2. METODE PENELITIAN
GROUNDED
(GROUNDED RESEARCH)
disajikan dalam perkuliahan Metodologi Penelitian yang
dibimbing DR. Dadang Anshory, M. Hum.
oleh
BAREN BARNABAS
NIM 1201533
SPs Universitas Pendidikan Indonesia
2012
3. A. LATAR BELAKANG
GR dikembangkan pertama kali pada tahun 1960 oleh dua orang sosiolog,
Barney Glaser dan Anselm Strauss berdasarkan penelitian yang mereka
lakukan pada pasien-pasien berpenyakit akut di Rumah Sakit Universitas
California, San francisco.
Catatan-catatan dan metode penelitian yang mereka gunakan kemudian
dipublikasikan. Hal itu menarik minat banyak orang untuk mempelajarinya.
Keduanya kemudian menerbitkan buku-buku tentang grounded theory (GT),
yaitu ”The Discovery of Grounded Theory” (1967), disusul oleh ”Theoritical
Sensitivity” (1978), kemudian ”Qualitative Analysis for Social Scientists” (1987),
dan yang terakhir ”Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures
and Techniques” (1990).
(Salim, 2006; Khair, 2010)
4. Buku yang pertama terbit tahun 1967, ”The
Discovery of Grounded Theory”, dianggap sebagai
peletak konsep-konsep mendasar GT. Dalam
buku tersebut, Glaser dan Strauss mengkritisi
pendekatan-pendekatan penelitian sosiologi yang
menekankan verifikasi dan pengujian teori-teori.
Menurut mereka, penelitian seharusnya
memunculkan konsep-konsep (variabel) dan
hipotesis berdasarkan data-data nyata yang ada di
lapangan karena sebuah teori yang ditemukan
selama penjaringan data akan sangat sesuai
dengan sekumpulan data tadi.
(Latar Belakang)
5. Penelitian model GT menawarkan pendekatan yang
berbeda dari jenis penelitian kualitatif yang lain.
GT tidak berangkat dari teori untuk menghasilkan
teori baru, tetapi berupaya menemukan teori
berdasarkan data empirik, bukan membangun teori
secara deduktif logis.
Teori yang dihasilkan lewat kerja yang sistematik
dan sistemik itu disebut grounded theory (GT), dan
model penelitiannya disebut grounded research (GR).
(Rahardjo, M., 2011)
(Latar Belakang)
6. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya ada berbagai
perbedaan redaksional dalam menerjemahkan arti
GT.
Moleong (2005: 72) mengartikannya dengan
istilah ”Teori Dari Bawah”;
Salim (2006: 184) menyebutnya ”Teori Beralas”;
Muhadjir (2002: 120) menerjemahkan dengan
nama ”Teori Berdasar Data”;
Bungin (2007) mengistilahkannya sebagai ”Teori
Berdasarkan Data”.
(Latar Belakang: Perbedaan Redaksional)
7. GR diperkenalkan di Indonesia untuk pertama kali pada tahun 1970-
an.
Dimulai dengan diselenggarakannya pelatihan penelitian ilmu sosial
bagi ilmuwan Indonesia di Surabaya, Ujung Pandang, dan Banda
Aceh. Pelatihan ini berlangsung selama dua semester, dengan
beberapa narasumber asing, seperti Lance Castle dan Stuart A.
Schegel.
Awal tahun 1980-an, Lembaga Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (LPIIS)
bekerjasama dengan FISIP UI, dan beberapa perguruan tinggi di luar
Jawa, melakukan hal yang sama.
Perkembangan tersebut terus berlangsung hingga kini, dan bukan
hanya dalam kajian sosiologi, tetapi juga sudah banyak meluas dalam
penelitian bidang komunikasi, kesehatan, psikologi, dan pendidikan.
(Sucipto, 2007)
(Latar Belakang: GR di Indonesia)
8. B. PENGERTIAN
Menurut Glaser grounded theory adalah teori yang diperoleh secara induktif dari
penelitian tentang fenomena yang dijelaskannya. Karena itu, teori ini
ditemukan, disusun, dan dibuktikan untuk sementara melalui pengumpulan
data yang sistematis dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu.
(Strauss & Corbin, 2003 dalam Khair, 2010).
