1. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
1
Sosialisasi Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Di Lingkungan Pusat Data dan Informasi Pertanian
Kementerian Pertanian
Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang disyaratkan
pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: PER/15/M.PAN/7/2009 Tentang: Pedoman Umum
Reformasi Birokrasi dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2009 Tentang: Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi
Pemerintahan, Pusat Data dan Informasi Pertanian pada tanggal 24 – 25
Februari 2010 bertempat di Wisma Bogor Indah Nirwana Cipayung-Bogor
telah melakukan Sosialisasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP) dengan Narasumber dari Biro Organisasi dan Kepegawaian, Drs.
Amrijon selaku Kepala Subbagian Sistem dan Prosedur serta dihadiri oleh
para pejabat Eselon III, IVdan Pejabat Fungsional sebanyak 35 orang.
Adapun materi yang disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan SOP
adalah sebagai berikut:
A. Beberapa ketentuan dalam penyusunan SOP administrasi pemerintahan
di lingkungan Kementerian Pertanian:
1. Format SOP berbentuk Flowchart.
2. Memakai kertas ukuran Legal/F4.
3. Bentuk penulisan Landscape.
4. Jenis huruf Arial, dengan ukuran 12 atau disesuaikan
ISSN : 1411-9196
Pusat Data dan Informasi Pertanian
Tim Redaksi :
Pelindung :
Dr. Edi Abdurachman, MS
Penasehat :
Drs. Hendrykris, MM
Ir. Bayu Mulyana, MM
Ir. M. Tassim Billah, MSc
Ir. Yasid Taufik, MM
Penanggung Jawab :
Drs. Hendrykris, MM
Redaksi :
Eli David, S.Sos, MM
Editor :
Eko Nugroho, SKom, MM
Dra. Laelatul Hasanah, MSi
Ir. Noviati, MSi
Herlina Purnamasari, SE
Redaktur Pelaksana :
Joko Santoso
Sekretariat :
Hadidja, SH
Dian Prasetyorini
Agus
Redaksi menerima tulisan maupun saran
dan kritik untuk Newsletter Pusdatin
Kirimkan ke alamat redaksi :
Pusat Data dan Informasi Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3 Gd. D Lantai IV
Pasar Minggu – Jakarta 12550
Telp : 021-7805305, 7816384
Fax : 021-7822638
e-mail : newsletter@deptan.go.id
Daftar Isi :
• Sosialisasi Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Di
Lingkungan Pusat Data dan
Informasi Pertanian Kementerian
Pertanian…..(1)
• Temu Koordinasi Kehumasan
Hotel Grand Jayaraya, Cipayung
17 Februari 2010 …..(3)
• T O T Sosialisasi Penggunaan GPS
Untuk Areal Perkebunan.....(4)
• Penyempurnaan Buku Pembakuan
Statistik Perkebunan (PSP)....(6)
• Asia Pacific Food Expo 2009
Singapore …..(7)
• Pusat Informasi Agribisnis (PIA)
Kementan untuk Mendorong
Investasi di Bidang Pertanian.....(8)
• Rapat Evaluasi Kinerja Kegiatan
Pusat Data Dan Informasi Pertanian
Triwulan I T.A 2010 di Wisma Bogor
Indah Nirwana, Cipayung 5-6 April
2010.....(9)
• Hasil Evaluasi Kegiatan Kinerja
Pusdatin sampai dengan Triwulan I
Tahun Anggaran 2010.....(10)
• Workshop Analisis Kinerja
Perdagangan Komoditas
Pertanian.....(11)
2. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
2
B. Langkah-langkah dalam penyusunan SOP di
lingkungan Kementerian Pertanian.
1. Tentukan Format SOP.
SOP administrasi pemerintahan Kementerian
Pertanian disusun dengan format berbentuk
flowchart.
2. Tentukan Nama SOP.
SOP memiliki nama (judul). Nama SOP
mencerminkan batasan kegiatan awal yang
ditandai dengan in-put dan batasan akhir
kegiatan yang ditandai dengan out-put
kegiatan. Dengan demikian maka nama SOP
menentukan besaran SOP yang dicirikan
dengan jumlah kegiatan dalam SOP.
3. Identifikasi Aktivitas (Kegiatan).
Kegiatan apa saja yang harus dilakukan guna
menghasilkan out-put kegiatan mulai dari awal
hingga akhir. Aktivitas merupakan
serangkaian kegiatan yang berurutan mulai
dari awal hingga akhir yang ditandai dengan
dicapainya tujuan aktivitas (out-put).
4. Identifikasi Aktor (Pelaksana)
Siapa aktor (pelaksana) yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan. Aktor (pelaksana)
adalah orang/jabatan/kelompok orang
(tim)/unit organisasi yang aktif secara
langsung terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
5. Isi Mutu Baku dan Keterangan.
a. Kelengkapan, yaitu bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses kegiatan.
Contoh: surat permohonan, ROK,
dokumen renstra, data keuangan, dan lain-
lain.
b. Waktu, adalah jumlah satuan waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan
(menit, jam, hari, bulan, dsb).
c. Out-put, adalah hasil dari suatu kegiatan.
Contoh : draft laporan, disposisi, surat
yang telah diparaf.
d. Keterangan/penjelasan singkat, adalah
tambahan informasi untuk memperjelas
kegiatan
6. Isi Identitas SOP
Identitas yang perlu dilengkapi dalam
penyusunan SOP adalah:
a. Nama unit kerja tempat SOP
diberlakukan. Diisi nama Nomenklatur
Instansi tempat SOP diberlakukan, dan
Nomenklatur Institusi tempat SOP
diberlakukan.
b. Nomor SOP. Diisi sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam buku
Pedoman Pola Klasifikasi Kearsipan
Kementerian Pertanian (Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 39/Permentan
OT.140/4/2007). Penomoran untuk SOP
dilakukan pada masing-masing unit kerja
eselon II dengan kode klasifikasi SOP
(OT.225), ditulis berurutan mulai dari
nomor 1.
c. Tanggal pembuatan SOP, yaitu tanggal
SOP selesai dibuat.
d. Tanggal revisi SOP, yaitu tanggal setahun
setelah SOP disahkan.
e. Tanggal efektif berlakunya SOP. Diisi
tanggal SOP diberlakukan secara efektif
f. Pengesahan SOP. SOP yang sudah
disusun disahkan oleh pimpinan unit
kerja Eselon II yang bersangkutan.
g. Nama SOP. Diisi Judul SOP yang dibuat.
h. Dasar hukum SOP. Peraturan Perundang-
undangan yang mendasari Prosedur yang
dibuat.
i. Keterkaitan dengan SOP Lain.
