1. 1 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
BAB I
PENDAHULUAN
1. a. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/kayakinan kepada
allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di dasari dengan
keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi Islam yang membahas
tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan. Teologi Islam ini sudah sepantasnya
kita ketahui agar dalam menjalani kehidu
pan ini kita mengetahaui dan menjadi Idealnya orang Islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita
banyak menjumpai perbedaan-perbedaan pemikiran dan aqidah yang mengiringi, dan kita
harus pandai dalam memilih dan memilahnya dengan berlandaskan Al-qur’an dan Al-hadist.
Perlu kita mengingat apa yang pernah di katakan oleh Rasulullah bahwa “ umatku akan
berpecah menjadi tujuh pulu tiga dan hanya satu yang benar.”
Perbedaan pemikiran tersebut membuat mereka saling menyalahkan, antara lain yang kita
ketahui adalah: Ahlussunnah Wal Jama’ah, Mu’tazilah Qodariyah dll. Yang semuanya
memiliki pendapat masing-masing tentang Tauhid/keyakinan atau tentang hal ketuhanan. Dan
kita sebagai orang yang memegang agama allah harus mengetahui manakah pemikiran yang
benar dal yang salah, dalam memandangnya kita harus berpegang teguh pada Al-qur’an dan
Al-hadist. Hal ini merupakan hal penting yang harus di pelajari agar apa yang menjadi
keyakinan kita tentang Allah tidak salah, dan seaandainya apabila keyakinan kita salah
tentang-Nya maka kita bisa saja kita di anggap orang keluar agama Islam.
Sebelum mengenal teologi Islam, kita terlebih dahulu mengenal istilah atau ilmu filsafat
islam dan tasawuf. Dan kesemuanya itu memiliki hubungan khusus. Dalam makalah ini akan
dijelaskan secara ringkas mengenai studi teologi islam baik meliputi Pengertian teologi islam,
Ruang lingkup studi islam, Sumber-sumber Teologi Islam, dll.
1. b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teologi Islam
2. Apa ruang lingkup teologi Islam
3. Apa sumber-sumber pembahasan teologi Islam
4. Apa metode pembahasan studi teologi Islam
5. Apa hubungan ilmu teologi, filsafat Islam dan tasawuf
6. Apa manfaat studi teologi Islam
7. c. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari teologi Islam
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dalam teologi Islam
3. Dapat mengetahui sumber-sumber pembahasan teologi Islam
4. Agar mengetahui metode pembahasan dalam studi teologi Islam
5. Mengetahui hubungan antara ilmu teologi, filsafat Islam dan tasawuf
6. Dapat mengetahui manfaat dari studi teologi Islam
2. 2 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Teologi Islam
Teologi dari segi etimologi berasal dari bahsa yunani yaitu theologia. Yang terdiri dari kata
theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah
pengetahuan ketuhanan . menurut William L. Resse, Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu
theology yang artinya discourse or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang
tuhan) dengan kata-kata ini Reese lebih jauh mengatakan, “teologi merupakan disiplin ilmu
yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan.
Gove mengatkan bahwa teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan
pengalaman agama secara rasional. Sedangkan menurut Fergilius Ferm “the discipline which
consern God (or yhe divine Reality)and God relation to the word (pemikiran sistematis yang
berhubungan dengan alam semesta). Dalam ensiklopedia everyman’s di sebutkan tentang
teologi sebagai science of religion, dealing therefore with god, and man his relation to god
(pengetahuan tentang agama, yang karenanya membicarakan tentang tuhan dan manusia
dalam pertaliannya dengan tuhan). Disebutkan dalam New English Dictionary, susunan
Collins, the science treats of the facts and phenomena of religion and the relation between
God and men (ilmu yang membahs fakta-fakta dan gejala-gejala agama dan hubungan-
hubungan antara tuhan dan manusia).
Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan. Menurut
abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu
yang berkait dengan-NYA secara rasional. Muhammad Abduh :
.
“ tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat yang wajib tetap
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sma sekali wajib di
lenyapkan dari pada-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan keyakinan
mereka, meyakinkan apa yang ada pada diri mereka, apa yang boleh di hubungkan kepada
diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkanya kepada diri mereka”
Kalau melihat definisi pertama dapat di pahami bahwa Muhammad Abduh lebih menekankan
pada Ilmu Tauhid/Teologi yaitu pembahasan tentang Allah dengan segala sifat-Nya, Rasul
dan segala sifat-Nya, sedang yang kedua menekankan pada metode pembahsan, yaitu dengan
menggunakan dalil-dali yang meyakinkan.
