bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Ppt pak arisul
1. SEMINAR BAHASA
INTERFERENSI BAHASA GAUL KHAS VICKINYSASI
Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd.,M.Pd.
Disusun oleh :
Meldiyani Anisa Fera
10410376
.
Email :
PROGDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2O14
2. INTERFERENSI BAHASA GAUL KHAS VICKINYSASI
MELDIYANI ANISA FERA
Email :
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa
dan Senii
IKIP PGRI SEMARANG
3. Abstrak
Banyak pendapat yang mengemukakan dampak negatif para
kaum gaul dalam pemakaian bahasa Indonesia. Sebenarnya
kaum gaul tidak pernah merusak bahasa Indonesia, bahasa
gaul terjadi karena faktor budaya, budaya gaul yang terjadi
akhir-akhir ini (peran perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi turut andil). Menjadi gaul bukanlah suatu
kesalahan, bahkan berbahasa gaul juga bukan suatu
kesalahan. Hal utama yang perlu diperhatikan ialah
bagaimana seseorang menempatkan diri dalam berbahasa.
Jika situasi nonformal seperti dalam jejaring
sosial, menggunakan bahasa gaul sah-sah saja, namun dalam
situasi formal seseorang harus menggunakan bahasa
Indonesia yang baku, baik lisan maupun tulisan, yakni
sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kata kunci :
bahasa, situasi, budaya, teknologi, gaul/alay, komunikasi, pe
4. Abstrack
Many expressed the opinion that the negative impact of the use
of slang in Indonesian. Actually, the slang is never destructive
Indonesian, slang occur due to cultural factors, cultural slang
happened lately (the role of information and communication
technology developments contributing). Being sociable is not a
mistake, even slang language is not an error. The main thing to
consider is how someone put themselves in the language. If
the non-formal situations such as in social networks, using
slang is fine, but in formal situations one must use standard
Indonesian, whether oral or written, which is in accordance
with the rules of spelling and Enhanced Indonesian dictionary
Keywords:
language, situations, culture, technology, slang /
Alay, communication, message
5. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana penting yang dimiliki manusia dalam
berkomunikasi, bekerjasama dan mengidentifikasikan diri. Menurut M.A.K.
Halliday (dalam Sumarlam, 2003:1–3) bahasa memiliki memiliki fungsi
perorangan (the personal fungction) memberi kesempatan kepada pembicara
untuk mengekspresikan perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-reaksi yang
mendalam, fungsi instrumental (the instrumental function) menghasilkan kondisikondisi tertentu dan menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu, regulasi (the regulatory function) mengatur peristiwa, representasi (the
representational function) membuat pemyataan-pernyataan, menyampaikan faktafakta dan pengetahuan, menjelaskan, atau melaporkan realitas yang sebenamya
sebagaimana yang dilihat atau dialami orang, interaksi (the interactional
function) menjamin dan memantapkan ketahanan dan keberlangsungan
komunikasi serta menjalin interaksi sosial, heuristik (the heuristic
function)memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mempclajari
seluk—beluk lingkungannya dan imajinatif (the imaginative function) sebagai
pencipta sistem, gagasan, atau kisah yang imajinatif. Tanpa bahasa manusia
tidak dapat mengekspresikan dirinya, tidak dapat menyampaikan apa yang
dipikirkannya, tidak dapat berimajinasi, dan sebagainya.
6. B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara meminimalisir bahasa gaul ala vicky?
b. Bagaimana dampak bahasa gaul ala vicky terhadap
penggunaan bahasa Indonesia?
C. Tujuan
a. Mendeskripsikan cara meminimalisir bahasa gaul ala vicky
b. Mendeskripsikan dampak bahasa gaul ala vicky terhadap
penggunaan bahasa Indonesia
7. D. Metodologi
Kualitatif
Analisis ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitin yang
menghasilkan data deskriptif barupa kata-kata tertulis atau lisan tentang prilaku
orang yang diamati (Hasan, 1990;25). Rancangan kualitatif digunakan dalam
analisis karena analisis ini berupaya mendeskripsikan informasi, gejala atau kondisi
sebagaimana adanya. Data yang dikumpulkan pun berupa kata atau kalimat.
