SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 534
Descargar para leer sin conexión
MENTORING-19
(CAHAYA PENGHARAPAN)
BMF collections - 2015
i | P a g e
Table of Contents
PENDAHULUAN........................................................................................................ iii
Jalan untuk menjadi yang terutama......................................................................... 1
Kasih dan kebencian............................................................................................... 23
Kemunafikan: Ragi orang Farisi .............................................................................. 51
Komitmen untuk mengasihi kebenaran ................................................................. 75
Penebusan: Apakah maknanya?............................................................................. 97
Manusia bisa berkata 'tidak' kepada Allah........................................................... 114
Manusia Telah Menjadikan Firman Allah Tidak Berlaku - 1 ................................. 132
Manusia Telah Menjadikan Firman Allah Tidak Berlaku - 2 ................................. 160
Masuklah Melalui Pintu yang Sesak ..................................................................... 178
Mintalah Roti & Ikan............................................................................................. 198
Melakukan Kehendak Allah, Jalan Menuju Keselamatan..................................... 208
Mengapa Tuhan tidak melipat-gandakan 'Lima Roti dan Dua Ikan' kita? ............ 241
Misi gereja di tengah dunia .................................................................................. 265
Murid yang sejati.................................................................................................. 282
Neraka menurut ajaran Tuhan Yesus ................................................................... 300
Obat penawar bagi kemunafikan ......................................................................... 324
Takaran Kejahatan................................................................................................ 345
Penundukan kepada Allah, Kegenapan segala Kebenaran................................... 365
Pergi, juallah segala hartamu, dan datanglah serta ikutlah Aku .......................... 377
Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan oleh mereka........ 400
Perumpamaan Tentang Dua Macam Dasar.......................................................... 413
Pesan Perpisahan dari Yesus - Berjaga-jagalah .................................................... 432
Salibkan daging!.................................................................................................... 453
Sekali Anak, Selamanya Anak? ............................................................................. 478
Si Aku - Hambatan Menuju Kebesaran Rohani..................................................... 500
PENUTUP .............................................................................................................. 526
ii | P a g e
iii | P a g e
PENDAHULUAN
Visi dan Misi Cahaya Pengharapan Ministries:
Membangun tubuh Kristus, sampai kita semua
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus
- Efesus 4:13
Siapakah Cahaya Pengharapan Ministries?
Cahaya Pengharapan Ministries adalah yayasan Kristen yang:
- Berorientasi menyediakan pelatihan-pelatihan pemuridan bagi anak-anak
Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang ingin mengalami dengan sepenuhnya
panggilan Tuhan untuk menjadi murid-Nya.
- Memberitakan Kabar Baik melalui media massa seperti radio, internet,
buku-buku dan majalah-majalah terbitan CPM.
- Bersifat non-profit dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam kegiatan
politik.
- Bekerjasama dengan gereja, persekutuan Kristen dan lembaga lainnya
untuk meningkatkan kualitas kerohanian anak-anak Tuhan.
Bible Study (P.A) dan Tempat Pertemuan
Bagi anak-anak Tuhan yang ingin mengenal firman Tuhan dengan lebih dalam dan
praktis, kami mengadakan kelompok P.A. BERDIALOG di pelbagai kota di mana
kami mempunyai perwakilan. Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami untuk
informasi lebih lanjut.
Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami
di cpm@cahayapengharapan.org atau 0813-8285-1058 untuk informasi lebih
lanjut.
iv | P a g e
Buletin Gratis!
Saudara yang ingin mendapatkan buletin
terbitan Cahaya Pengharapan Ministries secara
gratis, dipersilakan menghubungi kami dengan
menyertakan nama dan alamat surat-menyurat
yang lengkap.
Buletin yang berisi khotbah, kesaksian hidup dan
artikel yang dirancang demi pembangunan umat
Kristen. Jangan dilewatkan!
[Dapatkan Buletin Gratis di sini!]
http://www.cahayapengharapan.org
Tuhan Yesus memberkati.
BMF collections - 2015
1 | B I B L E S U R V E Y
Jalan untuk menjadi yang terutama
"Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya"
Markus 10:32-45 (parallel Matius 20:20-28)
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Markus 10:32-45
Kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang Matius pasal 20. Tapi,
kita akan melihat lebih banyak dari perikop yang sejajar di Markus
pasal 10. Perikop di Markus lebih lengkap, dan berisi lebih banyak
perincian dibandingkan dengan yang ada di Matius. Inilah yang tertulis
di dalam Markus 10:32-45
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem
dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga
orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut.
Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai
mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-
Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan
mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan
menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah
(dalam hal ini bangsa Roma), dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi,
disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
(Perhatikan betapa tidak layak tanggapan dari Yakobus dan Yohanes di
dalam konteks ini. Yesus baru saja berbicara tentang fakta bahwa dia
akan dihina, kemudian dihukum mati, namun perhatikan ucapan dari
Yakobus dan Yohanes berikut ini.)
Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus (mereka bersaudara
dan Zebedeus adalah bapa mereka), mendekati Yesus dan berkata
kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan
suatu permintaan kami!" (Bukankah ini lazim terdengar di kalangan
umat Kristen?)
Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat
bagimu?"
2 | B I B L E S U R V E Y
Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu
kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di
sebelah kiri-Mu."
Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"
Jawab mereka: "Kami dapat."
Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan
yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-
Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."
Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada
Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian
di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk
semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Prinsip yang terdahulu dan yang terakhir
Pada bagian terakhir dari perikop itu, Anda bisa melihat bahwa "prinsip
yang terdahulu - yang terakhir" muncul lagi. Hal ini adalah prinsip
dasar dari ajaran Yesus. Ini adalah jantung dari ajaran Yesus. Gagal
memahami prinsip ini berarti gagal memahami semua yang diajarkan
oleh Yesus. Ini adalah pernyataan yang bersifat mutlak. Memahami
prinsip ini berarti memahami apa yang Yesus ajarkan. Itulah sebabnya
Yesus berulangkali menguraikan prinsip ini.
3 | B I B L E S U R V E Y
Namun Anda bisa lihat di dalam perikop ini bahwa para murid masih
belum mengerti juga. Mereka tidak mengerti. Saya tidak tahu apakah
Anda sudah mengerti. Apakah kita sudah mengerti? Itulah
persoalannya. Sudahkah Anda mengerti prinsip bahwa yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang
terdahulu?
Para murid mulai mengerti bahwa tidaklah mudah memasuki
Kerajaan
Namun mereka memang sudah mulai mengerti akan satu hal. Mereka
mulai mengerti bahwa perkara diselamatkan, yaitu memasuki Kerajaan
itu sama sekali tidak mudah.
Dikatakan di dalam perikop ini: Saat itu mereka sedang dalam
perjalanan naik menuju ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan
mereka, dan perhatikanlah kalimat berikut ini: Murid-murid merasa
tercegang (amazed) dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari
belakang merasa takut. Tercengang dan takut. Mengapa mereka
takut? Mengapa mereka tercengang? Perhatikan bahwa di Markus,
kalimat tersebut muncul langsung sesudah kalimat yang disampaikan
oleh Yesus kepada orang muda yang kaya itu. Apakah hal yang
disampaikan oleh Yesus kepada orang muda itu dan apa juga hal yang
Yesus sampaikan kepada para murid setelah itu? Yesus menyampaikan
bahwa, "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada
seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Anda ingat bahwa di Markus 10:26, para murid sangat terkejut akan
hal ini. Mereka benar-benar terperanjat akan ucapan ini. Lebih mudah
bagi hewan yang berukuran besar seperti unta untuk masuk melalui
lubang jarum daripada bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Surga. Mereka tertegun mendengarkan ucapan semacam
ini, tercengang, demikianlah istilah yang dipakai di sini. Kecengangan
ini bukan sekadar kecegangan yang berlangsung sementara saja.
Ucapan tersebut masih terngiang di telinga mereka. Pada saat itu,
Yesus sudah melangkah melanjutkan perjalanan.
Hubungan antara kedua hal itu sangatlah dekat, malahan keduanya
adalah peristiwa yang berurutan. Markus 10:17 berkata, Pada waktu
Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya (ke Yerusalem).
4 | B I B L E S U R V E Y
Pada waktu Yesus berangkat untuk melanjutkan perjalanannya itulah
orang muda yang kaya ini datang dan berbicara dengannya. Dan di
ayat 32, saat itu mereka sedang di tengah perjalanan ke Yerusalem.
Jadi semua ini adalah bagian-bagian dari satu peristiwa (yakni peristiwa
perjalanan menuju Yerusalem).
Para murid itu baru saja mendengarkan apa yang Yesus sampaikan
kepada orang muda ini dan kalimat tersebut masih terngiang di telinga
mereka. Mereka tercengang dan menjadi sangat ketakutan. Pokok
tentang keselamatan yang ditanyakan oleh orang muda yang kaya itu
lewat pertanyaan, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?" adalah hal yang sangat menggoncang mereka. Sebelum
munculnya peristiwa ini mereka menyakini bahwa mereka sudah
memperoleh hidup kekal itu. Dan sekarang mereka menjadi sangat
ketakutan.
Yesus tidak pernah ragu untuk menggoncangkan keyakinan dan rasa
puas diri bahkan sampai pada titik di mana para murid sekarang
menjadi ketakutan. Ketakutan yang semacam ini justru bagus.
Ketakutan yang sejenis ini sangat bagus. Mengapa? Karena domba
yang tidak punya rasa takut akan berkeliaran menjauh dari
gembalanya, dan akan segera diterkam oleh serigala, atau dibinasakan
oleh beruang. Domba yang ketakutan akan belajar untuk tetap tinggal
dekat dengan gembalanya. Itulah sebabnya mengapa saya katakan
bahwa rasa takut yang semacam ini sangat bagus, takut akan Tuhan
adalah permulaan dari hikmat.
Mereka yang tetap bersama dengan Yesus sekarang mengikut
dia dengan rasa takut
Yang lebih mengejutkan lagi adalah struktur kalimat di sini: Murid-
murid merasa tercengang dan juga orang-orang yang mengikuti Dia -
kalimat “orang-orang yangmengikuti Dia” itu berarti bahwa ada
sebagian yang tidak ikut Yesus. Sebagian tetap ikut dan sebagian lagi
tidak ikut. Hal ini menunjukkan bahwa ucapan Yesus ini agak sulit
untuk diterima. Tidak semuanya mengikut dia, dan orang-orang yang
mengikuti dia dari belakang merasa takut. Inilah makna yang
didapatkan di sini. Seringkali, ada sebagian murid Yesus yang pergi
meninggalkan dia. Sebenarnya ini adalah hal yang sering terjadi. Di
bagian terakhir Yohanes pasal 6, dicatatkan tentang orang yangtidak
5 | B I B L E S U R V E Y
dapat menerima ajarannya tentang hal memakan dagingnya dan
sebagainya. Akibatnya mereka meninggalkan Yesus. Di dalam perikop
ini, mereka juga mendapati bahwa ajarannya sangat sukar diterima.
"Kalau diselamatkan itu sangat sukar, lebih baik kita pergi saja." Akan
tetapi ada yang tetap ikut, namun sekarang mereka mengikuti dengan
rasa takut. Mereka mengikuti dengan rasa takut karena menyadari
bahwa perkara diselamatkan, bahwa hal memperoleh hidup kekal,
adalah perkara yang sangat sukar.
Mereka sudah dicekam rasa takut, akan tetapi Yesus masih
berbicara tentang kematiannya!
Seolah-olah rasa takut mereka itu masih belum cukup. Perhatikanlah
apa yang disampaikan oleh Yesus setelah itu. Ucapan tersebut cukup
untuk membuat mereka mundur.
Di ayat 33, Yesus berkata kepada mereka, "Sekarang kita pergi ke
Yerusalem." Untuk apa? Untuk mengadakan pesta besar? Apakah untuk
bersenang-senang di Yerusalem? Bukan. "Gurumu, akan mati di sana."
Wah! Sekarang saja mereka sudah ketakutan, tapi Yesus malah
memberitahu mereka bahwa dia akan mati juga! "Apakah engkau akan
meninggalkan kami seperti anak-anak yatim piatu? Kami harus mulai
berjuang sendiri? Dan jika engkau akan dihukum mati di sana, lalu
bagaimana dengan kami?"
Anda lihat, Yesus tidak menentramkan hati mereka di tengah ketakutan
mereka itu. Dia terus memberitahukan kebenaran kepada mereka.
Urusannya akan menjadi lebih buruk. "Kalau kalian pikir yang sekarang
ini sudah cukup buruk. Lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Aku akan
dihina. Aku akan dipermalukan. Aku akan dihukum mati. Camkan hal
ini baik-baik. Pahami dengan baik. Saat-saatku untuk berada bersama
kalian sudah hampir habis. Aku akan segera pergi."."
Murid-murid sama sekali tidak memahami hal kebangkitan yang
dikatakan Yesus
Akan tetapi Yesus memberikan satu ucapan yang membangkitkan
semangat: setelah tiga hari, maka dia akan bangkit kembali. Dia akan
bangkit. Apakah artinya? Para murid juga tidak bisa memahami hal ini.
Dia akan bangkit? Di mana dia akan bangkit? Apa arti semua ini?
6 | B I B L E S U R V E Y
Sungguh sulit untuk dipahami. Dan sebagaimana yang Anda ketahui,
ketika Yesus dihukum mati, mereka sama sekali tidak berpikir bahwa
dia akan bangkit kembali. Ingatkah Anda bahwa di dalam perjalanan
menuju Emaus, mereka menyampaikan hal ini kepada seorang asing
yang seperjalanan dengan mereka, "Kami kira dia akan membebaskan
Israel dan, tentunya, kami juga, akan tetapi dia justru disalibkan.
Seperti itulah akhir riwayat dari seorang besar seperti dia." Semua
perkataan Yesus bahwa dia akan bangkit kembali sama sekali tidak
mereka ingat. Sama seperti kebanyakan dari kita, kita membaca
Alkitab, kita membacanya akan tetapi tidak memahaminya. Kita tidak
tahu apa maksudnya. Seperti ada semacam penghalang, ada satu
halangan mental di sana.
Sungguh luar biasa cara Yesus menangani kita, bukankah
begitu? Hikmatnya sangat luar biasa yang terlihat dari
perumpamaannya yang bersifat diagnostik; yang begitumembongkar
hati kita. Setelah isi hati mereka terbongkar, mereka lalu mulai merasa
sangat ketakutan. Pada saat mereka ketakutan, tentunya Anda akan
berpikir bahwa Yesus akan berkata, "Jangan kuatir sobat. Semuanya
baik-baik saja. Persoalannya tidak akan berjalan seburuk yang kau
pikirkan." Justru sebaliknya, Yesus malah berkata kepada mereka
bahwa urusannya akan menjadi semakin buruk. Pada titik ini, mereka
tentu benar-benar ketakutan.
Mereka tidak mengerti mengapa Yesus perlu mati
Ayat yang sejajar di Lukas 18:34, memberitahu kita bahwa mereka
tidak mengerti apa yang Yesus katakan. Mereka tidak tahu apa maksud
perkataannya. Dan Lukas 18:34 berbunyi seperti ini: Akan tetapi
mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu
tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang
dimaksudkan. Hal apakah yang tidak mereka pahami itu? Apakah itu
karena mereka tidak mengerti bahasa Aram yang dipakai oleh Yesus
saat berbicara dengan mereka? Bahasa itu adalah bahasa sehari-hari
mereka. Lalu hal apa yang tidak bisa mereka pahami? Anak Manusia
akan diserahkan. Anak Manusia adalah gelar yang selalu dipakai oleh
Yesus dalam menyebutkan dirinya. Hal apa yang tidak bisa mereka
pahami di sana? Dia akan diserahkan kepada imam kepala, dan mereka
akan menghukum mati dia.
7 | B I B L E S U R V E Y
Bagian mana yang menurut Anda sukar untuk dipahami? Apakah tata
bahasanya? Adakah hal yang tidak jelas di dalam ayat ini? Adakah
bagian yang bersifat teka-teki di ayat ini? Bahasanya sungguh sangat
sederhana dan tegas. Ia akan diolok-olokkan, diludahi - adakah hal
yang sulit dipahami di sini? Disesah dan dibunuh. Apa yang sukar untuk
pahami di sini? Alkitab berkata, Akan tetapi mereka sama sekali tidak
mengerti semuanya itu. Tak ada satu halpun yang mereka pahami.
Ucapan itu dikatakan tersembunyi dari pemahaman mereka.
Hal apakah yang tidak bisa mereka pahami? Mereka sudah mengerti
bahwa diselamatkan itu sangat sukar. Dan ini adalah untuk yang ketiga
kalinya, bukan untuk yang pertama kalinya, melainkan yang ketiga
kalinya Yesus memberitahu murid-muridnya bahwa dia akan mati dan
bahwa dia akan bangkit kembali. Jadi ini bukanlah pernyataan yang
baru bagi mereka akan tetapi mereka masih juga tidak memahaminya.
Hal apakah yang tidak bisa mereka pahami?
Mereka tidak mengerti mengapa begitu penting bagi dia untuk
mati! Jelas bukan karena mereka tidak mengerti arti dari kalimat yang
disampaikan. Maksud saya, Anda sendiri tentunya bisa memahami
kalimat tersebut. Setiap anak kecil yang bisa membaca tentunya bisa
mengerti akan hal ini. Akan tetapi mereka tidak bisa mengerti mengapa
hal ini menjadi penting? Mengapa? Mengapa Yesus harus mati?
Dan seringkali saya juga mendapat pertanyaan seperti ini. Saya yakin
bahwa pertanyaan ini juga muncul di benak Anda. Mengapa Yesus
mati? Mengapa dia harus mati? Tidak bisakah kita diselamatkan dengan
cara lain? Tidak adakah cara yang lebih mudah untuk diselamatkan?
Pertanyaan ini muncul karena kita tidak mengerti betapa seriusnya
persoalan dosa. Demikianlah, jika dikatakan bahwa mereka tidak
mengerti semua ini, bukan berarti bahwa mereka tidak bisa memahami
kalimatnya, melainkan mereka tidak bisa mengerti mengapa harus
demikian. Mengapa orang baik harus mati? Mengapa orang benar harus
selalu tertindas, dan orang jahat boleh berbuat sesuka hatinya?
Mengapa para bos mafia boleh hidup nyaman dengan uang jutaan dolar
sementara orang benar harus berjuang keras demi hidupnya hanya
untuk sejumlah kecil uang? Mengapa? Kita tidak mengerti akan hal-hal
tersebut. Mengapa selalu saja orang benar yang harus menderita
sementara orang jahat bebas berkeliaran?
8 | B I B L E S U R V E Y
Jadi bukan karena mereka tidak memahami arti kalimatnya, melainkan
mereka tidak mengerti mengapa harus demikian. Bisakah Anda
mengerti mengapa harus demikian? Mengapa Yesus harus mati?
Dapatkah Anda memahami prinsip yang terdahulu menjadi yang
terakhir dan yang terakhir menjadi yang terdahulu, bahkan setelah
mendengarkan eksposisinya, bisakah Anda memahaminya? Saya tidak
tahu apakah kita bisa memahami apa yang diajarkan oleh Yesus.
Namun perhatikan betapa kecilnya pemahaman para murid.
Yakobus dan Yohanes memutuskan untuk membicarakan hal-
hal yang menyenangkan
Yakobus dan Yohanes menilai bahwa pokok pembahasan yang sedang
terjadi terlalu sedih dan menakutkan. "Kita harus membangkitkan
semangat. Kita harus menggembirakan suasana. Setelah berbicara
tentang hal kematian, diludahi, penghinaan dan pembunuhan, mari kita
bicarakan hal yang lebih menyenangkan. Saya tidak mengerti mengapa
atau apa maksud perkataanmu, dan apakah engkau sedang berbicara
memakai bahasa perlambangan, akan tetapi kami percaya bahwa
engkau akan menjadi orang besar. Tak seorangpun yang pernah
mengajar seperti engkau mengajar. Kami bisa melihat bahwa engkau
adalah pribadi yang hebat. Kami telah melihat dukungan rakyat
terhadapmu. Rakyat banyak dengan senang hati mendengarkan
engkau. Kemanapun engkau pergi, selalu berkumpul banyak orang.
Kami tahu bahwa suatu hari nanti, entah dengan cara apa, engkau
akan menjadi besar. Kami tidak tahu bagaimana caranya, akan tetapi
engkau akan sampai di sana. Dan jika engkau telah sampai di sana,
tolong perhatikan kami, aku dan saudaraku, satu di sebelah kananmu,
dan yang satu lagi di sebelah kirimu. Bagaimana?"
Setelah semua pembicaraan tentang prinsip yang terdahulu dan yang
terakhir namun ternyata mereka masih belum memahaminya. Belum
apa-apa mereka sudah ingin menjadi yang terutama lagi. Luar biasa!
Bukankah luar biasa, kita bisa saja mendengarkan khotbah tentang
Firman Allah minggu demi minggu, namun kita tidak memahaminya.
Kita tidak menerapkannya di dalam kehidupan kita, jadi apa gunanya
mendengarkan Firman Allah? Dan begitulah mereka, mereka meminta
untuk menjadi yang terutama lagi: "Berilah kami tempat yang paling
utama di dalam Kerajaanmu."
9 | B I B L E S U R V E Y
Yesus berkata, "Jadilah yang terakhir, kalau kamu ingin
menjadi yang utama"
Perhatikan, Yesus tidak menegur mereka. "Kalian ingin menjadi yang
terutama? Baiklah. Namun apakah kalian tahu bagaimana untuk bisa
menjadi yang terutama? Jalan untuk menjadi yang terdahulu adalah
dengan menjadi yang terakhir." Oh! Bagaimana menjadi yang terakhir?
Apa itu yang terakhir? Yesus berkata, "Kalau kalian ingin mencapai
puncak, maka kalian harus pergi ke bawah. Jalan menuju ke atas
adalah lewat bawah."
Ini adalah hal yang sangat sukar untuk dipahami. Jalan menuju ke atas
itu lewat bawah? Apa ini? Mungkin engkau sedang bermain teka-teki.
Hal ini tidak bisa dipahami. Dalam bahasa yang sederhana, Yesus
berkata, "kalau kalian ingin menjadi yang terdahulu di dalam Kerajaan
Allah, kalau kalian ingin berada di sebelah kanan dan kiriku, aku akan
beritahu caranya." Ah! Mereka begitu bersemangat! "Ya, ya.
Bagaimana caranya?" "Caranya adalah dengan meminum cawan yang
harus kuminum dan menerima baptisan yang harus kuterima.
Sanggupkah kalian melakukannya?" "Oh, ya. Tidak masalah!" (Karena
mereka tidak tahu apa yang sedang dibicarakan di sini) "Kami
sanggup," begitu kata mereka.
Lalu apa itu cawannya? Cawan itu tentunya adalah cawan kematian.
Dan tampaknya mereka masih belum mengerti juga. "Cawan yang
akan kuminum itu bisakah kalian meminumnya juga?" "Oh, tentu saja."
Sebelum Anda berkata 'ya', sebaiknya Anda cari tahu dulu hal yang
Anda setujui itu. Yesus berkata, "Baiklah, dalam hal ini, kalian memang
akan meminum cawan yang kuminum." Seperti yang bisa kita baca di
Kisah rasul 12, Yakobus adalah salah satu murid yang mati lebih awal.
Dia memang meminum cawan itu.
'Cawan' mengacu pada sesuatu yang Allah berikan atau
wariskan kepada Anda.
Lalu apakah makna cawan itu? Untuk bisa memahami makna cawan,
kita perlu memahami isi Perjanjian Lama. Yesus memakai istilah ini di
Yohanes 18:11. Di dalam peristiwa di Taman Getsemani, ketika Petrus
menghunus pedangnya dan memotong telinga salah satu hamba imam
besar yang bernama Malkhus. Dan Yesus di ayat 11 itu berkata kepada
10 | B I B L E S U R V E Y
Petrus, "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan
yang diberikan Bapa kepada-Ku?" "Aku akan meminum cawan ini,
apakah engkau akan berdiri menghalangi-ku meminum cawan ini?"
Di dalam Perjanian Lama, cawan mengacu pada jatah atau bagian,
sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada Anda untuk dijalankan atau
diwarisi. Cawan bisa mengacu pada pemberian yang baik atau yang
buruk.
Di Mazmur 11:6, cawan mengacu pada sesuatu yang buruk. Ia
menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang;
angin yang menghanguskan, itulah isipiala mereka.
Di Mazmur 16:5, cawan mengacu pada sesuatu yang baik: Ya TUHAN,
Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang
meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
Jadi, 'cawan' bisa mengacu pada segala sesuatu yang diberikan kepada
Anda, entah sesuatu yang harus Anda tanggung atau akan Anda
nikmati, bisa berupa salah satu dari keduanya. Di dalam perikop yang
sedang kita bahas ini, cawan tersebut adalah cawan kematian, ini
adalah cawan murka Allah atas dosa. Kita baca di Mazmur 75:9, dan
saya akan bacakan ayat itu kepada Anda untuk memberikan gambaran
tentang latar belakang masalah ini di dalam Perjanjian Lama: Sebab
sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh
campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan
dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi. Ini adalah cawan
penghakiman Allah terhadap orang-orang fasik, dan cawan inilah yang
akan diminum oleh Yesus dalam mewakili kita. Cawan ini sering disebut
di dalam Perjanjian Lama sehingga orang yang akrab dengan isi
Perjanjian Lama tidak akan kesulitan di dalam memahaminya. Di dalam
Perjanjian Lama, cawan ini disebutkan di Yesaya 51:17,22; Yeremia
25:15,17 dan sebagainya. Inilah cawan yang disebutkan oleh
Yesus, dan mereka mengaku sanggup untuk ikut meminumnya.
'Baptisan' melambangkan kematian dan penguburan
Lalu bagaimana dengan 'baptisan'? Baptisan adalah lambang yang
lazim atas kematian dan penguburan. Saat seseorang dibaptis, hal itu
melambangkan kematiannya saat dia masuk ke dalam air, lalu saat air
menutupi dia, hal itu melambangkan penguburannya. Kemudian dia
11 | B I B L E S U R V E Y
bangkit lagi dari baptisan itu, hal ini melambangkan bahwa dia bangkit
menuju hidup yang baru.
Jadi, cawan dan baptisan itu sama-sama melambangkan kematiannya.
Apa terjadi saat Anda menempatkan diri Anda sebagai yang
terutama?
Kita akan melanjutkan ke ayat 41, kita lihat betapa niat meninggikan
diri mereka ini segera saja menimbulkan ketegangan dan kejengkelan
di kalangan para murid. Mengapa muncul ketegangan dan kejengkelan?
Karena kita tidak memahami prinsip yang terdahulu-yang terakhir.
Perhatikan ayat 41: Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi
marah kepada Yakobus dan Yohanes. Perhatikan kalimat menjadi
marah. Hal ini masih belum merupakan akhir dari persoalan
tersebut. Kemarahan mereka bukan sesaat saja. Menjadi marah (they
began to be = mulai) - kata ini menunjukkan bahwa proses menjadi
marah terhadap Yakobus dan Yohanes itu berlangsung cukup lama.
Dari sini kita bisa lihat bahwa di tengah gereja, di dunia, atau di tengah
keluarga, saat orang mulai menempatkan dirinya sebagai yang
terutama, menempatkan kepentingan, hasrat atau kesenangan mereka
sendiri sebagai yang terutama, maka akan muncul ketegangan di
tengah keluarga, akan muncul ketegangan di gereja atau di dunia
karena orang-orang ingin menempatkan dirinya di tempat pertama.
Dan segera saja, ketika Yakobus dan Yohanes mulai menempatkan diri
mereka sebagai yang terutama, muncullah konflik di kalangan murid-
murid.
Prinsip yang terdahulu-yang terakhir memaksa kita untuk
membuat pilihan
Itulah sebabnya mengapa di ayat 42 Yesus mengulangi prinsip yang
sangat penting ini, yang sudah kita bahas selama beberapa khotbah
terakhir sampai dengan sekarang ini: yaitu Prinsip Yang Terdahulu-
Yang terakhir. Lalu Yesus memanggil mereka dan berkata kepada
mereka, "Bagaimana dengan dunia? Di dunia, mereka yang menjadi
bos memerintah dengan tangan besi. Mereka gemar menunjukkan
bahwa mereka punya kekuasaan. Mereka gemar memamerkan
kewenangan mereka."
12 | B I B L E S U R V E Y
"Pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka." Kata Yunani yang dipakai di sini bermakna bahwa mereka
berusaha untuk membuat agar orang lain berada di bawah kekuasaan
mereka. "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar (terdahulu) di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu (menjadi yang paling terakhir), dan barangsiapa ingin
menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang." Sekalipun dia adalah yang
terutama, dia menjadi yang terakhir; dia menjadi pelayan bagi semua
orang. Bagaimana dia melayani? Dia berikan nyawanya sebagai
tebusan bagi banyak orang. Bisakah kita memahami hal ini? Dapatkah
Anda memahami hal ini?
Di sini muncul prinsip penting yang harus kita serap. Ayat-ayat ini
menghadapkan sebuah pilihan kepada kita. Prinsip Yang Terdahulu-
Yang Terakhir menghadapkan Anda pada sebuah pilihan. Anda harus
membuat sebuah pilihan dan Anda tidak bisa netral. Apakah
pilihannya? Entah Anda memilih untuk mnejadi yang terdahulu atau
menjadi yang terakhir. Dan Anda tidak akan bisa memilih untuk
bersikap netral. Ini adalah prinsip yang harus Anda jalani, yakni prinsip
pilihan. Apakah maksudnya?
Apakah kita akan membuat pilihan untuk tidak menjadi yang
terutama?
Sekarang Anda bisa lihat bahwa Yesus sedang menjelaskan apa
maknanya. Prinsip itu sudah dia jelaskan, bukankah demikian? Pilihan
Anda adalah untuk melayani atau dilayani? Sebagaimana yang telah
disampaikan di bagian yang lain oleh Yesus, Anda ingin diselamatkan
atau kehilangan keselamatan. Ingin mempertahankan hidup Anda atau
memberikannya. Hanya dua itu pilihan Anda. Dan dengan bersikap
tidak memilih, sebenarnya Anda sudah memilih. Keputusan untuk tidak
memilih itu sendiri sudah merupakan sebuah pilihan.
Malahan, pada saat ini sebenarnya Anda sudah memilih, apakah Anda
akan mempertahankan hidup Anda atau akan kehilangan, entah Anda
akan memberikan nyawa Anda atau ingin mempertahankannya. Anda
telah membuat sebuah pilihan karena kita semua, secara alami,
13 | B I B L E S U R V E Y
memilih untuk mempertahankan nyawa kita. Kita semua secara alami
memilih untuk mempertahankan hidup kita. Kita semua secara alami
memilih untuk menjadi yang terdahulu, menempatkan kepentingan kita
sebagai yang terutama, itulah maksud penjelasannya. Anda sudah
membuat pilihan itu. Satu-satunya plihan yang masih ada adalah
apakah Anda bersedia berhenti dari cara hidup iniagar bisa menjadi
seorang murid yang memilih untuk menjadi yang terakhir. Hanya itu
pilihan yang perlu Anda buat.
Itulah sebabnya mengapa para murid menjadi cemas. Mereka
mendapati bahwa pilihan itu sangat sukar, karena secara alami, kita
hidup demi kepentingan kita sendiri; kita mengejar kepentingan kita
sebagai yang terutama. Seperti itulah diri kita secara alami. Dan ketika
mereka menyadari bahwa untuk memperoleh hidup yang kekal itu akan
melibatkan pengorbanan cara hidup mereka - untuk bisa melewati
lubang jarum, untuk bisa melewati jalan yang sempit, mereka
menyadari betapa sukarnya diselamatkan itu. Pendeta yang
memberitahu Anda bahwa jalan itu mudah adalah pendeta yang tidak
memberitahukan segenap kebenaran kepada Anda. Yesus tidak
menyembunyikan kebenaran dari kita. Dia memberitahu kita apa
adanya. Anda akan menerimanya atau menolaknya, itu saja. Seperti
itulah jalannya.
Kesukarannya sama seperti berusaha melewati lubang jarum. Sesukar
itu, bukan semudah itu. Ini adalah masalah pilihan antara jalan yang
lebar dengan jalan yang sempit. Yesus berkata di Matius 7:13 bahwa
jalan yang menuju kebinasaan itu lebar dan banyak orang yang
memilih melintasinya. Lebarlah jalannya, dan mudah untuk ditempuh
jalan menuju kebinasaan itu, namun sungguh sukar jalan menuju hidup
kekal itu. Suatu jalan yang sukar, jalan yang sempit; gerbang yang
sempit.
Itulah sebabnya mengapa Yesus berkata di Lukas 13:24, Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Anda mendapati ada dua
jalan di hadapan Anda, dan secara alami Anda memilih jalan yang lebar
sama seperti yang dipilih oleh kebanyakan orang. Seperti itulah watak
alami kita. Watak kita egois; watak kita mementingkan diri sendiri;
watak kita meninggikan diri sendiri, jadi tentu saja kita memilih jalan
yang lebar. Melangkah di jalan yang sempit melibatkan pilihan untuk
berbalik arah, mengubah cara hidup, menempatkan diri Anda sebagai
14 | B I B L E S U R V E Y
yang terakhir dan Allah sebagai yang terdahulu. Akan tetapi jalan yang
sempit itu menuju kepada hidup, dan jalan itu membutuhkan
pengorbanan yang sangat besar.
Anda harus membuat pilihan: apakah Anda ingin dilayani atau
melayani?
Itulah sebabnya mengapa pada saat itu para murid merasa tercengang.
Mungkin lebih baik kita tetap bertahan dengan hukum Taurat.
Mempersembahkan korban di Bait Allah memang memerlukan sejumlah
uang akan tetapi hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan
keharusan mengubah segenap sikap hati, segenap cara
hidup dansegenap cara berpikir. Tuntutan ini terlalu berlebihan! Kita
