2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
Penyusunan rencana strategis
1. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS SEKOLAH
Posted on 18 Oktober 2009 by gloriasuter
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS
( Acuan Inmendiknas No : 1/U/2002 )
I. RASIONAL
Banyak cara dalam penyusunan rencana strategik sebuah lembaga sesuai dengan konsep yang
dikembangkan para ahli manajemen, akan tetapi bila sebuah lembaga telah memiliki acuan
yang telah ditetapkan sebaiknya acuan tersebut sebagai rujukan utama. Teori dan konsep
rencana strategi sebagian besar lahir dari konsep bisnis, misalnya: IE (Internal-Eksternal)
matrik, SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) matrik, Grand Strategy matrik,
TOWS matrik dan BCG, dan sebagai penetapan alternative strategi dapat menggunakan
QSPM (Quantitative Strategies Planning Matriks) . Diantara konsep-konsep tersebut yang
tidak menggunakan parameter bisnis adalah: Matrik TOWS. Sehingga dalam penyusunan
renacana strategis yang akan dibahas akan mengambil rujukan Inmendiknas No: 1/U/2002
yang menggunakan konsep TOWS matrik.
Dengan mempelajari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, disusul dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor
:589/IX/6/Y/99 tentang penjelasan teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, juga merujuk pada Instruksi Mendiknas No. 1/U/2002 tentang Pelaksanaan
Akuntabilitas di lingkungan Depdiknas, maka penyusunan Rencana Strategi sekolah
sebaiknya, menggunakan referen peraturan tersebut, agar memudahkan para Manajemen
maupun Pelaksana dalam menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam
bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pengembangan sistematika penulisan rencana strategi dimungkinkan untuk dikembangkan
lebih rinci maupun lebih komprehensif, hal tersebut sangat tergantung pada kesiapan tim
penyusun renstra lembaga yang bersangkutan. Dalam dokumen rencana strategik perlu
dilampiri Renstra dalam bentuk matrik yang mengikuti format PS yang dikeluarkan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Dalam matrik tersebut telah tersusun sedemikian rupa
sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dalam bentuk LAKIP.
2. Penyusunan rencana strategi sebuah lembaga yang perlu dipertimbangkan adalah adanya
kaitan yang erat antara Renstra dan LAKIP, sehingga petugas penyusun laporan akuntabilitas
akan dengan mudah melihat keterkaitan antara keduanya. Dengan logika demikian maka
dapat disimpulkan bahwa laporan akuntabilitas tersebut merupakan satu tolok ukur
keberhasilan dari renstra lembaga tersebut.
Semoga penjelasan teknis penyusunan dokumen renstra ini dapat membantu tim penyusun
renstra lembaga untuk memahami langkah-langkah penyusunan. Akhirnya dengan harapan
semoga penyusunan renstra di masing-masing lembaga memiliki persepsi yang sama dan
tidak menutup kemungkinan setiap lembaga untuk mengembangkan sesuai dengan dinamika
yang terjadi di lingkungan masing-masing.
II. KONSEP RENCANA STRATEGIS
1. Pengertian.
Rencana strategis dalam teori manajemen dikenal dengan istilah “manajemen strategis”.
Konsep manajemen strategis sering digunakan dalam dunia bisnis. Dan dalam sistem
manajemen modern mengimplementasikan konsep tersebut dalam sebuah organisasi lebih
sering disebut dengan istilah “Rencana Strategis” atau merupakan Strategi yang direncanakan
atau disesain sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Berikut beberapa ahli manajemen
mendiskripsikan pengertian strategi:
a. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaftif terhadap peluang dan
ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi
organisasi (Argyris : 1985 , Mintzberg : 1979 , Steiner dan Miner : 1977 ).
b. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter :
1985).
c. Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer,
karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan lain-lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan (Andrews : 1980 , Chaffe : 1985).
d. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus, dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan (Hamel dan Prahalad : 1995).
e. Strategic management can be defined as the art and science of formulating, implementing,
and evaluating cross-functionals that enable an organization to achieve its objective (Fred R.
