SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
Kelompok II Gerak Harmonik 1 
F i s i k a 
GERAK HARMONIK 
Kali ini kita akan 
mempelajari gerak 
getaran. Tahukah kamu 
apa getaran itu? 
Getaran adalah 
gerakan bolak-balik 
secara periodik 
melalui titik 
kesetimbangan. 
Gerak getaran 
paling mudah 
dijumpai pada 
pegas dan 
ayunan. 
Di sini kita akan 
mempelajari gerak 
harmonik sederhana 
secara umum dan juga 
pada pegas baik pada 
bidang horizontal 
maupun vertikal serta 
pada bandul. 
Jangan lupa, kita 
juga akan 
membahas tentang 
energi pada gerak 
harmonik 
sederhana. 
Tidak hanya itu kita juga 
akan mempelajari tentang 
gerak harmonik teredam dan 
terpaksa termasuk resonansi 
dan penerapan gerak 
harmonik pada kehidupan 
sehari-hari. 
Jadi, setelah 
mempelajari bab ini 
kita dapat memahami 
tentang gerak 
harmonik dan 
penerapannya.
Gambar (I) Benyamin Crowel, 
Vibrations and Waves Page 16. 
Contoh gerak harmonik. 
(I) 
Kelompok II Gerak Harmonik 2 
F i s i k a 
GERAK HARMONIK 
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Seperti yang 
akan dibahas nanti, pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus 
dan cosinus. Karena pernyataan yang memuat fungsi ini diberi istilah harmonik, maka gerak periodik 
sering juga disebut sebagai gerak harmonik . 
Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama, geraknya 
disebut gerak osilasi atau vibrasi (getaran). Bumi penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda 
keseimbangan arloji, dawai biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam kisi zat 
padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi yang merambat dan sebagainya. 
Banyak benda berosilasi yang gerak bolak-baliknya tidak tepat sama karena gaya gesekan 
melepaskan tenaga geraknya. Dawai biola akhirnya berhenti bergetar dan bantul akhirnya berhenti berayun. 
Gerak semacam ini kita sebut gerak harmonik teredam (damped). Walaupun pada kebanyakan benda kita 
tidak dapat menghindari gesekan, kita selalu dapat meniadakan efek redamannya dengan menambahkan 
tenaga ke dalam sistem yang berisolasi untuk mengisi kembali tenaga yang terdisipasi oleh gesekan. Pegas 
utama dalam arloji dan beban yang berayun pada bandul jam memberikan tenaga eksternal untuk maksud 
di atas, seolah-olah bergerak tanpa redaman. 
Bukan hanya benda mekanis yang dapat berosilasi.gelombang mikro, dan cahaya tampak adalah 
osilasi dari vektor medan magnetik dan medan elektrik. Jadi rangkaian yang ditala (diselaraskan – tuned) 
dalam radio dan rongga logam tertutup yang mengandung tenaga gelombang mikro dapat berosilasi secara 
elektromagnetik. Analoginya sangat dekat, keduanya didasarkan atas kenyataan bahwa osilasi mekanik 
maupun elektromagnetik digambarkan oleh persamaan matematis dasar yang sama. Pendalaman analogi 
ini akan dibahas pada pembahasan yang lain. 
Periodik T suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk 
menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau 
satu putaran (cycle). Frekuensi gerak f adalah banyaknya getaran (atau 
putaran) tiap satuan waktu. Jadi, frekuensi adalah kebalikan daripada periode. 
풇 = 
ퟏ 
푻 
Satuan SI untuk frekuensi adalah putaran (cycle) per detik, atau hertz 
(Hz).”Satuan frekuensi ini diberi nama menurut nama Heinrich Hertz (1857 – 
1894) yang penelitiannya memberikan dukungan eksperimen bagi gelombang 
elektromagnetik yang diramaikan oleh James Clerk Maxwell (1831 – 1879)”. 
Posisi pada saat tidak ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi disebut posisi seimbang. 
Simpangan (A), linear atau sudut, adalah jarak, linear atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi 
seimbangnya pada sembarang saat. 
A. Gerak Harmonik Sederhana 
Sebagai acuan untuk gerak harmonik sederhana, mengamati balok bermassa m yang melekat pada 
sebuah pegas, dengan balok bebas bergerak pada permukaan, horisontal tanpa gesekan (Fig. II). Bila 
pegas tidak ditarik atau tidak ditekan, balok tersebut berada pada posisi yang disebut posisi 
kesetimbangan sistem, yang kita identifikasikan sebagai x = 0. Kita ketahui dari pengamatan bahwa 
sistem tersebut berosilasi bolak-balik jika terganggu dari posisi kesetimbangan. 
Kita bisa memahami gerakan pada Gambar II secara kualitatif pertama-tama yang diingat bahwa 
ketika balok dipindahkan ke posisi x, pegas pada balok diberikan gaya yang sebanding dengan posisi 
dan ditunjukkan oleh hukum Hooke:
(II) 
Gambar (II) www.pse6.com. Balok A 
melekat pada pegas yang bergerak di atas 
permukaan gesekan. (a) Ketika balok 
tersebut dipindahkan ke kanan 
keseimbangan (x > 0), gaya yang 
diberikan oleh pegas bertindak ke kiri. 
(b) Ketika balok berada pada posisi 
kesetimbangan (x = 0), gaya yang 
diberikan oleh pegas adalah nol. (c) 
Ketika balok tersebut dipindahkan ke kiri 
keseimbangan (x < 0), gaya yang 
diberikan oleh pegas bertindak ke kanan. 
(III) 
Kelompok II Gerak Harmonik 3 
F i s i k a 
푭풙 = −풌풙 
Kami menyebutnya sebagai gaya pemulih karena selalu 
mengarah ke posisi kesetimbangan dan karena itu berlawanan 
perpindahan dari keseimbangan. Artinya, ketika balok bergerak ke 
sebelah kanan x = 0 pada Gambar II, maka posisinya positif dan gaya 
pemulih mengarahkannya ke kiri. Ketika balok tersebut digerakkan 
ke kiri x = 0, maka posisinya negatif dan gaya pemulih 
mengarahkannya ke kanan. 
Menerapkan hukum kedua Newton Fx maks pada gerak balok, 
dengan Persamaan (II) memberikan gaya total dalam arah x, kita 
peroleh 
− 풌풙 = 풎풂풙 
풂풙 = − 
풌 
풎 
풙 
Artinya, percepatan sebanding dengan posisi balok dan arahnya yang berlawanan dengan arah 
perpindahan dari keseimbangannya. Sistem yang berperilaku dengan cara ini disebut sebagai gerak 
harmonik sederhana. Sebuah benda akan bergerak dengan gerak harmonik s ederhana, setiap 
kali percepatannya sebanding dengan posisinya dan yang diarahkan untuk perpindahan dari 
kesetimbangan. 
Mari kita sekarang mengembangkan representasi matematis dari gerak yang dijelaskan pada 
bagian sebelumnya. Dimana balok sebagai subjek partikel dengan gaya dalam Persamaan (II). 
Biasanya akan dipilih x sebagai sumbu sepanjang osilasi yang terjadi, maka kita akan menurunkan 
notasi x dalam pembahasan ini. Ingat bahwa, menurut definisi, sebuah a = dv/dt = d2x/dt2, sehingga 
kita dapat mengekspresikan persamaan (III) sebagai 
풅ퟐ풙 
풅풕ퟐ = − 
풌 
풎 
풙 
(IV) 
Jika kita mengganti rasio k / m dengan simbol ω2 (kita memilih ω2 daripada ω untuk membuat 
solusi yang dikembangkan ke dalam bentuk yang sederhana), maka 
흎ퟐ = 
풌 
풎 
Dan persamaan (IV) dapat ditulis dalam bentuk 
풅ퟐ풙 
풅풕ퟐ = − 흎ퟐ 풙 
(V) 
(VI) 
Sebuah percobaan yang menunjukkan gerak harmonik sederhana 
diilustrasikan pada Gambar (III). Massa osilasi vertikal pada pegas 
memiliki pena yang melekat padanya. Sementara massa yang berosilasi, 
selembar kertas dipindahkan tegak lurus terhadap arah gerak pegas, dan 
jejak pena keluar pola seperti gelombang. 
Secara umum, partikel bergerak sepanjang sumbu x menunjukkan 
gerak harmonik sederhana, ketika x perpindahan partikel dari 
keseimbangan, bervariasi terhadap waktu menurut hubungan 
Gambar (III) Halliday-Resnick-Walker, 
Fundamentals of Physics. Sebuah peralatan 
eksperimen untuk menunjukkan gerak 
harmonik sederhana. Sebuah pena yang 
melekat pada massa osilasi membuat jejak 
sebuah pola seperti gelombang di atas kertas 
bergerak.
Kelompok II Gerak Harmonik 4 
F i s i k a 
풙 = 푨 풄풐풔(흎풕 + 흓) 
(VII) 
dimana A, ω, dan φ adalah konstanta. Untuk memberi arti fisis 
untuk konstanta ini, kita telah diberi kurva x sebagai fungsi t pada 
Gambar (IVa). Ini hanya pola yang diamati pada percobaan yang 
ditunjukkan pada Gambar III. Amplitudo A dari gerak adalah 
simpangan maksimum dari partikel dalam arah x baik yang positif atau 
negatif. konstanta ω disebut frekuensi sudut gerak dan memiliki satuan 
radian per detik. konstan sudut φ, disebut fase konstanta (atau sudut 
fase), ditentukan oleh perpindahan awal dan kecepatan partikel. Jika 
partikel pada posisi maksimum x = A pada t = 0 maka φ = 0 dan kurva 
x terhadap t seperti yang ditunjukkan pada Gambar (IVb). Jika partikel 
berada pada beberapa posisi lain saat t = 0 dimana konstanta φ dan A 
memberikan informasi posisi benda pada saat t = 0. Nilai (ωt + φ) 
disebut fase gerak dan berguna dalam membandingkan gerakan dua 
osilator. 
Catatan dari Persamaan (VII) bahwa fungsi trigonometri x adalah periodik dan berulang 
meningkatkan waktu setiap ωt oleh 2π rad. Periode gerak T adalah waktu yang diperlukan partikel 
untuk bergerak melalui satu siklus penuh. Kita mengatakan bahwa partikel telah melakukan satu 
osilasi. Definisi T memberitahu kita bahwa nilai x pada waktu t sama dengan nilai x pada waktu t + T. 
Kita dapat menunjukkan bahwa T = 2π / ω dengan menggunakan pengamatan sebelumnya bahwa fase 
(ωt + φ) meningkat sebesar 2π rad dalam waktu T: 
흎풕 + 흓 + ퟐ흅 = 흎(풕 + 푻) + 흓 
Sebab itu, ωt = 2π, atau 
푻 = 
ퟐ흅 
흎 
(VIII) 
Kebalikan periode disebut frekuensi gerak f. Frekuensi merupakan jumlah osilasi partikel yang 
terjadi per satuan waktu: 
풇 = 
ퟏ 
푻 
= 
흎 
ퟐ흅 
Satuan dari f adalah putaran per detik = s-1, atau hertz (Hz). 
Dengan mengatur ulang Persamaan (IX), kita memperoleh frekuensi sudut: 
흎 = ퟐ흅풇 = 
ퟐ흅 
푻 
(IX) 
(X) 
Kita dapat menggunakan Persamaan (V), (VIII), dan (IX) untuk mengekspresikan periode dan 
frekuensi gerak untuk sistem partikel-pegas dalam hal karakteristik k dan m dari sistem sebagai 
푻 = 
ퟐ흅 
흎 
풎 
풌 
= ퟐ흅√ 
풇 = 
ퟏ 
푻 
= 
ퟏ 
ퟐ흅 
풌 
풎 
√ 
(XI) 
(XII) 
Gambar (IV) Halliday-Resnick- 
Walker, Fundamentals of Physics. (a) 
kurva x-t untuk sebuah partikel 
mengalami gerak harmonik sederhana. 
Amplitudo gerak adalah A, periodenya 
adalah T, dan fase konstan φ . (b) kurva x-t 
dalam kasus khusus di mana x = A pada 
t = o dan karenanya φ = 0
Kelompok II Gerak Harmonik 5 
F i s i k a 
Artinya, periode dan frekuensi tergantung hanya pada massa partikel dan konstanta gaya pegas, 
dan bukan pada parameter gerak, seperti A atau φ. Seperti yang kita harapkan, frekuensi lebih besar 
pegas yang kaku (nilainya lebih besar dari k) dan berkurang dengan meningkatkan massa partikel. 
Kita dapat memperoleh kecepatan linier sebuah partikel yang mengalami gerak harmonik 
sederhana dengan menurunkan Persamaan (VII) sehubungan dengan waktu: 
풗 = 
풅풙 
풅풕 
= −흎푨 풔풊풏(흎풕 + 흓) 
Percepatan partikelnya adalah 
풂 = 
풅ퟐ 풙 
풅풕ퟐ = −흎ퟐ 푨퐜퐨퐬(흎풕 + 흓) 
Karena 풙 = 푨 퐬퐢퐧(흎풕 + 흓), kita dapat mengekspresikan persamaan (XIV) dalam bentuk 
풂 = −흎ퟐ 풙 
(XIII) 
(XIV) 
(XV) 
Dari Persamaan (XIII) kita melihat bahwa, karena fungsi sinus berosilasi antara ±1, nilai-nilai 
ekstrim v adalah ±ωA. Karena fungsi kosinus juga berosilasi antara ±1, Persamaan (XIV) 
memberitahu kita bahwa nilai-nilai ekstrim dari a adalah ±ω2A. Oleh karena itu, kecepatan maksimum 
dan besarnya percepatan maksimum partikel bergerak dalam gerak harmonik sederhana 
풗풎풂풙 = 흎푨 
풂풎풂풙 = 흎ퟐ 푨 
Gambar (Va) merupakan perpindahan terhadap waktu untuk sebuah nilai yang berubah-ubah dari 
fase konstan. Kurva kecepatan dan percepatan diilustrasikan pada Gambar (Vb dan c). Kurva ini 
menunjukkan bahwa fase kecepatan berbeda dari fase perpindahan dengan π / 2 rad, atau 90 °. 
Artinya, bila x adalah maksimum atau minimum, kecepatan adalah nol. Demikian juga, ketika x adalah 
nol, kecepatan maksimum. Selanjutnya, perhatikan bahwa fase percepatan berbeda dari fase 
perpindahan oleh π rad, atau 180 °. Artinya, jika x adalah maksimum, adalah maksimum dalam arah 
yang berlawanan. 
Gambar (V). Halliday-Resnick-Walker, 
Fundamentals of Physics. Representasi 
grafik gerak harmonik sederhana. (a) 
Pemindahan terhadap waktu. (b) Velocity 
terhadap waktu. (c) Percepatan terhadap 
waktu. Perhatikan bahwa setiap waktu 
tertentu kecepatan adalah 90 ° keluar dari 
fase dengan perpindahan dan percepatan 
adalah 180 ° fase dengan perpindahan. 
B. Gerak Harmonik Sederhana Pada Pegas 
Semua pegas memiliki panjang alami 
sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah 
benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka 
pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. 
Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
Kelompok II Gerak Harmonik 6 
F i s i k a 
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik 
ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke 
B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik. Sekarang mari kita tinjau hubungan antara 
gaya dan simpangan yang dialami pegas. 
Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung 
pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita 
abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda 
meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih 
dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. 
Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, 
benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk 
semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga 
percobaan. 
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas 
akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri 
sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b). 
Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga 
memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan 
sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c). Besar gaya 
pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang 
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x 
= 0). Secara matematis ditulis : 
F = -kx 
Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh Robert Hooke. k adalah 
konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan 
pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya 