Instrumun yang digunakan dalam teknik analisis ini adalah dokumentasi, hal ini
sesuai dengan ketepatan data dan tujuan analisis.
Analisis ini mengkaji masalah dampak bahasa alay kepada para remaja. Pendekatan
yang digunakan untuk mengetahui dampak bahasa alay pada remaja di lingkungan
masyarakat. Analisis konten digunakan untuk mengungkap, memahami, dan
menangkap data pada remaja. Analisis konten didasarkan pada asumsi bahwa
bahasa alay adalah bahasa yang tidak baku yang bisa merusak kemampuan
berbahasa pada remaja, apabila digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang
penting adalah pesan-pesan yang terangkum dalam fakta yang terjadi pada remaja.
Aspek terpenting dalam analisis teks adalah bagaimana hasil analisis ini dapat
diiplikasikan kepada siapa saja. Tujuan analisis adalah membuat inferensi.
Inferensi diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran (Endraswara, 2008:161).
8. II. PEMBAHASAN
Perlu diketahui konsep tentang ragam bahasa yakni ada ragam formal dan
ragam informal. Ragam formal biasa juga disebut dengan ragam resmi
yakni penggunan bahasa dalam situasi resmi, sedangkan ragam
informal/nonformal yang biasa juga disebut dengan ragam tak resmi yakni
penggunan bahasa dalam situasi tidak resmi. Dalam situasi formal atau
resmi ini bahasa Indonesia yang digunakan seperti dalam jurnal
ilmiah, karya tulis ilmiah, surat resmi, pidato resmi, dan sebagainya, semua
bentuk komunikasi harus sesuai dengan EYD, sedangkan dalam situasi
informal digunakan bahasa Indonesia yang digunakan seperti dalam
pembicaraan antara penjual dan pembeli di pasar, bentuk komunikasi tidak
harus sesuai dengan EYD. Seperti halnya saat kita dalam berpakaian, tentu
saja kita akan memakai setelan baju sesuai dengan acara yang akan kita
ikuti, kita akan memakai seragam sekolah saat kita sekolah, baju renang
saat berenang, baju kondangan (baju batik misalnya) saat kita menghadiri
resepsi pernikahan, baju santai (kaus) saat santai, baju tidur saat kita
tidur, bahkan (laki-laki) akan menambahkan dasi yang bagus pada saat
menghadiri pertemuan resmi, dan sebagainya.
9. Sebenarnya, secara tidak sengaja saya nonton acara press
conference pertunangan Zaskia Gotik (Goyang Itik, bukan
Gothic yang aliran seni bangunan itu..) dan Vicky Prasetyo
(yang belakangan baru diketahui kalo itu juga nama alias dari
Hendaryanto) di acara gosip Cek & Ricek di RCTI. Waktu
itu, saya udah mulai curiga dengan bahasa-bahasa aneh yang
dari si tokoh pria ini.
Oleh karena itu nontonnya hanya sepintas lalu, saya pikir
cuma kuping saya yang error atau otak saya yang lagi hang.
Tapi, begitu video editannya muncul di Youtube, saya baru
ketawa ngakak. Ooohh.. ini toh yang kapan hari itu. Ternyata
memang bahasanya yang kacau, bukan saya yang kurang
intelek hehehe..
10. Pembenaran Kesalahan pada Bidang Klausa
Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi dalam bidang
sintaksis, khususnya segi klausa terjadi adanya penambahan
preposisi di antara kata kerja dan objeknya dalam klausa aktif.
