SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Descargar para leer sin conexión
Fasilitas Kesehatan Tingkat Premier
(Puskesmas , Klinik atau Dokter Keluarga)
01
Fasilitas Kesehatan Sekunder
Dokter Spesialis
02
Fasilitas Kesehatan Tersier
Dokter Sub-Spesialis
03Kasus yang sudah
didugakan diagnosis
& rencana terapinya
merupakan
pelayanan berulang
dan hanya tersedia di
faskes tersebut
Edisi VI Tahun 2014
INFOBPJS
Kesehatan
Media Internal Resmi BPJS Kesehatan
Ikuti Prosedurnya,
Dapatkan Manfaatnya,
Menggali Rujukan Berjenjang
Pasien "Ngotot" RSJPD Harapan Kita
Berlakukan Sistem Rujukan Paksa
Direktur Utama RSJPD Harapan Kita
dr Hananto Andriantoro, SpJP(K), FIHA.
BINCANG
“ “
CEO Message
Pengarah
Fachmi Idris
Penanggung Jawab
Purnawarman Basundoro
Pimpinan Umum
Ikhsan
Pimpinan Redaksi
Irfan Humaidi
Sekretaris
Rini Rachmitasari
Sekretariat
Ni Kadek M. Devi
Eko Yulianto
Paramitha Suciani
Redaktur
Diah Ismawardani
Elsa Novelia
Chandra Nurcahyo
Yuliasman
Juliana Ramdhani
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Distribusi dan Percetakan
Basuki
Anton Tri Wibowo
Buletin diterbitkan oleh:
BPJS Kesehatan
Jln. Letjen Suprapto PO BOX
1391/JKT Jakarta Pusat
Tlp. (021) 4246063, Fax.
(021) 4212940
Redaksi
Redaksi menerima tulisan artikel/opini
berkaitan dengan tema seputar Askes
maupun tema-tema kesehatan lainnya
yang relevan dengan pembaca yang ada
di Indonesia. Panjang tulisan maksimal
7.000 karakter (termasuk spasi),
dikirimkan via email ke alamat: redaksi.
infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi
identitas lengkap dan foto penulis
DAFTAR ISI
FOKUS
4
SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021)
4212940
3
6
7
8
9
10
11
INFO BPJS
Kesehatan
EDISI VI TAHUN 2014
MenjadiAnggotaPBI
Benefit - Pelayanan Ambulance,
JugaadadiJKNloh..
Pembaca setia Info BPJS Kesehatan,
Untuk mendapatkan manfaat dari BPJS Kesehatan, peserta
diwajibkan mengikuti prosedur sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Salah satunya adalah melalui rujukan
berjenjang. Namun prosedur ini tidak sedikit membuat
peserta merasa dipersulit untuk mendapat pelayanan
kesehatan. Padahal jika tahun esesni dari rujukan berjenjang
ini, peserta BPJS Kesehatan akan mendapatkan pelayanan
yang jauh lebih efektif, efisien serta berkualitas. .Untuk itu
secara khusus Info BPJS Kesehatan di edisi 6 kali ini akan
mengulasan tentang esensi daru rujukan berjenjang yang
menjadi prosedur dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang dijamin oleh BPJS Kesehatan. Hal ini akan kami kupas
tuntas di rubrik FOKUS.
Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara
khusus bersama Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bapak Akmal Taher, dalam rubrik
BINCANG. Bagaimana pandangan beliau mengenai sistem
dan prosedur peserta BPJS Kesehatan serta bagaimana
upaya kementerian kesehatan dalam menyediakan faskes-
faskes yang berkualitas . Dan informasi-informasi lain
seputar BPJS Kesehatan yang kami hadirkan dalam rubrik-
rubrik lain.
Memasuki edisi ke-6 Info BPJS Kesehatan, redaksi
mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap
kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami
benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan
Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan dan
saran yang secara simultan kami terima untuk pembenahan
media ini kami berupaya memberikan yang terbaik dalam
upaya memberikan informasi seputar BPJS Kesehatan
kepada seluruh pembaca.
Redaksi
Rujukan Bukan Mempersulit
Yth. Redaksi
Bagaimana jika terdapat penambahan anggota
keluarga?
Vika Aprilia
Solok, Sumatera Barat
Jawab : Pendaftaran dapat dilakukan di Kantro
BPJS Kesehatan terdekat, dengan mengisi
Formulir Daftar Isian Penambahan Anggota
Keluarga dan menunjukkan dokumen sebagai
berikut :
a. Asli/Fotokopi SK terakhir (bagi PNS)
b. Asli/Fotokopi Daftar Gaji terakhir yang telah
dilegalisasi pimpinan unit kerja
c. Asli atau fotokopi Kartu Keluarga
d. Pasphoto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar
e. Asli/Fotokopi Akte Kelahiran / Surat
Keterangan Lahir (bagi penambahan anak)
Salam, Redaksi
Fokus - Dinkes Bandung
LengkapiSistemRujukandenganCall
Centre
Pasien "Ngotot" RSJPD Harapan Kita
BerlakukanSistemRujukanPaksa
Bincang - Tanpa Sistem Rujukan
Berjenjang
RumahSakitBakalKewalahan
Pelanggan - SEP Mandiri dan Bridging
System, PangkasAntreanPanjang
Testimoni - Tumor Ganas Bersarang
di Payudara Marsi
Sehat - Stress Bisa Mengancam
Nyama
Kilas & Peristiwa - Pertemuan
Manajemen Rumah Sakit dan DPM
untukOptimalisasiSistemRujukan
Berjenjang
A
da satu pertanyaan yang menggelitik, mengapa ayam
olahan Mc Donalds yang menduduki market share no 1
dunia dengan pendapatan 89,13 miliar USD per tahun
(Des 2013) tidak menduduki satu dari sekian makanan terlezat
dunia. Sementara olahan daging rendang yang diolah sederhana
dengan kayu bakar dan tungku, sesuai hasil jajag pendapat yang
dilakukan oleh CNNGo, justru menduduki peringkat pertama
sebagai makanan terlezat mengalahkan berbagai makanan khas
dari berbagai penjuru dunia.
Ternyata jawabnya sederhana, semua tergantung pada “PROSES”.
Tak dapat dipungkiri bahwa fried chicken yang hanya dimasak tidak
kurang dari 3 menit, akan sulit mengalahkan rasa Ayam Goreng
Mbok Mberek yang diolah lebih lama, apalagi kelezatan rendang
yang prosesnya memerlukan waktu berjam-jam. Dengan kata lain,
proses akan menentukan hasil.
Kata “proses” ini pula yang kiranya menjadi kunci sukses
pembentukan karakter Duta BPJS Kesehatan. Untuk menjadi
pribadi berkarakter sesuai dengan tata nilai organisasi, dibutuhkan
waktu dan komitmen sehingga seluruh Duta BPJS Kesehatan
menjadi pribadi yang handal, unggul dan terpercaya. Diperlukan
upaya, waktu dan cinta dari seluruh komponen dalam lingkungan
BPJS Kesehatan untuk mendorong Duta BPJS Kesehatan memiliki
karakter sebagai pribadi yang mengesankan dan membanggakan.
Kata cinta di sini jangan disalahartikan sebagai memanjakan.
Komitmen pada aturan dan terbuka menerima konsekuensi
terhadap pelanggaran adalah langkah nyata pembentukan karakter
Duta BPJS Kesehatan. Seorang atasan sudah sepatutnya mampu
menjadi suri tauladan yang mampu mencontohkan kedisiplinan
kepada seluruh bawahannya. Ketika modelling ini berjalan dengan
baik, maka dampaknya bukan hanya ke anak buahnya, namun
juga akan berdampak positif kepada atasannya. Paling tidak ketika
karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut
pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan
dan tindakan sama) terpancar dari seorang pegawai, maka sikap
ini akan menjadi contoh kepada bawahan dan menjadi positive
warning kepada atasanya untuk bersikap sama atau bahkan
lebih baik. Hebatnya lagi, proses pembentukan karakter ini dapat
menghasilkan pekerjaan bermutu dan meningkatkan brand image
bagi organisasi jika setiap Duta BPJS Kesehatan berkomitmen
untuk fokus pada “proses” untuk menjadi pribadi berkarakter yang
lebih baik lagi hari demi hari.
Dari setiap perjuangan ini, hendaknya kita pun dapat mengambil
hikmah pembelajaran. Pembangunan karakter Duta BPJS
Kesehatan yang memiliki daya tarung kuat harus menjadi visi
sekaligus misi dalam pengelolaan sumber daya manusia yang ada
di BPJS Kesehatan. Seyogianya proses alami perubahan sempurna
kupu-kupu dan semangat perjuangan elang untuk bertahan dalam
kesakitan selalu tertanam pada diri Duta BPJS Kesehatan, karena
Transformasi Jilid II BPJS KESEHATAN yang akan dilakukan
bersama tentu masih akan dipenuhi dengan berbagai persoalan
dan tantangan. Ini lah saatnya kita berfikir untuk membangun
Duta-Duta BPJS Kesehatan yang berkarakter petarung, mandiri,
kreatif, inisiatif dan mampu mencari penyelesaian masalah
yang baik terhadap persoalan yang dihadapi pada dirinya dan
lingkungan kerjanya. Kesuksesan bukan lah jalan pintas, ia adalah
onak berduri yang terjal dan mendaki. Semakin tangguh kita,
semakin berkarakter juara jiwa-jiwa ini dibina, maka semakin baik
pula proses kita untuk menyongsong sukses sempurna dalam
menjalankan program jaminan kesehatan nasional, menuju satu
tujuan bersama - mewujudkan Cakupan Semesta.
Direktur Utama,
Fachmi Idris
Karakter Juara
MenujuCakupanSemesta
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 3
F kus
P
elayanan kesehatan dalam Program JKN dan
dikelola BPJS Kesehatan, memang berbeda
dengan sistem kesehatan sebelumnya. Pelayanan
yang diterapkan harus melalui rujukan. Artinya,
Sistem ini mensyaratkan surat rujukan dari fasilitas
kesehatan primer, misalnya, klinik dan puskesmas,
sebelum ke rumah sakit.
Surat rujukan ini juga harus ada bila pasien melakukan
pengobatan di fasilitas kesehatan yang setara tapi berlokasi
jauh dari tempat tinggalnya. Sistem rujukan diterapkan
berkaitan dengan keharusan adanya diagnosis dokter di
tingkat faskes primer, misal pasien didiagnosis demam,
batuk, pilek tanpa indikasi bahaya.
Sistem serupa juga diterapkan pada penderita penyakit
kronis yang sudah pulih namun masih memerlukan
perawatan lanjutan, yaitu rujuk balik. Penderita penyakit
kronis bisa kontrol dan menerima pengobatan dari dokter
faskes primer yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Akan tetapi, masih banyak warga yang memilih datang
ke rumah sakit tanpa membawa surat rujukan. Agar,
masyarakat menerima pengobatan yang efektif dan efisien,
Dinas Kesehatan Jabar melakukan uji coba Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan (Yankes) di Kota Bandung, Kabupaten
Bandung, Sumedang, dan Kota Cimahi.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelanggaraan
yankes yang memungkinkan terjadinya pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab atas pengelolaan suatu
kasus penyakit atau pun masalah kesehatan secara timbal
balik yang dilakukan vertikal dan horizontal.
"Pola pelayanan pesehatan sekarang tidak terstruktur
karena banyak pasien yang langsung datang sendiri,
misalnya, ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) padahal
sakitnya bisa ditangani di puskesmas. Ini membuat biaya
yang dikeluarkan pasien juga mahal," kata Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Jabar, Alma Lucyati.
Alma menambahkan sikap warga yang masih enggan
melaksanakan sistem rujukan membuat kesempatan
pasien yang lebih membutuhkan jadi tertutup karena
banyaknya kasus yang bisa ditangani puskesmas dibawa ke
RSHS.
Sistem rujukan sekarang membuat RSHS sebagai
Pelayanan Kesehatan tingkat 3 (PPK 3) menjadi puskesmas
raksasa karena rata-rata penyakit pasien yang ditangani
seharusnya bisa ditangani puskesmas. Melalui sistem
rujukan berjenjang, ada pendelegasian penanganan pasien
kepada puskesmas, klinik, atau dokter keluarga/pribadi.
Untuk itu, Dinkes Jabar, sudah menyusun standar
pelayanan, buku panduan minimal alat kesehatan, pedoman
standar pemberian obat, dan standar pemeriksaan
Puskesmas atau RS tingkat kabupatem/kota yang memiliki
pelayanan sama dengan yang diberi RS tingkat provinsi.
“Intervensi yang akan kami lakukan adalah perbaikan
sarana dan prasarana, perbaikan infrastruksur sistem
informasi, dan perbaikan sistem rujukan. Dinas kesehatan
juga akan melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang
penyakit yang dilayani pada tingkat sekunder, primer, dan
RSHS," kata Alma.
Dengan demikian, menurut Alma masyarakat mendapat
penjelasan tahu wilayah rujukannya. Lembaganya, juga
sudah memetakan sarana prasarana rumah sakit negeri dan
swasta yang ada di Jabar. "Melalui call center 022 4261000
masyarakat bisa menanyakan informasi puskesmas atau
RS yang tepat didatangi. Bisa juga minta dikirimi ambulan.
Kalau masih ada penyakit demam berdarah ke RSHS berarti
pelayanan kab/kota masih kurang," jelasnya.
DinkesBandung
Lengkapi Sistem Rujukan dengan Call Centre
Melalui sistem rujukan yang
berjenjang ini, para pasien harus
mengutamakan berobat ke puskesmas
(fasilitas kesehatan primer) dan
rumah sakit tingkat kab/kota
(fasilitas kesehatan sekunder). Jika
penyakit tidak bisa ditangani dua
tingkat ini baru dapat dirujuk ke RS
tingkat provinsi. Hasilnya, cukup
memuaskan karena masyarakat
semakin sadar jika tidak semua
penyakit harus ditangani rumah
sakit.
“
“
Call center puskemas ini, merupakan layanan untuk
memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi
fasilitas puskesmas, sehingga masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan maksimal.
Sehingga nantinya, petugas call center akan memberikan
saran pada pasien tersebut untuk datang ke puskemas atau
rumah sakit mana.
"Jadi pasien bisa menelpon pada call center ini, lalu
mereka menyebutkan keluhannya. Nanti, petugas call
center bisa memberikan saran, apa yang harus dilakukan
pasien, atau merujuk ke rumah sakit atau puskesmas mana
yang paling dekat dengan domisilinya," ujar Alma.
Bila di tingkat puskesmas tidak bisa diberikan pertolongan
secara maksimal, maka bisa dirujuk ke rumah
sakit."Rujukan untuk ke rumah sakit sendiri, tidak bisa
langsung ke tipe A. Tapi harus berjenjang dari tipe C atau
B. Jadi, kalau tidak di puskesmas maka jika memungkinkan
bisa sembuh di rumah sakit tipe B," ungkapnya.
Mengenai tenaga medis, Dinas Kesehatan Jabar mengakui
kalau beberapa tahun ini sempat terjadi kekurangan tenaga
medis. Kekurangan tersebut dikarenakan banyaknya dokter
yang pensiun sehingga
harus segera diganti.
Selain itu, kata Alma,
penyebab kekurangan
tenaga medis juga
karena adanya program
Puskesmas Pelayanan
Obstetri dan Neonatal
Esensial Dasar
(PONED) yang sudah
dilakukan di seluruh
puskesmas di Jabar.
"Karena memang untuk
mengganti dokter-
dokter yang pensiun
dan juga dikarenakan
pelayanan yang terus
berkembang seperti
PONED-PONED yang
akan dibangun kembali.
Itu dulu, kini sudah bisa
diatasi," ujar Alma.
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun20144
R
umah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD)
Harapan Kita, Jakarta, sudah dinobatkan sebaga
rumah sakit setaraf dengan rumah sakit di luar
negeri. Sehingga, masyarakat tidak perlu buang
uang untuk berobat ke luar negeri.
Pernyataan inilah yang membuat rumah sakit ini, tetap
diserbu, masyarakat sejak dioperasionalkan BPJS
Kesehatan. Akibatnya, sering terjadi antrean karena
masyarakat masih enggan menggunakan sistem rujukan
sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Sedangkan, pihak rumah sakit pun, terpaksa melayani
karena tidak boleh menolak pasien. Hanya saja, pihak
rumah sakit tak jemu-jemu memberikan pendidikan agar
datang ke sejumlah rumah sakit yang sudah bermitra
dengan RSJPD Harapan Kita.
“Kita ini, tak boleh nolak pasien. maka,
pasien yang langsung ke sini, diberikan
edukasi dan mengikuti sistem rujukan
yang ada. Bahkan, tidak perlu ke rumah
sakit ini, karena rumah sakit lain
juga sudah bermitra dan memberikan
pelayanan soal kardiovaskuler," kata
Dirut RSJPD Harapan Kita, dr Hananto
Andriantoro, SpJP(K), FIHA.
Masyarakat hendaknya mengenali jika RSJPD Harapan
Kita, memiliki fungsi yang luas, memberi pelayanan
kepada seluruh rakyat Indonesia mulai dari yang
tidak mampu sampai yang mampu. RSJPD juga
bertanggungjawab meningkatkan kualitasnya menjadi
rumah sakit bertaraf Internasional dan saat ini menjadi
yang terpercaya di Asia Pasifik.
Sedangan rumah sakit yang menjadi jaringannnya atau
binaannya dalam hal penyakit kardiovaskuler adalah
Rumah Sakit Labora, Budi Asih, Pasar Rebo, Tarakan,
Cengkareng, dan sejumlah rumah sakit di daerah. "Ini
kita berlakukan agar tidak semua pasien kardiovaskuler,
datang ke sini. Sebab, di rumah sakit itu, sudah ada
dokter subspesialis jantung,”
"Jadi, di sana, ada spesialis jantung yang menangani
ritme jantung saja, ada yang khusus menangani
penyakit jantung koroner saja, ada spesialis jatung
yang menangani katup jantung saja, ada vaskuler saja,
ada kelainan jantung bawanan saja, ada juga yang
menangani hipertensi dan kelainan," jelasnya.
Pasien "Ngotot" RS
Berlakukan Sistem
Pihaknya, mengakui jika selama ini juga masih ada pasien
yang sudah diobati, tidak mau ke rumah sakit lain karena
pasien, sangat mempercayai rumah sakit ini.
"Kepercayaan pasien kepada RSJPD terutama pasien yang
sudah sepuh, tapi kalau tidak mau dirujuk balik kasihan
BPJS Kesehatan," tuturnya.
Hananto, mencontohkan, jumlah pasien gagal jantung
akibat hipertensi dan dibayar BPJS ada 1.080 pasien. Pada
bulan berikutnya, pasien tadi, cukup diberikan obat saja.
"Jika terus-terusan begini, ya BPJS yang dirugikan. Maka,
pihaknya, akan melakukan rujuk balik dengan paksa. ya,
sekarang sudah sekitar 30 persen pasien, mau melakukan
rujuk balik," jelasnya.
Namun, untuk pasien anak, misalnya, jantungnya yang