David ; 2003)
3. Dari beberapa pengertian yang diutarakan para ahli manajemen tersebut pada dasarnya
menjelaskan bahwa strategi mengandung pengertian-penertian sebagai berikut:
a. Merupakan tujuan jangka panjang untuk mencapai keunggulan bersaing.
b. Merupakan respon jang adaftif terhadap kondisi yang akan datang.
c. Merupakan kegiatan terus menerus yang senantiasa meningkat.
d. Yang selalu berorientasi pada pelanggan/ kastemer.
e. Merupakan kekuatan motivasi bagi penyelenggara dan masyarakat
f. Selalu bertitik tolak dari peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan
g. Selalu berangkat dari apa yang dapat terjadi dan bukan apa yang terjadi
h. Merupakan paduan konsep dan seni dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Fungsi Perencanaan.
a. Penerjemah kebijakan Umum: kebijakan umum ditetapkan oleh pimpinan, perlu
diterjemahkan secara konkrit, jelas, komprehensi dan bertahap.
b. Perkiraan yang bersifat ramalan: perkiraan masa depan yang dianalisis secara ilmiah
berdasarkan fakta dan data masa lalu dan sekarang
c. Berfungsi ekonomi: sumber daya yang terbatas, maka pemanfaatannya perlu perencanaan
yang matang sesuai dengan kebutuhan
d. Memastikan suatu kegiatan: rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas dan
tanggung jawab serta wewenang mereka, sehingga staf akan bekerja dengan penuh kepastian.
e. Alat koordinasi: koordinasi merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan fungsi
manajemen dalam mencapai tujuan, kaitan pekerjaan satu dgn yang lain, kapan dan
bagaimana pelaksanaan, sehingga menjadi terpadu dan harmonis
f. Alat/sarana pengawasan: manajer untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah dilakukan
dengan hasil memuaskan, realisasi sesuai/tidak.
3. Macam Perencanaan.
a. Dilihat dari sisi waktu :
1) Perencanaan Jangka Panjang: perencanaan masih berbentuk garis-garis besar yang bersifat
sangat strategis dan umum, rencana menjangkau waktu 20 – 30 tahun ke depan.
2) Perencanaan Jangka Menengah: perencanaan jangka panjang dipecah menjadi beberapa
tahapan pelaksanaan jangka menengah, setiap tahapan disesuaikan dengan prioritas, dengan
rentang waktu 3 – 5 tahun.
4. 3) Perencanaan Jangka Pendek: kurun waktu paling lama satu tahun, mungkin satu bulan,
kwartal, atau tengah tahun. Perencanaan ini lebih konkret, rinci, terukur dan sasaran jelas,
penjadwalan, metode dan sumber daya.
b. Dilihat dari sisi tingkatan manajemen :
1) Perencanaan Strategis: seni dan ilmu untuk pembuatan, penerapan, dan evaluasi keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan.
2) Perencanaan Operasional: merupakan bagian dari rencana strategis, lebih mengarah pada
bidang fungsional, sifatnya spesifik dan jangka pendek.
4. Pendekatan
Pendekatan dalam membuat perencanaan sebuah organisasi menurut (Husein Umar: 2001)
ada beberapa pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Atas – Bawah (Top – Down Approach): Perencanaan dibuat pimpinan, unit
dibawahnya tinggal melaksanakan.
b. Pendekatan Bawah – Atas (Bottom – Up Approach): Pimpinan memberikan gambaran
situasi dan kondisi (visi, misi, tujuan sasaran dan sumber daya), memberi kewenangan
kepada unit di bawah.
c. Pendekatan Campuran (Combination Approach): Pimpinan memberikan petunjuk
perencanaan secara garis besar, rencana detail diserahkan kpd kreativitas unit di bawahnya.
d. Pendekatan Kelompok (Group Approach): Perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga
ahli, biasanya Biro Perencanaan.
5. Tahapan Strategi
Menurut (David: 2003) “The strategic management process consists of three stages: strategy
formulation, strategy implementation, and strategy evaluation. Pada dasarnya proses
manajemen strategis mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu: rumusan kebijakaan strategi,
strategi pelaksanaan dan strategi evaluasi. Dokumen rencana strategi akan berisi kebijakan
strategi dan rancangan strategi pelaksanaan, sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi
dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).
The strategic formulation includes developing a vision and mission, identifying an
organization’s external opportunities and threats, determining internal strengths and
weaknesses, establishing long-term objectives, generating alternative strategies, and choosing
particular strategies to pursue. Sebagian besar dokumen rencana strategis merupakan uraian
tentang “strategic formulation” secara garis-garis besar dari sebuah lembaga atau organisasi.
