SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
Descargar para leer sin conexión
BAHAN BAKAR DAN
PEMBAKARAN
 Pengertian Umum
 Komposisi dan Spesifikasi
 Jenis-jenis Bahan Bakar
 Proses Pembakaran
 Emisi
 Contoh penggunan kalor dari proses
pembakaran secara langsung:
 untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga,
 untuk instalasi pemanas.
 Contoh penggunaan kalor secara tidak
langsung adalah:
 kalor diubah menjadi energi mekanik, misalnya pada
motor bakar,
 kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada
pembangkit listrik tenaga diesel,tenaga gas dan
tenaga uap.
Pengertian
 Bahan Bakar:
Bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran
tersebut dengan sendirinya,disertai
dengan pengeluaran kalor.
 Bahan bakar dibakar dengan tujuan
untuk memperoleh kalor tersebut,
untuk digunakan baik secara langsung
maupun tak langsung.
Pembakaran
 Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat
antara oksigen dan bahan yang dapat
terbakar, disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor.
 Pembakaran sempurna adalah pembakaran
dimana semua konstituen yang dapat
terbakar di dalam bahan bakar membentuk
gas CO2, air (= H2O), dan gas SO2,
sehingga tak ada lagi bahan yang dapat
terbakar tersisa.
Koposisi dan Spesifikasi
Bahan Bakar Umumnya Terdiri dari:
 C (karbon)
 H (hidrogen) combustible matter / BDT
 S (belerang)
 O (oksigen)
 N (nitrogen)
 P (fosfor)
Komposisi bahan bakar padat
dinyatakan menurut:
Proximate analysis Untuk
Mengetahui:
 %fixed carbon
 % air
 %abu.
Ultimate analysis yaitu analisis untuk
mengetahui komposisi bahan sampai
unsurunsurnya, seperti kandungan C,
H, O, N, S, abu dan air.
Spesifikasi Dasar Bahan
Bakar
 Nilai Kalor atau “Heating Value”
atau “Calorific Value” atau NILAI
Kalor
 Kadar Air
 Kadar Abu
 Kadar Sulfur
 Berat Jenis (Spesific Gravity)
 Viskositas atau Kekentalan
 Flash Point
 Titik Bakar atau “Ignition Point”
 Faktor Karakterisasi dan Titik Didih
Spesifikasi Dasar Bahan
Bakar
 Pembakaran adalah:
kalor yang dihasilkan oleh
pembakaran sempurna 1 kilogram
atau satu satuan berat bahan bakar
padat atau cair atau 1 meter kubik atu
1 satuan volume bahan bakar gas,
pada keadaan baku (1 atm,250C)
 Kandungan Air di dalam Bahan Bakar
Jenis-jenis Bahan Bakar
 Bahan Bakar Padat
 Bahan Bakar Cair
 Bahan Bakar Gas
Bahan Bakar Padat
 Bahan bakar padat yang biasa dipakai dalam
industri dan transportasi adalah batubara.
 Batubara termasuk bahan bakar fosil karena
terbentuk dari sisa tumbuhtumbuhan yang
mengalami proses geologis dalam jangka waktu
jutaan tahun.
 Berdasarkan perbedaan umur geologis, berturut-
turut dari yang paling tua, batubara dibagi sebagai:
 antrasit,
 semi -bitumen,
 bitumen,
 sub-bitumen,
 lignit.
Klasifikasi Batubara (UNEP, 2006):
Kelas
Batu
bara
Nilai Kalor
(k Kal/kg)
Cangkang
Kemiri
Nilai Kalor
(k Kal/kg)
A > 6200 Karbonisasi 7810
B 5600 – 6200
C 4940 – 5600 Non Karbonisasi 5246
D 4200 – 4940 Produksi Cangkang:
207.908 ton/tahun
≈ 36,715 GW
E 3360 – 4200
F 2400 – 3360
G 1300 – 2400
Bahan Bakar Cair
 Bahan bakar cair yang biasa dipakai
