Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
1. Nama : Nur Azizah
NPM : 15210155
Kelas : 3 EA21
Mata kuliah : Perilaku Konsumen
Tugas : Rangkuman BAB 1 & 2
BAB I
PERILAKU KONSUMEN
Pengertian Perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.
perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur
barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas
seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang
terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan,
mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek
hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia
dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen
menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen
berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan
pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna
& Wozniak, 2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :
2. Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga
faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
• Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai
dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan
mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
• Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor
internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor
tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
• Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan
perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai
faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan
pembelian.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
• Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan,
marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang
memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen.
Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan
pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
• Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya
hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang
individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari
mempelajari sesuatu.
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi
empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang
dijelaskan sebagai berikut :
3. a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau
menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap
kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan
melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu
faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin
dibeli.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2
bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang
berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.
A. Individu penentu perilaku konsumen
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan
penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun
mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis
adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara
kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis
menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor
psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada
tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh
lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara
konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan
dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan
kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu
produk.
4. 3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori
yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu,
kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa
jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi
pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi
pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi
pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan
keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk
terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen
mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang
diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai
suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan
sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk
dari pengetahuan.
Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu
mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood
seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu.
Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen
B.Pengaruh lingkungan pada perilaku konsumen
1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk
berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi
menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk
mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai,
sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen
terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan
perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan
identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu
kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan,
5. kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali
berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh
konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah
semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga
maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak
mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
3. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference
group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan.
Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain.
Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan
sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi
konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.
BAB II
SEGMENTASI PASAR
Pengertian Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk
kedalam satuan-satuan pasar ( segmen pasar ) yang bersifat heterogen. Dengan kata lain,
segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan
dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang berbeda yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran terpisah.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen tertentu dimana masing-masing
segmen tersebut bersifat homogeny. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alas
6. an yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan
keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu
heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu
penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang diinginkan.
Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka
menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.
Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen
pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industry, dan segmentasi pasar
internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga
memerlukan cara tersendiri untuk mennanganinya.
Persyaratan Segmentasi yang Efektif
Ada banyak cara untuk mengsegmentasi pasar, namun tidak semua segmentasi efektif. Terdapat
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif.
Keempat faktor tersebut adalah :
· Dapat Diukur ( Measurability ), yaitu informasi mengenai sifat-sifat pembeli yang
mencangkup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen
masyarakar kaya sebagai calon pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota
Kijang.
· Dapat dijangkau ( Accsessibility ), yaitu segmen pasar yang dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
· Besarnya cakupan ( Subtanstiality ), yaitu tingkat keleluasaan segmen pasar dan menjanjikan
keuntungan bila dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogeny dengan
jumlah yang cukup besar, sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan programpemasaran yang
sesuaikan.
7. · Dapat dilaksanakan, yakni program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani
segmen tersebut. Misalnya, walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota
mengidentifikasikan sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk mengembangkan
pemasaran terpisah bagi tiap segmen.
Penentuan Pasar Sasaran
Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan. Sasaran pasar perlu diteteapkan
terlebih dahulu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya.
Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan penilaian
masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk
menentukan kelompok-kelompok pasar yang akan dipilih sebagai sasaranya. Adapun beberapa
faktor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmen pasar.
1. Luas dan pertumbuhan segmen pasar
Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan
proyeksinya di masa depanuntuk masing-masing segmen. Luas pertumbuhan pasar yang tinggi
memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumber daya yang tinggi pula. Seringkali
perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan di masa depan.
2. Struktur pasar
Potensila pasar menunjukan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan
tetapi struktur pasar lah yang menentukan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka
panjang. Komponen struktur pasar meliputi : situasi persaingan, pengaruh pemasok, kekuatan
pembeli, dan barang-barang peganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur
pasar ini merupakan kekuatan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar
dalam jangka panjang.
3. Tujuan dan kapasitas perusahaan
Meskipun luas, pertumbuhan, dan stuktur pasar cukup menarik, tetapi yang paling menentukan
adalah tujuan serta kemampuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu,
8. tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal
perusahaan.
Hubungan Penetapan Sasaran dengan segmentasi Pasar
Istilah segmentasi pasar dan penentuan sasaran pasar ( market targeting ) sebenarnya
merupakan dua hal yang berbeda. Di atas telah diuraikan bahwa segmentasi pasar itu merupakan
kegiatan yang membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-
satuan pasar yang bersifat homogen. Dalam hal ini, market targeting merupakan keputusan
perusahaan mengenai pasar manakah yang akan dilayani.
Sebagai gambaran, misalnya berdasarkan analisa dan ramalan permintaan, perusahaan
dapat mengetahui adanya pasar tertentu yang dianggap menarik, yang membuat perusahaan
memperluas pangsa pasar. Perusahaan tersebut mensurvei sejumlah konsumen sebagai sampel
dari keseluruhan. Dalam survey ini ditanyakan mengenai atribut produk yang ditawarkan,
tentang kualitas, harga, kemasan, servis, dan sejenisnya.
Dari hasil survey ini dapat diketahui atribut-atribut mana yang mempengaruhi minat
konsumen dalam membeli suatu produk. Misalnya, atribut yang dianggap penting adalah kualitas
(X) dan harga (Y). selanjutnya data hasil survai tersebut dapat dimasukan ke dalam suatu produk
space yang merupakan suatu bidang yang berisi titik-titik.
1. Preferensi yang homogeny
Ini menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen dapat dikatakan mempunyai preferensi
yang sama, baik mengenai harga maupun kualitas. Dengan demikian diperkirakan para
konsumen mempunyai kesukaan yang sama terhadap merek yang ada. Oleh karena titik-titik
preferensinya di tengah-tengah atau di pusat.
9. 2. Preferensi yang menyebar
Ini menggambarkan bahwa konsumen mempunyai preferensi yang berbeda-beda tentang apa
yang mereka inginkan dari produksi tersebut. Kalau di pasar hanya ada satu merek saja tentu
preferensinya akan terletak di pusat, disebabkan karena merek tersebut akan menarik sebagian
besar konsumen yang ada. Adanya sebuah merek yang terletak di pusat dapat meminimumkan
jumlah ketidakpuasan konsumen. Apabila ada merek pesaing maka masing-masing pesaing akan
memilih tempatnya sendiri-sendiri secara seimbang dalam produk space.
3. Preferensi yang mengelompok
Selain preferensi yang homogeny dan preferensi yang menyebar juga terdapat preferensi yang
mengelompok. Kelompok-kelompok yang berupa kumpulan titik-titik yang terdapat dalam
produk space disebut segmen pasar natural.
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel
tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan
bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang
dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-
kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang
diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode
dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga
10. mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan
segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam
segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama
produsen untuk produk dan segmen yang sama.
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen
kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian
memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih
dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan
berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah
satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar
adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu
dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai
berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi,
kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar
11. memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan.
Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah
anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum
kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya
sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis
pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah,
golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap,
penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel
tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997):
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat
berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat
utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek
utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat
untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama
yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang
memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
12. Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna
potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial
dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat.
Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan
persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama
banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian
dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat
loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli
satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu
produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak
menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali
atau mereka membeli apapun yang diobral.