Keterkaitan antara SOP yang dibuat
dengan SOP lainnya.
j. Peringatan yang diperlukan.
Kemungkinan yang terjadi jika prosedur
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
k. Kualifikasi pelaksana SOP. Kualifikasi
pegawai yang dibutuhkan dalam
melaksanakan perannya pada prosedur
yang distandarkan.
l. Peralatan/perlengkapan yang diperlukan
untuk melaksanakan SOP. Penjelasan
mengenai daftar perlengkapan dan
peralatan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan SOP.
m. Pencatatan dan pendataan yang ada dalam
SOP.
Memuat berbagai hal yang perlu dibuat
dan dicatat oleh setiap pegawai dalam
pelaksanaan prosedur yang telah
distandarkan.
7. Penulisan SOP.
Untuk memudahkan penulisan SOP, yang
harus dilakukan adalah :
a. Identifikasi aktivitas (kegiatan) yang
dilakukan mulai dari awal hingga akhir
(selesainya) suatu kegiatan yang ditandai
dengan dicapainya tujuan aktivitas (out
put).
b. Kemudian identifikasi aktor (pelaksana),
yaitu siapa aktor (pelaksana) yang terlibat
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Aktor (pelaksana) adalah
orang/jabatan/kelompok orang (tim)/unit
organisasi yang aktif secara langsung
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
3
c. Buat symbol flowchart untuk melambangkan
kegiatan yang dilakukan.
d. Isi mutu baku dan keterangan :
• Kelengkapan apa yang diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan.
• Berapa lama waktu diperlukan untuk
melakukan kegiatan tersebut.
• Apa output (hasil/produk) yang dihasilkan.
• Keterangan/penjelasan singkat apa yang
perlu ditulis dalam melaksanakan kegiatan.
e. Cek kembali kesesuaian nama SOP dengan
input dan output akhir kegiatan.
Apakah nama SOP sudah mencerminkan
cakupan input dan output akhir ?
Output dari kegiatan ini, Pusat Data dan Informasi
Pertanian dapat menyusun sebanyak 94 (sembilan puluh
empat) SOP, dengan rincian sebagai berikut :
1. Bagian Tata Usaha sebanyak 44 SOP;
2. Bidang Pengembangan Sistem dan Informasi
Pertanian sebanyak 25 SOP;
3. Bidang Data Tanaman Pangan dan Peternakan
sebanyak 13 SOP;
4. Bidang Data Hortikultura dan Perkebunan
sebanyak 12 SOP.
( ln)
Temu Koordinasi Kehumasan
Hotel Grand Jayaraya, Cipayung
17 Februari 2010
Foto : Pembukaan Temu Kehumasan oleh Kapusdatin
yang didampingi oleh Pejabat Eselon III di lingkup
Pusdatin
Temu Koordinasi Kehumasan Pusat Data dan
Informasi Pertanian dengan topik “Dengan Temu
Koordinasi Kehumasan 2010 Pusat Data dan Informasi
Pertanian Siap Mendukung Pencapaian Target Empat
Sukses Pembangunan Pertanian dan
Pelaksanaan E-Government di Lingkungan
Kementerian Pertanian” yang dilaksanakan pada
tanggal 17 Februari 2010.
Foto : Peserta dari Pusdatin
Keragaman tayangan produk dan layanan yang
disampaikan melalui arahan dan sambutan Temu
Kehumasan serta oleh para penyaji dari Pusat Data
dan Informasi Pertanian dalam acara ini, maka
dihasilkan beberapa butir rangkuman yang perlu
diketahui oleh instansi kehumasan lingkup
Kementerian Pertanian, adalah sebagai berikut :
1. Kehumasan merupakan acara koordinasi dan
saling tukar menukar informasi seluruh unit
kerja kehumasan lingkup Kementerian
Pertanian. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
masing-masing unit kerja dan dikoordinasikan
oleh Biro Hukum dan Humas Kementerian
Pertanian.
2. Pusat Data dan Informasi Pertanian setiap
tahun berperan aktif untuk menyelenggarakan
forum kehumasan ini dalam rangka untuk
mensosialisasikan hasil-hasil kegiatan Pusat
Data dan Informasi Pertanian yang telah
dilaksanakan pada tahun lalu. Tahun 2010 ini
Pusat data dan Informasi Pertanian merupakan
unit kerja pertama yang menyelenggarakan
Temu Koordinasi Kehumasan ini.
3. Kegiatan Temu Kehumasan diawali dengan
Sambutan selamat datang dari Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Dalam
sambutannya perwakilan Dinas Kabupaten
Bogor menyampikan tentang visi dan misi
Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dalam
mendukung kecukupan pangan bagi penduduk
dan wisatawan yang berkunjung ke Bogor.
Saat ini Kabupaten Bogor masih
membutuhkan dukungan pangan dari daerah
lainnya tetapi pada Tahun 2013 diharapkan
Kabupaten Bogor dapat
4. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
4
memenuhi 75% kebutuhan pangannya dari
produksi sendiri. Program yang telah dilaksanakan
adalah dengan memacu peningkatan produktivitas
padi dari 5,9 ton/Ha dan pada Tahun 2013
ditargetkan 6,5 ton/Ha. Kendala yang dihadapi
antara lain penggunaan benih berlabel baru sekitar
60 %, sisanya hanya menggunakan benih tidak
berlabel. Kabupaten Bogor menyambut baik
penyelenggaraan kegiatan kehumasan ini
dilaksanakan di wilayahnya dengan harapan para
insan kehumasan juga dapat mempromosikan
Kabupaten Bogor sehingga kunjungan ke Bogor
akan meningkat.