tidak bisa memenuhinya. Akan tetapi itulah pilihan yang harus Anda
tempuh.
Jadi, pada dasarnya, pilihan itu adalah sebagai berikut: kita akan
mempertahankan hidup kita atau memberikannya. Entah kita akan
minta dilayani atau melayani. Secara alami kita cenderung ingin
dilayani. Perhatikan saja perilaku orang-orang, mereka semua ingin
agar orang lain melayani mereka, mereka tidak suka melayani orang
lain. Rasanya seperti direndahkan, seperti dipermalukan, menjadi lebih
rendah, menjadi yang terakhir, menjadi yang paling belakang. Itulah
hal yang dikatakan oleh Yesus di sini: Barangsiapa ingin menjadi yang
terkemuka harus menjadi yang terakhir, menjadi pelayan bagi semua
orang. Malahan Yesus menegaskan hal ini secara gamblang berkali-kali.
Di Markus pasal 9 Yesus sudah memberitahukan akan hal ini kepada
para murid. Dan perhatikan bagaimana dia menjelaskan prinsip yang
terdahulu-yang terakhir di Markus 9:35 itu. Saat itu sedang
berlangsung pembicaraan tentang siapa yang terbesar, hal yang Anda
ingat terdapat di dalam ayat 34. Lalu di ayat 35, Lalu Yesus duduk dan
memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika
seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."
Di sini Yesus memberitahu arti dari 'yang terakhir dari semuanya'.
Artinya adalah menjadi pelayan dari semuanya - dan hal itulah
tepatnya yang sedang Yesus sampaikan di dalam pasal 10. Menjadi
yang pertama berarti menjadi yang terbesar. Menjadi yang terakhir
15 | B I B L E S U R V E Y
berarti menjadi pelayan dari semuanya. Anda harus membuat pilihan di
sini. Apakah Anda ingin dilayani atau melayani? Tentu saja kita ingin
dilayani! Di sanalah letak persoalannya! Itulah persoalannya! Sebelum
segenap cara pandang kita berubah, maka Kerajaan Allah akan jauh
dari diri kita. Jauh sekali. Itulah pilihannya. Itulah hal yang harus kita
lakukan.
Yesus tidak pernah melakukan sesuatu hal untuk dirinya
sendiri.
Perhatikan Kristus sendiri. Bagaimana cara Yesus menjalani hidupnya?
Perhatikanlah perikop ini. Perhatikanlah segenap kehidupan Yesus. Saat
saya mempelajari kehidupan Yesus, saya terkejut akan satu hal. Saya
tidak bisa membayangkan apakah dia pernah berbuat sesuatu demi
kepentingannya sendiri. Perhatikanlah saat-saat pencobaan. Tujuan
dari pencobaan adalah untuk mendorong Yesus berbuat sesuatu demi
kepentingannya pribadi. Mengubah batu menjadi roti. Apakah engkau
lapar? Ubahlah batu itu menjadi roti. Yesus tidak mau melakukannya.
Dia bisa saja melakukannya akan tetapi dia tidak mau melakukannya.
Yesus tidak pernah melakukan sesuatu demi kepentingan pribadinya.
Bisakah Anda membayangkan sesuatu yang Yesus kerjakan demi
kepentingan pribadinya? Segenap hidupnya dijalani demi kepentingan
orang lain. Memberi dan memberi. Dia tidak mempertahankan apa-apa.
Dia memberi dan terus memberi. Kuasanya dipakai untuk melayani
orang lain; menyembuhkan orang lain, menguatkan orang lain,
menyelamatkan orang lain - selalu untuk orang lain. Hal apakah yang
Yesus kerjakan demi kepentingan pribadinya? Ini adalah watak yang
luar biasa dari Kristus. Lalu Yesus meminta dari kita, "Kalau kamu mau
menjadi muridku, " - apakah makna dari menjadi murid jika bukan
menjadi pengikutnya, melakukan apa yang dia lakukan - "maka kamu
harus mengubah gaya hidupmu."
Kita tidak bisa menjadi orang Kristen atau murid jika kita tidak
mengikut Yesus. Seorang Kristen dan seorang murid adalah sama saja
menurut Perjanjian Baru, hal yang perlu diketahui oleh semua orang.
Dan setiap orang yang berkata bahwa keduanya itu berbeda, berarti
jelaslah bahwa dia belum membaca Alkitabnya. Seorang Kristen dan
seorang murid adalah hal yang sama saja menurut Alkitab, pahami hal
ini dengan baik. Orang-orang Kristen itulah yang disebut sebagai para
16 | B I B L E S U R V E Y
murid, hal yang dikatakan oleh Alkitab kepada kita. 'Para murid' adalah
sebutan bagi orang-orang Kristen. Anda adalah seorang Krsiten, dan
oleh karena itu juga adalah seorang murid, atau Anda bukan seorang
Kristen, dan oleh karenanya juga bukan seorang murid.
Lalu, apakah Anda akan mengikut dia? Karena orang yang tidak
mengikut Kristus tidak bisa disebut sebagai murid. Artinya, Anda harus
menjalani gaya dan cara hidupnya, itulah hal yang dikatakan oleh
Yesus. "Barangsiapa ingin mengikut aku, dia harus memikul salibnya
dan mengikut aku. Aku akan disalibkan. Kamu harus memikul salibmu
dan mengikut aku. Ke mana aku pergi, ke situ pula kamu akan pergi."
Ini bukanlah lelucon; inilah makna pemuridan.
Yesus memberikan hidupnya untuk membayar harga buat
pembebasan kita
Untuk apakah Yesus mati? Apakah karena dia senang menjalani
kematian? Tentu saja tidak, tak ada orang yang senang menikmati
kematian. Dia datang untuk memberikan nyawanya sebagai tebusan
bagi banyak orang. Dikatakan di sini, di dalam ayat yang terakhir,
yakni hal yang sedang kita teliti. Untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan: untuk memberi, bukannya untuk mengambil,
melainkan untuk memberikan nyawanya. Untuk apa? Sebagai tebusan.
Apakah tebusan itu? Tebusan adalah harga yang harus dibayar untuk
suatu pembebasan. Di zaman sekarang ini, kita tahu persis apa arti
tebusan itu. Orang-orang Iran meminta sejumlah tebusan bagi para
sandera mereka: Anda memberi beberapa juta dolar dan para sandera
itu dibebaskan. Uang sekian juta dolar ini adalah tebusan bagi para
sandera tersebut.
Yesus datang untuk memberikan nyawanya untuk membayar harga
pembebasan kita, untuk memerdekakan kita. Untuk membebaskan kita
dari apa? Untuk membebaskan kita dari belenggu dosa, dari belenggu
dunia, dan di atas semuanya itu, dari belenggu diri kita sendiri. Tak ada
belenggu yang lebih buruk daripada belenggu diri sendiri. Kita adalah
para budak yang diperbudak oleh diri kita sendiri, itulah persoalannya.
Dan kita mengira bahwa diri kita ini merdeka. Kita tidak benar-benar
merdeka sebelum kita dimerdekakan dari diri kita sendiri. Ini adalah hal
yang ajaib.
17 | B I B L E S U R V E Y
Banyak yang menderita secara mental karena terbelenggu pada
diri sendiri
Saya tidak tahu apakah Anda pernah melihat orang yang stress berat.
Pernahkah Anda melihat orang yang stress sampai mentalnya
terganggu? Pernahkah Anda melihatnya? Pernahkah Anda melihat
bahwa bagaimanapun usaha Anda untuk menolongnya, Anda tidak bisa
menolong orang tersebut. Mengapa? Karena orang tersebut berada
dalam suatu belenggu, dan Anda merasa keheranan melihat betapa
kuatnya belenggu itu sehingga orang tersebut tidak bisa dimerdekakan.
Sudah seringkali saya berusaha untuk menolong orang yang berada
dalam kehancuran mental dan saya menyaksikan adanya belenggu
yang sangat kuat. Tak ada orang lain yang membelenggu mereka; tak
ada hal eksternal yang sedang membelenggu mereka akan tetapi
mereka berada dalam belenggu diri mereka sendiri karena mereka
mengidap semacam ketakutan yang tak dapat mereka jelaskan dan
ketakutan ini menggerogoti mereka. Mereka mengalami ketegangan
batin. Anda tidak akan bisa lolos dari belenggu diri sendiri ini. Ini
adalah bentuk paling ekstrim dari belenggu pada diri sendiri. Jika Anda
mengarahkan pikiran hanya kepada diri Anda sendiri, maka Anda
sedang menghancurkan diri Anda.
Anda tidak akan bisa merdeka dari belenggu ini sebelum segenap sikap
hati dan cara hidup Anda berubah sepenuhnya, sebelum segenap sikap
hati dan cara hidup Anda berubah sepenuhnya. Jika tidak begitu, maka
Anda tidak akan bisa memulihkan situasi. Anda bisa memberikan orang
itu obat bius, hal yang dilakukan oleh para psikiater. Mereka
menyuntikkan berbagai macam obat penenang dan menyuruh si
penderita untuk menelan valium (obat bius) dalam dosis besar,
ataupun berbagai macam jenis obat penenang untuk mengurangi
ketegangan syaraf dan otot - dalam rangka menumpulkan pikiran,
untuk mengaburkan benak Anda. Namun bagaimana setelah pengaruh
obat bius itu berlalu? Anda kembali lagi kepada gejala-gejala tersebut;
Anda kembali ke titik semula lagi. Mungkin Anda lalu mencoba terapi
listrik,shock therapy - memakai aliran listrik untuk mengejutkan
segenap sistem syaraf Anda. Separah itulah belenggu pada diri sendiri
ini.
Manusia harus mengubah mentalitas yang berpusat pada
dirinya sendiri untuk bisa bebas dari stress
18 | B I B L E S U R V E Y
Belakangan ini saya membaca sebuah buku karangan seorang dokter
terkemuka yang bernama Hans Seyle, seorang professor dan direktur
bidang Kedokteran Eksperimental di University of Montreal. Professor
Seyle ini adalah seorang pakar yang terkenal di bidang stress dan
tekanan mental, dan dia telah menulis banyak buku dan juga lebih dari
seribu artikel tentang masalah ini, dan bukunya yang terkenal
adalah Stress Without Distress (Stress tanpa Tertekan).
Alasan mengapa saya katakan karya-karyanya sangat menarik adalah
karena dia sedang melakukan penelitian yang mendalam tentang akar
dari stress dan mendapati bahwa akar dari stress adalah masalah sikap
hati, sesuatu yang berkaitan dengan pikiran dan bukannya tubuh. Oleh
sebab itu, di dalam bukunya ini, yaitu Stress Without Distress, dia
menunjukkan bahwa satu-satunya jalan untuk bisa bebas dari stress ini
sebenarnya adalah dengan cara: mengubah mentalitas Anda,
mengubah segenap sikap hati Anda. Jadi, sekalipun dia bukan seorang
psikiater sepenuhnya, pada dasarnya dia adalah seorang peneliti
bidang kesehatan, namun dia sampai pada kesimpulan - sebagai hasil
dari penelitiannya atas permasalahan stress pada hewan dan juga pada
manusia, bahwa harus ada perubahan di dalam diri manusia untuk bisa
menghadapi stress di dalam kehidupan.
Apakah sebenarnya stress itu? Hans Seyle menunjukkan, pada
dasarnya stress muncul dari keegoisan, dari mentalitas yang
mementingkan diri sendiri. Setiap upaya untuk menjadi yang terutama
akan membawa Anda pada stress dan ketegangan yang mengerikan.
Dan karena Anda ingin menjadi yang terutama, hal itu bukan sekadar
menimbulkan konflik, hal yang kita lihat terjadi di kalangan para murid
saat itu - niatan itu menimbulkan kecemburuan dan
pertentangan serta kepahitan. Hal itu juga menciptakan perpecahan di
dalam keluarga. Perhatikanlah dunia tempat kita tinggal. Kita
melangkah melalui satu konflik menuju konflik yang berikutnya, satu
masa peperangan menuju masa peperangan lainnya. Satu-satunya
jalan bagi kita untuk mengubah situasi dunia ini adalah dengan cara
mengubah manusianya. Dan satu-satunya jalan bagi Anda untuk
mengubah manusianya adalah dengan cara mengubah sikap hatinya,
segenap cara berpikirnya, arah hidupnya. Hanya dengan cara itu baru
Anda bisa mendapatkan kedamaian, kebebasan dari stress, dari
kecemasan, karena segenap arah dan tujuan hidup Anda telah
berubah.
19 | B I B L E S U R V E Y
'Altruisme egoistis' - melakukan sesuatu hal untuk orang lain
demi mendapatkan manfaat bagi diri sendiri
Tentu saja, Hans Seyle bukanlah seorang Kristen, dan sebagai seorang
non-Kristen, sangatlah menarik untuk melihat bagaimana dia
memberikan saran untuk mengubah arah tujuan hidup Anda. Seyle
sampai pada rumusan yang dia sebut 'altruisme egoistik'. Anda tentu
tahu apa itu egoisme. Egoisme itu berarti menempatkan kepentingan
Anda sebagai yang terutama; menjalani hidup demi diri sendiri.
Sedangkan altruisme itu adalah kebalikannya, yakni hidup demi orang
lain. Lalu bagaimana Anda bisa menggabungkan keduanya?
Cara yang paling mungkin adalah dengan membuat semacam
kompromi dalam arti Anda berusaha untuk hidup bagi orang lain demi
kepentingan pribadi Anda. Dia mendapati bahwa ini adalah satu-
satunya jalan untuk mengatasi persoalan stress itu. Apakah yang dia
maksudkan dengan jalan keluar ini? Yang dia maksudkan adalah Anda
menyenangkan hati orang lain, dan karena Anda menyenangkan hati
orang lain maka Anda memperoleh banyak teman. Dan jika Anda
mencari teman dengan cara menyenangkan hati mereka, maka mereka
mau menjadi sahabat Anda dan Anda akan memiliki semacam
penyangga di sekitar Anda. Jadi Anda memanfaatkan orang-orang
tersebut sebagai semacam penyangga bagi Anda. Dengan cara ini jika
ada orang yang menekan Anda, maka Anda memiliki banyak teman
yang akan menolong Anda. Mereka akan menjadi semacam penyangga
bagi Anda terhadap realitas kehidupan yang keras ini. Ini adalah ide
yang sangat mirip dengan yang dilontarkan oleh Dale Carnegie dalam
tulisannya How to Wins Friends and Influence People (Bagaimana
Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Orang-orang).
Lewat cara ini, Anda mendapatkan banyak teman dan mereka akan
berada di sekeliling Anda dan mereka menjadi semacam sistem
pendukung bagi Anda. Dan untuk itu Anda melakukan berbagai hal
buat mereka, Anda berbuat baik kepada mereka, Anda bersikap ramah
terhadap mereka, Anda bersahabat dengan mereka, Anda memberikan
berbagai hal kepada mereka, bisa dikatakan bahwa Anda melayani
mereka akan tetapi dengan dasar yang egois. Dengan cara ini, Anda
berbuat baik kepada orang lain dengan dasar yang egois.
20 | B I B L E S U R V E Y
Dengan kata lain, Anda melakukan ini semua dalam rangka
mendapatkan manfaat langsung. Sama seperti bekerja untuk
mendapatkan upah, sederhana saja. Dan hal ini dia sebut sebagai
'altruisme'. Hal itu jelas bukanlah altruisme sejati jika dilihat pada
definisi dari altruisme itu sendiri.
Dia menyadari bahwa satu-satunya jalan bagi Anda untuk mengatasi
masalah konflik antara manusia dan di dalam dunia ini adalah bahwa
manusia harus mengubah arah hidupnya. Akan tetapi dia juga tahu
bahwa manusia tidak mau mengubah arah hidupnya karena manusia
secara alami adalah egois, maka dia berusaha membuat semacam
kompromi. "Baiklah, Anda egois, bukankah begitu? Tapi coba lihat.
Anda jalani hidup bagi orang lain, Anda melakukan berbagai hal bagi
orang lain, dan mereka akan bersikap baik kepada Anda, mereka akan
menolong Anda disaat Anda dalam kesulitan, dan kadang kala mereka
bahkan mau berkorban buat Anda, mereka mungkin akan mengundang
Anda makan-makan sekali-sekali, dan sungguh menyenangkan bisa
memiliki banyak teman."
Jadi, sekalipun secara alami Anda adalah egois, Anda bisa melakukan
hal-hal buat orang lain dalam rangka mendapatkan teman, dan Anda
juga akan mendapati bahwa stress Anda akan dipulihkan. Ini adalah
maksud dari uraiannya, yakni untuk memulihkan stress. Stress akibat
egoisme sekarang secara sebagian bisa dipulihkan setidaknya dengan
berbuat hal-hal bagi orang lain, dengan mengubah arah tujuan hidup
Anda.
Apakah yang Anda inginkan?
Jika Anda tidak ingin menjadi seorang Kristen, maka itulah pilihan
Anda. Hanya itu pilihan Anda. Tak ada jalan lain. Jika Anda tidak ingin
menjadi seorang Kristen, dan Anda dapati bahwa harga untuk menjadi
seorang Kristen terlalu tinggi, maka ikuti saja saran Hans Selye. Cari
teman sebanyak mungkin di sekitar Anda dan nikmati hari-hari Anda.
Dan kawan yang banyak ini menyingkirkan sebagian besar stress
dalam diri Anda. Setiap saat Anda tidak perlu kuatir jika ada orang
menekan Anda, karena Anda memiliki banyak teman yang akan
mendukung Anda.
21 | B I B L E S U R V E Y
Tentu saja ini adalah satu-satunya jalan bagi seorang non-Kristen
untuk mengatasi masalah ini. Hanya itu jalan bagi Anda untuk
mengatasinya. Dan bisa Anda katakan bahwa ini adalah jalan yang
sangat praktis karena pada dasarnya kita ini egois dan saran tersebut
adalah solusi yang terbaik: suatu kompromi. Jalan ini akan memberi
hasil yang bagus. Harus saya akui bahwa ini adalah cara yang memberi
hasil yang bagus. Karena Anda pasti bisa mendapatkan banyak teman
jika Anda senang menjalankan hal ini. Sungguh menyenangkan
memiliki banyak teman.
Masalahnya adalah bahwa yang menjadi pokok bahasan kita ini adalah
hidup yang kekal dan bukannya masalah penyangga di dunia ini.
Perbedaannya sangat besar. Mana yang Anda pilih? Apakah Anda ingin
memiliki penyangga yang menyenangkan di dunia ini? Maka saran
itulah jalan yang terbaik. Ikuti saran Frans Seyle dan Anda akan bisa
menikmati saat-saat yang menyenangkan di dunia ini. Lihat apa yang
terjadi pada Yesus. Dia diludahi dan dipermalukan, Dia dihukum mati.
Ini jelas bukan jalan yang menyenangkan. Bukan jalan yang enak.
Jadi, persoalan di sini adalah bahwa Anda harus membuat keputusan.
Apakah yang Anda inginkan? Apakah Anda menginginkan saat-saat
yang menyenangkan di dunia ini dan membangun kelompok kecil Anda
yang santai dan menyenangkan di dalam dunia ini atau Anda
menginginkan hidup yang kekal? Hal itulah yang dibicarakan oleh
Yesus. Jika Anda mencari hidup yang kekal mengikuti cara Allah
mengerjakan sesuatu hal, maka Anda harus mengubah cara hidup
Anda - bukan dalam bentuk altruisme yang egois atau apapun itu. Hal
itu tidak akan memberi hasil, jika yang Anda inginkan adalah hidup
yang kekal.
Jika Anda tidak menghendaki hidup yang kekal; jika hidup yang kekal
itu tidak berarti apa-apa bagi Anda, tidak masalah, Anda tinggal
mengikuti saja cara Hans Selye. Silakan terus bersikap egois dan
suburkan terus keegoisan itu dengan mencari banyak teman supaya
mereka bisa memuji Anda, mengagumi Anda, mengandalkan Anda dan
melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Anda.
Mengejar keuntungan duniawi vs mengikuti persyaratan Yesus
untuk memberi diri
22 | B I B L E S U R V E Y
Sikap mencari keuntungan duniawi ini bertentangan dengan ajaran
Yesus. Ajaran Yesus jelas-jelas bertentangan dengan sikap semacam
ini. Ajaran Yesus adalah berbuat demi orang lain tanpa mengharapkan
balasan apapun, tidak mengejar pujian atau apapun itu. Perhatikan
sikap hati dan mentalitasnya.
Hans Seyle tentu saja bersikap sangat jujur. Dia menutup bukunya
dengan mengatakan bahwa dia memegang sikap yang sangat egois di
dalam bukunya ini, dan dia tidak merasa malu akan hal itu karena dia
melihat bahwa hal ini sangat realistis. Dengan jujur dia mengakui
bahwa dia egois. Ada cara yang baik untuk menjalani hidup dalam
keegoisan dan ada juga cara yang buruk. Cara yang buruk, tentu saja
bisa berupa perampokan bank. Cara yang baik adalah dengan
mencari banyak teman. Ya, cara ini cukup berhasil. Ini adalah cara
yang baik untuk menjalankan keegoisan.
Namun persoalannya bukan apakah ada cara yang bagus atau buruk
dalam menjalani keegoisan. Persoalannya adalah bahwa Yesus
menuntut kita untuk tidak egois, untuk memberi diri. Itulah pilihan
yang harus kita hadapi. Dan di sanalah kesulitan itu muncul.
Lalu apakah pilihan Anda? Apa yang menjadi pilihan Anda? Misalnya,
anggaplah Anda telah membuat keputusan. Mungkin Anda memilih,
"Aku akan masuk di jalur egois." Mungkin Anda akan memutuskan,
"Hans Selye jelas lebih praktis," jadi Anda menetapkan untuk menjalani
hidup dengan keegoisan yang baik - hal yang saya kira akan
merupakan pilihan kebanyakan orang di dunia ini, mudah-mudahan
tidak di gereja ini. Akan tetapi, di dunia ini, mayoritas dalam takaran
yang berbeda-beda akan memilih "keegoisan yang baik - jika Anda
dapat menyebutnya seperti itu".
Akan tetapi panggilan dari Kristus adalah untuk pemuridan. Dan
jawaban atas panggilan tersebut adalah jalan yang sempit yang
menuju kepada hidup yang kekal. Tidak ada bentuk keegoisan yang
baik, atau buruk, yang bisa membuka jalan menuju hidup kekal. Harus
ada satu perubahan radikal di dalam cara hidup di mana Anda hidup
bagi orang lain; memberi dan bukannya mengambil; melayani dan
bukannya dilayani; mengikuti Yesus sampai pada akhirnya. Itulah jalan
menuju hidup yang kekal. Harap Anda pahami hal ini dengan benar.
23 | B I B L E S U R V E Y
Kasih dan kebencian
Matius 16:24-26 (Ayat-ayat paralel: Lukas 14:25-33)
Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Matius 16:24-26
Kita melanjutkan eksposisi sistematis kita tentang Firman Allah. Dua
minggu yang lalu, kita mempelajari Matius pasal 16 dan melihat apa
landasan yang dimaksudkan saat Yesus berkata, "Engkau adalah
Petrus, aku akan membangun Jemaat-ku." Tidak lama setelah
itu, Petrus melakukan kesalahan besar lagi, dia menentang langkah
Yesus menuju salib. Lalu, Yesus menegur dia dengan kata-kata,
"Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Langsung setelah ini,
Yesus masuk membahas akar dari persoalan yang sedang dihadapi
Petrus, dan juga yang sedang kita hadapi sebagai orang-orang Kristen.
Matius 16:24-26:
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Ayat-ayat itulah yang akan kita bahas hari ini. Yesus mengucapkan hal
ini sebanyak dua kali dan ini memberitahu kita bahwa hal ini sangat
penting. Prinsip dasar yang terkandung di dalam ayat-ayat ini
diulangi dalam jarak beberapa pasal. Kali
pertama Yesus menyampaikan hal ini adalah di Matius 10:37-39.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
24 | B I B L E S U R V E Y
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
Yesus sudah mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya di pasal 10,
akan tetapi pesan tersebut masih belum tertanam di dalam
pemahaman rohani mereka. Lalubeberapa pasal kemudian, Yesus
mengulangi lagi pengajaran ini kepada murid-muridnya. Ajaran Yesus
yang satu ini muncul berulang kali di dalam Injil untuk menekankan
arti pentingnya di dalam kehidupan Kristen.
Hal yang sama terjadi juga di dalam injil Lukas. Kemunculan yang
pertama ada di Lukas 9:23, dalam perikop yang sejajar dengan yang
sedang kita bahas (yaitu Matius 16:24-26). Namun yang akan kita
bahas kali ini adalah saat Yesus mengulangi lagi ajaran tersebut di
Lukas 14:25-33. Kiranya Tuhan berkenan membuka pengertian kita
mengenai ayat-ayat ini. Lukas 14:25-27
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku.
Ada lagi sebuah perulangan di sini, yaitu ungkapan 'tidak dapat
menjadi murid-Ku'. Seolah-olah Yesus kuatir kalau murid-muridnya
tidak mengerti bahwa tanpa memenuhi persyaratan itu, ketentuan itu,
maka mereka tidak dapat menjadi muridnya, sekalipun mereka sangat
berhasrat ingin menjadi muridnya, mereka tidak bisa menjadi
muridnya. Jadi, sampai dua kali Yesus mengulangi dan menjelaskan hal
ini.
Lukas 14:28-33
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah
menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau
cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
25 | B I B L E S U R V E Y
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya,
mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia
tidak sanggup menyelesaikannya.
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain
tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh
ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan
dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh
untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian (lebih tepat jika
diterjemahkan sebagai 'penyerahan tanpa syarat'. Terjemahan tersebut
akan lebih tepat dalam menjelaskan makna ayat ini. 'Syarat-syarat
perdamaian', tentu saja, berarti 'syarat-syarat penyerahan').
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-
Ku.
Untuk ketiga kalinya Yesus mengucapkan, "Tidak dapat menjadi murid-
Ku
Suatu batu sandungan: "Kamu harus membenci ayahmu dan
ibumu"
Perikop ini jelas merupakan batu sandungan. Pokok ini adalah batu
sentuhan bagi kita. Mengapa menjadi batu sandungan?
Kata 'membenci' saja sudah merupakan titik awal dari sandungan itu.
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
Ku."
Kata-kata di ayat ini sudah membuat Anda tersandung. Bagi
kebanyakan orang Kristen, bagian ini merupakan hal yang memalukan.
Begitu memalukan sehingga harus diencerkan sedemikian rupa dan
diuraikan dengan cara yang kita harapkan bisa meloloskan diri kita dari
masalah dan kalau mungkin menyingkirkan masalah yang ada.
26 | B I B L E S U R V E Y
Persoalan besar inilah yang melanda orang Kristen. Yesus mengajarkan
kasih. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi, sesama manusia,
bahkan mengasihi musuh kita. Lalu setelah mengajarkan kasih
terhadap sesama manusia dan musuh kita, Dia melanjutkan dengan
berkata, "Kamu harus membenci ayahmu dan ibumu"?
Oh! Lupakan saja Alkitab! Mari pergi saja! Ini kontradiksi yang tak
terjelaskan! Demikianlah, perikop ini menjadi batu sandungan bagi
kita. Kita tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan perikop
semacam ini.
Hal terbaik yang bisa kita perbuat, seperti yang coba dilakukan
dalam banyak buku-buku tafsiran, adalah mengencerkan makna dari
kata 'membenci'. Kita berusaha menjelaskan, "Oh, tidak-tidak. Kata
'membenci' tidak benar-benar berarti benci."
Lalu, apakah arti kata 'membenci' itu? Oh, kata 'membenci' di sini
berarti kurang mengasihi. Jadi, kita berkata bahwa kata 'membenci'
sebenarnya adalah salah satu bentuk dari mengasihi. Kedengarannya
cukup enak. Mungkin memang ada kebenaran di dalamnya. Membenci
adalah salah satu bentuk dari mengasihi. Hanya sekadar kurang
mengasihi.
Akan tetapi dari segi bahasa, penjelasan ini menghadapi masalah,
namun kita bisa saja mengakalinya. Kita bisa berdalih dengan
menunjuk kitab Kejadian pasal 29, bahwa Yakub mengasihi salah satu
istrinya dan membenci yang satunya lagi. Dia mengasihi Rahel dan
membenci Lea. Tentunya Yakub tidak benar-benar membenci Lea; dia
hanya kurang mengasihi Lea.
Mungkin memang ada kebenaran di dalam penjelasan tersebut, sampai
dengan tahap tertentu memang ada. Penjelasan itu memang
merupakan konsep yang menarik, yaitu bahwa 'membenci' adalah
salah satu bentuk dari kurang mengasihi. Dan saya pikir memang
terdapat kebenaran di sana, tetapi mungkin kita tidak boleh terlalu
bergantung pada definisi yang diambil dari kamus ini, hal yang akan
kita lihat sesaat lagi.
Namun yang jelas perikop ini memang merupakan sandungan bagi kita.
Membuat kita merasa malu. Saat kita pergi menginjil, harapan kita
adalah tidak ada orang yang bertanya, "Bukankah Yesus berkata bahwa
27 | B I B L E S U R V E Y
Anda harus mengasihi sesama manusia dan musuh Anda seperti diri
Anda sendiri? Nah! Lihatlah Lukas 14:26. Di sana Yesus berkata, 'Kamu
harus membenci ayah dan ibumu, istri dan anak-anakmu!' Manusia
macam apa Yesus ini?" Benar sekali, orang yang bertanya ini
mengajukan pertanyaan yang bagus.
Penginjil berkata bahwa Injil itu gratis akan tetapi Yesus
berkata, "Hitunglah biayanya."
Bagi mereka yang mementingkan dogma dari gereja, masih ada
persoalan lebih lanjut lagi - yang tidak kalah serius dan sukarnya.
Apakah persoalan lanjutan tersebut?Di ayat 28 Yesus berkata, "Duduk
dan hitunglah biayanya."
Biaya? Bukankah para juru khotbah berkata bahwa keselamatan itu
gratis dan tanpa syarat? Kenapa sekarang mendadak Yesus berbicara
tentang biaya? Bagaimana bisa sesuatu hal menjadi gratis dan berbiaya
mahal secara bersamaan? Hah! Pertama dikatakan gratis, lalu
dikatakan lagi bahwa biaya yang harus ditanggung adalah segala-
galanya. Mana yang benar? Apakah keselamatan itu menuntut segala-
galanya atau gratis? Tentukanlah, mana yang benar?
Karena itu, bisa dipahami kalau perikop ini menjadi batu
sandungan, suatu hal memalukan yang harus disingkirkan, yang harus
diuraikan secara berliku-liku dan jauh dari maknanya. Begitu keras
usaha yang harus dikeluarkan untuk mengatasi masalah ini. Bukankah
kita menyatakan bahwa karunia (free gift = hadiah gratis) Allah ialah
hidup yang kekal? Seharusnya gratis? Gratis! Gratis setiap saat! Tetapi
mendadak saja Yesus berkata, "Bukan begitu, kamu harus duduk dan
menghitung biayanya." Biaya apa yang harus dihitung? Penginjil
mengatakan bahwa hal itu gratis. Sangat aneh! Sangat memalukan!
Bagaimana kita akan menghadapi persoalan ini?
Itulah dua persoalan pokok yang merupakan batu sandungan dari
perikop ini. Setiap orang yang mengabaikan firman dari Yesus, atau
mencoba menguraikan firman-Nya secara menyimpang, harus siap
menghadapi bahaya kekalnya. Anda bisa menguraikan segala sesuatu
sesuka hati Anda, atau mempermainkan maknanya sampai jauh
melenceng, akan tetapi ada satu hal yang tidak boleh Anda permainkan
28 | B I B L E S U R V E Y
maknanya, dan hal itu adalah firman yang kekal dari Tuhan. Kita harus
menelaahnya dengan sangat serius.
Apakah keselamatan itu suatu karunia? Apakah Anda harus
menghitung biaya untuk menerima sebuah karunia?
Bagaimana kita akan mengatasi persoalan ini? Keselamatan adalah
karunia? Lalu kita harus duduk dan menghitung biaya dari sebuah
karunia? Karunia seharusnya tidak menelan biaya apapun. Biaya apa
yang harus dihitung? Oleh karena itu, jika Anda menyuruh seorang
Kristen di zaman sekarang ini untuk duduk dan menghitung biayanya,
dia bahkan tidak tahu biaya apa yang harus dihitung. Tidak ada yang
bisa dihitung. Biaya apa yang harus dihitung?
Telinganya terus menerus dijejali dengan pernyataan bahwa
keselamatan itu adalah karunia. Dan jika Allah memberi Anda karunia,
maka yang perlu Anda lakukan hanyalah merentangkan tangan dan
menerima karunia itu. Di mana letak biayanya? Ini hadiah atau barang
jualan? Jika Engkau menjualnya kepada saya, maka memang ada biaya
yang harus saya hitung. Akan tetapi jika engkau memberikannya
sebagai hadiah kepada saya, biaya apa yang harus saya hitung?
Apakah keselamatan itu ibarat masuk gratis ke dalam restoran,
tetapi keluarnya harus bayar?
Atau, apakah sama seperti makan di restoran? Anda masuk ke restoran
yang mahal dan indah, lalu Anda masukkan tangan ke kantong hendak
membayar, tetapi pelayan restoran itu berkata, "Oh, tidak. Ini tempat
duduknya, silakan duduk." Lalu dia bersihkan kursinya dan
mempersilakan Anda duduk. Lalu Anda makan, dan akhirnya bertanya-
tanya, "Mengapa belum ada tagihannya? Saya belum membayar satu
sen pun padahal saya sudah mulai makan hidangan yang lezat ini."
Lalu Anda berkata, "Restoran ini pasti sebuah restoran amal."
Demikianlah, setelah selesai menikmati hidangan tersebut, Anda
menyeka mulut dan berkata, "Terima kasih," dan Anda melangkah ke
arah pintu. Lalu seseorang memegang bahu Anda dan berkata, "Maaf,
tuan, Anda belum bayar makanannya." "Harus bayar?" Sungguh
keterlaluan! Tentu saja kita tahu bahwa kita memang harus bayar
nantinya. Saat masuk itu gratis. Tak ada tagihan yang diberikan saat
Anda masuk ke restoran. Saat keluar adalah saat untuk membayar.
29 | B I B L E S U R V E Y
Jadi, kekristenan mungkin berlaku seperti ini. Anda masuk dengan
gratis, namun saat keluar, Anda harus membayar. Seperti itukah? Jadi
kita ditagih saat berada di dalam. Jadi, di gereja-gereja diserukan,
"Tidak ada ongkos masuk! Semuanya gratis!" Lalu Anda masuk ke sana
dan tiba-tiba saja mereka berkata, "Bersediakah Anda memberi kami
sumbangan?" Apa-apaan ini? Apakah kekristenan berlaku seperti itu?
Menjadi seorang Kristen berarti ada damai sejahtera dan
sukacita, tetapi bagaimana dengan serangan Iblis?
Sering kali, saat seseorang datang menemui saya untuk konseling,
saya melihat bahwa orang itu merasa tertipu. Dia merasa sangat
tertipu karena ketika dulu diminta untuk mengacungkan tangan untuk
menerima Yesus, dia hanya diberitahu bahwa karunia Allah sudah
tersedia dan orang-orang hanya perlu merentangkan tangan serta
menerimanya. Demikianlah, dengan tulus dia berkata, "Wah, bagus
juga. Siapa yang mau menolak hadiah gratis? Hidup kekal adalah
karunia atau hadiah gratis. Siapa yang akan menolak? Anda hanya
menyuruh saya untuk mengacungkan tangan dan mengisikan nama
saya di atas formulir, dan mengakui dosa-dosa saya, bagus sekali, saya
setuju. Anda memberi saya hadiah dan saya menerimanya, kemudian
tiba-tiba Anda memberitahu saya bahwa itu semua tidak gratis."
Dia merasa ditipu.
Dia diberitahu bahwa menjadi orang Kristen itu berarti ada damai
sejahtera dan sukacita dan sebagainya, dan ketika dia mulai
menjalaninya, datanglah serangan-serangan dari setan. Dia mulai
mendapat bengkak di sana-sini, mata lebam dan rahang bengkak.
"Anda katakan itu semua gratis? Anda katakan saat saya menjadi anak
Allah bahwa itu semua gratis. Nah, lihatlah apa yang terjadi pada saya:
saya menjadi korban peperangan. Mengapa tidak Anda katakan
sebelumnya kepada saya tentang hal ini?"
Anugerah gratis itu disertai persyaratan
Perhatikan bahwa Yesus tidak menginjil dengan rayuan semacam itu.
Saya telah menekankan hal ini sebelumnya dan saya ingin
menekankannya sekali lagi, Yesus sama sekali tidak menginjil dengan
cara semacam ini! Apakah Anda mendengar Yesus menginjil dengan
cara ini? Cara Yesus menginjil adalah, "Barangsiapa ingin menjadi
30 | B I B L E S U R V E Y
muridku, ia harus mengerjakan hal-hal berikut. Duduk dan hitunglah
biayanya." Tiga kali Yesus berkata, "Jika kamu tidak melakukan hal-hal
