinggir perpu no 1 tahun 2014
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
Tugas mata kuliah penemuan hukum (Rechtvinding)
 
Tindak pidana pemilu
Tindak pidana pemiluTindak pidana pemilu
Tindak pidana pemilu
 
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUMPERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
PERBANDINGAN HIERARKI TATA HUKUM
 

Penanganan pelanggaran

  • 1. OLEH AHMAD SOLIHIN, SH DIVISI PENANGANAN PELANGGARAN PANWASLU PROVINSI SUMATERA UTARA DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKER PANWAS KEC. SE-KAB DAIRI 22 JANUARI 2013
  • 2.  Penanganan pelanggaran adalah serangkaian proses dari mulai penerimaan laporan/temuan, pengumpulan buktibukti, mengklarifikasi, sampai penerusan hasil kajian atas laporan/temuan kepada instansi yang berwenang. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 3. Laporan pelanggaran adalah laporan yang disampaikan secara lisan dan/atau tulisan oleh seorang/lebih anggota masyarakat, pemantau Pemilu, maupun pasangan calon dan/atau tim kampanye kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan terjadinya pelanggaran Pemilukada. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 4.  Masyarakat;  Pemantau Pemilu; dan  Pasangan calon dan/atau tim kampanye. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 5.  Pada saat penyerahan laporan, si Pelapor akan diberikan sebuah tanda terima, Formulir Model A-2 KWK dari Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 2012. Pengawas Pemilu WAJIB memberikan bukti tanda penerimaan laporan pelanggaran tersebut. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 6. Laporan ini akan diserahkan secara tertulis atau lisan berisikan: 1. Nama dan alamat pelapor; 2. Waktu dan tempat kejadian perkara; 3. Nama dan alamat pelanggar; 4. Nama dan alamat saksi-saksi; dan 5. Uraian kejadian. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 7.  Pengawas Pemilukada mengkaji setiap laporan yang diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti paling lama 7 (tujuh) hari setelah laporan diterima. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 8.  Dalam hal Pengawas Pemilukada memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah laporan diterima. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 9.  Pengawas Pemilu dapat mengundang pihak pelapor dan terlapor maupun pihak terkait lainnya untuk memberikan klarifikasi atas laporan yang diterima. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 10.  Keputusan Panwaslu atas penanganan laporan pelanggaran wajib diputuskan dalam rapat pleno Panwaslu. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 11. DEFINISI  Upaya meminta keterangan dari pelapor, terlapor, saksi dan/atau ahli mengenai suatu permasalahan “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 12. TUJUAN  Menguji kebenaran, atau melengkapi atau mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dari seseorang melalui proses tanya jawab “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 13. UNDANGAN  Disampaikan secara layak mis : waktu 3 hari kerja, scr langsung/faks  MEMPERSIAPKAN DATA /INFO AWAL “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 14. o o o o o Meminta keterangan di bawah sumpah untuk meminimalisasi data/info palsu Hindari perdebatan yang tidak perlu Konfirmasi terhadap data/informasi yg dianggap penting Dokumentasi (notulen, record, foto) Dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 15. a. b. c. d. BA Klarifikasi dibuat rangkap BA Klarifikasi dibubuhi materai Pihak terklarifikasi & klarifikator memparaf setiap halaman dan menandatangani BA Klarifikasi Menyerahkan salinan BA Klarifikasi kepada pihak terklarifikasi “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 16. Format undangan klarifikasi, format sumpah, Berita Acara mengacu kepada PERATURAN BAWASLU NO. 2 / 2012 “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 17. Inventarisasi bukti-bukti  Dokumen/tulisan, gambar, lain-lain  Inventarisasi saksi/ahli o “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 18.  Keputusan Panwaslu atas penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada pelapor dan diumumkan di Sekretariat Panwaslu. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 19.  Pelapor akan diberitahukan tentang KEPUTUSAN melalui “PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN” Lampiran Formulir A-10KWK Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 20012. Walaupun tidak diharuskan, demi keadilan, akan sangat dianjurkan bahwa pihak-pihak yang kepada siapa keberatan tersebut diajukan (pihak terlapor) juga diberi tahu. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 20.  Pelanggaran PIDANA = Pelanggaran pidana Pemilu Kada adalah pelanggaran terhadap ketentuan pidana Pemilu Kada yang diatur dalam UndangUndang ini yang penyelesaiannya dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 21. ADMINISTRASI = Pelanggaran administrasi Pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang ini yang bukan merupakan ketentuan pidana Pemilu dan terhadap ketentuan lain yang diatur dalam Peraturan KPU. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 22.  KODE ETIK = yaitu satu kesatuan landasan norma moral,etis, dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan ucapan. “Dari Bawaslu Selamatkan Pemilu Indonesia”