4. Sambutan berikutnya adalah wakil dari Biro Humas.
5. Dalam sambutannya menekankan pentingnya
forum kehumasan ini sebagai ajang untuk tukar
menukar informasi serta menambah wawasan bagi
para insan kehumasan dilingkup Kementerian
Pertanian. Biro Humas juga mengucapkan
terimakasih kepada Pusat Data dan Informasi
Pertanian yang telah aktif sebagai penyelenggara
forum kehumasan pertama pada Tahun 2010 ini.
Diharapkan Pusat Data dan Informasi Pertanian
juga dapat membimbing dan menularkan ilmu serta
teknologi informasi yang up to date kepada seluruh
insan kehumasan.
6. Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian
memberikan arahan dan sekaligus membuka Forum
kehumasan ini. Dalam sambutannya Kepala Pusat
Data dan Informasi Pertanian menekankan
pentingnya kehumasan ini dalam rangka
mendukung pembangunan
7. Pertanian untuk mewujudkan target 4 sukses
pembangunan pertanian yaitu swasembada pangan,
diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan
peningkatan kesejahteraan petani. Guna
mewujudkan 4 sukses tersebut akan ditempuh
melalui 7 program pokok yaitu :
1. Revitalisasi Lahan
2. Revitalisasi perbenihan dan pembibitan
3. Revitalisasi infrastruktur dan saran
4. Revitalisasi SDM
5. Pembiayaan petani
6. Kelembagaan petani
7. Teknologi dan industri hilir
Tujuan dari Kegiatan Penyelenggaraan Temu
Kehumasan adalah untuk menyebarluaskan kepada
mitra kerja dan masyarakat yang menjadi tugas pokok
dan fungsi Pusat Data dan Informasi Pertanian serta
memberikan pelayanan terhadap para mitra kerja,
lembaga dan masyarakat umum.
Temu Koordinasi Kehumasan Pusat Data dan
Informasi Pertanian di laksanakan di Hotel
Grand Jayaraya, Cipayung, dan dihadiri oleh
pejabat yang membidangi kehumasan unit Eselon I
lingkup Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian
dan Kehutanan Bogor serta wartawan.
Foto : Peserta Temu Kehumasan dari Biro Humas
Deptan
( hd)
T O T Sosialisasi Penggunaan
GPS Untuk Areal Perkebunan
Foto : Pengarahan dari Bp Ir. Yassid Taufik,
MM (Kabid) dan Ir. Djoko Husodo, MM
(Kasubbid) Data Hortikultura dan Perkebunan
Pusdatin
Data perkebunan yang dipublikasikan selama
ini meliputi data perkebunan rakyat dan perusahaan
besar, baik perusahaan besar negara maupun
swasta. Dalam pengumpulan data perkebunan
rakyat atau plasma, petugas sering kesulitan untuk
mendapatkan data luasan. Untuk itu perlu
dilakukan inventarisasi lahan baku yang valid
sehingga dapat diketahui potensi produksi
perkebunan rakyat yang akurat.
Salah satu upaya menuju kesana adalah
melakukan pengukuran langsung
5. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
5
dengan menggunakan alat GPS receiver yang relatif
ringan dan menghasilkan data cukup akurat. Untuk
menghasilkan data yang akurat perlu tahapan yang
benar dalam penggunaan alat GPS receiver ini,
sehingga sosialisasi penggunaan alat tersebut perlu
dilakukan.
Foto : Penjelasan dari Intruktur Penggunaan GPS oleh
Bp. Drs. Paulus Basuki KS, MSi (baju kotak- kotak)
Pelaksanaan sosialisi penggunaan GPS untuk
pengukuran areal membutuhkan instruktur dan asisten
yang akan memberikan materi tentang pengenalan alat,
tata cara pengukuran areal menggunakan alat GPS
receiver di lapangan serta pengetahuan dasar tentang
GPS (Global Positioning System), hingga transfer data
hasil pengukuran dari alat GPS receiver ke komputer .
Agar supaya kegiatan berjalan sesuai yang diinginkan
maka calon instruktur dan asisten dibekali terlebih
dahulu melalui TOT (Training of Trainer) sehingga siap
diterjunkan ke daerah untuk memberikan materi yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
Calon instruktur dan asisten yang dilatih berasal
dari Pusdatin, bidang data Hortikultura-Perkebunan
(Horbun) dan Ditjen Perkebunan. TOT diselenggarakan
di Hotel Jayaraya-Cipayung pada tanggal 22-24
Pebruari 2010, dibuka oleh Kepala Bidang Data Horbun
Pusdatin, mewakili Kapusdatin. Dalam pengarahannya,
beliau ungkapkan pentingnya meningkatkan keakuratan
data areal khususnya areal perkebunan sehingga
menjadi bahan perencanaan dan kebijakan yang
diharapkan.
Salah satu upaya kearah itu adalah melakukan
validasi data areal dengan pengukuran langsung
menggunakan alat GPS. Untuk mensosialisasikan
penggunaan alat GPS ke daerah perlu SDM sebagai
instruktur dan asisten sehingga dilaksanakan TOT untuk
mempersiapkannya. Diharapkan kegiatan TOT ini
menghasilkan calon instruktur dan asisten seperti yang
diharapkan.
TOT diberikan di dalam kelas mengenai hal-hal
berkaitan dengan penggunaan alat GPS receiver.
Dalam transfer data menggunakan software
pathfinder. Selain itu juga dilakukan praktek
lapangan dalam menggunakan alat GPS receiver
untuk pengukuran areal khususnya areal
perkebunan. Praktek lapangan penting dilakukan
supaya peserta paham betul cara
penggunaan alat GPS receiver tersebut. Selama
TOT, review terhadap hasil praktek lapangan
dilakukan dengan cara mempresentasikan di dalam
kelas oleh tiap kelompok, hal ini supaya calon
instruktur dan asisten paham betul akan
penggunaan alat GPS receiver dan paham cara
penyampaian di kelas sehingga benar-benar siap
melaksanakan tugas sebagai instruktur dan asisten
di daerah.
