SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 21
PROPOSAL KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN DIABETES MILITUS
DI KELURAHAN PENATABAN KEC. GIRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
Institute Of Health Science
Jl. Letkol Istiqlah N0. 40 Banyuwangi tlp. (0333) 421610
2013 - 2014
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Nama Kegiatan

: Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

Tema Kegiatan

: Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

Harapan

: Semoga dengan diadakan kegiatan ini dapat menambah ilmu dan
manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat

Waktu

: Januari - Febuari 2014
( 1 minggu 1x, hari sabtu )

Tempat

: Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi
Tempat Ibu Ibu PKK
Banyuwangi, 18Januari 2014
Dosen Pembimbing

Mahasiswa

Titis Sriyanti, S.km

Yanuar Yostan Ali Akbar

NIK. 00.000.0000

NIM. 2012.01.040
Mengetahui,

Ketua STIKes Banyuwangi

Pembina Kemahasiswaan

DR. H. Soekardjo, S.Kep, MM

Ivan Rachmawan, S. Kom

NIK.06.001.0906

NIK. 06.039.0906
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena

penyakit. Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi
serta anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit.
Penyakit yang mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes
melitus mungkin juga terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit.
Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat. Penyakit ini lebih
banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur makin tinggi resiko terkena penyakit.
Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik
absolute maupun Relatif.
Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan.
Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari
pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus
dengan asuhan keperawatan yang komprehensif.

1.2

Definisi Diabetes Militus
Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi (

peningkatan jumlah

zat gula dalam darah ) yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin
atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.

1.3

Penyebab
Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO tahun 1995 adalah :
1.

DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin)
1. Faktor genetik / herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta
terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi
autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.
2. Faktor infeksi virus
Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang
menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik
2.

DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)
Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu
obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin
diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam
meningkatkan efek metabolik yang biasa.

3.

DM Malnutrisi
1. Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein
sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik
(Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.
2. Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta
pancreas

4.

DM Tipe Lain
1. Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll
2. Penyakit hormonal
Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang
sel-sel beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak
1. Obat-obatan
1.

Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
2.

Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine
dll.

1.4

Tanda dan Gejala Diabetes Militus

1. Gejala Diabetes Militus
1. Gejala Diabetes Tipe1 (pada anak-anak)
Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena
gejala-gejalanya sering salah dikira penyakit flu. Selain itu gejalanya
terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan cukup panjang.

Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut:

1. Sering berkemih
Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa
dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam
jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes,
terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.

2. Banyak minum
Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus.

3. Berat badan berkurang
Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai
memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel
yang lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya
sulit naik.

4. Mudah lelah
Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses
glukosa untuk energi.
2. Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut

Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun pada
dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang merupakan
tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan sering dapat
dicegah.

1. Berat badan turun dengan cepat
Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda
turun dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun
lebih disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas
memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber
energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula
menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan
mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam
tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot.
Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut.

2. Sering Kesemutan
gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah
yang mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang.

3. Luka yang sulit sembuh
Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain
kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak merasakan
sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah terluka.
Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri, maka
luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok dan bahkan
membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan satu-satunya
jalan untuk menyembuhkannya.
3. Gejala Diabetes Pada Wanita
Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering
dialami wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja
itu biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda
harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di antaranya
sebagai berikut:

1.

Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara
berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.

2.

Wanita diabetes lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ
intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi.

3.

Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.

4.

Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan
hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi.

5.

Pemicu diabetes juga, biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami
depresi.

6.

2.

Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria

Pemeriksaan Diagnostik :
1.

Kadar glukosa darah

Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode
enzimatiksebagai patokan penyaring
Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah Sewaktu

DM

Belum Pasti DM

Plasma vena

>200

100-200

Darah kapiler

>200

80-100
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah Puasa

DM

Belum Pasti DM

Plasma vena

>120

110-120

Darah kapiler

>110

90-110

2.

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

3. TES LABORATORIUM DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksikomplikasi.

4. TES SARING
Tes-tes saring pada DM adalah:
1. GDP
2. GDS
3. Tes Glukosa Urin:
1.

Tes konvensional (metode reduksi/Benedict)

2.

Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase
5. TES DIAGNOSTIK
Tes-tes diagnostik pada DM adalah:1.GDP2.GDS3.GD2PP (Glukosa Darah 2
Jam Post Prandial)4.Glukosa jam ke-2 TTGO

6. TES MONITORING TERAPI
Tes-tes monitoring terapi DM adalah:
1. GDP : plasma vena, darah kapiler
2. GD2 PP : plasma vena
3. A1c : darah vena, darah kapiler

7. TES UNTUK MENDETEKSI KOMPLIKASI
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah:
1.
2.

Ureum, Kreatinin, Asam Urat

3.

Kolesterol total : plasma vena (puasa)

4.

Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)

5.

Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)

6.

1.5

Mikroalbuminuria : urin

Trigliserida : plasma vena (puasa)

Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar

glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Diet
a.

Syarat diet DM hendaknya dapat:
1)

Memperbaiki kesehatan umum penderita

2)

Mengarahkan pada berat badan normal

3)

Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda

4)

Mempertahankan kadar KGD normal

5)

Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

6)

Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

7)

Menarik dan mudah diberikan

b. Prinsip diet DM, adalah:
1)
2)

Jadwal diet ketat

3)
c.

Jumlah sesuai kebutuhan

Jenis: boleh dimakan/tidak

Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan
kalorinya.
1)

Diit DM I

: 1100 kalori

2)

Diit DM I

: 1300 kalori

3)

Diit DM III

: 1500 kalori

4)

Diit DM IV

: 1700 kalori

5)

Diit DM V

: 1900 kalori

6)

Diit DM VI

: 2100 kalori

7)

Diit DM VII

: 2300 kalori

8)

Diit DM VIII

: 2500 kalori

Keterangan :
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau
diabetes komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J
yaitu:
JI

: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi

atau ditambah
J II

: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.

J III

: jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status
gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of
relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR =

X 100 %

TB (cm) – 100
Keterangan Hasil:
1.

Kurus (underweight)

:

BBR < 90 %

2.

Normal (ideal)

:

BBR 90 – 110 %

3.

Gemuk (overweight)

:

BBR > 110 %

4.

Obesitas, apabila

:

BBR > 120 %

5.

Obesitas ringan

:

BBR 120 – 130 %

6.

Obesitas sedang

:

BBR 130 – 140 %

7.

Obesitas berat

:

BBR 140 – 200 %

8.

Morbid

:

BBR > 200 %

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM
yang bekerja biasa adalah:
 kurus

:

BB X 40 – 60 kalori sehari

 Normal

:

BB X 30 kalori sehari

 Gemuk

:

BB X 20 kalori sehari

 Obesitas

:

BB X 10-15 kalori sehari

2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap
1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.

3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan
salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui
bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video,
diskusi kelompok, dan sebagainya.

4. Obat
1.

Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
kerja OAD tingkat reseptor
2) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek
lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
1. Biguanida pada tingkat prereseptor

ekstra pankreatik

1. Menghambat absorpsi karbohidrat
2. Menghambat glukoneogenesis di hati
3. Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
2. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin
3. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler
2. Insulin
 Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves

 Beberapa cara pemberian insulin
1.

Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan
subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa
factor antara lain:
1. lokasi suntikan

ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan,
dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan
setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak
memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
2. Pengaruh latihan pada absorpsi insulin

Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu
30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti,
hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.
2.

Pemijatan (Masage)
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.

3.

Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat
absorpsi insulin.
1.

Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini

berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.
2.

Konsentrasi insulin
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat

perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u –
10 maka efek insulin dipercepat.
4.

Suntikan intramuskular dan intravena
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada
kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan
suntikan intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
BAB 2
DISKRIPSI KEGIATAN

2.1

Latar Belakang
Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur tidak hanya

merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemba pula
oleh seluruh komponen bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan
itu sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara social ekonomi berkemampuan
relative lebih baik. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif
bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat.
Adapun mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus elemen intelektual dalam
masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa.
Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat
tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja, melainkan juga vital
pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa dituntut untuk secara kritis mampu terlibat
lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan pengabdian
mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai
bentuk aplikasi karya dan bakti.
Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Prodi D3
Keperawatan dalam kapasitasnya sebelum berprofesi langsung di masyarakat, sebagai
seorang perawat ataupun tenaga medis lainnya, adalah melalui kegiatan – kegiatan
penyuluhan kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya adalah kegiatan
Penyuluhan Kesehatan, Bakti Sosial dan Promosi Kesehatan.
Diharapkan, suatu kegiatan Penyuluhan Kesehatan yang dikelola secara optimal
dan terorganisir