  • 23. UNSUR DELIK TINDAK PIDANA PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008) Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana 1 Memberikan keterangan yang tidak benar 2 3 Mengenai diri sendiri Tentang suatu hal Diri orang lain yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih Sanksi Kualifikasi Delik Ps.115 ayat (1) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Penjara: Laporan Min: 3 bln Max: 12 bln Denda Min: 3 jt Max: 12 jt Ps.115 ayat (2) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Menyebabkan orang lain kehilangan Hak pilihnya Penjara: Aduan Min: 12 bln Max: 24 bln Denda Min: 12 jt Max: 24 jt Ps.115 ayat (3) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Memalsukan yang menurut UU ini diperlukan utk menjalankan suatu perbuatan Untuk digunakan Seolah-olah sah sendiri atau tidak Digunakan orang lain dipalsukan Penjara: Laporan Min: 36 bln Max: 72 bln Denda: Min: 36 jt Max:72 jt
  • 24. Pasal Subyek Kesengaja an Peristiwa Pidana 1 Sanksi 2 Tidak sah atau dipalsukan Menggunakannya Menyuruh orang lain menggunakannya 3 Sebagai sah Untuk terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Kada menurut UU ini Ps. 115 ayat (4) UU No : 32/2004 Setiap orang Sengaja dan mengetah ui Suatu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Ps.115 ayat (5) UU No : 32/2004 Setiap orang Saat pendaftaran pemilih Menghalanghalangi seseorang Ps.115 ayat (6) UU No : 32/2004 Setiap orang Dengan kekerasan Dengan ancaman kekuasaa n yang ada padanya sengaja Memberikan keterangan tidak benar Menggunakan palsu Seolah-olah sebagai Tentang suatu yang sah hal yang diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah Kualifikasi Delik Penjara: Laporan Min: 36 bln Max:72 bln Denda: Min: 36 jt Max: 72 jt Penjara: Laporan Min: 12 bln Max: 36 bln Denda: Min: 12 jt Max: 36 jt Penjara: Laporan Min: 36 bln Max: 72 bln Denda Min: 36 jt Max: 72 jt
  • 25. Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana 1 Memberikan keterangan tidak benar Menggunakan identitas palsu 2 Untuk mendukung bakal pasangan calon perseorangan kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pasal 59 Sanksi Kualifikasi Delik Penjara: Min: 12 bln Max: 36 bln Denda Min: 12 jt Max: 36 jt Laporan 3 Ps.115 ayat (7) UU No : 12/2008 Setiap orang sengaja Ps. 115 ayat (8) UU No : 12/2008 Anggota PPS Anggota PPK Anggota KPU Kab/Kota Anggota KPU Provinsi Sengaja Memalsukan daftar dukungan Calon perseorangan sebagaimana diatur dalam UU ini Penjara: Min: 36 bln Max: 72 bln Denda: Min 36 jt Max: 72 jt Laporan Ps.115 ayat (9) UU No : 12 /2008 Anggota PPS Anggota PPK Anggota KPU Kab/Kota Anggota KPU Provinsi sengaja Tidak melakukan verifikasi dan rekapitulasi Calon pereseorangan Penjara: Min 36 bln Max: 72 bln Denda: Min: 36 jt Max: 72 jt Laporan
  • 26. Pasal Subyek Kesengaja an Ps.116 ayat (1) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Ps.116 ayat (2) UU No : 32/2004 Setiap orang Ps.116 ayat (3) UU No : 32/2004 Setiap orang Peristiwa Pidana Sanksi 3 Untuk masingmasing pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ps.75 ayat (2) Kualifikasi Delik 1 Kampanye di luar jadwal 2 Waktu yang telah ditetapkan oleh KPUD sengaja Melanggar ketentuan larangan pelaksanaaan kampanye Sebagaimana dimaksud pada ps.78 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f Penjara: Min: 3 bln Max: 18 bln Denda: Min: 600 rb Max: 6 jt sengaja Melanggar ketentuan larangan pelaksanaaan kampanye Sebagaimana dimaksud ps.78 huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j Ps.79 ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) Penjara: Laporan Min: 1 bln Max: 6 bln Denda: Min: 100 rb Max: 1 jt Penjara: Laporan Min: 15 hr Max: 3 bln Denda: Min: 100 rb Max: 1 jt Laporan
  • 27. Pasal Subyek Kesengaj aan Peristiwa Pidana Ps.116 ayat (4) UU No : 32/2004 Setiap pejabat negara Pejabat structural dan fungsional dalam jabatan negeri Kepala desa sengaja Ps.116 ayat (5) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Mengacaukan Menghalangi mengganggu Ps.116 ayat (6) UU No : 32/2004 Setiap orang Memberi Menerim a Dana kampanye melebihi batas 1 Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ps.83 Sanksi Kualifikasi Delik Penjara: Min: 1 bln Max: 6 bln Denda: Min: 600 rb Max: 6 jt Laporan Jalannya kampanye Penjara: Min: 1 bln Max: 6 bln Denda: Min: 600 rb Max: 6 jt Laporan Yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam ps.83 ayat (3) Penjara: Min: 4 bln Max: 24 bln Denda: Min: 200 jt Max: 1 Milyar 2 3
