SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Descargar para leer sin conexión
Edisi XIII Tahun 2014
INFOBPJS
Kesehatan
Media Internal Resmi BPJS Kesehatan
Membanggakan, BPJS
Mampu Terapkan Good Governance
“
“
CEO Message
Pengarah
Fachmi Idris
Penanggung Jawab
Purnawarman Basundoro
Pimpinan Umum
Ikhsan
Pimpinan Redaksi
Irfan Humaidi
Sekretaris
Rini Rachmitasari
Sekretariat
Ni Kadek M. Devi
Eko Yulianto
Paramitha Suciani
Redaktur
Diah Ismawardani
Elsa Novelia
Chandra Nurcahyo
Yuliasman
Juliana Ramdhani
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Distribusi dan Percetakan
Basuki
Anton Tri Wibowo
Buletin diterbitkan oleh:
BPJS Kesehatan
Jln. Letjen Suprapto PO BOX
1391/JKT Jakarta Pusat
Tlp. (021) 4246063, Fax.
(021) 4212940
Redaksi
Redaksi menerima tulisan artikel/opini
berkaitan dengan tema seputar Askes
maupun tema-tema kesehatan lainnya
yang relevan dengan pembaca yang ada
di Indonesia. Panjang tulisan maksimal
7.000 karakter (termasuk spasi),
dikirimkan via email ke alamat: redaksi.
infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi
identitas lengkap dan foto penulis
DAFTAR ISI
BINCANG
6
SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021)
4212940
3
5
7
8
9
10
11
INFO BPJS
Kesehatan
EDISI XIII TAHUN 2014
Bincang - Dirut BPJS Kesehatan , Fachmi Idris
DatabasePesertaTerekamSecaraNasional
Pelanggan - Teknologi Semakin
Canggih,PelayananSemakinCepat
Kilas & Peristiwa - BPJSKesehatan
ResmikanKantorCabangPrimauntuk
LayaniPesertaBadanUsahadan
CoordinationofBenefit
Peduli
Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,
Sebagai badan pengelolan keuangan, BPJS Kesehatan
diharapkan dapat menerapkan standar tata kelola
perusahaan yang baik (good governance/GG) yang
tinggi agar mampu menjaga diri dari krisis. Risiko krisis
keuangan baik yang terjadi pada tataran nasional ataupun
global merupakan bagian dari dinamika. Oleh karena itu,
diperlukan standar yang tinggi dalam penerapan GCG
terutama di institusi keuangan yang mengelola dana dari
masyarakat.
Merujuk pada ambruknya ekonomi Amerika Serikat akibat
krisis pada sektor keuangan, Kalla mengingatkan agar
prinsip-prinsip GCG di industri keuangan benar-benar
diterapkan. Jika sampai ambruk maka pengaruh buruknya
bisa ditanggung oleh seluruh masyarakat Indonesia,
bahkan hingga 30 tahun.
institusi yang mengelola keuangan merupakan salah satu
institusi yang sangat rentan terpengaruh oleh gejolak
ekonomi global. Oleh karenanya, pengelolaan sektor ini
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh orang-
orang yang memiliki kemampuan dan integritas. Secara
khusus Info BPJS akan mendalami hal ini di rubrik FOKUS.
Memasuki edisi ke-13 Info BPJS Kesehatan, redaksi
mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap
kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami
benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan
Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan
dan saran yang secara simultan kami terima untuk
pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang
terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS
Kesehatan kepada seluruh pembaca.
Salam, Redaksi
Good Governance Penting
Bagi BPJS Kesehatan
PembayaranAutodebet
Yth. Redaksi
Apakah pembayaran peserta bisa dapat
melakukan pembayaran dengan autodebet ?
Bagaimana caranya ?
Syarifah, banyuwangi
Jawab : Bisa, peserta dapat melakukan
pembayaran dengan sistem autodebet.
Adapun cara pendebetannya adalah :
a.	 Peserta harus memiliki rekening salah
satu bank mitra BPJS kesehatan.
b.	 Peserta mendaftarkan diri pada
petugas cabang bank mitra untuk
dilakukan autodebet.
c.	 Peserta telah menyelesaikan seluruh
kewajiban sebelumnya yang tertunggak
(jika ada)
d.	 Peserta menjaga saldo agar dapat
didebet untuk pembayaran iuran BPJS
Kesehatan.
Salam, Redaksi
Tahun 2014 akan segera berakhir dan tahun 2015 akan segera menjelang.
Bagi sebagian masyarakat khususnya etnis Tionghoa, pergantian tahun
memiliki makna tersendiri baik dari sisi perubahan musim maupun kaitannya
dengan peruntungan di dalam karir, cinta, keluarga dan sebagainya. Sesuai
zodiak China yang terdiri atas 12 shio, tahun 2015 adalah tahun Kambing
Kayu. Dan masih menurut kepercayaan mereka, ada pepatah yang sangat
terkenal yaitu “tiga kambing membawa harmoni dan kemakmuran”, yang
artinya siapa yang lahir di tahun Kambing Kayu adalah orang yang murah
hati, adil, lemah lembut dan perduli kepada orang lain.
Tentu sangat beruntung yang terlahir di tahun dengan shio ini. Siapa yang
tidak menyukai orang yang pemurah, adil, lemah lembut dan peduli terhadap
orang lain? Namun sesungguhnya apakah sikap peduli itu terlahir sebagai
fitrah kodrati setiap pemilik shio Kambing Kayu tadi atau kah sikap ini dengan
caranya sendiri dapat tumbuh seiring pembelajaran hidup setiap pribadi atau
dari pengalaman nyata manusia dalam mengarungi permasalahan dunia.
Mari kita simak satu kisah berikut untuk memahaminya.
Ada satu kisah menarik yang ditulis pada 27 Januari 2006 di Propinsi
Jiangxu, kota Nanjing - China, yang juga disiarkan di TV secara nasional,
dimana pemerintah setempat memberikan penghargaan kepada sepuluh
orang luar biasa, yang salah satunya adalah kepada Zhang Da.
Zhang Da adalah bocah cilik yang belum berusia 10 tahun saat ditinggal
pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan hidup miskin bersama sang suami
yang sakit keras, pengangguran dan lumpuh. Hidup tanpa ibu serta dengan
ayah yang kondisinya sangat membutuhkan bantuan, memaksa Zhang Da
mengambil alih tanggung jawab berat keluarganya. Dia harus bersekolah,
mencari makan untuk dia dan ayahnya, dan juga memikirkan obat-obatan
untuk ayahnya.
Dengan tabah setiap hari Zhang Da mencari makanan di hutan, memasak
bubur, bekerja membelah kayu, menggendong ayah nya ke WC, mengelap
dan sesekali memandikan sang Ayah. Sedikit pun ia tiada mengeluh dan
menjalani hari-hari beratnya dengan penuh kesabaran. Sampai kemudian
tibalah hari pemberian penghargaan. Satu hal yang mengharu biru saat
itu adalah ketika presenter menanyakan apakah permintaannya. Seluruh
pemirsa mendengarkan dan pejabat yang hadir siap memberikan hadiah
terbaik sesuai keinginan Zhang Da. Namun dengan penuh harap Zhang Da
kemudian berkata. “Saya mau Ibu kembali. Ibu kembalilah kerumah, Ibu
tidak perlu melakukan apa-apa, saya bias membantu Ayah, saya bias cari
makan sendiri. Ibu kembalilah!”. Banyak pemirsa menitikkan air mata karena
terharu, tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya kecuali
keperduliannya untuk meminta Sang Ibu kembali.
Memupuk sikap peduli, tentu mudah diucapkan namun ternyata tidak
se-sederhana itu untuk dilakukan. Hingga saat ini pun tidak pernah dibahas
apakah shio Zhang Da adalah Kambing Kayu atau bukan hingga ia begitu
perduli terhadap ayah atau pun ibunya. Yang ia tahu hanya memberi
ketulusan bagi kebahagiaan orang tuanya, karena di saat mereka bahagia
Zhang Da pun merasa jauh lebih bahagia.
Sikap peduli (caring) ini sesungguhnya sejalan dengan teori kekekalan energi
James Prescott Joule . Menurut teorinya, energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk
energi yang lain. Demikian pula dengan usaha, tindakan atau pun perjuangan
yang kita berikan, baik kepada diri sendiri atau terlebih kepada orang lain,
pasti akan kembali kepada kita sebagai kebaikan baru yang wujud dan
waktunya bahkan mungkin tidak pernah kita bayangkan.
Sikap peduli ini pula yang sebetulnya yang dikedepankan dalam Undang-
Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Dalam pasal 4 Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa dalam rangka
mewujudkan tujuan system jaminan social nasional maka dibentuklah
badan penyelenggara yang berbentuk badan hokum dengan berdasarkan
prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas,
portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan
dana jaminan social seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dengan prinsip ini maka peserta
muda dan sehat dipaksa perduli membantu peserta yang sakit. Dana yang
terhimpun dari iuran peserta dipergunakan untuk kesejahteraan sosial,
khususnya jaminan pelayanan kesehatan, bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Apakah keuntungan yang diperoleh bagi peserta yang tidak sakit? Dalam
bentuk cash back tentu tidak ada. Namun pernahkah terpikir bahwa nikmat
sehat yang Tuhan anugerahkan kepada kita adalah rizki termahal yang tidak
ternilai harganya. Nikmat bernafas dengan mudah, bergerak tanpa batas
atau pun hidup tanpa rasa sakit adalah sesuatu yang sangat berharga. Boleh
jadi ini lah hadiah, ini adalah energi baru yang terus dikembalikan sang Maha
Kuasa (sebagaimana hukum kekelan energi) atas keikhlasan kita menjadi
bagian program gotong royong nasional ini, tak perduli apa pun shio kita.
Jadi, jika gajah mati meninggalkan gading, atau pun rusa mati meninggalkan
belang, maka ketika nanti manusia mati, yang dikenang bukan lagi
kehebatan, kesuksesan, kekayaan, dan kemakmurannya, melainkan yang
dikenang adalah kebaikan, keramahan, kemurah-hatian dan tentu saja
keperdulian kita karena, “.. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya Allah maha mengetahuinya..” (QS, Al Baqarah 245).
Direktur Utama
Fachmi Idris
Fokus - Penyelenggaraan BPJS
MemenuhiPrinsipEkuitas
Testimoni - BPJS Kesehatan Tak
Ada Diskriminasi Apapun Kelasnya,
LayanannyaTetapSama
Sehat - Waspadai, Penyakit Kronik
SaatMusimHujan
Opini -BiayaTambahanPesertaBPJS
KesehatandiRumahSakit:Bolehkah?
Benefit - PemutakhiranDataBisa
TingkatkanKepuasan
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
F kus
3
P
enyelenggaraan jaminan kesehatan yang
dioperasionalkan BPJS Kesehatan, memperlihatkan
harapan baru, sesuai dengan keinginan masyarakat
karena sudah memenuhi prinsip ekuitas. Peserta BPJS
Kesehatan, merasa sudah mendapatkan kesamaan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
yang tidak terikat dengan besaran iuran peserta dan tidak
dipungut biaya. Kecuali, peserta yang menginginkan kelas
ruang perawatan yang lebih tinggi.
Sesuai Pasal 62 Per. BPJS Kes N0.1/2014, dapat dilakukan
bila Peserta menginginkan kelas ruang perawatan lebih
tinggi dari yang menjadi haknya dengan mengikuti asuransi
kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara
biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan berdasarkan
tarif INA-CBG’s dengan biaya yang harus dibayar akibat
peningkatan kelas perawatan.
Namun, apabila ruang rawat inap yang menjadi hak peserta
penuh, peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu
tingkat lebih tinggi, tanpa dikenakan urun biaya. Hal ini
sesuai Pasal 61 Per. BPJS Kes N0.1/2014. Hal ini, dialami
seorang karyawan swasta Labiba Anjani (42 tahun).
Peserta yang seharusnya mendapatkan perawatan di kelas
dua, pekan lalu, mengaku sesak nafas kemudian pingsan.
Oleh keluarganya, perempuan yang tinggal di kawasan
Manggarai Jakarta Selatan, langsung dibawa ke RSUD
Bekasi, karena saat itu tengah berada di rumah familinya
di Bekasi, Jawa Barat. Setelah beberapa menit berada
di ruang UGD dan diperiksa dokter, peserta itu harus
menjalani rawat inap tapi ruang kelas dua penuh. Melihat
kondisi seperti itu, tim medis, yang mengetahui pasiennya
peserta BPJS Kesehatan, langsung menawarkan untuk
dirawat kelas utama.
Tanpa berfikir panjang, keluarga menerimanya dan setelah
memasuki ruang rawat inap, keluarga baru mengurus
seluruh administrasinya. Empat hari kemudian, pasien
penderita gagal ginjal, dibolehkan pulang, hanya dengan
membayar selisih biaya sesuai aturan yang ada.
"Soal bayar biaya selisihnya, tak masalah. Yang
membanggakan adalah pihak rumah sakit langsung
menangani penyakit pasien, walau hanya menunjukkan
kartu peserta BPJS, bukan meminta diurus dulu
administrasinya. Pengurusannya juga mudah, hanya
menunjukkan kartu peserta BPJS Kesehatan, dilampiri
KTP dan KK," kata salah seorang pasien peserta BPJS
Kesehatan.
Kenyataan ini, menunjukkan bahwa paket manfaat sebagai
peserta, karena semua dijamin, bukan exclusion of benefit
(pelayanan yang tidak dijamin), tidak ada pelayanan yang
limitation benefit (pembatasan pelayanan).
Menarik Orang Sehat
Mendengar penuturan pasien, Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, MKes,
mengaku bangga terhadap BPJS Kesehatan. Sehingga,
pihaknya agak kesal jika ada peserta BPJS marah-marah
saja, saat berada di rumah sakit karena tidak mau tahu
prosedur pelayanan.
Menurutnya, BPJS Kesehatan
menyelenggarakan jaminan kesehatan
bagi seluruh masyarakat Indonesia
dengan prinsip kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, dan
akuntabilitas. Selain itu, juga portabilitas,
kepesertaan bersifat wajib, dana amanat,
dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial
seluruhnya untuk pengembangan program
dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
Prosedur pendaftaran dengan persyaratan yang lebih
mudah. Paket manfaat yang lebih komperhensif, tanpa ada
cost sharing dari peserta. Hak layanan kesehatan diperoleh
peserta walau pun berada di daerah yang tidak terdapat
Penyelenggaraan BPJS
Memenuhi Prinsip Ekuitas
fasilitas kesehatan. Mengenai prosedur klaim yang lebih
ringkas. Malahan, dimungkinkan penggunaan obat di luar
formularium nasional berdasarkan persetujuan Komite
Medik dan Kepala/Direktur rumah sakit, apabila diperlukan
sesuai indikasi medis. Prosedur layanan berjenjang yang
sama di semua wilayah Indonesia, dan jangka waktu
pencairan klaim fasilitas kesehatan yang lebih cepat (15
hari kerja).
Menyinggung soal perilaku masyarakat yang ketika
sakit baru mengurus kartu BPJS kesehatan dan saat
membayarnya pun marah-marah, pihaknya sangat
menyesalkannya. Perilaku ini, lanjutnya, harus diubah,
agar BPJS Kesehatan ini menjadi penting dan tidak sibuk
mengurusnya saat sakit saja. "Agar tenang saat sakit,
ya, segera mendaftar dan membayar secara kontinyu.
Masyarakat harus pro-aktif. Bayarnya juga tidak mahal,
kok," ujarnya.
Menyinggung soal tata cara pendaftaran peserta JKN yang
baru, dimaksudkan menarik orang sehat untuk memiliki
Jaminan Kesehatan. BPJS mengeluarkan aturan Nomor 4
Tahun 2014 tentang kepersertaan yang harus punya email
dan nomor handphone dan pengaktifan kartu. Perlu dicatat,
peraturan ini berlaku untuk peserta mandiri bukan untuk
masyarakat miskin atau Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Masalah status kepesertaan pasien yang masuk Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau RS,
BPJS Kesehatan, memberikan kesempatan untuk
melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran peserta
JKN dan selanjutnya menunjukkan nomor identitas peserta
JKN selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja sejak yang
bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila
pasien dirawat kurang dari 3 hari).
"Jadi, kita maunya gotong royong. Lagi sehat daftar lah,
jangan bayar pas lagi sakit saja. BPJS Kesehatan, saya kira
akan terus melakukan perbaikan jika ada persoalan yang
krusial," ujarnya.Sekjen Kemenkes RI
Untung Suseno Sutarjo, MKes,
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
fokus
4 Info BPJSKesehatan edisi9Tahun2014
P
elayanan kesehatan yang dioperasionalkan BPJS
Kesehatan, tidak hanya menjadi kebanggan
negara Indonesia di kancah dunia, karena
mampu memberikan pelayanan kesehatan untuk jutaan
penduduknya. Selain itu, kinerja lembaganya sangat
membanggakan sehingga memperoleh rapor biru.
Keberhasilan diperoleh lembaga ini, berkat kerja keras
sumber daya manusia yang terkait, bahu-membahu, tanpa
kenal lelah dalam menyelesaikan berbagai tantangan
terhadap berbagai persoalan yang muncul. Meski
demikian, kinerja yang penuh semangat bagi insan BPJS
Kesehatan, tidak berhenti atau puas terhadap angka
yang diraihnya melainkan terus berkomitmen kuat untuk
mencapai angka yang lebih baik lagi.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjelang berakhirnya
masa bahkati sebagai Presiden RI, mengaku bangga atas
kinerja BPJS Kesehatan, yang mengaplikasikan Good
Governance, secara baik. BPJS Kesehatan, dinilai mampu
menciptakan situasi checks and balance, menegakkan
transparansi dan akuntabilitas, serta merealisasikan
tanggungjawab sosial untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Sehingga, tim yang diturunkan, yakni UKP4 (Unit
Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan), memberikan nilai baik (rapir biru). Meliputi,
capaian peserta sesuai target, klaim N-1, sosialisasi efektif
kepada peserta, penanganan keluhan yang berkualitas dan
capaian atas usulan perubahan regulasi strategis. Maka,
dalam pidato kenegaraan menjelang berkahirnya masa
bhakti sebagai kepala negara, BPJS Kesehatan merupakan
lembaga yang manfaatnya dirasakan masyarakat.
SBY mengatakan akses warga, terutama yang miskin,
terhadap layanan kesehatan yang baik merupakan
tantangan semua negara, termasuk Indonesia. Mereka
yang kaya bisa berobat ke dokter terbaik. Sedangkan,
yang miskin hanya pasrah meratapi penyakitnya. Untuk
itu, diluncurkan BPJS Kesehatan yang sekarang ini
ditambah dengan Kartu Indonesia Sehat, yang diluncurkan
Presiden Jokowi. "Ini kebijakan revolusioner. Kita bangga
Indonesia memiliki sistem jaminan sosial terbesar di dunia,
mencakup 126 juta penduduk," ujar SBY saat berpidato di
parlemen, Jakarta.
Dengan sistem tersebut peserta BPJS berhak mendapat
pelayanan kesehatan dan pengobatan apa pun
penyakit yang diderita. Tahun 2014, pemerintah telah
mengalokasikan Rp 19,93 triliun di APBN untuk program
tersebut. Dana itu akan digunakan untuk melindungi 86,4
juta warga miskin dan kurang mampu melalui asuransi
kesehatan.
Rapor Biru
Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Dr dr
Fachmi Idris, mengakui perolehan rapor biru ini berdasar
evaluasi dan penilaian Presiden melalui UKP 4 (Unit
Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan) untuk menentukan 5 indikator keberhasilan
yang telah diraih BPJS Kesehatan.
Pertama, jumlah peserta BPJSKesehatan, yang ditarget
121,6 juta pada akhir tahun 2014, ternyata jumlah peserta
sudah mencapai sekitar 131 juta jiwa. Artinya, sudah
over target. Kedua, pembayaran klaim. Pemerintah telah
menentukan bahwa BPJS Kesehatan harus bayar rumah
sakit tepat waktu, atau istilah teknisnya N-1. Begitu berkas
masuk, dalam waktu 15 hari sudah dibayar, tidak pernah
terlambat.
Ketiga, sosialisasi, juga dianggap berhasil, karena
mayoritas rakyat sudah memahami BPJS Kesehatan.
Apalagi, sekarang sudah diberlakukan sistem online dan
membayarnya juga ke bank pemerintah."Mudah, tidak
repot," ujarnya.
Keempat tentang komplain. Artinya, dari sekian komplain
yang BPJS Kesehatan terima, mampu ditangani
dengan cukup baik, tidak lebih dari lima hari. Malahan,
tidak sampai dua hari BPJS Kesehatan, sudah mampu
menghandle semua keluhan yang masuk dari call centre
kami di 500400, maupun melalui email.
Kelima, revisi regulasi yang dipandang perlu, juga
memperoleh rapor biru karena BPJS Kesehatan, mampu
mengaplikasikan kinerja secara baik. "Kita terus semangat.
Ada tiga huruf sukses BPJS Kesehatan di tahun 2014, yaitu
huruf W, huruf A, dan huruf U. Atau WAU," jelasnya.
Kata “WAU” adalah singkatan dari lembaga yang
memberikan apresiasi positif terhadap BPJS Kesehatan.
Yakni, Wildly Important Goal (W), AMC 2014 (A) dan U
yaitu UKP4. "Jika, kita selalu ingat kata WAU berarti kita
akan terus semangat mencapai kinerja yang lebih baik
demi mencapai sukses bersama," jelasnya.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga diberikan penghargaan
Gold Champion of Indonesia WOW Brand Tahun 2014
dari Mark Plus, Inc.(institusi pemberi penghargaan yang
kredibel). Intitusi ini telah menempatkan BPJS Kesehatan
sebagai instansi publik dengan kredibilitas tinggi, dinilai
dari aspek-aspek seperti, awareness yang baik di
masyarakat, kebijakan instansi yang paling disukai publik,
dan tingkat kepercayaan dan rekomendasi publik yang
tinggi terhadap lembaga ini.
Membanggakan, BPJS
Mampu Terapkan Good Governance
FOTO /TEKS YANG KURANG
KURANG TEKS
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 5
OPINI
P
rogram Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai
amanat dari UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional dan UU No.24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah dimulai
sejak 1 Januari 2014. Untuk pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan, pembayaran dan sistem tarif menggunakan
prospective payment, di mana berdasarkan Peraturan
Presiden RI No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 39 ayat (3) menyatakan bahwa BPJS Kesehatan
melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based
Groups (INA CBG’s).
Pelayanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin
dalam Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s)
mengacu pada Pasal 22 dan Pasal 25 Peraturan Presiden
RI No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal
22, yang telah direvisi pada Peraturan Presiden RI No. 111
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Bagian
Kedua “Tata Cara Pembayaran Iuran” butir 14. Pelayanan
kesehatan yang dijamin pada pelayanan kesehatan rujukan
tingkat lanjutan terdiri atas: administrasi pelayanan;
pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
oleh dokter spesialis dan subspesialis; tindakan medis
spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan
indikasi medis; pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai; pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai
dengan indikasi medis; rehabilitasi medis; pelayanan darah;
pelayanan kedokteran forensik klinik; pelayanan jenazah
pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan;
perawatan inap non intensif; dan perawatan inap di ruang
intensif.
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin, terdiri atas:
pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku; pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas
Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; pelayanan
pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program
jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera
akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; pelayanan
kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai
yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu
lintas; pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; pelayanan
untuk mengatasi infertilitas; pelayanan meratakan
gigi (ortodonsi); gangguan kesehatan/penyakit akibat
ketergantungan obat dan/atau alkohol; gangguan
kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional,
termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (health technology assessment); pengobatan
dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen); alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi,
dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan
kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah; biaya pelayanan kesehatan pada
kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (preventable
adverse events); dan biaya pelayanan lainnya yang tidak
ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang
diberikan.
Berdasarkan ketentuan pelayanan yang dijamin dan yang
tidak dijamin tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
BPJS Kesehatan membayar semua pelayanan kesehatan
yang termasuk dalam kelompok “dijamin”, dan sebaliknya
tidak membayar untuk semua pelayanan kesehatan yang
termasuk dalam kelompok “tidak dijamin”. Ketentuan
mengenai hal yang dijamin dan tidak dijamin ini dituangkan
dalam Perjanjian Kerja sama dengan fasilitas kesehatan
lanjutan (Rumah Sakit), dimana diatur juga tentang sanksi
apabila Rumah Sakit memungut biaya tambahan kepada
Peserta di luar ketentuan.
Dalam implementasinya di lapangan, seringkali Peserta
BPJS Kesehatan masih harus membayar biaya tambahan.
Hal ini tidak menjadi masalah apabila yang diminta bayar
oleh Rumah Sakit adalah untuk pelayanan kesehatan yang
termasuk dalam kelompok yang “tidak dijamin” misalnya
naik kelas rawat. Namun, fakta di lapangan seringkali
ditemui bahwa masih banyak Peserta BPJS Kesehatan
yang ternyata masih harus membayar biaya tambahan
untuk pelayanan kesehatan yang sebenarnya termasuk
dalam kelompok “dijamin” misalnya obat. Biaya tambahan
yang dimaksud adalah seluruh biaya Out-Of-Pocket (OOP)
yang dibayarkan oleh pasien Peserta BPJS Kesehatan saat
mendapatkan pelayanan kesehatan di Faskes lanjutan
(Rumah Sakit), dalam tulisan ini dibatasi hanya untuk hal
yang terkait dengan kepentingan pasien dalam rangka
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Secara garis besar biaya tambahan yang dibayarkan
oleh Peserta BPJS Kesehatan di Rumah Sakit dapat
dikelompokkan atas dua, yaitu biaya tambahan yang
dibolehkan dan biaya tambahan yang tidak dibolehkan.
Biaya tambahan yang dibolehkan terdiri dari: biaya
dikarenakan naik kelas rawat dari kelas rawat yang menjadi
haknya (sesuai Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional Pasal 24 dan Permenkes No.71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional) dan biaya dikarenakan termasuk
pelayanan kesehatan yang tidak dijamin. Biaya tambahan
yang tidak dibolehkan yaitu seluruh yang termasuk
pelayanan kesehatan yang dijamin.
Mengapa biaya tambahan ini sampai terjadi? Hal ini bisa
disebabkan banyak faktor yang cukup kompleks dan saling
terkait. Namun, terjadinya biaya tambahan bagi Peserta
BPJS Kesehatan, khususnya biaya tambahan yang tidak
dibolehkan, bisa dikarenakan 3 (tiga) aspek penyebab
antara lain aspek peserta, aspek RS dan aspek tarif INA
CBGs. Aspek Peserta misalnya meliputi: peserta baru
mengurus kartu BPJS Kesehatan ketika sudah dirawat;
atau peserta meminta pelayanan atas permintaan
sendiri (seringkali terkait mindset Peserta). Aspek RS
misalnya: RS menganggap tarif INA CBGs tidak cukup;
RS tetap memberlakukan open bill ketika pasien naik
kelas rawat walaupun disebabkan kelas rawat sesuai
haknya penuh (biasanya pasien diminta menandatangani
informed consent sehingga pasien berada pada posisi
yang lemah); yang digunakan adalah milik pribadi dokter,
bukan milik IFRS, atau Alkes tidak/belum tersedia di RS
(Kompendium Alkes yang seharusnya dikeluarkan dan
diatur oleh Kemenkes belum tersedia); peralatan medis
yang digunakan (misalnya ESWL) adalah milik pribadi
dokter, bukan milik RS atau peralatan medis tidak/belum
tersedia di RS (rujukan parsial antar RS belum berjalan
atau belum mendapatkan kesepakatan pembayaran,
khususnya karena seringkali terdapat perbedaan kelas RS);
RS meminta membayar tambahan apabila ingin jadwal
operasi lebih cepat; Dokter Tamu/Konsultan tidak bersedia
melayani Peserta BPJS Kesehatan sehingga hanya
bersedia melayani jika membayar sebagai pasien umum;
RS menerapkan pembatasan jam dan/atau hari berobat
pasien Peserta BPJS Kesehatan. Pelayanan di luar waktu
yang dibatasi harus membayar sebagai pasien umum;
Dinyatakan sebagai biaya administrasi yang harus dibayar
yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, termasuk
biaya untuk mendapatkan kamar rawat; Dinyatakan
oleh RS sebagai hal yang tidak ditanggung oleh BPJS
Kesehatan. Dari aspek sisi INA CBGs: masih ada tarif INA
CBGs yang dianggap belum sesuai.
Sekalipun pelayanan kesehatan dan obat dan telah dijamin
sedemikian rupa melalui pola pembayaran INA CBGs
sehingga idealnya tidak ada lagi biaya tambahan bagi
peserta BPJS Kesehatan. Namun sangat disayangkan di
lapangan masih ditemukan biaya tambahan yang harus
dibayar oleh peserta BPJS Kesehatan. Sebuah survei
telah dilakukan oleh Grup Litbang BPJS Kesehatan pada
bulan Juli terhadap 200 responden di 20 RS wilayah
Jabodetabek. Ditemukan ketidaksesuaian implementasi
JKN berupa biaya tambahan sebanyak 37 responden
dari total 200 responden (18,5%) dengan margin of error
6,9%). Biaya tambahan juga terjadi di RS Pemerintah, yaitu
biaya tambahan obat. Biaya tambahan juga dialami peserta
PBI. Obat merupakan komponen biaya tambahan terbesar.
Alasan terbesar biaya tambahan adalah karena obat tidak
ditanggung BPJS Kesehatan (81%). Hal ini merupakan
bumerang yang perlu ditindaklanjuti BPJS Kesehatan
(Sumber: Hasil Penelitian Grup Litbang BPJS Kesehatan,
2014).
Padahal hal ini telah diatur dalam ketentuan terbaru
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2014
tanggal 3 Juni tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional pada Lampiran Bab IV
Pelayanan Kesehatan, poin D.3.b yang menyatakan bahwa
“Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL
hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi
dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan
Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang
biayanya sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak
boleh dibebankan kepada peserta”. Peraturan Menteri ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Tidak itu saja. Berdasarkan data keluhan yang masuk
melalui 500400 selama periode Juli-Oktober masih banyak
terdapat keluhan biaya tambahan, bahkan trend keluhan
biaya tambahan cenderung meningkat.
Kajian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk perbaikan
implementasi JKN ke depan, agar pembayaran dan tarif
INA CBGs tidak merugikan semua pihak, sehingga tetap
dapat mempertahankan mutu pelayanan kepada Peserta
BPJS Kesehatan. Lebih jauh, perlu dilakukan kajian terkait
kemungkinan penerapan serta model dan besaran urun
biaya terhadap Peserta BPJS Kesehatan untuk jenis
pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan,
dimana hal ini dimungkinkan berdasarkan UU No.40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pada Pasal
22 ayat (2) dan memastikan tidak ada lagi pembebanan
biaya tambahan kepada peserta BPJS Kesehatan.
BIAYA TAMBAHAN PESERTA BPJS KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT : BOLEHKAH?
Ka.Dept. Manajer Litbang
Atmiroseva
Peneliti
Citra Jaya
Staf Manajer Litbang
Novianti Br. Gultom
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
BINCANG
6
Langkah apa saja yang dilakukan BPJS Kesehatan
dalam menangkap isu ada peserta yang tidak miskin
namun mendapatkan hak bantuan iuran ?
Semua isu kita jadikan masukan dan jika benar-
benar terjadi akan dilakukan perbaikan. Maka, dalam
mengantisipasi potensi persoalan kependudukan, kita
menggunakan pemutakhiran data. Berdasarkan data inilah
semua kondisi penduduk terekam dengan baik, secara
nasional.
Contohnya, pendaftaran peserta BPJS Kesehatan, harus
menggunakan e-KTP atau NIK. Memang ada penduduk
yang belum menerima e-KTP tetapi mereka sudah
memiliki kartu keluarga yang di dalamnya sudah ada NIK
atau data lainnya. Meski demikian, data-data lain selalu
diperbarui. Jadi, data harus lengkap termasuk nomor
rekening untuk memudahkan administrasi. Data tentang
kelahiran atau kematian, pun selalu diupdate. Dengan
melakukan pemutakhiran data, maka tidak ada lagi isu
yang beredar di media, tentang masih banyaknya peserta
yang tidak miskin malah mendapatkan hak bantuan iuran.
Selain pemutakhiran data. adakah langkah lain yang
masih terkait dengan antisipasi potensi masalah yang
mungkin muncul di kemudian hari ?
Kita, selalu aktif dalam memberi informasi kepada
masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang diberikan
negara lewat program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Termasuk di dalamnya ada layanan informasi bisa
diberikan melalui media center. Melalui media center BPJS
Kesehatan, masyarakat dapat mengetahui bagaimana
pemerintah melaksanakan kewajibannya memenuhi
hak rakyat di bidang kesehatan. Seperti yang termaktub
dalam konstitusi bahwa telah mengamanatkan seluruh
rakyat Indonesia berhak mendapatkan jaminan sosial, dan
kemudian dibentuk UU SJSN dan BPJS.
Kini, masyarakat juga sudah lebih cerdas, terutama
dalam melakukan pendaftaran kemudian mengikuti
sistem rujukan. Intinya, sudah paham apa yang harus
dilakukan saat menderita sakit. Kita terus meningkatkan
pelayanan BPJS Kesehatan dan terus melakukan evaluasi
di setiap kantor cabang yang jumlahnya ada seratus lebih
maupun kantor operasional yang jumlahnya hampir 400-
an. Koordinasinya tetap berada di 13 Divisi Regional di
Indonesia.
Bagaimana dengan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) BPJS Kesehatan ?
SIM harus diperkuat agar perencanaan dan pelaksanaan
program kesehatan dapat dilakukan secara online.
Hasilnya, seperti sekarang, semua bisa online. Di dalam
SIM itu, ada sistem aplikasi, infrastruktur & jaringan
komuniakasi data, manajemen database, dan operasional.
Sistem ini akan memudahkan pengintegrasian dengan
program-program jaminan sosial lainnya.
Bagaimana dengan infrastruktur kesehatan itu sendiri ?
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
sudah memperhatikan fasilitas peserta BPJS Kesehatan.
Malahan, pihak pemerintah daerah ikut mendukung
dengan memberikan alokasi anggaran yang cukup untuk
memperkuat infrastruktur kesehatan. Karena, nantinya
jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah
(Jamkesda) tidak berlaku lagi. Dengan dukungan anggaran
itu, memperlancar pelaksanaan BPJS Kesehatannya.
Kemenkes sudah menyiapkannya dan akan terus
ditingkatkan karena program BPJS Kesehatan menuntut
kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Atas dasar
itulah, dibuat standarisasi pelayanan untuk pemberi
pelayanan kesehatan di tingkat primer dan lanjutan. Dengan
begitu diharapkan peserta BPJS Kesehatan mendapat
pelayanan yang baik sebagaimana amanat peraturan
perundang-undagan.
Bagaimana soal pendaftaran peserta ?
Pada awal dioperasionalkan BPJS Kesehatan, memang
banyak yang mendaftar langsung ke kantor BPJS Kesehatan,
sehingga menimbulkan antrean cukup panjang. Setelah
adanya antrean itu, kita laksanakan pendaftaran secara
online.
Demi peningkatan pelayanan, kita mengikat kerja sama
dengan Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Jadi, melalui tiga
bank itu, masyarakat bisa mendaftar secara individu atau
mendaftarkan badan usahanya di kantor-kantor cabang bank
tersebut, tanpa perlu mengantre di Kantor Cabang BPJS
Kesehatan.
Ketiga bank ini diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya
dalam melayani peserta BPJS Kesehatan. Kontrolnya juga
mudah karena manajemen perbankan sudah tidak perlu
diragukan lagi. Cara mendaftar juga sama yakni menyertakan
e-KTP sekaligus NIK-nya. Kartunya juga boleh diprint sendiri.
Bagaimana dengan kepesertaan yang semakin
tahun semakin besar, langkah apa saja yang sudah
dipersiapkan?Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan
kepada seluruh peserta, kita sudah koordinasi dengan
Kementerian Keuangan. Sebab, kita tidak berhak untuk
meminta anggaran kecuali melaporkan dan menyampaikan
usulan demi peningkatan pelayanan kesehatan secara utuh.
Yang jelas, BPJS Kesehatan akan memperbesar target
peserta dari saat ini 131,4 juta peserta menjadi 168 juta
peserta pada tahun depan. Sedangkan, pada akhir tahun
ini diharapkan jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai
133 juta. Peningkatan jumlah peserta menuntut adanya
penambahan basis pegawai sebanyak 1.500 masuk
pada APBN tahun depan. Upaya ini dilakukan untuk
memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada seluruh
peserta atau masyarakat Indonesia.
Bagaimana dengan KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang
sudah diluncurkan Presiden Jokowi?
Nggak ada masalah karena sebelumnya sudah
dikorodinasikan dengan BPJS Kesehatan. Tidak perlu
dirisaukan. KIS akan berjalan sesuai dengan aturan
yang ada. Apapaun namanya, semua ini tetap untuk
menyehatkan rakyat. KIS itu juga merujuk pada UU JSN
(Jaminan Sosial Nasional).
Nilai plusnya, KIS, menambah peserta jaminan dari
kalangan tak mampu. Plusnya, lagi, premi iuran yang
selama ini belum sesuai akan ditambah. Plus lainnya,
adanya penguatan program promotif preventif yakni
pencegahan supaya peserta jaminan tidak bertambah
jumlah yang sakit. Intinya, KIS itu sebagai progres jaminan
kesehatan yang bersifat plus plus plus.
Jadi, KIS itu, sejalan dengan semangat UU SJSN dan
UU BPJS ?
Betul. Pelaksanaan KIS sama seperti program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). KIS adalah perluasan
kepesertaan penerima bantuan iuran (PBI) dan tambahan
manfaat. KIS ini semangatnya menjalankan amanat UU
SJSN dan BPJS seperti yang dilakukan dalam program
JKN.
Penyelenggaraan KIS akan mengintegrasikan layanan
kesehatan promotif, preventif dan diagnosis dini peserta
lewat skema program yang ada di Kementerian Kesehatan.
Besaran iuran peserta KIS yang dibayar pemerintah yaitu
Rp19.225 per orang setiap bulan, sama seperti PBI, dan
nantinya bisa disesuaikan.
Saat banjir, banyak orang kehilangan kartu BPJS
Kesehatan. Apakah, bisa dilayani jika sakit ?
Peserta BPJS kesehatan tidak perlu khawatir jika kartu
yang dimiliki hilang, karena BPJS kesehatan mempunyai
NIK sebagai database. Tenang saja. Kita punya database
nomor-nomor NIK-nya (Nomor Induk Kependudukan) tanpa
menunjukan kartu. Asal tahu nomor NIK KTP, semuanya
cepat selesai dan cepat dicek.
Intinya, dalam Program JKN, yang tidak dijamin BPJS
kesehatan adalah bencana. Namun, jika ada perubahan, ya
, tetap akan diikutinya. Karena semua bencana juga akan
dilihat apakah statusnya bencana nasional atau tidak. Jika,
kita membiayai di luar peserta BPJS kesehatan maka hal
tersebut melanggar aturan. Jika status bencana nasional
telah ditetapkan pemerintah, maka BPJS kesehatan tidak
akan menjamin sekalipun dia peserta BPJS kesehatan.
Bagi rumah sakit, tentu tidak boleh menolak.Dalam
keadaan darurat, rumah sakit tentu tidak boleh menolak
pasien. Baik dia peserta JKN ataupun bukan. Karena itu
pemda mempunyai tanggung jawab lebih. Persoalan klaim,
diurus belakangan.
K
einginan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, menjadi penyedia layanan
kesehatan terbaik di Indonesia, bukan hal sulit diwujudkan. Karena, poin penting yang sering
menghambat layanan mampu diselesaikan dengan baik. Misalnya, pemutakhiran data peserta
BPJS Kesehatan, senantiasa diupdate. Mulai data kelahiran di tingkat desa atau kelurahan dan data
kematian atau pun data kepindahan penduduk, selalu diperbaruhi.
Pemutakhiran data ini penting karena layanan yang diberikan BPJS Kesehatan menyangkut keselamatan
dan nyawa seseorang. Nyawa manusia itu sifatnya real time sehingga harus dilakukan pemutakhiran
data. Selain itu, BPJS Kesehatan saat ini menggunakan data penduduk yang sudah diperbarui. Sehingga,
terekam dengan baik. Siapa saja penduduk yang tidak berhak mendapatkan jatah Penerima Bantuan Iuran
(PBI) dan mana penduduk yang wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan Mandiri, terdata sesuai dengan
acuan yang ada.
Bahkan, sejumlah potensi masalah pun senantiasa diantisipasi. Begitu juga soal sinergi dengan KIS
(Kartu Indonesia Sehat) disinergikan baik melalui pemuthakhiran data maupun penganggarannya. Berikut
pernyataan Dirut BPJS Kesehatan, Dr dr Fachmi Idris.
Database Peserta
Terekam Secara Nasional
Direktur Utama BPJS Kesehatan
Dr dr Fachmi Idris
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
BENEFIT B
7
B
adan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan merupakan
badan hukum publik yang
dibentuk oleh pemerintah untuk
mewujudkan terlaksananya
program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi seluruh
masyarakat di Indonesia. Peraturan
perundangan mewajibkan seluruh
penduduk menjadi peserta BPJS
Kesehatan, dan ditargetkan 1
Januari 2019 seluruh penduduk
sudah menjadi peserta BPJS
Kesehatan dengan tingkat
kepuasan 85 persen.
Untuk mencapai kepuasan
bagi peserta maupun fasilitas
kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, maka
diperlukan sistem informasi
manajeman (SIM) yang baik. Sejak
pertengahan November 2013,
BPJS Kesehatan telah menerapkan
SIM dan dapat dipantau melalui
Posko 24 Jam BPJS Kesehatan.
Saat itu, pelaksanaan JKN yang
dikelola oleh BPJS Kesehatan
menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia, bahkan
Wakil Presiden Budiono dan Menteri Kesehatan Nafsiah
Mboi turun langsung memantau Posko 24 Jam BPJS
Kesehatan, untuk memastikan dapat meminimalisir
kendala yang berpotensi muncul dalam pelaksanaan JKN
di tahun 2014.
SIM harus diperkuat agar perencanaan dan pelaksanaan
program kesehatan dapat dilakukan secara online,
misalnya mempersiapkan tenaga pelatih SIM BPJS
Kesehatan yang tersebar hingga ke pelosok daerah, atau
mempersiapkan alternatif penyelesaian bagi daerah-daerah
yang sulit jaringan.
Di dalam SIM BPJS Kesehatan terdapat empat
komponen yaitu sistem aplikasi, infrastruktur, dan jaringan
komuniakasi data, manajemen database, dan operasional.
SIM BPJS Kesehatan diharapkan dapat menjadi lokomotif
pelaksanaan sistem JKN secara keseluruhan. Sistem ini
akan memudahkan pengintegrasian dengan program-
program jaminan sosial lainnya.
Di daerah-daerah yang sudah terjangkau jaringan
telekomunikasi, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
seperti Puskesmas, dokter keluarga, klinik 24 jam, sudah
menggunakan teknologi informasi dengan menerapkan
aplikasi program primary care (P-care) dan terkoneksi
dengan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yaitu rumah
sakit. FKTP kini bisa menangani 144 diagnosa penyakit,
setiap peserta yang dilayani akan terekam dan masuk
dalam database BPJS Kesehatan.
Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, maka pasien peserta
BPJS Kesehatan dirujuk ke fasilitas tingkat lanjutan mulai
dari rumah sakit tipe C, dan seterusnya jika memang
memerlukan tindakan lebih lanjut bisa dirujuk ke rumah
sakit tipe A atau rumah sakit rujukan nasional. Jaringan
informasi teknologi ini akan memudahkan.
Di sejumlah rumah sakit juga sudah ada mesin komputer
yang disediakan bagi peserta rujukan dari FKTP atau
fasilitas kesehatan primer, untuk mencetak sendiri surat
eligibilitas peserta (SEP). Fasilitas ini digunakan untuk
melakukan self check-in atau mendaftar di rumah sakit
secara mandiri, sehingga tak perlu mengantre lagi di loket
BPJS Kesehatan. Pencetakan SEP Mandiri ini didasarkan
pada tiga kriteria pencarian peserta, yaitu nomor rujukan
peserta, nomor peserta, atau nomor induk kependudukan
(NIK).
Idealnya, selain ada rujukan secara online dan fasilitas SEP
mandiri di rumah sakit, juga ada bridging system yaitu
program yang bisa menghubungkan program IT BPJS
Kesehatan dengan program IT rumah sakit. Namun, kaitan
kedua program IT ini tidak mengganggu sistem yang di
masing-masing lembaga.
Jika semua pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN)
bisa terkoneksi dengan baik, maka pelayanan semakin
cepat dan tepat. Untuk penagihan klaim atas pelayanan
yang diberikan juga menjadi lebih mudah dan bisa dihitung
secara realtime atau kapan saja sudah terpantau berapa
jumlahnya.
Dari sisi lain, misalnya, untuk mendeteksi penyakit apa
yang terbanyak diderita oleh peserta juga lebih mudah
diketahui, sehingga kedepan bisa menjadi referensi apa
yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi penyakit
tersebut. Sehingga langkah antisipasi agar tidak terjadi
lebih besar risiko penyakit itu bisa lebih dini diketahui.
Selain itu, soal database kepesertaan BPJS Kesehatan
juga perlu diperhatikan. Menurut pengamat kebijakan
publik, Agus Pambagio, pemutakhiran data peserta sangat
penting untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik.
Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta BPJS
Kesehatan, diperkirakan di tahun 2019 jumlahnya sekitar
270 jutaan.
Di kelurahan seharusnya ada petugas yang khusus
mencatat pelaporan peserta yang lahir dan meninggal
dunia. Pemutakhiran data itu sangat penting karena
perubahan itu sangat cepat terjadi. Jika belum bisa
mendata secara realtime akan sulit mencapai harapan
memuaskan. Data masyarakat miskin penerima bantuan
iuran (PBI) misalnya. Data tiga tahun lalu sangat berbeda
dengan data yang terkini.
Bisa saja peserta PBI itu sudah meninggal dunia sebelum
menggunakan kartu, atau dalam waktu tiga tahun
beberapa peserta sudah bekerja. Sehingga kepesertaannya
pun berubah menjadi peserta dari penerima upah, atau ada
PBI yang membuka usaha dan sudah mampu membayar
iuran BPJS Kesehatan. Atau sebaliknya, ada masyarakat
yang jatuh miskin sehingga harus masuk skema PBI. Oleh
karena itu, database BPJS Kesehatan sangat penting
untuk mempermudah pelaksanaan program.
Seiring dengan minat masyarakat yang semakin tinggi
untuk mendaftar menjadi peserta, BPJS Kesehatan juga
menyiapkan Liaison Office (LO) di kawasan-kawasan
industri di Jawa dan Sumatera. Untuk mempermudah
para pekerja/buruh industri mengakses layanan BPJS
Kesehatan.
Awal tahun 2015, seluruh perusahaan harus sudah
mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Untuk itu, BPJS
Kesehatan telah membuka kantor
cabang khusus yaitu Kantor Cabang
Prima agar memudahkan badan
usaha mendapatkan layanan BPJS
Kesehatan.
Bagi peserta mandiri yang akan
mendaftar sebagai peserta BPJS
Kesehatan, juga disediakan
berbagai pilihan layanan, bisa
melalui website atau online, bisa
juga datang langsung ke Kantor
BPJS Kesehatan, atau ke bank yang
sudah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan yaitu Bank Mandiri, BNI,
dan Bank BRI.
Semua kekuatan, termasuk
kekuatan teknologi informasi terus
dibangun oleh BPJS Kesehatan.
Kerjasama dengan Kementerian
Dalam Negeri terkait nomor induk
kependudukan dan sejumlah data
penduduk yang terkait dengan
pelayanan dapat memperlancar
pelayanan publik.
	