1. Di usiaku ini, twenty nine my age, saya masih
merindukan apresiasi, karena basically aku senang
musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan
kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya. Yang
benar adalah Di usia saya, twenty nine years old, saya masih
merindukan melakukan kegiatan, karena dasarnya saya
senang musik, walaupun pertentangan lebih menyudutkan
kepada kesejahteraan yang kita pilih ya .
11. 2. Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku
pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang
kita menjadi keinginan. Yang benar adalah Kita belajar apa
ya, keselarasan dari hal terkecil sampai terbesar. Saya pikir kita tidak boleh
ego terhadap satu kepentingan dan perebutan paksa apa yang kita menjadi
keinginan.
3 Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan
mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi
confident. Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil
ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga…”
Yang benar adalah Dengan adanya hubungan ini, bukan tidak berani, bukan
mempersuram situasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident.
Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk memantapkan
ekonomi kita tetap lebih baik dan saya sangat bangga…”
12. Positif vs Negatif
Sebenarnya, bahasa alay memiliki dampak positif dan negatif. Dampak
positif dari bahasa alay yakni sebagai media berekspresi bagi remaja yang
memiliki kebutuhan untuk diperhatikan lebih. Sementara, sisi negatif
bahasa alay membuat bingung bagi orang yang tidak terbiasa
berkomunikasi menggunakannya.
“Bahasa alay sebaiknya tidak hanya dilihat dari dimensi positif atau negatif
saja, melainkan sebagai bagian dari dinamika bahasa dan berbahasa.
Bahasa alay juga merupakan variasi bahasa yang biasa terjadi di ranah
kebahasaan apapun dan variasi tersebut tidak berkedudukan sebagai
ancaman bagi bahasa Indonesia yang telah baku,” ujar Dosen Sastra
Indonesia itu..
Penggunaan bahasa alay memang tidak dapat dihentikan, melainkan
dibiarkan berdampingan sebagai variasi kebahasaan, namun, bukan berarti
bahasa alay dapat kita gunakan semau kita, melainkan juga harus
memahami kondisi kapan dan kepada siapa kita dapat menggunakannya.
13. Kesimpulan
Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
merefleksikan perubahan bahasa secara dinamis. Komunikasi yang
didukung perangkat berteknologi mampu menciptakan ragam unik yang
diprakarsai oleh kaum remaja/ABG pada umumnya. Bahasa alay ialah
produk dari dampak kemajuan teknologi tersebut.
Bahasa alay yang digunakan merupakan salah satu ragam bahasa
nonformal. Penggunaan bahasa alay dalam ragam nonformal seperti dalam
jejaring sosial, sah-sah saja. Jika bahasa alay masuk dalam ragam formal
seperti pidato resmi, maka penggunaan tersebut tidak tepat.
Bahasa alay akan mengalami masa “pasang-surut”, tiap generasi memiliki
selera dan dinamikanya sendiri, tidak perlu dipersoalkan sebagai sebuah
ancaman rusaknya tatanan bahasa, karena hanya bersifat sementara, datang
dan pergi dan selalu akan begitu, bahasa alay tidak merusak tata bahasa
baku bahasa Indonesia karena bahasa alay termasuk dalam ragam
nonformal. Bahasa alay digunakan sebagai sarana komunikasi di antara
remaja sekelompoknya dan berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan
para pemakainya.
14. DAFTAR PUSTAKA
Adminpusba. 2009. Bahasa Prokem.
<http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv42/?q=node/1244>. Diakses
pada Jumat, 7 Januari 2011.
Nehemia Purnanto. 2010. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar.
<http://nehemiap.blogspot.com/search/label/Bahasa%20Indonesia%20Yan
g%20Baik%20dan%20Benar>. Diakses pada Jumat, 7 Januari 2011.
Sumarlam. 2003. Analisis Wacana (Teori dan Praktik). Surakarta: Pustaka
Cakra.
The Simple "ALAY" Text
Generator. <http://alaygenerator.co.cc/>. Diakses pada Jumat, 7 Januari
2011.