SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
Descargar para leer sin conexión
ABORSI /
ABORTUS
Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya)



                          KATA PENGANTAR



      Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang
berjudul “ABORTUS”.
      Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
yang dilaksanakan di RSU Probolinggo.
      Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dr Johar, Sp.Obgyn Kepala SMF
Ilmu Penyakit Kandungan RSU Probolinggo yang telah membimbing dalam
penyelesaian makalah ini serta pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
membantu dalam penyusunan makalah ini.
      Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini kami mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.




                                                    Probolinggo, February 2007
                                                          Hormat Kami




                                                            Penyusun




                                          1
DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL        ....................................................................................
KATA PENGANTAR       ....................................................................................
DAFTAR ISI           ....................................................................................


BAB I. PENDAHULUAN                ......................................................................
      1.1    Latar Belakang Permasalahan …………………………………..
      1.2    Tujuan Dan Manfaat …………………………………………….


BAB II. PEMBAHASAN                ......................................................................
      II.1   Pengertian ……………………………………………………….
      II.2   Ekologi ………………………………………………………….
      II.3   Patogenesis ……………………………………………………...
      II.4   Manifestasi Klinik ………………………………………………
      II.5   Diagnosa ………………………………………………………...
      II.6   Penatalaksanaan …………………………………………………
      II.7   Prognosa ………………………………………………………...


BAB III. PENUTUP                  ......................................................................


DAFTAR PUSTAKA       ....................................................................................




                                             2
BAB I
                               PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


       Kita tahu bahwa istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang
terkecil, yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297
gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat
badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20
minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus
buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus
terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Frekuensi abortus
sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila
terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan
tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap
sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.


1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


       Dalam kesempatan kali ini kita akan berusaha menguak dan membahas secara
menyeluruh tentang Abortus serta manifestasi klinik yang akan didapatkan serta
dikeluhkan pada seseorang yang kita curigai mengalami abortus.
       Kami berharap dengan adanya makalah ini akan lebih bermanfaat dan
menambah wawasan pembaca khususnya para Dokter Muda, Dokter serta Tenaga
medis lain tentang abortus yang meliputi Pengertian, Etiologi, Patogenesis, Diagnosa,
serta bagaimana Prognosa dan Penatalaksanaannya.




                                         3
BAB II
                                     PEMBAHASAN



1. PENGERTIAN


          Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 26 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.


2. ETIOLOGI


          Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.
Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan
masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut ini:
a.    Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
      cacat kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
      muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
      sebagai berikut:
      -        Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X.
      -        Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
      -        Pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan.
b.    Kelainan pada plasenta misalnya endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales
      dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan
      gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
c.    Penyakit Ibu
      Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, anemia berat, dan
      keracunan.
d.    Kelainan Traktus Genetalis
      Mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Sebab lain
      abortus dalam trisemester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan
      oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatari serviks berlebihan, konisasi,
      amputasi atau robekan serviks luar yang tidak dijahit.




                                               4
3. PATOGENESIS


       Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti
oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili
korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan
seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih dalam
hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan.
       Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada
plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap.
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi
pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion
kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula janin telah mati
lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.


4. MANIFESTASI KLINIK


Manifestasi klinik abortus antara lain:
   -     Terlambat haid atau amenote kurang dari 20 minggu
   -     Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
         menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
         cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
   -     Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
         konsepsi.
   -     Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri
         pinggang akibat kontraksi uterus.
   -     Pemeriksaan Ginekologi
         a. Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginaan ada atau tidaknya jaringan
             hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
         b. Inspekulo: Pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
             tertutup ada atau tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau tidaknya
             cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
         c. Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
             jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
             kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
             adneksa, kaum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.