Strategy implementation requires a firm to establish annual objectives, devise policies,
motivate employees, and allocate resources so that formulated strategies can be executed.
5. Strategi implemetasi dapat digunakan sebagai lampiran dokumen rencana strategis dalam
bentuk matrik atau format, hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan
akuntabilitas.
Strategy evaluation is the final stage in strategic management,
… and three fundamental strategy evaluation activities are:
a. Reviewing external and internal factors that are the bases for current strategies
b. Measuring performance, and
c. Taking corrective actions.
Strategi evaluation akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja sebuah
lembaga atau organisasi.
6. Model-model penyusunan rencana strategis.
III. STRATEGI PENYUSUNAN RENSTRA.
1. Tim penyusun
Tim penyusun renstra disarankan merupakan representasi dari seluruh unit kerja yang ada di
lembaga tersebut. Akan lebih efektif bila anggota tim tersebut adalah mereka yang langsung
menangani program di setiap unit kerja. Jumlahnya lebih baik tidak lebih dari 5 orang sebagai
tim inti. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka tim tersebut dapat melakukan
presentasi dihadapan staf pimpinan dan staf lain yang relevan untuk mendapatkan masukan,
kritik dan saran-saran.
2. Strategi penyusunan.
Strategi penyusunan dapat ditempuh melalui tim kecil penyusunan renstra. Kegiatan
menjaring informasi dapat ditempuh melalui brainstorming kemudian disusun dalam satu
sistematika yang ditetapkan. Untuk mencari masukan tidak harus melalui pertemuan formal
akan tetapi dapat ditempuh dengan cara konsultasi pada pimpinan unit kerja yang di perlukan
informasinya dan dianjurkan juga menjaring informasi dari “stake holders” lainnya, seperti
orang tua (komite sekolah), Dinas Pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli terhadap
sekolah tersebut. Dalam menyusun kerangka pikir renstra harus selalu memperhitungkan visi,
misi, tupoksi lembaga/unit dan kebijakan pimpinan. Penyempurnaan perlu dilakukan terus
menerus sejalan dengan kebijakan pimpinan lembaga maupun kebijakan pendidikan nasional.
IV. SISTEMATIKA DAN KOMPONEN RENSTRA
Penulisan dokumen rencana stratejik menurut Inmendiknas No. 1/U/2002 disarankan dengan
struktur penulisan seperti berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
6. BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasional.
B. Dasar Hukum
C. Tujuan.
D. Sasaran.
BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA.
A. Organisasi
B. Tugas Pokok dan Fungsi
C. Mekanisme Kerja.
BAB III : RENCANA STRATEGIS.
A. Visi, Misi dan Nilai-nilai.
B. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi.
C. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE).
D. Strategi pendekatan kebijakan.
E. Program dan Kegiatan.
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN.
1. Matrik Rencana strategis model PS
2. Matrik Jadwal Pentahapan.
3. Matrik Diskripsi Program.
V. PENJELASAN TEKNIS PENULISAN
Untuk mempermudah dalam penyusunan rencana strategis, berikut diberikan penjelasan
teknis sebagaimana aturan dalam mengembangkan penyusunan Renstra. Penggunaan susunan
kalimat sepenuhnya diserahkan pada tim penyusun Renstra lembaga yang bersangkutan,
selama memenuhi persyaratan : keterbacaan dan mudah dimengerti oleh pembacanya.
KATA PENGANTAR :
Kata pengantar merupakan pengantar dari Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dan
uraiannya pada umumnya berisi tentang : Pentingnya penyusunan renstra, kebijakan pokok
lembaga, keterlibatan seluruh unsur, proses penyusunan dan ucapan terima kasih.
DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan petunjuk bagi pembaca untuk mecari halaman berapa yang akan dibaca.
Daftar Isi dapat dibuat lebih rinci sesuai dengan rincian yang ditulis. Kata Pengantar dan
Daftar Isi diberikan nomor halaman menggunakan romawi kecil (i, ii, iii… dst). Sedangkan
untuk Bab I sampai Lampiran nomor halaman mengunakan angka (1, 2, 3… dst).
7. BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasional.
Rasional berisi uraian tentang perlunya penyusunan renstra dalam mencapai visi dan misi
lembaga, dukungan peraturan dan perundangan yang mewajibkan lembaga menyusun renstra.