bolong-bolong dan hanya sebesar jempol, tentu harus
dilakukan di RSJPD karena rumah sakit lain belum miliki
alatnya.
“
“
Direktur Utama RSJPD Harapan Kita
dr Hananto Andriantoro, SpJP(K), FIHA.
fokus
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
F kus
5
SJPD Harapan Kita
m Rujukan Paksa
Terkait dengan sumber daya manusia, pihak rumah sakit
selalu meningkatkan pengetahuan dengan mengirim
dokter ke Toronto, belajar pediatric cardiovaskuler. Biaya
pendidikannnya pun cukup tinggi sekitar Rp900 jutatahun/
satu dokter. "Dalam setahun itu, ada sekitar 15.000 batu
yang ditangani karena ada kelainan jantung bawaan.
"Intinya, kita tetap memberi pelayanan yang sebaik baiknya
dengan melakukan pelayanan sesuai dengan clinical
pathway, dan pedoman praktik yang sudah dibuat RSJPD
Harapan Kita. Ini penting agar bisa efisiensi dan rumah
sakit bisa survive," tambahnya.
Sebelum adanya BPJS Kesehatan, pihaknya memanfaatkan
dana subsidi untuk tangani pasien miskin. Subsidi yang
diberikan RSJPD Harapan Kita kepada pasien miskin sekitar
Rp61 miliar setahun. Subsidi ini diperlukan karena untuk
tangani berbagai kasus saat itu.
Misalnya, kasus konjunental yaitu menutup sekat jantung
yang bolong atau kasus mengganti katup jantung, belum
dijamin seluruhnya oleh Jamkesmas atau Jamkesda.
Namun, pihak rumah sakit tetap harus melayani secara prima. Kini, semua sudah ditanggung BPJS
Kesehatan.
Jadi, penderita jantung menurut Hananto, tidak perlu ke rumah sakit ini tetapi cukup mendatangi
rumah sakit yang sudah memberikan pelayanan jantung. Misalnya, rumah sakitnya sudah menjalin
kerjasama penanganan penderita jantung di 12 kota. Seperti, Semarang, Surabaya, jakarta, Palembang,
Padang, Bali, Yogyakarta, dan kota besar lainnya.
Di Jakarta, RSJPD harapan kita sudah menjalin networking dengan lima rumah sakit yakni RS
Fatmawati, RS Tarakan, RS Haji, RS Cengkareng, dan RS Pasr Rebo. "Walaupun pendeteksi berada di
RS Pasar Rebo namun kita tetap monitor melalui alat yang dipasang di sana dan langsung bisa dilihat
di RSJPD Harapan Kita. Jadi, tak usah khawatirlah," jelasnya.
Tidak hanya itu saja, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit luar negeri
dalam bentuk pelatihan dan supervisi untuk kepentingan alih pengetahuan dan teknologi. "Ahli dari
luar negeri memberikan pelatihan dan supervisi untuk tindakan-tindakan yang canggih yang jarang
dilakukan," tuturnya.
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
BINCANG
6
H
ingga hampir setahun operasional BPJS
Kesehatan, masih ada masyarakat yang belum
tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai
dengan aturan main BPJS Kesehatan. Masyarakat
yang akan berobat ke rumah sakit umum pemerintah
dengan kartu BPJS harus mendapat rujukan dari dokter,
klinik/puskesmas, atau rumah sakit umum daerah.
Masyarakat yang datang ke rumah sakit tersier, akan
dilayani jika sudah mendapatkan rujukan dari peyanan
kesehatan primer, sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 001/2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan (PMK).
Aturan ini diterbitkan agar Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dapat berjalan baik. Maka, sistem rujukan
berjenjang mutlak dilakukan. Guna menelaah sejauh mana
menciptakan persepsi betapa pentingnya sistem rujukan
berjenjang, Info BPJS Kesehatan, mewawancari Dirjen
Bina Upaya Kesehatan, Prof Dr dr Akmal Taher, SpU (K),
ketika menjadi nara sumber dalam sebuah seminar tentang
perumahsakitan di Kota Surabaya. Berikut petikannya:
Masyarakat menanggapi positif kinerja BPJS
Kesehatan yang sudah berlangsung hampir satu tahun.
Tetapi banyak pula yang enggan mengikuti sistem
rujukan berjenjang. Benarkah seperti itu?
Begini, secara umum Program JKN, memang mendapat
tanggapan positif dari masyarakat. Hal ini tercermin dari
tingginya minat masyarakat mendaftar sebagai peserta.
Soal rujukan, pun masih ada masyarakat yang belum
memahami betul soal rujukan berjenjang.
Padahal, sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana terdapat
pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap
satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertikal. Dalam arti, dari unit yang berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal.
Maksudnya, unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke
mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya.
Jika, semuanya melaksanakan sistem ini, maka, akan
memperoleh keuntungan.
Misalnya, bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan
kesehatan (policy maker), manfaat yang akan diperoleh
di antaranya, membantu penghematan dana dan
memperjelas sistem pelayanan kesehatan.
Bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan
meringankan biaya pengobatan karena pelayanan yang
diperoleh sangat mudah. Bagi pelayanan kesehatan (health
provider), mendorong jenjang karier tenaga kesehatan,
selain meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan,
serta meringankan beban tugas.
Artinya, jajaran rumah sakit juga harus memahami soal
sistem rujukan ini?
Benar karena jika tidak memahami, ya bisa menimbulkan
persepsi yang berbeda. Dalam menyukseskan Program
JKN, rumah sakit juga diberlakukan adanya akreditasi.
Selain itu, rumah sakit harus juga memahami penerapan
sistem rujukan berjenjang, penetapan regulasi untuk
mencegah Fraud terhadap pelayanan di RS, dan Identifikasi
RS untuk melakukan perubahan dan perbaikan internal.
Perubahan dan perbaikan internal dapat dilakukan
dengan pembentukkan dewan pengawas rumah sakit,
mengoptimalkan fungsi komite medik dalam meningkatkan
mutu dan profesionalisme tenaga SDM kesehatan RS,
serta membuat clinical guideline di RS.
Mengenai akreditasi, sejauhmana pentinya dalam
menyukseskan Program JKN ?
Akreditasi merupakan hal penting bagi sebuah rumah
sakit. Akreditasi menjadi salah satu indikator kinerja rumah
sakit yang perlu diperhatikan di era JKN. Tidak hanya
menentukan standar pelayanan RS dalam hal keselamatan
pasien, akreditasi juga sangat berkaitan
erat sebagai sarana kendali mutu dan
biaya JKN.
RS dapat dikatakan berhasil melaksanakan
JKN ketika lebih dari 75 persen peserta
puas dengan pelayanan rumah sakit.
RS juga harus memperhatikan kualitas
pelayanan kesehatan, pemenuhan
komitmen pelayanan, efisiensi biaya,
perencanaan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, dan indikasi kejadian
Fraud & Abuse.
Dalam mencegah peluang risiko hukum
dalam pelaksanaan JKN terutama terkait
kendali mutu dan biaya, maka harus
diperhatikan hal-hal seperti diperlukannya
pemahaman konsep INA CBGs,
pengkodean serta managemen risiko
penanganan kewenangan pelayanan di
tingkat faskes
Suksesnya Program JKN ditandai dengan
program yang bersifat sustainable atau
berkelanjutan. Untuk itu perlu dikawal
tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga
stakeholders termasuk RS dan profesi.
Kembali kepada soal rujukan
berjenjang. Ada seorang pegawai
enggan datang ke Puskesmas karena dianggap
menghabiskan waktu?
Secara umum, penerapan pelayanan berjenjang, sistem
kapitasi, dan standardisasi penggunaan obat mutlak
dilakukan agar sistem asuransi kesehatan sosial berjalan
baik. Namun, dalam pengembangannya, masih muncul
persoalan tentang aspek rujukan, biaya, dan kepersertaan
BPJS. Semua itu, kita monitor dan terus dicarikan
solusinya.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan
secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Pada
pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat
berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas,
klinik, atau dokter keluarga yang tercantum pada kartu
peserta BPJS Kesehatan.
Apabila peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh
dokter spesialis, maka peserta dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat kedua atau fasilitas kesehatan sekunder.
Pelayanan kesehatan di tingkat ini hanya bisa diberikan jika
peserta mendapat rujukan dari fasilitas primer.
Rujukan ini hanya diberikan jika pasien membutuhkan
pelayanan kesehatan spesialistik dan fasilitas kesehatan
primer yang ditunjuk untuk melayani peserta, tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan peserta karena keterbatasan fasilitas, pelayanan,
dan atau ketenagaan.
Jika penyakit peserta masih belum dapat tertangani di
fasilitas kesehatan sekunder, maka peserta dapat dirujuk
ke fasilitas kesehatan tersier. Di sini, peserta akan
mendapatkan penanganan dari dokter sub-spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub-
spesialiastik.
Peserta Program JKN harus mengikuti sistem rujukan yang
ada. Sakit apa pun, kecuali dalam keadaan darurat, harus
berobat ke fasilitas kesehatan primer, tidak boleh langsung
ke rumah sakit atau dokter spesialis. Jika ini dilanggar
peserta harus bayar sendiri.Sistem rujukan seharusnya
tidak membuat pegawai kesulitan.
Kalau begitu, sistem rujukan berjenjang masih perlu
sosialisasi?
Selama ini, kita terus sosialisasikan berbagai persoalan atau
permasalahan di lapangan. Sosialisasi yang kita lakukan
terus menerus, guna menanamkan kesadaran masyarakat
tentang sistem rujukan berjenjang.
Ada pula, masyarakat yang enggan antre terus
menyebarkan info kalau sistem rujukan terkesan berbelit-
belit. Kebijakan sistem rujukan yang ditetapkan mencakup
jejaring yang melibatkan swasta, dan membuka seluas-
luasnya kesempatan bagi klinik yang mau bergabung
dengan BPJS sehingga tidak terjadi antrean di Puskesmas.
Apakah tim medis seperti perawat juga harus
meningkatkan kompetensi?
Peran perawat dalam sistem rujukan berjenjang adalah
memahami secara jelas mengenai sistem rujukan.
Karena perawat adalah petugas garda depan yang selalu
menjadi tempat bertanya pasien atau masyarakat yang
membutuhkan. Perawat harus selalu meningkatkan
kompetensi agar dapat memberikan pelayanan kesehatan
secara professional yang dibutuhkan pasien.
Maka, monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem rujukan
perlu dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah
agar menjamin setiap masyarakat mendapatkan layanan
kesehatan yang sesuai dengan haknya.
Berarti sistem rujukan berjenjang itu, tidak merepotkan
masyarakat?
Sekali lagi, sistem rujukan berjenjang justru diciptakan
supaya masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan
dengan lebih mudah. Anda bisa bayangkan betapa
rumitnya, jika masyarakat datang ke rumah sakit secara
bersama-sama tidak mengindahkan sistem rujukan
berjenjang.
Jika tidak ada sistem rujukan berjenjang, maka rumah
sakit akan kewalahan menangani jumlah pasien yang
membludak. Antrean memanjang, pelayanan menjadi lebih
lama dan kurang maksimal, serta tenaga medis di rumah
sakit tersebut juga berpotensi kelelahan karena harus
bekerja ekstra. Jika sudah kelelahan, tentu berbahaya bila
dokter atau tenaga medis lainnya memaksakan diri untuk
menangani jumlah pasien yang sangat banyak.
Selagi penyakit Anda masih masuk ke dalam kategori
ringan dan dapat diobati di fasilitas kesehatan primer
seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga, mengapa
harus pergi ke rumah sakit? Jangan khawatir, para
tenaga medis di fasilitas kesehatan primer juga memiliki
kompetensi yang setara dengan dokter umum di rumah
sakit.
Tanpa Sistem Rujukan Berjenjang
Rumah Sakit Bakal Kewalahan
Dirjen Bina Upaya Kesehatan
Akmal Taher
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
Untuk memberi memberikan pelayanan
yang baik, BPJS Kesehatan melakukan
kerjasama dengan fasilitas kesehatan
dalam penyediaan ambulan baik
fasilitas kesehatan tingkat pertama
maupun fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan.
Fasilitas kesehatan dapat menggunakan ambulan milik
sendiri atau membuat jejaring dengan pihak ketiga
penyelenggara pelayanan ambulan. Pihak ketiga, antara lain
Pemda atau Dinas Kesehatan Propinsi yang mempunyai
ambulan, Ambulan 118, yayasan penyedia layanan ambulan,
dan kerjasama dengan pemberi pelayanan ambulan
dilakukan melalui perjanjian kerjasama antara BPJS
Kesehatan Kantor Cabang dengan fasilitas kesehatan,
bukan antara BPJS Kesehatan Kantor Cabang dengan pihak
ketiga penyelenggara ambulan.
Ambulan untuk mobil jenazah. Pelayanan jenazah peserta
BPJS Kesehatan diberikan jika peserta BPJS Kesehatan
meninggal dunia saat dirawat inap di fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Pelayanan
yang didapat antara lain ambulans dari fasilitas kesehatan
ke rumah duka dan pemulasaran jenazah (tidak termasuk
peti mati).
Pelayanan ambulan ini merupakan pelayanan transportasi
pasien rujukan dengan kondisi tertentu antarfasilitas
kesehatan yang disertai dengan upaya ataukegiatan untuk
menjaga kestabilan kondisi pasien untuk kepentingan
keselamatan pasien. Layanan ambulan ini tertuang dalam
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Pasal 20 yang isinya
soal manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi dan
ambulans.
“ “
BENEFIT B
7
D
i dalam pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bukan hanya memberikan pelayanan
pengobatan dan rehabilitasi, tetapi juga
pencegahan agar peserta tidak menjadi sakit atau
penyakitnya tidak menjadi komplikasi. Selain itu, ada juga
pelayanan non medis seperti pelayanan mobil ambulan dan
mobil jenazah.
Pelayanan ambulan diberikan kepada peserta BPJS
Kesehatan dalam kondisi tertentu, yaitu saat kondisi pasien
sesuai indikasi medis berdasarkan rekomendasi dari dokter
yang merawat, Pelayanan ambulan diberikan jika kondisi
kelas perawatan sesuai hak peserta penuh dan pasien
sudah dirawat paling sedikit selama tiga hari di kelas satu
tingkat di atas haknya,
Bagi pasien rujuk balik yang masih memerlukan pelayanan
rawat inap di fasilitas kesehatan tujuan, misalnya pasien
kanker rawat inap dengan terapi paliatif di rumah sakit tipe
A dirujuk balik ke rumah sakit tipe B di bawahnya untuk
mendapatkan rawat inap paliatif (bukan rawat jalan).
Pelayanan ambulan dalam pelayanan jaminan kesehatan
nasional mendukung kelancaran pelayanan kesehatan
pasien. Oleh karenanya, pelayanan ambulan hanya
diberikan untuk rujukan antarfasilitas kesehatan, yaitu
antarfasilitas kesehatan tingkat pertama, atau dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama ke fasilitas kesehatan rujukan,
antarfasilitas kesehatan rujukan sekunder, dari fasilitas
kesehatan sekunder ke fasilitas kesehatan tersier, bisa juga
antar fasilitas kesehatan sekunder atau dari rujukan balik ke
fasilitas kesehatan dengan tipe dibawahnya.
Fasilitas kesehatan perujuk adalah fasilitas tingkat pertama
atau tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan khusus untuk kasus
gawat darurat yang keadaan gawat daruratnya telah teratasi
dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan.
Sedangkan fasilitas kesehatan penerima rujukan adalah
fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
Pelayanan ambulan yang tidak dijamin adalah menjemput
pasien selain dari fasilitas kesehatan (rumah, jalan,
lokasi lain), mengantar pasien ke tempat selain fasilitas
kesehatan. Pelayanan ambulan dijamin BPJS Kesehatan
jika rujukan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Selain itu, pelayanan ambulan yang tidak dijamin BPJS
Kesehatan adalah rujukan parsial (antar jemput pasien
atau spesimen dalam rangka mendapatkan pemeriksaan
penunjang atau tindakan, yang merupakan rangkaian
perawatan pasien di salah satu fasilitas kesehatan, pasien
rujuk balik rawat jalan, dan mobil jenazah.
Untuk penggantian biaya pelayanan ambulan disesuaikan
dengan standar biaya ambulan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah. Dalam hal belum terdapat tarif dasar
ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka
tarif mengacu kepada tarif yang berlaku di
Kabupaten/Kota yang kondisi geografisnya relative sama
dalam satu wilayah Provinsi.
PelayananAmbulan
JugaAdadiJKNLho..
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
PELANGGAN
8
J
aminan kesehatan nasional (JKN) semakin
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya
yang memerlukan pengobatan dengan biaya mahal.
Seiring dengan berjalannya waktu, peserta BPJS
Kesehatan semakin bertambah banyak, hingga rumah
sakit pun kunjungannya mengalami peningkatan dan
mengakibatkan antrean panjang untuk menanti mendapat
pelayanan.
Pasien rawat jalan di rumah sakit bisa menunggu antrean
hingga delapan jam. Setelah mendapat surat rujukan
dari Puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat primer,
tahap pertama, pasien peserta BPJS Kesehatan harus
mendaftarkan di loket BPJS Kesehatan yang ada di rumah
sakit tujuan rujukan untuk mendapatkan surat eligibilitas
peserta (SEP) .
	