                                          5
5. DIAGNOSA
       Diagnosa meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status psikiatri,
pemeriksaan penunjang.
       1.   Anamnesa
            Anamnesa dilakukan untuk mencari etiologi dari abortus. Dengan
            anamnesa yang telita dan menjurus maka akan dikembangkan. Pemikiran
            mengenai pemeriksaan selanjutnya yang dapat memperkuat dugaan kita
            pada suatu etiologi yang mendasari terjadinya abortus. Hal ini akan
            berpengaruh juga pada rencana terapi yang akan dilakukan sesuai dengan
            etologinya.
       2.   Pemeriksaan Fisik
            Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status interna umum status obstetri.
            Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan manifestasi klinis yang
            mengarah pada suatu gejala abortus seperti yang sudah dijelaskan diatas.
       3.   Pemeriksaan Penunjang
             A.   Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan
                  darah, serta reaksi silang analisis gas darah, kultur darah,
                  terresistensi.
             B.   Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
                  setelah abortus.
             C.   Pemeriksaan dopler atau USG untuk menentukan apakah janin
                  masih hidup.
             D.   Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.




6. PENATALAKSANAAN
       Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan etiologi yang mendasari timbulnya
suatu abortus.
Penatalaksanaan Umum:
   -     Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
         pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
         uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
   -     Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8
         tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus.
   -     Bila pasien syok karena pendarahan berikan infus ringer taktat dan selekas
         mungkin tranfusi darah.




                                          6
Medikamentosa:
              1. Simptomatik        : Analgesic (a5, metenamat)
                                     500 gram (3x1)
              2. Antibiotik         : Amoksilin 500 mg (3x1)
              3. Education          : Kontrol 3-4 hari setelah keluar
                                     setelah keluar dari rumah sakit.




6. PROGNOSA
       Mayoritas pada penderita yang mengalami abortus mempunyai prognosa yang
tergantung pada cepat atau tidaknya kita mendiagnosa dan mencari etiologinya.
Komplikasi yang sering ditimbulkan antara lain adalah:
              - Pendarahan
              - Perforasi
              - Syok, infeksi
              - Pada Missed abortion dengan refensi lama hasil konsepsi dapat
                  terjadi kelainan pembekuan darah.




                                         7
BAB III
                                     PENUTUP



       Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
       Etiologi dari abortus sebagian besar diakibatkan oleh kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu,
kelainan pada plasenta misalnya endarteritis vili korialis. Karena hipertensi menahun,
factor maternal seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis,
kelainan traktus genetalia seperti mioma uteri, kelainan bawaan uterus.
       Diagnosa biasanya tidak dapat ditentukan dalam satu kali pemeriksaan,
melainkan memerlukan waktu pengamatan untuk menilai tanda-tanda tidak
tumbuhnya malah mengecilnya uterus.
       Hal tersebut diatas akan membawa kita pada suatu planning terapi serta
pemilihan obat yang tepat dan efektif akan mempunyai pengaruh pada suatu prognosa
yang akan terjadi dikemudian hari.




                                          8
DAFTAR PUSTAKA



1. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Bagian Kebidanan dan Kandungan. Abortus
Hal 302-312. Jakarta : balai penerbit
FK UI, 1999
2. Kapita Selekta. Jakarta    : balai penerbit
FK UI, 2001
3   Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Abortus hal 145-151. Jakarta : balai penerbit
FK UI, 2002
4. Diktat UNAIR Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan:
Abortus. Surabaya: balai penerbit FK UNAIR, 2000
5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Bagian Ilmu Kandungan. Abortus hal 246-249. Jakarta:
Balai penerbit FK UNAIR, 1999




                                           9

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalRahayu Pratiwi
 
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhanapelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhanamartaagustinasirait
 
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...syarifah irmadani
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Nagita Devi
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hariDemey Bd
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scheri damanik
 
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopaguslabioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagussri wahyuni
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVLilis c'Ben
 
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriPerkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriAi Ela Ayu Ningsih
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasNilaHayati3
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)Menanti Senja
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananAprillia Indah Fajarwati
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyubanevianamsaputri
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 

La actualidad más candente (20)

Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhanapelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
 