ini, kamu tidak dapat menjadi muridku. Aku memberitahukan
kebenaran kepadamu, dengan jelas dan sederhana."
Mengapa kita tidak dapat menjadi muridnya secara gratis? Bolehkah
kita memberitakan keselamatan sebagai karunia tanpa pernah
menyebutkan tentang ajaran-ajaran penting dari Yesus
itu? Bagaimanakah kita mempertanggungjawabkan cara menginjil kita
seperti ini? Atau, haruskah kita ikut orang banyak, mengabaikan
perikop ini, dan berkata, "Yah, perikop ini memang ada akan tetapi
maknanya terlalu mistis dan sulit untuk dimengerti. Mari
kita melanjutkan dengan pasal berikutnya saja"? Tidak. Kita harus
hadapi firman tersebut dengan jujur karena kita sadar bahwa mungkin
pengertian kita tentang anugerah itu sepenuhnya melenceng.
Kita memberitakan anugerah sebagai hadiah gratis yang diberikan
kepada orang-orang tanpa menyertakan syarat apa-apa, sekadar
dibagi-bagikan begitu saja. Dan ketika urusannya berjalan tidak sesuai
dengan harapan, ketika kehidupan rohani mereka mulai menjadi berat,
mereka bingung apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Mereka
mulai merasakan bahwa kehidupan Kristen tidak sesuai dengan apa
yang digambarkan. Mereka mulai kecewa.
Tapi kehidupan Kristen yang sesungguhnya tidak mengecewakan, ia
memang sesuai dengan apa yang dijanjikan. Kehidupan Kristen itu
bekerja dengan kekuatan yang besar, dengan kuasa transformasi dari
Allah.
Namun jangan heran jika gereja yang mengajarkan karunia gratis ini
akan menghadapi dua masalah besar. Yang pertama adalah tingginya
jumlah mereka yang berpaling dari iman di tengah-tengah gereja yang
menginjil tanpa memperhatikan apa yang disampaikan oleh Yesus di
sini. Beberapa hari yang lalu, saya berbicara dengan seorang saudara,
saat itu kami sedang mengenang kembali tentang gereja kami di
London, dan mencoba untuk menghitung berapa banyak yang tersisa,
siapa saja orang yang termasuk jumlah sedikit yang tersisa itu. Gereja
itu, yang dulu pernah dilanda oleh kebangkitan rohani, sekarang
tinggal tersisa sedikit saja yang bertahan, beberapa dari yang tersisa
ini bahkan tidak aktif lagi dalam pekerjaan Tuhan. Mereka sekadar
31 | B I B L E S U R V E Y
datang ke gereja setiap hari Minggu, itu pun kalau merekasempat!
Itulah yang tersisa dari gereja yang pernah mengalami perkembangan
pesat beberapa tahun sebelumnya. Hanya dalam waktu dua tiga tahun
saja, sudah sangat sedikit yang tersisa. Mereka tidak bisa bertahan.
Mereka adalah korban peperangan rohani. Mereka benar-
benar telah dilumpuhkan. Mereka tidak berjalan bersama Tuhan lagi.
Jadi, kita harus memahami persoalan ini dengan cermat.
Persoalan itu muncul karena mereka tidak diajari tentang apa yang ada
di dalam perikop ini, yaitu peringatan, "Kamu tidak dapat menjadi
murid-ku jikalau kamu tidak memenuhi persyaratan tersebut." Kita
akan menanggung korban yang besar jika mengabaikannya.
Masalah yang kedua adalah walaupun masih ada yang
bertahan, dan masih disebut sebagai 'orang Kristen', mereka adalah
orang Kristen yang tidak memiliki kuasa dan dinamika. Mereka sekadar
bisa bertahan saja. Dan dalam waktu lima atau sepuluh tahun ke
depan, mungkin mereka itu juga tidak bisa bertahan juga. Tidak ada
kuasa yang berkemenangan, tidak ada aliran-aliran air hidup
sebagaimana yang disebutkan oleh Yesus di Yohanes 7:38. Tidak
terlihat adanya aliran-aliran air hidup yang meluap-luap itu.
Mengharapkan untuk bisa melihat beberapa tetes saja sudah sulit, apa
lagi mau melihat aliran-aliran yang besar? Mengapa? Karena kita telah
mengabaikan pengajaranYesus yang terdapat di dalam perikop ini.
Kita telah mengabaikannya demi kepentingan dogma yang ingin
kita tegakkan, dogma mengenai anugerah yang memang benar tapi
bukan seluruh kebenarannya. Dan hal ini justru menambah bahayanya.
Dusta yang sepenuhnya justru bisa dilacak dan ditolak. Sesuatu hal
yang benar separuh, sangatlah berbahaya karena di dalamnya ada
banyak mengandung kebenaran. Akibatnya Anda akan menerima
ajaran yang salah dibalik unsur yang benar itu.
Apakah hal yang ingin disampaikan oleh Yesus di sini? Kiranya Allah
memberi kita pengertian akan hal itu. Petrus sedang jatuh. Dia
terpeleset, dia terjatuh justru setelah mengalami peristiwa rohani yang
mulia itu. Saat Yesus berkata, "Bukan kamu yang mengungkapkan hal
itu, Petrus. Bapa-ku yang di surga yang mengungkapkan hal itu
kepadamu. Daging dan darah tidak bisa memberitahumu hal-hal
tersebut, Bapa-ku yang di surga itulah yang menyatakannya
32 | B I B L E S U R V E Y
kepadamu." Dan setelah mengalami pengungkapan yang hebat tentang
Yesus, tak lama kemudian, Petrus jatuh. Dan di dalam konteks itulah
Yesus menyampaikan ajaran ini.
Yesys melanjutkan dengan berkata pada kepada Petrus, "Masalah yang
sedang menjatuhkan kamu sekarang dan yang juga akan
menjatuhkanmu sampai menyangkalaku tiga kali, adalah karena kamu
masih belum mengerti akan pesan dari ajaran ini. Dan jika kamu masih
belum mengerti isi ajaran ini, maka kamu bukan sekadar akan jatuh
lagi, kamu akan benar-benar meninggalkan aku karena kamu tidak
akan dapat menjadi muridku."
Lalu bagaimana kita akan menangani masalah ini? Apa jawab kita
terhadap persoalan ini? Di satu sisi Yesus menguraikan tentang kasih,
menyuruh kita untuk mengasihi sesama manusia dan musuh kita
seperti diri sendiri, namun dia ternyata melanjutkan dengan menyuruh
kita untuk membenci ayah dan ibu kita! Bagaimana bisa begitu?Saya
menemukan keindahan ajaran Yesus di sini, dan kedalaman hikmatnya
dalam menyampaikan sesuatu hal yang membuat kita kaget. Ucapan
tersebut akan segera mengejutkan Anda. Seseorang yang banyak
menyimak khotbah Yesus, akan duduk termangu mendengar ucapan
ini!
Bayangkanlah tanggapan orang-orang yang sedang mengikuti dan
menyimak khotbah Yesus selama tiga hari itu. Sekadar mencoba untuk
menyerap apa yang sedang disampaikan oleh Yesus saja sudah sangat
sukar. Namun bayangkanlah, di tengah-tengah pengajarannya itu, tiba-
tiba Anda mendengar Yesus berkata, "Dan kamu harus membenci ayah
dan ibumu," Anda mungkin akan berkata, "Apakah pendengaranku
bermasalah? Apakah telingaku tidak salah dengar? Itukah yang sedang
diucapkanYesus?" Yah, memang tertulis demikian. Memang itulah
tepatnya apa yang dia ucapkan. Lalu bagaimana kita akan memahami
hal ini?
Segenap ajaran Yesus adalah eksposisi tentang mengasihi
dengan kasih Allah
Mari kita telusuri sedikit ke belakang, dan mencoba memahami
segenap ajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit, yang bisa dirangkum
dalam satu kata. Seluruh isi Khotbah di Bukit membahas satu hal saja.
33 | B I B L E S U R V E Y
Khotbah itu adalah eksposisi tentang kasih. Tanpa menjadi miskin di
hadapan Allah, Anda tidak akan bisa mengasihi. Tanpa menjadi murah
hati, Anda tidak akan bisa mengasihi. Tanpa kesucian hati, Anda tidak
akan bisa mengasihi. Anda bisa melanjutkan meneliti seluruh isi
Khotbah di Bukit dan Anda akan menumukan bahwa semua itu
merupakan eksposisi tentang kasih.
Kemudian Yesus melanjutkan dengan berkata, "Mengapa kamu
berseru, 'Tuhan, Tuhan' tetapi kamu tidak melakukan apa
yang kuperintahkan?" Jika Anda bertanya, "Apakah hal yang engakau
perintahkan untuk kulakukan?" Jawabannya adalah: mengasihi. "Jika
kamu memanggilku, 'Tuhan, Tuhan' tetapi kamu tidak mengasihi, maka
pada Hari Penghakiman, aku akan berkata, 'Enyahlah kamu sekalian
pembuat kekacauan. Aku tidak kenal siapa kamu.'"
Dia tidak mengenal Anda karena satu-satunya tanda yang akan
membuat Anda dikenal Tuhan adalah apakah ada kasih di dalam hidup
Anda. Jika Anda tidak memilikinya, Anda boleh saja berkata bahwa
Anda diselamatkan oleh kasih karunia; menyanyi sekeras yang Anda
mampu tentang kasih Allah; atau Anda boleh pergi ke gereja dengan
membawa Alkitab terbesar di tangan Anda namun Yesus akan berkata
kepada Anda, "Menyingkirlah dariku, kalian pembuat kekacauan. Aku
tidak mengenal kamu karena kamu tidak mengerjakan kehendak
Bapaku. Inilah perintahku. Aku tidak memberimu pilihan. Ini adalah
perintah. Kamu tidak punya pilihan untuk ini. Jika kamu adalah
muridku, maka kamu harus mengasihi."
Itulah sebabnya, jika Anda memanggil Yesus, "Tuhan (Lord)," tetapi
Anda melanggar perintahnya untuk mengasihi, berarti Anda dan saya
terbukti sebagai penipu dan munafik, tak lebih dan tidak kurang dari
itu, karena seluruh ajaran Yesus itu terfokus pada mengalirkan sungai
kasih Allah.
Apakah Anda dapat menangkap visi tentang rencana kekal Allah di
dunia ini? Rencana Allah adalah untuk mencurahkan kasih-Nya ke
dunia, kasih yang akan mengubah, yang akan meluluhkan hati yang
keras, yang akan membersihkan dosa-dosa dari dalam hati kita, yang
akan menuntun kita ke dalam pertobatan saat kita menyadari dan
mengalami kuasa kasih-Nya. Saya harap Anda telah telah melihat visi
34 | B I B L E S U R V E Y
itu. Jika Anda tidak mengalaminya, saya harap setidaknya Anda akan
bisa melihat visi itu melalui pemahaman hari ini.
Setelah menangkap visi tentang kasih ini, kita akan melihat
pada persoalan tentang kata 'membenci'. Apa yang Yesus beritahukan
kepada kita tentang kata 'membenci' ini? Kita bukan sekadar disuruh
membenci kerabat terdekat kita, bahkan nyawa kita juga! Yesus
dengan sengaja memakai kata yang memiliki yang keras ini,
karena diatidak ingin ajarannya diencerkan.
Salah satu penafsir zaman ini, Marshall, di dalam karya tafsiran yang
baik tentang naskah Yunani dari Injil Lukas berkata, "Yesus secara
sengaja menyatakan uraiannya dengan penekanan yang lebih kuat
karena kuatir para murid tidak bisa memahami apa yang telah dia
katakan sebelumnya."
Jika kamu tidak membenci ayahmu dan ibumu, kamu tidak
layak bagiku
Jika dikatakan, "Kamu bisa mengasihi-ku, tetapi kamu tidak boleh
mengasihi ayah dan ibumu lebih daripada-ku, selama kamu
mengasihi aku dan tidak mengasihi ayah dan ibumu lebih daripada aku,
maka itu sudah bagus." Nah, ucapan yang seperti ini bisa kita cerna.
Ini bisa ditoleransi. Kita bisa menanggungnya. Kita bisa setuju dengan
syarat seperti itu. "Baiklah, aku akan mengasihi ayah dan ibuku tidak
melebihi kasihku kepada-mu."
Dan kalimat, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-
ku, ia tidak layak bagi-Ku," ini benar akan tetapi pernyataan ini lebih
lemah karena bisa saja Anda berkata, "Nah, aku tidak mengasihi orang
tuaku lebih daripada-mu, aku mengasihi Yesus dan orang tuaku pada
tingkatan yang sama, tentunya ini sudah menggenapi perintah
tersebut."
Namun di sini, pernyataan itu lebih diperkuat lagi. Tidaklah cukup
dengan memahami, dengan mengira, bahwa: "Selama aku tidak
mengasihi orang tuaku lebih daripada kasihku kepada Tuhan, maka
semuanya akan baik-baik saja." Di sini, pernyataan itu ditegaskan
dengan sangat kuat: "Kalau kamu tidak membenci." Saat saya
mempelajari pengajaran Yesus ini, hati saya dipenuhi oleh sembah puji
dan kekaguman. Saya ingin bersujud dan menyembah dan berkata,
35 | B I B L E S U R V E Y
"Tuhan, begitu dalam pandangan dan pengertianmu, hanya pribadi
yang memiliki pemahaman rohani yang luar biasa yang bisa
mengucapkan hal semacam ini." Anda mungkin berkata, "Apa yang
sedang Anda bicarakan itu?"
Pokok dari perikop ini: Allah ingin mengubah pengertian kita
yang sempit mengenai kasih
Yang sedang saya bicarakan adalah: Allah memiliki pemahaman
tentang kasih yang jauh lebih mendalam ketimbang pemahaman kita
tentang kasih, sehingga kitamenyadar bahwa kita bahkan belum mulai
mengerti tentang kasih. Kasih Tuhan penuh dengan kuasa, dan ajaran
Tuhan tentang kasih sedemikian menakjubkan, kalau saja kita bisa
memahami apa itu kasihnya, maka kita tidak akan menemui masalah
apapun di dalam memahami perikop ini. Dan kita tidak perlu bersusah
payah menyelewengkan firman atau melakukan hal yang lainnya. Saya
akan mencoba untuk menjelaskannya. Kiranya Allah menolong saya
karena saya tidak begitu yakin bahwa saya bisa menjelaskannya
dengan baik. Ada kalanya Anda bisa memahami suatu hal dengan
sangat jelas, namun pada saat Anda mau menguraikannya kepada
orang lain, mulailah muncul masalah. Anda tidak tahu bagaimana cara
menyampaikannya. Namun saya akan mencobanya.
Kasih manusia menjadi lawan bagi kasih Allah
Saya akan menguraikannya sebagai berikut. Ada kasih yang sempit,
membatasi, dan mengurung. Itulah yang kita pahami sebagai 'kasih'.
Dan apa yang kita sebut sebagai 'kasih' ini sebenarnya sangat
bertentangan dengan kasih Allah.
Mari kita teliti Matius pasal 16. Ketika Petrus berkata kepada Yesus,
"Tuhan, janganlah pergi ke kayu salib! Kiranya Engkau tidak menuju ke
kayu salib! Engkau tidak boleh mati!" Bukankah itu kasih? Bukankah itu
adalah ungkapan kasih? Petrus sedang menyatakan kasihnya kepada
Yesus dengan berkata, "Aku tidak ingin engkau mati! Aku tidak
mau engkau pergi menderita!" Bukankah itu kasih?
Dan untuk ungkapan kasihnya itu, apa yang dia peroleh? Bukannya
perkataan, "Nah, Petrus, Aku memahami kasih-mu kepada-ku. Aku
memahaminya. Akan tetapi aku akan menjelaskan beberapa hal lagi
kepadamu, Petrus." Ucapan seperti itu tentunya sangat wajar, dan kita
36 | B I B L E S U R V E Y
tentu akan berpikir, itu juga adalah ungkapan kasih. Bukannya ucapan
semacam itu, Yesus malah menatap Petrus dan berkata, "Enyahlah
iblis!"
"Hei! Aku mengasihi-mu, dan itukah yang aku dapatkan untuk
ungkapan kasihku padamu? Tidakkah engkau memahami, Tuhan,
betapa aku sangat mengasihi-mu? Aku tak ingin engkau mati! Aku
tidak ingin engkau menderita! Tetapi engkau malah menyebut aku
iblis? Aku tidak mau berbicara lagi dengan-mu! Cukup sudah! Engkau
mengaku sebagai pemberita kasih? Lalu engkau berbicara kepadaku
seperti ini? Cukup sudah!" Dan dia segera beranjak pergi. Jika Petrus
pergi dengan marah, saya rasa Anda akan bersimpati kepadanya,
benar bukan? Bagaimana jika Anda sedang berkata kepada Yesus,
"Tuhan, janganlah menerjang penderitaan. Janganlah mati. Kau tahu,
aku sangat mengasihi-mu, aku tak tahan melihat-mu menderita." lalu
Yesus berkata, "Enyahlah kamu, iblis!"
Oh! Saya pikir wajah Anda akan merah padam! Kejutannya begitu
menyengat! Mengapa Yesus berkata, "Enyahlah kamu, iblis"? Karena
memang ada kasih yang bersifat iblis. Kasih yang sangat bertentangan
dengan kasih Allah. Dan kasih semacam itulah yang menghalangi kasih
Allah.
Oh, saudara, Anda harus bisa memahami hal ini. Kasih yang satu itu
sangat bertentangan dengan kasih Allah. Kasih ini adalah kasih yang
menghadang kasih Allah, yang akan mencekik dan menyekat dan
mematikan gerak kasih Allah. Inilah jenis kasih yang tidak boleh diberi
simpati karena kasih semacam ini akan menghancurkan pancaran kasih
Allah. Bisakah Anda memahaminya?
Apakah mengasihi ayah, ibu dan keluarga secara egois itu sama
dengan mengasihi Allah?
Kasih manusia itu ingin memiliki. Kasih manusia itu membatasi.
Membatasi itu berarti merengkuh, meremukkan, tidak mau lepas dan
membebani. Maria Magdalena memiliki kasih yang semacam ini. Saat
Yesus bangkit dari maut, Maria Magdalena memeluk kaki-nya. Dan
Yesus berkata, "Lepaskanlah. Biarkan aku pergi. Singkirkanlah kasih
yang semacam ini. Buanglah itu!"
37 | B I B L E S U R V E Y
Kasih yang membuat saya tidak peduli pada orang lain dan hanya
memikirkan diri sendiri bukanlah kasih yang berasal dari Allah.
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau
bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia." Itulah pelajaran keras yang harus diterima oleh
Petrus.
Yesus, sebagaimana biasanya, mengambil pisau bedah-nya, dan
membedah jauh ke dalam hati Petrus. Pisau itu memotong dan
membuka hati Petrus untuk mengeluarkan kanker dari kasih yang
egois. Tahukah Anda, kasih manusia itu bukan sekadar bentuk yang
lemah dan cemar dalam konteks kasih Allah, tetapi kasih manusia itu
bertentangan dengan kasih Allah. Oleh sebab itu, kata "Iblis" dipakai
ini. Kata ini berarti musuh atau lawan. Kasih manusia menjadi lawan
dari kasih Allah. Hal yang menakutkan. Suatu hal yang sangat
menakutkan.
Akan tetapi banyak orang Kristen yang tidak bisa memisahkan kedua
macam kasih ini. Mereka mencampuri-adukkan keduanya. Mereka
mengira bahwa philia ini, perasaan yang menyenangkan ini sekadar
tingkatan yang sedikit lebih rendah dari agape. Dikira sama, hanya ada
sedikit perbedaan. Kasih philia, kasih egois untuk keluarga kita menjadi
penghalang dari pencurahan kasih Allah yang penuh kuasa.
Bagaimana kita menjadi sumber aliran-aliran air hidup kepada dunia
jika keran kasih kita dibatasi, dicekik, disempitkan dan dilumpuhkan
oleh kasih yang egois? Allah tidak bisa bekerja melalui kita. Dia tidak
bisa bertindak! Selanjutnya apa yang terjadi? Anda secara perlahan
akan semakin lumpuh dan mati karena kasih Allah yang memberi
kehidupan itu tidak bisa lagi bekerja di dalam hidup Anda. Anda tidak
bisa membedakan yang palsu dengan yang sejati. Anda tidak bisa
membedakan kasih yang satu dengan yang lain. Anda tidak tahu
perbedaan antara kedua kasih itu.
Apakah Anda pikir kasih yang egois terhadap ayah dan ibu itu bisa
disamakan dengan kasih kepada Allah? Berapa banyak orang Kristen
yang berpikir seperti itu? Di titik inilah Yesus memakai pisau bedah-nya
untuk menjalankan operasi rohani ini. Sangat mengerikan dan
menyakitkan. Berapa banyak orang yang akan berkata, "Ya, aku
melayani Tuhan, tetapi aku harus mengasihi anak-anakku, aku harus
38 | B I B L E S U R V E Y
mengasihi istriku, aku harus mengasihi ayah dan ibuku, aku harus
mengasihi mereka semua. Bukankah Allah ingin agar kita mengasihi
mereka? Oleh karena itu, aku tidak bisa melayani Tuhan!"
Di sini, Yesus berkata kepada Anda, "Aku tidak terima alasan semacam
itu. Aku tidak menerimanya." "Baiklah, setidaknya, ijinkan aku
menguburkan ayahku." "Tinggalkan ayahmu." Oh! Bagaimana
mungkin Yesus yang murah hati berbicara seperti ini? Bagaimana
bisa dia berbicara seperti itu?
Anda lihat, di sinilah kita menghadapi masalah pemahaman. Kita belum
tahu adanya kasih yang tidak ada batasnya, kasih yang tak terhingga,
tak terkurung, dan yang tidak berkata, "Ini punyaku. Inilah garis
batasnya. Di manakah garis batasnya? Batasnya adalah pagar ini. Di
dalam garis ini ada ayahku, ibuku, istriku dan anak-anakku, saudara
dan saudariku. Kasihku hanya terbatas di dalam lingkungan ini." Kita
telah menarik garis batas.
Karena adanya batas itu, kasih Allah tidak dapat mengalir dari kita.
Kasih itu telah kita lumpuhkan, batasi dan hancurkan dengan keegoisan
kita. Kita tidak memahami kasih Allah. Mengapa? Karena kasih Allah
bertentangan dengan kodrat manusia. Kasih ini tidak bersumber pada
manusia. Kasih ini berasal dari Allah. Kita tidak bisa berpikir seperti
Allah! Manusia berpikir di dalam batas lingkaran kecil: "Punyaku yang
ini, yang itu."
Perhatikan saja doa orang-orang Kristen: "Berkatilah ayahku, ibuku,
anak-anakku, anjingku, kucingku, mobilku, rumahku. Ya Allah,
berkatilah mereka semua." Apakah hal yang semacam ini yang disebut
sebagai doa? Inilah kekristenan milik kita.
Mungkin Anda akan berkata, "Yah, memang beginilah saya. Saya
menginginkan berkat. Allah memberkati ayah dan ibu saya. Berkat, dan
berkat terus setiap saat. Itulah tepatnya hal yang disampaikan oleh
Yesus kepada Petrus di dalam Matius pasal 16, "Kamu menyukai yang
berasal dari manusia, bukan yang dari Allah. Kasihmu adalah kasih
manusia, Petrus. Dan kasih manusiamu itu bisa menghancurkan-ku."
Itulah hal yang dilakukan oleh pihak musuh. Kata 'setan (atau iblis)' itu
berarti musuh. Apakah hal yang dilakukan oleh pihak musuh? Musuh
hanya punya satu tujuan: menghancurkan Anda. Kasih di tingkat
39 | B I B L E S U R V E Y
manusia akan menghancurkan Anda. Itulah pelajaran yang harus
diambil oleh Petrus. Anda harus ditransformasi sepenuhnya supaya
Anda bisa memahami bahwa kasih ini bukanlah kasih Allah.
Kasih Allah itu tak terbatas
Kasih Allah itu tidak terbatas. Kasih itu tidak mengenal pagar
pembatas. "Siapakah saudara dan saudari-ku?" demikian kata Yesus.
Siapa? "Mereka yang mengerjakan kehendak Allah." Ketika ibu-nya
hendak menemui Yesus, orang-orang berkata, "Ibu dan saudara-
saudara-mu ada di luar hendak menemui-mu." Tetapi Yesus berkata,
"Siapakah ibu-ku, siapakah saudara-ku laki-laki dan saudara-ku
perempuan?" "Bagaimana mungkin Yesus berkata seperti ini? Saya
tidak terima! Bukan begitu caranya berbicara kepada ibu-mu! Itu
sangat kasar! Saya tidak suka ini! Buang saja perikop ini dari dalam
Alkitab. Saya tidak suka ini!"
Tidakkah Anda merasa seperti ini? Tentu saja! Jujur saja! Anda merasa
seperti itu bukan? Saya dulu merasa seperti itu. Bagaimana bisa Yesus
berbicara seperti itu? Sungguh memalukan! Mengapa dia berbicara
seperti itu? Karena Yesus ingin mengajari kita tentang adanya kasih
yang jauh melampaui batasan yang sempit ini.
"Siapakah ibu-ku? Siapakah saudara-ku perempuan? Mereka yang
mengerjakan kehendak Allah. Mereka itulah yang berharga buat-ku,
mereka itulah yang ku-kasihi, yang ku-kasihi jauh melebihi saudara
dan saudari sedarah, melebihi keluarga-ku. Pergilah ke seluruh dunia.
Lihatlah di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Di sana ada
saudara-ku, ada saudari-ku! Di sana ada ibu-ku! Di sana ada keluarga-
ku!"
Namun Anda tidak bisa berpikir seperti itu, bisakah? Jika Anda bisa
berpikir seperti itu, maka Anda telah mengenal kasih Allah yang masuk
ke dalam diri Anda dan mengubah Anda, Anda bukan manusia duniawi
lagi; Anda adalah manusia rohani yang bisa menatap ke arah orang
banyak dan berkata, "Itu saudaraku laki-laki, yang itu saudaraku
perempuan. Orang-orang yang mengasihi Tuhan. Orang-orang yang
mengerjakan kehendak Allah. Mereka itulah yang kukasihi."
Saat anak Anda minta uang, apakah Anda ragu memberikannya? Tidak.
"Dia itu anakku. Ambillah uang ini." Saat istri Anda meminta uang,
40 | B I B L E S U R V E Y
apakah Anda ragu memberikannya? Saat dia berkata dia perlu uang
belanja. Anda akan memberinya. Anda tahu jika Anda tidak
memberinya, maka Anda tidak akan mendapatkan makan malam.
Jika seorang saudara mendatangi Anda dan berkata, "Saya perlu uang
untuk belanja, bisakah Anda memberi saya lima puluh ribu rupiah?"
Anda berkata, "Siapa Anda? Apakah kita pernah bertemu?" "Ya! Saya
saudara Anda di gereja." "Wah, apakah Anda tidak punya keluarga?
Mengapa Anda datang kepada saya?" Kita telah menarik garis batas di
sana.
Perhatikanlah di tengah jemaat. Apakah Anda bisa menatap orang di
depan, belakang atau samping Anda, dan berkata, "Haleluya! Kalian
saudara dan saudariku yang berharga"? "Oh tidak! Siapa bilang Anda
saudara saya? Saudara saya adalah yang duduk di sebelah sana. Orang
yang berkaca mata itu. Sedangkan orang ini, huh!" Atau mungkin kita
sudah cukup senang bisa memiliki istilah saudara dan saudari sebagai
istilah basa-basi. Akan tetapi apakah Anda benar-benar
memperlakukan mereka sebagai saudara? Apakah Anda menerima
orang tersebut sebagai saudara di dalam hati Anda? Tidak. Tidak
mungkin.
Kapan Anda peduli pada persoalan yang dia hadapi? Anda sendiri sudah
cukup pusing dengan persoalan Anda. Anda tidak mau ada orang lain
yang menambahkan persoalannya pada Anda. Akan tetapi jika saudara
sedarah Anda menghadapi masalah, Anda akan segera tertarik untuk
ikut menanganinya. Jika anak Anda yang terkena masalah, maka Anda
akan lebih tertarik lagi untuk ikut campur. Akan tetapi jika orang itu
yang terkena masalah, siapa peduli? Silakan cari bantuan dari orang
lain. Jika Anda membutuhkan nasehat, silakan hubungan pendeta.
Silakan cari dan berbicara dengan pendeta. Yah, kita memang berbasa-
basi dengan istilah saudara atau saudari. Saat harus membuktikan
makna ucapan itu dengan memperlakukannya sebagai saudara sejati,
kita seringkali menarik garis batas. Allah ingin mengubah ini. Inilah
poin dari perikop hari ini. Kita harus mengubah konsep kasih yang
sempit dan egois ini.
Di dalam mengasihi kita, Allah membenci Anak-Nya
41 | B I B L E S U R V E Y
Mari kita melangkah lebih jauh lagi. Saya baru saja meletakkan dasar
pemahaman tentang kasih. Mari melangkah lebih jauh. Ada kasih yang
di dalam proses pelaksanaannya mengandung unsur membenci. Anda
berkata, "Apa maksudnya? Omongan Anda seperti teka-teki saja. Anda
menggabungkan dua hal yang bertentangan - mengasihi dan
membenci."
Saya akan jelaskan kepada Anda. Allah begitu mengasihi dunia,
Allah sangat mengasihi dunia, cobalah untuk memahami hal ini. Begitu
besar kasih-Nya kepada dunia ini sehingga Dia mempertahankan Anak-
Nya yang tunggal. Yohanes 3:16 akan menjadi pembanding yang
sangat baik. Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia
mempertahankan Anak-Nya yang terkasih.
Anda bertanya, "Apa maksud Anda?" Allah begitu mengasihi dunia
sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal.
Jika Anda punya lima belas anak, dan Anda merelakan salah satunya,
Anda mungkin berkata, "Baiklah, itu bagus. Aku telah menunaikan
kewajibanku kepada negara. Yang satu itu gugur dalam perang. Tetapi
aku masih punya empat belas. Setidaknya aku telah memberi."
Jika Anda hanya punya satu putra, satu anak. "Tidak, aku memang
mengasihi kalian. Aku memang mengasihi bangsaku. Tetapi anak
tetaplah anak. Darah lebih kental daripada air."
Di dalam tindakan Bapa yang memberikan Anak-Nya itu, bisakah Anda
memahami kasih tersebut, saudara-saudara? Dalam mengasihi kita,
Dia membenci AnakNya.
Membenci itu tidak ada kaitannya dengan perasaan: membenci
itu adalah komitmen, merelakan
Apakah makna dari 'membenci'? Ada hal yang perlu dipahami
berkenaan dengan kata 'membenci' di sini. Membenci itu tidak
berkaitan dengan perasaan. Yesus tidak berkata, "Kamu pulang dan
pandanglah ayah dan ibumu, dan munculkanlah kebencian. Itulah cara
untuk menjadi murid-ku. Jika kamu tidak melotot kepada ayahmu,
menggertakkan gigi dan membenci dia, maka kamu bukanlah murid-
ku."
42 | B I B L E S U R V E Y
Ini jelas omong kosong! Membenci di sini tidak ada kaitannya dengan
perasaan. Dia juga menyuruh Anda membenci nyawa Anda sendiri. Lalu
Anda menjawab, "Baiklah, aku akan pulang dan menggantung diri.
Engkau menyuruhku untuk 'membenci nyawaku sendiri'? Aku akan
membencinya, jadi aku akan bunuh diri saja. Sudah tentu, ini bukan
artinya membenci di sini.
'Membenci' itu tidak berkaitan dengan perasaan, tidak ada
hubungannya sama sekali. Yang berkaitan dengan kata ini adalah suatu
tindakan, suatu komitmen, merelakan. Mari kita tanyakan diri kita,
apakah Anda tidak pernah membayangkan tentang Yesus yang sedang
tergantung di kayu salib selama beberapa jam, di dalam kesakitan,
kepedihan, penderitaan? Lidah-nya melekat di langit-langit mulut-nya,
hal yang memang terjadi pada orang yang disalibkan. Dan darah juga
mengalir dari luka di tangan-nya. Dan dosa dunia ditimpakan kepada-
nya ketika dia sedang tergantung di kayu salib dalam kesakitan itu.
Pernahkah Anda merasakan: Bagaimana mungkin Allah melakukan hal
ini terhadap Anak-nya sendiri? Bagaimana mungkin Allah melakukan
hal ini? Maksud saya, tak seorang ayah pun yang mau melakukan hal
ini. Bagaimana mungkin Allah begitu membenci Anak-nya sehingga
dibiarkan-nya Anak melewati semua itu? Saya tidak tahan
membayangkannya. Nah, inilah yang saya maksudkan. Ada kasih yang
memunculkan kebencian, bukan dalam arti perasaan, melainkan dalam
arti merelakan. Harap Anda bisa memahaminya, saudara-saudari.
Ada kasih yang baru bisa digenapi dengan membenci. Sekalipun
tindakan membenci, merelakan, itu sangat melukai batin Anda, ibarat
tikaman pedang di ulu hati Anda, tepat seperti yang dikatakan oleh
seorang nabi kepada Maria, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk
menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk
menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu
pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran
hati banyak orang." Maria akan berdiri di sana menyaksikan putranya
mati di kayu salib, perlahan tetapi pasti menuju kematian, sebilah
pedang menembus jiwa Maria. Dan jika pedang itu menembus hati
Maria, saya mohon Anda bisa memahami pedang macam apa yang
menembus hati Bapa di saat Bapa menyaksikan Anak-Nya mati?
43 | B I B L E S U R V E Y
Saat langit menjadi gelap dan bumi bergoncang, pedang seperti apakah
yang telah menembus hati Bapa? Dapatkah Anda memahami
kepedihan-Nya? Kepedihan seorang ayah yang merelakan anaknya?
Siapa di antara kita yang pernah merelakan putra atau putrinya? Kita
tidak bisa memahami kepedihannya.
'Membenci' - Harga yang perlu dibayar
Allah, dalam mengasihi kita, telah mencampakkan Anak-Nya. "Allahku,
Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Mengapa? Dalam
mengasihi dunia, Dia telah mencampakkan Anak-Nya. Tidak ada jalan
lain. Di sana, seperti yang telah saya katakan, ada kasih. Dan kata
'membenci' di sini sebenarnya, di dalam bahasa Ibrani, memiliki makna
meninggalkan. Kata ini tidak berkaitan dengan perasaan. Ia memiliki
makna meninggalkan (forsake). Di dalam tindakan meninggalkan itu,
ada kepedihan. Saat meninggalkan sesuatu, kita mungkin akan
meneteskan air mata, penuh penderitaan. Akan tetapi kita harus
melepaskan mereka jika ingin agar kasih Allah tercurah melalui
kita. Itulah harganya.
Anda bertanya, "Biaya apa yang harus dihitung?" Itulah biaya yang
harus dihitung. Sanggupkah Anda menanggungnya?
Yesus memberitahu kita dengan sangat lembut, penuh pengertian,
karena jika ada orang yang bisa mengerti diri kita, maka Yesus-lah
pribadi itu. Dia berkata, "Aku tahu sungguh berat hal itu. Sungguh
berat kasih itu. Jika kamu tidak bisa melakukannya, sobat, kalau kamu
tidak bisa mengerjakannya, tinggalkan saja. Tidak perlu memulainya
karena kamu tidak akan bisa menjadi murid-ku.
Jangan membangun gedung yang tidak bisa kau selesaikan.
Jangan memulai peperangan yang hanya akan membuatmu menyerah
pada akhirnya nanti. Apa gunanya maju berperang? Kamu tidak akan
mau menjalani peperangan untuk mengalami kekalahan. Kamu
berperang untuk mengejar kemenangan. Jika pada akhirnya nanti
harus menyerah, janganlah memulai peperangan. Dan jika kamu
mendirikan bangunan yang akhirnya tak bisa kau selesaikan, bersikap
bijaklah untuk tidak memulai pembangunannya."
Yesus sangat berpengertian, akan tetapi dia tidak bisa menurunkan
persyaratannya. Dia tidak bisa menurunkannya. Mengapa? Saya harap
44 | B I B L E S U R V E Y
sekarang ini Anda bisa memahaminya. Karena Anda dan saya dipanggil
untuk menjadi saluran kasih Allah di dunia ini. Itulah makna yang
terungkap di dalam Yohanes 7:38-39: "Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup."
Itulah panggilan yang ditujukan bagi kita, bukan sekadar untuk
meminum air hidup, melainkan untuk menjadi mata air kehidupan. Dan
untuk bisa menjadi mata air itu, segala penghalang harus
disingkirkan. Keegoisan yang menciptakan garis batas yang
menghalangi luapan kasih Allah harus disingkirkan.
Allah sedang mencari saluran-saluran berkat yang mengalirkan
kasih yang mencakup kebencian itu
Itulah arti pemuridan. Pemuridan bukan sekadar penginjilan demi
keselamatan kita, demi berkat bagi kita. Namun dengan diberkatinya
kita, kita menjadi berkat bagi orang lain. Di dalam menerima air
kehidupan, kita menjadi mata air kehidupan bagi orang lain. Seorang
Kristen yang hidup hanya untuk dirinya sendiri dan demi
keselamatannya sendiri, untuk mendapatkan tempat di surga, berarti
belum mengerti apa arti kekristenan di dalam ajaran Yesus. Anda
belum tahu apa kekristenan itu. Kekristenan bukanlah masalah mencari
tempat di surga. Kekristenan itu adalah perkara menjadi mata air
kehidupan bagi orang lain di sini dan sekarang juga.
Sekarang ini Allah sedang mencari saluran-saluran berkat. Dia memberi
Anda air kehidupan. Dia memuaskan kehausan batin Anda dengan
kehidupan itu. Dan setelah memuaskan kehausan Anda, maka dari
dalam diri Anda mengalir aliran-aliran kehidupan yang meluap-luap,
dan di sana terdapat kasih yang melibatkan kebencian.
Memenuhi syarat pemuridan dengan menyingkir semua
hambatan
Jika saya ingin memenuhi syarat pemuridan, jika saya mau kasih Allah
mengalir bebas dan tanpa dibatasi dari dalam diri saya, maka saya
harus menyingkirkan semua hambatannya. Saya tidak boleh menarik
garis batas. Saya tidak boleh menetapkan batas-batas. Saya tidak
boleh berkata bahwa kasih saya ada batasnya. Saya tidak boleh
berkata bahwa saya hanya akan mengasihi ayah, ibu, istri dan anak-
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan
Bmf 19 cahaya pengharapan