SEP ini merupakan verifikasi pertama peserta rujukan oleh
BPJS Kesehatan sebagai prosedur awal peserta BPJS
Kesehatan memasuki tahapan pelayanan kesehatan di
rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Tahap
kedua, mengantre di loket pendaftaran RS untuk mendapat
rekam medik (medical record).
Kemudian, antrean ketiga di poliklinik RS untuk mendapat
pelayanan kesehatan sesuai saran pada rujukan. Dan
antrean keempat di apotek untuk memperoleh obat. Empat
tahapan prosedur itu membutuhkan waktu sekitar delapan
Total waktu yang dibutuhkan dari empat tahap itu mencapai
delapan jam.
	
Untuk memudahkan peserta memperoleh pelayanan
kesehatan, BPJS Kesehatan menyediakan fasilitas
perangkat komputer untuk melakukan pendaftaran sendiri
(self check-in). Pengembangan informasi dan teknologi
(IT) ini menjadi salah satu solusi yang dapat memangkas
antrean.
SEP Mandiri dan Bridging System
Pangkas Antrean Panjang
	
Imel, salah satu peserta BPJS Kesehatan
merasakan ada kemudahan saat berobat di
RSUD Tangerang. “Biasanya saya antre
lama sekali hanya untuk mendapatkan nomor
ke poli. Sekarang bisa langsung dapat nomor
karena mendaftar sendiri di komputer.
Pertamanya sih bingung, gimana nih, terus
ada petugas yang mengajari. Ya, cepetlah,”
ujarnya,
	
Penggunaan teknologi dapat mempercepat proses
administrasi sehingga peserta mendapat pelayanan,
tepat, dan maksimal. Sistem IT yang saling tersambung
ini disebut bridging system. Jika sistem ini bisa terealisasi
maka semua data yang ada di setiap tingkat fasilitas
kesehatan bisa terhubung secara online. Artinya, akan
mempercepat pelayanan.
	
Di rumah sakit pun akan segera dibuat bridging sistem
yang terhubung dengan BPJS Kesehatan, sehingga
semuanya fasilitas kesehatan akan saling terhubung.
Kondisi ini akan semakin mempermudah peserta BPJS
Kesehatan mendapatkan pelayanan yang prima, mulai dari
pelayanan di fasilitas kesehatan primer hingga fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan.
	