Foto : Peserta Sosialisasi Penggunaan GPS
Dalam melakukan transfer data, kepada calon
instruktur dan asisten diberikan tata cara install
software pathfinder ke komputer dengan tipe
windows yang berbeda seperti : windows XP,
windows Vista dan windows 7. Hal ini perlu
dipahami karena cara instal ke tiap tipe windows
bisa berbeda-beda. Supaya nantinya memiliki
acuan yang sama, diberikan juga urutan materi
yang akan disampaikan dan alokasi waktunya.
Jadwal TOT Sosialisasi Penggunaan GPS Untuk
Pengukuran Areal Perkebunan seperti berikut ini :
Hari ke-1 (22 Pebruari 2010)
- 10.00-10.30 Pembukaan (narasumber)
- 10.30-10.45 Rehat
- 10.45-11.45 Penyerahan Alat GPS untuk
latihan selama TOT,
sekaligus pengarahan
(narasumber)
- 11.45-13.30 Ishoma
- 13.30-15.00 Hal-hal penting dalam
pengukuran Areal dengan
Alat GPS (instruktur)
- 15.00-15.15 Rehat
6. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
6
- 15.15-17.30 Latihan pengukuran areal di
lapangan dengan Alat GPS-1
(instruktur)
- 17.30-19.30 Ishoma
- 19.30-21.00 Review hasil pengukuran di lapangan
(presentasi kelompok) (instruktur)
Hari ke-2 (23 Pebruari 2010)
- 08.00-09.30 Install dan cara transfer data hasil
pengukuran dengan software
pathfinder (instruktur)
- 09.30-09.45 Rehat
- 09.30-11.45 Lanjutan Install dan cara transfer data
(instruktur)
- 11.45-13.30 Ishoma
- 13.30-15.00 Gambaran umum GPS (instruktur)
- 15.00-15.15 Rehat
- 15.15-17.30 Latihan pengukuran areal di lapangan
dengan alat GPS-2 (instruktur)
- 17.30-19.30 Ishoma
- 19.30-21.00 Review hasil pengukuran (2) dan
transfer data (instruktur)
Hari ke-3 (24 Pebruari 2010)
- 08.00-09.00 Teknik mengajar (instruktur)
- 09.00-10.30 Penutupan dan pembekalan
(narasumber)
( novi)
Penyempurnaan Buku
Pembakuan Statistik Perkebunan
(PSP)
Foto : Pengarahan dari Kapusdatin didampingi oleh
Kabid Hortikultura dan Perkebunan
Statistik pertanian yang akurat dapat merefleksikan
kondisi pertanian yang ada, dan sangat diperlukan
untuk penyusunan kebijakan serta program
pembangunan pertanian.
Pada perkebunan rakyat, data dikumpulkan melalui
kegiatan Statistik Perkebunan yang dilakukan oleh petugas
pengumpul data di tingkat kecamatan yang pelaksanaan
pengumpulan data di lapangan dikoordinasikan
oleh petugas kabupaten/kota (SKPD Perkebunan
Kabupaten/Kota). Buku pedoman pengumpulan
data perkebunan yang digunakan dikenal dengan
sebutan PSP (Pembakuan Statistik Perkebunan).
Sementara statistik perkebunan besar (PBN, PBSN
dan PBS) dikumpulkan oleh BPS melalui instansi
vertikalnya di provinsi, kabupaten/kota dan
kecamatan dengan cara pengiriman laporan melalui
pos atau kunjungan ke perkebunan besar.
Sedikit menengok kebelakang, selama
beberapa tahun terakhir terdapat tendensi
menurunnya keakuratan dan tersendatnya aliran
data perkebunan, yang antara lain disebabkan
petugas baru yang terlibat kegiatan statistik
perkebunan di semua tingkatan yang kebanyakan
tidak memiliki latar belakang bidang statistik
maupun survei pertanian; belum samanya persepsi
petugas pengumpul data mengenai konsep dan
definisi yang digunakan dalam pengumpulan data
perkebunan; diberlakukannya kebijakan otonomi
daerah mengakibatkan tidak ada hubungan vertikal
antara instansi pengelola data di tingkat kabupaten,
provinsi hingga tingkat pusat, yang menyebabkan
tersendatnya aliran pelaporan data perkebunan.
Oleh karena itu perlu meningkatkan
pengetahuan para petugas pengelola data
perkebunan melalui kegiatan Refreshing Penerapan
Metode Pengumpulan Data Perkebunan.
Foto : Peserta Penyempurnaan Buku PSP
Metode pengumpulan data perkebunan untuk
pendataan perkebunan rakyat yang tertuang dalam
PSP telah mengalami beberapa kali
penyempurnaan, terakhir tahun 2007 dengan judul
buku ‘Pedoman PSP Berbasis E-form’.
Seiring berjalannya waktu ternyata masih
ada beberapa perlu disempurnakan antara lain
terkait dengan konsep definisi, konversi
rendemen, range produktivitas dan lain
sebagainya. Pada tahun 2010 ini dilakukan
7. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
7
penyempurnaan lagi berdasar masukan-masukan dari
peserta refreshing penerapan metode pengumpulan data
perkebunan tahun sebelumnya. Kegiatan
penyempurnaan dilaksanakan pada tanggal 18-19
Pebruari 2010, bertempat di hotel Parama, Cisarua-
Bogor.
Kegiatan ini dibuka oleh Kapusdatin dengan
peserta dari tim Pusdatin dan direktorat teknis Ditjen
Perkebunan.