Sanksi-sanksi administratif juga
lebih mudah diterapkan jika
database kepesertaan kuat. Ke depan, BPJS Kesehatan
bekerjasama dengan sejumlah lembaga seperti Ditjen
Pajak, Kepolisian, kelurahan/kecamatan, dan lainnya.
Selain memiliki hak, peserta juga perlu dikenakan sanksi,
jika tidak membayar iuran premi atau tidak mau menjadi
peserta BPJS Kesehatan. Misalnya, tidak bisa mendapat
layanan perpanjangan SIM (surat izin mengemudi), KTP
(kartu tanda penduduk), atau layanan lainnya.
	
Melihat pentingnya database dan sistem informasi
manajemn (SIM) BPJS Kesehatan, maka SDM maupun
sarana prasarana juga harus menyesuaikan. Semua yang
dilakukan oleh BPJS Kesehatan adalah untuk kepentingan
bangsa dan negara Indonesia agar rakyat sehat dan negara
kuat. Oleh karena itu, program jaminan kesehatan nasional
yang merupakan salah satu bagian dari sistem jaminan
sosial nasional (SJSN) harus terus dipertahankan.
Pemutakhiran Data Bisa
Tingkatkan Kepuasan
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
PELANGGAN
8
P
elayanan jaminan kesehatan nasional yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan tidak
ada diskriminasi atau membedakan pelayanan.
Peserta kelas 1, 2, dan kelas 3, merupakan pilihan kelas
perawatan yaitu jika peserta harus menjalani rawat inap.
Pengelompokkan kelas ditentukan berdasarkan jumlah
iuran atau besaran gaji.
Kelas perawatan kelas III diberikan kepada peserta PBI
(penerima bantuan iuran) jaminan kesehatan, peserta
pekerja bukan penerima upah, dan peserta bukan pekerja
dengan iuran untuk manfaat di ruang pelayanan kelas III.
Perawatan kelas II diberikan kepada pegawai negeri sipil
(PNS) golongan ruang I dan golongan ruang II beserta
keluarganya, serta PNS dan penerima pensiun PNS
golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota
keluarganya .
Selain itu, diberikan kepada anggota TNI dan penerima
pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil
golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota
keluarganya. Anggota Polri dan penerima pensiun
AnggotaPolri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan
ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya.
Perawatan kelas II juga diberikan kepada Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruangII beserta
anggota keluarganya. Peserta Pekerja Penerima Upah
bulanan sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena
pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta
anggota keluarganya. Peserta Pekerja Bukan Penerima
Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk
Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II.
Sedangkan Ruang perawatan kelas I diberikan kepada
pejabat negara dan anggota keluarganya. PNS dan
penerima pensiun PNS Golongan III dan Golongan IV
beserta anggota keluarganya. Anggota TNI dan penerima
pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri
Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota
keluarganya.
Selain itu, ruang perawatan kelas I juga bisa dimanfaatkan
oleh anggota Polri dan penerima pensiun Anggota
Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan
Golongan IV beserta anggota keluarganya. Pegawai
pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegawai
Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV dan anggota
keluarganya. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta
anggota keluarganya. Peserta pekerja penerima upah
bulanan lebih dari 2 (dua) kali PTKP dengan status kawin
dengan 2 (dua) anak dan anggota keluarganya. Peserta
pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja
dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan
kelas I.
Bagi masyarakat umum yang membayar iuran
premi secara mandiri dapat memilih kelas sesuai
kemampuannya. Untuk kelas III iurannya Rp25.500 perjiwa
perbulan, kelas II iurannya sebesar Rp42.500 perjiwa
perbulan, dan kelas I besar iurannya sebesar Rp59.500
perjiwa perbulan.
Semua peserta BPJS Kesehatan mendapat pelayanan
yang sama, kecuali fasilitas non medis seperti ruangan
perawatan. Bagi peserta BPJS Kesehatan yang sekaligus
menjadi peserta asuransi kesehatan swasta yang sudah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, bisa memperoleh
manfaat yang lebih dari standar yang diberikan oleh BPJS
Kesehatan.
Pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN) dilakukan
secara berjenjang mulai dari fasilitas kesehatan tingkat
pertama hingga tingkat lanjutan atau rumah sakit.
Peserta dapat memilih faskes tingkat pertama. Dan dapat
berpindah ke faskes pertama lainnya setelah tiga bulan.
	
Lalu, bagaimana jika seseorang peserta BPJS Kesehatan
mandiri ingin berpindah kelas perawatan? Hal ini bisa
dilayani jika peserta tersebut sudah satu tahun menjadi
peserta BPJS Kesehatan. Pindah kelas bisa dari kelas 1 ke
kelas di bawahnya, atau dari kelas 3 ke kelas di atasnya.
Jika dalam perawatan, peserta bisa memanfaatkan kelas
perawatan di atas hak nya. Misalnya, peserta BPJS
Kesehatan kelas 2 ingin dirawat di kelas 1. Hal itu bisa
saja dilayani tetapi peserta harus membayar selisih biaya
perawatan.
Namun, bagi peserta PBI hanya boleh dirawat di kelas
3 saja, jika ada yang meminta naik ke kelas perawatan
ke kelas di atasnya, maka peserta PBI tersebut bisa
kehilangan haknya sebagai PBI karean peserta tersebut
dianggap sudah mampu.
Untuk pindah faskes aturan mainya bisa diubah setelah
anda terdaftar bpjs 3 bulan baru bisa diubah faskes bpjs
anda caranya bawa kartu asli bpjs anda, ambil formulir
perubahan data faskes di bpjs atau bisa download formulir
perubahan data sendiri, isi perubahan data, dan ambil
nomor antrian.
Peserta BPJS Kesehatan perlu mengetahui apa saja
yang tidak mendapat penggantian atau jaminan dari
BPJS Kesehatan, yaitu pelayanan kesehatan yang
dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur
dalam peraturan yang berlaku. Pelayanan kesehatan yang
dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat
darurat. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh
program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau
cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja.
Selain itu, pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar
negeri. pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik
dan/atau estetik, pelayanan untuk mengatasi infertilitas
(memperoleh keturunan), pelayanan meratakan gigi
(ortodonsi), gangguan kesehatan/penyakit akibat
ketergantungan obat dan/atau alkohol, gangguan
kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri
Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional,
termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (health technology assessment/HTA) juga tidak
mendapat jaminan. Begitu juga, pengobatan dan tindakan
medis yang dikategorikansebagai percobaan (eksperimen),
alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu,
perbekalan kesehatan rumah tangga, pelayanan kesehatan
yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Begitu juga pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian
luar biasa/wabah dan biaya pelayanan lainnya yang tidak
ada hubungandengan manfaat jaminan kesehatan yang
diberikan.
BPJS Kesehatan Tak Ada Diskriminasi
Apapun Kelasnya, Layanannya Tetap Sama
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
TESTIMONI
9
B
eberapa waktu lalu, Subiyanto, 55, harus keluar
masuk rumah sakit karena rasa nyeri di dadanya,
dokter di Rumah Sakit Permata Medika, Kebumen
mendiagnosa penyakit yang diderita Subiyanto adalah
jantung. Namun, setelah diperiksa rekam jantungnya,
tidak kelihatan ada kelainan di jantungnya.
	
Saat itu dia masuk ke ruang ICU (intensive care unit)
dan dirawat selama tiga hari, setelah itu boleh pulang ke
rumah. Setelah beberapa hari di rumah, Yanto, panggilan
akrab Subiyanto dibawa kembali ke RS Permata Medika,
lalu masuk ruang ICU lagi selama 3 hari, tetapi tidak juga
ditemukan kelainan jantung.
	
Ternyata nyeri dadanya tak kunjung reda, Yanto datang lagi
yang ketiga kalinya di RS Permata Medika, lalu setelah
menjalani pemeriksaan rekam jantung, ternyata ada
penyempitan di pembuluh darah jantungnya, dan untuk
mengatasi rasa nyerinya, perlu pemasangan ring.
	
Yanto yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di
Pemerintah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, tidak
mempermasalahkan biaya pengobatannya karena sudah
otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan sehingga
semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. RS
Permata Medika merupakan salah satu dari enam rumah
sakit swasta di Kebumen yang sudah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.
	