dalam industri, transportasi maupun
rumah tangga adalah fraksi minyak
bumi.
 Minyak bumi adalah campuran
berbagai hidrokarbon yang termasuk
dalam kelompok senyawa: parafin,
naphtena, olefin, dan aromatik.
Bahan Bakar Cair
 Minyak mentah, jika disuling akan
menghasilkan beberapa macam fraksi,
seperti: bensin atau premium, kerosen atau
minyak tanah, minyak solar,dan lain-lain.
 Setiap minyak petroleum mentah
mengandung keempat kelompok senyawa
tersebut, tetapi perbandingannya berbeda.
Bensin atau Gasolin atau
Premium
 Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin,
seperti avgas (aviation gasoline), premium
dan gasolin biasa, terdiri dari C4 sampai
C12. Sifat yang terpenting pada gasolin
adalah “angka oktana/oktan”.
 Angka oktan adalah angka yang
menyatakan besarnya kadar isooktana
dalam campurannya dengan normal
heptana.
Bensin atau Gasolin atau
Premium
 Iso Oktana angka oktana = 100,
sedang normal heptana mempunyai
angka oktana = 0.
 Makin tinggi angka oktana gasolin
semakin baik unjuk kerjanya.
Kerosen
 Termasuk kerosen adalah:
 Bahan bakar turbin gas.
 Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah
tangga, bahan bakar kapal laut.
 Mutu kerosen tergantung pada sifatnya
dalam uji bakar, seperti timbulnya asap dan
kabut putih.
 Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik
sedang kabut putih oleh disulfida.
Bahan Bakar Diesel
 Bahan bakar diesel atau minyak diesel
dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel
atau “compression ignition engine”.
 Mutunya ditentukan oleh angka cetana
/cetan (Cetan Number).
 Makin tinggi angka cetana/cetan, makin
tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan
bakar diesel.
 Angka cetan adalah besarnya kadar volume
cetana dalam campurannya dengan
metilnaphtalen.
 Cetan murni mempunyai angka cetana =
100, sedang aromatik mempunyai angka
cetan = 0.
 Unjuk kerja adalah persentase rata-rata
daya yang dapat diperoleh dari mesin
dengan bahan bakar tertentu dibandingkan
dengan daya yang diperoleh dari bahan
bakar yang mempunyai angka cetana =
100.
Minyak Reisdu
 Minyak residu biasa digunakan pada ketel
uap, baik yang stasioner maupun yang
bergerak. Dalam hal instalasinya,
pemakaian minyak residu dalam ketel uap
akan lebih murah dibanding batubara.
 Disamping itu, pemakaian minyak residu
tidak menimbulkan masalah abu. Akan
tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan
suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan
kerusakan pada “superheater tube”.
Minyak Risdu
 Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap
antara lain:
 Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri
semen dan industri lain yang mempunyai kaitan dengan
semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan
industri kimia.
 Mesin diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi
seperti pada truk dan lokomotif, pada mesin diesel kapal
serta mesin diesel berkecepata rendah untuk pembangkit
tenaga listrik.
 Turbin gas.
Bahan Bakar Gas
 Asetilin
 Digunakan dalam pengelasan dan
pemotongan logam, yang memerlukan
suhu nyala yang tinggi, dapat juga