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
 
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
 
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopaguslabioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagus
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriPerkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
 
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifas
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
Obat pendarahan
Obat pendarahanObat pendarahan
Obat pendarahan
 
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
 
Pendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui PaguyubanPendekatan Melalui Paguyuban
Pendekatan Melalui Paguyuban
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 

Destacado

Journal of abortion Group 4
Journal of abortion Group 4Journal of abortion Group 4
Journal of abortion Group 4bagussanjaya38
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMFera Rausanni Ilma
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsiBayu aji
 
Abortion group 4 FKUWKS
Abortion group 4 FKUWKSAbortion group 4 FKUWKS
Abortion group 4 FKUWKSbagussanjaya38
 
Pandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiPandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiRizky DwiKurnia
 
01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksiAbror Addahuri
 
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiPengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiMuslimin B. Putra
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortusafisya
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiErlina Wati
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksiKiky- Agustina
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...nor rahmah
 
Tata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisTata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisUmar Syukri
 

Destacado (19)

Journal of abortion Group 4
Journal of abortion Group 4Journal of abortion Group 4
Journal of abortion Group 4
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
 
Power point abortus
Power point abortusPower point abortus
Power point abortus
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Abortion group 4 FKUWKS
Abortion group 4 FKUWKSAbortion group 4 FKUWKS
Abortion group 4 FKUWKS
 
Pandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiPandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsi
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Dilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatanDilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatan
 
01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi01 konsep kesehatan reproduksi
01 konsep kesehatan reproduksi
 
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologiPengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
Pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan ReproduksiKonsep Dasar Kesehatan Reproduksi
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
 
PPT Abortus
PPT AbortusPPT Abortus
PPT Abortus
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan BisnisContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
 
Tata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulisTata cara pembuatan karya tulis
Tata cara pembuatan karya tulis
 

Similar a Jurnal Aborsi (20)

PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Deteksi
DeteksiDeteksi
Deteksi
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Sap abortus
Sap abortusSap abortus
Sap abortus
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
Serotinus
SerotinusSerotinus
Serotinus
 
Karlis santi
Karlis santiKarlis santi
Karlis santi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
-Alat-Kuretase.docx
-Alat-Kuretase.docx-Alat-Kuretase.docx
-Alat-Kuretase.docx
 