dapat

mengemas

misi

pendidikan,

promosi

kesehatan sekaligus alokasi bantuan materiil bagi masyarakat yang membutuhkan, dimana
pada

akhirnya

akan

menuju perbaikan taraf hidup

serta

peningkatan

kesejahteraan

jangka panjang yang mandiri dan terarah.
Peran aktif mahasiswa ini tentunya tidak lepas dari dukungan STIKes Banyuwangi
sebagai almamater, yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang tentunya cukup banyak
memahami kondisi kemasyarakatan di Banyuwangi. Dukungan dari berbagai pihak akan
menjadi suatu kehormatan dan harapan besar bagi kami. Untuk kemudian bersama - sama,
dapat mewujudkan tujuan social kemanusiaan kemasyarakatan melalui kegiatan ini.

2.2

Nama Kegiatan dan Tema Kegiatan
Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

2.3

Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu

: Januari - Febuari 2014
( 1 minggu 1x, hari sabtu )

Tempat

: Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi
Tempat Ibu Ibu PKK

2.5

Anggaran Dana
1. Leaflet

:

Rp. 500.000,-

2. Banner

:

Rp. 200.000,-

3. Dll

:

Rp. 100.000,-

=

Rp. 800.000,-

Total Anggaran

2.6

Tujuan promosi kesehatan

Tujuan penyuluhan pencegahan penyakit Diabetes Militus yaitu:

Tujuan umum :
1.

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit
Diabetes Militus.
2.

Meningkatkan perilaku masyarakat untuk berprilaku hidup sehat

3.

Meningkatkan status kesehatan masyarakat

Tujuan khusus :
1.

Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit Diabetes Militus.

2.

Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.

3.

Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan.

4.

Masyarakat dapat mengetahui pentingnya memilih makanan yang sehat yang
akan dikonsumsi

5.

Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan.

6. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat mengenai penyakit Diabetes
Militus.

2.7

Sasaran Promosi Kesehatan
1.

Tatanan rumah tangga
Sasaran

di

rumah

tangga

adalah

seluruh

anggota

keluarga

secara

keseluruhan Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi yang terbagi dalam :
1. Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah
prilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.
2. Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga
yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga,
kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sector terkait.
3.

Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk
tercapainya promosi kesehatan misal, kepala desa, lurah, camat, kepala
Puskesmas, guru, tokoh masyarakat.

2.

Kemungkinan hambatan dan kesuitan.
Hambatan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya mengumpulkan warga dan

terbatasnya waktu dan dana yang tersedia.
3.

Sumber daya yang potensial.
Tokoh kunci di masyarakat dapat menjadi mitra dalam pemberdayaan

masyarakat adalah Pak Lurah, Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kader
Kesehatan dan Tokoh Pemuda.

4.

Penyebab permasalahan yang bersifat prilaku dan budaya.
Adanya prilaku masyarakat yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan

makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan.

2.8

Metode Promosi
Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan pencegahan

penyakit Diabetes Militus adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster, penyebaran
leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide atau melalui pemutaran
film/video untuk pengetahuan tentang Diabetes Militus. Sasaran juga harus diberi kesempatan
untuk mencoba keterampilan tersebut dan mempertimbangkan sumber dana & sumber daya.

2.9

Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi
Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi harus dijabarkan tentang kapan

pelaksanaan dan evaluasi akan dilaksanakan, dimana, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut

2.10

Pokok materi
Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami

oleh sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran
mau melaksanakan isi pesan tersebut, meliputi :

1. Pengertian Diabetes Militus.
2. Penyebab Diabetes Militus.
3. Tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus.
4. Pencegahan penyakit Diabetes Militus.
5. Pengobatan penyakit Diabetes Militus.
6. Perawatan pada penderita Diabetes Militus.
2.11

Kegiatan Belajar Mengajar
1.

Metode

: Ceramah, Tanya jawab.

2.

Langkah-langkah kegiatan

:

1. Kegiatan pra pembelajaran
1.

Mempersiapkan materi, media dan tempat.

2.

Memberikan salam

3.

Perkenalan

4.