dipakai untuk lampu karbida.
 Dapat membentuk asetilida yang
eksplosif jika dicampur dengan tembaga
(Cu),terlebih-lebih dengan udara.
Bahan Bakar Gas
 Blast Furnace Gas
 Gas ini merupakan hasil samping
peleburan bijih besi dengan kokas dan
udara panas di dalam “blast furnace”.
 Gas Air Biru (Blue Water Gas)
 Dibuat dari reaksi antara kukus (steam)
dengan karbon padat yang dipanasi pada
suhu tinggi, merupakan campuran antara
gas H2 dan gas CO.
 Gas Batubara
 Gas batubara disebut juga gas kota, dibuat dari
dis tilasi destruktif batubara dalam retort tertutup
dengan pemanasan tinggi.
 Gas Alam
 Gas alam tersusun dari parafin hidrokarbon,
khususnya gas metana bercampur dengan
nitrogen, N2, dan karbon dioksida, CO2,
diperoleh dari tambang dengan pengeboran
tanah melalui batuan kapur atau batuan pasir.
Kandungan metananya di atas 90%.
 Gas Petroleum
 Gas petroleum diperoleh dari fraksionasi
minyak bumi mentah, dan dapat juga dari
gas alam, mengandung propana dan
butana sebagai komponen terbesar.
 Nilai Kalor atau “Heating Value” atau
“Calorific Value” atau Kalor
Pembakaran adalah: kalor yang
dihasilkan oleh pembakaran sempurna
1 kilogram atau satu satuan berat
bahan bakar padat atau cair atau 1
meter kubik atu 1 satuan volume
bahan bakar gas, pada keadaan baku.
Nilai kalor atas atau “gross heating value”
atau “higher heating value/HHV” adalah:
kalor yang dihasilkan oleh pembakaran
sempurna satu satuan berat bahan bakar
padat atau cair, atau satu satuan volume
bahan bakar gas, pada tekanan tetap, suhu
250C, apabila semua air yang mula -mula
berwujud cair setelah pembakaran
mengembun menjadi cair kembali.
 Nilai kalor bawah atau “net heating
value” atau “lower heating value
(LHV)” adalah: kalor yang besarnya
sama dengan nilai kalor atas dikurangi
kalor yang diperlukan oleh air yang
terkandung dalam bahan bakar dan air
yang terbentuk dari pembakaranbahan
bakar untuk menguap pada 25o C dan
tekanan tetap.
Air yang terkandung dalam bahan
bakar menyebabkan penurunan mutu
bahan bakar karena:
 menurunkan nilai kalor dan memerlukan
sejumlah kalor untuk penguapan,
 menaikkan titik nyala,
 memperlambat proses pembakaran, dan
menambah volume gas buang.
Berat Jenis: perbandingan berat bahan
bakar terhadap berat air, diukur pada
600F,yang pada suhu tersebut berat air =
62.4 lb/cuft
Berat jenis dinyatakan dalam gram per ml,
dalam derajat API, dalam lb (baca:“pound”)
per galon, atau lb per cuft, dan derajat
Baume. Berat jenis disingkat sp.gr. atau sg.
 Viskositas adalah kebalikan fluiditas atau
daya alir. Makin tinggi viskositas makin
sukar mengalir. Mengingat kecepatan
mengalir juga tergantung pada berat jenis,
maka pengukuran viskositas demikian
dinyatakan sebagai “viskositas kinematik”.
 Viskositas absolut = viskositas kinematik x
berat jenis cairan. Satuan viskositas antara
lain: poise, gram/cm detik, atau dengan
skala Saybolt Universal diukur dalam detik.
LHV = Lower Heating Value
HHV= Higer Heating Value
m = mol air/bahan bakar
Hfg = Panas laten air pada 25oC
= 2440 kJ/kg = 1050 Btu/lbm
fg
fuel
oh
h
m
m
HHVLHV 2