3. 3 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
B. Ruang Lingkup Studi Teologi Islam
Aspek pokok dalam kajian ilmu Teologi Islam adalah keyakinan akan eksistensi Allah yang
maha sempurna, maha kuasa dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Karena itu pula,
ruang lingkup pembahasan yang pokok adalah:
1. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering disebut dengan istilah
Mabda. Dalam bagian ini termasuk Tuhan dan hubungannya dengan alam semesta
dan manusia.
2. Hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara manusia dan
Allah atau disebut pula wasilah meliputi: Malaikat, Nabi/Rosul, dan kitab-kitab suci.
3. Hal-hal yang berhubungan dengan sam’iyyat (sesuatu yang diperoleh melalui lewat
sumber yang meyakinkan, yakni Al-Quran dan Hadits, misalnya tentang alam kubur,
azab kubur, bangkit di padang mahsyar, alam akhirat, arsh, lauhil mahfud, dll).
Didalam sejarah perkembangannya, Teologi islam pada mulanya berkembang dari: pertama,
sebagai metodologi teologi. Sebagai sebuah metodologi teologi merupakan suatu cara untuk
memahami doktrin agama melalui pendekatan wahyu dan pemikiran rasionalnya. Kedua,
menjadi ilmu teologi. Sebagai sebuah ilmu, teologi merupakan ilmu yang membahas masalah
ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Dan ketiga, menjadi teologi
aksiologi. Sebagai sebuah aksiologi teologi, merupakan upaya memahami doktrin agama
secara mendalam untuk mengadvokasi berbagai permasalahan ketimpangan sosial.
Wilayah pembahasan teologi Islam secara ilmiyah, dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu: pertama, teologi islam klasik teoritik. Disiplin ilmu ini, hanya membahas
secara teoritik aspek-aspek ketuhanan dan berbagai kaitan-Nya. Kedua, teologi islam
kontemporer praktik. Disiplin ilmu ini, secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan
sunnah-sunnah Rasul-Nya yang nilai doktrinnya mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial.
Teologi kedua ini dapat dikembangkan lagi menjadi tiga kategori: pertama, Teologi
Lingkungan; kedua, Teologi Pembebasan; dan ketiga, Teologi Sosial.
Ketiga teologi Islam ini, merupakan teologi-teologi yang membahas aspek-aspek ketuhanan
dan berbagai kaitan-Nya, untuk mengadvokasi obyek formal teologi itu. Seperti teologi
lingkungan maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam
dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan alam
semesta. Disini dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi
pemelihara lingkungan, teologi sampah, teologi banjir, dan yang sebangsanya. Teologi
Transformatif. Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam
dengan argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan perubahan.
Disini dapat dikaji lebih luas lagi dengan menampilkan kajian seperti: teologi pembebasan,
teologi pos modernisme, teologi sains, dan yang sebangsanya. Dan Teologi Sosial.
Maksudnya yaitu pembahasan secara mendalam doktrin-doktrin agama islam dengan
argumen rasionalnya yang nilainya berupaya mengadvokasi permasalahan kemasyarakatan.
Dalam mengembangkan kajian dalam bidang ilmu teologi Islam, maka berbagai
metodologi/pendekatan penelitiannya, dapat menggunakan beragam metodologi penelitian.
Hal ini disesuaikan dengan aspek teologi apa (aspek tokoh teologi,; karya-karya para teolog;
gagasan atau ide para teolog; sejarah perkembangan (tokoh-tokoh, karya-karya, dan gagasan
para teolog); pengaruh timbal balik antar tokoh, karya-karya, dan gagasan para teolog dengan
4. 4 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
ipoleksosbudagama; perbandingan (tokoh, karya-karya, dan gagasan); dan selain hal yang
tersebut didepan) yang akan diteliti oleh para pengkajinya.