GR adalah sebuah metodologi penelitian kualitatif yang menekankan
penemuan teori dari data observasi empirik di lapangan dengan metode
induktif (menemukan teori dari sejumlah data), generatif yaitu penemuan atau
konstruksi teori menggunakan data sebagai evidensi, konstruktif menemukan
konstruksi teori atau kategori lewat analisis dan proses mengabstraksi, dan
subjektif, yaitu merekonstruksi penafsiran dan pemaknaan hasil penelitian
berdasarkan konseptualisasi masyarakat yang dijadikan subjek studi.
(Sudira, 2009).
9. GR merupakan suatu metode penelitian yang mendasarkan diri pada
fakta dan menggunakan analisis perbandingan, bertujuan untuk
mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep,
membuktikan teori dan mengembangkan teori di mana pengumpulan
data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.
(Nazir, 1988).
Jadi, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa GR adalah metode penelitian
kualitatif yang mencoba mengonstruksi atau merekonstruksi teori atas
suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan data melalui analisis
induktif.
(Pengertian GR)
10. C. TUJUAN
Pada dasarnya, tujuan GR adalah untuk menghasilkan atau
menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi
tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak,
atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa.
Inti dari pendekatan GR adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat dengan konteks peristiwa yang dipelajari atau
teoretisasi data. Teoretisasi data adalah sebuah metode
penyusunan teori yang berorientasi tindakan/interaksi.
GR tidak bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori
seperti paradigma penelitian kuantitatif, melainkan bertolak dari
data menuju suatu teori.
11. D. CIRI-CIRI GR
1. Penggunaan data sebagai sumber teori;
2. Peranan data dalam penelitian sangat menonjol;
3. Pengumpulan dan analisis data dilakukan dalam
waktu yang bersamaan;
4. Perumusan hipotesis berdasarkan kategori.
Nazir (1988: 89-90)
12. E. LANGKAH-LANGKAH DALAM GR
1. Merumuskan masalah penelitian;
2. Melakukan penjaringan data;
3. Menganalisis data;
4. Menyusun teori;
5. Memvalidasi teori;
6. Menyusun laporan penelitian.
13. 1. Merumuskan Masalah Penelitian
Perumusan masalah pada penelitian GR dilakukan
secara bertahap, yakni pada tahap awal atau sebelum
pengumpulan data, rumusan masalah dikemukakan secara
garis besar yang berfungsi sebagai panduan dalam
mengumpulkan data-data, kemudian data-data yang bersifat
umum tersebut dikumpulkan. Setelah itu, rumusan masalah
dipersempit dan difokuskan sesuai dengan sifat data yang
dikumpulkan. Rumusan masalah yang kedua ini digunakan
peneliti sebagai panduan dalam menyusun teori. Jadi, perlu
kita catat bahwa dalam merumuskan masalah pada
penelitian GR tidak hanya dilakukan satu kali .
Penjabaran Langkah-langkah GR
14. Ciri rumusan masalah yang disarankan dalam GR adalah:
Berorientasi pada pengidentifikasian fenomena yang
diteliti;
Mengungkap secara tegas tentang objek (formal dan
material) yang akan diteliti;
Berorientasi pada proses dan tindakan.
Ciri Rumusan Masalah
15. Contoh rumusan masalah awal pada GR:
“Bagaimanakah wanita yang berpenyakit kronis mengatasi kehamilan?”
Pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah ini bermaksud
untuk:
Mengenali secara tepat dan mendalam perilaku wanita yang sedang
berpenyakit kronis dalam mengatasi kehamilannya;
Obyek formal penelitian adalah wanita yang berpenyakit kronis
yang sedang hamil, sedangkan objek materialnya adalah cara-cara
yang dilakukan oleh wanita itu dalam mengatasi persoalan
kehamilan dalam kondisi sakit;
Orientasi utama yang disoroti adalah tahapan tindakan si wanita dan
jenis-jenis atau bentuk-bentuk tindakan yang dipilih.
16. 2. Melakukan Penjaringan Data
GR digali dari berbagai fenomena atau perilaku yang
sedang berlangsung yang digunakan untuk melihat
prosesnya serta untuk ”menangkap” hal-hal yang bersifat
kausalitas/sebab akibat.
17. 3. Menganalisis Data
Tahap-tahap analisis data meliputi:
Open coding atau pengodean terbuka, peneliti membentuk beberapa
kategori awal informasi tentang fenomena yang diteliti dengan
memilah-milah data ke dalam jenis yang relevan;
Axial coding atau pengodean poros, peneliti memilih salah satu
kategori dan memosisikannya sebagai inti fenomena yang sedang
diteliti;
Selective coding atau pengodean selektif, peneliti menulis teori dari
berbagai hubungan dari seluruh kategori dalam tahap axial coding
sebelumnya.