Más contenido relacionado

Similar a Bmf 19 cahaya pengharapan

Pedang roh edisi_76
Pedang roh edisi_76Pedang roh edisi_76
Pedang roh edisi_76alkitabiah
 
Indonesian Basic Training Juni 2009
Indonesian Basic Training Juni 2009Indonesian Basic Training Juni 2009
Indonesian Basic Training Juni 2009'Davy Hermanus
 
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kiniBagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kiniSonnyLami
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabitamierlianitami
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusJohan Setiawan
 
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptx
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptxCerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptx
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptxmariatipasaribu
 
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa Masyhur
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa MasyhurJalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa Masyhur
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa MasyhurFppi Unila
 
A Kristologi 1.pptx
A Kristologi 1.pptxA Kristologi 1.pptx
A Kristologi 1.pptxZaini97
 
Makalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisMakalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisjois9
 
Bmf 15 jalan keselamatan
Bmf 15 jalan keselamatanBmf 15 jalan keselamatan
Bmf 15 jalan keselamatanPT Wings Surya
 
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,Hear O World
 
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannyaFreeChildrenStories
 
Menjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiMenjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiErwin Wahyu
 
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011Tabloid reformata edisi 139 mei 2011
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011Reformata.com
 
Khotbah Ibadah kebangkitan
Khotbah Ibadah kebangkitan Khotbah Ibadah kebangkitan
Khotbah Ibadah kebangkitan Ever Dethan
 
Mission Talks: Mission From Cover to Cover
Mission Talks: Mission From Cover to CoverMission Talks: Mission From Cover to Cover
Mission Talks: Mission From Cover to CoverSABDA
 
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesia
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesiaNabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesia
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Jesus Did Not Die (Indonesia)
Jesus Did Not Die (Indonesia)Jesus Did Not Die (Indonesia)
Jesus Did Not Die (Indonesia)Haka Wahyudi
 

Similar a Bmf 19 cahaya pengharapan (20)

Pedang roh edisi_76
Pedang roh edisi_76Pedang roh edisi_76
Pedang roh edisi_76
 
Indonesian Basic Training Juni 2009
Indonesian Basic Training Juni 2009Indonesian Basic Training Juni 2009
Indonesian Basic Training Juni 2009
 