Kontrak waktu

2. Membuka pembelajaran
1.

Menjelaskan pokok bahasan

2.

Menjelaskan tujuan

3. Apersepsi

3. Kegiatan inti
1.
2.

Sasaran menyimak Diabetes Militus.

3.

Sasaran mengajukan pertanyaan tentang Diabetes Militus.

4.

Penyuluh menjawab pertanyaan.

5.

4.

Penyuluh menjelaskan materi Diabetes Militus.

Penyuluh menyimpulkan jawaban.

Penutup
1.
2.

Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi

3.

3.12

Evaluasi

Memberi salam

Media dan sumber

1. Media
Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan,
aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.
Contoh : Leaflet (terlampir), Power Point , gambar
2.

Sumber

berbagai referensi buku dan internet

2.13

Evaluasi
1. Prosedur

: Pre Test dan Post Test

2. Jenis test

: Pertanyaan secara lisan

3. Butir soal

:6

1.

Jelaskan pengertian penyakit Diabetes Militus !

2.

Jelaskan penyebab penyakit Diabetes Militus !

3.

Jelaskan tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus !

4.

Jelaskan cara pencegahan penyakit Diabetes Militus !

5.

Jelaskan cara pengobatan penyakit Diabetes Militus !

6.

Jelaskan cara merawat penderita Diabetes Militus !
BAB 3
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Promosi Kesehatan tentang penyuluhan Diabetes Militus memang penting bagi sasaran
yaitu masyarakat Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi. Untuk menambah
kesadaran tentang pentingnya berprilaku sehat terhadap dilingkungan. Serta dapat
meningkatkan status kesehatan dalam pencegahannya terhadap Diabetes Militus .
Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan.
Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari
masyarakat. Untuk itu masyarakat memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes
Melitus dengan promosi kesehatan yang komprehensif.
Kami berharap proposal ini dapat di setujui dan kegiatan ini dapat terselenggara.
Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah membantu
kami baik dari institusi maupun dari masyarakat.
Serta segenap bantuan dan dukungan, kritik dan saran, baik berupa moral maupun
material sangat bermanfaat demi terlaksananya kegiatan ini, segenap panitia mengapresiasi
dengan tinggi demi kesuksesan kegiatan ini. Dan menyampaikan terima kasih atas semua
perhatian dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja Shela Rizky Tarinda
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANLindarti Marsiyah
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Aris Rahmanda
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Dokter Tekno
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingyetiyuwansyah1
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifHadik27
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 

La actualidad más candente (20)

PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Kuesioner DM
Kuesioner DMKuesioner DM
Kuesioner DM
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Kerangka teori stunting
Kerangka teori stuntingKerangka teori stunting
Kerangka teori stunting
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 

Similar a DIABETES

mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
DIABETUS MELITUS-1.pptx
DIABETUS MELITUS-1.pptxDIABETUS MELITUS-1.pptx
DIABETUS MELITUS-1.pptxNurulLaili35
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusRosania Aninditari
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitusSofiaNofianti
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Daniel Gani
 

Similar a DIABETES (20)

Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
DIABETUS MELITUS-1.pptx
DIABETUS MELITUS-1.pptxDIABETUS MELITUS-1.pptx
DIABETUS MELITUS-1.pptx
 
Chapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdfChapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdf
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
Kaki diabetik
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
 