Kini, memang belum semua Puskesmas atau fasilitas
kesehatan primer terhubung dalam sistem online. Rumah
sakit pun belum semuanya membuat bridging system
dengan BPJS Kesehatan. Namun demikian, upaya ke
arah sana masih terus dilakukan. Bahkan ke depan
peserta bisa bukan hanya bisa menggunakan nomor induk
kependudukan tetapi bisa menggunakan sidik jari (finger
print) untuk mengakses data kepesertaan BPJS Kesehatan.
Pengembangan IT itu harus dibarengi dengan pemahaman
petugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan peserta.
Petugas Puskesmas bertugas mengisi data pasien
dalam sistem yang telah disediakan. Data dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama itu sangat penting karena yang
utama. Masyarakat pun dituntut untuk memahami sistem
informasi teknologi ini.
Soal bridging system, Menteri Kesehatan (Menkes),
Nafsiah Mboi, mengatakan sistem yang menghubungkan
antara rumah sakit dengan BPJS Kesehatan menjadi
jawaban atas antrean yang panjang. Namun, untuk
membangun sistem bridging ini tidak mudah karena sistem
yang diapakai rumah sakit dan BPJS Kesehatan berbeda.
Namun, pemerintah menargetkan sistem bridging ini
digunakan di seluruh RS vertikal milik pemerintah yang kini
jumlahnya sekitar 30 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sistem bridging bertujuan meningkatkan efektivitas proses
memasukan data serta efisiensi penggunaan sumber daya.
Sistem itu diharapkan dapat meningkatkan kecepatan
dalam proses pengelolaan klaim, piutang, dan verifikasi.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah
mengaplikasikan sistem bridging ini, mempunyai target,
pasien menunggu dilayani tidak lebih dari 45 menit.
Hingga Juni 2014 sistem bridging sudah digunakan 22 RS
milik pemerintah. Antara lain RS Cipto Mangunkusumo
(RSCM), RSUD Tarakan, RSUP Fatmawati, RS Haji
Jakarta, RS Kanker Dharmais, RS Jantung Harapan Kita,
RSPI Sulianti Saroso dan RSUP Persahabatan. Ada pula
RSUD Margono Soekarjo (Purwokerto), RSUD Dr Sardjito
(Yogyakarta), RSUD Hasan Sadikin (Bandung), RSUP
Wahidin Sudirohusodo (Makassar) dan RSUP Prof Dr
R.D Kandou (Manado). Termasuk RSUD Arifin Achmad
(Pekanbaru) dan RSU Adam Malik (Medan).
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
TESTIMONI
9
P
enyakit bisa menyerang siapa saja, tidak
memandang miskin atau kaya. Bagi orang
kaya mungkin tidak masalah karena dia
mempunyai asuransi dan uang yang cukup,
tetapi bagi orang yang tidak mampu, dihinggapi
penyakit yang berat hanya bisa pasrah, bahkan ada yang
hanya mengandalkan doa dan pengobatan alternatif
di tabib yang bayaran jasanya sesuai kemampuan dan
keikhlasan pasiennya.
Bagi Marsi, 51, yang hidupnya menggantungkan pada
sawah garapannya, jika sakit cukuplah disembuhkan
dengan obat-obat “warung” saja atau dengan tanaman
obat yang ada di sekitarnya. Namun, kali ini berbeda.
Rasa sakit di bagian dadanya membuat dia gelisah tidak
bisa tidur dan semakin hari semakin nyeri, akhirnya dia
berobat di Puskesmas dekat rumahnya di Desa Lemah
Duwur, Kebumen, Jawa Tengah.
Beberapa minggu lalu, dokter
menyampaikan hasil pemeriksaan
patologi dan menvonis Marsi mengidap
kanker payudara. Di payudara sebelah
kiri Marsi ditemukan ada tumor ganas
yang bersarang di sana. Setelah
dia sampaikan ke suami dan anak-
anaknya, mereka pun hanya
terdiam dan tidak bisa
memutuskan apa-apa.
“Ya, semua hanya
bisa bingung saja,
mau bagaimana
lagi tak punya,
saya sudah
pasrah saja dan
siap menahan
rasa sakit,” kata
Marsi dengan
suara lirih.
Ketika ditemui di
Rumah Sakit Palang
Biru Gombong,
Kebumen, Marsi lebih
banyak diam. Sambil
menunggu giliran konsultasi
dokter, dia menceritakan
nasibnya yang kurang
beruntung. Awalnya, dia
takut berobat karena tidak
punya uang yang cukup.
Ingin menggunakan kartu
Jamkesmas yang dia miliki,
juga takut tidak dilayani
dengan baik.
Pengobatan dengan herbal ternyata
tidak ada pengaruhnya, benjolan di
payudaranya semakin membesar, dan
akhirnya payudara sebelah kiri diangkat.
“Alhamdulillah, tidak ada biaya apa-apa
semua ditanggung oleh Jamkesmas,
katanya sekarang jadi BPJS Kesehatan.
Kalau harus bayar ya pasti repot karena
biayanya sampai jutaan rupiah,” ujarnya.
Tumor Ganas Bersarang di Payudara
Marsi
Setelah payudaranya diangkat, dia harus menjalani
kemoterapi di RS Margono yang berada di Purwokerto,
Jawa Tengah. Untuk itu, dia harus mondar-mandir
Kebumen-Purwokerto setiap dua minggu sekali. Selama
rawat jalan, Marsi disarankan untuk mengkonsumsi
makanan yang sehat, makanan disarankan direbus, bukan
digoreng, tidak boleh menggunakan bumbu msg atau
penyedap.
Semua masalah yang dihadapi Marsi dijalaninya
dengan tawakal dan selalu mohon perlindungan
Tuhan. Marsi yang saat itu diantar anak laki-
lakinya, sabar menunggu dokter hingga dua
jam, karena jarak dari rumahnya ke rumah
sakit Palangbiru Gombong ditempuh dalam
waktu satu jam dengan menggunakan
sepeda motor.
Harapannya, dia bisa sembuh dan bisa
bekerja mencari tambahan pendapatan
keluarga. Dia pun tak berhenti mengucap
syukur karena telah dibantu oleh BPJS
Kesehatan. “Kalau tidak Jamkesmas
(maksud dia BPJS Kesehatan – Red),
saya tidak tahu harus bilang apa
lagi.
Untung pemerintah punya
program ini yaa (jaminan
kesehatan nasional – Red),
sehingga saya tertolong,”
ujarnya.
Dia pun sempat bertanya,
apakah kalau Presidennya ganti
programnya diganti juga ya, imbuhnya. Marsi
mengatakan, bagi dia dan keluarganya serta
keluarga-keluarga lain yang ada di desanya merasa
senang adanya program JKN yang memberi jaminan
kesehatan kepada penduduk tidak mampu.
“Semoga ya, ganti presiden, jangan diganti program-
program yang bagus untuk rakyat, seperti saya ini sungguh
terbantu. Mau makan susah, mau beli apa juga susah,
mau bekerja hanya bisa jadi petani saja, tetapi tidak punya
pilihan lain,” ujarnya.
Marsi , 51 Tahun
Kebumen Jawa Tengah
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
SEHAT
T
erlalu banyak kegiatan yang harus diselesaikan dalam
waktu yang bersamaan bisa menimbulkan stres jika
tidak diantisipasi dengan berbagai kegaiatan selingan
lainnya. Tidak memiliki pekerjaan pun bisa menimbulkan
stres.
Namun, masyarakat hendaknya tidak mengabaikan
persoalan ini karena bisa memunculkan penyakit yang
mengancam nyawa. Alasannya, stres bisa menimbulkan
kolesterol makin tinggi dan terus akan merambah ke
jantung.Untuk itu, kita bisa melakukan berbagai cara
mengurangi kepenatan yang membebani pikiran.
Saat mengalami stres berat, seseorang cenderung memilih
makanan manis atau yang membuat perasaan nyaman
seperti permen, cookie atau cake cokelat. Sebabnya, stres
bisa melepas berbagai hormon yang bisa mengubah sistem
metabolisme tubuh, salah satunya cortisol.
Hormon ini mampu meningkatkan nafsu makan dan
mendorong keinginan untuk mengkonsumsi makanan
manis dan berlemak. Jadi, sebisa mungkin segera atasi
saat stres mulai mendera. Caranya bisa dengan olahraga,
aromaterapi atau meditasi.
Ada cara yang paling mudah atasi stres, misalnya,
tarik napas dalam-dalam lalu letakkan tangan di perut.
Bayangkan perut bergoyang-goyang seperti bila Anda mulai
tertawa. Dengan cara ini, Anda mengambil satu langkah
maju untuk mengurangi hormon stres.
Temuan ini adalah hasil dari studi kecil terhadap 16 pria
sehat. Mereka dibagi dalam dua kelompok. Kelompok
eksperimental diberi antisipasi atas sesuatu yang lucu,
sisanya sebagai pembanding.
Peneliti menguji kadar tiga hormon stres dalam darah
partisipan dan membandingkannya dengan kelompok
kontrol. Mereka menemukan bahwa kelompok yang telah
mengantisipasi tertawa lebih dulu, kadar tiga hormon
stresnya menurun, seperti dirilis WebMD.
Kadar kortisol (hormon stres) turun 39 persen. Adrenalin,
yang diketahui sebagai epinefrin, turun 70 persen. Kadar
dopak, yaitu zat kimia yang berhubungan dengan perasaan
baik (dopamin), berkurang 38 persen.
Secara persisten naiknya kadar hormon stres dalam darah
dikaitkan dengan melemahnya sistem kekebalan.“Temuan
ini membuat kami yakin bahwa dengan mencari
pengalaman positif yang membuat tertawa, kita bisa tetap
sehat,” ujar Lee Berk, seorang peneliti, dalam sebuah
seminar di Jakarta. Selanjutnya, studi serupa yang telah
mereka lakukan dua tahun sebelumnya, yakni bahwa
tertawa memicu meningkatnya hormon yang menyehatkan
seperti betaendorfin.
Para peneliti dari Ibermutuamur, sebuah perusahaan
asuransi yang menangani kasus kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, melakukan penelitian untuk
membuktikan hal tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner
untuk melihat apakah ada hubungan antara stres kerja
dengan meningkatnya kadar kolestrol dalam darah. Hasil
yang didapatkan adalah sebanyak 8,7 persen dari 91.593
peserta mengalami stres kerja. Selain itu, mereka juga
mengalami tingkat kecemasan dan gejala depresi.
Dibandingkan dengan kadar 'kolestrol baik' (HDL), peserta
yang mengalami stres kerja memiliki kadar 'kolestrol jahat'
(LDL) yang lebih tinggi. Ketika orang merasa stres, pola
makan mereka cenderung tidak sehat. Akibatnya, kadar
kolestrol dalam tubuh tidak dapat dikontrol dengan baik.
Ini sangat membahayakan. Sebab, apabila Anda memiliki
kadar 'kolestrol jahat' (LDL) yang tinggi, pembuluh arteri
Anda dapat tersumbat. Selain itu, risiko perkembangan
penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner,
Salah satu dampak stres, bisa menyebabkan penyakit
jantung koroner. Bahkan, sejumlah kasus kematian bisa
disebabkan oleh jantung koroner. Penyebab terjadinya
penyakit tersebut juga bermacam-macam seperti gaya
hidup, pola makan, dan faktor keturunan, termasuk
kebiasaan sehari-hari yang tak disadari bisa mengancam
kesehatan jantung.
Dr Sharad Kasarle, Kepala penelitian sekaligus Managing
Director di DSK Nutrition and research centre, saat datanag
ke sebuah rumah sakit di Ibukota Jakarta, mengungkapkan,
penderita jantung tidak hanya diidap oleh kalangan
lansia. tetapi banyak pula kawula yang menderita penyakit
jantung.
"Peningkatan jumlah orang yang terjerumus penyakit arteri
koroner di India rata-rata masih berusia muda. Di India ada
sekitar 45 juta pasien jantung koroner dengan jutaan orang
yang memiliki gaya hidup modern yang penuh stres dan
depresi," kata Dr Sharad Kasarle.
Maka, dirinya memberikan rekomendasi agar tidak
terhindar penyakit yang bisa mengancam jiwa manusia.
Misalnya, tak makan buah dan sayur. "Diet untuk jantung
sehat yang paling baik adalah pola makan nabati. Berarti
banyak mengasup buah, sayur, kacang-kacangan, biji-
bijian, susu rendah lemak, dan protein serta hindari junk
food," paparnya.
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang makan
lebih dari lima porsi buah dan sayur sehari berisiko 20
persen lebih rendah terkena penyakit jantung atau stroke
dibanding mereka yang makan kurang dari tiga porsi buah
dan sayur dalam sehari.
Depresi. Sering merasa stres, bermusuhan dengan teman,
atau depresi bisa mengancak kesehatan jantung Anda.
Emosi yang tak menentu tiap harinya bisa mempengaruhi
jantung Anda karena emosi itu kerap menginternalisasi
stres yang bisa membahayakan jantung. Banyak penelitian
yang menunjukkan sering tertawa serta dukungan sosial
bisa membantu mengurangi stres Anda. Maka, saat ada
masalah, cobalah untuk berbagi dengan orang lain.
Dengkuran.Mendengkur bisa jadi tanda adanya masalah
yang serius misanya Obstructive Sleep Apnea (OSA).
Gangguan ini ditandai dengan terganggunya pernapasan
saat tidur dan mengakibatkan tekanan darah naik. Orang
yang menderita OSA empat kali lebih rentan menderita
penyakit kardiovaskular. OSA rentan terjadi pada orang
gemuk, tapi juga bisa dialami orang bertubuh langsing.
Jika Anda mendengkur dan bangun dalam keadaan lelah,
sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.
Kesehatan gigi. Ada hubungan kuat antara penyakit gusi
dengan penyakit jantung. Jika Anda tidak membersihkan
gigi hingga menjadi lengket dan bakteri sarat plak kerap
tumbuh, itu bisa mengakibatkan penyakit gusi dan ini
dapat memicu peradangan dalam tubuh."Peradangan
mempromosikan semua aspek aterosklerosis. Mengobati
penyakit gusi bisa meningkatkan fungsi pembuluh darah,"
kata Dr Sharad.
Selanjutny, nonton TV. "Orang-orang yang duduk di depan
TV lebih dari empat jam sehari 80 persen lebih mungkin
meninggal karena terkait masalah jantung dan penyakit
arteri," kata Dr Sharad. Bahkan orang yang mempunyai
berat badan sehat tapi terlalu banyak duduk, akan berisiko
buruk pada gula darah dan lemak darah.
Semua ini, berhubungan dengan masalah kebiasaan ketika
kembali ke rumah setelah duduk enam sampai delapan jam
di kantor, kita justru merasa nyaman saat duduk di depan tv
padahal itu meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Isolasi diri. Beberapa orang memang terkadang
menyebalkan, tapi tak ada salahnya Anda memperkuat
hubungan dengan orang yang memang Anda senangi.
Orang yang memiliki koneksi kuat dengan orang lain
umumnya cenderung hidup lebih lama. Setiap manusia
memang butuh waktu sendiri tapi itu bukan berarti menarik
diri Anda dari pergaulan.
Merokok."Merokok adalah bencana total pada jantung
Anda," kata Dr Sharad. Merokok bisa menyebabkan
pembekuan darah yang dapat menghalangi aliran darah ke
jantung dan memberi kontribusi penimbunan plak di arteri.
Makan cemilan asin. Makin banyak garam yang dikonsumsi,
semakin tinggi tekanan darah Anda. Satu dari tiga orang
dewasa di Amerika memiliki tekanan darah tinggi yang
menjadi faktor risiko utama untuk stroke, gagal ginjal, dan
serangan jantung.
"Jauhi junk food dan baca konten natrium pada label
makanan. Lebih banyak konsumsi buah, sayur, dan yang
tidak asin. Kita harus menjaga asupan natrium di bawah 2,3
gram per hari. Jika punya tekanan darah tinggi atau berusia
50 tahun lebih, asupan garam tak lebih dari 1,5 gram per
hari," jelasnya.
Obesitas. Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama
untuk penyakit jantung. Cobalah makan lebih sedikit,
hindari porsi berlebih, dan ganti minuman manis dengan
air putih. Dr Sharad juga menyarankan kurangi asupan
karbohidrat berkalori tinggi seperti roti dan pasta dan
perhatikan label makanan yang rendah lemak tapi nyatanya
justru mengandung banyak kalori.
Minum banyak alkohol.Sedikit alkohol mungkin baik bagi
jantung Anda. Tapi terlalu banyak jumlah alkohol yang
diminum bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi,
kadar lemak darah, dan gagal jantung. Selain itu, tambahan
kalori pada alkohol bisa menyebabkan kenaikan berat
badan dan itu bisa mengancam jantung.
BisaAncamNyawa
turut meningkat. Maka, jangan pernah sepelekan stres
yang datang. alasannya, stres berkepanjangan bisa
mengantarkan pada risiko berbagai penyakit kornis.
Misalnya, hipertensi.Saat stres terjadi peningkatan pada
adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
Ketika hal ini sering terjadi, maka tekanan darah akan
meningkat secara permanen. Untuk diketahui, tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung.
Menurut sejumlah dokter yang tengah diskusi di sebuah
hotel berbintang di Jakarta, pekan lalu, stres dapat
mengakibatkan jantung bekerja lebih keras. Stres yang
kronis bisa meningkatkan denyut jantung seperti dampak
dari merokok.
Stres juga dapat memengaruhi kadar glukosa di dalam
darah. Ketika stres terjadi secara teratur, maka seseorang
sangat berisiko terkena penyakit diabetes. Ini merupakan
salah satu dampak stres yang sering terabaikan.
TIPS Hindari Kebiasaan Buruk Dampak Stres
STRESS
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun201410
Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014
Apa itu Virtual Account?
Virtual Account adalah nomor identitas yang didapat
peserta setelah melakukan pendaftaran yang digunakan
peserta untuk melakukan pembayaran. Nomor Virtual
Account sebanyak 16 digit yang terdiri dari 5 digit
pertama kode bank kemudian 1 digit kode peserta/
badan usaha dan 10 digit nomor identitas peserta
Bagaimana jika peserta kehilangan nomor Virtual
Account?
peserta menghubungi Kantor BPJS Kesehatan dengan
menunjukkan KTP/KK
Bagaimana jika perusahaan ingin menggabungkan
beberapa VA (Kantor Cabang) menjadi satu VA
(Kantor Pusat) ?
Induk Perusahaan harus membuat surat BPJS
Kesehatan untuk menggabungkan seluruh VA menjadi
satu VA, dengan ketentuan masing-masing VA tidak
mempunyai piutang
Bagaimana jika saya ingin membayar,VA tidak
dapat digunakan?
peserta menghubungi Kantor BPJS Kesehatan dengan
menyebutkan nomor identitas peserta
Bagaimana jika iuran yang muncul pada Bank tidak
sesuai dengan yang tertera pada Lembar Virtual
Account ?
Peserta dapat segera melakukan konfirmasi kepada
kantor BPJS Kesehatan.
Bagaimana jika Nama yang muncul pada ATM tidak
sesuai dengan Identitas peserta ?
Peserta dapat segera melakukan konfirmasi kepada
kantor BPJS Kesehatan.
Kilas&Peristiwa
Q&A Question and Answer
11
JAKARTA - Sebagai upaya meningkatkan peran dan fungsi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan khususnya Rumah Sakit (RS)
Vertikal dalam memberikan pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan bersama dengan
Kementerian Kesehatan menggelar Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014. Ajang pemberian penghargaan ini
sekaligus bentuk apresiasi kepada RS vertikal yang menjadi mitra dan mendukung BPJS Kesehatan.
“Keberhasilan program JKN tidak bisa lepas dari dukungan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan selaku mitra BPJS Kesehatan.
Karena itu, perlu terus ditingkatkan peran dan fungsinya dalam memberikan pelayanan dalam rangka kendali mutu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan JKN,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pada saat acara
pemberian penghargaan Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014 di Jakarta, Senin (8/9).
Penghargaan Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014diberikan berdasarkan hasil penilaian dari Tim Penilai
yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Parameter yang dijadikan kriteria penilaian mencakup sistem
pendaftaran, sistem pelayanan terhadap peserta, sistem penagihan klaim dan sistem penanganan keluhan peserta program
JKN.
Tim Penilai sebelumnya melakukan kunjungan lapangan untuk mengecek self assessment yang telah diisi oleh masing-
masing rumah sakit selama periode 11 – 29 Agustus 2014. Tim Penilai kemudian menetapkan pemenang berdasarkan dua
kategori, yaitu Kategori RS Umum dan Kategori RS Khusus.
Juara Kategori RS Umum adalah:
Juara I	 : RS Sanglah Denpasar Bali
Juara II	 : RSUP Fatmawati Jakarta
Juara III	 : RSU Dr. Kariadi Semarang
Juara Kategori RS Khusus:
Juara I	 : RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Juara II	 : RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat (RS Jiwa Lawang)
Juara III	 : RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi
rumah sakit dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM), BPJS
Kesehatan menggelar Pertemuan Nasional Manajemen
Rumah Sakit dan DPM 2014. Kegiatan yang berlangsung
pada 10 – 12 September di Bandung ini akan dibuka oleh
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan diikuti oleh Tim DPM
Pusat, DPM Provinsi serta sejumlah direktur rumah sakit
pemerintah dan swasta.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan,
tujuan kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan sistem
rujukan berjenjang pelayanan kesehatan dalam program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekaligus menjadi
sarana diskusi, berbagi pengalaman dan mencari solusi
atas permasalahan terkait pelaksanan JKN.
“Untuk menyukseskan pelaksanan JKN serta kendali
mutu dan biaya yang berdampak kepada sustainibilitas
BPJS Kesehatan, maka sistem rujukan berjenjang mutlak
dilakukan. Sehubungan dengan hal itu, perlu koordinasi
antara BPJS Kesehatan dengan pihak-pihak terkait
sehingga tercipta persepsi, pemahaman yang sama, dan
kesadaran akan pentingnya sistem rujukan berjenjang
dilaksanakan secara optimal,” jelasnya.
Melalui Pertemuan Manajemen Rumah Sakit dan DPM,
BPJS Kesehatan juga berharap mendapatkan masukan
tentang pelaksanaan JKN yang bisa dijadikan rekomendasi
untuk diusulkan kepada regulator. “Kegiatan ini juga
menjadi sarana sosialisasi khususnya kepada internal BPJS
Kesehatan terkait terbitnya beberapa regulasi baru,” kata
Fachmi.
Pertemuan Manajemen Rumah Sakit dan DPM
untuk Optimalisasi Sistem Rujukan Berjenjang
Acara pertemuan Manajemen Rumah Sakit dengan DPM
ini akan diisi oleh sejumlah rapat dan diskusi antara lain
tentang kendali mutu dan biaya di era JKN, evaluasi
pelaksanaan program JKN, serta peran rumah sakit dan
komite medik dalam mencegah inefisiensi biaya pelayanan
kesehatan dengan menghadirkan para pembicara di
antaranya Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI,
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes
RI, Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia
(PERSI), para direktur rumah sakit dan akademisi.
Tak hanya itu, acara tersebut juga menghadirkan KPK
sebagai salah satu narasumber dalam rangka pencegahan
fraud dalam pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan.
Tingkatkan Peran Faskes Lanjutan Lewat Hospital Awards
24
JAM

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah man it kel.9 lembursitu
Makalah man it kel.9 lembursituMakalah man it kel.9 lembursitu
Makalah man it kel.9 lembursitusitinunuy
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.BPJS Kesehatan RI
 
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah Nofitasari
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah NofitasariLaporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah Nofitasari
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah NofitasariMutiara Nofitasari
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017Muh Saleh
 
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota SukabumiLaporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumiyulinar pratiwi
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017Muh Saleh
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk bukuNikmon Amal
 
Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)SuciIndah20
 

La actualidad más candente (12)

Makalah man it kel.9 lembursitu
Makalah man it kel.9 lembursituMakalah man it kel.9 lembursitu
Makalah man it kel.9 lembursitu
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 7, Tahun 2014.
 