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kiniBagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
Bagaimana relasi umat israel dgn gereja masa kini
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
 
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptx
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptxCerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptx
Cerita Anak-anak 6 Mei 2023.pptx
 
Jalan dakwah mustafa masyhur
Jalan dakwah   mustafa masyhurJalan dakwah   mustafa masyhur
Jalan dakwah mustafa masyhur
 
Jalan dakwah mustafa masyhur
Jalan dakwah   mustafa masyhurJalan dakwah   mustafa masyhur
Jalan dakwah mustafa masyhur
 
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa Masyhur
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa MasyhurJalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa Masyhur
Jalan Dakwah by Al Ustaz Mustafa Masyhur
 
A Kristologi 1.pptx
A Kristologi 1.pptxA Kristologi 1.pptx
A Kristologi 1.pptx
 
Makalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisMakalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv jois
 
Bmf 15 jalan keselamatan
Bmf 15 jalan keselamatanBmf 15 jalan keselamatan
Bmf 15 jalan keselamatan
 
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
Dialog antara Muslim dan Kristen - Bahasa Indonesia - H. M. Baagil,
 
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya
12 Foundation Stones – Pelajaran 5B - Kaidah kencana - Kasih adalah jawabannya
 
Menjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiMenjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejati
 
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011Tabloid reformata edisi 139 mei 2011
Tabloid reformata edisi 139 mei 2011
 
Khotbah Ibadah kebangkitan
Khotbah Ibadah kebangkitan Khotbah Ibadah kebangkitan
Khotbah Ibadah kebangkitan
 
Mission Talks: Mission From Cover to Cover
Mission Talks: Mission From Cover to CoverMission Talks: Mission From Cover to Cover
Mission Talks: Mission From Cover to Cover
 
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesia
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesiaNabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesia
Nabi isa dan peristiwa akhir zaman. indonesian. bahasa indonesia
 
Jesus Did Not Die (Indonesia)
Jesus Did Not Die (Indonesia)Jesus Did Not Die (Indonesia)
Jesus Did Not Die (Indonesia)
 

Más de PT Wings Surya

Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)
Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)
Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)PT Wings Surya
 
Bmf 53 teologi reformed
Bmf 53 teologi reformedBmf 53 teologi reformed
Bmf 53 teologi reformedPT Wings Surya
 
Bmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesBmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesPT Wings Surya
 
Bmf 50 berjalan bersama tuhan
Bmf 50 berjalan bersama tuhanBmf 50 berjalan bersama tuhan
Bmf 50 berjalan bersama tuhanPT Wings Surya
 
Bmf 48 teori & praktek doa
Bmf 48 teori & praktek doaBmf 48 teori & praktek doa
Bmf 48 teori & praktek doaPT Wings Surya
 
Bmf 47 tuhan itu ada white
Bmf 47 tuhan itu ada whiteBmf 47 tuhan itu ada white
Bmf 47 tuhan itu ada whitePT Wings Surya
 
Bmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesBmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesPT Wings Surya
 
Bmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaBmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaPT Wings Surya
 
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinan
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinanBmf 44 spiritualitas kepemimpinan
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinanPT Wings Surya
 
Bmf 43 praying with expectancy
Bmf 43 praying with expectancyBmf 43 praying with expectancy
Bmf 43 praying with expectancyPT Wings Surya
 
Bmf 42 transformational leadership
Bmf 42 transformational leadershipBmf 42 transformational leadership
Bmf 42 transformational leadershipPT Wings Surya
 
Bmf 41 renungan harian air hidup
Bmf 41 renungan harian air hidupBmf 41 renungan harian air hidup
Bmf 41 renungan harian air hidupPT Wings Surya
 
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTES
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTESBmf 37 MOTHER TERESA QUOTES
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTESPT Wings Surya
 
Bmf 36 leadership challenge
Bmf 36 leadership challengeBmf 36 leadership challenge
Bmf 36 leadership challengePT Wings Surya
 
Bmf 34 level 5 leadership
Bmf 34 level 5 leadershipBmf 34 level 5 leadership
Bmf 34 level 5 leadershipPT Wings Surya
 

Más de PT Wings Surya (20)

Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)
Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)
Buku Pegangan Pelayanan (Billy Graham)
 
Bmf 53 teologi reformed
Bmf 53 teologi reformedBmf 53 teologi reformed
Bmf 53 teologi reformed
 
Bmf 51 tulip
Bmf 51 tulipBmf 51 tulip
Bmf 51 tulip
 
Bmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesBmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principles
 
Bmf 50 berjalan bersama tuhan
Bmf 50 berjalan bersama tuhanBmf 50 berjalan bersama tuhan
Bmf 50 berjalan bersama tuhan
 
Bmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaranBmf 49 kesabaran
Bmf 49 kesabaran
 
Bmf 48 teori & praktek doa
Bmf 48 teori & praktek doaBmf 48 teori & praktek doa
Bmf 48 teori & praktek doa
 
Bmf 47 tuhan itu ada white
Bmf 47 tuhan itu ada whiteBmf 47 tuhan itu ada white
Bmf 47 tuhan itu ada white
 
Bmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principlesBmf 46 leadership principles
Bmf 46 leadership principles
 
Bmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatikaBmf 45 pengantar dogmatika
Bmf 45 pengantar dogmatika
 
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinan
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinanBmf 44 spiritualitas kepemimpinan
Bmf 44 spiritualitas kepemimpinan
 
Bmf 43 praying with expectancy
Bmf 43 praying with expectancyBmf 43 praying with expectancy
Bmf 43 praying with expectancy
 
Bmf 42 transformational leadership
Bmf 42 transformational leadershipBmf 42 transformational leadership
Bmf 42 transformational leadership
 
Bmf 41 renungan harian air hidup
Bmf 41 renungan harian air hidupBmf 41 renungan harian air hidup
Bmf 41 renungan harian air hidup
 
Bmf 40 air hidup
Bmf 40 air hidupBmf 40 air hidup
Bmf 40 air hidup
 
Bmf 39 keluarga
Bmf 39 keluargaBmf 39 keluarga
Bmf 39 keluarga
 
Bmf 38 the bible
Bmf 38 the bibleBmf 38 the bible
Bmf 38 the bible
 
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTES
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTESBmf 37 MOTHER TERESA QUOTES
Bmf 37 MOTHER TERESA QUOTES
 
Bmf 36 leadership challenge
Bmf 36 leadership challengeBmf 36 leadership challenge
Bmf 36 leadership challenge
 
Bmf 34 level 5 leadership
Bmf 34 level 5 leadershipBmf 34 level 5 leadership
Bmf 34 level 5 leadership
 

Último

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxMarto Marbun
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 