-Alat-Kuretase.docx
-Alat-Kuretase.docx-Alat-Kuretase.docx
-Alat-Kuretase.docx
 

Último

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 

Jurnal Aborsi

  • 1. ABORSI / ABORTUS Fransisca S. K. S.Ked (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul “ABORTUS”. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang dilaksanakan di RSU Probolinggo. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dr Johar, Sp.Obgyn Kepala SMF Ilmu Penyakit Kandungan RSU Probolinggo yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini serta pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. Probolinggo, February 2007 Hormat Kami Penyusun 1
  • 2. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................... BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1 Latar Belakang Permasalahan ………………………………….. 1.2 Tujuan Dan Manfaat ……………………………………………. BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................... II.1 Pengertian ………………………………………………………. II.2 Ekologi …………………………………………………………. II.3 Patogenesis ……………………………………………………... II.4 Manifestasi Klinik ……………………………………………… II.5 Diagnosa ………………………………………………………... II.6 Penatalaksanaan ………………………………………………… II.7 Prognosa ………………………………………………………... BAB III. PENUTUP ...................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kita tahu bahwa istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%. 1.2 TUJUAN DAN MANFAAT Dalam kesempatan kali ini kita akan berusaha menguak dan membahas secara menyeluruh tentang Abortus serta manifestasi klinik yang akan didapatkan serta dikeluhkan pada seseorang yang kita curigai mengalami abortus. Kami berharap dengan adanya makalah ini akan lebih bermanfaat dan menambah wawasan pembaca khususnya para Dokter Muda, Dokter serta Tenaga medis lain tentang abortus yang meliputi Pengertian, Etiologi, Patogenesis, Diagnosa, serta bagaimana Prognosa dan Penatalaksanaannya. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 26 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. 2. ETIOLOGI Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini: a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut: - Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X. - Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna. - Pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan. b. Kelainan pada plasenta misalnya endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. c. Penyakit Ibu Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, anemia berat, dan keracunan. d. Kelainan Traktus Genetalis Mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Sebab lain abortus dalam trisemester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatari serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luar yang tidak dijahit. 4
  • 5. 3. PATOGENESIS Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus. 4. MANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinik abortus antara lain: - Terlambat haid atau amenote kurang dari 20 minggu - Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. - Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. - Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus. - Pemeriksaan Ginekologi a. Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginaan ada atau tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva. b. Inspekulo: Pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup ada atau tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium. c. Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kaum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri. 5
  • 6. 5. DIAGNOSA Diagnosa meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status psikiatri, pemeriksaan penunjang. 1. Anamnesa Anamnesa dilakukan untuk mencari etiologi dari abortus. Dengan anamnesa yang telita dan menjurus maka akan dikembangkan. Pemikiran mengenai pemeriksaan selanjutnya yang dapat memperkuat dugaan kita pada suatu etiologi yang mendasari terjadinya abortus. Hal ini akan berpengaruh juga pada rencana terapi yang akan dilakukan sesuai dengan etologinya. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status interna umum status obstetri. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan manifestasi klinis yang mengarah pada suatu gejala abortus seperti yang sudah dijelaskan diatas. 3. Pemeriksaan Penunjang A. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, hematokrit, golongan darah, serta reaksi silang analisis gas darah, kultur darah, terresistensi. B. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus. C. Pemeriksaan dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup. D. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion. 6. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan etiologi yang mendasari timbulnya suatu abortus. Penatalaksanaan Umum: - Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. - Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus. - Bila pasien syok karena pendarahan berikan infus ringer taktat dan selekas mungkin tranfusi darah. 6
  • 7. Medikamentosa: 1. Simptomatik : Analgesic (a5, metenamat) 500 gram (3x1) 2. Antibiotik : Amoksilin 500 mg (3x1) 3. Education : Kontrol 3-4 hari setelah keluar setelah keluar dari rumah sakit. 6. PROGNOSA Mayoritas pada penderita yang mengalami abortus mempunyai prognosa yang tergantung pada cepat atau tidaknya kita mendiagnosa dan mencari etiologinya. Komplikasi yang sering ditimbulkan antara lain adalah: - Pendarahan - Perforasi - Syok, infeksi - Pada Missed abortion dengan refensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah. 7
  • 8. BAB III PENUTUP Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Etiologi dari abortus sebagian besar diakibatkan oleh kelainan pertumbuhan hasil konsepsi biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu, kelainan pada plasenta misalnya endarteritis vili korialis. Karena hipertensi menahun, factor maternal seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis, kelainan traktus genetalia seperti mioma uteri, kelainan bawaan uterus. Diagnosa biasanya tidak dapat ditentukan dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan untuk menilai tanda-tanda tidak tumbuhnya malah mengecilnya uterus. Hal tersebut diatas akan membawa kita pada suatu planning terapi serta pemilihan obat yang tepat dan efektif akan mempunyai pengaruh pada suatu prognosa yang akan terjadi dikemudian hari. 8
  • 9. DAFTAR PUSTAKA 1. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bagian Kebidanan dan Kandungan. Abortus Hal 302-312. Jakarta : balai penerbit FK UI, 1999 2. Kapita Selekta. Jakarta : balai penerbit FK UI, 2001 3 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Abortus hal 145-151. Jakarta : balai penerbit FK UI, 2002 4. Diktat UNAIR Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan: Abortus. Surabaya: balai penerbit FK UNAIR, 2000 5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Bagian Ilmu Kandungan. Abortus hal 246-249. Jakarta: Balai penerbit FK UNAIR, 1999 9