Último

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 

Último (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 

DIABETES

  • 1. PROPOSAL KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DIABETES MILITUS DI KELURAHAN PENATABAN KEC. GIRI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI Institute Of Health Science Jl. Letkol Istiqlah N0. 40 Banyuwangi tlp. (0333) 421610 2013 - 2014
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL Nama Kegiatan : Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus Tema Kegiatan : Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus Harapan : Semoga dengan diadakan kegiatan ini dapat menambah ilmu dan manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat Waktu : Januari - Febuari 2014 ( 1 minggu 1x, hari sabtu ) Tempat : Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi Tempat Ibu Ibu PKK Banyuwangi, 18Januari 2014 Dosen Pembimbing Mahasiswa Titis Sriyanti, S.km Yanuar Yostan Ali Akbar NIK. 00.000.0000 NIM. 2012.01.040 Mengetahui, Ketua STIKes Banyuwangi Pembina Kemahasiswaan DR. H. Soekardjo, S.Kep, MM Ivan Rachmawan, S. Kom NIK.06.001.0906 NIK. 06.039.0906
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit. Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit yang mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus mungkin juga terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit. Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur makin tinggi resiko terkena penyakit. Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik absolute maupun Relatif. Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan yang komprehensif. 1.2 Definisi Diabetes Militus Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi ( peningkatan jumlah zat gula dalam darah ) yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. 1.3 Penyebab Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO tahun 1995 adalah : 1. DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin) 1. Faktor genetik / herediter
  • 4. Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta. 2. Faktor infeksi virus Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik 2. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM) Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa. 3. DM Malnutrisi 1. Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD) Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak. 2. Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD) Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta pancreas 4. DM Tipe Lain 1. Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll 2. Penyakit hormonal Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak 1. Obat-obatan 1. Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
  • 5. 2. Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll. 1.4 Tanda dan Gejala Diabetes Militus 1. Gejala Diabetes Militus 1. Gejala Diabetes Tipe1 (pada anak-anak) Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena gejala-gejalanya sering salah dikira penyakit flu. Selain itu gejalanya terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan cukup panjang. Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut: 1. Sering berkemih Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes, terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol. 2. Banyak minum Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus. 3. Berat badan berkurang Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya sulit naik. 4. Mudah lelah Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses glukosa untuk energi.
  • 6. 2. Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun pada dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang merupakan tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan sering dapat dicegah. 1. Berat badan turun dengan cepat Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda turun dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun lebih disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot. Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut. 2. Sering Kesemutan gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah yang mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang. 3. Luka yang sulit sembuh Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak merasakan sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah terluka. Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri, maka luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok dan bahkan membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan satu-satunya jalan untuk menyembuhkannya.
  • 7. 3. Gejala Diabetes Pada Wanita Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering dialami wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja itu biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di antaranya sebagai berikut: 1. Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan. 2. Wanita diabetes lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi. 3. Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar. 4. Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi. 5. Pemicu diabetes juga, biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami depresi. 6. 2. Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria Pemeriksaan Diagnostik : 1. Kadar glukosa darah Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatiksebagai patokan penyaring Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl) Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum Pasti DM Plasma vena >200 100-200 Darah kapiler >200 80-100
  • 8. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl) Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum Pasti DM Plasma vena >120 110-120 Darah kapiler >110 90-110 2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan : 1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl). 3. TES LABORATORIUM DM Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksikomplikasi. 4. TES SARING Tes-tes saring pada DM adalah: 1. GDP 2. GDS 3. Tes Glukosa Urin: 1. Tes konvensional (metode reduksi/Benedict) 2. Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase
  • 9. 5. TES DIAGNOSTIK Tes-tes diagnostik pada DM adalah:1.GDP2.GDS3.GD2PP (Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial)4.Glukosa jam ke-2 TTGO 6. TES MONITORING TERAPI Tes-tes monitoring terapi DM adalah: 1. GDP : plasma vena, darah kapiler 2. GD2 PP : plasma vena 3. A1c : darah vena, darah kapiler 7. TES UNTUK MENDETEKSI KOMPLIKASI Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah: 1. 2. Ureum, Kreatinin, Asam Urat 3. Kolesterol total : plasma vena (puasa) 4. Kolesterol LDL : plasma vena (puasa) 5. Kolesterol HDL : plasma vena (puasa) 6. 1.5 Mikroalbuminuria : urin Trigliserida : plasma vena (puasa) Penatalaksanaan Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien. Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
  • 10. 1. Diet a. Syarat diet DM hendaknya dapat: 1) Memperbaiki kesehatan umum penderita 2) Mengarahkan pada berat badan normal 3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda 4) Mempertahankan kadar KGD normal 5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik 6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita. 7) Menarik dan mudah diberikan b. Prinsip diet DM, adalah: 1) 2) Jadwal diet ketat 3) c. Jumlah sesuai kebutuhan Jenis: boleh dimakan/tidak Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya. 1) Diit DM I : 1100 kalori 2) Diit DM I : 1300 kalori 3) Diit DM III : 1500 kalori 4) Diit DM IV : 1700 kalori 5) Diit DM V : 1900 kalori 6) Diit DM VI : 2100 kalori 7) Diit DM VII : 2300 kalori 8) Diit DM VIII : 2500 kalori Keterangan : Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes komplikasi. Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu: JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya. J III : jenis makanan yang manis harus dihindari
  • 11. Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus: BB (Kg) BBR = X 100 % TB (cm) – 100 Keterangan Hasil: 1. Kurus (underweight) : BBR < 90 % 2. Normal (ideal) : BBR 90 – 110 % 3. Gemuk (overweight) : BBR > 110 % 4. Obesitas, apabila : BBR > 120 % 5. Obesitas ringan : BBR 120 – 130 % 6. Obesitas sedang : BBR 130 – 140 % 7. Obesitas berat : BBR 140 – 200 % 8. Morbid : BBR > 200 % Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah:  kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari  Normal : BB X 30 kalori sehari  Gemuk : BB X 20 kalori sehari  Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari 2. Latihan Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah: 1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya. 2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore 3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen 4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein 5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang pembentukan glikogen baru
  • 12. 6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik. 3. Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya. 4. Obat 1. Tablet OAD (Oral Antidiabetes) 1) Mekanisme kerja sulfanilurea kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas kerja OAD tingkat reseptor 2) Mekanisme kerja Biguanida Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu: 1. Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik 1. Menghambat absorpsi karbohidrat 2. Menghambat glukoneogenesis di hati 3. Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin 2. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin 3. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler 2. Insulin  Indikasi penggunaan insulin 1) DM tipe I 2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD 3) DM kehamilan 4) DM dan gangguan faal hati yang berat 5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren) 6) DM dan TBC paru akut 7) DM dan koma lain pada DM
  • 13. 8) DM operasi 9) DM patah tulang 10) DM dan underweight 11) DM dan penyakit Graves   Beberapa cara pemberian insulin 1. Suntikan insulin subkutan Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain: 1. lokasi suntikan ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan, dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari. 2. Pengaruh latihan pada absorpsi insulin Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan. 2. Pemijatan (Masage) Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin. 3. Suhu Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat absorpsi insulin. 1. Dalamnya suntikan Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan. 2. Konsentrasi insulin Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek insulin dipercepat. 4. Suntikan intramuskular dan intravena
  • 14. Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
  • 15. BAB 2 DISKRIPSI KEGIATAN 2.1 Latar Belakang Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemba pula oleh seluruh komponen bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan itu sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara social ekonomi berkemampuan relative lebih baik. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat. Adapun mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus elemen intelektual dalam masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja, melainkan juga vital pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa dituntut untuk secara kritis mampu terlibat lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan pengabdian mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti. Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Prodi D3 Keperawatan dalam kapasitasnya sebelum berprofesi langsung di masyarakat, sebagai seorang perawat ataupun tenaga medis lainnya, adalah melalui kegiatan – kegiatan penyuluhan kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya adalah kegiatan Penyuluhan Kesehatan, Bakti Sosial dan Promosi Kesehatan. Diharapkan, suatu kegiatan Penyuluhan Kesehatan yang dikelola secara optimal dan terorganisir dapat mengemas misi pendidikan, promosi kesehatan sekaligus alokasi bantuan materiil bagi masyarakat yang membutuhkan, dimana pada akhirnya akan menuju perbaikan taraf hidup serta peningkatan kesejahteraan jangka panjang yang mandiri dan terarah. Peran aktif mahasiswa ini tentunya tidak lepas dari dukungan STIKes Banyuwangi