Último (7)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 

Bmf 19 cahaya pengharapan

  • 2.
  • 3. i | P a g e Table of Contents PENDAHULUAN........................................................................................................ iii Jalan untuk menjadi yang terutama......................................................................... 1 Kasih dan kebencian............................................................................................... 23 Kemunafikan: Ragi orang Farisi .............................................................................. 51 Komitmen untuk mengasihi kebenaran ................................................................. 75 Penebusan: Apakah maknanya?............................................................................. 97 Manusia bisa berkata 'tidak' kepada Allah........................................................... 114 Manusia Telah Menjadikan Firman Allah Tidak Berlaku - 1 ................................. 132 Manusia Telah Menjadikan Firman Allah Tidak Berlaku - 2 ................................. 160 Masuklah Melalui Pintu yang Sesak ..................................................................... 178 Mintalah Roti & Ikan............................................................................................. 198 Melakukan Kehendak Allah, Jalan Menuju Keselamatan..................................... 208 Mengapa Tuhan tidak melipat-gandakan 'Lima Roti dan Dua Ikan' kita? ............ 241 Misi gereja di tengah dunia .................................................................................. 265 Murid yang sejati.................................................................................................. 282 Neraka menurut ajaran Tuhan Yesus ................................................................... 300 Obat penawar bagi kemunafikan ......................................................................... 324 Takaran Kejahatan................................................................................................ 345 Penundukan kepada Allah, Kegenapan segala Kebenaran................................... 365 Pergi, juallah segala hartamu, dan datanglah serta ikutlah Aku .......................... 377 Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan oleh mereka........ 400 Perumpamaan Tentang Dua Macam Dasar.......................................................... 413 Pesan Perpisahan dari Yesus - Berjaga-jagalah .................................................... 432 Salibkan daging!.................................................................................................... 453 Sekali Anak, Selamanya Anak? ............................................................................. 478 Si Aku - Hambatan Menuju Kebesaran Rohani..................................................... 500 PENUTUP .............................................................................................................. 526
  • 4. ii | P a g e
  • 5. iii | P a g e PENDAHULUAN Visi dan Misi Cahaya Pengharapan Ministries: Membangun tubuh Kristus, sampai kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus - Efesus 4:13 Siapakah Cahaya Pengharapan Ministries? Cahaya Pengharapan Ministries adalah yayasan Kristen yang: - Berorientasi menyediakan pelatihan-pelatihan pemuridan bagi anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang ingin mengalami dengan sepenuhnya panggilan Tuhan untuk menjadi murid-Nya. - Memberitakan Kabar Baik melalui media massa seperti radio, internet, buku-buku dan majalah-majalah terbitan CPM. - Bersifat non-profit dan sama sekali tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik. - Bekerjasama dengan gereja, persekutuan Kristen dan lembaga lainnya untuk meningkatkan kualitas kerohanian anak-anak Tuhan. Bible Study (P.A) dan Tempat Pertemuan Bagi anak-anak Tuhan yang ingin mengenal firman Tuhan dengan lebih dalam dan praktis, kami mengadakan kelompok P.A. BERDIALOG di pelbagai kota di mana kami mempunyai perwakilan. Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut. Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami di cpm@cahayapengharapan.org atau 0813-8285-1058 untuk informasi lebih lanjut.
  • 6. iv | P a g e Buletin Gratis! Saudara yang ingin mendapatkan buletin terbitan Cahaya Pengharapan Ministries secara gratis, dipersilakan menghubungi kami dengan menyertakan nama dan alamat surat-menyurat yang lengkap. Buletin yang berisi khotbah, kesaksian hidup dan artikel yang dirancang demi pembangunan umat Kristen. Jangan dilewatkan! [Dapatkan Buletin Gratis di sini!] http://www.cahayapengharapan.org Tuhan Yesus memberkati. BMF collections - 2015
  • 7.
  • 8.
  • 9. 1 | B I B L E S U R V E Y Jalan untuk menjadi yang terutama "Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" Markus 10:32-45 (parallel Matius 20:20-28) Khotbah oleh Pendeta Eric Chang Markus 10:32-45 Kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang Matius pasal 20. Tapi, kita akan melihat lebih banyak dari perikop yang sejajar di Markus pasal 10. Perikop di Markus lebih lengkap, dan berisi lebih banyak perincian dibandingkan dengan yang ada di Matius. Inilah yang tertulis di dalam Markus 10:32-45 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata- Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (dalam hal ini bangsa Roma), dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." (Perhatikan betapa tidak layak tanggapan dari Yakobus dan Yohanes di dalam konteks ini. Yesus baru saja berbicara tentang fakta bahwa dia akan dihina, kemudian dihukum mati, namun perhatikan ucapan dari Yakobus dan Yohanes berikut ini.) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus (mereka bersaudara dan Zebedeus adalah bapa mereka), mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" (Bukankah ini lazim terdengar di kalangan umat Kristen?) Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
  • 10. 2 | B I B L E S U R V E Y Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri- Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Prinsip yang terdahulu dan yang terakhir Pada bagian terakhir dari perikop itu, Anda bisa melihat bahwa "prinsip yang terdahulu - yang terakhir" muncul lagi. Hal ini adalah prinsip dasar dari ajaran Yesus. Ini adalah jantung dari ajaran Yesus. Gagal memahami prinsip ini berarti gagal memahami semua yang diajarkan oleh Yesus. Ini adalah pernyataan yang bersifat mutlak. Memahami prinsip ini berarti memahami apa yang Yesus ajarkan. Itulah sebabnya Yesus berulangkali menguraikan prinsip ini.
  • 11. 3 | B I B L E S U R V E Y Namun Anda bisa lihat di dalam perikop ini bahwa para murid masih belum mengerti juga. Mereka tidak mengerti. Saya tidak tahu apakah Anda sudah mengerti. Apakah kita sudah mengerti? Itulah persoalannya. Sudahkah Anda mengerti prinsip bahwa yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu? Para murid mulai mengerti bahwa tidaklah mudah memasuki Kerajaan Namun mereka memang sudah mulai mengerti akan satu hal. Mereka mulai mengerti bahwa perkara diselamatkan, yaitu memasuki Kerajaan itu sama sekali tidak mudah. Dikatakan di dalam perikop ini: Saat itu mereka sedang dalam perjalanan naik menuju ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan mereka, dan perhatikanlah kalimat berikut ini: Murid-murid merasa tercegang (amazed) dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Tercengang dan takut. Mengapa mereka takut? Mengapa mereka tercengang? Perhatikan bahwa di Markus, kalimat tersebut muncul langsung sesudah kalimat yang disampaikan oleh Yesus kepada orang muda yang kaya itu. Apakah hal yang disampaikan oleh Yesus kepada orang muda itu dan apa juga hal yang Yesus sampaikan kepada para murid setelah itu? Yesus menyampaikan bahwa, "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Anda ingat bahwa di Markus 10:26, para murid sangat terkejut akan hal ini. Mereka benar-benar terperanjat akan ucapan ini. Lebih mudah bagi hewan yang berukuran besar seperti unta untuk masuk melalui lubang jarum daripada bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Mereka tertegun mendengarkan ucapan semacam ini, tercengang, demikianlah istilah yang dipakai di sini. Kecengangan ini bukan sekadar kecegangan yang berlangsung sementara saja. Ucapan tersebut masih terngiang di telinga mereka. Pada saat itu, Yesus sudah melangkah melanjutkan perjalanan. Hubungan antara kedua hal itu sangatlah dekat, malahan keduanya adalah peristiwa yang berurutan. Markus 10:17 berkata, Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya (ke Yerusalem).
  • 12. 4 | B I B L E S U R V E Y Pada waktu Yesus berangkat untuk melanjutkan perjalanannya itulah orang muda yang kaya ini datang dan berbicara dengannya. Dan di ayat 32, saat itu mereka sedang di tengah perjalanan ke Yerusalem. Jadi semua ini adalah bagian-bagian dari satu peristiwa (yakni peristiwa perjalanan menuju Yerusalem). Para murid itu baru saja mendengarkan apa yang Yesus sampaikan kepada orang muda ini dan kalimat tersebut masih terngiang di telinga mereka. Mereka tercengang dan menjadi sangat ketakutan. Pokok tentang keselamatan yang ditanyakan oleh orang muda yang kaya itu lewat pertanyaan, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" adalah hal yang sangat menggoncang mereka. Sebelum munculnya peristiwa ini mereka menyakini bahwa mereka sudah memperoleh hidup kekal itu. Dan sekarang mereka menjadi sangat ketakutan. Yesus tidak pernah ragu untuk menggoncangkan keyakinan dan rasa puas diri bahkan sampai pada titik di mana para murid sekarang menjadi ketakutan. Ketakutan yang semacam ini justru bagus. Ketakutan yang sejenis ini sangat bagus. Mengapa? Karena domba yang tidak punya rasa takut akan berkeliaran menjauh dari gembalanya, dan akan segera diterkam oleh serigala, atau dibinasakan oleh beruang. Domba yang ketakutan akan belajar untuk tetap tinggal dekat dengan gembalanya. Itulah sebabnya mengapa saya katakan bahwa rasa takut yang semacam ini sangat bagus, takut akan Tuhan adalah permulaan dari hikmat. Mereka yang tetap bersama dengan Yesus sekarang mengikut dia dengan rasa takut Yang lebih mengejutkan lagi adalah struktur kalimat di sini: Murid- murid merasa tercengang dan juga orang-orang yang mengikuti Dia - kalimat “orang-orang yangmengikuti Dia” itu berarti bahwa ada sebagian yang tidak ikut Yesus. Sebagian tetap ikut dan sebagian lagi tidak ikut. Hal ini menunjukkan bahwa ucapan Yesus ini agak sulit untuk diterima. Tidak semuanya mengikut dia, dan orang-orang yang mengikuti dia dari belakang merasa takut. Inilah makna yang didapatkan di sini. Seringkali, ada sebagian murid Yesus yang pergi meninggalkan dia. Sebenarnya ini adalah hal yang sering terjadi. Di bagian terakhir Yohanes pasal 6, dicatatkan tentang orang yangtidak
  • 13. 5 | B I B L E S U R V E Y dapat menerima ajarannya tentang hal memakan dagingnya dan sebagainya. Akibatnya mereka meninggalkan Yesus. Di dalam perikop ini, mereka juga mendapati bahwa ajarannya sangat sukar diterima. "Kalau diselamatkan itu sangat sukar, lebih baik kita pergi saja." Akan tetapi ada yang tetap ikut, namun sekarang mereka mengikuti dengan rasa takut. Mereka mengikuti dengan rasa takut karena menyadari bahwa perkara diselamatkan, bahwa hal memperoleh hidup kekal, adalah perkara yang sangat sukar. Mereka sudah dicekam rasa takut, akan tetapi Yesus masih berbicara tentang kematiannya! Seolah-olah rasa takut mereka itu masih belum cukup. Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh Yesus setelah itu. Ucapan tersebut cukup untuk membuat mereka mundur. Di ayat 33, Yesus berkata kepada mereka, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem." Untuk apa? Untuk mengadakan pesta besar? Apakah untuk bersenang-senang di Yerusalem? Bukan. "Gurumu, akan mati di sana." Wah! Sekarang saja mereka sudah ketakutan, tapi Yesus malah memberitahu mereka bahwa dia akan mati juga! "Apakah engkau akan meninggalkan kami seperti anak-anak yatim piatu? Kami harus mulai berjuang sendiri? Dan jika engkau akan dihukum mati di sana, lalu bagaimana dengan kami?" Anda lihat, Yesus tidak menentramkan hati mereka di tengah ketakutan mereka itu. Dia terus memberitahukan kebenaran kepada mereka. Urusannya akan menjadi lebih buruk. "Kalau kalian pikir yang sekarang ini sudah cukup buruk. Lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Aku akan dihina. Aku akan dipermalukan. Aku akan dihukum mati. Camkan hal ini baik-baik. Pahami dengan baik. Saat-saatku untuk berada bersama kalian sudah hampir habis. Aku akan segera pergi."." Murid-murid sama sekali tidak memahami hal kebangkitan yang dikatakan Yesus Akan tetapi Yesus memberikan satu ucapan yang membangkitkan semangat: setelah tiga hari, maka dia akan bangkit kembali. Dia akan bangkit. Apakah artinya? Para murid juga tidak bisa memahami hal ini. Dia akan bangkit? Di mana dia akan bangkit? Apa arti semua ini?
  • 14. 6 | B I B L E S U R V E Y Sungguh sulit untuk dipahami. Dan sebagaimana yang Anda ketahui, ketika Yesus dihukum mati, mereka sama sekali tidak berpikir bahwa dia akan bangkit kembali. Ingatkah Anda bahwa di dalam perjalanan menuju Emaus, mereka menyampaikan hal ini kepada seorang asing yang seperjalanan dengan mereka, "Kami kira dia akan membebaskan Israel dan, tentunya, kami juga, akan tetapi dia justru disalibkan. Seperti itulah akhir riwayat dari seorang besar seperti dia." Semua perkataan Yesus bahwa dia akan bangkit kembali sama sekali tidak mereka ingat. Sama seperti kebanyakan dari kita, kita membaca Alkitab, kita membacanya akan tetapi tidak memahaminya. Kita tidak tahu apa maksudnya. Seperti ada semacam penghalang, ada satu halangan mental di sana. Sungguh luar biasa cara Yesus menangani kita, bukankah begitu? Hikmatnya sangat luar biasa yang terlihat dari perumpamaannya yang bersifat diagnostik; yang begitumembongkar hati kita. Setelah isi hati mereka terbongkar, mereka lalu mulai merasa sangat ketakutan. Pada saat mereka ketakutan, tentunya Anda akan berpikir bahwa Yesus akan berkata, "Jangan kuatir sobat. Semuanya baik-baik saja. Persoalannya tidak akan berjalan seburuk yang kau pikirkan." Justru sebaliknya, Yesus malah berkata kepada mereka bahwa urusannya akan menjadi semakin buruk. Pada titik ini, mereka tentu benar-benar ketakutan. Mereka tidak mengerti mengapa Yesus perlu mati Ayat yang sejajar di Lukas 18:34, memberitahu kita bahwa mereka tidak mengerti apa yang Yesus katakan. Mereka tidak tahu apa maksud perkataannya. Dan Lukas 18:34 berbunyi seperti ini: Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Hal apakah yang tidak mereka pahami itu? Apakah itu karena mereka tidak mengerti bahasa Aram yang dipakai oleh Yesus saat berbicara dengan mereka? Bahasa itu adalah bahasa sehari-hari mereka. Lalu hal apa yang tidak bisa mereka pahami? Anak Manusia akan diserahkan. Anak Manusia adalah gelar yang selalu dipakai oleh Yesus dalam menyebutkan dirinya. Hal apa yang tidak bisa mereka pahami di sana? Dia akan diserahkan kepada imam kepala, dan mereka akan menghukum mati dia.
  • 15. 7 | B I B L E S U R V E Y Bagian mana yang menurut Anda sukar untuk dipahami? Apakah tata bahasanya? Adakah hal yang tidak jelas di dalam ayat ini? Adakah bagian yang bersifat teka-teki di ayat ini? Bahasanya sungguh sangat sederhana dan tegas. Ia akan diolok-olokkan, diludahi - adakah hal yang sulit dipahami di sini? Disesah dan dibunuh. Apa yang sukar untuk pahami di sini? Alkitab berkata, Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu. Tak ada satu halpun yang mereka pahami. Ucapan itu dikatakan tersembunyi dari pemahaman mereka. Hal apakah yang tidak bisa mereka pahami? Mereka sudah mengerti bahwa diselamatkan itu sangat sukar. Dan ini adalah untuk yang ketiga kalinya, bukan untuk yang pertama kalinya, melainkan yang ketiga kalinya Yesus memberitahu murid-muridnya bahwa dia akan mati dan bahwa dia akan bangkit kembali. Jadi ini bukanlah pernyataan yang baru bagi mereka akan tetapi mereka masih juga tidak memahaminya. Hal apakah yang tidak bisa mereka pahami? Mereka tidak mengerti mengapa begitu penting bagi dia untuk mati! Jelas bukan karena mereka tidak mengerti arti dari kalimat yang disampaikan. Maksud saya, Anda sendiri tentunya bisa memahami kalimat tersebut. Setiap anak kecil yang bisa membaca tentunya bisa mengerti akan hal ini. Akan tetapi mereka tidak bisa mengerti mengapa hal ini menjadi penting? Mengapa? Mengapa Yesus harus mati? Dan seringkali saya juga mendapat pertanyaan seperti ini. Saya yakin bahwa pertanyaan ini juga muncul di benak Anda. Mengapa Yesus mati? Mengapa dia harus mati? Tidak bisakah kita diselamatkan dengan cara lain? Tidak adakah cara yang lebih mudah untuk diselamatkan? Pertanyaan ini muncul karena kita tidak mengerti betapa seriusnya persoalan dosa. Demikianlah, jika dikatakan bahwa mereka tidak mengerti semua ini, bukan berarti bahwa mereka tidak bisa memahami kalimatnya, melainkan mereka tidak bisa mengerti mengapa harus demikian. Mengapa orang baik harus mati? Mengapa orang benar harus selalu tertindas, dan orang jahat boleh berbuat sesuka hatinya? Mengapa para bos mafia boleh hidup nyaman dengan uang jutaan dolar sementara orang benar harus berjuang keras demi hidupnya hanya untuk sejumlah kecil uang? Mengapa? Kita tidak mengerti akan hal-hal tersebut. Mengapa selalu saja orang benar yang harus menderita sementara orang jahat bebas berkeliaran?
  • 16. 8 | B I B L E S U R V E Y Jadi bukan karena mereka tidak memahami arti kalimatnya, melainkan mereka tidak mengerti mengapa harus demikian. Bisakah Anda mengerti mengapa harus demikian? Mengapa Yesus harus mati? Dapatkah Anda memahami prinsip yang terdahulu menjadi yang terakhir dan yang terakhir menjadi yang terdahulu, bahkan setelah mendengarkan eksposisinya, bisakah Anda memahaminya? Saya tidak tahu apakah kita bisa memahami apa yang diajarkan oleh Yesus. Namun perhatikan betapa kecilnya pemahaman para murid. Yakobus dan Yohanes memutuskan untuk membicarakan hal- hal yang menyenangkan Yakobus dan Yohanes menilai bahwa pokok pembahasan yang sedang terjadi terlalu sedih dan menakutkan. "Kita harus membangkitkan semangat. Kita harus menggembirakan suasana. Setelah berbicara tentang hal kematian, diludahi, penghinaan dan pembunuhan, mari kita bicarakan hal yang lebih menyenangkan. Saya tidak mengerti mengapa atau apa maksud perkataanmu, dan apakah engkau sedang berbicara memakai bahasa perlambangan, akan tetapi kami percaya bahwa engkau akan menjadi orang besar. Tak seorangpun yang pernah mengajar seperti engkau mengajar. Kami bisa melihat bahwa engkau adalah pribadi yang hebat. Kami telah melihat dukungan rakyat terhadapmu. Rakyat banyak dengan senang hati mendengarkan engkau. Kemanapun engkau pergi, selalu berkumpul banyak orang. Kami tahu bahwa suatu hari nanti, entah dengan cara apa, engkau akan menjadi besar. Kami tidak tahu bagaimana caranya, akan tetapi engkau akan sampai di sana. Dan jika engkau telah sampai di sana, tolong perhatikan kami, aku dan saudaraku, satu di sebelah kananmu, dan yang satu lagi di sebelah kirimu. Bagaimana?" Setelah semua pembicaraan tentang prinsip yang terdahulu dan yang terakhir namun ternyata mereka masih belum memahaminya. Belum apa-apa mereka sudah ingin menjadi yang terutama lagi. Luar biasa! Bukankah luar biasa, kita bisa saja mendengarkan khotbah tentang Firman Allah minggu demi minggu, namun kita tidak memahaminya. Kita tidak menerapkannya di dalam kehidupan kita, jadi apa gunanya mendengarkan Firman Allah? Dan begitulah mereka, mereka meminta untuk menjadi yang terutama lagi: "Berilah kami tempat yang paling utama di dalam Kerajaanmu."
  • 17. 9 | B I B L E S U R V E Y Yesus berkata, "Jadilah yang terakhir, kalau kamu ingin menjadi yang utama" Perhatikan, Yesus tidak menegur mereka. "Kalian ingin menjadi yang terutama? Baiklah. Namun apakah kalian tahu bagaimana untuk bisa menjadi yang terutama? Jalan untuk menjadi yang terdahulu adalah dengan menjadi yang terakhir." Oh! Bagaimana menjadi yang terakhir? Apa itu yang terakhir? Yesus berkata, "Kalau kalian ingin mencapai puncak, maka kalian harus pergi ke bawah. Jalan menuju ke atas adalah lewat bawah." Ini adalah hal yang sangat sukar untuk dipahami. Jalan menuju ke atas itu lewat bawah? Apa ini? Mungkin engkau sedang bermain teka-teki. Hal ini tidak bisa dipahami. Dalam bahasa yang sederhana, Yesus berkata, "kalau kalian ingin menjadi yang terdahulu di dalam Kerajaan Allah, kalau kalian ingin berada di sebelah kanan dan kiriku, aku akan beritahu caranya." Ah! Mereka begitu bersemangat! "Ya, ya. Bagaimana caranya?" "Caranya adalah dengan meminum cawan yang harus kuminum dan menerima baptisan yang harus kuterima. Sanggupkah kalian melakukannya?" "Oh, ya. Tidak masalah!" (Karena mereka tidak tahu apa yang sedang dibicarakan di sini) "Kami sanggup," begitu kata mereka. Lalu apa itu cawannya? Cawan itu tentunya adalah cawan kematian. Dan tampaknya mereka masih belum mengerti juga. "Cawan yang akan kuminum itu bisakah kalian meminumnya juga?" "Oh, tentu saja." Sebelum Anda berkata 'ya', sebaiknya Anda cari tahu dulu hal yang Anda setujui itu. Yesus berkata, "Baiklah, dalam hal ini, kalian memang akan meminum cawan yang kuminum." Seperti yang bisa kita baca di Kisah rasul 12, Yakobus adalah salah satu murid yang mati lebih awal. Dia memang meminum cawan itu. 'Cawan' mengacu pada sesuatu yang Allah berikan atau wariskan kepada Anda. Lalu apakah makna cawan itu? Untuk bisa memahami makna cawan, kita perlu memahami isi Perjanjian Lama. Yesus memakai istilah ini di Yohanes 18:11. Di dalam peristiwa di Taman Getsemani, ketika Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga salah satu hamba imam besar yang bernama Malkhus. Dan Yesus di ayat 11 itu berkata kepada
  • 18. 10 | B I B L E S U R V E Y Petrus, "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?" "Aku akan meminum cawan ini, apakah engkau akan berdiri menghalangi-ku meminum cawan ini?" Di dalam Perjanian Lama, cawan mengacu pada jatah atau bagian, sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada Anda untuk dijalankan atau diwarisi. Cawan bisa mengacu pada pemberian yang baik atau yang buruk. Di Mazmur 11:6, cawan mengacu pada sesuatu yang buruk. Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isipiala mereka. Di Mazmur 16:5, cawan mengacu pada sesuatu yang baik: Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Jadi, 'cawan' bisa mengacu pada segala sesuatu yang diberikan kepada Anda, entah sesuatu yang harus Anda tanggung atau akan Anda nikmati, bisa berupa salah satu dari keduanya. Di dalam perikop yang sedang kita bahas ini, cawan tersebut adalah cawan kematian, ini adalah cawan murka Allah atas dosa. Kita baca di Mazmur 75:9, dan saya akan bacakan ayat itu kepada Anda untuk memberikan gambaran tentang latar belakang masalah ini di dalam Perjanjian Lama: Sebab sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi. Ini adalah cawan penghakiman Allah terhadap orang-orang fasik, dan cawan inilah yang akan diminum oleh Yesus dalam mewakili kita. Cawan ini sering disebut di dalam Perjanjian Lama sehingga orang yang akrab dengan isi Perjanjian Lama tidak akan kesulitan di dalam memahaminya. Di dalam Perjanjian Lama, cawan ini disebutkan di Yesaya 51:17,22; Yeremia 25:15,17 dan sebagainya. Inilah cawan yang disebutkan oleh Yesus, dan mereka mengaku sanggup untuk ikut meminumnya. 'Baptisan' melambangkan kematian dan penguburan Lalu bagaimana dengan 'baptisan'? Baptisan adalah lambang yang lazim atas kematian dan penguburan. Saat seseorang dibaptis, hal itu melambangkan kematiannya saat dia masuk ke dalam air, lalu saat air menutupi dia, hal itu melambangkan penguburannya. Kemudian dia
  • 19. 11 | B I B L E S U R V E Y bangkit lagi dari baptisan itu, hal ini melambangkan bahwa dia bangkit menuju hidup yang baru. Jadi, cawan dan baptisan itu sama-sama melambangkan kematiannya. Apa terjadi saat Anda menempatkan diri Anda sebagai yang terutama? Kita akan melanjutkan ke ayat 41, kita lihat betapa niat meninggikan diri mereka ini segera saja menimbulkan ketegangan dan kejengkelan di kalangan para murid. Mengapa muncul ketegangan dan kejengkelan? Karena kita tidak memahami prinsip yang terdahulu-yang terakhir. Perhatikan ayat 41: Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Perhatikan kalimat menjadi marah. Hal ini masih belum merupakan akhir dari persoalan tersebut. Kemarahan mereka bukan sesaat saja. Menjadi marah (they began to be = mulai) - kata ini menunjukkan bahwa proses menjadi marah terhadap Yakobus dan Yohanes itu berlangsung cukup lama. Dari sini kita bisa lihat bahwa di tengah gereja, di dunia, atau di tengah keluarga, saat orang mulai menempatkan dirinya sebagai yang terutama, menempatkan kepentingan, hasrat atau kesenangan mereka sendiri sebagai yang terutama, maka akan muncul ketegangan di tengah keluarga, akan muncul ketegangan di gereja atau di dunia karena orang-orang ingin menempatkan dirinya di tempat pertama. Dan segera saja, ketika Yakobus dan Yohanes mulai menempatkan diri mereka sebagai yang terutama, muncullah konflik di kalangan murid- murid. Prinsip yang terdahulu-yang terakhir memaksa kita untuk membuat pilihan Itulah sebabnya mengapa di ayat 42 Yesus mengulangi prinsip yang sangat penting ini, yang sudah kita bahas selama beberapa khotbah terakhir sampai dengan sekarang ini: yaitu Prinsip Yang Terdahulu- Yang terakhir. Lalu Yesus memanggil mereka dan berkata kepada mereka, "Bagaimana dengan dunia? Di dunia, mereka yang menjadi bos memerintah dengan tangan besi. Mereka gemar menunjukkan bahwa mereka punya kekuasaan. Mereka gemar memamerkan kewenangan mereka."
  • 20. 12 | B I B L E S U R V E Y "Pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka." Kata Yunani yang dipakai di sini bermakna bahwa mereka berusaha untuk membuat agar orang lain berada di bawah kekuasaan mereka. "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar (terdahulu) di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (menjadi yang paling terakhir), dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Sekalipun dia adalah yang terutama, dia menjadi yang terakhir; dia menjadi pelayan bagi semua orang. Bagaimana dia melayani? Dia berikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang. Bisakah kita memahami hal ini? Dapatkah Anda memahami hal ini? Di sini muncul prinsip penting yang harus kita serap. Ayat-ayat ini menghadapkan sebuah pilihan kepada kita. Prinsip Yang Terdahulu- Yang Terakhir menghadapkan Anda pada sebuah pilihan. Anda harus membuat sebuah pilihan dan Anda tidak bisa netral. Apakah pilihannya? Entah Anda memilih untuk mnejadi yang terdahulu atau menjadi yang terakhir. Dan Anda tidak akan bisa memilih untuk bersikap netral. Ini adalah prinsip yang harus Anda jalani, yakni prinsip pilihan. Apakah maksudnya? Apakah kita akan membuat pilihan untuk tidak menjadi yang terutama? Sekarang Anda bisa lihat bahwa Yesus sedang menjelaskan apa maknanya. Prinsip itu sudah dia jelaskan, bukankah demikian? Pilihan Anda adalah untuk melayani atau dilayani? Sebagaimana yang telah disampaikan di bagian yang lain oleh Yesus, Anda ingin diselamatkan atau kehilangan keselamatan. Ingin mempertahankan hidup Anda atau memberikannya. Hanya dua itu pilihan Anda. Dan dengan bersikap tidak memilih, sebenarnya Anda sudah memilih. Keputusan untuk tidak memilih itu sendiri sudah merupakan sebuah pilihan. Malahan, pada saat ini sebenarnya Anda sudah memilih, apakah Anda akan mempertahankan hidup Anda atau akan kehilangan, entah Anda akan memberikan nyawa Anda atau ingin mempertahankannya. Anda telah membuat sebuah pilihan karena kita semua, secara alami,
  • 21. 13 | B I B L E S U R V E Y memilih untuk mempertahankan nyawa kita. Kita semua secara alami memilih untuk mempertahankan hidup kita. Kita semua secara alami memilih untuk menjadi yang terdahulu, menempatkan kepentingan kita sebagai yang terutama, itulah maksud penjelasannya. Anda sudah membuat pilihan itu. Satu-satunya plihan yang masih ada adalah apakah Anda bersedia berhenti dari cara hidup iniagar bisa menjadi seorang murid yang memilih untuk menjadi yang terakhir. Hanya itu pilihan yang perlu Anda buat. Itulah sebabnya mengapa para murid menjadi cemas. Mereka mendapati bahwa pilihan itu sangat sukar, karena secara alami, kita hidup demi kepentingan kita sendiri; kita mengejar kepentingan kita sebagai yang terutama. Seperti itulah diri kita secara alami. Dan ketika mereka menyadari bahwa untuk memperoleh hidup yang kekal itu akan melibatkan pengorbanan cara hidup mereka - untuk bisa melewati lubang jarum, untuk bisa melewati jalan yang sempit, mereka menyadari betapa sukarnya diselamatkan itu. Pendeta yang memberitahu Anda bahwa jalan itu mudah adalah pendeta yang tidak memberitahukan segenap kebenaran kepada Anda. Yesus tidak menyembunyikan kebenaran dari kita. Dia memberitahu kita apa adanya. Anda akan menerimanya atau menolaknya, itu saja. Seperti itulah jalannya. Kesukarannya sama seperti berusaha melewati lubang jarum. Sesukar itu, bukan semudah itu. Ini adalah masalah pilihan antara jalan yang lebar dengan jalan yang sempit. Yesus berkata di Matius 7:13 bahwa jalan yang menuju kebinasaan itu lebar dan banyak orang yang memilih melintasinya. Lebarlah jalannya, dan mudah untuk ditempuh jalan menuju kebinasaan itu, namun sungguh sukar jalan menuju hidup kekal itu. Suatu jalan yang sukar, jalan yang sempit; gerbang yang sempit. Itulah sebabnya mengapa Yesus berkata di Lukas 13:24, Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Anda mendapati ada dua jalan di hadapan Anda, dan secara alami Anda memilih jalan yang lebar sama seperti yang dipilih oleh kebanyakan orang. Seperti itulah watak alami kita. Watak kita egois; watak kita mementingkan diri sendiri; watak kita meninggikan diri sendiri, jadi tentu saja kita memilih jalan yang lebar. Melangkah di jalan yang sempit melibatkan pilihan untuk berbalik arah, mengubah cara hidup, menempatkan diri Anda sebagai
  • 22. 14 | B I B L E S U R V E Y yang terakhir dan Allah sebagai yang terdahulu. Akan tetapi jalan yang sempit itu menuju kepada hidup, dan jalan itu membutuhkan pengorbanan yang sangat besar. Anda harus membuat pilihan: apakah Anda ingin dilayani atau melayani? Itulah sebabnya mengapa pada saat itu para murid merasa tercengang. Mungkin lebih baik kita tetap bertahan dengan hukum Taurat. Mempersembahkan korban di Bait Allah memang memerlukan sejumlah uang akan tetapi hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan keharusan mengubah segenap sikap hati, segenap cara hidup dansegenap cara berpikir. Tuntutan ini terlalu berlebihan! Kita tidak bisa memenuhinya. Akan tetapi itulah pilihan yang harus Anda tempuh. Jadi, pada dasarnya, pilihan itu adalah sebagai berikut: kita akan mempertahankan hidup kita atau memberikannya. Entah kita akan minta dilayani atau melayani. Secara alami kita cenderung ingin dilayani. Perhatikan saja perilaku orang-orang, mereka semua ingin agar orang lain melayani mereka, mereka tidak suka melayani orang lain. Rasanya seperti direndahkan, seperti dipermalukan, menjadi lebih rendah, menjadi yang terakhir, menjadi yang paling belakang. Itulah hal yang dikatakan oleh Yesus di sini: Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka harus menjadi yang terakhir, menjadi pelayan bagi semua orang. Malahan Yesus menegaskan hal ini secara gamblang berkali-kali. Di Markus pasal 9 Yesus sudah memberitahukan akan hal ini kepada para murid. Dan perhatikan bagaimana dia menjelaskan prinsip yang terdahulu-yang terakhir di Markus 9:35 itu. Saat itu sedang berlangsung pembicaraan tentang siapa yang terbesar, hal yang Anda ingat terdapat di dalam ayat 34. Lalu di ayat 35, Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Di sini Yesus memberitahu arti dari 'yang terakhir dari semuanya'. Artinya adalah menjadi pelayan dari semuanya - dan hal itulah tepatnya yang sedang Yesus sampaikan di dalam pasal 10. Menjadi yang pertama berarti menjadi yang terbesar. Menjadi yang terakhir