Makalah man it
Makalah man itMakalah man it
Makalah man it
 
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah Nofitasari
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah NofitasariLaporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah Nofitasari
Laporan Akhir Kegiatan Geladi BPJS Kesehatan - Mutiara Hikmah Nofitasari
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Majene Tahun 2017
 
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota SukabumiLaporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
Laporan Analisa Data Puskesmas Benteng Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
Dokumen Deksripsi SDMK Kabupaten Mamasa 2017
 
Proposal di buat dalm bentuk buku
Proposal di buat dalm bentuk  bukuProposal di buat dalm bentuk  buku
Proposal di buat dalm bentuk buku
 
Mediakom 23
Mediakom 23Mediakom 23
Mediakom 23
 
Mediakom34
Mediakom34Mediakom34
Mediakom34
 
Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)
 

Destacado

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Ella Banurea
 
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs 1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs Dewi Novalina
 
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS Kesehatan
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS KesehatanMateri CoB (Coordination of Benefit) BPJS Kesehatan
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS KesehatanGunawan Wicaksono
 
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakitPenyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakitRajaBuldan
 
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakitPenyelenggaraan sistem informasi rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakitendang_ruslan
 
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMS
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMSProposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMS
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMSKhanza Media
 

Destacado (20)

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014 Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 8, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 10, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 12, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 14, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 15, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 13, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 5, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 09, Tahun 2014
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 4, Tahun 2014
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
 
Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
Healthcare System
Healthcare SystemHealthcare System
Healthcare System
 
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs 1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
 
Anisa auliani bpjs
Anisa auliani bpjsAnisa auliani bpjs
Anisa auliani bpjs
 
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS Kesehatan
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS KesehatanMateri CoB (Coordination of Benefit) BPJS Kesehatan
Materi CoB (Coordination of Benefit) BPJS Kesehatan
 
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakitPenyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
 
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakitPenyelenggaraan sistem informasi rumah sakit
Penyelenggaraan sistem informasi rumah sakit
 
Ppt simrs
Ppt simrsPpt simrs
Ppt simrs
 
Simrs tgs
Simrs tgsSimrs tgs
Simrs tgs
 
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMS
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMSProposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMS
Proposal SIMRS/Software Rumah Sakit Khanza HMS
 

Similar a Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014

Ppt skripsi (1)
Ppt skripsi  (1)Ppt skripsi  (1)
Ppt skripsi (1)P2PTMKeswa
 
Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Kamu Aku
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptxrosintauli1
 
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...Yulia Gunawan
 
Proposal kerjasama gps
Proposal kerjasama gpsProposal kerjasama gps
Proposal kerjasama gpsIMS Center
 
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01Ihm Sheva Hambuako
 
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriLaporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriAyesha Mayzuri
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
 
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS KesehatanForum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS KesehatanGunawan Wicaksono
 
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...Monica Rizki Lestari
 
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docx
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docxKUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docx
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docxharnaniknawangsari
 

Similar a Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014 (20)

Mediakom 43
Mediakom 43Mediakom 43
Mediakom 43
 
Ppt skripsi (1)
Ppt skripsi  (1)Ppt skripsi  (1)
Ppt skripsi (1)
 
Mediakom37
Mediakom37Mediakom37
Mediakom37
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013Profil kesehatan-indonesia-2013
Profil kesehatan-indonesia-2013
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Annual report CSF 2013
Annual report CSF 2013Annual report CSF 2013
Annual report CSF 2013
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
 
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS BUDAYA DALAM PELAYANAN PUBLIK STUDI KASUS PADA...
 
Center of Gravity
Center of GravityCenter of Gravity
Center of Gravity
 
Proposal kerjasama gps
Proposal kerjasama gpsProposal kerjasama gps
Proposal kerjasama gps
 
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1-121119003450-phpapp01
 
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha MayzuriLaporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
Laporan Geladi Telkom University Ayesha Mayzuri
 
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anak
 
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS KesehatanForum SDM Bali Komunitas SDM  BPJS Kesehatan
Forum SDM Bali Komunitas SDM BPJS Kesehatan
 
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...
BE & GG. 8,Monica Rizki Lestari, Hapzi Ali, Etika Bisnis dan GCG BPJS Kesehat...
 
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docx
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docxKUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docx
KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN KEPUASAN PASIEN LANJUT USIA.docx
 

Más de BPJS Kesehatan RI

3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan00013994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001BPJS Kesehatan RI
 
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan RI
 
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpUpaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpBPJS Kesehatan RI
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungBPJS Kesehatan RI
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...BPJS Kesehatan RI
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...BPJS Kesehatan RI
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...BPJS Kesehatan RI
 
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...BPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBPJS Kesehatan RI
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBPJS Kesehatan RI
 

Más de BPJS Kesehatan RI (20)

3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan00013994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
3994.vii.2.0415 status kepesertaan pasangan0001
 
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
BPJS Kesehatan Torehkan Raport Hijau dari UKP4
 
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktpUpaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
Upaya monitoring dan peningkatan kualitas fktp
 
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang KlungkungPengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
Pengumuman lelang aset tetap bergerak BPJS Kesehatan Cabang Klungkung
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...
 
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Perpres No. 12 T...
 
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (sudah direvis...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper ConceptBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Gate Keeper Concept
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Administrasi Klaim Fasi...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan AmbulanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Ambulan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Alat Kesehatan
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa GigiBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat ...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Pr...
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & NeonatalBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Kebidanan & Neonatal
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
 

Último

Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaikonline resmi
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 

Último (16)

Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 

Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 6, Tahun 2014

  • 1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Premier (Puskesmas , Klinik atau Dokter Keluarga) 01 Fasilitas Kesehatan Sekunder Dokter Spesialis 02 Fasilitas Kesehatan Tersier Dokter Sub-Spesialis 03Kasus yang sudah didugakan diagnosis & rencana terapinya merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersebut Edisi VI Tahun 2014 INFOBPJS Kesehatan Media Internal Resmi BPJS Kesehatan Ikuti Prosedurnya, Dapatkan Manfaatnya, Menggali Rujukan Berjenjang Pasien "Ngotot" RSJPD Harapan Kita Berlakukan Sistem Rujukan Paksa Direktur Utama RSJPD Harapan Kita dr Hananto Andriantoro, SpJP(K), FIHA. BINCANG
  • 2. “ “ CEO Message Pengarah Fachmi Idris Penanggung Jawab Purnawarman Basundoro Pimpinan Umum Ikhsan Pimpinan Redaksi Irfan Humaidi Sekretaris Rini Rachmitasari Sekretariat Ni Kadek M. Devi Eko Yulianto Paramitha Suciani Redaktur Diah Ismawardani Elsa Novelia Chandra Nurcahyo Yuliasman Juliana Ramdhani Budi Setiawan Dwi Surini Tati Haryati Denawati Distribusi dan Percetakan Basuki Anton Tri Wibowo Buletin diterbitkan oleh: BPJS Kesehatan Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940 Redaksi Redaksi menerima tulisan artikel/opini berkaitan dengan tema seputar Askes maupun tema-tema kesehatan lainnya yang relevan dengan pembaca yang ada di Indonesia. Panjang tulisan maksimal 7.000 karakter (termasuk spasi), dikirimkan via email ke alamat: redaksi. infobpjskesehatan@gmail.com dilengkapi identitas lengkap dan foto penulis DAFTAR ISI FOKUS 4 SURATPEMBACAemail : redaksi@bpjs-kesehatan.go.id Fax : (021) 4212940 3 6 7 8 9 10 11 INFO BPJS Kesehatan EDISI VI TAHUN 2014 MenjadiAnggotaPBI Benefit - Pelayanan Ambulance, JugaadadiJKNloh.. Pembaca setia Info BPJS Kesehatan, Untuk mendapatkan manfaat dari BPJS Kesehatan, peserta diwajibkan mengikuti prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Salah satunya adalah melalui rujukan berjenjang. Namun prosedur ini tidak sedikit membuat peserta merasa dipersulit untuk mendapat pelayanan kesehatan. Padahal jika tahun esesni dari rujukan berjenjang ini, peserta BPJS Kesehatan akan mendapatkan pelayanan yang jauh lebih efektif, efisien serta berkualitas. .Untuk itu secara khusus Info BPJS Kesehatan di edisi 6 kali ini akan mengulasan tentang esensi daru rujukan berjenjang yang menjadi prosedur dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan. Hal ini akan kami kupas tuntas di rubrik FOKUS. Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara khusus bersama Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Bapak Akmal Taher, dalam rubrik BINCANG. Bagaimana pandangan beliau mengenai sistem dan prosedur peserta BPJS Kesehatan serta bagaimana upaya kementerian kesehatan dalam menyediakan faskes- faskes yang berkualitas . Dan informasi-informasi lain seputar BPJS Kesehatan yang kami hadirkan dalam rubrik- rubrik lain. Memasuki edisi ke-6 Info BPJS Kesehatan, redaksi mengucapkan terimakasih atas apresiasinya terhadap kehadiran kembali media yang kita cintai ini. Sehingga kami benar-benar bahagia dan tetap bersemangat menerbitkan Info BPJS Kesehatan secara konsisten. Dengan masukan dan saran yang secara simultan kami terima untuk pembenahan media ini kami berupaya memberikan yang terbaik dalam upaya memberikan informasi seputar BPJS Kesehatan kepada seluruh pembaca. Redaksi Rujukan Bukan Mempersulit Yth. Redaksi Bagaimana jika terdapat penambahan anggota keluarga? Vika Aprilia Solok, Sumatera Barat Jawab : Pendaftaran dapat dilakukan di Kantro BPJS Kesehatan terdekat, dengan mengisi Formulir Daftar Isian Penambahan Anggota Keluarga dan menunjukkan dokumen sebagai berikut : a. Asli/Fotokopi SK terakhir (bagi PNS) b. Asli/Fotokopi Daftar Gaji terakhir yang telah dilegalisasi pimpinan unit kerja c. Asli atau fotokopi Kartu Keluarga d. Pasphoto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar e. Asli/Fotokopi Akte Kelahiran / Surat Keterangan Lahir (bagi penambahan anak) Salam, Redaksi Fokus - Dinkes Bandung LengkapiSistemRujukandenganCall Centre Pasien "Ngotot" RSJPD Harapan Kita BerlakukanSistemRujukanPaksa Bincang - Tanpa Sistem Rujukan Berjenjang RumahSakitBakalKewalahan Pelanggan - SEP Mandiri dan Bridging System, PangkasAntreanPanjang Testimoni - Tumor Ganas Bersarang di Payudara Marsi Sehat - Stress Bisa Mengancam Nyama Kilas & Peristiwa - Pertemuan Manajemen Rumah Sakit dan DPM untukOptimalisasiSistemRujukan Berjenjang A da satu pertanyaan yang menggelitik, mengapa ayam olahan Mc Donalds yang menduduki market share no 1 dunia dengan pendapatan 89,13 miliar USD per tahun (Des 2013) tidak menduduki satu dari sekian makanan terlezat dunia. Sementara olahan daging rendang yang diolah sederhana dengan kayu bakar dan tungku, sesuai hasil jajag pendapat yang dilakukan oleh CNNGo, justru menduduki peringkat pertama sebagai makanan terlezat mengalahkan berbagai makanan khas dari berbagai penjuru dunia. Ternyata jawabnya sederhana, semua tergantung pada “PROSES”. Tak dapat dipungkiri bahwa fried chicken yang hanya dimasak tidak kurang dari 3 menit, akan sulit mengalahkan rasa Ayam Goreng Mbok Mberek yang diolah lebih lama, apalagi kelezatan rendang yang prosesnya memerlukan waktu berjam-jam. Dengan kata lain, proses akan menentukan hasil. Kata “proses” ini pula yang kiranya menjadi kunci sukses pembentukan karakter Duta BPJS Kesehatan. Untuk menjadi pribadi berkarakter sesuai dengan tata nilai organisasi, dibutuhkan waktu dan komitmen sehingga seluruh Duta BPJS Kesehatan menjadi pribadi yang handal, unggul dan terpercaya. Diperlukan upaya, waktu dan cinta dari seluruh komponen dalam lingkungan BPJS Kesehatan untuk mendorong Duta BPJS Kesehatan memiliki karakter sebagai pribadi yang mengesankan dan membanggakan. Kata cinta di sini jangan disalahartikan sebagai memanjakan. Komitmen pada aturan dan terbuka menerima konsekuensi terhadap pelanggaran adalah langkah nyata pembentukan karakter Duta BPJS Kesehatan. Seorang atasan sudah sepatutnya mampu menjadi suri tauladan yang mampu mencontohkan kedisiplinan kepada seluruh bawahannya. Ketika modelling ini berjalan dengan baik, maka dampaknya bukan hanya ke anak buahnya, namun juga akan berdampak positif kepada atasannya. Paling tidak ketika karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan dan tindakan sama) terpancar dari seorang pegawai, maka sikap ini akan menjadi contoh kepada bawahan dan menjadi positive warning kepada atasanya untuk bersikap sama atau bahkan lebih baik. Hebatnya lagi, proses pembentukan karakter ini dapat menghasilkan pekerjaan bermutu dan meningkatkan brand image bagi organisasi jika setiap Duta BPJS Kesehatan berkomitmen untuk fokus pada “proses” untuk menjadi pribadi berkarakter yang lebih baik lagi hari demi hari. Dari setiap perjuangan ini, hendaknya kita pun dapat mengambil hikmah pembelajaran. Pembangunan karakter Duta BPJS Kesehatan yang memiliki daya tarung kuat harus menjadi visi sekaligus misi dalam pengelolaan sumber daya manusia yang ada di BPJS Kesehatan. Seyogianya proses alami perubahan sempurna kupu-kupu dan semangat perjuangan elang untuk bertahan dalam kesakitan selalu tertanam pada diri Duta BPJS Kesehatan, karena Transformasi Jilid II BPJS KESEHATAN yang akan dilakukan bersama tentu masih akan dipenuhi dengan berbagai persoalan dan tantangan. Ini lah saatnya kita berfikir untuk membangun Duta-Duta BPJS Kesehatan yang berkarakter petarung, mandiri, kreatif, inisiatif dan mampu mencari penyelesaian masalah yang baik terhadap persoalan yang dihadapi pada dirinya dan lingkungan kerjanya. Kesuksesan bukan lah jalan pintas, ia adalah onak berduri yang terjal dan mendaki. Semakin tangguh kita, semakin berkarakter juara jiwa-jiwa ini dibina, maka semakin baik pula proses kita untuk menyongsong sukses sempurna dalam menjalankan program jaminan kesehatan nasional, menuju satu tujuan bersama - mewujudkan Cakupan Semesta. Direktur Utama, Fachmi Idris Karakter Juara MenujuCakupanSemesta
  • 3. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 3 F kus P elayanan kesehatan dalam Program JKN dan dikelola BPJS Kesehatan, memang berbeda dengan sistem kesehatan sebelumnya. Pelayanan yang diterapkan harus melalui rujukan. Artinya, Sistem ini mensyaratkan surat rujukan dari fasilitas kesehatan primer, misalnya, klinik dan puskesmas, sebelum ke rumah sakit. Surat rujukan ini juga harus ada bila pasien melakukan pengobatan di fasilitas kesehatan yang setara tapi berlokasi jauh dari tempat tinggalnya. Sistem rujukan diterapkan berkaitan dengan keharusan adanya diagnosis dokter di tingkat faskes primer, misal pasien didiagnosis demam, batuk, pilek tanpa indikasi bahaya. Sistem serupa juga diterapkan pada penderita penyakit kronis yang sudah pulih namun masih memerlukan perawatan lanjutan, yaitu rujuk balik. Penderita penyakit kronis bisa kontrol dan menerima pengobatan dari dokter faskes primer yang dekat dengan tempat tinggalnya. Akan tetapi, masih banyak warga yang memilih datang ke rumah sakit tanpa membawa surat rujukan. Agar, masyarakat menerima pengobatan yang efektif dan efisien, Dinas Kesehatan Jabar melakukan uji coba Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan (Yankes) di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Kota Cimahi. Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelanggaraan yankes yang memungkinkan terjadinya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas pengelolaan suatu kasus penyakit atau pun masalah kesehatan secara timbal balik yang dilakukan vertikal dan horizontal. "Pola pelayanan pesehatan sekarang tidak terstruktur karena banyak pasien yang langsung datang sendiri, misalnya, ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) padahal sakitnya bisa ditangani di puskesmas. Ini membuat biaya yang dikeluarkan pasien juga mahal," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Alma Lucyati. Alma menambahkan sikap warga yang masih enggan melaksanakan sistem rujukan membuat kesempatan pasien yang lebih membutuhkan jadi tertutup karena banyaknya kasus yang bisa ditangani puskesmas dibawa ke RSHS. Sistem rujukan sekarang membuat RSHS sebagai Pelayanan Kesehatan tingkat 3 (PPK 3) menjadi puskesmas raksasa karena rata-rata penyakit pasien yang ditangani seharusnya bisa ditangani puskesmas. Melalui sistem rujukan berjenjang, ada pendelegasian penanganan pasien kepada puskesmas, klinik, atau dokter keluarga/pribadi. Untuk itu, Dinkes Jabar, sudah menyusun standar pelayanan, buku panduan minimal alat kesehatan, pedoman standar pemberian obat, dan standar pemeriksaan Puskesmas atau RS tingkat kabupatem/kota yang memiliki pelayanan sama dengan yang diberi RS tingkat provinsi. “Intervensi yang akan kami lakukan adalah perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan infrastruksur sistem informasi, dan perbaikan sistem rujukan. Dinas kesehatan juga akan melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang penyakit yang dilayani pada tingkat sekunder, primer, dan RSHS," kata Alma. Dengan demikian, menurut Alma masyarakat mendapat penjelasan tahu wilayah rujukannya. Lembaganya, juga sudah memetakan sarana prasarana rumah sakit negeri dan swasta yang ada di Jabar. "Melalui call center 022 4261000 masyarakat bisa menanyakan informasi puskesmas atau RS yang tepat didatangi. Bisa juga minta dikirimi ambulan. Kalau masih ada penyakit demam berdarah ke RSHS berarti pelayanan kab/kota masih kurang," jelasnya. DinkesBandung Lengkapi Sistem Rujukan dengan Call Centre Melalui sistem rujukan yang berjenjang ini, para pasien harus mengutamakan berobat ke puskesmas (fasilitas kesehatan primer) dan rumah sakit tingkat kab/kota (fasilitas kesehatan sekunder). Jika penyakit tidak bisa ditangani dua tingkat ini baru dapat dirujuk ke RS tingkat provinsi. Hasilnya, cukup memuaskan karena masyarakat semakin sadar jika tidak semua penyakit harus ditangani rumah sakit. “ “ Call center puskemas ini, merupakan layanan untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan informasi fasilitas puskesmas, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan maksimal. Sehingga nantinya, petugas call center akan memberikan saran pada pasien tersebut untuk datang ke puskemas atau rumah sakit mana. "Jadi pasien bisa menelpon pada call center ini, lalu mereka menyebutkan keluhannya. Nanti, petugas call center bisa memberikan saran, apa yang harus dilakukan pasien, atau merujuk ke rumah sakit atau puskesmas mana yang paling dekat dengan domisilinya," ujar Alma. Bila di tingkat puskesmas tidak bisa diberikan pertolongan secara maksimal, maka bisa dirujuk ke rumah sakit."Rujukan untuk ke rumah sakit sendiri, tidak bisa langsung ke tipe A. Tapi harus berjenjang dari tipe C atau B. Jadi, kalau tidak di puskesmas maka jika memungkinkan bisa sembuh di rumah sakit tipe B," ungkapnya. Mengenai tenaga medis, Dinas Kesehatan Jabar mengakui kalau beberapa tahun ini sempat terjadi kekurangan tenaga medis. Kekurangan tersebut dikarenakan banyaknya dokter yang pensiun sehingga harus segera diganti. Selain itu, kata Alma, penyebab kekurangan tenaga medis juga karena adanya program Puskesmas Pelayanan Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar (PONED) yang sudah dilakukan di seluruh puskesmas di Jabar. "Karena memang untuk mengganti dokter- dokter yang pensiun dan juga dikarenakan pelayanan yang terus berkembang seperti PONED-PONED yang akan dibangun kembali. Itu dulu, kini sudah bisa diatasi," ujar Alma.
  • 4. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun20144 R umah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta, sudah dinobatkan sebaga rumah sakit setaraf dengan rumah sakit di luar negeri. Sehingga, masyarakat tidak perlu buang uang untuk berobat ke luar negeri. Pernyataan inilah yang membuat rumah sakit ini, tetap diserbu, masyarakat sejak dioperasionalkan BPJS Kesehatan. Akibatnya, sering terjadi antrean karena masyarakat masih enggan menggunakan sistem rujukan sebagaimana ketentuan yang berlaku. Sedangkan, pihak rumah sakit pun, terpaksa melayani karena tidak boleh menolak pasien. Hanya saja, pihak rumah sakit tak jemu-jemu memberikan pendidikan agar datang ke sejumlah rumah sakit yang sudah bermitra dengan RSJPD Harapan Kita. “Kita ini, tak boleh nolak pasien. maka, pasien yang langsung ke sini, diberikan edukasi dan mengikuti sistem rujukan yang ada. Bahkan, tidak perlu ke rumah sakit ini, karena rumah sakit lain juga sudah bermitra dan memberikan pelayanan soal kardiovaskuler," kata Dirut RSJPD Harapan Kita, dr Hananto Andriantoro, SpJP(K), FIHA. Masyarakat hendaknya mengenali jika RSJPD Harapan Kita, memiliki fungsi yang luas, memberi pelayanan kepada seluruh rakyat Indonesia mulai dari yang tidak mampu sampai yang mampu. RSJPD juga bertanggungjawab meningkatkan kualitasnya menjadi rumah sakit bertaraf Internasional dan saat ini menjadi yang terpercaya di Asia Pasifik. Sedangan rumah sakit yang menjadi jaringannnya atau binaannya dalam hal penyakit kardiovaskuler adalah Rumah Sakit Labora, Budi Asih, Pasar Rebo, Tarakan, Cengkareng, dan sejumlah rumah sakit di daerah. "Ini kita berlakukan agar tidak semua pasien kardiovaskuler, datang ke sini. Sebab, di rumah sakit itu, sudah ada dokter subspesialis jantung,” "Jadi, di sana, ada spesialis jantung yang menangani ritme jantung saja, ada yang khusus menangani penyakit jantung koroner saja, ada spesialis jatung yang menangani katup jantung saja, ada vaskuler saja, ada kelainan jantung bawanan saja, ada juga yang menangani hipertensi dan kelainan," jelasnya. Pasien "Ngotot" RS Berlakukan Sistem Pihaknya, mengakui jika selama ini juga masih ada pasien yang sudah diobati, tidak mau ke rumah sakit lain karena pasien, sangat mempercayai rumah sakit ini. "Kepercayaan pasien kepada RSJPD terutama pasien yang sudah sepuh, tapi kalau tidak mau dirujuk balik kasihan BPJS Kesehatan," tuturnya. Hananto, mencontohkan, jumlah pasien gagal jantung akibat hipertensi dan dibayar BPJS ada 1.080 pasien. Pada bulan berikutnya, pasien tadi, cukup diberikan obat saja. "Jika terus-terusan begini, ya BPJS yang dirugikan. Maka, pihaknya, akan melakukan rujuk balik dengan paksa. ya, sekarang sudah sekitar 30 persen pasien, mau melakukan rujuk balik," jelasnya. Namun, untuk pasien anak, misalnya, jantungnya yang bolong-bolong dan hanya sebesar jempol, tentu harus dilakukan di RSJPD karena rumah sakit lain belum miliki alatnya. “ “ Direktur Utama RSJPD Harapan Kita dr Hananto Andriantoro, SpJP(K), FIHA. fokus
  • 5. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 F kus 5 SJPD Harapan Kita m Rujukan Paksa Terkait dengan sumber daya manusia, pihak rumah sakit selalu meningkatkan pengetahuan dengan mengirim dokter ke Toronto, belajar pediatric cardiovaskuler. Biaya pendidikannnya pun cukup tinggi sekitar Rp900 jutatahun/ satu dokter. "Dalam setahun itu, ada sekitar 15.000 batu yang ditangani karena ada kelainan jantung bawaan. "Intinya, kita tetap memberi pelayanan yang sebaik baiknya dengan melakukan pelayanan sesuai dengan clinical pathway, dan pedoman praktik yang sudah dibuat RSJPD Harapan Kita. Ini penting agar bisa efisiensi dan rumah sakit bisa survive," tambahnya. Sebelum adanya BPJS Kesehatan, pihaknya memanfaatkan dana subsidi untuk tangani pasien miskin. Subsidi yang diberikan RSJPD Harapan Kita kepada pasien miskin sekitar Rp61 miliar setahun. Subsidi ini diperlukan karena untuk tangani berbagai kasus saat itu. Misalnya, kasus konjunental yaitu menutup sekat jantung yang bolong atau kasus mengganti katup jantung, belum dijamin seluruhnya oleh Jamkesmas atau Jamkesda. Namun, pihak rumah sakit tetap harus melayani secara prima. Kini, semua sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Jadi, penderita jantung menurut Hananto, tidak perlu ke rumah sakit ini tetapi cukup mendatangi rumah sakit yang sudah memberikan pelayanan jantung. Misalnya, rumah sakitnya sudah menjalin kerjasama penanganan penderita jantung di 12 kota. Seperti, Semarang, Surabaya, jakarta, Palembang, Padang, Bali, Yogyakarta, dan kota besar lainnya. Di Jakarta, RSJPD harapan kita sudah menjalin networking dengan lima rumah sakit yakni RS Fatmawati, RS Tarakan, RS Haji, RS Cengkareng, dan RS Pasr Rebo. "Walaupun pendeteksi berada di RS Pasar Rebo namun kita tetap monitor melalui alat yang dipasang di sana dan langsung bisa dilihat di RSJPD Harapan Kita. Jadi, tak usah khawatirlah," jelasnya. Tidak hanya itu saja, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit luar negeri dalam bentuk pelatihan dan supervisi untuk kepentingan alih pengetahuan dan teknologi. "Ahli dari luar negeri memberikan pelatihan dan supervisi untuk tindakan-tindakan yang canggih yang jarang dilakukan," tuturnya.