Karena perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis
jantung. Karena di RS Permata Medika dan rumah sakit di
Kebumen tidak memiliki dokter spesialis jantung, maka
Yanto dirujuk ke RS Margono yaitu rumah sakit tipe B
yang belokasi di Purwokerto. “Tapi saya repot lah kalau
ke Purwokerto, jadi saya minta dirujuk ke Yogyakarta, tapi
ternyata tidak bisa langsung, saya harus melalui rumah
sakit di Purworejo,” kata Yanto.
Akhirnya, dibawalah Yanto ke RSUD Purworejo. “Nah,
karena atas permintaan sendiri rujukannya, maka ambulan
ditanggung oleh pasien. Kalau saat itu saya mau dirujuk ke
RS Margono yang di Purwokerto, biaya ambulan dibayar
oleh BPJS Kesehatan. Tapi, pertimbangannya untuk kondisi
keluarga saya, lebih mudah ke Yogyakarta,” ungkapnya.
	
Jarak tempuh dari rumahnya di Selang, Kebumen,
sampai ke Yogyakarta sekitar 2,5 jam atau lebih cepat
dibandingkan ke Purwokert yang memerlukan waktu
sekitar 3,5 jam. Selain itu, di Yogyakarta istri Yanto lebih
familiar dengan wilayah Yogyakarta karena sudah sering ke
sana.
	
Ternyata di Purworejo memang tidak ada dokter spesialis
jantungnya. Oleh karena itu, dokter disana merujuk saya
ke RS Sardjito, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di RS Sardjito
inilah, akhirnya Yanto dioperasi untuk memasang ring.
Di Yogyakarta, istrinya, Nani, terpaksa sewa kamar alias
kost di belakang RS Sardjito, sehari Rp60.000. Di sana
sekitar seminggu. “Ya habis mau bagaimana lagi. Untuk
memudahkan ngurusi saya, ya satu-satunya kost aja,
karena tidak ada saudara di sana. Ya, masih beruntung saja,
ada BPJS Kesehatan. Kalau dulu Askes ya, saya malah
belum pakai,” kata Yanto, saat ditemui di rumahnya.
Biaya untuk memasang satu ring
memerlukan biaya sebesar Rp42 juta.
Yanto dan istrinya tidak berhenti berucap
“syukur alhamdulillah” karena sudah
diberi selamat oleh Tuhan karena dirinya
sudah selamat dan sehat kembali dan
sudah mulai beraktivitas. “Saya sekarang
harus lebih hati-hati tidak boleh terlalu
cape atau melakukan kegiatan yang
memicu jantung bekerja keras,” ujar
Yanto.
Kini, Yanto masih menjalani rawat jalan. Ada obat yang
harus diminum pascaoperasi yaitu atorvastatin 20 mg.
Obat ini harus diminum malam hari sebanyak dua tablet.
Tetapi sangat disayangkan obat ini harus ditebus memakai
uang sendiri, harganya Rp331.000. “Ga tahu ya, obat itu
tidak ada atau bagaimana, jadi kita harus beli pakai uang
sendiri,” katanya.
Yanto dan istrinya juga hanya mengikuti saja prosedur dan
apa yang harus dilakukannya, karena sudah percaya apa
yang dilakukan dokter itu yang terbaik. Tetapi, soal beli
obat sendiri ini, dia pun belum pernah menanyakan kepada
petugas BPJS Center yang ada di rumah sakit. “Saya
tidak terpikir mau tanya ke BPJS Center, karena memang
tidak tahu. Kalau bisa tidak bayar lagi untuk beli obat, ya
pasti sangat senang. Untuk transport mondar-mandir ke
Yogyakarta juga cukup lumayan. Paling sedikit keluar uang
Rp500.000,” ungkapnya.
	
Biaya kontrol ke dokter yang pertamakali pasca operasi
harus membayar Rp128.000 dan mendapat potongan
sebesar Rp13.000 yang dibayar oleh BPJS Kesehatan.
“Saya juga tidak tahu, apakah karena seharusnya saya
dirujuk ke Purwokerto atau bagaimana. Ya, yang jelas,
jangan sampai sakit lah. Tetapi saya melihat ini sebagai
cobaan dari Allah yang harus saya jalani, jadi harus sabar
dan tawakal,” ucapnya.
	
Ada lagi yang menjadi pemikirannya, pascaoperasi
seharusnya Yanto harus mengikuti masa pemulihan
atau rehabilitasi medik. Setiap hari Senin dan Kamis,
perlu melakukan treatmeal dengan pengawasan dokter
sebesar Rp385.000 untuk peralatan dan Rp533.000 untuk
medisnya. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 12 kali.
	
Namun, Yanto tidak mengikutinya karena biayanya terlalu
mahal. “Boleh dong usul, kalau memang rehabilitasi
medik termasuk dalam penyembuhan, bisa masuk dalam
biaya BPJS Kesehatan,” kata Yanto yang kini menjadi PNS
Kabupaten Kebumen dengan kepangkatan 3B.
	
Meski demikian, Yanto dan istrinya, mengakui pelayanan
BPJS Kesehatan sudah baik, karena tidak mempersulit
pesertanya. Selama dalam proses pelayanan mulai dari
tingkat dasar hingga ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut,
dirinya tidak mengalami perlakuan yang tidak baik.
Tiga Kali Masuk ICU Baru
Ketahuan Sakit Jantung
Pasang Ring Rp42 Juta
55 Tahun
Subiyanto
SEHAT
S
udah sejak dahulu, Indonesia memiliki dua musim
yakni musim kemarau dan musin hujan. Sejak dulu
pula orang mengetahui, ketika hujan mengguyur
secara rutin setiap hari dan biasanya cukup deras,
menimbulkan banjir di sejumlah wilayah . Bersamaan
dengan itu, muncul berbagai penyakit karena kondisi
lingkungan yang masih kurang bersih.
Saat musim hujan, kulit biasanya menjadi lebih rentan
terkena beberapa masalah seperti jamur, herpes, dan
eksim. Karenanya, perlu beberapa cara agar kulit Anda
tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kulit.
Penyakit menular lainnya, pun semakin meningkat.
Begitu juga penyakit kronik bisa semakin parah. Karena
penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan
berkepanjangan. Kondisinya semakin buruk bila terjadi
banjir hingga beberapa hari.
Maka, warga yang tinggal di daerah rawan banjir,
untuk mewaspadainya atau hati-hati. "Tidak menutup
kemungkinan, munculnya penyakit-penyakit tertentu yang
dapat menyebabkan meningkatnya kejadian kematian
karena terlambatnya penyakit tersebut diobati," kata
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kemenkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, dalam sebuah
diskusi, beberpa waktu lalu.
Masyarakat harus meningkatkan kehati-hatian dengan cara
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit
yang sering banyak terjadi saat musim hujan dan banjir
datang. Sehingga dapat bertindak secara tepat dan
mencegah terjadinya penyakit bahkan kematian karena
penyakit tersebut.
Menurutnya, berikut ini beberapa penyakit yang harus
diwaspadai saat musim hujan dan banjir datang.
Pertama, flu/Influenza. Kebanyakan dari kita sering
mengalami flu seperti pilek, sakit kepala, demam
dan batuk selama musim hujan. Perlu kiranya kita
mengetahui bagaimana penyebaran ketika sedang sakit
flu dengan tepat. Pergunakanlah masker sebagai upaya
pencegahan penularan yang lebih luas dan cukupkan
asupan gizi makanan. Perbanyak minum air putih serta
bisa mengkonsumsi vitamin yang diperlukan. Biasakan
melakukan perilaku mencuci tangan secara teratur dan
benar karena tangan merupakan salah satu jalan masuk
virus ke dalam tubuh.
Kedua, diare. Biasanya, kebersihan menjadi hal
yang sering terabaikan. Keterbatasan tersedianya
air bersih seringkali menimbulkan kelalaian
dalam menjaga kebersihan dan kesehatan
seperti memasak dengan menggunakan air
bersih sampai matang dan kebiasaan cuci tangan
sebelum memasak, sebelum makan dan sehabis
buang air besar. Hal ini sering menyebabkan
munculnya penyakit diare yang apabila tidak
ditangani dengan tepat dapat pula menyebabkan
kematian pada penderitanya.
Penyakit diare dapat disebabkan oleh virus,
bakteri ataupun parasit. Yang harus diwaspadai
dari penyakit diare adalah terjadinya dehidrasi
(tubuh kekurangan cairan) dikarenakan buang
air besar cair terus-menerus, disertai muntah
dan deman tinggi serta sulit untuk minum dan
makan.
Pertolongan pertama dan utama pada penderita
diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi
dengan cara banyak minum (air putih atau
oralit) setiap habis buang air besar cair atau
muntah dan minum obat penurun panas bila
demam. Selanjutnya bawa segera penderita ke
Puskesmas /rumah sakit untuk diobati dengan
tepat. Masyarakat harus diingatkan kembali
betapa pentingnya pola hidup bersih dan sehat seperti
kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan penggunaan air
bersih yang matang untuk makan dan minum.
Ketiga, deman berdarah dengue (DBD). Penyakit ini,
banyak bermunculan. DBD merupakan suatu penyakit
yang didapat diderita oleh orang dewasa dan anak yang
disebabkan oleh virus dengue. Di mana virus dengue ini
dibawa oleh nyamuk aedes agypti sebagai vector ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.
Adapun, gejala-gejala yang harus diketahui pada pasien
yang dicurigai menderita DBD adalah deman tinggi tiba-
tiba selama 2-7 hari (tetap tinggi walaupun sudah diberi
obat penurunan panas), biasanya disertai rasa mual,
muntah, sakit kepala dan persendian, serta sangat perlu
diketahui bahwa gejala adanya bintik-bintik merah pada
tubuh tidak sering muncul di awal-awal penyakit.
Sebaiknya ketika ada seseorang dengan gejala-gejala
DBD tersebut, harus segera dilakukan pemeriksaan darah
lengkap di Puskesmas / RS terdekat untuk memastikannya
dan dapat segera diobati dengan tepat serta menghindari
kematian. Pada masyarakat seharusnya dilakukan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk (aedes agypti) secara
aktif berupa menguras bak mandi secara rutin, mengubur
kaleng dan ban-ban bekas supaya tidak menjadi tempat
genangan air pasca hujan dan banjir serta membersihkan
lingkungan sekitar secara rutin.
Keempat, leptospirosis. Saat hujan, orang sering
mengalami terendamnya bagian kaki pada genangan
air banjir di lingkungannya. Sering kali lupa tidak
menggunakan pelindung kaki (sepatu boat), padahal
pada air genangan banjir tersebut terdapat makhluk-
makhluk kecil (mikroorganisme) yang membahayakan
seperti adanya leptospira dari air kencing tikus, anjing,
kerbau, babi dan lainnya. Apabila pada kaki terdapat luka,
maka leptospira tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita
melalui luka tersebut dan menyebar ke seluruh tubuh.
Akhirnya dapat menderita suatu penyakit yang disebut
dengan leptospirosis. Apabila tidak ditangani dengan
tepat dapat menyebabkan kematian. Gejala yang harus
diketahui adalah adanya demam yang muncul
tiba-tiba, nyeri kepala di bagian depan, terdapat
keluhan mual-muntah dan disertai mata kuning
dan penurunan kesadaran. Sebaiknya segera
dibawa ke Puskesmas / RS terdekat agar
dapat segera ditangani dengan tepat dan
menghindari kematian.
Idealnya, masyarakat harus senantiasa menggunakan
pelindung kaki ketika berjalandi genangan air banjir, apalagi
bila diketahui bahwa di lingkungan sekitarnya memang
banyak hewan seperti tikus, anjing, kerbau dan babi.
Diusahakan setiap habis melewati genangan air banjir
selalu membersihkan kaki dengan air yang mengalir.
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Pasca banjir, jamur dapat tumbuh lebih cepat dan rentan
menimbulkan masalah kesehatan. Paparan jamur yang
berlebihan pasca banjir dapat menyebabkan ISPA,
kambuhnya asma dan alergi. Gejala utama penyakit ini
berupa batuk, nyeri dada dan lain-lain. Apabila mengalami
seperti ini, makan segara beistirahatlah dan lakukan
pengobatan simtomatis sesuai gelaja yang dialami. Dan
jangan lupa, cegah penularan terhadap orang yang di
sekitar, misalnya dengan menutup mulut ketika batuk dan
tidak meludah di sembarang tempat.
Selanjutnya, penyakit kronik. Pemburukan penyakit kronik
yang memang sudah diderita pada musim hujan dan banjir,
dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Sebuah
studi menghubungkan peningkatan hipertensi dan sakit
jantung akibat stress yang berhubungan dengan banjir.
Upaya perlindungan. Untuk mengantisipasi penyakit ini,
dapat melakukan beberapa upaya untuk perlindungan dan
pencegahan dari serangan penyakit-penyakit saat hujan
dan banjir.
1. Tetap lakukan kebiasaan mencuci tangan dengan air 		
yang mengalir dan sabun secara benar dan tepat.
2. Tetap pergunakan air yang sudah dimasak untuk 	 	
kebutuhan minum dan makan.
3. Gunakan pelindung kaki yang baik ketika berada 	 	
dalam genangan air banjir dan segera bersihkan 		
bagian kaki sehabis melewati genangan air banjir.
4. Tetap upayakan untuk konsumsi makanan yang 	 	
bergizi dan cukup serta istirahat yang cukup.
5. Segera lakukan pembersihan lingkungan ketika banjir 	
sudah surut.
6. Sediakan obat-obatan pertolongan pertama di rumah.
7. Ketika ada keluhan sakit, segera konsultasikan ke 	 	
dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat.
8. Jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi suplemen 	 	
kesehatan, secara rutin untuk menjaga stamina 		
dan kesehatan.
Jadi, banjir, memang sedang melanda di beberapa
daerah di Indonesia. Banyak sekali kerugian yang didapat
pasca banjir. Termasuk munculnya berbagai penyakit.
Mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk lebih baik.
Waspadai, Penyakit Kronik
Saat Musim Hujan
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun201410
Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014
Q&A Question and Answer
Pelayanan Bersalin
11
1. Apakah persalinan ditanggung oleh BPJS
Kesehatan?
Persalinan merupakan benefit bagi peserta BPJS
Kesehatan tanpa pembatasan jumlah kehamilan/persalinan
yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan tidak dibatasi oleh
status kepesertaan (peserta/anak/tertanggung lain).
2. Apakah biaya pelayanan persalinan dapat ditagihkan
secara klaim perorangan?
Pelayanan persalinan ditagihkan oleh fasilitas kesehatan
yang memberikan pelayanan. Klaim perorangan untuk
kasus persalinan baik yang dilakukan di fasilitas kesehatan
yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama tidak
diperbolehkan.
3.Dimanakah kasus persalinan dapat dilayani? 	
Pelayanan persalinan mengikuti sistem rujukan berjenjang.
Apabila berdasarkan indikasi medis pasien dirujuk ke
faskes rujukan tingkat lanjutan, pelayanan persalinan akan
dijamin tanpa melihat kondisi persalinannya (normal atau
penyulit).
Pada kondisi gawat darurat peserta dapat langsung
ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan, adapun
kriteria gawat darurat antara lain perdarahan, kejang pada
kehamilan, ketuban pecah dini, dan kondisi lain yang
mengancam jiwa ibu dan bayinya.
4. Apakah pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
di RS, mengingat tidak semua Puskesmas atau bidan
punya peralatan yang cukup ?
Pelayanan pemeriksaan kehamilan mengikuti sistem
rujukan berjenjang.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama tempat terdaftar atau
jejaringnya.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat merujuk ke
tingkat yang lebih tinggi sesuai indikasi medis, dan
pemeriksaan kehamilan di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
dapat dijamin.
5. Apakah BPJS Kesehatan menanggung penyakit
bawaan lahir?
Ditanggung, selama sesuai indikasi medis dan bukan
termasuk dalam pelayanan yang tidak dijamin oleh
Program JKN
JAKARTA, 26 November 2014 – Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hari ini meresmikan
Kantor Cabang (KC) Prima yang berlokasi di Jalan
Hasanuddin Nomor 52, Jakarta Selatan. Beroperasinya
KC Prima akan memudahkan badan usaha milik negara
(BUMN) dan perusahaan-perusahaan swasta untuk
mendaftarkan karyawannya sebagai peserta Jaminan
Kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
KC Prima merupakan unit kerja khusus di bawah Kantor
Divisi Regional IV yang memiliki tugas mengelola program
koordinasi manfaat (coordination of benefit/CoB). Selain
itu, mengelola fungsi pemasaran dan kepesertaan program
jaminan kesehatan untuk golongan pekerja penerima upah,
khususnya BUMN dan perusahaan swasta di Jabodetabek
dengan jumlah pekerja minimal 2.000 orang atau jumlah
peserta dan anggota keluarga minimal 5.000 orang.
Pembentukan KC Prima ditetapkan melalui Keputusan
Direksi BPJS Kesehatan Nomor 293 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kantor Cabang Prima BPJS Kesehatan.
Adapun latar belakang pembentukannya adalah Pasal 27
ayat (2) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan yang diubah dengan Perpres
111 Tahun 2013 yang menyebutkan, BPJS Kesehatan dan
penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan
dapat melakukan koordinasi dalam memberikan manfaat
untuk peserta Jaminan Kesehatan yang memiliki hak atas
perlindungan program asuransi kesehatan tambahan.
Kemudian dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a Perpres 111/2013
ditulis bahwa pemberi kerja pada BUMN, usaha besar,
usaha menengah, dan usaha kecil wajib melakukan
pendaftaran kepesertaan Jaminan Kesehatan paling lambat
1 Januari 2015.
BPJS Kesehatan berharap
hadirnya KC Prima bisa
mempercepat proses
rekrutmen dan pendaftaran
pesertasegmen pekerja
penerima upah yang
berasal dari BUMN maupun
perusahaan swasta serta
masyarakat mampu yang
menginginkan manfaat
lebih melalui skema CoB.
Sampai saat ini, dari 82
BUMN yang berkantor pusat
di Jabodetabek, masih
ada 71 BUMN yang belum
mendaftar ke BPJS Kesehatan.
Selanjutnya, 71 BUMN ini bisa
melakukan registrasi melalui
KC Prima.
Untuk program CoB, BPJS
Kesehatan sudah bekerjasama
dengan 30 perusahaan asuransi
swasta dalam memberikan
tambahan manfaat non-
medis kepada peserta. Perusahaan asuransi swasta
yang melayani CoB antara lain PT Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Tugu
Mandiri, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi
Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, PT Equity Life Indonesia, PT
MNC Life Assurance, PT Lippo General Insurance Tbk, PT
AXA Mandiri Finansial Service, PT Asuransi Jiwasraya, PT
Asuransi Central Asia, PT Asuransi AIA Indonesia, dan PT
Asuransi Takaful Keluarga.
Selain di rumah sakit yang sudah bergabung dengan
BPJS Kesehatan, peserta CoB juga bisa di layani di 16
rumah sakit yang belum bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Timur,
RSU Puri Cinere, Siloam Hospitals Kebon Jeruk, RS
Mitra Kemayoran, RS Pondok Indah, RS MMC, RS Mitra
Internasional, RS Premier Bintaro, dan RS Pantai Indah
Kapuk.
BPJS Kesehatan Resmikan Kantor Cabang Prima untuk Layani Peserta Badan
Usaha dan Coordination of Benefit
Kilas&Peristiwa
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
Himpunan pengusaha santri indonesia (english)Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
Ghozali Mochammad
 
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pusat Komunikasi Publik
 
2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA
Eidellweist
 
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
WahyuBawono1
 
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjsPro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Rizky Faisal
 

La actualidad más candente (20)

Mediakom 43
Mediakom 43Mediakom 43
Mediakom 43
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Mediakom 41
Mediakom 41Mediakom 41
Mediakom 41
 
Mediakom 42
Mediakom 42Mediakom 42
Mediakom 42
 
Rzmagz08
Rzmagz08Rzmagz08
Rzmagz08
 
Mediakom36
Mediakom36Mediakom36
Mediakom36
 
Majalah Generasi 9 Oktober 2013
Majalah Generasi 9  Oktober 2013Majalah Generasi 9  Oktober 2013
Majalah Generasi 9 Oktober 2013
 
Mediakom35
Mediakom35Mediakom35
Mediakom35
 
Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
Himpunan pengusaha santri indonesia (english)Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
Himpunan pengusaha santri indonesia (english)
 
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
Proposal Ambulan Gratis Cinta Dhuafa (ARIFA)
 
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
Pidato Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam rangka Hari Ke...
 