Beberapa hal penyempurnaan terangkum dalam
notulen hasil pembahasan penyempurnaan pedoman
PSP Berbasis E-form seperti berikut ini :
1. Usaha perkebunan rakyat terdiri dari pengelola
tanaman perkebunan dan pemelihara tanaman
perkebunan. Bila kepemilikan ≥ BMU (batas
minimal usaha) maka disebut pengelola tanaman
perkebunan, maka bila < BMU hanya disebut
sebagai pemelihara tanaman perkebunan,
sehingga ada revisi di konsep definisi. Demikian
pula konsep definisi tanaman semusim perlu
diperbaiki.
2. Tambahkan di Bab 2: Landasan Hukum. Bahan ada
di Ditjen Perkebunan.
3. Tabel 2. Judul kolom “Rendemen” diganti dengan
“Faktor Konversi/Rendemen”
4. Wujud perdagangan Gambir adalah getah kering
5. Tabel 1 : judul kolom Wujud produksi (standar),
kolom 7 hilang.
6. Standar produktivitas (Tabel 3):
a. Kelapa sawit, ada perubahan yaitu
produktivitas berdasarkan kelas lahan dan
akan dikonfirmasi lagi.
b. Karet, sesuai usulan, angka produktivitas dan
wujud produksi, konfirmasi lagi
c. Kopi, kakao dan teh dalam buku PSP sdh
dikoreksi
d. Tebu, ada perubahan disesuaikan dengan tabel
usulan perbaikan
e. Jarak pagar disesuaikan dengan tabel usulan
perbaikan
f. Kelapa sama dengan PSP
g. Aren, Pinang dan Sagu dihapus, karena
informasi produktivitas difokuskan pada 15
komoditas unggulan nasional
h. Komoditas yg belum adalah : cengkeh, lada,
tembakau, kapas, jambu mete, dan nilam.
Dengan penyempurnaan pedoman PSP ini
diharapkan informasi pendukung lebih sesuai dengan
kondisi saat ini yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas data itu sendiri.
Foto : Peserta Penyempurnaan Buku PSP
( novi)
Asia Pacific Food Expo 2009
Singapore
Foto : Stand APFE 2009 di Singapore
Asia Pacific Food Expo 2009 (APFE) kembali
dilaksanakan sebagai salah satu event skala
terbesar di Asia menampilkan makanan, baik lokal
dan luar negeri yang dilaksanakan pada tanggal
20-24 November 2009 di Singapore Expo Hall 5.
APFE 2009 bertujuan untuk membawa makanan
terbaik dari wilayah Asia dan Pacific ke Singapura
dan untuk menjadi pusat makanan Asia. Peserta
pameran diikuti oleh beberapa Negara kawasan
Asia dan Pacific negeri seperti Cina, India,
Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina,
Taiwan, Thailand dan Vietnam. Berdasarkan data
Statistik BPS Tahun 2006, nilai ekspor makanan
olahan Indonesia ke Singapura mencapai US$ 1,9
miliar, dan tahun ini diperkirakan naik menjadi
US$ 2,1 miliar.
Peluang pasar produk pertanian dan makanan
olahan ke Singapura masih
8. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
8
rendah hanya 6% dari kebutuhan produk pertanian dan
manakan olahan Singapura.
Acara kegiatan APFE 2009 adalah pameran
berbagai produk pertanian dan makanan dan minuman
olahan dengan disertai kegiatan demo masak, banyak
permainan, kontes, makanan sampling, pembicaraan
kesehatan serta banyaknya hadiah gratis yang akan
disediakan oleh panitia berupa buah tangan (oleh-oleh)
makanan olahan.
Peserta APFE 2009 dari Indonesia terdiri dari
instansi pemerintah dan pengusaha UKM makanan
olahan yang dibina oleh Ditjen P2HP. Dari instansi
pemerintah yaitu antara lain :
Ditjen P2HP, Pusdatin, Dinas Peternakan dan Perikanan
DKI Jakarta, Dinas Perikanan NAD, Dinas Tanaman
Pangan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Tanaman
Pangan Provinsi Riau.
Sedangkan pengusaha UKM antara lain : pengusaha
kue lapis dari bahan tepung garut, kue bagelen dari
tepung garut, emping melinjo, dendeng sapi,
keripik kentang, kue nastar, minuman rumput laut dan
beberapa yang lain kurang lebih sebanyak 14
pengusaha makanan dan minuman olahan.
Kebutuhan Singapura akan komoditas pertanian
maupun makanan/minuman olahan masih cukup besar
untuk menjadi peluang bagi pertanian Indonesia,
apalagi jarak negara tersebut cukup dekat sehingga
dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan.
Namun karena Singapura merupakan negara yang
cukup ketat dalam masalah kualitas, maka yang perlu
diperhatikan adalah bahwa komoditas dan
makanan/minuman hasil olahan yang akan dikirim
harus memenuhi berbagai persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain : mutu, kemasan serta sertifikasi
untuk makanan hasil olahan. Dan yang paling penting
lagi adalah kontinuitas/kesinambungan dan jumlah
produk dalam rangka pemenuhan ekspor.
( sbd)
Pusat Informasi Agribisnis (PIA)
Kementan untuk Mendorong
Investasi di Bidang Pertanian
Foto : Gedung Pusat Agribisnis Pertanian
Jakarta, 7 Oktober 2009. Pada hari Senin,
tanggal 5 Oktober 2009, Menteri Pertanian Dr. Ir.
Anton Apriyantono, M.S. meresmikan penggunaan
Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA). Acara
peresmian tersebut dihadiri oleh tidak kurang dari
250 orang hadirin yang mewakili berbagai
kalangan, mulai dari para pemangku kepentingan
pembangunan pertanian, wakil-wakil asosiasi,
wakil-wakil kementerian dan lembaga negara,
wakil dari LSM serta undangan lainnya.
Mengawali kata sambutannya, Menteri
Pertanian menyampaikan rasa syukur kepada Allah
SWT, dan berterimakasih kepada para
pemangku kepentingan pertanian, terutama para
petani yang telah berkontribusi terhadap kemajuan
pertanian beberapa dekade terakhir ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para
Menteri Pertanian sebelumnya yang telah ikut
meletakkan landasan kemajuan dan sangat
membantu dalam capaian gemilang pertanian
beberapa tahun terakhir ini.