  • 6. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 BINCANG 6 H ingga hampir setahun operasional BPJS Kesehatan, masih ada masyarakat yang belum tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai dengan aturan main BPJS Kesehatan. Masyarakat yang akan berobat ke rumah sakit umum pemerintah dengan kartu BPJS harus mendapat rujukan dari dokter, klinik/puskesmas, atau rumah sakit umum daerah. Masyarakat yang datang ke rumah sakit tersier, akan dilayani jika sudah mendapatkan rujukan dari peyanan kesehatan primer, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 001/2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (PMK). Aturan ini diterbitkan agar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat berjalan baik. Maka, sistem rujukan berjenjang mutlak dilakukan. Guna menelaah sejauh mana menciptakan persepsi betapa pentingnya sistem rujukan berjenjang, Info BPJS Kesehatan, mewawancari Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Prof Dr dr Akmal Taher, SpU (K), ketika menjadi nara sumber dalam sebuah seminar tentang perumahsakitan di Kota Surabaya. Berikut petikannya: Masyarakat menanggapi positif kinerja BPJS Kesehatan yang sudah berlangsung hampir satu tahun. Tetapi banyak pula yang enggan mengikuti sistem rujukan berjenjang. Benarkah seperti itu? Begini, secara umum Program JKN, memang mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Hal ini tercermin dari tingginya minat masyarakat mendaftar sebagai peserta. Soal rujukan, pun masih ada masyarakat yang belum memahami betul soal rujukan berjenjang. Padahal, sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana terdapat pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal. Dalam arti, dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal. Maksudnya, unit-unit yang setingkat kemampuannya. Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Jika, semuanya melaksanakan sistem ini, maka, akan memperoleh keuntungan. Misalnya, bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker), manfaat yang akan diperoleh di antaranya, membantu penghematan dana dan memperjelas sistem pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan meringankan biaya pengobatan karena pelayanan yang diperoleh sangat mudah. Bagi pelayanan kesehatan (health provider), mendorong jenjang karier tenaga kesehatan, selain meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan, serta meringankan beban tugas. Artinya, jajaran rumah sakit juga harus memahami soal sistem rujukan ini? Benar karena jika tidak memahami, ya bisa menimbulkan persepsi yang berbeda. Dalam menyukseskan Program JKN, rumah sakit juga diberlakukan adanya akreditasi. Selain itu, rumah sakit harus juga memahami penerapan sistem rujukan berjenjang, penetapan regulasi untuk mencegah Fraud terhadap pelayanan di RS, dan Identifikasi RS untuk melakukan perubahan dan perbaikan internal. Perubahan dan perbaikan internal dapat dilakukan dengan pembentukkan dewan pengawas rumah sakit, mengoptimalkan fungsi komite medik dalam meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga SDM kesehatan RS, serta membuat clinical guideline di RS. Mengenai akreditasi, sejauhmana pentinya dalam menyukseskan Program JKN ? Akreditasi merupakan hal penting bagi sebuah rumah sakit. Akreditasi menjadi salah satu indikator kinerja rumah sakit yang perlu diperhatikan di era JKN. Tidak hanya menentukan standar pelayanan RS dalam hal keselamatan pasien, akreditasi juga sangat berkaitan erat sebagai sarana kendali mutu dan biaya JKN. RS dapat dikatakan berhasil melaksanakan JKN ketika lebih dari 75 persen peserta puas dengan pelayanan rumah sakit. RS juga harus memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan, pemenuhan komitmen pelayanan, efisiensi biaya, perencanaan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, dan indikasi kejadian Fraud & Abuse. Dalam mencegah peluang risiko hukum dalam pelaksanaan JKN terutama terkait kendali mutu dan biaya, maka harus diperhatikan hal-hal seperti diperlukannya pemahaman konsep INA CBGs, pengkodean serta managemen risiko penanganan kewenangan pelayanan di tingkat faskes Suksesnya Program JKN ditandai dengan program yang bersifat sustainable atau berkelanjutan. Untuk itu perlu dikawal tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga stakeholders termasuk RS dan profesi. Kembali kepada soal rujukan berjenjang. Ada seorang pegawai enggan datang ke Puskesmas karena dianggap menghabiskan waktu? Secara umum, penerapan pelayanan berjenjang, sistem kapitasi, dan standardisasi penggunaan obat mutlak dilakukan agar sistem asuransi kesehatan sosial berjalan baik. Namun, dalam pengembangannya, masih muncul persoalan tentang aspek rujukan, biaya, dan kepersertaan BPJS. Semua itu, kita monitor dan terus dicarikan solusinya. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga yang tercantum pada kartu peserta BPJS Kesehatan. Apabila peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau fasilitas kesehatan sekunder. Pelayanan kesehatan di tingkat ini hanya bisa diberikan jika peserta mendapat rujukan dari fasilitas primer. Rujukan ini hanya diberikan jika pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik dan fasilitas kesehatan primer yang ditunjuk untuk melayani peserta, tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan peserta karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan atau ketenagaan. Jika penyakit peserta masih belum dapat tertangani di fasilitas kesehatan sekunder, maka peserta dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier. Di sini, peserta akan mendapatkan penanganan dari dokter sub-spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub- spesialiastik. Peserta Program JKN harus mengikuti sistem rujukan yang ada. Sakit apa pun, kecuali dalam keadaan darurat, harus berobat ke fasilitas kesehatan primer, tidak boleh langsung ke rumah sakit atau dokter spesialis. Jika ini dilanggar peserta harus bayar sendiri.Sistem rujukan seharusnya tidak membuat pegawai kesulitan. Kalau begitu, sistem rujukan berjenjang masih perlu sosialisasi? Selama ini, kita terus sosialisasikan berbagai persoalan atau permasalahan di lapangan. Sosialisasi yang kita lakukan terus menerus, guna menanamkan kesadaran masyarakat tentang sistem rujukan berjenjang. Ada pula, masyarakat yang enggan antre terus menyebarkan info kalau sistem rujukan terkesan berbelit- belit. Kebijakan sistem rujukan yang ditetapkan mencakup jejaring yang melibatkan swasta, dan membuka seluas- luasnya kesempatan bagi klinik yang mau bergabung dengan BPJS sehingga tidak terjadi antrean di Puskesmas. Apakah tim medis seperti perawat juga harus meningkatkan kompetensi? Peran perawat dalam sistem rujukan berjenjang adalah memahami secara jelas mengenai sistem rujukan. Karena perawat adalah petugas garda depan yang selalu menjadi tempat bertanya pasien atau masyarakat yang membutuhkan. Perawat harus selalu meningkatkan kompetensi agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara professional yang dibutuhkan pasien. Maka, monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem rujukan perlu dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah agar menjamin setiap masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dengan haknya. Berarti sistem rujukan berjenjang itu, tidak merepotkan masyarakat? Sekali lagi, sistem rujukan berjenjang justru diciptakan supaya masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan lebih mudah. Anda bisa bayangkan betapa rumitnya, jika masyarakat datang ke rumah sakit secara bersama-sama tidak mengindahkan sistem rujukan berjenjang. Jika tidak ada sistem rujukan berjenjang, maka rumah sakit akan kewalahan menangani jumlah pasien yang membludak. Antrean memanjang, pelayanan menjadi lebih lama dan kurang maksimal, serta tenaga medis di rumah sakit tersebut juga berpotensi kelelahan karena harus bekerja ekstra. Jika sudah kelelahan, tentu berbahaya bila dokter atau tenaga medis lainnya memaksakan diri untuk menangani jumlah pasien yang sangat banyak. Selagi penyakit Anda masih masuk ke dalam kategori ringan dan dapat diobati di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga, mengapa harus pergi ke rumah sakit? Jangan khawatir, para tenaga medis di fasilitas kesehatan primer juga memiliki kompetensi yang setara dengan dokter umum di rumah sakit. Tanpa Sistem Rujukan Berjenjang Rumah Sakit Bakal Kewalahan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Akmal Taher
  • 7. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 Untuk memberi memberikan pelayanan yang baik, BPJS Kesehatan melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan dalam penyediaan ambulan baik fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Fasilitas kesehatan dapat menggunakan ambulan milik sendiri atau membuat jejaring dengan pihak ketiga penyelenggara pelayanan ambulan. Pihak ketiga, antara lain Pemda atau Dinas Kesehatan Propinsi yang mempunyai ambulan, Ambulan 118, yayasan penyedia layanan ambulan, dan kerjasama dengan pemberi pelayanan ambulan dilakukan melalui perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan Kantor Cabang dengan fasilitas kesehatan, bukan antara BPJS Kesehatan Kantor Cabang dengan pihak ketiga penyelenggara ambulan. Ambulan untuk mobil jenazah. Pelayanan jenazah peserta BPJS Kesehatan diberikan jika peserta BPJS Kesehatan meninggal dunia saat dirawat inap di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Pelayanan yang didapat antara lain ambulans dari fasilitas kesehatan ke rumah duka dan pemulasaran jenazah (tidak termasuk peti mati). Pelayanan ambulan ini merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antarfasilitas kesehatan yang disertai dengan upaya ataukegiatan untuk menjaga kestabilan kondisi pasien untuk kepentingan keselamatan pasien. Layanan ambulan ini tertuang dalam Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Pasal 20 yang isinya soal manfaat non medis meliputi manfaat akomodasi dan ambulans. “ “ BENEFIT B 7 D i dalam pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukan hanya memberikan pelayanan pengobatan dan rehabilitasi, tetapi juga pencegahan agar peserta tidak menjadi sakit atau penyakitnya tidak menjadi komplikasi. Selain itu, ada juga pelayanan non medis seperti pelayanan mobil ambulan dan mobil jenazah. Pelayanan ambulan diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan dalam kondisi tertentu, yaitu saat kondisi pasien sesuai indikasi medis berdasarkan rekomendasi dari dokter yang merawat, Pelayanan ambulan diberikan jika kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta penuh dan pasien sudah dirawat paling sedikit selama tiga hari di kelas satu tingkat di atas haknya, Bagi pasien rujuk balik yang masih memerlukan pelayanan rawat inap di fasilitas kesehatan tujuan, misalnya pasien kanker rawat inap dengan terapi paliatif di rumah sakit tipe A dirujuk balik ke rumah sakit tipe B di bawahnya untuk mendapatkan rawat inap paliatif (bukan rawat jalan). Pelayanan ambulan dalam pelayanan jaminan kesehatan nasional mendukung kelancaran pelayanan kesehatan pasien. Oleh karenanya, pelayanan ambulan hanya diberikan untuk rujukan antarfasilitas kesehatan, yaitu antarfasilitas kesehatan tingkat pertama, atau dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ke fasilitas kesehatan rujukan, antarfasilitas kesehatan rujukan sekunder, dari fasilitas kesehatan sekunder ke fasilitas kesehatan tersier, bisa juga antar fasilitas kesehatan sekunder atau dari rujukan balik ke fasilitas kesehatan dengan tipe dibawahnya. Fasilitas kesehatan perujuk adalah fasilitas tingkat pertama atau tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan khusus untuk kasus gawat darurat yang keadaan gawat daruratnya telah teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan. Sedangkan fasilitas kesehatan penerima rujukan adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Pelayanan ambulan yang tidak dijamin adalah menjemput pasien selain dari fasilitas kesehatan (rumah, jalan, lokasi lain), mengantar pasien ke tempat selain fasilitas kesehatan. Pelayanan ambulan dijamin BPJS Kesehatan jika rujukan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Selain itu, pelayanan ambulan yang tidak dijamin BPJS Kesehatan adalah rujukan parsial (antar jemput pasien atau spesimen dalam rangka mendapatkan pemeriksaan penunjang atau tindakan, yang merupakan rangkaian perawatan pasien di salah satu fasilitas kesehatan, pasien rujuk balik rawat jalan, dan mobil jenazah. Untuk penggantian biaya pelayanan ambulan disesuaikan dengan standar biaya ambulan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Dalam hal belum terdapat tarif dasar ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, maka tarif mengacu kepada tarif yang berlaku di Kabupaten/Kota yang kondisi geografisnya relative sama dalam satu wilayah Provinsi. PelayananAmbulan JugaAdadiJKNLho..
  • 8. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 PELANGGAN 8 J aminan kesehatan nasional (JKN) semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya yang memerlukan pengobatan dengan biaya mahal. Seiring dengan berjalannya waktu, peserta BPJS Kesehatan semakin bertambah banyak, hingga rumah sakit pun kunjungannya mengalami peningkatan dan mengakibatkan antrean panjang untuk menanti mendapat pelayanan. Pasien rawat jalan di rumah sakit bisa menunggu antrean hingga delapan jam. Setelah mendapat surat rujukan dari Puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat primer, tahap pertama, pasien peserta BPJS Kesehatan harus mendaftarkan di loket BPJS Kesehatan yang ada di rumah sakit tujuan rujukan untuk mendapatkan surat eligibilitas peserta (SEP) . SEP ini merupakan verifikasi pertama peserta rujukan oleh BPJS Kesehatan sebagai prosedur awal peserta BPJS Kesehatan memasuki tahapan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Tahap kedua, mengantre di loket pendaftaran RS untuk mendapat rekam medik (medical record). Kemudian, antrean ketiga di poliklinik RS untuk mendapat pelayanan kesehatan sesuai saran pada rujukan. Dan antrean keempat di apotek untuk memperoleh obat. Empat tahapan prosedur itu membutuhkan waktu sekitar delapan Total waktu yang dibutuhkan dari empat tahap itu mencapai delapan jam. Untuk memudahkan peserta memperoleh pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan menyediakan fasilitas perangkat komputer untuk melakukan pendaftaran sendiri (self check-in). Pengembangan informasi dan teknologi (IT) ini menjadi salah satu solusi yang dapat memangkas antrean. SEP Mandiri dan Bridging System Pangkas Antrean Panjang Imel, salah satu peserta BPJS Kesehatan merasakan ada kemudahan saat berobat di RSUD Tangerang. “Biasanya saya antre lama sekali hanya untuk mendapatkan nomor ke poli. Sekarang bisa langsung dapat nomor karena mendaftar sendiri di komputer. Pertamanya sih bingung, gimana nih, terus ada petugas yang mengajari. Ya, cepetlah,” ujarnya, Penggunaan teknologi dapat mempercepat proses administrasi sehingga peserta mendapat pelayanan, tepat, dan maksimal. Sistem IT yang saling tersambung ini disebut bridging system. Jika sistem ini bisa terealisasi maka semua data yang ada di setiap tingkat fasilitas kesehatan bisa terhubung secara online. Artinya, akan mempercepat pelayanan. Di rumah sakit pun akan segera dibuat bridging sistem yang terhubung dengan BPJS Kesehatan, sehingga semuanya fasilitas kesehatan akan saling terhubung. Kondisi ini akan semakin mempermudah peserta BPJS Kesehatan mendapatkan pelayanan yang prima, mulai dari pelayanan di fasilitas kesehatan primer hingga fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Kini, memang belum semua Puskesmas atau fasilitas kesehatan primer terhubung dalam sistem online. Rumah sakit pun belum semuanya membuat bridging system dengan BPJS Kesehatan. Namun demikian, upaya ke arah sana masih terus dilakukan. Bahkan ke depan peserta bisa bukan hanya bisa menggunakan nomor induk kependudukan tetapi bisa menggunakan sidik jari (finger print) untuk mengakses data kepesertaan BPJS Kesehatan. Pengembangan IT itu harus dibarengi dengan pemahaman petugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan peserta. Petugas Puskesmas bertugas mengisi data pasien dalam sistem yang telah disediakan. Data dari fasilitas kesehatan tingkat pertama itu sangat penting karena yang utama. Masyarakat pun dituntut untuk memahami sistem informasi teknologi ini. Soal bridging system, Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, mengatakan sistem yang menghubungkan antara rumah sakit dengan BPJS Kesehatan menjadi jawaban atas antrean yang panjang. Namun, untuk membangun sistem bridging ini tidak mudah karena sistem yang diapakai rumah sakit dan BPJS Kesehatan berbeda. Namun, pemerintah menargetkan sistem bridging ini digunakan di seluruh RS vertikal milik pemerintah yang kini jumlahnya sekitar 30 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem bridging bertujuan meningkatkan efektivitas proses memasukan data serta efisiensi penggunaan sumber daya. Sistem itu diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dalam proses pengelolaan klaim, piutang, dan verifikasi. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah mengaplikasikan sistem bridging ini, mempunyai target, pasien menunggu dilayani tidak lebih dari 45 menit. Hingga Juni 2014 sistem bridging sudah digunakan 22 RS milik pemerintah. Antara lain RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUD Tarakan, RSUP Fatmawati, RS Haji Jakarta, RS Kanker Dharmais, RS Jantung Harapan Kita, RSPI Sulianti Saroso dan RSUP Persahabatan. Ada pula RSUD Margono Soekarjo (Purwokerto), RSUD Dr Sardjito (Yogyakarta), RSUD Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Wahidin Sudirohusodo (Makassar) dan RSUP Prof Dr R.D Kandou (Manado). Termasuk RSUD Arifin Achmad (Pekanbaru) dan RSU Adam Malik (Medan).