2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA2.1. PP PMR MULA
2.1. PP PMR MULA
 
E magazine setara news edisi i
E magazine setara news edisi iE magazine setara news edisi i
E magazine setara news edisi i
 
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
2,sm,wahyu bawono,hapzi ali,swot analysis swot pt bri tbk,universitas mercu b...
 
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjsPro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
Pro kontra kebijakan jkn oleh bpjs
 
Mediakom 23
Mediakom 23Mediakom 23
Mediakom 23
 
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi November 2015 Week #2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi November 2015 Week #2Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi November 2015 Week #2
Weekly Newsletter LAZNas Chevron Duri Edisi November 2015 Week #2
 
Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016Skrip naskah talk show asi 2016
Skrip naskah talk show asi 2016
 
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
Sehati (Sedekah Amalan Rutin) proposal 2016
 
Naskah pidato prabowo
Naskah pidato prabowoNaskah pidato prabowo
Naskah pidato prabowo
 

Destacado

Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Imran Is
 
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
Laurensius Purba
 
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Cut Ampon Lambiheue
 
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
Klinik Jejaring PT Rumah Sakit Padjadjaran
 

Destacado (19)

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
 
Tanya jawab seputar bpjs kesehatan
Tanya jawab seputar bpjs kesehatanTanya jawab seputar bpjs kesehatan
Tanya jawab seputar bpjs kesehatan
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
 
PUSKESMAS & JKN 2014
PUSKESMAS & JKN 2014PUSKESMAS & JKN 2014
PUSKESMAS & JKN 2014
 
Panduan klinis-di-faskes-primer-140601225607-phpapp01
Panduan klinis-di-faskes-primer-140601225607-phpapp01Panduan klinis-di-faskes-primer-140601225607-phpapp01
Panduan klinis-di-faskes-primer-140601225607-phpapp01
 
Evaluasi program jkn dan permasalahannya
Evaluasi program jkn dan permasalahannyaEvaluasi program jkn dan permasalahannya
Evaluasi program jkn dan permasalahannya
 
Rimawati - Analisis Regulasi JKN
Rimawati - Analisis Regulasi JKNRimawati - Analisis Regulasi JKN
Rimawati - Analisis Regulasi JKN
 
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medisMalpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
Malpraktek, standard profesi, standard pelayanan medis
 
Manajemen dokter keluarga
Manajemen dokter keluargaManajemen dokter keluarga
Manajemen dokter keluarga
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
 
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
3 peran-dokter-layanan-primer-sebagai-gate-keeper-dr-samsul
 
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS KesehatanPeran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
Peran Dokter umum sebagai pelaksana Layanan Primer dalam Program BPJS Kesehatan
 
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
 
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
 
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
Sistem pembiayaan bpjs kesehatan 2015 [kapitasi berbasis kinerja]
 
Monitoring dan Evaluasi Program JKN
Monitoring dan Evaluasi Program JKNMonitoring dan Evaluasi Program JKN
Monitoring dan Evaluasi Program JKN
 

Similar a Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014

Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang AdaMempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Thufailah Mujahidah
 
Digital surya 07 november 2013
Digital surya 07 november 2013Digital surya 07 november 2013
Digital surya 07 november 2013
Portal Surya
 

Similar a Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014 (20)

InfoBPJS
InfoBPJSInfoBPJS
InfoBPJS
 
Sambutan bupati wonosobo + gubernur upacara 17 agustus 2021 cap
Sambutan bupati wonosobo + gubernur upacara 17 agustus 2021 capSambutan bupati wonosobo + gubernur upacara 17 agustus 2021 cap
Sambutan bupati wonosobo + gubernur upacara 17 agustus 2021 cap
 
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang AdaMempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
 
Tabloid Publica Pos Edisi II (Februari 2015)
Tabloid Publica Pos Edisi II (Februari 2015)Tabloid Publica Pos Edisi II (Februari 2015)
Tabloid Publica Pos Edisi II (Februari 2015)
 
Digital surya 07 november 2013
Digital surya 07 november 2013Digital surya 07 november 2013
Digital surya 07 november 2013
 
Dirosah NgajiJodoh Edisi 25
Dirosah NgajiJodoh Edisi 25Dirosah NgajiJodoh Edisi 25
Dirosah NgajiJodoh Edisi 25
 
Profil KPSI
Profil KPSIProfil KPSI
Profil KPSI
 
Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021Profil KPSI 2021
Profil KPSI 2021
 
Materi posyandu
Materi posyanduMateri posyandu
Materi posyandu
 
Profil KPSI
Profil KPSIProfil KPSI
Profil KPSI
 
Proposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafaProposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafa
 
Pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemandirian rehabilitant di masyarakat
Pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemandirian rehabilitant di masyarakatPemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemandirian rehabilitant di masyarakat
Pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemandirian rehabilitant di masyarakat
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
POSYANDUU.ppt
POSYANDUU.pptPOSYANDUU.ppt
POSYANDUU.ppt
 
Majalah kekuatan sugesti juni 2016
Majalah kekuatan sugesti juni 2016Majalah kekuatan sugesti juni 2016
Majalah kekuatan sugesti juni 2016
 
Pidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesiaPidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesia
 
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdfBUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
BUKU SAKU STUNTING BAGI KADER POSYANDU. Kemenkes 2021.pdf
 

Más de BPJS Kesehatan RI

Más de BPJS Kesehatan RI (20)

3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan00013994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
 
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
 
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpUpaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
 
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
 

Último

TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 

Último (20)

TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014

  • 1. Edisi XIII Tahun 2014 INFOBPJS Kesehatan Media Internal Resmi BPJS Kesehatan Membanggakan, BPJS Mampu Terapkan Good Governance
  • 2. “ “ CEO Message Pengarah Fachmi Idris Penanggung Jawab Purnawarman Basundoro Pimpinan Umum Ikhsan Pimpinan Redaksi Irfan Humaidi Sekretaris Rini Rachmitasari Sekretariat Ni Kadek M. Devi Eko Yulianto Paramitha Suciani Redaktur Diah Ismawardani Elsa Novelia Chandra Nurcahyo Yuliasman Juliana Ramdhani Budi Setiawan Dwi Surini Tati Haryati Denawati Distribusi dan Percetakan Basuki Anton Tri Wibowo Buletin diterbitkan oleh: BPJS Kesehatan Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940 Redaksi Redaksi menerima tulisan artikel/opini berkaitan dengan tema seputar Askes maupun tema-tema kesehatan lainnya yang relevan dengan pembaca yang ada di Indonesia. Panjang tulisan maksimal 7.000 karakter (termasuk spasi), dikirimkan via email ke alamat: redaksi. infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi identitas lengkap dan foto penulis DAFTAR ISI BINCANG 6 SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021) 4212940 3 5 7 8 9 10 11 INFO BPJS Kesehatan EDISI XIII TAHUN 2014 Bincang - Dirut BPJS Kesehatan , Fachmi Idris DatabasePesertaTerekamSecaraNasional Pelanggan - Teknologi Semakin Canggih,PelayananSemakinCepat Kilas & Peristiwa - BPJSKesehatan ResmikanKantorCabangPrimauntuk LayaniPesertaBadanUsahadan CoordinationofBenefit Peduli Pembaca setia Info BPJS Kesehatan, Sebagai badan pengelolan keuangan, BPJS Kesehatan diharapkan dapat menerapkan standar tata kelola perusahaan yang baik (good governance/GG) yang tinggi agar mampu menjaga diri dari krisis. Risiko krisis keuangan baik yang terjadi pada tataran nasional ataupun global merupakan bagian dari dinamika. Oleh karena itu, diperlukan standar yang tinggi dalam penerapan GCG terutama di institusi keuangan yang mengelola dana dari masyarakat. Merujuk pada ambruknya ekonomi Amerika Serikat akibat krisis pada sektor keuangan, Kalla mengingatkan agar prinsip-prinsip GCG di industri keuangan benar-benar diterapkan. Jika sampai ambruk maka pengaruh buruknya bisa ditanggung oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan hingga 30 tahun. institusi yang mengelola keuangan merupakan salah satu institusi yang sangat rentan terpengaruh oleh gejolak ekonomi global. Oleh karenanya, pengelolaan sektor ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh orang- orang yang memiliki kemampuan dan integritas. Secara khusus Info BPJS akan mendalami hal ini di rubrik FOKUS. Memasuki edisi ke-13 Info BPJS Kesehatan, redaksi mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan dan saran yang secara simultan kami terima untuk pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS Kesehatan kepada seluruh pembaca. Salam, Redaksi Good Governance Penting Bagi BPJS Kesehatan PembayaranAutodebet Yth. Redaksi Apakah pembayaran peserta bisa dapat melakukan pembayaran dengan autodebet ? Bagaimana caranya ? Syarifah, banyuwangi Jawab : Bisa, peserta dapat melakukan pembayaran dengan sistem autodebet. Adapun cara pendebetannya adalah : a. Peserta harus memiliki rekening salah satu bank mitra BPJS kesehatan. b. Peserta mendaftarkan diri pada petugas cabang bank mitra untuk dilakukan autodebet. c. Peserta telah menyelesaikan seluruh kewajiban sebelumnya yang tertunggak (jika ada) d. Peserta menjaga saldo agar dapat didebet untuk pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Salam, Redaksi Tahun 2014 akan segera berakhir dan tahun 2015 akan segera menjelang. Bagi sebagian masyarakat khususnya etnis Tionghoa, pergantian tahun memiliki makna tersendiri baik dari sisi perubahan musim maupun kaitannya dengan peruntungan di dalam karir, cinta, keluarga dan sebagainya. Sesuai zodiak China yang terdiri atas 12 shio, tahun 2015 adalah tahun Kambing Kayu. Dan masih menurut kepercayaan mereka, ada pepatah yang sangat terkenal yaitu “tiga kambing membawa harmoni dan kemakmuran”, yang artinya siapa yang lahir di tahun Kambing Kayu adalah orang yang murah hati, adil, lemah lembut dan perduli kepada orang lain. Tentu sangat beruntung yang terlahir di tahun dengan shio ini. Siapa yang tidak menyukai orang yang pemurah, adil, lemah lembut dan peduli terhadap orang lain? Namun sesungguhnya apakah sikap peduli itu terlahir sebagai fitrah kodrati setiap pemilik shio Kambing Kayu tadi atau kah sikap ini dengan caranya sendiri dapat tumbuh seiring pembelajaran hidup setiap pribadi atau dari pengalaman nyata manusia dalam mengarungi permasalahan dunia. Mari kita simak satu kisah berikut untuk memahaminya. Ada satu kisah menarik yang ditulis pada 27 Januari 2006 di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing - China, yang juga disiarkan di TV secara nasional, dimana pemerintah setempat memberikan penghargaan kepada sepuluh orang luar biasa, yang salah satunya adalah kepada Zhang Da. Zhang Da adalah bocah cilik yang belum berusia 10 tahun saat ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan hidup miskin bersama sang suami yang sakit keras, pengangguran dan lumpuh. Hidup tanpa ibu serta dengan ayah yang kondisinya sangat membutuhkan bantuan, memaksa Zhang Da mengambil alih tanggung jawab berat keluarganya. Dia harus bersekolah, mencari makan untuk dia dan ayahnya, dan juga memikirkan obat-obatan untuk ayahnya. Dengan tabah setiap hari Zhang Da mencari makanan di hutan, memasak bubur, bekerja membelah kayu, menggendong ayah nya ke WC, mengelap dan sesekali memandikan sang Ayah. Sedikit pun ia tiada mengeluh dan menjalani hari-hari beratnya dengan penuh kesabaran. Sampai kemudian tibalah hari pemberian penghargaan. Satu hal yang mengharu biru saat itu adalah ketika presenter menanyakan apakah permintaannya. Seluruh pemirsa mendengarkan dan pejabat yang hadir siap memberikan hadiah terbaik sesuai keinginan Zhang Da. Namun dengan penuh harap Zhang Da kemudian berkata. “Saya mau Ibu kembali. Ibu kembalilah kerumah, Ibu tidak perlu melakukan apa-apa, saya bias membantu Ayah, saya bias cari makan sendiri. Ibu kembalilah!”. Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya kecuali keperduliannya untuk meminta Sang Ibu kembali. Memupuk sikap peduli, tentu mudah diucapkan namun ternyata tidak se-sederhana itu untuk dilakukan. Hingga saat ini pun tidak pernah dibahas apakah shio Zhang Da adalah Kambing Kayu atau bukan hingga ia begitu perduli terhadap ayah atau pun ibunya. Yang ia tahu hanya memberi ketulusan bagi kebahagiaan orang tuanya, karena di saat mereka bahagia Zhang Da pun merasa jauh lebih bahagia. Sikap peduli (caring) ini sesungguhnya sejalan dengan teori kekekalan energi James Prescott Joule . Menurut teorinya, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Demikian pula dengan usaha, tindakan atau pun perjuangan yang kita berikan, baik kepada diri sendiri atau terlebih kepada orang lain, pasti akan kembali kepada kita sebagai kebaikan baru yang wujud dan waktunya bahkan mungkin tidak pernah kita bayangkan. Sikap peduli ini pula yang sebetulnya yang dikedepankan dalam Undang- Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dalam pasal 4 Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan tujuan system jaminan social nasional maka dibentuklah badan penyelenggara yang berbentuk badan hokum dengan berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan social seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dengan prinsip ini maka peserta muda dan sehat dipaksa perduli membantu peserta yang sakit. Dana yang terhimpun dari iuran peserta dipergunakan untuk kesejahteraan sosial, khususnya jaminan pelayanan kesehatan, bagi seluruh Rakyat Indonesia. Apakah keuntungan yang diperoleh bagi peserta yang tidak sakit? Dalam bentuk cash back tentu tidak ada. Namun pernahkah terpikir bahwa nikmat sehat yang Tuhan anugerahkan kepada kita adalah rizki termahal yang tidak ternilai harganya. Nikmat bernafas dengan mudah, bergerak tanpa batas atau pun hidup tanpa rasa sakit adalah sesuatu yang sangat berharga. Boleh jadi ini lah hadiah, ini adalah energi baru yang terus dikembalikan sang Maha Kuasa (sebagaimana hukum kekelan energi) atas keikhlasan kita menjadi bagian program gotong royong nasional ini, tak perduli apa pun shio kita. Jadi, jika gajah mati meninggalkan gading, atau pun rusa mati meninggalkan belang, maka ketika nanti manusia mati, yang dikenang bukan lagi kehebatan, kesuksesan, kekayaan, dan kemakmurannya, melainkan yang dikenang adalah kebaikan, keramahan, kemurah-hatian dan tentu saja keperdulian kita karena, “.. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya..” (QS, Al Baqarah 245). Direktur Utama Fachmi Idris Fokus - Penyelenggaraan BPJS MemenuhiPrinsipEkuitas Testimoni - BPJS Kesehatan Tak Ada Diskriminasi Apapun Kelasnya, LayanannyaTetapSama Sehat - Waspadai, Penyakit Kronik SaatMusimHujan Opini -BiayaTambahanPesertaBPJS KesehatandiRumahSakit:Bolehkah? Benefit - PemutakhiranDataBisa TingkatkanKepuasan
  • 3. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 F kus 3 P enyelenggaraan jaminan kesehatan yang dioperasionalkan BPJS Kesehatan, memperlihatkan harapan baru, sesuai dengan keinginan masyarakat karena sudah memenuhi prinsip ekuitas. Peserta BPJS Kesehatan, merasa sudah mendapatkan kesamaan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terikat dengan besaran iuran peserta dan tidak dipungut biaya. Kecuali, peserta yang menginginkan kelas ruang perawatan yang lebih tinggi. Sesuai Pasal 62 Per. BPJS Kes N0.1/2014, dapat dilakukan bila Peserta menginginkan kelas ruang perawatan lebih tinggi dari yang menjadi haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan berdasarkan tarif INA-CBG’s dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan. Namun, apabila ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh, peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi, tanpa dikenakan urun biaya. Hal ini sesuai Pasal 61 Per. BPJS Kes N0.1/2014. Hal ini, dialami seorang karyawan swasta Labiba Anjani (42 tahun). Peserta yang seharusnya mendapatkan perawatan di kelas dua, pekan lalu, mengaku sesak nafas kemudian pingsan. Oleh keluarganya, perempuan yang tinggal di kawasan Manggarai Jakarta Selatan, langsung dibawa ke RSUD Bekasi, karena saat itu tengah berada di rumah familinya di Bekasi, Jawa Barat. Setelah beberapa menit berada di ruang UGD dan diperiksa dokter, peserta itu harus menjalani rawat inap tapi ruang kelas dua penuh. Melihat kondisi seperti itu, tim medis, yang mengetahui pasiennya peserta BPJS Kesehatan, langsung menawarkan untuk dirawat kelas utama. Tanpa berfikir panjang, keluarga menerimanya dan setelah memasuki ruang rawat inap, keluarga baru mengurus seluruh administrasinya. Empat hari kemudian, pasien penderita gagal ginjal, dibolehkan pulang, hanya dengan membayar selisih biaya sesuai aturan yang ada. "Soal bayar biaya selisihnya, tak masalah. Yang membanggakan adalah pihak rumah sakit langsung menangani penyakit pasien, walau hanya menunjukkan kartu peserta BPJS, bukan meminta diurus dulu administrasinya. Pengurusannya juga mudah, hanya menunjukkan kartu peserta BPJS Kesehatan, dilampiri KTP dan KK," kata salah seorang pasien peserta BPJS Kesehatan. Kenyataan ini, menunjukkan bahwa paket manfaat sebagai peserta, karena semua dijamin, bukan exclusion of benefit (pelayanan yang tidak dijamin), tidak ada pelayanan yang limitation benefit (pembatasan pelayanan). Menarik Orang Sehat Mendengar penuturan pasien, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, MKes, mengaku bangga terhadap BPJS Kesehatan. Sehingga, pihaknya agak kesal jika ada peserta BPJS marah-marah saja, saat berada di rumah sakit karena tidak mau tahu prosedur pelayanan. Menurutnya, BPJS Kesehatan menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, dan akuntabilitas. Selain itu, juga portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Prosedur pendaftaran dengan persyaratan yang lebih mudah. Paket manfaat yang lebih komperhensif, tanpa ada cost sharing dari peserta. Hak layanan kesehatan diperoleh peserta walau pun berada di daerah yang tidak terdapat Penyelenggaraan BPJS Memenuhi Prinsip Ekuitas fasilitas kesehatan. Mengenai prosedur klaim yang lebih ringkas. Malahan, dimungkinkan penggunaan obat di luar formularium nasional berdasarkan persetujuan Komite Medik dan Kepala/Direktur rumah sakit, apabila diperlukan sesuai indikasi medis. Prosedur layanan berjenjang yang sama di semua wilayah Indonesia, dan jangka waktu pencairan klaim fasilitas kesehatan yang lebih cepat (15 hari kerja). Menyinggung soal perilaku masyarakat yang ketika sakit baru mengurus kartu BPJS kesehatan dan saat membayarnya pun marah-marah, pihaknya sangat menyesalkannya. Perilaku ini, lanjutnya, harus diubah, agar BPJS Kesehatan ini menjadi penting dan tidak sibuk mengurusnya saat sakit saja. "Agar tenang saat sakit, ya, segera mendaftar dan membayar secara kontinyu. Masyarakat harus pro-aktif. Bayarnya juga tidak mahal, kok," ujarnya. Menyinggung soal tata cara pendaftaran peserta JKN yang baru, dimaksudkan menarik orang sehat untuk memiliki Jaminan Kesehatan. BPJS mengeluarkan aturan Nomor 4 Tahun 2014 tentang kepersertaan yang harus punya email dan nomor handphone dan pengaktifan kartu. Perlu dicatat, peraturan ini berlaku untuk peserta mandiri bukan untuk masyarakat miskin atau Penerima Bantuan Iuran (PBI). Masalah status kepesertaan pasien yang masuk Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau RS, BPJS Kesehatan, memberikan kesempatan untuk melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran peserta JKN dan selanjutnya menunjukkan nomor identitas peserta JKN selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja sejak yang bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila pasien dirawat kurang dari 3 hari). "Jadi, kita maunya gotong royong. Lagi sehat daftar lah, jangan bayar pas lagi sakit saja. BPJS Kesehatan, saya kira akan terus melakukan perbaikan jika ada persoalan yang krusial," ujarnya.Sekjen Kemenkes RI Untung Suseno Sutarjo, MKes,
  • 4. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 fokus 4 Info BPJSKesehatan edisi9Tahun2014 P elayanan kesehatan yang dioperasionalkan BPJS Kesehatan, tidak hanya menjadi kebanggan negara Indonesia di kancah dunia, karena mampu memberikan pelayanan kesehatan untuk jutaan penduduknya. Selain itu, kinerja lembaganya sangat membanggakan sehingga memperoleh rapor biru. Keberhasilan diperoleh lembaga ini, berkat kerja keras sumber daya manusia yang terkait, bahu-membahu, tanpa kenal lelah dalam menyelesaikan berbagai tantangan terhadap berbagai persoalan yang muncul. Meski demikian, kinerja yang penuh semangat bagi insan BPJS Kesehatan, tidak berhenti atau puas terhadap angka yang diraihnya melainkan terus berkomitmen kuat untuk mencapai angka yang lebih baik lagi. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjelang berakhirnya masa bahkati sebagai Presiden RI, mengaku bangga atas kinerja BPJS Kesehatan, yang mengaplikasikan Good Governance, secara baik. BPJS Kesehatan, dinilai mampu menciptakan situasi checks and balance, menegakkan transparansi dan akuntabilitas, serta merealisasikan tanggungjawab sosial untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga, tim yang diturunkan, yakni UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan), memberikan nilai baik (rapir biru). Meliputi, capaian peserta sesuai target, klaim N-1, sosialisasi efektif kepada peserta, penanganan keluhan yang berkualitas dan capaian atas usulan perubahan regulasi strategis. Maka, dalam pidato kenegaraan menjelang berkahirnya masa bhakti sebagai kepala negara, BPJS Kesehatan merupakan lembaga yang manfaatnya dirasakan masyarakat. SBY mengatakan akses warga, terutama yang miskin, terhadap layanan kesehatan yang baik merupakan tantangan semua negara, termasuk Indonesia. Mereka yang kaya bisa berobat ke dokter terbaik. Sedangkan, yang miskin hanya pasrah meratapi penyakitnya. Untuk itu, diluncurkan BPJS Kesehatan yang sekarang ini ditambah dengan Kartu Indonesia Sehat, yang diluncurkan Presiden Jokowi. "Ini kebijakan revolusioner. Kita bangga Indonesia memiliki sistem jaminan sosial terbesar di dunia, mencakup 126 juta penduduk," ujar SBY saat berpidato di parlemen, Jakarta. Dengan sistem tersebut peserta BPJS berhak mendapat pelayanan kesehatan dan pengobatan apa pun penyakit yang diderita. Tahun 2014, pemerintah telah mengalokasikan Rp 19,93 triliun di APBN untuk program tersebut. Dana itu akan digunakan untuk melindungi 86,4 juta warga miskin dan kurang mampu melalui asuransi kesehatan. Rapor Biru Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Dr dr Fachmi Idris, mengakui perolehan rapor biru ini berdasar evaluasi dan penilaian Presiden melalui UKP 4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) untuk menentukan 5 indikator keberhasilan yang telah diraih BPJS Kesehatan. Pertama, jumlah peserta BPJSKesehatan, yang ditarget 121,6 juta pada akhir tahun 2014, ternyata jumlah peserta sudah mencapai sekitar 131 juta jiwa. Artinya, sudah over target. Kedua, pembayaran klaim. Pemerintah telah menentukan bahwa BPJS Kesehatan harus bayar rumah sakit tepat waktu, atau istilah teknisnya N-1. Begitu berkas masuk, dalam waktu 15 hari sudah dibayar, tidak pernah terlambat. Ketiga, sosialisasi, juga dianggap berhasil, karena mayoritas rakyat sudah memahami BPJS Kesehatan. Apalagi, sekarang sudah diberlakukan sistem online dan membayarnya juga ke bank pemerintah."Mudah, tidak repot," ujarnya. Keempat tentang komplain. Artinya, dari sekian komplain yang BPJS Kesehatan terima, mampu ditangani dengan cukup baik, tidak lebih dari lima hari. Malahan, tidak sampai dua hari BPJS Kesehatan, sudah mampu menghandle semua keluhan yang masuk dari call centre kami di 500400, maupun melalui email. Kelima, revisi regulasi yang dipandang perlu, juga memperoleh rapor biru karena BPJS Kesehatan, mampu mengaplikasikan kinerja secara baik. "Kita terus semangat. Ada tiga huruf sukses BPJS Kesehatan di tahun 2014, yaitu huruf W, huruf A, dan huruf U. Atau WAU," jelasnya. Kata “WAU” adalah singkatan dari lembaga yang memberikan apresiasi positif terhadap BPJS Kesehatan. Yakni, Wildly Important Goal (W), AMC 2014 (A) dan U yaitu UKP4. "Jika, kita selalu ingat kata WAU berarti kita akan terus semangat mencapai kinerja yang lebih baik demi mencapai sukses bersama," jelasnya. Selain itu, BPJS Kesehatan juga diberikan penghargaan Gold Champion of Indonesia WOW Brand Tahun 2014 dari Mark Plus, Inc.(institusi pemberi penghargaan yang kredibel). Intitusi ini telah menempatkan BPJS Kesehatan sebagai instansi publik dengan kredibilitas tinggi, dinilai dari aspek-aspek seperti, awareness yang baik di masyarakat, kebijakan instansi yang paling disukai publik, dan tingkat kepercayaan dan rekomendasi publik yang tinggi terhadap lembaga ini. Membanggakan, BPJS Mampu Terapkan Good Governance FOTO /TEKS YANG KURANG KURANG TEKS
  • 5. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 5 OPINI P rogram Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai amanat dari UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Untuk pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, pembayaran dan sistem tarif menggunakan prospective payment, di mana berdasarkan Peraturan Presiden RI No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 39 ayat (3) menyatakan bahwa BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INA CBG’s). Pelayanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin dalam Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s) mengacu pada Pasal 22 dan Pasal 25 Peraturan Presiden RI No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 22, yang telah direvisi pada Peraturan Presiden RI No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Bagian Kedua “Tata Cara Pembayaran Iuran” butir 14. Pelayanan kesehatan yang dijamin pada pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdiri atas: administrasi pelayanan; pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis; tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis; rehabilitasi medis; pelayanan darah; pelayanan kedokteran forensik klinik; pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan; perawatan inap non intensif; dan perawatan inap di ruang intensif. Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin, terdiri atas: pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; pelayanan pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; pelayanan untuk mengatasi infertilitas; pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment); pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (preventable adverse events); dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan. Berdasarkan ketentuan pelayanan yang dijamin dan yang tidak dijamin tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa BPJS Kesehatan membayar semua pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok “dijamin”, dan sebaliknya tidak membayar untuk semua pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok “tidak dijamin”. Ketentuan mengenai hal yang dijamin dan tidak dijamin ini dituangkan dalam Perjanjian Kerja sama dengan fasilitas kesehatan lanjutan (Rumah Sakit), dimana diatur juga tentang sanksi apabila Rumah Sakit memungut biaya tambahan kepada Peserta di luar ketentuan. Dalam implementasinya di lapangan, seringkali Peserta BPJS Kesehatan masih harus membayar biaya tambahan. Hal ini tidak menjadi masalah apabila yang diminta bayar oleh Rumah Sakit adalah untuk pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok yang “tidak dijamin” misalnya naik kelas rawat. Namun, fakta di lapangan seringkali ditemui bahwa masih banyak Peserta BPJS Kesehatan yang ternyata masih harus membayar biaya tambahan untuk pelayanan kesehatan yang sebenarnya termasuk dalam kelompok “dijamin” misalnya obat. Biaya tambahan yang dimaksud adalah seluruh biaya Out-Of-Pocket (OOP) yang dibayarkan oleh pasien Peserta BPJS Kesehatan saat mendapatkan pelayanan kesehatan di Faskes lanjutan (Rumah Sakit), dalam tulisan ini dibatasi hanya untuk hal yang terkait dengan kepentingan pasien dalam rangka pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Secara garis besar biaya tambahan yang dibayarkan oleh Peserta BPJS Kesehatan di Rumah Sakit dapat dikelompokkan atas dua, yaitu biaya tambahan yang dibolehkan dan biaya tambahan yang tidak dibolehkan. Biaya tambahan yang dibolehkan terdiri dari: biaya dikarenakan naik kelas rawat dari kelas rawat yang menjadi haknya (sesuai Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional Pasal 24 dan Permenkes No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional) dan biaya dikarenakan termasuk pelayanan kesehatan yang tidak dijamin. Biaya tambahan yang tidak dibolehkan yaitu seluruh yang termasuk pelayanan kesehatan yang dijamin. Mengapa biaya tambahan ini sampai terjadi? Hal ini bisa disebabkan banyak faktor yang cukup kompleks dan saling terkait. Namun, terjadinya biaya tambahan bagi Peserta BPJS Kesehatan, khususnya biaya tambahan yang tidak dibolehkan, bisa dikarenakan 3 (tiga) aspek penyebab antara lain aspek peserta, aspek RS dan aspek tarif INA CBGs. Aspek Peserta misalnya meliputi: peserta baru mengurus kartu BPJS Kesehatan ketika sudah dirawat; atau peserta meminta pelayanan atas permintaan sendiri (seringkali terkait mindset Peserta). Aspek RS misalnya: RS menganggap tarif INA CBGs tidak cukup; RS tetap memberlakukan open bill ketika pasien naik kelas rawat walaupun disebabkan kelas rawat sesuai haknya penuh (biasanya pasien diminta menandatangani informed consent sehingga pasien berada pada posisi yang lemah); yang digunakan adalah milik pribadi dokter, bukan milik IFRS, atau Alkes tidak/belum tersedia di RS (Kompendium Alkes yang seharusnya dikeluarkan dan diatur oleh Kemenkes belum tersedia); peralatan medis yang digunakan (misalnya ESWL) adalah milik pribadi dokter, bukan milik RS atau peralatan medis tidak/belum tersedia di RS (rujukan parsial antar RS belum berjalan atau belum mendapatkan kesepakatan pembayaran, khususnya karena seringkali terdapat perbedaan kelas RS); RS meminta membayar tambahan apabila ingin jadwal operasi lebih cepat; Dokter Tamu/Konsultan tidak bersedia melayani Peserta BPJS Kesehatan sehingga hanya bersedia melayani jika membayar sebagai pasien umum; RS menerapkan pembatasan jam dan/atau hari berobat pasien Peserta BPJS Kesehatan. Pelayanan di luar waktu yang dibatasi harus membayar sebagai pasien umum; Dinyatakan sebagai biaya administrasi yang harus dibayar yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, termasuk biaya untuk mendapatkan kamar rawat; Dinyatakan oleh RS sebagai hal yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Dari aspek sisi INA CBGs: masih ada tarif INA CBGs yang dianggap belum sesuai. Sekalipun pelayanan kesehatan dan obat dan telah dijamin sedemikian rupa melalui pola pembayaran INA CBGs sehingga idealnya tidak ada lagi biaya tambahan bagi peserta BPJS Kesehatan. Namun sangat disayangkan di lapangan masih ditemukan biaya tambahan yang harus dibayar oleh peserta BPJS Kesehatan. Sebuah survei telah dilakukan oleh Grup Litbang BPJS Kesehatan pada bulan Juli terhadap 200 responden di 20 RS wilayah Jabodetabek. Ditemukan ketidaksesuaian implementasi JKN berupa biaya tambahan sebanyak 37 responden dari total 200 responden (18,5%) dengan margin of error 6,9%). Biaya tambahan juga terjadi di RS Pemerintah, yaitu biaya tambahan obat. Biaya tambahan juga dialami peserta PBI. Obat merupakan komponen biaya tambahan terbesar. Alasan terbesar biaya tambahan adalah karena obat tidak ditanggung BPJS Kesehatan (81%). Hal ini merupakan bumerang yang perlu ditindaklanjuti BPJS Kesehatan (Sumber: Hasil Penelitian Grup Litbang BPJS Kesehatan, 2014). Padahal hal ini telah diatur dalam ketentuan terbaru Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2014 tanggal 3 Juni tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional pada Lampiran Bab IV Pelayanan Kesehatan, poin D.3.b yang menyatakan bahwa “Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta”. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Tidak itu saja. Berdasarkan data keluhan yang masuk melalui 500400 selama periode Juli-Oktober masih banyak terdapat keluhan biaya tambahan, bahkan trend keluhan biaya tambahan cenderung meningkat. Kajian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk perbaikan implementasi JKN ke depan, agar pembayaran dan tarif INA CBGs tidak merugikan semua pihak, sehingga tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan kepada Peserta BPJS Kesehatan. Lebih jauh, perlu dilakukan kajian terkait kemungkinan penerapan serta model dan besaran urun biaya terhadap Peserta BPJS Kesehatan untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan, dimana hal ini dimungkinkan berdasarkan UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pada Pasal 22 ayat (2) dan memastikan tidak ada lagi pembebanan biaya tambahan kepada peserta BPJS Kesehatan. BIAYA TAMBAHAN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT : BOLEHKAH? Ka.Dept. Manajer Litbang Atmiroseva Peneliti Citra Jaya Staf Manajer Litbang Novianti Br. Gultom
  • 6. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 BINCANG 6 Langkah apa saja yang dilakukan BPJS Kesehatan dalam menangkap isu ada peserta yang tidak miskin namun mendapatkan hak bantuan iuran ? Semua isu kita jadikan masukan dan jika benar- benar terjadi akan dilakukan perbaikan. Maka, dalam mengantisipasi potensi persoalan kependudukan, kita menggunakan pemutakhiran data. Berdasarkan data inilah semua kondisi penduduk terekam dengan baik, secara nasional. Contohnya, pendaftaran peserta BPJS Kesehatan, harus menggunakan e-KTP atau NIK. Memang ada penduduk yang belum menerima e-KTP tetapi mereka sudah memiliki kartu keluarga yang di dalamnya sudah ada NIK atau data lainnya. Meski demikian, data-data lain selalu diperbarui. Jadi, data harus lengkap termasuk nomor rekening untuk memudahkan administrasi. Data tentang kelahiran atau kematian, pun selalu diupdate. Dengan melakukan pemutakhiran data, maka tidak ada lagi isu yang beredar di media, tentang masih banyaknya peserta yang tidak miskin malah mendapatkan hak bantuan iuran. Selain pemutakhiran data. adakah langkah lain yang masih terkait dengan antisipasi potensi masalah yang mungkin muncul di kemudian hari ? Kita, selalu aktif dalam memberi informasi kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang diberikan negara lewat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Termasuk di dalamnya ada layanan informasi bisa diberikan melalui media center. Melalui media center BPJS Kesehatan, masyarakat dapat mengetahui bagaimana pemerintah melaksanakan kewajibannya memenuhi hak rakyat di bidang kesehatan. Seperti yang termaktub dalam konstitusi bahwa telah mengamanatkan seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan jaminan sosial, dan kemudian dibentuk UU SJSN dan BPJS. Kini, masyarakat juga sudah lebih cerdas, terutama dalam melakukan pendaftaran kemudian mengikuti sistem rujukan. Intinya, sudah paham apa yang harus dilakukan saat menderita sakit. Kita terus meningkatkan pelayanan BPJS Kesehatan dan terus melakukan evaluasi di setiap kantor cabang yang jumlahnya ada seratus lebih maupun kantor operasional yang jumlahnya hampir 400- an. Koordinasinya tetap berada di 13 Divisi Regional di Indonesia. Bagaimana dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) BPJS Kesehatan ? SIM harus diperkuat agar perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan dapat dilakukan secara online. Hasilnya, seperti sekarang, semua bisa online. Di dalam SIM itu, ada sistem aplikasi, infrastruktur & jaringan komuniakasi data, manajemen database, dan operasional. Sistem ini akan memudahkan pengintegrasian dengan program-program jaminan sosial lainnya. Bagaimana dengan infrastruktur kesehatan itu sendiri ? Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memperhatikan fasilitas peserta BPJS Kesehatan. Malahan, pihak pemerintah daerah ikut mendukung dengan memberikan alokasi anggaran yang cukup untuk memperkuat infrastruktur kesehatan. Karena, nantinya jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah (Jamkesda) tidak berlaku lagi. Dengan dukungan anggaran itu, memperlancar pelaksanaan BPJS Kesehatannya. Kemenkes sudah menyiapkannya dan akan terus ditingkatkan karena program BPJS Kesehatan menuntut kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Atas dasar itulah, dibuat standarisasi pelayanan untuk pemberi pelayanan kesehatan di tingkat primer dan lanjutan. Dengan begitu diharapkan peserta BPJS Kesehatan mendapat pelayanan yang baik sebagaimana amanat peraturan perundang-undagan. Bagaimana soal pendaftaran peserta ? Pada awal dioperasionalkan BPJS Kesehatan, memang banyak yang mendaftar langsung ke kantor BPJS Kesehatan, sehingga menimbulkan antrean cukup panjang. Setelah adanya antrean itu, kita laksanakan pendaftaran secara online. Demi peningkatan pelayanan, kita mengikat kerja sama dengan Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Jadi, melalui tiga bank itu, masyarakat bisa mendaftar secara individu atau mendaftarkan badan usahanya di kantor-kantor cabang bank tersebut, tanpa perlu mengantre di Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Ketiga bank ini diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya dalam melayani peserta BPJS Kesehatan. Kontrolnya juga mudah karena manajemen perbankan sudah tidak perlu diragukan lagi. Cara mendaftar juga sama yakni menyertakan e-KTP sekaligus NIK-nya. Kartunya juga boleh diprint sendiri. Bagaimana dengan kepesertaan yang semakin tahun semakin besar, langkah apa saja yang sudah dipersiapkan?Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada seluruh peserta, kita sudah koordinasi dengan Kementerian Keuangan. Sebab, kita tidak berhak untuk meminta anggaran kecuali melaporkan dan menyampaikan usulan demi peningkatan pelayanan kesehatan secara utuh. Yang jelas, BPJS Kesehatan akan memperbesar target peserta dari saat ini 131,4 juta peserta menjadi 168 juta peserta pada tahun depan. Sedangkan, pada akhir tahun ini diharapkan jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai 133 juta. Peningkatan jumlah peserta menuntut adanya penambahan basis pegawai sebanyak 1.500 masuk pada APBN tahun depan. Upaya ini dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada seluruh peserta atau masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang sudah diluncurkan Presiden Jokowi? Nggak ada masalah karena sebelumnya sudah dikorodinasikan dengan BPJS Kesehatan. Tidak perlu dirisaukan. KIS akan berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Apapaun namanya, semua ini tetap untuk menyehatkan rakyat. KIS itu juga merujuk pada UU JSN (Jaminan Sosial Nasional). Nilai plusnya, KIS, menambah peserta jaminan dari kalangan tak mampu. Plusnya, lagi, premi iuran yang selama ini belum sesuai akan ditambah. Plus lainnya, adanya penguatan program promotif preventif yakni pencegahan supaya peserta jaminan tidak bertambah jumlah yang sakit. Intinya, KIS itu sebagai progres jaminan kesehatan yang bersifat plus plus plus. Jadi, KIS itu, sejalan dengan semangat UU SJSN dan UU BPJS ? Betul. Pelaksanaan KIS sama seperti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). KIS adalah perluasan kepesertaan penerima bantuan iuran (PBI) dan tambahan manfaat. KIS ini semangatnya menjalankan amanat UU SJSN dan BPJS seperti yang dilakukan dalam program JKN. Penyelenggaraan KIS akan mengintegrasikan layanan kesehatan promotif, preventif dan diagnosis dini peserta lewat skema program yang ada di Kementerian Kesehatan. Besaran iuran peserta KIS yang dibayar pemerintah yaitu Rp19.225 per orang setiap bulan, sama seperti PBI, dan nantinya bisa disesuaikan. Saat banjir, banyak orang kehilangan kartu BPJS Kesehatan. Apakah, bisa dilayani jika sakit ? Peserta BPJS kesehatan tidak perlu khawatir jika kartu yang dimiliki hilang, karena BPJS kesehatan mempunyai NIK sebagai database. Tenang saja. Kita punya database nomor-nomor NIK-nya (Nomor Induk Kependudukan) tanpa menunjukan kartu. Asal tahu nomor NIK KTP, semuanya cepat selesai dan cepat dicek. Intinya, dalam Program JKN, yang tidak dijamin BPJS kesehatan adalah bencana. Namun, jika ada perubahan, ya , tetap akan diikutinya. Karena semua bencana juga akan dilihat apakah statusnya bencana nasional atau tidak. Jika, kita membiayai di luar peserta BPJS kesehatan maka hal tersebut melanggar aturan. Jika status bencana nasional telah ditetapkan pemerintah, maka BPJS kesehatan tidak akan menjamin sekalipun dia peserta BPJS kesehatan. Bagi rumah sakit, tentu tidak boleh menolak.Dalam keadaan darurat, rumah sakit tentu tidak boleh menolak pasien. Baik dia peserta JKN ataupun bukan. Karena itu pemda mempunyai tanggung jawab lebih. Persoalan klaim, diurus belakangan. K einginan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, menjadi penyedia layanan kesehatan terbaik di Indonesia, bukan hal sulit diwujudkan. Karena, poin penting yang sering menghambat layanan mampu diselesaikan dengan baik. Misalnya, pemutakhiran data peserta BPJS Kesehatan, senantiasa diupdate. Mulai data kelahiran di tingkat desa atau kelurahan dan data kematian atau pun data kepindahan penduduk, selalu diperbaruhi. Pemutakhiran data ini penting karena layanan yang diberikan BPJS Kesehatan menyangkut keselamatan dan nyawa seseorang. Nyawa manusia itu sifatnya real time sehingga harus dilakukan pemutakhiran data. Selain itu, BPJS Kesehatan saat ini menggunakan data penduduk yang sudah diperbarui. Sehingga, terekam dengan baik. Siapa saja penduduk yang tidak berhak mendapatkan jatah Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan mana penduduk yang wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan Mandiri, terdata sesuai dengan acuan yang ada. Bahkan, sejumlah potensi masalah pun senantiasa diantisipasi. Begitu juga soal sinergi dengan KIS (Kartu Indonesia Sehat) disinergikan baik melalui pemuthakhiran data maupun penganggarannya. Berikut pernyataan Dirut BPJS Kesehatan, Dr dr Fachmi Idris. Database Peserta Terekam Secara Nasional Direktur Utama BPJS Kesehatan Dr dr Fachmi Idris
  • 7. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 BENEFIT B 7 B adan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badan hukum publik yang dibentuk oleh pemerintah untuk mewujudkan terlaksananya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Peraturan perundangan mewajibkan seluruh penduduk menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan ditargetkan 1 Januari 2019 seluruh penduduk sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan dengan tingkat kepuasan 85 persen. Untuk mencapai kepuasan bagi peserta maupun fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka diperlukan sistem informasi manajeman (SIM) yang baik. Sejak pertengahan November 2013, BPJS Kesehatan telah menerapkan SIM dan dapat dipantau melalui Posko 24 Jam BPJS Kesehatan. Saat itu, pelaksanaan JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia, bahkan Wakil Presiden Budiono dan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi turun langsung memantau Posko 24 Jam BPJS Kesehatan, untuk memastikan dapat meminimalisir kendala yang berpotensi muncul dalam pelaksanaan JKN di tahun 2014. SIM harus diperkuat agar perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan dapat dilakukan secara online, misalnya mempersiapkan tenaga pelatih SIM BPJS Kesehatan yang tersebar hingga ke pelosok daerah, atau mempersiapkan alternatif penyelesaian bagi daerah-daerah yang sulit jaringan. Di dalam SIM BPJS Kesehatan terdapat empat komponen yaitu sistem aplikasi, infrastruktur, dan jaringan komuniakasi data, manajemen database, dan operasional. SIM BPJS Kesehatan diharapkan dapat menjadi lokomotif pelaksanaan sistem JKN secara keseluruhan. Sistem ini akan memudahkan pengintegrasian dengan program- program jaminan sosial lainnya. Di daerah-daerah yang sudah terjangkau jaringan telekomunikasi, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti Puskesmas, dokter keluarga, klinik 24 jam, sudah menggunakan teknologi informasi dengan menerapkan aplikasi program primary care (P-care) dan terkoneksi dengan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yaitu rumah sakit. FKTP kini bisa menangani 144 diagnosa penyakit, setiap peserta yang dilayani akan terekam dan masuk dalam database BPJS Kesehatan. Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, maka pasien peserta BPJS Kesehatan dirujuk ke fasilitas tingkat lanjutan mulai dari rumah sakit tipe C, dan seterusnya jika memang memerlukan tindakan lebih lanjut bisa dirujuk ke rumah sakit tipe A atau rumah sakit rujukan nasional. Jaringan informasi teknologi ini akan memudahkan. Di sejumlah rumah sakit juga sudah ada mesin komputer yang disediakan bagi peserta rujukan dari FKTP atau fasilitas kesehatan primer, untuk mencetak sendiri surat eligibilitas peserta (SEP). Fasilitas ini digunakan untuk melakukan self check-in atau mendaftar di rumah sakit secara mandiri, sehingga tak perlu mengantre lagi di loket BPJS Kesehatan. Pencetakan SEP Mandiri ini didasarkan pada tiga kriteria pencarian peserta, yaitu nomor rujukan peserta, nomor peserta, atau nomor induk kependudukan (NIK). Idealnya, selain ada rujukan secara online dan fasilitas SEP mandiri di rumah sakit, juga ada bridging system yaitu program yang bisa menghubungkan program IT BPJS Kesehatan dengan program IT rumah sakit. Namun, kaitan kedua program IT ini tidak mengganggu sistem yang di masing-masing lembaga. Jika semua pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN) bisa terkoneksi dengan baik, maka pelayanan semakin cepat dan tepat. Untuk penagihan klaim atas pelayanan yang diberikan juga menjadi lebih mudah dan bisa dihitung secara realtime atau kapan saja sudah terpantau berapa jumlahnya. Dari sisi lain, misalnya, untuk mendeteksi penyakit apa yang terbanyak diderita oleh peserta juga lebih mudah diketahui, sehingga kedepan bisa menjadi referensi apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Sehingga langkah antisipasi agar tidak terjadi lebih besar risiko penyakit itu bisa lebih dini diketahui. Selain itu, soal database kepesertaan BPJS Kesehatan juga perlu diperhatikan. Menurut pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, pemutakhiran data peserta sangat penting untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik. Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan, diperkirakan di tahun 2019 jumlahnya sekitar 270 jutaan. Di kelurahan seharusnya ada petugas yang khusus mencatat pelaporan peserta yang lahir dan meninggal dunia. Pemutakhiran data itu sangat penting karena perubahan itu sangat cepat terjadi. Jika belum bisa mendata secara realtime akan sulit mencapai harapan memuaskan. Data masyarakat miskin penerima bantuan iuran (PBI) misalnya. Data tiga tahun lalu sangat berbeda dengan data yang terkini. Bisa saja peserta PBI itu sudah meninggal dunia sebelum menggunakan kartu, atau dalam waktu tiga tahun beberapa peserta sudah bekerja. Sehingga kepesertaannya pun berubah menjadi peserta dari penerima upah, atau ada PBI yang membuka usaha dan sudah mampu membayar iuran BPJS Kesehatan. Atau sebaliknya, ada masyarakat yang jatuh miskin sehingga harus masuk skema PBI. Oleh karena itu, database BPJS Kesehatan sangat penting untuk mempermudah pelaksanaan program. Seiring dengan minat masyarakat yang semakin tinggi untuk mendaftar menjadi peserta, BPJS Kesehatan juga menyiapkan Liaison Office (LO) di kawasan-kawasan industri di Jawa dan Sumatera. Untuk mempermudah para pekerja/buruh industri mengakses layanan BPJS Kesehatan. Awal tahun 2015, seluruh perusahaan harus sudah mendaftarkan karyawannya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Untuk itu, BPJS Kesehatan telah membuka kantor cabang khusus yaitu Kantor Cabang Prima agar memudahkan badan usaha mendapatkan layanan BPJS Kesehatan. Bagi peserta mandiri yang akan mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, juga disediakan berbagai pilihan layanan, bisa melalui website atau online, bisa juga datang langsung ke Kantor BPJS Kesehatan, atau ke bank yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yaitu Bank Mandiri, BNI, dan Bank BRI. Semua kekuatan, termasuk kekuatan teknologi informasi terus dibangun oleh BPJS Kesehatan. Kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri terkait nomor induk kependudukan dan sejumlah data penduduk yang terkait dengan pelayanan dapat memperlancar pelayanan publik. Sanksi-sanksi administratif juga lebih mudah diterapkan jika database kepesertaan kuat. Ke depan, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan sejumlah lembaga seperti Ditjen Pajak, Kepolisian, kelurahan/kecamatan, dan lainnya. Selain memiliki hak, peserta juga perlu dikenakan sanksi, jika tidak membayar iuran premi atau tidak mau menjadi peserta BPJS Kesehatan. Misalnya, tidak bisa mendapat layanan perpanjangan SIM (surat izin mengemudi), KTP (kartu tanda penduduk), atau layanan lainnya. Melihat pentingnya database dan sistem informasi manajemn (SIM) BPJS Kesehatan, maka SDM maupun sarana prasarana juga harus menyesuaikan. Semua yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan adalah untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia agar rakyat sehat dan negara kuat. Oleh karena itu, program jaminan kesehatan nasional yang merupakan salah satu bagian dari sistem jaminan sosial nasional (SJSN) harus terus dipertahankan. Pemutakhiran Data Bisa Tingkatkan Kepuasan