  • 23. 15 | B I B L E S U R V E Y berarti menjadi pelayan dari semuanya. Anda harus membuat pilihan di sini. Apakah Anda ingin dilayani atau melayani? Tentu saja kita ingin dilayani! Di sanalah letak persoalannya! Itulah persoalannya! Sebelum segenap cara pandang kita berubah, maka Kerajaan Allah akan jauh dari diri kita. Jauh sekali. Itulah pilihannya. Itulah hal yang harus kita lakukan. Yesus tidak pernah melakukan sesuatu hal untuk dirinya sendiri. Perhatikan Kristus sendiri. Bagaimana cara Yesus menjalani hidupnya? Perhatikanlah perikop ini. Perhatikanlah segenap kehidupan Yesus. Saat saya mempelajari kehidupan Yesus, saya terkejut akan satu hal. Saya tidak bisa membayangkan apakah dia pernah berbuat sesuatu demi kepentingannya sendiri. Perhatikanlah saat-saat pencobaan. Tujuan dari pencobaan adalah untuk mendorong Yesus berbuat sesuatu demi kepentingannya pribadi. Mengubah batu menjadi roti. Apakah engkau lapar? Ubahlah batu itu menjadi roti. Yesus tidak mau melakukannya. Dia bisa saja melakukannya akan tetapi dia tidak mau melakukannya. Yesus tidak pernah melakukan sesuatu demi kepentingan pribadinya. Bisakah Anda membayangkan sesuatu yang Yesus kerjakan demi kepentingan pribadinya? Segenap hidupnya dijalani demi kepentingan orang lain. Memberi dan memberi. Dia tidak mempertahankan apa-apa. Dia memberi dan terus memberi. Kuasanya dipakai untuk melayani orang lain; menyembuhkan orang lain, menguatkan orang lain, menyelamatkan orang lain - selalu untuk orang lain. Hal apakah yang Yesus kerjakan demi kepentingan pribadinya? Ini adalah watak yang luar biasa dari Kristus. Lalu Yesus meminta dari kita, "Kalau kamu mau menjadi muridku, " - apakah makna dari menjadi murid jika bukan menjadi pengikutnya, melakukan apa yang dia lakukan - "maka kamu harus mengubah gaya hidupmu." Kita tidak bisa menjadi orang Kristen atau murid jika kita tidak mengikut Yesus. Seorang Kristen dan seorang murid adalah sama saja menurut Perjanjian Baru, hal yang perlu diketahui oleh semua orang. Dan setiap orang yang berkata bahwa keduanya itu berbeda, berarti jelaslah bahwa dia belum membaca Alkitabnya. Seorang Kristen dan seorang murid adalah hal yang sama saja menurut Alkitab, pahami hal ini dengan baik. Orang-orang Kristen itulah yang disebut sebagai para
  • 24. 16 | B I B L E S U R V E Y murid, hal yang dikatakan oleh Alkitab kepada kita. 'Para murid' adalah sebutan bagi orang-orang Kristen. Anda adalah seorang Krsiten, dan oleh karena itu juga adalah seorang murid, atau Anda bukan seorang Kristen, dan oleh karenanya juga bukan seorang murid. Lalu, apakah Anda akan mengikut dia? Karena orang yang tidak mengikut Kristus tidak bisa disebut sebagai murid. Artinya, Anda harus menjalani gaya dan cara hidupnya, itulah hal yang dikatakan oleh Yesus. "Barangsiapa ingin mengikut aku, dia harus memikul salibnya dan mengikut aku. Aku akan disalibkan. Kamu harus memikul salibmu dan mengikut aku. Ke mana aku pergi, ke situ pula kamu akan pergi." Ini bukanlah lelucon; inilah makna pemuridan. Yesus memberikan hidupnya untuk membayar harga buat pembebasan kita Untuk apakah Yesus mati? Apakah karena dia senang menjalani kematian? Tentu saja tidak, tak ada orang yang senang menikmati kematian. Dia datang untuk memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang. Dikatakan di sini, di dalam ayat yang terakhir, yakni hal yang sedang kita teliti. Untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan: untuk memberi, bukannya untuk mengambil, melainkan untuk memberikan nyawanya. Untuk apa? Sebagai tebusan. Apakah tebusan itu? Tebusan adalah harga yang harus dibayar untuk suatu pembebasan. Di zaman sekarang ini, kita tahu persis apa arti tebusan itu. Orang-orang Iran meminta sejumlah tebusan bagi para sandera mereka: Anda memberi beberapa juta dolar dan para sandera itu dibebaskan. Uang sekian juta dolar ini adalah tebusan bagi para sandera tersebut. Yesus datang untuk memberikan nyawanya untuk membayar harga pembebasan kita, untuk memerdekakan kita. Untuk membebaskan kita dari apa? Untuk membebaskan kita dari belenggu dosa, dari belenggu dunia, dan di atas semuanya itu, dari belenggu diri kita sendiri. Tak ada belenggu yang lebih buruk daripada belenggu diri sendiri. Kita adalah para budak yang diperbudak oleh diri kita sendiri, itulah persoalannya. Dan kita mengira bahwa diri kita ini merdeka. Kita tidak benar-benar merdeka sebelum kita dimerdekakan dari diri kita sendiri. Ini adalah hal yang ajaib.
  • 25. 17 | B I B L E S U R V E Y Banyak yang menderita secara mental karena terbelenggu pada diri sendiri Saya tidak tahu apakah Anda pernah melihat orang yang stress berat. Pernahkah Anda melihat orang yang stress sampai mentalnya terganggu? Pernahkah Anda melihatnya? Pernahkah Anda melihat bahwa bagaimanapun usaha Anda untuk menolongnya, Anda tidak bisa menolong orang tersebut. Mengapa? Karena orang tersebut berada dalam suatu belenggu, dan Anda merasa keheranan melihat betapa kuatnya belenggu itu sehingga orang tersebut tidak bisa dimerdekakan. Sudah seringkali saya berusaha untuk menolong orang yang berada dalam kehancuran mental dan saya menyaksikan adanya belenggu yang sangat kuat. Tak ada orang lain yang membelenggu mereka; tak ada hal eksternal yang sedang membelenggu mereka akan tetapi mereka berada dalam belenggu diri mereka sendiri karena mereka mengidap semacam ketakutan yang tak dapat mereka jelaskan dan ketakutan ini menggerogoti mereka. Mereka mengalami ketegangan batin. Anda tidak akan bisa lolos dari belenggu diri sendiri ini. Ini adalah bentuk paling ekstrim dari belenggu pada diri sendiri. Jika Anda mengarahkan pikiran hanya kepada diri Anda sendiri, maka Anda sedang menghancurkan diri Anda. Anda tidak akan bisa merdeka dari belenggu ini sebelum segenap sikap hati dan cara hidup Anda berubah sepenuhnya, sebelum segenap sikap hati dan cara hidup Anda berubah sepenuhnya. Jika tidak begitu, maka Anda tidak akan bisa memulihkan situasi. Anda bisa memberikan orang itu obat bius, hal yang dilakukan oleh para psikiater. Mereka menyuntikkan berbagai macam obat penenang dan menyuruh si penderita untuk menelan valium (obat bius) dalam dosis besar, ataupun berbagai macam jenis obat penenang untuk mengurangi ketegangan syaraf dan otot - dalam rangka menumpulkan pikiran, untuk mengaburkan benak Anda. Namun bagaimana setelah pengaruh obat bius itu berlalu? Anda kembali lagi kepada gejala-gejala tersebut; Anda kembali ke titik semula lagi. Mungkin Anda lalu mencoba terapi listrik,shock therapy - memakai aliran listrik untuk mengejutkan segenap sistem syaraf Anda. Separah itulah belenggu pada diri sendiri ini. Manusia harus mengubah mentalitas yang berpusat pada dirinya sendiri untuk bisa bebas dari stress
  • 26. 18 | B I B L E S U R V E Y Belakangan ini saya membaca sebuah buku karangan seorang dokter terkemuka yang bernama Hans Seyle, seorang professor dan direktur bidang Kedokteran Eksperimental di University of Montreal. Professor Seyle ini adalah seorang pakar yang terkenal di bidang stress dan tekanan mental, dan dia telah menulis banyak buku dan juga lebih dari seribu artikel tentang masalah ini, dan bukunya yang terkenal adalah Stress Without Distress (Stress tanpa Tertekan). Alasan mengapa saya katakan karya-karyanya sangat menarik adalah karena dia sedang melakukan penelitian yang mendalam tentang akar dari stress dan mendapati bahwa akar dari stress adalah masalah sikap hati, sesuatu yang berkaitan dengan pikiran dan bukannya tubuh. Oleh sebab itu, di dalam bukunya ini, yaitu Stress Without Distress, dia menunjukkan bahwa satu-satunya jalan untuk bisa bebas dari stress ini sebenarnya adalah dengan cara: mengubah mentalitas Anda, mengubah segenap sikap hati Anda. Jadi, sekalipun dia bukan seorang psikiater sepenuhnya, pada dasarnya dia adalah seorang peneliti bidang kesehatan, namun dia sampai pada kesimpulan - sebagai hasil dari penelitiannya atas permasalahan stress pada hewan dan juga pada manusia, bahwa harus ada perubahan di dalam diri manusia untuk bisa menghadapi stress di dalam kehidupan. Apakah sebenarnya stress itu? Hans Seyle menunjukkan, pada dasarnya stress muncul dari keegoisan, dari mentalitas yang mementingkan diri sendiri. Setiap upaya untuk menjadi yang terutama akan membawa Anda pada stress dan ketegangan yang mengerikan. Dan karena Anda ingin menjadi yang terutama, hal itu bukan sekadar menimbulkan konflik, hal yang kita lihat terjadi di kalangan para murid saat itu - niatan itu menimbulkan kecemburuan dan pertentangan serta kepahitan. Hal itu juga menciptakan perpecahan di dalam keluarga. Perhatikanlah dunia tempat kita tinggal. Kita melangkah melalui satu konflik menuju konflik yang berikutnya, satu masa peperangan menuju masa peperangan lainnya. Satu-satunya jalan bagi kita untuk mengubah situasi dunia ini adalah dengan cara mengubah manusianya. Dan satu-satunya jalan bagi Anda untuk mengubah manusianya adalah dengan cara mengubah sikap hatinya, segenap cara berpikirnya, arah hidupnya. Hanya dengan cara itu baru Anda bisa mendapatkan kedamaian, kebebasan dari stress, dari kecemasan, karena segenap arah dan tujuan hidup Anda telah berubah.
  • 27. 19 | B I B L E S U R V E Y 'Altruisme egoistis' - melakukan sesuatu hal untuk orang lain demi mendapatkan manfaat bagi diri sendiri Tentu saja, Hans Seyle bukanlah seorang Kristen, dan sebagai seorang non-Kristen, sangatlah menarik untuk melihat bagaimana dia memberikan saran untuk mengubah arah tujuan hidup Anda. Seyle sampai pada rumusan yang dia sebut 'altruisme egoistik'. Anda tentu tahu apa itu egoisme. Egoisme itu berarti menempatkan kepentingan Anda sebagai yang terutama; menjalani hidup demi diri sendiri. Sedangkan altruisme itu adalah kebalikannya, yakni hidup demi orang lain. Lalu bagaimana Anda bisa menggabungkan keduanya? Cara yang paling mungkin adalah dengan membuat semacam kompromi dalam arti Anda berusaha untuk hidup bagi orang lain demi kepentingan pribadi Anda. Dia mendapati bahwa ini adalah satu- satunya jalan untuk mengatasi persoalan stress itu. Apakah yang dia maksudkan dengan jalan keluar ini? Yang dia maksudkan adalah Anda menyenangkan hati orang lain, dan karena Anda menyenangkan hati orang lain maka Anda memperoleh banyak teman. Dan jika Anda mencari teman dengan cara menyenangkan hati mereka, maka mereka mau menjadi sahabat Anda dan Anda akan memiliki semacam penyangga di sekitar Anda. Jadi Anda memanfaatkan orang-orang tersebut sebagai semacam penyangga bagi Anda. Dengan cara ini jika ada orang yang menekan Anda, maka Anda memiliki banyak teman yang akan menolong Anda. Mereka akan menjadi semacam penyangga bagi Anda terhadap realitas kehidupan yang keras ini. Ini adalah ide yang sangat mirip dengan yang dilontarkan oleh Dale Carnegie dalam tulisannya How to Wins Friends and Influence People (Bagaimana Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Orang-orang). Lewat cara ini, Anda mendapatkan banyak teman dan mereka akan berada di sekeliling Anda dan mereka menjadi semacam sistem pendukung bagi Anda. Dan untuk itu Anda melakukan berbagai hal buat mereka, Anda berbuat baik kepada mereka, Anda bersikap ramah terhadap mereka, Anda bersahabat dengan mereka, Anda memberikan berbagai hal kepada mereka, bisa dikatakan bahwa Anda melayani mereka akan tetapi dengan dasar yang egois. Dengan cara ini, Anda berbuat baik kepada orang lain dengan dasar yang egois.
  • 28. 20 | B I B L E S U R V E Y Dengan kata lain, Anda melakukan ini semua dalam rangka mendapatkan manfaat langsung. Sama seperti bekerja untuk mendapatkan upah, sederhana saja. Dan hal ini dia sebut sebagai 'altruisme'. Hal itu jelas bukanlah altruisme sejati jika dilihat pada definisi dari altruisme itu sendiri. Dia menyadari bahwa satu-satunya jalan bagi Anda untuk mengatasi masalah konflik antara manusia dan di dalam dunia ini adalah bahwa manusia harus mengubah arah hidupnya. Akan tetapi dia juga tahu bahwa manusia tidak mau mengubah arah hidupnya karena manusia secara alami adalah egois, maka dia berusaha membuat semacam kompromi. "Baiklah, Anda egois, bukankah begitu? Tapi coba lihat. Anda jalani hidup bagi orang lain, Anda melakukan berbagai hal bagi orang lain, dan mereka akan bersikap baik kepada Anda, mereka akan menolong Anda disaat Anda dalam kesulitan, dan kadang kala mereka bahkan mau berkorban buat Anda, mereka mungkin akan mengundang Anda makan-makan sekali-sekali, dan sungguh menyenangkan bisa memiliki banyak teman." Jadi, sekalipun secara alami Anda adalah egois, Anda bisa melakukan hal-hal buat orang lain dalam rangka mendapatkan teman, dan Anda juga akan mendapati bahwa stress Anda akan dipulihkan. Ini adalah maksud dari uraiannya, yakni untuk memulihkan stress. Stress akibat egoisme sekarang secara sebagian bisa dipulihkan setidaknya dengan berbuat hal-hal bagi orang lain, dengan mengubah arah tujuan hidup Anda. Apakah yang Anda inginkan? Jika Anda tidak ingin menjadi seorang Kristen, maka itulah pilihan Anda. Hanya itu pilihan Anda. Tak ada jalan lain. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang Kristen, dan Anda dapati bahwa harga untuk menjadi seorang Kristen terlalu tinggi, maka ikuti saja saran Hans Selye. Cari teman sebanyak mungkin di sekitar Anda dan nikmati hari-hari Anda. Dan kawan yang banyak ini menyingkirkan sebagian besar stress dalam diri Anda. Setiap saat Anda tidak perlu kuatir jika ada orang menekan Anda, karena Anda memiliki banyak teman yang akan mendukung Anda.
  • 29. 21 | B I B L E S U R V E Y Tentu saja ini adalah satu-satunya jalan bagi seorang non-Kristen untuk mengatasi masalah ini. Hanya itu jalan bagi Anda untuk mengatasinya. Dan bisa Anda katakan bahwa ini adalah jalan yang sangat praktis karena pada dasarnya kita ini egois dan saran tersebut adalah solusi yang terbaik: suatu kompromi. Jalan ini akan memberi hasil yang bagus. Harus saya akui bahwa ini adalah cara yang memberi hasil yang bagus. Karena Anda pasti bisa mendapatkan banyak teman jika Anda senang menjalankan hal ini. Sungguh menyenangkan memiliki banyak teman. Masalahnya adalah bahwa yang menjadi pokok bahasan kita ini adalah hidup yang kekal dan bukannya masalah penyangga di dunia ini. Perbedaannya sangat besar. Mana yang Anda pilih? Apakah Anda ingin memiliki penyangga yang menyenangkan di dunia ini? Maka saran itulah jalan yang terbaik. Ikuti saran Frans Seyle dan Anda akan bisa menikmati saat-saat yang menyenangkan di dunia ini. Lihat apa yang terjadi pada Yesus. Dia diludahi dan dipermalukan, Dia dihukum mati. Ini jelas bukan jalan yang menyenangkan. Bukan jalan yang enak. Jadi, persoalan di sini adalah bahwa Anda harus membuat keputusan. Apakah yang Anda inginkan? Apakah Anda menginginkan saat-saat yang menyenangkan di dunia ini dan membangun kelompok kecil Anda yang santai dan menyenangkan di dalam dunia ini atau Anda menginginkan hidup yang kekal? Hal itulah yang dibicarakan oleh Yesus. Jika Anda mencari hidup yang kekal mengikuti cara Allah mengerjakan sesuatu hal, maka Anda harus mengubah cara hidup Anda - bukan dalam bentuk altruisme yang egois atau apapun itu. Hal itu tidak akan memberi hasil, jika yang Anda inginkan adalah hidup yang kekal. Jika Anda tidak menghendaki hidup yang kekal; jika hidup yang kekal itu tidak berarti apa-apa bagi Anda, tidak masalah, Anda tinggal mengikuti saja cara Hans Selye. Silakan terus bersikap egois dan suburkan terus keegoisan itu dengan mencari banyak teman supaya mereka bisa memuji Anda, mengagumi Anda, mengandalkan Anda dan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Anda. Mengejar keuntungan duniawi vs mengikuti persyaratan Yesus untuk memberi diri
  • 30. 22 | B I B L E S U R V E Y Sikap mencari keuntungan duniawi ini bertentangan dengan ajaran Yesus. Ajaran Yesus jelas-jelas bertentangan dengan sikap semacam ini. Ajaran Yesus adalah berbuat demi orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun, tidak mengejar pujian atau apapun itu. Perhatikan sikap hati dan mentalitasnya. Hans Seyle tentu saja bersikap sangat jujur. Dia menutup bukunya dengan mengatakan bahwa dia memegang sikap yang sangat egois di dalam bukunya ini, dan dia tidak merasa malu akan hal itu karena dia melihat bahwa hal ini sangat realistis. Dengan jujur dia mengakui bahwa dia egois. Ada cara yang baik untuk menjalani hidup dalam keegoisan dan ada juga cara yang buruk. Cara yang buruk, tentu saja bisa berupa perampokan bank. Cara yang baik adalah dengan mencari banyak teman. Ya, cara ini cukup berhasil. Ini adalah cara yang baik untuk menjalankan keegoisan. Namun persoalannya bukan apakah ada cara yang bagus atau buruk dalam menjalani keegoisan. Persoalannya adalah bahwa Yesus menuntut kita untuk tidak egois, untuk memberi diri. Itulah pilihan yang harus kita hadapi. Dan di sanalah kesulitan itu muncul. Lalu apakah pilihan Anda? Apa yang menjadi pilihan Anda? Misalnya, anggaplah Anda telah membuat keputusan. Mungkin Anda memilih, "Aku akan masuk di jalur egois." Mungkin Anda akan memutuskan, "Hans Selye jelas lebih praktis," jadi Anda menetapkan untuk menjalani hidup dengan keegoisan yang baik - hal yang saya kira akan merupakan pilihan kebanyakan orang di dunia ini, mudah-mudahan tidak di gereja ini. Akan tetapi, di dunia ini, mayoritas dalam takaran yang berbeda-beda akan memilih "keegoisan yang baik - jika Anda dapat menyebutnya seperti itu". Akan tetapi panggilan dari Kristus adalah untuk pemuridan. Dan jawaban atas panggilan tersebut adalah jalan yang sempit yang menuju kepada hidup yang kekal. Tidak ada bentuk keegoisan yang baik, atau buruk, yang bisa membuka jalan menuju hidup kekal. Harus ada satu perubahan radikal di dalam cara hidup di mana Anda hidup bagi orang lain; memberi dan bukannya mengambil; melayani dan bukannya dilayani; mengikuti Yesus sampai pada akhirnya. Itulah jalan menuju hidup yang kekal. Harap Anda pahami hal ini dengan benar.
  • 31. 23 | B I B L E S U R V E Y Kasih dan kebencian Matius 16:24-26 (Ayat-ayat paralel: Lukas 14:25-33) Khotbah oleh Pastor Eric Chang Matius 16:24-26 Kita melanjutkan eksposisi sistematis kita tentang Firman Allah. Dua minggu yang lalu, kita mempelajari Matius pasal 16 dan melihat apa landasan yang dimaksudkan saat Yesus berkata, "Engkau adalah Petrus, aku akan membangun Jemaat-ku." Tidak lama setelah itu, Petrus melakukan kesalahan besar lagi, dia menentang langkah Yesus menuju salib. Lalu, Yesus menegur dia dengan kata-kata, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Langsung setelah ini, Yesus masuk membahas akar dari persoalan yang sedang dihadapi Petrus, dan juga yang sedang kita hadapi sebagai orang-orang Kristen. Matius 16:24-26: Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Ayat-ayat itulah yang akan kita bahas hari ini. Yesus mengucapkan hal ini sebanyak dua kali dan ini memberitahu kita bahwa hal ini sangat penting. Prinsip dasar yang terkandung di dalam ayat-ayat ini diulangi dalam jarak beberapa pasal. Kali pertama Yesus menyampaikan hal ini adalah di Matius 10:37-39. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
  • 32. 24 | B I B L E S U R V E Y nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Yesus sudah mengajarkan hal ini kepada murid-muridnya di pasal 10, akan tetapi pesan tersebut masih belum tertanam di dalam pemahaman rohani mereka. Lalubeberapa pasal kemudian, Yesus mengulangi lagi pengajaran ini kepada murid-muridnya. Ajaran Yesus yang satu ini muncul berulang kali di dalam Injil untuk menekankan arti pentingnya di dalam kehidupan Kristen. Hal yang sama terjadi juga di dalam injil Lukas. Kemunculan yang pertama ada di Lukas 9:23, dalam perikop yang sejajar dengan yang sedang kita bahas (yaitu Matius 16:24-26). Namun yang akan kita bahas kali ini adalah saat Yesus mengulangi lagi ajaran tersebut di Lukas 14:25-33. Kiranya Tuhan berkenan membuka pengertian kita mengenai ayat-ayat ini. Lukas 14:25-27 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Ada lagi sebuah perulangan di sini, yaitu ungkapan 'tidak dapat menjadi murid-Ku'. Seolah-olah Yesus kuatir kalau murid-muridnya tidak mengerti bahwa tanpa memenuhi persyaratan itu, ketentuan itu, maka mereka tidak dapat menjadi muridnya, sekalipun mereka sangat berhasrat ingin menjadi muridnya, mereka tidak bisa menjadi muridnya. Jadi, sampai dua kali Yesus mengulangi dan menjelaskan hal ini. Lukas 14:28-33 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
  • 33. 25 | B I B L E S U R V E Y Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian (lebih tepat jika diterjemahkan sebagai 'penyerahan tanpa syarat'. Terjemahan tersebut akan lebih tepat dalam menjelaskan makna ayat ini. 'Syarat-syarat perdamaian', tentu saja, berarti 'syarat-syarat penyerahan'). Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid- Ku. Untuk ketiga kalinya Yesus mengucapkan, "Tidak dapat menjadi murid- Ku Suatu batu sandungan: "Kamu harus membenci ayahmu dan ibumu" Perikop ini jelas merupakan batu sandungan. Pokok ini adalah batu sentuhan bagi kita. Mengapa menjadi batu sandungan? Kata 'membenci' saja sudah merupakan titik awal dari sandungan itu. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid- Ku." Kata-kata di ayat ini sudah membuat Anda tersandung. Bagi kebanyakan orang Kristen, bagian ini merupakan hal yang memalukan. Begitu memalukan sehingga harus diencerkan sedemikian rupa dan diuraikan dengan cara yang kita harapkan bisa meloloskan diri kita dari masalah dan kalau mungkin menyingkirkan masalah yang ada.
  • 34. 26 | B I B L E S U R V E Y Persoalan besar inilah yang melanda orang Kristen. Yesus mengajarkan kasih. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi, sesama manusia, bahkan mengasihi musuh kita. Lalu setelah mengajarkan kasih terhadap sesama manusia dan musuh kita, Dia melanjutkan dengan berkata, "Kamu harus membenci ayahmu dan ibumu"? Oh! Lupakan saja Alkitab! Mari pergi saja! Ini kontradiksi yang tak terjelaskan! Demikianlah, perikop ini menjadi batu sandungan bagi kita. Kita tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan perikop semacam ini. Hal terbaik yang bisa kita perbuat, seperti yang coba dilakukan dalam banyak buku-buku tafsiran, adalah mengencerkan makna dari kata 'membenci'. Kita berusaha menjelaskan, "Oh, tidak-tidak. Kata 'membenci' tidak benar-benar berarti benci." Lalu, apakah arti kata 'membenci' itu? Oh, kata 'membenci' di sini berarti kurang mengasihi. Jadi, kita berkata bahwa kata 'membenci' sebenarnya adalah salah satu bentuk dari mengasihi. Kedengarannya cukup enak. Mungkin memang ada kebenaran di dalamnya. Membenci adalah salah satu bentuk dari mengasihi. Hanya sekadar kurang mengasihi. Akan tetapi dari segi bahasa, penjelasan ini menghadapi masalah, namun kita bisa saja mengakalinya. Kita bisa berdalih dengan menunjuk kitab Kejadian pasal 29, bahwa Yakub mengasihi salah satu istrinya dan membenci yang satunya lagi. Dia mengasihi Rahel dan membenci Lea. Tentunya Yakub tidak benar-benar membenci Lea; dia hanya kurang mengasihi Lea. Mungkin memang ada kebenaran di dalam penjelasan tersebut, sampai dengan tahap tertentu memang ada. Penjelasan itu memang merupakan konsep yang menarik, yaitu bahwa 'membenci' adalah salah satu bentuk dari kurang mengasihi. Dan saya pikir memang terdapat kebenaran di sana, tetapi mungkin kita tidak boleh terlalu bergantung pada definisi yang diambil dari kamus ini, hal yang akan kita lihat sesaat lagi. Namun yang jelas perikop ini memang merupakan sandungan bagi kita. Membuat kita merasa malu. Saat kita pergi menginjil, harapan kita adalah tidak ada orang yang bertanya, "Bukankah Yesus berkata bahwa
  • 35. 27 | B I B L E S U R V E Y Anda harus mengasihi sesama manusia dan musuh Anda seperti diri Anda sendiri? Nah! Lihatlah Lukas 14:26. Di sana Yesus berkata, 'Kamu harus membenci ayah dan ibumu, istri dan anak-anakmu!' Manusia macam apa Yesus ini?" Benar sekali, orang yang bertanya ini mengajukan pertanyaan yang bagus. Penginjil berkata bahwa Injil itu gratis akan tetapi Yesus berkata, "Hitunglah biayanya." Bagi mereka yang mementingkan dogma dari gereja, masih ada persoalan lebih lanjut lagi - yang tidak kalah serius dan sukarnya. Apakah persoalan lanjutan tersebut?Di ayat 28 Yesus berkata, "Duduk dan hitunglah biayanya." Biaya? Bukankah para juru khotbah berkata bahwa keselamatan itu gratis dan tanpa syarat? Kenapa sekarang mendadak Yesus berbicara tentang biaya? Bagaimana bisa sesuatu hal menjadi gratis dan berbiaya mahal secara bersamaan? Hah! Pertama dikatakan gratis, lalu dikatakan lagi bahwa biaya yang harus ditanggung adalah segala- galanya. Mana yang benar? Apakah keselamatan itu menuntut segala- galanya atau gratis? Tentukanlah, mana yang benar? Karena itu, bisa dipahami kalau perikop ini menjadi batu sandungan, suatu hal memalukan yang harus disingkirkan, yang harus diuraikan secara berliku-liku dan jauh dari maknanya. Begitu keras usaha yang harus dikeluarkan untuk mengatasi masalah ini. Bukankah kita menyatakan bahwa karunia (free gift = hadiah gratis) Allah ialah hidup yang kekal? Seharusnya gratis? Gratis! Gratis setiap saat! Tetapi mendadak saja Yesus berkata, "Bukan begitu, kamu harus duduk dan menghitung biayanya." Biaya apa yang harus dihitung? Penginjil mengatakan bahwa hal itu gratis. Sangat aneh! Sangat memalukan! Bagaimana kita akan menghadapi persoalan ini? Itulah dua persoalan pokok yang merupakan batu sandungan dari perikop ini. Setiap orang yang mengabaikan firman dari Yesus, atau mencoba menguraikan firman-Nya secara menyimpang, harus siap menghadapi bahaya kekalnya. Anda bisa menguraikan segala sesuatu sesuka hati Anda, atau mempermainkan maknanya sampai jauh melenceng, akan tetapi ada satu hal yang tidak boleh Anda permainkan
  • 36. 28 | B I B L E S U R V E Y maknanya, dan hal itu adalah firman yang kekal dari Tuhan. Kita harus menelaahnya dengan sangat serius. Apakah keselamatan itu suatu karunia? Apakah Anda harus menghitung biaya untuk menerima sebuah karunia? Bagaimana kita akan mengatasi persoalan ini? Keselamatan adalah karunia? Lalu kita harus duduk dan menghitung biaya dari sebuah karunia? Karunia seharusnya tidak menelan biaya apapun. Biaya apa yang harus dihitung? Oleh karena itu, jika Anda menyuruh seorang Kristen di zaman sekarang ini untuk duduk dan menghitung biayanya, dia bahkan tidak tahu biaya apa yang harus dihitung. Tidak ada yang bisa dihitung. Biaya apa yang harus dihitung? Telinganya terus menerus dijejali dengan pernyataan bahwa keselamatan itu adalah karunia. Dan jika Allah memberi Anda karunia, maka yang perlu Anda lakukan hanyalah merentangkan tangan dan menerima karunia itu. Di mana letak biayanya? Ini hadiah atau barang jualan? Jika Engkau menjualnya kepada saya, maka memang ada biaya yang harus saya hitung. Akan tetapi jika engkau memberikannya sebagai hadiah kepada saya, biaya apa yang harus saya hitung? Apakah keselamatan itu ibarat masuk gratis ke dalam restoran, tetapi keluarnya harus bayar? Atau, apakah sama seperti makan di restoran? Anda masuk ke restoran yang mahal dan indah, lalu Anda masukkan tangan ke kantong hendak membayar, tetapi pelayan restoran itu berkata, "Oh, tidak. Ini tempat duduknya, silakan duduk." Lalu dia bersihkan kursinya dan mempersilakan Anda duduk. Lalu Anda makan, dan akhirnya bertanya- tanya, "Mengapa belum ada tagihannya? Saya belum membayar satu sen pun padahal saya sudah mulai makan hidangan yang lezat ini." Lalu Anda berkata, "Restoran ini pasti sebuah restoran amal." Demikianlah, setelah selesai menikmati hidangan tersebut, Anda menyeka mulut dan berkata, "Terima kasih," dan Anda melangkah ke arah pintu. Lalu seseorang memegang bahu Anda dan berkata, "Maaf, tuan, Anda belum bayar makanannya." "Harus bayar?" Sungguh keterlaluan! Tentu saja kita tahu bahwa kita memang harus bayar nantinya. Saat masuk itu gratis. Tak ada tagihan yang diberikan saat Anda masuk ke restoran. Saat keluar adalah saat untuk membayar.
  • 37. 29 | B I B L E S U R V E Y Jadi, kekristenan mungkin berlaku seperti ini. Anda masuk dengan gratis, namun saat keluar, Anda harus membayar. Seperti itukah? Jadi kita ditagih saat berada di dalam. Jadi, di gereja-gereja diserukan, "Tidak ada ongkos masuk! Semuanya gratis!" Lalu Anda masuk ke sana dan tiba-tiba saja mereka berkata, "Bersediakah Anda memberi kami sumbangan?" Apa-apaan ini? Apakah kekristenan berlaku seperti itu? Menjadi seorang Kristen berarti ada damai sejahtera dan sukacita, tetapi bagaimana dengan serangan Iblis? Sering kali, saat seseorang datang menemui saya untuk konseling, saya melihat bahwa orang itu merasa tertipu. Dia merasa sangat tertipu karena ketika dulu diminta untuk mengacungkan tangan untuk menerima Yesus, dia hanya diberitahu bahwa karunia Allah sudah tersedia dan orang-orang hanya perlu merentangkan tangan serta menerimanya. Demikianlah, dengan tulus dia berkata, "Wah, bagus juga. Siapa yang mau menolak hadiah gratis? Hidup kekal adalah karunia atau hadiah gratis. Siapa yang akan menolak? Anda hanya menyuruh saya untuk mengacungkan tangan dan mengisikan nama saya di atas formulir, dan mengakui dosa-dosa saya, bagus sekali, saya setuju. Anda memberi saya hadiah dan saya menerimanya, kemudian tiba-tiba Anda memberitahu saya bahwa itu semua tidak gratis." Dia merasa ditipu. Dia diberitahu bahwa menjadi orang Kristen itu berarti ada damai sejahtera dan sukacita dan sebagainya, dan ketika dia mulai menjalaninya, datanglah serangan-serangan dari setan. Dia mulai mendapat bengkak di sana-sini, mata lebam dan rahang bengkak. "Anda katakan itu semua gratis? Anda katakan saat saya menjadi anak Allah bahwa itu semua gratis. Nah, lihatlah apa yang terjadi pada saya: saya menjadi korban peperangan. Mengapa tidak Anda katakan sebelumnya kepada saya tentang hal ini?" Anugerah gratis itu disertai persyaratan Perhatikan bahwa Yesus tidak menginjil dengan rayuan semacam itu. Saya telah menekankan hal ini sebelumnya dan saya ingin menekankannya sekali lagi, Yesus sama sekali tidak menginjil dengan cara semacam ini! Apakah Anda mendengar Yesus menginjil dengan cara ini? Cara Yesus menginjil adalah, "Barangsiapa ingin menjadi