Pada bagian lain sambutannya Menteri
Pertanian mengatakan bahwa PIA dapat dipandang
sebagai salah satu pintu masuk (entry point) bagi
masyarakat pertanian maupun masyarakat secara
umum untuk mengenal secara lebih mendalam
“dunia pertanian”, sekaligus dapat menjadi sarana
edukasi bagi dunia pendidikan, serta sarana hiburan
dan rekreasi bagi masyarakat. Gedung PIA ini
dharapkan dapat menjadi land-mark bagi kawasan
perkantoran Kementerian Pertanian, dan menjadi
pemicu kreatifitas dan daya inovasi insan
pertanian.
Gedung PIA adalah gedung milik publik,
dimana seluruh lapisan masyarakat dapat
memanfaatkannya semaksimal mungkin.
9. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
9
Terdapat 3 (tiga) kegiatan utama yang diharapkan dapat
berlangsung secara berkesinambungan di dalam gedung
PIA ini, yaitu
Pertama adalah kegiatan yang sifatnya
pembelajaran (edukasi), yaitu dengan
tersedianya informasi yang mendukung
dalam mengedukasi masyarakat umum,
khususnya di bidang pertanian, antara lain
berupa perpustakaan digital, koleksi
peraga di bidang pertanian, koleksi tanaman di
area gedung (out door) dan beberapa
program multimedia yang menggambarkan
pelaksanaan kegiatan pembangunan
pertanian.
Kedua adalah kegiatan layanan informasi tentang
pelaksanaan program pembangunan
pertanian secara menyeluruh yang dikemas
dalam bentuk semi detail sebagai penunjang
pengembangan bisnis di bidang pertanian.
Layanan informasi ini diharapkan mampu
memberikan gambaran iklim investasi
yang kondusif dan prospektif,
sehingga dapat memberi semangat kepada
pemangku kepentingan untuk
meningkatkan investasinya di sektor
pertanian.
Ketiga adalah kegiatan yang sifatnya rekreatif,
yaitu dengan tersedianya berbagai
peragaan baik dalam bentuk pameran
atau display, maupun kegiatan yang telah
dikemas dalam bentuk program multimedia.
Di samping itu, disiapkan pula area rekreasi di luar
gedung PIA yang berisi koleksi berbagai tanaman, serta
lahan yang disediakan untuk bertanam tanaman pangan
seperti padi, jagung, dan kedelai.
Menteri Pertanian selanjutnya menekankan
perlunya kesinambungan kerjasama dengan pemerintah
daerah dalam pemanfaatan gedung PIA ini untuk
memajukan program pembangunan pertanian.
( en)
Kata-kata Bijak...
Rapat Evaluasi Kinerja Kegiatan
Pusat Data Dan Informasi Pertanian
Triwulan I T.A 2010 di Wisma
Bogor Indah Nirwana,
Cipayung 5-6 April 2010
Dalam rangka mewujudkan tujuan
pembangunan pertanian, sangat diperlukan
pengelolaan yang memadai, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta
evaluasi kinerja yang dibuat secara periodik baik
bulanan maupun Triwulan memuat informasi yang
dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau
pihak yang memberikan delegasi wewenang.
Untuk itu pada tanggal 5-6 April 2010 di
Bogor Indah Nirwana, Cipayung diadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pusat Data
dan Informasi Pertanian selama Triwulan I yang
dipimpin langsung oleh bapak Kepala Pusat Data
dan Informasi Pertanian selaku Kuasa Pengguna
Anggaran.
Rapat Evaluasi ini dihadiri oleh Pejabat Eselon
III, Eselon IV, Koordinator Fungsional Statistisi,
Koordinator Fungsional Pranata Komputer,
Bendahara pengeluaran dan Pengelola keuangan.
Kegiatan ini merupakan media formal untuk
mengadakan evaluasi Kinerja kegiatan di Pusdatin
dimana akan diadakan evaluasi tentang penyerapan
anggaran yang bersifat kumulatif dan pencapaian
sasaran fisik kegiatan selama periode Triwulan I
yang bersangkutan, termasuk kendala dan rencana
tindaklanjutnya.
Pusat Data dan Informasi Pertanian melalui
pelaksanaan DIPA Pusdatin tahun 2010 mendapat
alokasi dana sebesar Rp.54,775.862.000,-
Saya telah mempelajari bahwa sukses
tidak akan terlalu banyak diukur dengan
kedudukan yang dicapai seseorang
dalam kehidupannya, melainkan dengan
rintangan yang telah diatasinya ketika
berusaha meraih kesuksesan.
Booker T. Washington
10. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
10
yang terdiri dari Program Kepemerintahan Yang
Baik sebesar Rp.7.448.859.000,- dan Program
Kesejahteraan Petani sebesar Rp.47.327.003.000,-
Dari Program tersebut telah diadakan evaluasi selama
Triwulan I sbb :
I. Program Pemerintahan Yang Baik meliputi
kegiatan sbb :
1. Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan
dari Pagu sebesar Rp. 5.253.609.000,- telah
direalisasikan sebesar Rp. 963.415.533,-
atau setara dengan 18.34 %
2. Penyelenggaraan Operasional dan
Perkantoran dari Pagu Rp.
2.195.250.000,- telah direalisasikan
sebesar Rp.150.291.660,- atau setara
dengan 6.85%
II. Program Kesejahteraan Petani
1. Kegiatan Penyusunan,Pengkajian Dan
Pengembangan Data dan Informasi dari
pagu sebesar Rp. 4.985.000.000,- telah
direalisasikan sebesar RP. 362.333.019,-
atau setara dengan 7.27 %
2. Pengadaan Meubelair dari pagu sebesar
Rp.130.000.000,- belum direalisasikan
3. Pengadaan Alat pengolah Data dari pagu
sebesar Rp. 725.000.000,- belum
direalisasikan
4. Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi dari
pagu sebesar Rp. 75.000.000,- belum
direalisasikan
5. Pengadaan Kendaraan Roda 4 dari pagu
sebesar Rp. 306.040.000,- belum
direalisasikan
6. Pembinaan Dan Pengembangan Pemanfatan
Data Dan Informasi dari pagu sebesar Rp.
