2. Pendahuluan
Pentingnya tolong menolong dalam ajaran
Islam
Perlunya tindakan tolong menolong itu diurus
secara profesional
Mengurus dengan berbagai perpaduan
disiplin ilmu pengetahuan, seperti ilmu tafsir,
hadith, theori dan aplikasi aqad, ilmu
matematik, statistik, managemen, akuntansi,
marketing, akhlaq, ilmu tauhid, teknologi dll.
2
3. Definisi Asuransi Syariah ahli
(life insurance)
Asuransi syariah ahli adalah aqad hibah
bersyarat yang dilakukan oleh para peserta
dengan peserta lainnya dan antara seluruh
peserta dengan perusahaan dalam bentuk
aqad lainnya seperti wakalah, mudharabah
musytarakah dll.
3
4. Asuransi syariah ahli
(life insurance)
Sifat aqad biasanya dalam asuransi syariah ahli
adalah saling tolong menolong (ta’awuni) antara
peserta.
Untuk mengelola dana hibah dan mengurus risiko
biasanya diserahkan kepada perusahaan dengan
aqad wakalah bil ujrah.
Adapun dalam aqad-aqad yang bersifat investasi
atau tabungan peserta dengan perusahaan bisa
menggunakan berbagai aqad seperti mudharabah
musytarakah, wadiah, musyarakah dll.
4
5. Perjanjian asuransi konvensional
Konsepnya pengalihan risiko dari peserta kepada
perusahaan.
Dengan demikian ia mengandung unsur maisir
karena memperjudikan risiko,
mengandung unsur gharar karena risiko tersebut
adalah sesuatu yang tidak pasti dan diperjual belikan
dan sekaligus mengandung unsur riba karena
adanya janji keuntungan yang dipastikan dari setiap
uang tabungan.
5
6. Dalam kasus produk tuntas madani
Panin Syariah
Aqad yang digunakan adalah hibah antara peserta.
Setiap peserta menyumbangkan dana hibah
dikumpulkan oleh perusahaan.
Dana hibah tersebut selanjutnya diserahkan kepada
peserta yang ditimpa musibah yang jumlahnya
disesuaikan dengan keinginan peserta ketika ia
melaksanakan aqad dengan peserta lainnya melalui
perusahaan sebagai wakil.
6
7. Tuntas Madani
Besarnya dana hibah tersebut ditentukan oleh
peserta sendiri.
Seandainya tidak ada musibah, perusahaan bisa
mengembalikan seluruh dana hibah tersebut kepada
pemiliknya.
Atau sebagian dikembalikan, sebagian disimpan
untuk memperbesar cadangan.
Atau semuanya disimpan oleh perusahaan untuk
memperbesar dana cadangan kalau disetujui oleh
peserta.
7
8. Dana yang bersifat tabungan
Dana yang bersifat tabungan dibuat dalam
kontrak mudharabah musytarakah, dimana
dana tersebut akan diinvestasikan oleh
perusahaan sesuai syariah.
Hasil investasi dibagi antara perusahaan dan
peserta (sahibul mal) sesuai dengan
perjanjian.
Kerugian akan ditanggung bersama secara
proporsional
8
9. Ayat-ayat berkaitan dengan
aqad-aqad dalam asuransi
“Hai orang-orang yang beriman, tunaikanlah aqad-aqad itu…”
(almaidah:1)
“hai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan
(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa
perdagangan yang dilandasi atas sukarela diantara kalian…(al-
Nisak:29)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan
dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah
sesungguhnya Allah amat berat siksanya” (al-Maidah:2)
Lihat juga al-Nisa:58,9, al-hasyar:18, shad:24
9
10. Dasar al-Hadith
“Allah berfirman:’Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak
lain, jika salah satu puhak berkhianat aku akan keluar dari
mereka (H. R. Abu Daud dari Abu Hurairah)
Barang siapa yang melepaskan dari seorang muslim suatu
kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya
pada hari kiamat, dan Allah senantiasa menolong hambaNya,
selama hambaNya menolong saudaranya (HR Muslim dr Abu
Hurairah)
Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal dan
menghalalkan yang haram” (HR Tirmizi dr Amr bin Auf)
10
11. Filosofi
“pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilaksanakan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya” (qaidah Fiqh)
“mudharib boleh menyertakan dana ke dalam akumulasi modal
dengan seizin rabbul mal (pemilik modal awal). Keuntungan
dibagi (terlebih dahulu) atas dasar musyarakah (antara
mudharib sebagai penyetor modal dengan shahibul mal) sesuai
porsi modal masing-masing. Kemudian mudharib mengambil
porsinya dari keuntungan atas dasar jasa pengelolan dana. Hal
itu dinamakan mudharabah musytarakah” (wahbah Zuhaili,
muamalat maliyah al-mu’ashirah [dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h
107)
11
12. Ketentuan Hukum
Mudharabah musytarakah boleh dilakukan
oleh perusahaan asuransi syariah karena
bagian dari aqad mudharabah
Mudharabah musytarakah boleh dilakukan
oleh perusahaan ta’min syariah yang
mengandung unsur tabungan maupun non
tabungan.
12
13. Penutup
Ta’min Islami (asuransi syariah) mempunyai
dasar-dasar yang kuat dari al-Qur’an, al-
Hadith dan pendapat para ahli fiqh (ahli
hukum) Islam.
Ta’min Islami dapat membantu masyarakat
muslim untuk saling menolong ketika
datangnya musibah.
13
14. Penutup
Ta’min Islami mempunyai produk tabungan guna
meningkatkan aset masing-masing individu
masyarakat muslim.
Ta’min Islami bisa digunakan untuk membantu biaya
kesehatan bagi pesertanya.
Ta’min Islami bisa menjadi jaminan hidup dihari tua
bagi peserta.
Ta’min Islami bisa menjadi harta warisan yang
berharga bagi isteri anak dan cucu.
14