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke 
kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). 
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi 
gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta 
pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin 
kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. 
Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang 
diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan 
gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu 
diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x (simpangan).
Kelompok II Gerak Harmonik 7 
F i s i k a 
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas 
diregangkan sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar 
di samping). 
Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke 
posisi setimbang (x = 0). Ketika melewati posisi setimbang, benda 
bergerak dengan laju yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh 
gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada posisi setimbang, gaya 
pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.Karena laju benda maksimum 
maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih pegas kembali 
memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan 
menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada 
titik ini, laju benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke kanan 
(menuju posisi setimbang). 
Benda tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik 
setimbang karena ditarik oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda 
ke kanan dan ke kiri berulang secara periodik dan simetris antara x = A 
dan x = -A. 
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada 
dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, 
frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut 
simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik 
setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik 
Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal 
dan kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke 
kanan, maka benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu 
bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0 
Osilasi pada pegas yang digantungkan secara vertikal 
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang 
digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang 
diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara 
vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada 
benda. Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang 
digantungkan secara vertikal. 
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan 
panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau 
ditekan). pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang 
dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya
Kelompok II Gerak Harmonik 8 
F i s i k a 
meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi 
setimbang. 
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam 
keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada 
benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang 
arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke 
bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. 
Kita tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang 
diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik 
kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak. 
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke 
bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas 
yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga 
benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan 
gambar c di samping). 
Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena 
terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai 
lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya 
pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas 
menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar di samping ya). 
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak 
benda bernilai maksimum (v maks), sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak 
benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai 
maksimum pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda 
kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di samping). Demikian seterusnya. Benda akan 
bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam kenyataannya, pada suatu saat tertentu pegas 
tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan udara. 
Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif 
simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana (GHS) 
atau Osilasi Harmonik Sederhana (OHS). 
C. Gerak Harmonik Sederhana Pada Bandul 
Bandul tergantung pada tali yang panjangnya L. Bandul diberi simpangan  , sudut  kecil. Bila 
dilepas, bandul melakukan gerak bolak-balik menyusuri AOB. 
Bila massa bandul m, beratnya w = m.g. Saat bandul berada di A, gaya penggeraknya F1
Kelompok II Gerak Harmonik 9 
F i s i k a 
퐹1 = 푚. 푔 sin 휃 = 푚. 푔 
퐴푂1 
퐿 
karena sudut  kecil, AO1 dapat 
disamakan dengan: AO = y 
퐹1 = 푚. 푔 
푦 
퐿 
→ 퐹1 = 
푚. 푔 
퐿 
푦 
g m. 
L 
adalah bilangan tetap, jadi F1 = k.y 
Hubungan yang terakhir menyatakan bahwa gaya penggerak 
B A 
O 
sebanding dengan simpangannya. Bandul melakukan gerak Harmonis. Karena gerakan bandul gerak 
harmonik, periodenya dapat dicari dari rumus periode Gerak harmonis. 
T= 
L 
m 
. 
g m 
2 
T = 
L 
g 
2 
T adalah waktu ayun bandul dalam detik, L panjang bandul dalam meter, dan g percepatan gravitasi 
dalam m/det2. 
D. Energi Pada Gerak Harmonik Sederhana 
Pada Gerak Harmonik Sederhana, gaya yang bekerja pada benda dan pegas tidak tetap alias selalu 
berubah-ubah. Oleh karenanya, lebih mudah jika kita menggunakan pendekatan energi. Untuk 
menekan atau meregangkan pegas, kita memberikan energi pada pegas tersebut. Energi yang disimpan 
pada pegas yang tertekan atau teregang merupakan energi potensial. Ketika pegas yang kita tekan atau 
kita regangkan dilepaskan, maka energi potensial pegas berubah menjadi energi kinetik. Demikian 
juga pada ayunan sederhana. Ketika benda yang digantungkan pada seutas tali kita simpangkan sampai 
jarak tertentu dari posisi setimbangnya, pada benda tersebut terdapat Energi Potensial. Jika ayunan 
dilepaskan sehingga benda bergerak, Energi Potensial akan berubah menjadi energi kinetik. Jadi benda 
yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan energi kinetik. Jumlah total energi potensial 
dan energi kinetik adalah energi mekanik. Sekarang mari kita tinjau energi pada pegas dan ayunan 
sederhana. 
1. Energi potensial pada pegas 
Untuk menghitung energi potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung kerja alias usaha 
yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. 
Persamaan Usaha adalah W = F s, di mana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada 
pegas, perpindahan adalah simpangan x. Ketika kita menekan atau meregangkan pegas sejauh x, 
dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. Secara matematis ditulis Fa = kx. Ketika 
ditekan atau diregangkan, pegas memberikan gaya dengan arah berlawanan (Fb) yang besarnya 
adalah Fb = -kx. 
Untuk menghitung energi potensial dari pegas yang tertekan atau teregang, terlebih dahulu 
kita hitung usaha atau kerja yang dibutuhkan untuk merentangkannya. Kita tidak bisa 
menggunakan persamaan usaha W = Fx, karena gaya Fa baik ketika pegas diregangkan maupun 
ditekan selalu berubah-ubah sepanjang x. Oleh karena itu kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya 
Fa berubah dari 0 ketika x=0 sampai bernilai kx ketika pegas diregangkan atau ditekan sejauh x.
Kelompok II Gerak Harmonik 10 
F i s i k a 
Gaya rata-rata = F = ½ (0 + kx) = ½ kx. x adalah jarak maksimum pegas yang diregangkan 
atau ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah : 
푊 = 퐹푎 푥 = ( 
1 
2 
푘푥) (푥) = 
1 
2 
푘푥2 
Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah : 
퐸푃 푒푙푎푠푡푖푠 = 
1 
2 
푘푥2 
2. Energi kinetik pada pegas 
Perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan umum yang 
mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah kita turunkan pada pembahasan di atas. 
Berbeda dengan EP, persamaan EK bersifat umum untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik 
dimiliki benda ketika bergerak. 
Besar energi kinetik adalah : 
퐸퐾 = 
1 
2 
푚푣2 
m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda. 
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial dari pegas adalah Energi Mekanik. Energi 
tersebut bernilai tetap alias kekal. Secara matematis ditulis : 
EM = EP + EK 
Sekarang, mari kita tinjau lebih mendalam hukum kekekalan energi mekanik pada pegas. 
Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara horisontal dan 
getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. 
3. Hukum kekekalan energi mekanik pada pegas 
Pegas yang diletakan horisontal 
Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung pegas telah 
diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan 
meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum 
Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas. 
Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja 
gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada 
pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam). 
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke 
posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada 
posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika 
benda tepat berada pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada 
titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada 
posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Kelompok II Gerak Harmonik 11 
F i s i k a 
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang karena 
benda memiliki kecepatan yang bernilai maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih 
pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada 
simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada 
simpangan sejauh -x, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai 
maksimum. 
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri 
sejauh x = -A (A = amplitudo/simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan 
bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK 
benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Akibat adanya gaya 
pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda 
memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda 
tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses 
perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak 
balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal bin konstan. 
Pegas yang diletakan vertikal 
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama 
dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara 
vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya 
bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh Kekekalan 
Energi Mekanik pada pegas yang digantungkan secara vertikal. 
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan 
panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau 
ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa 
yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan 
sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada 
pada posisi setimbang. 
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. 
Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke
Kelompok II Gerak Harmonik 12 
F i s i k a 
atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. 
Mari kita analisis secara matematis. 
Σ퐹 = 푚푔 − 푘푦표 = 0 → 퐹표 = 푚푔 
Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; 
sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Ketika benda kita diamkan sesaat 
(belum dilepaskan), EP benda bernilai maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena 
benda berada pada simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam. 
Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak 
ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar c di bawah ya). 
Ketika mencapai titik setimbang, besar gaya total = 0, 
tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks). Pada posisi 
ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum 
karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada pada 
titik setimbang (x = 0). 
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda 
maksimum, maka benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju 
gerak benda perlahan-lahan menurun akibat adanya gaya berat 
yang menarik benda ke bawah, sedangkan besar gaya pemulih 
meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika 
benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0. Setelah 
mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang 
(lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas 
secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi 
Mekanik bernilai tetap. Ketika benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika 
benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP. 
Energi Potensial sebuah pegas dengan konstanta gaya k 
yang teregang sejauh x dari kesetimbangannya dinyatakan 
dengan persamaan : 
퐸 
푃= 
1 
2 
푘푥2 
Energi Kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak 
dengan kelajuan v ialah 
퐸퐾 = 
1 
2 
푚푣2 
Energi Total (Energi Mekanik) adalah jumlah Energi Potensial dan Energi Kinetik : 
EM = EP + EK = ½ kx2 + ½ mv2 
Ketika benda berada pada simpangan maksimum, x = A (A = Amplitudo), kecepatan benda 