Contoh
Doketahui HHV dari metan (CH4) adalah
23.880 Btu/lbm. Hitunglah LHV dari metan
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O
1 mol CH4 = 16 lbm, 2 mol H2O = 36 lbm
Jadi =
LHV = 21.518 Btu/lb
mm lbBtu
lb
lb
lbBtuLHV /1050
16
36
/880.23

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Power point biodiesel
Power point biodieselPower point biodiesel
Power point biodiesel
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Turbin gas
Turbin gas Turbin gas
Turbin gas
 
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxMata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Aliran fluida lengkap
Aliran fluida lengkapAliran fluida lengkap
Aliran fluida lengkap
 
UNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXINGUNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXING
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panasBab 1 pengertian dasar perpindahan panas
Bab 1 pengertian dasar perpindahan panas
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
 
Furnace & boiler
Furnace & boilerFurnace & boiler
Furnace & boiler
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor Alir Tangki BerpengadukReaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
 

Destacado (20)

Turbin gas
Turbin gasTurbin gas
Turbin gas
 
1 alat tangan bongkar pasang mesin
1 alat tangan bongkar pasang mesin1 alat tangan bongkar pasang mesin
1 alat tangan bongkar pasang mesin
 
Biofuel sbg bhn_bakar_alternatif3
Biofuel sbg bhn_bakar_alternatif3Biofuel sbg bhn_bakar_alternatif3
Biofuel sbg bhn_bakar_alternatif3
 
Turbin uap
Turbin uapTurbin uap
Turbin uap
 
Pompa
PompaPompa
Pompa
 
03 bahan presentasi vp pemasaran jogja-kirim
03 bahan presentasi vp pemasaran  jogja-kirim03 bahan presentasi vp pemasaran  jogja-kirim
03 bahan presentasi vp pemasaran jogja-kirim
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
3 sistem bahan bakar
3 sistem bahan bakar3 sistem bahan bakar
3 sistem bahan bakar
 
2 alat ukur
2 alat ukur2 alat ukur
2 alat ukur
 
Ketel
KetelKetel
Ketel
 
4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelan4 perawatan & penyetelan
4 perawatan & penyetelan
 
8 bonkar pasang mesin
8 bonkar pasang mesin8 bonkar pasang mesin
8 bonkar pasang mesin
 
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
1 defenisi dan istilah istilah pengukuran
 
5 dua puluh poin service
5 dua puluh poin service5 dua puluh poin service
5 dua puluh poin service
 
4 pengukuran tekanan
4 pengukuran tekanan4 pengukuran tekanan
4 pengukuran tekanan
 
6 rangka dan chasis
6 rangka dan chasis6 rangka dan chasis
6 rangka dan chasis
 
Pengukuran debit
Pengukuran debitPengukuran debit
Pengukuran debit
 
5 pengukuran kedataran dan kelurusan
5 pengukuran kedataran dan kelurusan5 pengukuran kedataran dan kelurusan
5 pengukuran kedataran dan kelurusan
 
2 pengukuran dan alat ukur
2 pengukuran dan alat ukur2 pengukuran dan alat ukur
2 pengukuran dan alat ukur
 
7 rem tromol dan cakram
7 rem tromol dan cakram7 rem tromol dan cakram
7 rem tromol dan cakram
 

Similar a Bahan bakar dan pembakaran

Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)Paranody
 
8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptxRajaKicau
 
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptdokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptirwankurniawan45
 
Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosilBahan bakar fosil
Bahan bakar fosilansori09
 
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptx
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptxAchmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptx
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptxAchmadFathoniElFikri
 
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxBahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxDikaBagus2
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiRizka Aprilia
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarRaven Oppier
 
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiKimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiMardeliaNF
 
NERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxNERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxFarina28
 
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak Bumi
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak BumiKegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak Bumi
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak BumiAbil Max
 

Similar a Bahan bakar dan pembakaran (20)

Bahan bakar gas
Bahan bakar gasBahan bakar gas
Bahan bakar gas
 
Bahan bakar gas
Bahan bakar gasBahan bakar gas
Bahan bakar gas
 
Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)Minyak bumi (pretoleum)
Minyak bumi (pretoleum)
 
8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx8. Bahan bakar Fosil.pptx
8. Bahan bakar Fosil.pptx
 
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptdokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
 
Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosilBahan bakar fosil
Bahan bakar fosil
 
MINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptxMINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptx
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptx
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptxAchmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptx
Achmad Fathoni El Fikri_03012682024008_BKU Teknik Energi Reguler.pptx
 
Teknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumiTeknologi minyak bumi
Teknologi minyak bumi
 
Minyak Bumi
Minyak BumiMinyak Bumi
Minyak Bumi
 
Pembakaran coal
Pembakaran coalPembakaran coal
Pembakaran coal
 
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptxBahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
Bahan_Bakar_Cair_Kel_1[2].pptx
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
 
SDA Mineral energi
SDA Mineral energiSDA Mineral energi
SDA Mineral energi
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakar
 
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak BumiKimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
Kimia SMA Kelas XI - Minyak Bumi
 
minyak bumi
minyak bumi minyak bumi
minyak bumi
 
NERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptxNERACA PANAS kelas B.pptx
NERACA PANAS kelas B.pptx
 
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak Bumi
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak BumiKegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak Bumi
Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna & Minyak Bumi
 

Más de Bisrul Tambunan (6)

3 flow
3 flow3 flow
3 flow
 
3 flow
3 flow3 flow
3 flow
 
4 pressure
4 pressure4 pressure
4 pressure
 
7 pengukuran level
7 pengukuran level7 pengukuran level
7 pengukuran level
 
Presentasi seminar hmtg_ugm
Presentasi seminar hmtg_ugmPresentasi seminar hmtg_ugm
Presentasi seminar hmtg_ugm
 