  • 28. Pasal Ps.116 ayat (7) UU No : 32/2004 Subyek Setiap orang Kesengaja an sengaja Peristiwa Pidana 1 Menerima Memberi 2 Dana kampanye Dan/atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ps.85 ayat (2) Ps.116 ayat (8) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Memberikan keterangan tidak benar Dalam laporan dana kampanye sebagaimana diwajibkan dalam UU ini Sanksi 3 Dari atau kepada pihak-pihak yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ps.85 ayat (1) Kualifikasi Delik Penjara: Min: 4 bln Max: 24 bln Denda: Min: 200 jt Max: 1 Milyar Laporan Penjara: Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt Laporan
  • 29. Pasal Ps.116 ayat (7) UU No : 32/2004 Ps.116 ayat (8) UU No : 32/2004 Subyek Setiap orang Setiap orang Kesengajaan sengaja sengaja Peristiwa Pidana 1 Menerima Memberi 2 Dana kampanye Dan/atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ps.85 ayat (2) Memberikan Dalam laporan keterangan dana kampanye tidak benar sebagaimana diwajibkan dalam UU ini Sanksi 3 Dari atau kepada pihakpihak yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ps.85 ayat (1) Kualifikasi Delik Penjara: Min: 4 bln Max: 24 bln Denda: Min: 200 jt Max: 1 Milyar Laporan Penjara: Laporan Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt
  • 30. Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana Sanksi Penjara: Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt 1 Menggunakan kekerasan ancaman kekerasan menghalanghalangi 2 seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih Laporan atau aduan Penjara: Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10jt Laporan Penjara: Min: 15 hr Max; 60 hr Denda: 100 rb Max: 1 jt Laporan 3 Supaya: Tidak menggunakan hak pilihnya Memilih pasangan calon tertentu Menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga suaranya menjadi tidak sah Untuk menggunakan hak pilih Kualifikasi Delik Ps.117 ayat (1) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Ps.117 ayat (2) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Memberi menjanjikan Uang atau materi lainnya Ps.117 ayat (3) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Pada waktu pemunguntan suara Mengaku dirinya sebagai orang lain
  • 31. Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana 1 Pada waktu pemungutan suara Ps.117 ayat (4) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Ps.117 ayat (5) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Seorang majikan atasan Tidak memberikan kesempatan Kepada seorang pekerja Penjara: Laporan Min: 1 bln Max: 4 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt Penjara: Min: 6 bln Max: 3 thn Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt Untuk memberikan suaranya Kualifikasi Delik 3 Menggagalkan pemungutan suara Ps.117 ayat (6) UU No : 32/2004 2 Memberikan suaranya lebih dari satu kali di satu TPS atau lebih TPS Sanksi Kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalka n Laporan Penjara: Laporan Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1jt Max: 10 jt
  • 32. Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana 1 Pawa waktu pemungutan suara Sanksi 2 Mendamping i seorang pemilih 3 Selain yang diatur sebagaimana dimaksud ps.89 ayat (1) Memberitahuka n pilihan si pemilih kepada orang lain Ps.117 ayat (7) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Ps.117 ayat (8) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Bertugas Sebagaimana membantu pemilih dimaksud dalam ps.89 ayat (2) Ps. 118 ayat (1) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Melakukan perbuatan: Menyebabkan suara seorang pemilih menjadi tidak berharga Menyebabkan pasangan calon tertentu mendapat tambahan suara Perolehan suaranya berkurang Kualifikasi Delik Penjara: Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt Laporan Penjara: Min: 2 bln Max: 12 bln Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt Penjara: Laporan Min: 2 bln Max: 1 thn Denda: Min: 1 jt Max: 10 jt
  • 33. Pasal Subyek Kesengajaan Ps.118 ayat (2) UU No : 32/2004 Setiap orang sengaja Ps.18 ayat (3) UU No : 32/2004 Setiap orang Ps.118 ayat (4) UU No : 32/2004 Setiap orang Peristiwa Pidana 1 Merusak Menghilangkan 2 Hasil pemungutan suara yang sudah disegel kelalaian Menyebabkan Rusak Hilangnya Hasil pemungutan suara yang sudah disegel sengaja Mengubah: Hasil penghitungan suara Berita Acara Sertifikat hasil penghitungan suara Sanksi Kualifikasi Delik Penjara: Min: 4 bln Max: 2 thn Min: 2 jt Max: 200 jt Penjara: Min: 15 hr Max: 2 bln Denda: Min: 100 rb Max: 1 jt Penjara: Min: 6 bln Max: 3 thn Denda: Min: 100 jt Max: 1 Milyar Laporan 3 Laporan
  • 34. Pasal Subyek Kesengajaan Peristiwa Pidana 1 Ps.119 UU No : 32/2004 Penyelenggara Pemilu Pasangan calon sengaja Melakukan tindak pidana ps.115, ps.116, ps.117, dan ps.118 2 Sanksi Kualifikasi Delik Penajara: ditambah 1/3 (satu pertiga) Laporan 3
  • 35.   TERIMA KASIH DARI BAWASLU MARI KITA SELAMATKAN PEMILU INDONESIA