= 0, sehingga Energi Mekanik benda : 
EM = ½ kA2
Kelompok II Gerak Harmonik 13 
F i s i k a 
Persamaan ini memberikan sifat umum penting yang dimiliki Gerak Harmonik Sederhana 
(GHS) : Energi total pada Gerak Harmonik Sederhana berbanding lurus dengan kuadrat 
amplitudo. 
E. Hubungan Gerak Harmonik Sederhana Dengan Gerak Melingkar Beraturan 
Pada kesempatan ini kita mencoba memahami secara lebih mendalam hubungan antara gerak 
harmonik sederhana dengan gerak melingkar beraturan. Gerak harmonik sederhana dan gerak 
melingkar beraturan memiliki keterkaitan yang sederhana namun memiliki hubungan matematis yang 
penting. Keterkaitan ini memberikan gambaran mengenai banyak hal dalam gerak harmonik 
sederhana. 
Gerak melingkar beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak harmonik sederhana 
yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama namun memiliki beda fase 
relatif 
휋 
2 
푟푎푑 . dengan kata lain kita dapat memandang gerak 
harmonik sederhana sebagai suatu komponen gerak melingkar 
beraturan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada suatu garis 
lurus, proyeksi sebuah benda yang melakukan gerak melingkar 
beraturan merupakan gerak harmonik sederhana. Frekuensi 
dan periode gerak melingkar beraturan sama dengan frekuensi 
dan periode gerak harmonik sederhana yang diproyeksikan. 
Tinjau sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada 
sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari A sebagaimana 
tampak pada gambar di samping! 
Gambar 1 Gerak melingkar beraturan 
Benda melakukan gerak melingkar beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai konstan. 
Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam gerak melingkar beraturan 
dinyatakan dengan persamaan : 
휔 = 
푣 
푟 
Karena jari-jari (r) pada gerak melingkar beraturan di atas adalah A, maka persamaan ini diubah 
menjadi : 
휔 = 
푣 
퐴 
sehingga : 
푣 = 휔퐴 
dimana : v adalah kecepatan tangensial (m/s) 
 adalah kecepatan sudut (rad/s) 
A adalah jari-jari lintasan benda (m) 
Dari gambar di atas persamaaan posisi benda yang bergerak melingkar beraturan dinyatakan 
dengan persamaan : 
푟⃗ = (퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂ 
Dan kecepatan linier benda dinyatakan :
푡 cos(휔푡 + 휙) 
Kelompok II Gerak Harmonik 14 
F i s i k a 
푣⃗ = 
푑푟⃗ 
푑푡 
= 
푑 
푑푡 
{(퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂} 
Untuk benda yang mengalami gerak melingkar jari-jari benda konstan maka kecpatan linier 
benda dinyatakan : 
푣⃗푡 = −(퐴 휔 sin(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 휔 cos(휔푡 + 휙))푗̂ 
A adalah jari-jari lingkaran, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh. 
Karena kecepatan benda merupakan fungsi dari waktu, maka percepatan benda dapat ditentukan: 
푎⃗ = 
푑푣⃗ 
푑푡 
Karena gerak melingkar beraturan , maka 
푎⃗ = −(휔2퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂− (휔2퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂ 
푎⃗ = −(휔2푥)푖̂− (휔2푦)푗̂ 
Dari persamaan di atas karena percepatan benda sebanding dengan posisi bendanya lihat 
persamaan! Maka dapat disimpulkan bahwa gerak melingkar merupakan perpaduan antara dua gerak 
harmonis sederhana yang saling tegak lurus. 
Hubungan antara gerak melingkar dan gerak harmonik sederhana dapat diperlihatkan dengan 
suatu meja yang dapat berputar dengan sebuah benda yang digantung pada pegas. Bayangkan pasak 
(tangkai) dan benda diproyeksikan pada layar. Jika periode meja yang berputar diatur sehingga sama 
dengan periode benda yang berosilasi, dan amplitudo sistem pegas sama dengan jari-jari meja putar, 
bayangan kedua benda akan bergerak bersama. 
F. Gerak Harmonik Teredam 
Gerakan berosilasi kita telah mempertimbangkan sejauh pada sistem yang ideal yaitu, 
sistem yang berosilasi tanpa batas di bawah aksi dari gaya pemulih linear. Dalam sistem 
nyata banyak, gaya disipatif, seperti gesekan, menghambat gerak. Akibatnya, energi mekanik 
dari sistem berkurang dalam waktu, dan geraknya dikatakan teredam. 
Salah satu jenis umum dari gaya perlambatan adalah gaya gesek, di mana gayanya sebanding 
dengan kecepatan benda bergerak dan bertindak dalam arah yang berlawanan arahnya. Gaya 
perlambatan ini sering diamati ketika sebuah objek bergerak melalui udara, misalnya. Karena gaya 
penghambat dapat dinyatakan sebagai 푅 = −푏푣 (mana b adalah sebuah konstanta disebut koefisien 
redaman) dan gaya pemulih sistem adalah -kx, kita dapat menulis hukum kedua Newton sebagai 
Σ 퐹푥 = −푘푥 − 푏푣 = 푚푎푥 
−푘푥 − 푏 
푑푥 
푑푡 
= 푚 
푑 2푥 
푑푡2 
Solusi persamaan ini memerlukan matematika yang mungkin tidak akrab bagi Anda belum, kami 
hanya negara di sini tanpa bukti. Ketika gaya penghambat kecil dibandingkan dengan gaya 
maksimum yang memulihkan, ketika b kecil solusi untuk Persamaan (I) adalah 
푥 = 퐴푒− 푏 
2푚 
(I) 
(II)
Gambar I. Halliday – Resnick – 
Walker _ Fundamentals of 
Physics. (a) Grafik perpindahan 
terhadap waktu untuk sebuah 
osilator teredam. Perhatikan 
penurunan amplitudo dengan 
waktu. (b) Salah satu contoh dari 
osilator teredam adalah massa 
melekat pada pegas dan terendam 
dalam cairan kental. 
Gambar II. Halliday – Resnick – 
Walker _ Fundamentals of Physics. 
Grafik perpindahan terhadap waktu 
pada (a) sebuah osilator kurang 
teredam, (b) osilator teredam kritis, dan 
(c) osilator sangat teredam. 
Kelompok II Gerak Harmonik 15 
F i s i k a 
dimana frekuensi sudut osilasi adalah 
휔 = √푘 
푚 
푏 
2푚 
− ( 
2 
) 
Hasil ini dapat dibuktikan dengan mensubstitusikan persamaan ke (II) 
dalam Persamaan (I). 
Gambar I.a menunjukkan perpindahan sebagai fungsi waktu untuk 
sebuah objek yang berosilasi di hadapan gaya penghambat, dan Gambar 
I.b menggambarkan satu sistem seperti: balok melekat pada pegas dan 
terendam dalam cairan kental. Kita melihat bahwa ketika gaya 
penghambat jauh lebih kecil daripada gaya pemulih, karakter 
gerak osilasi tersebut diawetkan tetapi amplitudonya berkurang 
terhadap waktu, dan pada akhirnya berhenti. Setiap sistem yang 
seperti biasanya dikenal sebagai osilator teredam. Biru garis putus-putus 
dalam Gambar I.a, yang menunjukkan pembatas dari kurva 
osilasi, yang merupakan faktor eksponensial dalam Persamaan (II). 
Pembatas ini menunjukkan bahwa amplitudo meluruh secara 
eksponensial terhadap waktu. Untuk gerak dengan pegas yang 
diberikan konstan dengan massa balok, meredam osilasi lebih cepat 
sebagai nilai maksimum gaya perlambatan mendekati nilai maksimum 
gaya pemulih. 
Hal ini mudah untuk mengekspresikan frekuensi sudut dari sebuah 
osilator teredam dalam bentuk 
휔√휔표 
푏 
2푚 
2 − ( 
2 
) 
merupakan 휔표 = √푘⁄푚 menunjukkan frekuensi sudut tanpa 
adanya gaya perlambatan (osilator kurang teredam) dan disebut 
frekuensi alami dari sistem. Bila besar gaya perlambatan 
maksimum 푅푚푎푘푠 = 푏푣푚푎푘푠 < 푘퐴, sistem dikatakan kurang 
teredam. Sebagai nilai R mendekati kA, amplitudo osilasi 
penurunan lebih banyak dan lebih cepat. Gerakan ini diwakili oleh 
kurva biru pada Gambar (II). Ketika b mencapai bc nilai kritis 
sehingga bc/2m = ωo, sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam 
kritis. Dalam kasus ini sistem, setelah dilepaskan dari keadaan diam 
di beberapa posisi tidak setimbang, kembali ke keseimbangan dan 
kemudian tinggal di sana. Grafik perpindahan terhadap waktu untuk 
kasus ini adalah kurva merah pada Gambar (II). 
(III) 
Jika mediumnya begitu kental maka gaya penghambat lebih besar dari gaya memulihkan 
karena, jika 푅푚푎푘푠 = 푏푣푚푎푘푠 > 푘퐴 dan 푏⁄2푚 > 휔표 sistemnya adalah sangat teredam. Sekali lagi, 
sistem berpindah, ketika bebas bergerak, tidak berosilasi namun hanya kembali ke posisi 
keseimbangannya. Pada saat redaman meningkat, waktu yang diperlukan sistem untuk mendekati 
keseimbangan juga meningkat, seperti ditunjukkan oleh kurva hitam pada Gambar (II). 
Dalam setiap kasus di mana gesekan ada, apakah sistem sangat teredam atau kurang teredam, 
energi osilator akan sama dengan nol. Energi mekanik yang menghilang menjadi energi internal 
dalam medium perlambatan.
Gambar III. Halliday – Resnick –Walker _ Fundamentals of 
Physics. (a) shock absorber terdiri dari piston berosilasi dalam ruang 
yang terisi dengan oli. Pada saat piston berosilasi, oli diperas melalui 
lubang antara piston dan ruang, menyebabkan redaman pada osilasi 
piston. (b) Salah satu jenis sistem suspensi otomotif, di mana shock 
absorber ditempatkan di dalam gulungan pegas di setiap roda. 
2 
(VI) 
Kelompok II Gerak Harmonik 16 
F i s i k a 
G. Gerak Harmonik Terpaksa 
Hal ini dimungkinkan untuk mengkompensasi hilangnya energi dalam sistem teredam dengan 
menerapkan kekuatan eksternal yang melakukan kerja positif pada sistem. Secara singkat, energi 
dapat dimasukkan ke dalam sistem dengan gaya terapan yang bertindak dalam arah gerak osilator. 
Sebagai contoh, seorang anak yang berayun dapat tetap dalam gerakan dengan mendorong waktunya 
tepat. Amplitudo gerak tetap konstan jika input energi per siklus persis sama dengan energi yang 
hilang sebagai akibat dari redaman. Setiap gerak jenis ini disebut osilasi terpaksa. 
Sebuah contoh umum dari suatu osilator terpaksa adalah osilator teredam yang didorong oleh 
gaya eksternal yang bervariasi secara berkala, seperti 퐹 = 퐹푒푘푠 cos 휔푡, dimana ω adalah frekuensi 
sudut dari gaya periodik dan Feks adalah sebuah konstanta. Menambahkan gaya dorong ke sisi kiri 
Persamaan (I) sehingga 
퐹푒푘푠 cos 휔푡 − 푘푥 − 푏 
푑푥 
푑푡 
= 푚 
푑2푥 
푑 푡2 
(IV) 
(Seperti sebelumnya, kami menyajikan solusi persamaan ini tanpa bukti). Setelah waktu yang 
cukup lama, ketika input energi per siklus sama dengan energi yang hilang per siklus, suatu kondisi 
steady-state tercapai di mana osilasi dilanjutkan dengan amplitudo yang konstan. Pada saat ini, ketika 
sistem dalam keadaan stabil, solusi Persamaan (IV) adalah 
푥 = 퐴 cos(휔푡 + 휙) 
dimana 
퐴 = 
퐹푒푘푠⁄푚 
√(휔2 − 휔표 
2)2 + ( 
푏휔 
푚 
) 
(V) 
dan di mana 휔표 = √푘⁄푚 adalah frekuensi sudut dari osilator tidak teredam (b = 0). Orang bisa 
berpendapat bahwa dalam kondisi manapun osilator fisik harus memiliki frekuensi yang sama 
sebagai pendorong, dan dengan demikian solusi yang diberikan oleh persamaan (V) diharapkan. 
Bahkan, ketika solusi ini disubstitusikan ke Persamaan (IV), orang menemukan bahwa itu memang 
solusi, asalkan amplitudo diberikan oleh Persamaan (VI). 
Persamaan (VI) menunjukkan bahwa, karena gaya eksternal yang mendorong itu, gerakan 
osilator terpaksa tidak teredam. Bagian eksternal menyediakan energi yang diperlukan untuk 
mengatasi kekurangan akibat gaya perlambatan. Perhatikan bahwa sistem berosilasi pada frekuensi 
sudut dari gaya pendorong. Untuk redaman kecil, amplitudo menjadi sangat besar ketika frekuensi 
penggerak dekat dengan frekuensi osilasi. Peningkatan dramatis dalam amplitudo dekat frekuensi 
alami ωo disebut resonansi, dan untuk alasan ini ωo kadang-kadang disebut frekuensi resonansi 
sistem.
Gambar (V). Halliday – Resnick 
–Walker _ Fundamentals of 
Physics. Grafik amplitudo versus 
frekuensi untuk osilator teredam 
ketika gaya pendorong ada secara 
berkala. Ketika frekuensi gaya 
pendorong sama dengan frekuensi 
alami ωo , resonansi terjadi. 
Perhatikan bahwa bentuk kurva 
resonansi bergantung pada ukuran 
koefisien redaman b. 
Gambar (VI). Halliday-Resnick-Walker_Fundamental 
of Physics. (a) Pada tahun 1940 angin bergolak mengatur 
getaran torsi di Tacoma Narrows Bridge, menyebabkan ia 
berosilasi pada frekuensi di dekat salah satu frekuensi alami 
struktur jembatan. (b) Setelah didirikan, kondisi resonansi 
menyebabkan ambruknya jembatan. 
Kelompok II Gerak Harmonik 17 
F i s i k a 
Alasan untuk osilasi dengan amplitudo besar pada frekuensi 
resonansi adalah energi yang sedang ditransfer ke sistem di bawah 
kondisi yang paling menguntungkan. Kita dapat lebih memahami hal ini 
dengan pertama kali mengambil turunan dari x dalam persamaan (V), 
yang memberikan pernyataan untuk kecepatan osilator. Kami 
menemukan v yang sebanding dengan sin(휔푡 + 휙). Ketika gaya F 
yang digunakan adalah dalam fase dengan kecepatan, tingkatan di mana 
usaha dilakukan pada osilator oleh F yang sama dengan perkalian dot 
dari F . v. Ingat bahwa "tingkatan di mana usaha dilakukan" adalah 
definisi gaya. Karena v F produk maksimal bila F dan v dalam fase, 
kami menyimpulkan bahwa pada resonansi gaya yang digunakan 
adalah dalam fase dengan kecepatan dan bahwa daya ditransfer ke 
osilator adalah maksimum. 
Gambar (V) adalah grafik amplitudo sebagai fungsi frekuensi 
untuk osilator dipaksa dengan dan tanpa redaman. Perhatikan bahwa 
amplitudo meningkat dengan penurunan redaman (푏 → 0) dan bahwa 
kurva resonansi meluas sebagai redaman yang meningkat. Dalam kondisi steady-state dan pada setiap 
frekuensi pendorong, energi yang ditransfer ke dalam sistem sama dengan energi yang hilang karena 
gaya redaman, dengan itu, jumlah energi rata-rata osilator tetap konstan. Dengan tidak adanya gaya 
redaman (b = 0), kita lihat dari Persamaan (VI) bahwa amplitudo pada saat steady-state mendekati tat 
terbatas sebagai 휔 → 휔표. Dengan kata lain, jika tidak ada kekurangan dalam sistem dan jika kita 
terus mendorong sebuah osilator yang awalnya bergerak dengan gaya berkala pada saat sefase dengan 
kecepatan, amplitudo gerak membentuk tanpa batas (lihat kurva merah pada Gambar (V)). Bentuk tak 
terbatas tidak terjadi dalam praktek karena beberapa redaman selalu ada. 
Perilaku sistem berosilasi didorong setelah gaya pendorong dihapus bergantung pada b dan pada 
seberapa dekat ω ke ωo. Perilaku ini kadang-kadang diukur oleh parameter yang disebut faktor 
kualitas Q. Amplitudo osilasi berubah dengan faktor e (=2,718 . . .) dalam Q /π siklus. 