Pompa
PompaPompa
Pompa
 

Bahan bakar dan pembakaran

  • 1. BAHAN BAKAR DAN PEMBAKARAN  Pengertian Umum  Komposisi dan Spesifikasi  Jenis-jenis Bahan Bakar  Proses Pembakaran  Emisi
  • 2.  Contoh penggunan kalor dari proses pembakaran secara langsung:  untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga,  untuk instalasi pemanas.  Contoh penggunaan kalor secara tidak langsung adalah:  kalor diubah menjadi energi mekanik, misalnya pada motor bakar,  kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada pembangkit listrik tenaga diesel,tenaga gas dan tenaga uap.
  • 3. Pengertian  Bahan Bakar: Bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya,disertai dengan pengeluaran kalor.  Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunakan baik secara langsung maupun tak langsung.
  • 4. Pembakaran  Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.  Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan bakar membentuk gas CO2, air (= H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.
  • 5. Koposisi dan Spesifikasi Bahan Bakar Umumnya Terdiri dari:  C (karbon)  H (hidrogen) combustible matter / BDT  S (belerang)  O (oksigen)  N (nitrogen)  P (fosfor)
  • 6. Komposisi bahan bakar padat dinyatakan menurut: Proximate analysis Untuk Mengetahui:  %fixed carbon  % air  %abu. Ultimate analysis yaitu analisis untuk mengetahui komposisi bahan sampai unsurunsurnya, seperti kandungan C, H, O, N, S, abu dan air.
  • 7. Spesifikasi Dasar Bahan Bakar  Nilai Kalor atau “Heating Value” atau “Calorific Value” atau NILAI Kalor  Kadar Air  Kadar Abu  Kadar Sulfur  Berat Jenis (Spesific Gravity)
  • 8.  Viskositas atau Kekentalan  Flash Point  Titik Bakar atau “Ignition Point”  Faktor Karakterisasi dan Titik Didih Spesifikasi Dasar Bahan Bakar
  • 9.  Pembakaran adalah: kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atu 1 satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan baku (1 atm,250C)
  • 10.  Kandungan Air di dalam Bahan Bakar
  • 11. Jenis-jenis Bahan Bakar  Bahan Bakar Padat  Bahan Bakar Cair  Bahan Bakar Gas
  • 12. Bahan Bakar Padat  Bahan bakar padat yang biasa dipakai dalam industri dan transportasi adalah batubara.  Batubara termasuk bahan bakar fosil karena terbentuk dari sisa tumbuhtumbuhan yang mengalami proses geologis dalam jangka waktu jutaan tahun.  Berdasarkan perbedaan umur geologis, berturut- turut dari yang paling tua, batubara dibagi sebagai:  antrasit,  semi -bitumen,  bitumen,  sub-bitumen,  lignit.
  • 13. Klasifikasi Batubara (UNEP, 2006): Kelas Batu bara Nilai Kalor (k Kal/kg) Cangkang Kemiri Nilai Kalor (k Kal/kg) A > 6200 Karbonisasi 7810 B 5600 – 6200 C 4940 – 5600 Non Karbonisasi 5246 D 4200 – 4940 Produksi Cangkang: 207.908 ton/tahun ≈ 36,715 GW E 3360 – 4200 F 2400 – 3360 G 1300 – 2400
  • 14. Bahan Bakar Cair  Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi.  Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik.
  • 15. Bahan Bakar Cair  Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,dan lain-lain.  Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda.
  • 16. Bensin atau Gasolin atau Premium  Gasolin dibuat menurut kebutuhan mesin, seperti avgas (aviation gasoline), premium dan gasolin biasa, terdiri dari C4 sampai C12. Sifat yang terpenting pada gasolin adalah “angka oktana/oktan”.  Angka oktan adalah angka yang menyatakan besarnya kadar isooktana dalam campurannya dengan normal heptana.
  • 17. Bensin atau Gasolin atau Premium  Iso Oktana angka oktana = 100, sedang normal heptana mempunyai angka oktana = 0.  Makin tinggi angka oktana gasolin semakin baik unjuk kerjanya.
  • 18. Kerosen  Termasuk kerosen adalah:  Bahan bakar turbin gas.  Minyak bakar, biasa dipakai untuk dapur rumah tangga, bahan bakar kapal laut.  Mutu kerosen tergantung pada sifatnya dalam uji bakar, seperti timbulnya asap dan kabut putih.  Asap disebabkan oleh hidrokarbon aromatik sedang kabut putih oleh disulfida.
  • 19. Bahan Bakar Diesel  Bahan bakar diesel atau minyak diesel dipakai untuk mengoperasikan mesin diesel atau “compression ignition engine”.  Mutunya ditentukan oleh angka cetana /cetan (Cetan Number).  Makin tinggi angka cetana/cetan, makin tinggi unjuk kerja yang diberikan oleh bahan bakar diesel.