19.807.680.000,- telah direalisasikan sebesar
Rp. 4 20.560.899,- atau setara dengan
2.12%
7. Pengembangan Sistem Informasi Multimedia
dari pagu sebesar Rp.3.878.600.000,-
telah direalisasikan rp.15.248.000,- atau setara
dengan 0.39 %
8. Kegiatan Pembinaan Pembuatan/
Pengembangan sistem, Data, Statistik dan
Informasi dari pagu sebesar
Rp.5.850.000.000,- telah direalisasikan sebesar
Rp.342.646.980,- atau setara dengan 5.86%
( wm)
Hasil Evaluasi Kegiatan Kinerja
Pusdatin sampai dengan Triwulan I
Tahun Anggaran 2010
Dari dana yang tersedia pada Tahun Anggaran
2010 sebesar Rp. Rp.54,775.862.000,- baru
terealisasi sebesar Rp.2.948.290.822,- atau setara
dengan 5.38 % dibandingkan dengan target 34.67%
terdapat deviasi sebesar 29,29% hal ini disebabkan
dengan akan diberlakukannya perencanaan kas
maka ada beberapa kegiatan yang harus direvisi
baik revisi POK maupun revisi DIPA untuk
penyesuaian ROK dan Jadwal Pelaksanaan
sehingga kegiatan belum bisa dilaksanakan
terutama untuk dana bantuan Luar Negeri (FEATI)
.
Hasil Evaluasi Administrasi dan Keuangan
Dengan akan diberlakukannya perencanaan
kas harian, mingguan dan bulanan oleh KPPN
dengan software dari KPPN yang akan
diberlakukan efektif bulan Juni perlu segera
diadakan uji coba intern perencanaan kas pada
bulan Maret, untuk keperluan tersebut ditunjuk
petugas khusus yang menangani hal tersebut untuk
Bidang-bidang maupun Bagian sedangkan untuk
mengkompilasi perencanaan kas Pusdatin telah
ditunjuk Etty Trinaryanti , SIP.
1. Dana TUP bulan April sebesar
Rp.1.301.940.000,- yang dibagi untuk Bagian
Tata Usaha Rp.337.365.000,-, Hortikultura
dan Perkebunan Rp.430.400.000,-
11. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
11
Pelayanan Sistem Informasi Rp.216.450.000,- dan
Tanaman Pangan dan Peternakan Rp.333.250.000,-
2. Untuk bulan April supaya kegiatan bisa
dilaksanakan sesuai jadwal
3. maka perlu perencanaan kas jika uang TUP tidak
mencukupi supaya sebagian kegiatan dilaksanakan
dengan
LS karena kalau tidak direncanakan sebelumnya
pertanggung jawaban tidak akan dibayarkan oleh
KPPN meskipun ada uang di bendahara tidak
terkecuali pembayaran dengan LS.
4. Untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi
keterlambatan pengembalian TUP
a) Pertanggungjawaban keuangan supaya
masuk ke bendahara paling lambat minus 3
(tiga) hari sebelum batas pengembalian TUP
dengan catatan KPA ada di tempat
b) Uang UP dan TUP di harapkan di kontrol
kembali agar tidak terjadi kekosongan kas c)
Pertanggung jawaban supaya diverifikasi
lebih teliti baik oleh PUM maupun
PPK
d) Bendaharawan supaya mengadakan studi
banding dengan bendaharawan lain
pekerjaan sejenis sehingga mempunyai
wawasan dalam pertanggungjawaban
dan pembukuan.
5. Setiap PPK yang mempunyai kegiatan pengadaan
barang dan jasa supaya menginventarisir kegiatan
dan memberi tahu kepada panitia pengadaan apa
saja yang akan di adakan/diorder oleh PPK supaya
panitia pengadaan dapat membuat perencanaan
jadwal pelaksanaan lelang lebih awal dan bertahap
terutama untuk pengadaan dengan nilai yang besar,
untuk mengantisipasi dan memonitor progressnya
lebih intensif agar tidak terjadi keterlambatan.
6. Untuk menentukan harga yang wajar dalam
menentukan Nilai HPS perlu diperhatikan sumber
data dan referensi harga diusahakan supaya
diambilkan dari beberapa sumber data antara lain
dari internet, surat kabar maupun dari sumber lain
seperti dari pihak ke III baik
swasta maupun instansi pemerintah yang pernah
melakukan pekerjaan sejenis.
7. Kegiatan yang perlu diprioritaskan oleh bagian
Tata Usaha adalah pengurusan Barang Milik
Negara, terutama alat ubinan, komputer dan GPS
baik mengenai kelengkapan tanda terima barang,
berita acara serah terima barang dan pelabelan
barang maupun pencataan
klasifikasi barang yang dihibahkan dan yang
dipinjam pakaikan baik kepada daerah maupun
instansi terkait di Pusat untuk penertiban asset-
asset kita.
Hasil Evaluasi Teknik
1. Sebagai dasar akan diberlakukannya sistem
remunerasi,
Bagian Tata Usaha telah menyusun SOP dan
analisis jabatan pegawai Pusdatin.
2. Akan dilaksanakan Forum Komunikasi
Statistik
3. Untuk pelaksanaan forum Indonesia bagian
Barat akan dilaksanakan di Palembang
sedangkan untuk Indonesia bagian Timur
dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat. Acara
forum jika dimungkinkan akan dibuka oleh
Wakil Kementerian Pertanian, sedangkan
penutupan oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertanian. Pada even tersebut
salah satu materi yang perlu kita sajikan
adalah mengadakan evaluasi pemanfaatan
barang-barang yang telah kita serah
terimakan/pinjam pakaikan ke daerah baik
berupa Alat Ubinan, GPS, Komputer maupun
kendaran Roda 2.