  • 16. sebagai almamater, yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang tentunya cukup banyak memahami kondisi kemasyarakatan di Banyuwangi. Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi suatu kehormatan dan harapan besar bagi kami. Untuk kemudian bersama - sama, dapat mewujudkan tujuan social kemanusiaan kemasyarakatan melalui kegiatan ini. 2.2 Nama Kegiatan dan Tema Kegiatan Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus 2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : Januari - Febuari 2014 ( 1 minggu 1x, hari sabtu ) Tempat : Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi Tempat Ibu Ibu PKK 2.5 Anggaran Dana 1. Leaflet : Rp. 500.000,- 2. Banner : Rp. 200.000,- 3. Dll : Rp. 100.000,- = Rp. 800.000,- Total Anggaran 2.6 Tujuan promosi kesehatan Tujuan penyuluhan pencegahan penyakit Diabetes Militus yaitu: Tujuan umum : 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit
  • 17. Diabetes Militus. 2. Meningkatkan perilaku masyarakat untuk berprilaku hidup sehat 3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat Tujuan khusus : 1. Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit Diabetes Militus. 2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. 3. Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan. 4. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya memilih makanan yang sehat yang akan dikonsumsi 5. Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan. 6. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat mengenai penyakit Diabetes Militus. 2.7 Sasaran Promosi Kesehatan 1. Tatanan rumah tangga Sasaran di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi yang terbagi dalam : 1. Sasaran Primer Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah prilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah. 2. Sasaran Sekunder Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sector terkait. 3. Sasaran tersier Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya promosi kesehatan misal, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat. 2. Kemungkinan hambatan dan kesuitan. Hambatan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya mengumpulkan warga dan terbatasnya waktu dan dana yang tersedia.
  • 18. 3. Sumber daya yang potensial. Tokoh kunci di masyarakat dapat menjadi mitra dalam pemberdayaan masyarakat adalah Pak Lurah, Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kader Kesehatan dan Tokoh Pemuda. 4. Penyebab permasalahan yang bersifat prilaku dan budaya. Adanya prilaku masyarakat yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan. 2.8 Metode Promosi Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan pencegahan penyakit Diabetes Militus adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster, penyebaran leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide atau melalui pemutaran film/video untuk pengetahuan tentang Diabetes Militus. Sasaran juga harus diberi kesempatan untuk mencoba keterampilan tersebut dan mempertimbangkan sumber dana & sumber daya. 2.9 Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi harus dijabarkan tentang kapan pelaksanaan dan evaluasi akan dilaksanakan, dimana, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut 2.10 Pokok materi Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut, meliputi : 1. Pengertian Diabetes Militus. 2. Penyebab Diabetes Militus. 3. Tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus. 4. Pencegahan penyakit Diabetes Militus. 5. Pengobatan penyakit Diabetes Militus. 6. Perawatan pada penderita Diabetes Militus.
  • 19. 2.11 Kegiatan Belajar Mengajar 1. Metode : Ceramah, Tanya jawab. 2. Langkah-langkah kegiatan : 1. Kegiatan pra pembelajaran 1. Mempersiapkan materi, media dan tempat. 2. Memberikan salam 3. Perkenalan 4. Kontrak waktu 2. Membuka pembelajaran 1. Menjelaskan pokok bahasan 2. Menjelaskan tujuan 3. Apersepsi 3. Kegiatan inti 1. 2. Sasaran menyimak Diabetes Militus. 3. Sasaran mengajukan pertanyaan tentang Diabetes Militus. 4. Penyuluh menjawab pertanyaan. 5. 4. Penyuluh menjelaskan materi Diabetes Militus. Penyuluh menyimpulkan jawaban. Penutup 1. 2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi 3. 3.12 Evaluasi Memberi salam Media dan sumber 1. Media Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada. Contoh : Leaflet (terlampir), Power Point , gambar
  • 20. 2. Sumber berbagai referensi buku dan internet 2.13 Evaluasi 1. Prosedur : Pre Test dan Post Test 2. Jenis test : Pertanyaan secara lisan 3. Butir soal :6 1. Jelaskan pengertian penyakit Diabetes Militus ! 2. Jelaskan penyebab penyakit Diabetes Militus ! 3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus ! 4. Jelaskan cara pencegahan penyakit Diabetes Militus ! 5. Jelaskan cara pengobatan penyakit Diabetes Militus ! 6. Jelaskan cara merawat penderita Diabetes Militus !
  • 21. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Promosi Kesehatan tentang penyuluhan Diabetes Militus memang penting bagi sasaran yaitu masyarakat Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi. Untuk menambah kesadaran tentang pentingnya berprilaku sehat terhadap dilingkungan. Serta dapat meningkatkan status kesehatan dalam pencegahannya terhadap Diabetes Militus . Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari masyarakat. Untuk itu masyarakat memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan promosi kesehatan yang komprehensif. Kami berharap proposal ini dapat di setujui dan kegiatan ini dapat terselenggara. Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah membantu kami baik dari institusi maupun dari masyarakat. Serta segenap bantuan dan dukungan, kritik dan saran, baik berupa moral maupun material sangat bermanfaat demi terlaksananya kegiatan ini, segenap panitia mengapresiasi dengan tinggi demi kesuksesan kegiatan ini. Dan menyampaikan terima kasih atas semua perhatian dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.