  • 38. 30 | B I B L E S U R V E Y muridku, ia harus mengerjakan hal-hal berikut. Duduk dan hitunglah biayanya." Tiga kali Yesus berkata, "Jika kamu tidak melakukan hal-hal ini, kamu tidak dapat menjadi muridku. Aku memberitahukan kebenaran kepadamu, dengan jelas dan sederhana." Mengapa kita tidak dapat menjadi muridnya secara gratis? Bolehkah kita memberitakan keselamatan sebagai karunia tanpa pernah menyebutkan tentang ajaran-ajaran penting dari Yesus itu? Bagaimanakah kita mempertanggungjawabkan cara menginjil kita seperti ini? Atau, haruskah kita ikut orang banyak, mengabaikan perikop ini, dan berkata, "Yah, perikop ini memang ada akan tetapi maknanya terlalu mistis dan sulit untuk dimengerti. Mari kita melanjutkan dengan pasal berikutnya saja"? Tidak. Kita harus hadapi firman tersebut dengan jujur karena kita sadar bahwa mungkin pengertian kita tentang anugerah itu sepenuhnya melenceng. Kita memberitakan anugerah sebagai hadiah gratis yang diberikan kepada orang-orang tanpa menyertakan syarat apa-apa, sekadar dibagi-bagikan begitu saja. Dan ketika urusannya berjalan tidak sesuai dengan harapan, ketika kehidupan rohani mereka mulai menjadi berat, mereka bingung apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Mereka mulai merasakan bahwa kehidupan Kristen tidak sesuai dengan apa yang digambarkan. Mereka mulai kecewa. Tapi kehidupan Kristen yang sesungguhnya tidak mengecewakan, ia memang sesuai dengan apa yang dijanjikan. Kehidupan Kristen itu bekerja dengan kekuatan yang besar, dengan kuasa transformasi dari Allah. Namun jangan heran jika gereja yang mengajarkan karunia gratis ini akan menghadapi dua masalah besar. Yang pertama adalah tingginya jumlah mereka yang berpaling dari iman di tengah-tengah gereja yang menginjil tanpa memperhatikan apa yang disampaikan oleh Yesus di sini. Beberapa hari yang lalu, saya berbicara dengan seorang saudara, saat itu kami sedang mengenang kembali tentang gereja kami di London, dan mencoba untuk menghitung berapa banyak yang tersisa, siapa saja orang yang termasuk jumlah sedikit yang tersisa itu. Gereja itu, yang dulu pernah dilanda oleh kebangkitan rohani, sekarang tinggal tersisa sedikit saja yang bertahan, beberapa dari yang tersisa ini bahkan tidak aktif lagi dalam pekerjaan Tuhan. Mereka sekadar
  • 39. 31 | B I B L E S U R V E Y datang ke gereja setiap hari Minggu, itu pun kalau merekasempat! Itulah yang tersisa dari gereja yang pernah mengalami perkembangan pesat beberapa tahun sebelumnya. Hanya dalam waktu dua tiga tahun saja, sudah sangat sedikit yang tersisa. Mereka tidak bisa bertahan. Mereka adalah korban peperangan rohani. Mereka benar- benar telah dilumpuhkan. Mereka tidak berjalan bersama Tuhan lagi. Jadi, kita harus memahami persoalan ini dengan cermat. Persoalan itu muncul karena mereka tidak diajari tentang apa yang ada di dalam perikop ini, yaitu peringatan, "Kamu tidak dapat menjadi murid-ku jikalau kamu tidak memenuhi persyaratan tersebut." Kita akan menanggung korban yang besar jika mengabaikannya. Masalah yang kedua adalah walaupun masih ada yang bertahan, dan masih disebut sebagai 'orang Kristen', mereka adalah orang Kristen yang tidak memiliki kuasa dan dinamika. Mereka sekadar bisa bertahan saja. Dan dalam waktu lima atau sepuluh tahun ke depan, mungkin mereka itu juga tidak bisa bertahan juga. Tidak ada kuasa yang berkemenangan, tidak ada aliran-aliran air hidup sebagaimana yang disebutkan oleh Yesus di Yohanes 7:38. Tidak terlihat adanya aliran-aliran air hidup yang meluap-luap itu. Mengharapkan untuk bisa melihat beberapa tetes saja sudah sulit, apa lagi mau melihat aliran-aliran yang besar? Mengapa? Karena kita telah mengabaikan pengajaranYesus yang terdapat di dalam perikop ini. Kita telah mengabaikannya demi kepentingan dogma yang ingin kita tegakkan, dogma mengenai anugerah yang memang benar tapi bukan seluruh kebenarannya. Dan hal ini justru menambah bahayanya. Dusta yang sepenuhnya justru bisa dilacak dan ditolak. Sesuatu hal yang benar separuh, sangatlah berbahaya karena di dalamnya ada banyak mengandung kebenaran. Akibatnya Anda akan menerima ajaran yang salah dibalik unsur yang benar itu. Apakah hal yang ingin disampaikan oleh Yesus di sini? Kiranya Allah memberi kita pengertian akan hal itu. Petrus sedang jatuh. Dia terpeleset, dia terjatuh justru setelah mengalami peristiwa rohani yang mulia itu. Saat Yesus berkata, "Bukan kamu yang mengungkapkan hal itu, Petrus. Bapa-ku yang di surga yang mengungkapkan hal itu kepadamu. Daging dan darah tidak bisa memberitahumu hal-hal tersebut, Bapa-ku yang di surga itulah yang menyatakannya
  • 40. 32 | B I B L E S U R V E Y kepadamu." Dan setelah mengalami pengungkapan yang hebat tentang Yesus, tak lama kemudian, Petrus jatuh. Dan di dalam konteks itulah Yesus menyampaikan ajaran ini. Yesys melanjutkan dengan berkata pada kepada Petrus, "Masalah yang sedang menjatuhkan kamu sekarang dan yang juga akan menjatuhkanmu sampai menyangkalaku tiga kali, adalah karena kamu masih belum mengerti akan pesan dari ajaran ini. Dan jika kamu masih belum mengerti isi ajaran ini, maka kamu bukan sekadar akan jatuh lagi, kamu akan benar-benar meninggalkan aku karena kamu tidak akan dapat menjadi muridku." Lalu bagaimana kita akan menangani masalah ini? Apa jawab kita terhadap persoalan ini? Di satu sisi Yesus menguraikan tentang kasih, menyuruh kita untuk mengasihi sesama manusia dan musuh kita seperti diri sendiri, namun dia ternyata melanjutkan dengan menyuruh kita untuk membenci ayah dan ibu kita! Bagaimana bisa begitu?Saya menemukan keindahan ajaran Yesus di sini, dan kedalaman hikmatnya dalam menyampaikan sesuatu hal yang membuat kita kaget. Ucapan tersebut akan segera mengejutkan Anda. Seseorang yang banyak menyimak khotbah Yesus, akan duduk termangu mendengar ucapan ini! Bayangkanlah tanggapan orang-orang yang sedang mengikuti dan menyimak khotbah Yesus selama tiga hari itu. Sekadar mencoba untuk menyerap apa yang sedang disampaikan oleh Yesus saja sudah sangat sukar. Namun bayangkanlah, di tengah-tengah pengajarannya itu, tiba- tiba Anda mendengar Yesus berkata, "Dan kamu harus membenci ayah dan ibumu," Anda mungkin akan berkata, "Apakah pendengaranku bermasalah? Apakah telingaku tidak salah dengar? Itukah yang sedang diucapkanYesus?" Yah, memang tertulis demikian. Memang itulah tepatnya apa yang dia ucapkan. Lalu bagaimana kita akan memahami hal ini? Segenap ajaran Yesus adalah eksposisi tentang mengasihi dengan kasih Allah Mari kita telusuri sedikit ke belakang, dan mencoba memahami segenap ajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit, yang bisa dirangkum dalam satu kata. Seluruh isi Khotbah di Bukit membahas satu hal saja.
  • 41. 33 | B I B L E S U R V E Y Khotbah itu adalah eksposisi tentang kasih. Tanpa menjadi miskin di hadapan Allah, Anda tidak akan bisa mengasihi. Tanpa menjadi murah hati, Anda tidak akan bisa mengasihi. Tanpa kesucian hati, Anda tidak akan bisa mengasihi. Anda bisa melanjutkan meneliti seluruh isi Khotbah di Bukit dan Anda akan menumukan bahwa semua itu merupakan eksposisi tentang kasih. Kemudian Yesus melanjutkan dengan berkata, "Mengapa kamu berseru, 'Tuhan, Tuhan' tetapi kamu tidak melakukan apa yang kuperintahkan?" Jika Anda bertanya, "Apakah hal yang engakau perintahkan untuk kulakukan?" Jawabannya adalah: mengasihi. "Jika kamu memanggilku, 'Tuhan, Tuhan' tetapi kamu tidak mengasihi, maka pada Hari Penghakiman, aku akan berkata, 'Enyahlah kamu sekalian pembuat kekacauan. Aku tidak kenal siapa kamu.'" Dia tidak mengenal Anda karena satu-satunya tanda yang akan membuat Anda dikenal Tuhan adalah apakah ada kasih di dalam hidup Anda. Jika Anda tidak memilikinya, Anda boleh saja berkata bahwa Anda diselamatkan oleh kasih karunia; menyanyi sekeras yang Anda mampu tentang kasih Allah; atau Anda boleh pergi ke gereja dengan membawa Alkitab terbesar di tangan Anda namun Yesus akan berkata kepada Anda, "Menyingkirlah dariku, kalian pembuat kekacauan. Aku tidak mengenal kamu karena kamu tidak mengerjakan kehendak Bapaku. Inilah perintahku. Aku tidak memberimu pilihan. Ini adalah perintah. Kamu tidak punya pilihan untuk ini. Jika kamu adalah muridku, maka kamu harus mengasihi." Itulah sebabnya, jika Anda memanggil Yesus, "Tuhan (Lord)," tetapi Anda melanggar perintahnya untuk mengasihi, berarti Anda dan saya terbukti sebagai penipu dan munafik, tak lebih dan tidak kurang dari itu, karena seluruh ajaran Yesus itu terfokus pada mengalirkan sungai kasih Allah. Apakah Anda dapat menangkap visi tentang rencana kekal Allah di dunia ini? Rencana Allah adalah untuk mencurahkan kasih-Nya ke dunia, kasih yang akan mengubah, yang akan meluluhkan hati yang keras, yang akan membersihkan dosa-dosa dari dalam hati kita, yang akan menuntun kita ke dalam pertobatan saat kita menyadari dan mengalami kuasa kasih-Nya. Saya harap Anda telah telah melihat visi
  • 42. 34 | B I B L E S U R V E Y itu. Jika Anda tidak mengalaminya, saya harap setidaknya Anda akan bisa melihat visi itu melalui pemahaman hari ini. Setelah menangkap visi tentang kasih ini, kita akan melihat pada persoalan tentang kata 'membenci'. Apa yang Yesus beritahukan kepada kita tentang kata 'membenci' ini? Kita bukan sekadar disuruh membenci kerabat terdekat kita, bahkan nyawa kita juga! Yesus dengan sengaja memakai kata yang memiliki yang keras ini, karena diatidak ingin ajarannya diencerkan. Salah satu penafsir zaman ini, Marshall, di dalam karya tafsiran yang baik tentang naskah Yunani dari Injil Lukas berkata, "Yesus secara sengaja menyatakan uraiannya dengan penekanan yang lebih kuat karena kuatir para murid tidak bisa memahami apa yang telah dia katakan sebelumnya." Jika kamu tidak membenci ayahmu dan ibumu, kamu tidak layak bagiku Jika dikatakan, "Kamu bisa mengasihi-ku, tetapi kamu tidak boleh mengasihi ayah dan ibumu lebih daripada-ku, selama kamu mengasihi aku dan tidak mengasihi ayah dan ibumu lebih daripada aku, maka itu sudah bagus." Nah, ucapan yang seperti ini bisa kita cerna. Ini bisa ditoleransi. Kita bisa menanggungnya. Kita bisa setuju dengan syarat seperti itu. "Baiklah, aku akan mengasihi ayah dan ibuku tidak melebihi kasihku kepada-mu." Dan kalimat, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada- ku, ia tidak layak bagi-Ku," ini benar akan tetapi pernyataan ini lebih lemah karena bisa saja Anda berkata, "Nah, aku tidak mengasihi orang tuaku lebih daripada-mu, aku mengasihi Yesus dan orang tuaku pada tingkatan yang sama, tentunya ini sudah menggenapi perintah tersebut." Namun di sini, pernyataan itu lebih diperkuat lagi. Tidaklah cukup dengan memahami, dengan mengira, bahwa: "Selama aku tidak mengasihi orang tuaku lebih daripada kasihku kepada Tuhan, maka semuanya akan baik-baik saja." Di sini, pernyataan itu ditegaskan dengan sangat kuat: "Kalau kamu tidak membenci." Saat saya mempelajari pengajaran Yesus ini, hati saya dipenuhi oleh sembah puji dan kekaguman. Saya ingin bersujud dan menyembah dan berkata,
  • 43. 35 | B I B L E S U R V E Y "Tuhan, begitu dalam pandangan dan pengertianmu, hanya pribadi yang memiliki pemahaman rohani yang luar biasa yang bisa mengucapkan hal semacam ini." Anda mungkin berkata, "Apa yang sedang Anda bicarakan itu?" Pokok dari perikop ini: Allah ingin mengubah pengertian kita yang sempit mengenai kasih Yang sedang saya bicarakan adalah: Allah memiliki pemahaman tentang kasih yang jauh lebih mendalam ketimbang pemahaman kita tentang kasih, sehingga kitamenyadar bahwa kita bahkan belum mulai mengerti tentang kasih. Kasih Tuhan penuh dengan kuasa, dan ajaran Tuhan tentang kasih sedemikian menakjubkan, kalau saja kita bisa memahami apa itu kasihnya, maka kita tidak akan menemui masalah apapun di dalam memahami perikop ini. Dan kita tidak perlu bersusah payah menyelewengkan firman atau melakukan hal yang lainnya. Saya akan mencoba untuk menjelaskannya. Kiranya Allah menolong saya karena saya tidak begitu yakin bahwa saya bisa menjelaskannya dengan baik. Ada kalanya Anda bisa memahami suatu hal dengan sangat jelas, namun pada saat Anda mau menguraikannya kepada orang lain, mulailah muncul masalah. Anda tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Namun saya akan mencobanya. Kasih manusia menjadi lawan bagi kasih Allah Saya akan menguraikannya sebagai berikut. Ada kasih yang sempit, membatasi, dan mengurung. Itulah yang kita pahami sebagai 'kasih'. Dan apa yang kita sebut sebagai 'kasih' ini sebenarnya sangat bertentangan dengan kasih Allah. Mari kita teliti Matius pasal 16. Ketika Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, janganlah pergi ke kayu salib! Kiranya Engkau tidak menuju ke kayu salib! Engkau tidak boleh mati!" Bukankah itu kasih? Bukankah itu adalah ungkapan kasih? Petrus sedang menyatakan kasihnya kepada Yesus dengan berkata, "Aku tidak ingin engkau mati! Aku tidak mau engkau pergi menderita!" Bukankah itu kasih? Dan untuk ungkapan kasihnya itu, apa yang dia peroleh? Bukannya perkataan, "Nah, Petrus, Aku memahami kasih-mu kepada-ku. Aku memahaminya. Akan tetapi aku akan menjelaskan beberapa hal lagi kepadamu, Petrus." Ucapan seperti itu tentunya sangat wajar, dan kita
  • 44. 36 | B I B L E S U R V E Y tentu akan berpikir, itu juga adalah ungkapan kasih. Bukannya ucapan semacam itu, Yesus malah menatap Petrus dan berkata, "Enyahlah iblis!" "Hei! Aku mengasihi-mu, dan itukah yang aku dapatkan untuk ungkapan kasihku padamu? Tidakkah engkau memahami, Tuhan, betapa aku sangat mengasihi-mu? Aku tak ingin engkau mati! Aku tidak ingin engkau menderita! Tetapi engkau malah menyebut aku iblis? Aku tidak mau berbicara lagi dengan-mu! Cukup sudah! Engkau mengaku sebagai pemberita kasih? Lalu engkau berbicara kepadaku seperti ini? Cukup sudah!" Dan dia segera beranjak pergi. Jika Petrus pergi dengan marah, saya rasa Anda akan bersimpati kepadanya, benar bukan? Bagaimana jika Anda sedang berkata kepada Yesus, "Tuhan, janganlah menerjang penderitaan. Janganlah mati. Kau tahu, aku sangat mengasihi-mu, aku tak tahan melihat-mu menderita." lalu Yesus berkata, "Enyahlah kamu, iblis!" Oh! Saya pikir wajah Anda akan merah padam! Kejutannya begitu menyengat! Mengapa Yesus berkata, "Enyahlah kamu, iblis"? Karena memang ada kasih yang bersifat iblis. Kasih yang sangat bertentangan dengan kasih Allah. Dan kasih semacam itulah yang menghalangi kasih Allah. Oh, saudara, Anda harus bisa memahami hal ini. Kasih yang satu itu sangat bertentangan dengan kasih Allah. Kasih ini adalah kasih yang menghadang kasih Allah, yang akan mencekik dan menyekat dan mematikan gerak kasih Allah. Inilah jenis kasih yang tidak boleh diberi simpati karena kasih semacam ini akan menghancurkan pancaran kasih Allah. Bisakah Anda memahaminya? Apakah mengasihi ayah, ibu dan keluarga secara egois itu sama dengan mengasihi Allah? Kasih manusia itu ingin memiliki. Kasih manusia itu membatasi. Membatasi itu berarti merengkuh, meremukkan, tidak mau lepas dan membebani. Maria Magdalena memiliki kasih yang semacam ini. Saat Yesus bangkit dari maut, Maria Magdalena memeluk kaki-nya. Dan Yesus berkata, "Lepaskanlah. Biarkan aku pergi. Singkirkanlah kasih yang semacam ini. Buanglah itu!"
  • 45. 37 | B I B L E S U R V E Y Kasih yang membuat saya tidak peduli pada orang lain dan hanya memikirkan diri sendiri bukanlah kasih yang berasal dari Allah. "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Itulah pelajaran keras yang harus diterima oleh Petrus. Yesus, sebagaimana biasanya, mengambil pisau bedah-nya, dan membedah jauh ke dalam hati Petrus. Pisau itu memotong dan membuka hati Petrus untuk mengeluarkan kanker dari kasih yang egois. Tahukah Anda, kasih manusia itu bukan sekadar bentuk yang lemah dan cemar dalam konteks kasih Allah, tetapi kasih manusia itu bertentangan dengan kasih Allah. Oleh sebab itu, kata "Iblis" dipakai ini. Kata ini berarti musuh atau lawan. Kasih manusia menjadi lawan dari kasih Allah. Hal yang menakutkan. Suatu hal yang sangat menakutkan. Akan tetapi banyak orang Kristen yang tidak bisa memisahkan kedua macam kasih ini. Mereka mencampuri-adukkan keduanya. Mereka mengira bahwa philia ini, perasaan yang menyenangkan ini sekadar tingkatan yang sedikit lebih rendah dari agape. Dikira sama, hanya ada sedikit perbedaan. Kasih philia, kasih egois untuk keluarga kita menjadi penghalang dari pencurahan kasih Allah yang penuh kuasa. Bagaimana kita menjadi sumber aliran-aliran air hidup kepada dunia jika keran kasih kita dibatasi, dicekik, disempitkan dan dilumpuhkan oleh kasih yang egois? Allah tidak bisa bekerja melalui kita. Dia tidak bisa bertindak! Selanjutnya apa yang terjadi? Anda secara perlahan akan semakin lumpuh dan mati karena kasih Allah yang memberi kehidupan itu tidak bisa lagi bekerja di dalam hidup Anda. Anda tidak bisa membedakan yang palsu dengan yang sejati. Anda tidak bisa membedakan kasih yang satu dengan yang lain. Anda tidak tahu perbedaan antara kedua kasih itu. Apakah Anda pikir kasih yang egois terhadap ayah dan ibu itu bisa disamakan dengan kasih kepada Allah? Berapa banyak orang Kristen yang berpikir seperti itu? Di titik inilah Yesus memakai pisau bedah-nya untuk menjalankan operasi rohani ini. Sangat mengerikan dan menyakitkan. Berapa banyak orang yang akan berkata, "Ya, aku melayani Tuhan, tetapi aku harus mengasihi anak-anakku, aku harus
  • 46. 38 | B I B L E S U R V E Y mengasihi istriku, aku harus mengasihi ayah dan ibuku, aku harus mengasihi mereka semua. Bukankah Allah ingin agar kita mengasihi mereka? Oleh karena itu, aku tidak bisa melayani Tuhan!" Di sini, Yesus berkata kepada Anda, "Aku tidak terima alasan semacam itu. Aku tidak menerimanya." "Baiklah, setidaknya, ijinkan aku menguburkan ayahku." "Tinggalkan ayahmu." Oh! Bagaimana mungkin Yesus yang murah hati berbicara seperti ini? Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu? Anda lihat, di sinilah kita menghadapi masalah pemahaman. Kita belum tahu adanya kasih yang tidak ada batasnya, kasih yang tak terhingga, tak terkurung, dan yang tidak berkata, "Ini punyaku. Inilah garis batasnya. Di manakah garis batasnya? Batasnya adalah pagar ini. Di dalam garis ini ada ayahku, ibuku, istriku dan anak-anakku, saudara dan saudariku. Kasihku hanya terbatas di dalam lingkungan ini." Kita telah menarik garis batas. Karena adanya batas itu, kasih Allah tidak dapat mengalir dari kita. Kasih itu telah kita lumpuhkan, batasi dan hancurkan dengan keegoisan kita. Kita tidak memahami kasih Allah. Mengapa? Karena kasih Allah bertentangan dengan kodrat manusia. Kasih ini tidak bersumber pada manusia. Kasih ini berasal dari Allah. Kita tidak bisa berpikir seperti Allah! Manusia berpikir di dalam batas lingkaran kecil: "Punyaku yang ini, yang itu." Perhatikan saja doa orang-orang Kristen: "Berkatilah ayahku, ibuku, anak-anakku, anjingku, kucingku, mobilku, rumahku. Ya Allah, berkatilah mereka semua." Apakah hal yang semacam ini yang disebut sebagai doa? Inilah kekristenan milik kita. Mungkin Anda akan berkata, "Yah, memang beginilah saya. Saya menginginkan berkat. Allah memberkati ayah dan ibu saya. Berkat, dan berkat terus setiap saat. Itulah tepatnya hal yang disampaikan oleh Yesus kepada Petrus di dalam Matius pasal 16, "Kamu menyukai yang berasal dari manusia, bukan yang dari Allah. Kasihmu adalah kasih manusia, Petrus. Dan kasih manusiamu itu bisa menghancurkan-ku." Itulah hal yang dilakukan oleh pihak musuh. Kata 'setan (atau iblis)' itu berarti musuh. Apakah hal yang dilakukan oleh pihak musuh? Musuh hanya punya satu tujuan: menghancurkan Anda. Kasih di tingkat
  • 47. 39 | B I B L E S U R V E Y manusia akan menghancurkan Anda. Itulah pelajaran yang harus diambil oleh Petrus. Anda harus ditransformasi sepenuhnya supaya Anda bisa memahami bahwa kasih ini bukanlah kasih Allah. Kasih Allah itu tak terbatas Kasih Allah itu tidak terbatas. Kasih itu tidak mengenal pagar pembatas. "Siapakah saudara dan saudari-ku?" demikian kata Yesus. Siapa? "Mereka yang mengerjakan kehendak Allah." Ketika ibu-nya hendak menemui Yesus, orang-orang berkata, "Ibu dan saudara- saudara-mu ada di luar hendak menemui-mu." Tetapi Yesus berkata, "Siapakah ibu-ku, siapakah saudara-ku laki-laki dan saudara-ku perempuan?" "Bagaimana mungkin Yesus berkata seperti ini? Saya tidak terima! Bukan begitu caranya berbicara kepada ibu-mu! Itu sangat kasar! Saya tidak suka ini! Buang saja perikop ini dari dalam Alkitab. Saya tidak suka ini!" Tidakkah Anda merasa seperti ini? Tentu saja! Jujur saja! Anda merasa seperti itu bukan? Saya dulu merasa seperti itu. Bagaimana bisa Yesus berbicara seperti itu? Sungguh memalukan! Mengapa dia berbicara seperti itu? Karena Yesus ingin mengajari kita tentang adanya kasih yang jauh melampaui batasan yang sempit ini. "Siapakah ibu-ku? Siapakah saudara-ku perempuan? Mereka yang mengerjakan kehendak Allah. Mereka itulah yang berharga buat-ku, mereka itulah yang ku-kasihi, yang ku-kasihi jauh melebihi saudara dan saudari sedarah, melebihi keluarga-ku. Pergilah ke seluruh dunia. Lihatlah di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Di sana ada saudara-ku, ada saudari-ku! Di sana ada ibu-ku! Di sana ada keluarga- ku!" Namun Anda tidak bisa berpikir seperti itu, bisakah? Jika Anda bisa berpikir seperti itu, maka Anda telah mengenal kasih Allah yang masuk ke dalam diri Anda dan mengubah Anda, Anda bukan manusia duniawi lagi; Anda adalah manusia rohani yang bisa menatap ke arah orang banyak dan berkata, "Itu saudaraku laki-laki, yang itu saudaraku perempuan. Orang-orang yang mengasihi Tuhan. Orang-orang yang mengerjakan kehendak Allah. Mereka itulah yang kukasihi." Saat anak Anda minta uang, apakah Anda ragu memberikannya? Tidak. "Dia itu anakku. Ambillah uang ini." Saat istri Anda meminta uang,
  • 48. 40 | B I B L E S U R V E Y apakah Anda ragu memberikannya? Saat dia berkata dia perlu uang belanja. Anda akan memberinya. Anda tahu jika Anda tidak memberinya, maka Anda tidak akan mendapatkan makan malam. Jika seorang saudara mendatangi Anda dan berkata, "Saya perlu uang untuk belanja, bisakah Anda memberi saya lima puluh ribu rupiah?" Anda berkata, "Siapa Anda? Apakah kita pernah bertemu?" "Ya! Saya saudara Anda di gereja." "Wah, apakah Anda tidak punya keluarga? Mengapa Anda datang kepada saya?" Kita telah menarik garis batas di sana. Perhatikanlah di tengah jemaat. Apakah Anda bisa menatap orang di depan, belakang atau samping Anda, dan berkata, "Haleluya! Kalian saudara dan saudariku yang berharga"? "Oh tidak! Siapa bilang Anda saudara saya? Saudara saya adalah yang duduk di sebelah sana. Orang yang berkaca mata itu. Sedangkan orang ini, huh!" Atau mungkin kita sudah cukup senang bisa memiliki istilah saudara dan saudari sebagai istilah basa-basi. Akan tetapi apakah Anda benar-benar memperlakukan mereka sebagai saudara? Apakah Anda menerima orang tersebut sebagai saudara di dalam hati Anda? Tidak. Tidak mungkin. Kapan Anda peduli pada persoalan yang dia hadapi? Anda sendiri sudah cukup pusing dengan persoalan Anda. Anda tidak mau ada orang lain yang menambahkan persoalannya pada Anda. Akan tetapi jika saudara sedarah Anda menghadapi masalah, Anda akan segera tertarik untuk ikut menanganinya. Jika anak Anda yang terkena masalah, maka Anda akan lebih tertarik lagi untuk ikut campur. Akan tetapi jika orang itu yang terkena masalah, siapa peduli? Silakan cari bantuan dari orang lain. Jika Anda membutuhkan nasehat, silakan hubungan pendeta. Silakan cari dan berbicara dengan pendeta. Yah, kita memang berbasa- basi dengan istilah saudara atau saudari. Saat harus membuktikan makna ucapan itu dengan memperlakukannya sebagai saudara sejati, kita seringkali menarik garis batas. Allah ingin mengubah ini. Inilah poin dari perikop hari ini. Kita harus mengubah konsep kasih yang sempit dan egois ini. Di dalam mengasihi kita, Allah membenci Anak-Nya
  • 49. 41 | B I B L E S U R V E Y Mari kita melangkah lebih jauh lagi. Saya baru saja meletakkan dasar pemahaman tentang kasih. Mari melangkah lebih jauh. Ada kasih yang di dalam proses pelaksanaannya mengandung unsur membenci. Anda berkata, "Apa maksudnya? Omongan Anda seperti teka-teki saja. Anda menggabungkan dua hal yang bertentangan - mengasihi dan membenci." Saya akan jelaskan kepada Anda. Allah begitu mengasihi dunia, Allah sangat mengasihi dunia, cobalah untuk memahami hal ini. Begitu besar kasih-Nya kepada dunia ini sehingga Dia mempertahankan Anak- Nya yang tunggal. Yohanes 3:16 akan menjadi pembanding yang sangat baik. Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia mempertahankan Anak-Nya yang terkasih. Anda bertanya, "Apa maksud Anda?" Allah begitu mengasihi dunia sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal. Jika Anda punya lima belas anak, dan Anda merelakan salah satunya, Anda mungkin berkata, "Baiklah, itu bagus. Aku telah menunaikan kewajibanku kepada negara. Yang satu itu gugur dalam perang. Tetapi aku masih punya empat belas. Setidaknya aku telah memberi." Jika Anda hanya punya satu putra, satu anak. "Tidak, aku memang mengasihi kalian. Aku memang mengasihi bangsaku. Tetapi anak tetaplah anak. Darah lebih kental daripada air." Di dalam tindakan Bapa yang memberikan Anak-Nya itu, bisakah Anda memahami kasih tersebut, saudara-saudara? Dalam mengasihi kita, Dia membenci AnakNya. Membenci itu tidak ada kaitannya dengan perasaan: membenci itu adalah komitmen, merelakan Apakah makna dari 'membenci'? Ada hal yang perlu dipahami berkenaan dengan kata 'membenci' di sini. Membenci itu tidak berkaitan dengan perasaan. Yesus tidak berkata, "Kamu pulang dan pandanglah ayah dan ibumu, dan munculkanlah kebencian. Itulah cara untuk menjadi murid-ku. Jika kamu tidak melotot kepada ayahmu, menggertakkan gigi dan membenci dia, maka kamu bukanlah murid- ku."
  • 50. 42 | B I B L E S U R V E Y Ini jelas omong kosong! Membenci di sini tidak ada kaitannya dengan perasaan. Dia juga menyuruh Anda membenci nyawa Anda sendiri. Lalu Anda menjawab, "Baiklah, aku akan pulang dan menggantung diri. Engkau menyuruhku untuk 'membenci nyawaku sendiri'? Aku akan membencinya, jadi aku akan bunuh diri saja. Sudah tentu, ini bukan artinya membenci di sini. 'Membenci' itu tidak berkaitan dengan perasaan, tidak ada hubungannya sama sekali. Yang berkaitan dengan kata ini adalah suatu tindakan, suatu komitmen, merelakan. Mari kita tanyakan diri kita, apakah Anda tidak pernah membayangkan tentang Yesus yang sedang tergantung di kayu salib selama beberapa jam, di dalam kesakitan, kepedihan, penderitaan? Lidah-nya melekat di langit-langit mulut-nya, hal yang memang terjadi pada orang yang disalibkan. Dan darah juga mengalir dari luka di tangan-nya. Dan dosa dunia ditimpakan kepada- nya ketika dia sedang tergantung di kayu salib dalam kesakitan itu. Pernahkah Anda merasakan: Bagaimana mungkin Allah melakukan hal ini terhadap Anak-nya sendiri? Bagaimana mungkin Allah melakukan hal ini? Maksud saya, tak seorang ayah pun yang mau melakukan hal ini. Bagaimana mungkin Allah begitu membenci Anak-nya sehingga dibiarkan-nya Anak melewati semua itu? Saya tidak tahan membayangkannya. Nah, inilah yang saya maksudkan. Ada kasih yang memunculkan kebencian, bukan dalam arti perasaan, melainkan dalam arti merelakan. Harap Anda bisa memahaminya, saudara-saudari. Ada kasih yang baru bisa digenapi dengan membenci. Sekalipun tindakan membenci, merelakan, itu sangat melukai batin Anda, ibarat tikaman pedang di ulu hati Anda, tepat seperti yang dikatakan oleh seorang nabi kepada Maria, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Maria akan berdiri di sana menyaksikan putranya mati di kayu salib, perlahan tetapi pasti menuju kematian, sebilah pedang menembus jiwa Maria. Dan jika pedang itu menembus hati Maria, saya mohon Anda bisa memahami pedang macam apa yang menembus hati Bapa di saat Bapa menyaksikan Anak-Nya mati?
  • 51. 43 | B I B L E S U R V E Y Saat langit menjadi gelap dan bumi bergoncang, pedang seperti apakah yang telah menembus hati Bapa? Dapatkah Anda memahami kepedihan-Nya? Kepedihan seorang ayah yang merelakan anaknya? Siapa di antara kita yang pernah merelakan putra atau putrinya? Kita tidak bisa memahami kepedihannya. 'Membenci' - Harga yang perlu dibayar Allah, dalam mengasihi kita, telah mencampakkan Anak-Nya. "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Mengapa? Dalam mengasihi dunia, Dia telah mencampakkan Anak-Nya. Tidak ada jalan lain. Di sana, seperti yang telah saya katakan, ada kasih. Dan kata 'membenci' di sini sebenarnya, di dalam bahasa Ibrani, memiliki makna meninggalkan. Kata ini tidak berkaitan dengan perasaan. Ia memiliki makna meninggalkan (forsake). Di dalam tindakan meninggalkan itu, ada kepedihan. Saat meninggalkan sesuatu, kita mungkin akan meneteskan air mata, penuh penderitaan. Akan tetapi kita harus melepaskan mereka jika ingin agar kasih Allah tercurah melalui kita. Itulah harganya. Anda bertanya, "Biaya apa yang harus dihitung?" Itulah biaya yang harus dihitung. Sanggupkah Anda menanggungnya? Yesus memberitahu kita dengan sangat lembut, penuh pengertian, karena jika ada orang yang bisa mengerti diri kita, maka Yesus-lah pribadi itu. Dia berkata, "Aku tahu sungguh berat hal itu. Sungguh berat kasih itu. Jika kamu tidak bisa melakukannya, sobat, kalau kamu tidak bisa mengerjakannya, tinggalkan saja. Tidak perlu memulainya karena kamu tidak akan bisa menjadi murid-ku. Jangan membangun gedung yang tidak bisa kau selesaikan. Jangan memulai peperangan yang hanya akan membuatmu menyerah pada akhirnya nanti. Apa gunanya maju berperang? Kamu tidak akan mau menjalani peperangan untuk mengalami kekalahan. Kamu berperang untuk mengejar kemenangan. Jika pada akhirnya nanti harus menyerah, janganlah memulai peperangan. Dan jika kamu mendirikan bangunan yang akhirnya tak bisa kau selesaikan, bersikap bijaklah untuk tidak memulai pembangunannya." Yesus sangat berpengertian, akan tetapi dia tidak bisa menurunkan persyaratannya. Dia tidak bisa menurunkannya. Mengapa? Saya harap
  • 52. 44 | B I B L E S U R V E Y sekarang ini Anda bisa memahaminya. Karena Anda dan saya dipanggil untuk menjadi saluran kasih Allah di dunia ini. Itulah makna yang terungkap di dalam Yohanes 7:38-39: "Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Itulah panggilan yang ditujukan bagi kita, bukan sekadar untuk meminum air hidup, melainkan untuk menjadi mata air kehidupan. Dan untuk bisa menjadi mata air itu, segala penghalang harus disingkirkan. Keegoisan yang menciptakan garis batas yang menghalangi luapan kasih Allah harus disingkirkan. Allah sedang mencari saluran-saluran berkat yang mengalirkan kasih yang mencakup kebencian itu Itulah arti pemuridan. Pemuridan bukan sekadar penginjilan demi keselamatan kita, demi berkat bagi kita. Namun dengan diberkatinya kita, kita menjadi berkat bagi orang lain. Di dalam menerima air kehidupan, kita menjadi mata air kehidupan bagi orang lain. Seorang Kristen yang hidup hanya untuk dirinya sendiri dan demi keselamatannya sendiri, untuk mendapatkan tempat di surga, berarti belum mengerti apa arti kekristenan di dalam ajaran Yesus. Anda belum tahu apa kekristenan itu. Kekristenan bukanlah masalah mencari tempat di surga. Kekristenan itu adalah perkara menjadi mata air kehidupan bagi orang lain di sini dan sekarang juga. Sekarang ini Allah sedang mencari saluran-saluran berkat. Dia memberi Anda air kehidupan. Dia memuaskan kehausan batin Anda dengan kehidupan itu. Dan setelah memuaskan kehausan Anda, maka dari dalam diri Anda mengalir aliran-aliran kehidupan yang meluap-luap, dan di sana terdapat kasih yang melibatkan kebencian. Memenuhi syarat pemuridan dengan menyingkir semua hambatan Jika saya ingin memenuhi syarat pemuridan, jika saya mau kasih Allah mengalir bebas dan tanpa dibatasi dari dalam diri saya, maka saya harus menyingkirkan semua hambatannya. Saya tidak boleh menarik garis batas. Saya tidak boleh menetapkan batas-batas. Saya tidak boleh berkata bahwa kasih saya ada batasnya. Saya tidak boleh berkata bahwa saya hanya akan mengasihi ayah, ibu, istri dan anak-