18. 4. Menyusun Teori
Proses penyusunan teori meliputi analisis dari hubungan
yang terjadi pada keseluruhan kategori yang telah
ditemukan sebelumnya. Teori dapat dituliskan dalam
bentuk narasi yang menggambarkan kesalingterkaitan
antarkategori.
19. 5. Memvalidasi Teori
Proses validasi ini dilakukan setelah teori selesai
dirumuskan dengan cara membandingkannya dengan
proses-proses sejenis yang terdapat dalam penelitian
sebelumnya. Creswell (2008: 450) mengemukakan bahwa
penilai luar, seperti partisipan, juga dapat diminta untuk
memeriksa keabsahan teori maupun validitas dan
kredibilitas data.
20. 6. Menyusun Laporan Penelitian
Creswell (2008: 450) mengemukakan bahwa
struktur laporan dalam penelitian GR sangat tergantung
pada desain yang digunakan. Jika desain yang digunakan
adalah pendekatan sistematik, laporan penelitian relatif
mirip dengan struktur laporan penelitian kuantitatif,
yang mencakup bagian-bagian perumusan masalah,
metode penelitian, analisis dan diskusi, dan hasil
penelitian. Jika desain yang digunakan adalah
pendekatan emerging atau konstruktivis, struktur laporan
penelitian bersifat fleksibel.
21. Desain Emerging: Digagas oleh Glasser, menekankan penggunaan teknik
pembandingan berkesinambungan (constant comparative) antara kejadian
dengan kejadian, kejadian dengan kategori, dan kategori dengan kategori
sebagai inti analisis data. Hal ini karena fokus utama GR adalah
menghubungkan kategori-kategori dan memunculkan teori.
Desain Konstruktivis: Digagas oleh Charmaz, menekankan pada makna
yang diungkapkan oleh partisipan sewaktu mereka menjalani sebuah
fenomena.
Desain Sistematik: Digagas oleh Strauss dan Corbin, menekankan
penggunaan tiga fase analisis data, yaitu open coding, axial coding, dan selective
coding.
Desain Emerging, Konstruktivis, dan Sistematik
22. F. METODE PENGUMPULAN DATA
DALAM GR
Proses pengumpulan data dalam GR pada umumnya dilaksanakan
dengan menggunakan dua metode secara simultan, yaitu:
Depth nterview/wawancara mendalam;
Observasi.
Hasil interview atau pencatatan/perekaman (audio atau video) interaksi
dan atau kejadian dijelaskan atau dituliskan kembali (ditulis dalam
format teks atau ditangkap dalam bentuk identifikasi yang jelas dari
sub-elemen. Sebagai contoh, video dapat dianalisis detik per detik.
Elemen data kemudian diberi kode dalam kategori apa yang sedang
diobservasi.
23. G. CONTOH KASUS
Seorang peneliti tertarik pada suatu masyarakat
tradisional di Kalimantan. Dia ingin meneliti makna hidup
masyarakat di sana. Maka sebelum penelitian, dia menentukan
langkah-langkah, menggali berbagai informasi, dan melakukan
kajian terhadap tema penelitiannya.
Meski telah memiliki beberapa informasi dan kajian
sebelumnya, dia harus menyingkirkan semua praduga yang ada
sebelum terjun ke lapangan. Artinya, seolah-olah tidak tahu
apapun tentang sesuatu yang akan muncul dalam penelitiannya.
24. Dia kemudian tinggal bersama masyarakat tersebut selama
beberapa waktu sekaligus melakukan observasi dan wawancara. Selain
itu, dengan tinggal bersama masyarakat tersebut diharapkan dapat
lebih memahami kehidupan mereka. Dari observasi dan wawancara
itulah data-data penelitian diperoleh.
Setelah data yang dimiliki dirasa cukup, peneliti kemudian
melakukan analisis sehingga terbentuk sebuah asumsi atau teori baru
berdasarkan data yang dimiliki. Peneliti kemudian mengembalikan
data dan teori tersebut ke lapangan untuk diuji kebenarannya.