C. Sumber-sumber Pembahasan Teologi Islam
Adapun sumber pembahasan yang digunakan untuk membangun Ilmu Teologi Islam
menggunakan beberapa sumber, yaitu:
1. Sumber yang ideal
Yang dimaksud dengan sumber ideal adalah Qur’an dan Hadits yang didalamnya dapat
memuat data yang berkaitan dengan objek kajian dalam Ilmu Tauhid. Misalnya, telah
dimaklumi dalam ajaran agama, bahwa semua amal sholeh yang dilakukan oleh ketulusan
hanya akan diterima oleh Allah SWT apabila didasari dengan akidah islam yang benar.
Karena penyimpangan dari akidah yang benar berarti penyimpangan dari keimanan yang
murni dari Allah. Dan penyimpangan dari keimanan berarti kekufuran kepada Allah SWT.
Sedangkan Allah tidak akan menerima amal baik yang dilakukan oleh orang kafir, berapapun
banyaknya amal yang dia kerjakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lau dia mati dalam kekafiran,
maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.” (QS. Al- Baqoroh : 217)
1. 2. Sumber Historik
Sumber historis adalah perkembangan pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu
tauhid, baik yang terdapat dalam kalangan internal umat islam maupun pemikiran eksternal
yang masuk kedalam rumah tangga islam. Sebab, setelah Rosulullah saw wafat, islam
menjadi tersebar, dan ini memungkinkan umat islam berkenalan dengan ajaran-ajaran, atau
pemikiran-pemikiran dari luar islam, misalnya dari Persia dan Yunani.
Pemikiran yang berkembang dalam kalangan internal umat islam, antara lain:
1. Pelaku dosa besar. Masalah yang muncul, apakah masih ddihukumi sebagai mukmin
atau tidak.
2. Al-Quran wahyu Allah. Apakah ia makhluk atau bukan, atau dengan kata lain, apakah
Al-Quran itu qadim atau hudus (baru).
3. Melihat Tuhan Allah. Apakah itu di dunia atau di akhirat, atau di akhirat saja, dan
apakah dengan mata kepala ataukah dengan hati saja.
4. Sifat-sifat Tuhan. Apakah Tuhan memiliki sifat-sifat zati dan sifat af’al (menurut
konsepsi al-sanusi,sifat-sifat ma’nawiyah), ataukah Dia tidak layak diberi sifat-sifat
tersebut.
5. Kepemimpinan setelah Rosulullah wafat, apakah ia harus dipegang oleh suku
Qurays saja , atau apakah nabi Muhammad saw meninggalkan wasiat bagi seseorang
dari ahlul bait untuk memimpin umatnya ataukah tidak atau bahwa pemimpin itu
harus dipilih berdasar musyawaroh, atau menurut keputusan ahlul hall wal aqdi.
6. Takwil terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Apakah diperbolehkan mengadakan takwil
atau tidak. Misalnya:
5. 5 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Al-
Qashas : 88)
Pemikiran eksternal yang masuk kedalam rumah tangga Islam saat itu, dan melahirkan
persoalan teologi yang berkenaan dengan perbuatan baik dan buruk. Apakah Tuhan Allah
menciptakan baik dan yang terbaik saja (al-salah wa al aslah) untuk manusia? Atau, Tuhan
wajib menciptakan yang baik dan yang terbaik saja bagi manusia sebab jika tidak demikian
maka Dia tidak adil (dhalim), dan itu mustahil bagi-Nya. Pendapat diatas diteruskan dengan
pendapatnya, bahwa Tuhan tidak menciptakan yang jahat. Jahat dan buruk, pada hakikatnya,
ciptaan manusia sendiri dan dia harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya.
Seperti, pemikiran dari Zoroaster dan filsafat Yunani. Ini yang pada saat itu nampaknya lebih
domonan dibanding dari pemikiran-penikiran lainnya.
D. Metode Pembahasan Studi Teologi islam
Ada dua metode atau cara pembahasan Ilmu Tauhid, yakni:
1. Menggunakan dalil naqli
Pada dasarnya inti pokok ajara Al-Quran adalah tauhid, nabi Muhammad saw diutus Allah
kepada umat manusia adalah juga untuk mendengarkan ketauhidan tersebut, karena itu ilmu
tauhid yang terdapat didalam Al-Quran dipertegas dan diperjelas oleh Rosulullah saw dalam
haditsnya. Penegasan Allah dalam Al-Quran yang mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa
antara lain:
“Katakanlah “Dia-lah Allah, yang Maha Esa; Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan diperanakkan. Dan tidak ada serangpun yang
setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Keesaan Allah SWT tidak hanya pada zat-nyatapi juga esa pada sifat dan af’al (perbuatan)-
Nya. Yang dimaksud Esa pada zat adalah Zat Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian.