Kemudian kita akan melihat resonansi lain yang 
terjadi dalam fisika. Sebagai contoh, rangkaian listrik 
tertentu memiliki frekuensi alami. Jembatan A memiliki 
frekuensi alami yang dapat diatur ke resonansi oleh 
gaya pendorong yang sesuai. Sebuah contoh dramatis 
dari resonansi tersebut terjadi pada tahun 1940, ketika 
Jembatan Tacoma Narrows di negara bagian 
Washington dihancurkan oleh getaran resonan. 
Meskipun angin tidak terlalu kuat pada saat itu, 
jembatan akhirnya runtuh (Gambar (VI) karena desain 
jembatan tidak memiliki bagian penunjang keselamatan. 
Banyak contoh lain getaran resonansi dapat dikutip. 
Sebuah getaran resonan yang mungkin Anda alami 
adalah "bernyanyi". Mesin sering pecah jika satu bagian bergetar pada resonansi dengan beberapa 
bagian bergerak lainnya. Tentara berbaris dalam irama melintasi sebuah jembatan yang telah 
diketahui dapat membuat getaran resonan dalam struktur dan dapat menyebabkannya runtuh. 
H. Resonansi 
Benda yang sedang bergetar dikatakan resonansi dengan impuls ( perkalian gaya dengan 
waktu) yang bekerja padanya jika bekerja serentetan impulas yang periodik dimana 
frekuensinya sama dengan salah satu frekuensi alami getaran benda tersebut sehingga 
menghasilkan getaran dengan amplitudo relatif besar .
Contoh resonansi mekanik yaitu sebuah ayunan yang didorong secara priodik dimana 
gerak ayunan ini dapat dibuat besar sekali jika frekuensi dorongan tersebut sama dengan 
frekuensi ayunan ataupun jika frekuensi suatu derap langkah teratur pasukan tentara yang 
sedang melintasi suatu jembatan sama dengan frekuensi alami jembatan tersebut, akan 
menimbulkan amplitudo getaran yang cukup besar dan hal ini sangat membahayakan 
ketahanan jembatan tersebut. 
Kelompok II Gerak Harmonik 18 
F i s i k a 
Gambar VIII . Resonansi garpu tala 
Gambar VII . jembatan rusak 
Kita dapat melihat gambar sebuah tiang penyangga jembatan 
disamping, patahnya penyangga jembatan tersebut disebabkan 
salah satunya karena getaran mobil – mobil besar seperti truk 
yang melintasi memiliki frekuensi sama dengan frekuensi dari 
ketahanan jembatan tersebut karena frekuensi antara mobil 
dengan jembatan tersebut sehingga dapat dikatakan telah terjadi 
resonansi, yang menghasilkan getaran yang sangat hebat pada 
jembatan tersebut. Getaran yang sangat hebat ini menyebabkan 
jembatan tersebut rusak dan patah karena tidak memiliki 
ketahanan yang kuat . 
Fenomena resonansi dapat didemonstrasikan berdasarkan gelombang longitudinal yang 
ditimbulkan di udara lewat sepasang garpu tala serupa yang diletakkan berjauhan satu 
dengan yang lain. Jika salah satu garpu tala tersebut diketuk dan kemudian diredam tiba – 
tiba, akan terdengar bunyi yang berasal dari garpu kedua. 
Gambar di samping dapat dilihat, pada saat garpu tala 
di kiri dibunyikan dengan cara dipukul akan 
menyebabkan garpu tala di kanan ikut bergetar, getaran 
ini disebabkan partikel – partikel suara yang dihasilkan 
dari garpu tala di kiri merambat melalui udara dan 
mengenai garpu tala di kanan, peristiwa ini disebut 
resonansi. 
I. Penerapan Gerak Harmonik Dalam Kehidupan Sehari-hari 
1. Ayunan 
Masih ingat permainan anak-anak yang satu ini??? ini 
banyak kita jumpai di play group atau di taman kanak-kanak. 
Permainan yang digemari banyak anak dibawah lima tahun 
ini merpakan salah satu aplikasi gerak harmonic sederhana. 
Sebab gerak bolak balik dari ayunan anak-anak setelah diberi 
simpangan dan dilepas itu terjadi secara periodic karena gerak 
yang terjadi secara berulang ke depan dan ke belakang 
melewati posisi setimbangnya (posisi dimana ayunan anak 
hanya diam) dalam selang waktu yang sama .selain itu gerak 
bolak-balik ayunan tersebut terjadi pada lintasan yang sama 
Gambar IX. Gerak Harmonik 
Sederhana pada ayunan 
sehingga disebut mengalami gerak osilasi. 
Namun pada lingkup gerak harmonik gerak pada ayunan tersebut disebut juga sebagai gerak 
harmonik teredam sebab ayunan anak-anak tersebut akan berhenti bergerak bolak-balik jika
Kelompok II Gerak Harmonik 19 
F i s i k a 
tidak digerakan secara berulang. Hal tersebut diseababkan adanya gaya gesekan.gaya gesekan 
yang menyebabkan ayunan tersebut berhenti berosilasi. 
2. Gitar 
Senar gitar yang sering dimainkan oleh gitaris group 
band yang menghasilkan bunyi yang sangat indah 
merupakan contoh dari gerak harmonik. Getar senar gitar 
tersebutlah yang merupakan gerak harmonik sederhana, 
Meski gerak bolak-balik senar gitar yang begitu cepat 
hampir tidak terlihat. Sama halnya dengan kasus ayunan 
anak-anak, getaran senar gitar pun termasuk harmonik 
teredam sebab senar tersebut akan berhenti bergetar bila 
kita mengentikan petikan. Hal tersebut karena adanya gaya 
gesekan yang menyebabkan gerak osilasi senar gitar 
tersebut berhenti. 
3. Jam Mekanik 
Gerak jarum jam dinding ataupun jam tangan yang 
sering kita gunakan bergerak secara periodic mengelilingi 
satu lingkaran atau secara angular, gerak tersebut 
merupakan gerak harmonik sederhana. Berbeda dengan 
kasus pada ayunan dan senar gitar yang dibahas 
sebelumnya untuk gerak jarum jam ini tidak termasuk pada 
gerak harmonik teredam sebab gaya gesek dapat dihindari 
artinya.efek redaman dapat ditiadakan dengan memberikan 
energi ke dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi 
kembali energi yang hilang akibat gesekan. Hal tersebut 
terjadi karena adanya pegas yang terdapat pada roda keseimbangan jam mekanik.Pegas akan 
memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi 
kesetimbangan .Gerak ini dinamakan Gerak Harmonik Sederhana sudut (angular). 
4. Garpu Tala 
Garpu tala adalah alat yang berbentuk seperti garpu 
bergigi dua (atau berbentuk huruf y) dan beresonansi pada 
frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. 
Garpu tala hanya bergetar pada satu frekuensi, misalnya 
nada a' dengan frekuensi 440 Hertz. Karena frekuensi ini 
tetap, garpu tala biasanya digunakan untuk menala alat 
musik lain, seperti gitar dan piano. Garpu tala dapat 
memuai jika panas dan menyusut jika dingin sehingga 
mempengaruhi frekuensi yang dihasilkan tidak standar 
lagi. Pada garpu tala yang berkualitas baik tidak akan 
GambarX. escramero.blogspot.com. 
Senar gitar akan berosilasi setelah 
dipetik 
Gambar XI. Gerak periodic terjadi 
pada jarum jam tangan atau jam 
mekanik 
Gambar XI. Solfegio.wordpress.com 
Garpu Tala yang akan beresonansi 
setelah dipukul
Kelompok II Gerak Harmonik 20 
F i s i k a 
mudah menyusut atau memuai sehingga frekuensi yang dihasilkan tetap standar. Gerak 
Harmonik Sederhana pada garpu tala yakni pada saat garpu tala tersebut kita pukul/getarkan 
sehingga kedua batang yang panjang tersebut bergetar/berosilasi. 
5. Shock Absorber Mobil 
Shock absorber adalah salah satu komponen yang 
berfungsi untuk meredam gaya osilasi dari 
pegas.berdasarkan gambar diatas pegas ditunjukkan oleh 
gambar yang berwarna hitam sementara shock absorber 
yang ada dibagian dalamnya. Shock absorbers berfungsi 
untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran 
gerakan dengan mengubah energi kinetik dari gerakan 
suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan 
melalui cairan hidrolik. 
Gerak harmonik sederhana terjadi pada gerak osilasi 
Gambar XII. Shock Absorber 
mobil 
atau gerak naik turunnya pegas dan juga menyebabkan piston bergerak naik turun. Gerak osilasi 
dari piston menyebabkan terjadinya gerak osilasi teredam dengan yang tidak. Peredaman terjadi 
pada siklus ekstensi (memanjang) artinya saat piston bergerak ke atas.sementara saat siklus 
kompresi (penekanan) artinya piston bergerak ke bawah shockabsorber tidak melakukan 
peredaman terhadap gaya osilasi pegas. 
Lebih jelasnya kedua siklus tersebut yakni; 
a. Siklus Kompresi 
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas 
suspensi, maka gerakan yang terjadi adalah shock absorber 
mengalami pemendekan ukuran. Siklus kompresi terjadi ketika 
piston bergerak ke bawah menekan fluida hidrolik di dalam 
ruang bawah piston. Dan minyak shock absorber yang berada 
dibawah piston akan naik keruang atas piston melalui lubang yang 
ada pada piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston 
tertutup karena katup menutup saluran orifice tersebut. Penutupan 
katub ini disebabkan karena peletakan katup yang berupa membran 
(plat tipis) dipasangkan dibawah piston, sehingga ketika minyak 
shock absorber berusaha naik ke atas maka katup membran ini akan 
terdorong oleh shock absorber danakilbatnya menutup saluran 
orifice. 
Gambar XIII. Bentuk 
Shoc absorber pada siklus 
kompresi 
Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas melalui lubang yang besar pada 
piston, sementara minyak tidak bisa keluar melalui saluran oriface pada piston. Pada saat 
ini shock absorber tidak melakukan peredaman terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, 
karena minyak dapat minyak dapat naik ke ruang di atas piston dengan sangat mudah.
Kelompok II Gerak Harmonik 21 
F i s i k a 
b. Siklus Ekstensi 
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak 
dari bawah naik ke atas Gerakan naik piston ini membuat minyak 
shock absorber yang sudah berada diatas menjadi tertekan. Minyak 
shock absorber ini akan mencari jalan keluar agar tidak tidak 
tertekan oleh piston terus. Maka minyak ini akan mendorong katup 
pada saluran oriface untuk membuka dan minyak akan keluar atau 
turun ke bawah melalui saluran oriface. Pada saat ini katup pada 
lubang besar di piston akan tertutup karena letak katup ini yang 
berada di atas piston. Minyak shock absorber ini akan menekan 
katup lubang besar di piston ke bawah dan berakibat katup ini 
tertutup. Tapi letak katup saluran oriface membuka karena 
letaknya berada di bawah piston, sehingga ketika minyak shock 
menekan ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini minyak 
Gambar XIV. Bentuk 
Shock Absorber pada siklus 
ekstensi 
shock absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran orifice yang kecil. Karena 
salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke 
bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap gaya 
osilasi pegas suspensi.
Kelompok II Gerak Harmonik 22 
F i s i k a 
DAFTAR PUSTAKA 
Crowell, Benjamin. 2000. Vibrations and Waves. California : Fullerton/www.lightandmatter.com 
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga 
Giancoli, Douglas C. 2008. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics 4thEdition. New 
Jersey : Pearson Prentice Hall 
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga 
Halliday, David, dkk. 2004. Fundamental of Physics 8thEdition. Jearl Walker 
Malago, Jasruddin Daud,dkk. 2007. Gelombang. Badan penerbit UNM. Makassar 
Moeryono. 1996. Mekanika. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 
Depdikbud ITB. Bandung 
Sears dan Zemansky. 2002. Fisika Universitasedisi kesepuluh Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga 
Serway, Raymond A. & Jewett, John W. 2004. Physics for Scientists and Engineers 6th Edition. Thomson 
Brooks/Cole 
Soeyati, Sri & Salam, Agus. 2007. Ensiklopedia Fisika: getaran, gelombang dan bunyi. Jakarta : Ganeca 
Exact 
Sutrisno. 1997. Seri Fisika Dasar. Penerbit ITB. Bandung 
Suwandi, Arief. 2011. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Diakses pada tanggal 27 mei 2011 
Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga 
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta : Penerbit 
Erlangga 
www.pse6.com
Kelompok II Gerak Harmonik 23 
F i s i k a 
BIODATA PENYUSUN 
Nama : Ahmad Maskur Khairat 
NIM : 091204163 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 12 Oktober 1991 
Alamat : BTN CITRA DAYA PERMAI I (KODAM I) BLOK A8/12A 
Riwayat Pendidikan : SD Inp. Pajjaiang (1997 – 2003) 
SMP Neg. 25 Makassar (2003 – 2006) 
SMA Neg. 15 Makassar (2006 – 2009) 
UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) 
Nama : Nur Amaliah Akhmad 
NIM : 091204164 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Barru, 2 Agustus 1991 
Alamat : Jl. Mallengkeri Komp. PU Lrg. 3 No. 9 
Riwayat Pendidikan : SD INPRES Barru 1 (1997 - 2003) 
SMP negeri 1 Barru (2003 – 2006) 
SMA negeri 1 Barru (2006 - 2008) 
SMA KELAS KHUSUS LPMP (2008 - 2009) 
UNM FMIPA Jurusa Fisika (2009 – sekarang) 
Nama : Sudirman 
NIM : 091204165 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Jeneponto, 17 Agustus 1990 
Alamat : Jl. Muhajirin Raya No.7 Komp. PU Mallengkeri 
Riwayat Pendidikan : SDI No.169 Bonto Parang (1997-2003) 
SMP Negeri 1 Bangkala Barat (2003-2006) 
SMA Negeri 1 Takalar (2006-2009) 
UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) 
Nama : Juniarti Iryani 
NIM : 091204167 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Gowa, 01 Juni 1992 
Alamat : Jl. Karaeng Makkawri 
Riwayat Pendidikan : SDN Samata (1997 – 2003) 
SMP Negeri 3 Sungguminasa (2003 – 2006) 
SMA Negeri 10 Makassar (2006 – 2009) 
UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) 
Nama : Adnani Yuni 
NIM : 091204168 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Lemo-lemo, 20 januari 1992 
Alamat : Perdos Pondok Isra 
Riwayat Pendidikan : SDN 207 Lemo-lemo (1997 – 2003) 
SMPN 4 Ajangale (2003 – 2006) 
SMAN 1 Watansoppeng (2006 – 2009) 
UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang)
Kelompok II Gerak Harmonik 24 
F i s i k a 
Nama : Herlina Usman 
NIM : 091204170 
Kelas : ICP of Physics 
Tempat Tanggal Lahir : Pare-pare, 23 Maret 1991 
Alamat : Jl. Daeng tata VII no.50 
Riwayat pendidikan : SDN 37 Pare-pare (1997 – 2003) 
SMPN 2 Pare-pare (2003 – 2006) 
SMAN 1 Suppa, kab. Pinrang (2006 – 2009) 
UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang)