4. Agar dicermati kegiatan Bidang Pelayanan
Sistem Informasi terutama dari bantuan luar
negeri (FEATI) jika ada yang perlu
direvisi/diluncurkan kembali untuk Tahun
Anggaran 2010 supaya segera diselesaikan
pada bulan April, untuk pelaksanaan pelatihan
supaya dilaksanakan paralel/dengan IO untuk
efisiensi waktu karena secara keseluruhan
dana yang dikelola cukup besar sehingga akan
berpengaruh pada realisasi secara keseluruhan
Pusdatin jika realisasi rendah.
5. Kegiatan Pelatihan Penggunaan alat GPS,
dengan sasaran terlatihnya petugas pengelola
data perkebunan tingkat propinsi dan
kabupaten pada 9 Provinsi sampai dengan
triwulan I telah dilaksanakan penggandaan
buku pedoman sebanyak 250 buah, pelatihan
untuk tenaga instruktur di Pusat sebanyak 13
orang sedangkan untuk sosialisasi alat telah
dilaksanakan di Jogyakarta yang diikuti 10
orang pengelola data baik ditingkat Propinsi
maupun ditingkat Kabupaten.
6. Bagian Tata Usaha telah mendistribusikan alat
GPS ke dinas Propinsi Tanaman
Pangan/Perkebunan meliputi : Jawa Barat,
Banten, Sumatera Barat, Bangka Belitung,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa
Tengah, Riau, Lampung.
7. Telah diterbitkan buletin indikator makro
Triwulan I, buletin Harga bulan Januari dan
Pebruari.
8. Telah dilaksanakan Pusdatin Workshop
kehumasan yang dihadiri 85 orang
12. Vol. 7 No. 64 Bulan Maret 2010 ttp://setjen.deptan.go.id/pusdatin
12
bagian humas Eselon I Kementerian Pertanian di
Grand Jaya Raya Ciawi
9. Kegiatan Sistem Informasi Pertanian
1) Aplikasi Sistem : Pelatihan SIMLUH
bagi 10 kab prov. Sumbar, 15 kab prov
jateng, 8 kab prov. Riau, 15 kab prov.
Sumut, 15 kab prov sumsel, 6 kab prov.
Jambi, 5 kab prov. Bengkulu.
2) Aplikasi Multimedia : membuat draft 1
perubahan rancangan interface
deptan, draft 1 rancangan ini akan
digunakan untuk dibahas pada rapat tim
pokja web kementerian pertanian.
3) Sistem Jaringan Komputer :
10. Konfigurasi Virtual Box server ver 3.1 DHCP
dengan mikrotik ver 2.6.7 untuk gedung A, B, C,
D, E, Gedung Arsip, dan konfigurasi access point
dengan reserve IP dan Mac Address
11. Sosialisasi E procurement : telah dilaksanakan
pelatihan bagi panitia pengadaan barang untuk 3
angkatan : Ditjen Peternakan, Ditjen PPHP, Biro
KLN, PSE-KP, Ditjen Tanaman Pangan,
Puslitbangbun.
( )
Workshop Analisis Kinerja
Perdagangan Komoditas Pertanian
Pada tanggal 30 Maret 2010 bertempat di ruang
rapat Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementerian
Pertanian telah dilaksanakan ”Workshop Kinerja
Perdagangan Komoditas Pertanian”, dengan
mengundang narasumber dari Pusat Penelitian
Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, Kementerian
Perdagangan yaitu Adrian Darmawan Lubis dan Irma
Rahmawati. Workshop bertujuan memaparkan hasil
analisis kinerja perdagangan
komoditas pertanian tahun 2009 serta dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang
metode analisis kinerja perdagangan komoditas
pertanian sehingga hasil analisis kinerja
perdagangan komoditas pertanain tahun 2010.
Workshop dihadiri
oleh 37 orang peserta yang berasal dari perwakilan
dari unit eselon I terkait lingkup Kementerian
Pertanian dan Pusdatin.
Pemaparan hasil analisis kinerja perdagangan
komoditas pertanian tahun 2009 yang telah
dilakukan oleh Pusdatin, diantaranya analisis
Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) tahun 2004
– 2008 untuk komoditas kedele, jagung, daging
sapi dan susu masih dalam tahap pengenalan dalam
perdagangan dunia, sementara untuk komoditas
kopi, kakao dan manggis telah berada pada tahap
perluasan ekspor bahkan tahap pematangan ekspor
yang berarti perlu diprioritaskan untuk terus
dikembangkan sebagai produk yang berorientasi
ekspor. Hal tersebut didukung oleh hasil analisis
lainnya yaitu analisis Indeks
Keunggulan Komparatif atau RCA (Revealead
Comparative Advantage) dengan nilai cukup besar
yang berarti pangsa nilai ekspor melebihi pangsa
nilai ekspor komoditas tersebut dalam perdagangan
dunia.
Pada umumnya peserta workshop menilai analisis
yang telah dilakukan cukup informatif dan sangat
berguna namun juga sangat mengharapkan dapat
dikembangkan pada komoditas lainnya. Selain itu,
dalam kesempatan tersebut anggota tim analisis
kinerja perdagangan komoditas pertanian Pusdatin
diupgrade pengetahuannya terkait model analisis
daya saing yaitu Constant Market Share Analysist
(CMSA) dan RCA yang dikembangkan lebih baik
yaitu RSCA (Revealead Symmetric Compartive
Advantage).
Pemaparan materi model analisis daya saing
disampaikan oleh narasumber dari kementerian
Perdagangan. Dalam pemaparannya selain
dipaparkan teori metode tersebut juga peserta
melakukan praktek langsung pengolahan data
dengan metode CMSA dan RSCA sehingga lebih
memahami apa yang telah di paparkan dalam teori
serta dilakukan juga diskusi interpretasi dari hasil
pengolahan data tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini adalah
akan digunakannya analisis CMSA dan RSCA hasil
upgrade knowledge pada analisis kinerja
perdagangan komoditas pertanian tahun 2010.
Analisis ini direncanakan akan terbit di bulan
Agustus, Volume 2 No.1 tahun 2010
( sb).