Esa pada sifat berarti sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat yang lain dan tak seorangpun
mempunyai sifat sebagaimana sifat Allah SWT.
1. Menggunakan Dalil Aqli
Penggunaan metode rasional adalah salah satu usaha untuk menghindari keyakinan yang
didasarkan atas taklid saja. Seperti telah disebutkan dalam pembahasan terdahulu bahwa iman
yang diperoleh secara taklid mudah terkena sikap ragu-ragu dan mudah goyah apabila
berhadapan dengan hujjah yang lebih kuat dan lebih mapan. Karena itu ulama sepakat
melarang sikap taklid didalam beriman. Orang harus melakukan nalar dan penalaran baik
dengan memakai dalil aqli maupun dalil naqli. Didalam Al-Quran banyak ditemukan ayat
yang mengkritik sikap taklid ini, antara lain:
“apabila dikatakan kepada mereka, marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rosul-Nya. Mereka menjawab, cukuplah bagi kami apa yang kita dapatkan dari
bapak-bapak kami, meskipun bapak-bapak mereka tidakmengetahui apa-apa (tidak punya
hujjah yang kuat) dan tidak mendapat petunjuk”. (QS Al- Maidah : 104)
6. 6 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
Ayat ini mengandung kritikan terhadap sikap yang hanya ikut-ikutan sedangkan nenek
moyang yang diikutinya tidak memiliki hujjah yang kuat bagi keyakinannya. Dalam hukum
akal dijelaskan, apabila kita menerima suatu keterangan, maka akal kita tentu akan menerima
dengan salah suatu pendapat atau keputusan hukum, seperti:
1. Membenarkan dan mempercayainya (wajib aqli)
2. Mengingkari dan tidak mempercayainya (muhal atau mustahil)
3. Memungkinkan (jaiz)
Adapun dalam hal keyakinan, teori keyakinan membagi tipe keyakinan ada tiga, yaitu:
1. Keyakinan itu ada dua, sentral dan periferal,
2. Makin sentral sebuah keyakinan, ia makin dipertahankan untuk tidak berubah,
3. Jika terjadi perubahan pada keyakinan sentral, maka sistem keyakinan yang lainnya
akan ikut berubah.
E. Hubungan Ilmu Teologi, Filsafat Islam dan Tasawuf
Teologi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu yang subjek matternya adalah ketuhanan, berada
satu rumpun dengan disiplin ilmu pemikiran dalam islam (Teologi Islam, Filsafat dan
Tasawuf), memiliki hubungan yang dapat di klasifikasikan dalam:
1. Dalam argumentasinya filasafat dibangun di atas dasar logika, sehingga hasil kajianya
spekulatif. Sedangkan ilmu Teologi sebagai ilmu yang menggunakan logika di
samping argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan-
keyakinan agama yang sangat tampak nilai apologinya. Teologi berisi keyakinan
kebenaran agama yang di pertahankan melalui argumen-argumen rasional. Ilmu
Tasawuf adalahh ilmu yang lebih menekankan rasa, intuisi, atau ilham dan inspirasi
yang datang dari tuhan pada rasio sehingga bersifat subyektif.
2. Di pandang dari obyek kajianya ilmu teologi adalah ketuhanan dan segala sesuatu
yang berkaitan denganya. Filsafat mengkaji masalah ketuhanan di samping masalh
alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara kajian tasawuf adalah tuhan,
yakni upaya-upaya pendekatan pada-Nya. Di pandang dari hal ini ketiga di siplin ilmu
ini membahas maslah tentang ketuhanan.
3. Dalam masalah kebenaran, ilmu teologi dengan metodenya sendiri berusaha mencari
kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan denganya. Filsafat dengan wataknya
sendiri,berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia atau
tentang tuhan. Tasawuf dengan metodenya juga berusaha menghampiri kebenaran
yang berkaitan dengan perjalanan spritual.