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Alfi Tranggono
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Jarak dan perpindahan
Jarak dan perpindahanJarak dan perpindahan
Jarak dan perpindahanYoga Aldi
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPTReskyka
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 
Fisika Kuantum (4) metodologi
Fisika Kuantum (4) metodologiFisika Kuantum (4) metodologi
Fisika Kuantum (4) metodologijayamartha
 
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIPOWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIikasaputri
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracAyuShaleha
 
Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1jayamartha
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratGressi Dwiretno
 

La actualidad más candente (20)

Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
Fisdas 1-lapres soft copy pegas (g2)
 
Osilasi sistem
Osilasi sistemOsilasi sistem
Osilasi sistem
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Jarak dan perpindahan
Jarak dan perpindahanJarak dan perpindahan
Jarak dan perpindahan
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPT
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Makalah interferensi
Makalah interferensiMakalah interferensi
Makalah interferensi
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Fisika Kuantum (4) metodologi
Fisika Kuantum (4) metodologiFisika Kuantum (4) metodologi
Fisika Kuantum (4) metodologi
 
gaya pegas
gaya pegas gaya pegas
gaya pegas
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN IIIPOWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
POWERPOINT MENGENAI HUKUM NEWTON I, II, DAN III
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 
Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
Rpp termodinamika
Rpp termodinamikaRpp termodinamika
Rpp termodinamika
 

Destacado

Media presentasi gerak harmonik sederhana
Media presentasi gerak harmonik sederhanaMedia presentasi gerak harmonik sederhana
Media presentasi gerak harmonik sederhanaN'dhiyya Elfsiwonest
 
Gerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaGerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaPusiang
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaaulia rodlia
 
Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhanaGerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhanavianneyyevitaa
 
Soalan ulangkaji
Soalan ulangkajiSoalan ulangkaji
Soalan ulangkajinurfaizah
 
Karakteristik gelombang
Karakteristik gelombangKarakteristik gelombang
Karakteristik gelombangdieniisnaeni
 
FIZIK BAB 1 GELOMBANG
FIZIK BAB 1 GELOMBANGFIZIK BAB 1 GELOMBANG
FIZIK BAB 1 GELOMBANGnurfaizah
 
Bab 3 daya dan tekanan
Bab 3 daya dan tekananBab 3 daya dan tekanan
Bab 3 daya dan tekanannurfaizah
 
Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonissyifa t
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 
Bab 4 elektronik
Bab 4 elektronikBab 4 elektronik
Bab 4 elektroniknurfaizah
 
Ppt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonisPpt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonissyifa tunnisa
 
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizik
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizikFIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizik
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fiziknurfaizah
 
Bab 2 elektrik
Bab 2 elektrikBab 2 elektrik
Bab 2 elektriknurfaizah
 
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015sunaryono
 

Destacado (19)

Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Media presentasi gerak harmonik sederhana
Media presentasi gerak harmonik sederhanaMedia presentasi gerak harmonik sederhana
Media presentasi gerak harmonik sederhana
 
Gerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehanaGerak harmonik sedehana
Gerak harmonik sedehana
 
Harmonik
HarmonikHarmonik
Harmonik
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhana
 
Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhanaGerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhana
 
Soalan ulangkaji
Soalan ulangkajiSoalan ulangkaji
Soalan ulangkaji
 
Karakteristik gelombang
Karakteristik gelombangKarakteristik gelombang
Karakteristik gelombang
 
FIZIK BAB 1 GELOMBANG
FIZIK BAB 1 GELOMBANGFIZIK BAB 1 GELOMBANG
FIZIK BAB 1 GELOMBANG
 
Bab 3 daya dan tekanan
Bab 3 daya dan tekananBab 3 daya dan tekanan
Bab 3 daya dan tekanan
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Animasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonisAnimasi gerak harmonis
Animasi gerak harmonis
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
Bab 4 elektronik
Bab 4 elektronikBab 4 elektronik
Bab 4 elektronik
 
Ppt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonisPpt hyperlink gerak harmonis
Ppt hyperlink gerak harmonis
 
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizik
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizikFIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizik
FIZIK TINGKATAN 4 Bab 1 pengenalan kepada fizik
 
Bab 2 elektrik
Bab 2 elektrikBab 2 elektrik
Bab 2 elektrik
 
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015
Materi Pengayaan UN IPA Fisika SMP/MTs 2015
 

Similar a GERAK HARMONIK

pertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptpertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptAzkiyaqulbi
 
3. gelombang bunyi dep. sain
3. gelombang bunyi dep. sain3. gelombang bunyi dep. sain
3. gelombang bunyi dep. sainNang PoDol
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptlutfiamaulidina
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptChristianRegil
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhanatrokefluent
 
Elastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranElastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranAndi Widya
 
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaElastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaBella Andreana
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalSonitehe Waruwu
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
Laporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaLaporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaDayana Florencia
 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisDiajeng Ramadhan
 
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[abua2
 
Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonissyifa tunnisa
 
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhanaBab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhanaOddy Syaputra
 

Similar a GERAK HARMONIK (20)

pertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.pptpertemuan11fisdas.ppt
pertemuan11fisdas.ppt
 
3. gelombang bunyi dep. sain
3. gelombang bunyi dep. sain3. gelombang bunyi dep. sain
3. gelombang bunyi dep. sain
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.pptgerak-harmonik-sederhana_new.ppt
gerak-harmonik-sederhana_new.ppt
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
 
Elastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaranElastisitas dan getaran
Elastisitas dan getaran
 
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhanaElastisitas dan gerak harmonik sederhana
Elastisitas dan gerak harmonik sederhana
 
Osilasi.pdf
Osilasi.pdfOsilasi.pdf
Osilasi.pdf
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Laporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhanaLaporan Fisika - ayunan sederhana
Laporan Fisika - ayunan sederhana
 
Laporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematisLaporan praktikum ayunan matematis
Laporan praktikum ayunan matematis
 
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
ml f n/wifopfwiopfhpiehfpeihf'pqifhqpfhiq'[dhq[
 
Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonis
 
Gerak Harmonis Sederhana
Gerak Harmonis SederhanaGerak Harmonis Sederhana
Gerak Harmonis Sederhana
 
getaran
getarangetaran
getaran
 
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhanaBab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhana
Bab 3 elastisitas dan gerak harmonik sederhana
 

Último

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 

Último (8)