  • 20.  Angka cetan adalah besarnya kadar volume cetana dalam campurannya dengan metilnaphtalen.  Cetan murni mempunyai angka cetana = 100, sedang aromatik mempunyai angka cetan = 0.  Unjuk kerja adalah persentase rata-rata daya yang dapat diperoleh dari mesin dengan bahan bakar tertentu dibandingkan dengan daya yang diperoleh dari bahan bakar yang mempunyai angka cetana = 100.
  • 21. Minyak Reisdu  Minyak residu biasa digunakan pada ketel uap, baik yang stasioner maupun yang bergerak. Dalam hal instalasinya, pemakaian minyak residu dalam ketel uap akan lebih murah dibanding batubara.  Disamping itu, pemakaian minyak residu tidak menimbulkan masalah abu. Akan tetapi pada ketel uap tekanan tinggi dan suhu tinggi dapat menimbulkan korosi dan kerusakan pada “superheater tube”.
  • 22. Minyak Risdu  Pemakaian minyak residu kecuali dalam ketel uap antara lain:  Tanur dalam industri baja, tanur tinggi dalam industri semen dan industri lain yang mempunyai kaitan dengan semen, serta berbagai dapur dalam industri petroleum dan industri kimia.  Mesin diesel, kecuali pada mesin diesel kecepatan tinggi seperti pada truk dan lokomotif, pada mesin diesel kapal serta mesin diesel berkecepata rendah untuk pembangkit tenaga listrik.  Turbin gas.
  • 23. Bahan Bakar Gas  Asetilin  Digunakan dalam pengelasan dan pemotongan logam, yang memerlukan suhu nyala yang tinggi, dapat juga dipakai untuk lampu karbida.  Dapat membentuk asetilida yang eksplosif jika dicampur dengan tembaga (Cu),terlebih-lebih dengan udara.
  • 24. Bahan Bakar Gas  Blast Furnace Gas  Gas ini merupakan hasil samping peleburan bijih besi dengan kokas dan udara panas di dalam “blast furnace”.  Gas Air Biru (Blue Water Gas)  Dibuat dari reaksi antara kukus (steam) dengan karbon padat yang dipanasi pada suhu tinggi, merupakan campuran antara gas H2 dan gas CO.
  • 25.  Gas Batubara  Gas batubara disebut juga gas kota, dibuat dari dis tilasi destruktif batubara dalam retort tertutup dengan pemanasan tinggi.  Gas Alam  Gas alam tersusun dari parafin hidrokarbon, khususnya gas metana bercampur dengan nitrogen, N2, dan karbon dioksida, CO2, diperoleh dari tambang dengan pengeboran tanah melalui batuan kapur atau batuan pasir. Kandungan metananya di atas 90%.
  • 26.  Gas Petroleum  Gas petroleum diperoleh dari fraksionasi minyak bumi mentah, dan dapat juga dari gas alam, mengandung propana dan butana sebagai komponen terbesar.
  • 27.  Nilai Kalor atau “Heating Value” atau “Calorific Value” atau Kalor Pembakaran adalah: kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau 1 meter kubik atu 1 satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan baku.
  • 28. Nilai kalor atas atau “gross heating value” atau “higher heating value/HHV” adalah: kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan tetap, suhu 250C, apabila semua air yang mula -mula berwujud cair setelah pembakaran mengembun menjadi cair kembali.
  • 29.  Nilai kalor bawah atau “net heating value” atau “lower heating value (LHV)” adalah: kalor yang besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari pembakaranbahan bakar untuk menguap pada 25o C dan tekanan tetap.
  • 30. Air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan bakar karena:  menurunkan nilai kalor dan memerlukan sejumlah kalor untuk penguapan,  menaikkan titik nyala,  memperlambat proses pembakaran, dan menambah volume gas buang.
  • 31. Berat Jenis: perbandingan berat bahan bakar terhadap berat air, diukur pada 600F,yang pada suhu tersebut berat air = 62.4 lb/cuft Berat jenis dinyatakan dalam gram per ml, dalam derajat API, dalam lb (baca:“pound”) per galon, atau lb per cuft, dan derajat Baume. Berat jenis disingkat sp.gr. atau sg.
  • 32.  Viskositas adalah kebalikan fluiditas atau daya alir. Makin tinggi viskositas makin sukar mengalir. Mengingat kecepatan mengalir juga tergantung pada berat jenis, maka pengukuran viskositas demikian dinyatakan sebagai “viskositas kinematik”.  Viskositas absolut = viskositas kinematik x berat jenis cairan. Satuan viskositas antara lain: poise, gram/cm detik, atau dengan skala Saybolt Universal diukur dalam detik.
  • 33. LHV = Lower Heating Value HHV= Higer Heating Value m = mol air/bahan bakar Hfg = Panas laten air pada 25oC = 2440 kJ/kg = 1050 Btu/lbm fg fuel oh h m m HHVLHV 2 
  • 34. Contoh Doketahui HHV dari metan (CH4) adalah 23.880 Btu/lbm. Hitunglah LHV dari metan CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O 1 mol CH4 = 16 lbm, 2 mol H2O = 36 lbm Jadi = LHV = 21.518 Btu/lb mm lbBtu lb lb lbBtuLHV /1050 16 36 /880.23