4. Di lihat dari aspek aksiologi, teologi berperan sebagai ilmu yang mengajak orang
yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal tuhan secara rasional.
Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang
mempuyai rasio secara prima untuk mengenal tuhan secara lebih bebas melalui
pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya langsung. Sedangkan tasawuf lebih
berperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada oarnga telah melepaskan
rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang di carinya, selain itu
tasawuf berfungsi muatan rohaniah terhadap teologi dan filsafat.
tapi, sebagian orang memandang ketiganya memiliki jenjang tertentu. Pertam ilmu teologi
islam, kemudian filsafat dan tasawuf. Jadi merupaka kekeliruan jika dialektika kefilsatan atau
7. 7 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
tasawuf teoretis diperkenalkan kepada masyarakat awam karena akan berdampak pada
terjadinya rational jaumping.
F. Manfaat Studi Teologi Islam
Teologi Islam merupakan salah satu dari tiga pondasi Islam dan pemahamanya harus ada
dalam diri seseorang manusia yang beriman. Sedangkan iman itu di nyatakan pertama
nutqun bil lisan (menyatakan keislam secaralisan) harus berlandaskan ilmu yang kuat yang di
antaranya adalah ilmu kalam ini. Kedua, a’malu bil arkan(melaksanakan keislaman secara
fisik) dengan berlandaskan ilmu yang hak di antaranya ilmu fiqh. Ketiga tashdiqu bil qolbi
(membenarkan islam dengan hatinya). Harus berpangkkal dengan ilmu batin yang benar dan
yang membenarkan adalah iomu tasawuf. Dari itu, mempelajari ilmu teologi sangat urgen
karena dapat memberikan landasan kuat bagi kebenaran kayakinan keberislaman atau
keberagamaan seseorang. Dalam hal ini menjadi kekuatan keimanan seseorang muslim.
Aspek lain, ketuhanan merambah dan mengisi pada berbagai organisasi tertentu sehingga
menyebabkan timbulnya konflik, dengan ilmu teologi ini mengkaji tentang kebenaran tentang
ketuhanan sehingga konflik tersebut dapat di atasi, dan tidak mendiskriminasikan antara satu
aliran dengan aliran yang lain.
Akhir-akhir ini, teologi islam sebagai sebuah aksiologi, telah banyak di tulis. Tulisan itu di
maksudkan mengadvokasi berbagai ketimpangan sosial baik aspek sosial keperempuan,
seperti teologi gender dll. Dengan teologi ini di harapkan ketimpangan sosial yang terjadi
dapat tereleminasi atau kalo mungkin teratasi secara baik dan benar.
8. 8 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang
berkait dengan-Nya
Ruang lingkupnya, Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering
disebut dengan istilah Mabda, berkenaan dengan utusan Allah dan sam’iyyat.
Teologi Islam berdasarkan Al-qur’an, Al-hadist dan sumber historis (perkembangan
pemikiran yang berkaitan dengan objek kajian ilmu tauhid)
Dengan mempelajari Teologi Islam ini di harapkan agar mengetahui kebenaran-
kebenaran yang menjadi dan kebenaran tentang ketuhanan dan ketimpangan sosial
yang terjadi dapat tereleminasi atau kalau mungkin teratasi secara baik dan benar.
b. Saran
Sudah sepantasnya kita sebagai orang Islam mengethui adanya aliran-aliran dalam Islam, dan
mungkin makalah sangat cocok bagi kita untuk di jadikan sebagai pegangan dalam
pembelajaran tentang ilmu kalam atau tentang ketuhanan, apalagi kita brada di ingkungan
bebas yang di situ banyak aliran-aliran dan pemikiran menyimpang.
9. 9 | S T U D Y T E O L O G I I S L A M
Daftar Pustaka
Sarkowi, Teologi Islam Klasik, ReSIST Literacy, Malang Cet I 2010.
Rozak, Abdul. Anwar,Rosihan, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2006.
Majdid Fakhry, The History of Islsmic Philoshopy, Columbia university, press Netwyor
,1983.
Hanafi Ahmad, Pengantar Teologi Islam, Pustaka Alhusna Baru, Jakarta 2003.
Abduh, Muhammad, Terj Risalah tauhid, Firdaus A.N, Bulan Bintang, jakarta 1979,