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 

GERAK HARMONIK

  • 1. Kelompok II Gerak Harmonik 1 F i s i k a GERAK HARMONIK Kali ini kita akan mempelajari gerak getaran. Tahukah kamu apa getaran itu? Getaran adalah gerakan bolak-balik secara periodik melalui titik kesetimbangan. Gerak getaran paling mudah dijumpai pada pegas dan ayunan. Di sini kita akan mempelajari gerak harmonik sederhana secara umum dan juga pada pegas baik pada bidang horizontal maupun vertikal serta pada bandul. Jangan lupa, kita juga akan membahas tentang energi pada gerak harmonik sederhana. Tidak hanya itu kita juga akan mempelajari tentang gerak harmonik teredam dan terpaksa termasuk resonansi dan penerapan gerak harmonik pada kehidupan sehari-hari. Jadi, setelah mempelajari bab ini kita dapat memahami tentang gerak harmonik dan penerapannya.
  • 2. Gambar (I) Benyamin Crowel, Vibrations and Waves Page 16. Contoh gerak harmonik. (I) Kelompok II Gerak Harmonik 2 F i s i k a GERAK HARMONIK Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Seperti yang akan dibahas nanti, pergeseran partikel yang bergerak periodik selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus dan cosinus. Karena pernyataan yang memuat fungsi ini diberi istilah harmonik, maka gerak periodik sering juga disebut sebagai gerak harmonik . Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama, geraknya disebut gerak osilasi atau vibrasi (getaran). Bumi penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda keseimbangan arloji, dawai biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam kisi zat padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi yang merambat dan sebagainya. Banyak benda berosilasi yang gerak bolak-baliknya tidak tepat sama karena gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Dawai biola akhirnya berhenti bergetar dan bantul akhirnya berhenti berayun. Gerak semacam ini kita sebut gerak harmonik teredam (damped). Walaupun pada kebanyakan benda kita tidak dapat menghindari gesekan, kita selalu dapat meniadakan efek redamannya dengan menambahkan tenaga ke dalam sistem yang berisolasi untuk mengisi kembali tenaga yang terdisipasi oleh gesekan. Pegas utama dalam arloji dan beban yang berayun pada bandul jam memberikan tenaga eksternal untuk maksud di atas, seolah-olah bergerak tanpa redaman. Bukan hanya benda mekanis yang dapat berosilasi.gelombang mikro, dan cahaya tampak adalah osilasi dari vektor medan magnetik dan medan elektrik. Jadi rangkaian yang ditala (diselaraskan – tuned) dalam radio dan rongga logam tertutup yang mengandung tenaga gelombang mikro dapat berosilasi secara elektromagnetik. Analoginya sangat dekat, keduanya didasarkan atas kenyataan bahwa osilasi mekanik maupun elektromagnetik digambarkan oleh persamaan matematis dasar yang sama. Pendalaman analogi ini akan dibahas pada pembahasan yang lain. Periodik T suatu gerak harmonik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran (cycle). Frekuensi gerak f adalah banyaknya getaran (atau putaran) tiap satuan waktu. Jadi, frekuensi adalah kebalikan daripada periode. 풇 = ퟏ 푻 Satuan SI untuk frekuensi adalah putaran (cycle) per detik, atau hertz (Hz).”Satuan frekuensi ini diberi nama menurut nama Heinrich Hertz (1857 – 1894) yang penelitiannya memberikan dukungan eksperimen bagi gelombang elektromagnetik yang diramaikan oleh James Clerk Maxwell (1831 – 1879)”. Posisi pada saat tidak ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi disebut posisi seimbang. Simpangan (A), linear atau sudut, adalah jarak, linear atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi seimbangnya pada sembarang saat. A. Gerak Harmonik Sederhana Sebagai acuan untuk gerak harmonik sederhana, mengamati balok bermassa m yang melekat pada sebuah pegas, dengan balok bebas bergerak pada permukaan, horisontal tanpa gesekan (Fig. II). Bila pegas tidak ditarik atau tidak ditekan, balok tersebut berada pada posisi yang disebut posisi kesetimbangan sistem, yang kita identifikasikan sebagai x = 0. Kita ketahui dari pengamatan bahwa sistem tersebut berosilasi bolak-balik jika terganggu dari posisi kesetimbangan. Kita bisa memahami gerakan pada Gambar II secara kualitatif pertama-tama yang diingat bahwa ketika balok dipindahkan ke posisi x, pegas pada balok diberikan gaya yang sebanding dengan posisi dan ditunjukkan oleh hukum Hooke:
  • 3. (II) Gambar (II) www.pse6.com. Balok A melekat pada pegas yang bergerak di atas permukaan gesekan. (a) Ketika balok tersebut dipindahkan ke kanan keseimbangan (x > 0), gaya yang diberikan oleh pegas bertindak ke kiri. (b) Ketika balok berada pada posisi kesetimbangan (x = 0), gaya yang diberikan oleh pegas adalah nol. (c) Ketika balok tersebut dipindahkan ke kiri keseimbangan (x < 0), gaya yang diberikan oleh pegas bertindak ke kanan. (III) Kelompok II Gerak Harmonik 3 F i s i k a 푭풙 = −풌풙 Kami menyebutnya sebagai gaya pemulih karena selalu mengarah ke posisi kesetimbangan dan karena itu berlawanan perpindahan dari keseimbangan. Artinya, ketika balok bergerak ke sebelah kanan x = 0 pada Gambar II, maka posisinya positif dan gaya pemulih mengarahkannya ke kiri. Ketika balok tersebut digerakkan ke kiri x = 0, maka posisinya negatif dan gaya pemulih mengarahkannya ke kanan. Menerapkan hukum kedua Newton Fx maks pada gerak balok, dengan Persamaan (II) memberikan gaya total dalam arah x, kita peroleh − 풌풙 = 풎풂풙 풂풙 = − 풌 풎 풙 Artinya, percepatan sebanding dengan posisi balok dan arahnya yang berlawanan dengan arah perpindahan dari keseimbangannya. Sistem yang berperilaku dengan cara ini disebut sebagai gerak harmonik sederhana. Sebuah benda akan bergerak dengan gerak harmonik s ederhana, setiap kali percepatannya sebanding dengan posisinya dan yang diarahkan untuk perpindahan dari kesetimbangan. Mari kita sekarang mengembangkan representasi matematis dari gerak yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dimana balok sebagai subjek partikel dengan gaya dalam Persamaan (II). Biasanya akan dipilih x sebagai sumbu sepanjang osilasi yang terjadi, maka kita akan menurunkan notasi x dalam pembahasan ini. Ingat bahwa, menurut definisi, sebuah a = dv/dt = d2x/dt2, sehingga kita dapat mengekspresikan persamaan (III) sebagai 풅ퟐ풙 풅풕ퟐ = − 풌 풎 풙 (IV) Jika kita mengganti rasio k / m dengan simbol ω2 (kita memilih ω2 daripada ω untuk membuat solusi yang dikembangkan ke dalam bentuk yang sederhana), maka 흎ퟐ = 풌 풎 Dan persamaan (IV) dapat ditulis dalam bentuk 풅ퟐ풙 풅풕ퟐ = − 흎ퟐ 풙 (V) (VI) Sebuah percobaan yang menunjukkan gerak harmonik sederhana diilustrasikan pada Gambar (III). Massa osilasi vertikal pada pegas memiliki pena yang melekat padanya. Sementara massa yang berosilasi, selembar kertas dipindahkan tegak lurus terhadap arah gerak pegas, dan jejak pena keluar pola seperti gelombang. Secara umum, partikel bergerak sepanjang sumbu x menunjukkan gerak harmonik sederhana, ketika x perpindahan partikel dari keseimbangan, bervariasi terhadap waktu menurut hubungan Gambar (III) Halliday-Resnick-Walker, Fundamentals of Physics. Sebuah peralatan eksperimen untuk menunjukkan gerak harmonik sederhana. Sebuah pena yang melekat pada massa osilasi membuat jejak sebuah pola seperti gelombang di atas kertas bergerak.
  • 4. Kelompok II Gerak Harmonik 4 F i s i k a 풙 = 푨 풄풐풔(흎풕 + 흓) (VII) dimana A, ω, dan φ adalah konstanta. Untuk memberi arti fisis untuk konstanta ini, kita telah diberi kurva x sebagai fungsi t pada Gambar (IVa). Ini hanya pola yang diamati pada percobaan yang ditunjukkan pada Gambar III. Amplitudo A dari gerak adalah simpangan maksimum dari partikel dalam arah x baik yang positif atau negatif. konstanta ω disebut frekuensi sudut gerak dan memiliki satuan radian per detik. konstan sudut φ, disebut fase konstanta (atau sudut fase), ditentukan oleh perpindahan awal dan kecepatan partikel. Jika partikel pada posisi maksimum x = A pada t = 0 maka φ = 0 dan kurva x terhadap t seperti yang ditunjukkan pada Gambar (IVb). Jika partikel berada pada beberapa posisi lain saat t = 0 dimana konstanta φ dan A memberikan informasi posisi benda pada saat t = 0. Nilai (ωt + φ) disebut fase gerak dan berguna dalam membandingkan gerakan dua osilator. Catatan dari Persamaan (VII) bahwa fungsi trigonometri x adalah periodik dan berulang meningkatkan waktu setiap ωt oleh 2π rad. Periode gerak T adalah waktu yang diperlukan partikel untuk bergerak melalui satu siklus penuh. Kita mengatakan bahwa partikel telah melakukan satu osilasi. Definisi T memberitahu kita bahwa nilai x pada waktu t sama dengan nilai x pada waktu t + T. Kita dapat menunjukkan bahwa T = 2π / ω dengan menggunakan pengamatan sebelumnya bahwa fase (ωt + φ) meningkat sebesar 2π rad dalam waktu T: 흎풕 + 흓 + ퟐ흅 = 흎(풕 + 푻) + 흓 Sebab itu, ωt = 2π, atau 푻 = ퟐ흅 흎 (VIII) Kebalikan periode disebut frekuensi gerak f. Frekuensi merupakan jumlah osilasi partikel yang terjadi per satuan waktu: 풇 = ퟏ 푻 = 흎 ퟐ흅 Satuan dari f adalah putaran per detik = s-1, atau hertz (Hz). Dengan mengatur ulang Persamaan (IX), kita memperoleh frekuensi sudut: 흎 = ퟐ흅풇 = ퟐ흅 푻 (IX) (X) Kita dapat menggunakan Persamaan (V), (VIII), dan (IX) untuk mengekspresikan periode dan frekuensi gerak untuk sistem partikel-pegas dalam hal karakteristik k dan m dari sistem sebagai 푻 = ퟐ흅 흎 풎 풌 = ퟐ흅√ 풇 = ퟏ 푻 = ퟏ ퟐ흅 풌 풎 √ (XI) (XII) Gambar (IV) Halliday-Resnick- Walker, Fundamentals of Physics. (a) kurva x-t untuk sebuah partikel mengalami gerak harmonik sederhana. Amplitudo gerak adalah A, periodenya adalah T, dan fase konstan φ . (b) kurva x-t dalam kasus khusus di mana x = A pada t = o dan karenanya φ = 0
  • 5. Kelompok II Gerak Harmonik 5 F i s i k a Artinya, periode dan frekuensi tergantung hanya pada massa partikel dan konstanta gaya pegas, dan bukan pada parameter gerak, seperti A atau φ. Seperti yang kita harapkan, frekuensi lebih besar pegas yang kaku (nilainya lebih besar dari k) dan berkurang dengan meningkatkan massa partikel. Kita dapat memperoleh kecepatan linier sebuah partikel yang mengalami gerak harmonik sederhana dengan menurunkan Persamaan (VII) sehubungan dengan waktu: 풗 = 풅풙 풅풕 = −흎푨 풔풊풏(흎풕 + 흓) Percepatan partikelnya adalah 풂 = 풅ퟐ 풙 풅풕ퟐ = −흎ퟐ 푨퐜퐨퐬(흎풕 + 흓) Karena 풙 = 푨 퐬퐢퐧(흎풕 + 흓), kita dapat mengekspresikan persamaan (XIV) dalam bentuk 풂 = −흎ퟐ 풙 (XIII) (XIV) (XV) Dari Persamaan (XIII) kita melihat bahwa, karena fungsi sinus berosilasi antara ±1, nilai-nilai ekstrim v adalah ±ωA. Karena fungsi kosinus juga berosilasi antara ±1, Persamaan (XIV) memberitahu kita bahwa nilai-nilai ekstrim dari a adalah ±ω2A. Oleh karena itu, kecepatan maksimum dan besarnya percepatan maksimum partikel bergerak dalam gerak harmonik sederhana 풗풎풂풙 = 흎푨 풂풎풂풙 = 흎ퟐ 푨 Gambar (Va) merupakan perpindahan terhadap waktu untuk sebuah nilai yang berubah-ubah dari fase konstan. Kurva kecepatan dan percepatan diilustrasikan pada Gambar (Vb dan c). Kurva ini menunjukkan bahwa fase kecepatan berbeda dari fase perpindahan dengan π / 2 rad, atau 90 °. Artinya, bila x adalah maksimum atau minimum, kecepatan adalah nol. Demikian juga, ketika x adalah nol, kecepatan maksimum. Selanjutnya, perhatikan bahwa fase percepatan berbeda dari fase perpindahan oleh π rad, atau 180 °. Artinya, jika x adalah maksimum, adalah maksimum dalam arah yang berlawanan. Gambar (V). Halliday-Resnick-Walker, Fundamentals of Physics. Representasi grafik gerak harmonik sederhana. (a) Pemindahan terhadap waktu. (b) Velocity terhadap waktu. (c) Percepatan terhadap waktu. Perhatikan bahwa setiap waktu tertentu kecepatan adalah 90 ° keluar dari fase dengan perpindahan dan percepatan adalah 180 ° fase dengan perpindahan. B. Gerak Harmonik Sederhana Pada Pegas Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
  • 6. Kelompok II Gerak Harmonik 6 F i s i k a diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik. Sekarang mari kita tinjau hubungan antara gaya dan simpangan yang dialami pegas. Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan. Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b). Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c). Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara matematis ditulis : F = -kx Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x (simpangan).
  • 7. Kelompok II Gerak Harmonik 7 F i s i k a Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas diregangkan sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar di samping). Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang (x = 0). Ketika melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan laju yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke kanan (menuju posisi setimbang). Benda tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik setimbang karena ditarik oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda ke kanan dan ke kiri berulang secara periodik dan simetris antara x = A dan x = -A. Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0 Osilasi pada pegas yang digantungkan secara vertikal Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda. Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal. Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya
  • 8. Kelompok II Gerak Harmonik 8 F i s i k a meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Kita tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas yang diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak. Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang (perhatikan gambar c di samping). Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar di samping ya). Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks), sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di samping). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Dalam kenyataannya, pada suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan udara. Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak harmonik sederhana (GHS) atau Osilasi Harmonik Sederhana (OHS). C. Gerak Harmonik Sederhana Pada Bandul Bandul tergantung pada tali yang panjangnya L. Bandul diberi simpangan  , sudut  kecil. Bila dilepas, bandul melakukan gerak bolak-balik menyusuri AOB. Bila massa bandul m, beratnya w = m.g. Saat bandul berada di A, gaya penggeraknya F1