(Contoh Kasus)
25. Pengambilan data, analisis, dan pengembalian data ke
lapangan dilakukan secara terus-menerus yang akhirnya
membentuk suatu teori yang mantap. Hal ini membutuhkan waktu
yang tidak sedikit untuk mengambil ulang, mengonfirmasi,
mengolah, dan sebagainya.
(Sekilas Mengenai Grounded Research, 2011).
(Contoh Kasus)
26. H. PERBEDAAN GR DENGAN
JENIS PENELITIAN LAINNYA
Setidaknya, terdapat tiga aspek yang membedakan GR dengan
pendekatan penelitian yang lain. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Peneliti mengikuti prosedur analisis sistematik dalam sebagian besar
pendekatan. GR lebih terstruktur dalam proses pengumpulan data
dan analisisnya jika dibandingkan dengan model riset kualitatif lain
meski strateginya sama (misalnya, analisis tematik terhadap transkrip
wawancara, observasi, dan dokumen tertulis);
Peneliti memasuki proses riset dengan membawa sedikit mungkin
asumsi. Ini berarti menjauhkan diri dari teori yang sudah ada;
Peneliti tidak semata-mata bertujuan untuk menguraikan atau
menjelaskan, tetapi juga mengonseptualisasikan dan berupaya keras
untuk menghasilkan dan mengembangkan teori.
27. I. KELEBIHAN GR
Beberapa kelebihan GR antara lain sebagai berikut.
Kelebihan utama dari GR adalah probabilitas kesalahan
pengukuran dapat dikurangi. Hal ini karena konsep merupakan
cermin dari data yang diobservasi secara empiris.
GR merupakan desain penelitian kualitatif yang memungkinkan
peneliti untuk menurunkan konstruk dan membangun teori dari
data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti, bukan dari teori
yang sudah ada. Antara pengumpulan data dan analisis data
memiliki hubungan kontinyu.
(Adebayo, 2004 dalam Widjajani dkk., 2009: 6).
28. GR memiliki sifat komprehensif dari perspektif yang diperoleh
peneliti dengan cara terjun langsung ke dalam fenomena sosial
dan mengobservasinya selengkap mungkin sehingga peneliti
dapat mengembangkan pengertian yang lebih dalam dan
menyeluruh.
Peneliti dengan GR dapat mengenali berbagai nuansa sikap dan
perilaku yang tidak diperoleh peneliti yang menggunakan
metode lain.
(Babbie, 1992 dalam Widjajani dkk., 2009).
(Kelebihan GR)
29. J. KEKURANGAN GR
Vredenbregt (1981) dalam Nazir (1988: 92) mengungkapkan
beberapa kelemahan dari GR. Kelemahan-kelemahan tersebut antara
lain sebagai berikut.
GR menggunakan analisis perbandingan dan menyifatkan analisis
perbandingan sebagai penemuan yang baru. Karena GR tidak
menggunakan probability sampling, maka generalisasi yang dibuat
akan mengandung banyak bias.
Akhir suatu penelitian bergantung pada subjektivitas peneliti.
Apakah hasilnya suatu teori atau hanya satu generalisasi saja,
tidak ada seorang pun yang tahu kecuali peneliti itu sendiri.
30. Secara umum dapat disimpulkan bahwa teori yang diperoleh dalam
GR tidak didasarkan atas langkah-langkah sistematis melalui siklus
empiris dari metode ilmiah. Spekulasi dan sifat impresionistis
menjadi kelemahan utamanya sehingga diragukan adanya
representativitas, validitas, dan reliabilitas dari data.
GR dapat disamakan dengan pilot studi atau exploratory research
belaka.
Karena dalam memberikan definisi banyak sekali digunakan aksioma
atau asumsi mereka sendiri, maka sukar sekali dinilai dengan
metode-metode umum lainnya yang sering dilakukan dalam
penelitian kemasyarakatan.
(Kekurangan GR)
31. K. KESIMPULAN
GR adalah metode penelitian kualitatif yang mencoba mengonstruksi atau
merekonstruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan data melalui
analisis induktif.
Pada dasarnya, tujuan GR adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu
teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling
berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa.
Ciri dari GR antara lain adalah penggunaan data sebagai sumber teori, peranan
data dalam penelitian sangat menonjol, pengumpulan data dan analisis dilakukan dalam
waktu yang bersamaan, serta perumusan hipotesis berdasarkan kategori.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam GR adalah merumuskan masalah
penelitian, melakukan penjaringan data, menyusun teori, memvalidasi teori, serta menyusun
laporan penelitian.