  • 9. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 TESTIMONI 9 P enyakit bisa menyerang siapa saja, tidak memandang miskin atau kaya. Bagi orang kaya mungkin tidak masalah karena dia mempunyai asuransi dan uang yang cukup, tetapi bagi orang yang tidak mampu, dihinggapi penyakit yang berat hanya bisa pasrah, bahkan ada yang hanya mengandalkan doa dan pengobatan alternatif di tabib yang bayaran jasanya sesuai kemampuan dan keikhlasan pasiennya. Bagi Marsi, 51, yang hidupnya menggantungkan pada sawah garapannya, jika sakit cukuplah disembuhkan dengan obat-obat “warung” saja atau dengan tanaman obat yang ada di sekitarnya. Namun, kali ini berbeda. Rasa sakit di bagian dadanya membuat dia gelisah tidak bisa tidur dan semakin hari semakin nyeri, akhirnya dia berobat di Puskesmas dekat rumahnya di Desa Lemah Duwur, Kebumen, Jawa Tengah. Beberapa minggu lalu, dokter menyampaikan hasil pemeriksaan patologi dan menvonis Marsi mengidap kanker payudara. Di payudara sebelah kiri Marsi ditemukan ada tumor ganas yang bersarang di sana. Setelah dia sampaikan ke suami dan anak- anaknya, mereka pun hanya terdiam dan tidak bisa memutuskan apa-apa. “Ya, semua hanya bisa bingung saja, mau bagaimana lagi tak punya, saya sudah pasrah saja dan siap menahan rasa sakit,” kata Marsi dengan suara lirih. Ketika ditemui di Rumah Sakit Palang Biru Gombong, Kebumen, Marsi lebih banyak diam. Sambil menunggu giliran konsultasi dokter, dia menceritakan nasibnya yang kurang beruntung. Awalnya, dia takut berobat karena tidak punya uang yang cukup. Ingin menggunakan kartu Jamkesmas yang dia miliki, juga takut tidak dilayani dengan baik. Pengobatan dengan herbal ternyata tidak ada pengaruhnya, benjolan di payudaranya semakin membesar, dan akhirnya payudara sebelah kiri diangkat. “Alhamdulillah, tidak ada biaya apa-apa semua ditanggung oleh Jamkesmas, katanya sekarang jadi BPJS Kesehatan. Kalau harus bayar ya pasti repot karena biayanya sampai jutaan rupiah,” ujarnya. Tumor Ganas Bersarang di Payudara Marsi Setelah payudaranya diangkat, dia harus menjalani kemoterapi di RS Margono yang berada di Purwokerto, Jawa Tengah. Untuk itu, dia harus mondar-mandir Kebumen-Purwokerto setiap dua minggu sekali. Selama rawat jalan, Marsi disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, makanan disarankan direbus, bukan digoreng, tidak boleh menggunakan bumbu msg atau penyedap. Semua masalah yang dihadapi Marsi dijalaninya dengan tawakal dan selalu mohon perlindungan Tuhan. Marsi yang saat itu diantar anak laki- lakinya, sabar menunggu dokter hingga dua jam, karena jarak dari rumahnya ke rumah sakit Palangbiru Gombong ditempuh dalam waktu satu jam dengan menggunakan sepeda motor. Harapannya, dia bisa sembuh dan bisa bekerja mencari tambahan pendapatan keluarga. Dia pun tak berhenti mengucap syukur karena telah dibantu oleh BPJS Kesehatan. “Kalau tidak Jamkesmas (maksud dia BPJS Kesehatan – Red), saya tidak tahu harus bilang apa lagi. Untung pemerintah punya program ini yaa (jaminan kesehatan nasional – Red), sehingga saya tertolong,” ujarnya. Dia pun sempat bertanya, apakah kalau Presidennya ganti programnya diganti juga ya, imbuhnya. Marsi mengatakan, bagi dia dan keluarganya serta keluarga-keluarga lain yang ada di desanya merasa senang adanya program JKN yang memberi jaminan kesehatan kepada penduduk tidak mampu. “Semoga ya, ganti presiden, jangan diganti program- program yang bagus untuk rakyat, seperti saya ini sungguh terbantu. Mau makan susah, mau beli apa juga susah, mau bekerja hanya bisa jadi petani saja, tetapi tidak punya pilihan lain,” ujarnya. Marsi , 51 Tahun Kebumen Jawa Tengah
  • 10. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 SEHAT T erlalu banyak kegiatan yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan bisa menimbulkan stres jika tidak diantisipasi dengan berbagai kegaiatan selingan lainnya. Tidak memiliki pekerjaan pun bisa menimbulkan stres. Namun, masyarakat hendaknya tidak mengabaikan persoalan ini karena bisa memunculkan penyakit yang mengancam nyawa. Alasannya, stres bisa menimbulkan kolesterol makin tinggi dan terus akan merambah ke jantung.Untuk itu, kita bisa melakukan berbagai cara mengurangi kepenatan yang membebani pikiran. Saat mengalami stres berat, seseorang cenderung memilih makanan manis atau yang membuat perasaan nyaman seperti permen, cookie atau cake cokelat. Sebabnya, stres bisa melepas berbagai hormon yang bisa mengubah sistem metabolisme tubuh, salah satunya cortisol. Hormon ini mampu meningkatkan nafsu makan dan mendorong keinginan untuk mengkonsumsi makanan manis dan berlemak. Jadi, sebisa mungkin segera atasi saat stres mulai mendera. Caranya bisa dengan olahraga, aromaterapi atau meditasi. Ada cara yang paling mudah atasi stres, misalnya, tarik napas dalam-dalam lalu letakkan tangan di perut. Bayangkan perut bergoyang-goyang seperti bila Anda mulai tertawa. Dengan cara ini, Anda mengambil satu langkah maju untuk mengurangi hormon stres. Temuan ini adalah hasil dari studi kecil terhadap 16 pria sehat. Mereka dibagi dalam dua kelompok. Kelompok eksperimental diberi antisipasi atas sesuatu yang lucu, sisanya sebagai pembanding. Peneliti menguji kadar tiga hormon stres dalam darah partisipan dan membandingkannya dengan kelompok kontrol. Mereka menemukan bahwa kelompok yang telah mengantisipasi tertawa lebih dulu, kadar tiga hormon stresnya menurun, seperti dirilis WebMD. Kadar kortisol (hormon stres) turun 39 persen. Adrenalin, yang diketahui sebagai epinefrin, turun 70 persen. Kadar dopak, yaitu zat kimia yang berhubungan dengan perasaan baik (dopamin), berkurang 38 persen. Secara persisten naiknya kadar hormon stres dalam darah dikaitkan dengan melemahnya sistem kekebalan.“Temuan ini membuat kami yakin bahwa dengan mencari pengalaman positif yang membuat tertawa, kita bisa tetap sehat,” ujar Lee Berk, seorang peneliti, dalam sebuah seminar di Jakarta. Selanjutnya, studi serupa yang telah mereka lakukan dua tahun sebelumnya, yakni bahwa tertawa memicu meningkatnya hormon yang menyehatkan seperti betaendorfin. Para peneliti dari Ibermutuamur, sebuah perusahaan asuransi yang menangani kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, melakukan penelitian untuk membuktikan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner untuk melihat apakah ada hubungan antara stres kerja dengan meningkatnya kadar kolestrol dalam darah. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 8,7 persen dari 91.593 peserta mengalami stres kerja. Selain itu, mereka juga mengalami tingkat kecemasan dan gejala depresi. Dibandingkan dengan kadar 'kolestrol baik' (HDL), peserta yang mengalami stres kerja memiliki kadar 'kolestrol jahat' (LDL) yang lebih tinggi. Ketika orang merasa stres, pola makan mereka cenderung tidak sehat. Akibatnya, kadar kolestrol dalam tubuh tidak dapat dikontrol dengan baik. Ini sangat membahayakan. Sebab, apabila Anda memiliki kadar 'kolestrol jahat' (LDL) yang tinggi, pembuluh arteri Anda dapat tersumbat. Selain itu, risiko perkembangan penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner, Salah satu dampak stres, bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan, sejumlah kasus kematian bisa disebabkan oleh jantung koroner. Penyebab terjadinya penyakit tersebut juga bermacam-macam seperti gaya hidup, pola makan, dan faktor keturunan, termasuk kebiasaan sehari-hari yang tak disadari bisa mengancam kesehatan jantung. Dr Sharad Kasarle, Kepala penelitian sekaligus Managing Director di DSK Nutrition and research centre, saat datanag ke sebuah rumah sakit di Ibukota Jakarta, mengungkapkan, penderita jantung tidak hanya diidap oleh kalangan lansia. tetapi banyak pula kawula yang menderita penyakit jantung. "Peningkatan jumlah orang yang terjerumus penyakit arteri koroner di India rata-rata masih berusia muda. Di India ada sekitar 45 juta pasien jantung koroner dengan jutaan orang yang memiliki gaya hidup modern yang penuh stres dan depresi," kata Dr Sharad Kasarle. Maka, dirinya memberikan rekomendasi agar tidak terhindar penyakit yang bisa mengancam jiwa manusia. Misalnya, tak makan buah dan sayur. "Diet untuk jantung sehat yang paling baik adalah pola makan nabati. Berarti banyak mengasup buah, sayur, kacang-kacangan, biji- bijian, susu rendah lemak, dan protein serta hindari junk food," paparnya. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang makan lebih dari lima porsi buah dan sayur sehari berisiko 20 persen lebih rendah terkena penyakit jantung atau stroke dibanding mereka yang makan kurang dari tiga porsi buah dan sayur dalam sehari. Depresi. Sering merasa stres, bermusuhan dengan teman, atau depresi bisa mengancak kesehatan jantung Anda. Emosi yang tak menentu tiap harinya bisa mempengaruhi jantung Anda karena emosi itu kerap menginternalisasi stres yang bisa membahayakan jantung. Banyak penelitian yang menunjukkan sering tertawa serta dukungan sosial bisa membantu mengurangi stres Anda. Maka, saat ada masalah, cobalah untuk berbagi dengan orang lain. Dengkuran.Mendengkur bisa jadi tanda adanya masalah yang serius misanya Obstructive Sleep Apnea (OSA). Gangguan ini ditandai dengan terganggunya pernapasan saat tidur dan mengakibatkan tekanan darah naik. Orang yang menderita OSA empat kali lebih rentan menderita penyakit kardiovaskular. OSA rentan terjadi pada orang gemuk, tapi juga bisa dialami orang bertubuh langsing. Jika Anda mendengkur dan bangun dalam keadaan lelah, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter. Kesehatan gigi. Ada hubungan kuat antara penyakit gusi dengan penyakit jantung. Jika Anda tidak membersihkan gigi hingga menjadi lengket dan bakteri sarat plak kerap tumbuh, itu bisa mengakibatkan penyakit gusi dan ini dapat memicu peradangan dalam tubuh."Peradangan mempromosikan semua aspek aterosklerosis. Mengobati penyakit gusi bisa meningkatkan fungsi pembuluh darah," kata Dr Sharad. Selanjutny, nonton TV. "Orang-orang yang duduk di depan TV lebih dari empat jam sehari 80 persen lebih mungkin meninggal karena terkait masalah jantung dan penyakit arteri," kata Dr Sharad. Bahkan orang yang mempunyai berat badan sehat tapi terlalu banyak duduk, akan berisiko buruk pada gula darah dan lemak darah. Semua ini, berhubungan dengan masalah kebiasaan ketika kembali ke rumah setelah duduk enam sampai delapan jam di kantor, kita justru merasa nyaman saat duduk di depan tv padahal itu meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Isolasi diri. Beberapa orang memang terkadang menyebalkan, tapi tak ada salahnya Anda memperkuat hubungan dengan orang yang memang Anda senangi. Orang yang memiliki koneksi kuat dengan orang lain umumnya cenderung hidup lebih lama. Setiap manusia memang butuh waktu sendiri tapi itu bukan berarti menarik diri Anda dari pergaulan. Merokok."Merokok adalah bencana total pada jantung Anda," kata Dr Sharad. Merokok bisa menyebabkan pembekuan darah yang dapat menghalangi aliran darah ke jantung dan memberi kontribusi penimbunan plak di arteri. Makan cemilan asin. Makin banyak garam yang dikonsumsi, semakin tinggi tekanan darah Anda. Satu dari tiga orang dewasa di Amerika memiliki tekanan darah tinggi yang menjadi faktor risiko utama untuk stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung. "Jauhi junk food dan baca konten natrium pada label makanan. Lebih banyak konsumsi buah, sayur, dan yang tidak asin. Kita harus menjaga asupan natrium di bawah 2,3 gram per hari. Jika punya tekanan darah tinggi atau berusia 50 tahun lebih, asupan garam tak lebih dari 1,5 gram per hari," jelasnya. Obesitas. Kelebihan berat badan adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Cobalah makan lebih sedikit, hindari porsi berlebih, dan ganti minuman manis dengan air putih. Dr Sharad juga menyarankan kurangi asupan karbohidrat berkalori tinggi seperti roti dan pasta dan perhatikan label makanan yang rendah lemak tapi nyatanya justru mengandung banyak kalori. Minum banyak alkohol.Sedikit alkohol mungkin baik bagi jantung Anda. Tapi terlalu banyak jumlah alkohol yang diminum bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kadar lemak darah, dan gagal jantung. Selain itu, tambahan kalori pada alkohol bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan itu bisa mengancam jantung. BisaAncamNyawa turut meningkat. Maka, jangan pernah sepelekan stres yang datang. alasannya, stres berkepanjangan bisa mengantarkan pada risiko berbagai penyakit kornis. Misalnya, hipertensi.Saat stres terjadi peningkatan pada adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Ketika hal ini sering terjadi, maka tekanan darah akan meningkat secara permanen. Untuk diketahui, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung. Menurut sejumlah dokter yang tengah diskusi di sebuah hotel berbintang di Jakarta, pekan lalu, stres dapat mengakibatkan jantung bekerja lebih keras. Stres yang kronis bisa meningkatkan denyut jantung seperti dampak dari merokok. Stres juga dapat memengaruhi kadar glukosa di dalam darah. Ketika stres terjadi secara teratur, maka seseorang sangat berisiko terkena penyakit diabetes. Ini merupakan salah satu dampak stres yang sering terabaikan. TIPS Hindari Kebiasaan Buruk Dampak Stres STRESS Info BPJSKesehatan edisi6Tahun201410
  • 11. Info BPJSKesehatan edisi6Tahun2014 Apa itu Virtual Account? Virtual Account adalah nomor identitas yang didapat peserta setelah melakukan pendaftaran yang digunakan peserta untuk melakukan pembayaran. Nomor Virtual Account sebanyak 16 digit yang terdiri dari 5 digit pertama kode bank kemudian 1 digit kode peserta/ badan usaha dan 10 digit nomor identitas peserta Bagaimana jika peserta kehilangan nomor Virtual Account? peserta menghubungi Kantor BPJS Kesehatan dengan menunjukkan KTP/KK Bagaimana jika perusahaan ingin menggabungkan beberapa VA (Kantor Cabang) menjadi satu VA (Kantor Pusat) ? Induk Perusahaan harus membuat surat BPJS Kesehatan untuk menggabungkan seluruh VA menjadi satu VA, dengan ketentuan masing-masing VA tidak mempunyai piutang Bagaimana jika saya ingin membayar,VA tidak dapat digunakan? peserta menghubungi Kantor BPJS Kesehatan dengan menyebutkan nomor identitas peserta Bagaimana jika iuran yang muncul pada Bank tidak sesuai dengan yang tertera pada Lembar Virtual Account ? Peserta dapat segera melakukan konfirmasi kepada kantor BPJS Kesehatan. Bagaimana jika Nama yang muncul pada ATM tidak sesuai dengan Identitas peserta ? Peserta dapat segera melakukan konfirmasi kepada kantor BPJS Kesehatan. Kilas&Peristiwa Q&A Question and Answer 11 JAKARTA - Sebagai upaya meningkatkan peran dan fungsi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan khususnya Rumah Sakit (RS) Vertikal dalam memberikan pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan bersama dengan Kementerian Kesehatan menggelar Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014. Ajang pemberian penghargaan ini sekaligus bentuk apresiasi kepada RS vertikal yang menjadi mitra dan mendukung BPJS Kesehatan. “Keberhasilan program JKN tidak bisa lepas dari dukungan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan selaku mitra BPJS Kesehatan. Karena itu, perlu terus ditingkatkan peran dan fungsinya dalam memberikan pelayanan dalam rangka kendali mutu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan JKN,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pada saat acara pemberian penghargaan Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014 di Jakarta, Senin (8/9). Penghargaan Hospital Awards The Best Role Model RS Vertikal 2014diberikan berdasarkan hasil penilaian dari Tim Penilai yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Parameter yang dijadikan kriteria penilaian mencakup sistem pendaftaran, sistem pelayanan terhadap peserta, sistem penagihan klaim dan sistem penanganan keluhan peserta program JKN. Tim Penilai sebelumnya melakukan kunjungan lapangan untuk mengecek self assessment yang telah diisi oleh masing- masing rumah sakit selama periode 11 – 29 Agustus 2014. Tim Penilai kemudian menetapkan pemenang berdasarkan dua kategori, yaitu Kategori RS Umum dan Kategori RS Khusus. Juara Kategori RS Umum adalah: Juara I : RS Sanglah Denpasar Bali Juara II : RSUP Fatmawati Jakarta Juara III : RSU Dr. Kariadi Semarang Juara Kategori RS Khusus: Juara I : RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Juara II : RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat (RS Jiwa Lawang) Juara III : RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi rumah sakit dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM), BPJS Kesehatan menggelar Pertemuan Nasional Manajemen Rumah Sakit dan DPM 2014. Kegiatan yang berlangsung pada 10 – 12 September di Bandung ini akan dibuka oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan diikuti oleh Tim DPM Pusat, DPM Provinsi serta sejumlah direktur rumah sakit pemerintah dan swasta. Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan sistem rujukan berjenjang pelayanan kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekaligus menjadi sarana diskusi, berbagi pengalaman dan mencari solusi atas permasalahan terkait pelaksanan JKN. “Untuk menyukseskan pelaksanan JKN serta kendali mutu dan biaya yang berdampak kepada sustainibilitas BPJS Kesehatan, maka sistem rujukan berjenjang mutlak dilakukan. Sehubungan dengan hal itu, perlu koordinasi antara BPJS Kesehatan dengan pihak-pihak terkait sehingga tercipta persepsi, pemahaman yang sama, dan kesadaran akan pentingnya sistem rujukan berjenjang dilaksanakan secara optimal,” jelasnya. Melalui Pertemuan Manajemen Rumah Sakit dan DPM, BPJS Kesehatan juga berharap mendapatkan masukan tentang pelaksanaan JKN yang bisa dijadikan rekomendasi untuk diusulkan kepada regulator. “Kegiatan ini juga menjadi sarana sosialisasi khususnya kepada internal BPJS Kesehatan terkait terbitnya beberapa regulasi baru,” kata Fachmi. Pertemuan Manajemen Rumah Sakit dan DPM untuk Optimalisasi Sistem Rujukan Berjenjang Acara pertemuan Manajemen Rumah Sakit dengan DPM ini akan diisi oleh sejumlah rapat dan diskusi antara lain tentang kendali mutu dan biaya di era JKN, evaluasi pelaksanaan program JKN, serta peran rumah sakit dan komite medik dalam mencegah inefisiensi biaya pelayanan kesehatan dengan menghadirkan para pembicara di antaranya Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), para direktur rumah sakit dan akademisi. Tak hanya itu, acara tersebut juga menghadirkan KPK sebagai salah satu narasumber dalam rangka pencegahan fraud dalam pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Tingkatkan Peran Faskes Lanjutan Lewat Hospital Awards