  • 9. Kelompok II Gerak Harmonik 9 F i s i k a 퐹1 = 푚. 푔 sin 휃 = 푚. 푔 퐴푂1 퐿 karena sudut  kecil, AO1 dapat disamakan dengan: AO = y 퐹1 = 푚. 푔 푦 퐿 → 퐹1 = 푚. 푔 퐿 푦 g m. L adalah bilangan tetap, jadi F1 = k.y Hubungan yang terakhir menyatakan bahwa gaya penggerak B A O sebanding dengan simpangannya. Bandul melakukan gerak Harmonis. Karena gerakan bandul gerak harmonik, periodenya dapat dicari dari rumus periode Gerak harmonis. T= L m . g m 2 T = L g 2 T adalah waktu ayun bandul dalam detik, L panjang bandul dalam meter, dan g percepatan gravitasi dalam m/det2. D. Energi Pada Gerak Harmonik Sederhana Pada Gerak Harmonik Sederhana, gaya yang bekerja pada benda dan pegas tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Oleh karenanya, lebih mudah jika kita menggunakan pendekatan energi. Untuk menekan atau meregangkan pegas, kita memberikan energi pada pegas tersebut. Energi yang disimpan pada pegas yang tertekan atau teregang merupakan energi potensial. Ketika pegas yang kita tekan atau kita regangkan dilepaskan, maka energi potensial pegas berubah menjadi energi kinetik. Demikian juga pada ayunan sederhana. Ketika benda yang digantungkan pada seutas tali kita simpangkan sampai jarak tertentu dari posisi setimbangnya, pada benda tersebut terdapat Energi Potensial. Jika ayunan dilepaskan sehingga benda bergerak, Energi Potensial akan berubah menjadi energi kinetik. Jadi benda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan energi kinetik. Jumlah total energi potensial dan energi kinetik adalah energi mekanik. Sekarang mari kita tinjau energi pada pegas dan ayunan sederhana. 1. Energi potensial pada pegas Untuk menghitung energi potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung kerja alias usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan Usaha adalah W = F s, di mana F adalah gaya dan s adalah perpindahan. Pada pegas, perpindahan adalah simpangan x. Ketika kita menekan atau meregangkan pegas sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. Secara matematis ditulis Fa = kx. Ketika ditekan atau diregangkan, pegas memberikan gaya dengan arah berlawanan (Fb) yang besarnya adalah Fb = -kx. Untuk menghitung energi potensial dari pegas yang tertekan atau teregang, terlebih dahulu kita hitung usaha atau kerja yang dibutuhkan untuk merentangkannya. Kita tidak bisa menggunakan persamaan usaha W = Fx, karena gaya Fa baik ketika pegas diregangkan maupun ditekan selalu berubah-ubah sepanjang x. Oleh karena itu kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya Fa berubah dari 0 ketika x=0 sampai bernilai kx ketika pegas diregangkan atau ditekan sejauh x.
  • 10. Kelompok II Gerak Harmonik 10 F i s i k a Gaya rata-rata = F = ½ (0 + kx) = ½ kx. x adalah jarak maksimum pegas yang diregangkan atau ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah : 푊 = 퐹푎 푥 = ( 1 2 푘푥) (푥) = 1 2 푘푥2 Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah : 퐸푃 푒푙푎푠푡푖푠 = 1 2 푘푥2 2. Energi kinetik pada pegas Perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah kita turunkan pada pembahasan di atas. Berbeda dengan EP, persamaan EK bersifat umum untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik dimiliki benda ketika bergerak. Besar energi kinetik adalah : 퐸퐾 = 1 2 푚푣2 m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda. Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial dari pegas adalah Energi Mekanik. Energi tersebut bernilai tetap alias kekal. Secara matematis ditulis : EM = EP + EK Sekarang, mari kita tinjau lebih mendalam hukum kekekalan energi mekanik pada pegas. Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. 3. Hukum kekekalan energi mekanik pada pegas Pegas yang diletakan horisontal Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas. Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam). Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
  • 11. Kelompok II Gerak Harmonik 11 F i s i k a Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang karena benda memiliki kecepatan yang bernilai maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum. Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo/simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Akibat adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal bin konstan. Pegas yang diletakan vertikal Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh Kekekalan Energi Mekanik pada pegas yang digantungkan secara vertikal. Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke
  • 12. Kelompok II Gerak Harmonik 12 F i s i k a atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara matematis. Σ퐹 = 푚푔 − 푘푦표 = 0 → 퐹표 = 푚푔 Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar c di bawah ya). Ketika mencapai titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada pada titik setimbang (x = 0). Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun akibat adanya gaya berat yang menarik benda ke bawah, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Ketika benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP. Energi Potensial sebuah pegas dengan konstanta gaya k yang teregang sejauh x dari kesetimbangannya dinyatakan dengan persamaan : 퐸 푃= 1 2 푘푥2 Energi Kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v ialah 퐸퐾 = 1 2 푚푣2 Energi Total (Energi Mekanik) adalah jumlah Energi Potensial dan Energi Kinetik : EM = EP + EK = ½ kx2 + ½ mv2 Ketika benda berada pada simpangan maksimum, x = A (A = Amplitudo), kecepatan benda = 0, sehingga Energi Mekanik benda : EM = ½ kA2
  • 13. Kelompok II Gerak Harmonik 13 F i s i k a Persamaan ini memberikan sifat umum penting yang dimiliki Gerak Harmonik Sederhana (GHS) : Energi total pada Gerak Harmonik Sederhana berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo. E. Hubungan Gerak Harmonik Sederhana Dengan Gerak Melingkar Beraturan Pada kesempatan ini kita mencoba memahami secara lebih mendalam hubungan antara gerak harmonik sederhana dengan gerak melingkar beraturan. Gerak harmonik sederhana dan gerak melingkar beraturan memiliki keterkaitan yang sederhana namun memiliki hubungan matematis yang penting. Keterkaitan ini memberikan gambaran mengenai banyak hal dalam gerak harmonik sederhana. Gerak melingkar beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak harmonik sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama namun memiliki beda fase relatif 휋 2 푟푎푑 . dengan kata lain kita dapat memandang gerak harmonik sederhana sebagai suatu komponen gerak melingkar beraturan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan merupakan gerak harmonik sederhana. Frekuensi dan periode gerak melingkar beraturan sama dengan frekuensi dan periode gerak harmonik sederhana yang diproyeksikan. Tinjau sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar di samping! Gambar 1 Gerak melingkar beraturan Benda melakukan gerak melingkar beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai konstan. Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam gerak melingkar beraturan dinyatakan dengan persamaan : 휔 = 푣 푟 Karena jari-jari (r) pada gerak melingkar beraturan di atas adalah A, maka persamaan ini diubah menjadi : 휔 = 푣 퐴 sehingga : 푣 = 휔퐴 dimana : v adalah kecepatan tangensial (m/s)  adalah kecepatan sudut (rad/s) A adalah jari-jari lintasan benda (m) Dari gambar di atas persamaaan posisi benda yang bergerak melingkar beraturan dinyatakan dengan persamaan : 푟⃗ = (퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂ Dan kecepatan linier benda dinyatakan :
  • 14. 푡 cos(휔푡 + 휙) Kelompok II Gerak Harmonik 14 F i s i k a 푣⃗ = 푑푟⃗ 푑푡 = 푑 푑푡 {(퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂} Untuk benda yang mengalami gerak melingkar jari-jari benda konstan maka kecpatan linier benda dinyatakan : 푣⃗푡 = −(퐴 휔 sin(휔푡 + 휙))푖̂+ (퐴 휔 cos(휔푡 + 휙))푗̂ A adalah jari-jari lingkaran, v adalah kecepatan linear dan t adalah waktu tempuh. Karena kecepatan benda merupakan fungsi dari waktu, maka percepatan benda dapat ditentukan: 푎⃗ = 푑푣⃗ 푑푡 Karena gerak melingkar beraturan , maka 푎⃗ = −(휔2퐴 cos(휔푡 + 휙))푖̂− (휔2퐴 sin(휔푡 + 휙))푗̂ 푎⃗ = −(휔2푥)푖̂− (휔2푦)푗̂ Dari persamaan di atas karena percepatan benda sebanding dengan posisi bendanya lihat persamaan! Maka dapat disimpulkan bahwa gerak melingkar merupakan perpaduan antara dua gerak harmonis sederhana yang saling tegak lurus. Hubungan antara gerak melingkar dan gerak harmonik sederhana dapat diperlihatkan dengan suatu meja yang dapat berputar dengan sebuah benda yang digantung pada pegas. Bayangkan pasak (tangkai) dan benda diproyeksikan pada layar. Jika periode meja yang berputar diatur sehingga sama dengan periode benda yang berosilasi, dan amplitudo sistem pegas sama dengan jari-jari meja putar, bayangan kedua benda akan bergerak bersama. F. Gerak Harmonik Teredam Gerakan berosilasi kita telah mempertimbangkan sejauh pada sistem yang ideal yaitu, sistem yang berosilasi tanpa batas di bawah aksi dari gaya pemulih linear. Dalam sistem nyata banyak, gaya disipatif, seperti gesekan, menghambat gerak. Akibatnya, energi mekanik dari sistem berkurang dalam waktu, dan geraknya dikatakan teredam. Salah satu jenis umum dari gaya perlambatan adalah gaya gesek, di mana gayanya sebanding dengan kecepatan benda bergerak dan bertindak dalam arah yang berlawanan arahnya. Gaya perlambatan ini sering diamati ketika sebuah objek bergerak melalui udara, misalnya. Karena gaya penghambat dapat dinyatakan sebagai 푅 = −푏푣 (mana b adalah sebuah konstanta disebut koefisien redaman) dan gaya pemulih sistem adalah -kx, kita dapat menulis hukum kedua Newton sebagai Σ 퐹푥 = −푘푥 − 푏푣 = 푚푎푥 −푘푥 − 푏 푑푥 푑푡 = 푚 푑 2푥 푑푡2 Solusi persamaan ini memerlukan matematika yang mungkin tidak akrab bagi Anda belum, kami hanya negara di sini tanpa bukti. Ketika gaya penghambat kecil dibandingkan dengan gaya maksimum yang memulihkan, ketika b kecil solusi untuk Persamaan (I) adalah 푥 = 퐴푒− 푏 2푚 (I) (II)
  • 15. Gambar I. Halliday – Resnick – Walker _ Fundamentals of Physics. (a) Grafik perpindahan terhadap waktu untuk sebuah osilator teredam. Perhatikan penurunan amplitudo dengan waktu. (b) Salah satu contoh dari osilator teredam adalah massa melekat pada pegas dan terendam dalam cairan kental. Gambar II. Halliday – Resnick – Walker _ Fundamentals of Physics. Grafik perpindahan terhadap waktu pada (a) sebuah osilator kurang teredam, (b) osilator teredam kritis, dan (c) osilator sangat teredam. Kelompok II Gerak Harmonik 15 F i s i k a dimana frekuensi sudut osilasi adalah 휔 = √푘 푚 푏 2푚 − ( 2 ) Hasil ini dapat dibuktikan dengan mensubstitusikan persamaan ke (II) dalam Persamaan (I). Gambar I.a menunjukkan perpindahan sebagai fungsi waktu untuk sebuah objek yang berosilasi di hadapan gaya penghambat, dan Gambar I.b menggambarkan satu sistem seperti: balok melekat pada pegas dan terendam dalam cairan kental. Kita melihat bahwa ketika gaya penghambat jauh lebih kecil daripada gaya pemulih, karakter gerak osilasi tersebut diawetkan tetapi amplitudonya berkurang terhadap waktu, dan pada akhirnya berhenti. Setiap sistem yang seperti biasanya dikenal sebagai osilator teredam. Biru garis putus-putus dalam Gambar I.a, yang menunjukkan pembatas dari kurva osilasi, yang merupakan faktor eksponensial dalam Persamaan (II). Pembatas ini menunjukkan bahwa amplitudo meluruh secara eksponensial terhadap waktu. Untuk gerak dengan pegas yang diberikan konstan dengan massa balok, meredam osilasi lebih cepat sebagai nilai maksimum gaya perlambatan mendekati nilai maksimum gaya pemulih. Hal ini mudah untuk mengekspresikan frekuensi sudut dari sebuah osilator teredam dalam bentuk 휔√휔표 푏 2푚 2 − ( 2 ) merupakan 휔표 = √푘⁄푚 menunjukkan frekuensi sudut tanpa adanya gaya perlambatan (osilator kurang teredam) dan disebut frekuensi alami dari sistem. Bila besar gaya perlambatan maksimum 푅푚푎푘푠 = 푏푣푚푎푘푠 < 푘퐴, sistem dikatakan kurang teredam. Sebagai nilai R mendekati kA, amplitudo osilasi penurunan lebih banyak dan lebih cepat. Gerakan ini diwakili oleh kurva biru pada Gambar (II). Ketika b mencapai bc nilai kritis sehingga bc/2m = ωo, sistem tidak berosilasi dan dikatakan teredam kritis. Dalam kasus ini sistem, setelah dilepaskan dari keadaan diam di beberapa posisi tidak setimbang, kembali ke keseimbangan dan kemudian tinggal di sana. Grafik perpindahan terhadap waktu untuk kasus ini adalah kurva merah pada Gambar (II). (III) Jika mediumnya begitu kental maka gaya penghambat lebih besar dari gaya memulihkan karena, jika 푅푚푎푘푠 = 푏푣푚푎푘푠 > 푘퐴 dan 푏⁄2푚 > 휔표 sistemnya adalah sangat teredam. Sekali lagi, sistem berpindah, ketika bebas bergerak, tidak berosilasi namun hanya kembali ke posisi keseimbangannya. Pada saat redaman meningkat, waktu yang diperlukan sistem untuk mendekati keseimbangan juga meningkat, seperti ditunjukkan oleh kurva hitam pada Gambar (II). Dalam setiap kasus di mana gesekan ada, apakah sistem sangat teredam atau kurang teredam, energi osilator akan sama dengan nol. Energi mekanik yang menghilang menjadi energi internal dalam medium perlambatan.
  • 16. Gambar III. Halliday – Resnick –Walker _ Fundamentals of Physics. (a) shock absorber terdiri dari piston berosilasi dalam ruang yang terisi dengan oli. Pada saat piston berosilasi, oli diperas melalui lubang antara piston dan ruang, menyebabkan redaman pada osilasi piston. (b) Salah satu jenis sistem suspensi otomotif, di mana shock absorber ditempatkan di dalam gulungan pegas di setiap roda. 2 (VI) Kelompok II Gerak Harmonik 16 F i s i k a G. Gerak Harmonik Terpaksa Hal ini dimungkinkan untuk mengkompensasi hilangnya energi dalam sistem teredam dengan menerapkan kekuatan eksternal yang melakukan kerja positif pada sistem. Secara singkat, energi dapat dimasukkan ke dalam sistem dengan gaya terapan yang bertindak dalam arah gerak osilator. Sebagai contoh, seorang anak yang berayun dapat tetap dalam gerakan dengan mendorong waktunya tepat. Amplitudo gerak tetap konstan jika input energi per siklus persis sama dengan energi yang hilang sebagai akibat dari redaman. Setiap gerak jenis ini disebut osilasi terpaksa. Sebuah contoh umum dari suatu osilator terpaksa adalah osilator teredam yang didorong oleh gaya eksternal yang bervariasi secara berkala, seperti 퐹 = 퐹푒푘푠 cos 휔푡, dimana ω adalah frekuensi sudut dari gaya periodik dan Feks adalah sebuah konstanta. Menambahkan gaya dorong ke sisi kiri Persamaan (I) sehingga 퐹푒푘푠 cos 휔푡 − 푘푥 − 푏 푑푥 푑푡 = 푚 푑2푥 푑 푡2 (IV) (Seperti sebelumnya, kami menyajikan solusi persamaan ini tanpa bukti). Setelah waktu yang cukup lama, ketika input energi per siklus sama dengan energi yang hilang per siklus, suatu kondisi steady-state tercapai di mana osilasi dilanjutkan dengan amplitudo yang konstan. Pada saat ini, ketika sistem dalam keadaan stabil, solusi Persamaan (IV) adalah 푥 = 퐴 cos(휔푡 + 휙) dimana 퐴 = 퐹푒푘푠⁄푚 √(휔2 − 휔표 2)2 + ( 푏휔 푚 ) (V) dan di mana 휔표 = √푘⁄푚 adalah frekuensi sudut dari osilator tidak teredam (b = 0). Orang bisa berpendapat bahwa dalam kondisi manapun osilator fisik harus memiliki frekuensi yang sama sebagai pendorong, dan dengan demikian solusi yang diberikan oleh persamaan (V) diharapkan. Bahkan, ketika solusi ini disubstitusikan ke Persamaan (IV), orang menemukan bahwa itu memang solusi, asalkan amplitudo diberikan oleh Persamaan (VI). Persamaan (VI) menunjukkan bahwa, karena gaya eksternal yang mendorong itu, gerakan osilator terpaksa tidak teredam. Bagian eksternal menyediakan energi yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan akibat gaya perlambatan. Perhatikan bahwa sistem berosilasi pada frekuensi sudut dari gaya pendorong. Untuk redaman kecil, amplitudo menjadi sangat besar ketika frekuensi penggerak dekat dengan frekuensi osilasi. Peningkatan dramatis dalam amplitudo dekat frekuensi alami ωo disebut resonansi, dan untuk alasan ini ωo kadang-kadang disebut frekuensi resonansi sistem.