Proses analisis data dalam grounded theory meliputi: pengodean terbuka (open
coding), pengodean poros (axial coding), pengodean selektif (selective coding).
Dari berbagai fase di atas, kesan pertama memang terasa rumit. Namun, kalau
kita sudah mendalaminya sebagai bagian dari kegiatan penelitian, maka akan terasa mudah.
Hal ini disebabkan setiap tahapan merupakan rangkaian logika keilmuan yang mengalir
berdasarkan penalaran rasional. Secara tidak langsung, setiap tahapan akan menggiring kita
pada logika penelitian yang sistematis.
32. BUAH DURIAN DUKU MATESIH
CUKUP SEKIAN DAN TERIMA
KASIH
Grounded Research PPt Baren Barnabas
33. DAFTAR PUSTAKA
Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana.
Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative
Research. New Jersey: Prentice Hall.
Khair, M. (2010). Metodologi Grounded Theory dalam Penelitian Islam. Diakses Minggu, 30 September 2012, dari:
http://muhaiminkhair.wordpress.com/2010/04/26/metodologi-grounded-theory-dalam penelitian-ekonomi-
islam/
Metode Penelitian Kualitatif: Grounded Theory Approach. Diakses: Sabtu, 15 September 2012, dari:
http://www.infoskripsi.com/Theory/Metode-Penelitian-Kualitatif-Grounded-Theory-Approach.html.
Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhadjir, N. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber untuk Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Sekilas Mengenai Grounded Research. (2011). Diakses Selasa, 2 Oktober 2012, dari:
http://berpikirberbeda.blogspot.com/2011/11/sekilas-mengenai-grounded-research.html
Sucipto, A. (2007). Ringkasan Grounded Research. Diakses Sabtu, 29 September 2012, dari:
http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/04/grounded-research-ringkasan/
Sudira, P. (2009). Studi Mandiri Grounded Theory. Yogyakarta: UNY.
Widjajani dkk. (2009). Penggunaan Soft System Methodology dan Grounded Theory dalam Membangun Teori pada
Penelitian Proses Strategi (Strategy Process Research).
(journal.sbm.itb.ac.id/index.php/mantek/article/download/91/82)
Grounded Research PPt Baren Barnabas
34. KERANGKA PENELITIAN
KUALITATIF
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Alasan Penelitian Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Pembatasan Studi atau Fokus Penelitian
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Grounded Research PPt Baren Barnabas
35. II. KAJIAN TEORI
A. Kepustakaan yang Berkaitan
B. Kesesuaian dengan Paradigma dan Teori Substantif
C. Kajian Terdahulu
D. Perspektif Teori yang Digunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Latar, Sumber Data, Sarana Kajian dan Entri
B. Tahap-tahap Penelitian
C. Teknik Penelitian
D. Pengumpulan Data dan Pencatatan Data
E. Teknik Analisis dan Penafsiran Data
Grounded Research PPt Baren Barnabas
36. IV. LOGISTIK PENELITIAN
A. Secara Keseluruhan
B. Sebelum Terjun ke Lapangan
C. Sewaktu Berada di Lapangan
D. Sesudah Kegiatan Lapangan
E. Mengakhiri dan Mengaplikasikan
V. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. Perpanjangan Keikutsertaan
B. Ketentuan Pengamatan
C. Triangulasi
D. Pemeriksaan Sejawat
E. Kecukupan Inferensial
F. Pergerakan Anggota
G. Uraian Tebal
H. Auditing
Meskipun demikian, tidak semua poin di atas dipakai secara
keseluruhan, tergantung pada kebutuhan masing-masing.
http://elangjawa-hidup.blogspot.com/2010/10/makalah-tentant-pengertian-
kualitatif.html
37. SUPLEMEN
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran
38. Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian
penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang
bermacam-macam dan tidak bias makna.
Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang
tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna
untuk membantu pembaca memahami dengancepat hasil penelitian, juga dapat
merangsang minat dan selera orang lain untuk membacanya.
Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang
teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan fokus
kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-
temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi
terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa.
Suplemen
39. Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan
dalam proses penelitian.
Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang
diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau
fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan
penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan
sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau
manipulasi peneliti itu sendiri.
Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuan memerlukan pembahasan
lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta.
Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti
harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoretis
yang digunakan.
Suplemen