Kebijakan-kebijakan penting dari pimpinan Departemen maupun Direktorat Jenderal yang
dapat dijadikan rujukan akan lebih melengkapi rasional yang akurat. Pendekatan manajemen
baik secara konsep maupun pengalaman emperik, penjelasan teknis juga perlu diperhatikan.
Uraian rasional cukup singkat, jelas dan mudah dimengerti sehingga pembaca dapat
mengikuti alur pemikiran tentang penyusunan renstra.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum memuat daftar urutan UU, PP, Perpres, Inpres, Permendiknas dan Instruksi
Menteri maupun SK Dirjen sebagai landasan hukum yang mewajibkan penyusunan renstra
atau merupakan suplemen tentang Rencana Strategis.
C. Tujuan Penulisan
Menjelaskan tujuan penulisan Renstra tersebut, yaitu penyusunan renstra dalam mencapai
visi dan misi lembaga.
D. Sasaran Penulisan
Sasaran yang dimaksud adalah sasaran penulisan atau indikator keberhasilan dari penulisan
renstra ini, merupakan pernyataan hasil yang hendak dicapai.
BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA.
A. Organisasi
Menjelaskan dasar hukum dari struktur organisasi sekolah yang bersangkutan, baik melalui
narasi maupun bagan struktur organisasi, atau menggunakan keduanya yaitu narasi dan bagan
struktur organisasi.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Menjelaskan tugas pokok dan fungsi sekolah dari eselon yang paling tinggi sampai eselon
yang rendah. Biasanya diambil dari SK Organisasi dan Tata Kerja lembaga tersebut (contoh :
untuk Dit.Jen Mutendik dari Permendiknas Nomor: 8 Tahun 2005).
C. Mekanisme Kerja.
Menjelaskan mekanisme kerja lembaga baik internal maupun eksternal, dapat diambil dari
SK yang berlaku dan dapat dilengkapi atau dijelaskan dengan bagan mekanisme kerja
internal dan eksternal.
BAB III : RENCANA STRATEGIS.
A. Kebijakan Nasional Strategis
8. Dalam kerangka penulisan renstra kebijakan nasional tidak dimasukkan, tetapi akan lebih
lengkap bila kebijakan nasional tersebut perlu dimunculkan sebagai acuan penulisan dan
pengembangan rencana strategi. Kebijakan Nasional Strategis diambil dari kebijakan tingkat
Nasional, biasanya sudah tertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan
Rencana Strategis yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional atau Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dari beberapa kebijakan yang ada diambil
kebijakan yang sesuai dengan Tupoksi lembaga.
B. Visi, Misi dan Nilai-nilai.
Menjelaskan visi, misi dan nilai-nilai yang disusun dengan urutan :
1. Visi : diambil dari visi lembaga (kalau sudah ada), kalau belum ada maka perlu disusun
terlebih dahulu.
2. Misi : diambil dari misi lembaga (kalau sudah ada)
3. Nilai-nilai : berisi tentang nilai-nilai dasar atau falsafah yang dijunjung tinggi oleh seluruh
staf untuk dijadikan landasan operasional dalam mencapai visi dan misi lembaga.
C. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi.
1. Tujuan : menjelaskan tujuan dari setiap misi lembaga, yang dapat diuraikan dalam satu
atau beberapa tujuan.
2. Sasaran : menguraikan tentang sasaran setiap tujuan, sebaiknya penulisan sasaran dengan
pernyataan kuantitatif yang hendak dicapai dalam jangka panjang.
3. Aktivitas Organisasi : menguraikan daftar kegiatan manajemen mulai dari penyusunan
renstra, koordinasi, memfasilitasi, konsolidasi, pengendalian melalui monitor dan evaluasi,
tindak lanjut hasil ME dan penulisan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(LAKIP)
D. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE).
1. Analis Lingkungan Internal (ALI)
Menguraikan analisa lingkungan internal terbagi dalam 2 kondisi yaitu :
a. Kekuatan : menguraikan tentang potensi yang dimiliki lembaga yang diperkirakan akan
mampu memberikan dukungan yang kuat untuk mencapai visi dan misi lembaga.
b. Kelemahan : menguraikan tentang kelemahan lembaga yang diperkirakan akan
menghambat tetapi dibutuhkan dalam mencapai visi dan misi lembaga.