  • 17. Gambar (V). Halliday – Resnick –Walker _ Fundamentals of Physics. Grafik amplitudo versus frekuensi untuk osilator teredam ketika gaya pendorong ada secara berkala. Ketika frekuensi gaya pendorong sama dengan frekuensi alami ωo , resonansi terjadi. Perhatikan bahwa bentuk kurva resonansi bergantung pada ukuran koefisien redaman b. Gambar (VI). Halliday-Resnick-Walker_Fundamental of Physics. (a) Pada tahun 1940 angin bergolak mengatur getaran torsi di Tacoma Narrows Bridge, menyebabkan ia berosilasi pada frekuensi di dekat salah satu frekuensi alami struktur jembatan. (b) Setelah didirikan, kondisi resonansi menyebabkan ambruknya jembatan. Kelompok II Gerak Harmonik 17 F i s i k a Alasan untuk osilasi dengan amplitudo besar pada frekuensi resonansi adalah energi yang sedang ditransfer ke sistem di bawah kondisi yang paling menguntungkan. Kita dapat lebih memahami hal ini dengan pertama kali mengambil turunan dari x dalam persamaan (V), yang memberikan pernyataan untuk kecepatan osilator. Kami menemukan v yang sebanding dengan sin(휔푡 + 휙). Ketika gaya F yang digunakan adalah dalam fase dengan kecepatan, tingkatan di mana usaha dilakukan pada osilator oleh F yang sama dengan perkalian dot dari F . v. Ingat bahwa "tingkatan di mana usaha dilakukan" adalah definisi gaya. Karena v F produk maksimal bila F dan v dalam fase, kami menyimpulkan bahwa pada resonansi gaya yang digunakan adalah dalam fase dengan kecepatan dan bahwa daya ditransfer ke osilator adalah maksimum. Gambar (V) adalah grafik amplitudo sebagai fungsi frekuensi untuk osilator dipaksa dengan dan tanpa redaman. Perhatikan bahwa amplitudo meningkat dengan penurunan redaman (푏 → 0) dan bahwa kurva resonansi meluas sebagai redaman yang meningkat. Dalam kondisi steady-state dan pada setiap frekuensi pendorong, energi yang ditransfer ke dalam sistem sama dengan energi yang hilang karena gaya redaman, dengan itu, jumlah energi rata-rata osilator tetap konstan. Dengan tidak adanya gaya redaman (b = 0), kita lihat dari Persamaan (VI) bahwa amplitudo pada saat steady-state mendekati tat terbatas sebagai 휔 → 휔표. Dengan kata lain, jika tidak ada kekurangan dalam sistem dan jika kita terus mendorong sebuah osilator yang awalnya bergerak dengan gaya berkala pada saat sefase dengan kecepatan, amplitudo gerak membentuk tanpa batas (lihat kurva merah pada Gambar (V)). Bentuk tak terbatas tidak terjadi dalam praktek karena beberapa redaman selalu ada. Perilaku sistem berosilasi didorong setelah gaya pendorong dihapus bergantung pada b dan pada seberapa dekat ω ke ωo. Perilaku ini kadang-kadang diukur oleh parameter yang disebut faktor kualitas Q. Amplitudo osilasi berubah dengan faktor e (=2,718 . . .) dalam Q /π siklus. Kemudian kita akan melihat resonansi lain yang terjadi dalam fisika. Sebagai contoh, rangkaian listrik tertentu memiliki frekuensi alami. Jembatan A memiliki frekuensi alami yang dapat diatur ke resonansi oleh gaya pendorong yang sesuai. Sebuah contoh dramatis dari resonansi tersebut terjadi pada tahun 1940, ketika Jembatan Tacoma Narrows di negara bagian Washington dihancurkan oleh getaran resonan. Meskipun angin tidak terlalu kuat pada saat itu, jembatan akhirnya runtuh (Gambar (VI) karena desain jembatan tidak memiliki bagian penunjang keselamatan. Banyak contoh lain getaran resonansi dapat dikutip. Sebuah getaran resonan yang mungkin Anda alami adalah "bernyanyi". Mesin sering pecah jika satu bagian bergetar pada resonansi dengan beberapa bagian bergerak lainnya. Tentara berbaris dalam irama melintasi sebuah jembatan yang telah diketahui dapat membuat getaran resonan dalam struktur dan dapat menyebabkannya runtuh. H. Resonansi Benda yang sedang bergetar dikatakan resonansi dengan impuls ( perkalian gaya dengan waktu) yang bekerja padanya jika bekerja serentetan impulas yang periodik dimana frekuensinya sama dengan salah satu frekuensi alami getaran benda tersebut sehingga menghasilkan getaran dengan amplitudo relatif besar .
  • 18. Contoh resonansi mekanik yaitu sebuah ayunan yang didorong secara priodik dimana gerak ayunan ini dapat dibuat besar sekali jika frekuensi dorongan tersebut sama dengan frekuensi ayunan ataupun jika frekuensi suatu derap langkah teratur pasukan tentara yang sedang melintasi suatu jembatan sama dengan frekuensi alami jembatan tersebut, akan menimbulkan amplitudo getaran yang cukup besar dan hal ini sangat membahayakan ketahanan jembatan tersebut. Kelompok II Gerak Harmonik 18 F i s i k a Gambar VIII . Resonansi garpu tala Gambar VII . jembatan rusak Kita dapat melihat gambar sebuah tiang penyangga jembatan disamping, patahnya penyangga jembatan tersebut disebabkan salah satunya karena getaran mobil – mobil besar seperti truk yang melintasi memiliki frekuensi sama dengan frekuensi dari ketahanan jembatan tersebut karena frekuensi antara mobil dengan jembatan tersebut sehingga dapat dikatakan telah terjadi resonansi, yang menghasilkan getaran yang sangat hebat pada jembatan tersebut. Getaran yang sangat hebat ini menyebabkan jembatan tersebut rusak dan patah karena tidak memiliki ketahanan yang kuat . Fenomena resonansi dapat didemonstrasikan berdasarkan gelombang longitudinal yang ditimbulkan di udara lewat sepasang garpu tala serupa yang diletakkan berjauhan satu dengan yang lain. Jika salah satu garpu tala tersebut diketuk dan kemudian diredam tiba – tiba, akan terdengar bunyi yang berasal dari garpu kedua. Gambar di samping dapat dilihat, pada saat garpu tala di kiri dibunyikan dengan cara dipukul akan menyebabkan garpu tala di kanan ikut bergetar, getaran ini disebabkan partikel – partikel suara yang dihasilkan dari garpu tala di kiri merambat melalui udara dan mengenai garpu tala di kanan, peristiwa ini disebut resonansi. I. Penerapan Gerak Harmonik Dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Ayunan Masih ingat permainan anak-anak yang satu ini??? ini banyak kita jumpai di play group atau di taman kanak-kanak. Permainan yang digemari banyak anak dibawah lima tahun ini merpakan salah satu aplikasi gerak harmonic sederhana. Sebab gerak bolak balik dari ayunan anak-anak setelah diberi simpangan dan dilepas itu terjadi secara periodic karena gerak yang terjadi secara berulang ke depan dan ke belakang melewati posisi setimbangnya (posisi dimana ayunan anak hanya diam) dalam selang waktu yang sama .selain itu gerak bolak-balik ayunan tersebut terjadi pada lintasan yang sama Gambar IX. Gerak Harmonik Sederhana pada ayunan sehingga disebut mengalami gerak osilasi. Namun pada lingkup gerak harmonik gerak pada ayunan tersebut disebut juga sebagai gerak harmonik teredam sebab ayunan anak-anak tersebut akan berhenti bergerak bolak-balik jika
  • 19. Kelompok II Gerak Harmonik 19 F i s i k a tidak digerakan secara berulang. Hal tersebut diseababkan adanya gaya gesekan.gaya gesekan yang menyebabkan ayunan tersebut berhenti berosilasi. 2. Gitar Senar gitar yang sering dimainkan oleh gitaris group band yang menghasilkan bunyi yang sangat indah merupakan contoh dari gerak harmonik. Getar senar gitar tersebutlah yang merupakan gerak harmonik sederhana, Meski gerak bolak-balik senar gitar yang begitu cepat hampir tidak terlihat. Sama halnya dengan kasus ayunan anak-anak, getaran senar gitar pun termasuk harmonik teredam sebab senar tersebut akan berhenti bergetar bila kita mengentikan petikan. Hal tersebut karena adanya gaya gesekan yang menyebabkan gerak osilasi senar gitar tersebut berhenti. 3. Jam Mekanik Gerak jarum jam dinding ataupun jam tangan yang sering kita gunakan bergerak secara periodic mengelilingi satu lingkaran atau secara angular, gerak tersebut merupakan gerak harmonik sederhana. Berbeda dengan kasus pada ayunan dan senar gitar yang dibahas sebelumnya untuk gerak jarum jam ini tidak termasuk pada gerak harmonik teredam sebab gaya gesek dapat dihindari artinya.efek redaman dapat ditiadakan dengan memberikan energi ke dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi kembali energi yang hilang akibat gesekan. Hal tersebut terjadi karena adanya pegas yang terdapat pada roda keseimbangan jam mekanik.Pegas akan memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi kesetimbangan .Gerak ini dinamakan Gerak Harmonik Sederhana sudut (angular). 4. Garpu Tala Garpu tala adalah alat yang berbentuk seperti garpu bergigi dua (atau berbentuk huruf y) dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. Garpu tala hanya bergetar pada satu frekuensi, misalnya nada a' dengan frekuensi 440 Hertz. Karena frekuensi ini tetap, garpu tala biasanya digunakan untuk menala alat musik lain, seperti gitar dan piano. Garpu tala dapat memuai jika panas dan menyusut jika dingin sehingga mempengaruhi frekuensi yang dihasilkan tidak standar lagi. Pada garpu tala yang berkualitas baik tidak akan GambarX. escramero.blogspot.com. Senar gitar akan berosilasi setelah dipetik Gambar XI. Gerak periodic terjadi pada jarum jam tangan atau jam mekanik Gambar XI. Solfegio.wordpress.com Garpu Tala yang akan beresonansi setelah dipukul
  • 20. Kelompok II Gerak Harmonik 20 F i s i k a mudah menyusut atau memuai sehingga frekuensi yang dihasilkan tetap standar. Gerak Harmonik Sederhana pada garpu tala yakni pada saat garpu tala tersebut kita pukul/getarkan sehingga kedua batang yang panjang tersebut bergetar/berosilasi. 5. Shock Absorber Mobil Shock absorber adalah salah satu komponen yang berfungsi untuk meredam gaya osilasi dari pegas.berdasarkan gambar diatas pegas ditunjukkan oleh gambar yang berwarna hitam sementara shock absorber yang ada dibagian dalamnya. Shock absorbers berfungsi untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan hidrolik. Gerak harmonik sederhana terjadi pada gerak osilasi Gambar XII. Shock Absorber mobil atau gerak naik turunnya pegas dan juga menyebabkan piston bergerak naik turun. Gerak osilasi dari piston menyebabkan terjadinya gerak osilasi teredam dengan yang tidak. Peredaman terjadi pada siklus ekstensi (memanjang) artinya saat piston bergerak ke atas.sementara saat siklus kompresi (penekanan) artinya piston bergerak ke bawah shockabsorber tidak melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas. Lebih jelasnya kedua siklus tersebut yakni; a. Siklus Kompresi Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka gerakan yang terjadi adalah shock absorber mengalami pemendekan ukuran. Siklus kompresi terjadi ketika piston bergerak ke bawah menekan fluida hidrolik di dalam ruang bawah piston. Dan minyak shock absorber yang berada dibawah piston akan naik keruang atas piston melalui lubang yang ada pada piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston tertutup karena katup menutup saluran orifice tersebut. Penutupan katub ini disebabkan karena peletakan katup yang berupa membran (plat tipis) dipasangkan dibawah piston, sehingga ketika minyak shock absorber berusaha naik ke atas maka katup membran ini akan terdorong oleh shock absorber danakilbatnya menutup saluran orifice. Gambar XIII. Bentuk Shoc absorber pada siklus kompresi Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas melalui lubang yang besar pada piston, sementara minyak tidak bisa keluar melalui saluran oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena minyak dapat minyak dapat naik ke ruang di atas piston dengan sangat mudah.
  • 21. Kelompok II Gerak Harmonik 21 F i s i k a b. Siklus Ekstensi Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah naik ke atas Gerakan naik piston ini membuat minyak shock absorber yang sudah berada diatas menjadi tertekan. Minyak shock absorber ini akan mencari jalan keluar agar tidak tidak tertekan oleh piston terus. Maka minyak ini akan mendorong katup pada saluran oriface untuk membuka dan minyak akan keluar atau turun ke bawah melalui saluran oriface. Pada saat ini katup pada lubang besar di piston akan tertutup karena letak katup ini yang berada di atas piston. Minyak shock absorber ini akan menekan katup lubang besar di piston ke bawah dan berakibat katup ini tertutup. Tapi letak katup saluran oriface membuka karena letaknya berada di bawah piston, sehingga ketika minyak shock menekan ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini minyak Gambar XIV. Bentuk Shock Absorber pada siklus ekstensi shock absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran orifice yang kecil. Karena salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas suspensi.
  • 22. Kelompok II Gerak Harmonik 22 F i s i k a DAFTAR PUSTAKA Crowell, Benjamin. 2000. Vibrations and Waves. California : Fullerton/www.lightandmatter.com Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Giancoli, Douglas C. 2008. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics 4thEdition. New Jersey : Pearson Prentice Hall Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Halliday, David, dkk. 2004. Fundamental of Physics 8thEdition. Jearl Walker Malago, Jasruddin Daud,dkk. 2007. Gelombang. Badan penerbit UNM. Makassar Moeryono. 1996. Mekanika. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud ITB. Bandung Sears dan Zemansky. 2002. Fisika Universitasedisi kesepuluh Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga Serway, Raymond A. & Jewett, John W. 2004. Physics for Scientists and Engineers 6th Edition. Thomson Brooks/Cole Soeyati, Sri & Salam, Agus. 2007. Ensiklopedia Fisika: getaran, gelombang dan bunyi. Jakarta : Ganeca Exact Sutrisno. 1997. Seri Fisika Dasar. Penerbit ITB. Bandung Suwandi, Arief. 2011. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Diakses pada tanggal 27 mei 2011 Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga www.pse6.com
  • 23. Kelompok II Gerak Harmonik 23 F i s i k a BIODATA PENYUSUN Nama : Ahmad Maskur Khairat NIM : 091204163 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 12 Oktober 1991 Alamat : BTN CITRA DAYA PERMAI I (KODAM I) BLOK A8/12A Riwayat Pendidikan : SD Inp. Pajjaiang (1997 – 2003) SMP Neg. 25 Makassar (2003 – 2006) SMA Neg. 15 Makassar (2006 – 2009) UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) Nama : Nur Amaliah Akhmad NIM : 091204164 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Barru, 2 Agustus 1991 Alamat : Jl. Mallengkeri Komp. PU Lrg. 3 No. 9 Riwayat Pendidikan : SD INPRES Barru 1 (1997 - 2003) SMP negeri 1 Barru (2003 – 2006) SMA negeri 1 Barru (2006 - 2008) SMA KELAS KHUSUS LPMP (2008 - 2009) UNM FMIPA Jurusa Fisika (2009 – sekarang) Nama : Sudirman NIM : 091204165 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Jeneponto, 17 Agustus 1990 Alamat : Jl. Muhajirin Raya No.7 Komp. PU Mallengkeri Riwayat Pendidikan : SDI No.169 Bonto Parang (1997-2003) SMP Negeri 1 Bangkala Barat (2003-2006) SMA Negeri 1 Takalar (2006-2009) UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) Nama : Juniarti Iryani NIM : 091204167 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Gowa, 01 Juni 1992 Alamat : Jl. Karaeng Makkawri Riwayat Pendidikan : SDN Samata (1997 – 2003) SMP Negeri 3 Sungguminasa (2003 – 2006) SMA Negeri 10 Makassar (2006 – 2009) UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang) Nama : Adnani Yuni NIM : 091204168 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Lemo-lemo, 20 januari 1992 Alamat : Perdos Pondok Isra Riwayat Pendidikan : SDN 207 Lemo-lemo (1997 – 2003) SMPN 4 Ajangale (2003 – 2006) SMAN 1 Watansoppeng (2006 – 2009) UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang)
  • 24. Kelompok II Gerak Harmonik 24 F i s i k a Nama : Herlina Usman NIM : 091204170 Kelas : ICP of Physics Tempat Tanggal Lahir : Pare-pare, 23 Maret 1991 Alamat : Jl. Daeng tata VII no.50 Riwayat pendidikan : SDN 37 Pare-pare (1997 – 2003) SMPN 2 Pare-pare (2003 – 2006) SMAN 1 Suppa, kab. Pinrang (2006 – 2009) UNM FMIPA Jurusan Fisika (2009 – sekarang)