  • 8. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 PELANGGAN 8 P elayanan jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan tidak ada diskriminasi atau membedakan pelayanan. Peserta kelas 1, 2, dan kelas 3, merupakan pilihan kelas perawatan yaitu jika peserta harus menjalani rawat inap. Pengelompokkan kelas ditentukan berdasarkan jumlah iuran atau besaran gaji. Kelas perawatan kelas III diberikan kepada peserta PBI (penerima bantuan iuran) jaminan kesehatan, peserta pekerja bukan penerima upah, dan peserta bukan pekerja dengan iuran untuk manfaat di ruang pelayanan kelas III. Perawatan kelas II diberikan kepada pegawai negeri sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan ruang II beserta keluarganya, serta PNS dan penerima pensiun PNS golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya . Selain itu, diberikan kepada anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya. Anggota Polri dan penerima pensiun AnggotaPolri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya. Perawatan kelas II juga diberikan kepada Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruangII beserta anggota keluarganya. Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II. Sedangkan Ruang perawatan kelas I diberikan kepada pejabat negara dan anggota keluarganya. PNS dan penerima pensiun PNS Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya. Selain itu, ruang perawatan kelas I juga bisa dimanfaatkan oleh anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya. Pegawai pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV dan anggota keluarganya. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Peserta pekerja penerima upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali PTKP dengan status kawin dengan 2 (dua) anak dan anggota keluarganya. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I. Bagi masyarakat umum yang membayar iuran premi secara mandiri dapat memilih kelas sesuai kemampuannya. Untuk kelas III iurannya Rp25.500 perjiwa perbulan, kelas II iurannya sebesar Rp42.500 perjiwa perbulan, dan kelas I besar iurannya sebesar Rp59.500 perjiwa perbulan. Semua peserta BPJS Kesehatan mendapat pelayanan yang sama, kecuali fasilitas non medis seperti ruangan perawatan. Bagi peserta BPJS Kesehatan yang sekaligus menjadi peserta asuransi kesehatan swasta yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, bisa memperoleh manfaat yang lebih dari standar yang diberikan oleh BPJS Kesehatan. Pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN) dilakukan secara berjenjang mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga tingkat lanjutan atau rumah sakit. Peserta dapat memilih faskes tingkat pertama. Dan dapat berpindah ke faskes pertama lainnya setelah tiga bulan. Lalu, bagaimana jika seseorang peserta BPJS Kesehatan mandiri ingin berpindah kelas perawatan? Hal ini bisa dilayani jika peserta tersebut sudah satu tahun menjadi peserta BPJS Kesehatan. Pindah kelas bisa dari kelas 1 ke kelas di bawahnya, atau dari kelas 3 ke kelas di atasnya. Jika dalam perawatan, peserta bisa memanfaatkan kelas perawatan di atas hak nya. Misalnya, peserta BPJS Kesehatan kelas 2 ingin dirawat di kelas 1. Hal itu bisa saja dilayani tetapi peserta harus membayar selisih biaya perawatan. Namun, bagi peserta PBI hanya boleh dirawat di kelas 3 saja, jika ada yang meminta naik ke kelas perawatan ke kelas di atasnya, maka peserta PBI tersebut bisa kehilangan haknya sebagai PBI karean peserta tersebut dianggap sudah mampu. Untuk pindah faskes aturan mainya bisa diubah setelah anda terdaftar bpjs 3 bulan baru bisa diubah faskes bpjs anda caranya bawa kartu asli bpjs anda, ambil formulir perubahan data faskes di bpjs atau bisa download formulir perubahan data sendiri, isi perubahan data, dan ambil nomor antrian. Peserta BPJS Kesehatan perlu mengetahui apa saja yang tidak mendapat penggantian atau jaminan dari BPJS Kesehatan, yaitu pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja. Selain itu, pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri. pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik, pelayanan untuk mengatasi infertilitas (memperoleh keturunan), pelayanan meratakan gigi (ortodonsi), gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol, gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment/HTA) juga tidak mendapat jaminan. Begitu juga, pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikansebagai percobaan (eksperimen), alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu, perbekalan kesehatan rumah tangga, pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Begitu juga pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungandengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan. BPJS Kesehatan Tak Ada Diskriminasi Apapun Kelasnya, Layanannya Tetap Sama
  • 9. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 TESTIMONI 9 B eberapa waktu lalu, Subiyanto, 55, harus keluar masuk rumah sakit karena rasa nyeri di dadanya, dokter di Rumah Sakit Permata Medika, Kebumen mendiagnosa penyakit yang diderita Subiyanto adalah jantung. Namun, setelah diperiksa rekam jantungnya, tidak kelihatan ada kelainan di jantungnya. Saat itu dia masuk ke ruang ICU (intensive care unit) dan dirawat selama tiga hari, setelah itu boleh pulang ke rumah. Setelah beberapa hari di rumah, Yanto, panggilan akrab Subiyanto dibawa kembali ke RS Permata Medika, lalu masuk ruang ICU lagi selama 3 hari, tetapi tidak juga ditemukan kelainan jantung. Ternyata nyeri dadanya tak kunjung reda, Yanto datang lagi yang ketiga kalinya di RS Permata Medika, lalu setelah menjalani pemeriksaan rekam jantung, ternyata ada penyempitan di pembuluh darah jantungnya, dan untuk mengatasi rasa nyerinya, perlu pemasangan ring. Yanto yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, tidak mempermasalahkan biaya pengobatannya karena sudah otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan sehingga semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. RS Permata Medika merupakan salah satu dari enam rumah sakit swasta di Kebumen yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Karena perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis jantung. Karena di RS Permata Medika dan rumah sakit di Kebumen tidak memiliki dokter spesialis jantung, maka Yanto dirujuk ke RS Margono yaitu rumah sakit tipe B yang belokasi di Purwokerto. “Tapi saya repot lah kalau ke Purwokerto, jadi saya minta dirujuk ke Yogyakarta, tapi ternyata tidak bisa langsung, saya harus melalui rumah sakit di Purworejo,” kata Yanto. Akhirnya, dibawalah Yanto ke RSUD Purworejo. “Nah, karena atas permintaan sendiri rujukannya, maka ambulan ditanggung oleh pasien. Kalau saat itu saya mau dirujuk ke RS Margono yang di Purwokerto, biaya ambulan dibayar oleh BPJS Kesehatan. Tapi, pertimbangannya untuk kondisi keluarga saya, lebih mudah ke Yogyakarta,” ungkapnya. Jarak tempuh dari rumahnya di Selang, Kebumen, sampai ke Yogyakarta sekitar 2,5 jam atau lebih cepat dibandingkan ke Purwokert yang memerlukan waktu sekitar 3,5 jam. Selain itu, di Yogyakarta istri Yanto lebih familiar dengan wilayah Yogyakarta karena sudah sering ke sana. Ternyata di Purworejo memang tidak ada dokter spesialis jantungnya. Oleh karena itu, dokter disana merujuk saya ke RS Sardjito, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di RS Sardjito inilah, akhirnya Yanto dioperasi untuk memasang ring. Di Yogyakarta, istrinya, Nani, terpaksa sewa kamar alias kost di belakang RS Sardjito, sehari Rp60.000. Di sana sekitar seminggu. “Ya habis mau bagaimana lagi. Untuk memudahkan ngurusi saya, ya satu-satunya kost aja, karena tidak ada saudara di sana. Ya, masih beruntung saja, ada BPJS Kesehatan. Kalau dulu Askes ya, saya malah belum pakai,” kata Yanto, saat ditemui di rumahnya. Biaya untuk memasang satu ring memerlukan biaya sebesar Rp42 juta. Yanto dan istrinya tidak berhenti berucap “syukur alhamdulillah” karena sudah diberi selamat oleh Tuhan karena dirinya sudah selamat dan sehat kembali dan sudah mulai beraktivitas. “Saya sekarang harus lebih hati-hati tidak boleh terlalu cape atau melakukan kegiatan yang memicu jantung bekerja keras,” ujar Yanto. Kini, Yanto masih menjalani rawat jalan. Ada obat yang harus diminum pascaoperasi yaitu atorvastatin 20 mg. Obat ini harus diminum malam hari sebanyak dua tablet. Tetapi sangat disayangkan obat ini harus ditebus memakai uang sendiri, harganya Rp331.000. “Ga tahu ya, obat itu tidak ada atau bagaimana, jadi kita harus beli pakai uang sendiri,” katanya. Yanto dan istrinya juga hanya mengikuti saja prosedur dan apa yang harus dilakukannya, karena sudah percaya apa yang dilakukan dokter itu yang terbaik. Tetapi, soal beli obat sendiri ini, dia pun belum pernah menanyakan kepada petugas BPJS Center yang ada di rumah sakit. “Saya tidak terpikir mau tanya ke BPJS Center, karena memang tidak tahu. Kalau bisa tidak bayar lagi untuk beli obat, ya pasti sangat senang. Untuk transport mondar-mandir ke Yogyakarta juga cukup lumayan. Paling sedikit keluar uang Rp500.000,” ungkapnya. Biaya kontrol ke dokter yang pertamakali pasca operasi harus membayar Rp128.000 dan mendapat potongan sebesar Rp13.000 yang dibayar oleh BPJS Kesehatan. “Saya juga tidak tahu, apakah karena seharusnya saya dirujuk ke Purwokerto atau bagaimana. Ya, yang jelas, jangan sampai sakit lah. Tetapi saya melihat ini sebagai cobaan dari Allah yang harus saya jalani, jadi harus sabar dan tawakal,” ucapnya. Ada lagi yang menjadi pemikirannya, pascaoperasi seharusnya Yanto harus mengikuti masa pemulihan atau rehabilitasi medik. Setiap hari Senin dan Kamis, perlu melakukan treatmeal dengan pengawasan dokter sebesar Rp385.000 untuk peralatan dan Rp533.000 untuk medisnya. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 12 kali. Namun, Yanto tidak mengikutinya karena biayanya terlalu mahal. “Boleh dong usul, kalau memang rehabilitasi medik termasuk dalam penyembuhan, bisa masuk dalam biaya BPJS Kesehatan,” kata Yanto yang kini menjadi PNS Kabupaten Kebumen dengan kepangkatan 3B. Meski demikian, Yanto dan istrinya, mengakui pelayanan BPJS Kesehatan sudah baik, karena tidak mempersulit pesertanya. Selama dalam proses pelayanan mulai dari tingkat dasar hingga ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut, dirinya tidak mengalami perlakuan yang tidak baik. Tiga Kali Masuk ICU Baru Ketahuan Sakit Jantung Pasang Ring Rp42 Juta 55 Tahun Subiyanto
  • 10. SEHAT S udah sejak dahulu, Indonesia memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musin hujan. Sejak dulu pula orang mengetahui, ketika hujan mengguyur secara rutin setiap hari dan biasanya cukup deras, menimbulkan banjir di sejumlah wilayah . Bersamaan dengan itu, muncul berbagai penyakit karena kondisi lingkungan yang masih kurang bersih. Saat musim hujan, kulit biasanya menjadi lebih rentan terkena beberapa masalah seperti jamur, herpes, dan eksim. Karenanya, perlu beberapa cara agar kulit Anda tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kulit. Penyakit menular lainnya, pun semakin meningkat. Begitu juga penyakit kronik bisa semakin parah. Karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan. Kondisinya semakin buruk bila terjadi banjir hingga beberapa hari. Maka, warga yang tinggal di daerah rawan banjir, untuk mewaspadainya atau hati-hati. "Tidak menutup kemungkinan, munculnya penyakit-penyakit tertentu yang dapat menyebabkan meningkatnya kejadian kematian karena terlambatnya penyakit tersebut diobati," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, dalam sebuah diskusi, beberpa waktu lalu. Masyarakat harus meningkatkan kehati-hatian dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang sering banyak terjadi saat musim hujan dan banjir datang. Sehingga dapat bertindak secara tepat dan mencegah terjadinya penyakit bahkan kematian karena penyakit tersebut. Menurutnya, berikut ini beberapa penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan dan banjir datang. Pertama, flu/Influenza. Kebanyakan dari kita sering mengalami flu seperti pilek, sakit kepala, demam dan batuk selama musim hujan. Perlu kiranya kita mengetahui bagaimana penyebaran ketika sedang sakit flu dengan tepat. Pergunakanlah masker sebagai upaya pencegahan penularan yang lebih luas dan cukupkan asupan gizi makanan. Perbanyak minum air putih serta bisa mengkonsumsi vitamin yang diperlukan. Biasakan melakukan perilaku mencuci tangan secara teratur dan benar karena tangan merupakan salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh. Kedua, diare. Biasanya, kebersihan menjadi hal yang sering terabaikan. Keterbatasan tersedianya air bersih seringkali menimbulkan kelalaian dalam menjaga kebersihan dan kesehatan seperti memasak dengan menggunakan air bersih sampai matang dan kebiasaan cuci tangan sebelum memasak, sebelum makan dan sehabis buang air besar. Hal ini sering menyebabkan munculnya penyakit diare yang apabila tidak ditangani dengan tepat dapat pula menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyakit diare dapat disebabkan oleh virus, bakteri ataupun parasit. Yang harus diwaspadai dari penyakit diare adalah terjadinya dehidrasi (tubuh kekurangan cairan) dikarenakan buang air besar cair terus-menerus, disertai muntah dan deman tinggi serta sulit untuk minum dan makan. Pertolongan pertama dan utama pada penderita diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi dengan cara banyak minum (air putih atau oralit) setiap habis buang air besar cair atau muntah dan minum obat penurun panas bila demam. Selanjutnya bawa segera penderita ke Puskesmas /rumah sakit untuk diobati dengan tepat. Masyarakat harus diingatkan kembali betapa pentingnya pola hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan penggunaan air bersih yang matang untuk makan dan minum. Ketiga, deman berdarah dengue (DBD). Penyakit ini, banyak bermunculan. DBD merupakan suatu penyakit yang didapat diderita oleh orang dewasa dan anak yang disebabkan oleh virus dengue. Di mana virus dengue ini dibawa oleh nyamuk aedes agypti sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Adapun, gejala-gejala yang harus diketahui pada pasien yang dicurigai menderita DBD adalah deman tinggi tiba- tiba selama 2-7 hari (tetap tinggi walaupun sudah diberi obat penurunan panas), biasanya disertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan persendian, serta sangat perlu diketahui bahwa gejala adanya bintik-bintik merah pada tubuh tidak sering muncul di awal-awal penyakit. Sebaiknya ketika ada seseorang dengan gejala-gejala DBD tersebut, harus segera dilakukan pemeriksaan darah lengkap di Puskesmas / RS terdekat untuk memastikannya dan dapat segera diobati dengan tepat serta menghindari kematian. Pada masyarakat seharusnya dilakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (aedes agypti) secara aktif berupa menguras bak mandi secara rutin, mengubur kaleng dan ban-ban bekas supaya tidak menjadi tempat genangan air pasca hujan dan banjir serta membersihkan lingkungan sekitar secara rutin. Keempat, leptospirosis. Saat hujan, orang sering mengalami terendamnya bagian kaki pada genangan air banjir di lingkungannya. Sering kali lupa tidak menggunakan pelindung kaki (sepatu boat), padahal pada air genangan banjir tersebut terdapat makhluk- makhluk kecil (mikroorganisme) yang membahayakan seperti adanya leptospira dari air kencing tikus, anjing, kerbau, babi dan lainnya. Apabila pada kaki terdapat luka, maka leptospira tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui luka tersebut dan menyebar ke seluruh tubuh. Akhirnya dapat menderita suatu penyakit yang disebut dengan leptospirosis. Apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian. Gejala yang harus diketahui adalah adanya demam yang muncul tiba-tiba, nyeri kepala di bagian depan, terdapat keluhan mual-muntah dan disertai mata kuning dan penurunan kesadaran. Sebaiknya segera dibawa ke Puskesmas / RS terdekat agar dapat segera ditangani dengan tepat dan menghindari kematian. Idealnya, masyarakat harus senantiasa menggunakan pelindung kaki ketika berjalandi genangan air banjir, apalagi bila diketahui bahwa di lingkungan sekitarnya memang banyak hewan seperti tikus, anjing, kerbau dan babi. Diusahakan setiap habis melewati genangan air banjir selalu membersihkan kaki dengan air yang mengalir. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pasca banjir, jamur dapat tumbuh lebih cepat dan rentan menimbulkan masalah kesehatan. Paparan jamur yang berlebihan pasca banjir dapat menyebabkan ISPA, kambuhnya asma dan alergi. Gejala utama penyakit ini berupa batuk, nyeri dada dan lain-lain. Apabila mengalami seperti ini, makan segara beistirahatlah dan lakukan pengobatan simtomatis sesuai gelaja yang dialami. Dan jangan lupa, cegah penularan terhadap orang yang di sekitar, misalnya dengan menutup mulut ketika batuk dan tidak meludah di sembarang tempat. Selanjutnya, penyakit kronik. Pemburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita pada musim hujan dan banjir, dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Sebuah studi menghubungkan peningkatan hipertensi dan sakit jantung akibat stress yang berhubungan dengan banjir. Upaya perlindungan. Untuk mengantisipasi penyakit ini, dapat melakukan beberapa upaya untuk perlindungan dan pencegahan dari serangan penyakit-penyakit saat hujan dan banjir. 1. Tetap lakukan kebiasaan mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun secara benar dan tepat. 2. Tetap pergunakan air yang sudah dimasak untuk kebutuhan minum dan makan. 3. Gunakan pelindung kaki yang baik ketika berada dalam genangan air banjir dan segera bersihkan bagian kaki sehabis melewati genangan air banjir. 4. Tetap upayakan untuk konsumsi makanan yang bergizi dan cukup serta istirahat yang cukup. 5. Segera lakukan pembersihan lingkungan ketika banjir sudah surut. 6. Sediakan obat-obatan pertolongan pertama di rumah. 7. Ketika ada keluhan sakit, segera konsultasikan ke dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat. 8. Jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi suplemen kesehatan, secara rutin untuk menjaga stamina dan kesehatan. Jadi, banjir, memang sedang melanda di beberapa daerah di Indonesia. Banyak sekali kerugian yang didapat pasca banjir. Termasuk munculnya berbagai penyakit. Mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk lebih baik. Waspadai, Penyakit Kronik Saat Musim Hujan Info BPJSKesehatan edisi13Tahun201410
  • 11. Info BPJSKesehatan edisi13Tahun2014 Q&A Question and Answer Pelayanan Bersalin 11 1. Apakah persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan? Persalinan merupakan benefit bagi peserta BPJS Kesehatan tanpa pembatasan jumlah kehamilan/persalinan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan tidak dibatasi oleh status kepesertaan (peserta/anak/tertanggung lain). 2. Apakah biaya pelayanan persalinan dapat ditagihkan secara klaim perorangan? Pelayanan persalinan ditagihkan oleh fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan. Klaim perorangan untuk kasus persalinan baik yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama tidak diperbolehkan. 3.Dimanakah kasus persalinan dapat dilayani? Pelayanan persalinan mengikuti sistem rujukan berjenjang. Apabila berdasarkan indikasi medis pasien dirujuk ke faskes rujukan tingkat lanjutan, pelayanan persalinan akan dijamin tanpa melihat kondisi persalinannya (normal atau penyulit). Pada kondisi gawat darurat peserta dapat langsung ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan, adapun kriteria gawat darurat antara lain perdarahan, kejang pada kehamilan, ketuban pecah dini, dan kondisi lain yang mengancam jiwa ibu dan bayinya. 4. Apakah pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di RS, mengingat tidak semua Puskesmas atau bidan punya peralatan yang cukup ? Pelayanan pemeriksaan kehamilan mengikuti sistem rujukan berjenjang. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat terdaftar atau jejaringnya. Fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat merujuk ke tingkat yang lebih tinggi sesuai indikasi medis, dan pemeriksaan kehamilan di Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan dapat dijamin. 5. Apakah BPJS Kesehatan menanggung penyakit bawaan lahir? Ditanggung, selama sesuai indikasi medis dan bukan termasuk dalam pelayanan yang tidak dijamin oleh Program JKN JAKARTA, 26 November 2014 – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hari ini meresmikan Kantor Cabang (KC) Prima yang berlokasi di Jalan Hasanuddin Nomor 52, Jakarta Selatan. Beroperasinya KC Prima akan memudahkan badan usaha milik negara (BUMN) dan perusahaan-perusahaan swasta untuk mendaftarkan karyawannya sebagai peserta Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. KC Prima merupakan unit kerja khusus di bawah Kantor Divisi Regional IV yang memiliki tugas mengelola program koordinasi manfaat (coordination of benefit/CoB). Selain itu, mengelola fungsi pemasaran dan kepesertaan program jaminan kesehatan untuk golongan pekerja penerima upah, khususnya BUMN dan perusahaan swasta di Jabodetabek dengan jumlah pekerja minimal 2.000 orang atau jumlah peserta dan anggota keluarga minimal 5.000 orang. Pembentukan KC Prima ditetapkan melalui Keputusan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 293 Tahun 2014 tentang Pembentukan Kantor Cabang Prima BPJS Kesehatan. Adapun latar belakang pembentukannya adalah Pasal 27 ayat (2) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan yang diubah dengan Perpres 111 Tahun 2013 yang menyebutkan, BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan dapat melakukan koordinasi dalam memberikan manfaat untuk peserta Jaminan Kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan tambahan. Kemudian dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a Perpres 111/2013 ditulis bahwa pemberi kerja pada BUMN, usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil wajib melakukan pendaftaran kepesertaan Jaminan Kesehatan paling lambat 1 Januari 2015. BPJS Kesehatan berharap hadirnya KC Prima bisa mempercepat proses rekrutmen dan pendaftaran pesertasegmen pekerja penerima upah yang berasal dari BUMN maupun perusahaan swasta serta masyarakat mampu yang menginginkan manfaat lebih melalui skema CoB. Sampai saat ini, dari 82 BUMN yang berkantor pusat di Jabodetabek, masih ada 71 BUMN yang belum mendaftar ke BPJS Kesehatan. Selanjutnya, 71 BUMN ini bisa melakukan registrasi melalui KC Prima. Untuk program CoB, BPJS Kesehatan sudah bekerjasama dengan 30 perusahaan asuransi swasta dalam memberikan tambahan manfaat non- medis kepada peserta. Perusahaan asuransi swasta yang melayani CoB antara lain PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Tugu Mandiri, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, PT Equity Life Indonesia, PT MNC Life Assurance, PT Lippo General Insurance Tbk, PT AXA Mandiri Finansial Service, PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi AIA Indonesia, dan PT Asuransi Takaful Keluarga. Selain di rumah sakit yang sudah bergabung dengan BPJS Kesehatan, peserta CoB juga bisa di layani di 16 rumah sakit yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSU Puri Cinere, Siloam Hospitals Kebon Jeruk, RS Mitra Kemayoran, RS Pondok Indah, RS MMC, RS Mitra Internasional, RS Premier Bintaro, dan RS Pantai Indah Kapuk. BPJS Kesehatan Resmikan Kantor Cabang Prima untuk Layani Peserta Badan Usaha dan Coordination of Benefit Kilas&Peristiwa