2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)
Menguraikan hasil analisa lingkungan eksternal yang terbagi dalam 2 kondisi :
a. Peluang : menguraikan kondisi peluang yang ada di luar lembaga, yang memungkinkan
dapat mendukung tercapainya visi dan misi lembaga.
9. b. Ancaman : menguraikan kondisi di luar lembaga yang merupakan ancaman lembaga atau
minimal akan menghambat lembaga dalam mencapai visi dan misi lembaga.
E. Strategi pendekatan kebijakan.
Menguraikan strategi pendekatan yang perlu di tempuh dengan cara anallisa strategi TOWS,
menjadi strategi: S – O; S – T; W – O; dan W – T dan rumusan strategi tersebut dapat juga
dijadikan kebijakan sekolah.
1. Strategi S–O: Optimalkan S dan O sehingga menjadi strategi yang produktif dan efektif.
2. Strategi S–T: Optimalkan S dan menekan T sehingga menjadi strategi yang produktif.
3. Strategi W–O: Minimalkan W dan optimalkan O sehingga menjadi strategi yang dapat
memanfaatkan peluang dalam mencapai visi dan misi.
4. Strategi W–T: Minimalkan W dan T atau pertahankan kondisi W dan T kalau bisa di
minimize dengan strategi ini.
Dalam merumuskan strategi pendekatan matrik TOWS diperlukan kemampuan dan wawasan
yang cukup luas khususnya tentang kebijakan lembaga yang bersangkutan, tupoksi lembaga,
arah visi dan misi. Strategi yang dihasilkan merupakan kebijakan makro dari sekolah
tersebut, oleh karena itu dalam penulisannya memiliki cakupan yang luas. Rumusan
kebijakan ini akan menjadi rujukan dalam penetapan program-program lembaga, selanjutnya
diuraikan menjadi kegiatan yang lebih terinci, realistis dan terukur.
F. Program dan Kegiatan.
Pada dasarnya menguraikan program jangka panjang dalam bentuk kegiatan – kegiatan yang
harus dilakukan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Program dinyatakan dalam
kata benda dan merupakan program dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Program dan kegiatan ini disarankan mengacu pada program dan kegiatan setiap
unit kerja atau sub unit kerja, seperti kebijakan yang disebutkan sebelumnya. Dalam
dokumen Renstra cukup sampai program-program lembaga..
Program : merupakan pernyataan kumpulan kegiatan yang mengacu pada tujuan dan tupoksi
Unit Kerja tersebut (biasanya dalam bentuk kalimat yang dibendakan)
Kegiatan : merupakan uraian dari program dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran, sesuai dengan kebijakan lembaga. Penulisan kegiatan dalam bentuk kalimat kerja
dan terukur secara kuantitas yang akan dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penulisan kegiatan bila diuraikan dalam matrik PS-1/2/3/4/5 maka kegiatan tersebut
pernyataannya harus sudah terukur.
BAB IV : PENUTUP
10. Dalam uraian penutup menjelaskan proses penyusunan yang berhasil dengan baik atas
dukungan semua pihak, dan hasilnya akan dapat bermanfaat bagi seluruh pimpinan maupun
staf sehingga semua pihak dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari. Biasanya juga termasuk ungkapan terima kasih.
LAMPIRAN.
Dalam lampiran dokumen renstra dapat dilampirkan beberapa matrik sebagai ringkasan
dokumen renstra. Matrik tersebut antara lain:
1. Matrik Rencana strategis model PS
2. Matrik Pentahapan.
3. Matrik Diskripsi Program.
VI. PENUTUP
Demikian penjelasan teknis penyusunan rencana strategi sekolah dengan rujukan
Inmendiknas Nomor: 1/U/2000. Namun demikian tidak menutup kemungkinan masing-
masing sekolah dapat mengembangkan sesuai dengan kebijakan maupun tuntutan sekolah
setempat. Yang terpenting adalah dokumen Rencana Strategi dapat diukur untuk diketahui
tingkat kinerjanya melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Semoga
penjelasan teknis ini dapat membantu tim dalam menyusun rencana strategi lembaga dan
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).
LAMPIRAN:
1. Format matrik Perencanaan Stratejik (format PS).
2. Format matrik Jadwal Pentahapan
3. Format matrik Diskripsi Program